DAN KEAMANAN
&
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
RUMAH SAKIT
CAKUPAN MFK & K3 RS
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KEAMANAN SERTA KESEHATAN KERJA
PENGELOLAAN B3 dan LIMBAH B3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pengertian Faktor
suatu keadaan/kondisi yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
dapat berpotensi menimbulkan Binatang).
kerugian 2. Kimia
(Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Sumber Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
1.Manusia. Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Fisik (Ketinggian, Kebisingan, Suhu,
2.Mesin.
Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi).
3.Material. 4. Mekanik dan Elektrikal (Terjepit,
4.Metode. Terpotong, Tersayat, Tertusuk, Tersetrum,
5.Lingkungan. Terjatuh, Korsleting, dsb)
5. Ergonomi (Gerakan Berulang,
Jenis Postur/Posisi Kerja, Angkat Beban, Desain
1.Tindakan (Unsafe Act). Tempat Kerja/Alat/Mesin).
6. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan,
2.Kondisi (Unsafe Condition)
Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi
Negatif).
Kesehatan kerja adalah upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan pada karyawan Rumah Sakit secara paripurna meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Konsultasi Psikologi
SARANA PRASARANA,
SISTEM UTILITAS &
PERALATAN
MEDIS/KESEHATAN
Sarana Segala sesuatu benda fisik
yang dapat tervisualisasi mata maupun
teraba oleh panca indra & dengan mudah
dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya)
merupakan bagian dari suatu gedung
ataupun bangunan gedung itu sendiri.
Terdiri dari :
Bangunan Gedung Rawat Bangunan Pengaman
Pasien Halaman
Bangunan Gedung Kantor Bangunan-bangunan Penduikung lainnya baik
Bangunan Gedung Parkir yang sudah ada maupun yang akan dibangun.
Jalan Lingkungan
Drainase
Prasarana Benda maupun
jaringan / instalasi yang
membuat suatu sarana yang ada
bisa berfungsi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
1. PREVENTIVE
–Inspeksi
–Pelumasan
–Pengencangan
–Lihat, rasa, dengar
–Pemeliharaan berjalan
–Penggantian komponen
–Pemeliharaan berhenti
2.CORECTIVE
–Reparasi kecil
–Overhoul terencana
PEMELIHARAAN BANGUNAN
ARSITEKTUR
3 KV A – 6 KV A
FLUKTUASI TEGANGAN ± 5%
FREKUENSI ±
5%
Catatan :
a. Perlu diupayakan agar jaringan listrik / gardu (trafo)
PLN khusus untuk RS, tidak digabungkan ke
konsumen
lain.
b. Penyediaan stabilizer atau UPS.
3. KESINAMBUNGAN SUMBER DAYA LISTRIK
Harus terjamin :
• Jaringan PLN
• Generator Set
• UPS / No Break Set
Catatan :
a. Prioritas untuk ruangan kritis.
b. Seluruh area RS harus mendapat titik lampu & stop kontak yang mendapat
sumber emergency.
c. Pembuatan panel induk yang terintegrasi.
4. KEHANDALAN PENYALURAN DAYA
LISTRIK KE SELURUH RUANGAN DAN
ALAT
Catatan :
a. Kesinambungan supply listrik melalui sistim jaringan “loop” atau radial
yang handal.
b. Pemilihan pemutus aliran listrik yang tepat dan terpadu.
5. KESELAMATAN & KEAMANAN
PENGGUNAAN DAYA LISTRIK
PROSEDUR EMERGENSI /
KEDARURATAN/ SIMULASI
Air Bersih
1. KAPASITAS AIR HARUS CUKUP
Kebutuhan air bersih : 500 liter/tt/hari
Reservoir yang dibutuhkan untuk minimal 2
hari, berikut cadangan untuk fire hydrant
Estimasi Perhitungan Kebutuhan RS 200 TT
membutuhkan 100.000 liter/hari
Estimasi Kebutuhan Reservoir yang disediakan
minimal 2 x 100.000 liter + cadangan (100.000
liter) = 300 m3
2. KUALITAS HARUS BAIK
Air bersih yang akan didistribusi sesuai dengan peraturan tentang baku mutu air, persyaratan
berdasarkan ketentuan :
a. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualiatas Air
b. Peraturan Menteri Kesrhatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus perAqua dan Pemandian Umum
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Seluruh persyaratan kualitas air bersih harus dipenuhi baik menyangkut bau, rasa, warna
dan susunan kimianya.
3. KEHANDALAN PENYALURAN AIR BERSIH KE SELURUH
RUANGAN DAN GEDUNG
– Sistem Jaringan
Catatan :
a. Kesinambungan supply air melalui sistim jaringan “loop” atau radial yang
handal.
b. Pemilihan tutup buka kran utama & cadangan
4. KESINAMBUNGAN SUMBER AIR
Harus terjamin :
• Jaringan PAM
• Sumur Artesis (berikut water treatment)
• Sumber-sumber lain seperti air hujan, air
sungai, tangki air mobile (berikut water
treatment)
Catatan :
a. Setiap gedung disediakan reservoir cadangan
b. Kemungkinan penyambungan air dari satu gedung ke gedung
yang lain
c. Semua pompa mendapat supply listrik dari emergency (genset)
5. KESELAMATAN & KEAMANAN PENGGUNAAN AIR BERSIH
• Sistem Pengamanan.
