Anda di halaman 1dari 160

ASSESSMENT, TESTING DAN ANALISIS STRUKTUR

GEDUNG LABORATORIUM PLN UPDL PADANG


LUBUK ALUNG - PADANG PARIAMAN

DISIAPKAN UNTUK :

PLN UPDL PADANG

DISIAPKAN OLEH :

PT. TESTINDO
Jl. Radin Inten II No. 62
Jakarta 13440
www.testindo.com
JUNI 2021
SURAT REKOMENDASI
No. 001/PLNUPDLP-PTT/06/2021

No. : 001/PLNUPDLP-PTT/06/2021
Perihal : Surat Rekomendasi Hasil Assessment, Testing dan Analisis Struktur
Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman

Dengan hormat,

Berdasarkan Hasil Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN
UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman yang telah selesai dilaksanakan diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil survey visual terlihat secara umum struktur kolom dan balok
mengalami kerusakan pasca gempa 2009. Joint antara kolom dan balok juga banyak
mengalami kerusakan. Dinding mengalami kerusakan pada beberapa bagian dikarenakan
tidak adanya atau kurang baiknya pengangkuran antara struktur kolom dengan dinding
dan antara dinding dengan bukaan (pintu atau jendela).
2. Hasil pengujian struktur beton berdasarkan pengujian Non Destructive Test dan
Destructive Test belum memenuhi persyaratan minimal material untuk struktur khusus
gedung.
3. Hasil rata-rata kuat tarik tulangan polos belum memenuhi persyaratan minimum
berdasarkan SNI 2052-2017 yaitu sebesar 350 MPa.
4. Hasil pengujian covermeter menunjukkan tulangan utama dan tulangan sengkang
menggunakan tulangan polos dimana berdasarkan SNI 2847-2019 pasal 20.2.1.1 tidak
dibolehkan menggunakan tulangan polos untuk tulangan utama maupun tulangan
sengkang. Tebal selimut beton untuk beberapa struktur kolom dan balok belum
memenuhi persyaratan SNI 2847-2019 pasal 20.6.1.3.1 yaitu sebesar 40 mm.
5. Hasil pengujian Half Cell Potential 1,2 dan 3 terlihat tingkat korosi tulangan di dalam
beton berada <10% dengan tipe kondisi 3 yaitu “humid, chloride free concrete”, dimana
beton dalam keadaan lembab dan beton bebas dari klorida yang artinya tingkat korosi
tulangan baja di dalam beton masih cukup rendah. Hasil pengujian Half Cell Potential 4
dan 5 terlihat tingkat korosi tulangan antara 10% - 90% dengan tipe kondisi 4 yaitu
“humid, carbonated concrete”, dimana beton dalam keadaan lembab dan telah
terkarbonasi yang mengakibatkan tulangan baja di dalam beton mengalami korosi namun
belum terlalu parah karena tingkat korosi tidak mencapai >90%.
6. Hasil pengujian karbonasi menunjukkan bahwa kondisi beton eksisting masih cukup baik,
terlihat dari kedalaman karbonasi yang terjadi masih berada disekitar selimut beton.
7. Hasil penggalian pondasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa jenis pondasi yang
digunakan adalah Pondasi Batu Kali dengan kedalaman 1 meter dan secara visual kondisi
pondasi masih cukup baik.
8. Hasil analisis struktur eksisting diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Beberapa struktur balok secara teknis belum mampu menahan kombinasi beban
yang bekerja akibat beban gravitasi dan beban gempa,
b. Beberapa struktur kolom secara teknis belum mampu menahan kombinasi beban
yang bekerja akibat beban gravitasi dan beban gempa,
c. Struktur bangunan secara teknis belum memenuhi syarat Strong Column Weak
Beam,
d. Struktur bangunan secara teknis belum memenuhi syarat Hubungan Balok
Kolom (Joint Shear).
9. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur balok dalam hal
ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer,
10. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur kolom dalam hal
ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer untuk meningkatkan kapasitas kolom dan
memenuhi persyaratan Strong Column Weak Beam,
11. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur joint kolom balok
dalam hal ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer untuk memperkuat sendi plastis
pada bangunan,
12. Sebaiknya dilakukan concrete repair dengan metode grouting, patching dan injection
epoxy pada struktur beton yang mengalami keropos, retak, pecah dan tulangan korosi,
13. Sebaiknya Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL
Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman dilakukan minimal 5 tahun sekali agar kondisi
bangunan dapat diketahui dan dimonitor perkembangannya.
Demikian surat rekomendasi ini disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Jakarta, Juni 2021
PT. Testindo

Zulfikri A Qodri Sihotang, ST.,MT Rusdi Ansyori, S.T


Business Director Structure Engineer Project Coordinator
KATA PENGANTAR

Atas Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pelaksanaan PEKERJAAN


ASSESSMENT, TESTING DAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG
LABORATORIUM PLN UPDL PADANG, LUBUK ALUNG - PADANG PARIAMAN
dapat terlaksana dan atas rahmat-Nya pula kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam laporan ini akan disampaikan hasil assessment, testing, kriteria analisis,
pembebanan yang dilakukan, hasil analisis struktur, rekomendasi dan kesimpulan.
Hasil pekerjaan ini merupakan suatu amanat yang kami jaga dan kami sajikan
berdasarkan data - data pendukung yang kami dapat dari pemberi kerja.

Kami atas nama PT. TESTINDO menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan
kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Semoga laporan final ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Mei 2021

Hormat kami,
PT. TESTINDO

Zulfikri A.
Business Director
DAFTAR ISI

SURAT REKOMENDASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 1
1.3 Lokasi Kegiatan Pengujian ............................................................................. 2
1.4 Lingkup Kegiatan .......................................................................................... 2
1.5 Waktu Pemeriksaan ...................................................................................... 3
BAB 2. METODOLOGI PELAKSANAAN .................................................................... 4
2.1 Survey Instansional, Koordinasi dan Review Dokumen .................................... 4
2.2 Pemeriksaan Visual ....................................................................................... 4
2.3 Pemeriksaan Khusus ..................................................................................... 5
2.3.1 Non Destructive Test (NDT) ................................................................... 5
2.3.1.1 Pengujian Kerapatan Mutu Beton (UPV Test) .................................. 5
2.3.1.2 Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton). . 9
2.3.1.3 Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter) .......................... 13
2.3.2 Destructive Test (DT) .......................................................................... 15
2.3.2.1 Pengujian Mutu Baja (Hardness Test) ........................................... 15
2.3.2.2 Pengujian Half Cell Potential ........................................................ 18
2.3.2.3 Pengujian Karbonasi .................................................................... 21
2.3.2.4 Core Drill Test (Pemboran Inti Beton) ........................................... 24
2.3.2.5 Pengujian Mutu Baja (Hardness Test) ........................................... 15
2.3.3 Galian Pondasi..................................................................................... 28
BAB 3. DATA HASIL PEMERIKSAAN ..................................................................... 29
3.1 Umum ........................................................................................................ 29
3.2 Hasil Survey Visual ...................................................................................... 30
3.3 Hasil Pemeriksaan Pengujian ........................................................................ 31
3.3.1 Hasil Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test) ...................................... 31
3.3.2 Hasil Pengujian Palu (Hammer Test)..................................................... 35
3.3.3 Hasil Covermeter dan Scanning Rebar Test ........................................... 37
3.3.4 Hasil Hardness Test ............................................................................. 39
3.3.5 Hasil Half Cell Potential Test ................................................................ 40
3.3.6 Hasil Carbonation Test......................................................................... 43
3.3.7 Hasil Pengujian Coredrill ...................................................................... 45
3.3.8 Hasil Penggalian Pondasi ..................................................................... 46
BAB 4. ANALISIS STRUKTUR .............................................................................. 47
4.1 Umum ......................................................................................................... 47
4.1.1 Informasi Gedung ................................................................................ 47
4.1.2 Standard Acuan ................................................................................... 47
4.1.3 Konsep Analisis Struktur....................................................................... 47
4.2 Data Teknis Bangunan ................................................................................. 48
4.2.1 Gambaran Umum Bangunan ................................................................ 48
4.2.2 Spesifikasi Umum Material ................................................................... 49
4.3 Pembebanan................................................................................................ 49
4.3.1 Beban Mati .......................................................................................... 49
4.3.2 Beban Hidup ....................................................................................... 49
4.3.3 Beban Angin........................................................................................ 50
4.3.4 Beban Gempa ..................................................................................... 50
4.3.5 Kombinasi Pembebanan ....................................................................... 53
4.4 Input Data Program ETABS ........................................................................... 54
4.4.1 Pemodelan Struktur ............................................................................. 54
4.4.2 Input Pembebanan .............................................................................. 54
4.5 Analisis Hasil Program ETABS........................................................................ 56
4.5.1 Diagram Gaya Dalam ........................................................................... 56
4.5.2 Kontrol Dinamik ................................................................................... 58
4.6 Pemeriksaan Elemen Struktur ....................................................................... 65
4.6.1 Pengecekan Struktur Balok ................................................................... 65
4.6.2 Pengecekan Struktur Kolom ................................................................. 70
4.7 Pengecekan Strong Column Weak Beam ........................................................ 74
4.8 Pengecekan Hubungan Balok Kolom .............................................................. 76
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 80
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 80
5.2 Saran .......................................................................................................... 82
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Pengujian ................................................................................ 2


Gambar 2.1 Metode Pengambilan Pulse Velocity (a) Direct Transmission (b) Semi-
direct Transmission, (c) Indirect/Surface Transmission .......................................... 6
Gambar 2.2 Alat UPV Pundit Versi Digital .............................................................. 7
Gambar 2.3 Pemeriksaan UPV Pundit Test ............................................................. 8
Gambar 2.4 Bagan Alir / Flowchart Pelaksanaan UPV Pundit Test ............................ 9
Gambar 2.5 Schimidt Rebound Hammer Live Digital ............................................. 11
Gambar 2.6 Pemeriksaan Hammer Test ............................................................... 12
Gambar 2.7 Flowchart Pelaksanaan Hammer Test ................................................ 12
Gambar 2.8 Prinsip Kerja Alat Covermeter ........................................................... 13
Gambar 2.9 Alat Covermeter Untuk Pemeriksaan Tulangan .................................. 14
Gambar 2.10 Pemeriksaan dengan Covermeter Test ............................................ 14
Gambar 2.11 Flowchart Pelaksanaan Covermeter ................................................. 15
Gambar 2.12 Set Portable Hardness Tester.......................................................... 16
Gambar 2.13 Pemeriksaan Hardness Test ............................................................ 17
Gambar 2.14 Flowchart Pelaksanaan Hardness Test ............................................. 18
Gambar 2.15 Perlengkapan Set Half Cell Potential Tester ..................................... 19
Gambar 2.16 Metode Pelaksanaaan Half Cell Potential.......................................... 20
Gambar 2.17 Flowchart Pengujian Half Cell Potential ............................................ 21
Gambar 2.18 Phenophtalein................................................................................ 22
Gambar 2.19 Pengujian Carbonation Test ............................................................ 23
Gambar 2.20 Flowchart Carbonation Test ............................................................ 23
Gambar 2.21 Alat Pengujian Core Drill ................................................................. 24
Gambar 2.22 Pengujian Core Drill ....................................................................... 26
Gambar 2.23 Flowchart Core Drill Test ................................................................ 27
Gambar 2.24 Pekerjaan Galian Pondasi ............................................................... 28
Gambar 3.1 Layout Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang ................... 29
Gambar 3.2 Kondisi Eksisting Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang ................. 30
Gambar 3.3 Output UPV Testing (Example) ......................................................... 31
Gambar 3.4 Output Hammer Testing (Example) ................................................... 35
Gambar 3.5 Hasil Data Covermeter (Example) ..................................................... 38
Gambar 3.6 Tabulasi Rekapan Susunan Tulangan Kolom ...................................... 38
Gambar 3.7 Tabulasi Rekapan Susunan Tulangan Balok ....................................... 39
Gambar 3.8 Output Data Half Cell Potential Test (Example) .................................. 41
Gambar 3.9 Pondasi Eksisting ............................................................................. 46
Gambar 3.10 Kondisi Pondasi Eksisting ................................................................ 46
Gambar 4.1 Denah Tipikal Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang...................... 48
Gambar 4.2 Koefisien Ss Lubuk Alung ................................................................. 50
Gambar 4.3 Koefisien S1 Lubuk Alung ................................................................. 50
Gambar 4.4 Desain Response Spectrum Lubuk Alung ........................................... 51
Gambar 4.5 Pembatasan Waktu Getar ................................................................. 52
Gambar 4.6 Pemodelan Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang ......................... 54
Gambar 4.7 Beban Mati Tambahan Pada Lantai (kN/m2) ...................................... 54
Gambar 4.8 Beban Hidup Pada Lantai (kN/m2) .................................................... 54
Gambar 4.9 Beban Gempa .................................................................................. 55
Gambar 4.10 Beban Angin .................................................................................. 56
Gambar 4.11 Axial Diagram Struktur ................................................................... 56
Gambar 4.12 Shear Diagram Struktur .................................................................. 56
Gambar 4.13 Moment Diagram Struktur .............................................................. 57
Gambar 4.14 Momen Slab Diagram Struktur ........................................................ 57
Gambar 4.15 Displacement Arah X (mm) ............................................................. 57
Gambar 4.16 Displacement Arah Y (mm) ............................................................. 58
Gambar 4.17 Displacement Arah Z (mm) ............................................................. 58
Gambar 4.18 Mode Shape Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang ..................... 62
Gambar 4.19 Story Shear Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang .......... 63
Gambar 4.20 Story Drift Struktur Laboratorium Sipil PLN UPDL Padang ................. 64
Gambar 4.21 Diagram Tegangan Regangan Lentur Balok Beton Bertulang ............ 65
Gambar 4.22 Diagram Alir Pengecekan Lentur Pada Balok .................................... 66
Gambar 4.23 Diagram Alir Perencanaan Geser Balok Beton Bertulang ................... 67
Gambar 4.24 Pengecekan Elemen Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang .......... 68
Gambar 4.25 Lokasi Balok Yang Ditinjau.............................................................. 69
Gambar 4.26 Pengecekan Lendutan Elemen Struktur Balok .................................. 70
Gambar 4.27 Nilai PMM Struktur Kolom Laboratorium PLN UPDL Padang ............... 70
Gambar 4.28 Pengecekan Kolom dengan Program SP Column v5.1 ....................... 71
Gambar 4.29 Pengecekan Strong Column Weak Beam Laboratorium PLN UPDL
Padang .............................................................................................................. 74
Gambar 4.30 Free‐body Diagram di Joint Kolom‐Balok ........................................... 76
Gambar 4.31 Detil Joint Struktur .......................................................................... 77
Gambar 4.32 Pengecekan Hubungan Balok Kolom Laboratorium PLN UPDL Padang 77
Gambar 5.1 Perkuatan Balok dengan FRP ............................................................ 83
Gambar 5.2 Perkuatan Kolom Dengan Metode FRP .............................................. 84
Gambar 5.3 Perkuatan Joint dengan FRP ............................................................. 84
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria penilaian pengujian dengan gelombang ultrasonik ....................... 6


Tabel 2.2 Kriteria Standar Deviasi untuk beton (ACI,2002) .................................. 10
Tabel 3.1 Perhitungan Direct or Indirect Pulse Velocity ......................................... 31
Tabel 3.2 Nilai Pulse Velocity dan Kriteria Beton ................................................... 33
Tabel 3.3 Estimasi Korelasi Pulse Velocity Dengan Mutu Beton .............................. 34
Tabel 3.4 Rekapan Tabulasi Nilai Hammer Homogenitas Mutu Beton ..................... 36
Tabel 3.5 Kesimpulan Homogenitas Mutu Beton ................................................... 36
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Hardness Test ............................................................. 40
Tabel 3.7 Probability Corrosion Based on ASTM C876 ........................................... 41
Tabel 3.8 Concrete Condition Based On RILEM TC 154-EMC Recomendation ......... 41
Tabel 3.9 Hasil Nilai Half Potential Test dan Kriteria Probabilitas Korosi ................. 41
Tabel 3.10 Hasil Kesimpulan Half Cell Potential Test ............................................. 42
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Karbonasi .................................................................. 43
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Core Drill ................................................................... 45
Tabel 4.1 Periode Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang ................................ 60
Tabel 4.2 Modal Mass Participation Ratio Laboratorium PLN UPDL Padang .......... 61
Tabel 4.3 Perbandingan Kebutuhan Gaya Dalam Balok Gedung Laboratorium Sipil
PLN UPDL Padang .............................................................................................. 68
Tabel 4.4 Hasil Pengecekan P-M-M Kolom Laboratorium PLN UPDL Padang ........... 72
Tabel 4.5 Hasil Pengecekan Strong Column Weak Beam Laboratorium PLN UPDL
Padang .............................................................................................................. 75
Tabel 4.6 Hasil Pengecekan Hubungan Balok Kolom Laboratorium PLN UPDL
Padang .............................................................................................................. 78
\

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang terletak di Jalan Raya Padang -


Bukittinggi, Lubuk Alung, Sintuk Toboh Gadang - Kabupaten Padang Pariaman.
Gedung ini berfungsi sebagai laboratorium sipil bagi pegawai baru PLN pada saat
pelatihan. Gedung ini telah lama tidak digunakan semenjak kejadian gempa di
Sumatera Barat tahun 2009 lalu. Kondisi gedung saat ini banyak mengalami
kerusakan baik struktural maupun non strukural. Pihak owner ingin mengetahui
kondisi struktur gedung Laboratorium saat ini jika ingin digunakan kembali.
Untuk mengetahui kondisi struktur gedung Laboratorium maka dilakukan
survey secara visual maupun secara khusus.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut:


a. Mendapatkan informasi kondisi Struktur Gedung Laboratorium PLN
UPDL Padang dengan melakukan pemeriksaan visual,
b. Mendapatkan redrawing struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL
Padang,
c. Mendapatkan informasi mutu material eksisting beton dan susunan
tulangan baja dengan Non Destructive Test dan Destructive Test,
d. Mengetahui kadar korosi pada tulangan baja di dalam beton,
e. Mendapatkan informasi kondisi dan dimensi pondasi eksisting,
f. Memperoleh laporan hasil uji lapangan,
g. Memperoleh hasil informasi kelayakan struktur gedung eksisting dengan
analisis struktur,
h. Memberikan rekomendasi perbaikan/perkuatan bila diperlukan.

1
\

1.3 Lokasi Kegiatan Pengujian

Kegiatan dilakukan di Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang yang terletak


di Jalan Raya Padang - Bukittinggi, Lubuk Alung, Sintuk Toboh Gadang -
Kabupaten Padang Pariaman. Sedangkan pengolahan data hasil pengujian
dilakukan di Kantor PT. Testindo, Jakarta Timur.

Gambar 1.1 Lokasi Pengujian

1.4 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan yang dilakukan pada struktur Gedung Laboratorium PLN


UPDL Padang meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan visual survey dan dokumentasi,
b. Melakukan pengukuran dimensi struktur eksisting gedung,
c. Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV) untuk mengetahui
estimasi kuat tekan, kepadatan dan homogenitas beton,
d. Pengujian Hammer Test untuk mengetahui estimasi kuat tekan dan
kekerasan beton,
e. Pengujian Covermeter Test/Rebar Scan untuk mengetahui tebal selimut,
jumlah dan susunan tulangan dalam beton,
f. Pengujian Hardness Test Untuk mengetahui estimasi kuat tarik
tulangan,
g. Pengujian Half Potential Test untuk mengetahui kadar korosi pada
tulangan baja di dalam beton,

2
\

h. Pengujian Karbonasi untuk mengetahui kadar karbonasi pada beton,


i. Coredrill Test untuk mendapatkan nilai aktual kuat tekan beton,
j. Melakukan penggalian pondasi untuk mengetahui kondisi dan dimensi
pondasi eksisting,
k. Memperoleh hasil informasi kelayakan struktur Gedung eksisting dengan
analisis struktur,
l. Rekomendasi perkuatan/perbaikan bila diperlukan.

1.5 Waktu Pemeriksaan


Waktu pemeriksaan pada Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
dilaksanakan bulan April - Mei 2021.

3
\

1. BAB 2. METODOLOGI PELAKSANAAN

Metodologi pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian Gedung Laboratorium


PLN UPDL Padang secara umum diuraikan dalam tahapan sebagai berikut:

2.1 Survey Instansional, Koordinasi dan Review Dokumen

Kegiatan meliputi koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan arah


kegiatan dan proses sinkronisasi rencana kegiatan yang berhubungan dengan
perizinan dan koordinasi wilayah pemeriksaan pada Gedung, review dokumen dan
data eksisting Gedung dari pihak owner.

Dokumen-dokumen teknis struktur yang dimiliki oleh pemilik bangunan


sangat penting untuk dicermati sebelum dilakukan pemeriksaan. Data-data yang
bersumber pada dokumen tersebut harus diverifikasi dengan pemeriksaan
lapangan bila dianggap perlu. Sementara data-data penting yang tidak tersedia
dapat diperoleh melalui pemeriksaan lapangan. Dokumen teknis struktur antara
lain:

 Dokumen-dokumen dan gambar-gambar perencanaan


 Dokumen-dokumen dan gambar-gambar pelaksanaan (As-built-drawing)
 Dokumen-dokumen sertifikat bahan dan hasil uji bahan

2.2 Pemeriksaan Visual

Pemeriksaan visual dilakukan terhadap elemen-elemen bangunan dan kondisi


lingkungannya, dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
struktur bangunan. Pemeriksaan visual dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan untuk memeriksa setiap elemen-elemen struktur, yang kemudian
setiap jenis elemen struktur serta lokasi akan didokumentasikan.

4
\

2.3 Pemeriksaan Khusus

Merupakan pengamatan/pengujian/pengukuran yang dilakukan lebih cermat


dan mendetail yang merupakan tindak lanjut dari pengamatan kerusakan pada
pemeriksaan visual. Pemeriksaan khusus dilakukan untuk memperoleh data yang
lebih akurat dari kerusakan yang terjadi pada elemen bangunan khususnya
elemen struktural.

2.3.1 Non Destructive Test (NDT)

2.3.1.1 Pengujian Kerapatan Mutu Beton (UPV Test)


a. Umum
Metoda pengujian dilakukan dengan alat PUNDIT dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat
bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut. Jika digunakan dengan
baik dan benar, alat ini dapat memberikan informasi yang banyak mengenai
kondisi bagian permukaan ataupun bagian dalam beton. Alat ini secara tak
langsung juga dapat memberikan informasi mengenai nilai kuat tekan beton, jika
hubungan antara sifat-sifat elastik suatu benda padat dengan nilai kuat tekannya
diketahui.
Sebuah sinyal getaran longitudinal yang dihasilkan transduser elektroakustik,
yang dibuat dengan cara kontak dengan permukaan beton yang akan diuji. Ketika
sinyal ditransmisikan dari transduser melalui permukaan beton menggunakan
cairan penghubung seperti minyak atau pasta selulosa, beton mengalami berbagai
refleksi pada material-material yang berbeda di dalamnya. Sebuah sistem yang
lengkap dari perkembangan gelombang tegangan, termasuk di dalamnya
gelombang longitudinal dan gelombang geser dan merambat melalui beton.
Gelombang pertama yang ditangkap oleh tranduser penerima yaitu gelombang
longitudinal dan dikonversi menjadi sinyal elektrik oleh transduser kedua.

5
\

b. Standar
Pengujian UPV Pundit dilakukan berdasarkan BS 1881 : Part 203: 1986 dan
ASTM C597-16. Didalam standar ini dijelaskan bahwa tranduser penerima
mendeteksi datangnya komponen pulse yang tiba lebih awal. Pengukuran Pulse
Velocity dapat dilakukan dengan 3 metode, antara lain:

 Direct transmission
 Semi-direct transmission
 Indirect/surface transmission

(a) (b)

(c)

Gambar 2.1 Metode Pengambilan Pulse Velocity (a) Direct


Transmission, (b) Semi-direct Transmission, (c) Indirect / Surface
Transmission

Tabel 2.1 Kriteria penilaian pengujian dengan gelombang ultrasonik

Pulse Velocity (m/s) Concrete conditions


Concrete > 4500 Excellent
Quality 3500 - 4500 Good
3000 – 3500 Medium
< 3000 Doubtful

6
\

c. Peralatan
Peralatan UPV Pundit terdiri dari:

 UPV Pundit Lab+ Versi Digital


 Gurinda
 Media kalibrasi
 Ultrasonic gel/Grease
 Meteran
 Sikat Kawat

Gambar 2.2 Alat UPV Pundit Versi Digital

d. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan UPV Pundit dibagi tiga tahap pelaksanaan yaitu:


 Persiapan Lokasi Uji
Tahapan ini adalah persiapan awal untuk menentukan dan mempersiapkan
lokasi titik uji. Penentuan lokasi uji didasarkan dengan kondisi beton
dengan permukaaan yang relatif bagus diantara lainnya. Setelah itu
meratakan permukaan titik uji (flattening) dengan gerinda dan memberi
tanda lokasi uji dengan pilox (marking).
 Persiapan Alat
Tahapan ini adalah menyetel alat UPV Pundit sesuai keperluan kemudian
dikalibrasi sesuai ketentuan pada benda uji kalibrasi (Oles permukaan
benda uji dengan Gel Ultrasonik).

7
\

 Pengujian
Tahapan ini adalah tahapan pengambilan pulse velocity dengan alat pundit.
Sesuai penjelasan singkat standar yang dipakai, terdapat tiga metode
pengambilan pulse velocity. Untuk pengambilan dengan direct transmission
sangat direkomendasikan karena hasil yang paling akurat namun
keterbatasan pengambilannya di lapangan, pada semi-direct hasil yang
diperoleh bisa dibilang sangat akurat, dan yang terakhir adalah
indirect/surface transmission merupakan metode yang paling buruk
hasilnya dibanding metode yang lainnya, namun butuh direduksi agar
hasilnya mendekati nilai pulse velocity direct transmission. Setiap
melakukan pengujian diwajibkan mengoleskan ultrasonik gel pada beton
yang akan diuji.

Gambar 2.3 Pemeriksaan UPV Pundit Test

8
\

e. Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan UPV Pundit Test.

Gambar 2.4 Bagan Alir /Flowchart Pelaksanaan UPV Pundit Test

2.3.1.2 Hammer Test (Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan


Beton)
a. Umum
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak
beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup
banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya murah. Metode
pengujian ini dilakukan dengan menggunakan memberikan beban impact
(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
9
\

diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan


yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan
beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi. Alat
ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur,
karena kesederhanaannya, pengujian menggunakan alat ini sangat cepat
sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat.
Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton misalnya
keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.

Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact


(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan memberikan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan
yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan
beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga, setelah dikalibrasi
dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji.

Tabel 2.2 Kriteria standar deviasi untuk beton (ACI, 2002)


Standar deviasi, MPa (psi)
Klasifikasi
Baik Sangat Kurang
Penggunaan Baik Cukup
Sekali Baik Baik
2,8 s.d 3,4 3,4 s.d 4,1 4,1 s.d 4,8
Pengujian < 2,8 > 4,8
(400 s.d (500 s.d (600 s.d
Lapangan (< 400) (> 700)
500) 600) 700)
1,4 s.d 1,7 1,7 s.d 2,1 2,1 s.d 2,4
Percobaan < 1,4 > 2,4
(200 s.d (250 s.d (300 s.d
Laboratorium (< 400) (> 350)
250) 300) 350)

b. Standar
Pemeriksaan Homogenitas Mutu Permukaan Beton (Hammer Test) berdasarkan
BS 1881 Part 202:1986 dan ASTM G80S-89.

c. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam Hammer Test sebagai berikut:

 Gerinda
 Form dan Alat Tulis
 Kapur
10
\

 Meteran
 1 Set Schimidt Rebound Hammer Live Digital
 Handphone

Gambar 2.5 Schimidt Rebound Hammer Live Digital

d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Hammer Test dibagi dua tahap yaitu;

 Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
a) Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan
diperiksa
b) Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis
pelindung
c) Meratakan permukaan bidang uji dengan gerinda dengan syarat
minimum luas benda uji 100 x 100 mm atau dengan D = 150 mm.
 Teknis
Lakukan pengujian sebagai berikut :
a) Konfigurasi alat Schimidt Hammer Digital sesuai pedoman yang
ditentukan
b) Sentuh ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi
tegak lurus sesuai dengan benda uji
c) Lakukan 10 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan
dengan minimal jarak antar pukulan 25 mm ;
d) Data tersimpan dalam Alat

11
\

Gambar 2.6 Pemeriksaan Hammer Test

e. Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan:

Mulai

Persiapan
Pengujian

Menentukan Lokasi Membersihkan Meratakan Permukaan


Bidang Uji Bidang Uji Bidang Uji

Teknis

Pengujian Simpan data


Konfigurasi Alat
10 x pada Alat

Selesai

Gambar 2.7 Flowchart Pelaksanaan Hammer Test

12
\

2.3.1.3 Pemeriksaan Konfigurasi Tulangan (Covermeter)

a. Umum
Alat pendeteksi tulangan beton merupakan suatu alat elektromagnetik yang
digunakan untuk pendeteksian ketebalan selimut beton. Prinsip kerja alat ini
adalah dengan adanya tulangan di dalam beton akan mempengaruhi medan
elektromagnet yang dihasilkan oleh rangkaian seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Prinsip Kerja Alat Covermeter


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui :
 Tebal selimut beton (concrete cover )
 Lokasi tulangan
 Diameter dari baja tulangan
 Jarak/posisi tulangan.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan sebagai berikut:
 Covermeter 630
 Bar Scanner
 Gerinda
 Ultrasonic Gel/Grease
 Meteran
 Sikat Kawat

13
\

Gambar 2.9 Alat Covermeter untuk Pemeriksaan Tulangan

c. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pemeriksaan susunan tulangan baja secara umum dapat
dideskripsikan sesuai tahapan sebagai berikut:
 Meratakan permukaan beton yang akan diperiksa susunan tulangannya.
 Mengukur dimensi struktur kolom/pelat lantai/balok yang akan diperiksa.
 Melakukan persiapan alat Covermeter 630. Pengaturan scan area, object
number dan scanning bar.
 Menscan area kolom/pelat lantai/balok yang dituju, untuk scan awal dilakukan
pada main bar direction (arah tulangan utama) dan selanjutnya scan pada
stirrups direction (arah tulangan sengkang).
 Melakukan penyimpanan hasil scan kolom dan mencatat object number.

Gambar 2.10 Pemeriksaan dengan Covermeter Test

14
\

d. Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan:

Gambar 2.11 Flowchart Pelaksanaan Covermeter Test

2.3.2 Destructive Test (DT)


2.3.2.1 Pengujian Mutu Baja (Hardness Test)
a. Umum
Pengujian kekerasan Brinell adalah sebuah pengujian kekerasan metal yang
dapat menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai material metal. Informasi
yang disajikan dapat dikorelasikan ke kuat tarik, ketahanan, daktalitas atau
karakteristik material metal lainnya dan pengujian ini dapat juga berguna sebagai
kontrol kualitas dan sebagai seleksi material.

15
\

b. Standar

Standar yang digunakan untuk pengujian kekerasan baja adalah ASTM A956
(Leeb) dan ASTM E 140-97: Standard hardness conversion tables for metals.
(ASTM E10-08/Brinell Test: Standard hardness conversion table for metals.

c. Peralatan dan Metodologi


Peralatan yang digunakan pada pengujian kekerasan baja yaitu:
1. Form pengujian dan alat tulis
2. Gerinda
3. Set portable hardness tester

Gambar 2.12 Set portable hardness tester

d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Hardness Test dibagi dua tahap yaitu;
 Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
 Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa.
 Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis
pelindung;
 Meratakan permukaan bidang uji dengan gerinda.

16
\

 Teknis
Lakukan pengujian sebagai berikut :
 Konfigurasi alat Hardness Tester sesuai pedoman yang ditentukan ;
 Kalibrasi Alat Hardness Tester dengan sentuh ujung peluncur pada
permukaan titik uji, usahakan posisi sesuai dengan arah yang
dikonfigurasikan pada alat benda uji ;
 Lakukan min 3 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan
dengan minimal jarak antar pukulan 2 mm ;
 Data tersimpan dalam Alat.
 Sketsa Lokasi Titik Uji
 Beri tanda bahwa lokasi uji telah dilakukan pemeriksaan

Gambar 2.13 Pemeriksaan Hardness Test

17
\

e. Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan Hardness Test

Gambar 2.14 Flowchart Pelaksanaan Hardness Test

2.3.2.2 Half Cell Potential Test


a. Umum
Metode pengukuran half-cell potential biasanya melibatkan pengukuran
kekuatan tulangan relatif terhadap rujukan penempatan half-cell pada permukaan
beton. Pada pengujian half-cell biasanya digunakan tembaga/tembaga sulfat atau
perak/sel perak klorida atau kombinasi lainnya. Beton berfungsi sebagai elektrolit
dan resiko korosi tulangan di dekat lokasi pengujian, dapat terkait secara empiris
pada perbedaan pengukuran potensial. Pada beberapa kondisi, pengukuran yang
bermanfaat dapat diperoleh antara dua half-cell pada permukaan beton. Teknik ini

18
\

biasa digunakan untuk penilaian ketahanan beton bertulang dimana diprediksi


terjadi korosi tulangan.

b. Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah :
 ASTM C876-91 : Standar Test methode for half-Cell Potential of Uncoated
Reinforcing Steel in Concrete.
 ACI 222R-01 : Protection of Metal in Concrete Againts Corrosion.

c. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Half Cell Potential Test yaitu :
 Form pengujian
 Meteran
 1 Set Half Cell Potential Tester (Tester, probe, wooden plug, soak, kabel
connector, serbuk sulfat)
 Botol dan sendok
 Air

Gambar 2.15 Perlengkapan Set Half Cell Potential Tester

19
\

d. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Half Cell Potential Test Sebagai Berikut ;
 Tahapan Persiapan
a. Membuat larutan elektroda, yaitu mencampurkan 1 gelas besar berisi air
(550 ml) dengan 1 sendok bubuk sulfat, kemudian larutkan dan diaduk.
Memindahkan larutan ke probe.
b. Merendam soak dan wooden plug selama 1 jam dan dibiarkan
c. Marking Area Pengujian
d. Area pengujian dibuat dalam ukuran 50cm x 50cm, dengan jarak titik
dari tepi terluar adalah 5 cm dan arak antar titik adalah 10 cm.
mengebor beton di dekat area pengujian untuk menghubungkan canin
dengan beton.
e. Melubangi beton sedalam selimut beton
 Tahapan Pengujian

Menghubungkan probe yang berisi larutan elektroda dengan Half Cell


Potential Tester menggunakan kabel connector dan tempelkan kabel
connector beton tulangan ang sudah dilubangi. Memastikan alat terpasang
dengan benar. Mengatur ID, dan mengkonfigurasikan alat tersebut.
Pengujian dilakuan dengan menempelkan probe yaitu soak pada
permukaan beton berdasarkan area marking. Melakukan penyimpanan
data.

Gambar 2.16 Metode Pelaksanaaan Half Cell Potential

20
\

e. Flowchart Pelaksanaan
Flowchart pelaksanaan Half Potential Test sebagai berikut :

Gambar 2.17 Flowchart Pengujian Half Cell Potential

2.3.2.3 Carbonation Test (Pengujian Karbonasi)


a. Umum
Karbonasi pada beton terjadi saat karbondioksida pada udara lembab
bereaksi dengan material semen yang terhidrasi dan menghasilkan carbonat
seperti kalium karbonat. Karbonasi pada permukaan beton yang terekspose terjadi
sangat perlahan. Pentingnya mengetahui karbonasi adalah untuk memproteksi
tulangan di dalam beton, yang disebabkan oleh reaksi kimia antar kalsium di
dalam beton dengan garam sulfat dari luar dan mengakibatkan pengembangan
volume beton sehingga massa beton terdesak dan pecah.

21
\

b. Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
 ASTM C 856 - 14 Standard Practice for Petrographic Examination of
Hardened Concrete.
 BS 1881 - 201 : 1986 Testing Concrete, guide to the use of non-
destructive methods of test for hardened concrete.

c. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada Carbonation Test yaitu :
 Form pengujian
 Bor
 Sigmat
 Phenophthalein (5 %) dan Spray Bottle
 Compressor
 Piloks

Gambar 2.18 Phenophtalein


d. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Carbonation Test Sebagai Berikut ;
 Tahapan Persiapan
a) Menentukan lokasi titik uji ditinjau secara visual
b) Melubangi lokasi titik uji dengan bor dengan kedalaman sedalam
selimut beton
c) Membersihkan area titik uji dari serbuk beton hasil pengeboran
d) Mempersiapkan cairan phenolpthalein kedalam Spray Bottle
22
\

 Tahapan Pengujian

a) Menyemprotkan cairan Phenophthalein (5 %) kedalam lubang titik


uji.
b) Diamkan sejenak dan amati perubahan warna pada beton
c) Ukur kedalaman karbonasi sebanyak minimal tiga kali pengukuran
d) catat dan sketsa lokasi dan hasil pengujian.

Gambar 2.19 Pengujian Carbonation Test

e. flowchart Pelaksanaan
Flowchart / diagram alir Carbonation Test Sebagai Berikut :

Mulai

Persiapan
Pengujian

Penentuan Melubangi Lokasi Membersihkan Menyiapkan


Lokasi Titik Uji Titik Uji Area Pengujian Cairan pH

Pengujian

Menyemprotkan Melakukan Pengamatan Catat dan Sketsa


Cairan pH dan Pengukuran Hasil Pengujian

Selesai

Gambar 2.20 Flowchart Carbonation Test

23
\

2.3.2.4 Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)


a. Umum
Pengetesan core drill atau yang disebut juga pemboran beton inti ialah
pengetesan terhadap benda uji beton yang berbentuk silinder hasil pengeboran
pada struktur bangunan yang sudah dilaksanakan. Cara umum untuk mengukur
kekuatan beton pada aktual strukturnya adalah dengan cara memotong beton
dengan bor berbentuk bulat yang berputar. Sampel yang diambil (bentuk silinder)
selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tekan.

b. Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
 ASTM C 42 Standard Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams Of Concrete
 SK SNI-61-1990-03 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran

c. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut :

 Mesin Core Drill


 Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran

Gambar 2.21 Alat Pengujian Core Drill

d. Metode Pelaksanaan
 Metode Pelaksanaan Core Drill
Adapun metode pemeriksaan yang dilakukan :
1) Alat diletakkan pada lapisan perkerasan beton/aspal yang akan diuji
dengan posisi datar.
2) Setelah itu kita sediakan air dengan alat yang ada sistem pompa.

24
\

3) Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada
tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut, sehingga alat tidak
mengalami kerusakan terutama mata bor yang berbentuk silinder selama
proses pengujian.
4) Setelah semua siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan tali
yang dililitkan pada starter alat dan ditarik.
5) Setelah alat hidup mata bor diturunkan secara perlahan-lahan pada titik
yang telah kita tentukan sampai kedalaman tertentu, kemudian setelah
kedalaman tertentu alat dimatikan dan mata bor dinaikkan.
6) Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan menggunakan
penjapit, setelah itu diukur tebal dan dimensinya dan diamati sampel
tersebut apakah perkerasan tersebut layak pakai atau tidak.
 Metode Kerja Core drill Test
Uji core drill atau bor inti adalah cara uji beton keras dengan cara
mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat tekannya diragukan.
Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa
“pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.
a) Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya,
umumnya antara 50mm sampai 150 mm. Namun sebaiknya diameter
silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat betonnya. Jika
uji bor inti dipilih maka beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-
1990-03):
b) Umur beton minimal 14 hari.
c) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat
tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari
masing-masing bagian struktur. Dari satu daerah beton diambil satu titik
pengambilan contoh.
d) Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan mutunya)
diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang tidak
membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan,
momen maksimum, dan tulangan utama.
25
\

e) Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya
minimal sama. Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering
selama masa layannya, benda ujisilinder beton (hasil bor inti) harus diuji
dalam kondisi kering.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah selama masa
layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40 jam dan diuji
dalam kondisi basah. Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh
(daerah beton yang diragukan) dapat dinyatakan tidak membahayakan jika
kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari
daerah beton tersebut memenuhi 2 (dua) persyaratan sebagai berikut:
a. Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’.
b. Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.

Gambar 2.22 Pengujian Core Drill

26
\

e. Flowchart Pelaksanaan
Flowchart / diagram alir Core drill Test Sebagai Berikut ;

Mulai

Persiapan
Pengujian

Menentukan Lokasi Membersihkan dan


Bidang Uji Meratakan Bidang Uji

Persiapan Alat

Pengambilan
Inti Beton

Persiapan
Laboratorium

Perendaman Meratakan
Benda Uji Bidang Uji

Uji Tekan

Olah Data dan mendapat


nilai hasil Uji Tekan

Selesai

Gambar 2.23 Flowchart Core Drill Test

27
\

2.3.3 Galian Pondasi

a. Umum
Penggalian pondasi bertujuan untuk mengetahui kondisi dan dimensi pondasi
eksisting yang digunakan.
b. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan penggalian pondasi dilakukan dalam beberapa tahap yang meliputi :
 Tahap persiapan
a. Menentukan titik pondasi yang akan dilakukan penggalian,
b. Mempersiapkan alat - alat yang akan digunakan saat penggalian,
 Tahap Penggalian
a. Melakukan penggalian hingga menemukan pondasi yang digunakan,
b. Foto kondisi pondasi eksisting,
c. Ukur dimensi pondasi yang digunakan dan catat jenis pondasi yang
digunakan,

Gambar 2.24 Pekerjaan Galian Pondasi

28
\

1. BAB 3. DATA HASIL PEMERIKSAAN

3.1 Umum
Awal pemeriksaan diperlukan data-data terkait yang akan diuji. Berikut
adalah data inventarisasi sebagai acuan awal gambaran struktur yang akan diuji.

Nama Struktur : Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang


Tahun Pemeriksaan : April 2021
Struktur Utama : Struktur Beton Bertulang

Gambar 3.1 Layout Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang

29
\

3.2 Hasil Survey Visual

Gambar 3.2 Kondisi Eksisting Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang


Berdasarkan hasil survey visual terlihat secara umum struktur kolom dan balok
mengalami kerusakan pasca gempa 2009. Joint antara kolom dan balok juga
banyak mengalami kerusakan. Dinding mengalami kerusakan pada beberapa
bagian dikarenakan tidak adanya atau kurang baiknya pengangkuran antara
struktur kolom dengan dinding dan antara dinding dengan bukaan (pintu atau
jendela).
30
\

3.3 Hasil Pemeriksaan Pengujian


3.3.1 Hasil Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV Test)
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai yang dihasilkan PUNDIT. Hasil
tersebut kemudian diolah dan menghasilkan output seperti gambar di bawah ini.

Concrete Pulse
Velocity Value

Gambar 3.3 Output UPV Testing (Example)


Hasil Indirect pulse velocity perlu diolah agar menghasilkan nilai direct pulse
velocity. Berdasarkan Guidebook on Non-destructive testing of concrete
structures, Ch.11.1.4.4 based on ASTM C215 Test Method for Fundamental
Transverse, Longitudinal, and Torsional Resonant Frequencies of Concrete
Specimens konversi Indirect factor ke direct factor dengan meningkatkan hasil
velocity sebesar 5% - 30%. Dalam kasus kali ini diambil nilai indirect factor
sebesar 10%.
Tabel 3.1 Perhitungan Direct or Indirect Pulse Velocity

Test Location Average


Direct
No ID Velocity Distance Indirect/Direct Direct
Velocity
Test Sample [m/s] (m) Factor** Velocity
Location Type As [m/s]
[m/s]
1 2962 0.270 1,0 2962
2 3194 0.270 1,0 3194
3 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2705 0.270 1,0 2705 2876
4 2909 0.270 1,0 2909
5 2609 0.270 1,0 2609
6 2729 0.200 1,1 3002
7 2674 0.200 1,1 2941
8 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2869 0.200 1,1 3156 2965
9 2625 0.200 1,1 2888
10 2581 0.200 1,1 2839

31
\

11 3151 0.260 1,0 3151


12 2748 0.260 1,0 2748
13 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 3206 0.260 1,0 3206 2912
14 2757 0.260 1,0 2757
15 2700 0.260 1,0 2700
16 2965 0.260 1,0 2965
17 2968 0.260 1,0 2968
18 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2908 0.260 1,0 2908 2965
19 2975 0.260 1,0 2975
20 3009 0.260 1,0 3009
21 2822 0.290 1,0 2822
22 2915 0.290 1,0 2915
23 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 3215 0.290 1,0 3215 2966
24 2980 0.290 1,0 2980
25 2896 0.290 1,0 2896
26 3218 0.260 1,0 3218
27 2854 0.260 1,0 2854
28 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 2805 0.260 1,0 2805 3019
29 3333 0.260 1,0 3333
30 2886 0.260 1,0 2886
31 2594 0.200 1,1 2853
32 2793 0.200 1,1 3072
Lantai
33 U-7 Balok B-C/10 2694 0.200 1,1 2963 2959
Atap
34 2762 0.200 1,1 3038
35 2608 0.200 1,1 2869
36 2809 0.200 1,1 3090
37 2874 0.200 1,1 3161
Lantai
38 U-8 Balok A-B/10 2746 0.200 1,1 3021 3036
Atap
39 2735 0.200 1,1 3009
40 2637 0.200 1,1 2901
41 2885 0.200 1,1 3174
42 2729 0.200 1,1 3002
43 Lantai 2637 0.200 1,1 2901
U-9 Balok A/6-7 2989
Atap
44 2537 0.200 1,1 2791
45 2799 0.200 1,1 3079
46 2626 0.200 1,1 2889
47 2626 0.200 1,1 2889
Lantai
48 U-10 Balok A/1-2 2712 0.200 1,1 2983 2999
Atap
49 2890 0.200 1,1 3179
50 2778 0.200 1,1 3056
51 2520 0.200 1,1 2772
Lantai
52 U-11 Balok C/2-3 2711 0.200 1,1 2982 2971
Atap
53 2596 0.200 1,1 2856
32
\

54 2753 0.200 1,1 3028


55 2924 0.200 1,1 3216
56 2676 0.200 1,1 2944
57 2793 0.200 1,1 3072
Lantai
58 U-12 Balok C/7-8 2524 0.200 1,1 2776 2897
Atap
59 2558 0.200 1,1 2814
60 2617 0.200 1,1 2879

Perhitungan tersebut diperlukan guna menentukan nilai estimasi direct pulse


velocity yang akan digunakan untuk mengetahui kriteria dan estimasi korelasi
mutu beton ditinjau dari kerapatan beton. Berikut adalah Hasil pulse velocity
tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria kecepatan terhadap kualitas
beton berdasarkan BS 1881: Part 203: 1986
Concrete Quality Based On Pulse Velocity :
> 4500 m/s , Excellent Concrete Condition
3400 - 4500 m/s , Good Concrete Condition
3000 - 3500 m/s , Medium Concrete Condition
< 3000 m/s , Doubtful Concrete Condition

Berikut adalah hasil perhitungan pulse velocity disertai kriterianya, untuk


selengkapnya dapat dilihat pada lampiran UPV test.

Tabel 3.2 Nilai Pulse Velocity dan Kriteria Beton

Test Location
Average
ID Direct >4500 3500- 3000- <3000
Number Description
Sample Velocity m/s 4500 3500 m/s
Location Type As
[m/s] Excel m/s m/s doubt
lent Good Medium full
Doubtful
1 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2876 - - - √
Concrete Grade
Doubtful
2 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2965 - - - √
Concrete Grade
Doubtful
3 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 2912 - - - √
Concrete Grade
Doubtful
4 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2965 - - - √
Concrete Grade
Doubtful
5 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 2966 - - - √
Concrete Grade
Medium
6 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 3019 - - √ -
Concrete Grade
Lantai Doubtful
7 U-7 Balok B-C/10 2959 - - - √
Atap Concrete Grade
33
\

Lantai Medium
8 U-8 Balok A-B/10 3036 - - √ -
Atap Concrete Grade
Lantai Doubtful
9 U-9 Balok A/6-7 2989 - - - √
Atap Concrete Grade
Lantai Doubtful
10 U-10 Balok A/1-2 2999 - - - √
Atap Concrete Grade
Lantai Doubtful
11 U-11 Balok C/2-3 2971 - - - √
Atap Concrete Grade
Lantai Doubtful
12 U-12 Balok C/7-8 2897 - - - √
Atap Concrete Grade
*Based On BS 1881: Part 203: 1986

Dari hasil di atas kemudian dikerucutkan tiap elemen struktur sehingga


dapat disimpulkan kriteria dan nilai pulse velocity tiap elemen struktur. Hasil dari
pulse velocity diatas kemudian dikorelasikan terhadap mutu beton sesuai rumus
berdasarkan ASTM C597 - 16 Standard Test Method for Pulse Velocity Through
Concrete.

..................................................(01*)
Where,
E = dynamic modulus of elasticity, µ = dynamic Poisson’s ratio, and ρ =
density.
*According To ASTM C597-16
Berikut adalah hasil tabulasi perhitungan korelasi mutu beton dengan pulse
velocity beton, untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran UPV Pundit Test.
Tabel 3.3 Estimasi Korelasi Pulse Velocity Dengan Mutu Beton

Element Of Structure Direct


ID Poisson Density Ec fc'
Number Velocity
Sample ratio* (Kg/m3) (Mpa)** Mpa***
Location Type As Pulse
1 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2876 0,15 2400 18797,74 16,00
2 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2965 0,15 2400 19984,09 18,08
3 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 2912 0,15 2400 19279,25 16,83
4 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2965 0,15 2400 19981,94 18,08
5 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 2966 0,15 2400 19990,03 18,09
6 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 3019 0,15 2400 20719,15 19,43
7 U-7 Lantai Atap Balok B-C/10 2959 0,15 2400 19904,11 17,93
8 U-8 Lantai Atap Balok A-B/10 3036 0,15 2400 20953,41 19,88
9 U-9 Lantai Atap Balok A/6-7 2989 0,15 2400 20308,63 18,67
10 U-10 Lantai Atap Balok A/1-2 2999 0,15 2400 20443,38 18,92
11 U-11 Lantai Atap Balok C/2-3 2971 0,15 2400 20061,27 18,22
12 U-12 Lantai Atap Balok C/7-8 2897 0,15 2400 19075,38 16,47
34
\

Maka diperoleh :
Rata-rata mutu beton kolom = 17,75 MPa
Rata-rata mutu beton balok = 18,35 MPa
Hasil tersebut belum memenuhi persyaratan minimum kuat tekan beton sebesar
21 MPa untuk mutu beton struktur khusus berdasarkan SNI-2847-2019.

3.3.2 Hasil Pengujian Palu (Hammer Test)


Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai yang dihasilkan schimidt hammer.
Hasil tersebut kemudian diolah dan menghasilkan output seperti gambar di bawah
ini.

Gambar 3.4 Output Hammer Testing (Example)


Hasil-hasil output data tersebut kemudian diolah dan direkap menjadi tabel
seperti di bawah ini.

35
\

Tabel 3.4 Rekapan Tabulasi Nilai Hammer Homogenitas Mutu Beton

Note: *Based On ACI 301 Specifications for Structural Concrete

Hasil pengujian hammer kemudian dikerucutkan per elemen struktur


menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kesimpulan Homogenitas Mutu Beton

Location Standard deviation


Mean
Code Base on Homogenity fc'
No. Value
Place Concrete Strength (Mpa)
Location Type As (kg/cm2)
(Mpa)
1 H-1 Lantai 1 Kolom A/10 234 3,98 19,42
2 H-2 Lantai 1 Kolom A/9 210 3,25 17,43
3 H-3 Lantai 1 Kolom A/1 205 4,73 17,02
4 H-4 Lantai 1 Kolom C/2 225 3,09 18,68
5 H-5 Lantai 1 Kolom C/9 206 3,65 17,10
6 H-6 Lantai 1 Kolom B/10 215 5,07 17,85
36
\

7 H-7 Lantai 1 Kolom A/7 229 2,07 19,01


8 H-8 Lantai 1 Kolom B/8 220 1,88 18,26
9 H-9 Lantai 1 Kolom B/2 226 1,29 18,76
10 H-10 Lantai 1 Kolom A/3 229 3,67 19,01
11 H-11 Lantai 1 Kolom B/1 208 2,95 17,26
12 H-12 Lantai 1 Kolom C/4 210 2,55 17,43
13 H-13 Lantai 1 Kolom C/6 208 1,98 17,26
14 H-14 Lantai 1 Kolom C/8 220 3,28 18,26
15 H-15 Lantai Atap Balok B-C/10 240 1,87 19,92
16 H-16 Lantai Atap Balok A-B/10 219 2,30 18,18
17 H-17 Lantai Atap Balok A/6-7 221 2,83 18,34
18 H-18 Lantai Atap Balok A/1-2 233 3,39 19,34
19 H-19 Lantai Atap Balok C/2-3 221 2,22 18,34
20 H-20 Lantai Atap Balok C/7-8 231 3,61 19,17
21 H-21 Lantai Atap Balok C/9-10 240 2,76 19,92
22 H-22 Lantai Atap Balok A/8-9 233 2,12 19,34
23 H-23 Lantai Atap Balok A/3-4 235 3,99 19,51
24 H-24 Lantai Atap Balok B-C/1 226 3,44 18,76

Maka diperoleh :
Rata-rata mutu beton kolom = 18,05 MPa
Rata-rata mutu beton balok = 19,08 MPa
Hasil tersebut belum memenuhi persyaratan minimum kuat tekan beton sebesar
21 MPa untuk mutu beton struktur khusus berdasarkan SNI-2847-2019.

3.3.3 Hasil Covermeter dan Scanning Rebar Test


Penjelasan pada hasil pemeriksaan pengujian susunan baja tulangan pada
sub-bab ini hanya menjelaskan salah satu pemeriksaan saja. Selebihnya untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran Covermeter dan Scanning Rebar
Test.
Dari hasil pengambilan data di lapangan kemudian data tersebut diolah
sehingga menghasilkan data covermeter test. Berikut adalah hasil salah satu
gambar hasil covermeter test pada salah satu titik uji.

37
\

Gambar 3.5 Hasil Data Covermeter (Example)

Gambar 3.6 Tabulasi Rekapan Susunan Tulangan Kolom

38
\

Gambar 3.7 Tabulasi Rekapan Susunan Tulangan Balok


Dari hasil pengujian covermeter di atas terlihat tulangan utama dan tulangan
sengkang menggunakan tulangan polos dimana berdasarkan SNI 2847-2019 pasal
20.2.1.1 tidak dibolehkan menggunakan tulangan polos untuk tulangan utama
maupun tulangan sengkang. Tebal selimut beton untuk beberapa struktur kolom
dan balok belum memenuhi persyaratan SNI 2847-2019 pasal 20.6.1.3.1 yaitu
sebesar 40 mm.

3.3.4 Hasil Hardness Test


Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai kekerasan yang sudah dicatat
berdasarkan data lapangan. Hasil pemeriksaan berupa nilai kekerasan satuan
brinell (HB) kemudian dikorelasikan dengan nilai ultimate tensile strength sesuai
dengan ASTM E140 -Standard Hardness Conversion Tabels for Metals Relationship
Among Brinell Hardness, Vickers Hardness, Rockwell Hardness, Superficial
Hardness, Knoop Hardness, Scleroscope Hardness, and Leeb Hardness.

39
\

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Hardness Test


Tensile Strength
Location Test SNI
ID Test
No. Average 2052- Ket.
Sample Field
Location Type As 2017
(MPa)
(MPa)
1 B - 01 Kolom Tulangan Polos A/10 100 HB 340 350 NOT OK
2 B - 02 Kolom Tulangan Polos A/10 103 HB 350 350 OK
3 B - 03 Ring Balok Tulangan Polos A/5-6 100 HB 340 350 NOT OK
4 B - 04 Ring Balok Tulangan Polos A/5-6 106 HB 360 350 OK
5 B - 05 Kolom Tulangan Polos A/5 106 HB 360 350 OK
6 B - 06 Kolom Tulangan Polos A/5 92 HB 320 350 NOT OK
7 B - 07 Kolom Tulangan Polos C/5 106 HB 360 350 OK
8 B - 08 Kolom Tulangan Polos C/5 103 HB 350 350 OK
9 B - 09 Ring Balok Tulangan Polos C/4-5 94 HB 330 350 NOT OK
10 B - 10 Ring Balok Tulangan Polos C/4-5 106 HB 360 350 OK

Maka diperoleh :
Rata-rata kuat tarik Tulangan Polos = 347 MPa
Hasil rata-rata kuat tarik tulangan polos belum memenuhi persyaratan minimum
berdasarkan SNI 2052-2017 yaitu sebesar 350 MPa.

3.3.5 Hasil Half Cell Potential Test


Pemeriksaan dilakukan berdasarkan nilai yang dihasilkan CANIN. Hasil
tersebut kemudian diolah dan menghasilkan output seperti gambar di bawah.
Hasil dari output data kemudian diambil nilai half cell potential maksimum
dan minimum kemudian dikorelasikan dengan probabilitas korosi yang terjadi
pada tulangan terhadap beton sesuai ASTM C876 Standard Test Method for
Corrosion Potentials of Uncoated Reinforcing Steel in Concrete dan prediksi kondisi
beton berdasarkan RILEM TC 154-EMC Recomendation. Untuk selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran Half Cell Potential Test.

40
\

Gambar 3.8 Output Data Half Cell Potential Test (Example)

Tabel 3.7 Probability Corrosion Based on ASTM C876

Half Cell Value (mV) Probability Corrosion

< -200 <10%


-200 to -350 10-90% (Uncertain)
> -350 >90%

Tabel 3.8 Concrete Condition Based On RILEM TC 154-EMC Recomendation

Typical Ranges of potentials of normal steel in concrete (Volts CSE)

1. Water saturated concrete without oxygen -0.9 to -1.0 V

2. Wet, chloride contaminated concrete -0.4 to -0.6 V

3. Humid, chloride free concrete +0.1 to -0.2 V

4. Humid , Carbonated concrete +0.1 to -0.4 V

5. Dry, carbonated concrete +0.1 to 0.0 V

6. Dry, concrete +0.2 to 0.0 V

Berikut adalah hasil pengujian Half Cell Potential pada Gedung Laboratorium PLN
UPDL Padang yang telah dilakukan :
Tabel 3.9 Hasil Nilai Half Potential Test dan Kriteria Probabilitas Korosi

ID Type Of Value Max HPT Value Min HPT


No.
Canin Structure (mV) (mV)

1 HL-1 Kolom - 52 - 135


2 HL-2 Kolom 1 - 33
3 HL-3 Kolom -3 - 33
4 HL-4 Kolom - 144 - 328
5 HL-5 Kolom - 28 - 235

41
\

Probability Of
Typical Ranges Of Potentials Of Normal Steel In
Corrosion (Max Value
Concrete***
HPT)*
Value Value
Condi Condi
ID Max Min Condi Condi Condi Condi
No. tion 1 tion 2
Canin HPT HPT tion 3 tion 4 tion 5 tion 6
<10 10%- >90 (-900 (-400
(mV) (mV) (+100 to (+100 to (+100 (+200
% 90% % to - to -
-200 - 400 to 0 to 0
1000 600
mV) mV) mV) mV)
mV) mV)
1 HL-1 - 52 - 135 √ - - - - √ - - -
2 HL-2 1 - 33 √ - - - - √ - - -
3 HL-3 -3 - 33 √ - - - - √ - - -
4 HL-4 - 144 - 328 - √ - - - - √ - -
5 HL-5 - 28 - 235 - √ - - - - √ - -

Dari hasil pengujian Half Cell Potential 1,2 dan 3 terlihat tingkat korosi
tulangan di dalam beton berada <10% dengan tipe kondisi 3 yaitu “humid,
chloride free concrete”, dimana beton dalam keadaan lembab dan beton bebas
dari klorida yang artinya tingkat korosi tulangan baja di dalam beton masih cukup
rendah. Hasil pengujian Half Cell Potential 4 dan 5 terlihat tingkat korosi tulangan
antara 10% - 90% dengan tipe kondisi 4 yaitu “humid, carbonated concrete”,
dimana beton dalam keadaan lembab dan telah terkarbonasi yang mengakibatkan
tulangan baja di dalam beton mengalami korosi namun belum terlalu parah
karena tingkat korosi tidak mencapai >90%.
Tabel 3.10 Hasil Kesimpulan Half Cell Potential Test

No ID Canin Max Min Potential Condition Prediction

1 HL-1 - 52 - 135 Probability corrosion (<10%), humid, chloride free concrete

2 HL-2 1 - 33 Probability corrosion (<10%), humid, chloride free concrete

3 HL-3 -3 - 33 Probability corrosion (<10%), humid, chloride free concrete

4 HL-4 - 144 - 328 Probability corrosion (10% - 90%), humid, carbonated concrete

5 HL-5 - 28 - 235 Probability corrosion (10% - 90%), humid, carbonated concrete

42
\

3.3.6 Hasil Carbonation Test


Pemeriksaan diawali dengan melakukan pengujian covermeter untuk
menentukan kedalaman selimut beton setiap element struktur yang diuji. Hasil
pengukuran kedalaman selimut beton digunakan sebagai data pendukung untuk
menentukan persentase potensi karbonasi aktual pada element struktur. Lokasi uji
kemudian dibobok hingga ditemukan beton inti struktur tersebut. Daerah uji
kemudian dibersihkan terhadap fly ash beton dan diberi larutan phenophetalin
kadar 5%.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati reaksi yang terjadi setelah beton
diberi phenophetalin. Reaksi tersebut mengakibatkan beton berwarna ungu dan
beberapa bagian tidak berwarna. Daerah berwarna ungu mengidentifikasikan
bahwa beton tidak mengalami karbonasi dengan kadar ph > 11. Sedangkan
daerah tidak berwarna mengidentifikasikan bahwa beton mengalami karbonasi
dengan kadar ph < 7. Berikut adalah hasil pengujian karbonasi yang telah
dilakukan :

Tabel 3.11 Hasil Pengujian Karbonasi


ID Lokasi
No. Hasil Karbonasi Keterangan
Sampel Pengujian

1. K-1 Kolom Kedalaman Karbonasi = 4 mm

2. K-2 Kolom Kedalaman Karbonasi = 0 mm

43
\

3. K-3 Kolom Kedalaman Karbonasi = 0 mm

4. K-4 Kolom Kedalaman Karbonasi = 13 mm

5. K-5 Kolom Kedalaman Karbonasi = 35 mm

Dari tabel hasil pengujian karbonasi di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi
beton eksisting masih cukup baik, terlihat dari kedalaman karbonasi yang terjadi
masih berada disekitar selimut beton.

44
\

3.3.7 Hasil Pengujian Coredrill


Berikut adalah hasil pengujian Core Drill yang telah dilakukan pada Gedung Lama
BBLK Jakarta :
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Core Drill

Maka diperoleh :
Rata-rata mutu beton kolom = 16,17 MPa
Hasil kuat tekan mutu beton struktur kolom belum memenuhi persyaratan
minimum kuat tekan beton sebesar 21 MPa untuk mutu beton struktur khusus
berdasarkan SNI-2847-2019.

45
\

3.3.8 Hasil Penggalian Pondasi


Penggalian pondasi bertujuan untuk memperoleh tipe dan dimensi pondasi
serta melihat kondisi pondasi eksisting secara visual.
Adapun hasil pengecekan pondasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.9 Pondasi Eksisting


Dari hasil penggalian pondasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa jenis
pondasi yang digunakan adalah Pondasi Batu Kali dengan kedalaman 1 meter.

Gambar 3.10 Kondisi Pondasi Eksisting


Dari hasil pengamatan secara visual terlihat kondsi eksisting pondasi batu kali
masih cukup baik.

46
1. BAB 4. ANALISIS STRUKTUR

4.1 Umum
4.1.1 Informasi Gedung
Nama Gedung : Laboratorium PLN UPDL Padang
Lokasi : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Jumlah Bangunan : 1 Lantai + 1 Atap
Jenis Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen

4.1.2 Standard Acuan


 Seismic Evaluation and Retrofit of Existing Buildings (ASCE 41-17),
 Code Requirements for Evaluation, Repair, and Rehabilitation of Concrete
Building and Commentary (ACI 562-19),
 Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI-1727-
2020),
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung (SNI-1726-2019),
 Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (ISBN 978-602-
5489-01-3),
 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-
2847-2019),
 Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung (SNI-1729-2020),
 Baja Tulangan Beton (SNI 2052:2017).

4.1.3 Konsep Analisis Struktur


Struktur bangunan gedung maupun infrastruktur lainnya harus dirancang
sesuai ketentuan dan standar perencanaan yang ada agar kenyamanan dan
keamanan pemilik dan pengguna terpenuhi, tak terkecuali infrastruktur
gedung yang konstruksi utamanya adalah beton. Struktur dimodelkan sebagai
sistem pemikul momen dengan rangka beton bertulang pemikul momen yang
dijepit pada lantai dasar dan terdiri atas kolom, balok dan pelat dengan

47
dimodelkan menggunakan program komputer Etabs secara 3 dimensi.
Struktur atas direncanakan juga mampu mendukung gaya gempa rencana
sesuai dengan klasifikasi yang sudah ditentukan berdasarkan SNI 1726:2019.
Adapun Konsep Perhitungan Analisis Struktur sebagai berikut:
a. Kolom
Kolom direncanakan sebagai kolom beton dengan analisa dari output
Etabs dan pengecekan perhitungan secara manual.
b. Pelat Lantai
Pelat direncanakan menggunakan beton konvensional dengan analisa
perhitungan menggunakan bantuan formula Excel.
c. Balok
Balok direncanakan menggunakan balok beton dengan analisa output
Etabs dan pengecekan perhitungan secara manual.

4.2 Data Teknis Bangunan


4.2.1 Gambaran Umum Bangunan
Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang menggunakan
struktur beton bertulang penahan momen yang difungsikan sebagai
Laboratorium. Berikut adalah denah bangunan yang dianalisis:

Gambar 4.1 Denah Tipikal Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang

48
4.2.2 Spesifikasi Umum Material
Spesifikasi material yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut :
Mutu Beton
Mutu Beton yang digunakan berdasarkan hasil pengujian sebagai berikut:
Elemen Struktur (MPa) Keterangan
Kolom 16,16 Berdasarkan Coring
Balok 18,35 Berdasarkan UPV Pundit Test

Mutu Baja Tulangan


Mutu baja tulangan diambil berdasarkan pengujian Hardness untuk tulangan
Polos sebesar (fy = 289 MPa).

4.3 Pembebanan
4.3.1 Beban Mati
Beban mati secara otomatis dihitung oleh Program Etabs. Beban mati
tambahan yang digunakan pada analisis ini adalah sebesar 0,5 kN/m2 untuk
lantai atap. Berikut rinciannya :

Lantai Atap
Tipe Beban Satuan
- plafond 0.2 kN/m2
- M/E 0.3 kN/m2
Total 0,5 kN/m2

4.3.2 Beban Hidup


Beban hidup yang digunakan pada analisis ini mengacu pada peraturan SNI
Pembebanan untuk Bangunan Gedung 1727:2020 yaitu :
Atap Spandek = 0,25 kN/m2

49
4.3.3 Beban Angin
Beban angin merupakan beban yang diakibatkan oleh faktor lingkungan yaitu
faktor angin itu sendiri.
a. Menentukan Kecepatan Angin Dasar, V
Kecepatan angin dasar harus ditentukan oleh instansi yang berwenang,
namun dalam pemeriksaan kecepatan angin harus di rencanakan minimal
sebesar 110 mph (49,1744 m/s).
b. Menentukan Parameter Beban Angin Kategori Eksposure Untuk bangunan
yang direncanakan menggunakan Eksposure tipe C dikarenakan Eksposure C
berlaku untuk semua kasus di mana Eksposure B atau D tidak berlaku.

4.3.4 Beban Gempa


Untuk Analisis Beban Gempa ditentukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung, SNI 1726:2019. Level gempa menggunakan Gempa 2500
tahun dimana 2% kemungkinan gempa rencana terlampaui dalam 50 tahun
umur bangunan.

Berdasarkan gambar di bawah Koefisien Ss dan Koefisien S1 untuk Lubuk


Alung dengan tanah sedang sebagai berikut:

Dari Gambar disamping koefisien percepatan batuan


dasar periode pendek Ss adalah 1,48 g.

Gambar 4.2 Koefisien Ss Lubuk Alung

Dari Gambar disamping koefisien percepatan batuan


dasar periode 1 detik S1 adalah 0,6 g.

Gambar 4.3 Koefisien S1 Lubuk Alung


Sedangkan koefisien Fa dan Fv sebagai berikut:
Fa = 0,811
Fv = 2,000
50
Hasil Parameter Response spectrum, percepatan response spectrum dan
ragam response spectrum sebagai berikut:
Sms : 1,19 Sds : 0,79 T0 : 0,2 detik
Sm1 : 1,20 Sd1: 0,80 Ts : 1,0 detik
Setelah dilakukan analisis maka response untuk lokasi ini sebagai berikut:

Gambar 4.4 Desain Response Spectrum Lubuk Alung

Beban horizontal akibat gaya gempa yang bekerja pada tiap lantai dihitung
berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penentuan massa
Yang dimaksud massa bangunan adalah besarnya beban mati (berat sendiri
struktur dan beban mati tambahan). Perhitungan besarnya beban mati
bangunan dilakukan dengan bantuan program ETABS v16.2.1

51
Beban mati
Massa =
Percepatan Gravitasi

Besarnya percepatan gravitasi (g) adalah 9.81 m/s2.

2. Analisis Response Spectrum


Analisis response spectrum dilakukan dengan menggunakan bantuan
program komputer ETABS 2016 V16.2.1 Dari hasil analisis response
spektrum ini diperoleh waktu getar bangunan (T) untuk masing-masing
arah bangunan. Waktu getar tidak boleh lebih besar dari Tmax = Cu * Ta,
dan kurang dari Ta.
dimana Tmax = batas waktu getar ( detik )
Cu = koefisien untuk batas atas periode
Ta = Ct. Hnx

Gambar 4.5 Pembatasan Waktu Getar


3. Dari waktu getar bangunan (T) yang diperoleh dari langkah ke [2] akan
diperoleh nilai koefisien dasar gempa (Cs).
S DS
Cs 
R
 
 I 

S D1
Cs 
R
T . 
I 
Nilai Cs yang didapat tidak boleh kurang dari CS min = 0.044 SDS * I
Dimana: I = faktor keutamaan struktur, untuk proyek ini nilai I = 1
R = faktor reduksi gempa, untuk proyek ini nilai R = 5

52
4. Penentuan gaya geser dasar (V) menurut cara analisis statik ekivalen. Nilai
gaya geser dasar ditentukan dengan menggunakan rumus:
V  C S . Wt

Dimana: V = gaya geser dasar struktur bangunan

4.3.5 Kombinasi Pembebanan


Mengacu pada spesifikasi dan SNI 2847:2019, kombinasi pembebanan yang
digunakan adalah :
a. 1,4 DL
b. 1,2 DL + 1,6 LL
c. 1,2 DL + 1 LL + 0,5 TLL + 1 WL(X) + 0,3 WL(Y)
d. 1,2 DL + 1 LL + 0,5 TLL + 0,3 WL(Y) + 1 WL (Y)
e. 1,2 DL + 1LL + 1 QL(X) + 0,3 QL(Y)
f. 1,2 DL + 1 LL + 0,3 QL(Y) + 1 QL (Y)
g. 0,9 DL + 1 WL(X) + 0,3 WL(Y)
h. 0,9 DL + 0,3 WL(Y) + 1 WL(Y)
i. 0,9 DL + 1 QL(X) + 0,3 QL(Y)
j. 0,9 DL + 0,3 QL(Y) + 1 QL(Y)

Catatan:
DL : Beban Mati termasuk Beban Mati Tambahan
LL : Beban Hidup
TLL : Beban Hidup Atap
WL : Beban Angin
WL (X) : Beban Angin Arah X
WL (Y) : Beban Angin Arah Y
QL : Beban Gempa
QL (X) : Beban Gempa Arah X
QL (Y) : Beban Gempa Arah Y

53
4.4 Input Data Program ETABS
4.4.1 Pemodelan Struktur
Pemodelan ini dilakukan dengan bantuan program ETABS. Elemen struktur
dimodelkan berdasarkan data pengukuran lapangan. Adapun hasil pemodelan
struktur bangunan ini sebagai berikut:

Gambar 4.6 Pemodelan Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang

4.4.2 Input Pembebanan

Gambar 4.7 Beban Mati Tambahan Pada Lantai (kN/m2)

Gambar 4.8 Beban Hidup Pada Lantai (kN/m2)

54
Periode / Waktu Getar Arah X Periode / Waktu Getar Arah Y
Ta < T Program < T Ta < T Program < T
x x
Ct x H < T Program < Ta X Cu Ct x H < T Program < Ta X Cu
0,255 0,353 0,357 0,255 0,514 0,357

maka digunakan T = 0,357 maka digunakan T = 0,357

Koefisien Respon Seismik Arah X Koefisien Respon Seismik Arah X


Sds/T x Sds/T x
Sds/(R/Ie) Sds/(R/Ie)
Tidak Perlu melebihi (R/Ie) Tidak Perlu melebihi (R/Ie)
0,160 0,45 0,160 0,45
0,044 Sds xIe 0,044 Sds xIe
≥ 0,001 ≥ 0,001
0,035 0,035

Sds > 0,6, Cs min = 0,5 x S1/(R/Ie)= 0,06 Sds > 0,6, Cs min = 0,5 x S1/(R/Ie)= 0,06
maka digunakan Cs = 0,06 maka digunakan Cs = 0,06

Distribusi Beban Gempa Distribusi Beban Gempa


T = 0,357 T= 0,357
K= 0,928 K= 0,928

1 jika T ≤ 0,5 1 jika T ≤ 0,5


2 jika T ≥ 2,5 2 jika T ≥ 2,5

interpolasi jika 0,5 <T<2,5 = 0,928 interpolasi jika 0,5 <T<2,5 = 0,928

Gaya Geser Dasar Seismik (V) Gaya Geser Dasar Seismik (V)
Arah X 6.681 kg Arah X 6680,568 kg

K
Lantai hi Wi Wi x Hi Fx VX VX
K Cvx
Ke - (m) (Kg) Kg.m (Kg) (Kg) (KN)
Story1 6,9 83413,18 501085,093 0,835 5580,3444 5580,34445 54,743179
Elv 3,9 3,9 27929,62 98794,1919 0,165 1100,2236 6680,568 10,793193
Total 6,9 111342,8 599879,285 1 6680,568 6680,568 10,79319304
K
Lantai hi Wi Wi x Hi Fx VY VY
K Cvx
Ke - (m) (Kg) Kg.m (Kg) (Kg) (KN)
Story1 6,9 83413,18 501085,093 0,835 5580,344448 5580,344448 54,74317904
Elv 3,9 3,9 27929,62 98794,1919 0,165 1100,223552 6680,568 10,79319304
Total 6,9 111342,8 599879,285 1 6680,568 6680,568 10,79319304
Lantai Statik Dynamik Dynamik Koreksi Gaya Geser Desain FX Gempa Desain
Ke - VX (KN) VY (KN) VX (KN) VY (KN) VX (KN) VY (KN) VX (KN) VY (KN) FX (KN) FY (KN)
Story1 54,74 54,74 91,1659 102,6763 91,1659 102,6763 91,17 102,68 91,17 102,68
Elv 3,9 10,79 10,79 229,1919 272,9115 229,1919 272,9115 229,19 272,91 229,19 272,91

VX VY
Gaya Gempa (KN) (KN)
Statik 54,74 54,74
Dinamik 229,19 272,91
OK OK
0,2389 0,2006
Gambar 4.9 Beban Gempa

55
Gambar 4.10 Beban Angin

4.5 Analisis Hasil Program ETABS


4.5.1 Diagram Gaya Dalam

Gambar 4.11 Axial Diagram Struktur


(Kuning = Tarik, Merah = Tekan)

Gambar 4.12 Shear Diagram Struktur


(Kuning = Tarik, Merah = Tekan)

56
Gambar 4.13 Moment Diagram Struktur
(Kuning = Tarik, Merah = Tekan)

Gambar 4.14 Momen Slab Diagram Struktur

Gambar 4.15 Displacement Arah X (mm)

57
Gambar 4.16 Displacement Arah Y (mm)

Gambar 4.17 Displacement Arah Z (mm)

4.5.2 Kontrol Dinamik


Kontrol dinamik merupakan salah satu penyelidikan analisis struktur
terhadap beban gempa. Pada kontrol dinamik ini berdasarkan peraturan
SNI 1726:2019 yakni melihat karakteristik penyusun bebannya serta
melihat analisis periode fundamental, mode shape dan lain-lain.
Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Struktur Bangunan
Jenis Pemanfaatan : Laboratorium
Kategori Resiko : II
Faktor Keutamaan Gempa Ie :1
Kategori Desain Seismik
Kategori Resiko :D
Sistem Penahan Gempa X : Rangka Beton Pemikul Momen Menengah

58
Koef Mod Respon R a Arah X :5
Faktor Kuat Lebih Ὠ Arah X :3
Defleksi C d Arah X : 5,5
Sistem Penahan Gempa Y : Rangka Beton Pemikul Momen Menengah
Koef Mod Respon R a Arah Y :5
Faktor Kuat Lebih Ὠ Arah Y :3
Defleksi C d Arah Y : 5,5

a. Periode Fundamental dan Batasan Periode Struktur


Periode getar T adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu
putaran lengkap dari suatu getaran ketika terganggu dari posisi
keseimbangan statis dan kembali ke posisi aslinya. Periode getar juga
sering disebut secara lengkap dengan “periode getar alami struktur”
(natural fundamental period), dimana istilah “alami” tersebut digunakan
untuk menggambarkan setiap getaran untuk menekankan fakta bahwa
hal tersebut merupakan properti alami dari struktur yang bergantung
pada massa dan kekakuan yang bergetar secara bebas tanpa adanya gaya
luar.
Periode fundamental ini sangat penting mengingat periode yang
dihasilkan struktur bangunan gedung harus memenuhi persyaratan yang
ada. Karena jika terjadi gempa periode yang terjadi masih bisa dikontrol
dengan aman.
Tipe Struktur : Sistem Beton Pemikul Momen
Ct : 0,0466
X : 0,9
Tinggi Struktur Bangunan : 6,2 meter
Cu : 1,4
Periode Pendekatan, Ta : Ct. H nx
: 0,0466 . 6,2 0,9
Ta : 0,24 Detik

59
Tabel 4.1 Periode Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang
Period Frequency Circular Frequency Eigenvalue
Mode
sec cyc/sec rad/sec rad²/sec²

1 0,447 2,236 14,0504 197,4148

2 0,353 2,835 17,8102 317,2045

3 0,325 3,074 19,3119 372,9504

4 0,051 19,49 122,4573 14995,7835

5 0,051 19,623 123,298 15202,4074

6 0,045 22,426 140,9056 19854,3778

7 0,044 22,559 141,7407 20090,4138

8 0,018 55,691 349,9146 122440,2231

9 0,018 56,144 352,7633 124441,9294

10 0,007 136,009 854,567 730284,7515

11 0,005 199,355 1252,5855 1568970,5556

12 0,004 263,09 1653,0427 2732550,0084

b. Mode Shape Struktur


Pada analisis dinamik, periode getar diasosiasikan dengan pola goyangan
(mode shape). Mode shape yang memiliki frekuensi terendah (periode
terpanjang) disebut sebagai mode shape pertama (mode satu atau
fundamental mode).
Pada analisis dinamik, mode shape pertama yang umumnya diadopsi,
artinya struktur dianggap cukup fleksibel dengan lantai-lantai tingkat yang
relatif kaku. Setiap struktur memiliki banyak frekuensi natural yang
berhubungan dengan mode shape sebagai degree of freedom. Berikut
adalah tabel Modal Mass Participation Ratio.

