Anda di halaman 1dari 49

JENIS-JENIS INSTALASI

 Kabel Feeder, adalah kabel fiber optik diinstalasi/diterminasi dari ODF ke


ODC
 Kabe Distribusi kabel fiber optik diinstalasi/diterminasi dari ODC ke ODP
 Kabel Drop kabel fiber optik diinstalasi/diterminasi dari ODP ke OTP
 Kabel Indoor kabel fiber optik diinstalasi/diterminasi dari OTP ke Roset.

JENIS INSTALASI DARI BERDASARKAN TYPE KABEL

 Kabel Tanah Tanam langsung, diinstalasi langsung dengan cara


penggalian atau sistem borring/ rojok.
 Kabel FO duct, jenis ini ada 2 macam yaitu :(1) Dengan sistim duct
konvensional/ cara penarikan dimasukan dalam subduct yang ada pada
duct ( 1 polongan duct bisa dimasukan 3 subduct.(2) Instalasinya
dimasukan dalam pipa HDPE, dimana pipa HDPE diinstalasi lebih dahulu
dengan sistem borring/ rojok (3) Dengan sistem tekanan udara ( Air Blown
System ), dengan masukan kabel Air Blown Cable/ Air Blown Fiber kedalam
primary tube lalu didorong dengan tekanan udara dengan kompresor.
 Kabel FO Udara/ Aerial cara Konvensional, Instalasi langsung di pasang/
ditambat diatas tiang.
 Air Blown System : Microduct Aerial terlebih dahulu diinstalasi diatas tiang,
selanjutnya kabel ABC/ ABF diblowing

PERSYARATAN UMUM
 Saluran Penanggal Bawah Tanah/ Drop ≥ 60cm atau sesuai dengan aturan
instansi pemerintah atau pengelola kawasaN.
 Lebar galian bagian atas ± 40cm-65cm, bagian bawah ± 30cm50 cm,
 Slack kabel 5m setiap 1000m dimasing2 Manhole.
 Gulungan kabel slack ≥ 20 diameter kabel.
 Penempatan slack di manhole posisi vertikal, di handhole posisi horisontal.
 Komposisi tanah urug, pasir 5cm dibawah dan diatas kabel,deksteen (
tambah pasir 20cm + warning tape), tanah(bebas berangkal) dipadatkan,
ketinggian permukaan dilebihkan 5cm.
 Setiap 100m diberi tanda rute dan setiap ada sambungan diberi tanda
sambungan.
 Sambungan HDPE menggunakan socket khusus.

PERSIAPAN PELAKSANAAN INSTALASI DAN METODE INSTALASI

 Peralatan dan material, posisi peletakkan haspel dan alat penarik


kabel.Kondisi trafik lalu lintas, prioritaskan pada jalan yang tidak
macet.Kondisi ruang kerja dan kemudahan bagi lalu lintas petugas dan
material.Kemudahan pemasangan alat bantu penarikan kabel. Kemampuan
alat penarik kabel (Winching Equipment), bila diperlukan disiapakan lampu
penerangan dan peralatan komunikasi.
 Keselamatan kerja, Pemasangan rambu lalu lintas Pengamanan personil
(helm, sabuk pengaman, masker)Pemasangan Sub-Duct.

INSTALASI KABEL DALAM DUCT

 Subduct dipasang sepanjang rute.


 Posisi subduct dalam satu duct/tidak menyilang.
 Celah antara pipa duct dan subduct harus ditutup.
 Subduct yang tidak digunakan harus ditutup.
 Agar penarikan lancar gunakan pelicin.
 Gunakan anti pulir / swivel agar kabel tidak melintir

INSTALASI KABEL TANAH TANAM LANGSUNG

 Metode Open Trench.


