Anda di halaman 1dari 20

PERSYARATAN TEKNIS

BAB 3

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEP


Pasal 1. PENJELASAN UMUM

1.1 Spesifikasi Teknis ini menguraikan tugas dan tanggung jawab Kontraktor dalam pekerjaan
pengadaan dan pemasangan instalasi AC dan Ventilasi pada proyek ini.

1.2 Pemasangan instalasi AC dan Ventilasi harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis ini dan mentaati semua peraturan yang berlaku di Indonesia.

1.3 Biaya pengadaan beberapa unit AC dan pemasangan instalasi AC dan Ventilasi ini harus
sudah termasuk pajak-pajak, bea masuk barang import, biaya pemeriksaan di pabrik
maupun di pelabuhan, biaya gudang, biaya pemeriksaan instalasi oleh instansi yang
berwenang, biaya pengadaan tenaga kerja, biaya pengadaan peralatan kerja, biaya
penyediaan alat bantu, biaya testing, commissioning dan start up, biaya asuransi dan
semua biaya yang diperlukan untuk kelengkapan instalasi AC dan Ventilasi.

1.4 Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja yang


dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan mengharuskan semua tenaga di
lapangan selalu mengutamakan keselamatan & kesehatan kerja.

1.5 Kontraktor hams memasukkan didalam penawarannya semua peralatan, perlengkapan


dan material sebagaimana tertera didalam gambar rencana dan yang tersebut didalam
spesifikasi teknis ini, dan semua perlengkapan bantu yang detailnya tidak tampak pada
gambar rencana dan tidak disebutkan didalam spesifikasi teknis, tetapi diperlukan untuk
kelengkapan sistem yang diminta, sehingga sistem dapat bekerja dengan sempurna.

1.6 Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang mempunyai keahlian
dalam pemasangan instalasi AC dan Ventilasi sejenis dengan yang direncanakan.

Pasal 2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua peralatan termasuk start up,
commissioning, balancing dan testing untuk sistim instalasi AC dan Ventilasi yang
direncanakan sampai dapat bekerja dengan sempurna.

2.2 Termasuk dalam sistem ini ialah:

a. Pemasangan AC berupa Air Cooled Split System.

b. Sistem sirkulasi udara (ducting) baik untuk distribusi udara dingin maupun udara
ventilasi.

c. Penyediaan dan pemasangan instalasi fan untuk ventilasi udara.

d. Sistem pemipaan refrigrant lengkap dengan isolasi.

e. Grille, diffuser, volume damper dan fire damper.

f. Plenum / peredam suara/sound linier untuk main ducting.

g. Peredam suara ruangan lengkap dengan Glasscloth.

h. Isolasi panas untuk ducting udara dan pipa drain.


i. Instalasi listrik, yang berhubungan dengan peralatan AC dan Ventilasi.

j. Testing, balancing, commissioning dan start-up k. Dan lain-lain peralatan yang


diperlukan untuk kesempurnaan sistem.

Pasal 3. SISTEM

3.1 Secara garis besar bangunan yang direncanakan terdiri dari 7 lantai

3.2 Sistem AC menggunakan sistem AC Split Aircooled.


Sistem AC untuk setiap lantai menggunakan AC Split Duct dan AC Split Wall Mounted.

3.3 Udara dingin yang dihasilkan Indoor unit/ EVB akan didistribusikan melalui saluran udara
(ducting) yang dibentuk dari lembaran baja lapis seng (galvanized iron sheet) dengan
lapisan isolasi panas dan vapour barrier disisi luarnya atau dari material polyurethane.
Udara balik (Return air) dari ruangan akan dikembalikan ke EVB dengan menggunakan
ducting (sesuai gambar kerja).
Udara segar akan diberikan kedalam sistem ini langsung ke ruang EVB dengan
menggunakan volume damper.

Pasal 4. UNIT SENTRAL PENDINGIN

4.1 Penjelasan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang instalasi Split Air Cooled Air Conditioning
lengkap dengan perlengkapan sehingga dapat menghasilkan kapasitas pendinginan tidak
kurang dari permintaan dalam schedule perancangan.

4.2 Spesifikasi Teknis

4.2.1. Unit terdiri atas dua bagian utama, yaitu :


Evaporator blower
Condensing Unit

4.2.2. Evaporator Blower


a. Unit terdiri dari dua bagian, coil pendingin dan blower yang telah dirakit
dipabrik berupa kabinet dari bahan steel plate atau aluminium plate atau
bahan standard pabrik pembuat.

b. Unit harus dilengkapi dengan sistem pemipaan pipa refrigerant yang telah
terisi refrigerant, sistem jaringan kontrol. sistem jaringan listrik, sehingga unit
datang di site dalam keadaan siap bekerja.

c. Unit dirancang untuk dipasang didalam ruangan dan dipasang secara


horizontal dilengkapi dengan nampan drain.

4.2.3 Condensing Unit:


a. Condensing unit terdiri dari compresor dan condenser yang telah dirakit
dipabrik didalam satu kabinet dilengkapi dengan sistem pemipaan refrigerant
yang telah terisi.
b. Condensing unit dirancang untuk dipasang diluar bangunan. c. Motor
penggerak kompresor dirancang untuk bekerja secara kontinyu, heavy duty.

4.3 Pemasangan

4.3.1. Setiap evaporator blower harus terpasang dengan penggantung secara kokoh
dengan profil baja yang sesuai. Antara penggantung dan unit harus dilengkapi
dengan peredam getaran, sehingga getaran dan unit tid&k merambat ke struktur
bangunan.

4.3.2. Pemipaan untuk drain harus dipasang dengan kemiringan tenentu sehingga
semua air kondensasi yang keluar dari unit bisa mengalir ke pipa drain dengan
sempurna (tidak meluap keiuar).

4.3.3. Thermostat dan tombol pengatur terpasang pada dinding ruangan yang
dikondisikan dengan ketinggian 150 cm dan dikcordinasikan dengan sakelar
lampu.

4.3.4. Pemipaan untuk drain harus dipasang dengan kemiringan tenentu sehingga
semua air kondensasi yang keluar dari unit bisa mengalir ke pipa drain dengan
sempurna (tidak meluap keluar).

4.3.5. Condensing unit terpasang diatas pondasi dengan ketinggian yang cukup.
Pondasi termasuk lingkup tugas kontraktor. Pemasangan pondasi harus
dikoordinasikan dengan kontraktor bangunan sehingga tidak terjadi kebocoran-
kebocoran.
Pemipaan pipa refrigerant terpasang sebagai berikut:
a. ntuk diatap harus didudukan pada galvanized tray dengan ketinggian 20
cm diatas atap.
b. Pipa yang menembus atap harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kebocoran.

4.4 Penjelasan Teknis

4.4.1. Unit sentral pendingin berupa Aircooled Split yang secara lengkap telah dirakit di
pabrik, termasuk sistem pemipaan refrigerant yang telah berisi refrigerant, sistem
jaringan kontrol, sistem jaringan listrik dll., sehingga unit datang di site dalam
keadaan siap bekerja.

4.4.2. Unit harus mempunyai dudukan baja (steel base) yang menampung seluruh unit
dan terbungkus dengan steel casing yang dirancang untuk pemasangan di udara
terbuka.

4.4.3. Kontraktor harus memberikan data berat dari unit Condensing Unit kepada kepada
perencana konstruksi untuk dipelajari dan dibuatkan perkuatan pada konstruksi
bangunan.

4.4.4. Kompresor jenis Scroll dan dirancang untuk bekerja secara kontinyu dengan
perlengkapan proteksi tekanan refrigerant tinggi/rendah, strainer minyak, valve,
dll., dan didudukkan diatas bantalan pegas untuk meredam rambatan getaran.
Kapasitas dari kompresor harus secara otomatis menyesuaikan dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan.
Bila dalam satu unit terdapat beberapa kompresor, maka jumlah kompresor yang
bekerja harus secara otomatis berkurang pada saat beban pendinginan berkurang.

4.4.5. Bila unit hanya mempunyai kompresor tunggal, sistem harus dilengkapi dengan
unloader atau sistem lain sesuai standard pabrik yang bekerja secara otomatis
mengurangi kapasitas kompresor bila beban pendinginan berkurang.

4.4.6. Type Refrigerant yang digunakan adalah type R - 22

4.5 Pemasangan Condensing Unit:

4.5.1. Setiap unit Condensing Unit (CD) harus didudukkan diatas pondasi.
Diantara rangka (dudukan baja) unit CD dan pondasi beton harus dilengkapi
pegas baja/Rubberin shear untuk meredam getaran yang terjadi ketika CD
tersebut bekerja.
Pembuatan pondasi merupakan tugas Kontraktor dan tidak boleh menyebabkan
kebocoran pada atap.

4.5.2. Kabel listrik yang menuju unit CD harus disalurkan melalui galvanized conduit atau
galvanized trunking (tebal trunking minimum 2 mm) dan sambungan antara
terminal dengan conduit atau trunking menggunakan flexible conduit.

4.5.3. Panel "start-stop" untuk menjalankan dan mematikan unit AC harus dipasang di
dekat Indoor Unit, didalam suatu panel listrik yang dirancang sesuai untuk
pemasangan diluar/didalam bangunan.

4.5.4. Pemasangan unit dan sistim pemipaan harus diatur sedemikian sehingga tidak
menyulitkan pemeliharaan dikernudian hari.

4.5.5. Pengujian dan pengukuran tegangan listrik, arus listrik, temperatur udara, tekanan
compressor, temperatur air yang masuk dan keluar cooler, besar aliran air chiller,
tekanan disisi masuk dan keluar dll. harus disaksikan oleh pengawas dan harus
dapat dicatat dan dilaporkan secara tertulis sebagai syarat serah terima
pekerjaan.

4.5.6. Sambungan unit ke sistem pemipaan harus menggunakan flange, sehingga


memudahkan pembongkaran pipa (bila diperlukan), dan menggunakan flexible
connector untuk mencegah rambatan getaran.

4.5.7. Unit Condensing Unit (CU) yang berkapasitas > 5 TR harus mempunyai udara
discharge / hembusan udara ke samping / horizontal.

Pasal 5. EVAPORATOR BLOWER (EVB)

5.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang Evaporator Blower (EVB) lengkap dengan
semua perlengkapannya, sehingga dapat menghasilkan kapasitas pendinginan dan
kapasitas aliran udara tidak kurang dari permintaan dalam schedule peralatan.

5.2 Ukuran EVB yang akan dipasang harus dapat memenuhi ruangan yang teiah disediakan
dengan memperhatikan ruang bebas disekeliling unit untuk service dan maintenance.
5.3 Spesifikasi teknis dari EVB yang ditawarkan harus dilampirkan didalam/penawaran untuk
diteliti.

5.4 Model EVB yang dipasang harus sesuai dengan yang direncanakan, yaitu model Duct,
Standing untuk pemasangan diatas lantai atau didalam plafond.

5.5 EVB harus dilengkapi dengan mixing box . Mixing Box tersebut merupakan satu paket
dengan EVB. Mixing Box terbuat dari galvanized steel yang kuat dan kokoh dilengkapi
pula dengan fresh air dampers, dan gasketed flanges untuk mempermudah
pemasangan/koneksi dengan EVB atau dengan return air duct.

5.6 Setiap EVB harus mempunyai drip-pan untuk menampung air kondensasi dan
tersambung dengan pipa drain menuju atau sampai ke floor drain.

5.7 Coil pendingin terbuat dari copper tubing dengan sudu-sudu aluminium dengan jumlah
row dan fin dapat memenuhi kapasitas pendinginan yang diinginkan. Kecepatan
maksimum udara yang melalui coil tidak boleh lebih dari 550 fpm.

5.8 Motor harus mampu bekerja secara terus menerus (type heavy duty), mempunyai kelas
isolasi B dan mampu bekerja sampai temperatur 40 derajat Celcius pada kelembaban
relatif sampai 95 %.
Motor dengan kapasitas dibawah 3,7 KW (5 HP) dapat dijalankan langsung ke jaringan
PLN (Direct on line), sedang motor dengan kapasitas sama atau lebih besar dari 3,7 KW
(5 HP) harus dijalankan menggunakan starter star-delta.
5.9 Pemasangan:

5.9.1. Hubungan fan dengan ducting harus menggunakan flexible duct yang rapat udara,
dari bahan kain kanvas (terpal) dengan kedua bagian yang terpisah tersebut
diberi flange dari bahan besi siku ukuran tidak kurang dari 50 mm x 50 mm x 3
mm dan jarak keduanya minimum 10 cm.

5.9.2. Kabel listrik yang terhubung dengan unit harus dipasang menggunakan flexible
conduit galvaniz.

5.9.3. Pemasangan EVB harus dibuat sedemikian sehingga tidak menyutitkan service dan
maintenance dikemudian hari, dengan jalan member; ruangan yang cukup
disekelilingnya.
Peletakan yang ditunjukkan gambar rencana hanya sebagai patokan dan
Kontraktor harus menyesuaikan kembali sesuai dengan ukuran unit yang akan
dipasang.
Penyesuaian letak unit yang diusulkan Kontraktor tidak dapat menyebabkan
adanya biaya tambahan, kecuali apabila ada permintaan khusus yang
datangnya dari Pemberi Tugas.

5.9.4. EVB yang dipasang diatas plafond , harus dipilih EVB model Duct dan dipasang
menggantung pada plat beton dengan menggunakan peredam getaran dari
karet.
Untuk memudahkan maintenance/pemeliharaan dikemudian hari, kontraktor
harus menyediakan bukaan di plafond dibawah setiap EVB. Kontraktor harus
memberikan data ukuran bukaan yang diperlukan. Sedangkan untuk EVB yang
dipasang diatas lantai harus diberi peredam getaran dari karet atau pegas, untuk
mengurangi getaran yang terjadi jika EVB tersebut bekerja.
5.9.5. Filter harus dari jenis yang dapat dicuci dan dapat dengan mudah
dipasang/dilepas. Filter tersebut harus merupakan perlengkapan standard dari
EVB tersebut.

5.9.6. Pipa drain dari unit AC harus dipasang dengan kemiringan yang cukup.
Seluruh permukaan pipa drain yang terpasang secara horizontal atau yang
terpasang diatas plafond harus dilapis dengan isolasi panas. Pipa drain yang
terpasang tegak tidak perlu diberi isolasi panas diluarnya. Spesifikasi dan
ketebalan isolasi panas sama dengan pipa refrigrant dari unit pendingin.

5.9.7. Setiap EVB harus dilengkapi dengan panel starter yang diletakkan didekat unit
pada ketinggian sisi atas tidak lebih dari 180 cm dan dilengkapi dengan tcmbol
ON, tombol OFF dan dua lampu indikator masing-masing warna merah yang
akan rnenyala bila ada gangguan (trip) dan warna hijau yang menyala bila unit
bekerja.

5.9.8. Thermostat jenis "duct type" dipasang di return air duct dan mengatur posisi dari
modulating valve yang selanjutnya mengatur jumlah air yang masuk ke cooling
coil.

5.9.9. Smoke detektor jenis "duct type" dipasang di return air duct dan bila bekerja, harus
secara otomatis memutus arus listrik ke EVB, dan memberi signal alarm.

5.9.10. Untuk dapat dijalankan dan dimatikan secara remote, pada pane! starter setiap
EVB harus disediakan terminal untuk remote start / stop.

5.9.11. Pada waktu lelang kontraktor harus melampirkan "seleksi coil" dengan data seperti
tertulis didalam RKS ini maupun pada gambar.

Pasal 6. FAN VENTILASI

6.1 Penjelasan

Kontraktor harus memasang semua instalasi fan untuk ventilasi mekanis dengan jenis,
ukuran dan kapasitas sesuai dengan gambar, schedule peralatan dan spesifikasi. Fan
harus dibuat oleh pabrik yang telah dikenal dan mempunyai keagenan di Indonesia.

Dalam penawaran harus dilampirkan data teknis dari fan yang ditawarkan, yang
menjelaskan tentang hal-hal sbb.:
a. Merk
b. Negara asal
c. Model
d. Kapasitas (m^jam) dan static pressure (mm wg.)
e. Kurva kerja, dengan memberi warna pada titik kerja fan
f. Pemakaian daya listrik (BMP)
g. Sound Power Level
h. Ukuran fisik fan
i. Standard pembuatan
j. dll.
dan data teknis motor sbb.:
a. Merk
b. Negara asal
c. Jenis
d. Kapasitas
e. Tegangan listrik
f. Starter
g. Pendingin
h. Kelas isolasi
i. Putaran
j. Kemampuan kerja pada suatu temperatur dan kelembaban.

Data teknis tersebut diatas harus dibuat untuk setiap fan (data untuk fan dengan
kapasitas yang sama dapat disatukan dalam satu daftar).

6.2 Fan Centrifugal

Fan dirancang untuk mengalirkan udara dengan kecepa+an rendah dan tekanan rendah.
Fan jenis centrifugal mempunyai Single Inlet dengan Impeller type Forward atau
Backward Blade, dipilih sesuai dengan kebutuhan pengaliran udara sesuai gambar
rencana pada static pressure yang ditentukan. Fan harus memberikan Sound Power level
yang minimum.
Motor harus mampu bekerja secara terus menerus ( type heavy duty), mempunyai kelas
isolasi B dan mampu bekerja sampai temperatur 40 derajat Celcius pada kelembaban
relatif sampai 95 %.
Setiap fan dilengkapi dengan starter yang terpasang didalam kabinet tertutup.
Starter terdiri dari magnetic contractor dan dilengkapi dengan proteksi untuk motor dan
dapat diremote (dijalankan dan dimatikan dari jauh) dari suatu ruangan yang ditentukan.
Didalam rangkaian starter harus disediakan fasilitas untuk memungkinan pemasangan
thermostat untuk mengatur start/stop unit fan secara otomatis berdasarkan suhu udara,
walaupun pemasangan thermostat tidak termasuk dalam lingkup tugas Kontraktor.
Kabinet fan dari lembaran baja dengan finish cat. Standard kelengkapan meliputi outlet
dan iniet flange, V-pulley, V-belt, belt cover, pegas peredam getaran dan dudukan fan.

6.3 Fan Axial

Fan tipe direct-driven axial flow fan dengan blade aluminium ligh alloys. Fan dirancang
lengkap dengan aerofoil shape untuk memberikan kemampuan efisiensi performance
yang tinggi dengan sound power level minimum sesuai gambar rencana.
Motor jenis terbungkus (totally enclosed motor). Tiap unit dilengkapi dengan
sambungan (duct joint).

6.4 Pada waktu lelang kontraktor harus melampirkan curva fan yang akan dipasang yang
menunjukkan daya listrik, noise level dan lain-Iain.
6.5 Pemasangan jenis fan type apapun (diatas lantai, digantung atau menempel pada
dinding) harus diberi peredam getaran terbuat dari karet / pegas.

Pasal 7. PENGGANTUNG, PENYANGGA DAN PENGUAT

7.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua penggantung, penyangga,


pendukung, penguat pipa-pipa hingga dapat bekerja dengan aman.

7.2 Semua penggantung, penyangga, penguat dari pipa harus terbuat dari bahan besi baja
yang dilapis galvani dengan design dan pembuatan yang telah disetujui dan sesuai
dengan standard praktis yang telah umum dilaksanakan.

7.3 Kontraktor harus menentukan letak dari setiap penggantung, penyangga, penguat,
dimana telah dihitung kekuatan bebannya dan telah diperhitungkan defleksi akibat
pemuaian disetiap titik. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail
cara pemasangan pada struktur bangunan dan detail dari penggantung, penyangga dan
penguat tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan disampaikan untuk disetujui.

7.4 Setiap penggantung dan penyangga dari pipa Refrigrant dan pipa drain harus dapat
diatur pada arah tegak sebesar 5 cm. Tiang penggantung (hanger rod) harus terbuat
dari besi berbentuk bulat berlapis galvaniz, berulir diujungnya, dengan baut untuk
menyetel ketinggian penggantung pipa.
Kecuali dinyatakan lain, tiang penggantung tersebut harus mempunyai ukuran
minimum sebagai berikut :

Ukuran Pipa Diameter tiang Penggantung


Tunggal Ganda
0.5" - 2" 3/8" ( 9 mm ) 3/8" ( 9 mm )
2.5"-3" Vz" (12mm) 3/8" ( 9 mm )
4" - 5" 5/8" (15mm) V2" (12mm)
6" V4" (18 mm ) 5/8" ( 15mm)
8"-12" 1" (25mm) 3/." (18mm)

Untuk pipa dengan ukuran diatas 12 inch harus direncanakan khusus, sesuai
kebutuhan.
7.5 Pipa tidak boleh digantung atau didukung dengan menggunakan kawat, kabel, kayu,
tali, rantai, atau sejenisnya.

Pasal 8. Sleeves (sparing)

8.4.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang sleeves (sparing) pada pemipaan yang
menembus dinding, lantai dan atap.

8.4.2 Sleeves harus mempunyai diameter paling sedikit 1/2" (12 mm) lebih besar dari
diameter pipa yang terpasang dan terpasang setebal konstruksi bangunan yang
ditembus. termasuk lapisan finishingnya. Ukuran sleeves ini harus memungkinkan
pergerakan vertikal maupun horizontal dari pipa akibat pemuaian pipa.

8.4.3 Sleeves yang menembus dinding luar, atap dan lantai beton harus terbuat dari pipa baja
dengan flange yang terpasang pada pertengahan panjang, dengan las yang menerus
sekeliling pipa dan ditanam didalam dinding, lantai atau atap. Sleeves yang terpasang di
lantai harus diperpanjang kesisi atas sehingga muncul setinggi 5 cm diatas lantai finish.
Pada dinding luar, sleeves harus dibuat kedap air dengan menggunakan sealant atau
menggunakan material lain yang disetujui.

8.4.4 Kecuali dinyatakan lain, maka sleeves yang terpasang pada dinding tiata terbuat dari
lembaran baja berlapis galvani (G.I.sheet) BjLS 50.

Pasal 9. PELAKSANAAN

9.1 Gambar rencana telah menunjukan secara diagramatik pekerjaan pemipaan


yang harus dilaksanakan.
Kontraktor harus memasang dan mengatur pemipaan, kira-kira seperti yang
ditunjukkan, dan hams disesuaikan dengan kondisi setempat, terutama yang
menyangkut instalasi dari disiplin lain.
Sebelum melaksanakan, Kontraktor harus mempelajari dengan teliti gambar konstruksi
dan gambar arsitek dan kondisi setempat.

9.2 Kontraktor harus memasang sistern pemipaan, sehingga semua peralatan yang
terhubung dapat bekerja dengan aman dan sempurna. Pelaksanaan pemipaan harus
sesuai dengan standard dan petunjuk dari pabrik.

9.3 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua perlengkapan pemipaan seperti
vent, drain, air relief valve, dimana diperlukan untuk kesempurnaan kerja. Semua
perlengkapan tersebut tidak tampak pada gambar rencana dan harus dilengkapi oleh
Kontraktor.

9.4 9.4. Pipa harus dipotong secara tepat sesuai ukuran yang dibuat di site dan harus
dipasang tanpa ada gaya-gaya yang timbul pada pipa tersebut, serta tidak menghalangi
pintu, jendela dan jalan orang. Pembobokan bagian bangunan untuk jalan pipa hanya
diperkenankan setelah mendapat ijin dari pengawas.

9.5 Pemasangan pipa harus diberi kemiringan sehingga memudahkan drain.

9.6 Selama pelaksanaan, semua ujung pipa yang terbuka harus diberi tutup sementara
untuk mencegah kotoran masuk kedalam pipa.
9.7 Pipa harus digantung atau disangga dengan cukup sehingga pipa tidak menahan
beratnya sendiri secara berlebihan.

