Anda di halaman 1dari 4

Sistem Monitoring Permukaan Air Tanah

Vasella Dwi Rosyanti | 1407113964 | Peng. SDA | Dosen: M. Reza ST, M.Sc

1. Automatic Water Level Monitoring System (AWLMS)


Merupakan prototipe peralatan uji pemompaan untuk memantau dan merekam data debit
aliran air tanah dan level muka air tanah secara otomatis saat aktivitas uji pemompaan
bertahap (step drawdown test) dan uji kambuh (recovery test), baik pada sumur produksi
maupun sumur pantau. Alat ini dapat menghindari kesalahan pengukuran dan pembacaan data
yang diakibatkan oleh penggunaan sensor yang kurang memadai untuk berbagai kondisi air
tanah.

Peralatan Automatic Water Level Monitoring System (AWLMS)

Keunggulan Teknologi
Peralatan ini menggunakan mechanic automatic water level yang dilengkapi dengan
sensor non kontak yang dapat digunakan untuk memantau/mengukur fluktuasi muka air tanah
secara otomatis tanpa dipengaruhi oleh suhu atau fiskositas serta memiliki jangkauan
pengukuran lebih dalam.

Remote Terminal Unit dan software AWLMS dapat dipasang dengan mekanik
otomatis water level lebih dari satu, sehingga pengukuran uji pemompaan dapat dilakukan
secara bersamaan pada beberapa sumur. Dengan demikian, pengukuran ini dapat menghemat
waktu, biaya dan tenaga serta mendapatkan data uji pemompaan yang cepat dan akurat.

Untuk menjaga keakuratan dari sensor, dilakukan proses kalibrasi terhadap rotary
encoder dan waterflow meter dengan mengukur perubahan setiap jarak tertentu pada kondisi
yang berbeda. Data hasil uji kalibrasi ini dilakukan uji regresi linier dan menunjukkan
linieritas yang tinggi, sehingga sensor tersebut dapat digunakan untuk proses pengukuran.

Mekanisme uji simulasi step-draw down dan debit pemompaan

Keuntungan Penggunaan Peralatan AWLMS


Produk rancang bangun otomatisasi sistem pengambilan data, akan memudahkan
pelaksanaan kegiatan uji pemompaan, kecepatan, dan ketepatan data serta efisiensi dalam
waktu dan biaya. Pembuatan peralatan ini menggunakan komponen yang mudah didapat di
pasar dalam negeri dengan biaya yang relatif murah namun memiliki kualitas yang memadai.
AWLMS Software merupakan perangkat lunak untuk mempermudah dalam
pengambilan dan pengolahan data, sehingga data yang diperoleh dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik maupun tabel, dan dapat dicetak. Mechanic automatic water level dengan
pelampung dapat memantau setiap perubahan/fluktuasi muka air tanah tanpa dipengaruhi
oleh kondisi air (suhu, densitas, fiskositas).

Pemasangan pipa jalur pelampung

Blok diagram Automatic Water Level Monitoring System

Potensi Aplikasi

AWLMS ini dapat dikembangkan untuk memantau produksi air tanah pada beberapa
sumur bor secara serentak, sehingga debit serta volume yang dipompa dari setiap sumur dapat
diketahui dengan pasti.

2. E-water (Alat Monitoring Air Ciptaan Mahasiswa Unand)

PDAM merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam
distribusi air bersih bagi masyarakat umum yang menyediakan air bersih di Indonesia.
Namun beberapa tahun belakangan ini, terdapat keluhan mengenai kinerja PDAM seperti
kebocoran pipa, pencurian air, dan tagihan air yang tidak wajar. Berdasarkan data dari PT.
TPJ, Jakarta kehilangan 40% air bersih karena pencurian air. Sedangkan di Surabaya, pada
tahun 2015 terjadi peningkatan pencurian air sebesar 30%. Kemudian berdasarkan data dari
BPPSPAM, sepanjang 2010, ribuan pelanggan PDAM Tirta Sukapura, Tasikmalaya,
mengeluhkan membengkaknya pembayaran tagihan pemakaian air yang mencapai 50%.

Mereka meminta PDAM membenahi kinerja pencatat meteran yang sudah kadaluarsa.
Melihat permasalahan tersebut, tiga orang Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, yaitu
Taufik Ihsan, Yovi Eka Putra, dan Ilga Yulian Putra yang tergabung dalam tim Tempur12
menciptakan E-water. E-water (Electronic Water) merupakan alat yang digunakan untuk memonitoring penggunaan air PDAM dan tagihan dari akumulasi pemakaian air tersebut. Selain
itu, E-water juga membantu petugas untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air.
Bahan baku terpenting dalam pembuatan E-water adalah sensor waterflow yang
berfungsi untuk mendeteksi kebocoran dan menghitung biaya pemakaian air. Cara kerja
dalam mendeteksi kebocoran adalah dengan membandingkan debit air di sensor waterflow
central dan waterflow pelanggan. Jika terjadi perbedaan debit air antara kedua
sensor waterflow tersebut, berarti telah terjadi pencurian atau kebocoran pada pipa
disepanjang aliran air. Untuk mengetahui dibagian mana terjadi pencurian atau kebocoran,
aliran dibagi menjadi beberapa sektor dan setiap sektor dipasang sensor waterflow.
Untuk sistem monitoring penggunaan air digunakan sensor waterflow pelanggan.
Perhitungannya menggunakan rumus matematika yang ada di program. Cara kerjanya dengan
mengkonversikan jumlah pemakaian air menjadi biaya. Misalnya pemakaian air 10 liter
dengan tagihan per liter Rp1.000 dan nantinya program akan otomatis menghitung tagihan
menjadi Rp10.000.
Data mengenai penggunaan dan jumlah tagihan yang didapat dari sensor waterflow,
nantinya akan dikirim menggunakan modul NRF24L01 ke gateway. Kemudian dengan
menggunakan modul ESP8266 data dikirim dari gateway ke server. Setelah itu data yang ada
diserver dapat diakses oleh pelanggan dan petugas PDAM. Pelanggan dapat mengakses
melalui aplikasi yang ada di-gadget untuk melihat tagihan air. Sedangkan petugas dapat
mengakes melalui laptop mereka untuk mendeteksi adanya kebocoran atau pencurian air.

Anda mungkin juga menyukai