Anda di halaman 1dari 17

KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA (K3)
PENDAHULUAN

APASIH PENGERTIAN K3 ITU ?

Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah Ilmu pengetahuan


dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
TUJUAN K3
Terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan
Kerja yaitu diantaranya :
1. Melindungi dan menanggung keselamatan setiap tenaga kerja
orang lain ditempat kerja.
2. Menanggung setiap sumber produksi dapat dipakai dengan
cara aman dan efektif.
3. Tingkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
PEMBATASAN K3
Umum :
– Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
– Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
– Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
– Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
– Perawatan suhu lingkungan kerja.
– Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
– Perawatan sarana tanggap darurat.
– Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-obatan dan
alkohol.
– Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
– Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
– Pengendalian akses tempat kerja.
Pekerjaan Bahaya Tinggi :
– Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.
– Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
– Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.
– Penggunaan izin kerja.
– Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga kerja di tempat kerja bahaya
tinggi.
– Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
– Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di tempat
kerja.
– Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses keluar masuk penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun (B3).
– Barikade sumber radiasi.
– Isolasi pencemaran biologis.
– Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan perlengkapan darurat.
Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :
– Menyusun persyaratan pembelian barang, peralatan dan jasa.
– Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.
– Persyaratan transportasi/pengiriman bahan berbahaya dan beracun (B3).
– Seleksi dan penilaian pemasok.
– Pemeriksaan penerimaan barang/peralatan/jasa.
Kontraktor :
– Kriteria pemilihan kontraktor.
– Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.
– Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.
Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
– Pengendalian akses masuk.
– Pengetahuan dan kemampuan mengenai izin penggunaan
peralatan/perlengkapan/mesin/material di tempat kerja.
– Penyediaan pelatihan/induksi yang diperlukan.
– Pengendalian administratif rambu dan tanda bahaya di tempat kerja.
– Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktivitas di tempat kerja.
HUBUNGAN KESELAMATAN KERJA
DENGAN PENINGKATAN PRODUKSI
DAN PRODUKTIVITAS
Keselamatan kerja erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas.
Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan
produktivitas atas dasar :
1.Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-
kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat
ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat
dihindari.
2.Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja dan mesin untuk kerja produktif dan
efisien.
3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi
menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan
serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat
diserasikan dengan tingkat efisiensi bagi kelangsungan proses
produksi.
4.Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari
keterampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-
unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi.
5.Keselamatan kerja dilaksanakan sebaik-baiknya dengan
partisipasi pimpinan dan karyawan akan membawa iklim
keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu
bagi hubungan karyawan dan pimpinan yang merupakan
landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA
Adapun faktor manusia banyak dipengaruhi oleh :
– Latar belakang pendidikan.
– Psikologis.
– Keterampilan.
– Fisik.
Faktor alat sendiri banyak dipengaruhi oleh Kondisi alat.
KLASIFIKASI KECELAKAAN
AKIBAT KERJA
Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda
3. Tertumbuk atau terkena benda-benda
4. Terjepit oleh benda
5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
6. Pengaruh suhu tinggi
7. Terkena arus listrik
8. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
Klasifikasi menurut penyebab
1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
penggerjajian kayu, dan sebagainya.
2. Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air.
3. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi
pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya.
4. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas,
zat-zat kimia, dan sebagainya.
5. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di
bawah tanah).
6. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas.
Klasifikasi menurut luka atau kelainan
1. Patah tulang
2. Dislokasi (keseleo)
3. Regang otot (urat)
4. Memar dan luka dalam yang lain
5. Amputasi
6. Luka di permukaan
7. Gegar dan remuk
8. Luka bakar
9. Keracunan-keracunan mendadak
10. Pengaruh radiasi
11. Lain-lain
Klasifikasi menurut letak kelamin atau luka di tubuh
1. Kepala
2. Leher
3. Badan
4. Anggota atas
5. Anggota bawah
6. Banyak tempat
7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada
kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya
satu faktor, tetapi banyak faktor.
TERIMAKASIH
PERTANYAAN
1. Cara aman kerja ? (Ranti AK1)
2. Tanggung jawab kecelakaan kerja? (Vira AK1)
3. Prinsip k3 ? (Subur TK1)
4. Apakah kita harus menuntut kepada pihak berwajib ? ( andika
TK1)

Anda mungkin juga menyukai