Anda di halaman 1dari 113

PERSYARATAN TEKNIS UMUM

MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING


I

ELEKTRIKAL
I.1

KETENTUAN UMUM
a. Pemasangan instalasi listrik ini pada dasarnya harus mengikuti
peraturan-peraturan umum yang berlaku seperti PUIL 2000, IEC, VDE,
ISO, BS, LMK dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi
daerah dimana lokasi proyek berada.
b. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
memiliki Surat Ijin Instalasi (SIKA) Klas C yang masih berlaku dan telah
berpengalaman mengerjakannya sehingga fungsi dan operasi sistem
distribusi listrik berjalan sempurna.
c. Gambar-gambar rencana dan persyaratan teknis merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
d. Kontraktor juga wajib melakukan pemeriksaan ulang atas ukuran dan
kapasitas peralatan dalam gambar yang akan dipasang. Apabila ada
ukuran dan kapasitas yang diragukan, Kontraktor harus menghubungi
pihak direksi untuk berkonsultasi.
e. Sebelum melakukan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan Shop
Drawing dan setelah selesai mengerjakan harus menyerahkan gambargambar terpasang (As Built Drawing).
f. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor instalasi listrik harus
berkoordinasi dengan pihak Arsitektur, Struktur dan Mekanikal
mengenai peletakan peralatan yang akan dipasang.
g. Pembobokan tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan dalam
pekerjaan instalasi listrik ini menjadi tanggung jawab dari Kontraktor
instalasi listrik.
h. Kontraktor harus melakukan semua Testing dan Commisioning yang
diperlukan untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi yang
dipasang sudah berfungsi dengan baik dan sempurna. Serta
mengadakan factory visit yang disaksikan oleh owner dan MK sebelum
barang dikirim.

I.2

LINGKUP PEKERJAAN
a. Penambahan Daya listrik PLN 23.361 VA. Biaya penyambungan dan
Uang Jaminan Langganan dibayar oleh Owner.
b. Penyambungan Listrik gedung axistiing ke gedung baru :
c. Pengadaan dan pemasangan Main Distribusi Panel, Sub Distribusi
Panel, Panel penerangan, Panel KWH-meter.
d. Pengadaan dan pemasangan rak kabel (Cable Ladder dan Cable Tray).
e. Instalasi penernagan/stop kontak beserta perlengkapannya.
f. Lampu-lampu penerangan.
g. Sistem pembumian pengaman/Grounding.

I.3

SPESIFIKASI PANEL LISTRIK


a. Panel listrik terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm, bagian luar dan
dalam panel diberi cat anti karat kemudian dilapisi Powder Coating.
b. Panel distribusi listrik dilengkapi dengan meter-meter serta lampu
indicator sesuai dengan gambar. Untuk KWH meter ditera sesuai
standar PLN.
c. Panel harus mempunyai 5 busbar coper yang terdiri dari busbar untuk
R, S, T, Netral, serta busbar untuk pentanahan.
d. Ukuran busbar harus sesuai dengan PUIL 2000, Tabel 630 1 dengan
kemampuan hantar arus 150 % dari arus nominal saklar utama.
e. Rel pentanahan dipakai untuk penyambungan pentanahan dari stop
kontak dan untuk pentanahan kotak logam dari lampu.
f. Saklar utama berupa MCCB atau MCB, dibuat untuk tegangan kerja
minimal 600 Volt, 50 Hz, dengan kemampuan pemutusan sesuai
gambar atau minimum 5 KA untuk ke lampu-lampu /stop kontak.
g. Untuk Kabel keluar/masuk panel harus dilindungi dengan cable gland
supaya tidak luka/lecet.
h. Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik lengkap
dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel
tersebut dan ditempel di pintu panel.
i. Merk Komponen :
Circuit Breaker
= Schneider/ Merlin Gerin
Lampu Pilot
= Tele, Snider, GEA
Meter-meter, Current Transformer = AEG, GEA, Lokal
j. Penjelasan Main Distribusi Panel
Didalam Main Distribusi Panel sudah termasuk unit Automatic Mains
Failure (AMF), Automatic Transfer Switch (ATS), Interlocked, Automatic
Sinkrunisasi.
Fungsi utama MDP :
Bila salah satu phase atau lebih pada tegangan PLN disalah satu
trafo mengalami gangguan (tegangan hilang atau terlalu
rendah/tinggi) maka genset akan Start secara otomatis dengan
urutan sebagai berikut :
- Bila Trafo 1 : Off
o Circuit Breaker 1 : Off, Engine Start
o Genset Sinkrun
- Bila Trafo 1 : On lagi
o Circuit Breaker Genset Off
o Circuit Breaker - Genset Breaker Trafo 1 : On,
o Stop Engine
Secara otomatis memonitor dan mengamankan Genset dengan
memberi alarm suara bila terjadi hal-hal berikut : Low Pressure Oil,
High Water Temperature, over Speed, Over Current, Reverse
Power, Under/Over Voltage, Gagal Start
a. Persyaratan Pemasangan
Pemasangan kabel instalasi tegangan menengah harus memenuhi
peraturan PLN dan PUIL atau peraturan-peraturan lain yang diakui
di negara Republik Indonesia.
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh
sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan-ganggian
mekanis.
Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari
pembelokan tidak boleh kurang dari 155 kali diameter luar kabel

I.4

tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik


pembuat kabel.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel type
press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta
dililit dengan excelcior tape dan difinsh dengan bahan isolasi ciut
panas yang sesuai.
Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan Medium
Voltage Cubicle dan antara Medium Voltage Cubicle dengan Trafo
tidak boleh ada sambungan.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu
yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum
yang direkomendasi oleh pabrik pembuat kabel.
Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung
awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan
sealing end cable sehingga bagian konduktor maupun bagian
isolasi kabel tidak rusak.
Terminasi dari merk Raychem atau 3M jenis indoor.
Kabel-kabel Tegangan Menengah dipasang di atas rak kabel
galvanis.

SPESIFIKASI KABEL TEGANGAN RENDAH


a. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus sesuai dengan standart
yang berlaku di Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
b. Persyaratan Pemasangan
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh
sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan-gangguan
mekanis.
Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari
pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel
tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi ari pabrik pembuat
kabel.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel type
press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta
dililit dengan excelcior tape.
Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi stop kontak
dan instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk
pencabangan pada kabel instalasi stop kontak dan instalasi
penerangan.
Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam
junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu
yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung
awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan
sealing end cable sehingga bagian konduktor maupun bagian
isolasi kabel tidak rusak.
Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sbagai berikut:
Pada rak kabel, untuk kabel daya
Didalam dinding dan dimasukkan dalam PVC high impact conduit
untuk kabel instalasi penerangan/stop kontak.

Pemasangan kabel pada rak kabel harus diatur dengan rapi dan diikat
dengan Cable Ties ke rak kabel.
Ketentuan warna kabel :
- Fase R
: Merah
- Fase S
: Kuning
- Fase T
: Hitam
- Nol/Netral
: Biru
- Ground
: Loreng Hijau-Kuning

I.5

SPESIFIKASI INSTALASI PENERANGAN / STOP KONTAK


a. Instalasi Penerangan / Stop Kontak.
Kabel instalasi penerangan/stop kontak dimasukkan dalam pipa
high impact conduit.
Untuk instalasi di dinding/kolom, kabel dalam pipa tertanam/inbow.
Sedangkan diatas plafond, kabel dalam pipa diklem ke dek lantai
(tidak boleh dipasang pada rangka plafond).
Penyambungan kabel untuk pencabangan dilakukan di dalam
junction box/doos penyambungan dengan las dop.
Peralatan penunjang seperti Inbow dos, T-dos, Flexible dan lain-lain
harus sejenis dengan pipa high impact conduit.
Semua body lampu dan stop kontak dihubungkan dengan kabel
ground.
b. Outlet Stop Kontak.
Outlet stop kontak mempunyai rating tegangan 250 volt, rating arus
16 A.
Pemasangan stop kontak tertanam/recessed, tinggi 30 cm dari
lantai.
Tidak diperkenankan yang sistem cakar.
c. Saklar.
Saklar mempunyai rating tegangan 250 volt, rating arus 10 A.
Pemasangan saklar tertanam/recessed, tinggi 150 cm dari lantai.
Tidak diperkenankan yang sistem cakar.
d. Armatur Lampu
Armatur lampu terbuat dari plat baja dengan ketebalan 0,7 mm,
dicat dasar meni tahan karat kemudian dicat finish dengan sistem
powder coating.
Pemasangan armatur lampu harus dipasang dengan baik sehingga
tidak mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis.
Semua lampu jenis Flourecent dilengkapi dengan kapasitor.
Armatur lampu merupakan produk dalam negeri Artolite, Indolite
atau setara
Balast dari type Low-loss.

I.6

SPESIFIKASI RAK KABEL


a. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi
dengan Hot Dipped Galvanised. Tinggi rak kabel (tray maupun leader)
adalah 10 cm.
b. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt
dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya serta tahan
pula terhadap gangguan mekanis.

c. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur yang


terbuat dari bahan besi dengan jarak penggantung tiap 1,5 meter.
DAFTAR MATERIAL LIST UNTUK PEKERJAAN ELEKTRIKAL :
NO.

1.

ITEM

Kabel tegangan rendah NYY, NYM,

MERK

Supreme,Jembo,Kabel Metal,
Tranka.

2.

Box panel atau Panel Maker

Lokal, VISTA ,ABS.

3.

Rak kabel (cable tray)

Saka Pro ( S pro),Tree Stars, Interack,ELPRO,


Spectra.

4.

Conduit, flexible conduit

Clipsal, Ega, Lokal

5.

ACB, MCCB, fuse, Switch

MG, Siemens, ABB

6.

Contactor

Telemecanique, Siemens, Mitsubishi

7.

Las Dop

3M, Clipsal Ega

8.

Armature

Philips, SAKA, Lokal

9.

Grid switch

Broco, Lokal , MK

10.

Saklar tunggal

Broco, Lokal , MK

11.

Saklar ganda

Broco, Lokal , MK

12.

Stop kontak

Broco, Lokal , MK

13.

Inbow Dosh, T Dosh

Clipsal, MK, Ega

14.

Ballast

Philips, GE, Osram

15.

Lamp holder

Philips, Vosloch, Schabe.

16.

Tube TL

Philips, GE, Osram

17.

Starter

Philips, GE, Osram

18.

Kunci panel

Dom, Dekson, Solid, dengan espagnolet

19.

Box MCB (Box sekring)

Legrand, Panasonic, Clipsal.

20.

Lampu XL

Philips, GE, Osram

23.

Relay

Telemecanique, Siemens, Mitsubishi, Omron

24.

Alat Ukur

Siemens, KLocner-moeller, GAE.

II

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING


IX.1.

LINGKUP PEKERJAAN
IX.1.1. UMUM
a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahanbahan, tenaga, dan peralatan-peralatan yang diperlukan agar
seluruh instalasi plambing dapat dipasang, diuji dan siap untuk
digunakan
dengan
kualitas
bahan
serta
kualitas
pengerjaan/pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan
dan perawatan serta keamanan operasi dari sistem sesuai
gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.
b. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus
mengikuti segala aturan dan standar yang berlaku sesuai
dengan salah satu atau lebih dari peraturan/pedoman/standar
yang tertulis berikut ini :

Peraturan Daerah Kotamadya Setempat

Sistem Plambing 2000, Badan Standardisasi Nasional

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Peraturan Bangunan Nasional

Peraturan Depnaker tentang Keselamatan Kerja

SKBI, Standar Konstruksi Bangunan Indonesia

PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik, 2000

SII, Standard Industri Indonesia

ISO International Standard Organization

Peraturan lain yang berlaku


c. Kontraktor wajib mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan
sesuai dengan yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut
dan disesuaikan dengan bahan atau peralatan yang dipasang.
d. Kontraktor harus meminta ijin-ijin yang mungkin diperlukan
untuk beropersinya instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi
ini, atas tanggungan Kontraktor sendiri. Kontraktor harus
menyerahkan ijin/keterangan tertulis tersebut di atas kepada
CM/Direksi.
e. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat
yang ada, agar dapat mengetahui apabila ada hal-hal yang
mungkin mengganggu pekerjaannya. Apabila timbul persoalan,
Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian satu minggu
sebelum bagian pekerjaan ini dilaksanakan.
f. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja / shop drawing terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan CM/Direksi, dan harus
diserahkan minimum 2 minggu sebelum bagian pekerjaan itu
dilaksanakan.
g. Kontraktor harus menyatakan secara tertulis, bahwa bahanbahan dan segala peralatan yang diserahkan sehubungan
dengan pekerjaan tersebut adalah dari kualitas terbaik serta
baru, dan cara pelaksanaan pekerjaannya akan dilakukan
secara wajar dan terbaik. Instalasi yang diserahkan dalam
keadaan lengkap dan dapat bekerja dengan baik sebagaimana
mestinya, tanpa mengurangi/menghilangkan bahan-bahan
yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara

h.

i.

nyata dalam uraian dan syarat tersebut, ataupun tidak


dinyatakan secara tegas dalam gambar rencana yang tersedia.
Apabila Kontraktor menjumpai adanya ketidak-jelasan,
kekurangan dan pula kesalahan pada gambar rencana, gambar
detail dan penjelasan teknisnya maupun kesimpang-siuran
dalam hal standard yang harus diikuti, yang mungkin akan
menyebabkan instalasi tersebut tidak akan beroperasi
sebagaimana
mestinya,
maka
Kontraktor
wajib
mengkonsultasikan masalah tersebut dengan CM/Direksi.
Apabila CM/Direksi tidak dapat memutuskan hal tersebut di
atas, maka pengambilan keputusan akan diserahkan kepada
instansi atau badan yang berwenang.

IX.1.2. INSTALASI AIR BERSIH


a. Sumber air bersih gedung tersebut berasal dari jaringan
perpipaan PDAM
b. Pekerjaan sistem air bersih secara umum meliputi :
Pemasangan sistem perpipaan air bersih dari meter PDAM,
ke tandon air bawah tanah dengan volume total 65 m3,
dimana 20 m3 diperuntukkan bagi kebutuhan air bersih
gedung,dan 45 m3 sisanya adalah untuk kebakaran.
Penyediaan pemipaan dari tandon air atas dengan volume 4
m3 untuk air bersih. Konstruksi tandon atas di buat dari
Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) komplit dengan pompa
booster (inverter) dan pressure tank serta perlengkapannya.
Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan bantu
yang diperlukan untuk jaringan air tersebut.
Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa.
Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai ke pompa air
yang bersangkutan.
Water level control beserta elektroda-nya untuk kontrol
bekerjanya pompa transfer dan pompa booster.
c. Tidak termasuk dalam pekerjaan sistem air bersih adalah :
Pembuatan tandon air bawah dari konstruksi beton
bertulang sebesar total 65 m3 untuk menampung air PDAM.
Pembuatan pondasi untuk pompa-pompa dan tandon atas .

IX.1.3. SISTEM PEMBUANGAN


a. Sistem pembuangan yang dirancang adalah sistem
pembuangan limbah toilet, dapur foodcourt dan pembuangan air
hujan.
Sistem pengolahan kotoran dan air kotor menggunakan
sistem pembuangan non-konvensional disalurkan ke
Sewage Treatment Plant (STP). Sistem pembuangan yang
diterapkan menggunakan prinsip pembuangan terpisah
antara air kotor dan kotorannya pada awalnya yang
kemudian akan digabung sebelum menuju STP.
Sistem pembuangan air dari dapur kantin dipisahkan
terlebih dahulu melalui tangki perangkap lemak, sebelum
diteruskan ke STP. Dibagian bawah setiap kitchen sink di

kantin ditempatkan portable grease trap (perangkap lemak


portable) sebagai preliminary grase trap.
Sistem pembuangan air hujan menggunakan sistem
gravitasi.

b. Pekerjaan sistem pembuangan meliputi :


Pemasangan pipa-pipa drainase dari alat plambing di toilet,
dapur ( Pantry/ Kitchen ) serta tempat lain seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
Pemasangan pipa-pipa vent ke pipa pembuangan dan atau
alat plambing seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pemasangan pipa pembuangan vertikal air hujan dari atap
gedung sampai ke saluran pembuangan di halaman /bak
kontrol serta saringan kotoran di ujung atas talang vertical.
Pemasangan pompa dan pipa pembuangan air untuk
mengalirkan air kotor dari bak penampung ke STP
Sistem Sewage Treatment Plant (STP) dengan prinsip
sistem pengolahan yang dipakai pada gedung ini
menggunakan sistem ROTOR DISK dengan menggunakan
Fixed Film Reaktor atau pertumbuhan melekat dengan
keunggulan keseluruhan limbah dapat masuk tanpa melalui
proses pengolahan awal dan sistem ini tidak menimbulkan
bau
Sistem ini dilakukan secara melalui tahap tahap sebagai
berikut yaitu : Primary Clarifier Pemisahan padatan ,
pengendapan dan flotasi . sebagian padatan mengendap
dan sebagian padatan mengapung berupa skim .
Rotor Disk Secara bertahap air limbah masuk ke rotor zone
untuk di proses pengolahan secara biologis oleh biomas
yang tumbuh dimedia piringan / rotor disk , yang masingmasing ada 4 zone secara zig zag dan mengalami kontak
oksigen di udara waktu berada diatas air [ zona 1 ,
pertumbuhan biomas tebal dan berbentuk filament ]
sedangkan [ zona 2 , 3 , 4 biomas tumbuh lebih tipis dan
kompak , biasanya biomas berwarna coklat, coklat muda,
atau kecoklatan , [ pada zona 4 , sebagian air di recycle ke
proses awal / kembali ke primary clarifier dan sebagian
menuju proses selanjutnya.
FinalClarifier Merupakan pengendapan padatan tersuspensi
dan air sudah memenuhi mutu air baku limbah sehingga
bisa dibuang ke saluran kota dengan terlebih dahulu di
injeksi desinfektan [ kaporit ] untuk membunuh mikro
organisme yang Sumber tempat pembuangan ini berasal
dari toilet [closet, wastafel, urinoir,floordrain, bathtub,
kitchent zink dll. berada dalam bak effluent tersebut. Air
bersih olahan yang sudah memenuhi mutu kemudian
ditampung di groundtank , dengan terlebih dahulu melalui
proses backwash melalui media sand filter dan carbon filter .
Air bersih olahan ini didistrubusikan untuk penggunaan air
siraman taman , dan air siraman water closet [ WC ] .
Sistem Sumppit Air Hujan Berfungsi untuk menampung
pembuangan air hujan , air buangan dilantai dasar . Sistem
pemipaan air hujan terpisah dari sistem air bersih untuk
menghindari aliran-balik yang masuk ke dalam pipa saluran

lain [ pipa air bersih ] jika pipa air hujan tersumbat . Air hujan
yang ditampung dibak summpit dibuang ke saluran kota
dengan menggunakan pompa tanpa sudu [ pompa jenis
bawah air ].
c. Tidak termasuk lingkup pekerjaan sistem pembuangan ini
adalah :
Pembuatan tangki STP yang terbuat dari konstruksi beton
bertulang seperti terlihat dalam gambar.
Pembuatan tangki pengumpul air kotor sebelum dipompa ke
STP/perangkap lemak.
Pembuatan tangki perangkap lemak untuk air kotor yang
berasal dari dapur Kitchen resto dan kemudian dialirkan ke
STP untuk diproses lebih lanjut.
Bak kontrol dan saluran air hujan di halaman sampai riool
kota.

IX.2.

BAHAN-BAHAN
IX.2.1. STANDARD BAHAN
a. Sistem Distribusi Air Bersih.
Semua bahan pipa dan peralatan yang diperlukan harus
memenuhi standar yang wajar berlaku dan sesuai dengan
peraturan/standar dan pedoman yang disebutkan di depan.
Setiap bahan pipa, fitting, fixture serta peralatan yang akan
dipasang pada instalasi ini harus memiliki tanda merk yang
jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting, fixture dan pipa yang
tidak memiliki tanda merk tersebut di atas harus diganti
atas tanggung jawab Kontraktor.
Semua bahan dan peralatan tambahan yang disediakan
harus dalam keadaan baru dan mendapat persetujuan
CM/Direksi.
Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang baik
yang ditanam dalam tanah atau ditempatkan dalam shaft
merupakan pipa PPR .PN 10 untuk air bersih dan GIP
kelas Medium(khusus untuk Ruang Pompa) dan area Roof
dengan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
Pipa-pipa harus mampu menerima tekanan kerja sebesar
sedikitnya 10 kg/cm. Pipa-pipa adalah produksi dalam
negeri dari kualitas terbaik, dipilih salah satu dari produksi
Indopipe, Wexpak untuk PPR dan , Wavin untuk PVC dan
Spindo untuk GIP atau yang sederajat.
Pompa transfer (pengisi) menggunakan merk Grundfoss,
GAE-Torishima, atau yang setaraf. Pompa dari jenis
pompa centrifugal. Motor listrik untuk penggerak pompa
tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau
paling sedikit dinyatakan dalam rekomendasi oleh pabrik
yang bersangkutan. Apabila terjadi penyimpangan merk
pompa beserta motornya, penolakan oleh CM/Direksi dan
resiko sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Pompa
transfer ada 2 (dua) buah, satu berfungsi, satu untuk
cadangan yang pengalihannya dari satu pompa ke yang
lain dioperasikan secara otomatik.

Pengoperasian pompa diatur oleh water level control yang


dihubungkan dengan elektroda di dalam tandon bawah
tanah dan ditangki atas. Pompa harus berhenti bekerja
pada saat muka air ditangki bawah berada pada posisi
rendah dan pada saat air di atas pada posisi tinggi, serta
bekerja kembali pada saat posisi muka air ditangki atas
rendah serta ketinggian ditangki bawah cukup tinggi.
Pompa memiliki head 78 meter, kapasitas discharge 530
liter/menit, 1450 rpm, 220 V/380 V/3 ph/50 Hz, 15 KW.
Pompa booster Package c/w inverter menggunakan merk
Grundfoss, GAE- Torishima atau yang setaraf. Pompa
booster diperlukan untuk menambah tekanan air dari
tandon air atas ke jaringan air bersih di dapur dan wastafel,
foodcourt serta segenap toilet-toilet sehingga tekanan air
pada fixture memenuhi syarat. Pompa dilengkapi dengan
tangki tekan dan pressure switch yang bekerja secara
otomatis dan pula terpadu dengan water level control yang
dihubungkan dengan tandon air atas. Apabila muka air
dalam tangki atas cukup rendah, maka pompa harus
berhenti bekerja. Pompa booster hanya bisa bekerja
apabila permukaan air berada di atas batas minimum yang
ditentukan serta tekanan air dalam perpipaan yang turun.
Pompa booster Packet (inverter) jenis centrifugal memiliki
kapasitas discharge sebesar 80 liter/menit, head minimum
25 meter, 220 V/380 V/3 ph/50 Hz, 1450 rpm daya 6 KW,
efisiensi pompa sedikitnya 50% dan berjumlah 2 buah.
Masing-masing pompa booster sebenarnya bekerja
memenuhi 50% kebutuhan gedung. Bekerjanya ke-dua
pompa diatur oleh pressure switch dengan pengaturan
tekanan secara bertingkat. Panel kontrol untuk pompa
booster ditempatkan diluar dengan spesifikasi sebagai
panel outdoor.
Pressure Tank (tangki tekan) untuk pompa booster. Untuk
kelengkapan kerja pompa booster disediakan tangki tekan
yang sudah harus termasuk dalam paket pompa booster.
Tangki tekan dilengkapi juga dengan handhole untuk
memudahkan maintenance, drain cock, pressure gauge,
pressure switch serta klep pengaman. Tangki tekan harus
sanggup menahan tekanan sebesar sedikitnya 3,5 kg/cm
harus pula dilapisi cat anti karat.
Gate Valve yang digunakan harus dari bronze-body
screwed-in bonnet, hand wheel operated, non-stem. Untuk
diameter 80 mm atau lebih, cast iron dengan bronze trim.
Gate Valve dari produksi Kitazawa, Toyo, atau yang
sederajat. Screwed end connection untuk diameter 65 mm
dan kurang. Digunakan flanged end connection untuk
diameter 80 mm atau lebih. Untuk tekanan kerja kurang
dari 10 kg/cm kelas 10 kg/cm dan 20 kg/cm untuk yang
lebih dari 10 kg/cm.
Strainer dipasang pada sisi hulu dari sistem posisi
sedemikian rupa sehingga bolted cover dapat dibuka untuk
dilakukan pembersihan pada stainless steel screen. Jenis
yang digunakan adalah Y-type strainer, flanged ends.

Mesh net area minimum 4 kali luas pipa masuk. Buatan


Kitazawa, Toyo, dan yang setaraf.
Check Valve yang dipakai haruslah dari type non-water
hammer dan selama operasi tidak menimbulkan pukulan
yang berarti. Swing type bronze body screwed cap untuk
diameter 65 mm atau kurang, dengan tekanan kerja kurang
dari 10 kg/cm. Untuk tekanan kerja yang sama dengan
diameter 80 mm atau lebih, digunakan jenis swing type iron
body dan flanged ends, kelas 10 kg/cm. Tekanan diatas
10 kg/cm digunakan swing type steel body dan flanged
ends. Arah aliran horizontal atau vertical. Check Valve
buatan Kitazawa, Toyo, atau yang setaraf.
Setiap hubungan pompa dengan perpipaan haruslah diberi
flexible joint, yang terbuat dari bahan yang mengandung
serat penguat di dalamnya. Memiliki flexible double sphere.
Penyambungannya adalah dengan sistem flange. Produksi
Tozen, Proco atau yang setaraf.
Pressure Gauge/alat ukur tekanan yang dipergunakan
harus mempunyai batas ukur minimum sampai 1,5 tekanan
kerja normal dan memiliki diameter bacaan sedikitnya 10
cm.
Alat kontrol tekanan/Pressure Switch yang digunakan
harus mempunyai batas operasi tidak kurang sama dengan
tekanan kerjanya. Dan harus mampu menerima tekanan uji
paling tidak 1,5 kali tekanan kerja. Buatan Fanal dan yang
setaraf.
Water Level Control dari type elektroda dan bekerjanya
berdasarkan pada batas bawah (on/off) dan batas atas
(off/0n) sesuai dengan kebutuhan operasinya. Buatan
Omron dan yang setaraf.
Alat kontrol ketinggian lain yaitu Float Switch, terbuat dari
bronze, dengan diameter sesuai dengan diameter pipa
yang dilayaninya. Buatan Kitazawa, Toyo dan yang setaraf.
Foot Valve. Katub yang terletak pada ujung pipa hisap
dalam tangki reservoir adalah dari jenis swing foot valve
dengan strainer kelas 10 kg/cm. Terbuat dari cast iron.
Kelep dilengkapi dengan tali/rantai menarik yang akan
digunakan untuk memudahkan pembersihan kelep yang
tersumbat kotoran. Buatan Ebara, Toyo dan yang setaraf.
Drain Valve. Terbuat dari bronze. Screwed end connection.
Kelas 10 kg/cm. Non-rising stem. Dari produk Kitazawa,
Toyo, dan yang setaraf.
Peralatan sambungan. Untuk bahan dan peralatan
sambungan harus dipakai dari mutu yang terbaik,
kualitasnya minimal sama dengan pipa yang digunakan,
serta telah mendapat persetujuan CM/Direksi. Jenis
injection moulded fitting.

b. Sistem Pembuangan Air Kotor.


Pipa-pipa drainase dan vent yang dipasang pada sistem
plambing dan semua fittingya menggunakan PVC kelas
AW produksi Wavin atau merk lain yang sekualitas, dan
dengan tekanan kerja minimum 8 kg/cm.

Peralatan sambungan. Untuk bahan dan peralatan


sambungan harus dipakai dari mutu yang terbaik yang
minimal sama dengan pipa yang digunakan serta telah
mendapat persetujuan CM/Direksi. Jenis injection moulded
fitting.
Untuk penutup atau saringan lubang talang di atas bahan
yang digunakan adalah terbuat dari plat baja dengan
ketebalan minimum 4 mm atau besi cor yang dibuat khusus
untuk maksud tersebut. Buatan lokal.
Air kotor dari toilet bangunan dikumpulkan secara gravitasi
dan masuk ke dalam ke perangkap lemak atau STP. Air
buangan dapur pantry/kitchen ditampung dan disaring
disebuah tangki perangkap lemak yang kemudian dialirkan
ke STP untuk diproses lebih lanjut.
Sewage Treatment Plant (STP). Perangkat STP terletak di
luar bangunan utama. dimana terdapat tangki perangkap
lemak utama. STP ini melayani bahan/air buangan dari
gedung. STP mempunyai kapasitas pengolahan sebesar
22 m3/hari.
- Control panel untuk kerja STP dengan spesifikasi
outdoor, ditempatkan dekat STP sesuai dengan
gambar rencana.
- Untuk STP tersebut, pekerjaan yang dilakukan oleh
Kontraktor lain adalah :
o Kontraktor Pek. Sipil untuk pekerjaan bak beton
STP, perangkap lemak dan bak penampung.
o Kontraktor Pek. Plambing untuk pemipaan air kotor
masuk ke bak penampung, perangkap lemak STP.
o Kontraktor Pek. Elektrikal untuk penyediaan catu
daya.
Air kotor dari dalam gedung akan ditampung di bioseptik
tank kemudian di tampung dalam sum pit di luar gedung
kedalam sump-pit yang telah ada. Air yang tertampung ini
akan dipompa oleh submersible sewage pump, yang
bekerja otomatis dengan kontrol floatswitch dan jenis nonclogging. Air tersebut dialirkan ke luar STP lewat perpipaan
PVC ke saluran air kotor diluar bangunan (riol).

IX.2.2. PERSETUJUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT


a. Kontraktor wajib menyerahkan contoh bahan dan peralatanperalatan yang akan dipasang, untuk disetujui oleh CM/Direksi
dan atau ahli yang ditunjuk paling sedikit satu bulan sebelum
bagian pekerjaan tersebut dilaksanakan.
b. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan
komponen-komponen yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi. Kerusakan dan kekurang-sempurnaan yang
diakibatkannya serta penggantian dengan komponen yang
benar yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
dengan tanpa penggantian beaya.
c. Kontraktor
bertanggung
jawab
atas
pencegahan
bahan/peralatan yang hilang dari pencurian atau kerusakan.
Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan beaya.

d. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan


pembiayaan yang perlu karena timbulnya perubahanperubahan yang perlu sebagai akibat dari adanya
bahan/peralatan lain atau pengganti yang diajukan dan
disetujui tetapi berbeda dengan yang dinyatakan dalam
gambar atau spesifikasi teknis ini.
e. Suatu bahan, peralatan atau fixture yang akan digunakan
namun tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya
diperbolehkan, apabila disetujui secara tertulis oleh CM/Direksi
dan semua beaya pengujian bahan/peralatan/fixture tersebut
(apabila diminta oleh CM/Direksi) ditanggung oleh Kontraktor.
IX.3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
IX.3.1. UMUM
a. Gambar-gambar dan spesifikasi :
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan
satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Apabila ada suatu
bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan
agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, harus tetap
dilaksanakan tanpa ada beaya tambahan.
b. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk
menunjukkan semua pipa, fitting, katub dan fixture secara
rinci. Semua bagian tersebut di atas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik, harus
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan
agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan pelaksanaan yang wajar berlaku untuk
pekerjaan plambing pada umumnya dan harus mendapatkan
persetujuan CM/Direksi untuk pemasangan instalasi tersebut.
c. Kontraktor harus mempelajari dan memahami gambar-gambar
dan spesifikasi-spesifikasi perencanaan untuk pekerjaan
Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan lanskap agar
dapat mengetahui hal-hal yang menggangu/mempengaruhi
pekerjaan plambing ini.
Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan
kepada CM/Direksi saran penyelesaian paling lambat 1
minggu sebelum bagian pekerjaan tersebut dilaksanakan.
d. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli
dalam bidangnya (skilled labor) agar dapat memberikan hasil
kerja yang terbaik dan rapi.
e. Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat pengatur dan
alat pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan dan
peraturan yang berlaku di Indonesia.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas segala komponen yang
perlu agar bagian pekerjaan tersebut bisa beroperasi dengan
baik, seperti fixture fittings atau fixture trims.
g. Apabila ada peralatan yang disediakan atau pekerjaan yang
diselesaikan oleh pihak lain yang termasuk dalam
penyelesaian Instalasi plambing ini, maka Konraktor tetap
wajib bertanggung jawab atas peralatan dan pekerjaan
tersebut.
h. Kontraktor bertanggung jawab atas pengawasan yang ketat
terhadap schedule atau urutan pekerjaannya, sehingga tidak

i.

j.

k.

l.

m.

n.

o.

p.

mengganggu penyelesaian proyek ini secara keseluruhan


pada waktu yang ditetapkan.
Roughing in untuk pipa dan fixture harus dibuat bersamaan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunannya. Kontraktor
harus memberikan informasi tentang lubang-lubang pipa pada
dinding dan lantai kepada CM/Direksi. Semua pipa dan fitting
yang harus ditanam dalam beton harus dibersihkan benarbenar dan bebas dari karat dan cat. Pipa PVC maupun GIP
yang menembus plat beton dan membutuhkan spesifikasi
kedap bocor, harus dilengkapi dengan sirip dengan bahan
yang sama dengan bahan pipa untuk meningkatkan kualitas
anti-bocor dan keteguhan. Grouting dengan cement additive
saja tidak diperkenankan.
Selama pemasangan Instalasi pipa air bersih dan
pembuangan berjalan Kontraktor harus menutup setiap ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu,
kotoran dan lain-lain. Setiap jaringan pipa yang telah selesai
dipasang harus ditiup dengan udara bertekanan untuk jangka
waktu lama agar kotoran-kotoran yang mungkin sudah masuk
dapat terbuang sama sekali.
Cabang-cabang pipa air bersih harus dilengkapi dengan katup
yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaringan tersebut
dapat berfungsi, diganti dan dikontrol laju dan keseimbangan
alirannya untuk masing-masing kelompok outlet atau fixture.
Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, ataupun
balok, tanpa mendapatkan persetujuan/ijin tertulis dari
CM/Direksi, atau jika ditentukan demikian dalam gambar.
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan
penggantung atau angker yang cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa
tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, menurut arah horizontal maupun arah vertical,
untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian
rupa sehingga masih memungkinkan ekspansi pipa oleh
perubahan temperatur.
Penggantung atau penumpu pipa harus disekerupkan (terikat)
pada konstruksi bangunan dengan insert yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau pembobokan atau dengan baut
(ramset bolt/dyna bolt).
Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantung
untuk disetujui oleh CM/Direksi. Penggantung dari kawat,
rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.
Penggantung pipa horizontal dapat dilihat pada table. Untuk
pipa vertical harus ditumpu dengan klem, semua pipa dari
besi/baja yang ditanam dalam tanah harus dilapis dengan tar
(tar coated) sedikitnya 2 kali.
Tabel Penggantung
No.
Diameter
1. < 20 mm
2. 25 40 mm
3. 50 80 mm

Jarak Maksimum
1m
2m
3m

q. Semua sambungan harus dibuat kedap udara dan kedap air.


r. Sleeves untuk pipa-pipa baik pipa GIP maupun PVC harus
dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
s. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan kelonggaran kira-kira 5 mm di luar pipa ataupun
isolasinya.
t. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi atau pipa baja.
IX.3.2. PELAKSANAAN INSTALASI AIR BERSIH
a. Ukuran pipa yang dipakai adalah 100 mm, 80 mm, 65 mm, 50
mm, 40 mm, 32 mm, 25 mm, 20 mm dan 15 mm. Pipa yang
dipakai adalah untuk air bersih adalah PPR PN.10 dan untuk
Ruang Pompa dan Roof memakai galvanized iron medium
class.
Screw joint (sambungan dengan socket) dilaksanakan untuk
semua sambungan dengan diameter 65 mm atau kurang dan
sambungan flanges untuk diameter 80 mm atau lebih.
Pada sambungan dengan socket harus dipakai sealing tape dari
bahan Teflon di antara ulir socket dan ulir pipa. Untuk
sambungan flange dilengkapi dengan gasket untuk sambungan
dari jenis ring type dari long fibre asbestos, cross laminated
dilumasi pada kedua sisi.
b. Pipa yang dipasang di dalam tanah harus ditempatkan dengan
kedalaman minimum 50 cm dari permukaan tanah. Pada bagian
bawah dari pipa dipasang beton blok untuk pendukung pipa
pada setiap jarak 3 m. Pada sekitar pipa harus dikelilingi oleh
pasir pada bagian atas dan bawah baru kemudian diuruk
dengan tanah. Pada bagian belokan dipasang blok pada bagian
bawahnya. Pada permukaan luar pipa diberikan lapisan tarcoat
sedikitnya 2 kali. Apabila diperlukan bak kontrol untuk valve dan
sebagainya, maka bak kontrol terbuat dari beton yang mudah
dibuka pada permukaan atasnya sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak akan masuk.
c. Pada penempatan pipa-pipa di dalam shaft vertical, maka pipa
harus berdiri bebas, tidak saling tindih maupun berhimpitan
dengan pipa yang lain. Jarak antar pipa harus diatur sedemikian
rupa sehingga memberi keleluasaan untuk pemasangan baut
pengikat pada klem pipa. Jarak bersih antara pipa hendaknya
sedikitnya 50 mm.
IX.3.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN SISTEM PEMBUANGAN
a. Secara umum, jika tidak ditentukan lain, syarat pelaksanaan
pekerjaan plambing mengikuti persyaratan umum seperti yang
telah dijelaskan diatas.
b. Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, harus dilengkapi dengan flens/sirip yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan pipa.
c. Floor drain adalah dari jenis dengan siphon/perangkap bau.
Floor drain tidak boleh dari jenis yang mudah buntu oleh
kotoran ataupun yang air penyekat (trap)-nya mudah habis dan

tidak berfungsi. Terbuat dari stainless steel buatan San Ei dan


yang setaraf.
d. Pada semua sambungan harus dipasang fitting buatan pabrik
dan untuk setiap belokan arus dipasang long elbow, namun
untuk tempat-tempat yang tidak memungkinkan, bisa dipakai
dari jenis short radius. Tidak diperbolehkan menyesuaikan
dimensi dan bentuk pipa dengan cara pemanasan ataupun
paksaan guna penyambungan pipa dan sejenisnya.
e. Penggantung pipa plambing dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel Penggantung
No.
Diameter
1.
40 mm
2.
50 mm
3.
65 125 mm
f.

g.

h.
i.

j.
k.
l.

m.

Jarak Maksimum
1m
1,2 m
1,5m

Pengeleman pipa-pipa PVC harus dilakukan sesudah ujungujung pipa dibersihkan bagian luar dan dalamnya sehingga
bersih dari semua kotoran dan minyak.
Untuk lem dipergunakan lem PVC yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat pipa, misalnya Isarplast, Super Glue atau yang
setaraf.
Kontraktor bertanggung jawab atas penyediaan material dan
pemasangan pada lokasi yang tepat.
Galian-galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman
sedikitnya 50 cm dibawah permukaan tanah dan kemiringan
2%.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak / tertumpu dengan baik.
Pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa pembuangan air kotor, tidak
boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.
Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa
oleh CM/Direksi semua kotoran harus dibuang dari lubang
galian, ditimbun dengan baik dengan tanah bekas galian
tersebut atau dengan bahan lain yang mendapat persetujuan.
Semua bahan penimbun harus bebas dari sampah dan batubatu besar.
Penimbunan galian harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu/merubah letak pipa.