60
Tabel 4.2 Modal Mass Participation Ratio Laboratorium PLN UPDL
Padang
Mode Period UX UY UZ Sum UX Sum UY Sum UZ RX RY RZ Sum RX Sum RY Sum RZ
sec
1 0,447 0% 99% 0% 0% 99% 0% 18% 0% 1% 18% 0% 1%
2 0,353 0% 1,1% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 98% 18% 0% 99,4%
3 0,325 99,6% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 17% 0% 18% 17% 99,8%
4 0,051 0% 0% 0% 100% 100% 0% 2% 0% 0% 20% 17% 100%
5 0,051 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 10% 0% 20% 27% 100%
6 0,045 0% 0% 0% 100% 100% 0% 22% 0% 0% 42% 27% 100%
7 0,044 0% 0% 0% 100% 100% 0% 5% 1% 0% 47% 28% 100%
8 0,018 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 47% 28% 100%
9 0,018 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 19% 0% 47% 47% 100%
10 0,007 0% 0% 0% 100% 100% 0% 53% 0% 0% 100% 47% 100%
11 0,005 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 100% 47% 100%
12 0,004 0% 0% 0% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 100% 47% 100%

Pengecekan Cek Puntir

Translasi Arah Y OK
Rotasi OK
Rotasi OK

Berikut adalah Mode Shape dari struktur :

Mode 1 Translasi Arah Y

Mode 2 Rotasi

61
Mode 3 Rotasi
Gambar 4.18 Mode Shape Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang

c. Story Shear
Sesuai Pasal 7.9.4.1 mengenai skala gaya, apabila periode fundamental hasil
analisis lebih besar dari CuTa pada suatu arah tertentu, maka periode struktur
T harus diambil sebesar CuTa. Apabila kombinasi respons untuk gaya geser
dasar hasil analisis ragam (Vt) kurang dari 100 % dari gaya geser (V) yang
dihitung melalui metode statik ekivalen, maka gaya tersebut harus dikalikan
dengan V/Vt, dimana. V adalah gaya geser dasar statik ekivalen yang dihitung
sesuai pasal ini dan 0, dan Vt adalah gaya geser dasar yang didapatkan dari
hasil analisis kombinasi ragam. Maka pada kasus ini pengecekan story shear
sebagai berikut:

Cs yang dipakai: 0.0313

62
shear force (x dir) shear force (Y dir)
2,5 2,5

2 2

1,5 1,5
story

story
1 1

0,5 0,5

0 0
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000
shear force (kN) shear force (kN)
Vx dyn Vx static Vx dyn Vx static

Gambar 4.19 Story Shear Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL


Padang
Dari gambar grafik di atas menunjukan bahwa gaya geser dinamik lebih besar
dari gaya geser statik di setiap arahnya. Maka gedung ini memenuhi syarat
story shear bangunan gedung.

d. Story Drift
Suatu struktur harus memiliki kekakuan yang cukup sehingga pergerakkannya
dapat dibatasi. Kekakuan struktur dapat diukur dari besarnya simpangan antar
lantai (drift) bangunan, semakin kecil simpangan struktur maka bangunan
tersebut akan semakin kaku. Oleh karena itu sangat penting mengecek drift
bangunan gedung eksisting terkait keamanan terhadap kekakuan.
Berdasarkan fungsi dan jenis kategori gedung maka drift bangunan tidak boleh
melebihi 2 persen dari ketinggiannya.

63
Cd = 5,5
Ie = 1,5

∆ ijin
I 0,02

RESIKO
KATEGORI

II 0,02
III 0,015
IV 0,01

II = 0,02

Height Elevation δX ∆ ∆i ∆ ijin


Name Keterangan
mm mm mm mm mm mm
Story1 3000 6900 4,728 17,34 0,0 60 OK
Elv 3,9 900 3900 4,729 17,34 1,4 18 OK
Story2 3000 3000 4,358 15,98 16,0 60 OK
Base 0 0 0 0,00 0,0 0 OK

Height Elevation δy ∆ ∆i ∆ ijin


Name Keterangan
mm mm mm mm mm mm
Story1 3000 6900 10,303 37,78 0,1 60 OK
Elv 3,9 900 3900 10,267 37,65 9,7 18 OK
Story2 3000 3000 7,62 27,94 27,9 60 OK
Base 0 0 0 0,00 0,0 0 OK

Static Interstory Drift


(Ultimate Condition)

5
Height (M)

0
-10 0 10 20 30 40 50 60 70

Interstory Drift (mm)


Seri1 Limit Seri3

Gambar 4.20 Story Drift Struktur Laboratorium Sipil PLN UPDL Padang
Pada pengecekan story drift diatas dapat diketahui seluruh bangunan gedung
masih aman karena story drift yang ada tidak melebihi 2 persen dari
ketinggiannya.

64
4.6 Pemeriksaan Elemen Struktur
Pada bagian ini, akan direview hasil analisis struktur terhadap kondisi
eksisting. Analisis berikut mengikutsertakan hasil pembebanan gravitasi
dan gempa. Berikut hasil analisisnya.

4.6.1 Pengecekan Struktur Balok

a. Pengecekan Lentur Balok


Perencanaan tulangan lentur pada balok beton berpenampang persegi yang
memikul momen ultimit rencana didasarkan pada Desain tulangan tunggal
maupun tulangan rangkap yang disederhanakan. Pada gambar ditunjukkan
diagram tegangan regangan yang terjadi pada balok beton berpenampang
persegi yang memikul lentur. Area beton tekan disederhanakan sebagai blok
persegi dengan tegangan beton 0.85 f’c dan tinggi balok, a = β1c, dimana c
adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral.

Gambar 4.21 Diagram Tegangan Regangan Lentur Balok Beton Bertulang

Desain tulangan tunggal dilakukan pada kondisi dimana regangan yang terjadi
pada area beton tekan masih berada dibawah regangan kondisi batas, cu ≤
c,max. Pada kondisi batas, regangan tekan maksimum pada penampang
beton ditetapkan sebesar c,max = 0.003, sementara regangan tarik minimum
besi tulangan adalah t,min = 0.005 untuk mendukung mekanisme
keruntuhan tarik.
Desain tulangan rangkap hanya dilakukan apabila momen ultimit rencana
melampaui kuat lentur balok yang diperoleh berdasarkan Desain tulangan
tunggal. Dalam kondisi ini tulangan tekan ditambahkan pada sisi penampang
tekan bersamaan dengan penambahan tulangan tarik pada penampang tarik.

65
Kuat lentur penampang bertulangan rangkap selanjutnya diambil sebesar kuat
lentur pada kondisi maksimum Desain tulangan tunggal ditambah dengan kuat
lentur yang diperoleh dari kopel momen tulangan tekan dan tulangan tarik
yang ditambahkan. Faktor reduksi kuat lentur diambil  = 0.9. Tulangan tarik
minimum ditentukan sebesar : 0.25fc’bwd namun tidak kurang dari
1.4bwd/fy.

Gambar 4.22 Diagram Alir Pengecekan Lentur Pada Balok

b. Pengecekan Geser Balok


Kuat geser perlu balok beton bertulang berpenampang persegi didasarkan
pada besar gaya geser yang diperoleh dari analisis beban terfaktor. Sebagai
tambahan, untuk balok pemikul momen khusus, penentuan gaya geser perlu
juga didasari pada kuat momen maksimum yang mungkin terjadi pada
penampang balok bersamaan dengan bekerjanya beban gravitasi pada balok.
Desain kuat geser balok didasarkan pada persamaan berikut:

66
Vu ≤ ( Vc + Vs )

Dimana,
Vu = gaya geser rencana
Vc = kuat geser beton
Vs = kuat geser tulangan geser
 = 0.75 (kondisi non-seismik), 0.6 (kondisi seismik)
Kuat geser beton, Vc ditetapkan sebesar 0.17fc’bwd. Pada balok pemikul
momen khusus, nilai Vc diambil sama dengan nol apabila Pu < Agfc’/10 dan
VE ≥ 0.5Vu pada sepanjang area plastis. Kuat geser yang disumbangkan oleh
tulangan geser dibatasi untuk tidak melebihi 0.66fc’bwd.
Gaya geser rencana pada komponen balok yang direncanakan sebagai bagian
dari elemen pemikul momen khusus, ditentukan dengan mengambil nilai
terbesar dari 2 kondisi berikut:
1. Gaya geser hasil analisis struktur untuk beban terfaktor
2. Gaya geser maksimum yang mungkin terjadi sehubungan dengan
termobilisasinya kuat lentur maksimum pada kedua ujung balok
(terbentuknya sendi plastis) ditambah dengan pengaruh beban gravitasi
yang dipikul oleh balok.

Gambar 4.23 Diagram Alir Perencanaan Geser Balok Beton Bertulang


67
Gambar 4.24 Pengecekan Elemen Struktur Laboratorium PLN UPDL
Padang
Berikut adalah cuplikan hasil pengecekan terhadap tulangan kebutuhan
dengan kapasitas balok setiap lantai. Hasil berikut merupakan output dari
ETABS kombinasi beban gravitasi dan beban gempa.

Tabel 4.3 Perbandingan Kebutuhan Gaya Dalam Balok Gedung


Laboratorium Sipil PLN UPDL Padang
(-) (+) (-) (+) (-) (+)
V V V
Label Story Section Location Moment Moment Moment Moment Moment Moment
kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN
B58 Elv 3,9 RB End-I -12,6154 5,5886 11,7539 8,42 8,42 37,4 1,498 0,664 0,314
B58 Elv 3,9 RB Middle -5,1232 6,879 10,6935 8,42 8,42 37,4 0,608 0,817 0,286
B58 Elv 3,9 RB End-J -9,9187 11,389 9,8137 8,42 8,42 37,4 1,178 1,353 0,262
B59 Elv 3,9 RB End-I -13,0302 8,2701 10,9188 8,42 8,42 37,4 1,548 0,982 0,292
B59 Elv 3,9 RB Middle -5,8747 5,454 9,8584 8,42 8,42 37,4 0,698 0,648 0,264
B59 Elv 3,9 RB End-J -9,7945 9,6273 9,694 8,42 8,42 37,4 1,163 1,143 0,259
B60 Elv 3,9 RB End-I -1,1061 0,5531 o/s 8,42 8,42 37,4 0,131 0,066 O/S
B60 Elv 3,9 RB Middle -0,2765 0,4323 o/s 8,42 8,42 37,4 0,033 0,051 O/S
B60 Elv 3,9 RB End-J -0,7283 0,3642 o/s 8,42 8,42 37,4 0,086 0,043 O/S
B63 Elv 3,9 RB End-I -13,1271 5,2562 11,2607 8,42 8,42 37,4 1,559 0,624 0,301
B63 Elv 3,9 RB Middle -5,9923 5,2997 10,2004 8,42 8,42 37,4 0,712 0,629 0,273
B63 Elv 3,9 RB End-J -8,9198 9,4519 9,2947 8,42 8,42 37,4 1,059 1,123 0,249
B64 Elv 3,9 RB End-I -12,0344 5,4211 11,1553 8,42 8,42 37,4 1,429 0,644 0,298
B64 Elv 3,9 RB Middle -4,9119 6,351 10,095 8,42 8,42 37,4 0,583 0,754 0,270
B64 Elv 3,9 RB End-J -9,3188 10,4913 9,3755 8,42 8,42 37,4 1,107 1,246 0,251
B65 Elv 3,9 RB End-I -1,0796 0,5398 o/s 8,42 8,42 37,4 0,128 0,064 O/S
B65 Elv 3,9 RB Middle -0,2699 0,398 o/s 8,42 8,42 37,4 0,032 0,047 O/S
B65 Elv 3,9 RB End-J -0,786 0,393 o/s 8,42 8,42 37,4 0,093 0,047 O/S
B73 Elv 3,9 RB End-I -6,2511 4,1658 6,6259 8,42 8,42 37,4 0,742 0,495 0,177
B73 Elv 3,9 RB Middle -2,1565 3,0541 5,5656 8,42 8,42 37,4 0,256 0,363 0,149
B73 Elv 3,9 RB End-J -6,2455 4,1626 6,6253 8,42 8,42 37,4 0,742 0,494 0,177
B75 Elv 3,9 RB End-I -9,9191 5,1543 9,4089 8,42 8,42 37,4 1,178 0,612 0,252

Note : Untuk tabel di atas secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.

68
Gambar 4.25 Lokasi Balok Yang Ditinjau

Pengecekan B1 Sampel

Terpasang pada balok:


As- = 226,19 mm2 kebutuhan 330 mm2 (NOT OK)
As+ = 226,19 mm2 kebutuhan 229 mm2 (NOT OK)
Av/s = 523,599 mm2 kebutuhan 251,38mm2 (OK)
Dari hasil di atas didapatkan struktur balok belum memenuhi syarat secara
teknis dalam menahan kombinasi beban yang terjadi.

69
Gambar 4.26 Pengecekan Lendutan Elemen Struktur Balok

Syarat Lendutan L/360 = 4000/360 = 11,11 mm


Sedangkan lendutan yang terjadi 0,193 mm < 11,11 mm (OK) maka struktur
masih memenuhi lendutan ijin.

4.6.2 Pengecekan Struktur Kolom


Berikut adalah cuplikan hasil pengecekan terhadap kebutuhan dengan
kapasitas kolom yang diambil dari output ETABS dan juga pengecekan
menggunakan program SPColumn v5.1 untuk menghitung kebutuhan
Demand/Capacity Ratio.

Gambar 4.27 Nilai PMM Struktur Kolom Laboratorium PLN UPDL Padang

70
Pengecekan Kolom Sampel Laboratorium Sipil PLN UPDL Padang

Gambar 4.28 Pengecekan Kolom dengan Program SP Column v5.1


Dari hasil analisis program SPColumn disandingkan dengan analisis ETABS
dapat dilihat bahwa gaya yang terjadi berada di luar diagram P-M dari
penampang kolom. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara teknis kolom
belum memenuhi untuk menahan kombinasi beban gravitasi dan beban
gempa.

71
Tabel 4.4 Hasil Pengecekan P-M-M Kolom Laboratorium PLN UPDL Padang

P M Major M Minor PMM


Label Story Section Location Ratio or
kN kN-m kN-m Rebar %

C159 Elv 3,9 K1 Top 38,5266 16,5967 5,3955 0,707

C159 Elv 3,9 K1 Bottom 36,6917 -6,3906 -26,9452 1,192

C160 Elv 3,9 K1 Top 6,2299 2,8801 21,0448 0,975

C160 Elv 3,9 K1 Bottom 12,7687 -3,8759 -30,6847 1,406

C161 Elv 3,9 K1 Top 44,8375 -16,2963 7,1268 0,736

C161 Elv 3,9 K1 Bottom 43,3277 6,2916 -27,8721 1,213

C162 Elv 3,9 K1 Top 72,1134 15,829 -14,0397 0,906

C162 Elv 3,9 K1 Bottom 67,1789 -7,9151 28,0647 1,167

C163 Elv 3,9 K1 Top 5,6841 -2,8816 20,2528 0,941

C163 Elv 3,9 K1 Bottom 12,2229 3,8703 -29,5718 1,357

C164 Elv 3,9 K1 Top 55,9901 16,8142 5,7279 0,705

C164 Elv 3,9 K1 Bottom 50,9482 -6,4217 -26,7856 1,14

C165 Elv 3,9 K1 Top 75,4935 -16,2869 -13,8772 0,914

C165 Elv 3,9 K1 Bottom 71,26 8,5026 24,3899 1,034

C166 Elv 3,9 K1 Top 5,6952 2,6691 16,3336 0,76

C166 Elv 3,9 K1 Bottom 12,234 -3,7635 -23,7529 1,092

C167 Elv 3,9 K1 Top 60,3716 16,8099 4,3242 0,661

C167 Elv 3,9 K1 Bottom 56,326 -6,4194 -21,3728 0,879

C168 Elv 3,9 K1 Top 62,874 -16,6295 5,8694 0,699

C168 Elv 3,9 K1 Bottom 59,6488 6,3848 -21,4876 0,878

C169 Elv 3,9 K1 Top 9,4623 2,7051 15,4345 0,708

C169 Elv 3,9 K1 Bottom 16,0011 -3,7827 -22,7373 1,034

72
C170 Elv 3,9 K1 Top 56,6953 16,8091 4,2953 0,661

C170 Elv 3,9 K1 Bottom 53,1409 -6,4181 -20,6454 0,858

C171 Elv 3,9 K1 Top 43,9187 -16,419 5,437 0,689

C171 Elv 3,9 K1 Bottom 43,8078 6,3634 -20,1598 0,865

C172 Elv 3,9 K1 Top 6,215 -2,6599 15,0707 0,701

C172 Elv 3,9 K1 Bottom 12,7538 3,7521 -22,0185 1,011

C173 Elv 3,9 K1 Top 39,1803 16,4931 3,6419 0,674

C173 Elv 3,9 K1 Bottom 38,7719 -6,3421 -19,2035 0,838

C174 Elv 3,9 K1 Top 59,3884 16,8217 2,8018 0,621

C174 Elv 3,9 K1 Bottom 55,2808 -6,4223 -21,8371 0,903

C175 Elv 3,9 K1 Top 60,3112 16,8208 2,5801 0,615

C175 Elv 3,9 K1 Bottom 56,3273 -6,4217 -20,9365 0,862

C176 Elv 3,9 K1 Top 60,694 16,8209 2,4157 0,61

C176 Elv 3,9 K1 Bottom 56,8495 -6,4217 -20,1269 0,836

C177 Elv 3,9 K1 Top 61,1173 16,821 2,342 0,608

C177 Elv 3,9 K1 Bottom 57,4923 -6,4218 -19,4118 0,812

C178 Elv 3,9 K1 Top 61,3894 16,8202 2,3445 0,608

C178 Elv 3,9 K1 Bottom 57,953 -6,4214 -18,8028 0,791

C179 Elv 3,9 K1 Top 75,958 -16,2589 -14,4428 0,93

C179 Elv 3,9 K1 Bottom 70,9782 8,4695 25,2428 1,061

C180 Elv 3,9 K1 Top 67,4552 -16,6311 2,6118 0,609

C180 Elv 3,9 K1 Bottom 63,5539 6,3831 -20,9588 0,859

C181 Elv 3,9 K1 Top 67,5293 -16,6307 2,5207 0,606

C181 Elv 3,9 K1 Bottom 63,7193 6,3828 -20,1832 0,833

C182 Elv 3,9 K1 Top 68,0195 -16,6301 2,3727 0,602

73
4.7 Pengecekan Strong Column Weak Beam
Karena Sumatera Barat merupakan daerah dengan Kategori Desian Seismik D
maka sesuai dengan persyaratan SNI 21.6.2, kolom harus didesain lebih kuat
dibandingkan balok untuk mencegah plastifikasi di joint yang dapat
mengakibatkan keruntuhan global. Pada pasal 21.6.2.2, disebutkan bahwa:

Gambar 4.29 Pengecekan Strong Column Weak Beam Laboratorium PLN


UPDL Padang

74
Tabel 4.5 Hasil Pengecekan Strong Column Weak Beam Laboratorium
PLN UPDL Padang
B/C B/C
Label Story Section Major Minor
Ratio Ratio

C159 Elv 3,9 K1 0,072 0,569

C160 Elv 3,9 K1 0,369 1,205

C161 Elv 3,9 K1 0,072 0,639

C162 Elv 3,9 K1 0,075 0,631

C163 Elv 3,9 K1 0,37 1,166

C164 Elv 3,9 K1 0,079 0,504

C165 Elv 3,9 K1 0,076 0,52

C166 Elv 3,9 K1 0,369 0,937

C167 Elv 3,9 K1 0,079 0,391

C168 Elv 3,9 K1 0,08 0,448

C169 Elv 3,9 K1 0,566 0,879

C170 Elv 3,9 K1 0,079 0,379

C171 Elv 3,9 K1 0,073 0,47

C172 Elv 3,9 K1 0,369 0,883

C173 Elv 3,9 K1 0,071 0,395

C174 Elv 3,9 K1 0,079 O/S

C175 Elv 3,9 K1 0,08 O/S

C176 Elv 3,9 K1 0,08 O/S

75
C177 Elv 3,9 K1 0,08 O/S

C178 Elv 3,9 K1 0,079 O/S

C179 Elv 3,9 K1 0,076 O/S

C180 Elv 3,9 K1 0,081 O/S

C181 Elv 3,9 K1 0,081 O/S

C182 Elv 3,9 K1 0,081 O/S

C183 Elv 3,9 K1 0,076 O/S

Secara umum, kondisi struktur belum memenuhi persyaratan Strong Column


Weak Beam karena memiliki ratio > 1.

