Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PORTOFOLIO

“SEJARAH MUNCULNYA POSTULAT EINSTEIN DAN TRANSFORMASI LORENTZ”

OLEH

XII MIPA 7

KELOMPOK WATT : 1. DEWI LESTARI

2. KHAIRUNNISA SUDRAM

3. NURALAM PAKU BUMI

4. RATNA AMANDA

SMA NEGERI 1 LUWU

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Siapa yang tidak mengenal formula Einstein E = m c2 atau paradoks si kembar yang mendapati
saudara kembarnya sudah jauh lebih tua setelah ia melakukan perjalanan dengan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya? Namun tidak semua orang tahu kalau "keajaiban" tersebut hanyalah
bagian kecil dari teori relativitas.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa --sebutlah namanya X--meluncur laju menjauhi
bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang
berada di pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan.
Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju pada arah yang
sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan yang berlebih. Apabila pengamat
di bumi mengukur kecepatan pesawat ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu
melaju menjauhi bumi pada kecepatan 180.000 kilometer per detik.Pengamat di atas pesawat ruang
angkasa Y akan berkesimpulan serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang angkasa itu melaju pada arah yang bersamaan,akan tampak
bahwa beda kecepatan antara kedua pesawat itu 80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih
cepat tak bisa tidak akan bergerak menjauhi pesawatyang lebih lambat pada kadar kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari kedua pesawat ruang
angkasa, mereka akan bersepakat bahwa jarak antara keduanya bertambah pada tingkat ukuran
100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000kilometer per detik. Kelihatannya hal ini mustahil.
Kelihatannya seperti olok-olok.Pembaca menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-
jangan ada perincian yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada
hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.
Fenomena tersebut dapat kita ketahui melalui teori relativitas. Lalu, bagaimana teori tersebut
dapat terungkap? Siapakah pencetusnya? Untuk itu, pada makalahini akan dibahas tentang sejarah
“Teori Relativitas”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sejarah munculnya postulat einstein
2. Apa akibat dari postulat einstein
3. Bagaimana transformasi lorentz

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk memahami sejarah tentang postulat einstein
2. Untuk memahami dan mendalami materi relativitas khusus
3. Sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran fisika
4. Untuk menambah pengetahuan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah munculnya postulat Einstein
Pada tahun 1915 Albert Einstein mempublikasikan sebuah teori yang kemudian disebut Teori
Relativitas Umum oleh Akademi Sains Prussia. Teori-teori Einstein merupakan hal baru dalam dunia
fisika saat itu dan beberapa bagian menyanggah teori Newton.
Teori Relativitas Umum menggambarkan alam semesta sebagai hubungan antara materi dan
geometri ruang-waktu (spacetime). John Wheler menyederhanakan Teori Relativitas Umum
Einstein ini dalam satu kalimat: materi membuat ruang-waktu melengkung (curved), dan ruang-
waktu membuat materi bergerak (motion). Kombinasi geometri-materi inilah yang kita rasakan
sebagai gravitasi. Teori Relativitas Umum menjelaskan interaksi pada skala makro atau tingkat kasat
mata, misalnya peredaran planet, bintang, dan galaksi
Konsep relativitas khusus memandang ruang-waktu sebagai jalinan koordinat mirip sehelai
permadani yang dibentangkan di lantai, alias datar. Dua tahun kemudian, Eisntein tidak bisa
mempertahankan anggapan ruang-waktu yang datar ini ketika ia mencoba menerapkan kaitan
antara relativitas khusus dan gravitasi. Akhirnya setelah memainkan matematika yang cukup rumit
dan dengan menganggap bahwa cahaya adalah partikel yang sebenar-benarnya (foton) hingga
bisa dipengaruhi gravitasi, didapatkanlah relativitas umum, yang dirumuskan Einstein di tahun
1916 dan demikian menggemparkan. Pada intinya, ketika di ruang-waktu terdapat obyek yang
cukup masif atau padat (seperti planet, bintang-bintang dan galaksi), ruang-waktu akan
melengkung (mirip mangkok) dan itulah yang disebut gravitasi. Pada masa kini, selain mekanika
kuantum, relativitas umum adalah permata nya fisika, yang sanggup menjelaskan perilaku alam
semesta dalam struktur berskala besar. Penemuan black hole yaitu bintang bergravitasi sangat
besar hingga mampu menyerap seluruh cahayanya sendiri terkait erat dengan teori gravitasi
Einstein ini.

