Anda di halaman 1dari 7

Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS TELEPON

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja
dan lainnya untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
untuk seluruh sistem komunikasi telepon sesuai persyaratan dan sesuai gambar
rencana. Didalam pekerjaan ini harus termasuk pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak dapat disebutkan secara rinci,
tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem telepon

1.2. Item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a) Sentral Langganan Telepon Otomatis (SlTO) yang digunakan adalah Private


Acces Branch Exchange (PABX).

Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah unit PABX, Operator Console
yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch (DSS), Printer, Main
Distribution Frame (MDF) dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger
& Ni-Cd Battery)

b) Instalasi Telepon.

Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal-terminal box, kabel


instalasi yang menghubungkan antara terminal box satu dengan terminal box
lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan antara terminal box dengan
outlet-outlet telepon termasuk outlet-outlet telepon, metal doos, conduit,
sparing pelindung kabel instalasi.

c) Pesawat Telepon

Dipilih pesawat telepon push button dialler

d) Peralatan bantu yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem, meskipun


peralatan tersebut tidak disebutkan secara rinci didalam gambar
perencanaan dan persyaratan teknis

e) Penyambungan saluran telepon TELKOM, sesuai dengan ketentuan yang


berlaku, untuk nomor saluran baru

2.0. KEMAMPUAN OPERASI

2.1. Sistem komunikasi telepon ini harus dapat berfungsi sebagai :

a) Sarana hubungan komunikasi telepon

b) Sarana hubungan komunikasi intercom

c) Sarana hubungan komunikasi data

Telepon 4-1
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

2.2. Komunikasi antar extention (pesawat cabang)

Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi antar extension. Komunikasi


antar extension tersebut harus dapat diprogramkan untuk bisa komunikasi
langsung, melalui operator atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi (diblok).
Hal tersebut disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku

2.3. Komunikasi dari extension (pesawat cabang) ke luar

Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi dari extension ke luar sesuai
dengan tingkatan/jabatan yaitu :

a) Tingkatan 1,

Extension yang diprogram untuk tidak bisa berkomunikasi keluar kecuali


disambungkan oleh operator

b) Tingkatan 2,

Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui


operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal)

c) Tingkatan 3,

Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui


operator) tetapi terbatas untuk dalam kota (sambungan lokal) dan dalam
negeri (sambungan jarak jauh)

d) Tingkatan 4,

Extension yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar (tanpa melalui


operator) dan tidak terbatas artinya dapat melakukan sambungan lokal, jarak
jauh dan sambungan internasional. Pemilihan extension yang masuk ke
tingkatan 1,2,3 dan 4 ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan
peraturan dan struktur organesasi Gedung harus dapat diprogram secara
bebas

2.4. Komunikasi dari luar ke dalam

Kominikasi dari luar ke dalam harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi
langsung dari luar atau tidak dapat dihubungi langsung dari luar kecuali melalui
operator.

2.5. Sistem Paging

Sistem harus mampu berintegrasi dengan sistem tata suara (pablic adress
system, car call dan lain-lain sesuai keinginan seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan) sehingga memungkinkan melakukan paging dari pesawat telepon.

Telepon 4-2
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

2.6. Trafic Metering

Sistem harus dilengkapi dengan sarana trafic metering unit dan printer, sehingga
mampu melakukan pencatatan mengenai trafic seperti nomor extension yang
melakukan pembicaraan, lamanya pembicaraan dan lain-lain sehingga dari hasil
pencatatan tersebut dapat dilakukan analisa trafic. Hasil pengukuran tersebut
dapat langsung di print-out.

2.7. Penomoran Pesawat Cabang

Penomoran extension harus dapat diprogram secara bebas dan flexible

2.8. Call Hold and Music Call Hold

Setiap pesawat extension harus dapat menunda pembicaraan dengan pihak luar
dan kemudian mengambil atau melanjutkan kembali pembicaraan dari
pesawatnya atau pesawat yang lain. Selama menunggu, lawan bicara diberi
music yang berasal dari PABX itu sendiri atau music dari luar yang telah di
program untuk call hold music.

2.9. Night Service

Diluar jam jam kerja, incoming call dapat dialihkan ke salah satu pesawat cabang
lain yang dipilih

2.10. Salah satu nomor diperuntukan khusus untuk Pimpinan, sehingga bila pesawat
diangkat, maka akan langsung tersambung ke nomor Telkom tersebut

2.11. Kemampuan-kemampuan lain yang harus dimiliki,

a) Automatic call back on busy station

b) Automatic call back on busy trunk,

c) Last number dialling

d) Busy overide

e) Speed dialling

f) Fasilitas-fasilitas lain sesuai dengan rekomendasi dari produk yang dipilih

3.0. SENTRAL TELEPON LANGGANAN OTOMATIS

3.1. Ketentuan Umum

a) PABX yang digunakan harus memenuhi standard atau spesifikasi Telkom


dan CCITT yang dibuktikan oleh sertifikat

Telepon 4-3
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

b) PABX harus mempunyai kemampuan seperti ditunjukan di dalam item


kemampuan operasi diatas

c) PABX yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari pabrik


pembuatnya untuk dipasang di daerah tropis dengan kondisi lingkungan
− Temperatur ruang : 10 oC ~ 40 oC