 Sistem Boring atau Rojok.
 Lintasan pada Jalan, Parit / Sungai dan Rel

INSTALASI KABEL OPEN TRENCH

Pemasangan Kabel

 Penarikan kabel dilaksanakan paling lambat 24 jam untuk daerah padat dan
48 jam untuk daerah sepi, setelah galian dilakukan.
 Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada trailer.
 Sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak
kurang lebih 2 (dua) meter.
 Perhatikan bending radius pada saat penarikan.
 Apabila diperlukan kabel dapat dilucuti dari haspel sebagian atau semuanya
membentuk sistim angka delapan.
 Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi dan tidak boleh melilit dengan
kabel existing.

Gambar Konstruksi Alur Galian dan CABINET ODC


INSTALASI KABEL DENGAN SISTIM BORING
Boring Manual sistim rojok, jarak antar PIT 5-15 meter Alat bantu yang
digunakan:

 Pipa pralon 2 inchi/sesuai dengan kebutuhan, panjang masing-masing 1-2


meter.
 Menggunakan air untuk memudahkan merojok.
 Mata rojok dibuat dari plat baja/ pipa Galvanized

Boring manual dengan menggunakan alat kerja kayu balok (sistim ungkit),
jarak antar PIT 10-25 meter, kedalaman minimal 160 cm. Alat bantu yang
digunakan:

 Kayu balok ukuran 12 cm x 10 cm dengan panjang 3 – 4 meter.


 Kunci pipa.
 Pipa galvanis mempunyai diameter 2 inch dengan panjang 1,5 meter
sampai dengan 2 meter yang dapat disambung-sambung

Boring manual dengan menggunakan mesin, biasanya digunakan untuk


pekerjaan aktivitas boring melintang jalan dengan bentang minimal antara
lubang PIT satu dengan lainnya diatas 25 meter.

Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu mendeteksi route yang akan di borring


dengan maksud untuk mengetahui apakah ada utilitas lain (lihat gambar).
PEMASANGAN TANDA RUTE KABEL
Penandaan Rute dan Sambungan kabel pada sistim jaringan.
INSTALASI KABEL PADA LINTASAN JALAN, PARIT,
JEMBATAN

 Menggunakan pelindung pipa galvanis ± 5 inch untuk jalan dengan lalu


lintas padat dan pipa PVC ± 4 inch tebal 2,2 mm dan dilengkapi 3 sub-duct
32/26 mm dengan kedalaman minimal ±1,50 meter atau sesuai peraturan
yang berlaku setempat.
 Menggunakan pelindung pipa PVC ± 4 inch tebal 5,5 mm dan dilengkapi 3
sub-duct 32/26 mm untuk jalan dengan lalu lintas sedang kedalaman
minimal 1,50 meter atau sesuai peraturan yang berlaku setempat.
 Menggunakan pelindung pipa HDPE 40/33 mm tanpa cadangan dengan
kedalaman ± minimal 1,50 m atau sesuai peraturan Instansi terkait setempat
 1. Untuk pipa pelindung crossing harus terpasang secara utuh, apabila tidak
dimungkinkan maka pipa dipotongpotong sesuai kondisi panjang PIT (bisa
dipotong-potong setiap 1 meter atau setiap 2 meter) dan harus disambung
menggunakan soket sesuai peruntukannya

INSTALASI LINTASAN PARIT, SUNGAI


Pelindung yang dipergunakan:

 Pipa galvanis 4 inchi / 2 inchi, tebal 3 ,3 mm


 Pipa PVC.
 Pipa HDPE 40/32 mm,
 Pipa Sub-duct 32/26 mm

Pemasangan pipa pelindung

 Di bawah dasar parit.


 Di atas parit
 Menempel pada atas jembatan
 Memanfaatkan polongan jembatan
 Menempel pada sisi jembatan
 Menempel pada bagian bawah jembatan ( digantung )
 Jembatan kabel dengan konstruksi terpisah Jembatan kabel dengan tiang
tunggal.
 Jembatan kabel dengan tiang ganda
 Sistem boring atau duct slump
Menyebrang Rel Kereta Api

Pelindung yang dipergunakan:

 Pipa galvanis ± 5 inch tebal 3,3 mm pipa PVC ± 4 inch tebal 2,2 mm.
 Pipa 3 sub-duct 32/26 mm.
 Pipa HDPE 40/33 mm, untuk sistem jembatan baik dengan tiang tunggal/
ganda
Pemasangan pipa pelindung