4.8 Pengecekan Hubungan Balok Kolom


Ketika terjadi plastifikasi dibalok, gaya yang terjadi di dalam balok akan
ditransfer ke dalam kolom. Oleh karena itu, momen kapasitas kolom harus
sanggup menerima gaya yang terjadi. Momen tersebut juga tidak terlepas dari
gaya geser. Ketika kolom bergoyang, sambungan balok dan kolom akan
mengalami gaya tarik dan tekan karena ikut menahan kolom yang bergoyang.
Gaya tersebut harus didesain sehingga joint tersebut dilindungi dari gaya yang
terjadi. Ilustrasi yang terjadi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.30 Free‐body Diagram di Joint Kolom‐Balok

76
Sesuai dengan SNI, joint kolom harus dilindungi juga oleh tulangan geser
menerus dari kolom. Sengkang ini melindungi joint dari runtuhnya “Joint
Core” akibat gaya tarik dan tekan. Berikut adalah contoh tulangan geser yang
harus ada di joint.

Gambar 4.31 Detil Joint Struktur

Gambar 4.32 Pengecekan Hubungan Balok Kolom Laboratorium PLN


UPDL Padang

77
Tabel 4.6 Hasil Pengecekan Hubungan Balok Kolom Laboratorium PLN
UPDL Padang
JS JS
Label Story Section Major Minor
Ratio Ratio

C159 Elv 3,9 K1 0,056 0,479

C160 Elv 3,9 K1 0,22 0,748

C161 Elv 3,9 K1 0,057 0,557

C162 Elv 3,9 K1 0,049 0,449

C163 Elv 3,9 K1 0,22 0,72

C164 Elv 3,9 K1 0,051 0,35

C165 Elv 3,9 K1 0,049 0,366

C166 Elv 3,9 K1 0,22 0,568

C167 Elv 3,9 K1 0,052 0,27

C168 Elv 3,9 K1 0,053 0,315

C169 Elv 3,9 K1 0,256 0,406

C170 Elv 3,9 K1 0,051 0,258

C171 Elv 3,9 K1 0,058 0,397

C172 Elv 3,9 K1 0,22 0,534

C173 Elv 3,9 K1 0,056 0,325

C174 Elv 3,9 K1 0,052 O/S

C175 Elv 3,9 K1 0,052 O/S

C176 Elv 3,9 K1 0,052 O/S

78
C177 Elv 3,9 K1 0,052 O/S

C178 Elv 3,9 K1 0,052 O/S

C179 Elv 3,9 K1 0,049 O/S

C180 Elv 3,9 K1 0,054 O/S

C181 Elv 3,9 K1 0,054 O/S

C182 Elv 3,9 K1 0,054 O/S

C183 Elv 3,9 K1 0,049 O/S

Dari hasil pengecekan di atas terlihat bahwa kondisi struktur belum memenuhi
persyaratan Hubungan Balok Kolom karena memiliki ratio > 1.

79
\

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian di lapangan dan analisis struktur eksisting


Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Assessment dan Testing

a. Berdasarkan hasil survey visual terlihat secara umum struktur kolom dan
balok mengalami kerusakan pasca gempa 2009. Joint antara kolom dan
balok juga banyak mengalami kerusakan. Dinding mengalami kerusakan
pada beberapa bagian dikarenakan tidak adanya atau kurang baiknya
pengangkuran antara struktur kolom dengan dinding dan antara dinding
dengan bukaan (pintu atau jendela),
b. Nilai rata-rata estimasi mutu beton hasil pengujian UPV Pundit untuk
kolom sebesar 17,75 MPa dan balok sebesar 18,35 MPa. Hasil tersebut
belum memenuhi persyaratan minimum kuat tekan beton sebesar 21 MPa
untuk mutu beton struktur khusus berdasarkan SNI-2847-2019,
c. Nilai rata-rata estimasi mutu beton hasil pengujian Hammer Test untuk
kolom sebesar 18,05 MPa dan balok sebesar 19,08 MPa. Hasil tersebut
belum memenuhi persyaratan minimum kuat tekan beton sebesar 21 MPa
untuk mutu beton struktur khusus berdasarkan SNI-2847-2019,
d. Hasil pengujian covermeter menunjukkan tulangan utama dan tulangan
sengkang menggunakan tulangan polos dimana berdasarkan SNI 2847-
2019 pasal 20.2.1.1 tidak dibolehkan menggunakan tulangan polos untuk
tulangan utama maupun tulangan sengkang. Tebal selimut beton untuk
beberapa struktur kolom dan balok belum memenuhi persyaratan SNI
2847-2019 pasal 20.6.1.3.1 yaitu sebesar 40 mm,

80
\

e. Hasil rata-rata kuat tarik tulangan polos sebesar 347 MPa, hasil tersebut
belum memenuhi persyaratan minimum berdasarkan SNI 2052-2017 yaitu
sebesar 350 MPa,
f. Hasil pengujian Half Cell Potential 1,2 dan 3 terlihat tingkat korosi
tulangan di dalam beton berada <10% dengan tipe kondisi 3 yaitu
“humid, chloride free concrete”, dimana beton dalam keadaan lembab dan
beton bebas dari klorida yang artinya tingkat korosi tulangan baja di
dalam beton masih cukup rendah. Hasil pengujian Half Cell Potential 4
dan 5 terlihat tingkat korosi tulangan antara 10% - 90% dengan tipe
kondisi 4 yaitu “humid, carbonated concrete”, dimana beton dalam
keadaan lembab dan telah terkarbonasi yang mengakibatkan tulangan
baja di dalam beton mengalami korosi namun belum terlalu parah karena
tingkat korosi tidak mencapai >90%,
g. Hasil pengujian karbonasi menunjukkan bahwa kondisi beton eksisting
masih cukup baik, terlihat dari kedalaman karbonasi yang terjadi masih
berada disekitar selimut beton,
h. Nilai rata-rata estimasi mutu beton hasil pengujian Core Drill pada kolom
sebesar 16,17 MPa. Hasil tersebut belum memenuhi persyaratan minimum
kuat tekan beton sebesar 21 MPa untuk mutu beton struktur khusus
berdasarkan SNI-2847-2019,
i. Hasil penggalian pondasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa jenis
pondasi yang digunakan adalah Pondasi Batu Kali dengan kedalaman 1
meter dan secara visual kondisi pondasi masih cukup baik.

Analisis Struktur

a. Beberapa struktur balok secara teknis belum mampu menahan


kombinasi beban yang bekerja akibat beban gravitasi dan beban gempa,
b. Beberapa struktur kolom secara teknis belum mampu menahan
kombinasi beban yang bekerja akibat beban gravitasi dan beban gempa,
c. Struktur bangunan secara teknis belum memenuhi syarat Strong
Column Weak Beam,
81
\

d. Struktur bangunan secara teknis belum memenuhi syarat Hubungan


Balok Kolom (Joint Shear),

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :


a. Perkuatan struktur di dunia konstruksi ada beberapa jenis metode
perkuatan antara lain :
 Concrete Jacketing (Penambahan dimensi struktur beton)
 Steel Plate Bonding/H-Beam (Penambahan pelat baja/H-beam)
 Epoxy Spray (Menyemprotkan cairan epoxy ke dalam beton)
 Fiber Reinforced Polymer (FRP)

No. Metode Keunggulan Kekurangan

1. Concrete Jacketing - Biaya relatif lebih murah - Pekerjaan cukup rumit


dibandingkan Epoxy Spray dan - Fabrikasi khusus
Penambahan dimensi
- Mobilisasi sulit
dari struktur beton FRP
- Masalah dilekatan beton
eksisting - Kekakuan struktur meningkat baru dan beton lama
- Mengurangi keindahan
arsitektur
- Ruang semakin sempit

2. Steel Plate - Biaya relatif lebih murah - Pekerjaan cukup rumit


Bonding/H-Beam dibandingkan Epoxy Spray dan - Fabrikasi khusus
- Mobilisasi sulit
Penambahan pelat FRP
- Mengurangi keindahan
baja/H-beam pada - Kekakuan struktur meningkat arsitektur
- Ruang semakin sempit
beton untuk
mensupport dan
menambah kapasitas
struktur

3. Epoxy Spray - Pekerjaan lebih praktis - Biaya relatif mahal


- Meningkatkan kualitas beton
Cairan kimia spesial - Material dari supplier
- Dapat diaplikasikan di tempat
yang disemprotkan yang sempit tertentu
pada permukaan - Waktu pengerjaan relatif
singkat
beton dan dapat
- Persiapan mudah
meresap ke pori-pori - Mudah dalam mobilisasi

82
\

beton hingga ±10 cm. - Tidak membutuhkan alat berat


Cairan ini dapat - Pekerjaan lebih bersih dan
tidak berisik
meningkatkan kualitas
dari beton eksisting

4. Fiber Reinforced - Meningkatkan kapasitas - Biaya relatif mahal


struktur - Membutuhkan tenaga
Polymer (FRP)
- Memiliki kuat tarik lebih tinggi khusus FRP
FRP adalah material dibandingkan dengan baja
perkuatan yang - Pekerjaan sangat praktis dan
cepat
terbuat dari serat fiber
- Dapat diaplikasikan di lokasi
memiliki kuat tarik yang sempit
tinggi yang - Mobilisasi material sangat
dikombinasikan mudah
- Tidak memerlukan peralatan
dengan epoxy/resin
khusus
yang sesuai - Pekerjaan lebih bersih dan
tidak berisik
- Tidak memerlukan waktu
shutdown/waktu shutdown
singkat
- Bergaransi

b. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur


balok dalam hal ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer,

Gambar 5.1 Perkuatan Balok dengan FRP


c. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur
kolom dalam hal ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer untuk
meningkatkan kapasitas kolom dan memenuhi persyaratan Strong Column
Weak Beam,

83
\

Gambar 5.2 Perkuatan Kolom Dengan Metode FRP


d. Sebaiknya dilakukan perkuatan struktur pada beberapa elemen struktur
joint kolom balok dalam hal ini menggunakan Fiber Reinforced Polymer
untuk memperkuat sendi plastis pada bangunan,

Gambar 5.3 Perkuatan Joint dengan FRP

e. Sebaiknya dilakukan concrete repair dengan metode grouting, patching


dan injection epoxy pada struktur beton yang mengalami keropos, retak,
pecah dan tulangan korosi,
f. Sebaiknya Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung
Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
dilakukan minimal 5 tahun sekali agar kondisi bangunan dapat diketahui
dan dimonitor perkembangannya.

84
LAMPIRAN
GAMBAR STRUKTUR EKSISTING
POSISI PENGUJIAN
HASIL PENGUJIAN UPV PUNDIT
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

ULTRASONIC PULSE VELOCITY / ASTM C597 - 16


Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Estimation Direct Pulse Velocity
Test Location Average
Indirect/ Direct
ID Velocity Direct
No Test Distance (m) Direct Velocity
Sample Location Type As [m/s] Velocity
Factor** [m/s]
[m/s]
1 2962 0.270 1,0 2962
2 3194 0.270 1,0 3194
3 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2705 0.270 1,0 2705 2876
4 2909 0.270 1,0 2909
5 2609 0.270 1,0 2609
6 2729 0.200 1,1 3002
7 2674 0.200 1,1 2941
8 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2869 0.200 1,1 3156 2965
9 2625 0.200 1,1 2888
10 2581 0.200 1,1 2839
11 3151 0.260 1,0 3151
12 2748 0.260 1,0 2748
13 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 3206 0.260 1,0 3206 2912
14 2757 0.260 1,0 2757
15 2700 0.260 1,0 2700
16 2965 0.260 1,0 2965
17 2968 0.260 1,0 2968
18 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2908 0.260 1,0 2908 2965
19 2975 0.260 1,0 2975
20 3009 0.260 1,0 3009
21 2822 0.290 1,0 2822
22 2915 0.290 1,0 2915
23 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 3215 0.290 1,0 3215 2966
24 2980 0.290 1,0 2980
25 2896 0.290 1,0 2896
26 3218 0.260 1,0 3218
27 2854 0.260 1,0 2854
28 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 2805 0.260 1,0 2805 3019
29 3333 0.260 1,0 3333
30 2886 0.260 1,0 2886
31 2594 0.200 1,1 2853
32 2793 0.200 1,1 3072
33 U-7 Lantai Atap Balok B-C/10 2694 0.200 1,1 2963 2959
34 2762 0.200 1,1 3038
35 2608 0.200 1,1 2869
36 2809 0.200 1,1 3090
37 2874 0.200 1,1 3161
38 U-8 Lantai Atap Balok A-B/10 2746 0.200 1,1 3021 3036
39 2735 0.200 1,1 3009
40 2637 0.200 1,1 2901
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

41 2885 0.200 1,1 3174


42 2729 0.200 1,1 3002
43 U-9 Lantai Atap Balok A/6-7 2637 0.200 1,1 2901 2989
44 2537 0.200 1,1 2791
45 2799 0.200 1,1 3079
46 2626 0.200 1,1 2889
47 2626 0.200 1,1 2889
48 U-10 Lantai Atap Balok A/1-2 2712 0.200 1,1 2983 2999
49 2890 0.200 1,1 3179
50 2778 0.200 1,1 3056
51 2520 0.200 1,1 2772
52 2711 0.200 1,1 2982
53 U-11 Lantai Atap Balok C/2-3 2596 0.200 1,1 2856 2971
54 2753 0.200 1,1 3028
55 2924 0.200 1,1 3216
56 2676 0.200 1,1 2944
57 2793 0.200 1,1 3072
58 U-12 Lantai Atap Balok C/7-8 2524 0.200 1,1 2776 2897
59 2558 0.200 1,1 2814
60 2617 0.200 1,1 2879
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

ULTRASONIC PULSE VELOCITY / ASTM C597 - 16


Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Estimation Direct Pulse Velocity

Test Location
Average
Num Direct >4500 3500- 3000- <3000
ID Sample Description
ber Location Type As Velocity m/s 4500 m/s 3500 m/s m/s
[m/s] Excelent Good Medium doubtfull
1 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2876 - - - √ Doubtful Concrete Grade
2 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2965 - - - √ Doubtful Concrete Grade
3 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 2912 - - - √ Doubtful Concrete Grade
4 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2965 - - - √ Doubtful Concrete Grade
5 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 2966 - - - √ Doubtful Concrete Grade
6 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 3019 - - √ - Medium Concrete Grade
7 U-7 Lantai Atap Balok B-C/10 2959 - - - √ Doubtful Concrete Grade
8 U-8 Lantai Atap Balok A-B/10 3036 - - √ - Medium Concrete Grade
9 U-9 Lantai Atap Balok A/6-7 2989 - - - √ Doubtful Concrete Grade
10 U-10 Lantai Atap Balok A/1-2 2999 - - - √ Doubtful Concrete Grade
11 U-11 Lantai Atap Balok C/2-3 2971 - - - √ Doubtful Concrete Grade
12 U-12 Lantai Atap Balok C/7-8 2897 - - - √ Doubtful Concrete Grade
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

ULTRASONIC PULSE VELOCITY / ASTM C597 - 16


Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Estimation Direct Pulse Velocity

Element Of Structure Direct


ID Poisson Density
Number Velocity Ec (Mpa)** fc' Mpa***
Sample Location Type As ratio* (Kg/m3)
Pulse
1 U-1 Lantai 1 Kolom A/10 2876 0,15 2400 18797,74 16,00
2 U-2 Lantai 1 Kolom A/9 2965 0,15 2400 19984,09 18,08
3 U-3 Lantai 1 Kolom A/1 2912 0,15 2400 19279,25 16,83
4 U-4 Lantai 1 Kolom C/2 2965 0,15 2400 19981,94 18,08
5 U-5 Lantai 1 Kolom C/9 2966 0,15 2400 19990,03 18,09
6 U-6 Lantai 1 Kolom B/10 3019 0,15 2400 20719,15 19,43
7 U-7 Lantai Atap Balok B-C/10 2959 0,15 2400 19904,11 17,93
8 U-8 Lantai Atap Balok A-B/10 3036 0,15 2400 20953,41 19,88
9 U-9 Lantai Atap Balok A/6-7 2989 0,15 2400 20308,63 18,67
10 U-10 Lantai Atap Balok A/1-2 2999 0,15 2400 20443,38 18,92
11 U-11 Lantai Atap Balok C/2-3 2971 0,15 2400 20061,27 18,22
12 U-12 Lantai Atap Balok C/7-8 2897 0,15 2400 19075,38 16,47

Average fc' (MPa)


Kolom 17,75
Balok 18,35
HASIL PENGUJIAN HAMMER
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

HAMMER TEST
Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Recapitulation Of Hammer Test

Standard Deviation For Different Control Standard


Location Standard
(Mpa)*
deviation
Mean Base on Description Concrete
No. Code Place Value fc' (Mpa) Homogenity Excellent Very Good Poor Base on Homogenity Of
Fair (4,1
Location Type As (kg/cm2) Concrete (Below Good (2,8 (3,4 to (Above Concrete Strength
to 4,8)
Strength 2,8) to 3,4) 4,1) 4,8)
(Mpa)