Gambar 7. Konsep Ruang-waktu dalam Teori Relativitas Umum. Massa mempengaruhi bentuk kontur
dimensi ruang-waktu, dan bentuk kotur dimensi ruang-waktu mempengaruhi massa untuk bergerak

4
Teori Relativitas Umum membuat geger karena menyanggah Persamaan Gravitasi
Hukum Newton bahwa gravitasi bukanlah sebuah gaya namun hanya konsekuensi dari akibat
pelengkungan ruang-waktu. Waktu menjadi parameter bersama ruang tiga dimensi membentuk
ruang-waktu atau spacetime, ruang-waktu memiliki referensi terhadap kejadian (event) yang
secara matematis disimbolkan dengan koordinat (t, x, y, z) atau dalam koordinat angular (t, r, θ,
dan φ).

Gambar 8. Menurut
teori relativitas umum
ruang-waktu tidak datar
tetapi melengkung
karena cahaya sebagai
foton dipengaruhi oleh
gravitasi. Cahaya
bintang yang sampai ke
bumi dipengaruhi oleh
gravitasi matahari
(ditarik ke arah
matahari) sehingga
orang melihat letak
bintang tidak pada
tempat yang semestinya
(garis kuning) tetapi
berada pada posisi semu
(garis merah)

Teori Relativitas Umum tidak dibahas dalam makalah ini melainkan Teori Relativitas
Khusus. Melihat riwayat teori relativias umun ini saja, merujuk pada kata-kata Sir Arthur
Eddington di tahun 1930 an, pada saat itu hanya ada 3 orang di dunia yang bisa memahami
relativitas umum, yakni Einstein dan Eddington sendiri, serta orang muda India yang saat itu
sedang berlayar ke Inggris untuk menuntut ilmu di Cambridge Inggris di bawah asuhan
Eddington bernama Subrahmanyan Chandrasekhar.

1. Relativitas Newton
Teori relativitas muncul dari kebutuhan terhadap kerangka acuan, yaitu suatu
patokan yang dapat digunakan ilmuwan untuk menganalisis hukum gerak. Pada waktu
kelas X, kalian telah mempelajari Hukum Newton tentang gerak, di mana Hukum I
Newton tidak membedakan antara partikel yang diam dan partikel yang bergerak

5
dengan kecepatan konstan. Jika tidak ada gaya luar yang bekerja, partikel tersebut akan
tetap berada dalam keadaan awalnya, diam atau bergerak dengan kecepatan awalnya.
Benda akan dikatakan bergerak apabila kedudukan benda tersebut berubah
terhadap kerangka acuannya. Kerangka acuan di mana Hukum Newton berlaku disebut
kerangka acuan inersia. Jika kita memiliki dua kerangka acuan inersia yang bergerak
dengan kecepatan konstan relatif terhadap yang lainnya, maka tidak dapat ditentukan
bagian mana yang diam dan bagian mana yang bergerak atau keduanya bergerak. Hal ini
merupakan konsep Relativitas Newton, yang menyatakan “gerak mutlak tidak dapat
dideteksi”.
Konsep ini dikenal oleh para ilmuwan pada abad ke-17. Tetapi, pada akhir abad ke-19
pemikiran ini berubah. Sejak saat itu konsep relativitas Newton tidak berlaku lagi dan
gerak mutlak dideteksi dengan prinsip pengukuran kecepatan cahaya.

2. Transformasi Galileo
Pada sudut pandang klasik atau Galileo, jika terdapat dua kerangka acuan S dan
S′ yang masing-masing dicirikan dengan sumbu koordinat yang ditunjukkan Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka
S.

Sumbu x dan x' saling berimpitan, dan diasumsikan kerangka S′ bergerak ke


kanan (arah x) dengan kecepatan v relatif terhadap S. Untuk menyederhanakan,
diasumsikan bahwa acuan O dan O' dari kedua kerangka acuan saling berimpit pada t =
0.