 Dengan sistem boring, kedalaman minimal ±1,50 meter atau sesuai


peraturan yang berlaku setempat.
 Jembatan kabel dengan tiang tunggal Jembatan kabel dengan tiang ganda

INSTALASI FO KABEL UDARA

 Pengecatan tiang besi pada bagian tiang yang akan ditanam


 Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang.
 Pembuatan Voetstuk.
 Pengecatan tiang.
 Pasang temberang/ tiang ganda pengganti temberang.
 Pasang accessoris untuk pemasangan dan penambatan kabel udara.
 Pasang rol kabel pada setiap tiang
 Rute tiang yang khusus untuk kabel fiber optik : Penempatan harus mulai
dari posisi paling atas.
 Untuk tiang 7 meter hanya 2 jalur kabel untuk setiap sisi dan maksimum
kapasitas per kabel 48 core.
 Untuk tiang 9 meter dapat dipasang 3 kabel untuk setiap sisi dan maksimum
kapasitas per kabel 48 core.
 Dimungkinkan dipasang kabel fiber optik kapasitas 96 corekhusus untuk
kabel feeder dan antar HRB.
 Rute tiang yang digunakan bersamaan dengan kabel tembaga :
Penempatan kabel fiber optik harus diatas kabel tembaga.Kabel fiber optik
tidak diperbolehkan dibendel menjadi satu dengan kabel tembaga.
 Penempatan kabel fiber optik pada tiang berdasarkan penanggung jawab
pengelolaan.
 Penambatan kabel 1) Cara gantung.Untuk rute lurus dengan jarak antar
tiang 40-50 meter. Instalasi menggunakan asesoris kabel fiber optik
seperti tension bracket, suspension klem,stainless steel band, dan lain-lain.
2) Cara tambat.Untuk rute belok atau menikung, lintasan atau rute lurus
dengan jarak antar tiang lebih dari 50 meter ( rentang jauh ).Penambatan
dengan mempergunakan alat bantu khusus dan diusahakan tidak
memotong kawat penggantung (bearer).
 Untuk rute lurus penambatan setiap 6 – 8 gawang (± 300 – 400 meter),
tanpa memotong kawat penggantung (bearer).Penambatan pada rute lurus
dapat menggunakan span wartel atau tidak, untuk rute belok dan tambat
awal/akhir harus menggunakan span wartel.

 Cara tambat awal/akhir

Penambatan pada tiang ODC/ODP /OpticalClousure/Slack, pada tiang


sambungan peralihan antara kabel tanah dan kabel udara atau kabel udara
dengan kabel udara.Penambatan awal/akhir dan tambat antara dapat
diinstalasi :Pada tiang besi menggunakan s tagklem
beugel atau suspenssion danstainless steel band.Pada tiang beton
menggunakansuspenssion dan stainless steel band.

INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIC

 Persiapan Pemasangan Kabel Drop Fiber Optik Mempersiapkan peralatan


dan material untuk pekerjaan instalasi kabel drop.
 Pemasangan Kabel Drop Fiber optik (Saluran Penanggal) 1). Pemasangan
Saluran Penanggal/Kabel Drop Optik menggunakan Kabel Udara
2).Pemasangan Saluran Penanggal Bawah Tanah 3).Pemasangan Saluran
penanggal di Ruko
Pemasangan Saluran Penanggal/Kabel Drop Optik menggunakan Kabel
Udara

 Titik penambatan dipilih dengan persetujuan pelanggan, hal perlu


diperhatikan:Titik tambat di rumah pelanggan sedapat mungkin dekat
dengan perangkat roset optik/CPE yang akan dipasang Letak titik tambat
harus aman dari jangkauan manusia, minimal ketinggian OTP dari
permukaan 250 cm. Sejauh mungkin dari saluran instalasi/perangkat lain
seperti saluran PLN, saluran/feeder antena dll.
 Memeperhatikan estetika lokasi tersebut.
 Dipilih pada tempat yang kuat (tembok, listplank) agar mampu menahan
daya tarik dari saluran penanggal (Drop Cable) untuk jangka waktu
lama.Harus memperhatikan kelenturan kabel agar terhindar terputusnya
kabel.
 Pengaturan kelenturan harus mempertimbangkan pertimbangkan faktor
keamanan dan daya panggul maksimum saluran penanggal (Drop Cable)
dan kerapihan.
 Titik tambat di rumah pelanggan menggunakan Drop Wire Clamp
Hook (bracket mourstelling).
 pemasangan Saluran Penanggal pada tembok/ dinding menggunakan
pelindung flexible pipe dapat dipergunakan Klem ( penggunaan klem harus
hati – hati jangan sampai terkena kabelnya )
Pemasangan Saluran Penanggal Bawah Tanah

 Menggunakan sistem tanam langsung ataupun sistem semi duct dengan


pelindung pipa PVC.kabel drop (saluaran penanggal) diterminasi di ODP
(Pedestal) satu ujung dan ujung lainnya di OTP jika diperlukan, kalau tidak
bisa langsung ke Roset.
 Kabel drop fiber optik yang digunakan dapat multi core / kabelsingle
core untuk lokasi titik sambung dapat dibuat Kabel PIT/Mini Handhole.
 Pondasi kedalaman 40 cm dan timbul ke permukaan tanah minimal 10 cm,
pondasi beton campuran 1:2:3, ukuran atas 50 x 50 cm dan ukuran bawah
60 x 60 cm, Galian untuk menanam pipa PVC antara Handhole lebar 20 cm
dan dalam minimal 60 cm, untuk DKI 110 cm.

Pemasangan Saluran Penanggal di Ruko dan Gedung

 Menggunakan ODP wall.


 Dapat menggunakan kabel drop indoor.
 Diinstalasi dengan pelindung tray kabel
Dalam = 60 cm, dapat dibuat secara precastPemasangan pipa PVC ke rumah
pelanggan terdapat dua alternatif: Diinstalasi sampai OTP di dinding luar sampai
dengan roset.
PEKERJAAN HANDHOLE
 Pekerjaan pembuatan pondasi ODC dan ODP Pedestal.
 Pemasangan tiang dan temberang Radius tikungan ≥ 20 x diameter luar luar
pipa duct.
 Tutup Handhole harus rata dengan permukaan jalanDinding, lantai dan atap
dari beton bertulang tebal ≥ 15 cmKetebalan tutup Handhole 20 cm.
 Penulangan sesuai dengan persyaratan beton bertulang U24

Campuran beton

 Lantai : 1:3:5 (Semen : Pasir : Batu Pecah).


 Dinding: 1 : 1,5 : 2,5 (Semen : Pasir : Batu Pecah) Ukuran Handhole:

PONDASI ODC DAN


PEDESTAL
Ukuran (panjang / lebar) pondasi
menyesuaikan dengan ukuran
(panjang / lebar) kabinet ODC /
Pedestal yang akan
dipasang.Pondasi terbuat dari beton bertulang, perbandingan
campuran 1:2:3 (semen:pasir:batu pecah) atau standar kualitas beton
K225.Pondasi dapat dibuat langsung ditempat atauprecast.Bagian pondasi yang
berada diatas permukaan tanah harus diplester/dihaluskan.Permukaan pondasi
di luar kabinet harus dibuat miring (≥ 150). Bagian dalam pondasi harus dibuat
berongga untuk pekerjaan instalasi kabel dan kabel grounding.
PEMASANGAN ODP PEDESTAL
PEMASANGAN TIANG DAN TEMBERANG
JENIS TEMBERANG

 Temberang tarik
 Temberang sokong
 Temberang labrang
SIMBOL LEGENDA
SKEMA ROUTE
Contoh Skema Feeder, Distribusi, Drop: Kabel Duct/ Kabel Tanah Tanam
Langsung/ Kabel Udara
CONTOH SKEMA KABEL FEEDER
CONTOH SKEMA KABEL DISTRIBUSI
CONTOH PENAMAAN KABEL

REFERENSI SPESIFIKASI
 KABEL TANAM LANGSUNG: ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.43
 KABEL DUCT : ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.10
 KABEL UDARA : ITU-T G.652, ITU-T G.655, ITU-T L.26
 KABEL DROP : ITU-T G.657, ITU-T L.26, ITU-T L.26, STEL K -330/2009
 CONNECTOR
 SPLITTER
 COUPLER/WDM
 ODF : ITU-T L.40
 ODC : ITU-T L.40
 ODP : ITU-T L.40
 CLOSURE: ITU-T L.13
 PEKERJAAN SIPIL – MANHOLE/HANDHOLE
 PONDASI PERANGKAT

Sumber : TELKOM LC

Senin, 04 Januari 2016

FTTH jaringan akses Fiber Optik dan teknologi G-PON

Apa yang dimaksud dengan FTTH


Fiber To The Home atau yang disebut dengan FTTH, adalah suatu jaringan akses atau jaringan yang
menghubungkan antara pusat layanan dengan peralatan pelanggan atau Customer Premises
Equipment (CPE) dengan menggunakan Fiber Optik.

Alasan mengapa harus menggunakan Fiber Optik.

a. Dapat menyalurkan informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi,


atau berpita lebar High Speed Data ( > 100 Mbps)

b. Dalam satu Fiber Optik dapat menyalurkan informasi dua arah ( transmit
dan receive), hal ini berbeda dengan saluran tembaga yang memerlukan
dua saluran yang berbeda untuk arah kirim dan arah terima.

c. Karena dapat menyalurkan High Speed Information, maka dalam satu


fiber dapat melayan Voice, Video dan Data atau yang disebut dengan
layanan Triple Play.

d. Mempunyai sifat redaman / attenuation yang relatif kecil, sehingga jarak


yang direkomendasi dari Pusat Layanan sampai dengan Pelanggan
adalah 20 Kilometer, disamping itu noise maupun distorsi relatif kecil sekali.

e. Secara teknologi, sistem menggunakan spliter atau satu fiber dapat


dicabang ke beberapa

pelanggan , sehingga sangat effesien dalam pembangunan jaringan.

f. Sangat memungkinkan untuk pengembangan teknologi jaringan yang


memerlukan kecepatan tinggi, misal untuk Jaringan ke Base Station.

Arsitektur FTTH
Secara umum arsitektur jaringan FTTH mulai dari pusat layanan sampai dengan pelanggan

adalah sebagai berikut,

1. OLT = Optical Line Terminal , atau perangkat yang mempunyai fungsi;

a. Titik Hubung dengan provider layanan Telepon, Internet/Data


dan TV/ IP TV

b. Pusat penyambungan dan distribusi layanan yang dikirim


ke pelanggan.

c. Pengaturan dan monitoring jaringan pelanggan.

d. Mengkonversi sinyal layanan ke dalam bentuk sinyal optik.

2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang berfungsi ;

a. Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODC


untuk melayani beberapa area.

b. Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jaringan Fiber Optik.

c. Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik.

3. Feeder Cables = Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang mempunyai


fungsi

a. Kabel Fiber Optik Penghubung Utama dari ODF ke ODC

b. Ada tiga jenis kabel Fiber Optik yang digunakan, yaitu


1 Kabel Duct yang menggunakan pelindung pipa PVC dengan
lapisan cor beton

2. Kabel Tanah Tanam Langsung ( Burried Cables) dengan pelindung


pipa HDPE.

3. Kabel Udara atau aireal cable yang ditambatkan pada tiang


besi atau beton.

4. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik
dengan fungsi sebagai berikut ;

a. titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang


lebih kecil

b. tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa


fiber optik.

c. tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribution


5. Kabel Distribution = Kabel Fiber Optik yang mendistribusikan layanan ke area
yang lebih kecil

a. Menggunakan kabel tipe Single Core Single Tube atau SCST

b. Sebagai penghubung antara ODC dengan ODP

6. ODP = Optical Distribution Point atau kotak distribusi layanan ke


pelanggan, fungsinya adalah;

a. Sebagai titik terminasi kabel dropp optik ke arah pelanggan.

b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran


dropp optik dengan menggunakan splitter.

c. Ada 3 (tiga) jenis ODP , yaitu ;

1. ODP Pedestal ODP yang ditempatkan pada permukaan tanah


2. ODP Pole/ Wall ODP yang ditempatkan pada tembok atau
tiang.
3. ODP Closure, ODP yang ditempatkan pada kabel diantara
dua tiang

7. Dropp Optic = yaitu saluran penanggal atau penghubung instalasi rumah.

a. Penghubung antara ODP dengan instalasi Rumah.

b. Menggunakan jenis insensitive bending, atau tahan dengan


tekukan.

c. Kapasitas 1, 2 dan 4 core.


d. Panjang maksimum 250 meter

e. Kedua ujungnya dipasang konektor

f. Antar kedua ujung konektor tidak boleh terdapat sambungan


atau lecet.

8. OTP = Optical Termination Premises., yaitu perangkat pasive yang


ditempatkan pada instalasi rumah pelanggan.

Fungsi dari OTP, adalah sebagai berikut ;

a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan.

b. Tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optik


(patchcord)

9. Indoor Fiber Optic Cables,

Kabel Fiber Optik yang diinstalasi untuk dalam rumah, pada umumnya
disebut juga patchcord, dimana kedua ujungnya sudah tersambung
dengan konektor.
10. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara indoor optik cables
dengan kabel optik arah CPE ( Customer Premises Equipment)
dalam bentuk ONT/ONU

11. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Optical Network Unit.

Fungsinya adalah :

a. Melakukan konversi layanan dalam sinyal optik menjadi


sinyal elektrik

b. Sebagai alat demultiplexer layanan

c. Output layanan ONT/ONU adalah Voice, Video/ IP TV


dan Data Internet

Perbedaan antara ON dan ONU, adalah sebagai berikut ;

ONT hanya melayani satu pelanggan saja.

ONU dapat melayani beberapa pelanggan dalam satu kluster, misal untuk
Pertokoan, Mall dan Apartemen.
Teknologi GPON

Teknologi G-PON adalah teknologi yang digunakan untuk mengatur trafik layanan pada jaringan
FTTH. Disebut dengan GPON karena mempunyai bitrate informasi yang lebih dari 1 Giga bit perdetik,
disamping itu sifat pendistribusian layanan pada jaringan tidak memerlukan catuan daya listrik atau
bersifat passive, sehinggga disebut dengan Pasive Optical Network.

Tekologi ini merupakan penggabungan dari teknologi


a. Penyambugan / Switching
b. Penggabungan / Multiplexer
c. Pendistribusian akses pelanggan melalui FTTH
d. Jaringan IP
Secara konsep teknologi G-PON seperti pada gambar dibawah ini;

Arsitektur G-PON
Arsitektur G-PON sangat sederhana yaitu hanya terdiri komponen
a. OLT Optical Line Terminal yang ditempatkan pada pusat layanan
b. Splitter yang ditempatkan pada ODC maupun pada ODP.
c. ONT atau ONU yang ditempatkan pada sisi pelanggan.

1. OLT merupakan komponen pusat penggabungan layanan triple play


dari beberapa operator jaringan
Setiap layanan dapat dihubungkan dengan bit rate 10 Gigabit perdetik
sedangkan pada sisi distribusi pelanggan mulai dari 1 Gbps - 2,5 Gbps
Fungsi dari OLT jika pada jaringan Internet adalah merupakan layer -2 yaitu Data Network
yang berfungsi sebagai Switch, yang fungsinya adalah untuk
a. Penyambungan dengan Pusat Layanan ( Softswitch, ISP dan TV-Server)
b. Titik Distribusi awal ke beberapa area pelanggan.
c. Tempat pengaturan bandwidth, pengontrolan, monitor dan kendali jaringan pelanggan.

2. Splitter
Yaitu dapat dianalogikan dengan Multiplexer, yang berfungsi mendistribusikan layanan
dari satu fiber ke beberapa fiber dengan kapasitas, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 dan 1:64
Kelemahan dari Splitter ini adalah menimbulkan Loss dimana semakin besar kapasitasnya
loss yang timbul semakin besar
3. ONT Optical Network Terminal

ONT ditempatkan pada sisi pelanggan, dimana sebagai interface atau titik penghubung dengan CPE
(Customer Premises Equipment) yang berupa :

a. PABX

b. Telepon

c. Faxmile

d. WIFI Internet

e. MODEM Internet

f. IP-TV

Cara Kerja G-PON

1. Teknologi GPON dalam menyalurkan trafik layanan ke pelanggan


menggunakan dua metode yaitu ;
a. WDM Wavelenght Division Multiplexer = atau penggabungan panjang gelombang
sinyal optik yang berbeda menjadi satu berkas sinyal optik.
untuk memisahkan jenis layanan dari OLT menuju ke ONT
b. TDM Time Division Multiplexer, yaitu setiap pelanggan arah up stream dialokasikan
time slot yang berbeda
untuk memisahkan antar identitas pelanggan dari ONT menuju ke OLT

Pada teknologiG-PON terdiri dari dua tipe perangkat, yaitu ;

a. Perangkat Aktive terdiri dari : OLT , ONT dan ONU

b. Perangkat Pasive terdiri dari Kabel Feeder , Kabel Distribution, Splitter, Patch Cord

Keistimewaan teknologi G-PON;

a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps upstream

dengan menggunakan single fiber, G-PON system harus sesuai dengan ITU-T
G.984.x series (G.984.1/2/3/4).

b. Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya sistem perangkat

yang fleksible.

c. Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk semua layanan.
d. Semua layanan di-manage/dikontrol oleh sebuah EMS (Element Management Services)
e. Interface backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP.
f. Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix atau tidak terjadi kegagalan hubungan.

Kelemahan G-PON.
a. Instalasi fisik Fiber Optik harus bebas dari tekukan dan gulungan pada Fiber Optik.
(tidak terjadi bending)
b. Teknisi harus menguasai teknologi jaringan IP.
c. Kapasitas Splitter yang semakin besar akan menimbulkan Loss dan menurunnya
kecepatan informasi pada User, oleh sebab itu perencanaan QoS harus akurat.

Panjang Gelombang Downstream ada dua jenis yaitu

a. 1490 nm untuk menyalurkan informasi Internet dan VoIP

b. 1550 nm untuk menyalurkan IP TV

Panjang gelombang Up Stream yang digunakan adalah,

1.310 digunakan untuk layanan Triple Play.

Trafik dari OLT ke ONT atau downstream semua dikirim keseluruh user yang tersambung

dengan port OLT. Namun user hanya akan menerima informasi yang mempunyai IP address

yang sama dan untuk layanan sesuai tag/ label.


Spesifikasi Interface OLT pada G-PON untuk 1 Gbps dan 10 Gbps
Spesifikasi Interface ONT pada G-PON

Jaringan G-PON

Hubungan antar OLT menggunakan topologi Ring, agar dapat dilakukan sistem proteksi, yaitu jika
salah satu ruas kabel optik terputus, maka dapat dilakukan pengalihan trafik secara otomatis yang
disebut dengan sistem SHR atau Self Healing Ring. Pengalihan trafik secara otomatis dengan durasi
waktu maksimal 50 milli detik.
Pada saat OLT-1 dengan OLT-2 kondisi recovery, maka jalur atau ruas OLT1 dengan OLT-2 dilakukan
perbaikan.

Berikut adalah contoh hubungan antar OLT dalam kota Jakarta yang terdiri dari 5 ring utama.
Diposting oleh Sukhendro Wibisono di 22.53.00

Anda mungkin juga menyukai