LOKASI
Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
DAFTAR ISI
PARAF : i
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 1
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1). Bagian ini meliputi pengadaan bahan bahan peralatan, tenaga kerja dan jasa jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton rabat dan beton
non struktural lain sesuai dengan gambar gambar persyaratan teknis ini.
Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga dan peralatan seperti concrete
mixer dan peralatan peralatan lain yang harus selalu berada di lapangan sesuai dengan
standard dan dengan kapasitas untuk pekerjaan tersebut.
2) Pekerjaan meliputi kolom kolom praktis, balok balok praktis, Beton Rabat dan semua
Beton Non Struktural sesuai tercantum di dalam gambar.
c) Beton Rabat terbuat dari campuran 1 : 3 : 5 dengan tulangan satu lapis ø 10 mm.
d) Material beton menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber lokal
dengan jarak paling jauh 1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat
dari lokasi proyek.
a. Semen Portland.
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi SNI 2049-2015, Semen Portland. Semen yang telah
mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.
b. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir butir yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam SNI 03-1750-1990, Agregat Beton, Mutu, dan Cara uji
I.1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi SNI 03-6861.1-2002,Air, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( Bahan
Bangunan Non Logam ). Apabila dipandang perlu Manajemen Konstruksi dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton.
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi
syarat-syarat SNI 03-1749-1990 Besar butir Agregat untuk Adukan beton. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
f. Pengendalian pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standard peraturan
pekerjaan beton struktur pada RKS Buku ini, termasuk standar pengujian mutu beton
bila diperlukan, antara lain :
1. SNI 2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
2. SNI 2049-2015, Semen Portland.
3. SNI 03-1750-1990, Agregat Beton, Mutu, dan Cara uji
4. SNI 03-6861.1-2002,Air, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A ( Bahan Bangunan Non
Logam )
5. SNI 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton
6. SNI 03-1749-1990 Besar butir Agregat untuk Adukan beton
a. Mutu Beton :
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
lain sesuai dengan SNI 2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
b. Pembesian :
1. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada SNI
2847-2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
2. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2052-2017, Baja
Tulangan beton
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Manajemen Konstruksi.
c. Cara Pengadukan :
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Manajemen Konstruksi dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian
slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran Beton :
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
I.2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian trupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran.
3 Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
4. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang
digunakan dari kayu dolken diameter 80 -100 mm atau kaso 50/70 mm.
5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara
cross.
7. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
8 Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.
f. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat besi
beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 07-0663-1995
Jaring Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
g. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis
dari Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Manajemen
Konstruksi.
i. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku
baik dalam negeri maupun luar negeri.
k. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di laboratorium yang
akan ditunjuk kemudian.
l. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalam
PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Manajemen Konstruksi dan diperiksa di
laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Manajemen Konstruksi. Jumlah dan
Frekwensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan SNI 2847-
2019, Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung.
I.3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
m. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
p. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (satu) minggu
I.4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATUKALI
1.0 UMUM
Pekerjaan meliputi :
1). S e m e n
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.
2). P a s i r
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan
untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.
3). A i r
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat syarat yang
tercantum dalam pekerjaan beton.
4). B a t a
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 6 cm x 12 cm
x 24 cm yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang diperoleh disuatu daerah mungkin
berbeda dengan ukuran tersebut diatas harus diusahakan supaya tidak terlalu
menyimpang dari ukuran ukuran tersebut.
5). B a t u K a l i
Bahan batu kali harus memenuhi syarat syarat :
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam
hitaman.
b. Tidak ringan atau porous.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 1970)
6). J e n i s A d u k a n
a. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar gambar atau dalam Spesifikasi Pekerjaan ini.
I.5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
(1) Adukan 1 pc : 2 ps
• Dinding bata s/d 50 cm diatas lantai dasar untuk dinding bagian luar, dan
20 cm untuk bagian dalam.
• Seluruh dinding toilet, r. pompa dan yang berhubungan langsung dengan
air, dibuat s/d 150 cm.
(2) Adukan 1 pc : 4 ps.
Untuk pasangan dinding dan plesteran plesteran yang tak termasuk dalam
uraian diatas.
b. Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampur yang telah disetujui atau dicampur
dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan
yang sudah mulai mengeras atau membubukannya untuk dipakai lagi.
3.0 PELAKSANAAN
Pekerjaan urugan tanah meliputi pengangkutan bahan, peghamparan dan pemadatan, bahan
yang digunakan material urugan dari hasil galian atau diambil dari lokasi yang terdekat
dengan lokasi pekerjaan dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.
Tahap Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan urugan tanah dimulai, Kontaraktor harus membuat
shop drawing.
Setelah mendapat izin dari Konsultan MK, kontraktor melakukan satke out dan marking
lokasi pekerjaan.
Pembersihan lokasi urugan dari kotoran seperti sampah, akar-akar, rerumputan atau
material lainnya yang dapat mempengaruhi kepadatan lapisan urugan.
Pemasangan patok-patok sebagai rambu-rambu petunjuk penimbunan,
Sebelum pelaksanaan urugan dimulai terlebih dahulu diukur elevasi awalnya,
dituangkan dalam gambar kerja sebagai dasar perhitungan volume.
Setelah proses penghamparan selesai maka dilakukan perataan dengan menggunakan
stamper.
Penyiraman air secara continiue pada material urugan untuk mendapatkan kadar air
yang optimal.
I.6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 3
PEKERJAAN KAYU
1.0 UMUM
Meliputi penyediaan dan Pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan sehubungan
dengan pekerjaan kayu kasar, kayu halus dan lain-lain sesuai dengan gambar-gambar dan
per-syaratan teknis ini.
1.2 Referensi
c. Kayu harus berkualitas baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan- kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mengurangi nilai kontruksi/bangunan. Kayu berdasarkan mutunya
dibedakan dalam 2 (dua) macam, yaitu kayu kelas I dan kelas II.
I.7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
I.8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
h. Jenis Kayu
Dalam syarat-syarat khusus beserta Uraian & syarat- syarat daftar kayu juga termasuk
dengan disebutkan bahan-bahan untuk macam-macam tempat pekerjaan Jenis Kayu
selain telah ditentukan dalam daftar tersebut, akan dipertimbangkan juga jenisnya
memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh-contoh harus
dikirimkan terlebih dahulu dan memerlukan persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Untuk pemakaian-pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar tersebut
diatas, harus digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sebanding.
i. Penyimpangan Ukuran
Kayu kasar yang belum dikerjakan harus menurut ukuran - ukuran yang ditentukan
kecuali sedikit variasi atau perubahan dalam menggergaji, dapat diterima. Kayu kasar
harus diketam, dibor atau jika tidak dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran
dan bentuk yang tertera dalam gambar. Dimana ukuran-ukuran nominal telah dise-
butkan untuk kayu yang sudah dikerjakan maka potongan (kekurangan) sebanyak 3 mm
diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.
j. Permukaan Luar
Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya yang sudah jadi
(finish) harus dikerjakan pada permukaannya dengan baik, kecuali jika ada penentuan
lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar di biarkan bekas gergajiannya, kecuali
jika ditentukan untuk dikerjakan.
k. Mata-mata kayu
Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan
dicat, asalkan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi
lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka ini dapat diterima. Bagi
permukaan-permukaan yang akan dipelitur, hanya mata kayu yang kecil, mulus dan
keras dapat diterima.
l. Pengawetan Kayu
Semua kayu harus di "treatment"/diawetkan dengan vacuum pressure impregnated
dengan mesin.
Semua kayu yang akan terpasang seperti harus diawetkan terhadap penyusunan (oven)
dan rayap (dianti rayap).
m. Susut (mengkerut)
Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus
sedemikian rupa hingga susut dibagian mana dan kearah manapun tidak akan
mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan rusaknya
bahan-bahan yang bersentuhan.
n. Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan semua pekerjaan seperti mempasak,
memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah lobang pasak, sponning dan
lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik. Ia juga
harus menyediakan pelat-pelat logam, sekrup-sekrup paku-paku dan lain-lain pasangan
I.9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu halus yang ditentukan,
dengan baik. Kontraktor juga harus melakukan segala persiapan-persiapan yang
diperlukan untuk konstruksi semua rangka, lapis-lapis dan sebagainya. Dan
pemasangan-pemasangan serta penyangganya pada bangunan.
I.10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 4
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
a. Fabrikasi.
1. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
2. Manajemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di Pabrik pada
saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi. Setiap pekerjaan yang kurang
baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila
demikian, harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya.
3. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan
untuk fabrikasi.
4. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
b. Sambungan.
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1. Hanya diperkenankan satu sambungan.
2. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).
I.11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Pengecatan.
1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Sebelum di cat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan
sikat besi mekanis (mechanical wire brushing).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu
kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint), atau setara.
Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.
I.12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1.0. UMUM
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan bahan, biaya, peralatan dan alat
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan dinding bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar shop drawing.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran Semen.
2.0. BAHAN-BAHAN
Referensi batu bata ringan ACC mereferensi ke standar SNI 03-2156-1991, tentang Blok
beton ringan bergelembung udara (Aerated) dengan proses otoklaf
Produk batu bata ACC yang digunakan lihat spesifikasi material.
Batu bata ringan yang digunakan sudah memiliki sertifikasi hasil uji ketahanan api.
Bangunan Utama mengunakan bata ringan untuk dinding yaitu 7.5x20x60cm,
10x20x60cm, atau jika ada ukuran usulan lain sharus sesuai dengan persetujuan
Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
Bangunan Genset digunakan ukuran 20x20x60cm
II.13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Ukuran dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang disyaratkan
dalam gambar, yaitu : Untuk dinding lainnya 10 cm, plester aci 2 sisi, kecuali ditentukan
lain
Untuk mendapatkan persetuajuan material kontraktor wajib memberikan contoh
material.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan MK,
Pemberi Tugas dan Perencana berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi pembangunan dan menggantikan yang baru
(yang disetujui).
Jenis adukan/perekat yang akan dipakai didalam pemasangan batu bata biasa dan batu bata
ringan adalah :
1. Mortar Instan
- Untuk produk yang digunakan untuk semen instan lihat spesifikasi material.
- tebal spesi / siar yang dianjurkan adalah ± 3 mm
2. Semen Portland
Semen dan pasir dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk beton : sesuai dengan ketentuan yang diuraikan di dalam persyaratan
konstruksi.
Untuk pasangan kedap air (trasraam) : 1 PC : 3 Psr.
Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 5 Psr.
Uraian Pelaksanaan
a. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letak dinding
bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
b. Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
c. Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan benang
dan tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasangan benang terhadap pasangan
dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
d. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna. Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak
dibenarkan menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang, kecuali
sesuai dengan peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya
II.14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
6.1 PENGUKURAN
a. Dinding yang meliputi dinding bata maupun bata ringan akan diukur dengan jumlah
meter persegi (m2) pekerjaan dinding yang digunakan dan diterima sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati
oleh pipa atau oleh benda lainnya yang terpasang pada dinding seperti saklar,
stopkontak, dan perangkat lain yang Menempel.
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
penyelesaian akhir permukaan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan dinding bata, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk
dalam harga penawaran untuk pekerjaan dinding bata.
II.15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
6.2 PEMBAYARAN
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu dinding bata yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di dalam daftar kuantitas. Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan
seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk alat dan bahan
penunjang, pekerjaan akhir dan perawatan dinding, dan untuk semua biaya lainnya yang
perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan
dalam pekerjaan ini.