IX.3.4. PENGUJIAN
a. Persyaratan Umum.
Setelah Roughing-in selesai dan sebelum memasang fixture,
seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan tertentu
dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa bocor. Apabila
sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok
atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi
tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti cara diatas
sebelum ditutup tembok atau bangunan tersebut. Pengujian
tekanan dilakukan setelah pipa terpasang sempurna beserta
perlengkapannya (bukan fixturrenya). Pengujian dilakukan
secara per bagian (tiap 100 meter) yang nantinya akan diulang
untuk keseluruhan sistem. Manometer yang dipakai untuk

pengujian harus memiliki diameter 15 cm dan mampu


menunjukkan hingga ketelitian 0.1 bar. Pengujian harus
dilakukan dengan sepengetahuan CM/Direksi dan dicatat oleh
Kontraktor setiap 15 menit. Untuk sistem pipa pembuangan
pengujian harus dilakukan sebelum perpipaan tersebut
disambungkan ke peralatan sanitair dan ke tempat
pembuangan akhir /STP. Pengujian dapat dilakukan persegmen
dengan memperhatikan tekanan kerja pipa tersebut. Pengujian
dengan cara menggelontor saja dengan air tidak
diperkenankan.
b. Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi adanya kebocoran
dengan tekanan 1,5 x tekanan kerja maksimum atau sama
dengan 10 kg/cm selama 24 jam tanpa adanya penurunan
tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out
harus tertutup. Bila ada kebocoran, harus segera diperbaiki
dengan beaya, material dan pekerjaan ditanggung oleh
Kontraktor, termasuk beaya pengetesan.
c. Kerusakan atau kegagalan pengujian. Apabila pada waktu
pemeriksaan atau pengujian, ternyata terjadi kerusakan atau
kegagalan dari suatu instalasi atau suatu bahan dari instalasi,
ataupun plambing fixture, maka Kontraktor harus mengganti
bahan yang rusak/gagal tersebut, dan pemeriksaan/pengujian
dilakukan lagi sampai memuaskan. Penggantian atas bagian
pipa atau bahan yang gagal/rusak tersebut harus dengan pipa
atau bahan yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan
lain apapun tidak diperkenankan. Pengujian untuk pipa
pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan selama
jangka waktu sedikitnya 6 jam dengan tinggi kolom air
sedikitnya 3 meter diatas sambungan pipa yang tertinggi,
dengan memperhatikan tekanan kerjanya(5 kg/cm).
IX.3.5. DESINFEKSI
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi
untuk seluruh instalasi air sebelum pekerjaan tersebut
diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine
kedalam sistem pemipaan, dengan cara/metoda yang disetujui
oleh CM/Direksi. Dosis chlorine tidak kurang dari 50 ppm (part
per million) selama sedikitnya 16 jam. Pekerjaan ini harus
disaksikan oleh CM/Direksi.
c. Setelah 16 jam, seluruh sistem pemipaan harus dibilas dengan
air bersih sehingga kadar chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
d. Semua katup pada sistem pemipaan yang sedang mengalami
proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa
kali selama jangka waktu 24 jam tersebut diatas.
IX.3.6. PETUNJUK KHUSUS
Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor
harus memberi tanda-tanda dengan pinsil atau tinta merah pada
dua set gambar plambing atas segala perubahan, pengharusan

atau penambahan pada rencana instalasi tersebut. Gambar


tersebut akan diserahkan kepada CM/Direksi. Kontraktor harus
menyerahkan kepada CM/Direksi, gambar instalasi sesungguhnya
sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.

PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR


I.

SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

I.1.

SITUASI/LOKASI
Lokasi proyek adalah pada lahan Pembangunan Bangunan Gedung Intensif
Griya Wreda - Surabaya.
a.

Lahan

proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana

keadaannya

waktu

Penjelasan

Lelang.

Penyedia

Jasa

hendaknya

mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman


proyek tersebut.
b.

Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

I.2.

AIR DAN DAYA


a.

Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang


dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala
macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya
yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
2 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin secara kualitas dan kuantitasnya.

b.

Penyedia Jasa harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya


sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem
listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia
Jasa harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Penyedia Jasa harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

I.3.

SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga
agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air

RKS Arsitektur 1

hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat


atau menurut petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
I.4.

KANTOR PENYEDIA JASA, LOS & HALAMAN KERJA, GUDANG & FASILITAS
LAIN.
Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja,
gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa harus
juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Pemilihan lokasi untuk hal
tersebut diatas harus seijin Direksi / Pengawas Lapangan .

I.5.

KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KIT)


Penyedia Jasa harus menyediakan Direksi Kit (Kantor Pengawas Lapangan) di
tempat pekerjaan / proyek berupa ruang kantor sementara beserta seperangkat
furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang
harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang

: ukuran 75 m2 atau 5m x 15m

b. Konstruksi : rangka kayu kalimantan, lantai plesteran, dinding double


plywood tidak usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas

: air dan penerangan listrik

d. Furnitur

: 5 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi.


1 meja rapat bahan plywood 18 mm uk. 120 x 240 cm dan 10
kursi.
2 unit meja gambar beserta peralatannya.
1 whiteboard uk. 120 x 80 cm.
1 rak arsip gambar plywood 12 mm uk. 120 x 240 x 30 cm

Penyedia Jasa harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor


tersebut beserta peralatannya.
I.6.

PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan . Penyedia Jasa tidak diijinkan

RKS Arsitektur 2

menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di


sekitar proyek tanpa ijin dari Direksi / Pengawas Lapangan .
I.7.

PEMBERSIHAN HALAMAN
a.

Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya


pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah
bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap
utuh.

b.

Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk


menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan
harus diangkut keluar dari halaman proyek.

c.

Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll. harus dilaporkan


kepada Direksi / Pengawas Lapangan

untuk diminta persetujuannya

sebelum pelaksanaan.
d.

Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka harus


melaporkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan .

I.8.

PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


a.

Peil 0.00 mengikuti petunjuk gambar / Konsultan Perencana.

b.

Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan


lain-lain harus mengambil patokan dari peil 0.00 tersebut.

I.9.

PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a.

Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter.
Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.

b.

Bouwplank

harus

benar-benar

datar

(waterpass)

dan

tegak

lurus.

Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Direksi / Pengawas


Lapangan .
c.

Bouwplank harus menunjukkan *ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding.


Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar
tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

RKS Arsitektur 3

II.

PENGUKURAN

II.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis, elevasi
persiapan lahan, dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Direksi / Pengawas Lapangan ,
termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman. Pekerjaan ini juga meliputi
peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi
ini.
II.2. STANDAR/RUJUKAN
Gambar DED
II.3. PROSEDUR UMUM
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan
patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran
yang dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka
dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan
untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus
disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan
dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon
tertutup adalah sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
Salah pentutup sudut = 10 n
(n = banyak titik / sudut)
Salah relatif 1 /10000
- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm)
(D = total jarak terpendek)

Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

RKS Arsitektur 4

c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun
patok patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan
pada patok harus dilaporkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan.
Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti
patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam
beton dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

c
f
d
b
a

Lapisan Batu

10

Tanah Dasar dipadatkan


Kepadatan Tanah 9095%

Tanah Lunak

100

90

15

20

45

2.5

Cm

Tanah Kerak

70

50

15

15

15

2.5

Cm

Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor

- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus


dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan
tanah.
- Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm
panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di
atas permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau
dengan cara lain yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

RKS Arsitektur 5

d. Tim Pengukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi / Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung jawab
memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada
Direksi / Pengawas Lapangan, Kontraktor harus menggunakan sejumlah
peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan
disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
II.4. BAHAN - BAHAN
II.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan
teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi,
tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
-

Pemeriksaan melintang

Ketinggian patok

Lokasi pengukuran

Konstruksi pengukuran

Potongan melintang

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat
yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan
oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa
Direksi

Pengawas

Lapangan

pada

waktuwaktu

tertentu

selama

pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Direksi / Pengawas


Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1 n
Kesalahan garis menyilang e2 = (L2 + D2)
L= perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan
RKS Arsitektur 6

D= perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat

Ketepa tan =

e
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki


dan diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap
terlihat jelas selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Direksi / Pengawas Lapangan tidak
membebaskan

Kontraktor

dari

seluruh

tanggung

jawabnya

membuat

pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan


posisi setiap struktur atau fasilitas.

III.

PERSIAPAN PERMUKAAN LAHAN

III.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pada halhal berikut :
-

Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alatalat dan bahan.

Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan jalan,


perkerasan jalan, saluran terbuka, saluran tertutup/goronggorong, jalur
utilitas, tapak bangunan dan lain lain seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

Pengupasan, perataan, pengaturan kemiringan, permadatan permukaan


tanah, penghamparan dan pemadatan lapisan pasir dan/atau sirtu sesuai
Gambar Kerja.

III.2. STANDAR/RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
d. Spesifikasi TeknisGalian, Urugan Kembali, dan Pemadatan
III.3. PROSEDUR UMUM
a. Umum
- Peil 0,00 ditetapkan diambil dari jalan lingkungan Griya Wreda yang
mana dinaikkan 0,60 m.
- Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Direksi / Pengawas Lapangan , untuk diuji dan disetujui. Kontraktor
juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika diminta oleh
Direksi / Pengawas Lapangan.
RKS Arsitektur 7

- Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti semua


detail/potongan, elevasi, bentuk, dimensi dan kerataan yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja meragukan,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Direksi / Pengawas Lapangan
sebelum memulai pekerjaan. Kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
Kontraktor akan menjadi tanggung jawabnya dan biaya perbaikan yang
diakibatkan karena hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
tidak dapat ditagihkan kepada Pemilik Proyek.
- Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas Lapangan

yang ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk,

dimana dan kapan memulai suatu bagian pekerjaan dan harus disetujui
Direksi / Pengawas Lapangan.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan
jadual pekerjaan setiap 2 (dua) minggu dan akan meliputi halhal berikut :

Daftar peralatan,

Daftar tenaga kerja,

Volume yang harus diselesaikan

Jadwal tersebut di atas harus disetujui Direksi / Pengawas Lapangan,


sebelum memulai setiap pekerjaan.
- Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga kerja
yang sudah dialokasikan untuk pekerjaan dalam daftar yang telah disetujui,
kecuali bila telah dilakukan pertimbangan sebelum melakukan pergantian
dan dengan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.
- Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan
persyaratan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Keterlambatan
pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian surat ijin tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buruk dan/atau hujan atau
bila tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan basah, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
- Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui Direksi /
Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
- Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya pekerjaan.
- Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :

Sebelum memulai pekerjaan

Sebelum menghentikan pekerjaan sehari-hari


RKS Arsitektur 8

- Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan dalam


pekerjaan ini harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan dimulai.
c. Pembersihan dan Pembongkaran
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua sisa-sisa bongkaran
bangunan lama, pondasi dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas
sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas
Lapangan.
Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus
dibongkar sampai kedalaman secukupnya untuk membuang semua sisa
bongkaran yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.
d. Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas
Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi penggalian bahan yang sesuai
yang berasal dari lapisan penutup tanah asli pada daerah yang ditentukan
atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang ditentukan
untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.
III.4. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.
III.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
- Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan
pendukung, harus tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah dari 100 mm
terhadap ketinggian yang ditentukan dan harus dapat mengalirkan air
permukaan. Kemiringan sisi harus diselesaikan dengan baik sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
- Kontraktor bertanggung jawab menjaga keseimbangan semua timbunan
dan mengganti bagian yang rusak atau yang salah penempatannya karena
kelalaian Kontraktor atau karena keadaan cuaca seperti badai.
- Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit, saluran dan
struktur sementara yang tidak boleh berada di tempat harus dibongkar dan
dibuang pada kedalaman 900 mm di bawah elevasi permukaan akhir dan
lubang tersebut harus segera ditimbun dan dipadatkan.
- Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang disediakan
sampai pekerjaan persiapan dan perataan diserahterimakan seluruhnya
dan disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.

RKS Arsitektur 9

- Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan, semua tanah


lapisan atas, pembersihan dan pembongkaran harus telah selesai
dikerjakan dan disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
- Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan harus dari
jenis alat yang disetujui, yang disesuaikan dengan kondisi tanah pada
lokasi dimaksud.
- Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil atau
dibawah kelas yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan, harus diperbaiki
dan diratakan kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
- Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh
dipindahkan dan tidak boleh diganti.
- Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang pengamat
yang hancur atau rusak harus diperbaiki sesuai petunjuk Direksi /
Pengawas Lapangan.
- Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar
dicapai hasil yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini, kecuali bagian
bagian yang harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan.
- Pada setiap akhir pekerjaan, semua lubang harus ditutup atau ditimbun
dan lahan yang terdiri dari tanah lepas harus diratakan dan dipadatkan.
- Setiap penggalian, pengurugan atau pemadatan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi.
b. Pembersihan dan Pembongkaran
Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan. Umumnya pembersihan
dan pembongkaran berada pada lahan yang akan dibangun, lokasi
penyimpanan bahan, dan lahan lain seperti ditentukan dalam Gambar Kerja.
Pembersihan dan pembongkaran harus dilakukan sebelum pekerjaan
perataan.

IV.

PEMBONGKARAN

IV.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pembangunan gedung, sebagian jalan, utilitas dan lainnya
yang berada dalam batas lahan yang ditentukan, seperti ditunjukkan dalam
Gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
IV.2. STANDAR/RUJUKAN
a. Spesifikasi TeknisPersiapan Permukaan Lahan

RKS Arsitektur 10

b. Pekerjaan ini juga harus mengikuti ketentuanketentuan yang berlaku dan


sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
IV.3. PROSEDUR UMUM
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan Pemilik
Proyek untuk memutus semua jaringan utilitas dan jalur pelayanan di dalam
lahan pekerjaan pembongkaran.
b. Kontraktor bekerja sama dengan Pemilik Proyek harus menandatangani dan
mencatat lokasi utilitas di atas dan di bawah tanah yang masih bekerja dan
yang sudah diputus dengan tanda yang jelas.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Pemilik Proyek akan memindahkan peralatan,
perlengkapan, bahanbahan bangunan dan lainnya untuk diselamatkan dan
digunakan kembali. Semua peralatan, perlengkapan dan bahanbahan yang
dianggap tidak bernilai oleh Pemilik Proyek atau Pengawas Lapangan / harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk segera menyingkirkannya dari
lokasi Pemilik Proyek agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
IV.4. BAHAN - BAHAN
IV.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
- Sebelum

memulai

pekerjaan,

Kontraktor

harus

menyiapkan

dan

menyerahkan Rencana Detail pembongkaran kepada Direksi / Pengawas


Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor

bertanggung

jawab

untuk

pembongkaran

dan

operasi

pemindahan yang baik dan dapat diterima dan harus melaksanakan


pembongkaran dengan berhatihati.
- Semua bahan yang terkumpul dari pembongkaran harus tetap menjadi
milik Pemilik Proyek kecuali bila ditentukan lain. Semua bahan atau barang
yang diselamatkan harus dipindahkan dengan sedikit mungkin kerusakan
dan harus ditumpuk atau disimpan pada tempat yang telah dipilih
Kontraktor dan disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
- Kontraktor

harus

meratakan

lahan

pekerjaan

pembongkaran

dan

meninggalkan lahan tersebut dalam keadaan rapi dan bersih. Kontraktor


harus juga menjaga dan memelihara pohonpohon yang ada yang
dibiarkan tetap berada ditempatnya. Pekerjaan persiapan permukaan lahan
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus segera memperbaiki setiap barang yang rusak selama
pekerajan berlangsung, termasuk setiap kerusakan pada perkerasan,
RKS Arsitektur 11

trotoar atau tanah di sekitarnya yang diakibatkan oleh pengiriman bahan


bahan dan peralatan.
- Kontraktor

harus

menyediakan

penangkal

debu

untuk

mencegah

menyebarnya debu pada seluruh daerah pekerjaan.


- Kontraktor harus melindungi utilitas, jalur dan pelayanan eksisting yang
ditemukan selama pelaksanaan pekerjaan dan harus menutup/memutus
utilitas, jalur dan pelayanan ini. Pemilik Proyek dan bagian utilitas umum
harus diberitahu oleh Kontraktor sebelum memutus jalur pelayanan
tersebut.
- Menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menjaga/memelihara utilitas dan
jalur eksisting yang dipindahkan ke tempat yang telah ditunjuk, sehingga
semuanya tetap berjalan normal seperti sebelumnya.
- Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan masuk sementara sesuai
kebutuhan untuk kendaraan normal dan lalu lintas pejalan kaki.
- Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan sementara pada seluruh
lahan seperti diminta oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Pengamanan Daerah Kerja
Kontraktor wajib memasang pagar/dinding pembatas pada sekeliling daerah
bongkaran. Bahan pagar dan kelengkapannya harus disetujui Direksi /
Pengawas Lapangan.

V.

PEMBERSIHAN LAHAN

V.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan
sesuai dengan lokasi, tinggi dan jarak seperti ditentukan Direksi / Pengawas
Lapangan.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak dibatasi pada halhal berikut :
-

Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya

Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta


engineer dengan latar belakang pekerjaan tanah

Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang


ditentukan Pengawas Lapangan.

V.2. STANDAR/RUJUKAN
Semua standar dan peraturan yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.
V.3. PROSEDUR UMUM
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran
tanah bawah, sampah, akarakar, batubatuan, kayu, alangalang atau sisaRKS Arsitektur 12

sisa bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi


penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari
lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi /
Pengawas Lapangan. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di
lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau
reklamasi.
b. Pengawas Lapangan akan menentukan titiktitik lokasi yang akan dikerjakan,
dan Kontraktor harus memasang tonggaktonggak acuan dari titiktitik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama
Direksi / Pengawas Lapangan dan Kontraktor dan akan diterbitkan oleh
Direksi / Pengawas Lapangan untuk pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut
tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan
dan kelalaian yang dibuatnya.
d. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada setiap
jarak 50 meter dan ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan
pengangkutan.
e. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang
ditentukan Direksi / Pengawas Lapangan.
f. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 sampai 70 mm
sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan untuk keperluan pemadatan
dan keseimbangan harus seluruhnya atau sebagian dipotong seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kelebihan pemotongan harus diperbaiki.
g. Pada lokasilokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan
Pengawas Lapangan, harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan sampai
kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.
V.4. BAHAN-BAHAN
V.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200 mm, kecuali bila ditentukan
lain oleh Direksi / Pengawas Lapangan . Jarak/radius pengupasan minimal 50
mm atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Bahanbahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan batuan besar tidak
boleh tercampur pada tempat penumpukan. Bahanbahan yang tidak sesuai
harus dipisahkan dan dibuang ke tempat yang ditentukan Direksi / Pengawas
Lapangan.
c. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan di
sekeliling lokasi penumpukan.
RKS Arsitektur 13

d. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang
boleh digunakan. Penggantian peralatan harus digunakan dengan persetujuan
Direksi / Pengawas Lapangan.
e. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus diisi
atau ditutup, digilas dan diratakan dengan elevasi permukaan. Perataan
sementara dan drainase yang diperlukan harus dibuat dan dirawat oleh
Kontraktor untuk menjaga lokasi pekerjaan dari genangan air.
f. Tempat

penumpukan

tanah

lapisan

atas

harus

dilengkapi

dengan

pencegahan erosi dan harus dibuat sesuai petunjuk Direksi / Pengawas


Lapangan / .

PEKERJAAN ARSITEKTUR DAN INTERIOR


VI.

