Anda di halaman 1dari 8

Makalah BTA

Guru Pembimbing Ustadz Ahmad Tahir Lc

Kelompok 3
 Nor lam'ah
 Nanda auliana dewi
 Fauzah
 Humairah
 Yasir lana

Departemen Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tamban
Kab. Barito Kuala 2019/2020
Syukur Nikmat
A. Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah
Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran,dan wa
syukuran yang berarti berterima kasih kepada-Nya. Bila disebut kata asy-syukru,maka
artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya berterima kasih bagimu,asy-
syukru artinya berterima kasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima
kasih. Menurut Kamus Arab – Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara, yaskuru,
syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.

B. Dalil

- Adh Dhuha [93] Ayat 1-11

ُّ َ
‫الض َ ى‬
ٰ‫ح‬ ‫و‬
َ ‫الل ْيلٰإ َذ‬
‫اٰس َ ى‬
ٰ‫ح‬
َّ َ
ِ ِ ‫و‬
َ َ َ َ ُّ َ َ َ َّ َ َ
‫اٰق َ ى‬
ٰ‫ل‬ ‫ماٰودعكٰربكٰوم‬
ُْ َ َُ ََْ
‫ٰخ ْْ ٌي َٰل َك ِٰم َنٰاْل َ ى‬
ٰ‫ول‬ ‫ولْل ِخرة‬
َ َ ‫َو َل َس ْو‬
‫يك َٰرُّب َكٰف َ ْي َ ى‬
ٰ‫ض‬
َ
‫ف ُٰي ْع ِط‬
َ ً َ َ ْ َ ْ ََ
ٰ‫يماٰف َآو ى‬
‫ى‬ ‫ألمٰي ِجدكٰي ِت‬
َ َ ‫َ َ َ ا‬
ٰ‫َو َو َجدكٰضاًّلٰف َهد ىى‬
ْ ََ ً َ َ َ َ َ َ
ٰ‫ٰعا ِئًلٰفأغ َ ى‬
‫ن‬ ‫ووجدك‬
ْ َ َ َ َ َ ْ َّ َ َ
‫يمٰفًلٰتق َه ْ ٰر‬ ‫فأماٰالي ِت‬
َْ ََ
‫اٰالسا ِئ َلٰفًلٰتن َه ْ ٰر‬َّ ‫َو َأ َّم‬

ْ ِّ َ َ ِّ َ َ ْ َّ َ َ
ٰ ‫ٰربكٰف َحد‬
‫ث‬ ‫اٰب ِنعم ِة‬
ِ ‫وأم‬

Artinya :

1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,”


2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),”
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci” kepadamu.
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).”
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi
puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?”
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.”
8. “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.”
9. “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.”
10. “Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”
11. “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”

Makna ayat terakhir

(Dan terhadap nikmat Rabbmu) yang dilimpahkan kepadamu, yaitu berupa kenabian dan
nikmat-nikmat lainnya (maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya) yakni
mengungkapkannya dengan cara mensyukurinya. Di dalam beberapa Fi'il pada surah ini
Dhamir yang kembali kepada Rasulullah saw. tidak disebutkan karena demi memelihara
Fawashil atau bunyi huruf di akhir ayat. Seperti lafal Qalaa asalnya Qalaaka; lafal Fa-aawaa
asalnya Fa-aawaaka; lafal Fahadaa asalnya Fahadaaka; dan lafal Fa-aghnaa asalnya Fa-
aghnaaka

C. Hukum Tajwid

Lafal Hukum Bacaan Sebab / Alasan Keterangan

Ghunnah Huruf Mim ditekan dan


‫َوأ َ َّما‬ Huruf mim bertasydid ditahan 2 harakat.
Musyaddah

Mad Lazim Kilmi Mad Thabii bertemu Huruf Dhad dibaca


ّ ‫ض‬
‫َآًلا‬ panjang 6 harakat.
Mutsaqqal dengan huruf tasydid

Mim sukun bertemu Mim sukun dibaca jelas.


‫أَلَ ْام ي َِجدْكَا‬ Izhar Syafawi
dengan Ya
Ya sukun setelah Ya sukun dibaca lunak.
‫َخيْرا‬ Mad Layyin
harakat Fathah
Huruf Dal berharakat Huruf Dal dibaca
‫ي َِجدْكَا‬ Qalqalah Sugra sukun ditengah panajng. memantul
kalimat ringan.

Mad Thabii bertemu Huruf Sin dibaca


‫سآ ِئ َلا‬ Mad Wajib Muttasil Hamzah dalam satu panjang 4 sampai 5
َّ ‫ال‬
kalimat harakat.