6
Sekarang, dimisalkan terjadi sesuatu di titik P yang dinyatakan dalam koordinat x
', y ', z' dalam kerangka acuan S' pada saat t'. Bagaimana koordinat P di S? Perlu
diketahui, karena S dan S' mula-mula berimpitan, setelah t, S' akan bergerak sejauh vt'.
Sehingga pada saat t ' akan berlaku:

x = x' + vt' ..................................................... (1)

y = y'.............................................................. (2)

z = z' ............................................................. (3)

t = t '.............................................................. (4)

Persamaan-persamaan tersebut dinamakan persamaan transformasi Galileo.

Jika titik P pada Gambar 10.2 menunjukkan sebuah benda yang bergerak, maka
komponen vektor kecepatannya di S' dimisalkan ux', uy', uz'. Diperoleh ux' = Dx'/Dt', uy' =
Dy' /Dt', dan uz' = Dz' /Dt'. Jika pada t1' partikel berada di x1′ dan sesaat
kemudian, t2 berada di x2′, diperoleh:

Jadi, kecepatan P seperti terlihat dari S akan memiliki komponen ux, uy, dan uz.
Untuk komponen yang berhubungan dengan komponen kecepatan di S' diperoleh:

Dapat disimpulkan bahwa:

ux = ux' + v ......................................................... (6)

uy = uy' ............................................................... (7)


7
uz = uz' ................................................................ (8)

yang disebut persamaan transformasi kecepatan Galileo.

B. Percobaan Michelson-Morley
Pada tahun 1887, Albert Michelson (1852 - 1931) dan Edward Morley (1838 - 1923) melakukan
suatu percobaan untuk mengukur kecepatan bumi dengan eter, yaitu suatu medium hipotetik yang
dahulu diyakini diperlukan untuk membantu perambatan radiasi elektromagnetik. Dengan
menggunakan interferometer Michelson, mereka berharap dapat mengamati suatu pergeseran
pada pita interferensi yang terbentuk saat alat diputar 90°, untuk menunjukkan bahwa laju cahaya
yang diukur pada arah rotasi bumi, atau arah lintasan orbit, berbeda dengan laju pada arah 90°
terhadap arah rotasi.

Gambar 1. Skema percobaan interferometer


Michelson.

Dalam percobaan ini, yang ditunjukkan pada Gambar 1, satu berkas cahaya bergerak menurut
arah gerak Bumi dan yang lain bergerak tegak lurus terhadap gerak ini. Perbedaan antara waktu
tempuh berkas tergantung pada kecepatan Bumi dan dapat ditentukan dengan pengukuran
interferensi.

Kita anggap interferometer tersebut diarahkan sedemikian rupa, sehingga berkas yang
mengenai cermin M1 berada dalam gerak Bumi yang diandaikan. Berkas yang memantul dari
pembagi berkas dan mengenai cermin M2 bergerak dengan kecepatan tertentu (relatif terhadap
Bumi) yang tegak lurus terhadap kecepatan bumi. Kedua sinar dari cermin M1 dan M2 akan sampai
pada pengamat. Jika ada eter yang bergerak dengan kelajuan v, maka akan timbul perbedaan
waktu sebesar:

8
Dengan c menyatakan kecepatan cahaya.

dan L adalah jarak cermin pada pembagi sinar.

Perbedaan waktu tersebut dapat dideteksi dengan mengamati interferensi dari kedua
berkas cahaya tadi. Pita interferensi yang diamati dalam kedudukan pertama haruslah
mengalami pergeseran. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak ditemukan adanya pergeseran.
Percobaan yang sama dilakukan dengan berbagai keadaan, dan hasil yang diperoleh
menunjukkan tetap tidak ditemukan adanya pergeseran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan keberadaan eter tidak benar, dalam arti bahwa eter tidak ada

9
C. Postulat Teori Relativitas Khusus
1. Transformasi Lorentz
Postulat 1

“hukum-hukum fisika adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat ini merupakan perluasan
prinsip relativitas Newton untuk mencakup semua jenis pengukuran fisis, bukan hanya mekanis.