9.8 Untuk tujuan service, penggantian dan perbaikan, harus dipasang :

a. Union, flanged pada sambungan ke peralatan.

b. Shut off valves disisi masuk dan disisi keluar dari setiap peralatan, yang
memungkinkan perbaikan peralatan tersebut tanpa mengganggu sistim lainnya.

9.9 Kontraktor harus menentukan letak dan besaran dari penggantung & penyangga pipa,
serta menghitung berat dan defleksi pipa akibat panas dan memilih jenis penggantung &
penyangga yang tepat.

Pasal 10. DUCTING

10.1 Kontraktor harus menyediakan semua material untuk pekerjaan ducting dan membuat
serta memasang ducting sesuai dengan gambar rencana, lengkap dengan penggantung
dan penyangga, plenum, damper, turning vanes, splitters, balancing damper, dan lain-
lain.

10.2 Material untuk pekerjaan ducting adalah galvanized steel sheet/lembar toaja lapis seng
yang diproses secara lock-forming dan memenuhi Sll, atau dapat juga digunakan dari
material polyurethane. Ducting dibentuk sesuai dengan standard SMACNA (USA).

10.3 Tebal Material Ducting.

10.4 Semua ducting udara adalah untuk sistim tekanan dan kecepatan rendah.

10.5 Semua ducting, kecuali dinyatakan lain, adalah berbentuk persegi, dengan ketebalan
sebagai berikut :

Sisi terpanjang Tebal material


Sampai 300 m BjLS 50
300 mm - 750 mm BjLS 60
750 mm - 1350mm BjLS 70
1350 mm- 2100mm BjLS 80
Lebih dari 21000 mm BjLS 100

Untuk material dari polyurethane tebal dari ducting sesuai rekomendasi fabrikatornya.

10.6 Penggantung Ducting

10.6.1 Penggantung ducting yang diperinci dibawah ini adalah kebutuhan minimum,
dan harus ditambah sesuai dengan beban, bentangan yang ada dan
disesuaikan dengan kebutuhan.

10.6.2 Ducting Horizontal

1. Penggantung ducting adalah batang besi bulat (iron rod) diameter 3/8" (9
mm), yang terpasang disisi kanan dan kiri dari ducting dan menggu-
nakan besi profil siku disisi bawah ducting.
ukuran 2" x 2" x 1/8" (50 mm x 50 mm x 3 mm) untuk ducting ukuran
sisi terpanjang sampai dengan 2.100 mm, dan
ukuran 2" x 2" x 1/4" (50 mm x 50 mm x 6 mm) untuk ducting ukuran
sisi terpanjang melebihi 2.100 mm.

2. Ujung dari penggantung yang berupa besi bulat harus diberi ulir untuk
pemasangan baut untuk penyetelan ketinggian ducting dengan range 5
cm.

3. Jarak maksimum antara 2 penggantung adalah :


300 cm untuk ducting ukuran terpanjang sampai dengan 1.350 mm,
240 cm untuk ducting ukuran terpanjang diatas 1,350 mm.
Setiap pencabangan harus diberi penggantung dan setiap ujung ducting
harus mempunyai penggantung sendiri.

4. Penggantung harus dicat akhir dengan cat besi warna putih dengan cat
dasar menie.

10.6.3 Ducting Vertikal

1. Ducting yang terpasang vertikal harus diklem ke lantai atau ke dinding


dengan menggunakan besi siku dengan jarak maksimum antara 2 klem =
400 cm.

2. Ukuran besi siku tidak boleh kurang dari :___________


Ukuran ducting terpanjang______Ukuran besi siku

Sampai dengan 750 mm 1-y<" x 1-1/4" x 1/8


____________________(32 mm x 32 mm x 3 mm)

750 mm sampai 1.350 mm 2" x 2" x 1/8"


___________________(50 mm x 50 mm x 3 mm

1.350 mm sampai 2.100 mm 2" x 2" x V^"


____________________| ( 50 mm x 50 mm x V^")

3. Klem harus dicat besi warna putih dengan cat dasar menie.

4. Besi kanal type U dapat pula digunakan sebagai pengganti besi siku
tersebut.

10.7 Volume Damper dan Splitter Damper

10.7.1 Kontraktor harus memasang splitter damper pada ducting air supply, return
air dan exhaust yang menghubungkan dua atau lebih outlet/inlet, untuk
keperluan balancing distribusi udara.

10.7.2 Damper terbuat dari bahan yang sama dengan bahan ducting dimana
damper dipasang dengan tebal daun 2 tingkat lebih tebal dari tebal ducting.

10.7.3 Panjang daun damper minimum adalah 30 cm dengan lebar maksimum 100
cm. Damper dengan lebar lebih dari 100 cm harus dibuat per bagian.

10.7.4 Damper harus berkonstruksi kuat, tidak mudah bergetar ataupun bergoyang
karena aliran udara, dan mudah distel pada suatu posisi dari luar dengan
petunjuk posisi yang mudah dilihat. Posisi penyetelan tersebut harus tidak
mudah berubah.

10.7.5 Pada ruang tertentu yang dilintasi oleh ducting supply pada sisi masuk dan
sisi keluarnya dilengkapi dengan fire damper, begitu juga dengan return air
yang terlihat pada gambar. Bahan fire damper harus dari baja tahan api.

10.7.6 Untuk keperluan penyetelan splitter damper, Kontraktor harus meminta


kepada pelaksana pemasangan plafond bukaan-bukaan di plafond.

10.7.7 Permintaan ini harus disertai gambar kerja yang secara jelas menunjukkan
lokasi dari bukaan-bukaan yang diminta.

10.7.8 Flexible Duct

Kontraktor harus memasang flexible duct pada hubungan antara ducting


dengan fan, dengan menggunakan bahan kanvas dan dibuat rapat udara.

10.8 Isolasi Akustik

10.8.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang isolasi akustik (sound liner) disisi
dalam ducting supply air yang keluar dari AHU sebagairnana tampak pada
gambar renc&.ia. Ducting pada sistem ventilasi mekanis tidak perlu dilengkapi
dengan isolasi akustik.

10.8.2 Ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sisi dalam, sehingga ducting
harus diperbesar dengan adanya ketebalan isolasi akustik ini.

10.8.3 Isolasi akustik harus dibentuk dari bahan duct board/rigid fibregfass dengan
tebal 1" (25 mm), densitas minimum 3 Ib/cuft (48 kg/m ) dan dilapisi dengan
aluminium foil double sided berlubang-lubang medium weight, atau dengan
glass cloth.

Pasal 11. ISOLASI PANAS

11.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua material isolasi panas lengkap
dengan aluminium foil, vapour barrier dan pelindung luar sebagairnana dispesifikasikan
berikut ini.

11.2 Ducting AC

11.2.1 Semua ducting yang melayani supply air dari unit AC harus diisolasi dibagian
luar dengan isolasi panas bahan fibreglass blanket dengan spesifikasi teknis
sbb.:
- Tebal 1"(25mm)
- densitas 1,5 Ib/cuft (24 kg/m2)
Pemasangan isolasi panas harus dilindungi di sisi luarnya dengan double
sided fire resistant glass fibre reinforced aluminium foil sebagai vapour
barrier.

11.2.2 Semua return air duct harus diberi isolasi yang sama dengan isolasi supply
air duct.
11.3 Isolasi panas lantai atap

11.3.1 Sisi bawah dari atap beton / atap genteng lantai teratas yang langsung
mendapat panas dari matahari, harus dilapis dengan isolasi panas,
sebagaimana teriihat pada gambar rencana.

11.3.2 Bahan isolasi panas adalah fibreglass blanket density 3 Ib/cuft ( 48 kg/m 3)
tebal 2 inch ( 50 mm ) dan pada bagian bawah dilapis dengan double sided
reinforced aluminium foil.

11.3.3 Pemasangan aluminium foil harus dibuat sedemikian sehingga mencegah


kontak langsung antara fibreglass dengan udara yang kembali ke unit AC.
bilamana ruangan disekitarnya digunakan sebagai plenum.

11.4 Aluminium Foil

11.4.1 Seluruh permukaan ducting harus dilindungi diseluruh sisi luarnya dengan
double sided fire resistant reinforced, medium weight aluminium foil sebagai
vapour barrier.

11.4.2 Pemasangan aluminium foil pada ducting harus overlapping minimal 3" (75
mm) pada sambungan dan ditutup dengan adhesive aluminium tape lebar 2"
(50 mm).

Pasal 12. GRILLE, DIFFUSER

12.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua grille, diffuser untuk supply air,
return air dan exhaust air, sebagaimana tampak pada gambar rencana.

12.2 Semua grille, diffuser harus terbuat dari bahan Allumunium Anodized dengan finish cat,
kecuali grille didalam ruangan toilet dan yang terpasang di dinding luar bangunan hams
terbuat dari aluminium anodized natural.

12.3 Semua diffuser untuk supply air dan semua grille untuk return air dan exhaust air harus
dilengkapi dengan opposed blade volume damper.

12.4 Warna cat akan ditentukan kemudian dan contoh harus diajukan untuk disetujui.

12.5 Pemasangan grille dan diffuser harus dilakukan terpisah dari konstruksi plafond, dan
apabila diperlukan rangka untuk penguat maka rangka penguat harus disediakan dan
dipasang oleh Kontraktor.

12.6 Pemasangan grille dan diffuser harus menggunakan klem, sekrup yang tersembunyi
dan tidak terlihat oleh mata, serta tidak membebani plafond.

12.7 Bahan untuk pembuatan grille dan diffuser yang dinyatakan terbuat dari Allumunium
yang mempunyai ketebalan minimum 1,0 mm.

Pasal 13. PIPA REFRIGERANT

13.1 Kontraktor hams menyediakan dan memasang semua pipa refrigerant lengkap dengan
isolasinya sebagaimana tampak pada gambar rencana.
13.2 Material / bahan pipa refrigerant dari copper dengan standard ASTM B-280.

13.3 Tebal pipa copper ASTM B-280 sebagai berikut :

Diameter Pipa (inchi) Tebal Pipa Inchi (mm)

1/8 0,030 (0,76)


3/16 0,030 (0,76)
1/4 0,030 (0,76)
5/16 0,032(0,81)
3/8 0,032 (0,81)
1/2 0,032 (0,81)
5/8 0,035 (0,89)
3/4 0,035 (0,89)
7/8 0,045(1,14)
1 1/8 0,050(1,27) .
1 3/8 0.055(1,40)
1 5/8 0,060(1,52)

PASAL 14. ISOLASI PIPA REFRIGERANT

14.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua isolasi pipa refrigerant dan drain
AC sebagaimana tampak pada gambar rencana.

14.2 Material / bahan isolasi pipa terbut dari : rubbemitrille / EPDM dengan type closed Cel!
Elastomeric thermal insulation.

14.3 Tebal isolasi pipa sebagai berikut:

Diameter Pipa Inchi Tebal Isolasi


3/16" - 1" 25
(mm)
1 %" - 2" 32

Pasal 15. INSTALASI LISTRIK

15.1 Pendahuluan

Kontraktor harus mempelajari gambar instalasi listrik, sehingga mendapat gambaran


yang Jelas sampai bagian mana yang akan disediakan oleh Kontraktor listrik dan
bagian mana yang harus disediakan oleh Kontraktor.

15.2 Lingkup Pekerjaan

15.2.1 Pada dasarnya Kontraktor Listrik, akan menyediakan suatu sumber listrik
yang cukup untuk unit-unit AC dan ventilasi di lokasi dekat setiap unit.
Didekat setiap fan untuk ventilasi dan EVB akan disediakan oleh Kontraktor
Listrik suatu sumber listrik yang cukup berupa kabel dengan ujung terbuka.
Kontraktor Mekanikal harus menyediakan perlengkapan seianjutnya termasuk
panel starter sampai fan dapat bekerja dengan baik.

15.2.2 Kontraktor bertugas menyambung terminal/ujung kabel/panel yang tersedia


tersebut, dan menghubungkan ke unit-unit yang dipasangnya secara lengkap.

15.2.3 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua instalasi listrik,


sehingga semua sistim AC dan ventilasi dapat bekerja dengan baik, termasuk
diantaranya penyediaan dan pemasangan motor-motor, starter, peralatan
proteksi, sekering, panel distribusi, panel kontiol, kabel listrik, pipa konduit,
kabel kontrol, dan lain sebagainya.

15.2.4 Panel-panel distribusi untuk peralatan AC dan ventilasi harus dibuat sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

15.2.5 Didekat setiap unit AC, fan dan pompa harus dipasang suatu alat pemutus
arus, baik berupa isolating switch atau sakelar.

15.2.6 Kontraktor harus menyediakan alat proteksi terhadap kehilangan satu phase
disetiap panel yang mensupply peralatan 3 phasa.

15.3 Sistem Instalasi

15.3.1 Semua pelaksanaan instalasi fistrik harus dilaksanakan sesuai dengan


Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUII.) dan peraturan-peraturan yang
dikeluarkan PLN, serta sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan.

15.3.2 Pemasangan instalasi listrik didalam ruang mesin, atau diatas plafond
dilaksanakan secara opbouw (surface-mounted), kecuali dinyatakan lain
didalam gambar.

15.4 Sistem Tengangan

15.4.1 Sistem tegangan yang ada adalah 380 Volt, 3 Phase, 50 HZ, atau 220 Volt, 1
phase, 50 HZ.

15.4.2 Semua equipment listrik harus sanggup menahan arus hubung singkat
sampai 35 kA.

15.5 Motor Listrik

15.5.1 Semua motor yang disupply dan dipasang adalah Jem's squirrell cage
induction motor, kecuali dinyatakan lain.

15.5.2 Semua motor diatas 1 KW harus mempunyai sistim tegangan 3 Phasa.

15.5.3 Motor dengan kapasitas 5 HP atau lebih besar harus mempunyai starter jenis
"Star Delta", sedang motor dibawah 5 HP dapat diJalankan langsung ke
jaringan listrik.

15.5.4 Semua motor harus dipilih sesuai dengan kebutuhan, dengan torsi yang
cukup besar untuk dapat memutar beban yang tersambung sampai putaran
normal dengan waktu sesingkat mungkin dan tidak menarik arus listrik yang
berlebihan.

15.5.5 Motor harus direncanakan untuk bekerja terus menerus dan dapat bekerja
pada power factor dan effisiensi yang tinggi pada semua kondisi beban yang
mungkin ada.
15.5.6 Motor harus dipilih dari jenis yang dapat bekerja didalam ruangan dengan
suhu sampai 40 derajat C atau di udara luar.

15.5.7 Motor harus dipilih dengan noise level yang rendah, sehingga tidak terdengar
dari luar ruangan dimana motor terpasang.

15.5.8 Motor yang memutar beban dengan bantuan tali karet (belt) harus disupply
lengkap dengan rel pengatur kekencangan tali karet, kecuali apabila telan
disediakan alat knusus untuk mengatur kekencangan tali karet tersebut

15.5.9 Semua motor harus dilengkapi dengan box tertutup untuk terminal kabet
listrik yang terbuat dari cast iron atau cast aluminium. Terminal box tersebut
harus mudah dibuka untuk pemeliharaan dan service.

15.5.10 Motor harus mampu bekerja secara terus menerus (type heavy duty),
mempunyai kelas isolasi B dan mampu bekerja sampai temperatur 40 C.
pada kelembaban relatif sampai 95 %.

15.6 Panel Distribusi AC

15.6.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang Panel Distribusi untuk unit AC
yang terletak di ruang AHU/Panel.

Panel Distribusi tersebut berisi Moulded Case Circuit Breaker, Miniature


Circuit Breaker, Busbar, Fuse switch, Star-Delta starter, Lampu Indikator,
Ampere meter, Volt meter, Kwh-meter dan semua peralatan yang
berhubungan dengan sistim kontrol dan proteksi motor listrik. Pada panel
pembagi ini harus dilengkapi "Three Phase Protector" yang berfungsi sebagai
pengaman motor/compressor akibat ketidak seimbangan arus phasa dari
sumber.

15.6.2 Panel harus berbentuk lemari, jenis outdoor, tertutup rapat sehingga tidak
memungkinkan debu-debu dan binatang kecil masuk kedalamnya, serta
direncanakan sedemikian sehingga memungkinkan pemeliharaan,
pemeriksaan dan pengujian dengan mudah dan aman.

15.6.3 Kabinet lemari harus terbuat dari pelat baja dengan tebal tidak kurang dari 2
mm, yang dibentuk dengan penguat profil besi siku.

15.6.4 Pintu harus disediakan disisi depan untuk pemasangan dan service.

15.6.5 Semua lampu indikator, meter-meter dan tombol-tombol harus diletakkan


disisi depan dari kabinet dan harus dipasang di balik pintu dengan sisi
depannya diberi kaca.

15.6.6 Semua kabel harus masuk dan keluar lewat sisi bawah dari panel.

15.6.7 Panel harus mempunyai sistim 5 rel, yaitu phase R, S, T, Neutral dan
Grounding. Rel neutral harus sama besar dengan rel phase.

15.6.8 Peietakan terminal kabel harus dibuat sedemikian sehingga belokan kabel
dibuat sesedikit mungkin dan memudahkan pemasangan.
15.6.9 Masing-masing terminal kabel harus dengan jelas diberi identifikasi atau
kabel.

15.7 Panel Starter

15.7.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang panel starter untuk semua
motor fan. Panel ini berbentuk kotak terbuat dari pelat besi dengan tebal tidak
kurang dari 1,6 mm, dengan pintu disisi depan.

15.7.2 Panel ini harus berisi starter dari motor listrik lengkap dengan kontrolnya.

15.7.3 Pada sisi depan panel harus diletakkan lampu indikator berwarna hijau (unit
bekerja) dan warna merah (keadaan tidak normal atau trip). Bila unit berhenti
bekerja, kedua lampu tersebut harus padam.

