PERSYARATAN UMUM
Saluran Penanggal Bawah Tanah/ Drop ≥ 60cm atau sesuai dengan aturan
instansi pemerintah atau pengelola kawasaN.
Lebar galian bagian atas ± 40cm-65cm, bagian bawah ± 30cm50 cm,
Slack kabel 5m setiap 1000m dimasing2 Manhole.
Gulungan kabel slack ≥ 20 diameter kabel.
Penempatan slack di manhole posisi vertikal, di handhole posisi horisontal.
Komposisi tanah urug, pasir 5cm dibawah dan diatas kabel,deksteen (
tambah pasir 20cm + warning tape), tanah(bebas berangkal) dipadatkan,
ketinggian permukaan dilebihkan 5cm.
Setiap 100m diberi tanda rute dan setiap ada sambungan diberi tanda
sambungan.
Sambungan HDPE menggunakan socket khusus.
Pemasangan Kabel
Penarikan kabel dilaksanakan paling lambat 24 jam untuk daerah padat dan
48 jam untuk daerah sepi, setelah galian dilakukan.
Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada trailer.
Sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak
kurang lebih 2 (dua) meter.
Perhatikan bending radius pada saat penarikan.
Apabila diperlukan kabel dapat dilucuti dari haspel sebagian atau semuanya
membentuk sistim angka delapan.
Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi dan tidak boleh melilit dengan
kabel existing.
Boring manual dengan menggunakan alat kerja kayu balok (sistim ungkit),
jarak antar PIT 10-25 meter, kedalaman minimal 160 cm. Alat bantu yang
digunakan:
Pipa galvanis ± 5 inch tebal 3,3 mm pipa PVC ± 4 inch tebal 2,2 mm.
Pipa 3 sub-duct 32/26 mm.
Pipa HDPE 40/33 mm, untuk sistem jembatan baik dengan tiang tunggal/
ganda
Pemasangan pipa pelindung
Campuran beton
Temberang tarik
Temberang sokong
Temberang labrang
SIMBOL LEGENDA
SKEMA ROUTE
Contoh Skema Feeder, Distribusi, Drop: Kabel Duct/ Kabel Tanah Tanam
Langsung/ Kabel Udara
CONTOH SKEMA KABEL FEEDER
CONTOH SKEMA KABEL DISTRIBUSI
CONTOH PENAMAAN KABEL
REFERENSI SPESIFIKASI
KABEL TANAM LANGSUNG: ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.43
KABEL DUCT : ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.10
KABEL UDARA : ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.26
KABEL DROP : ITU-T G.657, ITU-T L.26, ITU-T L.26, STEL K -330/2009
CONNECTOR
SPLITTER
COUPLER/WDM
ODF : ITU-T L.40
ODC : ITU-T L.40
ODP : ITU-T L.40
CLOSURE: ITU-T L.13
PEKERJAAN SIPIL – MANHOLE/HANDHOLE
PONDASI PERANGKAT
Sumber : TELKOM LC
b. Dalam satu Fiber Optik dapat menyalurkan informasi dua arah ( transmit
dan receive), hal ini berbeda dengan saluran tembaga yang memerlukan
dua saluran yang berbeda untuk arah kirim dan arah terima.
Arsitektur FTTH
Secara umum arsitektur jaringan FTTH mulai dari pusat layanan sampai dengan pelanggan
2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang berfungsi ;
4. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik
dengan fungsi sebagai berikut ;
a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan.
Kabel Fiber Optik yang diinstalasi untuk dalam rumah, pada umumnya
disebut juga patchcord, dimana kedua ujungnya sudah tersambung
dengan konektor.
10. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara indoor optik cables
dengan kabel optik arah CPE ( Customer Premises Equipment)
dalam bentuk ONT/ONU
11. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Optical Network Unit.
Fungsinya adalah :
ONU dapat melayani beberapa pelanggan dalam satu kluster, misal untuk
Pertokoan, Mall dan Apartemen.
Teknologi GPON
Teknologi G-PON adalah teknologi yang digunakan untuk mengatur trafik layanan pada jaringan
FTTH. Disebut dengan GPON karena mempunyai bitrate informasi yang lebih dari 1 Giga bit perdetik,
disamping itu sifat pendistribusian layanan pada jaringan tidak memerlukan catuan daya listrik atau
bersifat passive, sehinggga disebut dengan Pasive Optical Network.
Arsitektur G-PON
Arsitektur G-PON sangat sederhana yaitu hanya terdiri komponen
a. OLT Optical Line Terminal yang ditempatkan pada pusat layanan
b. Splitter yang ditempatkan pada ODC maupun pada ODP.
c. ONT atau ONU yang ditempatkan pada sisi pelanggan.
2. Splitter
Yaitu dapat dianalogikan dengan Multiplexer, yang berfungsi mendistribusikan layanan
dari satu fiber ke beberapa fiber dengan kapasitas, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 dan 1:64
Kelemahan dari Splitter ini adalah menimbulkan Loss dimana semakin besar kapasitasnya
loss yang timbul semakin besar
3. ONT Optical Network Terminal
ONT ditempatkan pada sisi pelanggan, dimana sebagai interface atau titik penghubung dengan CPE
(Customer Premises Equipment) yang berupa :
a. PABX
b. Telepon
c. Faxmile
d. WIFI Internet
e. MODEM Internet
f. IP-TV
b. Perangkat Pasive terdiri dari Kabel Feeder , Kabel Distribution, Splitter, Patch Cord
a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps upstream
dengan menggunakan single fiber, G-PON system harus sesuai dengan ITU-T
G.984.x series (G.984.1/2/3/4).
yang fleksible.
c. Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk semua layanan.
d. Semua layanan di-manage/dikontrol oleh sebuah EMS (Element Management Services)
e. Interface backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP.
f. Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix atau tidak terjadi kegagalan hubungan.
Kelemahan G-PON.
a. Instalasi fisik Fiber Optik harus bebas dari tekukan dan gulungan pada Fiber Optik.
(tidak terjadi bending)
b. Teknisi harus menguasai teknologi jaringan IP.
c. Kapasitas Splitter yang semakin besar akan menimbulkan Loss dan menurunnya
kecepatan informasi pada User, oleh sebab itu perencanaan QoS harus akurat.
Trafik dari OLT ke ONT atau downstream semua dikirim keseluruh user yang tersambung
dengan port OLT. Namun user hanya akan menerima informasi yang mempunyai IP address
Jaringan G-PON
Hubungan antar OLT menggunakan topologi Ring, agar dapat dilakukan sistem proteksi, yaitu jika
salah satu ruas kabel optik terputus, maka dapat dilakukan pengalihan trafik secara otomatis yang
disebut dengan sistem SHR atau Self Healing Ring. Pengalihan trafik secara otomatis dengan durasi
waktu maksimal 50 milli detik.
Pada saat OLT-1 dengan OLT-2 kondisi recovery, maka jalur atau ruas OLT1 dengan OLT-2 dilakukan
perbaikan.
Berikut adalah contoh hubungan antar OLT dalam kota Jakarta yang terdiri dari 5 ring utama.
Diposting oleh Sukhendro Wibisono di 22.53.00