Anda di halaman 1dari 7

3.

5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal, and Plumbing)

3.5.1 Pekerjaan Elektrikal


Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik. Pekerjaan elektrikal mencakup panel TM & Transformer (panel
tegangan menengah, PUTM), panel listrik tegangan rendah (PUTR), panel
distribution box (IDP/SDP/SSDP), kabel daya dan instalasi penerangan,
armatur lampu penerangan, saklar, stop kontak dan key tag, instalasi stop
kontak, grounding elektrikal dan elektronik, dan sistem penangkal petir.
3.5.1.1 Pemasangan Instalasi Kabel Tray
• Kabel vertikal ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa,
dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata
sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada
saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem
dengan jarak sekitar 1 m.
• Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan
menggunakan pipa pelindung yang diberi perkuatan klem dengan
jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak
boleh saling melintas.
3.5.1.2 Pemasangan Panel Listrik
• Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata
dan tidak miring.
• Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda
sesuai dengan kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet
supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
• Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram
instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan,
hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
3.5.1.3 Pemasangan Fitting dan Armature
• Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya,
agar tidak terjadi bongkar pasang armature.
3.5.1.4 Pemasangan Saklar dan Stop Kontak
• Marking jalur kabel pada dinding dan bobok dinding bata
• Pasang kabel dan inbow dos.
• Tunggu sampai plester dinding akhir.
• Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
• Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

3.5.2 Pekerjaan Plumbing


Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung
seperti: pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada
pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR,
atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya
menggunakan pipa PPR.
3.5.2.1 Pemasangan Pompa dan Tangki Air
 Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa),
kapasitas 120 ltr/mnt dengan aksesorisnya.
 Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas
efektif 8 m3 dengan aksesorisnya.
3.5.2.2 Instalasi Plumbing Air Bersih
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja)
beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai
dengan tanda yang sudah dibuat.
 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak
mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus
dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket
draat luar dan diberi lapisan seal tape baru disambungkan ke
alat sanitair.
3.5.2.3 Instalasi Plumbing Air Kotor, Air Bekas, dan Vent
 Penyambungan pipa air kotor menggunakan lem PVC yang
kuat sehingga tidak mudah bocor.
 Pemberian tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pemasangan pipa beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton
menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada
saat dinding belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di
dinding harus di lem supaya tidak bergerak saat menerima
beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar,
maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya
tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus
dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup
kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang
dapat menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.
3.5.2.4 Fire Hydrant System
 Membuat bak penampung air dengan mengikuti gambar kerja
yang telah disetujui.
 Membangun rumah pompa yang akan digunakan sebagai
tempat meletakkan peralatan utama pompa hydrant dan
peralatan-peralatan lain.
 Pemasangan instalasi jalur pipa fire hydrant dan fabrikasi
piping system untuk intalasi rumah pompa.
 Pembuatan pipe support untuk menopang intalasi pipa hydrant
sepanjang jalur yang sudah ditentukan.

3.5.3 Pekerjaan Instalasi Air Conditioner


Metode Pemasangan:
3.5.3.1 Menentukan lokasi tempat pemasangan AC.
 Tempat aliran udara (indoor/outdoor) harus bebas tidak ada
hambatan untuk sirkulasi udaranya.
 Tempat untuk pemeliharaan & service harus mudah dijangkau
agar pada waktu maintenance lebih mudah.
 Tempat memasang unit rata dan kerataan bisa diukur
menggunakan waterphas.
 Halangan atau gangguan sirkulasi udara (indoor/outdoor).
Jarak pemasangan outdoor minimal 20 cm untuk bagian sisi
kiri dan belakang, minimal 30 cm sisi kanannya. Dan 70 cm
untuk sisi depan unit outdoor. Untuk indoor jarak pemasangan
diindor minimal 10cm sisi atas, kiri dan kanan.
 Gangguan lain terhadap pembuangan udara. Untuk indoor
tidak boleh berdekatan dengan sumber panas dan dengan pintu
keluar masuk.Dan oudoor tidak boleh ada benda apapun yang
dapat menghalangi radiasi panas dari kondensor.
 Getaran bisa dikurangi dengan menggunakan karet mounting
yang biasanya sudah tersedia pada unitnya dan diupayakan
untuk memasang ditempat yang dapat meminimalkan bunyi
berisik dan getaran dan yang tidak mengganggu ketenangan
tetangga.
 Penampilan setelah pemasangan harusnya mengikuti
ketentuan estetika interior dan eksterior ruangan.

3.5.3.2 Jaringan kelistrikan


 Ukuran kabel (tata letak peng-kabel-an) memakai ukuran
kabel 1,5 mm, 2.5 mm, 4 mm dsb.
 Tegangan dan frekuensi, tegangan normal 220 V dan
frequensinya 50 Hz atau 60Hz untuk daerah tertentu.
 Kekuatan hubungan pengkabelan.
 Komponen/sarana pengaman (sistem grounding dan MCB)
grounding fungsinya untuk membuang kebocoran arus yang
terjadi dan MCB (Miniature Circuit Breaker) fungsinya untuk
pemutus arus diukur dengan Ampere.
 Kapasitas saklar dan fuse/sikring dianjurkan memakai stop
kontak kaki tiga, dengan kwalitas yang baik.
 Tegangan drop atau turun naik saat starting, tegangan drop
bisa dinaikkan dengan memakai stabiliser.
 Jaringan listrik khusus untuk pemasangan unit dan outlet-nya.

3.5.3.3 Pengerjaan hubungan pemipaan indoor dan outdoor unit


 Ukuran pipa (diameter) harus sesuai dengan standar unit AC.
Contoh, untuk AC 1/5 sampai 1 PK memakai pipa 3/8″ dan
1/4″ untuk AC 1 1/5 dan 2 Pk memakai pipa 1/2″ dan 1/4″.
 Pekerjaan sistem isolasi (heat insulation) dengan
menggunakan armaflek atau isolasi pembungkus pipa.
 Getaran saat unit di jalankan pada outdoor menggunakan karet
mounting.
 Appearance/penampilan
 Jumlah freon (tambah atau buang karena ada perubahan
panjang pipa) dichek dengan menggunakan manifold dan
pengukur ampere.
 Periksa kebocoran gas dengan memakai leak detector atau
busa sabun.
 Pengaturan/instalasi oil trap harus dibuat setiap 5-7 meter
dengan ketentuan posisi outdoor diatas dan indoor dibawah
ataupun sebaliknya.
 Gangguan terhadap jalur pemasangan pipa.

3.5.3.4 Pengerjaan sistem ducting


 Ukuran pipa (diameter)
 Pekerjaan sistem isolasi (heat insulation)
 Getaran saat unit di jalankan
 Suara dari sitem ducting yang di buat
 Penampilan

3.5.3.5 Pengerjaan sitem pembuangan air (drainase)


 Hubungan part/bagian sealing (anti bocor).
 Pekerjaan sistem isolasi (heat insulation).
 Pengaturan jarak ujung saluran drainage dengan tempat
pembuangan akhir (terutama saat musim hujan).
 Meyakinkan, lancarnya air keluar dari evaporator (tuangkan
segelas atau lebih air ke area evaporator).
 Pemasangan pipa drainase harus menghadap kebawah.
 Periksa sistem pembuangan jika terkena air hujan atau tetesan
air lainnya.
 Penampilan.

3.5.3.6 Hal-hal lain


 Akurasi proses air purging (buang angin) dengan memakai
vaccum air.
 Pembukaan service valve dan pengecekan tekanan freon ,
suction atau tekanan rendah 60-80 psi dan discharge/ tekanan
tinggi 250-350 psi dan disesuaikan dengan pengukuran
ampere.
 Pengukuran Ampere disesuaikan dengan yang tertera pada
pamflet unit dan disesuaikan dengan tekanan freon.
 Cara pengoperasian AC yang baik dan benar bisa dibaca pada
buku petunjuk pemakaian.
 Pengukuran temperature udara antara intake atau udara yang
tersedot unit indoor dan discharge suhu atau yang keluar
perbedaannya lebih dari 8 derajat celcius.

3.5.4 Pekerjaan Instalasi Lift


Metode Pemasangan :
• Melakukan persiapan lapangan, baik dari segi teknis maupun administrasi
pekerjaan.
• Setelah Request for Job disepakati oleh direksi, dilanjutkan dengan
pekerjaan mobilisasi bahan, alat, dan personil.
• Berkoordinasi dengan pihak direksi atau pihak yang berwenang terkait
pengosongan area basement sebagai lokasi penempatan material lift.
• Melakukan pengukuran serta marking pada area pekerjaan, dilanjutkan
pemasangan stack out.
• Pemasangan Ruang Luncur dari konstruksi Baja untuk pasangan
Hoistway Lift, sesuai dengan gambar kerja.
• Pembuatan template dibuat berdasarkan gambar kerja.
• Menarik tali lining (umumnya terbuat dari tali stainless steel).
• Pemasangan rel kabin dan rel counterweight berdasarkan lot.
• Pemasangan sill pintu luar, hanger pintu luar, daun pintu luar.
• Pemasangan mesin.
• Pemasangan kabin.
• Pemasangan counterweight.
• Melakukan setting unit mesin.
• Pemasangan rope (tali baja).
• Pemasangan speed governer, yang berfungsi membatasi kecepatan
berlebih saat lift berjalan.

Anda mungkin juga menyukai