Anda di halaman 1dari 20

Manajemen keuangan adalah catat mencatat uang saja.

Paham akuntansi dan menjadi


tanggung jawab bagian keuangan.

Iu tidak salah. Tapi itu masih terlalu sempit. Manajemen keuangan lebih luas dari itu.

Definisinya kira kira seperti ini:


Pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas organisasi untuk mengusahakan:
mendapatkan, mengalokasikan, menggunakan dana organisasi secara efektif dan efisien.
Awalnya, manajemen keuangan hanya untuk memperoleh dana saja. Manajer keuangan mencari
dana untuk kebutuhan perusahaan. Mencarinya bisa dengan utang, atau tambahan modal
pemiliknya. Atau dari sisa laba tahun sebelumnya (laba ditahan).

Namun tuntutan jaman sudah berubah. Persaingan industri semakin ketat. Membuat peran
manajemen keuangan bertambah. Lebih komplek. Dan lebih detail lagi: Menggunakan dana
sekaligus mengelola aset perusahaan. Aset yang diperoleh dari dana yang berhasil dikumpulkan.

Manajemen merencanakan kebutuhan dana. Kemudian mencarinya. Dan menggunakanya: membeli


aset atau belanja modal. Tidak sampai disana: juga mengelola asetnya.

Seperti itu ilmu manajemen keuangan yang modern. Tidak sebatas mengurusi akuntansi. Akuntansi
atau keuangan hanya sebagian kecil.

Kita bisa merangkumnya. Dan mendefinisikan sendiri.

Manajemen keuangan adalah sebuah proses didalam kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan yang dimulai dengan cara mendapatkan dan menggunakan.
Penggunaan dana yang diperoleh harus tepat sasaran, efektif dan efisien agar tujuan keuangan yang
telah direncanakan bisa terealisasi.
Perlukah Manajemen Keuangan? Seberapa Penting?
Satu kata: perlu.

Tidak peduli bisnisnya dibidang apa: industri manufaktur, jasa atau perdagangan butuh manajemen
keuangan.

Tidak peduli skala perusahaan: besar, menengah, kecil bahkan jualan kacang goreng sekalipun
butuh manajemen keuangan.

Ah masa....?

Di usaha kecil tidak ada Manajemen. Semua dikelola sendiri. Seadanya dan semampunya. Usaha
kecil itu: pemiliknya memproduksi sendiri, kulakan sendiri, diangkut sendiri, dijual sendiri, dijalani
sendiri. Pemilik sekaligus kuli, sekaligus sales. Tidak terlihat: manajemen keuangan.

Tunggu dulu, lihatlah ini:

Sebelum berjualan. Mereka sudah pasti memikirkan ini: berapa modal yang dibutuhkan. Dari mana
modalnya. Peralatan (aset) apa yang harus dibeli. Bagaimana cara menggunakan dan merawat
peralatannya. Keperluan bahan bakunya. Harga jualnya. Cicilannya (kalau hutang). Sewa tempatnya.
Meningkatkan produksinya. Dan lain lainnya.

Intinya mereka sudah melakukan ini: merencanakan kebutuhan dana, menggunakan dan
mengelolanya. Tanpa sadar. Tanpa belajar teori. Tanpa ilmu manajemen modern. Seperti di
perusahaan perusahaan besar.
Sederhana memang. Tapi tetap itu adalah ilmu manajemen keuangan.

Bayangkan. Untuk menjual gorengan: butuh manajemen keuangan. Yang modalnya kecil itu. Yang
perputaran uangnya kecil itu. Yang untungnya kecil itu. Apalagi usaha yang lebih besar. Bahkan
perusahaan sangat besar.

Prinsip Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan tidak hanya berbicara tentang pencatatan akuntansi saja.

Lebih dari itu. Manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai
suatu kegiatan yang hanya menjadi urusan orang orang keuangan.

Didalam prakteknya, manajemen keuangan muncul untuk menyehatkan kondisi keuangan


perusahaan.

Untuk itu diperlukan prinsip-prinsip keuangan yang mendasarinya. Perhatikan infografis berikut:

1. Consistency (Prinsip Konsistensi)


Prinsip konsistensi maksudnya: tidak berubah. Kebijakan dan sistem keuangan perusahaan harus
sama disetiap periode.

Konsisten disini bukan berarti tidak bisa dirubah sama sekali. Boleh dilakukan penyesuaian.
Terlebih jika ada: perubahan kondisi. Internal atau eksternal.

Jika ada perubahan: harus diumumkan. Juga disertai alasannya. Alasan yang jelas dan bisa diterima.

Bagaimana jika tidak konsisten? pertanda pertanda buruk.

Orang akan menilai: ada manipulasi pengelolaan keuangan. Apalagi jika tidak disertai alasan yang
jelas. Dan masuk akal. Informasi seperti ini pengaruhnya besar. Bisa meruntuhkan nilai perusahaan:
harga saham.

Misalnya ini: kebijakan pencatatan penyusutan pada aset perusahaan. Secara teknis: ada beberapa
cara dalam mencatatan penyusutan. Jika telah memilih salah satu teknik. Maka sebaiknya teknik itu
digunakan terus.

Penyusutan adalah biaya. Artinya mengurani laba. Jika teknik penyusutannya berubah: biaya yang
dihasilkan juga ikut berubah. Endingnya: laba perusahaan juga ikut berubah. Bisa lebih tinggi atau
lebih rendah.

Maka laba yang dihasilkan tidak stabil. Jika dibandingkan dengan periode periode sebelumnya.
Investor tahu: perusahaan yang tidak stabil itu tidak bagus. Pandangan ini bisa membuat harga
saham turun.
2. Accountability (Prinsip Akuntabilitas)
Prinsip akuntabilitas adalah sebuah kewajiban hukum maupun moral yang melekat pada tiap tiap
individu, kelompok maupun perusahaan dalam memberikan penjelasan bagaimana penggunaan
dana atau kewenangan yang telah diberikan.