PEKERJAAN DINDING

VI.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
a. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang
disetujui Pengawas Lapangan. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
b. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran 5x12x22 cm dengan

mutu

terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Pengawas
Lapangan / .
c. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
e. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/ minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu

harus

diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Lapangan.


RKS Arsitektur 14

b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran


1pc : 4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
c. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 2
pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi
sampai minimum 20 cm di atas permukaan lantai setempat, dan sampai
setinggi minimal 180 cm untuk daerah yang lain diatas

permukaan lantai

setempat dan untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah serta pasangan


batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.
d. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum
hingga jenuh. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.
e. Pemasangan

dinding

batu

bata

dilakukan

bertahap, setiap tahap

maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang
dinding batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya

maksimal 12 m2 harus

ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x


12 cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter 6 mm
jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3
(tiga) meter. Mutu besi minimal U 22.
f. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama
sekali tidak diperkenankan.
g. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
h. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau
lebih.
i. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah
sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
j. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus
diberi pen dengan adukan 1 PC : 2 pasir.
k. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari

0,5 cm (sebelum
RKS Arsitektur 15

diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal


1cm (sebelum diaci/diplester).
l. Pada ambang atas kusen dengan lebar lebih kecil atau sama dengan 1,20 m
dipasang rolag batu merah, apabila lebih dari ketentuan tersebut, harus
dipasang balok latei dengan ukuran sesuai pada gambar n.1.
2.5

2 12

8 - 20

20

2 12

12
Gambar l.1. Potongan melintang balok latai

m. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 meter
persegi tanpa adanya pertemuan dinding apabila tidak tegambart harus
dipasang kolom praktis dari beton dengan mutu beton Minimal K - 175
2.5

2 12

8 - 20
2 12

12

12
Gambar l.2. Potongan melintang kolom praktis

Syarat-syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
a. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.
b. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
c. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan
diterima oleh Pengawas Lapangan.
d. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
pemborong.
 Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan
untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
RKS Arsitektur 16

 Syarat Penerimaan
a. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan; sesuai dengan yang tercantum dalam RKS.
b. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata
tidak bergelombang.
c. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas
permukaan bidang kerja.
d. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi.
e. Hasil akhir harus konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding
dengan perkerjaan finishing lainnya harus rapi.
VI.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang

diperlukan

dalam pelaksanaan

pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran

dinding batu

bata

bagian

dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai dengan pengarahan Pengawas Lapangan / di lapangan.
Persyaratan Bahan

a. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Pengawas Lapangan / serta memenuhi NI-8.

b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.


c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester
harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran,
harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.
Syarat-syarat pelaksanaan

a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir,


kecuali pada dinding batu bata trasram/ rapat air.

b. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran
1PC :3 PS (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang pantry, kamar
mandi, WC, dan bagian-bagian yang

ditentukan/disyaratkan dalam detail

gambar serta atas petunjuk Pengawas Lapangan).

RKS Arsitektur 17

c. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang dipersyaratkan.

d. Material lain yang tidak

terdapat

dalam

persyaratan di atas

tetapi

dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini,


harus bermutu baik dari jenisnya dan di setujui Pengawas Lapangan.

e. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan


tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari
pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan Pengawas Lapangan.


untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti
dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.

h. Sebelum memulai

pekerjaan, Kontraktor

diharuskan memeriksa

site/

lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk


dimulainya pekerjaan.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan
Kontraktor

kepada

Pengawas Lapangan.

tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut

sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau


sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

k. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk


membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan
Pengawas Lapangan.

l. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda
jenisnya, harus diberi/dibuat nat (tali air)

dengan

ukuran lebar 7 mm

dalamnya 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.

m. Plesteran

halus (acian) digunakan campuran PC dan air

sampai

mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah


plesteran berumur 8 hari (kering betul).

RKS Arsitektur 18

n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar


tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

o. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada

kerusakan

yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya
Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/
Pemakai.

p. Pada pertemuan antara dinding bata dengan komponen beton struktur , harus
diberi tali air sedalam 3 cm selebar 1 cm , kemudian kedalam tali air tersebut
disisipkan styrom foam 1 x 2 cm dan bagian terluar diisi dengan silicon rubber
sealant.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan

a. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.


b. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.

c. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu


pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Pengawas Lapangan.

d. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab


pemborong.
 Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan
untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.
 Syarat Penerimaan

a. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan


pelaksanaan; sesuai dengan ketentuan perencanaan serta persetujuan
Pengawas Lapangan.

b. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada
sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya,
permukaan rata tidak bergelombang.

c. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2


permukaan bidang kerja.

d. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi.


RKS Arsitektur 19

e. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang
kokoh. Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing
lainnya harus rapi.
VI.3. PEKERJAAN DINDING KERAMIK
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada ruangan atau seluruh bidang
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan

a. Jenis
Keramik tile buatan dalam negeri disetujui Konsultan Perencana dan atau
Pengawas Lapangan.

b. Warna
- Warna yang ditentukan harus sesuai dengan ketentuan perencana / sesuai
gambar.
- Warna ditentukan Perencana atau dalam gambar / setelah diputuskan
bersama dalam rapat Pengawas Lapangan.

c. Merk

: Sesuai dengan yang tertera dalam daftar material

d. Ketebalan

: Minimum 5 mm

e. Finishing

: Berglazuur Polished.

f. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.


g. M u t u

: Tingkat I (satu)

h. Bahan pengisi

: Grout semen berwarna

i. Bahan perekat
Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan penguat berupa bahan
perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat
bahan perekat tersebut.

j. Ukuran
Sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar perencanaan dengan pola
pemasangan sesuai detail gambar.

RKS Arsitektur 20

k. Pengendalian

pekerjaan

keramik ini harus sesuai

peraturan-peraturan

ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.

l. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
pasal 11 dan air harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 9.

m. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh - contohnya kepada Pengawas Lapangan.

n. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk


dari pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan
dilapangan, dengan campuran sesuai dengan ketentuan pabrik.
Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola


keramik yang disetujui Pengawas Lapangan.

b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.

c. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan


perekat seperti yang telah disyaratkan.

d. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.


e. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siarsiar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Pengawas Lapangan, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

f. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan,


warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

g. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong


keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

h. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

i. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

j. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam


air sampai jenuh.

k. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga


diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
RKS Arsitektur 21

l. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain


selama

3 x 24

jam

dan

di

lindungi

dari kemungkinan cacat pada

permukaannya.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan

a. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak.


Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.

b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu


pekerjaan dilaksanakan, maka Pemborong wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.
 Pengamanan

a. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang


telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan.

b. Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang,


permukaanya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi
terhadap kemungkinan cacat pada permukannya.

c. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang


sama sebanyak 0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada
Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.
 Standar Penerimaan

a. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan;


sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Pengawas Lapangan.

b. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh


permukaan tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak
bernoda.

c. Tolerasi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm/m2.


d. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah
yang terpasang kepada

Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat

Penyerahan material.

RKS Arsitektur 22

VII.

PEKERJAAN LANTAI

VII.1. PEKERJAAN SUB LANTAI


Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan lantai pada finishing lantai
dengan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
dengan Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/
0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9,
AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI
1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI- 8).
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum

digunakan terlebih dahulu harus di

serahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas


Lapangan.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk
baru, kualitas

penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus

terbaik dari

jenisnya

dan

harus

disetujui Pengawas

Lapangan.
3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir
urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimal.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil
atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal

lapisan

sub

lantai

minimal

dibuat

5 cm

atau

sesuai yang

ditentukan/ disyaratkan dan atas petunjuk Pengawas Lapangan.


6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
RKS Arsitektur 23

diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar


dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
7. Pekerjaan Sub Lantai ini harus diberi delatasi selebar 1 cm untuk kontrol joint
dan kedalam delatasi tersebut disisipkan styrofoam setebal 1 cm setinggi
tebalnya sub lantai.
8. Delatasi pada sub lantai tersebut diadakan pada setiap :
a. Pertemuan antara dinding bata / beton dengan sub lantai.
b. Pertemuan antara sub lantai dengan kolom beton.
c. Ruang ruang lebar dengan jarak delatasi 6 m.
VII.2. PEKERJAAN LANTAI
 KERAMIK TILE
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini
dilakukan pada ruang yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar
dan sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
1.

Jenis

: Keramik Tile

Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada
daftar material dan disetujui Pengawas Lapangan.
2.

Warna

a. Warna ditentukan kemudian.


b. Untuk masing-masing warna harus seragam
c. Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
3.

Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS
ini.

4.

Ketebalan

: Minimum 5 mm

5.

Finishing

: Berglazur dan Matt / finish kasar

6.

Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.

7.

Mutu

8.

Ukuran/jenis dan pemakaian

: Tingkat I (satu)

Sesuai gambar, dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail


yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
RKS Arsitektur 24

9.

Bahan pengisi

: Grout/ pengisi semen berwarna

10. Bahan perekat

Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan penguat berupa


bahan perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan
menambah daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat bahan perekat tersebut.
11. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
12. Semen Portland harus

memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI

1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan


dalam PUBI 1982 pasal 9.
13. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat
produk dari pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada
pelaksanaan di lapangan.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1.

Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu


harus

diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi / Pengawas

Lapangan.
2.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop


drawing dari pola keramik yang disetujui Pengawas Lapangan.

3.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.

4.

Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan


perekat seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan
bidang yang benar-benar rata.

5.

Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar


siar-siar), harus sama lebar maksimum

mm

dan

kedalaman

maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta Pengawas Lapangan


/ , yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
6.

Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan,


warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7.

Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong


keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan

8.

Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam


noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
RKS Arsitektur 25

9.

Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam


dalam air sampai jenuh.

10. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan


persetujuan Pengawas Lapangan . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang
disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan
penerimaan hasil perkerjaan ini.
11. Tepat diatas delatasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nat selebar 1
cm, kemudian kedalam nat selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting
dari silikon rubber sealant.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan :
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak.
Perbaikan

harus

dilaksanakan

sedemikian

rupa

hingga

tidak

mengganggu pekerjaan finishing lainnya.


2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan / . Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.
 Pengamanan

1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang


telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan. Selama 3 x 24 jam
sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap
kemungkinan cacat pada permukaannya.
2. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik
yang sama sebanyak 0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan
pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam
penawaran.
 Standar Penerimaan :
1. Pemborong

memenuhi

ketentuan

dan

persyaratan

mutu

dan

pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Pengawas


Lapangan.
2. Pelaksanaan pekerjaan lantai keramik harus dipasang rata (water pass)
pada permukaan peilnya datar, tidak bergelombang, warnanya seragam
serta tidak cacat/tidak bernoda. Toleransi kemiringan untuk permukaan
yang dapat diterima adalah 1 mm/m2; kecuali kemiringan lantai pada
RKS Arsitektur 26

permukaan lantai toilet/ruang wudhu yang harus dibuat miring


permukaan lantainya ke arah floor drain (sesuai gambar rancangan).
3. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah
yang terpasang kepada

Pemberi Tugas, dinyatakan dengan Surat

Penyerahan Material.

VIII. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA


VIII.1. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/JENDELA ALUMINIUM
Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,
hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, jendela serta seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan
petunjuk Pengawas Lapangan.
Persyaratan bahan
1.

Bahan

: Aluminium profile SF klas ekonomi produk Lokal

2.

Ukuran profil

: Lebar 4 dengan ketebalan minimal 1,6 mm.

3.

Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS.

4.

Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.

5.

Warna profil

6.

Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-

: Finishing Anodized 18 micron berwarna, warna coklat tua.

syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari


pabrik yang bersangkutan.
7.

Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam


detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

8.

Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di proyek dengan


dilengkapi bahan pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka
sesudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan / .

9.

Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes,
minimum 100 kg/m2.

10. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hari dan terhadap
tekanan air 15kg/m2 yang harus disertai hasil tes.
11. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.

RKS Arsitektur 27

12. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna


profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi

unit-unit, jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi

lagi warnanya sehingga dalam tiap unit di dapatkan warna yang sama.
13. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
a. untuk tinggi dan lebar 1 mm.
b. untuk diagonal 2 mm.
14. Accessories

: sesuai dengan yang ditentukan oleh standar pabrik.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan

membuat

contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang
ditentukan oleh Pengawas Lapangan / .
2.

Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,

dengan

membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pengawas


Lapangan / ,

meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan

ukuran.
3.

Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.

4.

Pemotongan aluminium dan stainless steel hendaknya


material

dijauhkan

dari

besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada

permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman


dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5.

Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

6.

Akhir

bagian

kusen

harus disambung dengan kuat dan teliti dengan

sekrup, rivet, stap dan harus cocok.Pengelasan harus rapi untuk


memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
7.

Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium dan stainless steel terbuat


dari steel plate dan plate stainless steel setebal minimal 2 mm dan 1,2 mm
ditempatkan pada interval 600 mm.

8.

Penyekrupan harus

dipasang

tidak terlihat

dari

luar dengan sekrup

anti karat/ stainles steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
RKS Arsitektur 28

sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dan
stainless steel harus ditutup oleh sealant.
9.

Disyaratkan bahwa kusen aluminium dan stainless steel dilengkapi oleh


kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela terbuka/swing dan dapat dipasang door
closer.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.

10. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal
yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium dan stainless steel di satu sisi
dinding adalah 10 - 25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela terbuka/swing aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(pelubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus
waterpass.
13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
15. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
16. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Lapangan /

sebelum perkerjaan di mulai. Biaya

pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang


disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan
hasil perkerjaan ini.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kusen yang rusak/cacat/kena
noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Pengawas Lapangan
dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
RKS Arsitektur 29

2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung
jawab Pemborong.
 Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kusen
yang sudah terpasang. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini
menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai hasil pekerjaan diterima
dengan baik (Serah Terima II).
2. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan
pada persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
 Syarat Penerimaan
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1. Hasil pekerjaan kusen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat
satu sama lainnya, terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan
satu kesatuan dengan jenis pintu yang telah ditetapkan pada gambar
rancangan dan spesifikasi bahan.
2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
perancangan, show drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh
Pengawas Lapangan / .
VIII.2. PEKERJAAN DAUN PINTU TOILET
Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan daun pintu merupakan daun pintu, dipasang pada ruang-ruang
seperti yang dinyatakan dalam gambar.
3. Penggunaan untuk Toilet Public, toilet karyawan dan toilet lain sesuai dengan
gambar rancangan
Persyaratan Bahan
1. Ukuran

: Sesuai dengan gambar rancangan

2. Ketebalan

: Minimum 18

3. Ketinggian

: sesuai gambar rancangan.

RKS Arsitektur 30

4. Finishing

: Sesuai dengan sistem dan produk yang dipakai berdasarkan


standar pabrik.

5. Produk

: Import dengan merk ditentukan sesuai dengan yang tertera


dalam daftar material RKS ini.

6. Kelengkapan : Asesoris ( Kunci berindikator, Engsel, adjustable, dll )


Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubanglubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.

2.

Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan


contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini kepada
Pengawas Lapangan.

3.

Contoh-contoh tersebut harus disertai brosur-brosur atau sertifikat yang


berisi keterangan tentang kualitas bahan tersebut, dan harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

4.

Apabila oleh Pengawas Lapangan dianggap perlu, contoh harus diserahkan


dalam keadaan terpasang/tersusun rapih sesuai dengan yang akan
dilaksanakan. Mock up ini sudah termasuk di dalam penawaran kontraktor.

5.

Contoh terpasang tersebut dengan ukuran satu unit typical menggunakan


komponen sesuai dengan gambar rencana.

6.

Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan di tempat


pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung, dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.

7.

Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat
lain serta penempelan duropal terhadap kedua sisi rangka yang diperlukan.
Agar

tetap

terjamin

kekuatannya

dengan

memperhatikan/menjaga

kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.


8.

Jika diperlukan, harus menggunakan skrup galvanis atas persetujuan


Pengawas Lapangan, tanpa meninggalkan cacat pada permukaan daun
pintu yang tampak.

9.

Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
RKS Arsitektur 31

11. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
12. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama pelaksanaan di masa garansi, atas biaya kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
13. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas. sebelum perkerjaan
di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mockup yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan
penerimaan hasil perkerjaan ini.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
Pintu-pintu yang cacat atau pemasangannya kurang rapi harus segera
diperbaiki.
 Pengamanan
Semua pekerjaan yang sudah terpasang harus dilindungi dari pengaruhpengaruh cipratan plesteran, noda-noda, las dan sebagainya.
 Syarat Penerimaan
1. Daun pintu terpasang dengan baik dan sempurna kokoh, siku, sesuai
dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Pengawas Lapangan, termasuk
pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakan.
2. Daun pintu yang terpasang harus dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.

IX.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk dalam

pekerjaan

ini

meliputi pengadaan tenaga

kerja,

bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan


dalam

pelaksanaan pekerjaan hingga dapat

tercapainya hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.


2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh
alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh
detail yang di sebutkan/ditentukan dalam gambar.

RKS Arsitektur 32

Persyaratan Bahan
1.

Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam

dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah

disetujui Pengawas Lapangan.


2.

Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan


pabrik. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat
aluminiun yang tertera nomor pengenalnya.

3.

Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anakanak kunci harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed
enamel finish' di lengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus

menggunakan

engsel

piano

serta dilengkapi denah.


4.

Perlengkapan daun pintu :


a. Perlengkapan seluruh daun pintu/jendela sesuai dengan daftar hardware.
b. Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS
ini.
c. Engsel (butterfly hinges) dengan pemasangan tiga buah untuk pintu
tunggal dan enam buah untuk pintu double.
d. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan
sama dengan bahan engsel, finish

satin stainless

steel atau satin

chromium.
e. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan
dalam gambar, di pasang peralatan-peralatan dari merk seperti daftar
hardware berikut atau disetujui Pengawas Lapangan.
f. Door Closer sesuai daftar hardware, menggunakan

type

hidrolik,

automatic back check dengan 'adjustable force'. Pengatur kecepatan


closing dan latch, di kehendaki jenis 'hold - open', yaitu pintu dapat
menutup secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan
sudut buka tertentu.
g. Lock set dan handle
5.

Handle untuk kunci-kunci pintu sesuai daftar hardware, atau yang disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan / .

6.

Jenis bahan dan penggunaan :


a. Engsel digunakan untuk daun pintu panel kayu, daun pintu kaca dan pintu
baja.
b. Flush bolt/grendel digunakan untuk daun pintu double dan jendela.
c. Kunci berikut indikator digunakan untuk pintu toilet dan shower.
RKS Arsitektur 33

d. Door stoper digunakan untuk semua pintu.


e. Door closer digunakan untuk semua pintu kecuali pintu-pintu frameless
dan pintu yang menggunakan floor hinge.
f. Floor hinges digunakan untuk pintu double rangka aluminium dan pintu
frameless.
g. Lock set digunakan pada semua pintu kecuali pintu WC.
h. Back plate dan handle digunakan pada semua daun pintu.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua peralatan yang

akan

digunakan

dalam pekerjaan ini, sebelum

dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Pengawas


Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2.

Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang


bersangkutan.

3.

Apabila dianggap perlu, Pengawas Lapangan dapat meminta mengadakan


tes - tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh - contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan.

4.

Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor


sepenuhnya.

5.

Engsel

atas

bawah.

dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke

Engsel

permukaan

bawah di pasang tidak lebih dari 32 cm (as)

lantai

dari

ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah

antara kedua engsel tersebut.


6.

Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

7.

Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada

kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama

sekali.
8.

Pemasangan door closer pada batang kusen dan daun pintu, di atur
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu,
serta dapat berfungsi dengan baik.

9.

Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door
stop dari merk dan type seperti yang telah di syaratkan, dipasang dengan
baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

10. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun
pintu sama.
11. Penarik pintu ( handle ) dipasang 100 cm ( as ) dari permukaan lantai
setempat.

RKS Arsitektur 34

12. Posisi 'lock' dan 'latch' harus di ajukan kepada Pengawas Lapangan / untuk
mendapatkan persetujuan.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
1. Pemasangan hardware yang tidak rapih dan mengalami cacat atau terkena
noda pada permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan
kembali.
2. Perbaikan

harus

dilaksanakan

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

mengganggu pekerjaan finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing


yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini maka kerusakan pekerjaan
finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong.
 Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai
dilaksanakan,

sehingga

terhindar

dari

kejadian-kejadian

yang

bisa

menimbulkan kerusakan.
 Standar Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat.
IX.1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT BETON EXPOSED FINISHING CAT
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik. Meliputi pekerjaan langit-langit finishing cat seperti yang
disebutkan dan ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal
1. Cat Vinyil

Arcylic Emulsion digunakan

sebagai cat finishing langit-langit

dalam dan Weather Shield untuk langit-langit luar.


2. Warna

: Ditentukan Pearl White.

3. Pengencer

: Air bersih 20 %.

4. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.


5. Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis atau sampai benar benar rata.

RKS Arsitektur 35

Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan
harus diserahkan contoh Cat

untuk mendapatkan

terlebih dahulu
persetujuan

dari

Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.


2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk
dummy/contoh kepada Pengawas Lapangan dan konsultan Perencana untuk
mendapat persetujuan.
3. Semua bidang Langit-langit, dilapis/dirender dengan pola acale menggunakan
Skin Cost Mill Putih, yang merupakan campuran 7 bagian Mill putih dan 2
bagian semen.
4. Bidang pengecatan siap di cat setelah diplamir terlebih dahulu. Sebelum
diplamir, plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
disetujui Pengawas Lapangan.
5. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contohcontoh warna, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
6. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda - benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2
jam.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka
harus segera dibersihkan.
 Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan pengotoran pada tembok/dinding.
 Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan
rata (tidak belang-belang).

X.

PEKERJAAN SANITAIR
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan
dan alat - alat bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

RKS Arsitektur 36

2. Pekerjaan

sanitair

ini

dipasang

pada

tempat

dan

ruangan

yang

dinyatakan/ditunjuk pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Pengawas


Lapangan / .
Persyaratan Bahan

1. Perlengkapan sanitair untuk toilet menggunakan produk TOTO atau AMSTAND dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dengan alternatif pilihan
sebagai berikut :
TOILET

Alt. 01

Alt. 02

TOTO

KIA American Standard

Kloset duduk

C 48 / TV 150 NS

Urinoir

U57M

Mini Wash Brook Top Spud

Wastafel

LW 501J / TX 111 LRYR /

Ovalyn 23 Vanitory + kran

TS 126 AR

00701102

Jet spray

TX 403 SV3

A 4700 A CH

Floor drain

TX 1 B

S10799

Tempat sabun

S 156 N

AAR 3A7CXX

Penggantung baju

TS 118 WS

AAR 3A9CXX

2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan

didapatkan di

pasaran, kecuali bila ditentukan lain.


3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah di sediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian
dan syarat-syarat dalam buku ini.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua

bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas

Lapangan beserta
persetujuan.

persyaratan / ketentuan

pabrik untuk mendapatkan

Bahan yang tidak di setujui harus di

ganti tanpa biaya

tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti
harus di setujui Pengawas Lapangan berdasarkan contoh

yang diajukan

Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari

gambar-gambar
bentuk,

pola,

penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

RKS Arsitektur 37

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai

pekerjaan disuatu tempat

bila ada

kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan


6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
yang terjadi selama

masa

kerusakan

pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya

Kontraktor, selama kerusakan bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi


Tugas.
8. Pelaksanaan

pemasangan

harus

menghasilkan

pekerjaan

yang

sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya .


9. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Lapangan sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui
akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil
perkerjaan ini.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan
cara-cara yang dianjurkan oleh pabriknya.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lain
keramik tersebut maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya pemborong.
 Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus
dibiarkan mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan
terkena

cairan-cairan

dan

benda-benda

lain

yang

mungkin

bisa

menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi


Pemborong harus memperbaiki cacad tersebut hingga pulih kembali seperti
semula atas biaya Pemborong.
 Standard Penerimaan

RKS Arsitektur 38

1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan
rapat, tidak bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.
2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya
dan dapat berfungsi dengan sempurna, tanpa cacad.

XI.

PEKERJAAN PENGECATAN

XI.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail
yang

ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan Pengawas

Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal,
2. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam
dan Weather Shield untuk dinding luar. Dan pada faade tertentu
menggunakan cat granite texture sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar atas petunjuk Konsultan Perancang dan/atau Pengawas Lapangan.
3. Warna

: Ditentukan Kemudian.

4. Pengencer

: Air bersih maksimal 20 %.

5. Pengeringan

: Minimum setelah 4 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.

6. Sistem Pengecatan : Minimal 3 lapis atau sesuai dengan standar yang


dikeluarkan oleh produsen cat, terutama produsen cat granite texture.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum digunakan

terlebih dahulu

harus diserahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari


Direksi/ Konsultan Perencana.
2. Kontraktor harus

menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk

dummy/contoh kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.


3. Semua bidang dinding, kecuali bagian yang diexpose, dilapis/dirender dengan
pola acale menggunakan Skin Cost Mill Putih, yang merupakan campuran 7
bagian Mill putih dan 2 bagian semen.
4. Bidang pengecatan siap di cat setelah diplamir terlebih dahulu. Sebelum
di plamir, plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
disetujui Pengawas Lapangan.
RKS Arsitektur 39

5. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contohcontoh warna, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
6. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda - benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2
jam.
7. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Lapangan sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui
akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil
perkerjaan ini.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
Apabila pada permukaan didning yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka
harus segera dibersihkan.
 Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan pengotoran pada tembok/dinding.
 Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan
rata (tidak belang-belang).
XI.2. PEKERJAAN PENGECATAN BESI
Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahanbahan,

peralatan dan

pelaksanaan

alat-alat bantu lainnya yang

diperlukan dalam

pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang

bermutu baik dan sempurna.


2. Meliputi pengecatan permukaan tangga besi atau pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Pengawas
Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Digunakan bahan cat produk dalam negeri yang bermutu jenis Super gloss
dan disetujui Pengawas Lapangan.
2. Bahan untuk cat dasar di gunakan dari bahan sesuai yang di syaratkan
oleh pabrik yang bersangkutan.

RKS Arsitektur 40

3. Bahan yang di gunakan harus memenuhi syarat - syarat yang di tentukan


dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K-41 dan NI.4.
serta mengikuti ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
4. Warna akan ditentukan kemudian.
5. Ketebalan : 2 x 30 micron dengan interval 2 jam.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Bahan sebelum digunakan harus diserahkan contoh - contohnya kepada


Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuannya.

2.

Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan


pengecatan dan telah disetujui Pengawas Lapangan.

3.

Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak/lemak dan
"karat" serta dalam keadaan kering.

4.

Permukaan

pengecatan di amplas dengan amplas yang halus untuk

memperoleh permukaan yang halus, rata dan ber sih dari karat.
5.

Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.

6.

Ulaskan satu atau dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari

produk

seperti jenis yang disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang


ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
7.

Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering,


barulah cat akhir di lakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari
pabrik yang bersangkutan.

8.

Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

9.

Pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun.

10. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.


Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
1. Apabila pada permukaan logam yang telah dicat terkena noda/kotoran,
maka harus segera dibersihkan.
2. Pekerjaan logam yang telah dicat sebelum dikirim ke tempat pekerjaan
harus diperiksa terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan / , dan kalau
tidak memenuhi syarat pekerjaan tersebut harus diperbaiki dengan cara
seluruh catnya dibuang dengan digosok, semua karat-karat yang terdapat
dipermukaan logam harus dibersihkan dengan sikat kawat hingga terlihat
permukaan logam yang bersih lalu segera permukaan luarnya diberi cat
dasar dengan cara seperti tersebut di atas.

RKS Arsitektur 41

 Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan logam yang sudah selesai
dilaksanakan

sehingga

terhindar

dari

kejadian-kejadian

yang

bisa

menimbulkan pengotoran pada logam.


 Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan logam harus rapi dan rata (tidak
belang-belang).
XI.3. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU
Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu
yang nampak serta pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produk Super Gloss.
2. Primer

: 1 lapis jenis Pinotex Clear 980-8001 setebal 35 micron, interval


16 jam. Untuk hasil solid, dengan system spray.

3. Undercoat

: 1 lapis Undercoat 511-setebal 35 mikron, interval 16 jam.

4. Cat 2 lapis cat kayu setebal mikron, interval 18 jam. Untuk hasil Duco, dengan
system spray.
5. Cat 2 lapis cat kayu utama dengan full, sesuai standard pabrik. Untuk hasil
Melamic dilakukan dengan sistem spray.
6. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan
sama tebalnya.
7. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 53, BS No.3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI-4 serta
mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Warna akan ditentukan kemudian.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).

RKS Arsitektur 42

2.

Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk
dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Pengawas Lapangan / .

3.

Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan


pekerjaan pada bidang pengecatan.

4.

Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan /


mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada
Pengawas Lapangan, selanjunya akan diputuskan jenis bahan dan warna
yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.

5.

Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik


pembuatnya.

6.

Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

7.

Bila

terjadi

ketidaksempurnaan

dalam

pengerjaan,

atau

kerusakan,

Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama


mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
8.

Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain memperoleh permukaan


yang halus, rata dan bersih juga harus bebas dari minyak.

9.

Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.

10. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan
diatas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan.
11. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar
dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Selanjutnya undercoat dilakukan
dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.
12. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta telah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
13. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau
dengan spray sesuai persyaratan.
14. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.
Syarat Pemeliharaan
 Perbaikan
Pekerjaan cat kayu yang kurang rapi dan baik harus segera diperbaiki,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
RKS Arsitektur 43

 Pengamanan
Setelah pekerjaan cat kayu selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
kerusakan terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya.
 Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan cat kayu ini harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata
dan jelas menunjukkan motip kayunya serta tidak cacat.

XII.

PEKERJAAN WATER PROOFING


Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat - alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan Water Proofing ini dilakukan meliputi seluruh area yang
ditunjukkan/dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Pengawas
Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Waterproofing untuk atap beton
Bahan waterproofing yang diaplikasikan menggunakan sistem pemasangan
panas (torch on) harus dari jenis lembaran yang mempunyai reinforcement
dan bahan dasar polyester, non woven dan modified bituminous compound
yang diformulasikan dengan bitumen dan atactic polypropylene dengan tebal
minimal 3 mm. Bahan waterproofing harus memiliki karakteristik sesuai
standar dari pabrik pembuatnya, antara lain sebagai berikut :
- Memiliki karakteristik fisik, kimiawi & kepadatan yang merata dan konstan.
- Elastis
- Susunan bahan tidak berubah akibat perubahan cuaca.
2. Waterproofing untuk daerah basah (Toilet, reservoir dan lain-lain), kanopi
Bahan waterproofing yang diaplikasikan dengan cara di coating dari bahan
polymer modified cementitirus waterproofing slurry dengan ketebalan rata-rata
1 mm. Bahan waterproofing harus memiliki karakteristik sesuai standar dari
pabrik pembuatnya.
3. Standar bahan dan pemasangan sesuai yang ditentukan oleh pabrik
pembuatnya dan memenuhi standar ASTM.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Umum
- Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Lapangan untuk
RKS Arsitektur 44

mendapatkan persetujuan. Pengajuan/ penyerahan harus disertai dengan


brosur/spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
- Kontraktor harus melindungi material waterproofing dari kerusakan akibat
cuaca ataupun dari aktivitas konstruksi yang sedang berlangsung.
- Semua pekerjaan waterproofing harus dilaksanakan sesuai rekomendasi
dan petunjuk pemasangan pabrik pembuat dan dibawah pengawasan ahli
yang berpengalaman yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.
- Untuk permukaan dengan lubang buangan, permukaan harus dibuat
dengan kemiringan 1% ke arah lubang buangan.
2. Pemasangan.
a. Pemasangan waterproofing untuk atap beton
- Permukaan yang akan diberi lapisan waterproofing harus bersih, bebas
dari curing compound, debu, partikel-partikel halus, laitance, oli atau
material-material yang dapat merusak daya lekat lainnya. Permukaan
juga harus bebas dari keretakan dan kebocoran.
- Mortar fillet (pinggulan) harus dipasang pada setiap sudutan dan
pertemuan antara bidang vertikal dan horisontal.
- Tidak diperkenankan ada kerutan pada membrane dan pada daerah
sambungan harus terdapat overlap minimum 5 cm atau seperti yang
tercantum dalam petunjuk pemasangan pabrik.
b. Pemasangan waterproofing untuk daerah basah, kanopi dan lain-lain
- Permukaan yang akan diberi lapisan waterproofing harus bersih, bebas
dari curing compound, debu, partikel-partikel halus, laitance, oli atau
material-material yang dapat merusak daya lekat lainnya. Permukaan
juga harus bebas dari keretakan dan kebocoran.
- Jika ada celah antara beton dan lubang buangan harus diisi dengan
material grouting dan sealant dengan bahan penutup celah yang
direkomendasikan.
- Adukan 1:3 semen pasir digunakan untuk melakukan kemiringan kearah
lubang buangan dan dilaksanakan diatas lantai beton yang telah
disiapkan dan bagian atas screed yang akan diwaterproofing.
- Screed tersebut harus berumur minimal 7 hari sebelum dilakukan
pekerjaan waterproofing.
- Keretakan-keretakan/kerusakan yang terjadi pada permukaan screed
harus diperbaiki oleh Kontraktor.

RKS Arsitektur 45

- Bahan waterproofing diaplikasikan dalam 2 kali coating dengan ketentuan


lapisan kedua dilakukan diatas lapisan pertama yang sudah kering
dengan arah berlawanan.
- Bahan waterproofing yang sudah diaplikasikan harus kering sebelum
dilakukan pekerjaan finishing yang lain.
c. Pengujian/Testing
- Kontraktor harus mengadakan percobaan pengetesan terhadap hasil
yang telah dilaksanakan atas biaya sendiri.
- Pengetesan dilaksanakan dengan melakukan perendaman selama 3 hari
untuk mengetahui apakah masih terjadi kebocoran.
- Jika terjadi kebocoran, kontraktor harus memperbaiki area tersebut dan
dilakukan perendaman ulang sampai tak terjadi kebocoran.
- Pengujian harus mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
- Percobaan pengujian ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan.
3. Proteksi dan Finishing
a. Proteksi & Finishing waterproofing untuk atap beton
- Setelah dilaksanakan pengetesan, lapisan waterproofing harus dilindungi
dengan adukan semen pasir 1:3 dan dibuat kemiringan ke arah drain
dengan ketebalan minimum 25 mm.
- Adukan semen pelindung harus dilakukan proses pendinginan/curing
selama min 7 hari dengan metode yang telah disetujui
- Kondisi permukaan untuk penyelesaian akhir yang akan diaplikasikan
harus sesuai dengan desain dari konsultan Perencana.
b. Proteksi & Finishing waterproofing untuk daerah basah, kanopi
- Setelah dilaksanakan pengetesan, lapisan waterproofing harus dilindungi
dengan adukan semen pasir 1 : 3 dan dibuat kemiringan ke arah lubang
buangan dengan ketebalan minimum 25 mm.
Syarat Pemeliharaan
Pemborong

wajib

mengadakan

perlindungan

terhadap

hasil

pekerjaan/pemasangan yang telah dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya


kerusakan permukaannya, pergeseran yang terpasang/cacat
Bila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh Pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki/mengganti sampai

RKS Arsitektur 46

dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Biaya yang diperlukan


untuk perbaikan merupakan tanggung jawab Pemborong.
Standard Penerimaan
 Pengujian
Kontraktor harus mengadakan percobaan pengetesan terhadap hasil yang
telah dilaksanakan atas biaya sendiri.
 Standard Penerimaan :
1. Pekerjaan water proofing sudah dapat diterima apabila hasil test water
proofing 100% tidak terjadi kebocoran.
2. Kontraktor harus memberikan sertifikat jaminan atas semua pekerjaan
terhadap kemungkinan bocor dan cacat lainnya akibat kegagalan/tidak
berfungsinya bahan; termasuk didalamnya jaminan mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi/diakibatkannya.
XIII. PEKERJAAN PEMASANGAN KACA CLEAR
Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan
hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pemasangan soffront (kaca mati), jendela kaca, pintu
kaca dan daun pintu kaca frameless, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan seuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
1. Untuk sliding door dan jendela di area main entrance, bahan dari kaca terdiri
atas kaca polos (clear glass) tebal minimal 6 mm untuk pintu kaca berangka
dan daun jendela kaca.
2. Bahan kaca tersebut dari produk dalam negeri yang bermutu baik Produk
Lokal dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Tebal bahan kaca, ukuran dan lokasi pemasangan sesuai dengan kebutuhan
yang ditunjukkan dalam gambar

rancangan.

4. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 63 dan memenuhi SII 0189-78.
5. Toleransi bahan : Ukuran-ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang
diizinkan maksimal 2,00 mm.
6. Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca yang
digunakan yang berbentuk segi empat panjang harus mempunyai sudut siku

RKS Arsitektur 47

serta tepi potongan yang rata dan lurus, dengan toleransi kesikuan maksimum
1,50 mm untuk setiap 1 meter panjang.
7. Adapun untuk ketebalan bahan kaca lembaran dengan toleransi yang
diizinkan maksimum 0,30 mm.
8. Segala alat bantu atau perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan daun
pintu frameless harus terbuat dari bahan stainless atau sesuai yang
disyaratkan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dilakukan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti dengan
seksama gambar-gambar untuk itu dan keadaan lapangan yang ada (ukuran
serta lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Sebelum pelaksanaan dimulai penimbunan bahan-bahan ditempat pekerjaan
harus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik dan sempurna.
2. Hasil pemasangan daun pintu, jendela, soffront dan frameless harus rata
dengan permukaan rangka kusen/frame, siku, tidak membentur permukaan
lantai dan semua peralatan yang dipasang dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.
3. Bahan kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang) yang
berisi gas yang terdapat dalam kaca, bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari gumpilan tepi
(tonjolan pada sisi panjang dan lebarnya kearah keluar/masuk), bebas dari
benang (string) dan gelombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan
awan serta goresan dan lengkungan.
4. Semua sisi kaca harus digurinda sampai licin, rata dan halus.Pekerjaan ini
harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang khusus dan telah berpengalaman
dalam bidang pemasangan pintu frameless, pintu kaca, jendela kaca dan
soffront, dan pemasangan harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya
dapat berfungsi dengan baik.
5. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas Lapangan sebelum perkerjaan di mulai. Biaya
pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui
akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil
perkerjaan ini.

RKS Arsitektur 48

Syarat Pemeliharaan
1. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda agar mudah diketahui/dilihat.
2. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
3. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan

terhadap

kemungkinan

pergeseran,

lecet

permukaan

atau

kerusakan lainnya.
4. Apabila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan, maka Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Pengawas Lapangan. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
Standard Penerimaan
1. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat/tidak goyang
dan dijamin kerapihannya.
2. Pemborong harus memberikan jaminan aplikasinya selama 10 tahun.
XIV. DAFTAR MATERIAL PEKERJAAN ARSITEKTUR DAN INTERIOR
XIV.1. Pekerjaan Dinding.
NO
1

MATERIAL
Keramik Tile

UKURAN
20x25 cm

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK

Polished

ASAL

Roman

Lokal

Masterina

Lokal

Mulia

Lokal

XIV.2. PEKERJAAN LANTAI


NO

MATERIAL

UKURAN

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK

ASAL

Keramik Tile

40x40 cm

Polished/Glazur

Roman

Lokal

Un-polish/Matt

Mulia

Lokal

Masterina

Lokal

XIV.3. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


NO
1.