15.7.4 Pada sisi depan panel harus dipasang dua buah tombot untuk menjalankan
dan mematikan motor.

15.8 Instalasi Pengkabelan

15.8.1 Semua kabel, kawat, saluran kabel (cable trays & ducts), conduit, dan semua
perlengkapan baik yang dispesifikasikan atau tidak, dan dimana diperlukan
untuk menjamin bekerjanya sistim dengan sempurna, harus disediakan dan
dipasang oleh Kontraktor.

15.8.2 Kabel

a. Kabel jenis NYA, NYMHY dan NYM harus ditarik di daiam konduit atau
cable-duct, sedangkan kabel NYY dan NYFGbY dapat ditarik dengan
klem, dalam cable duct atau dipasang di cable tray/rak kabel.

b. Kabel yang dipasang harus telah lulus uji dengan bukti sertifikat dari PLN
dan dikirim ke proyek masih dalam gulungan lengkap dengan tanda-tanda
pabrik pembuatnya dan disertai salinan sertifikat dari PLN.

c. Warna kabel harus sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
dan instalasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan
PLN.
1. Apabila warna kabel harus dirubah sesuai dengan keseimbangan
beban yang ada, maka Kontraktor harus mengganti seluruh kabel
tersebut sesuai dengan warna phasenya, atas biaya Kontraktor.
2. Pemberian warna menggunakan adhesive tape tidak dibenarkan.

d. Semua kabel harus dipasang tanpa adanya kerusakan pada isolasinya


dan tanpa melintir atau melekuk. Kabel yang terpasang dengan isolasi
yang rusak harus diganti atas biaya Kontraktor.

e. Pada ujung dari kabel harus dipersiapkan untuk pemasangan pada


terminal tanpa merusak penghantarnya. Penggunaan sepatu kabel harus
sesuai dengan persyaratan.

f. Semua kabel harus mempunyai ukuran penghantar sesuai dengan


persyaratan PUIL dan sesuai dengan kebutuhan. Apabila kapasitas dan
ukuran penghantar kabel tidak dicantumkan didalam gambar, maka
kapasitas kabel harus dipilih sesuai dengan kapasitas circuit breaker atau
sekering.

15.8.3 Konduit

a. Diameter konduit tidak boleh lebih kecil dari 20 mm dan harus mempunyai
diameter sesuai dengan peraturan PLN dan dipilih sedemikian sehingga
memudahkan pemasangan atau penarikan kembali setiap kabel tanpa
harus melepas kabel yang lain.

b. Konduit harus dari bahan heavy duty berlapis galvani, tengkap dengan
Junction box, adaptor, konduit flexible yang semua berlapis galvani.

c. Konduit harus berakhir pada terminal di panel dan peralatan-peralatan


listrik dengan sistim sekerup yang disetujui.

d. Kecuali didalam ruang mesin, maka semua konduit harus ditarik secara
tersembunyi diatas plafond atau ditarik didalam tembok.

e. Konduit yang dipasang secara opbouw dan terlihat mata harus dipasang
paralel dengan struktur bangunan, yaitu paralel dengan dinding, paralel
dengan kolom, paralel dengan balok dan vertikal di tembok.

f. Konduit harus diberi klem yang cukup, pada jarak antara tidak lebih dari
120 cm dengan jenis klem yang disetujui.

g. Penggunaan konduit flexible harus sependek mungkin.

15.8.4 Trunking & Duct


a. Trunking harus terbuat dari pelat besi berlapis galvani dengan tebal 1,6
mm, lengkap dengan koupling, belokan dan semua peralatan bantunya.

b. Trunking harus dipasang menggunakan penggantung dengan sistim yang


disetujui, dengan jarak antar penggantung tidak lebih dari 150 cm.

c. Ukuran dari trunking harus sesuai dengan peraturan PLN, dan tidak boleh
mempunyai ruang bebas lebih kecil dari 40% penampangnya.

Pasal 16. PENGUJIAN (TESTING)

16.1 Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Pengawas.

16.2 Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh Kontraktor untuk keperluan
pengujian.

16.3 Pengujian harus dilakukan pada semua pemipaan dan mendapat persetujuan "Lulus
Pengujian", sebelum pipa diberi lapisan isolasi atau ditimbun/ditutup.

16.4 Pemipaan harus diuji pada tek.anan sebesar 150 % dari tekanan keria dan harus
dijaga seiama 24 jam, dan selama waktu pengujian tekanan tidak boleh berkurang.

16.5 Pemipaan yang akan terpasang tersembunyi, harus sudah diuji sebelum tertutup.

16.6 Volume udara yang dihasilkan oleh fan dan yang disemburkan melalui diffuser/grille
atau yang dihisap oleh grille harus diukur dengan menggunakan Velometer,
Anemometer atau Pilot Tube.
Splitter damper di ducting dan volume damper di diffuser, grille harus diatur
sedemikian sehingga diperoleh volume udara sesuai gambar rencana. Damper pada
fresh air intake grille harus diatur sedemikian sehingga mengalirkan volume udara
segar yang diinginkan.

16.7 Semua pompa harus diukur dan diatur sedemikian sehingga mengalirkan air sesuai
gambar rencana.

16.8 Sernua fan hams diukur dan diatur sedemikian sehingga mengalirkan udara sesuai
gambar rencana.

16.9 Semua sistim kontrol harus diuji keberhasilan kerjanya.

16.10 Semua ruangan harus diukur temperaturnya dan dicatat untuk kemudian dilaporkan.
Pengukuran temperatur tersebut harus dilakukan pada saat temperatur luar diatas 30
derajat Celcius.

16.11 Seluruh sistem instaiasi AC dan ventilasi harus dicoba dijalankan selama tidak kurang
dari 3 x 24 jam secara terus menerus. Selama pengujian ini, semua data yang
diperlukan dicatat dan dilaporkan.
Sistem instaiasi AC dan ventilasi hanya dapat diterima untuk pertama kalinya 2 minggu
setelah pengujian diatas dinyatakan berhasil dengan baik dan selama 2 minggu
instaiasi digunakan secara normal.

16.12 Biaya peralatan dan tenaga kerja selama testing termasuk tanggungan Kontraktor,
sedangkan biaya pemakaian listrik selama testing akan ditanggung oleh Pemberi
Tugas.

Anda mungkin juga menyukai