1 H-1 Lantai 1 Kolom A/10 234 19,42 3,98 - - √ - - Good Homogenity


2 H-2 Lantai 1 Kolom A/9 210 17,43 3,25 - √ - - - Very Good
3 H-3 Lantai 1 Kolom A/1 205 17,02 4,73 - - - √ - Fair Homogenity
4 H-4 Lantai 1 Kolom C/2 225 18,68 3,09 - √ - - - Very Good
5 H-5 Lantai 1 Kolom C/9 206 17,10 3,65 - - √ - - Good Homogenity
6 H-6 Lantai 1 Kolom B/10 215 17,85 5,07 - - - - √ Poor Homogenity
7 H-7 Lantai 1 Kolom A/7 229 19,01 2,07 √ - - - - Excellent
8 H-8 Lantai 1 Kolom B/8 220 18,26 1,88 √ - - - - Excellent
9 H-9 Lantai 1 Kolom B/2 226 18,76 1,29 √ - - - - Excellent
10 H-10 Lantai 1 Kolom A/3 229 19,01 3,67 - - √ - - Good Homogenity
11 H-11 Lantai 1 Kolom B/1 208 17,26 2,95 - √ - - - Very Good
12 H-12 Lantai 1 Kolom C/4 210 17,43 2,55 √ - - - - Excellent
13 H-13 Lantai 1 Kolom C/6 208 17,26 1,98 √ - - - - Excellent
14 H-14 Lantai 1 Kolom C/8 220 18,26 3,28 - √ - - - Very Good
15 H-15 Lantai Atap Balok B-C/10 240 19,92 1,87 √ - - - - Excellent
16 H-16 Lantai Atap Balok A-B/10 219 18,18 2,30 √ - - - - Excellent
17 H-17 Lantai Atap Balok A/6-7 221 18,34 2,83 - √ - - - Very Good
18 H-18 Lantai Atap Balok A/1-2 233 19,34 3,39 - √ - - - Very Good
19 H-19 Lantai Atap Balok C/2-3 221 18,34 2,22 √ - - - - Excellent
20 H-20 Lantai Atap Balok C/7-8 231 19,17 3,61 - - √ - - Good Homogenity
21 H-21 Lantai Atap Balok C/9-10 240 19,92 2,76 √ - - - - Excellent
22 H-22 Lantai Atap Balok A/8-9 233 19,34 2,12 √ - - - - Excellent
23 H-23 Lantai Atap Balok A/3-4 235 19,51 3,99 - - √ - - Good Homogenity
24 H-24 Lantai Atap Balok B-C/1 226 18,76 3,44 - - √ - - Good Homogenity
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

HAMMER TEST
Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Conclusion Of Hammer Test Result

Location
Standard
deviation
Mean Base on
No. Code Place Value Homogenity fc' (Mpa)
Location Type As (kg/cm2) Concrete
Strength
(Mpa)

1 H-1 Lantai 1 Kolom A/10 234 3,98 19,42


2 H-2 Lantai 1 Kolom A/9 210 3,25 17,43
3 H-3 Lantai 1 Kolom A/1 205 4,73 17,02
4 H-4 Lantai 1 Kolom C/2 225 3,09 18,68
5 H-5 Lantai 1 Kolom C/9 206 3,65 17,10
6 H-6 Lantai 1 Kolom B/10 215 5,07 17,85
7 H-7 Lantai 1 Kolom A/7 229 2,07 19,01
8 H-8 Lantai 1 Kolom B/8 220 1,88 18,26
9 H-9 Lantai 1 Kolom B/2 226 1,29 18,76
10 H-10 Lantai 1 Kolom A/3 229 3,67 19,01
11 H-11 Lantai 1 Kolom B/1 208 2,95 17,26
12 H-12 Lantai 1 Kolom C/4 210 2,55 17,43
13 H-13 Lantai 1 Kolom C/6 208 1,98 17,26
14 H-14 Lantai 1 Kolom C/8 220 3,28 18,26
15 H-15 Lantai Atap Balok B-C/10 240 1,87 19,92
16 H-16 Lantai Atap Balok A-B/10 219 2,30 18,18
17 H-17 Lantai Atap Balok A/6-7 221 2,83 18,34
18 H-18 Lantai Atap Balok A/1-2 233 3,39 19,34
19 H-19 Lantai Atap Balok C/2-3 221 2,22 18,34
20 H-20 Lantai Atap Balok C/7-8 231 3,61 19,17
21 H-21 Lantai Atap Balok C/9-10 240 2,76 19,92
22 H-22 Lantai Atap Balok A/8-9 233 2,12 19,34
23 H-23 Lantai Atap Balok A/3-4 235 3,99 19,51
24 H-24 Lantai Atap Balok B-C/1 226 3,44 18,76

Average fc' (MPa)


Kolom 18,05
Balok 19,08
HASIL PENGUJIAN COVERMETER
HASIL PENGUJIAN HARDNESS
Head Office: Jl. Radin Inten II No. 62 Jakarta 13440 - Indonesia
Workshop: Jl. Pahlawan Revolusi No. 22B Jakarta 13430 - Indonesia
Telp. : +62-21- 29563045 Fax : +62-21- 29563052
Web: http://www.testindo.com, Email: testindo@gmail.com

HARDNESS / BRINELL TEST


Project Name : Assessment, Testing dan Analisis Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang
Project Location : Lubuk Alung - Padang Pariaman
Testing : Hardness

Tensile Strength
Location Test SNI 2052-
No. ID Sample Average Test Field Ket.
2017
Location Type As (MPa)
(MPa)
1 B - 01 Kolom Tulangan Polos A/10 100 HB 340 350 NOT OK
2 B - 02 Kolom Tulangan Polos A/10 103 HB 350 350 OK
3 B - 03 Ring Balok Tulangan Polos A/5-6 100 HB 340 350 NOT OK
4 B - 04 Ring Balok Tulangan Polos A/5-6 106 HB 360 350 OK
5 B - 05 Kolom Tulangan Polos A/5 106 HB 360 350 OK
6 B - 06 Kolom Tulangan Polos A/5 92 HB 320 350 NOT OK
7 B - 07 Kolom Tulangan Polos C/5 106 HB 360 350 OK
8 B - 08 Kolom Tulangan Polos C/5 103 HB 350 350 OK
9 B - 09 Ring Balok Tulangan Polos C/4-5 94 HB 330 350 NOT OK
10 B - 10 Ring Balok Tulangan Polos C/4-5 106 HB 360 350 OK

Rata - Rata Mutu Baja (MPa)


Tulangan Polos 347
HASIL PENGUJIAN HALF CELL POTENTIAL
Proceq Profometer measurements Profometer Link Version 2.1.7.0

Name Date & Time Mode Rebars Lines Distance Snapshots Unit

Kolom 1 05/01/2021 1:53 PM Corrosion-Scan -- 2 1.500 m -- Metric

View: Corrosion-Scan 1x
0.00 m 1x

-135 -97 -95 -92 -59


Potential (mV):
<= -450
0.15 m > -450
> -407
> -364
> -321
-53 -59 -52 -52 -52
> -278
> -235
> -192
> -150
0.300.00
m m 0.15 m 0.30 m 0.45 m 0.60 m 0.75 m

Statistics
[ Distance(m) Potential(mV) ]
No. of Readings 10
L:1 0.00
Median (mV) -59
[0.00 -135]
Mean (mV) -74.6
[0.15 -97]
Standard Deviation (mV) 27.1
[0.30 -95]
Lowest (mV) -135
[0.45 -92]
Highest (mV) -52
[0.60 -59]
L:2 0.15 Settings
[0.00 -53] Probe Type Rod
[0.15 -59] Grid X Spacing (mm) 150
[0.30 -52] Grid Y Spacing (mm) 150
[0.45 -52] Enable Grid Limits
[0.60 -52] Grid Limit X (m) 5.00
Grid Limit Y (m) 5.00
Comment Device Info Measurement Orientation Right
[Add] Coarse Grid Factor 5x
Auto Save
Potential Max Threshold (Highest) (mV) -150
Potential Min Threshold (Lowest) (mV) -450
Potential Range Palette Multicolor (default)
Distribution Resolution (mV) 10
Minimum Passive Limit (mV) -50
Maximum Active Limit (mV) -300
Half-cell Solution Cu/CuSO4

Page 1 of 5 Unnamed 05/01/2021 5:52 PM


Proceq Profometer measurements Profometer Link Version 2.1.7.0

Name Date & Time Mode Rebars Lines Distance Snapshots Unit

Kolom 2 05/01/2021 1:54 PM Corrosion-Scan -- 2 1.500 m -- Metric

View: Corrosion-Scan 1x
0.00 m 1x

1 -9 -10 -14 -24


Potential (mV):
<= -450
0.15 m > -450
> -407
> -364
> -321
-33 -31 -30 -30 -30
> -278
> -235
> -192
> -150
0.300.00
m m 0.15 m 0.30 m 0.45 m 0.60 m 0.75 m

Statistics
[ Distance(m) Potential(mV) ]
No. of Readings 10
L:1 0.00
Median (mV) -27
[0.00 1]
Mean (mV) -21.0
[0.15 -9]
Standard Deviation (mV) 11.4
[0.30 -10]
Lowest (mV) -33
[0.45 -14]
Highest (mV) 1
[0.60 -24]
L:2 0.15 Settings
[0.00 -33] Probe Type Rod
[0.15 -31] Grid X Spacing (mm) 150
[0.30 -30] Grid Y Spacing (mm) 150
[0.45 -30] Enable Grid Limits
[0.60 -30] Grid Limit X (m) 5.00
Grid Limit Y (m) 5.00
Comment Device Info Measurement Orientation Right
[Add] Coarse Grid Factor 5x
Auto Save
Potential Max Threshold (Highest) (mV) -150
Potential Min Threshold (Lowest) (mV) -450
Potential Range Palette Multicolor (default)
Distribution Resolution (mV) 10
Minimum Passive Limit (mV) -50
Maximum Active Limit (mV) -300
Half-cell Solution Cu/CuSO4

Page 2 of 5 Unnamed 05/01/2021 5:52 PM


Proceq Profometer measurements Profometer Link Version 2.1.7.0

Name Date & Time Mode Rebars Lines Distance Snapshots Unit

Kolom 3 05/01/2021 1:55 PM Corrosion-Scan -- 2 1.500 m -- Metric

View: Corrosion-Scan 1x
0.00 m 1x

-9 -8 -7 -6 -3
Potential (mV):
<= -450
0.15 m > -450
> -407
> -364
> -321
-29 -32 -33 -33 -33
> -278
> -235
> -192
> -150
0.300.00
m m 0.15 m 0.30 m 0.45 m 0.60 m 0.75 m

Statistics
[ Distance(m) Potential(mV) ]
No. of Readings 10
L:1 0.00
Median (mV) -19
[0.00 -9]
Mean (mV) -19.3
[0.15 -8]
Standard Deviation (mV) 12.8
[0.30 -7]
Lowest (mV) -33
[0.45 -6]
Highest (mV) -3
[0.60 -3]
L:2 0.15 Settings
[0.00 -29] Probe Type Rod
[0.15 -32] Grid X Spacing (mm) 150
[0.30 -33] Grid Y Spacing (mm) 150
[0.45 -33] Enable Grid Limits
[0.60 -33] Grid Limit X (m) 5.00
Grid Limit Y (m) 5.00
Comment Device Info Measurement Orientation Right
[Add] Coarse Grid Factor 5x
Auto Save
Potential Max Threshold (Highest) (mV) -150
Potential Min Threshold (Lowest) (mV) -450
Potential Range Palette Multicolor (default)
Distribution Resolution (mV) 10
Minimum Passive Limit (mV) -50
Maximum Active Limit (mV) -300
Half-cell Solution Cu/CuSO4

Page 3 of 5 Unnamed 05/01/2021 5:52 PM


Proceq Profometer measurements Profometer Link Version 2.1.7.0

Name Date & Time Mode Rebars Lines Distance Snapshots Unit

Kolom 4 05/01/2021 1:56 PM Corrosion-Scan -- 2 1.500 m -- Metric

View: Corrosion-Scan 1x
0.00 m 1x

-144 -150 -154 -158 -166


Potential (mV):
<= -450
0.15 m > -450
> -407
> -364
> -321
-300 -295 -299 -293 -328
> -278
> -235
> -192
> -150
0.30-0.15
m m 0.00 m 0.15 m 0.30 m 0.45 m 0.60 m 0.75 m

Statistics
[ Distance(m) Potential(mV) ]
No. of Readings 10
L:1 0.00
Median (mV) -230
[0.00 -144]
Mean (mV) -228.7
[0.15 -150]
Standard Deviation (mV) 75.0
[0.30 -154]
Lowest (mV) -328
[0.45 -158]
Highest (mV) -144
[0.60 -166]
L:2 0.15 Settings
[-0.15 **] Probe Type Rod
[0.00 -300] Grid X Spacing (mm) 150
[0.15 -295] Grid Y Spacing (mm) 150
[0.30 -299] Enable Grid Limits
[0.45 -293] Grid Limit X (m) 5.00
[0.60 -328] Grid Limit Y (m) 5.00
Measurement Orientation Right
Comment Device Info Coarse Grid Factor 5x
[Add] Auto Save
Potential Max Threshold (Highest) (mV) -150
Potential Min Threshold (Lowest) (mV) -450
Potential Range Palette Multicolor (default)
Distribution Resolution (mV) 10
Minimum Passive Limit (mV) -50
Maximum Active Limit (mV) -300
Half-cell Solution Cu/CuSO4

Page 4 of 5 Unnamed 05/01/2021 5:52 PM


Proceq Profometer measurements Profometer Link Version 2.1.7.0

Name Date & Time Mode Rebars Lines Distance Snapshots Unit

Kolom 5 05/01/2021 1:57 PM Corrosion-Scan -- 2 1.500 m -- Metric

View: Corrosion-Scan 1x
0.00 m 1x

-235 -31 -31 -33 -28


Potential (mV):
<= -450
0.15 m > -450
> -407
> -364
> -321
-126 -135 -143 -148 -125
> -278
> -235
> -192
> -150
0.300.00
m m 0.15 m 0.30 m 0.45 m 0.60 m 0.75 m

Statistics
[ Distance(m) Potential(mV) ]
No. of Readings 10
L:1 0.00
Median (mV) -126
[0.00 -235]
Mean (mV) -103.5
[0.15 -31]
Standard Deviation (mV) 66.3
[0.30 -31]
Lowest (mV) -235
[0.45 -33]
Highest (mV) -28
[0.60 -28]
L:2 0.15 Settings
[0.00 -126] Probe Type Rod
[0.15 -135] Grid X Spacing (mm) 150
[0.30 -143] Grid Y Spacing (mm) 150
[0.45 -148] Enable Grid Limits
[0.60 -125] Grid Limit X (m) 5.00
Grid Limit Y (m) 5.00
Comment Device Info Measurement Orientation Right
[Add] Coarse Grid Factor 5x
Auto Save
Potential Max Threshold (Highest) (mV) -150
Potential Min Threshold (Lowest) (mV) -450
Potential Range Palette Multicolor (default)
Distribution Resolution (mV) 10
Minimum Passive Limit (mV) -50
Maximum Active Limit (mV) -300
Half-cell Solution Cu/CuSO4

Page 5 of 5 Unnamed 05/01/2021 5:52 PM


HASIL PENGUJIAN CORE DRILL
DENAH DAN SKEMA PERKUATAN STRUKTUR
Kolom Kolom

1 Layer E-Glass Fiber


A

Skema Perkuatan Gabungan Balok

Kolom

Pelat Lantai
Height
Balok

1 Layer E-Glass Fiber


Width
POTONGAN A-A
Pelat Lantai

Balok Eksisting

0,25 X L
1 Layer E-Glass
Horizontal Direction

Kaxb Overlap
200

0,25 X L
1 Layer E-Glass
b
H Horizontal Direction

POTONGAN A-A
0,25 X L
1 Layer E-Glass
Horizontal Direction A

Lt. n
Elevasi +
Kolom Eksisting

1 Layer Eglass Fiber


1 Layer Eglass Fiber

Balok Eksisting
BOQ DAN RAB PERKUATAN STRUKTUR
Project : Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject : Estimasi Biaya Perbaikan dan Perkuatan Struktur

No. DESCRIPTION SCOPE OF WORK Unit Qty Unit Price (IDR) Amount Price (IDR)
1 Preparation
a Mobilization & Demobilization Equipment, Personil ( Jakarta) ls 1,00 20.000.000,00 20.000.000,00
b Mess Pekerja ls 1,00 10.000.000,00 10.000.000,00
c Scaffolding ls 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00
Sub Total I 35.000.000,00
2 Beam Strengthening With FRP
a Perkuatan Balok dengan Eglass MapeWrap G UNI-AX 900 m2 8,50 1.802.922,46 15.324.840,90
Pekerjaan Finishing
b Bongkar Pasang Dinding
- Pekerjaan Bongkaran Dinding m2 16,80 49.356,16 829.183,49
- Pemasangan Bata Merah m2 16,80 143.245,29 2.406.520,87
- Plesteran Dinding m2 33,60 75.130,50 2.524.384,67
- Acian Dinding m2 33,60 44.054,08 1.480.217,09
- Pengecatan Dinding m2 33,60 23.675,18 795.485,91
c Bongkar Pasang Plafond
- Pekerjaan Bongkaran Plafond Existing m2 100,80 62.156,64 6.265.389,31
- Pekerjaan Pemasangan Plafond m2 100,80 201.620,45 20.323.341,11
- Pengecatan Plafond Gypsum m2 100,80 23.675,18 2.386.457,74
Sub Total II 52.335.821,08
3 Column Strengthening With FRP
a Perkuatan Kolom dengan Eglass MapeWrap G UNI-AX 900 m2 49,14 1.802.922,46 88.595.609,61
Pekerjaan Finishing
b Bongkar Pasang Dinding
- Pekerjaan Bongkaran Dinding m2 21,84 49.356,16 1.077.938,53
- Pemasangan Bata Merah m2 21,84 143.245,29 3.128.477,12
- Plesteran Dinding m2 43,68 75.130,50 3.281.700,07
- Acian Dinding m2 43,68 44.054,08 1.924.282,21
- Pengecetan Dinding m2 43,68 23.675,18 1.034.131,69
c Bongkar Pasang Keramik
- Pekerjaan Bongkaran Keramik Eksisting m2 14,00 49.356,16 690.986,24
- Pemasangan Keramik 30x30 m2 14,00 282.245,04 3.951.430,56
Sub Total III 103.684.556,03
4 Joint Strengthening With FRP
a Perkuatan Joint dengan Eglass MapeWrap G UNI-AX 900 m2 58,80 1.802.922,46 106.011.840,55
Sub Total IV 106.011.840,55
5 Repair Beton
a Perbaikan Balok dengan Grouting Non Shrink Cementious Grout Ex Sika, Fosroc, m3 0,21 17.211.372,35 3.614.388,19
b Perbaikan Balok dengan Injeksi Epoxy Resin Titik 23 248.074,83 5.775.181,96
c Perbaikan Kolom dengan Grouting Non Shrink Cementious Grout Ex Sika, Fosroc, m3 0,86 17.211.372,35 14.800.919,65
d Perbaikan Kolom dengan Injeksi Epoxy Resin Titik 164 248.074,83 40.634.656,56
Sub Total V 64.825.146,36
TOTAL 361.857.364,03
PPN 10% 36.185.736,40
GRAND TOTAL (TOTAL + PPN 10%) 398.043.100,44

Note :
Included PPN 10%
Perbaikan Finishing Akibat Pekerjaan Perkuatan Struktur
Project : Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject : Beam Flexural Strengthening Using FRP

Flexural
Wrap Width No. of
No. of Beam Concrete Area 2
Beam Width, Beam Depth, Ave Slab Wrap Length (mm) Layer(s) 2 Wrap Area (m )
Beams ID Remark Similar Length (m ) Middle Material
b (mm) D (mm) Thk (mm) Bottom Middle Middle Middle Bottom
Beams (m) Bottom
Bottom Bottom
Lantai 1
As A'-A/2, A'-A/3, A'-A/7,
Balok BK 200x200 4 200 200 2,500 120 2,13 200 1 1,70 1,70 Eglass
A'-A/8
Lantai Ring Balok
As A-B/1, A-B/2, B-C/1,
Balok RB 200x200 4 200 200 4,000 120 3,40 200 1 2,72 2,72 Eglass
B-C/2
As A-B/8, A-B/9, A-
Balok RB 200x200 B/10,B-C/8, B-C/9, B- 6 200 200 4,000 120 3,40 200 1 4,08 4,08 Eglass
C/10
Total 8,50 Eglass
Project : Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject : BOQ Of Strengthening Column Using FRP