Tiap individu atau kelompok harus bisa menjelaskan mengenai penggunaan dana dan hal hal apa
saja yang telah dicapainya.

Prinsip ini dibutuhkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan
supaya semua mengetahui bagaimana kewenangan dan dana yang didapat tersebut dipergunakan.
3. Transparancy (Prinsip Transparansi)
Manajemen harus terbuka terhadap pekerjaanya, memberi informasi tentang semua kegiatan yang
dilakukan kepada yang berkepentingan.

Termasuk memberi laporan keuangan yang lengkap, wajar, tepat waktu dan akurat yang bisa diakses
dengan mudah oleh pihak yang membutuhkan.

Penyimpangan terhadap prinsip transparansi ini bisa mengindikasikan bahwa manajemen telah
menyembunyikan sesuatu, dan hal seperti ini sangat bisa merusak perusahaan.
4. Viability (Prinsip Kelangsungan Hidup)
Seluruh pengeluaran operasional maupun yang berada ditingkat yang strategis harus disesuiakan
dengan dana yang ada, hal ini harus dilakukan supaya kesehatan keuangan perusahaan bisa tetap
terjaga.

Pemilik perusahaan tentu ingin kelangsungan usahanya tidak berhenti, beroperasi terus menerus
secara berkelanjutan.

Manajemen keuangan wajib menyusun rencana keuangan yang bisa menunjukkan sejauh mana
sebuah perusahaan bisa menjalankan rencana strategisnya dalam memeuhi kebutuhan keuangan
yang diperlukan.
5. Integrity (Prinsip Integritas)
Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.

Selain itu catatan dan laporan keuangan harus terjaga intergritasnya dengan memberikan informasi
keuangan yang lengkap dan tingkat keakuratan yang tinggi pada pencatatan keuangan perusahaan.
6. Stewardship (Prinsip Pengelolaan)
Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan efektif dana yang sudah didapat dan menjamin
dana yang diperoleh tersebut akan digunakan sebaik mungkin.

Manajemen keuangan harus melakukannya dengan hati hati saat menyusun rencana strategis,
mengidentifikasi resiko keuangan dan menyusun serta membuat sistem pengendalian keuangan
yang paling sesuai dengan karakter perusahaan.
7. Accounting Standards (Prinsip Standar Akuntansi)
Sistem akuntansi keuangan yang digunakan harus sesuai dengan prinsip dan standar aturan
akuntansi yang berlaku umum.

Prinsip ini bertujuan supaya laporan keuangan yang dihasilkan manajemen bisa dengan mudah
dipahami dan dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan.

Konsep Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi manajemen
keuangan berbicara tentang bagaimana mempergunakan dan menempatkan dana yang ada.

Fungsi yang ada dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi-fungsi yang
ada saling berkaitan satu sama lain.

Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama :


Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana, ntah itu
berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal perusahaan
Penggunaan Dana, suatu kegiatan dalam menggunakan atau menginvestasikan dana yang ada pada
berbagai bentuk aset
Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah didapat
dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (aktiva), dana harus dikelola secara
efektif dan efisien.
Bisa dilihat, fungsi pengambilan keputusan manajemen keuangan adalah keputusan tentang
pendanaan, investasi dan manajemen aset.

Tujuan Manajemen Keuangan


Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau menambah kesejahteraan
para pemilik perusahaan.

Saham yang beredar adalah bukti kepemilikan, kesejahteraan para pemilik bisa dicerminkan dari
harga pasar perusahaan itu.

Sedangkan harga perusahaan tersebut adalah hasil dari usaha manajemen dalam memperoleh
pendanaan, hasil dari keputusan investasi dan semua kegiatannya dalam mengelola aset
perusahaan.

Jadi, manajemen keuangan bertujuan MEMAKSIMALKAN nilai dari perusahaan. manajemen harus
bisa menekan perputaran uang yang tidak perlu. kegiatan yang bisa merugikan perusahaan.

Baca lebih lanjut : SIMPEL ! Tujuan Manajemen Keuangan dalam Perusahaan

Fungsi Manajemen Keuangan


1. Investment Decision (Keputusan Investasi)
Investasi berarti penanaman modal pada aset riil atau aset finansial (surat berharga).

Dalam keputusan investasi, manajemen harus memutuskan dana yang ada akan diinvestasikan
dalam bentuk apa ?

Membeli aset lalu kemudian mengelolanya ataukah bermain dengan surat berharga ?

Keputusan ini sangat strategis yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap besar kecilnya
rentabilitas investasi serta aliran dana perusahaan pada masa mendatang.
2. Financing Decision (Fungsi Pendanaan)
Fungsi pendanaan ini mempelajari berbagai sumber dana perusahaan yang bisa diperoleh, baik
berupa penambahan modal maupun hutang.

Fungsi ini memperhatikan sumber dana dengan biaya seminimal mungkin dan juga syarat yang bisa
menguntungkan baik itu berasal dari internal perusahaan maupun sumber dana yang berasal dari
luar perusahaan (eksternal).
3. Deviden Decision (Keputusan Deviden)
Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal hal seperti :
Besaran prosentase laba yang akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk kas
Tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh manajemen
Stock devidend (dividen saham)
Stock split (pemecahan saham)
Penarikan saham yang telah beredar
Sebagai tambahan berikut saya berikan hal hal sedikit mendetail yang dilakukan oleh manajemen
keuangan :
Perencanaan atas keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana pemasukan serta
pengeluaraan dana dan juga aktivitas yang lain pada periode tertentu.
Melakukan penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak lanjut atas perencanaan
keuangan dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan
Pengelolaan keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen keuangan mempergunakan dana yang
ada dalam perusahaan untuk memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh
Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari sumber dana perusahaan yang
akan digunakan kegiatan operasional perusahaan
Penyimpanan keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk mengamankan dana perusahaan
yang telah dikumpulkan.
Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi dan memperbaiki sistem
keuangan yang ada dalam perusahaan yang dirasa belum maksimal
Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan perusahaan dilakukan oleh
manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya penyimpangan yang merugikan terjadi
Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan menyediakan informasi keuangan tentang
kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi nantinya.

Fungsi manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan beberapa hal diatas:
Pengawasan terhadap biaya
Penetapan kebijakan harga
Peramalan laba dimasa mendatang
Pengukuran biaya untuk modal kerja

Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya butuh uang. Pepatah tersebut mungkin memang benar
adanya. Terlebih apabila kita berbicara tentang hidup dan matinya sebuah perusahaan.

Uang yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak sangat buruk bagi perusahaan. Kelangsungan
hidup perusahaan bahkan bisa saja ditentukan oleh bagaimana pengelolaan keuangan perusahaan
tersebut dijalankan. Bagaimana cara mengelola keuangan perusahaan ?

Manajemen keuangan adalah jawabannya. Pastikan manajemen keuangan diperusahaan tersebut


bisa berfungsi dengan baik. Apa saja fungsinya ?

Berikut 5 fungsi pokok dari manajemen keuangan yang umum terdapat pada perusahaan:
Fungsi Perencanaan Keuangan (Planning)
Fungsi Anggaran (Budgeting)
Fungsi Pengendalian Keuangan (Controlling)
Fungsi Pemeriksaan Keuangan (Auditing)
Fungsi Pelaporan Keuangan (Reporting)

Fungsi Perencanaan Keuangan | Planning


Perencanaan keuangan tidak hanya berlaku ketika perusahaan akan memulai bisnisnya. Ketika
perusahaan telah berjalan, Ketika perusahaan ingin melakukan pengembangan usaha. Perencanaan
keuangan mutlak diperlukan.

Rencana keuangan akan menjadi pedoman untuk melangkah kedepan. Perusahaan bisa dengan
mudah memprediksi pengeluaran dan pemasukan yang akan terjadi diperiode mendatang.

Manajer keuangan akan mengetahui besar kecilnya kekuatan keuangan perusahaan. Manajemen
akan menilai sejauh mana perusahaan akan mampu untuk memenuhi pembiayaan dan menyusun
rencana operasional usaha yang lebih baik. Misalnya dengan adanya perencanaan meningkatkan
kapasitas mesin atau menambah gudang baru untuk kegiatan operasional. Mana yang lebih
membutuhkan.

Fungsi perencanaan keuangan terdiri dari perencanaan laba rugi dan arus kas perusahaan.
Manajemen keuangan juga berupaya menyusun rencana pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
Menyusun kegiatan-kegiatan yang lain pada suatu periode.
Tanpa perencanaan keuangan yang matang, bisa jadi pengeluaran akan menjadi kurang efektif.
Tidak efisien. Pemasukan yang diharapkanpun bisa tidak memuaskan.

1. Fungsi Perencanaan Keuangan | Planning


Perencanaan keuangan tidak hanya berlaku ketika perusahaan akan memulai bisnisnya. Ketika
perusahaan telah berjalan, Ketika perusahaan ingin melakukan pengembangan usaha. Perencanaan
keuangan mutlak diperlukan.

Rencana keuangan akan menjadi pedoman untuk melangkah kedepan. Perusahaan bisa dengan
mudah memprediksi pengeluaran dan pemasukan yang akan terjadi diperiode mendatang.

Manajer keuangan akan mengetahui besar kecilnya kekuatan keuangan perusahaan. Manajemen
akan menilai sejauh mana perusahaan akan mampu untuk memenuhi pembiayaan dan menyusun
rencana operasional usaha yang lebih baik. Misalnya dengan adanya perencanaan meningkatkan
kapasitas mesin atau menambah gudang baru untuk kegiatan operasional. Mana yang lebih
membutuhkan.

Fungsi perencanaan keuangan terdiri dari perencanaan laba rugi dan arus kas perusahaan.
Manajemen keuangan juga berupaya menyusun rencana pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
Menyusun kegiatan-kegiatan yang lain pada suatu periode.

Tanpa perencanaan keuangan yang matang, bisa jadi pengeluaran akan menjadi kurang efektif.
Tidak efisien. Pemasukan yang diharapkanpun bisa tidak memuaskan.

2. Fungsi Anggaran | Budgetting


Fungsi anggaran terdiri dari rencana penerimaan beserta pengalokasian anggaran yang efektif dan
efisien dalam memaksimalkan dana perusahaan yang dimiliki.

Fungsi Anggaran ini merupakan tindakan lanjutan dari fungsi perencanaan keuangan. Terdapat
detail-detail pemasukan dan juga pengeluaran perusahaan.

Manajemen keuangan harus dengan teliti menilai beberapa catatan penting dalam menyusun
anggaran. Berapa banyak uang masuk. Berapa banyak uang keluar. Seberapa besar arus kas yang
ada.

Penilaian jeli manajer keuangan sangat dibutuhkan dalam menyusun anggaran. Terlebih anggaran
operasional. Manajer harus bisa menganggarkan kapan harus melakukan pembelian peralatan baru,
kapan dan berapa besar perlunya tambahan investasi, kapan harus menaikkan gaji pegawai dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang mempengaruhi fungsi anggaran perusahaan.

3. Fungsi Pengendalian Keuangan | Controlling


Manajemen keuangan mengevaluasi dan memperbaiki sistem keuangan yang ada dalam
perusahaan. Dalam perjalanan operasional perusahaan, fungsi pengendalian keuangan sangat
diperlukan .

Pengendalian keuangan bisa diterapkan dengan membuat prosedur dan kebijakan yang bisa
mencegah atau paling tidak meminimalisir kesalahan dalam mengelola keuangan.

Bagaimana cara mencatat pengeluaran dan pendapatan ? Metode apa yang dipakai dalam
pencatatan maupun pelaporan keuangan ? Bagaimana pengakuan pendapatan ? Bagaimana pajak
yang ada ditangani ? Hal-hal tersebut bisa dipakai manajemen untuk melakukan pengendalian
terhadap keuangan perusahaan.

Bukan hanya itu saja. Perubahan-perubahan kondisi dan situasi yang luput dari prediksi dan
rencana kerap terjadi. Baik perubahan yang terjadi di internal maupun di eksternal perusahaan.
Terlebih perubahan kondisi yang tidak disengaja dan tidak diinginkan terjadi. Manajemen bisa
dengan segera melakukan penyesuaian dan pengendalian terhadap keuangan perusahaan agar tidak
terdampak buruk.

Mengendalikan pengeluaran ataupun mengontrol pemasukan. Setinggi apapun pendapatan yang


bisa diperoleh namun diiringi oleh pengeluaran yang tidak terkendali karena adanya perubahan
yang terjadi. Maka hasilnya bisa saja sia-sia. Tidak maksimal.

Pos-pos anggaran mana yang harus dikurangi. Pos mana yang harus ditambah. Pos anggaran mana
yang harus dialihkan. Anggaran mana yang patut ditunda realisasinya. Manajer harus jeli melihat
hal ini. Fungsi pengendalian keuangan bisa membantu operasional perusahaan bisa berjalan stabil
dan optimal.

4. Fungsi Pemeriksaan Keuangan | Auditing


Manajemen keuangan memeriksa kondisi internal keuangan perusahaan supaya kondisi keuangan
selaras dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan kaidah dan standar yang ada dengan
meminimalisir penyimpangan yang ada.

Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi bisa dengan mudah diketahui. Kemudian diambil


langkah-langkah yang diperlukan terhadap penyimpangan yang ada.

Misalnya laporan audit internal menemukan adanya biaya pemasaran yang membengkak namun
tidak diikuti oleh kenaikan kinerja. Tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Biaya operasional
menjadi tidak sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Merugikan.

Manajemen keuangan lantas bisa segera mengambil tindakan atas situasi yang terjadi tersebut.
Ditelusuri mengapa terjadi pembengkakan biaya? Apakah ada oknum yang melakukan
penyimpangan? Apakah ada pos-pos yang boros? Penggunaan dana yang tidak tepat? atau ada sebab
lain. Apa langkah yang akan diambil agar tidak terjadi lagi. Itulah perlunya melakukan Audit.

5. Fungsi Pelaporan Keuangan | Reporting


Manajemen keuangan berkewajiban untuk menyusun laporan mengenai kondisi keuangan beserta
analisis rasio keuangannya. Laporan keuangan ini nanti juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Mau tahu berapa laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan ? Berapa kenaikan aset perusahaan
? Berapa jumlah pertambahan utang perusahaan ? Berapa kenaikan omzet penjualan perusahaan ?
Dan berapa-berapa lainnya bisa dijawab dengan pasti oleh fungsi pelaporan keuangan melalui
laporan keuangan yang disusun.

Laporan keuangan ini nanti akan dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh manajemen. Sebagai
bahan evaluasi. Bisa juga sebagai proyeksi trend perusahaan kedepan.

Fungsi Manajemen Keuangan Berkaitan Keputusan Keuangan


Fungsi manajemen keuangan yang berkaitan dengan keputusan keuangan akan berdampak pada
nilai perusahaan. Keputusan keuangan berorientasi penuh pada tujuan perusahaan. Yang tidak lain
adalah meningkatkan nilai perusahaan dan para pemiliknya.
Keputusan keuangan ini erat kaitannya dengan ruang lingkup manajemen keuangan. Manajer
keuangan bertugas untuk mengambil keputusan keuangan dengan cermat. Umumnya terdapat 3
keputusan keuangan. Yaitu:
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Keputusan Deviden
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi atau penggunaan dana berbicara mengenai bagaimana manajer keuangan
dalam memilih dan mengambil keputusan investasi atau alternatif investasi menggunakan dana
yang dimiliki.

Bagaimana manajer keuangan dalam mengalokasikan dana yang dimiliki kedalam investasi yang
menguntungkan perusahaan dimasa depan. Bentuk investasi, macam-macam investasi, komposisi
dan kombinasi alternatif investasi yang seperti apa yang harus diputuskan dan bisa memberikan
keuntungan yang maksimal dimasa datang.

Keuntungan atas investasi yang akan ditanamkan tersebut sangat sulit untuk diprediksi dengan
pasti. Setiap investasi akan berhadapan dengan resiko dan ketidakpastian.

Bagaimana Manajemen Keuangan Menggunakan Dana ?

Dana adalah suatu yang begitu sangat diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan yang mengalami
kekurangan dana menjadi lebih sulit untuk berkembang.

Untuk bisa menghindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, manajer keuangan harus bisa
merencanakan penggunaan atas dana yang diperoleh dengan sebaik baiknya serta semaksimal
mungkin dalam memanfaatkannya
.
Dana yang diperoleh perusahaan bisa diinvestasikan kedalam aset tetap ataupun kedalam aktiva
lancar.

Manajer keuangan yang menginvestaikan dananya pada aktiva tetap, mengharapkan investasinya
akan memberikan hasil (ROI) dalam rentang waktu lebih satu periode atau satu tahun.

Sedangkan dana yang ditanam pada aktiva lancar, diharapkan bisa kembali dalam rentang jangka
waktu yang pendek, kurang dari satu tahun buku.

Ketika menggunakan dana perusahaan, manajer keuangan wajib memperhatikan sumber dana itu
dari mana diperoleh.

Apabila dana yang diperoleh digunakan perusahaan untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap,
maka perusahaan harusnya memilih sumber pendanaan yang berjangka waktu lama atau jangka
panjang.

Demikian juga sebaliknya. Apabila dana yang diperoleh diinvestasikan kedalam bentuk aktiva
lancar, maka sebaiknya perusahaan memilih sumber pendanaan yang bersifat jangka pendek.

2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan (financing) sering juga disebut dengan kebijakan struktur modal.

Dalam menjalankan kebijakan pendanaan, manajer keuangan harus mengkaji berbagai alternatif
sumber pendanaan untuk kemudian dianalisis. Dari hasil analisa tersebut menghasilkan keputusan
alternatif sumber pendanaan ataupun kombinasi sumber dana yang mana yang nantinya akan
dipilih.
Sumber dana yang dipilih umumnya memiliki biaya yang paling minimal. Dana yang diperoleh
inilah yang nanti akan digunakan untuk belanja kebutuhan investasi atau kegiatan perusahaan yang
lain.
Bagaimana Manajemen Keuangan Memperoleh Dana ?
Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan
berapa jumlah dana tersedia serta bisa menentukan darimana saja sumber dana itu bisa diperoleh.

Secara umum, sumber dana bisa diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal perusahaan dan
sumber eksternal perusahaan.

Sumber dana yang berasal dari internal perusahaan merupakan dana yang dihasilkan atau dibentuk
sendiri oleh perusahaan tersebut.

Sumber dana yang berasal dari internal perusahaan terdiri atas berbagai sumber, diantaranya : laba
ditahan (retained earning), penyusutan, saham pemilik dan yang lainnya

Sedangkan dana yang bersumber dari eksternal atau dari luar perusahaan umumnya terbagi atas
dua kelompok, yaitu sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka panjang.

Sumber dana jangka pendek yang bisa diperoleh antara lain dari kredit usaha atau kredit dagang,
kredit dari bank, surat berharga dan yang lainnya.

Sedangkan dana yang bersumber dari dana jangka panjang bisa diperoleh dari berbagai sumber,
contohnya :
Pinjaman Obligasi - pinjaman dalam jangka waktu yang lama, dimana pihak debitur mengeluarkan
surat pengakuan utang yang memiliki nilai nominal tertentu.
Utang Hipotik - yaitu pinjaman dalam tempo jangka waktu yang panjang, dimana pihak kreditur
diberi hak hipotek terhadap suatu barang yang tidak bergerak dan apabila pihak debitur tidak dapat
memenuhi kewajiban maka barang tersebut bisa dijual dan hasil dari penjualan barang tersbut bisa
menutupi kewajibannya.
Baca juga : Sumber Dana Perusahaan

3. Keputusan Deviden
Deviden adalah bagian laba yang dihasilkan perusahaan yang dibayarkan kepada pemilik saham.
Deviden ini sangat dinantikan oleh para pemilik saham.

Ketika laba diperoleh, akan ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi.

Pertama. Laba akan ditahan, tidak dibagikan kepada pemegang saham dan kemudian laba ini nanti
akan digunakan sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan.

Kedua. Seluruh laba yang dihasilkan akan dibagikan kepada pemilik saham. Inilah yang namanya
deviden. Maka tidak ada lagi sisa laba yang bisa menjadi sumbet pendanaan bagi perusahaan.

Ketiga. Kombinasi laba ditahan dan deviden yang dibagikan. Persentase besar kecilnya jumlah laba
ditahan dan deviden yang dibagikan harus diperhitungkan dengan cermat. Berapa kebutuhan
pendanaan perusahaan dan berapa kesanggupan pembayaran deviden. Dengan melihat kondisi dan
situasi perusahaan yang ada beserta rencana-rencana perusahaan kedepannya.

Keputusan deviden juga menyangkut hal-hal mengenai rencana perusahaan dalam melakukan
seperti pembelian saham kembali (buy back), pemecahan nominal saham (stock split). deviden
tunai, stabilitas pembayaran deviden. Tujuannya cuma satu, yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Penutup

Pada akhirnya. manajemen keuangan berfungsi untuk membantu perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Melakukan penilaian terhadap tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Menganalisa hambatan yang ada dan yang akan muncul ketika pengambilan keputusan keuangan.

Tidak sedikit perusahaan yang dengan terpaksa harus memperlambat bahkan menghentikan
kegiatan usahanya karena masalah keuangan yang tak stabil. Ketidakstabilan kondisi keuangan
merupakan contoh nyata peran manajemen keuangan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

https://harisucahyowati.wordpress.com/2009/11/08/rangkuman-materi-manajemen-
keuangan-i/

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan
ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18,
manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki
peranan antara lain sebagai berikut :

1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga


2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi

Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan
moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter
berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak
langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :

1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin
masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

A. Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan. Fungsi-fungsi
keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana
menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-
sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.

Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada
berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut.
Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber
yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari
luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan
pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk
hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal dari
penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan,

maupun depresiasi.

Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan.
Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.
Beberapa definisi :
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh
sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif
mungkin untuk menghasilkan laba.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan.
Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen
keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan.

B. Fungsi Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Tugas
pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan
usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah
merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu:

1. Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja
sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum
perusahaan.
2. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi
dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar
perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin
4. Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan
menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat
berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan
dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer
keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.

C. Keputusan dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan


Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya.
Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke
dalam tiga (3) jenis:

1. Mengambil keputusan investasi (investment decision), Menyangkut masalah pemilihan


investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih
alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
2. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision), Menyangkut masalah pemilihan
berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau
lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision) atau dividen policy, Menyangkut masalah
penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada
para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan
pembelian kembali saham-saham.
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan
oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang
terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini
akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan,
maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.

Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan.
Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Perolehan dana dengan biaya murah.


2. Penggunaan dana efektif dan efisien
3. Analisis laporan keuangan
4. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan
khusus.
D. Kedudukan Manajer Keuangan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan
Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief
financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara
langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur.
Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa
bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi:
1. Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet
operasi (operating bugdet)
2. Divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk
mempersiapkan analisis pengeluaran modal
3. Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung jawab untuk mengambil alternatif
pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang
4. Divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang bertanggung jawab terhadap
pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat
berharga (marketable securities)
5. Divisi kredit, bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada
langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor
(lembaga keuangan Bank dan bukan Bank)
6. Divisi hubungaan masyarakat (human relation), bertanggung jawab terhadap
pembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan
masyarakat keuangan secara umum.
E. Tujuan Manajemen Keuangan Pada Perusahaan
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah
memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan
memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social,
mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:
1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang
yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian
akuntansi.
Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan
penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan
meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama
sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang
tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan
manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan,
atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa
para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang
obligasi.

Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya


social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan
perusahaan, maksudnya:

1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti


kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada
maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan
permintaan konsumen.
2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk
juga harus diperhitungkan. Dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi
dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru
dan perluasan lapangan pekerjaan.
3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan
tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor luar seperti
pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih
penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari
lingkungan luar.
4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala
legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara
industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur
perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.
Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan
teknis sebagai berikut :

1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena


memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan
perusahaan.
3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.
Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan
dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut
NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada
biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal
Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba oprasi Rp150. pajak 20%. Nilai
Perusahaan sebesar :

Biaya Modal=[Laba Operasi(1–Pajak )–( Biaya ModalxModal)]


=[Rp 150 ( 1 – 0,20) – (0,10 X Rp 1000)]

=Rp 1200

= 0,10

Berdasarakan perlindungan diatas, perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya ( atau nilai
invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba oprasi bersih Rp
1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus
mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.

F. Lingkungan Keuangan
Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang
perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial
institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments).
1. Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva
finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik
kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas
aktiva riil perusahaan (misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek
dagang, dll.)
2. Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediari (financial
intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga
keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum.
Lembaga keuangan dan di luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR),
lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll.
3. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar
uang dan pasar modal lainnya.
G. Aktivitas Manajemen keuangan
1. 1. Konsep Modal
Sebelum membahas lebih jauh tentang aktivitas dalam manajemen keuangan, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai Konsep Modal.
Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda,
tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut.
Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (lihat Snavely, dalam
Encyclopedia Americana 1980:595):

Dalam abad ke-16 dan 17 istilah “capital” dipergunakan untuk menunjuk kepada, atau (a) stok uang
yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh
keuntungan, atau (b) stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah “capital”
sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas dasar
saham misalnya, dikenal sebagai “Join Stock Companies” atau “Capital Stock Companies”.

Adam Smith dalam the Wealth of Nation (1776), juga menggunakan istilah “capital” dan “circulating
capital”. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi
dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu
tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka
unsur itu disebut “fixed capital” (misal mesin, bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal
terkonsumsi secara total, maka ia disebut “circulating capital” (misal tenaga kerja, bahan mentah
dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai
sekarang), mendapat kritik dari Marx (lihat Bottomore 1983:60—63).

John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan
arti: (1) barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang
tersedia untuk mengupah buruh.
Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang lain, dipandang sebagai salah satu di antara empat faktor utama produksi (tiga lainnya
adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau managemen). Para ahli ekonomi neo-klasik pun
menggunakan pandangan ini (misalnya Alfred Marshall dalam Principles of Economies 1890).

Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda.
Dalam rumusan yang sederhana, misalnya Mubyarto memberikan definisi: “modal” adalah barang
atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang
baru” (1973:94). Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian
pada umumnya, “modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth)
yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau
dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud
barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi
modal kalau ia ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu “kembalian” (rate of
return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat
finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana
produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran
bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup
“durable (fixed) capital” dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi,
kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi
barang/jasa baru; dan “no-durable” (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah
jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan
istilah “capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya “social capital” dan “human
capital”. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum,
seperti rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua
mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan
keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi
dalam “human capital” (Schultz 1961, menurut Mubyarto 1973:98).

Para ahli ekonomi non-Marxian—apapun mazhab yang dianutnya—pada umumnya mengikuti


pengerian-pengertian di atas, sedangkan Marx menggunakan istilah “capital” untuk mengacu
kepada konsep yang sama sekali lain. “Modal” bukanlah barang, melaikan hubungan (produksi)
sosial yang menampakkan diri sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti berbicara
tentang “bagaimana membuat uang”, tetapi asset yang “membuat” uang itu mewadahi hubungan
khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa
uang “dibuat”, tetapi juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang melahirkan proses
tersebut secara terus-menerus terlestarikan (Bottmore 1983:60).

Dengan demikian, “capital” adalah suatu konsep abstrak yang manifestasinya dapat berupa barang
atau uang. Karena itu, ia merupakan kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya
dengan satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai “capital” barangkali dapat dijabarkan secara
sederhana dalam enam butir pokok berikut ini (Bottomore 1983:60—63):

Pertama, transformasi uang menjadi modal berjalan melalui proses tertentu, terdiri dari dua
rangkaian transaksi dalam suasana sirkulasi, yaitu: (1) menjual komoditas (K) dan uang yang
diterima (U) dipakai untuk membeli komoditas lain; dan (2) membeli komoditas untuk kemudian
dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).

Kedua, dalam rangkaian transaksi itu faktor “nilai” menjadi penting, sebab terutama dalam U-K-U,
transaksi itu hanya bermakna jika jumlah uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah
asal (kalau tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran itu merupakan
pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan uang bisa diperoleh? Sebaliknya, kalau tidak
setara, berarti nilai itu sendiri tidak tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan menerapkan
“nilai-guna”. Nilai guna mempunyai sifat “menciptakan” nilai tambahan atau “nilai-lebih”.
Komoditas yang mempunyai nilai-guna seperti itu adalah tenaga kerja.

Ketiga, jalur K-U-K, secara tipikal mengacu kepada transaksi pengupahan tenaga kerja. Buruh
menjual tenaganya untuk memperoleh sejumlah uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai
untuk membeli barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk dapay me-
“reproduksi” tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang sama sekali tidak bertindak sebagai
modal (Bandingkan dengan Mill di atas). Namun, jika dilihat dari arah transaksi yang terbalik, yaitu
dari si penguah, dan “nilai” dimasukan, maka uang di sin dapay disebut sebagai unsur modal yang
oleh Marx disebut dengan istilah variable capital (VC) (lihat poin enam di belakang). Tetapi VC
dilihat dari si pengupah.

Keempat, sebaliknya, jalur U-K-U meupakan transaksi yang mencakup pembelian sarana produksi
yang kemudian diolah menjadi produk yang kmudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak.
Jadi, berbeda dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang dikonsumsi dan
kemudian lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini uang hanya merupakan “advance” untuk
kemudian muncul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan
menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja menjadi komodits—di sini terkait
dengan konsep freedom makna ganda).

Kelima, dengan demikian, modal dalam konsep Marx adalah “nilai yang membengkak sendiri” (self
expanding value) atau “nilai dalam gerak” (value in motion).

Keenam, ada sepasang konsep lagi dari Marx yang sering dikacaukan penggunaannya dengan
konsep fixed dan circulating capital dari ekonomi non-Marxian, yaitu apa yang disebut constant
capital (CC) dan variable capital (VC). Kedua pasangan itu sama sekali berbeda maknanya. CC
adalah bagian dari modal yang dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana produksi yang
dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya, “nilai” sarana produksi itu
disimpan dalam “nilai” produk yang dihasilkan, suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja.
Proses produksi adalah transformasi “nilai-guna”. Nilai-guna dari barang (sarana produksi) yang
diolah, dikonsumsi. Tetapi “nilai” barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk baru. Demikian
tentang CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk diubah menjadi tenaga kerja yang
dalam proses produksi kegiatannya menuju kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri,
dan di lain pihak menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya bragam menurut keadaan.

Dengan demikian, dalam konsep Marx, unsur-unsur modal itu dapat dibedakan menurut dua
macam kriteria. Pertama, dari kriteria proses kerja, ada faktor obyektif yaitu sarana produksi, dan
ada faktor subyektif yaitu tenaga kerja. Kedua, dilihat dari segi penetapan nilai (valorization), ada
constant capital dan ada variable capital.

Sehingga disimpulkan bahwa Modal adalah hutang/kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan
kepada pemilik dan Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain sehingga Harta
= utang + modal dan Hak = kewajiban

2. Aktivitas Keuangan
1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( Financing Activity )
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber
modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.

– Sumber eksternal
 Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham
(Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa
(Common Stock).
 Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-
term Debt).
 Lain-lain, misalnya hibah.
– Sumber Internal :

 Laba Ditahan (Retained Earning)


 Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention)
 Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.
2. Aktiva Investasi (Investment activity)
aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-
besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :

 Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)


 Harta Keuangan (Finanncial assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi
(Bond)
 Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.
 Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan,
Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa
efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang
terdiri dari unsur :

Pendapatan (sales atau Revenue)



Beban ( Expenses)

Laba-Rugi ( Profit-Loss)

H. FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS
FAKTOR LABA BELUM MENCERMINKAN KONDISI KEUANGAN

PERUSAHAAN

Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada laporan keuangan
perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada laba perusahaan saja. Padahal dari
laporan keuangan dapat tercermin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus
ditanggulangi.

Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif akan lebih baik dibanding
perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan buruk.

Analisis Laporan Keuangan Cermin Keberhasilan Perusahaan danPedoman Perencanaan


Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan merupakan alat informasi untuk membantu para manajemen dalam
mengambil keputusan. Bagi manajemen, perlu dalam rangka mengetahui efisiensi pendayagunaan
sumber daya. Bagi bankir, ini sangat penting dalam rangka pemberian kredit baik kredit jangka
pendek yang melihat likuiditas perusahaan atau kredit jangka panjang yang menganalisis arus kas.
Juga pemilik mencoba melihat profitabilitas dari usahanya dan juga penting mengetahui tingkat
pengembalian atas investasi yang dilakukan

Demikian juga calon investor akan mencoba menganalisis “trend” dari penjualan, juga kontinuitas
dunia usaha serta profitabilitas terhadap komoditi yang akan diinvestasikan.
BAB II
NILAI UANG TERKAIT DENGAN WAKTU
(Time Value Of Money)
1. Pengertian
Dunia bisnis adalah aktivitas uang sebagai. Kapital akhir periode (K2) harus lebih besar dari pada
kapital awal periode (K1), itu artinya bisnis memperoleh laba, atau dapat dikatakan bahwa K1 adalah
nilai uang sekarang (present value) & K2 adalah nilai uang di masa mendatang (future value).

Jembatan yg menghubungkan K1 & K2 adalah tingkat bunga. Dengan demikian, time value of money
berhubungan erat dengan perhitungan bunga, hasil investasi di masa mendatang, & nilai tunai hasil
investasi. Ia menjadi alat penting dalam berbagai keputusan keuangan terutama dalam menilai :

* Arus kas, pertumbuhan, & nilai perusahaan


* Nilai akan datang (future value)
* Periode ganda ( multiple periode)

2. Nilai Uang Masa Mendatang (Future Value)

Future Value (nilai akan datang) adalah nilai uang di masa yang akan datang dengan tingkat bunga
tertentu. Future value dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FV = PV (1 + i)n
FV = (Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)
PV = (Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
i = Suku Bunga (interest rate)
n = Waktu (tahun/period)

Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga
digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi :

FV = PV ( 1 + r )^n
FV = PV ( 1 + r / 360)^360n

Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini :
Pada tanggal 2 Januari 2000, Agung menabung uangnya ke Bank Mandiri sebesar Rp. 2.000.000,
dengan tingkat bunga sebesar 12% pertahun.

Hitung nilai tabungan Agung pada tanggal 2 Januari 2002, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
3. Bunga dimajemukkan setiap hari
Jawab :
1. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12)^2 = Rp. 2.508.800
2. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/12)^12(2) = Rp. 2.539.470
3. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/360)^360(2) = Rp. 2.542.397

Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang
berlaku di pasar keuangan. Misalnya suku bunga di pasar keuangan adalah 10% per tahun. Nilai
uang masa mendatang dapat dihitung dengan menggunakan rumus FVIFr,n = (1 + r )^n

Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum
pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika
tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku
bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.

3. Nilai Sekarang (Present Value)


Present Value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang.
Present value bisa dicari dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini :

1
PVIFr,n = ———– = FV {(1 / 1 + r)}^n
(1 + r)^n

FV = Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)


PV = Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
R = Suku Bunga
n = Waktu (tahun)

Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini :
Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12%
setahun. Berapa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat membelinya dua tahun mendatang,
dengan asumsi :

1. Bunga dimajemukkan setahun sekali


2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
1. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12)^-2 = Rp. 7.971.939`
2. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12/12)^-12(2) = Rp. 7.875.661

Nilai sekarang ialah nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa
mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Rumusnya
yaitu :

 Laba bersih ( Earning After Tax) + (Penyusutan Aktiva Tetap) + [Bunga X (1-Tax)] atau
disingkat EAT + Depreciation + Interest(1-T)
 Laba Oprasi (Earning before Interest & Tax Atau EBIT) X (1-Tax) + Penyusutan aktiva Tetap,
atau disingkat EBIT (1-T) + Depreciation.
 Laba sebelum penyusutan,Bunga, dan pajak (atau Earning before depreciation, Interest, and
Tax atau EBIT atau EBITDA) X (1-Tax) + ( Tax X Depreciation) atau disingkat EBIT atau
EBITDA (1-T) + T(Dep.)1
Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan
tingkat hasil investasi di pasar (atau Rm) yang jharus lebih besar dari pada tingkat bunga deposito
(tingkat hasil tanpa resiko (atau Rf). Misalnya tingkat hasil pasar 20 %, itu lazim disebut “ Tingkat
Diskonto” artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang.
Misal, investasi pada awal tahun Rp 1000, pada akhir tahun nilainya harus sebesar Rp 1200 pada
tingkat diskonto 20%. Inilah yang disebut nilai masa mendatang (future Value). Sebaliknya, jika di
masa mendatang akan menerima Rp 1200 pada tingkat diskonto 20% maka nilai sekarangnya
adalah sebesar Rp 1000.

Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di
masa depan.

4. ANUITAS (Future Value of an Annuity)


Anuiti adalah rentetan pembayaran atau penerimaan uang yang biasanya sama besar yang
dibayarkan pada interval waktu yang sama, misalnya premi asuransi, pelunasan hipotik,
pembayaran sewa, pembayaran cicilan dalam pembelian angsuran, pembayaran bunga obligasi dan
sebagainya. dimana Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal tahun atau pada akhir
tahun.

4.1 Nilai yang Akan Datang dari Suatu Anuitas


Nilai yang Akan Datang dari Anuitas Biasa (Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada akhir
tahun) dengan bunga 10%

Awal tahun = 0
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^2 = 1.000(1+ 0,10)^n-1 , nilai RP. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^1 = 1.000(1+ 0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^0 = 1.000(1+ 0,10)^n-3 , nilai Rp. 1.000
Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 adalah = Rp. 3.310

4.2 Nilai yang Akan Datang dari Jatuh Tempo Anuitas

Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal tahun (Annuity Due)


Nilai yang akan datang anuitas jatuh tempo, @ 10%
Awal tahun , terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^3 = 1.000(1+ 0,10)^n , nilai Rp. 1.331
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^2 = 1.000(1+0,10)^n-1 , nilai Rp. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^1 = 1.000(1+0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 = Rp. 3.641

4.3 Nilai Sekarang dari Suatu Anuitas

Nilai Sekarang Anuitas Biasa @ 10%


Nilai sekarang anuitas biasa, @ 10%
Awal tahun 0
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3 1.000 a[1/(1+r)]^3 751,31
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.486,85
4.4 Nilai sekarang anuitas jatuh tempo, @ 10%
Awal tahun 1.000 a 1.000,00
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.735,54

Anda mungkin juga menyukai