Anda di halaman 1dari 4

SWGM SEBAGAI SOLUSI PENGELOLAAN AIR

Untuk mengatasi isu-isu tersebut, BSA mengembangkan solusi Smart Water Grid Management
(SWGM) yang mencakup berbagai aspek dalam penerapannya. Solusi ini merupakan perluasan
dari sistem administrasi ERP yang telah diluncurkan perusahaan 14 tahun lalu dan telah
digunakan oleh lebih dari 100 PDAM di seluruh Indonesia. Pengembangan ini adalah bagian
dari komitmen BSA untuk membantu dan meningkatkan teknologi pengelolaan air dan
berkontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan.

Gambar 1. Framework SWGM

Analisis Risiko Sumber Daya Air

Pada aspek ini, SWGM membantu menganalisis sumber daya air dan penggunaannya, dengan
memetakan kebutuhan air di wilayah tersebut dan membandingkannya dengan potensi
ketersediaan air baku. Hal ini memungkinkan PDAM untuk mengelola sumber daya airnya
sehingga memenuhi standar kuantitas dan kualitas yang tepat bagi pelanggan dan masyarakat.

Manajemen dan Pemantauan Data Real Time

Data dikumpulkan dan dianalisis secara real-time maupun periodik, yang akan membantu
PDAM dengan cepat mendapatkan informasi terkait kondisi produksi dan distribusi air. Berbagai
sensor dipasang, seperti sensor tekanan, sensor aliran, sensor kelistrikan, sensor level dan
kualitas air, serta berbagai sensor penting lainnya untuk menangkap data real-time di lapangan.

Sistem Terintegrasi

SWGM adalah ekosistem yang memberikan kemampuan bagi PDAM untuk memantau aliran
air, mulai dari produksi, transmisi, distribusi hingga konsumsi di tingkat pelanggan (Gambar 2).
Ini menunjukkan penggunaan air, neraca air, dan deteksi awal kebocoran di sepanjang sistem
perpipaan melalui satu dasbor terintegrasi. Inilah konsep multidimensional yang diusung oleh
SWGM.
Gambar 2. Diagram Implementasi SWGM

Sensor-sensor berbasis IoT dipasang pada titik-titik yang telah ditentukan dari produksi hingga
distribusi untuk memberikan laporan secara real time mengenai kondisi aliran air, penggunaan
air, dan kinerja aset di lapangan. Data anomali apapun yang terjadi dapat diperoleh secara real
time, sehingga peringatan, penyebab, dan saran perbaikan dapat dikirim langsung ke perangkat
Operator Lapangan secara instan. Integrasi yang mulus ini akan memungkinkan PDAM untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan solusi dengan cepat. Selain itu, dengan
penerapan machine learning sistem ini akan lebih cerdas dan tepat untuk memberikan solusi
yang lebih valid melalui data/kasus yang lebih besar yang telah dipecahkan sebelumnya.

Terintegrasi dengan WebGIS, data ini akan secara khusus menampilkan situasi real-
time sesuai titik lokasi. Sistem SWGM juga dapat dengan mudah mengisolasi data untuk dapat
mempersempit sumber masalahnya. Selain itu, integrasi lintas platformnya akan memudahkan
departemen terkait untuk menerima peringatan melalui aplikasi seluler dan Telegram, yang
kemudian akan memicu perintah kerja kepada petugas yang bertanggung jawab untuk
melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan. Petugas dapat dengan mudah menginput
formulir hasil survei dan kegiatan pemeliharaannya melalui satu aplikasi yang sama, sehingga
semua proses administrasi dan teknis berjalan efektif, efisien dan terdokumentasi dengan baik.

Sistem rantai pasokan airnya juga akan memvisualisasikan seluruh aliran air dari produksi
hingga konsumsi, lengkap dengan data dari berbagai sensor yang disebutkan di atas. Tidak
hanya data teknis, sistem rantai pasokan air mampu memberikan wawasan finansial. Dalam
waktu dekat, juga bisa mensimulasikan perluasan jaringan pipa PDAM.

Pendukung Keputusan

Data yang disajikan akan memberikan informasi yang mendalam untuk pengambilan keputusan
yang cepat dalam operasional PDAM. Para pemangku kepentingan, mulai dari petugas
lapangan hingga jajaran Direksi akan dapat dengan mudah mengakses data real time dan
historical sesuai kebutuhan masing-masing untuk mendukung pengambilan keputusan maupun
kebijakan. Data divisualisasikan dalam dasbor seluler dan tampilan Command Centre untuk
koordinasi yang lebih baik antar departemen. Pada tahap pengembangan selanjutnya, apabila
suatu solusi atau tindakan perlu dilakukan pada beberapa aset, maka akan dilakukan
melalui Smart Remote Control System, yang terintegrasi dengan SGWM itu sendiri, untuk
melakukan tindakan atau keputusan yang lebih otomatis.
IMPLEMENTASI SWGM DI PERUMDAM TIRTA SANJIWANI, GIANYAR REGENCY, BALI

PERUMDAM Tirta Sanjiwani, merupakan salah satu PDAM di Indonesia yang melayani 61.000
rumah tangga di Kabupaten Gianyar, dan menyuplai kebutuhan air bersih bagi sekitar 469.000
jiwa, 77% dari total penduduk Gianyar. Tirta Sanjiwani merupakan salah satu dari 100 klien
BSA yang telah berkomitmen untuk mengimplementasikan SWGM pada tahap awal. Sejak
tahun 2021, Tirta Sanjiwani telah memasang berbagai sensor berbasis IoT di beberapa titik
yang ditentukan dalam DMA (District Meter Area). Diintegrasikan dengan WebGIS, Tirta
Sanjiwani berhasil mengidentifikasi lebih awal jika terjadi penurunan tekanan air yang dapat
berdampak pada penurunan layanan, dan pelanggan mana yang terkena gangguan layanan.

Figure 3. IoT Data logger built by BSA to log and send data from multiple sensors

Di awal tahun 2023, Perumdam Tirta Sanjiwani dan Bima Sakti Alterra telah sepakat untuk
mengimplementasikan solusi SWGM yang lebih komprehensif, yang diujicobakan di zona teknis
Blahbatuh. Proyek percontohan ini akan mengisolasi aliran air dari produksi ke konsumsi 70
rumah tangga. Sensor ketinggian air dipasang di reservoir untuk memberikan informasi realtime
guna mencegah kekurangan serta kapasitas berlebih. Ketinggian minimum air disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan air pelanggan sehingga kontinuitas air ke pelanggan tetap terjaga.

Figure 4. Smart Water Meter being implemented in end-user

Sensor tekanan dan aliran juga dipasang di jaringan distribusi kritis yang akan membantu
PDAM untuk mengidentifikasi lebih awal jika terjadi penurunan tekanan air yang dapat
berdampak pada penurunan layanan. Di sisi pengguna akhir, meter air pintar dipasang, yang
akan membuat tingkat NRW lebih akurat karena data penggunaan air diukur secara real time.

Setelah semua sensor di atas terpasang, maka sistem akan dapat memberikan gambaran
menyeluruh mengenai proses pendistribusian air secara keseluruhan. Data ini nantinya akan
ditampilkan secara lebih komprehensif melalui portal Supply Chain System dan Integrated
Command Center (ICC) (Gambar 5). Peringatan atau notifikasi anomali juga akan masuk
secara real time di ponsel petugas, sehingga memudahkan pengecekan atau perbaikan.
Kemajuan perbaikan juga dapat dipantau melalui ICC.
Figure 5. Mandala Command Center with water supply chain Information

Melalui penerapan SWGM, diharapkan PDAM dapat mengelola distribusi air secara real time,
mendeteksi indikasi kebocoran dan krisis air, mendeteksi penurunan kualitas air, dan
mengontrol suplai atau air bersih ke konsumen. Hal tersebut mampu mendukung PDAM untuk
memiliki mitigasi risiko kebocoran, bencana, dan kerugian yang lebih baik. Perkembangan
SWGM dapat membantu keberlanjutan sumber daya air dan kelangsungan pelayanan. Dengan
meminimalkan kehilangan air dan memastikan kesinambungan air, PDAM akan mencapai
kesehatan keuangan yang menjadi kunci pengembangan kapasitas dan perluasan akses air
minum yang aman bagi penduduk perkotaan di Indonesia.

Selain itu, menjalankan model bisnis berlangganan, pasti akan membantu masalah investasi
yang dihadapi banyak PDAM saat ini. “PDAM tidak perlu mengeluarkan banyak uang pada
Capex untuk dapat mengimplementasikan solusi SWGM,”i.

PT Bima Sakti Alterra

• info@bsa.id
• +6281138008800
• +623614785050
• Jl. Melati No.61, Dangin Puri Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80231

Anda mungkin juga menyukai