MATERIAL
Kusen

UKURAN
Sesuai gambar

JENIS/TYPE
4 Anodized 18 micron

MERK/PRODUK
YKK

ASAL
Jepang

RKS Arsitektur 49

NO

MATERIAL

UKURAN

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK

Aluminium

2.

3.

Pintu Panel

Pintu

Sesuai gambar

Sesuai gambar

Aluminium

4 Anodized 18 micron

Aluminium

ASAL

Indalex

Lokal

Alexindo

Lokal

YKK

Jepang

Indalex

Lokal

Alexindo

Lokal

YKK

Jepang

Indalex

Lokal

Alexindo

Lokal

MERK/PRODUK

ASAL

XIV.4. ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


NO
1

MATERIAL

UKURAN

JENIS/TYPE

Pintu dan Jendela

Pintu Aluminium

Geze

Jerman

Griff

Jerman

Cisa

Italy

Geze

Jerman

Griff

Jerman

Cisa

Italy

XIV.5. PEKERJAAN SANITAIR


NO
1

MATERIAL
Fixture Utama

Accessories

UKURAN

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK

ASAL

Sesuai

Kloset, Washtafel, Urinal

Toto

Lokal

gambar

(termasuk komponen)

Ideal (Am-Stand)

Lokal

Duty

Lokal

Sesuai

Kran, Floor Drain, Tempat

Toto

Lokal

gambar

Sabun, Towel bar, Hanger.

Ideal (Am-Stand)

Lokal

Onda

Lokal

XIV.6. PEKERJAAN PENGECATAN


NO

MATERIAL

Cat dinding luar

UKURAN

Sesuai gambar

JENIS/TYPE
Weather
Shield

MERK/PRODUK
ICI
Kemtone
Mowilex
ICI

Cat dinding dalam

Sesuai gambar

Acrilyc

Kemtone
Mowilex

ASAL
Lokal
Lokal

Lokal
Lokal

RKS Arsitektur 50

NO

MATERIAL

UKURAN

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK
ICI

Cat langit langit texture

Sesuai gambar

Acrilyc

Lokal

Kemtone

Lokal

Mowilex
ICI
4

Cat besi

Sesuai gambar

Cat Minyak

Lokal

Kemtone

Lokal

Mowilex
ICI
5

Cat kayu

Sesuai gambar

Cat Minyak

ASAL

Lokal

Kemtone

Lokal

Mowilex

XIV.7. PEKERJAAN RAILING TANGGA dan VOID


NO
1

MATERIAL

UKURAN

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK

ASAL

Railing Tangga

Sesuai

Tube diameter 1.5 dan 2

Miyabi

Jepang

Utama

gambar

Stainless Steel Aisi 304

Heisei

Jepang

Hairline finished

Krisbow

Lokal

Besindo Utama

XIV.8. PEKERJAAN WATER PROOFING


NO

MATERIAL

Daerah Toilet dan

UKURAN
t = 4mm

JENIS/TYPE

MERK/PRODUK ASAL

Membrane Sheet

Fosrock

Amerika

Sika

Amerika

Degussa

Jerman

daerah lainnya.

XIV.9. PEKERJAAN KACA


NO
1

MATERIAL
Daun Pintu Kaca

UKURAN
Sesuai

JENIS/TYPE
Clear Glass 6 mm

gambar

Jendela Kaca

Sesuai
gambar

Clear Glass 6 mm

MERK/PRODUK

ASAL

Asahimas

Lokal

Mulia

Lokal

Tensindo

Lokal

Asahimas

Lokal

Mulia

Lokal

Lokal

Lokal

RKS Arsitektur 51

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
1. PENGUKURAN
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi
persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan Pengawas Lapangan dan termasuk
penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap
dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini. Seluruh hasil pekerjaan
struktur mempunyai umur ekonomis minimal 10 tahun.
1.2. STANDAR / RUJUKAN
Tidak ada
1.3. PROSEDUR UMUM
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan
patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan
pengukuran yang dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut,
maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat
mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk
kemudian akan dipertimbangkan oleh Pengawas Lapangan.
b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor

harus

melaksanakan

perhitungan

pengukuran

dan

pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja


dan harus disetujui Pengawas Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus
dilakukan dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan
dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut :


Kerangka Horizontal (Poligon) :


o

Salah pentutup sudut = 10 n


(n = banyak titik / sudut)

o


Salah relatif 1 /10000

Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :


o

Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm)


(D = total jarak terpendek)

Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.


RKS Struktur -

c. Patok / Bench Mark


o

Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran


maupun patok patok yang dibuatnya.

Pemindahan patok, termasuk patok patok yang dibuat pihak lain


harus dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan.
Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Pengawas
Lapangan.

Kontraktor

setiap

waktu

bertanggung

jawab

memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan


patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
o

Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam
dalam beton dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :
c
f
d
b

10

Lapisan Batu
Tanah Dasar dipadatkan
Kepadatan Tanah 90-95%
e

Tanah

100

90

15

20

45

2.5

Cm

70

50

15

15

15

2.5

cm

Lunak
Tanah
Kerak
Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Penandaan harus jelas terbaca dan kuat / awet. Patok di tanah


harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus
bebas dari air dan tanah.

Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50


mm panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah,
menonjol 20 mm di atas permukaan tanah dengan paku
ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain yang ditentukan
oleh Pengawas Lapangan.
RKS Struktur -

d. Tim Pengukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung jawab
memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran
kepada Pengawas Lapangan, Kontraktor harus menggunakan sejumlah
peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan
disetujui Pengawas Lapangan.
1.4. BAHAN - BAHAN
Tidak ada
1.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan
teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek,
lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut
:


Pemeriksaan melintang

Ketinggian patok

Lokasi pengukuran

Konstruksi pengukuran

Potongan melintang

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung


sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan
yang menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di
tempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi
dilakukan oleh Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa
Manajemen Konstruksi pada waktu waktu tertenu selama pelaksanaan
proyek. Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan selama
pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1 n
Kesalahan garis menyilang e2 = (L2 + D2)
RKS Struktur -

perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan

perbedaan

antara

titik

keberangkatan

timur

dan

titik

keberangkatan barat

Ketepa tan =
Pengukuran

e
perimeter
yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus

diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya.


Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar
tetap terlihat jelas selama pemeriksaan.
Setiap

pemeriksaan

yang

dilakukan

Pengawas

Lapangan

tidak

membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat


pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan
posisi setiap struktur atau fasilitas.
2. UJI BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi mencakup prosedur yang harus dilakukan guna
pengambilan contoh beton selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan seperti :


Alat alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan

Perlengkapan penyimpanan

Landasan pencampur dekat lokasi gudang

Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi 150 mm x tinggi 300
mm untuk bentuk silinder dan 150 mm x 150 mm x 150 mm untuk bentuk
kubus.

Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan 16 mm


(5/8), panjang 600 mm

Kerucut slump

Sekop dan sendok tangan

Kotak kotak untuk pengangkutan silinder.

2.2. STANDAR / RUJUKAN


a. American Society for Testing and Materials (ASTM)
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2.3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedut ASTM C 172
dan/atau PBI (NI-2, 1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis
ini yang memenuhi standar ASTM.
RKS Struktur -

b. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan


terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam
kelompok pencampuran. Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari
28.320 cm3 (1 cu.ft.)
c. Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk
setiap mutu beton untuk setiap volume 5 m3 beton harus dibuat selama
penggunaan setiap kelompok pencampuran kecuali pada awal dan akhir
pencampuran, dan menempatkannya pada sebuah tempat metal seperti
kereta dorong. Tingkat penggunaan kelompok pencampuran ditentukan
oleh tingkat kecepatan alat pencampur dan bukan oleh ukuran bukaan
pintu. Pengambilan contoh dilakukan dengan menempatkan wadah atau
menuangkan campuran beton ke dalam kereta dorong. Harus diperhatikan
agar aliran campuran beton tidak menyebabkan terpisahnya bahan
bahan beton.
d. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh
keseragaman, uji slump

contoh harus dilakukan segera setelah

pengambilan contoh.
2.4. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.
2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Uji Slump
Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metoda
harus memenuhi standar ASTM C 143 atau dengan cara sebagai berikut :


Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi

Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3
dari ketinggian kerucut.

Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan


yang pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi
dengan hati hati dan merata sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.

Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump


terisi penuh.

Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.

Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima)
detik dan kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.

Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera, nilai slump adalah


perbedaan antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan
beton.

Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam PBI
(NI-2, 1971) dan/atau ASTM C 143.
RKS Struktur -

b. Pembuatan Benda Uji Beton


Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus.
Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan, bila bahan
akan diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan contoh, beton
harus diaduk dengan sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :


Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat,
disarankan dibuat dari pelat besi.

Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.

Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang


besi 16 mm yang ditusuk tusukkan pada adukan tersebut dengan
merata dan berhati hati sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.

Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau


pelat metal agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali kali
menggunakan kayu.

c. Perawatan Benda Uji di Laboratorium




Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai
ketentuan PBI (NI-2, 1971).

Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai
ketentuan berikut :
o JIS A 1132-93 Method of Making and Curing Concrete Specimens
o ASTM C 31-88 Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in Field
o JIS A 1108-93 Method of Test Compressive Strength of Concrete
o ASTM C 39-86 Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens.

d. Penyimpanan Contoh Benda Uji Beton




Perawatan contoh harus memenuhi standar ASTM C 31.

24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting. Benda


uji hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke gudang
penyimpan, dan dijaga harus tetap dalam posisi vertikal dan hindarkan
dari getaran dan benturan. Benda uji boleh disimpan di tempat yang
tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau bangunan sementara
selama temperatur di sekitarnya berkisar antara 15,60 dan 26,70C dan
penguapan dari contoh dapat dicegah.

Pada umum 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus diperiksa
untuk perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada kotak yang
kuat untuk pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak harus diisi
dengan pasir basah atau serbuk gergaji. Setiap kelompok benda uji
RKS Struktur -

harus dilengkapi dengan catatan waktu / tanggal pembuatan benda


uji.


Bila memungkinkan mengirim beda uji yang baru berumur 1 (satu)


hari, benda uji harus dilembabkan terus menerus dengan pasir basah
sampai akhir periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada temperatur
210-24,50C sampai saat pengiriman. Benda uji harus dikirim secepat
mungkin dan paling lambat beberapa hari sebelum periode 7 (tujuh)
hari tercapai, karena laboratorium harus menerima benda uji tersebut
sehari atau lebih sebelum pengujian 7 (tujuh) hari.

Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi


yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk menyimpan
peralatan dan merawat benda uji di lokasi pekerjaan dan menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan untuk mempersiapkan contoh benda uji.

e. Pengujian Benda Uji




Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor dan harus


disetujui Pengawas Lapangan.

Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan, perawatan,


pemeriksaan dan pengujian benda uji harus dilakukan oleh staff
laboratorium penguji.

Jumlah pembuatan benda uji dan umur pengujian minimal harus


memenuhi ketentuan berikut :
o

3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk


kekuatan umur 7 (tujuh) hari.

3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk


kekuatan umur 28 (dua puluh delapan) hari.

3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur
7 (tujuh) hari.

3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur
28 (dua puluh delapan) hari.

3. PERSIAPAN PERMUKAAN LAHAN


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pada hal hal berikut :


Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat alat dan bahan.

Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan jalan,


perkerasan jalan, saluran terbuka, saluran tertutup / gorong gorong, jalur
utilitas, tapak bangunan dan lain lain seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

RKS Struktur -

Pengupasan, perataan, pengaturan kemiringan, permadatan permukaan


tanah, penghamparan dan pemadatan lapisan pasir dan / atau sirtu sesuai
Gambar Kerja.

3.2. STANDAR / RUJUKAN


a. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
3.3. PROSEDUR UMUM
a. Umum
o Peil

0,00 ditetapkan diambil dari jalan lingkungan Liponsos

Surabaya yang mana dinaikkan + 0,60 m.


o Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan, untuk diuji dan disetujui.
Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika
diminta oleh Pengawas Lapangan.
o Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti semua
detail / potongan, elevasi, bentuk, dimensi dan kerataan yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja
meragukan, Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas
Lapangan sebelum memulai pekerjaan. Kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan Kontraktor akan menjadi tanggung jawabnya dan biaya
perbaikan yang diakibatkan karena hal tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada Pemilik Proyek.
o Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan yang ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk, dimana dan
kapan memulai suatu bagian pekerjaan dan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
o Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan jadual
pekerjaan setiap 2 (dua) minggu dan akan meliputi hal hal berikut :


Daftar peralatan,

Daftar tenaga kerja,

Volume yang harus diselesaikan

Jadual tersebut di atas harus disetujui Pengawas Lapangan, sebelum


memulai setiap pekerjaan.
o Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga kerja
yang sudah dialokasikan untuk pekerjaan dalam daftar yang telah
disetujui,

kecuali

bila

telah

dilakukan

pertimbangan

sebelum

melakukan pergantian dan dengan persetujuan Pengawas Lapangan.


RKS Struktur -

o Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan


persyaratan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Keterlambatan
pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian surat ijin tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
o Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buru dan / atau hujan
atau bila tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan basah, kecuali
bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
o Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui oleh
pihak Owner / Pemilik Proyek dan Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
o Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya
pekerjaan.
o Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut :


Sebelum memulai pekerjaan

Sebelum menghentikan pekerjaan sehari - hari

o Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan dalam


pekerjaan ini harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan dimulai.
c. Pembersihan dan Pembongkaran
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua sisa-sia bongkaran
bangunan lama, pondasi dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas
sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus
dibongkar sampai kedalaman secukupnya untuk membuang semua sisa
bongkaran yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.
d. Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas
Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi penggalian bahan yang
sesuai yang berasal dari lapisan penutup tanah asli pada daerah yang
ditentukan atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang
ditentukan untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan / atau
reklamasi.
3.4. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

RKS Struktur -

3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
o Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan
pendukung, harus tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah dari 100 mm
terhadap ketinggian yang ditentukan dan harus dapat mengalirkan air
permukaan. Kemiringan sisi harus diselesaikan dengan baik sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
o Kontraktor

bertanggung

jawab

menjaga

keseimbangan

semua

timbunan dan mengganti bagian yang rusak atau yang salah


penempatannya karena kelalaian Kontraktor atau karena keadaan
cuaca seperti badai.
o Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit, saluran
dan struktur sementara yang tidak boleh berada di tempat harus
dibongkar dan dibuang pada kedalaman 900 mm di bawah elevasi
permukaan akhir dan lubang tersebut harus segera ditimbun dan
dipadatkan.
o Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang
disediakan

sampai

pekerjaan

persiapan

dan

perataan

diserahterimakan seluruhnya dan disetujui Pengawas Lapangan.


o Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan, semua
tanah lapisan atas, pembersihan dan pembongkaran harus telah
selesai dikerjakan dan disetujui Pengawas Lapangan.
o Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan harus
dari jenis alat yang disetujui, yang disesuaikan dengan kondisi tanah
pada lokasi dimaksud.
o Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil atau
dibawah kelas yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan, harus
diperbaiki dan diratakan kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan
biaya.
o Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh
dipindahkan dan tidak boleh diganti.
o Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang
pengamat yang hancur atau rusak harus diperbaiki sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
o Semua peralatan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar
dicapai hasil yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini, kecuali
bagian bagian yang harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan.
o Pada setiap akhir pekerjaan, semua lubang harus ditutup atau
ditimbun dan lahan yang terdiri dari tanah lepas harus diratakan dan
dipadatkan.
o Setiap penggalian, pengurugan atau pemadatan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi.
RKS Struktur - 10

b. Pembersihan dan Pembongkaran


Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Umumnya pembersihan
dan pembongkaran berada pada lahan yang akan dibangun, lokasi
penyimpanan bahan, dan lahan lain seperti ditentukan dalam Gambar
Kerja.
Pembersihan dan pembongkaran harus dilakukan sebelum pekerjaan
perataan.

4. PEMBONGKARAN
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pembongkaran semua bentuk struktur, sebagian jalan,
utilitas dan lainnya yang berada dalam batas lahan yang ditentukan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
4.2. STANDAR / RUJUKAN
a. Spesifikasi Teknis Persiapan Permukaan Lahan
b. Pekerjaan ini juga harus mengikuti ketentuan ketentuan yang berlaku
dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
4.3. PROSEDUR UMUM
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan
Pemilik Proyek untuk memutus semua jaringan utilitas dan jalur pelayanan
di dalam lahan pekerjaan pembongkaran.
b. Kontraktor bekerja sama dengan Pemilik Proyek harus menandatangani
dan mencatat lokasi utilitas di atas dan di bawah tanah yang masih bekerja
dan yang sudah diputus dengan tanda yang jelas.
c. Sebelum

memulai

pekerjaan,

Pemilik

Proyek

akan memindahkan

peralatan, perlengkapan, bahan bahan bangunan dan lainnya untuk


diselamatkan dan digunakan kembali. Semua peralatan, perlengkapan dan
bahan bahan yang dianggap tidak bernilai oleh Pemilik Proyek atau
Pengawas Lapangan harus menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
segera

menyingkirkannya

dari

loksi

Pemilik

Proyek

agar

tidak

mengganggu kelancaran pekerjaan.


4.4. BAHAN - BAHAN
Tidak ada.

RKS Struktur - 11

4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
o Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan dan
menyerahkan Rencana Detail pembongkaran kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui.
o Kontraktor bertanggung jawab untuk pembongkaran dan operasi
pemindahan yang baik dan dapat diterima dan harus melaksanakan
pembongkaran dengan berhati hati.
o Semua bahan yang terkumpul dari pembongkaran harus tetap menjadi
milik Pemilik Proyek kecuali bila ditentukan lain. Semua bahan atau
barang yang diselamatkan harus dipindahkan dengan sedikit mungkin
kerusakan dan harus ditumpuk atau disimpan pada tempat yang telah
dipilih Kontraktor dan disetujui Pengawas Lapangan.
o Kontraktor harus meratakan lahan pekerjaan pembongkaran dan
meninggalkan lahan tersebut dalam keadaan rapi dan bersih.
Kontraktor harus juga menjaga dan memelihara pohon pohon yang
ada yang dibiarkan tetap berada ditempatnya. Pekerjaan persiapan
permukaan lahan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
o Kontraktor harus segera memperbaiki setiap barang yang rusak
selama pekerajan berlangsung, termasuk setiap kerusakan pada
perkerasan, trotoar atau tanah di sekitarnya yang diakibatkan oleh
pengiriman bahan bahan dan peralatan.
o Kontraktor harus menyediakan penangkal debu untuk mencegah
menyebarnya debu pada seluruh daerah pekerjaan.
o Kontraktor harus melindungi utilitas, jalur dan pelayanan eksisting
yang ditemukan selama pelaksanaan pekerjaan dan harus menutup /
memutus utilitas, jalur dan pelayanan ini. Pemilik Proyek dan bagian
utilitas umum harus diberitahu oleh Kontraktor sebelum memutus jalur
pelayanan tersebut.
o Menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menjaga / memelihara
utlitas dan jalur eksisting yang dipindahkan ke tempat yang telah
ditunjuk,

sehingga

semuanya

tetap

berjalan

normat

seperti

sebelumnya.
o Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan masuk sementara
sesuai kebutuhan untuk kendaraan normal dan lalu lintas pejalan kaki.
o Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan sementara pada
seluruh lahan seperti diminta oleh Pengawas Lapangan.
b. Pembongkaran
Pembongkaran tidak terbatas pada yang tersebut berikut ini :

RKS Struktur - 12

o Pembongkaran bangunan, jalan aspal, kabel bawah tanah saluran air


hujan dan saluran air buangan lama untuk diganti dengan yang baru,
sesuai kondisi lapangan dan Gambar Kerja.
o Penebangan sebagian pohon sesuai petunjuk Gambar Kerja.
o Dan pekerjaan pekerjaan bongkaran lainnya sesuai dengan kondisi
lapangan dan Gambar Kerja.
Kontraktor diwajibkan memilih batas batas pembongkaran berdasarkan
Gambar Kerja yang menyatakan fungsi ruang baru atau pekerjaan baru
lainnya dan membandingkannya dengan kondisi yang ada (eksisting).
c. Pengamanan Daerah Kerja
Kontraktor wajib memasang pagar / dinding pembatas pada sekeliling
daerah bongkaran. Bahan pagar dan kelengkapannya harus disetujui
Pengawas Lapangan.