II.16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 6
PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN,
PEREKAT BATU BATA RINGAN, PEREKAT KERAMIK/HT, & MARMER/GRANIT
1.0. UMUM
Meliputi penyediaan bahan plesteran dan acian, penyiapan dinding/bidang yang akan
diplester/diaci, serta pelaksanaan pekerjaan plesteran/acian itu sendiri pada dinding-
dinding yang akan diselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah
dan notasi penyelesaian dinding. Seluruh pasangan dinding baik yang terlihat ataupun tidak
terlihat (pasangan batu bata biasa atau batu bata ringan diatas plafond dan dinding shaft)
harus tetap diplester/ diaci.
a. Pengukuran
Pekerjaan plesteran dan acian akan diukur dengan jumlah meter (m2), pekerjaan yang
terpasang dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditujukan pada gambar atau yang
diperintahkan dan disetujui oleh Konsultan MK.
b. Pembayaran
Pembayaran dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan bahan/material, tenaga, alat
bantu, pemasangan dan penyelesaian akhir dan pengujian dari pekerjaan tersebut, dan
biaya-biaya yang lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan.
1.3 PENYIMPANAN
Simpan didalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan yang
berlebih maksimal 16 tumpuk.
1.4 REFERENSI
2.0. BAHAN
2.1. Mortar Instan yang digunakan untuk plesteran, acian dan perekat bata lihat
spesifikasi material arsitektur
II.17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.2 PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN DINDING YANG AKAN DI PLESTER DAN ACI
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pelaksanaan
II.18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
- Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal yang
dianjurkan adalah 10 mm.
- Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.
- Adukan plesteran dapat digunakan paling lambat ±60 menit setelah produk tersebut
dicampur air & diaduk secara merata.
- Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan metode multilayer,
dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi setebal maksimal 15mm dengan cara
dikamprot. Aplikasi lapisan berikutnya setelah aplikasi kamprot selama 4jam agar
didapat proses evaporasi adukan dapat berlangsung walaupun demikian hal tersebut
masih dimungkinkan terjadinya sagging. Aplikasi lapisan berikutnya dapat juga
dilakukan setelah kamprotan selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah
terjadinya sagging walaupun proses evaporasi belum sempurna. Aplikasi kamprotan
akan lebih ideal dilakukan hingga berumur minimal 24jam, hal ini bisa diaplikasi
adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering sempurna.
- Pembuatan kepalaan / kelabangan ( guidance line ) dapat disiapkan minimal setelah
1 x 24 jam sebelum aplikasi plesteran, akan lebih baik jika kepalaan tersebut
dikuaskan produk (Superbond Adhesive Pure Acrylic) sebelum aplikasi plesteran.
- Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan pembuatan kepalaan lebih
mendekati bidang sudutan masing-masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20
cm sehingga didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
- Proses pencampuran produk kering akan lebih terjaga homogenitasnya dengan
menggunakan mixer D30, dimana mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam
kondisi sudah tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan
komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650 ltr/jam.
- Tuangkan air sebanyak 6,5 – 7,0 liter / 40 kg kemudian masukan adukan kering ke
dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
- Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal yang
dianjurkan adalah 10 mm.
- Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.
- Tuangkan air sebanyak 13,0 – 14,0 liter dan adukan kering Bahan Acian ke dalam bak
adukan untuk tiap kantong (40 kg) atau 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong (40 kg)
atau 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong (40 kg).
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk aplikasi acian (campuran akan lebih baik & mudah jika menggunakan
electrical mixer).
- Aplikasi acian dilakukan secara manual dengan menghampar adukan dengan roskam
hingga merata pada bidang yang akan diaci dan bilamana perlu diratakan dengan
jidar alumunium panjang.
II.19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
- Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1,5 – 3 mm tergantung kerataan dasar permukaan.
- Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah ( horizontal atau vertikal )
dan tidak dianjurkan untuk menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan
sobekan kertas semen atau bahan lain yang meresap air.
II.20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 7
PEKERJAAN HOMOGENOUS TILE/ KERAMIK, MARMER/GRANIT
1.0. UMUM
a. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar
rencana.
b. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah basah, dan
tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari permukaan tanah
c. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan
dinding-dinding selesai dikerjakan.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-contoh untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
e. Apabila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar,dan RKS, maka Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan MK/pengawas, untuk mendapatkan persetujuan
pelaksanaan.
f. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan untuk mengajukan gambar as build
drawing
a. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.3. REFERENSI
II.21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Konsultan
MK, dan Perencana.
c. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Kontraktor harus memberikan kepada Konsultan MK dan Perencana beberapa hal berikut
sebelum pekerjaan :
a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat, pecah.
b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.
1.6. GARANSI
a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik/HT.
b. Kontraktor harus memberi garansi terhadap kualitas dan hasil pekerjaan, ketepatan dan
kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik pembuat.
2.0 BAHAN
a. Jenis bahan yang digunakan adalah dari tipe (sesuai dengan spesifikasi material
pekerjaan finishing arsitektur)
b. Tipe, ukuran, warna keramik/HT dijelaskan dalam spesifikasi material pekerjaan finishing
arsitektur.
c. Keramik dan HT yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah disetujui oleh
Konsultan MK dan Perencana.
d. Extra Stock.
Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra stock
sebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan keramik yang
digunakan dalam bekerja.
Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan.
Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.
e. Keramik yang digunakan harus memiliki water absorption ≤ 0.05%
f. Keramik yang digunakanh harus memiliki modulus of repture atau kuat tekan ≥ 45 N /
mm2.
II.22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
g. Keramik yang digunakan harus memiliki ketebalan tidak boleh kurang dari 8 mm
h. Toleransi :
Terhadap panjang dan lebar : ± 0.1 %
Terhadap ketebalan : ± 2.5 %
Terhadap kelurusan sisi : ± 0.1 %
Terhadap kesikuan atau rectangularity : ± 0.1 %
Terhadap surface flatness : ± 0.1 %
i. Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak memiliki finishing
yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.
a. Jenis dan warna yang digunakan sesuai dengan warna keramik/HT yang digunakan.
b. Rekomendasi merk setara sement instan yang direkomendasikan.
a. Kontraktor harus mengkoreksi semua permukaan yang tidak sesuai berkaitan dengan hal-
hal sebagai berikut :
Permukaan harus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran, dan
sebagainya.
Pertemuan, angker, pengait, penggantung untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal
pada atau dibelakang keramik/HT harus dipasang terlebih dahulu sebelum
keramik/HT dipasang.
Dinding-dinding toilet, pantry, dan area basah lain harus dipastikan memiliki pasangan
trasraam setinggi 1,85 m dari permukaan lantai.
b. Pemeriksaan Permukaan :
Periksa semua permukaan yang akan dipasang keramik, alas dan perlengkapan yang
diperlukan sebelum memulai pekerjaan, deviasi dalam toleransi yang diijinkan untuk
permukaan yang akan menerima keramik/HT.
Perbedaan maximum pada permukaan vertikal adalah 4,0 mm dalam panjang 2,4 meter.
3.2 PEMASANGAN
a. Umum
1. Layout : pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan Keramik/HT dengan
pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari
pengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan keramik/HT
Keramik/HT harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai dan area dinding,
permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar
harus saling tegak lurus.
3. Penempatan keramik/HT harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu
kesatuan hubungan lebar masih diijinkan.
Bila dibutuhkan, keramik/HT dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan
harus dihaluskan. keramik/HT yang rusak dan jelek harus digantil.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih dilaksanakan didalam
area pemasangan.
II.23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Mortar Bed
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada
permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah/ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin
dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
d. Pengaturan Keramik/HT.
1. Tekan keramik/HT dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
2. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
3. Tekan dan ketok keramik/HT untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan
tertutup pada setiap unit ubin tersebut.
4. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata dengan
bagian sudut ubin disebelahnya.
5. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni tidak
diijinkan.
e. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
f. Pengisian Nat
II.24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak atau ubin
tergores.
b. Tutup ruangan terhadap lalu-lintas dan pekerjaan-pekerjaan lain selama pemasangan,
setidak-tidaknya 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai.
c. Bila terjadi dimana terdapat lalu-lintas atau pekerjaan lain, pemasangan keramik
dilindungi dengan lapisan plywood.
4.1 PENGUKURAN
Pekerjaan pemasangan lantai HT, Keramik diukur dengan jumlah meterpersegi (m2) pekerjaan
pemasangan lantai HT, Keramik yang digunakan dan diterima sesuai dengan quantity yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh konsultan pengawas.
4.2 PEMBAYARAN
Kuantitas yang diterima dari pekerjaan lantai HT, Keramik yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di dalam daftar kuantitas. Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan
seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk alat dan bahan
penunjang, untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan
yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam pekerjaan ini.
II.25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 8
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD
1.0. UMUM
a. Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang
harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
b. Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
c. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengkung.
d. Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
b. Menyediakan bahan, alat dan tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan pada seperti
tersebut dalam gambar perencanaan atau dalam pekerjaan ini, yang meliputi pekerjaan
pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat
& spesifikasi khusus dalam pekerjaan ini
1.3. Referensi
• SNI 03-6434-2000 : tentang metode pengujian fisik panel gypsum & papan gypsum
• SNI 03-6384-2000 : tentang spesifikasi panel atau papan gypsum
• SNI 1741
• ASTM C1396
• ASTM 1741
• ASTM E119
• ASTM E90
• BS 5234 (Benturan)
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pemberi
Tugas.
c. Kualifikasi Pekerja :
• Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
• Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
II.26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
• Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pemberi Tugas dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya
Kontraktor harus mengirimkan kepada Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana hal-hal
berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :
a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik dengan nama
pabrik, warna, ukuran dan tipe.
b. Material harus dipegang atau dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
sesuai dengan instruksi dari pabrik.
c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai
dan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
2.0. BAHAN
a. Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai dengan
peraturan dan standar-standar yang disebut disini, atau setara dengan peraturan-
peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Perencana.
b. Panel gypsum untuk ceiling harus memiliki ketebalan 9 mm tipe plasterboard dengan
sisi-sisi recessed, sesuai dengan persetujuan Konsultan MK,dan perencana.
c. Sekrup pengencang sistem ceiling gypsum plasterboard berupa hubungan rata (flush)
untuk menghasilkan permukaan kontinyu yang halus yang ideal untuk segala bentuk
dekorasi.
d. Rangka aluminium harus terdiri dari top cross rail, furring channel, dan locking clip,
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Sekrup untuk pemasang plasterboard harus anti karat.
f. Tipe ceiling dan polanya harus sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas, dan Perencana.
II.27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.0. PEMASANGAN
3.1. Pemeriksaan
a. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk
mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi
kualitas dan pelaksanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
b. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit
sebelum pemasangan.
a. Penyangga ceiling harus ditempatkan sesuai dengan reflected ceiling plans dan detail-
detail atau sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui, dan akan berada pada
garis dan level dengan instrumen lain atau peralatan lain yang telah disetujui. Gunakan
“turnbuckles” untuk leveling.
b. Gantungkan ceiling hanger dari bagian struktural bangunan dan lakukan sebagai
berikut:
1. Pasanglah hanger dengan rata dan bebas dari kontak dengan insulasi atau benda-
benda lain dalam plenum ceiling yang bukan merupakan penyangga struktural atau
sistem penggantung ceiling. Renggangkanlah hanger hanya bila dibutuhkan untuk
menghindarkan halangan dan mengimbangi gaya horizontal dengan bracing,
countersplaying, atau cara-cara efektif lain.
2. Kencangkan flat, siku, channel, dan rod hanger ke struktur, termasuk bagian-
bagian penghubung frame, dengan menempelkan dan diselipkan, eyescrews, atau
fastener dan peralatan lain yang dapat memperkokoh dan cukup secara struktural
termasuk tipe hanger yang dipakai, dan dengan cara yang tidak akan
menyebabkan rusak atau jatuh karena umur, korosi/karat, atau temperatur yang
tinggi.
3. Jangan menyambung atau menggantungkan rangka besi pada ducting, pipa, atau
conduit.
c. Pasanglah komponen rangka besi dengan ukuran dan pada jarak yang ditunjukkan
tetapi tidak kurang dari yang dibutuhkan dari referensi standar pemasangan rangka
besi.
1. Wire hanger : 4 mm (8 gage) diameter : 1,25 M.o.c.
2. Carrying channel (Main Runners) : 4 cm, 1,12 M.o.c.
3. Rigid furring channel (Furring Members) : 60 cm M.o.c.
d. Ikatan wire atau elip furring ke main runner dan ke bagian penyangga struktural lain
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh rekomendasi pabrik.
II.28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Umum
a. Pasanglah panel-panel ceiling gypsum board melintang dengan rangka untuk
meminimalkan jumlah sambungan ujung ditengah-tengah area pada tiap-tiap ceiling.
Pakailah penyangga pada sambungan-sambungan ujung panel-panel yang berdekatan
tidak kurang dari satu bagian rangka.
b. Pasanglah panel-panel gypsum dengan sisi muka diluar. Jangan memasang panel-panel
yang tidak sempurna, rusak, atau lembab. Ikatlah panel secara bersama-sama untuk
meluruskan tepi-tepi dan ujung-ujungnya dengan kerenggangan tidak lebih dari 1,5 mm
diantara dua panel. Jangan ditekan ke dalam tempatnya.
c. Tempelkan panel-panel gypsum pada steel studs sehingga tepi pelurus atau ujung dari
setiap panel menempel pada tepi pembuka (unsupported) dari stud flangers dulu.
d. Plasterboard gypsum akan ditutup disepanjang sambungan dengan slotted paper tipe
lebar 50 mm.
g. Gantilah gypsum yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya tambahan kepada
Pemberi Tugas.
3.4. Pembersihan
Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan,
kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan
yang diinginkan (spesifikasikan).
---ooOoo---
II.29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
1.7. UMUM
1.10. Referensi
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas.
II.30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Sistem akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilih oleh Pemberi
Tugas dengan mock-up system yang harus dibuat oleh Kontraktor.
Building concrete structural tolerances : harus tidak boleh lebih dari toleransi
pemasangan sistem aluminium seperti : batas-batas perbedaan untuk posisi tegak dan
level.
c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Konsultan MK, dan Konsultan
Perencana.
f. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi, pemasangan dan finish dari spesifikasi
berdasarkan pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang terdiri dari :
Evaluation dan member dari profil
Hubungan joint untuk sistem framing, entrance doors
Detail-detail dari bentuk yang diperlukan
Reinforcing
Anchorage system
Interfacing dengan konstruksi bangunan
Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement, pemasangan-
pemasangan khusus
Metode dan aksesori pemasangan kaca
Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan
h. Kontraktor harus mengirimkan 3 set contoh potongan profil dari pasangan jamb dan heads
dari kosen dan pintu-pintu yang ditunjukkan dalam gambar, dengan ukuran panjang 30 cm
profil alloy, beserta kaca ukuran 30 cm x 30 cm termasuk mock-up ukuran standar (cukup
jelas) yang menunjukkan contoh pemasangan dan finishing yang sudah final.
i. Kirimkan fotokopi sertifikat laporan tersebut sebelumnya yang berisi performance untuk
ukuran sistem yang sama sebagai pengganti test kembali atau data-data pendukung lain.
II.31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi sebaliknya atau
kondisi baik.
1.13. Garansi
Design requirements
a. Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan pemecahan masalah thermal
atau structural movement, glazing, anchorage, atau moisture disposal, dengan tujuan
membuat gambar basic dimensi.
f. Berikan expansi dan kontraksi karena gerakan struktural tanpa kerusakan pada
penampilan dan performance.
1.15. Test
a. Typical Window
1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu, termasuk
pemasangan kaca dan sealant.
2. Sample dari material aluminium harus ditest di laboratorium yang disetujui oleh MK,
dan test tersebut harus meliputi :
Ketebalan material
Staining test
Weight test
Corrosion test
3. Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan kapasitas
waterproof untuk kosen-kosen jendela, dan disaksikan oleh MK, Perencana, dan
Pemberi Tugas.
b. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila MK dan Pemberi Tugas mempertimbangkan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai (rusak) dengan hasil test kekuatan dan sebagainya,
II.32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Kontraktor harus segera memperbaikinya dan/atau menggantinya dengan unit baru sesuai
persetujuan MK dan Pemberi Tugas.
2.1. Bahan
2.2. Produk
a. Produk yang digunakan untuk kusen alumunium pintu dan jendela yang disarankan dapat
dilihat pada spesifikasi material arsitektur.
b. Fastener
1. Steel galvanized, aluminium, atau material non core lain yang cocok dengan item-
item fastener, dan harus memiliki kekuatan yang cukup.
2. Pemasangan dengan concealed fastener di semua tempat.
c. Finish Coating
Harus disesuaikan dengan rekomendasi spesifikasi teknis dari manufaktur yang disetujui,
atau sesuai standard manufacture
II.33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
e. Aksesori
Harus dibuat dengan concealed fastener galvanized stainless steel, rubber weather strip
dan hanger yang dihubungkan ke aluminium didempul dengan sealant. Anchors untuk
konsen-kosen aluminium haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot dip galvanized steel
dengan minimum 13 micron untuk memungkinkan pergerakan.
f. Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete,
mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment
seperti asphaltic varnish atau material insulasi lain.
3.0 PENERAPAN
3.1. Persiapan
a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi-dimensi dan
kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.
b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan cermat, ukuran-
ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detail dan profil aluminium
yang berhubungan langsung dengan material-material struktural lain.
d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara akurat di
fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly lapangan yang
baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan mesin untuk
mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints contact
dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan sealant.
2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.
3.3. Pemasangan
a. Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
3 mm dalam 6 m secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap memberi pada
setiap lokasi.
3. Batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-ke-akhir dan akhir-ke-tepi sejajar
dari permukaan rata tidak lebih dari 50 mm terpisah atau out-of-flush dengan lebih
dari 6 m.
b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau merusak
frame.
II.34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk metal-
metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton, dengan cat bituminous
atau preformed separators untuk menghindari kontak dan korosi.
e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan internal
sealant dan baffles untuk memberi konstruksi yang weathertight.
f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.
g. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk menghindari
kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya; dan harus dijauhkan dari material-
material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi menempel pada permukaan
aluminium.
h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated gas (argon)
dan tidak boleh diekspose.
i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk mendapatkan
bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam gambar.
j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel tebal
2-3 mm di set pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed type.
Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline joints,
waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan (watertight) 1000
kg/cm².
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan
langsung dengan aluminium frame dan hubungan harus dengan chromium coat pada
permukaannya untuk menghindari kontak korosif.
n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi dinding 10-15 mm
harus diisi dengan grouting.
o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel window, upper dan lower
window, sill harus di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang dengan
AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing door dan double
door.
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk membuatnya sound
proof dan watertight.
r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan air hujan.
II.35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.4. Adjusting
Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching speeds dan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi daun
pintu yang halus (smooth).
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-material lain
yang disetujui oleh Konsultan MK saat diserahkan ke lapangan.
b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat protective
material akan dipakai pada aluminium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain harus
tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.
d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak akan didempul
atau di sealant.
4.1 Pengukuran
a. Pekerjaan kusen pintu/jendela aluminium menjadi satu kesatuan unit dalam pintu dan
jendela yang tergambar dalam gambar schedule pintu dan jendela
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
jumlah dan tipe menyatu dalam gambar pintu dan jendela yang menjadi satu kesatuan
unit
II.36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU METAL BAJA & PINTU SHAFT
1.0. UMUM
f. Meliputi penyediaan pintu besi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi,
aksesori yang diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan
perawatan, serta pemasangan sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” kosen dan pintu-pintu besi untuk pintu dan
bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk hollow metal panels dan louvres pada pintu-
pintu dan frame tersebut.
1.3. Referensi
e. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana
Fire-rated Door Assemblies : unit-unit yang sesuai dengan NFPA 80, adalah identik
dengan asembly pintu-pintu dan kosen yang ditest untuk karakteristik fire-test-
response sesuai dengan ASTM E 152, dan diberi label dan terdaftar oleh UL, Warnock
Harsey, atau agen pengetesan dan inspeksi yang diterima pada jurisdiksi otoritas.
Temperature Rise Rating : bilamana ditunjukkan, sediakan pintu-pintu yang memiliki
temperature-rise raising 450oF (250oC) maksimum, dalam 30 menit pada pengaruh
api.
II.37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material,
serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
j. Kirimkan setiap item dalam penjelasan spesifikasi ini sesuai dengan kondisi kontrak.
k. Data-data produk termasuk spesifikasi manufaktur untuk fabrikasi dan instalasi. Sediakan
data-data yang penting dimana produk telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan.
l. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi dan instalasi pekerjaan pintu-pintu besi
beserta kosen-kosennya. Juga detail-detail dari setiap tipe frame, elevasi persyaratan-
persyaratan pemasangan angker pada kosen, pintu-pintu dan hardware dari kosen dan
perkuatannya, detail-detail sambungan anchor dan item aksesori. Sediakan schedule dari
pintu-pintu dan kosen yang menggunakan nomor-nomor referensi yang sama untuk detail-
detail dan bukaan seperti yang tercantum dalam gambar.
a. Kirimkan pallet pintu-pintu dan kosen, tertutup atau dikemas untuk memberikan
perlindungan selama transit dan penyimpanan.
1.6. Garansi
b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk kualitas kerja, ketepatan dan kebenaran serta
metode pemasangan.
2.3. BAHAN
2.4. Material
a. Material produk yang disarankan dapat dilihat pada spesifikasi material arsitektur
b. Hot-rolled steel sheets dan strips : commercial quality carboon steel, pickled dan oiled,
sesuai dengan ASTM A 569 (ASTM 569 M) bebas dari bersisik, bintik-bintik, dan kerusakan
permukaan.
II.38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Cold-rolled steel sheets : commercial quality rata, carboon steel, sesuai dengan ASTM A
366 (ASTM A 366 M).
d. Galvanized steel sheets : zinc-coated carboon steel sheets pada commercial quality,
sesuai ASTM A 526 (ASTM A 526 M) dan ASTM A 525 dengan A 60 atau E 60 (ASTM A 525 M
dengan Z 180 atau 2F 180 dengan penunjukan coating, mill phosphatized.
e. Support dan anchors : fabrikasi tidak kurang dari 0,06 inch (1,5 mm) tebal lembaran baja.
Setelah fabrikasi, unit-unit lembaran digalvanized untuk pemakaian dinding-dinding
exterior, sesuai dengan ASTM A 153, class B.
2.5. Pintu-pintu
a. Umum : siapkan pintu-pintu dengan desain samarata (flush design), tebal 55mm
konstruksi hollow tanpa klem (seamles), kecuali ditunjukkan sebaliknya.
1. Untuk pintu-pintu mengayun satu arah (single acting), buatlah level pada tepi-tepi
vertikal dengan radius 55mm
2. Sediakan filler untuk filler board, atau material insulasi yang dipress padat lainnya
(solidly packed) untuk pintu dengan tinggi penuh untuk mengisi void-void diantara
inner core reinforcing members.
3. Perkuatlah pintu-pintu dengan rangka tubular yang rigid dimana “stiles” dan rel-rel
dengan lebar kurang dari 8 inch (200 mm). Bentuklah tubular frame dengan baja
setebal 1.5mm, dilas pada bagian luar lembar.
Continuous truss-form inner core dengan penguatan lembaran metal tebal 0,0149 inch
(0,4 mm) mungkin dipakai sebagai penguat bagian dalam sebagai pengganti bagian yang
disebutkan diatas. Lakukan las titik terhadap truss-form reinforcement pada jarak 3 inch
(75 mm) O.C selama vertikal dan horizontal pada seluruh permukaan pada kedua sisi.
2.6. Frame
II.39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2. Untuk pemakaian interior, buatlah frame dengan lembaran baja cold-rolled atau
hot-rolled dengan ketebalan minimum sebagai berikut :
- Bukaan dengan lebar sampai 48 inch (1200 mm) : 1.5mm
- Bukaan lebih lebar dari 48 inch (1200 mm) : 2.0mm
c. Mullion dan transom bars : sediakan tubular mullions dan transom bars sesuai yang
ditunjukkan. Kencangkan mullion dan transom bars pada palang (crossing) dan pada
jambs dengan las silang. Perkuat sambungan antara frame members dengan concealed
clups angles atau sleeves dengan metal dan ketebalan yang sama dengan frame/kosen.
Siapkan false head member untuk menerima ceiling yang rendah dimana frame di extend
sampai dengan finish dari ceiling pada ketinggian yang berbeda.
d. Head reinforcing : bila dipasang pada pasangan, biarkan vertikal mullions dengan frame
terbuka pada atasnya untuk diisi grouting.
e. Jamb anchors : lengkapi jamb anchors sesuai yang dibutuhkan untuk mengencangkan
frame ke bagian konstruksi terdekat. Buatlah dengan baja galvanized dengan ketebalan
tidak kurang dari 0,0516 inch (1,3 mm). Bila ada ditunjukkan asembly untuk fire-rated,
sediakan anchor agar sesuai dengan standar UL.
1. Masonry Construction :
Adjustable, non removable, flat, corrugated, atau perforated, dengan kaki tidak
kurang dari 2 inch (50 mm) lebar x 10 inch (250 mm) panjang. Pasanglah paling
sedikit 3 anchor untuk setiap jamb dengan ketinggian sampai dengan 90 inch (2.250
mm), 4 anchors untuk ketinggian sampai dengan 96 inch (2400 mm), dan 1 tambahan
anchor untuk setiap pertambahan 24 inch (600 mm) atau bagian yang lebih tinggi
dari 96 inch (2.400 mm).
2. Metal Stud Partitions :
Masukkan tipe notch clip untuk menyatukan dengan metal strud, lakukan pengelasan
pada bagian belakang dari frame. Sediakan sedikitnya 4 anchor untuk jamb pada
frame dengan ketinggian sampai 90 inch (2.250 mm), 5 anchor untuk jamb dengan
tinggi sampai dengan 96 inch (2.400 mm), dan 1 tambahan anchor untuk setiap
pertambahan 24 inch (600 mm) atau bagian yang lebih tinggi dari 96 inch (2.400
mm).
3. Pasanglah adukan beton dan pasangan In-place :
Pasanglah anchor pada jamb dari frame dengan minimum 3/8 inch (9 mm)
concealed bolts pada expansion shield atau di insert dengan 6 inch (150 mm) dari
atas dan bawah pada jarak 26 inch (650 mm) O.C, kecuali ditunjukkan berbeda.
Perkuatlah frame pada bagian anchor. Kecuali untuk lokasi fire-rated openings,
pasanglah removable stop untuk menutup anchor bolt, kecuali ditunjukkan berbeda.
f. Floor Anchor :
Pasanglah floor anchor (angkur pada lantai) pada jamb dan mullion yang diextend sampai
ke lantai, yang dibentuk dari lembaran baja galvanized dengan tebal tidak kurang dari
0,0747 inch (1,9 mm), seperti sebagai berikut
II.40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
g. Head anchor : untuk fastener dengan lebar lebih dari 2 inch (1066 mm) pasanglah pada
dinding steel stud, berikan 2 head anchors.
h. Head reinforcing : untuk frame dengan lebar lebih dari 48 inch (1200 mm) pada
bukaan/openings dinding pasangan (masonry), pasanglah continuous steel channel atau
angle stiffener dengan ketebalan tidak kurang dari 0,1046 inch (2,7 mm) untuk lebar
bukaan penuh, lakukan pengelasan pada bagian belakang head frame.
i. Spreaders bars : pasanglah removable spreader bar melintang pada bagian bawah frame,
sambunglah pengelasan pada jambs dan mullions.
j. Rubber door silencers : kecuali pada pintu-pintu yang di weather stripped, lakukan drill
pada strike jamb stop untuk memasang 3 buah silencer pada frame pintu single dan
lakukan drill pada head jamb stop untuk memasang 4 buah silencer pada frame pintu
double. Pasanglah plastic plugs agar lubang-lubang tetap bersih selama pelaksanaan.
k. Dust Guards : sediakan box untuk steel dust cover dengan tebal 0,0179 inch (0,45 mm),
pada bagian belakang potongan hardware dimana adukan atau material-material lain
mungkin dapat merusak operasi hardware dan untuk menutup bagian-bagian yang terbuka
untuk interior.
a. Pasanglah stops dan mouldings disekeliling panel-panel Louvre, panel glazed, dan panel
solid sesuai dengan penunjukkan.
b. Bentuklah fixed stops dan moldings yang integral dengan frame, kecuali disebutkan
sebaliknya.
d. Koordinasikan lebar rabbet antara fixed dan removable stops dimana tipe kaca atau panel
dan tipe dari pemasangan diindikasikan.
2.8. Fabrication
a. Fabrikasikan pintu-pintu dan frame yang rigid, bersih dalam penampilan, dan bebas dari
cacat, terkelupas atau melengkung. Bentuklah metal dengan akurat dengan ukuran dan
profil yang diperlukan. Bila dapat diterapkan, pengetesan dan perakitan dilakukan di
bengkel manufaktur. Identifikasikan dengan jelas pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat
secara permanen dirakit di pabrik sebelum pengiriman, untuk memastikan perakitan yang
mungkin dilakukan di site project. Lakukanlah pengelasan sambungan ekspose secara
kontinyu; lakukan penyelesaian pengamplasan, pengisian, diasah, dan buatlah dengan
halus, rata, dan tidak kentara.
1. Pintu-pintu Interior : minimum ketebalah muka lembaran 0,0478 inch (1,2 mm).
2. Pintu-pintu Exterior : minimum ketebalan muka lembaran 0,0635 inch (1,6 mm).
II.41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Sesuaikan dengan persyaratan penerapan dari seri spesifikasi ANSI A115 untuk persiapan
pintu-pintu dan kosen untuk hardware.
2.9. Finishing
a. Umum : sesuaikan dengan standar NAAMM’s “Metal finishes Manual” rekomendasi relatif
terhadap pemasangan dan penandaan finishing.
3.0. PENERAPAN
3.1. Pemasangan
a. Frames : pasang rangka baja customize untuk pintu-pintu, transome, sidelights, borrowed
lights, dan bukaan-bukaan lainnya, dengan ukuran dan profil yang diindikasikan.
1. Pasanglah frame dan aksesori sesuai dengan instruksi pemasangan dari manufaktur
dan sesuai spesifikasi.
Pastikan dan periksa bahwa dimana frame-frame pintu akan dipasang terdapat
pasangan dan jalur beton praktis baik untuk sisi tegak kosen (jamb) maupun
pada head (palang atas pintu). Konfirmasikan dimensi dan perkuatan beton
praktis yang dibutuhkan kepada kontraktor pekerjaan pasangan.
Set perlengkapan/peralatan anchor berlawanan dengan lokasi anchor, sesuai
dengan detail-detail dari shop drawing dan instruksi dari manufaktur peralatan
anchorage. Biarkan lubang drill yang kasar, tanpa dilebarkan, dan bebas dari
debu dan puing-puing.
3. Angker (anchor) pada lantai mungkin di set dengan fastener powder actuated
sebagai pengganti peralatan angker untuk pasangan dan mesin sekrup, bila hal ini
ditunjukkan dalam shop drawings.
4. Penempatan frames : set frame dengan tepat pada posisinya, tegak, sejajar, dan
ganjallah/palanglah dengan kuat sampai angker permanen dipasang. Setelah
II.42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pada eksisting konstruksi beton atau pasangan bata, set frame dan kencangkan
pada tempatnya dengan mesin sekrup dan peralatan angker untuk pekerjaan
pasangan.
Pada fire-rated openings, tempatkanlah frame sesuai dengan ketentuan pada
NFPA 80.
Lakukan sambungan lapangan (field splice) hanya pada lokasi-lokasi yang
disetujui. Lakukanlah pengelasan, pengamplasan, dan finishing sesuai dengan
yang dibutuhkan untuk menyembunyikan (concealed) bekas sambungan pada
bagian-bagian yang diekspose.
Pindahkan spreader bars hanya bila frame dan buck telah di set dan
dikencangkan dengan sempurna.
b. Pintu-pintu : pasanglah pintu-pintu non fire-rated dengan akurat pada kosen/frame yang
direncanakan, dengan clearance sebagai berikut :
d. Sesuaikan dengan NFPA 105 untuk pemasangan pintu-pintu smoke-control (bila ada).
a. Final adjustment : check dan setel kembali operasi item-item hardware pada saat
sebelum dilakukan final inspection. Biarkan pekerjaan dalam kondisi operasi yang baik
dan lengkap. Pindahkan dan gantilah pekerjaan-pekerjaan yang cacat, termasuk pintu-
pintu dan frame-frame yang terkelupas, bengkok/melengkung, atau akan diterima bila
terjadi kondisi sebaliknya (baik).
b. Tentukan pada lapisan dasar (Prime Coat Touchup) : segera setelah terpasang, lakukanlah
pengamplasan halus bila ada karat atau bagian yang cacat/rusak dari prime coat dan
terapkan sentuhan primer cepat keri
Kuantitas kusen pintu/jendela aluminium yang diterima sesuai dengan gambar pintu dan
jendela yang ada dalam gambar pintun dan jendela yang sudah disebutkan dalam gambar
skedule pintu. Harga dan pembayaran harus merupakan satu kesatuan dengan Pintu dan
jedela terpasang yang telah sesuia dengan dengan gambar disain.
---oOo---
II.43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 11
PEKERJAAN KACA & CERMIN
1.0. UMUM
1.2. Referensi
II.44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan MK, Pemberi Tugas dan
Perencana.
m. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.
n. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300 mm dari setiap
tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi (kecuali untuk produk kaca bening /
monolitik) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang diekspose dan terlihat.
Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis material yang mewakili warna
dalam sambungan sistem pada kusen.
o. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka sesuai dengan
spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen pabrik
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program yang
menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program Quality
Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat diterima oleh
jurisdiksi otoritas.
p. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan bahwa material
kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca. Ikutkan interprestasi
pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap performance sealant dan rekomendasi
untuk primer dan persiapan bagian dasar yang diperlukan untuk adhesi.
c. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang diperlukan
untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari kondensasi, perubahan
temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebab-sebab lain.
d. Material sealant kaca.
Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan tertutup, identifikasi lengkap dengan
nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah semua bahan kaca
dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan rekomendasi yang ketat dari pabrik.
2.0. BAHAN
j. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang untuk mendukung
perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin (dimana diperlukan), tanpa
kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca seperti : kegagalan pembuat,
fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan gasket untuk bertahan anti-air dan
tahan/kedap udara; kerusakan material kaca, dan kerusakan konstruksi.
k. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk detail.
Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan kondisi pelayanan.
Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk ketebalan dan kekuatan (penguatan
dan pengaturan terhadap panas) agar sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria
berikut:
Ketebalan kaca sesuai tebal yang disarankan
Ketebalan kaca float atau kaca one way sesuai produk yang disarankan dengan warna
sehingga ada penyerapan panas untuk setiap warna (tint) adalah sama untuk seluruh
bagian dalam proyek ini.
Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang diperkuat
atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan kegagalan tidak
melewati hal-hal berikut :
II.45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
8 lembar per 1000 lembar di set secara vertikal atau tidak lebih dari 15o dari garis
vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca monolitik
yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300.
Untuk kaca lain selain kaca monolitik yang diperkuat (monolitic annealed glass)
tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca termasuk
faktor pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai ASTM E 1300
berdasarkan tipe dari kaca.
l. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range) dalam ambient
dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame kaca dan komponen kaca.
Kalkulasi rekayasa dasar pada temperatur permukaan sebenarnya pada material karena
solar heat gain dan nighttime sky heat loss. Perubahan temperatur (range) : 120 oF (67oC),
ambient : 180oF (100oC), permukaan material.
2.2. Produk
II.46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
g. Kaca one way untuk daun kaca jendela, kaca mati, dan Bovenlight tebal 6 mm
h. Spesifikasi Kaca Tahan Peluru
Ketebalan Kaca : 39.5-40mm
Berat : 80kg/m2
Description : Bulet Resistant Glass – 5.56 Rifle
Class : Australian Std
Protection : 3 Shots From 10 meter
3.0. PENERAPAN
3.1. Pemeriksaan
c. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang sebenarnya dari
frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.
d. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan bantalan dan
jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site dan saat pemasangan.
e. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah disebutkan sesuai
spesifikasi.
f. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode pengangkatan kaca,
pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops.
3.2. Pemasangan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman dalam bahan
dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan perlengkapan yang direkomendasikan
oleh pabrik kaca.
b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap
bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan. Berilah primer pada
permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan rekomendasi dari pabrik,
dengan memakai primer yang direkomendasikan.
c. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah block
dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
d. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan tape
yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pembatas pada setiap sisi dari
kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
e. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal disekeliling kaca. Selain tidak boleh
bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran
yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
f. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.
g. Pemasangan kaca tempered, kaca mati, pintu & jendela serta pasangan lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan kaca harus sesuai gambar rencana atau sesuai standar
pemasangan yang direkomendasikan dari pabrik yang mengeluarkan produk tersebut
termasuk untuk kelengkapan aksesories dalam pekerjaan ini.
h. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan
profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.
Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U
dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
i. Atau untuk pemasangan kaca harus sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat
kaca tersebut dan semua pekerjaan ini harus dilakukan oleh Pelaksana yang merupakan
ahlinya pada pekerjaan ini.
II.47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
j. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau
orang lain
k. Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana kaca akan dipasang. Pemasangan
baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada permukaan bidang kaca
tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas lapangan.
l. Pasang kaca tersebut pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Pastikan semua
pemasangan kaca tersebut terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara
sesuai ketentuan, jangan memasang kaca sebelum pekerjaan pada bagian-bagian
tersebut diselesaikan.
II.48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 12
PEKERJAAN HARDWARE ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG
1.0. UMUM
1.2. REFERENSI
m. Kualifikasi Pekerja :
Harus ada orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan,
paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang
dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
II.49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut sesuai kondisi kontrak dan persyaratan-
peryaratan spesifikasi :
a. Sertifikat pemenuhan dan laporan test. Kontraktor harus mengirimkan sertifikat laporan
test kepada MK, Pemberi Tugas, dan Perencana untuk persetujuan, bersamaan dengan
pengiriman hardware sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan disini.
b. Hardware list dan katalog, Sebelum hardware dikirim ke site, kontraktor harus
mengirimkan kepada MK, Pemberi Tugas dan Perencana hardware list untuk persetujuan
sebanyak rangkap empat, yang mendata setiap item hardware yang dibuat disertai
dengan katalog pabrik untuk setiap item hardware.
c. Data-data produk termasuk data produk teknis dari pabrik untuk setiap item hardware
pintu, instruksi pemasangan, maintenance untuk finish dan bagian-bagian yang bergerak,
dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan untuk menunjukkan pemenuhan
persyaratan-persyaratan.
d. Final hardware schedule yang terkoordinasi dengan pintu-pintu, kusen-kusen dan
pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan ukuran yang tepat, ketebalan, pengepasan
dan finish dari hardware pintu/jendela.
Final hardware schedule berisi : item-item berdasarkan hardware yang ditunjukkan,
schedule yang telah diatur ke dalam hardware set yang menunjukkan penandaan
secara lengkap dari setiap item yang dibutuhkan untuk setiap pintu atau bukaan.
Cantumkanlah informasi-informasi berikut :
Tipe, style, fungsi, ukuran dan finish untuk setiap item hardware
Nama dan manufaktur untuk setiap item
Pengencangan (fastener) dan informasi lain terkait
Lokasi untuk setiap referensi (cross reference) hardware set untuk ditunjukkan
dalam gambar-gambar denah dan schedule pintu dan kusen.
Penjelasan mengenai singkatan-singkatan, simbol-simbol dan kode yang terdapat
dalam schedule.
Lokasi pemasangan (mounting) untuk hardware
Ukuran dan material dari pintu
Informasi kunci-kunci
e. Sample dari setiap tipe hardware yang diekspose lengkap dengan finishing dan label
berisi deskripsi lengkap dengan jadwal koordinasi sesuai schedule. Kirimkan sample
sebelum pengiriman hardware schedule. Sample akan dikembalikan kepada supplier.
f. Pengiriman sistem kunci : sebelum kunci dikirim ke lapangan, kirimkan sistem penguncian
yang lengkap (Keying System) untuk persetujuan MK, Pemberi Tugas, dan Perencana.
g. Templates untuk pintu-pintu, kusen-kusen dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
dispesifikasikan harus disiapkan oleh pabrik/factory untuk pemasangan hardware
pintu/jendela. Check shop drawings pada pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan
bahwa telah ada persiapan yang cukup dibuat untuk menempatkan dan memasang
hardware pintu/jendela yang sesuai pada persyaratan yang ditunjukkan.
e. Hardware harus dikirim ke site dalam kemasan tertutup asli dari pabrik/fabrikator.
f. Tandai setiap item atau kemasan terpisah dengan identifikasi yang berkaitan dengan
schedule final hardware, dan cantumkan instruksi pemasangan untuk setiap item atau
kemasan.
g. Kemasan hardware pintu/jendela adalah merupakan tanggung jawab supplier. Karena ada
kemungkinan material diterima oleh supplier dari berbagai fabrikator, sortirlah dan
kemas kembali dalam kontainer/kemasan dan tandai dengan jelas untuk nomor set dari
hardware agar match dengan nomor-nomor schedule hardware yang telah disetujui. Dua
atau lebih nomor set yang identik dapat dikemas dalam satu kemasan.
h. Lakukan penyimpanan dengan berhati-hati untuk menghindari cacat/rusak dari material
selama penyimpanan.
II.50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
i. Setiap perubahan kunci harus diberi tanda atau sebaliknya ditandai pada pintu untuk tipe
silinder akan digunakan.
j. Inventarisasikan hardware pintu secara bersama-sama dengan wakil dari supplier
hardware dan supplier pemasang (installer) sampai masing-masing merasa puas dan
jumlah yang akan dipakai benar.
k. Berikan pengaman untuk hardware pintu-pintu yang dikirim ke proyek, tapi belum
dipasang. Kontrolah penyimpanan dan pemasangan item-item hardware agar tidak
tertukar sehingga penyelesaian pekerjaan tidak terhambat karena kehilangan, baik
sebelum dan setelah pemasangan.
1.5. GARANSI
Pengukuran
c. Pekerjaan kusen pintu/jendela aluminium menjadi satu kesatuan unit dalam pintu dan
jendela yang tergambar dalam gambar schedule pintu dan jendela
d. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
jumlah dan tipe menyatu dalam gambar pintu dan jendela yang menjadi satu kesatuan
unit
Dasar Pembayaran
Kuantitas kusen pintu/jendela aluminium yang diterima sesuai dengan gambar pintu dan
jendela yang ada dalam gambar pintun dan jendela yang sudah disebutkan dalam gambar
skedule pintu. Harga dan pembayaran harus merupakan satu kesatuan dengan Pintu dan
jedela terpasang yang telah sesuia dengan dengan gambar disain.
2.0. BAHAN
m. Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yang sama harus berasal dari satu
pabrik/manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus berasal dari satu pabrik dan
silindernya haruslah dapat ditukar-tukar.
n. Semua item hardware dalam pintu masuk toilet (toilet entry), kecuali engsel dan door
closer, harus dilengkapi dengan wrought aluminium/alumunium tempa yang setara dalam
berat dan ketebalannya dengan item hardware yang dispesifikasikan dari salah satu
bahan wrought atau cast bronze.
o. Hardware harus memiliki standard finishing berikut :
Stainless steel chrome atau hairline sesuai yang ditunjukkan
Satin chrome
Brass finish
Atau sesuai set dari pabrik yang mengeluarkan pabrik produk pengunci yang
digunakan tersebut
p. Persyaratan-persyaratan design, grade, fungsi-fungsi, finish, ukuran dan kualitas dari
setiap tipe dan finish hardware ditunjukkan dalam “hardware schedule” pada akhir dari
pasal ini.
II.51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Buatlah match item-item texture finishing dengan warna standard dari manufaktur untuk
latch dan lock set (atau unit push-pull bila tidak ada latch dan lock set).
b. Sediakan finishing khusus yang match dengan sample-sample dari Perencana, bila ada.
c. Sediakan kualitas finish, termasuk ketebalan plating atau coating (bila ada), komposisi,
kekerasan, dan kualitas-kualitas lain sesuai dengan standard manufaktur, dengan
standard tidak kurang dari yang dispesifikasikan dalam standard referensi unit-unit
hardware.
d. Sediakan protective lacquer coating untuk semua finish hardware yang diekspose seperti
brass, bronze dan aluminium, kecuali disebutkan khusus.
Gunakan Suffix “NL” untuk menandakan standard finish yang menunjukkan “no lacquer”.
e. Semua hardware dalam satu pintu dalam pengertian daun pintu dan kusen pintu atau
setiap hardware yang melekat atau berdekatan padanya harus memiliki material finish
yang sama. Finishing yang disarankan sesuai schedule.
3.1. PEMASANGAN
a. Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukkan atau diperlukan untuk
menyesuaikan dengan peraturan-peraturan pemerintah kecuali sebaliknya diusulkan lain
oleh MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
b. Pasanglah setiap item hardware sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk memasang
hardware pada atau permukaan yang selanjutnya akan di cat atau difinish dengan cara
lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi kembali, atau pasanglah
proteksi pada permukaan pekerjaan finishing.
Jangan pasang item surface-mounted sampai finish telah diselesaikan termasuk pada
bagian dasarnya (substrates).
c. Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya. Setellah dan
perkuatlah dasar dari item sesuai dengan yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasional yang baik.
d. Lubangilah dan pasanglah unit anchorage fastener yang tidak disiapkan dalam pabrik
secara concealed (tersembunyi). Berilah spasi pada fastener dan anchor sesuai dengan
standard industri
e. Atur treshold untuk pintu exterior dengan memasang penuh butyl-rubber atau sealant
Polyisobutylene mastic sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam pasal Joint
Sealant.
f. Weatherstripping dan Seals : bila tidak sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
pabrik untuk persyaratan pemasangan/melanggar, jangan dicantumkan.
m. Aturlah dan check setiap item hardware dan pintu yang beroperasi untuk memastikan
operasional yang baik dan fungsi-fungsi dari setiap unit. Ganti unit-unit yang tidak dapat
disetel dan beroperasi dengan bebas dan halus, sesuai yang ditunjukkan pada
penerapannya.
n. Bila hardware pintu dipasang lebih dari satu bulan sebelum penerimaan atau penempatan
ruang atau area, ulangi pemasangan selama seminggu sebelum penerimaan atau
penempatan, dan buatlah final check dan pengaturan untuk semua item hardware pada
area atau ruang tersebut.
o. Bersihkan item-item yang telah beroperasi untuk mengembalikan finish dan fungsi dengan
baik dari hardware dan pintu-pintu.
II.52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Setellah alat kontrol pintu sebagai akibat pengaruh panas dan perlengkapan ventilasi.
Bersihkan permukaan-permukaan berdekatan yang kotor oleh pemasangan hardware.
p. Lakukan instruksi dari MK,Pemberi Tugas dan Perencana untuk pengaturan dan
maintenance yang baik pada hardware pintu dan hardware finish.
q. Six-Month Adjustment : kira-kira enam (6) bulan setelah tanggal penyelesaian, installer
bersama-sama dengan wakil dari manufaktur latchset, lockset, alat kontrol pintu, dan
supplier utama hardware, harus kembali ke proyek untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
berikut :
Periksa dan setel kembali item-item dari hardware pintu seperlunya untuk
mengembalikan fungsi-fungsi dari pintu dan hardware dengan persyaratan-
persyaratan spesifikasi.
Konsultasikan dan lakukan instruksi dari Pemberi Tugas dengan rekomendasi
tambahan pada prosedur maintenance.
Gantilah item-item hardware yang cacat atau gagal karena kesalahan design,
material, atau installasi dari unit-unit hardware.
Siapkan report tertulis untuk masalah yang timbul pada saat ini maupun perkiraan
dimasa-masa yang akan datang (sesuai dengan situasi yang ada) untuk performance
dari hardware.
II.53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 13
PEKERJAAN SANITARY
1.0. UMUM
Spesifikasi peralatan saniter harus memenuhi standar hemat air dengan flowrate maksimal
seperti tercantum dibawah ini:
Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengajukan contoh material yang disertai hasil
pengujian flowrate atau surat pernyataan dari pabrik pembuat saniter.
1.4. Referensi
g. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : Pedoman Plumbing Indonesia 1974, SNI 03-
0797-2006 tentang kloset duduk.
h. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Konsultan
MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
II.54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Semua pekerjaan pemasangan sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus
dilakukan pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan.
Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan selama 1 tahun berturut-turut,
dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis spare part, terhitung sejak serah terima
pertama.
i. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk direview dan persetujuan Konsultan MK,
Perencana, dan Pemberi Tugas.
q. Technical specification dari Fabricator yang menjelaskan syarat-syarat dan keterangan
teknis material, instruksi dan syarat-syarat pemasangan, serta brosur-brosur lengkap
gambar sanitair dan fittingnya.
r. Sample material sanitair beserta aksesori dan fitting-fitting yang diperlukan untuk
kelengkapan dan kekuatan pemasangan.
s. Shop drawing (3set) yang menunjukkan lokasi, detail, potongan-potongan pemasangan
yang tepat dikaitkan dengan bagian-bagian pekerjaan lain.
t. Schedule pemasangan yang dikaitkan dan terkoordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan
lain terkait.
Kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut untuk keamanan dan perawatan selama
proses penyimpanan :
a. Menyimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan dan cacat.
b. Produk yang dikirim harus dalam keadaan tertutup dalam kemasan lengkap dengan label,
nama, type, ukuran, dari pabrik serta diberi tanda untuk lokasi dan schedule
pemasangan.
c. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan yang
baik, sesuai persetujuan Konsultan MK dan Pemberi Tugas.
1.7 Garansi
a. Sewage Sistem
Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage Treatment
Plant (STP).
Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap Treatment.
b. Sanitary Fixtures :
Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disamping fitting-fitting lainnya
sesuai spesifikasi.
II.55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2.3. BAHAN
Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting harus dipasang
sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan test dan
memasang semua fixtures dan aksesori dalam semua kondisi untuk melengkapi pemasangan.
Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out. Untuk pipa dengan
diameter 3” (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18 inch (46 cm), sementara dibutuhkan
paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-pipa yang lebih kecil.
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang dengan kuat
pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem penyambungan
yang disetujui Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
Floor Drain harus dipasang pada posisi 0,5 cm lebih rendah daripada lantai finish.
c. Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material sambungan
sampai sambungan telah di test dan disetujui.
d. Buatlah sambungan pada pipa-pipa yang disekrup dengan compound yang disetujui dan
diisi hanya pada male threads.
e. Jangan memakai “lamp-wick” pada sambungan. Gunakanlah graphite pada clean-out dan
drain-plugs.
f. Threads : sempurnakan clean out dengan panjang yang pas.
g. Pipe : besarkanlah lubang-lubang secukupnya setelah pemotongan dan threading.
h. Pergunakanlah compound yang tidak akan mempengaruhi kebersihan/kemurnian air.
i. Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long sweep, bends,
atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.
j. Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase vertikal.
II.56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.3. TESTING
d. Semua testing harus dilakukan dengan kehadiran engineer atau wakil-wakilnya yang harus
segera menyerahkan pemberitahuan atau laporan tertulis mengenai test dalam 7 hari
setelah testing dilakukan.
e. Bila hasil test dari sistem plumbing berlangsung memuaskan harus segera dikeluarkan
sertifikat persetujuan oleh Otoritas administrasi kepada kontraktor yang selanjutnya akan
dikirim kepada Pemberi Tugas.
Sertifikat untuk hasil yang memuaskan dan pemasangan yang aman adalah penting untuk
Pemberi Tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan telah memenuhi standar hasil yang
baik.
Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air (watertight).
II.57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 15
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)
1.0. UMUM
1.3. REFERENSI
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standard
dari pabrik
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain:
- AA The Aluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM American Standard fo Testing Materials.
c. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pemberi
Tugas.
d. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
II.58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
1.5 KOMPONEN
1. Bracket/angkur dari material besi finish galvanish atau material alumunium ekstrusion
2. Rangka Vertikal dan Horizontal dari material alumunium ekstrusion
3. Rangka tepi panel alumunium composite panel dan reinforce dari material alumunium
ekstrusion.
4. Infill dari sealant warna ditentukan kemudian
5. Sealant
a. Untuk pekerjaan luar
b. Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
c. Lokasi Sealant antara panel alumunium dengan komponen lain.
1.6 KOORDINASI
1. Lakukan koordinasi dengan pelaksana pekerjaan lain untuk memastikan kepuasan dan
ketepatan waktu dari penyelesaian pekerjaan.
2. Kontraktor pelaksana pekerjaan ini bertanggung jawab atas koordinasi dan
keterkaitannnya dengan pekerjaan lain sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3. Jika tidak ada tanda khusus soal dimensi/ukuran namun jaraknya dianggap ’sama’
Kontraktor harus menentukan ukuran yang tepat dengan cara membagi jumlah unit yang
dibutuhkan ke dalam dimensi/ukuran keseluruhan grid/bay.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab menjamin terkoordinasinya semua dimensi/ukuran
komponen untuk memberi jarak pada unit-unit tersebut, dan bahwa rakitan/komponen
dan elemen juga harus diukur untuk menjaga agar lebar sambungan yang dihasilkan
sesuai dengan spesifikasi.
5. Kontraktor harus menjamin bahwa pengukuran seluruh komponen telah dikoordinasi agar
benar-benar pas dan sesuai dengan syarat kinerja.
6. Kontraktor harus melakukan survei terukur terhadap struktur yang telah selesai, sebelum
pemfabrikasian elemen-elemen, sehingga jika ada penyimpangan antara nilai toleransi
dengan struktur, hal itu bisa segera dikenali. Setelah diidentifikasi, Kontraktor harus
menyiapkan proposal bergambar untuk mengatasi penyimpangan tersebut dan
mempresentasikan hal ini ke pada Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan MK
untuk disetujui, sebelum fabrikasi.
c. Pengukuran
Pekerjaan ACP akan diukur dengan jumlah meter (m2), pekerjaan yang terpasang dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditujukan pada gambar atau yang diperintahkan
dan disetujui oleh Konsultan MK.
d. Pembayaran
Pembayaran dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan bahan/material, tenaga, alat
bantu, pemasangan dan penyelesaian akhir dan pengujian dari pekerjaan tersebut, dan
biaya-biaya yang lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan.
II.59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2.0. BAHAN
a. Spesifikasi Material
Bahan : Aluminium Composite Panel
Tebal : 4 mm
Berat : 5-6 kg/m2
Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
Heat Deformation : 200 derajat Celcius
Sound Insulation : 24 – 39 dB
Finished : Flourocarbond factory finished
Warna : lihat gambar / sesuai approval.
Aluminium skin thickness : 0,5mm bagian atas dan bawah, untuk bagian tengah
3mm
Aluminium alloy : 5005
Coating type : PVDF
Garansi : 15 Tahun Sertifikat PPG Factory
b. Bahan aluminium panel harus tahan terhadap api / tidak dapat terbakar (Fire Proof A2)
c. Bahan tengah panel terbuat dari full aluminium corrugated
d. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
e. Bahan yang digunakan dari produksi lihat spesifikasi material
3.0 PELAKSANAAN
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya.
4. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
5. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking
dan Sealant dalam persyaratan ini.
6. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
7. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Corrugated Panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
8. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat Jaminan.
9. Sebelum pemasangan panel, pemborong harus menyerahkan shop drawing kepada
Pemberi Tugas dan Perencana untuk diperiksa.
Shop drawings tersebut minimal harus memperlihatkan :
Type-type panel yang akan dipasang, lengkap dengan dimensi dan bentuk-
bentuk lipatannya serta tempat-tempat di mana tiap type panel tersebut akan
dipasang.
Bagian-bagian dari hubungan panel yang akan dilapisi sealant, naad-naad,
hubungan dengan kusen aluminium dan lain-lain.
Profil-profil besi yang akan dipakai untuk memegang panel serta cara
hubungannya dengan panel.
Pertemuan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing di atas
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Perencana.
Gambar-gambar tersebut dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan.
II.60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pemasangan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing diatas mendapat
perse.
4.0 PEMASANGAN
Tahap awal dalam Sistem kerja pemasangan pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel
adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan ACP (Alumunium Composite
Panel)
Dalam hal ini kita dapat mengajukan ukuran-ukuran modul ACP yang akan digunakan tanpa
merubah bentuk desain dari segi perencanaan. Hal ini berguna untuk memperkecil waste
ACP / sisa ACP yang tidak terlalu banyak, sehingga dapat mengurangi penggunaan ACP
yang berlebihan. Contoh ukuran modul ACP yang terpasang yang dapat memperkecil waste
ACP adalah:
a. Ukuran modul 118 x 240 cm
b. Ukuran modul 118 x 118 cm
c. Ukuran modul 57 x 240 cm
d. Ukuran modul 57 x 118 cm
e. Ukuran modul 57 x 57 cm , dsb
2. Approval material yang akan digunakan, Approval material berupa warna dan type dari
ACP itu sendiri dan juga warna sealant yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja
Persiapan untuk pabrikasi ACP dan juga penempatan material ACP di lokasi pekerjaan agar
benar-benar dipersiapkan, sehingga aman dari segi keamanan lokasi pekerjaan dan juga
benturan-benturan dari pekerjaan lainnya.
4. Persiapan material kerja
Persiapan material kerja antara lain : ACP (Alumunium Composite Panel), rangka ACP
(disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan), breket siku / stifener alumunium, baut
dynabolt, sekrup, sealant, backup (busa hati) dan juga lakban kertas
5. Persiapan alat bantu kerja
Persiapan alat bantu antara lain : scaffolding, waterpass, meteran, benang, selang air,
cutting well, gerinda, bor beton, bor tangan, gun sealant, router, safty belt, dll.
Sistem Kerja Pemasangan Pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel) secara umum terdiri
dari 4 (empat) tahap :
II.61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Gambar 1
Gambar 2
Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong pada bidang ACP
bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak kita pakai wajib diberikan kupingan
ACP 2cm keliling modul ACP yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket stifener alumunium
dan dari bereket stifener alumunium itu modul ACP disekrup ke rangka dudukan ACP
yang telah kita buat pada tahap ke 1 (satu). (Gambar 3)
Gambar 3
II.62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Gambar 4
Sistem pekerjaannya rekatkan lakban kertas dipermukaan ACP yang menjadi cela /
nat bidang ACP, yang berfungsi meratakan permukaan sealent dan juga agar waktu
pekerjaan perapihan sealant tidak mengenai permukaan ACP tersebut.
Kemudian masukkan busa hati / backup yang telah kita siapkan sesuai dengan
kebutuhan lebar nat ACP, yang berfungsi sebagai meratakan bagian dalam nat dan
menjadi dudukan yang akan di sealent. Kedalaman busa hati harus disesuaikan agar
dapat memberi ruang untuk sealent yang akan dimasukan diatasnya.
Pekerjaan sealent dapat dilakukan pada cela / nat pasangan ACP yang telah
dipasang busa hati tersebut, dengan menggunakan bantuan Gun Sealant agar
pekerjaan lebih mudah, terjangkau dan lebih cepat.