Column Column Column Wrap


No. of Similar Wrap Height No. of Concrete Wrap Area
Column ID Remark Width, b Depth, D Height Width Material
Column (m) Layer(s) Area (m2) (m2)
(mm) (mm) (m) (mm)
Lantai 1
As A/1,A/2,A/8,B/1,B/2,
Kolom K1 250x250 11 250 250 3,9 1,95 1,20 1 25,7 25,7 Eglass
B/8,B/9,B/10, C/1,C/2,C/8
As A/3, A/4, A/5, A/6, A/7, C/3,
Kolom K1 250x250 10 250 250 3,9 1,95 1,20 1 23,4 23,4 Eglass
C/4, C/5, C/6, C/7
Total 49,14 Eglass
Project: Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject: Beam Column Joint Strenghtening Using FRP

Beam Column Joint

No. of Column Column Column Wrap No. of Beam Beam Wrap Wrap Concrete Wrap
Wrap Hight No. of Concrete Wrap Beam No. of
Column ID Remark Similar Width, b Depth, D Hight Width Material Beams ID Similar Width, b Depth, Length Width Area (m 2) Area (m2) Material
(m) Layer(s) Area (m 2) Area (m2) Length (m) Layer(s)
Column (mm) (mm) (m) (mm) Beams (mm) D (mm) Bottom (m) (mm) Middle Middle
Lantai 1
As A/3, A/4, A/5, A/6,
Kolom K1 Balok RB
A/7, C/3, C/4, C/5, C/6, 10 400 400 4,0 2,00 1,80 1 36,0 36,0 Eglass 20 200 200 4 1,00 600 1 12,0 12,0 Eglass
250x250 200x200
C/7
Kolom K1 Balok RB
As B/1, B/2 2 400 400 4,0 2,00 1,80 1 7,2 7,2 Eglass 6 200 200 4 1,00 600 1 3,6 3,6 Eglass
250x250 200x200
Total 43,2 Eglass Total 15,6 Eglass
Project: Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject: Estimasi Volume Perbaikan Balok Beton

GROUTING
No. of Beam Beam Thickness
Beam Width, Concrete Presentase Total
Beams ID Remark Similar Depth, D Length Grouting
b (mm) Area (m2) Grouting (%) Grouting (m3)
Beams (mm) (m) (mm)
Lantai 1
As A'-A/2, A'-A/3, A'-A/7,
Balok BK 200x200 4 200 200 2,500 6,00 70 10 0,042
A'-A/8

As A-B/1, A-B/2, B-C/1,


Balok RB 200x200 4 200 200 4,000 9,60 70 10 0,067
B-C/2
As A-B/8, A-B/9, A-
Balok RB 200x200 B/10,B-C/8, B-C/9, B- 6 200 200 4,000 14,40 70 10 0,101
C/10
TOTAL GROUTING GRANDTOTAL 0,210

INJECTION
No. of Beam
Beam Width, b Beam Depth, Concrete Area Jlh Presentase Total Injeksi
Beams ID Remark Similar Length
(mm) D (mm) (m2) Injeksi/m2 Injeksi(%) (Titik)
Beams (m)
Lantai 1
As A'-A/2, A'-A/3, A'-A/7,
Balok BK 200x200 4 200 200 2,500 6,00 20 5 6
A'-A/8
Lantai Ring Balok
As A-B/1, A-B/2, B-C/1,
Balok RB 200x200 4 200 200 4,000 9,60 20 3 6
B-C/2
As A-B/8, A-B/9, A-
Balok RB 200x200 B/10,B-C/8, B-C/9, B- 6 200 200 4,000 14,40 20 4 12
C/10
TOTAL INJECTION GRANDTOTAL 23
Project: Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject: Estimasi Volume Perbaikan Kolom Beton

GROUTING
Column Column Thickness
No. of Similar Column Width, b Concrete Area Presentase
Column ID Remark Depth, D Length Grouting Total Grouting (m3)
Column (mm)/ Dia (m2) Grouting (%)
(mm) (m) (mm)
Lantai 1
As A/1,A/2,A/8,B/1,B/2,
Kolom K1 250x250 11 250 250 3,9 42,9 70 15 0,450
B/8,B/9,B/10, C/1,C/2,C/8
As A/3, A/4, A/5, A/6, A/7, C/3,
Kolom K1 250x250 10 250 250 3,9 39 70 15 0,410
C/4, C/5, C/6, C/7
TOTAL GROUTING GRANDTOTAL 0,860

INJECTION
Column Column
No. of Similar Column Width, b Concrete Area Jlh Presentase
Column ID Remark Depth, D Length Total Injeksi (Titik)
Column (mm) (m2) Injeksi/m2 Injeksi(%)
(mm) (m)
Lantai 1
As A/1,A/2,A/8,B/1,B/2,
Kolom K1 250x250 11 250 250 3,9 42,9 20 10 86
B/8,B/9,B/10, C/1,C/2,C/8
As A/3, A/4, A/5, A/6, A/7, C/3,
Kolom K1 250x250 10 250 250 3,9 39 20 10 78
C/4, C/5, C/6, C/7
TOTAL INJECTION GRANDTOTAL 164
Project : Audit Struktur Gedung Laboratorium PLN UPDL Padang, Lubuk Alung - Padang Pariaman
Subject : Estimasi Volume Bongkar Pasang

No. of Similar Beam Bongkaran Bongkaran


Beams ID Remark Jenis Plafon Jenis Dinding
Beams Length (m) Plafon (m2) Dinding (m2)
Lantai 2
Balok BK 200x200 As A/2-3,A/7-8 2 4 9,6 Gypsum 1,6 Bata Merah
Lantai RB

Balok RB 200x200 As A-B/1, B-C/1, A-B/10, B-C/10 4 4 19,2 Gypsum 3,2 Bata Merah

As A/1-2, A/2-3, A/3-4, A/4-5, A/5-


6,A/6-7,A/7-8, A/8-9, C/1-2, C/2-
Balok RB 200x200 15 4 72 Gypsum 12 Bata Merah
3, C/3-4, C/4-5, C/5-6,C/6-7,C/7-
8, C/8-9
TOTAL 100,8 Gypsum 16,8 Bata Merah

No. of Similar Column Bongkaran Jenis Bongkaran


Column ID Remark Jenis Keramik
Column Hight (m) Dinding (m2) Dinding Lantai (m2)
Lantai Dasar - Lantai 2
As
Kolom K1 250x250 A/1,B/1,C/1,B/10,A/3,A/4,A/5,A/6, 14 3,900 21,84 Bata Merah 14 Keramik 30x30
A/7,C/3,C/4,C/5,C/6,C/7
TOTAL 21,84 Bata Merah 14 Keramik 30x30
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
DATA PEMBAHARUAN & PENYESUAIAN 2021

Jumlah
No. Uraian Pekerjaan Sat. Koef. Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1 2 3 5. 6.
I PEKERJAAN PASANGAN DINDING TEMBOK
1 Pasang Dinding Bata 1:3 1/2 Bata m2 1,000
Batu Bata Merah bh 70,000 896,00 62.720,00
Semen Portland 50 kg zak 0,287 71.904,00 20.665,21
Pasir Pasang m3 0,040 212.128,00 8.485,12
Pekerja OH 0,300 108.304,00 32.491,20
Tukang Batu OH 0,100 137.200,00 13.720,00
Kepala Tukang Batu OH 0,010 167.104,00 1.671,04
Mandor OH 0,015 232.848,00 3.492,72
Jumlah 143.245,29
II PEKERJAAN PLESTERAN, BENANGAN DAN ACIAN
1 Plesteran Tebal 15mm Campuran 1 : 3 m2 1,000
Semen Portland 50 kg zak 0,156 71.904,00 11.181,07
Pasir pasang m3 0,023 212.128,00 4.878,94
Pekerja OH 0,300 108.304,00 32.491,20
Tukang Batu OH 0,150 137.200,00 20.580,00
Kepala Tukang Batu OH 0,015 167.104,00 2.506,56
Mandor OH 0,015 232.848,00 3.492,72
Jumlah 75.130,50
2 Acian Beton m2 1,000
Semen Portland zak 0,065 71.904,00 4.673,76
Pekerja OH 0,200 108.304,00 21.660,80
Tukang Batu OH 0,100 137.200,00 13.720,00
Kepala Tukang Batu OH 0,010 167.104,00 1.671,04
Mandor OH 0,010 232.848,00 2.328,48
Jumlah 44.054,08
III PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
1 Pemasangan Lantai Keramik 40x40cm Polished m2 1,000
Keramik 40x40 cm Polished m2 1,050 90.720,00 95.256,00
Semen kg 11,380 1.456,00 16.569,28
Pasir Pasang m2 0,045 212.128,00 9.545,76
Semen Warna kg 1,620 14.224,00 23.042,88
Pekerja OH 0,700 108.304,00 75.812,80
Tukang Batu OH 0,350 137.200,00 48.020,00
Kepala Tukang Batu OH 0,035 167.104,00 5.848,64
Mandor OH 0,035 232.848,00 8.149,68
Jumlah 282.245,04
2 Bongkaran Dinding m2 m2 1,000
Pekerja OH 0,150 108.304,00 16.245,60
Tukang Batu OH 0,200 137.200,00 27.440,00
Kepala Tukang Batu OH 0,020 167.104,00 3.342,08
Mandor OH 0,010 232.848,00 2.328,48
Jumlah 49.356,16
3 Bongkaran Keramik m2 m2 1,000
Pekerja OH 0,150 108.304,00 16.245,60
Tukang Batu OH 0,200 137.200,00 27.440,00
Kepala Tukang Batu OH 0,020 167.104,00 3.342,08
Mandor OH 0,010 232.848,00 2.328,48
Jumlah 49.356,16

1/2
Jumlah
No. Uraian Pekerjaan Sat. Koef. Harga Satuan (Rp)
(Rp)
IV. PEKERJAAN PLAFOND
1 Pas. Plafond Kalsiboard 6 mm Rangka Hollow m2 1,000
Besi Hollow 40/40 m 0,750 45.438,23 34.078,67
Besi Hollow 20/20 m 2,000 31.868,26 63.736,52
Kalsiboard EG Uk. 240x120x6 mm lbr 0,382 78.848,00 30.112,05
Paku Asbes Skrup 4 bh 4,000 784,00 3.136,00
Pekerja OH 0,150 108.304,00 16.245,60
Tukang Kayu OH 0,250 129.920,00 32.480,00
Kepala Tukang Kayu OH 0,025 174.720,00 4.368,00
Mandor OH 0,075 232.848,00 17.463,60
Jumlah 201.620,45
2 Bongkaran Plafond m2 m2 1,000
Pekerja OH 0,150 159.488,00 23.923,20
Tukang Kayu OH 0,150 232.848,00 34.927,20
Kepala Tukang Kayu OH 0,015 125.216,00 1.878,24
Mandor OH 0,075 19.040,00 1.428,00
Jumlah 62.156,64
3 Pengerjaan Cat Plafond m2 1,000
Alkalin kg 0,120 33.600,00 4.032,00
Cat Plafond klg 0,360 27.328,00 9.838,08
Pekerja OH 0,028 108.304,00 3.032,51
Tukang cat OH 0,042 129.920,00 5.456,64
Kepala Tukang cat OH 0,004 174.720,00 733,82
Mandor OH 0,003 232.848,00 582,12
Jumlah 23.675,18
V PEKERJAAN CAT
1 Pengerjaan Cat Dinding Interior m2 1,000
Alkalin kg 0,120 33.600,00 4.032,00
Cat Tembok Interior klg 0,360 27.328,00 9.838,08
Pekerja OH 0,028 108.304,00 3.032,51
Tukang cat OH 0,042 129.920,00 5.456,64
Kepala Tukang cat OH 0,004 174.720,00 733,82
Mandor OH 0,003 232.848,00 582,12
Jumlah 23.675,18

2/2
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
TAHUN ANGGARAN 2021

NO KOEF SAT UPAH DAN MATERIAL SATUAN JUMLAH


A Analisa Biaya Perkuatan
A 1 Perkuatan Beton Dengan E-Glass Fiber (m2)
2,2000 kg Epoxy Resin @ Rp 200.000,00 Rp 440.000,00
1,0000 m2 E-Glass fiber ex. Estoglass/Mapei/Fosroc @ Rp 1.166.666,67 Rp 1.166.666,67
Harga satuan bahan/material Rp 1.606.666,67
0,0221 jam Epoxy Mixer @ Rp 7.484,44 Rp 165,41
1,0000 Ls Alat Bantu @ Rp 2.600,00 Rp 2.600,00
Harga satuan bahan/material Rp 2.765,41
0,875 jam Pekerja @ Rp 13.020,00 Rp 11.392,50
0,875 jam Tukang @ Rp 14.973,00 Rp 13.101,38
0,292 jam Mandor @ Rp 17.446,80 Rp 5.094,47
Harga satuan upah Rp 29.588,34
Sub jumlah harga Rp 1.639.020,42
Jasa konstruksi 10% Rp 163.902,04
Jumlah Harga Satuan Rp 1.802.922,46
A 3 Perbaikan Beton dengan Grouting (m3)
2.025,0000 kg Grouting Semen Ex. Fosroc/BASF/Sika @ Rp 7.500,00 Rp 15.187.500,00
0,1500 m3 Kayu Perancah @ Rp 650.000,00 Rp 97.500,00
1,5000 kg Paku @ Rp 4.000,00 Rp 6.000,00
Harga satuan bahan/material Rp 15.285.000,00
2,2088 jam Concrete Mixer @ Rp 7.484,44 Rp 16.531,63
0,0610 jam Water Tanker @ Rp 29.327,95 Rp 1.789,00
2,2088 jam Concrete Grouting @ Rp 5.331,38 Rp 11.775,95
1,0000 Ls Alat Bantu @ Rp 600,00 Rp 600,00
Harga satuan bahan/material Rp 18.320,64
13,253 jam Pekerja @ Rp 13.020,00 Rp 172.554,06
8,835 jam Tukang @ Rp 14.973,00 Rp 132.290,95
2,209 jam Mandor @ Rp 17.446,80 Rp 38.536,49
Harga satuan upah Rp 343.381,50
Sub jumlah harga Rp 15.646.702,13
Jasa konstruksi 10% Rp 1.564.670,21
Jumlah Harga Satuan Rp 17.211.372,35
A 5 Injeksi Beton dengan Epoxy (titik)
1,1000 kg Epoxy Resin @ Rp 200.000,00 Rp 220.000,00
Harga satuan bahan/material Rp 220.000,00
0,0361 jam Epoxy Mixer @ Rp 7.484,44 Rp 270,19
0,0361 Ls Epoxy Injeksi @ Rp 43.991,98 Rp 1.588,11
1,0000 Ls Alat Bantu @ Rp 600,00 Rp 600,00
Harga satuan bahan/material Rp 1.858,30
0,1084 jam Pekerja @ Rp 13.020,00 Rp 1.411,37
0,1084 jam Tukang @ Rp 14.973,00 Rp 1.623,07
0,0361 jam Mandor @ Rp 17.446,80 Rp 629,83
Harga satuan upah Rp 3.664,27
Sub jumlah harga Rp 225.522,57
Jasa konstruksi 10% Rp 22.552,26
Jumlah Harga Satuan Rp 248.074,83
RENCANA JADWAL PEKERJAAN
Project : PERKUATAN GEDUNG LABORATORIUN PLN UPDL PADANG
Location : LUBUK ALUNG - PADANG PARIAMAN

Waktu Pelaksanaan
Hari ke-
No. Item Unit Qty Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

I Preparation
Mobilization & Demobilization Ls 1,00 5,53 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79
Mess Pekerja Ls 1,00 2,76 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39
Scaffolding Ls 1,00 1,38 0,35 0,35 0,35 0,35

II Beam Strengthening With FRP


Perkuatan Balok dengan Eglass m2 8,50 4,24 2,12 2,12
Pekerjaan Finishing
Bongkar Pasang Dinding
- Pekerjaan Bongkaran Dinding m2 16,80 0,23 0,08 0,08 0,08
- Pemasangan Bata Merah m2 16,80 0,67 0,3 0,3
- Plesteran Dinding m2 33,60 0,70 0,2 0,2 0,2
- Acian Dinding m2 33,60 0,41 0,1 0,1 0,1
- Pengecatan Dinding m2 33,60 0,22 0,11 0,11

Bongkar Pasang Plafond


- Pekerjaan Bongkaran Plafond Existing m2 100,80 1,73 0,43 0,43 0,43 0,43
- Pekerjaan Pemasangan Plafond m2 100,80 5,62 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
- Pengecatan Plafond Gypsum m2 100,80 0,66 0,2 0,2 0,2

III Column Strengthening With FRP


Perkuatan Kolom dengan Eglass m2 49,14 24,48 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50
Pekerjaan Finishing
Bongkar Pasang Dinding
- Pekerjaan Bongkaran Dinding m2 21,84 0,30 0,10 0,10 0,10
- Pemasangan Bata Merah m2 21,84 0,86 0,29 0,29 0,29
- Plesteran Dinding m2 43,68 0,91 0,30 0,30 0,30
- Acian Dinding m2 43,68 0,53 0,18 0,18 0,18
- Pengecatan Dinding m2 43,68 0,29 0,14 0,14

Bongkar Pasang Keramik


- Pekerjaan Bongkaran Keramik Eksisting m2 14,00 0,19 0,10 0,10
- Pemasangan Keramik 40x40 m2 14,00 1,09 0,27 0,27 0,27 0,27

IV Joint Strengthening With FRP


Perkuatan Joint dengan Eglass m2 58,80 29,30 4,19 4,19 4,19 4,19 4,19 4,19 4,19

V Repair Beton
Perbaikan Balok dengan Grouting m3 0,21 1,00 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
Perbaikan Balok dengan Injeksi Titik 23,28 1,60 0,80 0,80
Perbaikan Kolom dengan Grouting m3 0,86 4,09 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82
Perbaikan Kolom dengan Injeksi Titik 163,80 11,23 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25

1,18 1,18 1,18 1,53 1,61 1,81 1,81 0,63 0,63 1,45 4,49 4,06 3,16 3,06 4,36 2,12 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 4,19 4,19 4,47 4,47 5,58 5,29 5,47 1,31 1,31 1,25 1,25 0,59 0,28 0,28 0,00 0,27 0,27 0,27 0,27 0,11 0,11 0,00
100,00 1,18 2,37 3,55 5,08 6,69 8,50 10,30 10,93 11,57 13,02 17,51 21,56 24,73 27,79 32,15 34,27 37,77 41,27 44,76 48,26 51,76 55,26 58,75 62,94 67,13 71,60 76,07 81,65 86,94 92,41 93,72 95,03 96,29 97,54 98,13 98,41 98,69 98,69 98,96 99,23 99,51 99,78 99,89 ##### #####

Note :
Rencana
ESTIMASI JAM KERJA 10 JAM/HARI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI AUDIT STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM PLN UPDL PADANG
LUBUK ALUNG - PADANG PARIAMAN

 UPV PUNDIT TEST


 HAMMER TEST
 COVERMETER TEST
 HARDNESS TEST
 HALF CELL POTENTIAL TEST
 CARBONATION TEST
 CORE DRILL TEST
 GALIAN PONDASI
JUNI 2021 PT. TESTINDO
Jl. Radin Inten II No. 62
Jakarta 13440
www.testindo.com

Anda mungkin juga menyukai