“ RELATIVITAS ”
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Transformasi Lorentz...............................................................................................3
2.2 Kontraksi panjang lorentz......................................................................................12
2.3 Dilatasi waktu.........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan untuk
relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya, karena transformasi yang dibutukan telah ada
sebelumnya. Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang
telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan permasalahan bencana ultraviolet pada
radiasi benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia
telah mengembangkan teori foton untuk cahaya.
Seorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan gagasan
“waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895, walaupun dia juga bekerja
secara terpisah pada transformasi yang sama untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan
Michelson dan Morley. Dia mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan
menambahkan dilatasi waktu pada 1904.
Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga
koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan tanda
apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’ dibaca “x-abstain.”
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transformasi Lorentz
A. Penemu transformasi lorentz
Nama transformasi lorentz ini di ambil untuk menghormati Hendrik Antoon Lorentz
seorang pakar fisika yang berkebangsaan Belanda. Persamaan-persamaan ini pertama kali
diusulkan dalam bentuk yang sedikit berbeda oleh Lorentz pada 1904. Ia mengajukan
persamaan-persamaan ini untuk menjelaskan hasil nol dalam percobaan Michelson-Morley dan
untuk membuat persamaan-persamaan ini Maxwell mengambil bentuk yang sama untuk semua
Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia belajar di Universitas Leiden. Pada usia 19 tahun ia kembali
ke Arnhem dan mengajar di salah satu SMA di sana. Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis
pertamanya. Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu pindah ke Haarlem. Lorentz meneruskan
mengemukakan bahwa pemancaran cahaya oleh atom dan berbagai gejala optik dapat dirunut ke
relatif terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru disadari 10 tahun kemudian
pengerutan, hal itu bukan karena penyebab yang nyata dari hasil Michelson dan Edward Morley.
Penyebabnya ialah karena tiadanya 'eter' yang berlaku sebagai kerangka acuan universal.
Transformasi yang sejenis dengan transformasi Galileo namun berlaku untuk kecepatan
yang sangat tinggi dinamakan transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz ini akan menjadi
transformasi Galileo pada kecepatan rendah (lebih kecil dari kecepatan cahaya) dan dapat
menunjukan bahwa kecepatan cahaya tetap sama pada semua kerangka.
Jika adalah jarak antara kedua kerangka acuan maka , sehingga hubungan transformasikoordinat
menjadi
Apa akibatnya jika titik P bergerak dengan kecepatan v terhadap kerangka acuan S’ ? pada saat ,
hubungan antara x dan x’ adalah
Pada saat , hubungan antara x dan x’ adalah
Jadi, selama selang waktu titik P dengan kecepatan
adalah kecepatan gerak titik P menurut pengamat yang berada pada kerangka acuan S’, sehingga
persamaan di atas dapat dituliskan :
...................... (1.1)
Perumusan itu tidak sesuai dengan rumus relativistik penjumlahan kecepatan dari Einstein.
Kesalahan dari perumusan di atas menurut Einstein adalah mengenai pengertian tentang
waktu. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa selang waktu yang digunakan dalam kerangka
acuan S’. Suatu anggapan yang belum pernah dibuktikan.
Apabila t adalah selang waktu yang digunakan pengamat yang berada dalam kerangka
acuan S dan t’ selang waktu yang digunakan pengamat yang berada dalam kerangka acuan S’
maka hubungan transformasi itu dirumuskan.
........... (1.2)
Jika yang bergerak adalah kerangka acuan S terhadap kerangka acuan S’ maka hubungan
transformasinya adalah
........... (1.3)
Karena pengamatan melukisakan peristiwa yang sama maka persamaan (1.3) harus identik
dengan persamaan (1.2) sehingga :
Jadi,
........... (1.4)
Jika persamaan (1.4) disubstitusikan pada persamaan (1.2) atau persamaan (1.3), maka diperoleh
rumus transformasi lorentz, sebagai berikut :
........... (1.5)
y = y’
z = z’
Andaikan sebuah objek yang diamati bergerak dengan kecepatan v = (vx, vy, vz). Untuk
mencari kecepatan v’ = (v’x, v’y, v’z). Maka kita perlu menggunakan transformasi kecepatan
lorentz sebagai berikut :
Ketiga hubungan ini merupakan akibat langsung dari persamaan transformasi lorentz di
depan. Sebagai contoh, berikut akan diturunkan pernyataan transformasi bagi v’y, sedangkan
penurunan v’x dan v’z.
Contoh soal :
Dua buah roket saling mendekat sepanjang suatu garis lurus. Masing-masing roket bergerak
dengan laju 0,5c relatif terhadap seorang pengamat bebas di tengah keduanya. Dengan kecepatan
berapakah pengamat roket yang satu mengamati roket yang lain mendekatinya?
Pemecahan:
Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya. Maka “peristiwa” yang
sedang mereka amati adalah mendekatnya roket kedua, seperti dalam diagram berikut.
Pengamat O melihat roket 2 bergerak dengan kecepatan Vx = -0,5c. Pengamat O’ (roket 1)
sedang bergerak relatif terhadap O dengan kecepatan u = 0,5c. Maka dengan menggunakan
persamaan transformasi bagi vx.
Perhatikan bahwa hasil ini ternyata lebih kecil daripada kecepatan relatif -0,5c – 0,5c = -c yang
diramailkan transformasi Galileo. Karena teori relativitas khusus mensyaratkan bahwa nilai c
adalah laju batas tertinggi bagi semua gerak relatif, maka kedua roket itu tidak pernah akan
bergerak dengan laju yang lebih besar daripada c, dam persyaratan ini dijamin oleh bentuk
transformasi kecepatan Lorentz. Sebagai contoh, jika sebagian gantinya 0,5c, laju masing-masing
roket adalah 0,999c, maka kita akan memperoleh.
Ketimbang -1,998c menurut transformasi galileo.
Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi oleh gerak
relative. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari
panjang Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi
pengerutan Lorentz. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang
proper.
Perhatikan sebatang tongkat berada dalam keadaan diam di S’ dengan satu ujung di x2’
dan ujung lain di x1’. Panjang tongkat dalam kerangka ini ialah panjang propernya Lo= x2’- x1’.
Panjang tongkat dalam kerangka S didefinisikan sebagai L= x2- x1, dengan x2 merupakan posisi
satu ujung pada suatu waktu t2 dan x1 dalam t1= t2 sebagaimana yang diukur di kerangka S.
Rumus :
Δt = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi-materi yang telah dibahas dalam makalah ini dapat kita simpulkan bahwa :
1. Transformasi yang sejenis dengan transformasi Galileo namun berlaku untuk kecepatan yang
sangat tinggi dinamakan transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz ini akan menjadi
transformasi Galileo pada kecepatan rendah (lebih kecil dari kecepatan cahaya) dan dapat
menunjukan bahwa kecepatan cahaya tetap sama pada semua kerangka.
2. Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi oleh gerak
relative. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari
panjang Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi
pengerutan Lorentz. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang
proper.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,
oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Kanginan, Marthen dkk. 2006. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta : Erlangga
Sukaryadi, Siswanto. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional