Anda di halaman 1dari 221

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


KORPS BRIGADE MOBIL
JL. ANYELIR NO.23, PASIR GN. SEL., CIMANGGIS, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)

PROYEK PEMBANGUNAN SITE PREPARATION


PENGADAAN PERALATAN KBR PAS GEGANA
DI KARAWANG – JAWA BARAT

SUMBER PEMBIYAAN KREDITOR SWASTA ASING (KSA) T.A. 2021


LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)

PROYEK PEMBANGUNAN SITE PREPARATION


PENGADAAN PERALATAN KBR PAS GEGANA
SUMBER PEMBIAYAAN KREDITOR SWASTA ASING
(KSA) T.A. 2021

LOKASI

KARAWANG – JAWA BARAT

Menyetujui : Dibuat Oleh :


Lead Firm KSO Konsultan Perencana
PT. MITREL BERKAT UTAMA PT. CIPTA MANDIRI PERENCANA

( BUSONO WIBAWANTO, S.H. ) ( Ir. ZULFAHMI BACHTIAR, M.M. )


DIREKTUR UTAMA DIREKTUR UTAMA

Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

( SAUMADIN. S.K.M., M.M. )


KOMISARIS POLISI NRP 78071389
PEKERJAAN ARSITEKTUR
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................i

BAB I PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


PEKERJAAN PEMASANGAN
PASAL 1 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL ................................................II.1
PASAL 2 PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATUKALI ...........................................II.5
PASAL 3 PEKERJAAN KAYU .........................................................................II.7
PASAL 4 PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL ................................................II.10

BAB II PEKERJAAN FINISHING


PASAL 5 PEKERJAAN PASANGAN DINDING .......................................................II.12
PASAL 6 PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN, PEREKAT BATU BATA RINGAN, PEREKAT
KERAMIK/HT, & MARMER/GRANIT ......................................................II.14
PASAL 7 PEKERJAAN HOMOGENOUS TILE/ KERAMIK, MARMER/GRANIT ....................II.18
PASAL 8 PEKERJAAN PARTISI GYPSUM ............................................................II.23
PASAL 9 PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM ........................................................II.27
PASAL 10 PEKERJAAN KUSEN, PINTU METAL BAJA & PINTU SHAFT ...........................II.34
PASAL 11 PEKERJAAN KACA & CERMIN ............................................................II.41
PASAL 12 PEKERJAAN HARDWARE ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG .......................II.45
PASAL 13 PEKERJAAN SANITARY ....................................................................II.50
PASAL 14 PEKERJAAN PENGECATAN ................................................................II.54
PASAL 15 PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP) ..................................II.59
PASAL 16 PEKERJAAN WATERPROFING ............................................................II.67
PASAL 17 PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC ......................................................II.71

PARAF : i
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 1
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

1). Bagian ini meliputi pengadaan bahan bahan peralatan, tenaga kerja dan jasa jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton rabat dan beton
non struktural lain sesuai dengan gambar gambar persyaratan teknis ini.
Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga dan peralatan seperti concrete
mixer dan peralatan peralatan lain yang harus selalu berada di lapangan sesuai dengan
standard dan dengan kapasitas untuk pekerjaan tersebut.

2) Pekerjaan meliputi kolom kolom praktis, balok balok praktis, Beton Rabat dan semua
Beton Non Struktural sesuai tercantum di dalam gambar.

a) Kolom praktis, harus dilaksanakan pada :


1. Setiap pasangan dinding dengan luas maximal 12 m².
2. Pertemuan dinding dengan dinding Setiap akhir dari dinding
3. Setiap bagian yang dianggap perlu sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi atau yang tercantum di dalam gambar.
4. Dimensi pembesian 4 dia 10, sengkang dia 8 jarak 10-20

b) Balok praktis harus dilaksanakan pada :


1. Diatas setiap kosen
2. Setiap bagian yang dianggap perlu sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi atau yang tercantum di dalam gambar.
3. Dimensi pembesian 4 dia 10, sengkang dia 8 jarak 10-20

c) Beton Rabat terbuat dari campuran 1 : 3 : 5 dengan tulangan satu lapis ø 10 mm.

d) Material beton menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber lokal
dengan jarak paling jauh 1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat
dari lokasi proyek.

2.0 PERSYARATAN BAHAN

a. Semen Portland.
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi SNI 2049-2015, Semen Portland. Semen yang telah
mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.

b. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir butir yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam SNI 03-1750-1990, Agregat Beton, Mutu, dan Cara uji

c. Koral Beton / Split.


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03-1749-1990 Besar butir Agregat untuk
Adukan beton, dan Cara uji. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

I.1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi SNI 03-6861.1-2002,Air, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( Bahan
Bangunan Non Logam ). Apabila dipandang perlu Manajemen Konstruksi dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

e. Besi Beton.
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi
syarat-syarat SNI 03-1749-1990 Besar butir Agregat untuk Adukan beton. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

f. Pengendalian pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standard peraturan
pekerjaan beton struktur pada RKS Buku ini, termasuk standar pengujian mutu beton
bila diperlukan, antara lain :
1. SNI 2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
2. SNI 2049-2015, Semen Portland.
3. SNI 03-1750-1990, Agregat Beton, Mutu, dan Cara uji
4. SNI 03-6861.1-2002,Air, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( Bahan Bangunan Non
Logam )
5. SNI 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton
6. SNI 03-1749-1990 Besar butir Agregat untuk Adukan beton

3.0 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Mutu Beton :
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
lain sesuai dengan SNI 2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.

b. Pembesian :
1. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada SNI
2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
2. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2052-2017, Baja
Tulangan beton
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Manajemen Konstruksi.

c. Cara Pengadukan :
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Manajemen Konstruksi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian
slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.

d. Pengecoran Beton :
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.

2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Manajemen


Konstruksi.

I.2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat


penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat
memperlemah konstruksi.

4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian trupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran.
3 Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
4. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang
digunakan dari kayu dolken diameter 80 -100 mm atau kaso 50/70 mm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara
cross.
7. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
8 Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.

f. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat besi
beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 07-0663-1995
Jaring Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton

g. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis
dari Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Manajemen
Konstruksi.

h. Pelaksana/ Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai


dengan saat-saat penyerahan (selesai).

i. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku
baik dalam negeri maupun luar negeri.

j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material :


besi, koral, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.

k. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium yang
akan ditunjuk kemudian.

l. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalam
PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Manajemen Konstruksi dan diperiksa di
laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Manajemen Konstruksi. Jumlah dan
Frekwensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan SNI 2847-
2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.

I.3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

m. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.

n. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari


pekerjaan-pekerjaan lain.

o. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

p. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (satu) minggu

q. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :


1. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
2. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

r. Sparing Conduit dan pipa-pipa :


1. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
2. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta
persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
3. Bilamana sparing-sparing (pipa, counduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan
dari Manajemen Konstruksi.
4. Semua sparing-sparing (pipa, counduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

s. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)


1. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.
2. Untuk pekerjaan lantai beton, harus ditrowel sehingga diperoleh permukaan lantai
yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan lantai beton
yang akan dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering sempurna dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.
3. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan dengan
pengecatan cat emulsi pada saat beton sudah kering sempurna dan memenuhi
syarat untuk dicat.

I.4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATUKALI

1.0 UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan meliputi :

1. Pekerjaan bangunan meliputi arsitektur dan finishingnya sesuai yang tercantum


didalam gambar dan RKS ini.
2. Pekerjaan halaman termasuk pekerjaan jalan, parkir dan semua komponen yang
tercantum didalam gambar dan RKS ini.

2.0 BAHAN BAHAN

1). S e m e n
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.

2). P a s i r
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan
untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.

3). A i r
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat syarat yang
tercantum dalam pekerjaan beton.

4). B a t a
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 6 cm x 12 cm
x 24 cm yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang diperoleh disuatu daerah mungkin
berbeda dengan ukuran tersebut diatas harus diusahakan supaya tidak terlalu
menyimpang dari ukuran ukuran tersebut.

Bata yang dipakai harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :


1. Kwalitas terbaik.
2. Pembakaran matang.
3. Warna merah (merah merata).
4. Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
5. Keras dan tidak mudah patah.
6. Tidak terlihat garis garis retak.
7. Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih besar
dari 3 mm)

5). B a t u K a l i
Bahan batu kali harus memenuhi syarat syarat :
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam
hitaman.
b. Tidak ringan atau porous.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 1970)

6). J e n i s A d u k a n
a. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar gambar atau dalam Spesifikasi Pekerjaan ini.

I.5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

(1) Adukan 1 pc : 2 ps
• Dinding bata s/d 50 cm diatas lantai dasar untuk dinding bagian luar, dan
20 cm untuk bagian dalam.
• Seluruh dinding toilet, r. pompa dan yang berhubungan langsung dengan
air, dibuat s/d 150 cm.
(2) Adukan 1 pc : 4 ps.
Untuk pasangan dinding dan plesteran plesteran yang tak termasuk dalam
uraian diatas.

b. Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampur yang telah disetujui atau dicampur
dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan
yang sudah mulai mengeras atau membubukannya untuk dipakai lagi.

3.0 PELAKSANAAN

a. Siapkan semua bahan yang dibutuhkan


b. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25cm dari dasar pasangan
batu kali
c. Siapkan adukan untuk meletakkan batu tersebut.
d. Susun batu-batu diatas adukan dengan beda tinggi 20cm dan isikan adukan dalam
celah-celah batu tersebut sehingga taka da rongga antar batu
e. Naikkan benang pada 25cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang, usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
f. Sediakan tempat untuk lubang-lubang stek kolom dan keperluan-keperluan lainnya
g. Cor Steck –steck kolom tersebut dan rapikan pondasi.

4.0 URUGAN TANAH KEMBALI

Pekerjaan urugan tanah meliputi pengangkutan bahan, peghamparan dan pemadatan, bahan
yang digunakan material urugan dari hasil galian atau diambil dari lokasi yang terdekat
dengan lokasi pekerjaan dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.

Tahap Pekerjaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan urugan tanah dimulai, Kontaraktor harus membuat
shop drawing.
 Setelah mendapat izin dari Konsultan MK, kontraktor melakukan satke out dan marking
lokasi pekerjaan.
 Pembersihan lokasi urugan dari kotoran seperti sampah, akar-akar, rerumputan atau
material lainnya yang dapat mempengaruhi kepadatan lapisan urugan.
 Pemasangan patok-patok sebagai rambu-rambu petunjuk penimbunan,
 Sebelum pelaksanaan urugan dimulai terlebih dahulu diukur elevasi awalnya,
dituangkan dalam gambar kerja sebagai dasar perhitungan volume.
 Setelah proses penghamparan selesai maka dilakukan perataan dengan menggunakan
stamper.
 Penyiraman air secara continiue pada material urugan untuk mendapatkan kadar air
yang optimal.

I.6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 3
PEKERJAAN KAYU

1.0 UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan dan Pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan sehubungan
dengan pekerjaan kayu kasar, kayu halus dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar dan
per-syaratan teknis ini.

1.2 Referensi

SNI 03-3399-1994 : Metode pengujian kayu spesimen kecil tanpa cacat


SNI 03-6841-2002 : Metode pengujian kuat belah kayu di laboratorium
SNI 03-6850-2002 : Metode pengujian pengukuran kadar air kayu dan bahan
berkayu.
SNI 03-6848-2002 : Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
SNI 03-3959-1995 Metode pengujian kuat lentur kayu di laboratorium
SNI 03-3972-1995 : Metode pengujian modulus elastisitas lentur kayu
konstruksi berukuran struktural.
SNI 03-6448-2000 : Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural
SNI 7973-2013 : Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
SNI 03-0675-1989 : Spesifikasi ukuran kusen
daun pintu dan daun
jendela dari kayu
SNI 03-2445-1991 : Spesifikasi ukuran kayu
Spesifikasi untuk bangunan rumah
dan gedung
SNI 7973-2013 Spesifikasi : Spesifikasi desain
untuk konstruksi kayu

2.0 Persyaratan Bahan


a. Material digunakan harus kayu legal. Sebelum memulai pekerjaan
kontraktor harus menyerahkan bukti tertulis kepada Pemberi Tugas
dan atau Manajemen Konstruksi (MK) surat Faktur Angkutan Kayu
Olahan (FAKO) atau Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAKB).

b. Penggunaan kayu/bambu/material tidak terdapat perekat dan/atau


pelapis yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

c. Kayu harus berkualitas baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan- kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mengurangi nilai kontruksi/bangunan. Kayu berdasarkan mutunya
dibedakan dalam 2 (dua) macam, yaitu kayu kelas I dan kelas II.

1. Kayu mutu kelas I, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


 Harus kering udara, lengas kayu 12% - 18% besarnya mata kayu tidak boleh
lebih dari 1/6 kali lebar balok atau tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
 Retak-retak dalam arah radial, tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu
dan miring arah serat tangen alfa tidak boleh lebih besar dari 1/10, sedang
untuk balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10
tinggi balok.

I.7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2. Kayu mutu kelas II, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


 Kadar lengas kayu lebih kecil atau kurang dari
30 %, besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok atau tidak boleh
lebih kecil dari 5 cm.
 Rata-rata dalam arah radial, tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu
dan arah serat tangen alfa tidak boleh lebih besar dari 1/7,
sedang untuk balok tidak mengandung wanvlak yang lebih besar
dari 1/10 tinggi balok.
d. Dari jenis kayu pada proyek ini dibagi 3 jenis sesuai dengan
pekerjaannya dan pekerjaanya itu bisa dilihat pada Rencana
Anggaran Biaya dan Analisa Pekerjaannya yaitu :

1. Kayu Terentang untu pekerjaan yang sifatnya sementara dengan apa


yang dijabarkan dalam rencana angaran biaya dan analisa pekerjaan
seperti bowplank, bekisting. Sekelas dengan atau pengganti kayu
terentang ini adalah dolken atau kayu lokal.
2. Kayu Borneo Super untuk pekerjaan yang sifatnya sementara atau
permanen dengan apa yang dijabarkan dalam rencana angaran
biaya dan analisa pekerjaan seperti papan nama proyek, perancah
plat beton, stoott werk, dan lain-lain.
3. Kayu kamber Banjar/Samarinda untuk pekerjaan yang sifatnya
permanen seperti pekerjaan interior partisi maupun interior
mebelair.
4. Kayu Merbau untuk pekerjaan kusen, daun pintu dn jendela
5. Kayu jati untuk pekerjaan handrailing tangga

e. Bahan-bahan kayu berlapis

1. Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih


dan warnanya merata dengan sertifikat pabrik SNI.
2. Plywood harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
3. Trepleks harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
4. Multipleks harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
5. Megateak harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
6. Partikel Board harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih
dan warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
Hardfleks harus berkualitas baik corak maupun serat terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat dengan
sertifikat pabrik SNI.
f. Kwalitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari jenis kwalitas pelitur, tua, tidak
ada getah, kering udara dan tidak ada cacat/celah, mata kayu yang besar/mati, susut
pinggirnya bekas dimakan bubuk dan cacat lainnya yang parah dan harus sudah
dikeringkan paling sedikit 3 bulan.

I.8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

g. Kelembaban (Moisture Content)


Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu
halus harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu kasar kurang dari 20 % dan
mengalami pengawetan kayu dengan proses woll mannit sesuai persyaratan
pengawetan kayu, yaitu diawetkan dengan wall mannit CB campuran 5 gram/liter air
dan dikeringkan sehingga tercapai pengawetan penuh dengan metode vacuum.
Kelembaban tersebut diatas ditentukan untuk kayu yang dikirimkan ketempat
pekerjaan, yang harus tetap dipertahankan nilai kelem-babannya hingga bangunan
selesai.

h. Jenis Kayu
Dalam syarat-syarat khusus beserta Uraian & syarat- syarat daftar kayu juga termasuk
dengan disebutkan bahan-bahan untuk macam-macam tempat pekerjaan Jenis Kayu
selain telah ditentukan dalam daftar tersebut, akan dipertimbangkan juga jenisnya
memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh-contoh harus
dikirimkan terlebih dahulu dan memerlukan persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Untuk pemakaian-pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar tersebut
diatas, harus digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sebanding.

i. Penyimpangan Ukuran
Kayu kasar yang belum dikerjakan harus menurut ukuran - ukuran yang ditentukan
kecuali sedikit variasi atau perubahan dalam menggergaji, dapat diterima. Kayu kasar
harus diketam, dibor atau jika tidak dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran
dan bentuk yang tertera dalam gambar. Dimana ukuran-ukuran nominal telah dise-
butkan untuk kayu yang sudah dikerjakan maka potongan (kekurangan) sebanyak 3 mm
diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.

j. Permukaan Luar
Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya yang sudah jadi
(finish) harus dikerjakan pada permukaannya dengan baik, kecuali jika ada penentuan
lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar di biarkan bekas gergajiannya, kecuali
jika ditentukan untuk dikerjakan.

k. Mata-mata kayu
Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan
dicat, asalkan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi
lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka ini dapat diterima. Bagi
permukaan-permukaan yang akan dipelitur, hanya mata kayu yang kecil, mulus dan
keras dapat diterima.

l. Pengawetan Kayu
Semua kayu harus di "treatment"/diawetkan dengan vacuum pressure impregnated
dengan mesin.
Semua kayu yang akan terpasang seperti harus diawetkan terhadap penyusunan (oven)
dan rayap (dianti rayap).

m. Susut (mengkerut)
Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus
sedemikian rupa hingga susut dibagian mana dan kearah manapun tidak akan
mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan rusaknya
bahan-bahan yang bersentuhan.

n. Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan semua pekerjaan seperti mempasak,
memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah lobang pasak, sponning dan
lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik. Ia juga
harus menyediakan pelat-pelat logam, sekrup-sekrup paku-paku dan lain-lain pasangan

I.9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu halus yang ditentukan,
dengan baik. Kontraktor juga harus melakukan segala persiapan-persiapan yang
diperlukan untuk konstruksi semua rangka, lapis-lapis dan sebagainya. Dan
pemasangan-pemasangan serta penyangganya pada bangunan.

I.10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 4
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi antara lain :


1. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe, pelat
klem-klem sambungan rangka, dari bahan galvanized steel.
2. Bahan penggantung rangka plafond dari besi diameter 6 mm dilengkapi dengan wartel
moer dan klem pada rangka plafond (klem besi strip 1/4" x 1" bentuk U) dan dipasang
sesuai dengan gambar dan atas petunjuk Manajemen Konstruksi, tiap jarak 90 cm.
Pemasangan pada bidang beton dikaitkan pada angker-angker beton (Philips red head /
Ramset) atau ditanam dalam beton sebelum pengecoran pelat atau balok beton lantai.
Besi diameter 6 mm sebagai penggantung harus lurus, tidak boleh bekas tekukan dan
tidak karatan. Setelah rangka plafond selesai dipasang, besi-besi penggantung harus
dicat dengan meni besi (yzermenie).
3. Railing tangga, dengan ukuran sesuai Pekerjaan Railing Tangga
4. Pemegang alumunium foil dengan Fine Mesh/ Wire Mesh produk BRC (Galvanized) atau
setara.
5. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

2.0 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Fabrikasi.
1. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
2. Manajemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di Pabrik pada
saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi. Setiap pekerjaan yang kurang
baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila
demikian, harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya.
3. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan
untuk fabrikasi.
4. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.

b. Sambungan.
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1. Hanya diperkenankan satu sambungan.
2. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).

I.11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Pemasangan percobaan (trial erection).


Bila dipandang perlu oleh Manajemen Konstruksi, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang
tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh
Manajemen Konstruksi. Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
Manajemen Konstruksi.

d. Pengecatan.
1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Sebelum di cat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan
sikat besi mekanis (mechanical wire brushing).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu
kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint), atau setara.
Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.

e. Pemasangan akhir (final erection).


1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan
baik. Bagian-bagian di mana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana
mestinya, sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk karena
kesalahan penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan
kepada Manajemen Konstruksi, untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan dan
pemecahannya, yang dapat dilakukan di lapangan atau di work shop. Meluruskan pelat
dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui.
Segala biaya sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah
disetuju.
3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar pemasangan.
Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang
sesuai dengan gambar detail.

I.12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN DINDING

1.0. UMUM

1.1 KETENTUAN UMUM

Sebelum pekerjaan pemasangan dinding dilakukan maka :


a. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan area yang akan dipasang
dinding bata.
b. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dan membuatkan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK, Pemberi
Tugas, dab Perencana.
c. Bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai contoh yang
sudah disetujui Konsultan MK dan Pemberi Tugas.
d. Material penutup dinding harus berasal dari sumber lokal dengan jarak paling jauh
1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan bahan, biaya, peralatan dan alat
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan dinding bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar shop drawing.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran Semen.

2.0. BAHAN-BAHAN

2.1 DINDING BATU BATA

 Referensi batu bata merah mereferensi ke standar SNI 15-2094-1991


 Ukuran batu bata dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang
disyaratkan dalam gambar (15 cm), yaitu : 5 x 10 x 20 cm.
 Untuk jenis batu bata merah harus matang pembakarannya, sehingga bila direndam di
dalam air selama 24 jam akan tetap utuh, tidak boleh pecah atau hancur.
 Batu bata merah yang baik tidak menyerap air lebih dari 10% berat keringnya.
 Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai
dengan contoh maka Konsultan MK berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi pembangunan dan menggantinya dengan
bahan-bahan yang telah disetujui.

2.2 DINDING BATA BETON KARAWANG

 Referensi rooster beton mereferensi ke standar SNI 03-1570-1989


 Ukuran sesuai lihat gambar.

2.3 DINDING BATA RINGAN ACC

 Referensi batu bata ringan ACC mereferensi ke standar SNI 03-2156-1991, tentang Blok
beton ringan bergelembung udara (Aerated) dengan proses otoklaf
 Produk batu bata ACC yang digunakan lihat spesifikasi material.
 Batu bata ringan yang digunakan sudah memiliki sertifikasi hasil uji ketahanan api.
 Bangunan Utama mengunakan bata ringan untuk dinding yaitu 7.5x20x60cm,
10x20x60cm, atau jika ada ukuran usulan lain sharus sesuai dengan persetujuan
Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
 Bangunan Genset digunakan ukuran 20x20x60cm

II.13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Ukuran dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang disyaratkan
dalam gambar, yaitu : Untuk dinding lainnya 10 cm, plester aci 2 sisi, kecuali ditentukan
lain
 Untuk mendapatkan persetuajuan material kontraktor wajib memberikan contoh
material.
 Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan MK,
Pemberi Tugas dan Perencana berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi pembangunan dan menggantikan yang baru
(yang disetujui).

3.0. JENIS ADUKAN

Jenis adukan/perekat yang akan dipakai didalam pemasangan batu bata biasa dan batu bata
ringan adalah :
1. Mortar Instan
- Untuk produk yang digunakan untuk semen instan lihat spesifikasi material.
- tebal spesi / siar yang dianjurkan adalah ± 3 mm

2. Semen Portland
Semen dan pasir dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk beton : sesuai dengan ketentuan yang diuraikan di dalam persyaratan
konstruksi.
 Untuk pasangan kedap air (trasraam) : 1 PC : 3 Psr.
 Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 5 Psr.

4.0. JENIS PASANGAN

4.1 Untuk pasangan dinding ACC :


 Pemasangan ini menggunakan sement instat sesuai spesifikasi material atau yang
setara
Untuk dinding-dinding biasa diatas tanah, pasangan kedap air dimulai dari sloof
sampai 30 cm diatas lantai.
 Untuk dinding-dinding toilet (kamar mandi dan WC) dan lain-lain sesuai dengan
gambar, pasangan kedap air dibuat minimum 1,00 m diatas lantai.

4.2 Jenis Pasangan Biasa


a. Untuk pasangan dinding batu bata biasa :
Pasangan ini memakai adukan 1 PC : 5 Psr dan dipasang langsung diatas pasangan
kedap air.
b. Untuk pasangan dinding Bata Ringan
Pasangan ini memakai semen instant sesuai dengan spesifikasi material atau yang
setara dan dipasang langsung diatas pasangan kedap air.

5.0 PELAKSANAAN PEMBUATAN DINDING

Uraian Pelaksanaan
a. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letak dinding
bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
b. Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
c. Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan benang
dan tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasangan benang terhadap pasangan
dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
d. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna. Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak
dibenarkan menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang, kecuali
sesuai dengan peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya

II.14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

harus dipasang secara zig-zag (berselang-seling dengan perbedaan separuh


panjang).Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka
pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
e. Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur  10 mm tiap 1 m tinggi, sedangkan
dinding hebel diberi besi strip lebar 1”, tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi. Demikian juga
setiap luas dinding 9 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok. Khusus untuk
dinding ruang genset, setiap luas dinding 6 m² diberi perkuatan kolom praktis dan balok.
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
f. Sebelum dimulai pemasangan hebel harus direndam lebih dahulu di dalam air dan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah. Tebal siar pasangan batu hebel tidak
boleh kurang dari 1 cm(10 mm) dan siarnya harus benar-benar terisi adukan.
g. Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan
pada gambar.
h. Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata dengan
adukan Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat pada dinding, sebelum
plesteran dipasang.
i. Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
j. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun batu hebel yang cacat
atau tidak sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.
k. Untuk pekerjaan rangka kayu / kusen, gunakan beton ringan aerasi (hebel) Lintel pada
ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublok dan diisi oleh tulangan ringan serta pasangan
beton ringan.
l. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan. Rangka kayu atau kusen untuk pemasangannya harus diperkuat dengan angkur
besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya
ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak
lebih dari 22,50 cm. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
m. Untuk rangka kusen aluminium, maka harus dipersiapkan dahulu lobang kusen tersebut
dengan pembuatan balok praktis
n. Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding, maka
harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh dinding.
o. Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang
dipakukan pada dinding hebel, untuk menghindari keretakan dikemudian hari.
p. Sesudah pasangan bata hebel selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
q. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan atau
menggunakan adukan lain jika ada ketentuan lain
r. Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.
s. Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.

6.0 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

6.1 PENGUKURAN

a. Dinding yang meliputi dinding bata maupun bata ringan akan diukur dengan jumlah
meter persegi (m2) pekerjaan dinding yang digunakan dan diterima sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati
oleh pipa atau oleh benda lainnya yang terpasang pada dinding seperti saklar,
stopkontak, dan perangkat lain yang Menempel.
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
penyelesaian akhir permukaan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan dinding bata, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk
dalam harga penawaran untuk pekerjaan dinding bata.

II.15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

6.2 PEMBAYARAN

Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu dinding bata yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di dalam daftar kuantitas. Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan
seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk alat dan bahan
penunjang, pekerjaan akhir dan perawatan dinding, dan untuk semua biaya lainnya yang
perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan
dalam pekerjaan ini.

II.16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 6
PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN,
PEREKAT BATU BATA RINGAN, PEREKAT KERAMIK/HT, & MARMER/GRANIT

1.0. UMUM

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi penyediaan bahan plesteran dan acian, penyiapan dinding/bidang yang akan
diplester/diaci, serta pelaksanaan pekerjaan plesteran/acian itu sendiri pada dinding-
dinding yang akan diselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah
dan notasi penyelesaian dinding. Seluruh pasangan dinding baik yang terlihat ataupun tidak
terlihat (pasangan batu bata biasa atau batu bata ringan diatas plafond dan dinding shaft)
harus tetap diplester/ diaci.

1.2 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

a. Pengukuran
Pekerjaan plesteran dan acian akan diukur dengan jumlah meter (m2), pekerjaan yang
terpasang dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditujukan pada gambar atau yang
diperintahkan dan disetujui oleh Konsultan MK.

b. Pembayaran
Pembayaran dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan bahan/material, tenaga, alat
bantu, pemasangan dan penyelesaian akhir dan pengujian dari pekerjaan tersebut, dan
biaya-biaya yang lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan.

1.3 PENYIMPANAN

Simpan didalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan yang
berlebih maksimal 16 tumpuk.

1.4 REFERENSI

Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland : SNI 03-6825-2002


untuk pekerjaan
Metode pengujian waktu ikat awal semen Portland dengan : SNI 03-6827-2002
menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil
Metode pengujian kehalusan semen portland : SNI 15-2530-1991
Metode uji densitas semen hidraulis (ASTM C-188-95(2003), : SNI 2531 : 2015
MOD)
Metode pengujian kadar semen dalam campuran segar semen- : SNI 03-6412-2000
tanah.
Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran : SNI 03-6820-2002
dengan bahan dasar semen
Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan : SNI 03-6821-2002
dinding.
Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran SNI 03-6820-2002
dengan bahan dasar semen

2.0. BAHAN

2.1. Mortar Instan yang digunakan untuk plesteran, acian dan perekat bata lihat
spesifikasi material arsitektur

II.17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.2. Material plesteran, acian dan perekat bata :


a. Mortar instant dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi standar
khusus/mutu internasional (DIN 18550, DIN 18555, DIN 1053)
b. Semen portan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan C sesuai SNI 03-6825-2002
c. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli/
alami, sesuai SNI 03-6820-2002 dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
d. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas
e. Material semen terdapat ketentuan rencana menggunakan semen dari pabrik
yang menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001

3.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 JENIS PEKERJAAN

Jenis-jenis pekerjaan dengan adalah :


a. Pekerjaan Plesteran dan acian dengan Semen Portland
 Plesteran kedap air (1 PC : 3 Psr) digunakan untuk menutup dinding-dinding kedap
air (untuk pasangan batu bata biasa)
 Plesteran dinding-dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung dipakai plesteran
1 PC : 3 Psr.
 Plesteran beton (1 PC : 3 Psr), digunakan untuk menutup dinding-dinding beton.
 Plesteran biasa (1PC : 5 Psr), digunakan untuk menutup seluruh permukaan dinding
selain dinding kedap air, dinding sisi luar atau dinding beton untuk pasangan batu
bata biasa.

b. Pekerjaan Plesteran dan acian dengan Mortar Instan


 Plesteran dan acian dengan mortar instan sesuai dengan jenis dan type dari masing-
masing yang setara (lihat spesifikasi material arsitektur).
 Tinggi plesteran diatas plafond 10cm.
 Untuk plesteran transraam di area basah dipasang setinggi 1m

3.2 PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN DINDING YANG AKAN DI PLESTER DAN ACI

Pekerjaan Persiapan

1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.


2. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan plesteran dan acian
3. Bersihkan permukaan dinding pasangan yang akan diplester dari kotoran, minyak, karat,
maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila bidang pasangan
dalam keadaan kering basahi dengan air secara merata sebelum aplikasi plesteran.
4. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester/diaci dengan air.

Pekerjaan Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pelaksanaan Plesteran


- Pastikan pasangan bata sudah siap untuk diplester (secara umum : setelah pasangan
berumur 24 jam).
- Gunakan benang sebagai acuan untuk membuat kepala’an, berdasarkan ketebalan
dinding yang diinginkan.
- Buat kepala’an pada dinding dengan adukan. Jarak antar dua kepala’an dibuat
kurang-lebih selebar bentang tangan tukang yang melaksanakan aplikasi plester ( ±
1,0-1,5 m).
- Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter / 50 kg. Masukan adukan kering ke dalam
ember adukan perlahan lahan sambil diaduk.
- Aduk campuran diatas menggunakan electrical mixer hingga diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.

II.18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal yang
dianjurkan adalah 10 mm.
- Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.
- Adukan plesteran dapat digunakan paling lambat ±60 menit setelah produk tersebut
dicampur air & diaduk secara merata.
- Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan metode multilayer,
dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi setebal maksimal 15mm dengan cara
dikamprot. Aplikasi lapisan berikutnya setelah aplikasi kamprot selama 4jam agar
didapat proses evaporasi adukan dapat berlangsung walaupun demikian hal tersebut
masih dimungkinkan terjadinya sagging. Aplikasi lapisan berikutnya dapat juga
dilakukan setelah kamprotan selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah
terjadinya sagging walaupun proses evaporasi belum sempurna. Aplikasi kamprotan
akan lebih ideal dilakukan hingga berumur minimal 24jam, hal ini bisa diaplikasi
adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering sempurna.
- Pembuatan kepalaan / kelabangan ( guidance line ) dapat disiapkan minimal setelah
1 x 24 jam sebelum aplikasi plesteran, akan lebih baik jika kepalaan tersebut
dikuaskan produk (Superbond Adhesive Pure Acrylic) sebelum aplikasi plesteran.
- Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan pembuatan kepalaan lebih
mendekati bidang sudutan masing-masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20
cm sehingga didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
- Proses pencampuran produk kering akan lebih terjaga homogenitasnya dengan
menggunakan mixer D30, dimana mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam
kondisi sudah tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan
komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650 ltr/jam.

b. Pekerjaan Pelaksanaan Plesteran Transraam

- Tuangkan air sebanyak 6,5 – 7,0 liter / 40 kg kemudian masukan adukan kering ke
dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
- Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal yang
dianjurkan adalah 10 mm.
- Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.

c. Pekerjaan Pelaksanaan Acian

- Tuangkan air sebanyak 13,0 – 14,0 liter dan adukan kering Bahan Acian ke dalam bak
adukan untuk tiap kantong (40 kg) atau 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong (40 kg)
atau 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong (40 kg).
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk aplikasi acian (campuran akan lebih baik & mudah jika menggunakan
electrical mixer).
- Aplikasi acian dilakukan secara manual dengan menghampar adukan dengan roskam
hingga merata pada bidang yang akan diaci dan bilamana perlu diratakan dengan
jidar alumunium panjang.

II.19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1,5 – 3 mm tergantung kerataan dasar permukaan.
- Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah ( horizontal atau vertikal )
dan tidak dianjurkan untuk menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan
sobekan kertas semen atau bahan lain yang meresap air.

d. Pekerjaan Pelaksanaan Pertemuan Dinding Bata dan Beton

1. Pasangan Bata dengan Kolom / Dinding Beton


- Tuangkan air sebanyak 10,0 – 10,5 liter untuk tiap kantong (40 kg) & masukan
adukan kering ke dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai (campuran akan lebih baik & mudah jika menggunakan electrical mixer).
- Buat guratan adukan pada permukaan kolom/dinding beton dengan
menggunakan roskam keramik/bata ringan bergigi dan pada pasangan
bataringan menggunakan adukan (Perekat Bataringan)
- Sedangkan pada permukaan pertemuan pasangan bata dengan beton, dapat
digunakan fiber mesh (lebar ± 50 mm) pada permukaan pertemuaan tersebut.
Kemudian oleskan pada pertemuan tersebut sebelum aplikasi plesteran dan
setelah 1x24 jam dapat diaplikasi acian
-
2. Pasangan Bata dengan Slab / Balok Beton
- Tuangkan air sebanyak 3,4 – 3,6 liter ke dalam ember adukan untuk tiap
kantong 20 kg M
- Masukkan adukan kering FixGrout ke dalam ember adukan secara perlahan
sambil diaduk.
- Gunakan electrical mixer untuk mengaduk campuran di atas hingga diperoleh
kelecakan yang sesuai untuk pekerjaan pengisi celah.
- Tuangkan adukan ke dalam celah atau cetakan secara konsisten tanpa terputus
dari satu sisi saja pada celah antara pasangan bata dengan slab beton dengan
ketebalan celah 10-20 mm. untuk menghindari udara terjebak dalam cetakan.
- Berikan ketukan ringan atau gunakan batang besi tipis yang ditusukkan ke
dalam cetakan yang sudah dituang untuk membantu adukan mengalir terutama
untuk celah yang sempit.

II.20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 7
PEKERJAAN HOMOGENOUS TILE/ KERAMIK, MARMER/GRANIT

1.0. UMUM

1.1. KETENTUAN UMUM

Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :

a. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar
rencana.
b. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah basah, dan
tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari permukaan tanah
c. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan
dinding-dinding selesai dikerjakan.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-contoh untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
e. Apabila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar,dan RKS, maka Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan MK/pengawas, untuk mendapatkan persetujuan
pelaksanaan.
f. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan untuk mengajukan gambar as build
drawing

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah:


1. Pemasangan Homogenous Tile (HT) dan keramik, untuk lantai dan dinding, termasuk
seperti nosing / skirting, plint lantai, dan pemasangan keramik kolam renang.
2. Additive dan grouting yang diperlukan
3. Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Sealant
 Pekerjaan lantai beton
 Pekerjaan dinding batu bata

1.3. REFERENSI

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :

Sertifikasi SNI product

- SNI ISO 10545-2:2010 : Penentuan dimensi dan surface ubin


- SNI ISO 10545-3:2010 : Penentuan water absorption ubin
- SNI ISO 10545-4:2010 : Penentuan kuat lentur dan kuat tekan
- SNI ISO 10545-6:2010 : Penentuan ketahanan abrasi untuk ubin tak berglasur
- SNI ISO 10545-8:2010 : Penentuan ketahanan muai panas
- SNI ISO 10545-9:2010 : Penentuan ketahanan thermal shock resistance
- SNI ISO 10545-11:2010 : Penentuan ketahanan retak rambut pada ubin
berglasur
- SNI ISO 10545-13:2010 : Penentuan ketahanan terhadap bahan kimia
- SNI ISO 10545-14:2010 : Penentuan ketahanan terhadap noda
- SNI 03-4478-1998 : Cara uji daya rekat ubin keramik terhadap mortar
- SNI 03-4062-1996 : Ubin lantai keramik bergalsur
- SNI 03-0106-1987 : Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji
- SNI 03-0054-1996 : Ubin dinding keramik berglasur, mutu dan cara uji

II.21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Konsultan
MK, dan Perencana.

c. Kualifikasi Pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.4. PENGIRIMAN (SUBMITTALS)

Kontraktor harus memberikan kepada Konsultan MK dan Perencana beberapa hal berikut
sebelum pekerjaan :

a. Mock-up Homogenous Tile (HT), keramik,setiap pola sesuai gambar perencanaan.


b. Contoh-contoh harus mewakili keseluruhan sistem yang dipakai.
c. Sample dalam ukuran sebenarnya dan warna keramik/HT
d. Foto copy technical specification dari manufactur dan instruksi pemasangannya.
e. Shop drawing yang menunjukkan pola, metode pemasangan dan detail-detail terhadap
pekerjaan / bagian yang terkait.

1.5. PENYIMPANAN DAN PERAWATAN

a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat, pecah.
b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.

1.6. GARANSI

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik/HT.
b. Kontraktor harus memberi garansi terhadap kualitas dan hasil pekerjaan, ketepatan dan
kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik pembuat.

2.0 BAHAN

2.1 MATERIAL KERAMIK & HOMOGENEOUS TILE

a. Jenis bahan yang digunakan adalah dari tipe (sesuai dengan spesifikasi material
pekerjaan finishing arsitektur)
b. Tipe, ukuran, warna keramik/HT dijelaskan dalam spesifikasi material pekerjaan finishing
arsitektur.
c. Keramik dan HT yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah disetujui oleh
Konsultan MK dan Perencana.
d. Extra Stock.
 Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra stock
sebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan keramik yang
digunakan dalam bekerja.
 Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan.
 Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.
e. Keramik yang digunakan harus memiliki water absorption ≤ 0.05%
f. Keramik yang digunakanh harus memiliki modulus of repture atau kuat tekan ≥ 45 N /
mm2.

II.22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

g. Keramik yang digunakan harus memiliki ketebalan tidak boleh kurang dari 8 mm
h. Toleransi :
 Terhadap panjang dan lebar : ± 0.1 %
 Terhadap ketebalan : ± 2.5 %
 Terhadap kelurusan sisi : ± 0.1 %
 Terhadap kesikuan atau rectangularity : ± 0.1 %
 Terhadap surface flatness : ± 0.1 %

i. Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak memiliki finishing
yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.

2.2 TILE ADHESIVE DAN GROUTING MATERIALS

a. Jenis dan warna yang digunakan sesuai dengan warna keramik/HT yang digunakan.
b. Rekomendasi merk setara sement instan yang direkomendasikan.

3.0 PEMASANGAN DAN PENGERJAAN

3.1 PEMERIKSAAN PERMUKAAN LANTAI

a. Kontraktor harus mengkoreksi semua permukaan yang tidak sesuai berkaitan dengan hal-
hal sebagai berikut :
 Permukaan harus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran, dan
sebagainya.
 Pertemuan, angker, pengait, penggantung untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal
pada atau dibelakang keramik/HT harus dipasang terlebih dahulu sebelum
keramik/HT dipasang.
 Dinding-dinding toilet, pantry, dan area basah lain harus dipastikan memiliki pasangan
trasraam setinggi 1,85 m dari permukaan lantai.

b. Pemeriksaan Permukaan :
Periksa semua permukaan yang akan dipasang keramik, alas dan perlengkapan yang
diperlukan sebelum memulai pekerjaan, deviasi dalam toleransi yang diijinkan untuk
permukaan yang akan menerima keramik/HT.
Perbedaan maximum pada permukaan vertikal adalah 4,0 mm dalam panjang 2,4 meter.

3.2 PEMASANGAN

a. Umum
1. Layout : pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan Keramik/HT dengan
pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari
pengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan keramik/HT
Keramik/HT harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai dan area dinding,
permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar
harus saling tegak lurus.
3. Penempatan keramik/HT harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu
kesatuan hubungan lebar masih diijinkan.
Bila dibutuhkan, keramik/HT dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan
harus dihaluskan. keramik/HT yang rusak dan jelek harus digantil.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih dilaksanakan didalam
area pemasangan.

II.23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Pemasangan HT Lantai atau Dinding


1. Lantai / dinding kerja harus sudah di screed / plester dengan kondisi waterpass
(rata) dan dalam keadaan bersih.
2. Selama pekerjaan pemasangan sebaiknya di area kerja tidak ada pekerjaan lain
(plafon, cat, listrik, plumbing, dll sudah selesai di kerjakan ) dan pastikan
pencahayaan saat pemasangan cukup terang
3. Pemasangan tile searah sesuai dengan logo atau arah panah pilih salah satu ( Untuk
type type tertentu )
4. Lekatkan tile di atas tile adhesive / perekat keramik pada lantai / dinding, atur nat
(dengan spacer) dan level yang diinginkan dengan menggunakan palu karet. Jarak
nat sebaiknya 2 - 3 mm untuk type permukaan polished sedangkan untuk permukan
glaze / unpolished,Glaze polished jarak nat sebaiknya 3 - 4 mm dan menggunakan
waterpass untuk mendapatkan level yang rata.
5. Bersihkan permukaan tile dari sisa tile adhesive / perekat keramik yang menempel
dan diamkan 2x24 jam sampai tile adhesive / perekat keramik mengering.
6. Selama pemasangan, hindarkan zat / cairan yang mengandung pewarna yang kuat
(teh, kopi, tinta, dll). Jika terkena noda seperti di atas, bersihkan secepat mungkin.
Tidak di anjurkan menggunakan bahan chemical.
7. Siapkan Spare dari masing -masing kode shade
8. Proteksilah tile setelah di pasang dengan plastik. Dan untuk lalulintas pegawai
proteksinya ditambahkan dengan triplek
9. Pemasangan pola pasang bata khusus untuk type glaze (matt,satin, unpolished) tidak
dianjurkan, sebaiknya pemasangan tersebut agar dipasang 1/4 panjang tile atau 3/4
panjang tile

c. Mortar Bed
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada
permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah/ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin
dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.

d. Pengaturan Keramik/HT.
1. Tekan keramik/HT dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
2. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
3. Tekan dan ketok keramik/HT untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan
tertutup pada setiap unit ubin tersebut.
4. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata dengan
bagian sudut ubin disebelahnya.
5. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni tidak
diijinkan.

e. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.

f. Pengisian Nat

1. Pengisian nat dilakukan minimal setelah 2x24 jam pemasangan tile.


2. Sebelum pengisian bersihkan tile dari kotoran/debu dan minyak terutama pada
celah nat.
3. Aplikasikan tile grout / semen nat ke celah nat dan dibuat cekung mengikuti
kemiringan bevel (tidak rata permukaan tile).
4. Gunakan bahan karet atau spon pengisi nat dan tekan sampai celah nat terisi padat.
5. Bersihkan segera sisa grout yang menempel pada permukaan tile

II.24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.3 TOLERANSI PEMASANGAN

Level toleransi dan toleransi kerataan :


 Proyeksi terhadap tinggi antara 2 ubin adalah 0,5 mm.
 Kerataan dan kelurusan vertikal pada 2 meter tepi lurus adalah 4 mm.
 Lebar naad : 2,6 mm atau 2 tepi ubin.

3.4 PEMBERSIHAN DAN PERAWATAN

1. Setiap hari lantai dibersihkan dengan sapu atau lobby duster


2. Pel lantai anda paling tidak dua hari sekali, jika perlu gunakan cairan pembersih
lantai yang ada dipasar seperti super pell dan lain lain
3. Pilih pembersih lantai yang tidak mengandung Asam/Acid ,dan sebaiknya gunakan
cairan pembersih lantai waterbased dengan pH netral untuk regularly maintenance
/ perawatan berkala.
4. Disarankan setiap pintu masuk ke dalam rumah disediakan keset.
5. Jika terkena noda bersihkan secepat mungkin.
6. Tidak dianjurkan menggunakan mesin Buffing dengan vat kasar , gunakan lah
stilwool atau Buffer.

3.5 PERLINDUNGAN / PROTEKSI

a. Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak atau ubin
tergores.
b. Tutup ruangan terhadap lalu-lintas dan pekerjaan-pekerjaan lain selama pemasangan,
setidak-tidaknya 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai.
c. Bila terjadi dimana terdapat lalu-lintas atau pekerjaan lain, pemasangan keramik
dilindungi dengan lapisan plywood.

4.0 PENGUKURAN, PEMBAYARAN & REFERENSI GAMBAR

4.1 PENGUKURAN

Pekerjaan pemasangan lantai HT, Keramik diukur dengan jumlah meterpersegi (m2) pekerjaan
pemasangan lantai HT, Keramik yang digunakan dan diterima sesuai dengan quantity yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh konsultan pengawas.

4.2 PEMBAYARAN

Kuantitas yang diterima dari pekerjaan lantai HT, Keramik yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di dalam daftar kuantitas. Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan
seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk alat dan bahan
penunjang, untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan
yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam pekerjaan ini.

II.25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 8
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

a. Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang
harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
b. Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
c. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengkung.
d. Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat pengiriman, penyimpanan, pemasangan


oleh pekerja, material, dan peralatan.

b. Menyediakan bahan, alat dan tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan pada seperti
tersebut dalam gambar perencanaan atau dalam pekerjaan ini, yang meliputi pekerjaan
pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat
& spesifikasi khusus dalam pekerjaan ini

c. Meliputi penyediaan bahan plafon, compound, tape, rangka penggantung plafon,


pemasangan rangka gantung dan bahan plafon pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar rencana, Lingkup pekerjaan ini mengikat dan berlaku untuk seluruh pekerjaan
langit-langit dan partisi.

d. Bagian yang terkait :


• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Pasangan & Plesteran Dinding
• Pekerjaan Keramik
• Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :

• SNI 03-6434-2000 : tentang metode pengujian fisik panel gypsum & papan gypsum
• SNI 03-6384-2000 : tentang spesifikasi panel atau papan gypsum
• SNI 1741
• ASTM C1396
• ASTM 1741
• ASTM E119
• ASTM E90
• BS 5234 (Benturan)

b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pemberi
Tugas.

c. Kualifikasi Pekerja :
• Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
• Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.

II.26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

• Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pemberi Tugas dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya

1.4. Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan kepada Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana hal-hal
berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :

a. Shop drawing, yang menunjukkan :


1. Penunjukkan lay-out
2. Detail insert dan hanger spacing, serta fastening
3. Metode spasi/penyetelan untuk semua main dan cross runner.
4. Detail-detail perubahan level
5. Detail pemasangan pada ceiling di daerah perlengkapan (fixture) ceiling.
6. Posisi untuk manhole (inspection manhole)
7. Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME atau perlengkapan
plumbing dan fixtures (lampu, sprinkler, dan sebagainya) bila ada, serta design ceiling
dan konstruksinya.

b. Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna.


c. Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling.
d. Fotocopy lengkap spesifikasi teknik dari pabrik termasuk detail instruksi untuk
pemasangan material.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan Produk

a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik dengan nama
pabrik, warna, ukuran dan tipe.
b. Material harus dipegang atau dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
sesuai dengan instruksi dari pabrik.
c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai
dan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.

2.0. BAHAN

2.1. Material dan Komponen

a. Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai dengan
peraturan dan standar-standar yang disebut disini, atau setara dengan peraturan-
peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Perencana.
b. Panel gypsum untuk ceiling harus memiliki ketebalan 9 mm tipe plasterboard dengan
sisi-sisi recessed, sesuai dengan persetujuan Konsultan MK,dan perencana.
c. Sekrup pengencang sistem ceiling gypsum plasterboard berupa hubungan rata (flush)
untuk menghasilkan permukaan kontinyu yang halus yang ideal untuk segala bentuk
dekorasi.
d. Rangka aluminium harus terdiri dari top cross rail, furring channel, dan locking clip,
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Sekrup untuk pemasang plasterboard harus anti karat.
f. Tipe ceiling dan polanya harus sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas, dan Perencana.

2.2. Gypsum Board

Gypsum Board yang direkomendasikan adalah :


a. Finish : sesuai gambar rencana
b. Tebal : 9 mm
d. Produksi : Lihat schedule material
e. Fire Rating : 30 menit
f. Rangka : Metal furing system, produk Jayabms dari Jaya Board,

II.27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

produk PT. BDS atau setara


g. Sistem pemasang : Conclead Grid Flush joint

3.0. PEMASANGAN

3.1. Pemeriksaan

a. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk
mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi
kualitas dan pelaksanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

b. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit
sebelum pemasangan.

c. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal


dan untuk itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan
pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya.

3.2. Pemasangan Steel Framing untuk Suspended dan Furred Ceiling

a. Penyangga ceiling harus ditempatkan sesuai dengan reflected ceiling plans dan detail-
detail atau sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui, dan akan berada pada
garis dan level dengan instrumen lain atau peralatan lain yang telah disetujui. Gunakan
“turnbuckles” untuk leveling.

b. Gantungkan ceiling hanger dari bagian struktural bangunan dan lakukan sebagai
berikut:

1. Pasanglah hanger dengan rata dan bebas dari kontak dengan insulasi atau benda-
benda lain dalam plenum ceiling yang bukan merupakan penyangga struktural atau
sistem penggantung ceiling. Renggangkanlah hanger hanya bila dibutuhkan untuk
menghindarkan halangan dan mengimbangi gaya horizontal dengan bracing,
countersplaying, atau cara-cara efektif lain.
2. Kencangkan flat, siku, channel, dan rod hanger ke struktur, termasuk bagian-
bagian penghubung frame, dengan menempelkan dan diselipkan, eyescrews, atau
fastener dan peralatan lain yang dapat memperkokoh dan cukup secara struktural
termasuk tipe hanger yang dipakai, dan dengan cara yang tidak akan
menyebabkan rusak atau jatuh karena umur, korosi/karat, atau temperatur yang
tinggi.
3. Jangan menyambung atau menggantungkan rangka besi pada ducting, pipa, atau
conduit.

c. Pasanglah komponen rangka besi dengan ukuran dan pada jarak yang ditunjukkan
tetapi tidak kurang dari yang dibutuhkan dari referensi standar pemasangan rangka
besi.
1. Wire hanger : 4 mm (8 gage) diameter : 1,25 M.o.c.
2. Carrying channel (Main Runners) : 4 cm, 1,12 M.o.c.
3. Rigid furring channel (Furring Members) : 60 cm M.o.c.

d. Ikatan wire atau elip furring ke main runner dan ke bagian penyangga struktural lain
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh rekomendasi pabrik.

II.28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.3. Pemasangan, Penerapan dan Finishing Gypsum Board

Umum
a. Pasanglah panel-panel ceiling gypsum board melintang dengan rangka untuk
meminimalkan jumlah sambungan ujung ditengah-tengah area pada tiap-tiap ceiling.
Pakailah penyangga pada sambungan-sambungan ujung panel-panel yang berdekatan
tidak kurang dari satu bagian rangka.

b. Pasanglah panel-panel gypsum dengan sisi muka diluar. Jangan memasang panel-panel
yang tidak sempurna, rusak, atau lembab. Ikatlah panel secara bersama-sama untuk
meluruskan tepi-tepi dan ujung-ujungnya dengan kerenggangan tidak lebih dari 1,5 mm
diantara dua panel. Jangan ditekan ke dalam tempatnya.

c. Tempelkan panel-panel gypsum pada steel studs sehingga tepi pelurus atau ujung dari
setiap panel menempel pada tepi pembuka (unsupported) dari stud flangers dulu.

d. Plasterboard gypsum akan ditutup disepanjang sambungan dengan slotted paper tipe
lebar 50 mm.

e. Sambungan rata akan dilakukan sebagai berikut :


Basebond 60 akan dicampur sesuai dengan instruksi pabrik, kemudian gunakan sebuah
trowel besi, yang digunakan pada semua sambungan, sehingga akan menjadi sebagai
“penyelamat” muka panel.

f. Gunakan prinsip yang sama untuk menutup semua sekrup.


Sesegera setelah semua hal ini telah diset dengan memakai trowel besi, potonglah
kelebihan-kelebihan Basebond 60.
Dengan menggunakan “stopping compound” yang dicampur sesuai petunjuk pabrik,
sambungan-sambungan dan sekrup akan menjadi halus rata.
Seluruh permukaan dari ceiling haruslah menjadi rata, halus yang memberi kepuasan
Pemberi Tugas dan Perencana.

g. Gantilah gypsum yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya tambahan kepada
Pemberi Tugas.

3.4. Pembersihan

Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan,
kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan
yang diinginkan (spesifikasikan).

---ooOoo---

II.29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM

1.7. UMUM

1.8. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan ini dilakukan, maka :


a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pemeriksaan dan pengukuran dilapangan untuk
mengajukan shop drawing pelaksanaan untuk disetujui oleh Konsultan MK dan Perencana.
b. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan.
c. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus disertai brosur yang memuat data teknis dan
cara pemasangan.
d. Apabila ada perbedaan dalam hal apapun antara Gambar, BQ dan RKS, maka Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan MK.

1.9. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan,


pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan kosen-kosen, pintu-pintu/jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan


dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan dan
kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta pembangunannya sesuai yang telah
ditunjukkan dalam gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” kosen dan pintu-pintu aluminium untuk
pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk aluminium panels dan louvres
pada pintu-pintu dan frame tersebut.

c. Bagian yang terkait :


 Pekerjaan Pasangan Dinding
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

1.10. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :


- SNI 07- 0417 1989 Panduan alumunium ekstrusi, syarat mutu
- SNI 07- 0603 1989 Alumunium ekstrusi untuk arsitektur, produksi
- SNI 07-0734 1989 Alumunium ekstrusi untuk arsitektur lapisan anodisasi
- SNI 07-0827 1989 Alumunium dan panduan alumunium klasifikasi
SNI 07-2122 1991 Profil Alumunium ekstrusi untuk keperluan konstruksi
umum
- SNI 07-3038 1992 Alumunium dan panduan alumunium tempa
- SNI 07-6326 2000 Alumunium slug
- SNI 07-6658 2002 Persyaratan bahan batang alumunium panduan tahan
panas (TAL).

b. Quality Assurance :
 Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas.

 Single source responsibility : untuk menjamin kualitas penampilan dan performance,


harus memakai material untuk sistem yang berasal dari satu manufaktur (single
manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau disetujui oleh sistem dari manufaktur.

II.30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Sistem akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilih oleh Pemberi
Tugas dengan mock-up system yang harus dibuat oleh Kontraktor.

 Building concrete structural tolerances : harus tidak boleh lebih dari toleransi
pemasangan sistem aluminium seperti : batas-batas perbedaan untuk posisi tegak dan
level.

c. Kualifikasi pekerja :

 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.11. Submittals (Pengiriman)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Konsultan MK, dan Konsultan
Perencana.

f. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi, pemasangan dan finish dari spesifikasi
berdasarkan pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang terdiri dari :
 Evaluation dan member dari profil
 Hubungan joint untuk sistem framing, entrance doors
 Detail-detail dari bentuk yang diperlukan
 Reinforcing
 Anchorage system
 Interfacing dengan konstruksi bangunan
 Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
 Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement, pemasangan-
pemasangan khusus
 Metode dan aksesori pemasangan kaca
 Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan

g. Kontraktor diminta untuk merencanakan sistem atau metode pemasangan mengingat


pengaruh defleksi (deflection) yang mungkin disebabkan oleh tension, atau tekanan
angin, dan sebagainya sesuai dengan rekomendasi fabrikator dan terhadap peraturan
beban yang berlaku.

h. Kontraktor harus mengirimkan 3 set contoh potongan profil dari pasangan jamb dan heads
dari kosen dan pintu-pintu yang ditunjukkan dalam gambar, dengan ukuran panjang 30 cm
profil alloy, beserta kaca ukuran 30 cm x 30 cm termasuk mock-up ukuran standar (cukup
jelas) yang menunjukkan contoh pemasangan dan finishing yang sudah final.

i. Kirimkan fotokopi sertifikat laporan tersebut sebelumnya yang berisi performance untuk
ukuran sistem yang sama sebagai pengganti test kembali atau data-data pendukung lain.

1.12. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kontraktor harus mengirim unit-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponennya ke site


proyek, lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan.
b. Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut ditempat yang kering, dengan
setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film, dan lengkap label, tipe, nomor
dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang tertutup asli dari pabrik. Bagian-bagian yang
rusak tidak akan diterima, item-item dengan cacat atau goresan kecil akan

II.31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi sebaliknya atau
kondisi baik.

1.13. Garansi

Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut :


a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk aluminium alloy dan anodizing, minimum 20 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti
mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan struktural, non
uniformity of surfaces, korosi/karat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
persyaratan performance.

b. Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan


aksesorinya dalam bentuk sertifikat “Certificate of Origin” dari manufaktur yang disetujui
oleh Konsultan MK dan Pemberi Tugas.

1.14. System Requirements

Design requirements

a. Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan pemecahan masalah thermal
atau structural movement, glazing, anchorage, atau moisture disposal, dengan tujuan
membuat gambar basic dimensi.

b. Persyaratan-persyaratan penunjukan detail-detail dimaksudkan untuk membentuk basic


dimensi dari unit-unit, sight lines, dan profil-profil dari member.

c. Sediakan concealed fastening disemua tempat

d. Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-persyaratan atau


rekayasa sistem, termasuk modifikasi-modifikasi yang diperlukan untuk memenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan dan mempertahankan konsep design visual
e. Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-kondisi khusus site
untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak ada kemungkinan kehilangan,
pelemahan atau kegagalan hubungan antara unit-unit dan struktur bangunan atau antar
unit-unit itu sendiri.

f. Berikan expansi dan kontraksi karena gerakan struktural tanpa kerusakan pada
penampilan dan performance.

1.15. Test

a. Typical Window
1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu, termasuk
pemasangan kaca dan sealant.
2. Sample dari material aluminium harus ditest di laboratorium yang disetujui oleh MK,
dan test tersebut harus meliputi :
 Ketebalan material
 Staining test
 Weight test
 Corrosion test
3. Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan kapasitas
waterproof untuk kosen-kosen jendela, dan disaksikan oleh MK, Perencana, dan
Pemberi Tugas.

b. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila MK dan Pemberi Tugas mempertimbangkan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai (rusak) dengan hasil test kekuatan dan sebagainya,

II.32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Kontraktor harus segera memperbaikinya dan/atau menggantinya dengan unit baru sesuai
persetujuan MK dan Pemberi Tugas.

2.0. BAHAN & PRODUK

2.1. Bahan

Jendela dan Pintu

1. Material : Aluminium Extrussion

2. Extrussion : sesuai dengan ditunjukkan dalam shop drawing yang


disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan MK, dan Konsultan
Perencana,
4. Ketebalan profil : 1.35; 1,6; 2; 3 mm sesuai yang ditunjukkan dalam shop
drawing.
5. Bentuk & warna profil : Sesuai gambar rencana dan harus memenuhi uraian dan
syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
6. Ukuran kusen : 4’’ atau setara
7. Painted finish : Powder Coating
8. Sistem pintu-pintu :  ukuran daun pintu sesuai gambar.
 Tebal dan type kaca lihat spesifikasi material pada
pasal pekerjaan kaca/jendela atau sesuai gambar
 glass fitting termasuk :
a. Lock system/lock set
b. Engsel
c. Sekrup
d. Steel plate penguat untuk engsel-engsel t = 3
mm
atau sesuai penjelasan dalam spesifikasi material
pasal Alat Pengunci dan Penggantung, atau sesuai
rekomendasi manufaktur.

2.2. Produk

a. Produk yang digunakan untuk kusen alumunium pintu dan jendela yang disarankan dapat
dilihat pada spesifikasi material arsitektur.

b. Fastener
1. Steel galvanized, aluminium, atau material non core lain yang cocok dengan item-
item fastener, dan harus memiliki kekuatan yang cukup.
2. Pemasangan dengan concealed fastener di semua tempat.

c. Finish Coating
Harus disesuaikan dengan rekomendasi spesifikasi teknis dari manufaktur yang disetujui,
atau sesuai standard manufacture

d. Hardware (selain untuk frameless door)


1. Harus sesuai dengan tipe dan material harware yang ditunjukkan dalam pasal
spesifikasi hardware.
2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk sistem pemasangan
pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh MK dan Pemberi Tugas.
3. Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan dan berasal
dari manufaktur yang disetujui.

II.33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

e. Aksesori
Harus dibuat dengan concealed fastener galvanized stainless steel, rubber weather strip
dan hanger yang dihubungkan ke aluminium didempul dengan sealant. Anchors untuk
konsen-kosen aluminium haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot dip galvanized steel
dengan minimum 13 micron untuk memungkinkan pergerakan.

f. Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete,
mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment
seperti asphaltic varnish atau material insulasi lain.

3.0 PENERAPAN

3.1. Persiapan

a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi-dimensi dan
kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.

b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan cermat, ukuran-
ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detail dan profil aluminium
yang berhubungan langsung dengan material-material struktural lain.

c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan, dengan


mempersiapkan shop drawings yang menunjukkan lay-out, lokasi, merk, kualitas, bentuk
dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh MK dan Pemberi Tugas.

d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara akurat di
fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.

3.2. Fabrication / Assembly

a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly lapangan yang
baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan mesin untuk
mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints contact
dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan sealant.
2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.

3.3. Pemasangan

a. Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
 3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
 3 mm dalam 6 m secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap memberi pada
setiap lokasi.
3. Batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-ke-akhir dan akhir-ke-tepi sejajar
dari permukaan rata tidak lebih dari 50 mm terpisah atau out-of-flush dengan lebih
dari 6 m.

b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau merusak
frame.

II.34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Pasanglah anchor dengan kuat pata tempatnya, memungkinkan untuk pergerakan,


termasuk ekspansi dan kontraksi.

d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk metal-
metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton, dengan cat bituminous
atau preformed separators untuk menghindari kontak dan korosi.
e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan internal
sealant dan baffles untuk memberi konstruksi yang weathertight.

f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.

g. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk menghindari
kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya; dan harus dijauhkan dari material-
material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi menempel pada permukaan
aluminium.

h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated gas (argon)
dan tidak boleh diekspose.

i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk mendapatkan
bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam gambar.

j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel tebal
2-3 mm di set pada interval 60 mm.

k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed type.
Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline joints,
waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan (watertight) 1000
kg/cm².

l. Aluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasi berikut :


 Perubahan fixed-window
 Propel window, rotate window, etc.
 Pintu-pintu kaca frameless
 Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling
 Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-tujuan diatas.

m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan
langsung dengan aluminium frame dan hubungan harus dengan chromium coat pada
permukaannya untuk menghindari kontak korosif.

n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi dinding 10-15 mm
harus diisi dengan grouting.

o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel window, upper dan lower
window, sill harus di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.

p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang dengan
AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing door dan double
door.

q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk membuatnya sound
proof dan watertight.
r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan air hujan.

II.35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.4. Adjusting

Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching speeds dan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi daun
pintu yang halus (smooth).

3.3. Perlindungan dan Pembersihan

a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-material lain
yang disetujui oleh Konsultan MK saat diserahkan ke lapangan.

b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat protective
material akan dipakai pada aluminium.

c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain harus
tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.

d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak akan didempul
atau di sealant.

4.0 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

4.1 Pengukuran

a. Pekerjaan kusen pintu/jendela aluminium menjadi satu kesatuan unit dalam pintu dan
jendela yang tergambar dalam gambar schedule pintu dan jendela
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
jumlah dan tipe menyatu dalam gambar pintu dan jendela yang menjadi satu kesatuan
unit

II.36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU METAL BAJA & PINTU SHAFT

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan tersebut dimulai, maka :

a. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran yang


presisi atas bidang yang akan dikerjakan.
b. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu bahan dan brosur yang memuat data teknis
dan cara pemasangan.
c. Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan gambar shop drawing pelaksanaan untuk
disetujui oleh Konsultan MK dan Perencana.
d. Apabila ada perbedaan dalam hal apapun antara Gambar, BQ dan RKS, maka Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan MK.

1.2. Lingkup Pekerjaan

e. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan,


pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

f. Meliputi penyediaan pintu besi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi,
aksesori yang diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan
perawatan, serta pemasangan sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” kosen dan pintu-pintu besi untuk pintu dan
bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk hollow metal panels dan louvres pada pintu-
pintu dan frame tersebut.

g. Bagian yang terkait :


 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Metal Fabrikasi
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

1.3. Referensi

d. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :


 SNI 03-4360-1996 : Pintu tahan api untuk penggunaan di bangunan atau gedung

e. Quality Assurance :
 Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana
 Fire-rated Door Assemblies : unit-unit yang sesuai dengan NFPA 80, adalah identik
dengan asembly pintu-pintu dan kosen yang ditest untuk karakteristik fire-test-
response sesuai dengan ASTM E 152, dan diberi label dan terdaftar oleh UL, Warnock
Harsey, atau agen pengetesan dan inspeksi yang diterima pada jurisdiksi otoritas.
 Temperature Rise Rating : bilamana ditunjukkan, sediakan pintu-pintu yang memiliki
temperature-rise raising 450oF (250oC) maksimum, dalam 30 menit pada pengaruh
api.

II.37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material,
serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.

1.4. Pengiriman (Submittals)

j. Kirimkan setiap item dalam penjelasan spesifikasi ini sesuai dengan kondisi kontrak.

k. Data-data produk termasuk spesifikasi manufaktur untuk fabrikasi dan instalasi. Sediakan
data-data yang penting dimana produk telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan.

l. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi dan instalasi pekerjaan pintu-pintu besi
beserta kosen-kosennya. Juga detail-detail dari setiap tipe frame, elevasi persyaratan-
persyaratan pemasangan angker pada kosen, pintu-pintu dan hardware dari kosen dan
perkuatannya, detail-detail sambungan anchor dan item aksesori. Sediakan schedule dari
pintu-pintu dan kosen yang menggunakan nomor-nomor referensi yang sama untuk detail-
detail dan bukaan seperti yang tercantum dalam gambar.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kirimkan pallet pintu-pintu dan kosen, tertutup atau dikemas untuk memberikan
perlindungan selama transit dan penyimpanan.

b. Periksa pintu-pintu dan kosen yang dikirim terhadap kerusakan.


Kerusakan-kerusakan kecil dapat diperbaiki dan mendapat persetujuan dari konsultan MK,
apabila yang terjadi sebaliknya, pindahkan dan ganti item-item yang rusak sesuai
petunjuk.

c. Simpanlah pintu-pintu dan kosen pada bangunan di site yang tertutup.


Tempatkan unit-unit pada tempat atau alas kayu blok dengan tinggi minimum 100 mm.
Hindarkan pemakaian konvented plastic atau convas shelter yang dapat menghasilkan
kelembaban. Jika pembungkus untuk pintu-pintu menjadi basah, pindahkanlah
pembungkus dengan segera.
Berikan minimum ¼ inch (6 mm) ruang antara tumpukan pintu-pintu untuk memberi
sirkulasi udara.

1.6. Garansi

Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi :


a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas bahan dan asembly, kekuatan dan
ketahanan terhadap api sesuai persyaratan dan spesifikasi disini, termasuk aksesori dan
hardware yang dipakai untuk memasang pintu-pintu dan pada daun pintu serta kosen.

b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk kualitas kerja, ketepatan dan kebenaran serta
metode pemasangan.

2.3. BAHAN

2.4. Material

a. Material produk yang disarankan dapat dilihat pada spesifikasi material arsitektur

b. Hot-rolled steel sheets dan strips : commercial quality carboon steel, pickled dan oiled,
sesuai dengan ASTM A 569 (ASTM 569 M) bebas dari bersisik, bintik-bintik, dan kerusakan
permukaan.

II.38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Cold-rolled steel sheets : commercial quality rata, carboon steel, sesuai dengan ASTM A
366 (ASTM A 366 M).

d. Galvanized steel sheets : zinc-coated carboon steel sheets pada commercial quality,
sesuai ASTM A 526 (ASTM A 526 M) dan ASTM A 525 dengan A 60 atau E 60 (ASTM A 525 M
dengan Z 180 atau 2F 180 dengan penunjukan coating, mill phosphatized.

e. Support dan anchors : fabrikasi tidak kurang dari 0,06 inch (1,5 mm) tebal lembaran baja.
Setelah fabrikasi, unit-unit lembaran digalvanized untuk pemakaian dinding-dinding
exterior, sesuai dengan ASTM A 153, class B.

f. Inserts, Bolts, dan Fasteners : merupakan unit standar manufaktur.


Bila bagian-bagiannya akan digunakan untuk dinding-dinding exterior, harus digalvanized
sesuai dengan ASTM A 153, class C atau D sesuai penerapan.

2.5. Pintu-pintu

a. Umum : siapkan pintu-pintu dengan desain samarata (flush design), tebal 55mm
konstruksi hollow tanpa klem (seamles), kecuali ditunjukkan sebaliknya.
1. Untuk pintu-pintu mengayun satu arah (single acting), buatlah level pada tepi-tepi
vertikal dengan radius 55mm
2. Sediakan filler untuk filler board, atau material insulasi yang dipress padat lainnya
(solidly packed) untuk pintu dengan tinggi penuh untuk mengisi void-void diantara
inner core reinforcing members.
3. Perkuatlah pintu-pintu dengan rangka tubular yang rigid dimana “stiles” dan rel-rel
dengan lebar kurang dari 8 inch (200 mm). Bentuklah tubular frame dengan baja
setebal 1.5mm, dilas pada bagian luar lembar.

b. Steel doors : kecuali disebutkan sebaliknya, fabrikasikan pintu-pintu interior dengan 2


outer, cold rolled, lembaran baja stretcher level tidak kurang dari tebal 1.5mm
Buatlah pintu dengan halus, permukaan yang rata tanpa sambungan dan klem yang
kelihatan pada sisi ekspose dan tepi-tepi ambangnya, kecuali bila ditambahkan panel
louvre atau mengkilap disekelilingnya.
Perkuat bagian dalam pintu dengan vertikal, hot-rolled, dengan ketebalan bagian
lembaran baja tidak kurang dari 0,0299 inch (0,75 mm).
Beri spasi pada penguatan vertikal 6 inch (150 mm) O.C dan tarik pintu dengan tinggi
penuh tersebut. Lakukan las titik pada kedua sisi pada jarak tidak kurang dari 6 inch (150
mm) O.C.

Continuous truss-form inner core dengan penguatan lembaran metal tebal 0,0149 inch
(0,4 mm) mungkin dipakai sebagai penguat bagian dalam sebagai pengganti bagian yang
disebutkan diatas. Lakukan las titik terhadap truss-form reinforcement pada jarak 3 inch
(75 mm) O.C selama vertikal dan horizontal pada seluruh permukaan pada kedua sisi.

c. Hardware reinforcement : ketebalan minimum untuk steel reinforcing plates pada


hardware berikut adalah :
1. Hinges dan Pivots : tebal 0,1875 inch (4,8 mm) x 1 ½ inch (38 mm) lebar x 6 inch
(150 mm) lebih panjang dari engsel (hinge), diperkuat dengan tidak kurang dari 6 las
titik.
2. Lock face, flush bolts, door closers, dan concealed holders : 0,10146 inch (2,7 mm).
3. Semua hardware “surface-mounted” : 0,0598 inch (1,5 mm).

2.6. Frame

a. Fabrikasikan kosen-kosen/frame dengan konstruksi unit pengelasan penuh (full-welded)


dan las kontinyu pada tinggi dan lebar penuh pada frame/kosen. Frame (kosen-kosen)
knock down tidak dapat diterima.
1. Untuk pemakaian exterior, buatlah frame dari lembaran baja galvanized dengan
tebal tidak kurang dari 0,0785 inch (2,0 mm).

II.39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2. Untuk pemakaian interior, buatlah frame dengan lembaran baja cold-rolled atau
hot-rolled dengan ketebalan minimum sebagai berikut :
- Bukaan dengan lebar sampai 48 inch (1200 mm) : 1.5mm
- Bukaan lebih lebar dari 48 inch (1200 mm) : 2.0mm

b. Perkuatan hardware ketebalan minimum untuk plat reinforcing untuk hardware-


hardware berikut :
1. Hinges dan Pivots : tebal 0,1875 inch (4,8 mm) x 1 ½ inch (38 mm) x 6 inch (150
mm) lebih panjang dari engsel, diperkuat dengan tidak kurang dari 6 las titik.
2. Strikes, flush bolt, dan closers : 0,1046 inch (2,7 mm).
3. Hold-open arms dan panic devices yang surface-mounted : 0,1046 inch (2,7 mm).

c. Mullion dan transom bars : sediakan tubular mullions dan transom bars sesuai yang
ditunjukkan. Kencangkan mullion dan transom bars pada palang (crossing) dan pada
jambs dengan las silang. Perkuat sambungan antara frame members dengan concealed
clups angles atau sleeves dengan metal dan ketebalan yang sama dengan frame/kosen.
Siapkan false head member untuk menerima ceiling yang rendah dimana frame di extend
sampai dengan finish dari ceiling pada ketinggian yang berbeda.

d. Head reinforcing : bila dipasang pada pasangan, biarkan vertikal mullions dengan frame
terbuka pada atasnya untuk diisi grouting.

e. Jamb anchors : lengkapi jamb anchors sesuai yang dibutuhkan untuk mengencangkan
frame ke bagian konstruksi terdekat. Buatlah dengan baja galvanized dengan ketebalan
tidak kurang dari 0,0516 inch (1,3 mm). Bila ada ditunjukkan asembly untuk fire-rated,
sediakan anchor agar sesuai dengan standar UL.
1. Masonry Construction :
Adjustable, non removable, flat, corrugated, atau perforated, dengan kaki tidak
kurang dari 2 inch (50 mm) lebar x 10 inch (250 mm) panjang. Pasanglah paling
sedikit 3 anchor untuk setiap jamb dengan ketinggian sampai dengan 90 inch (2.250
mm), 4 anchors untuk ketinggian sampai dengan 96 inch (2400 mm), dan 1 tambahan
anchor untuk setiap pertambahan 24 inch (600 mm) atau bagian yang lebih tinggi
dari 96 inch (2.400 mm).
2. Metal Stud Partitions :
Masukkan tipe notch clip untuk menyatukan dengan metal strud, lakukan pengelasan
pada bagian belakang dari frame. Sediakan sedikitnya 4 anchor untuk jamb pada
frame dengan ketinggian sampai 90 inch (2.250 mm), 5 anchor untuk jamb dengan
tinggi sampai dengan 96 inch (2.400 mm), dan 1 tambahan anchor untuk setiap
pertambahan 24 inch (600 mm) atau bagian yang lebih tinggi dari 96 inch (2.400
mm).
3. Pasanglah adukan beton dan pasangan In-place :
Pasanglah anchor pada jamb dari frame dengan minimum 3/8 inch (9 mm)
concealed bolts pada expansion shield atau di insert dengan 6 inch (150 mm) dari
atas dan bawah pada jarak 26 inch (650 mm) O.C, kecuali ditunjukkan berbeda.
Perkuatlah frame pada bagian anchor. Kecuali untuk lokasi fire-rated openings,
pasanglah removable stop untuk menutup anchor bolt, kecuali ditunjukkan berbeda.

f. Floor Anchor :
Pasanglah floor anchor (angkur pada lantai) pada jamb dan mullion yang diextend sampai
ke lantai, yang dibentuk dari lembaran baja galvanized dengan tebal tidak kurang dari
0,0747 inch (1,9 mm), seperti sebagai berikut

1. Monolithic concrete slabs : clip-type anchors, dengan 2 lubang untuk memasang


fasteners, di las pada bagian bawah jamb dan mullion.
2. Separate topping concrete slabs : tipe adjustable dengan extension clips, yang
memungkinkan adjustment untuk tinggi tidak kurang dari 2 inch (50 mm).
Tempelkan/akhiri frame pada permukaan finish lantai.

II.40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

g. Head anchor : untuk fastener dengan lebar lebih dari 2 inch (1066 mm) pasanglah pada
dinding steel stud, berikan 2 head anchors.

h. Head reinforcing : untuk frame dengan lebar lebih dari 48 inch (1200 mm) pada
bukaan/openings dinding pasangan (masonry), pasanglah continuous steel channel atau
angle stiffener dengan ketebalan tidak kurang dari 0,1046 inch (2,7 mm) untuk lebar
bukaan penuh, lakukan pengelasan pada bagian belakang head frame.

i. Spreaders bars : pasanglah removable spreader bar melintang pada bagian bawah frame,
sambunglah pengelasan pada jambs dan mullions.

j. Rubber door silencers : kecuali pada pintu-pintu yang di weather stripped, lakukan drill
pada strike jamb stop untuk memasang 3 buah silencer pada frame pintu single dan
lakukan drill pada head jamb stop untuk memasang 4 buah silencer pada frame pintu
double. Pasanglah plastic plugs agar lubang-lubang tetap bersih selama pelaksanaan.

k. Dust Guards : sediakan box untuk steel dust cover dengan tebal 0,0179 inch (0,45 mm),
pada bagian belakang potongan hardware dimana adukan atau material-material lain
mungkin dapat merusak operasi hardware dan untuk menutup bagian-bagian yang terbuka
untuk interior.

2.7. Stops dan Moulding

a. Pasanglah stops dan mouldings disekeliling panel-panel Louvre, panel glazed, dan panel
solid sesuai dengan penunjukkan.

b. Bentuklah fixed stops dan moldings yang integral dengan frame, kecuali disebutkan
sebaliknya.

c. Pasanglah removable stops dan molding sesuai dengan bagian-bagian yang


ditunjukkan/diperlukan, yang dibentuk dari lembaran baja dengan tebal tidak kurang
dari 0,0359 inch (0,9mm) dan dibuat match dengan baja dari frames. Kencangkanlah
dengan mesin sekrup countersunk flat atau oval head dispasi secara rata tidak lebih dari
12 inch (300 mm) O.C.
Bentuklah sudut-sudut dengan butted hairline joints.

d. Koordinasikan lebar rabbet antara fixed dan removable stops dimana tipe kaca atau panel
dan tipe dari pemasangan diindikasikan.

2.8. Fabrication

a. Fabrikasikan pintu-pintu dan frame yang rigid, bersih dalam penampilan, dan bebas dari
cacat, terkelupas atau melengkung. Bentuklah metal dengan akurat dengan ukuran dan
profil yang diperlukan. Bila dapat diterapkan, pengetesan dan perakitan dilakukan di
bengkel manufaktur. Identifikasikan dengan jelas pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat
secara permanen dirakit di pabrik sebelum pengiriman, untuk memastikan perakitan yang
mungkin dilakukan di site project. Lakukanlah pengelasan sambungan ekspose secara
kontinyu; lakukan penyelesaian pengamplasan, pengisian, diasah, dan buatlah dengan
halus, rata, dan tidak kentara.
1. Pintu-pintu Interior : minimum ketebalah muka lembaran 0,0478 inch (1,2 mm).
2. Pintu-pintu Exterior : minimum ketebalan muka lembaran 0,0635 inch (1,6 mm).

b. Exposed fasteners : kecuali ditunjukkan sebaliknya, pasanglah sekrup dan baut-baut


ekspose dengan pasangan countersunk flat atau oval heads.

c. Persiapan hardware : siapkan pintu-pintu dan kosen-kosen untuk pemasangan hardware,


termasuk pemotongannya, perkuatan, mortising, pengeboran (drilling), dan topping
sesuai dengan schedule dan templates, hardware final yang diberikan oleh supplier.

II.41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Sesuaikan dengan persyaratan penerapan dari seri spesifikasi ANSI A115 untuk persiapan
pintu-pintu dan kosen untuk hardware.

1. Perkuatlah pintu-pintu dan frame-frame untuk pemasangan hardware pada


permukaan. Lakukan drilling dan tapping untuk hardware yang dipasang pada
permukaan yang mungkin dilakukan diproject site.
2. Lokasikan hardware sebagaimana yang ditunjukkan atau, bila tidak ditunjukkan,
sesuaikan dengan asosiasi manufaktur hollow metal HMMA 830, “Hardware
Preparation and Locations for Hollow Metal Doors & Frames”.

2.9. Finishing

a. Umum : sesuaikan dengan standar NAAMM’s “Metal finishes Manual” rekomendasi relatif
terhadap pemasangan dan penandaan finishing.

b. Shop painting :bersihkan, lakukan treatment, dan catlah permukaan-permukaan yang


pintu-pintu dan kosen-kosen baja yang diekspose, termasuk permukaan yang
digalvanized.

1. Bersihkan permukaan-permukaan baja tipe mill scale, berkarat, berminyak,


berlemak, kotor, dan material-material asing lain sebelum pemakaian cat.
2. Pakailah pretreatment untuk membersihkan permukaan metal; pakailah cold
phosphate solution (SSPC-PT2), hot phosphate solution (SSPC-PT4), atau basic zinc
chromate-vynill butyral wash primer (SSPC-Paint 27).
3. Terapkan shop coat (pengecatan di workshop) dengan cat primer dalam batasan
waktu yang direkomendasikan oleh manufaktur pretreatment. Pakailah cat yang
halus dengan permukaan yang rata secara konsisten untuk menghasilkan ketebalan
lapisan yang sama kering yang tidak kurang dari 0,7 mils (0,02 mm).

3.0. PENERAPAN

3.1. Pemasangan

a. Frames : pasang rangka baja customize untuk pintu-pintu, transome, sidelights, borrowed
lights, dan bukaan-bukaan lainnya, dengan ukuran dan profil yang diindikasikan.

1. Pasanglah frame dan aksesori sesuai dengan instruksi pemasangan dari manufaktur
dan sesuai spesifikasi.

2. Setting Masonry Anchorage Devices : pasanglah perlengkapan anchor untuk pasangan


bata, dimana ditunjukkan untuk mengencangkan kosen-kosen pada in-place
concrete atau konstruksi pasangan.

 Pastikan dan periksa bahwa dimana frame-frame pintu akan dipasang terdapat
pasangan dan jalur beton praktis baik untuk sisi tegak kosen (jamb) maupun
pada head (palang atas pintu). Konfirmasikan dimensi dan perkuatan beton
praktis yang dibutuhkan kepada kontraktor pekerjaan pasangan.
 Set perlengkapan/peralatan anchor berlawanan dengan lokasi anchor, sesuai
dengan detail-detail dari shop drawing dan instruksi dari manufaktur peralatan
anchorage. Biarkan lubang drill yang kasar, tanpa dilebarkan, dan bebas dari
debu dan puing-puing.

3. Angker (anchor) pada lantai mungkin di set dengan fastener powder actuated
sebagai pengganti peralatan angker untuk pasangan dan mesin sekrup, bila hal ini
ditunjukkan dalam shop drawings.

4. Penempatan frames : set frame dengan tepat pada posisinya, tegak, sejajar, dan
ganjallah/palanglah dengan kuat sampai angker permanen dipasang. Setelah

II.42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

pasangan konstruksi dinding selesai, pindahkan palang dan spreader, biarkan


permukaan dengan halus dan tidak cacat/rusak.

 Pada eksisting konstruksi beton atau pasangan bata, set frame dan kencangkan
pada tempatnya dengan mesin sekrup dan peralatan angker untuk pekerjaan
pasangan.
 Pada fire-rated openings, tempatkanlah frame sesuai dengan ketentuan pada
NFPA 80.
 Lakukan sambungan lapangan (field splice) hanya pada lokasi-lokasi yang
disetujui. Lakukanlah pengelasan, pengamplasan, dan finishing sesuai dengan
yang dibutuhkan untuk menyembunyikan (concealed) bekas sambungan pada
bagian-bagian yang diekspose.
 Pindahkan spreader bars hanya bila frame dan buck telah di set dan
dikencangkan dengan sempurna.

b. Pintu-pintu : pasanglah pintu-pintu non fire-rated dengan akurat pada kosen/frame yang
direncanakan, dengan clearance sebagai berikut :

1. Jambs dan head : 3/32 inch (2 mm)


2. Pertemuan tepi-tepi, pintu-pintu berpasangan : 1/8 inch (3 mm)
3. Bawah : 3/8 inch (9 mm), dimana tidak ada treshold atau karpet
4. Bawah : 1/8 inch (3 mm), bila ada treshold atau karpet

c. Pasanglah pintu-pintu fire-rated dengan clearance sesuai dengan yang dispesifikasikan


dalam NFPA 80.

d. Sesuaikan dengan NFPA 105 untuk pemasangan pintu-pintu smoke-control (bila ada).

3.2. Penyetelan (adjusting) dan Pembersihan

a. Final adjustment : check dan setel kembali operasi item-item hardware pada saat
sebelum dilakukan final inspection. Biarkan pekerjaan dalam kondisi operasi yang baik
dan lengkap. Pindahkan dan gantilah pekerjaan-pekerjaan yang cacat, termasuk pintu-
pintu dan frame-frame yang terkelupas, bengkok/melengkung, atau akan diterima bila
terjadi kondisi sebaliknya (baik).
b. Tentukan pada lapisan dasar (Prime Coat Touchup) : segera setelah terpasang, lakukanlah
pengamplasan halus bila ada karat atau bagian yang cacat/rusak dari prime coat dan
terapkan sentuhan primer cepat keri

4.2 Dasar Pembayaran

Kuantitas kusen pintu/jendela aluminium yang diterima sesuai dengan gambar pintu dan
jendela yang ada dalam gambar pintun dan jendela yang sudah disebutkan dalam gambar
skedule pintu. Harga dan pembayaran harus merupakan satu kesatuan dengan Pintu dan
jedela terpasang yang telah sesuia dengan dengan gambar disain.

---oOo---

II.43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 11
PEKERJAAN KACA & CERMIN

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

c. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat pengiriman, penyimpanan, pemasangan


untuk pekerja, material, dan peralatan.
d. Meliputi penyediaan bahan-bahan kaca dan cermin pekerjaan arsitektur di dalam
bangunan, aksesors yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk penyediaan
sealant, persiapan dan pemeriksaan bagian-bagian yang akan dipasang kaca dan cermin
serta pemasangan kaca dan cermin.
e. Bagian-bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pintu, Kusen dan jendela Alumunium
 Pekerjaan Dinding & fasade
f. Definisi :
Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang memproduksi kaca
primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca standart.

1.2. Referensi

d. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : NI-3-1970, dan SNI-15-0047-2005, tentang


kaca lembaran, SNI ISO 21690, 2013 tentang kaca untuk bangunan
e. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas.
f. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297.1 dan persyaratan testing dalam 16 CFR Part
2101 untuk kategori II produk.
g. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan bahan kaca
yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam proyek dengan record yang
sukses dalam pelayanan.
h. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber :
Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah :
 Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (ASTM C 1036)
 Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (ASTM C1048).
i. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi :
Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca, member
frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca untuk testing
kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
 Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer dan
teknik persiapan spesifikasi lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan penyaluran
yang optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang dicheck).
 Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame kaca,
dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik, laminated, unit
insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sample untuk setiap aksesori kaca
(gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test.
 Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari penundaan
dalam pekerjaan.
 Investigasi material dan adhesi yang tidak kompatible/sesuai dan dapatkan
rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk
pemakaian special primer.
 Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan data-data
yang dibutuhkan yang diterima oleh MK dan Pemberi Tugas dan harus didasarkan pada
testing sebelumnya untuk produk sealant yang sekarang digunakan untuk adhesi dan
kesesuaian dengan material kaca yang diusulkan / diberikan.

II.44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

j. Rapat sebelum pemasangan :


Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan / syarat-syarat dalam
divisi “project meeting”.

1.3 Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan MK, Pemberi Tugas dan
Perencana.
m. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.
n. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300 mm dari setiap
tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi (kecuali untuk produk kaca bening /
monolitik) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang diekspose dan terlihat.
Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis material yang mewakili warna
dalam sambungan sistem pada kusen.
o. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka sesuai dengan
spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen pabrik
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program yang
menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program Quality
Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat diterima oleh
jurisdiksi otoritas.
p. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan bahwa material
kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca. Ikutkan interprestasi
pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap performance sealant dan rekomendasi
untuk primer dan persiapan bagian dasar yang diperlukan untuk adhesi.

1.4 Penyimpanan dan Perawatan

c. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang diperlukan
untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari kondensasi, perubahan
temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebab-sebab lain.
d. Material sealant kaca.
Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan tertutup, identifikasi lengkap dengan
nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah semua bahan kaca
dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan rekomendasi yang ketat dari pabrik.

2.0. BAHAN

2.1. Sistem Persyaratan Performance

j. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang untuk mendukung
perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin (dimana diperlukan), tanpa
kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca seperti : kegagalan pembuat,
fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan gasket untuk bertahan anti-air dan
tahan/kedap udara; kerusakan material kaca, dan kerusakan konstruksi.
k. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk detail.
Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan kondisi pelayanan.
Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk ketebalan dan kekuatan (penguatan
dan pengaturan terhadap panas) agar sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria
berikut:
 Ketebalan kaca sesuai tebal yang disarankan
 Ketebalan kaca float atau kaca one way sesuai produk yang disarankan dengan warna
sehingga ada penyerapan panas untuk setiap warna (tint) adalah sama untuk seluruh
bagian dalam proyek ini.
 Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang diperkuat
atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan kegagalan tidak
melewati hal-hal berikut :

II.45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 8 lembar per 1000 lembar di set secara vertikal atau tidak lebih dari 15o dari garis
vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca monolitik
yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300.
 Untuk kaca lain selain kaca monolitik yang diperkuat (monolitic annealed glass)
tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca termasuk
faktor pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai ASTM E 1300
berdasarkan tipe dari kaca.
l. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range) dalam ambient
dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame kaca dan komponen kaca.
Kalkulasi rekayasa dasar pada temperatur permukaan sebenarnya pada material karena
solar heat gain dan nighttime sky heat loss. Perubahan temperatur (range) : 120 oF (67oC),
ambient : 180oF (100oC), permukaan material.

2.2. Produk

a. Untuk kaca tempered beberapa karakteristik adalah :


 Memiliki kekuatan yang tinggi, kekuatan kaca tempered bisa tiga sampai lima kali
lipat dari kaca biasa.
 Tahan terhadap perubahan suhu, Kaca tempered mempunyai ketahanan terhadap
perubahan suhu tiga sampai lima kali lipat dari kaca biasa. Aman (maka termasuk
dalam safety glass), jika sampai pecah, pecahan kaca tempered akan berbentuk
kecil-kecil dan tidak tajam
 Tidak dapat diproses lagi setelah melalui proses tempered - Kaca tempered tidak
dapat dipotong atau dilubangi karena hal itu akan merusak keseimbangan gaya tarik
dan tekannya. Kaca harus dipotong / dilubangi sebelum proses tempered
 Kaca tempered biasa digunakan untuk pintu kaca frameless, Untuk partisi dinding
bisa digunakan kaca tempered 8 mm, tetapi untuk pintu minimal kaca tempered 10
mm atau 12 mm.
b. Kaca one way atau kaca reflektif adalah kaca yang mengurangi sifat tembus pandang dari
salah satu sisi karena akan terlihat trasnparan di satu sisi, tetapi terlihat seperti cermin
di sisi lainnya. Kaca cermin dibuat dengan tambahan lapisan oksida logam, melalui
proses pyrolisis. Kaca ini sangat sesuai untuk yang menginginkan privasi terjaga.
c. Tipe atau jenis yang dipilih harus seuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
Standard dari bahan ditentukan pabrik pembuat dan kontraktor tidak dibenarkan
merubah dari standar yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari
Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan memberi contoh bahan yang akan dipakai pada semua
penggunaannya , dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.
e. Kaca untuk jendela dan pintu interior :
Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan persyaratan
yang diperlukan dalam spesifikasi berikut :
 Clear Glass :
 Tebal untuk kaca jendela, jendela mati & pintu kaca frame alumunium pintu harus
mengikuti petunjuk schedule kusen, pintu & jendela di gambar rencana. Bila
ketebalan ini masih dirasa kurang, harus dibuat perhitungan ketebalan yang sesuai
dengan petunjuk pabrik.
 Kaca Cermin :
Tebal : 6 mm di bevel, ukuran lebar & tinggi sesuai gambar rencana
Syarat-syarat kelengkapan pemasangan untuk kaca cermin adalah:
 Merupakan High Quality Polished Plate Mirror.
 Dipasang pada multiplek tebal 9 mm dan ditopang oleh rubber pad/plastic busa
tebal 10 mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak berjamur.
 Bonding agent : Epoxy based adhesive
 Fixing system : Concealed anchor
 Rangka : Stainless stell SUS 304 hollow 2x2 cmx tebal
0,7 mm , sealent Fin. Hairline
f. Kaca clear tempered 12 mm untuk pintu kaca tempered Frameless

II.46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

g. Kaca one way untuk daun kaca jendela, kaca mati, dan Bovenlight tebal 6 mm
h. Spesifikasi Kaca Tahan Peluru
 Ketebalan Kaca : 39.5-40mm
 Berat : 80kg/m2
 Description : Bulet Resistant Glass – 5.56 Rifle
 Class : Australian Std
 Protection : 3 Shots From 10 meter

i. Produk / Merek yang disarankan : Sesuai spesifikasi pekerjaan finishing material


arsitektur atau yang setara.
j. Serta Aksesories dan kebutuhan penunjang lainnya.

3.0. PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan

c. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang sebenarnya dari
frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.
d. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan bantalan dan
jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site dan saat pemasangan.
e. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah disebutkan sesuai
spesifikasi.
f. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode pengangkatan kaca,
pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops.

3.2. Pemasangan

a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman dalam bahan
dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan perlengkapan yang direkomendasikan
oleh pabrik kaca.
b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap
bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan. Berilah primer pada
permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan rekomendasi dari pabrik,
dengan memakai primer yang direkomendasikan.
c. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah block
dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
d. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan tape
yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pembatas pada setiap sisi dari
kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
e. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal disekeliling kaca. Selain tidak boleh
bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran
yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
f. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.
g. Pemasangan kaca tempered, kaca mati, pintu & jendela serta pasangan lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan kaca harus sesuai gambar rencana atau sesuai standar
pemasangan yang direkomendasikan dari pabrik yang mengeluarkan produk tersebut
termasuk untuk kelengkapan aksesories dalam pekerjaan ini.
h. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan
profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.
Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U
dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
i. Atau untuk pemasangan kaca harus sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat
kaca tersebut dan semua pekerjaan ini harus dilakukan oleh Pelaksana yang merupakan
ahlinya pada pekerjaan ini.

II.47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

j. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau
orang lain
k. Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana kaca akan dipasang. Pemasangan
baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada permukaan bidang kaca
tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas lapangan.
l. Pasang kaca tersebut pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Pastikan semua
pemasangan kaca tersebut terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara
sesuai ketentuan, jangan memasang kaca sebelum pekerjaan pada bagian-bagian
tersebut diselesaikan.

II.48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 12
PEKERJAAN HARDWARE ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG

1.0. UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

g. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat pengiriman, penyimpanan, pemasangan


untuk pekerja, material, dan peralatan.
h. Meliputi :
 Penyediaan hardware alat pengunci dan penggantung (Finished Hardware /
Ironmongery) yang dibutuhkan untuk mengayun (swing), sliding, folding untuk pintu
dan jendela, termasuk semua aksesoris yang dibutuhkan untuk pemasangan dan
operasional pintu/jendela dengan baik.
 Selain itu pekerjaan-pekerjaan seperti memasang dan melakukan set Ironmongery
pada pintu/jendela, membuat lubang/tempat pada pintu-pintu/ jendela-jendela
besi/kayu/aluminium juga harus termasuk dalam bagian dari pasal ini.
 Bagian-bagian atau aksesoris yang termasuk dalam pasal ini adalah : hinges/engsel,
lock cylinder dan kunci, lock dan latch set, belts, push/pull unito, alat-alat control
pintu (miscellaneous), unit-unit trim pintu, protection plates, door closer, door
stopper, sound tripping untuk pintu-pintu interior, automatic drop seals/door bottom
dan bagian-bagian lain yang diperlukan.
i. Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium
 Pekerjaan Pintu Besi/Metal Baja
 Desain Pintu
 Hardware dan Aksesories

1.2. REFERENSI

k. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :


 JIS A 5511
 JIS Sus 304
 ASTM A 156-1-81
 ASTM A 156-2-92
 ASTM A 156-4-86
 ASTM A 156-15-60
l. Quality Assurance :
 Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
 Single Source Responsibility : setiap tipe hardware harus berasal dari fabrikator /
pembuat tunggal bila tersedia. Bila ada perbedaan sumber, mintallah persetujuan
MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
 Fire rated openings atau Pintu besi biasa: sediakan hardware untuk pintu-pintu tahan
api (fire rated) / pintu besi biasa yang memenuhi persyaratan-persyaratan yuridiksi
otoritas. Sediakan hanya item-item hardware pintu yang terdapat dalam list dan
identik dengan produk-produk yang ditest oleh organisasi testing dan inspeksi yang
diterima oleh jurisdiksi otoritas dan tunduk pada persyaratan-persyaratan pintu tahan
api (fire rated) / pintu besi biasa dan label pada kusen pintu.

m. Kualifikasi Pekerja :
 Harus ada orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan,
paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang
dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

II.49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

1.3. PENGIRIMAN (SUBMITTALS)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut sesuai kondisi kontrak dan persyaratan-
peryaratan spesifikasi :
a. Sertifikat pemenuhan dan laporan test. Kontraktor harus mengirimkan sertifikat laporan
test kepada MK, Pemberi Tugas, dan Perencana untuk persetujuan, bersamaan dengan
pengiriman hardware sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan disini.
b. Hardware list dan katalog, Sebelum hardware dikirim ke site, kontraktor harus
mengirimkan kepada MK, Pemberi Tugas dan Perencana hardware list untuk persetujuan
sebanyak rangkap empat, yang mendata setiap item hardware yang dibuat disertai
dengan katalog pabrik untuk setiap item hardware.
c. Data-data produk termasuk data produk teknis dari pabrik untuk setiap item hardware
pintu, instruksi pemasangan, maintenance untuk finish dan bagian-bagian yang bergerak,
dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan untuk menunjukkan pemenuhan
persyaratan-persyaratan.
d. Final hardware schedule yang terkoordinasi dengan pintu-pintu, kusen-kusen dan
pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan ukuran yang tepat, ketebalan, pengepasan
dan finish dari hardware pintu/jendela.
 Final hardware schedule berisi : item-item berdasarkan hardware yang ditunjukkan,
schedule yang telah diatur ke dalam hardware set yang menunjukkan penandaan
secara lengkap dari setiap item yang dibutuhkan untuk setiap pintu atau bukaan.
Cantumkanlah informasi-informasi berikut :
 Tipe, style, fungsi, ukuran dan finish untuk setiap item hardware
 Nama dan manufaktur untuk setiap item
 Pengencangan (fastener) dan informasi lain terkait
 Lokasi untuk setiap referensi (cross reference) hardware set untuk ditunjukkan
dalam gambar-gambar denah dan schedule pintu dan kusen.
 Penjelasan mengenai singkatan-singkatan, simbol-simbol dan kode yang terdapat
dalam schedule.
 Lokasi pemasangan (mounting) untuk hardware
 Ukuran dan material dari pintu
 Informasi kunci-kunci
e. Sample dari setiap tipe hardware yang diekspose lengkap dengan finishing dan label
berisi deskripsi lengkap dengan jadwal koordinasi sesuai schedule. Kirimkan sample
sebelum pengiriman hardware schedule. Sample akan dikembalikan kepada supplier.
f. Pengiriman sistem kunci : sebelum kunci dikirim ke lapangan, kirimkan sistem penguncian
yang lengkap (Keying System) untuk persetujuan MK, Pemberi Tugas, dan Perencana.
g. Templates untuk pintu-pintu, kusen-kusen dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
dispesifikasikan harus disiapkan oleh pabrik/factory untuk pemasangan hardware
pintu/jendela. Check shop drawings pada pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan
bahwa telah ada persiapan yang cukup dibuat untuk menempatkan dan memasang
hardware pintu/jendela yang sesuai pada persyaratan yang ditunjukkan.

1.4. PENYIMPANAN PRODUK

e. Hardware harus dikirim ke site dalam kemasan tertutup asli dari pabrik/fabrikator.
f. Tandai setiap item atau kemasan terpisah dengan identifikasi yang berkaitan dengan
schedule final hardware, dan cantumkan instruksi pemasangan untuk setiap item atau
kemasan.
g. Kemasan hardware pintu/jendela adalah merupakan tanggung jawab supplier. Karena ada
kemungkinan material diterima oleh supplier dari berbagai fabrikator, sortirlah dan
kemas kembali dalam kontainer/kemasan dan tandai dengan jelas untuk nomor set dari
hardware agar match dengan nomor-nomor schedule hardware yang telah disetujui. Dua
atau lebih nomor set yang identik dapat dikemas dalam satu kemasan.
h. Lakukan penyimpanan dengan berhati-hati untuk menghindari cacat/rusak dari material
selama penyimpanan.

II.50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

i. Setiap perubahan kunci harus diberi tanda atau sebaliknya ditandai pada pintu untuk tipe
silinder akan digunakan.
j. Inventarisasikan hardware pintu secara bersama-sama dengan wakil dari supplier
hardware dan supplier pemasang (installer) sampai masing-masing merasa puas dan
jumlah yang akan dipakai benar.
k. Berikan pengaman untuk hardware pintu-pintu yang dikirim ke proyek, tapi belum
dipasang. Kontrolah penyimpanan dan pemasangan item-item hardware agar tidak
tertukar sehingga penyelesaian pekerjaan tidak terhambat karena kehilangan, baik
sebelum dan setelah pemasangan.

1.5. GARANSI

Kontraktor harus memberikan garansi sebagai berikut :


c. Garansi tertulis dari fabrikator untuk bahan finishingnya, ketahanan dan kekuatan dalam
operasional sesuai standar pabrik
d. Garansi tertulis 180 hari kalender selama masa pemelihraan dari
kontraktor/supplier/installer untuk ketepatan sistem pemasangan, kebenaran
pemasangan dan kelengkapan (miscellaneous) yang dibutuhkan dalam pemasangan
hardware.

1.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pengukuran

c. Pekerjaan kusen pintu/jendela aluminium menjadi satu kesatuan unit dalam pintu dan
jendela yang tergambar dalam gambar schedule pintu dan jendela
d. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
jumlah dan tipe menyatu dalam gambar pintu dan jendela yang menjadi satu kesatuan
unit

Dasar Pembayaran

Kuantitas kusen pintu/jendela aluminium yang diterima sesuai dengan gambar pintu dan
jendela yang ada dalam gambar pintun dan jendela yang sudah disebutkan dalam gambar
skedule pintu. Harga dan pembayaran harus merupakan satu kesatuan dengan Pintu dan
jedela terpasang yang telah sesuia dengan dengan gambar disain.

2.0. BAHAN

2.1. PERSYARATAN MATERIAL & PRODUCT

m. Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yang sama harus berasal dari satu
pabrik/manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus berasal dari satu pabrik dan
silindernya haruslah dapat ditukar-tukar.
n. Semua item hardware dalam pintu masuk toilet (toilet entry), kecuali engsel dan door
closer, harus dilengkapi dengan wrought aluminium/alumunium tempa yang setara dalam
berat dan ketebalannya dengan item hardware yang dispesifikasikan dari salah satu
bahan wrought atau cast bronze.
o. Hardware harus memiliki standard finishing berikut :
 Stainless steel chrome atau hairline sesuai yang ditunjukkan
 Satin chrome
 Brass finish
 Atau sesuai set dari pabrik yang mengeluarkan pabrik produk pengunci yang
digunakan tersebut
p. Persyaratan-persyaratan design, grade, fungsi-fungsi, finish, ukuran dan kualitas dari
setiap tipe dan finish hardware ditunjukkan dalam “hardware schedule” pada akhir dari
pasal ini.

II.51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

q. Product hardware yang direkomendasikan adalah sesuai yang disyaratkan dalam


spesifikasi pekerjaan finishing material arsitektur atau yang setara.

2.2. HARDWARE FINISHES

a. Buatlah match item-item texture finishing dengan warna standard dari manufaktur untuk
latch dan lock set (atau unit push-pull bila tidak ada latch dan lock set).
b. Sediakan finishing khusus yang match dengan sample-sample dari Perencana, bila ada.
c. Sediakan kualitas finish, termasuk ketebalan plating atau coating (bila ada), komposisi,
kekerasan, dan kualitas-kualitas lain sesuai dengan standard manufaktur, dengan
standard tidak kurang dari yang dispesifikasikan dalam standard referensi unit-unit
hardware.
d. Sediakan protective lacquer coating untuk semua finish hardware yang diekspose seperti
brass, bronze dan aluminium, kecuali disebutkan khusus.
Gunakan Suffix “NL” untuk menandakan standard finish yang menunjukkan “no lacquer”.
e. Semua hardware dalam satu pintu dalam pengertian daun pintu dan kusen pintu atau
setiap hardware yang melekat atau berdekatan padanya harus memiliki material finish
yang sama. Finishing yang disarankan sesuai schedule.

3.0. PEMASANGAN / PENERAPAN

3.1. PEMASANGAN

a. Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukkan atau diperlukan untuk
menyesuaikan dengan peraturan-peraturan pemerintah kecuali sebaliknya diusulkan lain
oleh MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
b. Pasanglah setiap item hardware sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk memasang
hardware pada atau permukaan yang selanjutnya akan di cat atau difinish dengan cara
lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi kembali, atau pasanglah
proteksi pada permukaan pekerjaan finishing.
Jangan pasang item surface-mounted sampai finish telah diselesaikan termasuk pada
bagian dasarnya (substrates).
c. Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya. Setellah dan
perkuatlah dasar dari item sesuai dengan yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasional yang baik.
d. Lubangilah dan pasanglah unit anchorage fastener yang tidak disiapkan dalam pabrik
secara concealed (tersembunyi). Berilah spasi pada fastener dan anchor sesuai dengan
standard industri
e. Atur treshold untuk pintu exterior dengan memasang penuh butyl-rubber atau sealant
Polyisobutylene mastic sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam pasal Joint
Sealant.
f. Weatherstripping dan Seals : bila tidak sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
pabrik untuk persyaratan pemasangan/melanggar, jangan dicantumkan.

3.2. ADJUSTING, CLEANING DAN DEMONSTATING

m. Aturlah dan check setiap item hardware dan pintu yang beroperasi untuk memastikan
operasional yang baik dan fungsi-fungsi dari setiap unit. Ganti unit-unit yang tidak dapat
disetel dan beroperasi dengan bebas dan halus, sesuai yang ditunjukkan pada
penerapannya.
n. Bila hardware pintu dipasang lebih dari satu bulan sebelum penerimaan atau penempatan
ruang atau area, ulangi pemasangan selama seminggu sebelum penerimaan atau
penempatan, dan buatlah final check dan pengaturan untuk semua item hardware pada
area atau ruang tersebut.
o. Bersihkan item-item yang telah beroperasi untuk mengembalikan finish dan fungsi dengan
baik dari hardware dan pintu-pintu.

II.52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Setellah alat kontrol pintu sebagai akibat pengaruh panas dan perlengkapan ventilasi.
Bersihkan permukaan-permukaan berdekatan yang kotor oleh pemasangan hardware.
p. Lakukan instruksi dari MK,Pemberi Tugas dan Perencana untuk pengaturan dan
maintenance yang baik pada hardware pintu dan hardware finish.
q. Six-Month Adjustment : kira-kira enam (6) bulan setelah tanggal penyelesaian, installer
bersama-sama dengan wakil dari manufaktur latchset, lockset, alat kontrol pintu, dan
supplier utama hardware, harus kembali ke proyek untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
berikut :
 Periksa dan setel kembali item-item dari hardware pintu seperlunya untuk
mengembalikan fungsi-fungsi dari pintu dan hardware dengan persyaratan-
persyaratan spesifikasi.
 Konsultasikan dan lakukan instruksi dari Pemberi Tugas dengan rekomendasi
tambahan pada prosedur maintenance.
 Gantilah item-item hardware yang cacat atau gagal karena kesalahan design,
material, atau installasi dari unit-unit hardware.
 Siapkan report tertulis untuk masalah yang timbul pada saat ini maupun perkiraan
dimasa-masa yang akan datang (sesuai dengan situasi yang ada) untuk performance
dari hardware.

II.53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 13
PEKERJAAN SANITARY

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan sanitair dilakukan, maka :


e. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran atas
bidang yang akan dikerjakan.
f. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh sanitair disertai brosur yang
memuat data teknis dan cara pemasangan.
g. Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur yang memuat data teknis dan cara
pemasangan.

1.2. Lingkup Pekerjaan

h. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan,


pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
i. Meliputi penyediaan perlengkapan sanitair dan aksesori/fitting yang diperlukan untuk
kelengkapan pemasangannya sesuai yang spesifikasi yang ditentukan, melakukan
pemasangannya sesuai dengan metode/sistem standar yang berlaku, melakukan plesteran
atau grouting kembali untuk pipa-pipa yang telah terpasang, melakukan penyelesaian
terhadap sanitair dan fitting yang telah terpasang, sehingga terlihat rapi, bersih pada
bagian-bagian yang diekspose.
j. Bagian-bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Plat Beton
 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Finishing Lantai Keramik
 Pekerjaan Mekanikal untuk Pipa

1.3. Spesifikasi Saniter

Spesifikasi peralatan saniter harus memenuhi standar hemat air dengan flowrate maksimal
seperti tercantum dibawah ini:

1. Water Closet WC menggunakan dual flush dengan flow rate 4.5/3l


2. Flush urinal dengan forade dengan flow rate maksimal 2.5 l/m
3. Kran Dinding & Wundhu dengan flow rate maksimal 5 l/m
4. Kran Wastafel dengan flow rate maksimal 5 l/m
5. Shower Spay dengan flow rate maksimal 4 l/m
6. Shower Head dengan flow rate maksimal 6 l/m

Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengajukan contoh material yang disertai hasil
pengujian flowrate atau surat pernyataan dari pabrik pembuat saniter.

1.4. Referensi

g. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : Pedoman Plumbing Indonesia 1974, SNI 03-
0797-2006 tentang kloset duduk.
h. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Konsultan
MK, Pemberi Tugas dan Perencana.

II.54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Semua pekerjaan pemasangan sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus
dilakukan pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan.
Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan selama 1 tahun berturut-turut,
dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis spare part, terhitung sejak serah terima
pertama.
i. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.5 Submittals (Pengiriman)

Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk direview dan persetujuan Konsultan MK,
Perencana, dan Pemberi Tugas.
q. Technical specification dari Fabricator yang menjelaskan syarat-syarat dan keterangan
teknis material, instruksi dan syarat-syarat pemasangan, serta brosur-brosur lengkap
gambar sanitair dan fittingnya.
r. Sample material sanitair beserta aksesori dan fitting-fitting yang diperlukan untuk
kelengkapan dan kekuatan pemasangan.
s. Shop drawing (3set) yang menunjukkan lokasi, detail, potongan-potongan pemasangan
yang tepat dikaitkan dengan bagian-bagian pekerjaan lain.
t. Schedule pemasangan yang dikaitkan dan terkoordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan
lain terkait.

1.6 Penyimpanan dan Perawatan

Kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut untuk keamanan dan perawatan selama
proses penyimpanan :
a. Menyimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan dan cacat.
b. Produk yang dikirim harus dalam keadaan tertutup dalam kemasan lengkap dengan label,
nama, type, ukuran, dari pabrik serta diberi tanda untuk lokasi dan schedule
pemasangan.
c. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan yang
baik, sesuai persetujuan Konsultan MK dan Pemberi Tugas.

1.7 Garansi

Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut :


a. Garansi tertulis dari fabricator untuk kualitas, kekuatan, ketahanan bahan yang dapat
beroperasi dengan baik, selama 10 tahun.
b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja pemasangan, metode dan sistem yang
tepat untuk pemasangan sanitair dan fitting-fittingnya.