− Kelembaban relatif : ~ 80 %

3.2. Data Teknis

a) PABX yang digunakan dari jenis :

− Digital, fully electronic microprocessor controlled communication system


with storad program
− Switching system menggunakan Teknologi Pulse Code Modulation dan
Time Devision Multiplexing

b) Kapsitas sistem komunikasi :


− line Telkom untuk telepon

− saluran untuk pesawat cabang

− line Telkom untuk facsimile

− line Telkom untuk komunikasi data

c) PABX harus mampu untuk di extand (diperluas) untuk pengembangan yang


akan datang

d) PABX mempunyai sumber catu daya listrik 220 Volt + 10 %, 1 phase, 50 hz

e) Mempunyai catu daya listrik cadangan berupa batere yang mampu bekerja
dalam keadaan sumber catu daya utama (PLN) mengalami gangguan
minimal 8 jam pada kondisi full traffics

3.3. Persyaratan Pemasangan

a) PABX dipasang pada ruangan seperti dalam gambar perencanaan

b) PABX dipasang dengan perkuatan sehingga tidak akan roboh, rusak atau
bergeser oleh gangguan mekanis

4.0. TERMINAL BOX TELEPON

4.1. Terminal box telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm.

Konstruksi las, di cat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang
akan ditentukan kemudian oleh Perencana Arsitek/Interior

4.2. Kapasitas terminal box disesuaikan dengan gambar perencanaan

Telepon 4-4
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

4.3. Terminal box telepon dipasang flush mounting pada dinding, dilengkapi dengan
pintu, kunci dan handle

4.4. Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan dengan
menggunakan terminal penyambungan dari jenis smbungan jepit.

5.0. KABEL INSTALASI

5.1. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 0.6 mm2 dengan
jumlah kabel per-pesawat sesuai merk PABX terpilih

5.2. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang di klem (didalam
saluran penghubung under floor duct system)

5.3. Konduktor kabel instalasi telepon harus mempunyai inti solid yang terbuat dari
bahan tembaga

5.4. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa
pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain, dengan cara menandai
dengan cat finish berwarna hijau.

5.5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, rak
kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem
catu daya listrik dan penerangan

6.0. OUTLET TELEPON

6.1. Outlet telepon dipasang pada :

Dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai finish


dengan menggunakan square metal box

6.2. Floor outlet

a) Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer

b) Outlet telepon yang dipasang di dalam floor outlet harus disesuaikan dengan
floor outlet box yang dipilih

c) Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh
gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan
rekomendasi dari produk yang dipilih

7.0. PESAWAT TELEPON

7.1. Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dengan tipe push botton
dialler

7.2. Pesawat telepon yang dipilih adalah :

Telepon 4-5
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

a) Pesawat telepon executive yang dilengkapi display dan kelengkapan lain


sesuai merk terpilih

b) Pesawat standard

c) Persyaratan-persyaratan lain mengenai pesawat telepon, sesuai dengan


rekomendasi dari produk yang dipilih.

8.0. SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN

8.1. Ketentuan Umum

a) Sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan-badan


peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasilistrik yang
bersifatkonduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak
bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat
phasa kebadan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi
bertegangan
b) Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia
dari bahaya tegangan sentuh pda saat terjadinya gangguan

c) Semua badan peralatan atau benda-benda disekitar peralatan yang bersifat


konduktif harus dihubungkan dengan dengan sistem pembumian ini

d) Ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard yang diakui
di Indonesia

8.2. Konstruksi

a) Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara


benda-benda yang di grounding dan peralatan bantu lain yang diperlukan
sistem pembumian

b) Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa galvanis dan
tembaga dengan konstruksi seperti gambar perencanaan

c) Konduktor penghubung antara peralatan (yang di grounding) dengan


grounding rod terbuat dari bare copper conductor atau kabel berisolasi
sesuai gambar perencanaan

d) Tahana sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang


terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt

8.3. Pemasangan

a) Grounding rod ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod
yang tertanam didalam tanah minimum sepanjang 6 meter dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm

Telepon 4-6
Mekanikal-Elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

b) Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol
mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan grunding.

c) Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan kuat menahan


gangguan mekanis

d) Penyambungan bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah


harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang di tanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai
gambar perencanaan

e) Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus


menggunakan mur-baut M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan didalam bak kontrol

f) Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum didalam


gambar perencanaan

g) Sistem pembumian Sistem Komunikasi Telepon harus terpisah dari sistem


pumbumian :

− Pembumian jaringan tegangan tinggi

− Pembumian sinstalasi penangkal petir

− Pembumian sistem tegangan rendah

− Pembumian sistem fire alarm

− Tata letak sistem pembumian harus sesuai dengan gambar


perencanaan.

Telepon 4-7

Anda mungkin juga menyukai