• Proses water treatment
• Pengecekan kualitas air, pipa,
reservoir dan alat-alat sanitair lain.
Catatan :
a. Untuk scrub up, direkomendasikan melalui UV
b. Untuk laboratorium & farmasi, alternatif dengan destilasi
c. Untuk penggelontoran & penyiraman tanaman, dengan air
proses recycle
Sistem Gas Medis
JENIS GAS MEDIS, DISTRIBUSI
PROSEDUR EMERGENSI /
KEDARURATAN/ SIMULASI
Sistem Komunikasi
PROSEDUR EMERGENSI /
KEDARURATAN/ SIMULASI
PERALATAN MEDIS
Keandalan Peralatan Medis Mencakup :
1.Laik Pakai
2.Akurasi dan Kualitas harus baik
3.Keandalan harus tinggi
4.Kesinambungan fungsi harus terjamin
5.Keamanan dan keselamatan penggunaan
harus terjamin
Upaya Pengelolaan Peralatan Medis :
KLORHEKSIDIN GLUKONAT
POVIDON IODIN
Nama Bahan Berbahaya Beracun Nama Bahan Berbahaya Beracun
Alkohol 96 % Hydrex Chlorhexidine 4 %
RS Bayclin
Surfanios
Bikarbonat
Sunlight Cair
Bestech (bahan pencuci linen)
Surfasafe
Brodklin Cair (Laundry)
Sabun Krim
Chlorethyl Spray
Spiritus
Cidex
Terralin Sol
EO (Ethyline Oxyde)
Viorex
Etil Klorida
Formalin 40 %
Giemsa
H2O2 3 % dan 50 %
LDKB (LEMBAR DATA KEAMANAN BAHAN)
ATAU MSDS ( MATERIAL SAFETY DATA SHEET)
Identifikasi Alat perlindungan diri
produk/informasi umum Data sifat fisik dan sifat
bahan kimia
Data komponen bahan Informasi stabilitas dan
yang memberikan reaktivitas bahan
bahaya
Informasi toksikologi
Identifikasi bahaya bahan
Informasi awal Informasi ekologi
pertolongan pertama
Informasi pemusnahan
Informasi penanganan limbah
kebakaran
Informasi transportasi
Prosedur penanganan
ceceran bahan Informasi regulasi
/peraturan bahan
Penanganan dan
penyimpanan bahan Informasi tambahan
BAHAYA
Pencegahan :
Penyimpanan
Terhirup: Bawa Korban ke tempat segar, dapat diberi oksigen bila perlu
Terkena mata : Cuci dengan air bersih dan segera bawa ke dokter
Terkena kulit : Cuci dengan air bersih, ambil pakaian yang terkontaminasi
Benda tajam
KATEGORI LIMBAH
Kimia kadaluarsa,
FASYANKES tumpahan atau sisa
(PERMENLHK P-56/2015) kemasan
Farmasi
Kontainer bertekanan
JENIS LIMBAH LIMBAH
1.LIMBAH UMUM
2. LIMBAH B3
a. B3 Medis /Klinis infeksius
b. B3 umum
LIMBAH B3 BERDASARKAN WUJUDNYA
RSUD KOTA YOGYAKARTA
A. LIMBAH B3 PADAT
1. Limbah klinis infeksius
2. Limbah farmasi kadaluarsa
3. Kemasan terkontaminasi B3
4. Peralatan medis mengandung logam berat
merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan sejenisnya
5. Limbah elektronik (PCB, lampu bekas)
6. Limbah ACCU dan baterai bekas
7. Sludge IPAL
8. Kontainer bertekanan (obat serangga &
pewangi spray)
B. LIMBAH B3 CAIR
1. Limbah Oli Bekas (pemeliharaan
sarana prasarana, mobil dinas)
2. Bahan Kimia kadaluarsa (reagen
laboratorium)
3. Limbah Cair Kegiatan Pelayanan
Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan
C. LIMBAH B3 GAS
FLABOT
FLACON/VIAL
LIMBAH
INFEKSIUS
BENDA TAJAM
TPS LB3 KLINIS INFEKSIUS/ MEDIS
TPS LB3 NON
KLINIS
INFEKSIUS/NON
MEDIS
No. Jenis Sumber Karakteristik Penyimpanan di Pengemasan
TPS LB3
Limbah
1. Limbah Padat Klinis Kegiatan Infeksius Ruang limbah tempat sampah infeksius
Infeksius Non Tajam Pelayanan pasien infeksius injak yang telah diberi plastik
berwarna kuning
2. Limbah Padat Klinis Kegiatan Infeksius Ruang limbah Sharp Bin/Safety box
Infeksius Tajam Pelayanan pasien infeksius
3 Botol infus, ampul, vial, Kegiatan Infeksius Ruang limbah tempat sampah infeksius
dan botol kaca Pelayanan pasien infeksius injak yang telah diberi plastik
berwarna kuning