1.8 Deskripsi Sistem

a. Sewage Sistem
 Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage Treatment
Plant (STP).
 Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap Treatment.

b. Sanitary Fixtures :
 Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disamping fitting-fitting lainnya
sesuai spesifikasi.

II.55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.3. BAHAN

2.4. Syarat Umum

a. Sanitair dan fitting-fitting harus dari produk yang sama


b. Sanitair yang disarankan adalah produk sesuai schedule material

2.5. Pemasangan Plumbing Fixtures dan Trims

Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting harus dipasang
sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan test dan
memasang semua fixtures dan aksesori dalam semua kondisi untuk melengkapi pemasangan.

2.6. Clean Outs pada Drainase Pemipaan (Scope Mechanical)

Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out. Untuk pipa dengan
diameter 3” (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18 inch (46 cm), sementara dibutuhkan
paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-pipa yang lebih kecil.
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang dengan kuat
pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem penyambungan
yang disetujui Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.

2.7. Floor Drain (Scope Mechanical)

Floor Drain harus dipasang pada posisi 0,5 cm lebih rendah daripada lantai finish.

2.8. Joints dan Connections

a. Sambungan-sambungan dan hubungan-hubungan dalam sistem plumbing haruslah tahan


air dan gas sesuai yang dibutuhkan dalam test.
b. Sambungan T dan S untuk unplasticized PVC membutuhkan untuk prosedur-prosedur
berikut :
 Bersihkan bagian-bagian sambungan dari pipa dan fitting.
 Sebelum pemolesan pipa dengan solvent-cement, tandailah untuk menunjukkan
“Joining point”.
 Ratakan solvent-cement pada bagian luar dari pipa dan bagian dalam dari fitting.
 Bila tersambung, masukkan pipa dengan cepat sampai mencapai bagian yang
berkurang dari fitting return pipe paling sedikit ¼ dari putaran.
 Biarkanlah hal tersebut pada posisinya selama 10-20 detik.

c. Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material sambungan
sampai sambungan telah di test dan disetujui.
d. Buatlah sambungan pada pipa-pipa yang disekrup dengan compound yang disetujui dan
diisi hanya pada male threads.
e. Jangan memakai “lamp-wick” pada sambungan. Gunakanlah graphite pada clean-out dan
drain-plugs.
f. Threads : sempurnakan clean out dengan panjang yang pas.
g. Pipe : besarkanlah lubang-lubang secukupnya setelah pemotongan dan threading.
h. Pergunakanlah compound yang tidak akan mempengaruhi kebersihan/kemurnian air.
i. Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long sweep, bends,
atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.
j. Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase vertikal.

II.56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.3. TESTING

3.4. Syarat testing

c. Peralatan-peralatan, material dan pekerja/buruh yang diperlukan untuk inspeksi dan


melakukan test harus dilengkapi/diberikan oleh Kontraktor.

d. Semua testing harus dilakukan dengan kehadiran engineer atau wakil-wakilnya yang harus
segera menyerahkan pemberitahuan atau laporan tertulis mengenai test dalam 7 hari
setelah testing dilakukan.

e. Bila hasil test dari sistem plumbing berlangsung memuaskan harus segera dikeluarkan
sertifikat persetujuan oleh Otoritas administrasi kepada kontraktor yang selanjutnya akan
dikirim kepada Pemberi Tugas.
Sertifikat untuk hasil yang memuaskan dan pemasangan yang aman adalah penting untuk
Pemberi Tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan telah memenuhi standar hasil yang
baik.

3.5. Sanitary Fixtures Test

Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air (watertight).

II.57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 15
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

1.0. UMUM

1.1. KETENTUAN UMUM

Sebelum pekerjaan pemasangan alumunium cladding dilakukan, maka :

k. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran agar mendapatkan ukuran


Alumunium Composite Panel (ACP) pada area yang akan dipasang ACP
l. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dan membuatkan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Pemberi
Tugas.
m. Bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai contoh yang
sudah disetujui Konsultan MK dan Pemberi Tugas.
n. Kontraktor harus membuat as build drawing.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

j. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan,


pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
k. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium pada selubung luar bangunan, sesuai
dengan gambar as build drawing
l. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium sebagai “caping” pada perapat-
perapat pembatas ruang dalam dengan curtain wall.
m. Pengadaan dan penempatan sealant pada naad penghubung antar panel, pada hubungan
panel dengan dinding / plafon aluminium, pada pertemuan panel dengan bidang-bidang
lain yang akan terkena air hujan, dan hubungan-hubungan panel lainnya, sesuai dengan
gambar rencana.
n. Pengadaan dan pemasangan rangka-rangka penggantung dan rangka-rangka pengaku
panel.

1.3. REFERENSI

a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standard
dari pabrik
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain:
- AA The Aluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM American Standard fo Testing Materials.
c. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pemberi
Tugas.
d. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

II.58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

1.4. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN & PENANGANAN

1. Lakukan koordinasi mengenai pengiriman sesuai dengan Jadwal Konstruksi dan


sebelumnya lakukan pengaturan untuk menyimpan material tidak langsung di atas muka
tanah.
2. Lindungi semua komponen dari kemungkinan terjadinya cacat/rusak dan lendutan.
3. Harus dicegah terjadinya kerusakan material pada saat pengantaran dan penyimpanan.
Simpan di tempat yang kering dan dilengkapi dengan penutup.

1.5 KOMPONEN

1. Bracket/angkur dari material besi finish galvanish atau material alumunium ekstrusion
2. Rangka Vertikal dan Horizontal dari material alumunium ekstrusion
3. Rangka tepi panel alumunium composite panel dan reinforce dari material alumunium
ekstrusion.
4. Infill dari sealant warna ditentukan kemudian
5. Sealant
a. Untuk pekerjaan luar
b. Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
c. Lokasi Sealant antara panel alumunium dengan komponen lain.

1.6 KOORDINASI
1. Lakukan koordinasi dengan pelaksana pekerjaan lain untuk memastikan kepuasan dan
ketepatan waktu dari penyelesaian pekerjaan.
2. Kontraktor pelaksana pekerjaan ini bertanggung jawab atas koordinasi dan
keterkaitannnya dengan pekerjaan lain sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3. Jika tidak ada tanda khusus soal dimensi/ukuran namun jaraknya dianggap ’sama’
Kontraktor harus menentukan ukuran yang tepat dengan cara membagi jumlah unit yang
dibutuhkan ke dalam dimensi/ukuran keseluruhan grid/bay.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab menjamin terkoordinasinya semua dimensi/ukuran
komponen untuk memberi jarak pada unit-unit tersebut, dan bahwa rakitan/komponen
dan elemen juga harus diukur untuk menjaga agar lebar sambungan yang dihasilkan
sesuai dengan spesifikasi.
5. Kontraktor harus menjamin bahwa pengukuran seluruh komponen telah dikoordinasi agar
benar-benar pas dan sesuai dengan syarat kinerja.
6. Kontraktor harus melakukan survei terukur terhadap struktur yang telah selesai, sebelum
pemfabrikasian elemen-elemen, sehingga jika ada penyimpangan antara nilai toleransi
dengan struktur, hal itu bisa segera dikenali. Setelah diidentifikasi, Kontraktor harus
menyiapkan proposal bergambar untuk mengatasi penyimpangan tersebut dan
mempresentasikan hal ini ke pada Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan MK
untuk disetujui, sebelum fabrikasi.

1.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

c. Pengukuran
Pekerjaan ACP akan diukur dengan jumlah meter (m2), pekerjaan yang terpasang dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditujukan pada gambar atau yang diperintahkan
dan disetujui oleh Konsultan MK.
d. Pembayaran
Pembayaran dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan bahan/material, tenaga, alat
bantu, pemasangan dan penyelesaian akhir dan pengujian dari pekerjaan tersebut, dan
biaya-biaya yang lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan.

II.59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.0. BAHAN

a. Spesifikasi Material
Bahan : Aluminium Composite Panel
Tebal : 4 mm
Berat : 5-6 kg/m2
Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
Heat Deformation : 200 derajat Celcius
Sound Insulation : 24 – 39 dB
Finished : Flourocarbond factory finished
Warna : lihat gambar / sesuai approval.
Aluminium skin thickness : 0,5mm bagian atas dan bawah, untuk bagian tengah
3mm
Aluminium alloy : 5005
Coating type : PVDF
Garansi : 15 Tahun Sertifikat PPG Factory

b. Bahan aluminium panel harus tahan terhadap api / tidak dapat terbakar (Fire Proof A2)
c. Bahan tengah panel terbuat dari full aluminium corrugated
d. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
e. Bahan yang digunakan dari produksi lihat spesifikasi material

3.0 PELAKSANAAN

1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya.
4. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
5. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking
dan Sealant dalam persyaratan ini.
6. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
7. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Corrugated Panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
8. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat Jaminan.
9. Sebelum pemasangan panel, pemborong harus menyerahkan shop drawing kepada
Pemberi Tugas dan Perencana untuk diperiksa.
Shop drawings tersebut minimal harus memperlihatkan :
 Type-type panel yang akan dipasang, lengkap dengan dimensi dan bentuk-
bentuk lipatannya serta tempat-tempat di mana tiap type panel tersebut akan
dipasang.
 Bagian-bagian dari hubungan panel yang akan dilapisi sealant, naad-naad,
hubungan dengan kusen aluminium dan lain-lain.
 Profil-profil besi yang akan dipakai untuk memegang panel serta cara
hubungannya dengan panel.
 Pertemuan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing di atas
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Perencana.

Gambar-gambar tersebut dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan.

II.60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pemasangan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing diatas mendapat
perse.

4.0 PEMASANGAN

4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

Tahap awal dalam Sistem kerja pemasangan pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel
adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan ACP (Alumunium Composite
Panel)
Dalam hal ini kita dapat mengajukan ukuran-ukuran modul ACP yang akan digunakan tanpa
merubah bentuk desain dari segi perencanaan. Hal ini berguna untuk memperkecil waste
ACP / sisa ACP yang tidak terlalu banyak, sehingga dapat mengurangi penggunaan ACP
yang berlebihan. Contoh ukuran modul ACP yang terpasang yang dapat memperkecil waste
ACP adalah:
a. Ukuran modul 118 x 240 cm
b. Ukuran modul 118 x 118 cm
c. Ukuran modul 57 x 240 cm
d. Ukuran modul 57 x 118 cm
e. Ukuran modul 57 x 57 cm , dsb
2. Approval material yang akan digunakan, Approval material berupa warna dan type dari
ACP itu sendiri dan juga warna sealant yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja
Persiapan untuk pabrikasi ACP dan juga penempatan material ACP di lokasi pekerjaan agar
benar-benar dipersiapkan, sehingga aman dari segi keamanan lokasi pekerjaan dan juga
benturan-benturan dari pekerjaan lainnya.
4. Persiapan material kerja
Persiapan material kerja antara lain : ACP (Alumunium Composite Panel), rangka ACP
(disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan), breket siku / stifener alumunium, baut
dynabolt, sekrup, sealant, backup (busa hati) dan juga lakban kertas
5. Persiapan alat bantu kerja
Persiapan alat bantu antara lain : scaffolding, waterpass, meteran, benang, selang air,
cutting well, gerinda, bor beton, bor tangan, gun sealant, router, safty belt, dll.

4.2 TAHAP PEMASANGAN ACP

Sistem Kerja Pemasangan Pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel) secara umum terdiri
dari 4 (empat) tahap :

1. Pekerjaan pemasangan rangka dudukan ACP


Jika bidang yang akan dipasang rangka dudukan ACP terbuat dari pasangan dinding batu
bata, maka dinding batu bata tersebut harus diplester terlebih dahulu, minimal diplester
tanpa di aci atau lebih baik dengan acian. Agar rangka ACP yang dipasang akan lebih kuat
menahan beban rangka ACP itu sendiri dan beban material ACP nantinya. Tarik benang
yang menjadi acuan pemasangan dudukan rangka ACP. Untuk jarak rangka dudukan ACP
disesuaikan dengan modul ACP yang telah kita ajukan. Sebagai contoh kita gunakan modul
ACP dengan ukuran 118x118 cm, untuk itu detail rangka dudukan ACP sebagai berikut.
(Gambar 1)mNote : jarak as 1cm

II.61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Gambar 1

2. Pekerjaan pabrikasi material ACP


Pekerjaan pabrikasi material ACP ini kita sesuaikan dengan modul ACP yang kita
ajukan sebelumnya. Sebagai contoh dengan modul ukuran ACP 118x118 cm.
Lembaran ACP normal dengan ukuran 122x244 cm kita potong menjadi 2 (dua)
bagian, sehingga didapat ukuran modul yang telah dipotong menjadi ukuran
122x122 cm. (Gambar 2)

Gambar 2
Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong pada bidang ACP
bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak kita pakai wajib diberikan kupingan
ACP 2cm keliling modul ACP yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket stifener alumunium
dan dari bereket stifener alumunium itu modul ACP disekrup ke rangka dudukan ACP
yang telah kita buat pada tahap ke 1 (satu). (Gambar 3)

Gambar 3

II.62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Pekerjaan pemasangan lembaran atau modul ACP


Tahap ini adalah tahap dimana pemasangan modul ACP yang telah dipabrikasi akan
dipasang pada rangka dudukan ACP. Diusahkan untuk breket stifener alumunium
tidak bertemu dengan breket stifener alumunium modul lainnya, sehingga untuk
sekrup yang akan dipasang ke rangka dudukan ACP tidak menumpuk atau
bersinggungan. Pasang
modul ACP yang sudah dipabrikasi ke rangka dudukan ACP yang terpasang sesuai
dengan ukurannya. Tarik benang untuk menjadi acuan pemasangan modul ACP
menjaga kerataan pemasangan dan dapat berpengaruh pada besar kecilnya nat yang
dibuat. (Gambar 4)

Gambar 4

4. Pekerjaan pemberian sealant pada pertemuan ACP dan pembersihan


Setelah pekerjaan pemasangan modul ACP selesai terpasang pada rangka dudukan
ACP, maka tahap berikut adalah pekerjaan sealent pada cela / nat antar pertemuan
modul ACP lalu diakhiri pekerjaan pembersihan pada bidang yang terpasang ACP.
Untuk sealent yang digunakan di luar gedung (eksterior) sebaiknya dipergunakan
sealent netral dan memiliki daya tahan terhadap:
a. Tahan terhadap Suhu panas Sinar matahari ultra violet
b. Tahan terhadap suhu dingin
c. Tahan terhadap derasnya air hujan
d. Dan memiliki daya rekat yang tinggi pada cela / nat permukaan modul ACP

Sistem pekerjaannya rekatkan lakban kertas dipermukaan ACP yang menjadi cela /
nat bidang ACP, yang berfungsi meratakan permukaan sealent dan juga agar waktu
pekerjaan perapihan sealant tidak mengenai permukaan ACP tersebut.
Kemudian masukkan busa hati / backup yang telah kita siapkan sesuai dengan
kebutuhan lebar nat ACP, yang berfungsi sebagai meratakan bagian dalam nat dan
menjadi dudukan yang akan di sealent. Kedalaman busa hati harus disesuaikan agar
dapat memberi ruang untuk sealent yang akan dimasukan diatasnya.
Pekerjaan sealent dapat dilakukan pada cela / nat pasangan ACP yang telah
dipasang busa hati tersebut, dengan menggunakan bantuan Gun Sealant agar
pekerjaan lebih mudah, terjangkau dan lebih cepat.
Lalu rapikan permukaan sealent tersebut menggunakan busa hati yang telah dibuat
berbentuk persegi empat agar mudah merapikan sealent.
Setelah proses perapihan sealent segera lepaskan lakban kertas dari permukaan ACP
tersebut. Agar mempermudah proses pelepasan lakaban kertas pada permukaan ACP
dapat dilakukan pada selaent dalam kondisi basah (setengah kering).
Setelah pekerjaan sealent selesai dan sudah kering merekat terhadap permukaan
ACP, maka lakukan pembersihan baik sisa-sisa ACP, pembersihan permukaan ACP
dan juga pelepasan proteksi / sticker pada permukaan ACP tersebut maksimal
45hari dari ACP terpasang. (Gambar 5)

II.63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

5. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
6. Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam saja.
7. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
8. Rangka-rangka Panel Composite harus di persiapkan dengan teliti, tegak lurus dan
tepat pada posisinya.
9. Metode pemasangan antara lain:
a. Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
b. Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup
c. Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.

4.3 PEMBERSIHAN

1. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi dipermukaan.
2. Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut.
3. Apabila pengotoran labih berat bisa ditambahkan deterjen netral.

5.0 PENGUKURAN, PEMBAYARAN & REFERENSI GAMBAR

5.1 PENGUKURAN

c. Pengukuran Alumunium Composite Panel diukur dengan jumlah meter persegi (m2)
pekerjaan dinding façade yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh konsultan pengawas.

d. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
penyelesaian akhir permukaan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan alumunium composite panel, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan facade.

5.2 PEMBAYARAN

Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu alumunium composite panel yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata

II.64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di dalam daftar


kuantitas. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain,
termasuk alat dan bahan penunjang, pekerjaan akhir dan perawatan dinding, dan untuk
semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya, yang diuraikan dalam pekerjaan ini.

II.65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 16
PEKERJAAN WATERPROFING

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan, maka :


h. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran luas
yang presisi atas bidang yang akan dilapisi bahan waterproofing.
i. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan water-proofing yang
akan digunakan.
j. Contoh-contoh bahan waterproofing harus disertai brosur yang memuat data teknis dan
cara pemasangan.

1.2. Lingkup Pekerjaan

o. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang


dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan waterproofing seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

p. Menyediakan bahan, alat dan tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan pada seperti
tersebut dalam gambar perencanaan atau dalam pekerjaan ini, yang meliputi pekerjaan
pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat
& spesifikasi khusus dalam pekerjaan ini.

q. Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada
lantai toilet, talang beton dan lain-lain seperti tertera dalam gambar.

r. Jenis waterproofing yang akan digunakan adalah Waterprofing Coating dan Liquid
Polyuritance Waterprofing Membrance.

s. Aplikasi pemasangan sistem waterproofing menjadi lingkup pekerjaan arsitektur, area


toilet dan dak beton, kecuali jika ditentukan lain pada lokasi-lokasi seperti lokasi-lokasi
lain yang ditunjukkan dalam gambar.

t. Bagian yang terkait :


 Pekerjaan Slab Beton

1.3. Reference

u. Semua pekerjaan harus merefer ke standar.

v. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Engineer.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5 tahun
pengalaman tertulis.

w. Kualifikasi pekerja :
- Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material,
serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
- Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK, dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

II.66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

1.4. Pengiriman

a. Kontraktor harus mengirimkan technikal spesifikasi dari fabrikator serta contoh bahan.
b. Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan dari pabrik untuk setiap
produk, termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.
c. Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapan yang
benar, untuk persetujuan Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.5. Perawatan, Pengiriman dan Penyimpanan

c. Simpan produk pada area yang kering dingin dan teduh


d. Umur simpan produk, 9 bulan dari tanggal produksi ketika produk asli tidak rusak dan
belum dibuka.

2.0. BAHAN / PRODUK

2.1. Waterprofing Coating


a. Waterprofing ini digunakan pada area toilet
b. Jenis, Two component waterproofing cement based
c. Hasil Akhir Matt
d. Ketebalan pemakaian : 1mm DFT (±2.5 kg/m2)
e. Alat aplikasi, menggunakan Kuas and trowel
f. Produk / merk : lihat schedule material.
g. Tidak beracun dan ramah lingkungan
h. Waktu kering :
 Kering sentuh 1-2 jam (30º C)
 Kering tekan 6 jam
 Kering sempurna 14 jam

2.2. Waterproofing Liquid Membrance


a. Waterprofing ini digunakan pada area dak beton dan balkon.
b. Warna, White, Light Grey, Medium Grey, Grass Green
c. Hasil akhir doff
d. Ketebalan pemakaian minimum : 1mm DFT (±2.5 kg/m2)
e. Alat aplikasi, menggunakan Roll, Squegee, Brush
f. Kecepatan kering
 Kering tekan : 4jam
 Kering keras : 24jam
g. Produk / merk : lihat schedule material.
h. Pengaplikasiannya pada lantai beton yang mempunyai tekan minimal K.175.

2.3. Waterprofing Membrance Bakar


a. Waterprofing ini digunakan pada area dak beton
b. Hasil akhir doff
c. Ketebalan pemakaian minimum 3mm-4mm
d. Alat aplikasi, dibakar
e. Produk / merk : lihat schedule material.
f. Pengaplikasiannya pada lantai beton yang mempunyai tekan minimal K.175.
g. Diplester min t.3mm

3.0. PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan

e. Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh merugikan pelaksanaan.


jangan diproses/ditindaklanjuti sebelum kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan telah
diisi beton.

II.67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke sistem waterproofing sudah terpasang dengan
baik dan kuat.
g. Pastikan permukaan sudah halus dan bebas dari lubang-lubang, retak, atau perkiraan
yang mungkin mengganggu pemasangan.
h. Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu tertentu yang
disetujui oleh pabrik waterproofing.
i. Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan efflorescence, minyak,
lemak, partikel-partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan asing.
j. Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus yang
direkomendasikan oleh pabrik.

3.2. Persiapan

f. Aplikasi diatas substrat baru (belum dicat), usia beton minimal 28 hari. Untuk substrat
yang sudah dicat, pastikan cat lama mempunyai daya lekat yang bagus
g. Minimum compressive strength 25N/mm2 atau setara K-250
h. Substrat bersih dari debu, kotoran, lumut, minyak serta kontaminan lainnya, dan
pastikan substrat dalam kondisi kering.
i. Sebelum di aplikasi, permukaan lantai beton yang baru harus di gerinda untuk
menghilangkan kulit semen agar pori-pori terbuka dan cat dapat melekat kuat pada
substrat.
j. Permukaan lantai harus mempunyai permukaan yang rata (rekomendasi : trowelled-
finish).
k. Lantai beton yang terkontak langsung dengan air tanah harus mempunyai system
waterproofing atau vapor barrier yang baik.
l. Lantai beton harus memiliki kemiringan (sloping) minimal 0.5% dan air hujan harus dapat
bisa dialirkan dengan lancar ke selokan (gutter) atau floor drain

3.3. Pelaksanaan Coating

Waterprofing Coating
a. Bersihkan area yang akan diproteksi waterproofing dan pastikan subtrat bersih dari
kotoran dan sisa adukan beton. Perbaiki permukaan beton yang berlubang dan retak
sebelum aplikasi.
b. Campurkan komponen A dengan komponen B cair dengan perbandingan berat 4:1 (tidak
perlu diencerkan dengan air ataupun larutan lainnya). Aduk hingga rata menggunakan
pengaduk listrik yang dapat diatur kecepatannya.
c. Kuaskan campuran pada subtrat dengan menggunakan kuas. Setelah kering lapiskan
lapisan kedua secara menyilang. Apabila diperlukan lapiskan lapisan ketiga.

Waterprofing Membrance Liquid Polyuritance


Persiapan Permukaan :
Bersihkan permukaan substrate dari minyak, jamur/ lumut, debu serta kotoran-kotoran lain
menggunakan mesin gerinda
1. Tahap Pertama
Campurkan 250 gr cat dengan 250 gr airbersih kemudian diduk rata, kemudian
aplikasikan ke substrat dengan kuas atau rol secara menyilang. Tunggu sekitar lebih
kurang 1 jam sebelum melakukan tahap aplikasi selanjutnya.
2. Tahap Kedua
Aplikasikan Waterprofing Membrance Liquid Polyuritance dengan menggunakan kuas/
roller dengan arah saling menyilang ke seluruh permukaan dengan sebaran 0,75 kg/m2
hingga merata.
3. Tahap Ketiga
Kemudian segera bentangkan satu lapis fiber nett dan biarkan sampai permukaan kering
sekitar 2-3 jam
4. Tahap Keempat
Aplikasian Waterprofing Membrance Liquid Polyuritance seperti tahap kedua tanpa
menggunakan fiber nett dan biarkan sampai permukaan kering sekitar 2-3 jam
5. Tahap Kelima

II.68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Aplikasikan Waterprofing Membrance Liquid Polyuritance seperti tahap kedua tanpa


menggukana fiber nett dengan sebaran 0,75 kg/m2 dan biarkan kering sekitar 24 jam

Total Tebal Lapisan Film Kurang lebih 1,2 mm (2,5 kg/m2)

3.4. Perlindungan dan Pembersihan

Lindungi permukaan benda-benda yang berdekatan dari kerusakan dan cacat., Bersihkan
material waterproofing pada permukaan lapisan benda-benda yang disebabkan penerapan
yang kurang hati-hati.

II.69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 17
PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC

1.0 UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerjaan, material, dan peralatan.
2. Menyediakan bahan, alat dan tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan pada
seperti tersebut dalam gambar perencanaan atau dalam pekerjaan ini, yang
meliputi pekerjaan pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan
ini atau dalam syarat-syarat & spesifikasi khusus dalam pekerjaan ini
3. Meliputi pekerjaan atap ini beserta flashing/asesoris, rangka pendukungnya,
sistem talang dan assesorisnya.
4. Harus dikoordinasikan dengan bagian-bagian terkait lain pada area yang sama
untuk pekerjaan ini

1.1 Referensi

1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan pekerjaan atap ini.


- Fire Ratting UL 94
- Flexural Strength ASTM D790
- Heat Insulation ASTM C1363
- Sound Insulation ASTM E90

2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi
oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang
sukses dan diterima oleh MK dan Pemberi Tugas

3. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja Konsultan MK, dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.4 Submittals/Pengiriman

1. Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem pemasangan yang


lengkap dengan teknikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat.
2. Mengirimkan shop drawing yang menunjukkan sistem pemasangan atap dan
hubungan dengan bagian-bagian lain seperti kolom, dinding/cladding, plafond,
lisplank, talang dan sebagainya untuk disetujui Konsultan MK dan Konsultan
Perencana.

PARAF : II.70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Mengirimkan schedule pemasangan yang dikoordinasikan dengan bagian-bagian


terkait lain pada area yang sama untuk disetujui Konsultan MK.
1.5 Penyimpanan dan Perawatan

1. Produk dikirim dari pabrik, tanpa cacat.


2. Material harus disimpan dan dirawat dalam gudang tertutup, aman, terlindung,
lengkap disimpan dengan label, tipe, baik dan sesuai dengan yang disebutkan
dalam spesifikasi material dan gambar perencanaan.
1.6 Garansi

1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat,
baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar
perencanaan.

2.0 BAHAN

2.1 Material/Produk

a. Material Atap UPVC menggunakan lapisan Acrylonitrile Styrene Acrylate (A.S.A)


b. Tidak mudah terbakar dan tidak akan menyebar dalam kejadian kebakaran.
c. Dapat menahan lebih dari 90% asam, basa dan garam.
d. Ukuran atap Panjang 1-12 m, lebar 830mm, Jarak gording 120cm, tebal 12mm,
tinggi gelombang 3.1 cm
e. Nok atap sesuai dengan profil atap UPVC sehingga tidak menimbulkan bocor,
nok dapat digunakan pada sudut 5 sampai 50 derajat.
f. Rangka atap, asesories dan bahan pendukung lainnya harus sesuai dengan yang
dianjurkan oleh pabrik atap yang digunakan

3.0 PENERAPAN

3.1 Pemeriksaan

Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak pada
suatu bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau menyetel bagian-
bagian ini dan struktur penumpunya.

3.2 Persiapan

1. Untuk melindungi permukaan lembaran-lembaran dan keamanan pekerja,


disarankan agar hanya ditangani oleh para pekerja yang menggunakan sarung
tangan yang bersih dan kering, lembaran-lembaran tidak boleh ditarik diatas
permukaan yang kasar, diatas lembaran yang lain.

2. Sekrup-sekrup yang digunakan memiliki kemampuan untuk mendukung umur


bangunan yang dirancang, diperlukan rekomendasi untuk penggunaan produk
tersebut.

PARAF : II.71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Seluruh asesoris yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
standard produk yang digunakan.

3.3 Pemasangan

a. Seluruh metode pemasangan harus sesuai dengan petunjuk produk yang digunakan
dan diperlihatkan dalam shop drawing.

b. Persiapan rangka dudukan, rangka dudukan harus memiliki ukuran yang tepat agar
dapat memberikan topangan pada pemasangan atap

c. Jarak Gording di rekomendasikan tidak lebih dari 120cm, untuk pemasangan atap
tidak lebih dari 200cmuntuk pemasangan pada cladding/dinding.

d. Kemiringan atap diatas 10 untuk pengaliran air yang lancer supaya tidak terjadi
kebocoran dan 40cm untuk jarak overlap panjang.

e. Gunakan viar weatherseal ketika menginstal sekrup atap, panjang sekrup yang
direkomendasikan adalah 7.5cm, harus dipasang pada setiap profil gelombang.

f. Pemotongan atap dapat menggunakan mesin pemotong keramik atau gergaji


tangan, dengan panjang yang diinginkan dan setelah itu bias dihaluskan tepinya
dengan amplas.

3.4 Field Quality Control

a. Sebelum seluruh permukaan ditutup / dilindungi terhadap pekerjaan lain,


lakukan pengetesan dengan air untuk mengetahui kebocoran, aliran air secara
benar.

b. Perbaiki bagian-bagian yang rusak, dan ulangi pengetesan sampai benar-benar


aman dan tidak bocor.

3.5 Perlindungan dan Pembersihan

1. Lindungi permukaan disekitar area dari kerusakan. Bersihkan permukaan dari


benda-benda dan bekas-bekas pekerjaan yang tidak perlu.

2. Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan untuk


ditempati benda-benda dan sebagainya yang dapat merusak pada atap.

PARAF : II.72
PEKERJAAN STRUKTUR
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

DAFTAR ISI

BAB 1 UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM ....................................................... I.1


BAB 2 PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN ........................................... II.8
BAB 3 PEKERJAAN TANAH .......................................................................... III.11
BAB 4 PEKERJAAN BETON BERTULANG .......................................................... IV.16
BAB 5 PEKERJAAN BEKISTING BETON ............................................................ V.28
BAB 6 PEKERJAAN BETON SEKUNDER ............................................................ VI.31
BAB 7 KONSTRUKSI BAJA .......................................................................... VII.35
BAB 8 PEKERJAAN FLOOR HARDENER ........................................................... VIII.43
BAB 9 PEKERJAAN WATERPROOFING ............................................................. IX.44
BAB 10 PEKERJAAN TIANG PANCANG (HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER)..................... X.47
BAB 11 PEKERJAAN TIANG PANCANG (DROP HAMMER).......................................... XI.55
BAB 12 PROSEDUR PELAKSANAAN AXIAL COMPRESSIVE LOADING TEST DENGAN SYSTEM
KENLED ......................................................................................... XII.59
BAB 13 PEKERJAAN PERENCANAAN JALAN LINGKUNGAN ......................................XIII.62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 1
UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal 1 Umum

Pasal 2 Syarat-syarat Umum

2.1. Umum
2.2. Lingkup Pekerjaan
2.3 Sarana Kerja
2.4. Gambar-Gambar Dokumen
2.5. Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh
2.6. Jaminan Kualitas
2.7. Nama Pabrik atau Merek yang ditentukan
2.8. Contoh-Contoh
2.9. Subsitusi
2.10. Material dan Tenaga Kerja
2.11. Klausal disebutkan Kembali
2.12. Koordinasi Pekerjaan
2.13. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
2.14. Peraturan Hak Paten
2.15. Iklan
2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan
2.17. Shop Drawing
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN

Pasal 1 Pembersihan Tapak Proyek


Pasal 2 Pengukuran Tapak Kembali
Pasal 3 Tugu Patokan Dasar
Pasal 4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
Pasal 5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja
Pasal 6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Pasal 7 Drainage Tapak
Pasal 8 Pagar Pengaman Proyek
Pasal 9 Kantor Konsultan Pengawas
Pasal 10 Kantor Kontraktor dan Los Kerja
Pasal 11 Papan Nama Proyek
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 3
PEKERJAA TANAH

Pasal 1. Umum
Pasal 2. Bahan atau Material
Pasal 3. Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan Persiapan
3.2 Pekerjaan Galian
3.3 Pekerjaan Galian Pondasi
3.4 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
3.5 Pembuangan Material Hasil Galian
3.6 Pengujian Mutu Lapangan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pasal 1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Peraturan-Peraturan
1.3. Penyimpanan

Pasal 2. Bahan- Bahan


2.1. Semen
2.2. Agregat
2.3. Air.
2.4. Besi Beton
2.5. Admixture.
2.6. Grouting.
2.7. Trial Mixes
2.8. Beton Ready-Mixed

Pasal 3. Pelaksanaan
3.1 Mutu Beton.
3.2 Faktor Air Semen.
3.3 Test Silinder
3.4 Cetakan Beton
3.5 Pengecoran Beton
3.6 Perawatan Beton
3.7 Curing dan Perlindungan Atas Beton
3.8 Pembongkaran Cetakan Beton
3.9 Penggantian Besi
3.10 Tanggung Jawab Kontraktor
3.11 Perbaikan Permukaan Beton
3.12 Bagian-bagian yang Tertanam dalam Beton
3.13 Hal-hal lain (“Miscellaneous item”)
3.14 Pembersihan
3.15 Contoh yang harus disediakan
3.16 Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 5
PEKERJAAN BEKISTING BETON

Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Peraturan-Peraturan
1.3. Shop Drawing

Pasal 2 Bahan
2.1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)
2.2. Bekisting Beton Ekspose
2.3. Syarat-syarat Umum Bekisting. Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pemasangan Bekisting.
3.2 Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).
3.3 Kontrol Kualitas
3.4 Pembersihan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 6
PEKERJAAN BETON SEKUNDER

Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Standar

Pasal 2 Bahan atau Produksi


2.1. Persyaratan Bahan
2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Mutu Beton
3.2 Pembesian
3.3 Cara Pengadukan
3.4 Pengecoran Beton
3.5 Pekerjaan Acuan atau Bekisting
3.6 Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting
3.7 Pengujian Mutu Pekerjaan
3.8 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 7
KONSTRUKSI BAJA

Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Standar
1.3. Material dan Fabrikasi
1.4. Contoh Bahan
1.5. Pengiriman Bahan,Penyimpanan Bahan,dan Penerimaan
1.6. Tanda-tanda pada Konstruksi Baja
1.7. Pemotongan Besi
1.8. Perencananaan dan Pengawasan
1.9. Pemeriksaan dan lain-lain

Pasal 2 Pelaksanaan
2.1. Pengelasan
2.2. Sambungan
2.3. Lubang-lubang Baut
2.4. Pemasangan Percobaan atau Trial Erection
2.5. Pengecatan
2.6. Grouting
2.7. Pemasangan akhir atau Final Erection
2.8. Pengujian Mutu Pekerjaan
2.9. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 8
PEKERJAAN FLOOR HARDENER

Pasal 1. Umum
Pasal 2. Syarat-syarat bahan
Pasal 3. Pelaksanaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 9
PEKERJAAN WATERPROOFING & WATERSTOPS

Pasal 1. Umum
Pasal 2. Lingkup Pekerjaan
Pasal 3. Persyaratan Bahan dan Penggunaan
Pasal 4. Pengujian
Pasal 5. Jaminan
Pasal 6. Kualifikasi Kontraktor
Pasal 7. Gambar Detail Pelaksanaan
Pasal 8. Syarat Pengamanan Pekerjaan
Pasal 9. Waterstops
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 10
PEKERJAAN TIANG PANCANG (HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER)

Pasal 1. Umum
Pasal 2. Standard
Pasal 3. Material
3.1. Mutu bahan
3.2. Fabrikasi Tiang Pancang
Pasal 4. Alat Kerja.
Pasal 5. Persiapan
Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang
Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang
7.1. Pengujian Langsung Pembacaan Dial Manometer.
7.2. Axial Compressive Loading Test dengan Sistem Kenledge.
Pasal 8. Laporan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 11
PEKERJAAN TIANG PANCANG (DROP HAMMER)

Pasal 1. Umum
Pasal 2. Standard
Pasal 3. Material
3.1. Mutu bahan
3.2. Fabrikasi Tiang Pancang
Pasal 4. Alat Kerja.
Pasal 5. Persiapan
Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang
Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang
Pasal 8. Laporan Percobaan Pembebanan Tiang
Pasal 9. Laporan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 12
PROSEDUR PELAKSANAAN AXIAL COMPRESSIVE LOADING TEST DENGAN
SISTEM KENLEDGE

Pasal 1. Uji Beban


Pasal 2. Axial Test
Pasal 3. Alat-alat dan Prosedur Pembebanan
Pasal 4. Laporan Pembebanan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 1
UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal 1 Umum

1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design)
adalah merupakan satuan dengan RKS ini.

1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
- BSN (Badan Standarisasi Nasional Indonesia)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO (American Association of State Highway Officials).

1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan- perbedaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK
(Pengawas Lapangan).

Pasal 2 Syarat-syarat Umum

2.1 Umum

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.

2.2 Lingkup Pekerjaan

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat
selesai dengan sempurna.

2.3 Sarana Kerja

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari
tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor
wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan
kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

2.4 Gambar-Gambar Dokumen

a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar- gambar yang ada
(AR, ST dan ME) dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi
akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana
atau Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah
Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak
dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

I.1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.

c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian,
lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam
gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan setelah berunding dahulu dengan Perencana.

d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran- ukuran yang
tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu.

e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita- berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut
akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

2.5 Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh

a. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi,


jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor, Supplier atau
Produsen yang menjelaskan bahan- bahan atau sebagian pekerjaan.

b. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan,


kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai
pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.

c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan


segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda- tanda sebagaimana
ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh


dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut
dengan Dokumen Kontrak.

e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.

f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas


dan menyerahkan kembali segala gambar- gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
sampai disetujui.

g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-


contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan
Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas.

I.2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang


harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh di laksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan Pengawas kepada Konsultan


Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan
tanda-tanda "Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan "atau" Telah “Diperiksa Dengan
Perubahan" atau "Ditolak".
Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Kontraktor untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Kontraktor
atau yang bersangkutan lainnya.

j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis
dan diperlukan sama seperti butir di atas.

k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada


Konsultan Pengawas dan Perencana.

l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada


Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.6 Jaminan Kualitas

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis
dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal- hal tersebut pada butir
ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

2.7 Nama Pabrik atau Merek yang ditentukan

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen,
maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada
alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor
harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek
tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas
akan menentukan sendiri alternatiF merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1
(satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy
dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

2.8 Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh- contoh tersebut diambil dengan jalan atau
cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan

I.3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut
jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar
penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang


akan dipakai atau dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti atau sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang atau material-material tersebut.

d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui


pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan Brosur, katalog, gambar kerja
atau shop drawing, konster dan sample, yang dianggap perlu oleh Perencana atau Pengawas
dan harus mendapatkan persetujuan Perencana atau Pengawas.

2.9 Subsitusi

a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat
mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama
negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang
menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik
/Perencana/ Pengawas.

2.10 Material dan Tenaga Kerja

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus
tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan
dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan
bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan- latihan khusus ataupun mempunyai
pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

2.11 Klausal disebutkan Kembali

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain
untuk segala "claim" atau tuntutan terhadap hak-hak khusus.

2.12 Koordinasi Pekerjaan

a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek

I.4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

ini, harus di koordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya
dapat dihindarkan. Melokalisasi atau memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail
untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan/Pengawas.

b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat


pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi- instruksi tertulis dari Pengawas.

c. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu.
Bagaimanapun jugakelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan
atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas
dari tanggung jawab.

d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua
biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

2.13 Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan

a. Perlindungan terhadap milik Umum :


Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

b. Orang-orang yang tidak berkepentingan :


Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan
para penjaga.

c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan- jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan
operasi- operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki
oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :


Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam. Pemberi
tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan
bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

e. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :


Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang
ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini di syaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut atau memenuhi ketentuan Undang-undang yang
berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan
yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan
hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam
soal-soal mengenai pertolangan pertama

f. Gangguan pada tetangga :


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan
pada penduduk yang berdekatkan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagainya
Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang yang
akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

I.5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.14 Peraturan Hak Paten

Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua "claim" atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak
cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15 Iklan

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site
atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

2.16 Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan

a. Dalam malaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :

1. Keppres 29/1984 dengan lampiran-lampirannya.


2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 1941.
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
4. 4. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013
5. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
7. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan
dan Perusahaaan Air Minum.
8. Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
9. Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2004.
10. Peraturan Bata merah pejal untuk pasangan dinding SNI 15-2094-2000.
11. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain SN1727:2013.
12. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2015.
13. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1994, Tata cara
pengecatan kayu untuk rumah dan gedung SNI 03-2407-2002, dan Peraturan
Pengecatan lainnya yang sesui dengan SNI terbaru.
14. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :

1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan.
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK).
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Kontraktoran.

2.17 Shop Drawing

a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan disain
yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.

I.6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan.

c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detail fabrikasi


dan ketepatan penyetelan atau pemasangan semua bagian konstruksi baja.

d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.

e. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.

f. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas
biaya Kontraktor.

g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus


ditanyakan kepada Pengawas/Perencana.

h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Built Drawing" sesuai


dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan di kemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas.

- Akhir dari Bab 1 -

I.7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN

Pasal 1 Pembersihan Tapak Proyek

1.1 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar pohon, dan puing
bongkaran bangunan.

1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

Pasal 2 Pengukuran Tapak Kembali

2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi


pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.

2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat waterpass
atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

2.4 Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.

2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/ Konsultan Konsultan
Pengawas.

2.6 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 3 Tugu Patokan Dasar

3.1 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau
Konsultan Konsultan Pengawas.

3.2 Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 X 20 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya seinggi 40 cm
di atas tanah.

3.3 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya samapai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan Konsultan Pengawas
untuk membongkarnya.

3.4 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

4.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama
lain.

II.8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

4.2 Papan patok ukur dibuat dati kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).

4.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

4.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.

4.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.

4.6 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja

5.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.

5.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Konsultan
Pengawas.

Pasal 6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

6.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.

6.2 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut
menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

Pasal 7 Drainage Tapak

7.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor
wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.

7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.

7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 8 Pagar Pengaman Proyek

8.1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi
pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.

8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan.

8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan selesai.

8.4. Syarat Pagar Pengaman


- Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm, bagian yang masuk
pondasi minimum 40 cm.

II.9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi
pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan adalah 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
- Pagar dicat warna dilengkapi dengan logo pada tiap jarak tertentu.

Pasal 9 Kantor Konsultan/Konsultan Pengawas

9.1 Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan bertingkat dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan,
diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Konsultan
Konsultan Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.

9.2 Perlengkapan-perlengkapan kantor Konsultan Konsultan Pengawas yang harus disediakan


Kontraktor :

-1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 3,00 m, dengan 10 (sepuluh) kursi
-1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 m2, dengan 2 (dua) kursi .
-1 (satu) buah meja gambar ukuran A-1, dari kayu lipat.
-1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 x 0,50 m3, dapat dikunci.
-1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2.

9.3 Berdekatan dengan kantor Konsultan/Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang


WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

9.4 Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh
Direksi Lapangan adalah :

-1 (satu) buah alat ukur schuifmaat.


-1 (satu) buah alat ukur optik (theodolith/waterpass).
-1 (satu) mesin tik standar 18"
-1 (satu) unit komputer

9.5 Bangunan kantor Konsultan/Konsultan Pengawas dengan perlengkapan- perlengkapannya


terkecuali alat-alat yang disebut dalam pasal 3.9. butir 4 menjadi milik Pemberi Tugas setelah
selesai pembangunan proyek ini.

Pasal 10 Kantor Kontraktor dan Los Kerja

10.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta
dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

10.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur.

Pasal 11 Papan Nama Proyek

11.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama-nama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Konsultan Pengawas dan Kontraktor.

11.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
Konsultan Pengawas.

- Akhir dari Bab 2 -

II.10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 3
PEKERJAAN TANAH

Pasal 1. Umum

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan
unuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi
ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

a. Pembersihan lahan.
b. Pengurugan dan Pemadatan c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan Penggambaran kembali

Pasal 2. Bahan atau Material

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :


Kayu jenis meranti atau setara, tebal 3 cm. b. Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 –10 cm

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1 Pekerjaan Persiapan

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Seluruh tanah bagian yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus
dibuang atau dikupas. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam
50 cm dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari sisa-sisa akar
tanaman yang masih tertinggal.

b. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan
yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Pengupasan dilakukan per blok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian yang
akan dikupas. Pekerjaan pengupasan di lapangan supaya memperhatikan patok-patok
yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya di atas seluruh
atau sebagian daerah yang strippingnya belum selesai. Pekerjaan ini dianggap sudah selesai
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

d. Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan


Kontrakor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara denan tebal 3 cm dengan
tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm dengan jarak 2 meter satu
sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass).

e. Bahan-bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai material
timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dimana tanah bekas galian-galian tersebut harus
dirapikan dan dipadatkan.

f. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur
yang berpengalaman.

III.11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi


pembangunan dengan melengkapi keterangan- keterangan mengenai peil tanah, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan
Pengawas atau perencana.

- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.

- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolith.

- Kontraktor harus menyediakan waterpass atau theodolith beserta petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.

- Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-
as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena
air atau hujan.

h. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan urugan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
Konsultan Pengawas.
- Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.

i. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98% kepadatan
maximum compaction standard proctor.

j. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta
bebas dari humus/akar-akaran.

k. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 0) ditentukan bersama-sama MK.
Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran
lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak
berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.

l. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran
sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/di
pindahkan.

m. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase
saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah
penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

III.12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.2 Pekerjaan Galian

a. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.

b. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam
gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.

c. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti,
sampah-sampah, tonggak bekas-bekas lubang
dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras
airnya dan diambil Lumpur atau tanahnya yang lembek, yang ada didalamnya. Pohon
yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas.
Tunggak- tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan
sampai pada kedalaman + 1,5 m di bawah permukanan tanah. Segala sisa dan kotoran
yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh
kontraktor, sesuai dengan petunjuk pengawas.

3.3 Pekerjaan Galian Pondasi

a. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil yang
tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
jaringan jalan atau aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau kepada instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi atau mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan pengisian untuk
pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-
longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan
bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai
dengan spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.

e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sebagai tanah urug.

3.4 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus
dimana tanah hhasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban
a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.

b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm material
lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan.

c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk
dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm
material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.

III.13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah
mm terhadap kerataan yang ditentukan.

e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat
nilai standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau
laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama, material yang
akan dipadatkan harus ditest juga di lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan hasil
kepadatannya sebagai berikut :

- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya


95% dari standard proctor.
- Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya
90% dari standard proctor.

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor
sampai dengan masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.

f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang
rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan
cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan
berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.

Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
Pengujian diadakan minimum setiap 25 m2. Biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor.
Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ketempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.

g. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun
saluran-salauran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.

3.5. Pembuangan Material Hasil Galian

a. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil galian
harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak mengganggu
penyimpanan material lain.

b. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan Konsultan Pengawas telah diseleksi
bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya
harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.

III.14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.6. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan
untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.

b. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka


Kontaraktor harus mamadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat
kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D156-700 atau prosedur
lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi
beban Kontraktor.

c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

d. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara atau prosedur
dibawah ini :

- “Density of soil inplace by sand-cone method “ AASHTO.T.191.


- “Density of soil inplace by driven cylinder method “ AASHTO.T.204.
- “Density of soil inplace by the rubber ballon method “ AASHTO.T.205.

Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

- Akhir dari Bab 3 -

III.15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pasal 1. Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan a. Pembesian


- Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya.
- Beton decking (support chairs), bolster, speacer for reinforcing b. Pengecoran Beton
- Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai, dinding pondasi dan pelat pendukung.
- Pelat lantai diatas tanah dan pedestrian atau side walks.
- Finishing permukaan beton pada dinding, pelat, balok dan kolom.

1.2. Peraturan-Peraturan

a. Standar Indonesia
- Persyaratan Beton Struktur Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013
- Peraturan Baja Tulangan Beton SNI 2052-2017
- Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2004

b. ASTM, USA
- C 33 – Concrete Aggregates
- C 150 – Portland Cement

c. ACI (American Concrete Institute), USA


- 211 – Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy Weight
Concrete.
- 212 – Guide for use Admixture in Concrete
- 213 – Recommended Practice for Evaluation of Compression Test
Result of Field Concrete

1.3. Penyimpanan

a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.

b. Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada sak segera
setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak
lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa
kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain). Jenis
semen sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan untuk digunakan adalah mengikat
seluruh pekerjaan.

d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

IV.16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pasal 2. Bahan- Bahan

2.1. Semen

a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal sesuai pada spesifikasi material
terlampir yang sesuai dengan syarat-syarat :

- Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2004.


- Persyaratan Beton Strukturan Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013.
- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).
- Mendapat Persetujuan Perencana / Konsultan Konsultan Pengawas.

b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang
sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.

c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam
sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan
digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus
ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24
jam.

2.2. Agregat

a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan tentang Agregat halus dan kasar, Metode pengujian analisis saringan
SNI 03-1968-1990.
- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013.
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya.

b. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff
dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin
pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.

c. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30
mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.

e. Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.

IV.17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka Kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

2.3. Air.

a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan- bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau
lemak. Memenuhi syarat-syarat Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847-2013 dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya
ditanggung oleh pihak Kontraktor.

b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m san kombinasi sulfat (SO3) tidak melebihi
1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu. Konsultan Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

2.4. Besi Beton

a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013 dan Peraturan
Baja tulangan beton SNI 07-2052-2017.
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U-24 untuk mm dan U40 untuk D mm (ulir) dan D10
mm (ulir).
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan- ketentuan sesuai
SNI (mengacu ke point pertama).
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.

b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan- ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan perencana/Konsultan Pengawas.

c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan
konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.

d. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan Konsultan Pengawas. Batang percobaan diambil
dibawah kesaksian Konsultan Konsultan Pengawas. Jumlah test besi beton dengan interval
setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi
beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas.

e. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat


persetujuan Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya
harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran
beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton
harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.

IV.18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi
tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

2.5. Admixture.

a. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan


pengerasan maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.

b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.

c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh dipergunakan.

d. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture

e. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut. Untuk
itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan
keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.

2.6. Grouting.

Untuk grouting disekitar angker dipakai Conbex 100 atau yang setara dengan tebal
minimum 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

2.7. Trial Mixes

a. Umum
Setiap design mix harus menunjukkan water cement ratio, water content, agregat gradation,
slump, air content dan kekuatan (strength).

b. Percobaan Laboratorium

Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap campuran harus
dilaksanakan di lapangan untuk membuktikan cukup tidaknya disain mixes dan menunjukkan:
water cement ratio
workability/slump
drying shrinkage
kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari
kepadatan
Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan. Dari setiap
trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk memutuskan

c. Pengujian di lapangan

Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan memuaskan, pengujian dengan


skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan dipakai untuk pekerjaan permanen
harus dilaksanakan. Tempat dan peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan
persyaratan- persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan tersebut diadakan.
Pengujian seperti di atas harus dilakukan dan campuran dimodifikasi sampai hasilnya
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Untuk setiap trial mix, harus dibuat
sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk penilaian.

IV.19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan beton) dan untuk memberi
prategang (prestressing) pada pekerjaan beton prategang (prestress); kuat tekan beton
diambil dari contoh benda uji silinder/kubus yang dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku,
selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat yang
bersangkutan.

d. Bahan Tambahan

Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan persetujuan Konsultan
Pengawas yang ditunjuk. Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi pabrik dan
persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Konsultan Pengawas yang ditunjuk dalam setiap
kasus.

Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang disetujui
tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari penyelesaian ahir
pekerjaan beton. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

2.8 Beton Ready-mixed

A. Beton ready-mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed yang disetujui, pengukuran,
pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ACI 301-74, ACI committee 304 dan ASTM C 94
- 92a.

B. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa
oleh Pengawas yang ditunjuk sebelum pengadukan beton.

C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang
telah diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-
sama oleh Kontraktor dan Supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton minimum yang
dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.

D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35
derajat (C).

E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang diberikan dari
pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan tambahan harus
ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan
tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-64.

F. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek pada kesempatan terakhir
yang memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk. Air tidak
boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.
Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun hanya boleh
dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk.

G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat untuk
menghitung putaran.

H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan agregat dituang ke
dalam mixer.

I. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam waktu satu setengah jam atau
sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan
agregat dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti
ditentukan oleh Pengawas yang ditunjuk.

IV.20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan.

K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi) pada slump
atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk
untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton karena agregat yang panas, air, semen
atau kondisi lainnya tidak diijinkan, dan beton harus ditolak.

L. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice for


Consolidation of Concrete).

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1. Mutu Beton.

a. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847:2013. Kecuali ditentukan lain pada
gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton yaitu :
- Lantai Kerja :K-125 (fc’ 10 MPa)
b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mix) untuk mengontrol daya
kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregation) dari aggregat. Percobaan slump diadakan menurut
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI 03-2847-2013).
c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mix) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang harus dimulai.
d. Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume
- Pasir diukur menurut volume
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847:2013. Beton harus mempunyai
kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol
daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.
- Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (SNI
2847:2013).
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton
selanjutnya dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3.2. Faktor Air Semen.

a. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor
air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55

IV.21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu
sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen
maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari
bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.3 Test Silinder

a. Konsultan Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada


Kontraktor untuk membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.

b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Test selama pekerjaan dengan
membuat 6 benda uji dari setiap pengecoran perharinya atau tidak kurang dari 110 m3 atau
tidak kurang dari 460m2 luasan pengecoran dinding atau lantai (pilih yang paling
menentukan). Dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan
campuran yang dicor harus dibuat sample dengan jumlah dan

ketentuan seperti diatas, buat dan simpan benda uji tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Test dua silinder masing-masing pada hari ke 7 dan untuk hari ke 14 serta test 3 silinder
pada hari ke 28. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika
test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder pada hari ke 28 berhasil, test silinder cadangan
untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua sample pada hari ke 28. Sediakan fasilitas
pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.

c. test silinder dengan ukuran sesuai dengan standar ASTM.

d. Cetakan silinder coba harus berbentuk silinder dalam segala arah dan memenuhi syarat-syarat
dalam SNI 03-4810-1998.

e. Ukuran silinder coba atau benda uji adalah diameter 15 cm dan tinggi
30cm. Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus
dibawah Konsultan Pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-
1974-1990.

f. Untuk identifikasi, silinder coba harus ditanda dengan suatu kode yang dapat menunjukan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.

g. Pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 2847:2013, termasuk juga pengujian-pengujian slump
dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian
slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan
Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan
gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur perbaikan di dalamnya.

h. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan silinder uji menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

i. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Konsultan Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan
laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.

j. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera sesudah
percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan
besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standar, campuran adukan, berat kubus benda uji dan
data-data lain yang diperlukan.

k. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka
Konsultan Pengawas berhak meminta Kontraktor agar mengadakan percobaan nondestruktif

IV.22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring. Percobaan ini harus memenuhi
syarat- syarat dalam SNI 2847:2013. Apabila gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar
dan dibangun kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua biaya untuk
percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

l. Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan mengadakan slump test menurut syarat-syarat


dalam SNI 2847-2013. Slump beton berkisar antara 5 – 13 cm. Cara pengujian slump adalah
dengan Beton diambil tetap sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu rata atau pelat baja. Cetakan di isi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi
diameter 16 mm panjang 600 mm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian
dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk satu lapisan di bawahnya. Setelah atasnya
diratakan, maka dibiarkan setengah menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).

m. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.

n. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.

o. Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

3.4. Cetakan Beton

a. Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan beton untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-
potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

c. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
bergoyang.

d. Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang merata
pada seluruh permukaan beton tersebut.

e. Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus di coating dengan oli,
untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaiki permukaan beton.

3.5. Pengecoran Beton

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat di perintahkan untuk
menyingkirkan atau membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya
kontraktor sendiri.

b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan
pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.

IV.23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi


beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.

e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan
tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan aggregat.

f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal
concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas.

g. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti). Adukan yang
tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.

h. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu
harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaaan waktu pengecoran kurang atau sama
dengan 1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran

biasa. Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.

i. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan Konsultan


Pengawas.

3.6 Perawatan Beton

a. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam SNI 2847-2013.

b. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.

c. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus atau dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

3.7. Curing dan Perlindungan Atas Beton

a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,


pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya

b. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter
tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.8. Pembongkaran Cetakan Beton

a. Spesifikasi Beton Struktural SNI 03-6880-2002, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :


- Sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari

IV.24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Balok/pelat setelah berumur 3 minggu

c. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.

d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta
persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua resiko
yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

e. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Konsultan Pengawas mempunyai


wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton sangat kropos.
- Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-posisinya
tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

3.9 Penggantian Besi

a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.

b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat


keliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :

- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar
informasi.

- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.
- Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam
rangka tersebut adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter yang terdekat
dengan catatan :

1. Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang berkurang.

4. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut


atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar.

d. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi atau jarak Variasi dalam berat yang Toleransi
antara dua permukaan yang diperbolehkan Diameter
berlawanan

IV.25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Dia. < 10 mm 7 % 0.4 mm


10 mm dia. 14 mm 6 % 0.4 mm
16 mm dia. 28 mm 5 % 0.5 mm
> 28 mm 4 % 0.6 mm

3.10. Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan
diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.Adanya atau kehadiran
Konsultan Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin
melihat atau mengawasi atau menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut diatas.

3.11. Perbaikan Permukaan Beton

Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen
(cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan
dan sepengetahuan Konsultan Konsultan Pengawas. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat
diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Konsultan Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak,
ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan atau diinginkan.

3.12. Bagian-bagian yang Tertanan dalam Beton

a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

3.13. Hal-hal lain (“Miscellaneous item”)

a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik
dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.

b. Pegangan plafon dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm. Dipasang
pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan pada tulangan
pelat dan balok.

3.14. Pembersihan

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan secara
baik dan teratur, hindari penumpukan sampah proyek pada joint struktur.

3.15. Contoh yang harus disediakan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material seperti split,
pasir, besi beton, dan semen untuk mendapat persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.

b. Contoh-contoh yang disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

IV.26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh- contoh yang telah
disetujui di bangsal Konsultan Konsultan Pengawas.

3.16. Pemasangan Alat-alat Didalam Beton.

a. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi
beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.

b. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8
x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu
dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan
dengan Kontraktor terkait dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Letak dan sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

d. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bile tidak
ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan Konsultan
Konsultan Pengawas.

e. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga
tidak akan dipindahkan tanpa persejuan dari Konsultan Konsultan Pengawas.

f. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan


diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

g. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

IV.27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 5
PEKERJAAN BEKISTING BETON

Pasal 1 Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.

1.2. Peraturan-peraturan

a. Standar Indonesia
1. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013
2. Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
3. Spesifikasi Beton Struktural SNI 03-6880-2002

b. ACI : American Concrete Institute, USA


1. 303 – Guide to Cast In place Architectural Concrete Practice
2. 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
3. 347 – Recommended Practice for Concrete Form Work
4. SP4, Special publication 34 – Form Work for Concrete

1.3. Shop Drawing

a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop Drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
- dimensi
- metode konstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)

Pasal 2 Bahan

2.1 Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)

a. Plywood t = 12 mm.
b. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.

2.2 Bekisting Beton Ekspose

a. Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.


b. Baja lembaran, tebal minimal 12 mm, untuk kolom-kolom bundar.
c. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable, dapat
terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi pada
permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm).
d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat
pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing
permukaan beton.
e. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk meneurut rencana beton pada
gambar.

V.28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.3 Syarat-syarat Umum Bekisting

a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

Pasal 3 Pelaksanaan

3.1 Pemasangan Bekisting

a. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.


Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
b. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design dan
standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang
sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
c. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-
hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.
d. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya. Pemakaian
pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang
mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
e. Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan
pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
f. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips) pada
sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balok, kolom dan dinding.
g. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :

1. Deviasi garis vertikal dan horisontal :


- 4 mm, pada jarak 3000 mm.
- 8 mm, pada jarak 6000 mm.
- 16 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.

2. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.

h. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur dan
bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.

i. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas
acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan
tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibahasi dengan air bersih. Dan permukaan
ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.

3.2 Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).

a. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.
b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor langsung
pada beton.
c. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau menyediakan
bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan
pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau khusus ditunjukkan pada gambar yang
berhubungan.
d. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah letak besi
beton).
e. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeski.
Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air pembersih keluar

V.29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan
merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan
tampak pada permukaan beton ekspose.

3.3 Kontrol Kualitas.

a. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.

b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting
yang telah dilaksakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.

c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sementara yang diperlukan.

d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi
Lapangan.

3.4 Pembersihan

a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air,
menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa
pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih
yang disediakan.

b. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak
terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.

c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan- peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

d. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak
dengan beton tidak mengalami kerusakan.

e. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur yang telah


dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang
bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari
(28 day compressive strength) yang diperlukan.

f. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

- Akhir dari Bab 5 -

V.30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 6
PEKERJAAN BETON SEKUNDER

Pasal 1 Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna

b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring bapraktis, kolom dan balok kusen,
janggutan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton
dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai
yang ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar.

1.2. Standar

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

a. Peraturan-peraturan atau standar setempat yang biasa dipakai.


b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia, SNI 2847:2013
c. Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
d. Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2004
e. Peraturan Pemebangunan Pemerintah Daerah Setempat
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan
Perencana atau Konsultan Pengawas
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Instirute (ACI)

Pasal 2 Bahan atau Produksi

2.1. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan atas
persetujuan Perencana atau Konsultan Pengawas dan harus memenuhi SNI 15-2049-2004.
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaman, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.

b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam SNI 2461:2014 dan SNI2847:2013.

c. Koral Beton atau Split


Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat SNI 03-1968-1990 dan SNI 2847:2013. Penyimpanan atau
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin
kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang
tepat.

VI.31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak menganding minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusakbeton dan harus
memenuhi SNI 7974:2013 dan SNI 2847:2013. Apabila dipandang perlu Perencana atau
Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.

e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24 dan U 420B, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan Peraturan
Baja tulangan beton SNI 07-2052-2002 dan SNI 2847:2013. Bila dipandang perlu Kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh- contoh material,


misalnya: besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana atau Konsultan
Pengawas.

g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas, akan
diapakai sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material
yang di kirim oleh Kontraktor ke site.

2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalm keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih tersegel
dan berlabel pabrik.

b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.

c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.

d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila
ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

Pasal 3 Pelaksanaan

3.1. Mutu Beton

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847-2013 sebagai berikut:
a. Kolom Praktis, Balok Lintel : K-225
b. Lantai Kerja : K-175
c. Concrete Toping, curb, Ramp Groove,
Island, Wheel Stoper, Raise Floor, dan lainnya : K-250

3.2. Pembesian

a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,


sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan SNI
07-2052-2002.

b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.

VI.32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2847-2013 dan SNI 07-2052-2002.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencan atau Konsultan pengawas.

3.3. Cara Pengadukan

a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.


b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Perencan
atau Konsultan Pengawas.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump
pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

3.4. Pengecoran Beton

a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan


danmenyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana atau Konsultan
pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang- sarang koral atau split yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
e. Jumlah semen minimum 325 kg per m3. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar
mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut demikian menjado 360
kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh lebih
rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.

3.5. Pekerjaan Acuan atau Bekisting

a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
c. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran- kotoran (tahi
gergaji). Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan
semen Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan
sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.

3.6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau Konsultan
Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan Pengawas.

VI.33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada


Perencana atau Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan besi dari produsen atau pabrik.
b. Bila tidak ada “Certificate Test” maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
besi atau test kubus untuk beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa
kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dalam SNI 2847:2013.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas dan diperiksa di
laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Perencana atau Konsultan Pengawas.
d. Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.
e. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Perencana atau Konsultan
Pengawas.
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

a. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.

- Akhir dari Bab 6-

VI.34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 7
KONSTRUKSI BAJA

Pasal 1 Umum

1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang


diperlukan untuk melaksanakan danmembuat konstruksi baja.

b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang


konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.

1.2 Standar

a. Bahan Struktur atau Konstruksi

1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi- kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M.
A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.

2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja
karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.

3. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi


“American Institute of Steel Construction (AISC 360-10)”.

4. Peraturan Baja Struktural yang diaplikasikan dalam proyek harus mengacu ke Spesifikasi untuk
bangunan gedung baja struktural SNI 1729-2015.

b. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring- ring harus sebagai
berikut :

1. Untuk sambuangan bukan baja ke baja.


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus
digalvanis.

2. Untuk sambuangan baja ke baja.


Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau
ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.

3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat- pengikat harus baja tahan
korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan korosi.

4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding
Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)

1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.

2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123.


Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.

VII.35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)

d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum
pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari
pabrik.

e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada pertentangan,
spesifikasi ini menentukan.

1.3 Material dan Fabrikasi

a. Semua material baja harus baru dan disetujui Konsultan Pengawas walaupun kontraktor
telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat
kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.

b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
"Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (SNI 1729:2015) atau ASTM
A36 atau SS41 (JIS.U 3101 -1970).

c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat
dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan
ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.

e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan.
Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat
baja dan dicat zincromate 2 (dua) kali.

f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau


diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.

g. Konsultan Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan
fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum y = 2400 kg/cm2.

h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.

i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing)
sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas, dan
Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.

j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa atau
material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.

VII.36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

1.4 Contoh Bahan

a. Belum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh- contoh material, baja
profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar
atau pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah
disetujui di bengkel Konsultan Pengawas.

1.5 Pengiriman Bahan, Penyimpanan Bahan, dan Penerimaan

a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.

b. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke
lapangan, guna pengecekan Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja
dan menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan
kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.

d. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-


angker baja dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan
erection.

e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan
theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.

f. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-


jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dam akurat untuk mencegah ketidak cocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker tersebut tidak
bergeser.

g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata
betul.

h. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanik (crane).

i. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.

j. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000
panjang batang/komponen batang.

k. Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakan


maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horizontal dan 1 cm ke arah
vertikal.

l. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan
dipakai untuk erection.

m. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli. Tenaga
ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna
mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.

VII.37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

n. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan, sesuai


ketentuan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja dari Departemen Tenaga
Kerja. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet,
sarung tangan dan pemadam kebakaran.

o. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.

p. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau kemasan aslinya
yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.

1.6 Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

1.7 Pemotongan Besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak
diperkenankan.

1.8 Perencanaan dan Pengawasan

1. Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapakan gambar-gambar kerja


yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan
untuk fabrikasi.

a. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar- gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui Konsultan
Pengawas. Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tidaklah
berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama
erection tetap ada pada Kontraktor.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
d. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan.

2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.

3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

1.9 Pemeriksaan dan lain-lain

Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Setiap

VII.38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan
ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera.

Pasal 2 Pelaksanaan

2.1 Pengelasan

a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin Konsultan Pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.

b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setara.

c. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.

d. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan


pada beban bajanya.

e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.

f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.

g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualtias
dari las yang dikerjakan.

h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh
besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat,
minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda
dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.

i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah F. Pada
temperatur F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga dijaga
temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.

j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.

k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari kerak-
kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.

2.2 Sambungan

a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.

b. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang.


Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung-
ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.

VII.39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2.3 Lubang-lubang Baut

a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan
Pengawas.

b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum
10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama
sekali tidak diperkenankan.

c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.

d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut. f. Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi
kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus
dengan momentorsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing
baut.

g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.

h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.

i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.

2.4 Pemasangan percobaan atau Trial Erection

Bila dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok
atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan
Pengawas dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.

2.5 Pengecatan

a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua
debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit
atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.

b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.

c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas


untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.

d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.

e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi
selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).

VII.40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
2.6. Grouting

Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai
Conbex 100 atau yang setara setebal 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

2.7. Pemasangan Akhir atau Final Erection

a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan
bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan
tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Konsultan Pengawas. Biaya tambahan
yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak
terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk
pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang
tinggi, disamping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).

b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.

c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan
itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan
selama pembangunan.

d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan
dengan kunci momen (torque wrench).

e. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang da npelat perletakan untuk balok, balok penunjang
dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung
ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab
atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau Konsultan Konsultan
Pengawas.

f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari 1/1500
dari tinggi vertical kolom.

2.8 Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan


pada Konsultan Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut,
kawat las, cat dari produsen atau pabrik.

b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari bahan
yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

d. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak.

VII.41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2
cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas atau Konsultan harus
dilakukan test ultrasonic atau radiographic.

4. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari AWS.D.1.0. Pengelasan
dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti ditentukan
dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
“Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya
pada Pemberi Tugas.

- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi standar yang
ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic” harus diperbaiki dibawah
Pengawasan Konsultan Pengawas dan tambahan “Radiographic” dari daerah yang diperbaiki
harus dibuat atas biaya Kontraktor.

5. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai harus sesuai
dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact Examination or Weldments :
E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing
(1974).

6. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.

7. Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan E109.

8. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh KONSULTAN KONSULTAN PENGAWAS.

a. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang ditentukan
di lapangan oleh Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat dengan
sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum Konsultan Pengawas membuat
pemeriksaannya. Konsultan Pengawas akan memberikan perhatian khusus pada permukaan
yang pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya.
Pengelasan yang srusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
c. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada Konsultan
Pengawas secepatnya.
d. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.9 Syarat-syarat Pengaman Pekerjaan

a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain- lain.
b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan
oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Akhir dari Bab 7 -

VII.42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PASAL 8
PEKERJAAN FLOOR HARDENER

Pasal 1. Umum

Lingkup Pekerjaan yang dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai beton sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar arsitektur. Dalam hal ini termasuk pekerjaan-pekerjaan
persiapan pada permukaan lantai yang dilapisi dengan Concrete Floor Hardener, anti slip finish
(warehoseu dan atau training room), pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan
pembantu lainnya, contoh- contoh bahan yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan
pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan terakhir.

Pasal 2. Syarat-syarat-bahan

Bahan :
Sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh arsitek

Syarat Bahan :
Dari bahan Non-metalic Aggregates tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan yang sesuai
ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan lapis demi lapis, warna
harus tabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencegah adanya
atau terjadinya retak-retak pada permukaan lantai beton, tidak mudah kotor, mudah dalam
perawatan, dapat menahan kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin.

Warna :
Sesuai dengan spesifikasi arsitek. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara pengerjaan
harus dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-
celah yang terjadi.

3.2. Pekerjaan lapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan kepada Konsultan
Pengawas.

3.3. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan beberapa


contoh bahan, warna dan contoh percobaan dari beberapa macam hasil produk kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui dalam pelaksanaan.

3.4. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan atau
hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor.

3.5. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindari dari terjadinya kerusakan
akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

- Akhir dari Bab 8 -

VIII.43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 9
PEKERJAAN WATERPROOFING DAN WATERSTOPS

Pasal 1. Umum

1.1 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/Project Management untuk
mendapatkan persetujuan tertulis, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

1.2 Sebelum dilaksanakan pekerjaan harus diadakan trial mix beton dengan bahan
waterproofing, untuk memberi bukti kepada engineer bahwa beton tersebut memenuhi
persyaratan kekuatan, water absorpsi, water over cement ratio, slump dan performance
requirements lainnya.

1.3 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Direksi/Project Management.

1.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi/Project Management sebelum pekerjaan dimulai.

Pasal 2. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja unutk memonitoring, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-
syarat serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

Pasal 3. Persyaratan Bahan dan Penggunaan

3.1 Bahan dan prosedur harus memenuhi yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti : BS 1881:Part 122:1983. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah standar
dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Project management.

3.2 Untuk pelat lantai atap/dak digunakan membran waterproofing Conplast X421M ex Fosroc
atau AQUAPEL dengan HPI ex CEMENTAID. Water absorption yang disyaratkan < 2.1 % (BS
1881:Part 122:1983, tes dilakukan pada umur 7 hari).

3.3 Untuk retaining wall, GWT, STP, pelat lantai LGF (area parkir, driveway, landscape, gutter
dan ramp) digunakan integral waterproofing Conplast X421M ex Fosroc atau 3cc dengan
HPI ex CEMENTAID. Water absorption yang disyaratkan < 1.5 % (BS 1881:Part 122:1983,
tes dilakukan pada umur 7 hari).

3.4 Semua pipa sparing, tie rod, floor drain yang menembus beton waterproof harus menggunakan
waterstop.

Pasal 4. Pengujian

4.1 Prosedur pengujian water absorption dilakukan menurut British Standard (BS 1881: Part
122:1983), tes dilakukan pada umur 7 hari, tentang metode penentuan water absorption.

IX.44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

4.2 Kontraktor wajib melakukan tes water absorption setiap pengecoran beton waterproof atau
setiap 40 m3 beton dan menyerahkan laporan tes ke Konsultan Pengawas/Project
Management .

4.3 Kontraktor harus menyediakan biaya test absorpsi oleh Laboratory Independent yang
disetujui jika Konsultan Pengawas/Project Management meminta diadakan tes memenuhi
persyaratan absorpsi dalam 7 hari dan bila dibutuhkan, dapat diambil absorption samples
dengan arahan dari Pengawas. Samples ini harus dites menurut standard yang telah ditentukan
dan harus memenuhi syarat absorpsi yang diminta.

Pasal 5. Jaminan

Jaminan pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk dan
performance yang digunakan termasuk sambungan beton, sparing pipa, floor drains dan titik tie rod
yang sesuai spesifikasi pabrik, terhadap kemungkinan bocor, keretakan shrinkage, pecah dan cacat
lainnya selama 10 (sepuluh) tahun. Jaminan diserahkan ke Pemilik Proyek.

Pasal 6. Kualifikasi Kontraktor

6.1 Kontraktor bertanggungjawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat


berakhirnya masa garansi.

6.2 Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan, baik yang terdapat pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, dokumen kontrak maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan-peraturan yang berlaku.

6.3 Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan bisa
berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis di lapangan.

Pasal 7. Gambar Detail Pelaksanaan

7.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan seperti sambungan
beton, sparing pipa, floor drains dan titik tie rod) berdasarkan gambar dokumen kontrak
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

7.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja atau dokumen kontrak.

7.3 Semua shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Project Management.

Pasal 8. Syarat Pengamanan Pekerjaan

8.1 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.

8.2 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau pemakai
pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Project Management.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.

Pasal 9. Waterstops

9.1 Untuk retaining wall, GWT, STP, pelat lantai LGF (area parkir, driveway, landscape, gutter
dan ramp), pelat lantai atap/dak serta elemen struktur beton lainnya yang beresiko

IX.45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

terhadap terjadinya rembesan air, maka kontraktor harus memasang waterstops pada
setiap penghentian pengecoran / cold joint.

9.2 Waterstops yang digunakan adalah jenis HYDROPHILIC WATERSTOPS type SUPERCAST SW 10
ex Fosroc atau SUPERWELL ex CEMENTAID. Lokasi penempatan waterstops adalah di tengah-
tengah pelat beton atau dinding beton.

- Akhir dari Bab 9 -

IX.46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 10
PEKERJAAN TIANG PANCANG (HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER)

Pasal 1. Umum

Definisi Jack in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan
masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight
sehingga tidak menimbulkan getaran. Gaya tekan dongkrak lansung dapat dibaca melalui
manometer sehingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap menacpai kedalaman tertentu. Sebelum
dilakukan pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dari hasil
tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian
dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiang. Selain memiliki keunggulan
yang disebutkan diatas, alat ini juga mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran
mulai dari 200×200 mm sampai dengan 500×500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan
diameter 300 sampai dengan 600 mm. Mobilisasi alat ini cukup mudah dan pada jack in pile
tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti pada sistem pemancangan dan
juga tidak mudah terjadi necking seperi pada sistem bore-pile.

Dalam hal ini dibahas salah satu jenis Jack in Pile yaitu Jack in Pile type Hydraulic
Static Pile Driver merk Sunwad ZYJ320. Dengan beban ultimate yang mencapai
320 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban
counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindah- pindah dengan bantuan mesin
hirolis pada bagian bawah mesin. Jack-in Pile ini memiliki 4 guah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki
pada bagian luar (rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan
secara hidrolis. Kaki-kai ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak
menuju titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda. Jack-in Pile type Hidaulic
Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang
berdiameter besar.

Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini adalah mobile crane yang berfungsi
untuk mengangkat tiang pancang ke dekat alat pancang. Mobile crane sering digunakan dalam
proyek-proyek berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk mengangkut
bahan-bahan konstruksi dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak bebas
mengelilingi area proyek.
*) sumber : http://www.ilmusipil.com/pemancangan-dengan-alat-jack-in-pile

Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria teknis di
dalam perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di dalam gambar rencana, maka
pekerjaan pemancangan fondasi tiang di dalam proyek ini perlu mengacu kepada semua
persyaratan teknis yang telah digunakan di dalam perencanaannya.
Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan dijelaskan berikut ini,
yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus dilakukan dan
Prosedur Pemancangan tiang pancang beton.

Pasal 2. Standard

Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan teknis ini adalah:
o Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI2847:2013
o Standar Industri Indonesia (SII)
o American Concrete Institute (ACI)
o American Welding Society (AWS)
o American Society For Testing and Materials (ASTM)
o British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110

X.47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pasal 3. Material

Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun
tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai
rencana.

3.1. Mutu Bahan:

Digunakan tiang pancang 250 × 250 dengan kapasitas/daya dukung per tiang masing-masing sebesar
40 ton untuk panjang … meter atau sampai tanah keras. Dalam pelaksanaan pemancangan
disyartakan kontraktor pemancangan melakukan pekerjaan indikator pile masing-masing tower 5
titik pile secara random yang akan dievaluasi kembali untuk penentuan panjang tiang effektif.
 Mutu beton tiang pancang K-550 atau lebih pada umur 28 hari.
 Tulangan utama tiang pancang memakai tulangan Ulir atau strand cable dan tulangan
polos sebagai tulangan sengkang/pembagi (setiap produsen memiliki material tulangan yang
berbeda dan yang digunakan adalah kapasitas maksimum tekan yang dapat mencapai
300Ton)
 Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.

3.2. Fabrikasi Tiang Pancang


• Semua tiang pancang harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku.
• Setiap tiang pancang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi,mutu
beton, dimensi tiang dan tanggal pengecoran.
• Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi mutu beton.
• Setiap tiang pancang yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai kekuatan setara
dengan beton K-450 yang berumur minimal 14 hari.

Pasal 4. Alat Kerja

Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini adalah 250x250 mm dengan
panjang tiang pancang L = ± ..m atau sampai tanah keras, maka alat pancang yang digunakan dalam
pemancangan menggunakan hydraulic static (Jacking Pile) type mesin kapasitas 100T dengan
beban 200% (kapasitas tekan satu tiang 80Ton dengan gaya tekan 100Ton) dan pembacaan
dua dial manometer dengan satuan MPa dengan tekanan maksimum masing-masing
6.3MPa (tekanan dan pembacaan dial dapat menyesuaikan berdasarkan ketersedian alat
yang memenuhi rekomendasi beban yaitu 100 ton). Beban
100Ton ini dimaksutkan untuk menembus lensa yang berada pada rata-rata kedalaman yang masih
dangkal dan hanya ketebalan berkisar 2000mm

Semua alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-
bantu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu
pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.

Pasal 5. Persiapan

Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
• Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan
terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor
yang qualified di bawah pengawasan Manajemen Konstruksi.
• Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan
metoda kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas / pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan.
• Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan sehubungan
dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.

X.48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang

Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur pemancangan


adalah:
• Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga-kerja terampil dalam
jumlah yang cukup dan terlatih serta di bawah pengawasan tenaga ahli profesional yang
berpengalaman. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pancang harus menyampaikan
struktur organisasi proyek beserta curriculum vitae tenaga ahli yang terlibat di dalamnya.

• Seleksi Tiang Pancang. Semua tiang pancang yang akan dipancang harus terseleksi dan
memenuhi kondisi sebagai berikut:
o Fisik tiang pancang harus cukup lurus dalam sambungan.
o Tidak ada cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
o Tidak ada retak struktur sampai menembus tulangannya

• Pemakaian Cushion. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang akibat konsentrasi


beban dinamik hammer pada saat pemancangan, semua kepala tiang yang akan dipancang
harus dilindungi dengan cushion block yang cukup. Cushion block harus diperiksa dan
diganti secara periodik untuk menjaga elastisitasnya agar tetap berfungsi memproteksi
kepala tiang terhadap beban dinamik hammer.

• Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang pancang harus dipancang pada posisi yang
benar sesuai dengan posisi patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar
rencana yang telah disetujui perencana. Di dalam aplikasi pemancangan, umumnya
tiang pancang akan cenderung bergeser dari patok yang ditentukan, oleh karena itu
pergeseran yang boleh terjadi harus dibatasi menurut code of practice yang berlaku.
Pergeseran arah horizontal kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari 7.5 cm. Penyimpangan
arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 1.25 % (persen) untuk tiang pancang yang
seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah, dengan catatan sumbu tiang harus lurus. Untuk
kepala tiang yang diharuskan extend di atas muka tanah, maka penyimpangan vertikalnya
harus dibatasi tidak lebih dari 0,2 % (persen). Segala biaya perbaikan yang timbul akibat
penyimpangan dari ketepatan posisi dan toleransi yang sudah ditentukan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor pancang.

• Terminasi pemancangan. Setiap tiang pancang akan dipancang secara kontinyu sampai
mencapai kedalaman ±… m (dari muka tanah asli) atau sampai tanah keras dari muka
tanah asli. Apabila selama pemancangan, tiang telah mencapai lapisan tanah keras sebelum
kedalaman rencana=.. m atau sudah pada tanah keras dari muka tanah asli dan sudah
mencapai pembacaan manometer 6.3 MPa, maka pemancangan dapat dihentikan.

• Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang pancang yang dipancang, mulai dari awal hingga
akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan, nomor
tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang, kedalaman dan final set yang dicapai. Setiap
lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Manajemen Konstruksi. Untuk
ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress
pemancangan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang

7.1. Pengujian Langsung Pembacaan Dial Manometer

a. Pengujian tiang untuk axial test dengan system hydroulic statis secara langsung
bersamaan dengan pemancangan, dilakukan menurut prosedur dan peraturan “ASTM” D
1143-81 dan laporan test harus disertai grafik hubungan beban penetrasi (Load Settlement
Relationship).

X.49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Tiang mini dapat diterima hasil pemancangannya apabila berhasil menahan beban 2.0 kali
beban rencana.
Dial
2,0 x P Manometer
Dimensi P (ton) (ton) (MPa)

SCP 250x250 40 80 2 x6,3

c. Berhubung semua tiang yang dijack/ditekan maka selama pemancangan tidak boleh
mengalami “longsor”.
d. Bila “longsor” maka Kontraktor yang bersangkutan harus mengusulkan “perbaikan”
atau mengganti tiang yang bersangkutan dengan tiang (tiang- tiang dilihat dari segi design
untuk mendapatkan persetujuan/ditolak oleh Konsultan Pengawas/Perencana).
e. Indikasi pertama dari suatu keadaan sebelum “longsor” adalah penurunan total (Gross
Settlement) selama 20 menit pertama sudah lebih besar dari 0.09 mm dan selama 20
menit kedua menjadi lebih besar lagi. Suatu indikasi dari suatu keadaan yang mendekati
keadaan longsor adalah bahwa penurunan total selama 20 menit ketiga lebih besar lagi dari
yang terdapat sebelumnya. Adakalanya tetapi tidak selalu dapat diketahui keadaan
yang mendekati longsor itu dari jari-jari lengkung pada lengkung beban penurunan total yang
secara progressive menjadi kecil.
Bila kondisi tersebut dijumpai maka percobaan harus dihentikan dengan pengertian harus
direbound kearah beban nol secara bertahap sesuai tahap peningkatan beban sebelumnya.
f. Kontraktor yang melaksanakan pemancangan dengan cara push pile harus menyerahkan
setiap laporan secara lengkap pada Konsultan Pengawas 1 (satu) minggu setelah tiap
percobaan selesai dan harus ditanda tangani oleh seorang Soil Engineer atau Anggota HATTI.
g. Laporan percobaan pembebanan tiang meliputi hal-hal sbb:
• Diskripsi mengenai keadaan kondisi tanah ditempat lokasi tiang yang dibebani.
• Diskripsi mengenai prosedur percobaan, data-data lengkap mengenai pemancangan
tiang ` termasuk total pencatatan dan konversi beban penekanan tiang, final set,
panjang penetrasi tiang, kondisi tiang, sambungan, mutu las, keadaan cuaca dll.
• Diskripsi mengenai besarnya hammer,data rata-rata keadaan sebenarnya dari
energy hammer selama pemancangan dll.
• Hubungan penurunan dan beban tiang disajikan lengkap secara tabelaris dan
dibuatkan dengan cara grafis.
• Catatan-catatan atau kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan percobaan
dilampirkan dalam laporan ini.
• Evaluasi dari hasil percobaan beban termasuk estimasi kapasitas daya dukung tiang
dengan beberapa metode dilakukan oleh sarjana geoteknik yang berpengalaman
dan dilampirkan didalam laporan ini.
• Laporan tersebut dibuat dan ditanda tangani oleh sarjana geoteknik yang sudah
berpengalaman.

7.2. Axial Compressive Loading Test dengan Sistem Kentledge

a. Uji Beban
Sistem uji beban pada proyek ini sesuai permintaan perencana adalah Static Load Test yang
akan dilakukan menurut peraturan ASTM D1143-81 untuk Axial Compressive Test.

b. Axial Test
Axial compressive test akan dilakukan dengan menggunakan metoda Kentledge (blok
beton) sebagai sistem beban seperti terlihat dalam gambar 4-1. Prosedur pembebanan axial
akan mengikuti prosedur Cyclic Loading Schedule dari ASTM D1143-81.

c. Alat-alat dan Prosedur Pembebanan


Alat-alat utama yang akan digunakan di dalam percobaan pembebanan ini antara lain adalah:
Hydraulic Jack, sebagai compression post yang akan memberikan beban.

X.50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Manometer, sebagai alat pengukur beban pada setiap tahap pembebanan.


Manometer yang digunakan dapat mengukur tegangan sampai 10000 Psi.
Dial gauges, sebagai alat pengukur defleksi atau penurunan yang terjadi pada kepala
tiang akibat pembebanan. Dial gauges yang digunakan akan memiliki ketelitian sampai
0.01 mm.
Reference beam, batang baja statis dan bebas gangguan sebagai tumpuan ujung
dial gauges.
Reaction beam, batang/balok baja utama yang berfungsi meneruskan seluruh beban-
uji dari blok beton (kentledge) ke kepala tiang melalui hydraulic jack.
Secondary beam, batang/balok baja sekunder yang memikul seluruh beban blok beton
sejak awal penyusunan blok beton.

Prosedur pembebanan menurut ASTM D1143-81 secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Beban yang dikehendaki pada setiap tahap pembebanan akan diperoleh dengan
memompa hydraulic jack sampai mencapai nilai tekanan tertentu pada manometer.
Nilai-nilai tekanan untuk setiap tahap beban telah ditentukan berdasarkan besarnya
beban test dan kapasitas hydraulic jack yang digunakan (tabel 3.1. dan tabel 3.2.)
Penurunan atau defleksi tiang percobaan diukur dengan 4 (empat) buah dial-gauges yang
diletakkan siku satu sama lain dan dipasang fixed pada kepala tiang-uji. Ujung dial-
gauges diletakkan pada reference beam yang telah diberi landasan kaca polos,
sehingga defleksi tiang dapat diukur dengan teliti.
Semua data pengamatan dan pengukuran pada setiap tahap pembebanan
selalu dicatat dengan teliti di dalam loading test record form.
Semua alat ukur yang digunakan di dalam uji-beban ini seperti dial- gauges dan
manometer telah dikalibrasi oleh lembaga instrumentasi dari instansi yang berwenang
(sertifikat kalibrasi harus dilampirkan).

Prosedur Pembacaan :
Untuk lama pembebanan A, 1 jam dan 20 menit; pembacaan dilakukan segera setelah
kenaikan/penurunan beban dan setiap interval 10 menit.
Untuk lama pembebanan B dan C; dilakukan seperti pada butir di atas untuk 2 jam
pertama dan selanjutnya setiap interval 1 jam.

Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran yang
berdampak kepada akurasi pembacaan.

X.51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Tabel 7.2.1 : Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM D1143-
81 (SCP 250x250 pengujian 200%)

Pembebanan
Pembacaan Lamanya
Siklus % Beban Beban beban Durasi Pembacaac (menit)
Manometer
Rencana (ton) Psi Kg/cm2 ditahan(menit)

0 0
25 10 A 0,10,20,30,40,50,60
I 50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
25 10 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
75 30 A 0,10,20,30,40,50,60
II 100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
75 30 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
125 50 A 0,10,20,30,40,50,60
III 150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
125 50 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
150 60 20 0,10,20
175 70 A 0,10,20,30,40,50,60
0,10,20,30,40,50,60,70,80,9
IV 200 80 B 0,100,
110,120,180,240,300,360,420
,480,
150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
540.600.660.72
100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
0
50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60

X.52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Keterangan :
Beban Rencana = 40 ton
Beban Test = 80 ton
Tiang test = SCP 250x250, L eff = m

A = Minimum 1 jam dengan penurunan 0.25 mm/jam, dan maksimum 2 jam


B = Minimum 12 jam dengan penurunan 0.25 mm/jam, dan maksimum 24 jam
C = Minimum 1 jam dengan kenaikan 0.25 mm/jam, dan maksimum 12 jam
Bila terjadi failure pada tiang (penurunan terjadi > 25.4 mm dan terus bertambah
walaupun tidak ada penambahan beban), tahan beban sampai penurunan
mencapai 15 % dari jarak diagonal tiang (150 mm).

d. Laporan Pembebanan

Laporan pembebanan akan memuat hasil pembebanan yang meliputi :


Data proyek, data tiang uji dan data soil.
Data alat test dan data pembacaan
Kurva Load-Settlement dan Load-Time-Settlement
Evaluasi dan Rekomendasi

X.53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pasal 8. Laporan

Laporan hasil pelaksanaan dan pemancangan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak rangkap
3 dengan ketentuan terperinci untuk tiang tiang, yakni hasil penekanan tiang dan penyimpangan
koordinat tiang.

Apabila hasil penekanan diragukan dan kondisi di lapangan memungkinkan, maka dapat diadakan
loading test. Selama dilaksanakannya pekerjaan pondasi, segala resiko / kerusakan yang terjadi
pada bangunan dan lain-lain yang ada pada dan disekitar lokasi proyek adalah sepenuhnya
tanggung jawab Kontraktor. Bangunan dan barang-barang lain disekitar bangunan harus
diasuransikan (oleh Kontraktor).

- Akhir dari Bab 10 -

X.54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 11
PEKERJAAN TIANG PANCANG (DROP HAMMER)

Pasal 1. Umum

Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria teknis di dalam
perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di dalam gambar rencana, maka pekerjaan
pemancangan fondasi tiang di dalam proyek ini perlu mengacu kepada semua persyaratan teknis
yang telah digunakan di dalam perencanaannya.

Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan dijelaskan berikut ini,
yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus dilakukan dan Prosedur
Pemancangan tiang pancang beton.

Pasal 2. Standard

Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan teknis ini adalah:
o Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013
o Standar Industri Indonesia (SII)
o American Concrete Institute (ACI)
o American Welding Society (AWS)
o American Society For Testing and Materials (ASTM)
o British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110

Pasal 3. Material

Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun
tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai rencana.

3.1. Mutu Bahan:

Digunakan tiang pancang 250 × 250 mm dengan kapasitas/daya dukung per tiang sebesar 40 ton
untuk panjang ± … m atau sampai tanah keras.
• Mutu beton tiang pancang K-450 atau lebih besar pada umur 28 hari.
• Tulangan utama tiang pancang memakai 4D13 (baja tuangan ulir U-40) dan tulangan
sengkang memakai Ø6-60/120 mutu U24 (baja tulangan polos).
• Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.

3.2. Fabrikasi Tiang Pancang

Semua tiang pancang harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku.


• Setiap tiang pancang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi,mutu beton,
dimensi tiang dan tanggal pengecoran.
• Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi mutu beton.
• Setiap tiang pancang yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai
kekuatan setara dengan beton K-500 setara fc 45Mpa yang berumur minimal 14 hari.

Pasal 4. Alat Kerja

Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini adalah pancang 250x250 mm dengan
panjang tiang pancang L =…m atau sampai tanah keras, maka alat pancang yang digunakan dalam
pemancangan menggunakan Drop Hammer dengan berat hammer 1,3-1,5 ton.

XI.55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Semua alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-bantu
lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu pekerjaan
maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.

Pasal 5. Persiapan

Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
• Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan
terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor yang
qualified di bawah pengawasan Manajemen Konstruksi.
• Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan metoda
kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
• pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas / pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan.
• Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan sehubungan dengan
metoda dan alat kerja yang dipilih.

Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang

Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur pemancangan adalah:
• Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga-kerja
terampil dalam jumlah yang cukup dan terlatih serta di bawah pengawasan tenaga ahli
profesional yang berpengalaman. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pancang harus
menyampaikan struktur organisasi proyek beserta curriculum vitae tenaga ahli yang terlibat
di dalamnya.

• Seleksi Tiang Pancang. Semua tiang pancang yang akan dipancang harus terseleksi dan
memenuhi kondisi sebagai berikut:
o Fisik tiang pancang harus cukup lurus dalam sambungan.
o Tidak ada cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
o Tidak ada retak struktur sampai menembus tulangannya

• Pemakaian Cushion. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang akibat konsentrasi beban
dinamik hammer pada saat pemancangan, semua kepala tiang yang akan dipancang harus
dilindungi dengan cushion block yang cukup. Cushion block harus diperiksa dan diganti
secara periodik untuk menjaga elastisitasnya agar tetap berfungsi memproteksi kepala
tiang terhadap beban dinamik hammer.

• Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang pancang harus dipancang pada posisi yang
benar sesuai dengan posisi patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar rencana
yang telah disetujui perencana. Di dalam aplikasi pemancangan, umumnya tiang pancang
akan cenderung bergeser dari patok yang ditentukan, oleh karena itu pergeseran yang boleh
terjadi harus dibatasi menurut code of practice yang berlaku. Pergeseran arah horizontal
kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari
7.5 cm. Penyimpangan arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 1.25 % (persen)
untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah, dengan catatan
sumbu tiang harus lurus. Untuk kepala tiang yang diharuskan extend di atas muka tanah, maka
penyimpangan vertikalnya harus dibatasi tidak lebih dari 0,2 % (persen). Segala biaya
perbaikan yang timbul akibat penyimpangan dari ketepatan posisi dan toleransi yang
sudah ditentukan adalah menjadi tanggung jawab kontraktor pancang.

• Terminasi pemancangan. Setiap tiang pancang akan dipancang secara kontinyu sampai
mencapai kedalaman ±… m (dari tanah asli) atau sampai tanah keras dari muka tanah asli.
Apabila selama pemancangan, tiang telah mencapai lapisan tanah keras sebelum kedalaman
… m atau sudah pada tanah keras dari muka tanah asli dan sudah dilakukan pemukulan
sebanyak 10 pukulan dengan penurunan 2.54 cm maka pemancangan dapat dihentikan.

XI.56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

• Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang pancang yang dipancang, mulai dari awal hingga
akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan,
nomor tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang, kedalaman dan final set yang dicapai.
Setiap lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Manajemen Konstruksi. Untuk
ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress
pemancangan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang

a. Pengujian 1 tiang untuk axial test dengan system PDA, dilakukan menurut prosedur dan
peraturan “ASTM” D 1143-81 dan laporan test harus disertai grafik hubungan beban penetrasi
(Load Settlement Relationship).
b. Tiang pancang yang diuji berjumlah 1 tiang (proving load test) dan merupakan tiang
pancang yang akan digunakan sebenarnya nantinya dan lokasinya ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Pengujian tiang pancang dapat dilakukan 14 (empat belas) hari setelah pemancangan
(sesuai dengan rekomendasi).
d. Tiang pancang dapat diterima pengujiannya apabila paling sedikit berhasil menahan
beban 2.0 kali beban rencana.
2,0 x P
Dimensi P (ton)
(ton)
SCP 250x250 40 80

e. Berhubung tiang yang di”coba” merupakan tiang terpakai maka selama percobaan tiang yang
bersangkutan tidak boleh mengalami “longsor”.
f. Bila “longsor” maka Kontraktor yang bersangkutan harus mengusulkan “perbaikan” atau
mengganti tiang yang bersangkutan dengan tiang (tiang-tiang dilihat dari segi design untuk
mendapatkan persetujuan/ditolak oleh Konsultan Pengawas).
g. Indikasi pertama dari suatu keadaan sebelum “longsor” adalah penurunan total
(Gross Settlement) selama 20 menit pertama sudah lebih besar dari 0.09 mm dan selama 20
menit kedua menjadi lebih besar lagi.
Suatu indikasi dari suatu keadaan yang mendekati keadaan longsor adalah bahwa
penurunan total selama 20 menit ketiga lebih besar lagi dari yang terdapat sebelumnya.
Adakalanya tetapi tidak selalu dapat diketahui keadaan yang mendekati longsor itu dari
jari-jari lengkung pada lengkung beban penurunan total yang secara progressive menjadi kecil.
Bila kondisi tersebut dijumpai maka percobaan harus dihentikan dengan pengertian
harus direbound kearah beban nol secara bertahap sesuai tahap peningkatan beban
sebelumnya.
h. Kontraktor yang melaksanakan percobaan beban harus menyerahkan laporan secara
lengkap pada Konsultan Pengawas 1 (satu) minggu setelah tiap percobaan selesai dan harus
ditanda tangani oleh seorang Soil Engineer atau Anggota HATTI.

Pasal 8. Laporan Percobaan Pembebanan Tiang

Laporan percobaan pembebanan tiang meliputi hal-hal sbb:

a. Diskripsi mengenai keadaan kondisi tanah ditempat lokasi tiang yang dibebani.
b. Diskripsi mengenai prosedur percobaan, data-data lengkap mengenai pemancangan tiang `
termasuk total jumlah pukulan, final set, panjang penetrasi tiang, kondisi tiang,
sambungan, mutu las, keadaan cuaca dll.
c. Diskripsi mengenai besarnya hammer,data rata-rata keadaan sebenarnya dari energy
hammer selama pemancangan dll.
d. Hubungan penurunan dan beban tiang disajikan lengkap secara tabelaris dan
dibuatkan dengan cara grafis.
e. Catatan-catatan atau kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan percobaan
dilampirkan dalam laporan ini.

XI.57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Evaluasi dari hasil percobaan beban termasuk estimasi kapasitas daya dukung tiang dengan
beberapa metode dilakukan oleh sarjana geoteknik yang berpengalaman dan
dilampirkan didalam laporan ini.
g. Laporan tersebut dibuat dan ditanda tangani oleh sarjana geoteknik yang sudah
berpengalaman.

Pasal 9. Laporan

Laporan hasil pelaksanaan dan pemancangan harus diserahkan kepada MK sebanyak rangkap
3 dengan ketentuan terperinci untuk tiang tiang, yakni hasil kalendering dan penyimpangan koordinat
tiang.

Apabila hasil final set diragukan dan kondisi di lapangan memungkinkan, maka dapat diadakan
loading test. Selama dilaksanakannya pekerjaan pondasi, segala resiko / kerusakan yang terjadi pada
bangunan dan lain-lain yang ada pada dan disekitar lokasi proyek adalah sepenuhnya tanggung
jawab Kontraktor. Bangunan dan barang- barang lain disekitar bangunan harus diasuransikan (oleh
Kontraktor).

- Akhir dari Bab 11 -

XI.58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 12
PROSEDUR PELAKSANAAN
AXIAL COMPRESSIVE LOADING TEST DENGAN SISTEM KENTLEDGE

Pasal 1. Uji Beban

Sistem uji beban pada proyek ini sesuai permintaan perencana adalah Static Load Test yang
akan dilakukan menurut peraturan ASTM D1143-81 untuk Axial Compressive Test.

Pasal 2. Axial Test

Axial compressive test akan dilakukan dengan menggunakan metoda Kentledge (blok beton)
sebagai sistem beban seperti terlihat dalam gambar 4-1. Prosedur pembebanan axial akan mengikuti
prosedur Cyclic Loading Schedule dari ASTM D1143-81.

Pasal 3. Alat-alat dan Prosedur Pembebanan

Alat-alat utama yang akan digunakan di dalam percobaan pembebanan ini antara lain adalah:

• Hydraulic Jack, sebagai compression post yang akan memberikan beban.


• Manometer, sebagai alat pengukur beban pada setiap tahap pembebanan. Manometer
yang digunakan dapat mengukur tegangan sampai 10000 Psi.
• Dial gauges, sebagai alat pengukur defleksi atau penurunan yang terjadi pada kepala tiang
akibat pembebanan. Dial gauges yang digunakan akan memiliki ketelitian sampai 0.01 mm.
• Reference beam, batang baja statis dan bebas gangguan sebagai tumpuan ujung dial
gauges.
• action beam, batang/balok baja utama yang berfungsi meneruskan seluruh beban-uji dari
blok beton (kentledge) ke kepala tiang melalui hydraulic jack.
• Secondary beam, batang/balok baja sekunder yang memikul seluruh beban blok beton sejak
awal penyusunan blok beton.

Prosedur pembebanan menurut ASTM D1143-81 secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Beban yang dikehendaki pada setiap tahap pembebanan akan diperoleh dengan memompa
hydraulic jack sampai mencapai nilai tekanan tertentu pada manometer. Nilai-nilai
tekanan untuk setiap tahap beban telah ditentukan berdasarkan besarnya beban test dan
kapasitas hydraulic jack yang digunakan (tabel 3.1. dan tabel 3.2.)
• Penurunan atau defleksi tiang percobaan diukur dengan 4 (empat) buah dial-gauges yang
diletakkan siku satu sama lain dan dipasang fixed pada kepala tiang-uji. Ujung dial-
gauges diletakkan pada reference beam yang telah diberi landasan kaca polos, sehingga
defleksi tiang dapat diukur dengan teliti.
• Semua data pengamatan dan pengukuran pada setiap tahap pembebanan selalu
dicatat dengan teliti di dalam loading test record form.
• Semua alat ukur yang digunakan di dalam uji-beban ini seperti dial- gauges dan
manometer telah dikalibrasi oleh lembaga instrumentasi dari instansi yang berwenang
(sertifikat kalibrasi harus dilampirkan).

Prosedur Pembacaan :

• Untuk lama pembebanan A, 1 jam dan 20 menit; pembacaan dilakukan segera setelah
kenaikan/penurunan beban dan setiap interval 10 menit.
• Untuk lama pembebanan B dan C; dilakukan seperti pada butir di atas untuk 2 jam pertama
dan selanjutnya setiap interval 1 jam.

XII.59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran
yang berdampak kepada akurasi pembacaan.

Tabel 3.1.: Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM D1143-81 (SCP
250x250 pengujian 200%)

Pembebanan
Pembacaan Lamanya
Siklus % Beban Beban beban Durasi Pembacaac (menit)
Manometer
Rencana (ton) Psi Kg/cm2 ditahan(menit)
0 0
25 10 A 0,10,20,30,40,50,60
I 50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
25 10 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
75 30 A 0,10,20,30,40,50,60
II 100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
75 30 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
125 50 A 0,10,20,30,40,50,60
III 150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
125 50 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
150 60 20 0,10,20
175 70 A 0,10,20,30,40,50,60
0,10,20,30,40,50,60,70,80,90
IV 200 80 B ,100,
110,120,180,240,300,360,420,
480,
150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
540.600.660.72
100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
0
50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60

XII.60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Keterangan :
Beban Rencana = 40 ton
Beban Test = 80 ton
Tiang test = SCP 250x250, L eff =… m

A = Minimum 1 jam dengan penurunan 0.25 mm/jam, dan maksimum 2 jam


B = Minimum 12 jam dengan penurunan 0.25 mm/jam, dan maksimum 24 jam
C = Minimum 1 jam dengan kenaikan 0.25 mm/jam, dan maksimum 12 jam
Bila terjadi failure pada tiang (penurunan terjadi > 25.4 mm dan terus bertambah
walaupun tidak ada penambahan beban), tahan beban sampai penurunan
mencapai 15 % dari jarak diagonal tiang (150 mm).

Pasal 4. Laporan Pembebanan

Laporan pembebanan akan memuat hasil pembebanan yang meliputi :


Data proyek, data tiang uji dan data soil.
Data alat test dan data pembacaan
Kurva Load-Settlement dan Load-Time-Settlement
Evaluasi dan Rekomendasi

- Akhir dari Bab 12 –

XII.61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

BAB 13
PERENCANAAN JALAN LINGKUNGAN

PERENCANAAN JALAN LINGKUNGAN


KBR KARAWANG

Data Lalu lintas harian rata-rata ( Asumsi jalan Lingkungan)

Kendaraan ringan 2 ton 100 kendaraan


Bus 8 ton 10 kendaraan
Truk 2 As 10 ton 10 kendaraan
Truck 2 As 13 ton 10 kendaraan
Truck 3 As 20 ton 5 kendaraan

Direncanakan Tebal Perkerasan 2 jalur data lalu-lintas saat ini( tahun 2021) seperti diatas.
Umur rencana 10
= tahun
Pertumbuhan lalu lintas
4= %
Faktor regional(FR) =1
CBR tanah timbunan =20

Penyelesaian
LHR pada awal umur rencana (2021), dengan rumus
? :(1+i)
Kendaraan ringan 2 ton 100 kendaraan
Bus 8 ton 10 kendaraan
Truk 2 As 10 ton 10 kendaraan
Truck 2 As 13 ton 10 kendaraan
Truck 3 As 20 ton 5 kendaraan
LHR 2021= 135 kendaraan/hari/ 2 jalur

LHR pada tahun ke 10 (akhir umur rencana ), dengan? rumus (1+i)


Kendaraan ringan 2 ton 116.99 kendaraan
Bus 8 ton 11.70 kendaraan
Truk 2 As 10 ton 11.70 kendaraan
Truck 2 As 13 ton 11.70 kendaraan
Truck 3 As 20 ton 5.85 kendaraan

Menghitung angka Ekivalen (E) masing-masing kendaraan sebagai berikut :


Kendaraan ringan 2 ton 0.0002 + 0.0002 = 0.0004
Bus 8 ton 0.0183 + 0.1410 = 0.1593
Truk 2 As 10 ton 0.0577 + 0.2923 = 0.3500
Truck 2 As 13 ton 0.1410 + 0.9238 = 1.0648
Truck 3 As 20 ton 0.2923 + 0.7452 = 1.0375

XIII.62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Menghitung LEP

LEP= +Eⱼ

Kendaraan ringan 2 ton 0.5 x 100 x 0.0004 = 0.020


Bus 8 ton 0.5 x 10 x 0.1593 = 0.797
Truk 2 As 10 ton 0.5 x 10 x 0.35 = 1.750
Truck 2 As 13 ton 0.5 x 10 x 1.0648 = 5.324
Truck 3 As 20 ton 0.5 x 5 x 1.0375 = 2.594
LEP = 10.484
Menghitung LEA

xCⱼX Eⱼ)

10 Tahun
Kendaraan ringan 2 ton 0.5 x 116.99 x 0.0004 = 0.023
Bus 8 ton 0.5 x 11.70 x 0.1593 = 0.932
Truk 2 As 10 ton 0.5 x 11.70 x 0.3500 = 2.047
Truck 2 As 13 ton 0.5 x 11.70 x 1.0648 = 6.228
Truck 3 As 20 ton 0.5 x 5.85 x 1.0375 = 3.034
LEA₁₀ 12.265
Menghitung LET

LET₁₀ =⅟₂(LEP+LEA₁₀)= 0.5


x ( 10.484 + 12.265 ) = 11.375

Menghitung LER

LER₁₀ =(LET₁₀x UR/10)= 11.375 x 1 = 11.375

Mencari ITP
CBR tanah dasar = 5 % DDT = 4.7
IP = 1.5 FR = 1.0

LER₁₀ = 11.375 ITP₁₀ = 5 (IPO =4)


Dipakai ITP₁₀ = 5

Menetapkan Tebal Perkerasan


Koefisien kekuatan relatif :
- Hotmix a₁ = 0.35
- Batu pecah CBR 80% a₂= 0.13 diambil D1= 15 cm
- Sirtu CBR 50% a₃= 0.12 diambil D1= 15 cm

ITP = a₁ D₁ +a₂D₂ +a₃D₃ = 0,35 x D₁ +0,13 x 15 +0,12x 15 = 5

XIII.63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Susunan Perkerasan
- Hotmix = 4 cm
- Batu pecah CBR 80% =15 cm
- Sirtu CBR 50% = 15 cm
- Tanah Dasar dipadatgkan CBR 5%

XIII.64
PEKERJAAN MEP
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional
maupun Internasional yang terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan
baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam
spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti
dibawah ini:

Listrik Arus Kuat (L.A.K)


 Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standar :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2011 (PUIL)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 026/PRT/2008 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tenaga Listrik No. 026/PRT/2008 tentang
syarat-syarat penyambungan listrik (SPL).
 Juga dijadikan standar pegangan antara lain adalah :
 AVE Belanda
 VDE/DIN Jerman
 British Standard Associates
 IEC Standard
 JIS Japan Standard
 NFC Perancis
 NEMA USA

Listrik Arus Lemah (L.A.L)


 Standard Nasional Indonesia (SNI) Pedoman Teknik dan Rekomendasi dari Instansi
yang berwenang.
 Peraturan Bangunan dan Instalasi Bangunan yang dinyatakan berlaku secara
Nasional.
 Perda DKI Jakarta No. 7 tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.
 Perda DKI Jakarta No. 3 tahun 1992 tentang Penggunaan bahaya kebakaran dalam
wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.
 Standard NEC tahun 1996 atau edisi terakhir.
 Standad NFPA 72 tahun 1993 atau edisi terakhir.
 Standard Internasional yang diijinkan.
 Spesifikasi teknis.
 Standard / ketentuan dari Pabrik Pembuat.

Plambing
 Standar Nasional Indonesia 03-6481-2000
 Plumbing Code THN 1999
 Plumbing oleh HAROLD BABBIT
 Mechanical and Electrical system for Construction by Riley Shuttleworth
 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing ( Soufyan Noerbambang /
T. Morimura).
 Pedoman Plambing Indonesia 1979 (Dep. PU).
 Plumbing For High Rise Building (Aefred Steel).
 Building Service and Equipment Volume 1 s/d 3 (F. Hall, M.I.O.B. M.I.P.H.F)
 Tata cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan (SNI-03-3424-1994).

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pemadam Kebakaran
 Sistem Instalasi Pemadam Kebakaran harus mengikuti ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku, yang dikeluarkan / dibuat oleh instansi yang
berwenang yaitu :
 Perusahaan Listrik Negara (PLN).
 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
 Dinas Pemadam Kebakaran.
 Lembaga Pengujian Bahan.
 Departemen Tenaga Kerja (Depnaker).
 Pedoman Plambing Indonesia.
 PERDA No 8 tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran.
 Standard dan kode praktis dalam proyek ini sehubungan dengan masalah
teknisnya, kecuali dinyatakan lain pada bab / pasal
yang bersangkutan dalam spesifikasi ini adalah sebagai berikut :
 Standard Pipe and Hose System : NFPA 14
 Automatic Sprinkler System : NFPA 13
 Fire Extinguishers : NFPA 10
 Electrical System : IEE Wiring Regulations.
 Fire Detection & Alarm System : NFPA.
 Fire Pumps System : ULFM.
 Semua peralatan dalam material adalah baru, terbaik dari type yang sama /
sejenis dan tidak rusak / cacat, kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi.

Tata Udara Gedung (T.U.G)


 SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
 SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
 SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bagunan
Gedung.
 SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam MAL, Atrium
dan Ruangan Bervolume Besar.
 ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
 CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
 ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
 ASHRAE Handbook Series

1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan Sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan
juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari
tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual,
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama
pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut file

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

softcopy nya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi,
notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam
proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh
instalasi M&E yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar
kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (Lima) set dan dijilid dan
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.

1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja Sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.

1.5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN


Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang diatur
oleh Konsultan Pengawas.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa memberi
keputusan terhadap sebagian masalah.

1.6. PERALATAN DAN MATERUAL


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai
dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan
produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

Persetujuan Peralatan dan Material


1. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan
sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini
harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat
manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun,
telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu
tertentu dengan baik.
2. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas
dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.

Contoh Peralatan dan Material


1. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material
disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2. Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh /
dokumen ini.

Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi
pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.

Penggantian Peralatan dan Material


1. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi spesifikasi,
walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum
memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk
sebagai Pelaksana Pekerjaan pelaksana pekerjaan.
2. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang
tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis
setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
3. Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih
baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh
Pelaksana Pekerjaan.