A. Pembahasan
Bersyukur kepada Allah pada hakikatnya adalah mengakui bahwasanya segala
kenikmatanyang ada pada diri kita dan semua makhluk ciptaan-Nya adalah berasal dari
Allah Ta’ala. Dalam bahasa mudahnya bersyukur adalah berterima kasih. Kita sering kali
berterima kasih kepada sesama manusia, tetepi melupakan satu hal yang justru harus kita
lakukan yaitu mensyukuri nikamat Allah yang ada pada diri kita semuanya.
B. Keutamaan Bersyukur
Tidak perlu diragukan lagi akan keutamaan syukur dan ketinggian derajatnya,
yakni syukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang datang terus beruntung dan
tiada habis-habisnya. Di dalam Al-Quran Allah menyuruh bersyukur dan melarang
kebalikannya. Allah memuji orang-orang yang mau bersyukur dan menyebut mereka
sebagai makhluk-makhluk-Nya yang istimewa. Allah menjadikan syukur sebagai tujuan
penciptaan-Nya, dan menjanjikan orang-orang yang mau melakukannya dengan
balasan yang sangat baik. Allah menjadikan syukur sebagai sebab untuk menambahkan
karunia dan pemberian-Nya, dan sebagai sesuatu yang memelihara nikmat-Nya. Allah
memberitahukan bahwa orang-orang yang mau bersyukur adalah orang-orang yang
dapat memanfaatkan tanda-tanda kebesaran-Nya.
Allah memerintahkan untuk bersyukur pada beberapa ayat Al-Qur’an. Allah
berfirman:

“dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (An-NahI:
114)

“Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”(Al-


Baqarah: 152)

“Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu


bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
C. Cara Bersyukur
Rasulullah SAW dikenal sebagai abdan syakuura (hamba Allah yang banyak
bersyukur). Setiap langkah dan tindakan beliau merupakan perwujudan rasa syukurnya
kepada Allah. Suatu ketika Nabi memengang tangan Muadz bin Jabal dengan mesra
seraya berkata :
“Hai Muadz, demi Allah sesungguhnya aku amat menyayangimu”. Beliau melanjutkan
sabdanya, “Wahai Muadz, aku berpesan, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap
sehabis shalat berdoa:
“Allahumma a’innii alaa dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika”
Yang artinya: Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa ingat kepada-Mu, mensyukuri
nikmat-Mu, dan baik dalam beribadah kepada-Mu.
Mengapa kita perlu memohon pertolongan Allah dalam berdzikir dan bersyukur
? ., Tanpa pertolongan dan bimbingan Allah amal perbuatan kita akan sia-sia. Sebab kita
tidak akan sanggup membalas kebaikan Allah kendati banyak menyebut asma Allah;
Menyanjung, memuja dan mengaungkan-Nya. Lagi pula, hakikat syukur bukanlah
dalam mengucapkan kalimat tersubut, kendati ucapan tersebut wajib dilakukan
sebanyak-banyaknya.
Al Junaid (seorang sufi), pernah ditanya tentang makna (hakikat) syukur. Dia
berkata, “Jangan sampai engkau menggunakan nikmat karunia Allah untuk bermaksiat
kepada-Nya”.
Ketika kita menerima pemberian Allah kita memuji-Nya, tetapi ini sama sekali
belum mewakili kesyukuran kita. Pujian yang indah dan syahdu saja belum cukup, dia
baru dikatakan bersyukur bila diwujudkan dalam bentuk amal saleh yang diridhai Allah.
Abu Hazim Salamah bin Dinar berkata, “Perumpamaan orang yang bersyukur
kepada Allah hanya dengan lidah, namun belum bersyukur dengan ketaatannya, sama
halnya dengan orang yang berpakaian hanya mampu menutup kepala dan kakinya,
tetapi tidak cukup menutupi seluruh tubuhnya. Syukur sejatinya terungkap dalam
seluruh sikap dan perbuatan, dalam amal perbuatan dan kerja Nyata.
Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah, yaitu sebagai
berikut:
1. Bersyukur dengan hati nurani
Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur
dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya
nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu
menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal
dari Allah. Hanya Allah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.
2. Bersyukur dengan ucapan
Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk
menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengucapkan subhanAllah, maka baginya 10
kebaikan. Barangsiapa membaca La ilaha illallah, maka baginya 20 kebaikan. Dan,
barangsiapa membaca Alhamdulillah, maka baginya 30 kebaikan.
3. Bersyukur dengan perbuatan (oleh anggota tubuh)
Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk
hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus
dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain mata, telinga, lidah, tangan, perut,
kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk
kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan
mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, “Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” (QS Adl-dluha
[93]: 11).
Kesimpulan dan Penutup

Dari materi diatas dapat di simpulkan bahwa syukur adalah salah satu ungkapan
terimakasih seseorang kepada sang pemberi nikmat, yang dapat di aplikasikan melalui
lisan, hati, juga perbuatan, yang memilik ikeutamaan pada al-qur’an, as-sunnah, dan atsar
sahabat. Seorang yang senantiasa bersyukur niscaya Allah tambah kenikmatannya,
sedangkan seorang yang kufur niscaya Allah ambil kenikmatannya,serta dapat
menimbulkan bahaya dan bencana.

Kritik dan saran pembaca sangat kami perlukan, karena dengan kritik dan saran
dari pembaca kami dapat memperbaiki makalah yang mana makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Dengan bangga dan hormat kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://tafsirweb.com/37362-surat-adh-dhuha.html
http://fadillahid.blogspot,com/2014/09/makalah-mensyukuri-nikmat-
allahswt.html?m=1http://fadillahid.blogspot,com/2014/09/makalah-mensyukuri-nikmat-
allahswt.html?m=1
http://muhamadthohir86.blogspot.com/2016/11/makalah-pengertian-syukur-
pembagian.html?m=1
https://www.geogle.com/am/s/juz-amma.ayatalquran.net/surah-ad-dhuha-ayat-1-
11-arab-latin-dan-artinya/amp

https://portal-ilmu.com/nikmatnya-bersyukur-kepada-allah-swt/
http://sayutialhandi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai