Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL INSTALASI

1. U m u m

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, NYM, NYA, 0.6/1 kV)
kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

2. Instalasi dan Pemasangan Kabel

a. Bahan

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi


peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara


disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian ke titik lampu.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit High Impact


PVC

Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY dan penerangan taman dengan


menggunakan kabel NYFGbY.

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton,
dll) harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan
ukurannya.

b. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik


dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).

Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
tahan secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel
tekanan, jenis compression atau soldered.

Dalam membuat "Splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-


konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL B - 1


Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari temaga yang
diisolasi dengan porselen atau PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

c. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type
yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu
harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut SNI/PUIL dan atau
manufacturer.

d. 1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak


penyambung yang husus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Pengawas.

2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-


namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh Pengawas.

3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-


penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
/ protolen yang khusus untuk listrik.

5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga


nilai isolasi tertentu.

6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal


temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus
dibuka selama pengecoran.

7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm minimal 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung,


saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung


saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray atau diklem pada
beton sehingga tidak membebani ceiling.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL B - 2


3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran
beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized
dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan
hand-hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum


5/8" diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari
satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box. Junction
box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup blank
plate stainless steel.

5. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa
PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

3. Pengujian & Testing

a. Factory Test

Pengetesan Individuil

Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut :

Pengetesan ukuran tahanan hantaran


Pengetesan dielektrik
Pengukuran loss factor

Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :

Test tegangan impuls


Mekanikal test
Pengukuran loss factor
Pengetesan dielektrik

b. Site Test

Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-


penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam
tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.
SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL B - 3
BAGIAN C – SISTEM PEMBUMIAN

1. Panel Tegangan Rendah

Seluruh bagian-bagian besi dalam panel harus diketanahkan secara baik, dengan
menggunakan sistem solid grounding (langsung dibumikan). Elektroda pembumian
terbuat dari batang tembaga diameter 6 mm2 dan harus ditanam minimal sedalam
6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm. Untuk
peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku
dalam PUIL 2000.

Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor Penampang Konduktor


daya yang digunakan (mm2) pembumian (mm2)

< = 6 mm² 6 mm²


10 mm² 10 mm²
16 mm² 16 mm²
25 mm² 16 mm²
35 mm² 25 mm²
50 mm² 25 mm²
70 mm² 35 mm²
>=S S/2

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL C - 1


BAGIAN D – PENERANGAN DAN STOP KONTAK

1. Lampu dan Armature

Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal .

• Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).

• Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi
dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan
temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.

• Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.

• Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box
harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.

• Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven warna putih.

• Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.

• Pelat sisi dari armatur lampu tipe TKI atau TKO harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.

• Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single
lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).

• Tabung Fluorescent harus dari type T5 (sesuai gambar rencana).

• Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus
dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari
bahan gelas susu atau satin etached opal plastic.

Armatur down light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas
kimia.

Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan lampu HPL-
N 250 W maupun PL-13 W/SL-18 W.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL D - 1


Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak
boleh dengan memakai paku sekrup.

• Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain


Arsitek.

2. Stop Kontak biasa

• Stop kontak dinding yangdipakai adalah stop kontak satu phasa, Rating 250
Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding.

• Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 30 cm / 80 cm di atas lantai

3. Stop Kontak Khusus

• Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak tiga phasa dan harus
mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt,
16 A, 32 A dan 63 A yang dilengkapi MCB dan switch.

4. Saklar Dinding

• Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan rating
250 Volt, 10 ampere dari tipe single gang, double gangs atau multiple gangs
dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan lain

5. Isolating Switches

• Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan


indicating lamp.

Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder
di panelnya.

Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL D - 2


• Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.

6. Box untuk Saklar dan Stop Kontak

• Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.

Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop
kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan
dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

7. Kabel Instalasi

• Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).

Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :

Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning

8. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

• Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC High
Impact atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter
19 - 25 mm.

• Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(junction box) dan armature lampu.

• Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC,
khusus untuk power high impact conduit-heavy gange, minimum diameter 19 -
25 mm.

• Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle,
adaptor female and male thread, male and female bushe, locknut dan
perlengkapan lainnya.

• Conduit khusus harus harus digunakan type Explosion Proof, Class IP - 65.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL D - 3


9. Rak Kabel (Jika di gunakan)

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder
yang terbuat dari plat Mild Steel dengan finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh
Zink Eromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

10. Meteran Listrik

Meteran Listrik Daya 900 VA Pra Bayar Sesuai spesifikasi / Keluaran PLN

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL D - 4


BAGIAN E – PERSYARATAN SISTEM PROTEKSI PETIR

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan instalasi sistem proteksi petir jenis konvensional,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari penghantar (down
conductor) proteksi petir yang lengkap sesuai spesifikasi yang direkomendasikan
manufaktur.

2. Referensi

Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku, seperti
SNI dan dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja dan mengikuti
persyaratan yang dikeluarkan dari manufaktur/pabrik.

3. Material

Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Owner.

Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada


Pengawas/Owner sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang
tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.

Sistim penangkal petir yang dipakai adalah :

Sistem Konvensional.

Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :

a) Air Terminal Lightning :


Head Electroda khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang
dimaksudkan untuk menyalurkan sambaran petir, dan memproteksi bangunan
dan personal disekelilingnya.

b) Penghantar / konduktor penyalur :


Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan
secara listrik antara kepala penangkal dan penghantar / konduktor penyalur
vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara kepala
penangkal dan elektroda pentanahan.
Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat
dari "air terminal " ke bumi. Untuk sistem konvensional digunakan jenis Bare
Conductor (BC) atau yang sesuai direkomendasikan oleh manufacturer.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL E - 1


c) Sistem Pembumian :

Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan


elektroda pembumian bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah
secara berkala.

Elektroda pembumian :

Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan


diameter tidak kurang dari 5/8" dan panjang minimum 6 meter dan harus
dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran tahanan
pembumian maksimum 1 Ohm.

4. Pemasangan / Pelaksanaan

Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.

a) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut


angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya
mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.

b) Pemegang konduktor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.

c) Sambungan - sambungan :

Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan


tidak mudah terlepas.

Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat


adanya sambungan.

d) Pelindung mekanis :

Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa


PVC type high impact.

5. Pengujian / Pengetesan

Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya.

Pengetesan yang harus dilakukan :

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL E - 2


a. Grounding Resistant Test

Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standar.

b. Continuity Test.

6. C o n t o h

Pemborong/Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan


dipergunakan/dipasang, yaitu minimal penghantar dan elektroda pentanahan yang
dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Pemborong/Kontraktor.

7. Pemeriksaan

Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Pengawas/Owneri untuk memastikan


dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh
Pengawas/Owner terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap
bagian yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi dan gambar-gambar
harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan pada pemilik proyek.

8. Surat Izin

a. Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab Teknik


golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Assosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia).

b. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir


ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.

9. Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong/Kontraktor wajib


mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa


barang-barang produksi.

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material-material Listrik utama, maka pemborong wajib
melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL E - 3


Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong/Kontraktor, yang
batkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Owner, Pengawas
Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL E - 4

Anda mungkin juga menyukai