Postulat 2

“ kelajuan cahaya adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat pertama karena tidak adanya
acuan universal sebagai acuan mutlak. Postulat kedua memiliki implikasi yang sangat luas dengan
kecepatan, panjang, waktu dan massa benda yang semuanya bersifat relative.

Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat
relativistic, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
cahaya di S juga adalah c. maka diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan
kecepatan relativistic.

Dengan adanya Transformasi Lorentz, masalah perbedaan panjang, massa,dan waktu, antara di Bumi
dan di luar angkasa dapat terpecahkan.

Kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk :

X = ɤ(x’+vt’)………………….. (10.10)

Y = y’………………………………..(10.11)

Z = z’ ……………………………….(10.12)

Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang
pada arah ini. Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama dimana v diganti dengan –v, sehingga

X’ = ɤ (x – vt)

Maka diperolah ɤ :

10
1
ɤ= 2
√1− 𝑣2
𝑐

Dengan kata lan dapat disimpulkan:

𝑢′𝑥 + 𝑣
ux =
1+𝑣 𝑢′𝑥 /𝑐 2

𝑢′𝑦 √1−𝑣 2 /𝑐 2
uy =
1+𝑣 𝑢′𝑥 /𝑐 2

𝑢′𝑧 √1−𝑣 2 /𝑐 2
uz =
1+𝑣 𝑢′𝑥 /𝑐 2

2. Dilatasi Waktu

Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang waktu
antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu
lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan
lain yang kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda.

Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita
peroleh:

11
Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

t2 - t1 = γ (t2' – t1') ............................................. (13)

Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka
acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang diukur dalam
kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang
lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang
besarnya:

Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)

3. Kontraksi Panjang

Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif
pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan panjang
yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran waktu. Panjang
benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada dalam keadaan diam
disebut panjang patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita tinjau sebatang tongkat
dalam keadaan diam di S' dengan satu ujung di x2' dan ujung lainnya di x1' , seperti pada
Gambar 2.. Panjang tongkat dalam kerangka ini adalah l = x2' – x1'.

12
Gambar 2. Kontraksi panjang.
Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l = x2 –
x1. Berdasarkan invers dari persamaan (18) akan diperoleh:

x2' = γ (x2 – vt2) ................................................. (15)

dan

x1' = γ (x1 – vt1) ................................................. (16)

Karena waktu pengukuran x1 sama dengan waktu pengukuran x2, maka t1 = t2, sehingga:

dengan l0 adalah panjang benda sebenarnya, v adalah kecepatan benda, c adalah cepat
rambat cahaya, dan l adalah panjang benda menurut pengamat. Adanya dilatasi waktu yang
dipengaruhi oleh gerak benda relatif, akan memengaruhi pengukuran panjang. Panjang benda
yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek daripada panjang sebenarnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Relativitas Einstein muncul dari kesenjangan mekanika Newton tentang perilaku zat
(eter).Pembuktian yang dilakukan oleh Einstein yaitu kecepatan relatif, kontraksi panjang,
dilatasi waktu, dan masa dan energi relatif.Teori relativitas khusus menyatukan ruang dan
waktu menjadi ruang-waktu.Teori ini menyatakan adanya pemuluran waktu sehingga waktu
dinyatakan sebagai dimensi keempat yang memiliki arah yang bergantung terhadap kecepatan
pengamat.Einstein dalam melakukan percobaannya menggunakan 2 asumsi (postulat) yaitu
tentang asas relativitas dan kecepatan cahaya yang menurut Einstein kedua postulat itu perlu
dan penting.Selain itu kedua asumsi tersebut ternyata mempunyai akibat pada percobaannya,
akibatnya yaitu pemuluran waktu dalam ruang dan penyusutan pandang pada obyek yang
diukur.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
sejarah munculnya einstein,, relativitas, konsep alam semesta, serta transformasi lorentz.
Dengan memahami konsep relativitas khusus ini sekiranya dapat menambah keyakinan kita
pada Sang Pencipta akan adanya jagat raya yang diciptakan-Nya sedemikian rupa.

14

Anda mungkin juga menyukai