5. PEMBERSIHAN LAHAN
5.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan

ini

meliputi

semua

pengupasan

tanah

lapisan

atas

dan

penumpukan sesuai dengan lokasi, tinggi dan jarak seperti ditentukan


Pengawas Lapangan.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak dibatasi pada hal hal berikut :


Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya

Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja


serta engineer dengan latar belakang pekerjaan tanah

Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat


yang ditentukan Pengawas Lapangan.

5.2. STANDAR / RUJUKAN


Semua standar dan peraturan yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.
5.3. PROSEDUR UMUM
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari
campuran tanah bawah, sampah, akar akar, batu batuan, kayu, alang
alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah
lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah
asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Tanah lapisan atas harus dipisah
dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap
dan / atau reklamasi.
RKS Struktur - 13

b. Pengawas Lapangan akan menentukan titik titik lokasi yang akan


dikerjakan, dan Kontraktor harus memasang tonggak tonggak acuan dari
titik titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur
bersama Pengawas Lapangan dan Kontraktor dan akan diterbitkan oleh
Pengawas Lapangan untuk pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak
berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan dan
kelalaian yang dibuatnya.
d. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada
setiap jarak 50 meter dan ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan
pengangkutan.
e. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang
ditentukan Pengawas Lapangan.
f.

Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 sampai 70


mm sesuai petunjuk Pengawas Lapangan untuk keperluan pemadatan dan
keseimbangan

harus

seluruhnya

atau

sebagian

dipotong

seperti

ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kelebihan pemotongan harus diperbaiki.


g. Pada lokasi lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan
Pengawas Lapangan, harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan
sampai kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.
5.4. BAHAN - BAHAN
Tidak ada.
5.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200 mm, kecuali bila
ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan. Jarak / radius pengupasan
minimal 50 mm atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Bahan bahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan batuan besar
tidak boleh tercampur pada tempat penumpukan. Bahan bahan yang
tidak sesuai harus dipisahkan dan dibuang ke tempat yang ditentukan
Pengawas Lapangan.
c. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan
di sekeliling lokasi penumpukan.
d. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang
boleh digunakan. Penggantian peralatan harus digunakan dengan
persetujuan Pengawas Lapangan.
e. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus
diisi atau ditutup, digilas dan diratakan dengan elevasi permukaan.
Perataan sementara dan drainase yang diperlukan harus dibuat dan
dirawat oleh Kontraktor untuk menjaga lokasi pekerjaan dari genangan air.
RKS Struktur - 14

f.

Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan


pencegahan erosi dan harus dibuat sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6. GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN


6.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pada hal hal berikut :
o Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan bahan,
tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk
pelat turap sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
o Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan / atau urugan tanah kembali seperti jalan, saluran
terbuka, gorong gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
o Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke
suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan.
o Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
o Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
6.2. STANDAR / RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku
6.3. PROSEDUR UMUM
a. Penggalian
o Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan
ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
o Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana awal
dan Pengawas Lapangan dapat menginstruksikan perubahan
perubahan bila dianggap perlu.
o Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa sebelum melaksanakan
pekerjaan selanjutnya.
o Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
sebelum menempatkan bahan urugan.
RKS Struktur - 15

o Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan, sampai kedalaman dimana daya dukung yang
sesuai tercapai.
o Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam lubang
galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
o Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa
penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan
standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator. Bila ditemukan
batu

batuan,

Kontraktor

harus

memberitahukannya

kepada

Pengawas Lapangan yang akan mengambil keputusan, sebelum


penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai,
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan, dan pekerjaan
dapat dilanjutkan kembali setelah Pengawas Lapangan menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian
tersebut.
b. Urugan dan Timbunan
o Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urugan dan lokasi pengerjaan urugan telah disetujui Pengawas
Lapangan.
o Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas Lapangan.
o Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan

berlangsung.

Lokasi

penumpukan

harus

disetujui

Pengawas Lapangan.
o Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7
hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

RKS Struktur - 16

c. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah
kohesif digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller.
Smooth steel wheel vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan
urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak
diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan
sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang
ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
6.4. BAHAN - BAHAN
Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.
6.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Galian
o Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah
mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah
disetujui Pengawas Lapangan.
o Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai
petunjuk

Pengawas

Lapangan

sehingga

bila

dibutuhkan

dan

memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan untuk


bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
o Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas Lapangan
yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian
tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah
tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
o Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
merusak patok patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah
selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan
penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
o Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada
daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah
elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras
dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5
cm3 atau berukuran lebih besar dari 100 cm, yang harus disingkirkan
dengan alat khusus dan / atau diledakkan.
RKS Struktur - 17

b. Urugan dan Timbunan


o Bahan Urugan


Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan


bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari
100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan
berjalan lancar.

Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, suatu bahan tidak


dapat diperoleh, penggunaan batu batuan atau kerikil yang
dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini bahan yang
lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50 mm tidak diijinkan
digunakan, dan persentase pasir harus berjumlah cukup untuk
mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang seragam
dengan nilai kepadatan yang sesuai.

Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan


sebagai

bahan

urugan

kecuali

disetujui

oleh

Manajemen

Konstruksi


Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat ekrja untuk waktu


lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar
tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah
disetujui tersebut.

Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata


sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan
yang disyaratkan.

o Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan berikut harus sudah
dikerjakan sebelumnya :


Pembersihan lokasi dan / atau penggalian sesuai petunjuk


Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sebelum


memulai penempatan bahan urugan dan Pengawas Lapangan
akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk
maksud tersebut.

Lokasi yang aka diberi bahan urugan / timbunan harus


dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa atau
alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

o Penempatan Bahan Urugan




Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu


hujan.

Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus


ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 300 mm
(keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.
RKS Struktur - 18

Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan


sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.

Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus


dipadatkan sesuai nilai kepadatan yang telah ditentukan.

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus,


alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat
pemadat mekanis.

Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan


sebelum pemadatan lapisan terdahulu disetujui Pengawas
Lapangan.

Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari


Pengawas Lapangan.

c. Pemadatan
o Umum


Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki


kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan
pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus
memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang
akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata
menggunakan pneumatic tire rollers, grid rollers, three-wheeled
power rollers, vibratory, sheep foot atau tamping rollers atau alat
pemadatan lain yang disetujui.

Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang


timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke
arah tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian
menerima tingkat pemadatan yang sama.

Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secata terus


menerus untuk setiap 600 m3 atau penempatan bahan setiap jam.
Bila beberapa timbunan kecil berada di beberapa tempat
sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan
baik, harus disediakan mesin gilas tambahan.

Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan


sedemikian rupa agar efisien.

o Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal


Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metoda ASTM D 1557 (AASHTO T 180) yang umum
dikenal sebagai Modified Proctor Test.

RKS Struktur - 19

o Manajemen Konstruksian Kelembaban


Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi,
bahan urugan dan permukaan yang akan menerima bahan urugan
harus memiliki kadar air yang disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan
melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang
disyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau
permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan
urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar air
yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.
o Penggilasan


Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang


dikupas atau dipotong sesuai petunjuk pengawas lapangan, untuk
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi tersebut.
Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau
peralatan pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan
berat peralatan harus sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan


pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Pengawas Lapangan agar dapat
ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur /
konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan
harus

disetujui

Pengawas

Lapangan

sebelum

pekerjaan

dilanjutkan.
o Kepadatan Tanah Kohesif
Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang
melalui saringan No 200, yang membutuhkan pemadatan relatif,
seperti ditentukan ASTM D 1557 (AASHTO T 180), dan dinyatakan
dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada
saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

RKS Struktur - 20

Daerah Pemadatan

Kepadatan

Kadar

Relatif

Air

90

-3 W 0 +

Pemadatan Umum

3
Jalan Utama dan Daerah Parkir Kendaraan Berat (100

95

-4 W 0 +

cm lapisan atas)

Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan

95

-4 W 0 +

Ringan (50 cm lapisan atas)

Lantai Gudang dan Bengkel (50 cm lapisan atas)

95

-4 W 0 +
2

Pemadatan Saluran (kecuali ditentukan lain)

90

-3 W 0 +
3

*W 0 = Kadar Air Optimal


o Kepadatan Tanah Tidak Kohesif
Untuk tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang
melalui saringan No 200, yang membutuhkan pemadatan relatif,
seperti ditentukan ASTM D 1557 (AASHTO T 180), dan dinyatakan
dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada
saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :
Daerah Pemadatan

Kepadatan Relatif
%

Timbunan

di

bawah

lapisan Tidak

drainase

ada

persyaratan

khusus.

Cukup

digilas dengan bulldozer (mis. D-6)

Timbunan pengisi di bawah pelat 95


lantai

Bisa juga diperiksa dengan beberapa kali


lintasan roller sesuai petunjuk Manajemen
Konstruksi

Dasar Jalan

95

Pemadatan saluran

92

Saluran

Tidak ada persyaratan khusus

d. Pembuangan Bahan Galian


Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk
urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada
tempat yang ditentukan.

RKS Struktur - 21

7. PERSIAPAN TANAH DASAR


7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah
untuk lapis pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
7.2. STANDAR / RUJUKAN
a. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
b. Semua standar lokal yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.
7.3. PROSEDUR UMUM
a. Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.
b. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap
pengeringan dan retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena
keteledoran

Kontraktor,

harus

diperbaiki

atas

biaya

Kontraktor

sepenuhnya.
7.4. BAHAN - BAHAN
Lihat butir 7.5 Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.
7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan
bahan yang tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan
serta dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal,
sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan
formasi yang sama pada semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 150 mm di bawah tanah permukaan
pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan harus benar
benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan
kering AASHTO T 99 dengan nilai CBR sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.
b. Permukaan Tanah pada Galian Tanah
Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah
harus dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan,
kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati
RKS Struktur - 22

Kadar Air Optimum (W0), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang


disyaratkan.
Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal
CBR, tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan
diganti dengan yang sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti
yang disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan seperti
galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi
lubang lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar akar,
bonggol tanaman dan batu batu besar, dengan bahan pengisi yang
sesuai.
c. Permukaan Tanah pada Timbunan
Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan
persyaratan berikut harus dipenuhi :


Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus


dipadatkan dan dilindas sesuai ketentuan dan / atau petunjuk
Pengawas Lapangan.

Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata


sampai ketebalan lepas maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan
menggunakan alat perata jalan / gradder dan digilas secara terus
menerus.

Rata rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan


ini harus tetap terjaga sampai pekerjaan selesai.

Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan


harus tetap terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali
sampai maksimal 8 (delapan) kali, atau sesuai ketentuan Pengawas
Lapangan.

Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang


sama dengan diatas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui
Pengawas Lapangan.

d. Permukaan Subgrade pada Batu


Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus
dipotong sehingga membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk
permukaan dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

RKS Struktur - 23

e. Perlindungan Pekerjaan
Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Pengawas
Lapangan harus dilindungi dari kekeringan / retak dan air.
Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa biaya tambahan.

8. MINIPILE BETON PRACETAK


8.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan

ini

meliputi

pengadaan

tenaga,

peralatan,

bahan

serta

pemancangan tiang pancang seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan


Spesifikasi Teknis ini.
8.2. STANDAR / RUJUKAN
a. Japan Industrial Standard (JIS)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
e. American Welding Society (AWS)
f.

Spesifikasi Teknis Beton Cor di Tempat

8.3. PROSEDUR UMUM


a. Data Teknis dan Sertifikasi Pabrik.
Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan data teknis
bahan lengkap dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bahan
yang akan digunakan memenuhi ketentuan spesifikasi, untuk disetujui
Pengawas Lapangan.
b. Metoda Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan usulan
metoda pelaksanaan untuk disetujui Pengawas Lapangan, termasuk cara
pengangkutan, penyimpanan, penanganan, pemancangan, peralatan
pemancangan,

pekerja

dan

juga

detail

cara

pemotongan

dan

penyambungan minipile.
c. Fabrikasi Minipile
Semua minipile harus difabrikasi sesuai dengan dimensi, panjang dan
jenis bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Semua minipile yang telah lulus uji di pabrik harus diberi tanda tanda
berikut dengan cara atau bahan yang tidak mudah dihapus :
RKS Struktur - 24

Mutu / kelas tiang pancang

Dimensi

Nomor produksi

Nama pabrik pembuat

d. Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar
terhindar dari kerusakan.
Bahan minipile disimpan di ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas
balok balok kayu atau bantalan kayu yang dipasang setiap jarak
maksimal 3 meter sekitar panjang minipile.
Minipile tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 (empat) susun.
e. Peralatan Pemancangan
o Sebelum memobilisasi peralatan pemacangan, Kontraktor harus
menyerahkan rencana kerja detail pelaksanaan pengoperasian,
Pengawas Lapangan berhak menolak alat ekrja yang tidak sesuai bila
Kontraktor melalaikan kewajiban ini dan Kontraktor harus menanggung
semua biaya yang diakibatkan karena hal ini.
o Kontraktor harus mempertimbangkan jenis tanah dan batu batuan
yang berada di dalamnya ketika memilih peralatan pemacangan.
o Kontraktor harus mengusulkan jenis peralatan pemacangan agar
minipile dapat didorong mencapai kedalaman yang ditentukan atau
nilai daya dukung yang diperoleh, tanpa menimbulkan kerusakan pada
minipile karena tekanan berlebih yang diakibatkan oleh pemancangan.
o Pemancangan minipile menggunakan alat pancang injeksi yang
dilengkapi alat tekan untuk tiang kecil dengan kapasitas tekan 60 ton).
8.4. BAHAN - BAHAN
a. Umum
o Minipile harus difabrikasi dan dibuat sesuai detail yang ditunjukkan
dalam Gambar kerja dan ketentuan lain, seperti ditetapkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
o Panjang minipile untuk pemasangan permanen yang akan difabrikasi
dan dipancang harus ditentukan berdasarkan hasil uji beban yang
harus dilakukan sebelum pekerjaan pemancangan permanen sesuai
dengan Spesifikasi Teknis yang ditetapkan dan semua hasil
penyelidikan tanah.

RKS Struktur - 25

b. Minipile Beton Pracetak


o Tipe Minipile.


Tipe minipile harus dari beton pracetak seperti ditunjukkan dalam


Gambar Kerja, tipe Mini Pile.

Ukuran, bentuk dan panjang minipile sesuai petunjuk Gambar


Kerja.

Minipile harus dibuat dari beton mutu K-500, yang memiliki


penulangan spiral baja tulangan polos mutu BJTP 24 standar SNI
07-2052-2002, dengan diameter nominal 5 mm. Penulangan
tambahan ke arah memanjang menggunakan baja tulangan ulir
mutu BJTD 40 yang memenuhi SNI 07-2052-2002 dengan
diameter minimal 19 mm.

Dimensi potongan melintang minipile harus dalam batas toleransi


5 mm.

o Ujung Minipile.
Ujung minipile harus berbentuk sesuai Gambar Kerja dan harus
dilengkapi dengan pelat penyambung tebal minimal 10 mm.
Pelat penyambung harus dilengkapi dengan pinggiran yang terbuat
dari baja pelat tebal 1 mm tinggi 50 mm.
c. Sambungan
Sambungan minipile diperlukan bila minipile terbagi dalam beberapa
bagian dan harus sesuai dari Spesifikasi Teknis Ujung minipile ini.
Bahan las yang digunakan untuk penyambungan harus tipe E 7018 yang
memenuhi ketentuan AWS atau yang setara.
8.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Fabrikasi Minipile
Kontraktor harus mengadakan / memesan minipile dengan dimensi,
panjang, jenis dan mutu bahan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
b. Pemancangan
o Kontraktor harus melaksanakan persiapan dengan sebaik baiknya
yang antara lain meliputi penyetelan, penandaan minipile, penopang
sementara dan pekerjaan lain yang terkait, sebelum memulai
pekerjaan pemancangan.
o Panjang minipile yang harus difabrikasi dan dipancangkan ditentukan
oleh besar beban yang akan diterima yang berkaitan dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam hasil penyelidikan tanah.
RKS Struktur - 26

o Semua peralatan untuk pemancangan seperti alat pemancang,


bantalan minipile, dan alat alat lainnya serta tenaga kelas satu yang
sesuai untuk pekerjaan pemancangan di lokasi yang telah ditentukan,
harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor wajib pula menyediakan
peralatan pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
dan melancarkan pekerjaan.
o Penembusan dan tahap akhir pemancangan dilaksanakan dengan
mendorong minipile ke bawah / ditanam sampai pada elevasi /
kedalaman

lapisan

tanah

kerjas

dengan

penyetelah

akhir

pemancangan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.


o Semua minipile yang ditanam harus dalam panjang penuh sesuai
petunjuk Gambar Kerja, kecuali bila menurut Pengawas Lapangan
beberapa minipile tertentu dianggap memiliki panjang yang tidak
praktis atau harus dimodifikasi, maka minipile tersebut harus dipotong
pada elevasi yang ditentukan.
o Minipile yang tidak mencapai nilai penetrasi yang ditentukan untuk
setiap penekanan ketika puncak minipile didorong pada elevasi
tertentu, harus disambung dan didorong sampai kedalaman yang
cukup sehingga nilai penetrasi yang disyaratkan.
o Bila beberapa minipile yang akan diperiksa harus diangkat, maka
minipile tersebut harus didorong kembali sampai nilai penetrasi yang
disyaratkan tercapai.
o Setiap minipile yang cacat / rusak ketika pemancangan maupun
pengangkutan dan akan mempengaruhi kekuatan strukturnya, harus
diganti dengan yang baru, atau bagian yang cacat / rusak dibuang dan
bagian sisanya disambung atau diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
o Kontraktor harus menyerahkan laporan lengkap pemancangan setiap
minipile yang meliputi tetapi tidak terbatas pada nomor minipile, lokasi,
posisi, tanggap fabrikasi dan pemancangan, detail palu, elevasi,
hitungan tekanan injeksi, dalam bentuk sudah dijilid.
c. Penyambungan
o Bila panjang yang diperlukan lebih dari panjang minipile yang ada,
pertambahan panjang harus dilaksanakan sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat minipile.
o Kedua bagian yang akan disambungkan harus bersih dari karat, cat,
oli, kelembaban dan kotoran lainnya. Kedua bag yang akan
disambungkan harus tepat bertemu.

RKS Struktur - 27

d. Toleransi
o Minipile harus dipasang pada tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja
dan dalam batas toleransi 100 mm terhadap posisi seharusnya dan 1 :
100 dari sumbu vertikal minipile.
o Bila pemasangan minipile menyimpang dari toleransi yang diijinkan,
minipile tersebut harus diganti dengan minipile baru atau struktur
bagian atas dari kepala minipile harus dimodifiksi, yang sepenuhnya
menjadi kebijaksanaan Pengawas Lapangan dan tanpa ada biaya
tambahan untuk Kontraktor.
e. Kepala Minipile
Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, kepala minipile harus
dipotong dan diselesaikan dengan benar sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.