4 Oli bekas Kegiatan Mudah terbakar Ruang Limbah Cair Drum plastik
Maintenance B3
5 Baterai bekas Kegiatan Beracun Ruang Limbah Padat Box kardus dan dilapisi
Maintenance B3 dengan plastik
6 Aki bekas Kegiatan Beracun Ruang Limbah Padat Box kardus dan dilapisi
Maintenance B3 dengan plastik
7 Cartridge Kegiatan Beracun Ruang Limbah Padat Box kardus dan dilapisi
Maintenance B3 dengan plastik
8 Lampu bekas/rusak Kegiatan Beracun Ruang Limbah Padat Box kardus dan dilapisi
Maintenance B3 dengan plastik
9 Obat kadaluarsa Instalasi Farmasi Beracun Ruang limbah Box kardus
infeksius
10 Sludge IPAL IPAL Beracun Ruang Limbah Padat Kantong plastik kuning
B3
11. Abu Residu Incenerator Beracun Ruang Limbah Padat Drum Plastik Volume 120
B3 liter
12. Peralatan medis yang Beracun Ruang Limbah Padat
mengandung logam Kontaminan B3
Teknologi
Pengolahan
KEMASAN
FLACON VIAL FLABOT
B3 SATU
PINTU
DISINFEKSI
DIKELOLA
DESINFEKSI PEMBERSIHAN
DI
LABEL KESLING
PEMOTONGAN
PEMECAHAN
PIHAK
KETIGA YG BERIJIN
PEMANFAATAN / PEMUSNAHAN
Tujuan
Mencegah terjadinya bencana kebakaran
Mencegah jatuhnya korban jiwa akibat kebakaran
2. Skill tenaga
APAR
Hydrant
Sprinkler
Tarik Pin
Pengaman
Arahkan nozzle
ke dasar api
Tekan Gagang
Sapukan dari
TIM K3 RS
sisi ke sisi
Jika kebakaran terjadi, karyawan harus tahu tugasnya
sesuai prosedur berikut
Kebakaran Kecil
1. Petugas di tempat terjadinya kebakaran segera
mengaktifkan alarm kebakaran) langsung mengambil
APAR utk melakukan pemadaman
2. Secara simultan petugas lainnya akan menghubungi
petugas PIN ( Petugas Informasi) Satpam untuk
memberikan informasi lebih detail.
3. Petugas PIN ( Satpam ) memgumumkan melalui sound
sistem dengan menyebut Kode Merah-Lokasi kejadian
4. Pasukan Brigade Kebakaran ( Satpam, IPSRS) segera
menuju lokasi sambil membawa APAR untuk
membantu pemadaman dan mengamankan barang
barang dapat yang teraliri listrik
Apabila Api semakin membesar dan tidak terkendali
5. Petugas IPSRS segera mematikan aliran listrik di bagian gedung
yang terbakar
6. Jika hal ini terjadi pada jam kerja maka Petugas PIN satpam akan
menghubungi Direktur dan Koordinator J. MERT( Jogja Medical
Emergency Response Team ) untuk menyatakan siaga perawat PIN
dan dokter IRD, selanjutnya dokter IRD berkoordinasi dengan
Direktur dan Koordinator J. MERT untuk menyatakan siaga
bencana.
7. Jika hal ini terjadi diluar jam kerja, maka Petugas PIN
(Satpam) menghubungi perawat kontrol selain dokter IRD,
selanjutnya dokter IRD berkoordinasi dengan Direktur dan
Koordinator J. MERT untuk menyatakan siaga bencana.
8. Petugas PIN (satpam) menghubungi Pemadam Kebakaran dan
kepolisian.
9. Jika yang terbakar adalah Kamar operasi padahal
operasi sedang berlangsung, maka tim yang sedang
melakukan operasi :
Segera menutup luka operasi dengan kasa steril yang
telah diberi NaCL;
Menyiapkan mesin anestesi dan berbagai
perlengkapan yang sedang dipakai untuk dipindahkan
bersama pasien ke Ruang Kanna (jika api masih kecil)
/ tenda darurat yang telah disiapkan di halaman depan
IRD jika api membesar;
Melanjutkan operasi;
10. Jika yang terbakar adalah gedung selain Kamar
Operasi, personnel JMERT mengevakuasi pasien dan
staf ke lokasi yang lebih aman, sementara aktivitas di
gedung lain bisa diteruskan jika memungkinkan.
Sistem pelaporan Kejadian Kebakaran dengan Pihak
Pemadam Kebakaran dengan cara sebagai berikut:
Sebut nama terang dan alamat kejadian
Sebut lokasi kebakaran dengan tepat