Pengujian dan Penerimaan


1. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
2. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Pelaksana Pekerjaan
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan - peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Pengawas.

Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana Pekerjaan, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

Pelaksanaan pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap
3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak
peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak
menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-
keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk
berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan peralatan
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas
rekomendasi Konsultan Perencana.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam menentukan
performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari
peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performanya dari peralatan
tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.

Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang
ada kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh
Konsultan Pengawas kepada Konsultan Perencana.
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah / kurang /
perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas secara tertulis.

Sleeves dan inserts


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan,
termasuk inserts untuk penggantung dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Pelaksana
Pekerjaan.

Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.

Penanggung Jawab Pelaksanaan


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari Pelaksana Pekerjaan dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.
1.8. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Pelaksana Pekerjaan yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
e. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

Laporan-laporan

Laporan Harian dan Mingguan


1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
 Jumlah material masuk / ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah / kurang
 Prestasi rencana dan yang terpasang
2. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
untuk diketahui / disetujui.

Laporan Pengetesan
1. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.

1.9. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Pengawas dan
atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.10. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


a. Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang / bahan serta peralatan kerja dan sebagai area / tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu
mendapatkan ijin dari pemberi tugas / Konsultan Pengawas.

Penjagaan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja
yang disimpan di tempat kerja ( gudang lapangan )
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

Air kerja
a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan sebagainya
harus disediakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (eksisting) harus dilengkapi dengan
meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Penerangan dan Sumber Daya / listrik kerja


a. Pada Kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga /daya
kerja harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan daya listrik dari
bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

Kebersihan dan Ketertiban


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan.

1.11. KECELAKAAN DAN PETI PPPK


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan
si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan
departement yang bersangkutan / berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.12. TESTING DAN COMMISSIONING


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang
b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan termasuk daya listrik untuk testing.
1.13. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan
biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan
perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pelaksana
Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail / photo dari masing-masing komponen tersebut,

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan


Pengawas dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:
 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
 Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating
Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1
(satu) set asli dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

1.14. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.15. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku
Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PLAMBING

2. LINGKUP PEKERJAAN PLAMBING

2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik
sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.

2.2. Uraian Pekerjaan


Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:
1. Instalasi Sistem Air Bersih
2. Instalasi Sistem Air Limbah
3. Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah

2.3. Gambar Kerja


Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, akan menyerahkan
gambar kerja antara lain sebagai berikut:
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fixtures.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

2.4. Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor akan memberi tanda sesuai jalur
terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan
sebenarnya.

3. SISTEM PERPIPAAN

3.1. SPESIFIKASI PERPIPAAN

3.1.1. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu

3.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
3.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
3.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
3.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

3.2. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

3.2.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi Spesifikasi


SISTEM
Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi

Air dingin
AB 5 10 15 PV-10 IA
Dalam gedung
Air dingin
AB 5 10 15 PV-10 IA
Diluar gedung
Hidran di luar
IH/OH 10 15 20 B.20 IA
gedung
Air limbah
pengaliran ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA
Air limbah
AK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi toilet

Vent VT - - Rendam PV-5 IA

Pipa Header HD/


Pompa dan pipa ABK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar /AK

Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual
pompa

3.2.2. Spesifikasi PV. 10


Penggunaan: Air Dingin di Dalam dan Luar Gedung
Tekanan standard 12,5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Reducer : Seperti diatas, model concentric.


Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.3. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class 300
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.

3.2.4. Spesifikasi PV 10.


Penggunaan: Air Limbah pengaliran gravitasi.
Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, Solvent
Cement joint type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement
Joint Type.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.5. Spesifikasi PV 10.


Penggunaan : Air hujan
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.6. Spesifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.2.7. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3.2.8. Spesifikasi GIP


Penggunaan : Header pada Pompa dan Pipa Air limbah
Tekanan standard 10 Bar
Uraian Keterangan
Pipa : Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium.
Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16,3 class 150 lb,
screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI B 16.9,
sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF class 150
lb. Screwed Dia 50 mm keatas forged steel RF class 150 lb.
Welding joint.
Valve&strainer : Dia 40 mm ke bawah, bronze atau A-metal body class 150 lb dengan
sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas, cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges

3.2.9. Skedule katup

Katup Isolasi Katup Pengatur Katup Searah


PEMAKAIAN < 40 mm 50 mm < 40 mm 50 mm < 40 mm 50 mm
dia ke atas dia ke atas dia ke atas
Air bersih di dalam Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
gedung membrane
Air bersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
luar gedung membrane
Guided
Hydrant Gate Gate Globe Gate Swing
membrane
Double
Drain Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
disc

3.2.10. Persyaratan jenis peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut:

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 40 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphargm

50 mm ke atas Butterfly Globe


flanged Gate

Katup pengatur s/d 40 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargm

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

50 mm ke atas Butterfly Globe


flanged Globe

Non return valve s/d 40 mm Swing check


screwed
Globe check

50 mm ke atas double swing check


flanged
disk check

Strainer “Y” type


“Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type

Note : W = water, O = Oil, G = Gas.

3.3. PERSYARATAN PEMASANGAN

3.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di
antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water
mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan
dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-
alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di
antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan
api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.

3.3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa


1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :
---------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
(mm) -----------------------------
Interval Interval
Mendatar Tegak
(m) (m)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
----------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
----------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
----------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
----------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
---------------------------------------------------------------------------------------------

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.
 Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.

4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar zinchromat
dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA


1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning

3.3.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan
semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus dilindungi plat
beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton
tidak bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru
ditimbun dengan baik sampai padat.

3.3.4. Pemasangan Katup-katup.


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
 Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Katup by-pass.

3.3.5. Pemasangan Katup-katup Pengaman.


 Katup - katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber tekanan.

3.3.6. Pemasangan sambungan fleksibel.


 Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.

3.3.7. Pemasangan Pengukur Tekanan.


Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana tekanan yang ada
perlu diketahui:
a. Katup-katup pengurang tekanan.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa
d. Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur maksimum
2 kali tekanan kerja.

3.3.8. Sambungan ulir


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

3.3.9. Sambungan Las


1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau elektrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
3. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi contoh
hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai
surat ijin tertulis dari Direksi.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi.

3.3.10. Sambungan lem


1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3.3.11. Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.

3.3.12. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul
kelebihan tekanan.

3.3.13. Pemasangan Ven Udara Otomatis.


Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

3.3.14. Pemasangan sambungan expansi.


 Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar bangunan
dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah ataupun bengkok
akibat terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.

3.3.15. Pemasangan Ven Udara Otomatis.


 Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.

3.3.16. Selubung Pipa.


1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar
pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
"Caulk"

3.3.17. Katup Label (Valve Tag)


1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau "Normally Close" harus ditunjukkan di tags
katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

3.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.

3.4. PENGUJIAN
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian
per sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus untuk
pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/
cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.

3.5. PENGECATAN

3.5.1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
 Pipa servis
 Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
 Flens
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbarui
 Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
 Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi indikasi
adanya Instalasi Peadam Kebakaran.

3.6. TESTING DAN COMMISSIONING


1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara partial
dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

4. SISTEM AIR BERSIH

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Tangki Persediaan Air Bersih
b. Pompa Suplai
c. Pemipaan
d. Pengkabelan
e. Panel Listrik
f. Peralatan Instrument dan pengendalian
g. Penyambungan ke peralatan penunjang
h. Penyambungan ke peralatan plambing.

4.2 PERALATAN UTAMA

4.2.1 Tangki Persediaan Air Bersih


a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service, tangki air berfungsi untuk
menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama 1 (satu) hari, dengan kualitas sesuai
standart Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut :
 Bahan tangki air bersih terbuat dari Fiberglass atau stainless steel.
 Tanpa sudut tajam
 Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
 Mencegah air hujan masuk ke dalam tangki
 Permukaan dinding licin dan bersih
c. Tangki air dapat dibuat dari fiberglass reinforced plastic, atau dengan stainless steel
d. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole
 Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
 Pipa peluap dan pipa penguras
 Indicator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, dsb.
e. Sistem Pengendalian
 Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
 Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
 Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap

4.2.2. Pompa Distribusi


a. Pompa Distribusi berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-lantai
yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada setiap
lantai merata.
b. Pompa Distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap pompa distribusi harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa yang
bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam berdasarkan standard
pabrik perakit.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m 3/jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.
e. Setiap popa distribusi antara lain terdiri dari peralatan sbb :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Tangki tekan dengan tipe membrane
 Inlet dan Outlet header
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet strainers per pompa
 Panel daya dan pengendalian
 Pressure switch / flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Pengkabelan
 Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS 1).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa
yang akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas “ L ”.

4.2.3. Pompa Suplai (Shallow Well)

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:


- Pembuatan sumur dalam dan pengujiannya.
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pompa sumur
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pengkabelan.
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel listrik.
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan instrumen dan control.
- Penyambungan ke semua peralatan penunjang.
- Penyambungan ke semua peralatan pemakai.
- Pembuatan shops drawings
- Pembuatan As Built Drawings

A. Peraturan dan Refrensi.


Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain:
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM maupun Direktorat Geologi.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
- Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana ditentukan di RKS
untuk Pekerjaan Sistem Plambing.

B. Peralatan Utama
1. Peralatan pengeboran.
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pengeboran harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan
rekayasa, konstruksi dan keadaan tanah.
2. Sumur dalam.
a. Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar kerja
kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur
maupun konstruksi pengeboran.
b. Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 3 m³/jam dan
60m³/hari.
c. Kedalaman sumur diperkirakan 50 meter.
d. Konstruksi sumur dibuat sekurang - kurangnya sebagai berikut:
 Pipa jambang 100 mm sedalam 50 meter, 10 meter bagian luar atas di
cor beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.

e Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :


 Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe (GSP)
BS 1387 class medium.
 Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304, ukuran
pipa 100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan (
minimal 3 buah ).

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

f. Batu karang
j. Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka diluar
pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang
melalui batu karang tidak diambil.
 Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur,
maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton
cor, dan ujung sumur akan berhenti diatas batu karang.

C. Testing dan Commissioning


 Pemborong harus melakukan pengujian lengkap antara lain:
Pengujian debit dan penurunan muka air (Drawdown Test).
Pengujian pemulihan kedalaman muka air (Recovery Test).
Pengujian terus menerus 3 kali 24 jam.
Pengujian kwalitas air oleh laboratorium.
Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
- Selain pengujian diatas, Pemborong harus melakukan pengujian yang
diwajibkan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang.
- Semua peralatan uji, sumber daya dan biaya uji dibebankan kepada
Pemborong.

2. Peralatan uji.
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain:
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
- Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem electroda lampu
listrik arus lemah.

3 Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut:
- Gambar sumur terpasang secara detail.
- Seluruh laporan hasil pengujian.

4. Perlengkapan sumur dalam.


Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain:
- Vent sumur
- Katup pengatur
- Katup penahan aliran balik.
- Manometer.
- Katup pelepas udara otomatis.

4.3.4 SPESIFIKASI PERPIPAAN


Lihat “Spesifikasi Perpipaan”

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

5. SISTEM AIR LIMBAH

5.0. LINGKUP PEKERJAAN


Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sbb:
1. Perpipaan
2. Saluran Luar
3. Penyambungan dengan peralatan Plambing
4. Floor Drain
5. Clean Out
6. Roof Drain

5.1. PERPIPAAN
1. Umum
 Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
 Jenis pipa lihat “SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan
Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam sumur
resapan sebelum dialirkan kesaluran kota.

5.2. SALURAN LUAR


1. Apabila ada hal yang belum jelas ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus
dibuat saluran luar seperti diuraikan disini.
2. Saluran luarnharus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air sedangkan tutup
harus mempunyai bukaan untuk udara.
3. Bentuk saluran dapat berupa U ditch atau silinder dengan ukuran atau volume sesuai
kebutuhan perencanaan.
4. Saluran luar harus dilengkapi sbb :
 Sistem penyambungan antara saluran luar yang mudah
 Apabila saluran berbentuk U ditch harus dilengkapi dengan tutup yang lengkap dengan
lubang udara
 Apabila berbentuk silinder maka setiap per 5 (lima) meter harus dilengkapi dengan
bak control ukuran 300 x 300 mm lengkap dengan tutup yang kedap air.
 Bahan saluran dari beton bertulang.

5.4. SUMUR PERIKSA (CONTROL BOX).


 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur
sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.
 Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi anti karat.

5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.

5.6. SUMUR RESAPAN


1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal dari
pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.


3. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
 Dasar sumur berupa batu kerikil
 Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
 Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
 Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan pasir
kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.

5.7. FLOOR DRAIN


1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan
50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"

5.8. FLOOR CLEAN OUT


1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah
dibuka dan ditutup.

5.9. ROOF DRAIN


1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproove.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
 Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
 Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
 Bitumen Coated cover dome type

5.12. SEPTIK TANK SISTEM BAKTERY


1. Septik tank menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai.
2. Bahan septic tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete.
3. Sistem kerja septik tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan
menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septic tank
tersebut layak untuk untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau)

5.13. SEPTIK TANK KONVENTIONAL


1. Septik tank dapat terbuat dari bahan batu bata ataupun beton concrete.
2. Pembuatan Septik tank harus berdasarkan standart yang di keluarkan oleh PEMDA DKI.
3. Sistem kerja septik tank yaitu air limbah yang masuk akan ditampung pada bak pertama,
kemudian setelah penuh akan meluap kedalam bak yang kedua, demikian seterusnya
hingga apabila telah mencapai titik jenuh akan meluap kedalam sumur resapan yang
terdapat pada sistem sptik tank tersebut.

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

6. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


6.1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb:
1. Valved Connection to main Water supply source
2. Hydrant Box
3. Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
4. Sambungan dengan pemadam Kebakaran Kota ( Siamese Connection )
5. Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )
6. Pekerjaan lain yang berhubungan ( contoh : Pondasi, pengecatan, concrete blok )

6.2. BOX HIDRAN


1. Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
 Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm T & 250 mm D dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang
dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Horn.
Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No.B- 8 dengan modifikasi.
 Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
 "JET” Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
(Jenis kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan DKI).
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
 Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada
tutup yang dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
 Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No. B- 8.
 Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
 "JET” Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm

6.3. PILLAR HIDRAN


Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main
valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan
dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota. Setiap pillar
hydrant harus dilengkapi dengan gate valve untuk memudahkan maintenance.

6.4. FIRE BRIGADE CONNECTION


1. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese
connection untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet
coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.

6.5. PEMADAM API RINGAN (PAR/PFE)


1. PAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.
2. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 3 kg setiap luas 100 m2.
3. Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap luas
100 m2.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

6.6. SKEDUL PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

1. HYDRANT PILLAR DENGAN KATUP UTAMA


Ukuran : 65 X 65 X 100 mm
Tipe sambungan : Machino coupling

2. KOTAK HYDRANT KEBAKARAN LUAR GEDUNG


Ukuran : 950 X 660 X 200 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen Hose dia. 65 mm X 30 mm
- Machino coupling dia. 65 mm
- Variable jet & spray nozzle dia. 65 mm
- Hose rack

3. KOTAK HYDRANT KEBAKARAN DALAM GEDUNG


Ukuran : 1300 X 750 X 200 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen Hose dia. 40 mm X 30 m
- Machino coupling dia. 40 mm
- Variable jet & spray nozzle dia. 40 mm
- Hose rack

4. SAMBUNGAN KEMBAR SIAM / SIAMESSE CONNECTION


Ukuran : 100 X 65 X 65 mm
Type : Free standing type dengan chromium plated finish atau cast
Iron free standing type dengan lapisan anti karat.
Sambungan : Jenis coupling harus disesuaikan dengan dinas kebakaran
Setempat.
Perlengkapan : - Stop valve
- Bak kontrol dan tutup.

5. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )


Type : Portable
Kapasitas : 3 kg
Jenis : Dry powder multi purpose

6. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )


Type : Portable
Kapasitas : 5 dan 7 kg
Jenis : CO2

7. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )


Type : Portable
Kapasitas : 25 kg
Jenis : CO2

8. HYDRANT VALVE
Size : 1 ½” & 2 ½”

9. SPRAY NOZZLE
Size : 1 1 / 2 “& 2 1 / 2”

10. HOSE

11. PRESSURE GAUGE

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

7. SISTEM INSTALASI TATA UDARA

7.1. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA

7.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan Sama mengikatnya.

7.1.2. Publikasi code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi maupun peralatan. Untuk Publikasi, Code atau Standard yang belum ada di
Indonesia, Pemborong wajib mengikuti Standard codes atau Publikasi International yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA - 85
- ASHRAE - Guide and Data Book
- NFPA - 90A
- ARI
- AMCA
- CTI
- Dan lain- lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang belum
tercantum diatas.

7.1.3. Kondisi Perancangan


1. Kondisi udara luar
 Temperatur 35 ° C
 Relative Humidity 65 %

2. Kondisi dalam ruangan yang di kondisikan


 Temperatur 20 ° C ± 2 ° C
 Relative Humidity 55 % ± 5 % RH

3. Noise Criteria
 Hunian 30 - 40 NC
 Ruang Lab 35 - 45 NC

7.1.4. Perlindungan Kebakaran.


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya celah-celah
antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai
untuk tujuan tersebut.

7.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan ataupun alat- alat bantu tersebut.

2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.

3. Platforms.

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang
dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.

7.1.6. Penetrasi Atap


semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi
dengan pinggiran beton ( curb ) sekeliling bagian – bagian instalasi tersebut sehingga
konstruksinya betul – betul kedap air.

7.1.7. Pencapaian Peralatan Untuk Service.


Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah
untuk bisa diamati, di service dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga
accessories duct seperti damper, filter dll. Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib
memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tsb, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang
berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang
tepat. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan dengan letak
peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan Direksi
untuk disetujui.

7.1.8. Perlindungan Peralatan, Bahan.


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan
bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu,
pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diajust kembali untuk membuktikan
bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau
cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi
yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).

7.1.9. Anti Karat


 Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlakukan
untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain sebagainya)
harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya cat finish dengan
warna yang ditentukan.
 Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
 Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

7.1.10. Sleeve, peralatan yang tertanam didinding.


Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus concrete
atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu ukuran, posisi
yang disiapkan untuk keperluan tsb harus dikonsultasikan dengan Direksi dan disertai gambar
detail.
Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance
20 mm jika duct atau pipa berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 20 mm antara isolasi
dan sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai.

7.1.11. Penomoran, Nama Peralatan/Accessories


Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan nomor,
sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sabagai tercantum
pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah
harus tercantum dalam as built drawing.

7.2. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.

7.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi
Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap
dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan. Lingkup pekerjaan
instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

7.2.2. Pengadaan dan Pemasangan


1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan Ventilasi Mekanis
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi mekanikal
(Mechanical ventilation) seperti: Centrifugal fan, Axial fan, Propeller fan, Filter, Attenuator
dll.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting lengkap
dengan fire damper, volume control damper, spliter damper, back drap damper ( non
return damper ) supply air diffuser/register/grille/slot/integrated, return air grille, access
panel, filter, gauge, Isolasi panas/suara dll.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan air
pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat lengkap dengan fitting, isolasi
panas dll.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol sistem
Indoor Unit dan Outdoor Unit dan kontrol komponen seperti katup, damper, sensor,
thermostat ruangan, humidistat dll.
6. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi ventilasi
dengan sistim fire alarm yang ada.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini
seperti kabel dan panel tata udara.
8. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini seperti
tercantum dalam dokumen ini.
9. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan
instalasi ini.
10. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai Cara – Cara menjalankan
dan memelihara instalasi ini.
11. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta
data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
12. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
13. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
14. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini beserta
addendumnya.

7.4. FAN

7.4.1. Lingkup Pekerjaan


Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

7.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar
Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada


octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
 Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan
dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus diberi
tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya sehingga
sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3 m.
 Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot
lamp.
 Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi
kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

7.4.3. Spesifikasi Teknis


Axial Fan
 Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan langsung.
 Material fan :
- casing - mild steel hot dipped galvanized
- impeller - alluminium die- cast
- shaft - carbon steel
- pelumasan - grease ball bearing
 Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.
 Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F.
 Untuk fan diameter 500 ke atas, Casing fan harus dilengkapi dengan acces panel.
 Fan lengkap dengan counter flens untuk peyambungan ke ducting.
 Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak disambungkan
ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet).

Propeller Fan (wall atau ceiling fan)


 Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan ceiling fan
dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet.
 Fan harus digerakan langsung.
 Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic shutter
dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data sheet).
 Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure
fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium die-
cast.

Inl- line centrifugal Fan


 Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate allumunium dan
digerakan langsung.
 Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap dengan flange di
kedua sisinya untuk menyambung ke ducting dan dicat akhir dengan epoxy powder.
 Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
 Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 40 C dan 95 % RH.
 Fan harus dilengkapi dengan speed kontrol.

7.5. FILTER / SARINGAN UDARA

7.5.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/saringan udara yang
masuk/inlet ke Fan, Indoor Unit dan Fan Coil Unit seperti yang ditunjukkan dalam spesifikasi
teknik ini.

7.5.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi

7.5.3. Spesifikasi Teknis

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

a) Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame. Tidak
dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya ukuran filter.
b) Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
c) Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak boleh lebih
dari 20 Pa (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa (0,5” WG).
Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai 500 fpm tanpa
mengalami kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory class 1 atau setara.
Instalasi filter harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Acces harus
disediakan untuk tujuan inspeksi atau pembersihan.

7.6. PEREDAM GETARAN

7.6.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran
(Vibration Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Fan dan jika dirasa
perlu juga untuk duct dll.

7.6.2. Spesifikasi Teknis


Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran mesin dengan
effisiensi 90 %. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan
persyaratan/ rekomindasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa
Neoprene Pad, Neoprene Mounts, Spring Isolators, Restrain Isolators, Pipe Hanger dll.

7.7.6. Grille, Register, Diffuser


a) Pada setiap main duct harus disiapkan volume damper untuk pengaturan udara
b) Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile.
Pemasangan diffuser/ grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6 mm.
c) Untuk diffuser yang supply udaranya berasal dari VAV, maka type diffuser harus khusus
untuk pemakain dengan VAV.
d) Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan ditentukan
kemudian oleh Arsitek / Direksi.
e) Supply register harus mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat diatur
defleksinya dan memakai volume damper.
f) Grille sama seperti supply register dalam konsstruksinya, tanpa memakai volume
damper.
g) Damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type: “Opposed blade
damper”.
Finishing : di cat hitam
h) Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat
dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
i) Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille / register.
j) Slot diffuser dari tipe 1, 2, atau 3 slot, material adalah alumunium anodized dengan
warna yang akan ditentukan oleh arsitek.
Slot harus mempunyai pengarah aliran (deflector) yang baik dalam konstruksinya
sehingga fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran yang memenuhi
standartnya dan tidak berubah posisi karena aliran udara.
Bila slot diffuser adalah menerus (continous) maka sambungan antara harus memakai
alignment strip.

7.11. PEKERJAAN LISTRIK/ KONTROL

7.11.1. Lingkup Pekerjaan.


Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/ kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/ diagram yang melengkapi dokumen
ini.

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

7.11.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi
panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan
Indoor Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh

 Perusahaan Listrik Negara (PLN)


 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
 Dinas Pemadam Kebakaran
 Lembaga Pengujian Bahan
 Dinas Keselamatan Kerja
 Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya

7.11.3. Spesifikasi Teknis


1. Peralatan Listrik
Motor Listrik
Motor untuk FCU (IU) : - Jenis induction motor, (motor satu permanent
split capacitor packaged dengan dengan thermal
overload FCU) protector.
- 1 ph/220 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
Motor Fan : - Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung
kapasitas fan.

Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. Diatas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S
(Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).

Panel Starter
- Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter
serta ampermeter dengan selector switch untuk 3phase, plat nama untuk
peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switch bila
memakai remote starstop.

2. Peralatan Kontrol
a. Temperatur Controller (TC)
- Fungsi control : PI
- Temp.set point scale :  C pada range  C to 32  C
- Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
- Ambient temp/RH : max. 50  C 90 % RH
- Control output (Output voltage) : 2 - 10 V
- Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 mA
Input voltage/current
b. Temperatur Sensor (TS)
- Temperatur detector dari type thermistar.
- max. temp. 100  C.
Catatan : Temperatur Controller (TC) dan Temperatur Sensor (TS) atau
gabungan dari TC dan TS (Thermostat) adalah dari merek yang
sama dan dari jenis yang sesuai untuk kebutuhannya.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Wiring
 Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS
standard.
 Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
 Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
 Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
 Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
 Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
 Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
 Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen"
harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan
timah pateri lalu dipres hydraulis.
 Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
 Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
 Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
 Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
 Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
 Semua panel star delta dilengkapi dengan :
 Pilot lamp - red, green, white.
 Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch.
 Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
 Disconnecting switch untuk remote star stop.
 Pilot lamp. -R-S-T
 Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang
ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.
Panel remote harus dilengkapi untuk masing- masing Peralatan dengan pilot
lamp ( red, green, white ) dan plat nama masing-masing Peralatan dll. Sesuai
dengan detail drawing.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

8 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

I. SYARAT-SYARAT UMUM

8.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

8.2. PERATURAN DAN ACUAN


Peraturan Yang Berkaitan Dengan Pelaksanaan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada peraturan
daerah maupun nasional, keputusan menteri, assosiasi profesi internasional, standar nasional
maupun internasional yang terkait. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak
terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

Umum
a. Keputusan Menteri Pek. Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
dan Gedung.
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005, tentang
Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang
Petunjuk Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang
Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Building of Indonesia)
f. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, UDC : 699.81.691.005,
tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Gedung dan
Lingkungan.
g. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 1992, Tentang Penanggulangan Bahaya
Kebakaran Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (untuk referensi).
h. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT Telkom,
PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.

Elektrikal dan Elektronik


a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 2000)
b. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) 1983
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.887.2, tentang
Pedoman Perencanaan Penangkal Petir
d. Pedoman Instalasi Alarm Bahaya kebakaran Otomatik Depnaker No. 17 tahun 1980
e. National Fire Protection Association (NFPA) 70
f. National Fire Protection Association (NFPA) 72, 1996
g. Data teknis dari produk dibidang peralatan Tata Suara, Telepon dan Fire Alarm yang dibuat
oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara.

Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.
b. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja Sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, PDAM diperkenankan bekerja Sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas pekerjaan tersebut.

8.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada,
petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan
pengoperasian dan pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialist lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “shop drowing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak
biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan
informasi lainnya sehingga jelas
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilegkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4

8.4. KOORDINASI
a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas
Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan ini

8.5 RAPAT LAPANGAN


Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Pemberi Tugas atau pengawas lapangan.

8.6. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH


a. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Pelaksana Pekerjaan menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan kecuali apabila ditunjuk lain oleh Pengawas
Lapangan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan termasuk country or origin. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.
Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar
diatas.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas Lapangan paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui. Semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pelaksana
Pekerjaan harus segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
e. Pengambilam ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemeliharaan peralatan dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi
Konsultan Perencana.

8.7 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pelaksana Pekerjaan wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan
dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Pemilik.

8.8 PENGUJIAN DAN PENERIMAAN


Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu di pabrik masing-masing (test factory) yang
disaksikan oleh Pemilik dan didampingi Konsultan Perencana di pabrik masing-masing dan
setalah hasilnya bagus baru disetujui untuk dikirim ke lapangan.
Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Pelaksana Pekerjaan harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannyadapat diserahkan berdasarkan Berita
Acara oleh Pengawas Lapangan.

8.9 PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana Pekerjaan, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8.10 PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas
Lapangan.
b. Pada setiap saat Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekrjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Pengawas
Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi
beban Pelaksana Pekerjaan yang diperhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
yang disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
e. Ditempat pekerjaan, Pengawas Lapangan, menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksana Pekerjaan
serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

8.11 BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN


a. 2 (dua) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus telah siap dengan
bagan kemajuan pekerjaan (time schedule/network planning) sesuai dengan batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart)
dengan network planning.
b. Didalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian
pekerjaan serta mandays yang diperlukan.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan (bobot pekerjaan) sesuai dengan volume dan harga penawaran serta
schedule yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan.
d. Pelaksana Pekerjaan harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan
bagian penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan (Schedule Man Power dan
Schedule Material).
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari
Pengawas Lapangan.

8.12 PELAKSANAAN PEMASANGAN


a. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pelaksana
Pekerjaan harus segera menghubungi Pengawas Lapangan. Pengambilan ukuran dan/atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan
b. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya (Shop Drawings).

8.13 SLEEVES DAN INSERTS


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan,
termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan.

8.14 PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI


a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan
Pengawas Lapangan.
b. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
Lapangan kepada Konsultan Perencana.
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada
Pengawas Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan
yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan secara tertulis.

8.15 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan
dari Pengawas Lapangan secara tertulis.

8.16. LAPORAN-LAPORAN
Laporan Harian dan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
a. Kegiatan fisik
b. Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
c. Jumlah material masuk/ditolak
d. Jumlah tenaga kerja
e. Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh
Site Manager harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk diketahui/disetujui.

Laporan Pengetesan

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
b. Hasil Pengetesan peralatan
c. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll
d. dan lain-lainnya

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Pengawas Lapangan.

8.17 PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau
ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau
bila ada gangguan dalam instalasi ini.

8.18 KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


a. Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu
mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Pengawas Lapangan.

8.19. PENJAGAAN
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
8.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA
a. Pada Kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan daya listrik dari
bangunan existing, harus dilengkapi dengan pengaman/MCCB dan kWh meter, untuk
pencatatan pembayaran.

8.21. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas
Lapangan pada waktu pelaksanaan.

8.22 PENGECATAN
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau
pemasangan harus segera difinishing dengan cat dengan warna yang sama, sehingga nampak
seperti baru kembali.

8.23 KECELAKAAN DAN PETI PPPK


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan
si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

department yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Department Tenaga
Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

8.24 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menetapkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai
wakil dari Pelaksana Pekerjaan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh pihak Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus
berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Pengawas Lapangan.

8.25 TESTING DAN COMMISSIONING


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan termasuk daya listrik untuk testing.

8.26 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak saat penyerahan pertama, bila Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas menentukan
lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari Pengawas Lapangan atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka pemberi tugas berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pelaksana
Pekerjaan dan Pengawas Lapangan serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
yang berwenang, dimana surat ijin tersebut merupakan kelengkapan pengurusan IPB.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detai/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan
atau Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Pengawas
Lapangan.
 Pelaksana Pekerjaan telah menyerahkan semua Surat ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat
dipakai tanpa menyalahi peraturan dari instansi yang bersangkutan.
 Semua gambar instalasi terpasang beserta Operating Instruction, Technical dan
Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat)
copy telah diserahkan kepada Pengawas Lapangan.

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

8.27 IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan

8.28 GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila Peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan – pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

8.29 TRAINING
Sebelum penyerahan kedua pekerjaan, pelaksan pekerjaan harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copies buku operating maintenance, repair manual dan as-build
drawing, segala sesuatunya atas biaya pelaksana pekerjaan.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

9. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK

9.1. UMUM
Proyek KBR Brimob Karawang ini berlokasi di Karawang – Jawa Barat, merupakan bangunan yang
terdiri dari Laboratorium, Rumah Dinas, Gudang Amunisi, Garasi dan Rumah Susun
Pekerjaan Elektrikal Secara Garis Besar:

Listrik
Pekerjaan listrik ini merupakan pemasangan daya listrik baru PLN tegangan Menengah 20V/380V
dan Tegangan Rendah 380/220V dan sebagai cadangan dengan Diesel generating set. Secara
garis besar pekerjaan elektrikal adalah meliputi: pemasangan daya listrik tegangan menengah,
Panel Tegangan Menengah, Panel Tegangan Rendah, kabel power, kabel distribusi, penerangan
umum/didalam dan emergency, penerangan luar, dan kotak-kontak.
Elektronik
Sedangkan untuk pekerjaan Sistem elektronik disini meliputi pengadaan dan pemasangan Tata
Suara/Paging System, Telepon, dan Fire alarm.

Lain-lain
Lingkup pekerjaan secara lengkap dapat dilihat pada spesifikasi (lingkup pekerjaan), Gambar dan
Perincian Penawaran atau Bill of Quantity (BQ).

9.2. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

LINGKUP PEKERJAAN
Pemasangan daya listrik adalah 200 KVA/20kV/50Hz, dengan kabel tanah N2XSEBY seperti gambar
rencana.
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam
gambar atau RKS ini, antara lain:
 Panel Tegangan Menengah yang terdiri dari Incoming, Metering dan Outgoing
 Kabel Tegangan Menengah dan Penyambungan ke Trafo dan Panel TM
 Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun di dalam bangunan, termasuk
didalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak
 Kabel feeder untuk panel-panel penerangan dan panel-panel tenaga.
 Panel-panel penerangan, panel-panel tenaga dan Panel Distribusi Utama (PUTR) secara
lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya
 Pekerjaan pentanahan.
Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design baik yang telah disebutkan dalam
gambar/RKS maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang oleh instansi yang berwenang/PLN.
Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings), Surat tanda keur PLN atau
Surat Jaminan Instalasi Listrik rangkap 5 (Lima).

9.3. PERENCANAAN DAN PEMASANGAN

9.3.1. Panel Tegangan Rendah

a. Umum
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V,
3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
Panel-panel tersebut dibawah ini adalah tipe tertutup, free standing dan wall mounted, untuk
pasangan dalam/indoor lengkap dengan komponen-komponen yang ada: PUTR, Panel SDB
(Sub Distribusi Panel), Panel - panel penerangan dan stop kontak, Panel-panel Pompa, Panel
arus lemah, dsb.

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

b. Persyaratan-persyaratan kerja starter motor Wye – Delta


Kerja starter motor Y – D adalah automatic starter motor dan dapat dioperasikan secara
manual. Masing-masing starter motor Wye – Delta terdiri dari:
 3 buah kontaktor daya
 1 thermal overload relay
 1 motor timer
 Tombol start stop
 Peralatan lain yang menunjang sistem tersebut.
Juga peralatan proteksi untuk:
 locked motor
 starting overload
 Abnormal hight ambient
 Voltage unbalanced
Circuit breaker
 Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan breaking capacity
minimal 5 kA simetris.
 Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dangan breaking capacity minimal 25 kA simetris.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
 Main CB dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal, untuk
dihubungkan dengan panel remote/ triping unit.

Busbar
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating amper
sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut:
 Phasa : merah, kuning dan hitam
 Netral : Biru
 Ground : hijau stip kuning (loreng hijau kuning).

Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dengan berkualitas baik dan dipasang didalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.

9.3.2. Panel Bagi Utama 220-380 /Main Distribution Box


Panel PUTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik -pabrik pembuatannya harus telah tergabung
dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia)
Komponen pengaman ; Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic Contactor, relays,
harus mempunyai breaking capacity 65 KA pada tegangan 380/415 Volt ; dan harus sesuai dengan
iklim Indonesia .
Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/merk saja.
Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan pintu dilengkapi
master key.
Jenis pasangan dalam (indoor-type).
Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat sehingga
mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga mudah
dioperasikan dan mudah perawatannya.
Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol diatur sedemikian rupa
sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu komponen-komponen panel.
Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
Busbar Terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.
Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai, atau lain atas persetujuan
owner.
Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan seperti gambar rencana.

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

9.3.3. Panel Pembagi/Kontrol


Rakitan dalam negeri yang tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna pasangan pada lantai atau pada dinding
dan pintu dilengkapi master key.
Jenis pasangan dalam (indoor-type).
Menggunakan plat baja minimum 1,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat sehingga
mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga mudah
dioperasikan dan perawatan.
Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol harus diatur sedemikian rupa
sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu komponen-komponen panel.
Meter dan indikator harus sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran sesuai gambar rencana.
Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat bakar warna abu-abu kanzai.
Jumlah dan jenis komponen panel, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Body badan cubicle harus ditanahkan secara sempurna.
Khusus Panel pembagi untuk tenant dilengkapi dengan KWH meter, dimana perletakan KWH-KWH
meternya disatukan pada satu tempat shaft elektrikal.
9.3.4. Instalasi
 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus
rata (horizontal).
 Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus delengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
 Semua panel harus ditanahkan.

9.3.5. Kabel Tenaga


 Kabel yang digunakan, harus memiliki tanda lulus LMK/SPLN
 Untuk instalasi tegangan rendah digunakan jenis NYFGBY, NYY, NYM dengan tegangan
kerja 0, 6/1 KV.
 Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang
sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII
dan SPLN.
 Sebelum dan sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian sebagai
berikut:
 Test insulation
 Test kontinuitas
 Test tahanan pentanahan

9.3.6. Pipa Pelindung/Konduit


 Untuk pelindung kabel yang tertanam dalam tembok digunakan pipa PVC klas AW atau
pipa High Impact dia. 3/4 inchi atau dengan ukuran  dalam pipa min. 1,5 x diameter luar
kabel.
 Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan dipasang dengan cara yang
benar.

9.3.7. Rak/Tray
 Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
 Penggantung dibuat dari Hanger Rod galvanized, jarak antar penggantung maximum 1
meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah
bentuk.
 Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

9.3.8. Jenis Lampu


 Jenis Lampu adalah seperti yang ada dalam Bill of quantity dan gambar perencanaan.

9.3.9. Saklar dan Stop Kontak


Saklar (plate switches)
 Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting.
 Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
 Kemampuan kontak saklar minimum 6 amps/250 V.