Lalu rapikan permukaan sealent tersebut menggunakan busa hati yang telah dibuat
berbentuk persegi empat agar mudah merapikan sealent.
Setelah proses perapihan sealent segera lepaskan lakban kertas dari permukaan ACP
tersebut. Agar mempermudah proses pelepasan lakaban kertas pada permukaan ACP
dapat dilakukan pada selaent dalam kondisi basah (setengah kering).
Setelah pekerjaan sealent selesai dan sudah kering merekat terhadap permukaan
ACP, maka lakukan pembersihan baik sisa-sisa ACP, pembersihan permukaan ACP
dan juga pelepasan proteksi / sticker pada permukaan ACP tersebut maksimal
45hari dari ACP terpasang. (Gambar 5)
II.63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
5. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
6. Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam saja.
7. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
8. Rangka-rangka Panel Composite harus di persiapkan dengan teliti, tegak lurus dan
tepat pada posisinya.
9. Metode pemasangan antara lain:
a. Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
b. Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup
c. Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.
4.3 PEMBERSIHAN
1. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi dipermukaan.
2. Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut.
3. Apabila pengotoran labih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
5.1 PENGUKURAN
c. Pengukuran Alumunium Composite Panel diukur dengan jumlah meter persegi (m2)
pekerjaan dinding façade yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kerja atau yang diperintahkan oleh konsultan pengawas.
d. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
penyelesaian akhir permukaan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan alumunium composite panel, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan facade.
5.2 PEMBAYARAN
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu alumunium composite panel yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata
II.64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
II.65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 16
PEKERJAAN WATERPROFING
1.0. UMUM
p. Menyediakan bahan, alat dan tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan pada seperti
tersebut dalam gambar perencanaan atau dalam pekerjaan ini, yang meliputi pekerjaan
pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat
& spesifikasi khusus dalam pekerjaan ini.
q. Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada
lantai toilet, talang beton dan lain-lain seperti tertera dalam gambar.
r. Jenis waterproofing yang akan digunakan adalah Waterprofing Coating dan Liquid
Polyuritance Waterprofing Membrance.
1.3. Reference
v. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Engineer.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5 tahun
pengalaman tertulis.
w. Kualifikasi pekerja :
- Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material,
serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
- Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan MK, dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
II.66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
1.4. Pengiriman
a. Kontraktor harus mengirimkan technikal spesifikasi dari fabrikator serta contoh bahan.
b. Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan dari pabrik untuk setiap
produk, termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.
c. Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapan yang
benar, untuk persetujuan Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
3.0. PENERAPAN
3.1. Pemeriksaan
II.67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke sistem waterproofing sudah terpasang dengan
baik dan kuat.
g. Pastikan permukaan sudah halus dan bebas dari lubang-lubang, retak, atau perkiraan
yang mungkin mengganggu pemasangan.
h. Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu tertentu yang
disetujui oleh pabrik waterproofing.
i. Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan efflorescence, minyak,
lemak, partikel-partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan asing.
j. Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus yang
direkomendasikan oleh pabrik.
3.2. Persiapan
f. Aplikasi diatas substrat baru (belum dicat), usia beton minimal 28 hari. Untuk substrat
yang sudah dicat, pastikan cat lama mempunyai daya lekat yang bagus
g. Minimum compressive strength 25N/mm2 atau setara K-250
h. Substrat bersih dari debu, kotoran, lumut, minyak serta kontaminan lainnya, dan
pastikan substrat dalam kondisi kering.
i. Sebelum di aplikasi, permukaan lantai beton yang baru harus di gerinda untuk
menghilangkan kulit semen agar pori-pori terbuka dan cat dapat melekat kuat pada
substrat.
j. Permukaan lantai harus mempunyai permukaan yang rata (rekomendasi : trowelled-
finish).
k. Lantai beton yang terkontak langsung dengan air tanah harus mempunyai system
waterproofing atau vapor barrier yang baik.
l. Lantai beton harus memiliki kemiringan (sloping) minimal 0.5% dan air hujan harus dapat
bisa dialirkan dengan lancar ke selokan (gutter) atau floor drain
Waterprofing Coating
a. Bersihkan area yang akan diproteksi waterproofing dan pastikan subtrat bersih dari
kotoran dan sisa adukan beton. Perbaiki permukaan beton yang berlubang dan retak
sebelum aplikasi.
b. Campurkan komponen A dengan komponen B cair dengan perbandingan berat 4:1 (tidak
perlu diencerkan dengan air ataupun larutan lainnya). Aduk hingga rata menggunakan
pengaduk listrik yang dapat diatur kecepatannya.
c. Kuaskan campuran pada subtrat dengan menggunakan kuas. Setelah kering lapiskan
lapisan kedua secara menyilang. Apabila diperlukan lapiskan lapisan ketiga.
II.68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Lindungi permukaan benda-benda yang berdekatan dari kerusakan dan cacat., Bersihkan
material waterproofing pada permukaan lapisan benda-benda yang disebabkan penerapan
yang kurang hati-hati.
II.69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 17
PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC
1.0 UMUM
1.1 Referensi
2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi
oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang
sukses dan diterima oleh MK dan Pemberi Tugas
3. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja Konsultan MK, dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1.4 Submittals/Pengiriman
PARAF : II.70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat,
baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar
perencanaan.
2.0 BAHAN
2.1 Material/Produk
3.0 PENERAPAN
3.1 Pemeriksaan
Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak pada
suatu bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau menyetel bagian-
bagian ini dan struktur penumpunya.
3.2 Persiapan
PARAF : II.71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3. Seluruh asesoris yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
standard produk yang digunakan.
3.3 Pemasangan
a. Seluruh metode pemasangan harus sesuai dengan petunjuk produk yang digunakan
dan diperlihatkan dalam shop drawing.
b. Persiapan rangka dudukan, rangka dudukan harus memiliki ukuran yang tepat agar
dapat memberikan topangan pada pemasangan atap
c. Jarak Gording di rekomendasikan tidak lebih dari 120cm, untuk pemasangan atap
tidak lebih dari 200cmuntuk pemasangan pada cladding/dinding.
d. Kemiringan atap diatas 10 untuk pengaliran air yang lancer supaya tidak terjadi
kebocoran dan 40cm untuk jarak overlap panjang.
e. Gunakan viar weatherseal ketika menginstal sekrup atap, panjang sekrup yang
direkomendasikan adalah 7.5cm, harus dipasang pada setiap profil gelombang.
PARAF : II.72
PEKERJAAN STRUKTUR
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
DAFTAR ISI
BAB 1
UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1 Umum
2.1. Umum
2.2. Lingkup Pekerjaan
2.3 Sarana Kerja
2.4. Gambar-Gambar Dokumen
2.5. Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh
2.6. Jaminan Kualitas
2.7. Nama Pabrik atau Merek yang ditentukan
2.8. Contoh-Contoh
2.9. Subsitusi
2.10. Material dan Tenaga Kerja
2.11. Klausal disebutkan Kembali
2.12. Koordinasi Pekerjaan
2.13. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
2.14. Peraturan Hak Paten
2.15. Iklan
2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan
2.17. Shop Drawing
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN
BAB 3
PEKERJAA TANAH
Pasal 1. Umum
Pasal 2. Bahan atau Material
Pasal 3. Pelaksanaan
3.1 Pekerjaan Persiapan
3.2 Pekerjaan Galian
3.3 Pekerjaan Galian Pondasi
3.4 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
3.5 Pembuangan Material Hasil Galian
3.6 Pengujian Mutu Lapangan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pasal 1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Peraturan-Peraturan
1.3. Penyimpanan
Pasal 3. Pelaksanaan
3.1 Mutu Beton.
3.2 Faktor Air Semen.
3.3 Test Silinder
3.4 Cetakan Beton
3.5 Pengecoran Beton
3.6 Perawatan Beton
3.7 Curing dan Perlindungan Atas Beton
3.8 Pembongkaran Cetakan Beton
3.9 Penggantian Besi
3.10 Tanggung Jawab Kontraktor
3.11 Perbaikan Permukaan Beton
3.12 Bagian-bagian yang Tertanam dalam Beton
3.13 Hal-hal lain (“Miscellaneous item”)
3.14 Pembersihan
3.15 Contoh yang harus disediakan
3.16 Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 5
PEKERJAAN BEKISTING BETON
Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Peraturan-Peraturan
1.3. Shop Drawing
Pasal 2 Bahan
2.1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)
2.2. Bekisting Beton Ekspose
2.3. Syarat-syarat Umum Bekisting. Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Pemasangan Bekisting.
3.2 Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).
3.3 Kontrol Kualitas
3.4 Pembersihan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 6
PEKERJAAN BETON SEKUNDER
Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Standar
Pasal 3 Pelaksanaan
3.1 Mutu Beton
3.2 Pembesian
3.3 Cara Pengadukan
3.4 Pengecoran Beton
3.5 Pekerjaan Acuan atau Bekisting
3.6 Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting
3.7 Pengujian Mutu Pekerjaan
3.8 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 7
KONSTRUKSI BAJA
Pasal 1 Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.2. Standar
1.3. Material dan Fabrikasi
1.4. Contoh Bahan
1.5. Pengiriman Bahan,Penyimpanan Bahan,dan Penerimaan
1.6. Tanda-tanda pada Konstruksi Baja
1.7. Pemotongan Besi
1.8. Perencananaan dan Pengawasan
1.9. Pemeriksaan dan lain-lain
Pasal 2 Pelaksanaan
2.1. Pengelasan
2.2. Sambungan
2.3. Lubang-lubang Baut
2.4. Pemasangan Percobaan atau Trial Erection
2.5. Pengecatan
2.6. Grouting
2.7. Pemasangan akhir atau Final Erection
2.8. Pengujian Mutu Pekerjaan
2.9. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 8
PEKERJAAN FLOOR HARDENER
Pasal 1. Umum
Pasal 2. Syarat-syarat bahan
Pasal 3. Pelaksanaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 9
PEKERJAAN WATERPROOFING & WATERSTOPS
Pasal 1. Umum
Pasal 2. Lingkup Pekerjaan
Pasal 3. Persyaratan Bahan dan Penggunaan
Pasal 4. Pengujian
Pasal 5. Jaminan
Pasal 6. Kualifikasi Kontraktor
Pasal 7. Gambar Detail Pelaksanaan
Pasal 8. Syarat Pengamanan Pekerjaan
Pasal 9. Waterstops
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 10
PEKERJAAN TIANG PANCANG (HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER)
Pasal 1. Umum
Pasal 2. Standard
Pasal 3. Material
3.1. Mutu bahan
3.2. Fabrikasi Tiang Pancang
Pasal 4. Alat Kerja.
Pasal 5. Persiapan
Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang
Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang
7.1. Pengujian Langsung Pembacaan Dial Manometer.
7.2. Axial Compressive Loading Test dengan Sistem Kenledge.
Pasal 8. Laporan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 11
PEKERJAAN TIANG PANCANG (DROP HAMMER)
Pasal 1. Umum
Pasal 2. Standard
Pasal 3. Material
3.1. Mutu bahan
3.2. Fabrikasi Tiang Pancang
Pasal 4. Alat Kerja.
Pasal 5. Persiapan
Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang
Pasal 7. Pengujian Tiang Pancang
Pasal 8. Laporan Percobaan Pembebanan Tiang
Pasal 9. Laporan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 12
PROSEDUR PELAKSANAAN AXIAL COMPRESSIVE LOADING TEST DENGAN
SISTEM KENLEDGE
BAB 1
UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1 Umum
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana (Design)
adalah merupakan satuan dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan :
- BSN (Badan Standarisasi Nasional Indonesia)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO (American Association of State Highway Officials).
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan- perbedaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK
(Pengawas Lapangan).
2.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat
selesai dengan sempurna.
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari
tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor
wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan
kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar- gambar yang ada
(AR, ST dan ME) dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi
akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana
atau Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah
Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak
dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
I.1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian,
lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam
gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan setelah berunding dahulu dengan Perencana.