9. BESI TULANGAN
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai
Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja,
dan pemasangan baja tulangan.
Spesifikasi Teknis ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada
perbedaan detail yang mungkin terjadi.
9.2. STANDAR / RUJUKAN
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
b. American Concrete Institute (ACI)
c. Standar Nasional Indonesia (SNI)
9.3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan dan Sertifiksi Pabrik.
o Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, contoh
bahan beserta sertifikat pabrik bahan baja tulangan untuk disetujui.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta. maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 contoh percobaan (stress-strain)
dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan
pada laboratorium yang disetujui Pengawas Lapangan
o Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar
pemotongan harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
RKS Struktur - 28

Pengawas Lapangan untuk disetujui. Persetujuan yang diberikan tidak


berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
memastikan kebenaran daftar pemesanan dan daftar pemotongan.
Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan daftar penulangan yang
telah disetujui menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menggantinya
atas biayanya.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
o Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui :


Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokan, ukuran


kait, lewatan, sambungan dan lainnya yang memenuhi ACI 315
dan / atau PBI (NI-2, 1971).

Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak


antara, pasak besi dan penahan jarak / gelang gelang.

o Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja tulangan yang


ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama penggantian tersebut
dianalisa dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa bahwa
kekuatan yang diinginkan tetap terpenuhi. Penggantian harus disetujui
Pengawas Lapangan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi dari kerusakan dan harus
ditempatkan di atas balok balok untuk mencegah menempelnya lumpur
atau benda asing lainnya pada baja tulangan. Tempat penyimpanan harus
dinaikkan agar aman dari air permukaan.
9.4. BAHAN - BAHAN
a. Umum.
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau
memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
b. Besi Tulangan Polos
Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos dengan < 13 mm harus dari
baja mutu BJTP 24 dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, dan
memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

RKS Struktur - 29

c. Besi Tulangan Berulir


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir dengan 13 mm harus
dari mutu BJTD 39 dengan tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2, dan
memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
9.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kait dan Pembengkokan
Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan minimal sesuai
ketentuan PBI (NI-2, 1971) atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan dan
atau Gambar Kerja.
b. Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali
lewatan) harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong
yang disetujui Pengawas Lapangan.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin, peralatan
dan alat utilitas lainnya, baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar
atau ukuran bukaan.
c. Pasak Besi / Dowel
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak besi harus digunakan
untuk meningkatkan kekuatan sambungan.
Untuk lantai beton dengan tebal sampai dengan 120 mm digunakan pasak
besi 12 mm panjang 600 mm pada setiap jarak 250 mm.
Untuk lantai beton tebal 150 mm sampai 200 mm digunakan pasak besi
12 mm panjang 800 mm pada setiap jarak 200 mm.
d. Penempatan dan Pengencangan.
o Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bebas dari debu, karat,
kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
o Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai dengan
mutu, dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penahan jarak dengan bentuk balok persegi atau gelang gelang
harus dipasang pada setiap m2 atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Batu, bata atau kayu tidak diijinkan digunakan sebagai
penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat No.
AWG 16 ( 1.62 mm) atau yang setara. Las titik dapat dilakukan pada
baja lunak pada tempat tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.

RKS Struktur - 30

e. Pengecoran Beton
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis Beton Cor di Tempat.

10. BETON COR DI TEMPAT


10.1.

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai
dengan garis, mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di
tempat harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan
standar terkait.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal hal berikut :
Seluruh pekerjaan beton struktural berupa kolom, balok atau pondasi,

seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.


Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural

lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.


10.2.

STANDAR / RUJUKAN
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
b. American Concrete Institute (ACI) :


ACI 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete

ACI 347 Formwork for Concrete

c. Standar Nasional Indonesia (SNI) :




SNI 15-2049-1994 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen

d. American Association of State Highway and Transportation Officials


(AASHTO) :


AASHTO M6 Standard Specification for Concrete Aggregates.

AASHTO M153 Preformed Sponge Rubber and Cork Expansion


Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction.

AASHTO T11 Amount of Material Finer Than 0.075 mm (No. 200)


Sieve in Aggregate.

AASHTO T27 Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.

AASHTO T112 Clay Lumps and Friable Particles in Aggregate.

AASHTO T113 Lightweight Pieces in Aggregate.

e. American Society for Testing and Materials (ASTM) :




ASTM C33 Specification for Concrete Aggregate.

ASTM C150 Specification for Portland Cement.

ASTM C260 Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for


Concrete.
RKS Struktur - 31

ASTM C494 Standard Specification for Chemical Admixtures for


Concrete.

ASTM C685 Specification for Concrete Made by Volumetric Batching


and Continuous Mixing.

f.

10.3.

Spesifikasi Teknis :


Uji Beton

Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan

Baja Tulangan

PROSEDUR UMUM
a. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar detail pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui dan harus meliputi :


Diagram

penulangan

yang

menunjukkan

pembengkokan,

kait,

lewatan, sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis


Baja Tulangan.


Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,


sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.

Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja,


peralatan dan alat alat kerja.

b. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian


o Pemeriksaan Lapangan.


Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan


tersebut di bawah akan dilakukan oleh Pengawas Lapangan
dengan biaya Kontraktor. Pengujian tambahan harus dilakukan
bila diperlukan. Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran
percobaan dan estimasi yang akan digunakan dalam pekerjaan
ini.

Kontraktor

harus

membantu

Pengawas

Lapangan

dalam

pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian


pendahuluan akan meliputi penentuan hal hal berikut :


Keawetan

Karakteristik batu pecah

Tipe dan kualitas semen

Pemilihan dan dosis bahan tambahan

Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran

Kekuatan semen

Faktor air semen

Pengujian slump

Karakteristik berbagai campuran beton segar

Kuat tekan
RKS Struktur - 32

Kerapatan air

Ketahanan terhadap cuaca

Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia

Pengujian pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran


yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
o Pengambilan Contoh dan Pengujian.
Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung
terus selama pelaksanaan pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan seperti tersebut di bawah ini :


Semen.
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang sesuai.

Agregat.
Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C 33.
Pengujian

dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan

beton.


Beton.
Minimal

30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor

harus membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan


bahan yang akan digunakan, dan metode yang akan digunakan
untuk pekerjaan ini.
Percobaan campuran harus sesuai ketentuan dalam butir 11.3.c.
Pengujian Campuran / Campuran Percobaan dari Spesifikasi
Teknis ini.


Bahan Tambahan.
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar
ASTM C 260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum
pekerjaan beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.

c. Pengujian Campuran / Campuran Percobaan


o Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe
dan kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran
beton.
o Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air,
kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat,
slump, kadar udara dan kuat tekan. Untuk nilai slump minimal dan
maksimal tertentu untuk setiap tipe dan kuat tekan beton berat normal,
RKS Struktur - 33

harus dibuat 4 pengujian campuran, dengan menggunakan rasio airsemen yang bervariasi.
o Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat
dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan
yang diperlukan. Untuk setiap pengujian campuran, buat 6 contoh
benda uji untuk kuat tekan umur 7 hari, dan 28 hari. Kuat tekan umur 7
hari memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari. Pengujian
beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis Uji
Beton. kualitas beton adalah K-300 (tegangan tekan hancur
karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm pada usia 28
hari kalender). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971. Mutu beton
pekerjaan beton bertulang sekunder K-175 digunakan untuk struktur
sekunder seperti kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak
memikul beban kecuali ditentukan lain.
o Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak
diijinkan tanpa hasil pengujian yang memuaskan.
10.4.

BAHAN - BAHAN
a. Beton
o Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan, beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda
yang terdiri dari :


Mutu Beton K-300 untuk beton struktural.

Mutu Beton K-225 untuk beton non struktural (misal: pada kolom
praktis, balok latei, balok rib).

Mutu Beton K-125 untuk beton lantai kerja.

o Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh


Pengawas Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut :


Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis Uji


Beton.

Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui Pengawas


Lapangan.

Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

b. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-1994
atau ASTM C150.
Semen harus berasal dari satu merek dagang, seperti Indocement,
Cibinong atau Gresik.
RKS Struktur - 34

c. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu
diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan AASHTO T26 dan
/ atau disetujui Pengawas Lapangan.
d. Agregat Halus
o Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir kerjas dan harus
disetujui Pengawas Lapangan. Agregat halus harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :

Jenis Bahan

Metoda Uji

Berat %

AASHTO

Maksimal

Gumpalan tanah liat

T 112

0.5%

Batubara dan bahan terbakar

T 113

0.5%

Bahan lolos saringan No. 200

T 11

3.0%

o Agregat halus tidak boleh mengandung bahan bahan anorganik,


asam, alkali dan bahan lain yang merusak. Agregat halus harus
merata degradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut :

Saringan

% Berat yang Lolos (AASHTO T27)

3/8

(9.5 mm)

100

No. 4

(4.75 mm)

95 100

No. 16

(1.18 mm)

45 80

No. 50

(0.300 mm)

10 30

No. 100

(0.150 mm)

2 10

e. Agregat Kasar
o Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu
pecah, terak dapur tinggi atau bahan lainnya yang disetujui yang
memiliki karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari
bahan bahan yang tidak diinginkan. Agregat kasar harus bebas dari
bahan bahan yang merusak dan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

RKS Struktur - 35

Jenis Bahan

Metoda

Berat %

Uji

Maksimal

AASHTO
Gumpalan tanah liat

T 112

0.25%

Bahan lolos saringan No. 200

T 11

1%

10%

Bahan tipis panjang lebih dari 5x ketebalan maksimal

Bahan bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas
persentase yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan / atau
disetujui Pengawas Lapangan.
o Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A
33 :

Ukuran

Persentase Berat Lolos Saringan %

maksimal

Ukuran Saringan

batu pecah

5.08

2.54

1.905

1.27

0.952

No. 4

No. 8

No. 16

3.81

95 100

10 30

05

1.905

100

90 100

20 55

0 10

05

0.952

100

85 100

10 30

0 10

05

(cm)

o Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan


ukuran

lain

dengan

perbandingan

berat

atau

volume

untuk

menghasilkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang


ditentukan.
f.

Bahan Perawatan
Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Deskripsi

Metoda Uji
AASHTO

Tikar katun untuk perawatan beton

M 73

Lembaran kain dari serat / goni

M 182

Kertas kedap air untuk perawatan beton

M 139 (ASTM C 171)

Lapisan cairan untuk perawatan beton

M 148

Lembaran polyethylene putih untuk perawatan beton

M 171

RKS Struktur - 36

g. Bahan Tambahan
o Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua
beton ekspos harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
o Bahan

tambahan

untuk

mengurangi

air

dan

memperlambat

pengerasan beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM


C 494 tipe B dan D.
o Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila
diperlukan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.
h. Water Stop
Water stop harus dari jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi
standar BS EN ISO 9001, seperti Supercast SW 10 dari Fosroc, atau yang
setara yang disetujui.

10.5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perancah dan Acuan
o Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang
memadai untuk menerima beban tanpa penurunan.
o Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan
diperkuat

dengan

menempatkan

perancah

perancah,

tambahan

gambar

yang

rancangan

sesuai.

Sebelum

pemasangan

penempatan perancah harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan


untuk disetujui.
o Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :


Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang


memadai

untuk

pemeriksaan

dan

pembersihan

setelah

pemasangan baja tulangan.




Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimum 20 mm, kayu
lapis tebal minimal 12 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0.6
mm atau bahan lain yang disetujui.

Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan


diekspos harus menggunakan acuan kayu lapis.

Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi


tanggung jawab Kontraktor.

Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang
diakibatkan oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau
lainnya.

Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan


konstruksinya sebelum pengecoran.

Semua sudut sambungan / pertemuan harus kaku untuk mencegah


terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
RKS Struktur - 37

Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya yang


memadai.


Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun


sedemikian rupa sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus
berada tidak kurang dari 50 mm dari permukaan beton ekspos.

Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus


disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 cm dari permukaan
beton tanpa merusak.

Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan cekungan


harus diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata
dan seragam dalam warna.

o Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus
dibiarkan terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan sehingga
bahan-bahan asing dapat disingkirkan dari acuan dengan mudah
sebelum penempatan beton.
b. Perlakuan Permukaan Acuan
Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum
penempatan baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan
air sebelum penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak
boleh digunakan.
c. Penempatan Pipa Drainase (Weep Hole), Konduit dan Talang Hujan
o Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan / atau telekomunikasi
serta pipa drainase atau talang, harus dipasang sebelum pengecoran,
dengan tanpa mengurangi kekuatan beton, pipa pipa tersebut harus
dilindungi

sehingga

tidak

akan

terisi

adukan

beton

sewaktu

pengecoran.
o Pipa pipa drainase harus diadakan pada semua dinding beton
penahan tanah atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
o Kecuali dinyatakan lain, pipa pipa drainase harus ditempatkan pada
jarak merata, berselang 2000 mm.
o Pipa drainase, konduit kabel listrik dan talang harus dari bahan pipa
PVC yang mempunyai kuat tekan 10 kg/m2 yang memenuhi JIS
K6741. diameter pipa PVC sesuai ketentuan Gambar Kerja.

RKS Struktur - 38

d. Papan Polystyrene dan Premolded Joint Filler


Lembaran polystyrene mengembang dan premolded joint filler harus
digunakan untuk membentuk celah kosong antara bidang pengecoran,
yang berisi bantalan elastometric bearing.
e. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada
bagian beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja.
Variasi ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung
dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan / atau disetujui
Pengawas Lapangan.
f.

Selimut Beton
Bila tidak ditentukan, ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan
dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran), adalah sebagai
berikut :


Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan


tanah 75 mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

Kolom dan balok balok beton 30 mm, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.

g. Perbandingan dan Campuran Beton


o Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan
metoda yang disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan volume
tidak diijinkan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
o Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran
harus sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
o Slump yang diijinkan minimal 65 mm dan maksimal 75 mm.
Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan
bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran
beton dapat dilaksanakan.
o Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan
peralatan tambahan yang

memadai yang

disetujui Pengawas

Lapangan.
o Beton

Ready-mixed

harus

dicampur

dan

didatangkan

sesuai

ketentuan ASTM C 685.

RKS Struktur - 39

h. Penempatan Beton
Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan, penulangan, sisipan,
block out dan lainnya telah disetujui Pengawas Lapangan.
Acuan harus dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu,
kotoran dan bengkokan sebelum pengecoran.
Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran.
Penggetaran terus menerus pada jarak 380 500 mm harus tetap
terjaga untuk mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang
halus.
Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus
terhadap permukaan horisontal beton segar.
i.

Corong dan Saluran


o Beton

harus

ditempatkan

sedemikian

rupa

untuk

mencegah

terpisahnya bahan bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila


dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi dengan
papan papan berukuran pendek yang mengubah arah gerakan.
Semua corong, saluran dan pipa harus dijaga agar bebas dari beton
yang mengeras dengan cara menyiram air setiap kali setelah
penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru saja selesai
ditempatkan.
o Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1500 mm
kecuali melalui corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal beton,
acuan tidak boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan pada
ujung pelindung tulangan. Beton harus diangkat dari mesin pengaduk
dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi akhir yang disetujui
Pengawas Lapangan. Hal ini untuk memastikan bahwa beton sesuai
dengan mutu yang disyaratkan pada waktu penempatan dan
Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton yang menerus / tidak
terputus putus.
o Semua peralatan, mesin dan alat alat yang digunakan untuk
pekerjaan

ini

harus

bersih,

dan

bekerja

dengan

baik.

Bila

memungkinkan, sebuah unit pengganti atau suku cadang harus


disediakan di lokasi.
o Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga aliran beton tidak terganggung. Benda benda tajam harus
disingkirkan.
o Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti ketika
beton dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan saluran
untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat sehingga
RKS Struktur - 40

beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam
tanpa pemisahan semen dan batuan.
o Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus
bersih dan padat, dan bebas dari air atau aliran air. Permukaan lantai
kerja yang akan diberi beton harus benar benar bersih dari lumpur,
batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang mengganggu. Untuk
mencegah perembesan air ke beton, tempatkan lapisan kedap air
berupa bahan lembaran plastik polyethylene warna hitam tebal
minimal 0.5 mm pada permukaan lantai kerja, kecuali bila ditentukan
dalam Gambar Kerja harus menggunakan lapisan kedap air yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Prosedur ini harus diketahui
dan disetujui Pengawas Lapangan.
j.

Sambungan Konstruksi
Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat tempat sesuai
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan
dan umumnya ditempatkan pada titik titik minimum gaya geser pada
sambungan konstruksi horisontal. Batang pasak, alat penyalur beban dan
alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada tempat tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

k. Sambungan Terbuka
Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal
atau bahan lain yang disetujui.
Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak
pinggiran atau sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila
ditentukan lain.
l.

Pengisi Sambungan
o Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan
terbuka. Bila ditentukan pembentukan ulang sambungan muai,
ketebalan pengisi yang dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja. Pengisi sambungan harus dipotong dengan bentuk dan ukuran
yang sama dengan permukaan yang akan disambung.
o Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang
telah ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak
bergeser bila disampingnya ditempatkan beton.
o Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah
RKS Struktur - 41

diantaranya diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah saatu sisinya
harus ditutup dengan aspal panas agar tersimpan dengan baik.
o Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus
diperiksa dengan teliti.
o Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan
rapih dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3 mm
atau lebih muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu lintas,
bukaan tersebut harus ditutup dengan ter panas atau aspal sesuai
petunjuk Manajemen Konstruksi.
m. Sambungan Besi dan Water Stop
Sambungan besi dan water stop harus ditempatkan pada semua
sambungan konstruksi yang berhubungan langsung dengan tanah atau air
bawah tanah dan tempat tempat lain sesuai Gambar Kerja dan / atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Water stop harus ditempatkan
secara menerus dan teliti, dan harus ditumpu dengan aman untuk
mencegah perubahan posisi. Sambungan harus dilakukan sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
n. Pembongkaran Acuan
Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas
Lapangan.

Persetujuan

Pengawas

Lapangan

tidak

membebaskan

Kontraktor dari keamanan pekerjaan tersebut. Jadual pembongkaran


harus ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
o. Perbaikan Beton
o Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
o Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai
dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya

berlebihan.

(Jangan

menambal,

mengisi,

memulas,

memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk


Pengawas Lapangan).
o Semua

beton

yang

membentuk

permukaan

harus

memiliki

penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang


pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang akan
dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip sirip dan tetesan
adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari
lapisan penutup dan debu.
o Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera
setelah pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton.
RKS Struktur - 42

o Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya
atau beton yang akan dicat dengan :


Semprotan pasir ringan

Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang


diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat
lembut, kemudian disiram dengan air.

Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,


biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.

Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak


kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang
diaplikasikan

pada

permukaan

yang

sebelumnya

telah

dilembabkan dengan air bersih.




Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat


rusak karena asam.

Tambalan kapur.

Mengikir dan menggerinda.

p. Penyelesaian Beton
o Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan
setelah pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan
dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
q. Pengurugan
Bahan urugan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 20 cm dan
dipadatkan secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan
kekuatan 28 hari. Semua bahan urugan harus disetujui Pengawas
Lapangan sebelum memulai pekerjaan pengurugan, seperti ditentukan
dalam Spesifikasi Teknis Galian, Urugan Kembali, dan Pemadatan.
r. Perawatan dan Perlindungan
Ketentuan ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton
segar baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu
cepat.


Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai
saat pembongkaran.

Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus


menerus selama 14 hari setelah pengecoran.

Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang


akan ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap
kekeringan dengan bahan lain yang sesuai.
RKS Struktur - 43

Tidak diijinkan menyimpan bahan bahan di atas beton atau melintas


di atas konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan
belum cukup mengeras.

RKS Struktur - 44

Anda mungkin juga menyukai