Stop Kontak
 Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting (bukan jenis caw-fix).
 Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
 Kemampuan stop kontak minimum 16 amps/ 250 Volt dan mempunyai terminal
Pentanahan.
 Untuk stop kontak tenaga (1phasa) dilengkapi pula dengan saklar, lampu indikator dan
plug (steker) yang lengkap dengan fuse 16 Amp.
9.3.10 Perlengkapan Instalasi
Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
Seluruh Klem Kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus
sama.
Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

9.3.11. Pelaksanaan
Panel
 Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut harus meminta
petunjuk Pengawas lapangan.
 Untuk panel yang dipasang tertanam (inbouw) kabel- kabel dari/ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
 Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.
Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d 16 Sqmm dan
hydraulic crimping tool untuk ukuran sampai dengan 400 Sqmm. Penyambungan ini harus
baik dan tidak akan menimbulkan gejala elektris yang membahayakan.
 Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,50 meter dari lantai
terhadap as panel terhadap as panel.
 Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.

Penarikan Kabel Bawah Tanah


 Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan dengan
batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter
minimum 2 ½ kali penampang kabel.
 Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
 Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
 Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1 meter.
 Tidak diperkenankan melakukan sebelum Pengawas Lapangan memeriksa dan menyetujui
perletakan kabel tersebut.

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60 cm


dan bertuliskan "KABEL TANAH". Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan merah.
 Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve, pipa ini
minimal dari Metal (Pipa GIP).
 Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
 Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
 Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x diameternya. Di atas belokan
tersebut diletakan patok beton bertuliskan "KABEL TANAH" dan arah belok.
 Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

Instalasi Kabel Tenaga


 Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Perencana, Pengawas Lapangan.
 Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam gambar.
 Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling tindih
dan membelit.
 Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbouw) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan
penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
 Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
 Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa
fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter kabel.
 Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus disesuaikan
dengan phasanya.
 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan PUIL.
 Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder), diklem
dan disusun rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat
press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
 Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support
minimum setiap 50 cm.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
 Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
 Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam conduit.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel
memakai alat penyambung berupa las-dop.
 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
 Penyusunan conduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Pengujian
 Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
 Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum
50 ohm.

Instalasi Penerangan
 Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat,
apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat meminta petunjuk
Pengawas Lapangan.
 Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian stop kontak adalah
30 Cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya : ruang pompa, dapur dll)
ketinggian stop kontak tersebut harus disesuaikan dengan letak peralatan yang akan
dihubungkan.
 Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel atau tangga kabel.
Kabel ini harus diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
 Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat beton harus
dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut di lengkapi kawat pancing dan
ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau rusak.
 Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus dilaksanakan
sebelum dinding diplester/disalut.
 Tidak diperkenankan mengklem kabel ke rangka plafond. Bila jarak rak kabel ke titik
penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung Super High Impact pipe dan
diklem pada plat beton diatasnya.
 Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction box/doos.
 Semua armature lampu harus dipasang sesuai dalam gambar, bilamana tidak ditunjukkan
dalam gambar, dapat mengajukan gambar kerja cara pemasangan lampu tersebut dengan
persetujuan Pengawas Lapangan.

Pentanahan
 Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
 Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel
harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
 Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2
(dua) ohm.
 Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas
Lapangan.

9.4. TESTING INSTALASI LISTRIK KESELURUHAN.

Setelah pekerjaan listrik seluruhnya diselesaikan oleh Pelaksana Pekerjaan, maka harus dilakukan
test. Test meliputi:
a. Beban Kosong (No Load)
b. Beban Penuh (Full Load)

9.4.1. No Load Test


Test ini dilakukan tanpa beban artinya di test satu per satu, peralatan seperti:

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

- Pengujian Instalasi 0, 6/1 KV meliputi:


 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1.000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1.000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan

9.4.2. Full Load Test (Test Beban Penuh)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi:
Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
Test Air Conditioning seluruh mesin AC dihidupkan.
Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan pompa
pompa.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua biaya
dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan, dengan
schedule/pengaturan waktu oleh Pengawas Lapangan.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Pengawas Lapangan. Selesai test 3
x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

10 SPESIFIKASI TEKNIS PENANGKAL PETIR

10.1 Umum
1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan - bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada
RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

10.2 Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis konvensional, termasuk air terminal (batang penerima), down conductor
pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian - bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2. Peralatan untuk instalasi penangkal petir ini terdiri dari beberapa komponen antara lain:
- Air Termination
- Konduktor penyalur
- Clamps, Clips dan aksesories
- Sambungan Uji
- Earth Termination lengkap dengan earthing loops
3. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
4. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat - syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
5. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan
pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjukkan pada syarat - syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
6. Disamping itu produsen penangkal petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun
dalam bidang produksi penangkal petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001.

10.3 Syarat Teknis Penangkal Petir

10.3.1 Air Terminal & Air Termination Networks


1. Air terminal jenis konvensional dan tidak mempunyai bagian - bagian yang bergerak.
2. Air terminal harus dipasang secara aman dengan baut/mur dan klem untuk menghasilkan
kontinuitas listrik yang bagus.
3. Air terminal hingga konduktor harus dipastikan semua tetap terpasang dibawah tekanan
mekanik saat terjadi hantaran arus dari petir.
4. Jaringan terminasi udara untuk peralatan ataupun transmisi gedung dapat dibuat melalui
jaringan konduktor dengan ukuran 10m x 20m atau jaringan terminal vertical dengan
memperhatikan sudut proteksi dan zona proteksi, konduktor atap gedung harus
kencangkan dengan klem dangan jarak setiap 1m.
5. Bagian dari struktur atau bangunan yang terbuat dari bahan metal ataupun allumunium
dengan ketebalan yang telah di tentukan dalam standar IEC 62305 dapat digunakan
sebagai terminasi udara natural, atau memakai tombak tembaga dengan panjang 500mm

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga membentuk
satu sistem proteksi petir.

10.3.2 DOWN CONDUCTOR/KONDUKTOR PENYALUR


1. Banyaknya konduktor penyalur yang menghubungkan air termination dengan
pembumian harus disiapkan seperti yang terdapat pada gambar. Setiap turunan dari
atap bangunan menggunakan tape aluminium dengan ukuran 25 x 3 mm yang mengikuti
standar BS 2898 - 1350, ditarik dari ujung atap hingga turun ke setiap terminasi
grounding di lantai dasar, dengan koneksi secara parallel sehingga menghindari tekanan
akibat arus listrik yang besar selama proses hantaran arus petir.
2. Konduktor penyalur bisa menggunakan besi tulang beton yang ada dalam kolom gedung
yang disebut konduktor alami, dengan memperhatikan ikatan antara sambungan besi
tulang beton sebesar 20 kali dari diameter lebar tersebut sesuai dengan standart dari SNI
03-7015-2004.

3. Setiap klem konduktor penyalur harus dipasang secara aman dengan jarak 1m, dan
terhubung dengan terminasi grounding, dan harus mampu menahan tekanan mekanik
selama menyalurkan arus petir. Tape aluminium yang digunakan sebagai konduktor
penyalur harus memiliki ukuran yang sama dengan konduktor yang di atap. Dimensi yang
digunakan untuk ruangan dan menara adalah 25mm x 3mm. Konduktor penyalur harus
dipasang secara teratur di sekeliling struktur bangunan.

11 SAMBUNGAN BAHAN METAL


Semua bahan metal harus disambungan ke sistem proteksi petir. Untuk benda metal
yang berukuran panjang seperti pipa, lempengan besi, cable tray dsb, harus dilakukan
peyambunganan.

12 KOROSI
Semua material yang digunakan untuk sistem proteksi petir harus tahan korosi.
Perawatan harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti
tembaga dan aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.

13 SAMBUNGAN UJI
Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang
bermanfaat untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding. Konduktor
penyalur yang selalu digunakan untuk mengkoneksikan Sambungan Uji dan sistem
grounding, harus terbuat dari bahan yang bisa menghubungkan antara bahan logam
yang berlainan dan memiliki ukuran yang sama dengan hantaran yang di atas. Untuk
Konduktor penyalur pada bangunan harus sambungan dengan exothermix
welding/klem ke sistem grounding.

14 TERMINASI GROUNDING PETIR


Terminasi grounding harus dikoneksikan ke setiap KonduKtor penyalur pada bangunan
gedung. Setiap terminasi grounding harus memiliki resistansi grounding tidak lebih dari
2 ohm. Semua terminasi grounding harus dikoneksikan secara exothermix welding/klem
bersamaan dengan electrode grounding dari setiap sistem proteksi petir, dimana
terhubung dengan lingkaran jaringan grounding. Lingkaran dari sistem grounding ini
harus ditanam dengan kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh dengan air
tanah. Semua gronding rod harus disambungan dengan tape tembaga 25mm x 3mm,
sehingga membentuk loop tertutup. Semua koneksi selain yang ada di bak control
haruslah menggunakan klem yang berkualitas.
15 TERMINASI GROUNDING UNTUK ELEKTRIK DAN PERALATAN
1. Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.
2. Jaringan, grounding utama dan sambungan penyamaan potensial harus menggunakan
konduktor tembaga dengan konduktivitas tinggi dengan isolasi PVC yang berwarna

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.
3. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm 2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm 2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
4. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.

16 TERMINASI PEMBUMIAN UTAMA DAN KONDUKTOR PENGHUBUNG


1. Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan bahan
isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki panjang yang
cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor grounding antara
ground bar dan rod grounding.
2. Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang cukup,
seperti skun kabel, baut dll.

17 ELEKTRODA PEMBUMIAN
1. Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800 mm,
dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket joint,
ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut harus
memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm.
Kontraktor harus menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap
grounding, setelah pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode
tersebut harus dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di
kedalaman 600mm bawah tanah.
2. Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.
3. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.
4. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
5. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.

10.4 INSTALASI
1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan
yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang
diperlukan selama bangunan itu berdiri.
2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian
komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan
dari wakil pemilik proyek.

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

3. Desain sistem proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari sambaran
ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan ketinggian
gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk memproteksi
manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan dalam gedung.
Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.

10.5 SURAT IJIN


1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan
penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah
pernah dikerjakan.
2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi
sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.

10.6 PENGUJIAN/PENGETESAN
1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
2. Pengetesan yang harus dilakukan :
 Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan
mempergunakan metode standard.
 Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.
3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran
seperti yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan pekerjaan
tersebut benar.
4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

11. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM

11.1. LINGKUP PEKERJAAN

11.1.1. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar, dimana bahan – bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

11.1.2. URAIAN PEKERJAAN FIRE ALARM

Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi Fire Alarm
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar pekerjaan instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel kontrol MCFA
b. Pengadaan dan pemasangan Annunciator
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detektor, manual call point, alarm
bell & alarm lamp
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian JBFA & TBFA disetiap bangunan.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel untuk keperluan monitor dan
kontrol
f. Pemasangan dan penyambungan kabel ke kontaktor (relay) pada panel – panel listrik
untuk control panel listrik AC
g. Pemasangan dan penyambungan kabel ke sistem lain yang berhubungan dengan
bahaya kebakaran: Panel Hydrant dan Sound System Public Address
h. Menyerahkan dokumen yang diperlukan antara lain:
- System Description & prinsip operasi
- Installations & Instruction
- Connection Diagram
- Testing & Commissioning Documentation
i. Pabrik harus memberikan garansi baik hardware maupun software selama minimum 1
tahun tanpa ada penambahan biaya
j. Mengurus dan menyelesaikan perizinan instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang
k. Melakukan Testing & Commissioning
l. Melaksanakan Training & menyerahkan buku technical manual
m. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) instalasi Fire Alarm untuk
diberikan kepada:
- Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
- Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set
- Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set
n. Menyerahkan 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk
CD)
o. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang ( untuk menjaga keaslian peralatan
yang terpasang di lapangan ) sebanyak 1 (satu) set untuk perencana dan 1 (satu) set
untuk owner
p. Jaminan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak serah terima.
q. Menyerahkan fotocopy sertifikat standard approval:
- Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
- Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

r. Lampu – lampu yang berada di kontrol panel harus berfungsi dengan baik saat serah
terima dilaksanakan

11.2. URAIAN SISTEM

11.2.1. Alarm Zone


Bilamana salah satu zone (detektor, MCP, Flow switch) bekerja, maka lampu kontrol pada MCFA
& Annunciator akan menyala, buzzer berbunyi dan LCD menampilkan zone area dimana
peralatan tersebut diatas menyala. MCFA akan mengirimkan signal untuk mengaktifkan alarm
bell dan alarm lamp pada bangunan yang bersangkutan dan juga pada satu bangunan
didekatnya. MCFA juga akan mengaktifkan control relay untuk mengaktifkan pompa pemadam
kebakaran dan panel utama listrik.
Bilamana setelah alarm bell berbunyi lalu dilakukan “alarm silence”, maka alarm bell akan
berhenti berbunyi tetapi alarm lamp akan selalu tetap menyala selama masih dalam kondisi fire
alarm sampai dilakukannya sistem reset pada MCFA oleh operator pertanda keadaan teratasi.

11.2.2. Alarm Umum


Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi, maka operator dapat mengaktifkan general alarm
secara manual, dimana seluruh alarm bell, alarm lamp akan aktif secara serentak. Pada kondisi
ini, maka pompa kebakaran akan bekerja dan akan Lift akan diturunkan ke lantai dasar, seluruh
sarana jalan keluar yang menggunakan pintu otomatis / Access Control akan dilepas / terbuka.

11.3. MASTER CONTROL FIRE ALARM

Panel kontrol utama ini jenis Conventional yang terdiri dari CPU Mikroprosessor, Power Supply
unit. CPU dapat berhubungan dengan peralatan – peralatan kontrol berikut ini untuk
membentuk sebuah sistem yang kompak: annunciator dan peralatan kontrol lainnya.
MCFA harus memiliki fungsi – fungsi berikut ini:
a. Supervisi terhadap seluruh zone modul dan signal modul baik dari sisi kabel putus
(open circuit) maupun kabel hubung singkat (short circuit)
b. Mendeteksi detektor yang aktif dan menampilkan lokasi dari kondisi alarm tersebut
c. Mengoperasikan secara manual (ON/OFF) dari masing – masing alamat modul dan
detektor yang telah diprogram
d. Tampilan pada panel harus menggunakan Liquid Crystal Display Alphanumerik dan LED
indikator dengan kode warna yang berbeda serta tombol – tombol operasi untuk
mengontrol sistem fire alarm
MCFA yang digunakan memakai sistem conventional dengan 8 zone monitoring, Fire Intercom,
Systetic Sound, Nicad Battery, Power Supply charger yang mempunyai voltmeter DV, dan MCFA
harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat.
MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda:
 Bell Off
 Reset
 Testing
 Lamp test
 Fault Signal General
 Signal for Alarm Condition
 Signal for "Zone Off"
MCFA ini harus mempunyai output berupa:
 Visible/Audible Alarm
 Visible/Audible Fault Alarm
 Test Signal (Visible)
 Optical Signal "Zone Off"

11.4. KETENTUAN BAHAN & PERALATAN:

11.4.1. Smoke Detector


Nominal Voltage : 9 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Alarm Indicator : Red Light LED


Optical Angle : 140
Mounting Type : Flush

11.4.2. Rate of Rise Heat Detector (Konventional)


Nominal Voltage : 9 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C
Alarm Indicator : Red Light LED
Alarm Temperature : 5 C/min
Mounting Type : Flush

11.4.3. Fixed Heat Detector (Konventional)


Nominal Voltage : 9 VDC
Ambient Temperature : -20 s/d +72 C
Alarm Indicator : Red Light LED
Optical Angle : 70 & 140
Alarm Temperature : 58  4 C
Mounting Type : Flush

11.4.4. Manual Call Point


MCP Type : Break Glass
Alarm Resistor : 1.5 K
Alarm Indicator : Red Light LED
Mounting Type : Surface

11.4.5. Alarm Bell


Nominal Voltage : 12 / 24 VDC
Sound Level : > 90 dB at 1 m
Gong Diameter : 6 inch.
Housing Colour : Red
Mounting Type : Surface

11.4.6. Alarm Lamp


Nominal Voltage : 9 VDC
Flashing Frequency : < 1 Hz
Housing Colour : Red
Mounting Type : Surface

11.4.7. Power Module


Power Module ini harus mempunyai fasilitas :
 Mempunyai emergency power supply unit dimana jika saluran listrik 220 V/50 Hz
terputus, unit ini akan bekerja secara otomatis, minimal harus dapat beroperasi 2 (dua)
jam tanpa aliran PLN.
 Mempunyai pengaman listrik (fuse/mini circuit breaker dan lain-lain).
 Mempunyai lampu tanda Main Power On, System Voltage Internal (Detector Zone),
System Voltage External, Battery Charger.
 Dapat memberikan signal jika ain Power On dan Power Supply Fault
 Mempunyai battery dari jenis NICAD battery, yang tahan lama, minimal 2 (dua) tahun.

11.5. KOTAK HUBUNG & TERMINAL

11.5.1. Junction Box Fire Alarm (JBFA)


JBFA harus berwarna merah dengan label indikasi yang menunjukkan lokasi pada gambar.
Bahan yang digunakan menggunakan plat besi setebal minimum 1.2 mm dengan tipe
pemasangan surface mount. JBFA harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

seluruhnya dan dilengkapi dengan terminal penyambungan kabel, saluran kabel dan diberi
tanda sumber asal kabel.

11.5.2. Terminal Box Fire Alarm (TBFA)


TBFA harus berwarna merah dengan label indikasi yang menunjukkan lokasi pada gambar.
TBFA harus memiliki ventilasi udara yang baik pada kedua sisinya. Bahan yang digunakan
menggunakan plat besi setebal minimum 1.2 mm dengan tipe pemasangan surface mount.
TBFA harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk seluruhnya dan dilengkapi dengan
terminal penyambungan kabel, saluran kabel dan diberi tanda sumber asal kabel.

11.6. KABEL TRAY

Kabel tray harus terbuat dari Galvanized Steel dengan dimensi lebar 100x50 mm dengan
penyangga yang terbuat dari bahan besi strip. Tray ini dipasang pada lubang kabel yang
menghubungkan instalasi tiap lantai dengan cara digantung ke tembok bangunan
menggunakan dynabolt. Jarak yang diperkenankan antara tray elektronik dengan tray listrik
minimum 300 mm.

11.7. KONDUIT

Pipa konduit yang dipakai adalah PVC High Impact dengan diameter dalam minimal 1½ kali
diameter kabel

11.8. KABEL

11.8.1. Kabel Zone


Kabel yang dipakai untuk instalasi detektor konvensional dan manual call point menggunakan
tipe NYA dengan ukuran 2x (1x1.5 mm²) yang dipasang dalam pipa konduit.

11.8.2. Kabel Signal / Kontrol


Kabel yang dipakai untuk sinyal alarm (alarm bell dan alarm lamp) ataupun kontrol alarm
(Hydrant) harus dari jenis Fire Resistance Cable (FRC) dengan ukuran 2x (1x1.5 mm²)

11.8.3. Kabel Power


Kabel yang dipakai untuk sumber daya tegangan modul harus dari jenis Fire Resistance Cable
(FRC) dengan ukuran 2x (1x1.5 mm²)

11.9. PERSYARATAN INSTALASI

11.9.1. Peralatan
Detektor harus dipasang pada lokasi yang tertera pada gambar instalasi kecuali ditentukan lain
dan diperlukan kordinasi dengan peralatan dari sistem yang lain.
Manual Call Point alarm bell dan alarm lamp merupakantipe kombinasi dipasang dengan jarak
1.5 meter dari lantai dan lokasinya berdekatan dengan peralatan fire protection.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency load dari Genset.

11.9.2. Kabel
Semua kabel yang melalui shaft elektronik harus dipasang pada kabel tray. Semua kabel yang
keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan menggunakan flexible konduit.
Isolasi antara urat – urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.

11.10. INTERCONNECTING INTERLOCK

Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/interfacing dengan Panel MDB, WLC, Panel
Kebakaran, Tata Suara, dan lain-lain seperti dalam gambar termasuk pemasangan kabel control
dan relaynya.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

11.11. LAIN-LAIN

Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan


dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh pemborong sehingga instalasi dapat bekerja dengan
baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas menempatkan
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan pemborong agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian serta dengan
cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

11.12. TESTING & COMMISSIONING

Testing & Commissioning terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut di Indonesia minimal 5 tahun dan pihak
tersebut harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang
serta menjamin tersedianya spare part minimal 5 tahun ke depan.
Testing & commissioning harus dilakukan oleh Certified Engineer dari pihak agen tunggal dan
sertifikasi tersebut dilampirkan pada dokumentasi serah terima.

11.13. SERTIFIKASI, STANDAR & REGULASI

11.13.1. Sertifikasi Produk


Data – data teknis dari produk sistem fire alarm yang akan dipakai harus mengacu pada
perusahaan – perusahaan yang mengeluarkan sertifikat approval yaitu:
UL, FM, LPCB, FSB, JIS, Vds

11.13.2.Standar & Regulasi


Tata cara pemasangan dan tipe dari peralatan yang digunakan dari sistem fire alarm
berdasarkan pada standar & regulasi berikut ini:
- Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3. 1992
- SNI 03 – 1735 – 2000
- SNI 03 – 1736 – 2000
- NFPA 72: Fire Detection & Alarm System
- NFPA 101: Life Safety Code
- Code of Practice No. 10

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

12. SPESIFIKASI TEKNIS TATA SUARA / PAGING SYSTEM

12.1 LINGKUP PEKERJAAN.

Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik dan
memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara lain sebagai
berikut;
 Untuk didalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.
 Sistem Public Address Sound System.

12.2 SYARAT TEKNIS.

Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang tertuang dalam sIstem
perencanaan.

12.3 PERALATAN

12.3.1 Power Amplifier.


Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar rencana dan
tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz.
Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.

12.3.2 Mixer Pre Amplifier.


Mixer Pre Amplifier harus memiliki 10 input channel dengan modul-modul yang akan
mempunyai input sensitive variable 1 mV - 87 mV.

12.3.3 Ceiling Loud Speaker.


Loud speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz. Mempunyai
diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 96 dB.
Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 1 watt dan 3 watt.

12.3.4 Wall Speaker.


Wall speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz. Mempunyai
diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 96 dB.
Wall speaker dilengkapi dengan matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 1 watt dan 3 watt.

12.3.5 Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional. Frekwensi
respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch.

12.3.6 Monitor Loud Speaker.


Monitor Speaker harus mempunyai 24 V DC - relay potentiomer dan single gang stainless stell
wall plate. Wall plate harus memiliki skala untuk menunjukan dari monitor speaker. Wall plate
harus dapat dipasang pada Box yang standar.

12.4 Cassette Player/CD Player.

12.5 Tuner.

12.6 Conferennce System


Conference sistem terdiri dari 1 unit chairman dan 20 unit delegate, lengkap dengan semua
perlengkapannya.

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

12.7 Gambar kerja.


Gambar kerja harus mendapat persetujuan perencana / pengawas lapangan sebelum
dilaksanakan.

12.8 PEMASANGAN INSTALASI.


 Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out bow menggunakan pipa High
Impact dia.3/4”; dengan kabel NYMHY 1, 5 mm2. Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm.
Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, and dynabolt. Jalur seluruh kabel
diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
 Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High Impact dia.
3/4") dengan kabel NYMHY 1,5 mm2. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga
kabel, dan klem setiap 100 cm.
 Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
 Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high
Impact dia. 3/4" dengan menggunakan kabel NYMHY 1,5 mm2.
 Semua ceiling loud speaker didalam bangunan dihindari dari cacat/ dalam box dan
dilindungi dari cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut
pancaran speakernya.
 Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar rencana.
 Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem
pentanahan.

12.9 PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING.


 Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
 Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
 Pengetesan dilakukan bersama-sama Pengawas Lapangan.
 Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan yang bersangkutan.

12.10 LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Pelaksana Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

13 LINGKUP PEKERJAAN CCTV

13.1. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

13.2. LINGKUP PEKERJAAN SISTEM CCTV

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi sistem serta menyerahkan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Master Central Unit, meliputi fungsi
Driver Switcher, Remote Controller, Multiplexer dan Power Supply 24 VAC.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian VCD, VCR dan Video Monitor.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit Kontrol & Monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Master Control unit berupa Indicator Lamp dan Buzzer/ Alert.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Camera CCTV.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel- kabel Video antara Camera CCTV
dengan Master Central unit di ruang Monitor.
6. Melakukan Testing, Commissioning & Training.

13.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut:

13.3.1. K a b e l

a. Signal video menggunakan frekuensi 10 MHz atau lebih rendah frekuensinya dan kabel
maksimum untuk transmisi diperkirakan rugi-rugi transmisi-nya pada frekuensi 10 MHz, 13-
100 dB. Single cable untuk audio video signal dan power ke Camera.

b. Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara kamera dan monitor,
dengan impedance karakteristik 75 Ohm.
 Video input : 0.5 - 2 Vp-p, Composite video.
 Video output : 1.0 - 1.4 Vp-p, Internal adjustable.
 Attenuasi dan jarak maksimum diperkirakan :

DIAMTER ATTENUASI JARAK


TYPE KABEL LUAR (M) (dB/1000 M MAXIMUM
10 Mhz TRANS.(M)
5C - 2V or RG 6/u 7.5 27 500

7C - 2V or RG 1 1/u 10.5 22 600

10C - 2V or RG 15/u 13.2 18 750

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

13.3.2. K o n d u i t
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali diameter kabel.

13.4. MATERIAL DAN PERALATAN UTAMA

1. Camera CCTV (B & W)


 Image Device : 1/3” Interline transfer CCD
 Resolution : 380 lines (CCIR/ EIA)
 Scanning System : 625 lines 50 frame (CCIR) monochrome
 Signal to Noise Ratio : 50 dB
 Min. Illumination : 0,15 lux
 Lens : f = 3,8 mm
: h = 60 
 Power Source : 12 VDC/ 2 watt

2. Video Multiplexer
 Video Input Camera : Up to 4 (Expandable)
 Video Input/Auto Output :
- Composite Video Signal : 1.0 Vp-p / 75 Ohm
- Feature : Monitor, Alarm, Video Motion, Recording

3. Monitor Display
 Picture Tube : 12" and 21” diagonal
 Resolution : 700 lines B/W
 Input Impedance : High Impedance atau 75 ohm
 Input Signal Level : Composide Video Signal 1.0 Vp-p

4. Time Lapse VTR

 Operasional :
- Time Format : VHS - 1/2 mcs
- Display Format : Month/Date/Year/Day
- Display Position : Terdapat pada 4 pojok
- Video Input : 0.5 to 2.0 up-p 25 ohm
- Video Output : 10 up-p composite Video 75 ohm

 Signal to Noise Ratio


- Video : Better than 4 dB
- Audio : Better than 43 dB

5. Remote Controller
 Control : Right, Left auto-pan
 Control output : DC 6 V, 100 mA
 Power Requirement : 220 VAC/ 4 VA

6. Sequential Switcher
 Video Input : 6 – 12 Input, 1,0 Vp-p/ 75 Ohm
 Selection : Sequence and Spot
 Video Bandwidth : 8 MHz  3.0 dB

7. Decoder Unit
 Connectable Capacity : 4 camera
 Video Loss Indicator : Lights when power supply to camera fails
 Alarm Output : Dry contact
 Camera Power Supply : Constant current multiplex metode

8. AC Power surge Arrestor


 Surge arrestor

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 High impulse rating : 4 – 16 kA (8/20 S)


 Filtering : EMI/ RFI
 Indicator : LED for parcex

13.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

13.5.1. PERALATAN

a. Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power genset.
c. Rak peralatan sistem CCTV ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max. 1 ohm
dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI) maupun terhadap
gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.

13.5.2. KABEL DAN KONDUIT

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan instalasinya
menggunakan pipa conduit.
b. Semua kabel yang dipasang dishaft secaravertikal harus dipasang pada tangga kabel dan
diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
c. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC. High Impact
d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai
flexible konduit. Isolasi atara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M ohm.

13.6. PENGUJIAN DAN JAMINAN


Semua peralatan dalam Sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan Surat jaminan atas
bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk instalasi
dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan.

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

14. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI TELEPON

14.1 UMUM

 Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
 Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakans esuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

14.2 LINGKUP PEKERJAAN

 Pengadaan serta pemasangan sebuah PABX Telephone type digital beserta


perlengkapannya.
 Pengadaan dan pemasangan sistem saluran dan pesawat cabang dan saluran
parallel/saluran chief dan secretary.
 Pengadaan dan pemasangan sistem saluran penghubung kepada jaringan saluran
langganan Perum Telekomunikasi.
 Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat
berfungsi secara tepat dan benar.
 Mengurus ijin pengujian serta penyambungan sistem telepon tersebut dengan Perum
Telekomunikasi.
 Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system) dari sambungan langganan Perum
Telekomunikasi, meliputi penyediaan dan pemasangan :
 Kabel dan pipa instalasi telepon
 Kabel feeder telepon
 Kotak kontak telepon
 Lightning Arrester
 Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
 Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan
display dan hands free.
 Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang
selama waktu minimal 3 tahun.
 Mengadakan training bagi personalia yang akan menggunakan sistem telepon.
 Didalam pekerjaan ini termasuk unit peralatan PABX Telephone dan Hand set.
 Pengadaan dan pemasangan MDF, IDF (Intemediate Distribution Frame) seperti gambar
rencana.
 Kabel-kabel penunjang yang menghubungkan MDF dengan IDF dan ke masing-masing
outlet telephone.
 Skope Pekerjaan, jelasnya dapat dilihat dalam Instalasi Telepone Diagram satu garis.
 Mengusahakan sambungan nomor telepon baru dari TELKOM setempat, banyak
sambungan sesuai persetujuan Pemberi Tugas.

14.3 PERSYARATAN TEKNIS

14.3.1 PABX
Kapasitas PABX adalah minimal 16 line telkom dan 64 line extention.
Pelaksana Pekerjaan harus mencantumkan kapasitas maksimum yang dapat dicapai PABX yang
ditawarkan tanpa penambahan module control
Telah memperoleh sertifikat dengan persyaratan baik dari Perum Telekomunikasi.
Mampu untuk dipakai bekerja pada daerah tropis dengan suhu lingkungan sekitar 45°C.

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Peralatan switching dari PABX Telephone harus dari jenis yang mempunyai switching time
singkat, dapat bekerja sama tanpa menimbulkan suara yang sifatnya mengganggu, tidak
memerlukan ruangan khusus, serta mempunyai tingkat/derajat pemeliharaan yang minimum,
serta bekerja secara full elektronik.
Perlengkapan switching dibuat dalam sistem modular sehingga menyederhanakan dalam sistem
expansi ataupun sistem penyelesaian lokasi kesalahan yang mungkin terjadi.
PABX harus mempunyai kemampuan standard yaitu menyelenggarakan penyambungan antara
pesawat extension dengan saluran dari Telkom (telepon umum) dan menyelenggarakan
hubungan secara otomatis antar pesawat cabang. Key Telephone yang dipakai adalah yang
mempunyai kapasitas minimal 96 extension.
Semua peralatan instalasi telepon harus dapat bekerja dengan baik pada ambient temperature
(suhu ruangan) 45°C, dengan RH 70% atau 30°C dengan RH 80%.
PABX harus bersifat modular dengan semua komponen tersusun pada Printed circuit boards
(PCBs) yang dapat dengan mudah dimasukkan dan dipindahkan dari masing-masing posisi/ slot
(plug in).
Card-card yang terpasang pada PABX harus bersifat “universal”, artinya harus dapat
dipergunakan kembali untuk keperluan ekspansi PABX sehingga ekonomis.
Semua kabel-kabel penghubung dari sistem PABX dan ke MDF harus memiliki konektor yang
merupakan bagian integral dari kabel.
PABX harus menggunakan teknologi SPC (Store program Control) Electronic digital switching
dengan TDM (Time Division Multiplexing) dan A-Low PCM (Pulse Code Modulation) sesuai
dengan rekomendasi CCITT.
PABX harus mempunyai kemampuan switching dengan non blocking system.
PABX harus menggunakan CPU minimum 32 bit.

14.3.2 Catu Daya Key Telephone


PABX harus dapat bekerja dengan AC power 220V, 50 HZ dan atau bekerja dengan tenaga DC,
oleh sebab itu peralatan yang diperlukan sebagai tenaga adalah sebagai berikut :
 Rectifier dengan input 110/220VAC, 50 Hz/1P dengan output 48VDC/10A
 Stand by battery (48V) yang mampu bekerja sedemikian rupa, sehingga Key
Telephone masih mampu bekerja normal selama 2 jam tanpa diperlukan pengisian
terhadap battery tersebut. Battery jenis maintenance free.

14.3.3 Pesawat Telepon (Extension)


Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive. Tipe
executive harus mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya. Sistem
pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan meja untuk kantor dan pasangan/mounted
dinding.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh Perum Telkom, serta mampu bekerja
secara normal pada jaringan lokal Perum Telkom. Hal ini saat mengajukan approval material
harus dilengkapi dengan fotocopy surat lolos dari Perumtel. Baik pesawat standard maupun
executive harus bekerja secara full digital.
Setiap pesawat telepon mempunyai fasilitas-fasilitas seperti di bawah ini :
 Sambungan otomatis dengan memutar dialing desk atau MF dialing untuk
pembicaraan intern.
 Dial (push button) number 9 dipergunakan untuk menghubungi operator.
 Dial (push button) number 0 dipergunakan untuk sambungan keluar (khusus untuk
pesawat-pesawat cabang yang akan ditentukan kemudian)
 Dapat diselenggarakan pekerjaan samping dan transfer of call antar pesawat
extension dengan menggunakan Earth Button (tombol tanah)

14.3.4 Terminal
Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan memakai
terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
Terminal-terminal tersebut ditempatkan pada box yang terbuat dari plat baja dengan tebal
minimum 1,8 mm untuk MDF dan 1 mm untuk IDF (Internal Distribution Frame).
Seluruh bagian baja/besi dicat dengan warna abu-abu dan harus dihubungkan dengan tanah
(diberi arde).

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal harus
diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.

14.3.5 Kabel Telepon.


Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya terjadi kerusakan
saluran dan atau untuk menampung perkembangan dikemudian hari.
Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable) dengan
diameter minimal 0,6 mm2. Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC (Underground telepon cable)
dengan diameter minimal 0,6 mm 2. Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam
gambar.
Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada persetujuan
Pengawas lapangan.

14.3.6 Kabel Konduit


Kabel telepon di masukkan ke dalam pipa pelindung/konduit dari pipa PVC High Impact
berdiameter minimum 1/2 inchi.
Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi tutup.
Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat warna biru selebar
3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain yang sesuai serta
dipasang dengan cara yang benar.

14.3.7 Outlet
Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan bukan jenis claw
fix.
Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

14.3.8 Surge Protection


PABX yang dipasang mempunyai solid state dan perlatan lain yang akan terganggu tegangan
surja, untuk melindunginya diperlukan alat. Harga alat tersebut harus sudah termasuk dalam
harga peralatan.
MDF PABX tersebut harus dipasang dengan lightning protector arrester pada tial line circuit,
tidak dibedakan apakah itu hubungan internal atau eksternal. Dan tipe arrester yang digunakan
harus ditetapkan.
Peralatan poer supply harus terpadu dengan semua peralatan lainnya untuk melindungi semua
item pada peralatan tersebut dan sistem PABX, untuk menghadapi adanya tegangan surja yang
dikarenakan oleh kilat, switching, transient, atau sebab-sebab lainya.

14.4 Persyaratan Teknis Pemasangan


 Letak MDF dan DF serta outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
 Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan petunjuk
Pengawas lapangan.
 Umumnya ketinggian DF dipasang pada ketinggian lebih kurang 1,50 meter dari lantai, dan
outlet telepon lebih kurang 0,30 meter dari Peil lantai.
 Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor
yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
 Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran
sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit
tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.
 Untuk penarikan kabel dibawah tanah harus memiliki ke dalam minimal 60 cm dan
dilindungi batu pengaman bertuliskan "telepon". Tidak diperkenankan adanya
penyambungan pada kabel bawah tanah.
 Pelaksanaan penarikan kabel bawah tanah tidak boleh dilaksanakan pada malam hari dan
harus disaksikan/disetujui Pengawas lapangan.

63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

 Pelaksanaan instalasi pemeriksaan dan pengujian hasil instalasi harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM.

14.5 TESTING/COMMISSIONING
 Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Manajemen Konstruksi.
 Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

14.6 LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Pelaksana Pekerjaan, serta dengan cara-cara yang benar, tepat dan serta cermat.

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

15. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MASTER ANTENE

15.1 UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
d. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi
dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar referensi
pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran

15.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan spesifikasi yang di syaratkan. Pelaksana
Pekerjaan baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut:

Modulator

Selectable Output Channel Colour System: PAL / SECAM/ NTSC


Audio Operatio Module : Mono / Stereo/Dua
Input frequency : 50 – 858,5 Mhz
Input Level : 40,5 ~ 84 dBm
Output Frequency Range : 47 – 862 Mhz
Output Level : 75 ~ 90 Mhz
Supply Voltage : + 12 VDC

Active Combiner

Number of Input :4
Frequency Range : 4 - 862 Mhz
Input / output impedance : 75 ohm
Gain Regulation : 20 dB

65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG

TV Reciever set

Video Input : 1V (p – p)
Input Antena : VHF / UHF 75 ohm
Receive Syestem : CCIR standard, PAL, SECAM, NTSC
Dimension Screen : 21 “
Facility : Audio/Video with infra red remote control

TV Oultlet

Model : Single
Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB

15.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Peralatan Utama dari MATV system (Divider, Modulator, Active Combiner dll) ditempatkan pada
ruangan khusus (ruang kontrol).
Sistem MTAV harus bisa untuk output video.
Spur unit (Distributor) ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance. Penempatan
receiver amplifier (booster) harus disesuaikan dengan losses yang ada dan level input ke TV
set yang diharuskan yaitu antara 60 – 80 dB V.
Tee unit/coupler/splitter ditempatkan dilokasi yang cukup terlindung
Mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang
memerlukan supply 220 VAC/ 50 Hz) terutama di atas plafond (ceiling).

15.4 PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter.

66

Anda mungkin juga menyukai