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran- ukuran yang
tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu.
e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita- berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut
akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
I.2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis
dan diperlukan sama seperti butir di atas.
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis
dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal- hal tersebut pada butir
ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen,
maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada
alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor
harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek
tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas
akan menentukan sendiri alternatiF merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1
(satu) bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy
dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
2.8 Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh- contoh tersebut diambil dengan jalan atau
cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
I.3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut
jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar
penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti atau sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang atau material-material tersebut.
2.9 Subsitusi
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus
tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan
dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan
bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan- latihan khusus ataupun mempunyai
pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain
untuk segala "claim" atau tuntutan terhadap hak-hak khusus.
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek
I.4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
ini, harus di koordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya
dapat dihindarkan. Melokalisasi atau memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail
untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan/Pengawas.
c. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu.
Bagaimanapun jugakelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan
atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas
dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua
biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
I.5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua "claim" atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak
cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.
2.15 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site
atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
a. Dalam malaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan.
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK).
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Kontraktoran.
a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan disain
yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.
I.6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.
e. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas
biaya Kontraktor.
I.7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 2
PEKERJAAN PERSIAPAN ATAU PENDAHULUAN
1.1 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar pohon, dan puing
bongkaran bangunan.
1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat waterpass
atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
2.4 Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/ Konsultan Konsultan
Pengawas.
3.1 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau
Konsultan Konsultan Pengawas.
3.2 Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 X 20 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya seinggi 40 cm
di atas tanah.
3.3 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya samapai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan Konsultan Pengawas
untuk membongkarnya.
4.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama
lain.
II.8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
4.2 Papan patok ukur dibuat dati kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
4.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
4.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
4.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
5.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.
5.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Konsultan
Pengawas.
6.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.
6.2 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut
menjadi hak milik Pemberi Tugas”.
7.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor
wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
8.1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi
pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.
8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan.
8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan selesai.
II.9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi
pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan adalah 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
- Pagar dicat warna dilengkapi dengan logo pada tiap jarak tertentu.
9.1 Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan bertingkat dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan,
diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Konsultan
Konsultan Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
-1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 3,00 m, dengan 10 (sepuluh) kursi
-1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 m2, dengan 2 (dua) kursi .
-1 (satu) buah meja gambar ukuran A-1, dari kayu lipat.
-1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 x 0,50 m3, dapat dikunci.
-1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2.
9.4 Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh
Direksi Lapangan adalah :
10.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta
dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
10.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur.
11.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama-nama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
11.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
Konsultan Pengawas.
II.10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 3
PEKERJAAN TANAH
Pasal 1. Umum
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan
unuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi
ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan.
b. Pengurugan dan Pemadatan c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan Penggambaran kembali
Pasal 3. Pelaksanaan
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Seluruh tanah bagian yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus
dibuang atau dikupas. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam
50 cm dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari sisa-sisa akar
tanaman yang masih tertinggal.
b. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan
yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pengupasan dilakukan per blok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian yang
akan dikupas. Pekerjaan pengupasan di lapangan supaya memperhatikan patok-patok
yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya di atas seluruh
atau sebagian daerah yang strippingnya belum selesai. Pekerjaan ini dianggap sudah selesai
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Bahan-bahan bekas galian jalan dan strippingnya tidak boleh digunakan sebagai material
timbunan, tetapi dipindahkan ke kaveling sebelah area proyek atau tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dimana tanah bekas galian-galian tersebut harus
dirapikan dan dipadatkan.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur
yang berpengalaman.
III.11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi anatara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
- Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-
as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena
air atau hujan.
h. Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh MK. Bahan urugan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis
lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
Konsultan Pengawas.
- Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.
i. Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan sampai 98% kepadatan
maximum compaction standard proctor.
j. Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta
bebas dari humus/akar-akaran.
k. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 0) ditentukan bersama-sama MK.
Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran
lebih dari 4 m dan terbuat dari kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak
berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.
l. Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran
sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/di
pindahkan.
m. Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase
saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah
penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.
III.12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.
b. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam
gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.
c. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti,
sampah-sampah, tonggak bekas-bekas lubang
dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras
airnya dan diambil Lumpur atau tanahnya yang lembek, yang ada didalamnya. Pohon
yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas.
Tunggak- tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan dan disingkirkan
sampai pada kedalaman + 1,5 m di bawah permukanan tanah. Segala sisa dan kotoran
yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh
kontraktor, sesuai dengan petunjuk pengawas.
a. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil yang
tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
jaringan jalan atau aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang
masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau kepada instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi atau mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan pengisian untuk
pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-
longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan
bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai
dengan spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.
e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sebagai tanah urug.
Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus
dimana tanah hhasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban
a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm material
lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk
dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm
material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
III.13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah
mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat
nilai standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau
laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas. Dengan bahan yang sama, material yang
akan dipadatkan harus ditest juga di lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan hasil
kepadatannya sebagai berikut :
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor
sampai dengan masa pemeliharaan.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Pengawas.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang
rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan
cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan
berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian akan ditentukan atau ditetapkan oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
Pengujian diadakan minimum setiap 25 m2. Biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor.
Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ketempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.
g. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun
saluran-salauran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.
a. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil galian
harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak mengganggu
penyimpanan material lain.
b. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan Konsultan Pengawas telah diseleksi
bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya
harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
III.14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan
untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara atau prosedur
dibawah ini :
Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.
III.15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pasal 1. Umum
1.2. Peraturan-Peraturan
a. Standar Indonesia
- Persyaratan Beton Struktur Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013
- Peraturan Baja Tulangan Beton SNI 2052-2017
- Peraturan Semen Portland SNI 15-2049-2004
b. ASTM, USA
- C 33 – Concrete Aggregates
- C 150 – Portland Cement
1.3. Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada sak segera
setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak
lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa
kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain). Jenis
semen sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan untuk digunakan adalah mengikat
seluruh pekerjaan.
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
IV.16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2.1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal sesuai pada spesifikasi material
terlampir yang sesuai dengan syarat-syarat :
b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang
sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam
sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan
digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus
ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24
jam.
2.2. Agregat
a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan tentang Agregat halus dan kasar, Metode pengujian analisis saringan
SNI 03-1968-1990.
- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013.
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya.
b. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff
dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin
pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.
c. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30
mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
e. Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
IV.17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka Kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
2.3. Air.
a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan- bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau
lemak. Memenuhi syarat-syarat Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847-2013 dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya
ditanggung oleh pihak Kontraktor.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m san kombinasi sulfat (SO3) tidak melebihi
1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu. Konsultan Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan- ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan perencana/Konsultan Pengawas.
c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan
konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.
d. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan Konsultan Pengawas. Batang percobaan diambil
dibawah kesaksian Konsultan Konsultan Pengawas. Jumlah test besi beton dengan interval
setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi
beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas.
IV.18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi
tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.
2.5. Admixture.
b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh dipergunakan.
d. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture
e. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut. Untuk
itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan
keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
2.6. Grouting.
Untuk grouting disekitar angker dipakai Conbex 100 atau yang setara dengan tebal
minimum 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
a. Umum
Setiap design mix harus menunjukkan water cement ratio, water content, agregat gradation,
slump, air content dan kekuatan (strength).
b. Percobaan Laboratorium
Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap campuran harus
dilaksanakan di lapangan untuk membuktikan cukup tidaknya disain mixes dan menunjukkan:
water cement ratio
workability/slump
drying shrinkage
kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari
kepadatan
Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan. Dari setiap
trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder/kubus untuk memutuskan
c. Pengujian di lapangan
IV.19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan beton) dan untuk memberi
prategang (prestressing) pada pekerjaan beton prategang (prestress); kuat tekan beton
diambil dari contoh benda uji silinder/kubus yang dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku,
selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat yang
bersangkutan.
d. Bahan Tambahan
Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan persetujuan Konsultan
Pengawas yang ditunjuk. Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi pabrik dan
persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Konsultan Pengawas yang ditunjuk dalam setiap
kasus.
Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang disetujui
tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari penyelesaian ahir
pekerjaan beton. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
A. Beton ready-mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed yang disetujui, pengukuran,
pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ACI 301-74, ACI committee 304 dan ASTM C 94
- 92a.
B. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa
oleh Pengawas yang ditunjuk sebelum pengadukan beton.
C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang
telah diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-
sama oleh Kontraktor dan Supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton minimum yang
dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35
derajat (C).
E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang diberikan dari
pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan tambahan harus
ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan
tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-64.
F. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek pada kesempatan terakhir
yang memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk. Air tidak
boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.
Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun hanya boleh
dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk.
G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat untuk
menghitung putaran.
H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan agregat dituang ke
dalam mixer.
I. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam waktu satu setengah jam atau
sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan
agregat dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti
ditentukan oleh Pengawas yang ditunjuk.
IV.20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan.
K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi) pada slump
atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk
untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton karena agregat yang panas, air, semen
atau kondisi lainnya tidak diijinkan, dan beton harus ditolak.
Pasal 3. Pelaksanaan
a. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847:2013. Kecuali ditentukan lain pada
gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton yaitu :
- Lantai Kerja :K-125 (fc’ 10 MPa)
b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mix) untuk mengontrol daya
kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregation) dari aggregat. Percobaan slump diadakan menurut
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI 03-2847-2013).
c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mix) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang harus dimulai.
d. Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume
- Pasir diukur menurut volume
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847:2013. Beton harus mempunyai
kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol
daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.
- Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (SNI
2847:2013).
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton
selanjutnya dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor
air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55
IV.21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu
sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen
maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari
bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Test selama pekerjaan dengan
membuat 6 benda uji dari setiap pengecoran perharinya atau tidak kurang dari 110 m3 atau
tidak kurang dari 460m2 luasan pengecoran dinding atau lantai (pilih yang paling
menentukan). Dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan
campuran yang dicor harus dibuat sample dengan jumlah dan
ketentuan seperti diatas, buat dan simpan benda uji tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Test dua silinder masing-masing pada hari ke 7 dan untuk hari ke 14 serta test 3 silinder
pada hari ke 28. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika
test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder pada hari ke 28 berhasil, test silinder cadangan
untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua sample pada hari ke 28. Sediakan fasilitas
pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.
d. Cetakan silinder coba harus berbentuk silinder dalam segala arah dan memenuhi syarat-syarat
dalam SNI 03-4810-1998.
e. Ukuran silinder coba atau benda uji adalah diameter 15 cm dan tinggi
30cm. Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus
dibawah Konsultan Pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-
1974-1990.
f. Untuk identifikasi, silinder coba harus ditanda dengan suatu kode yang dapat menunjukan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
g. Pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 2847:2013, termasuk juga pengujian-pengujian slump
dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian
slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan
Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan
gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur perbaikan di dalamnya.
h. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan silinder uji menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
i. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Konsultan Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan
laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
j. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera sesudah
percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan
besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standar, campuran adukan, berat kubus benda uji dan
data-data lain yang diperlukan.
k. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka
Konsultan Pengawas berhak meminta Kontraktor agar mengadakan percobaan nondestruktif
IV.22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring. Percobaan ini harus memenuhi
syarat- syarat dalam SNI 2847:2013. Apabila gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar
dan dibangun kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua biaya untuk
percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
m. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.
n. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
a. Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai untuk cetakan beton untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-
potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
c. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
bergoyang.
d. Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang merata
pada seluruh permukaan beton tersebut.
e. Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus di coating dengan oli,
untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaiki permukaan beton.
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat di perintahkan untuk
menyingkirkan atau membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya
kontraktor sendiri.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan
pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
IV.23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan
tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan aggregat.
f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal
concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas.
g. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau tanpa berhenti). Adukan yang
tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.
h. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu
harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaaan waktu pengecoran kurang atau sama
dengan 1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran
biasa. Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.
b. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.
c. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus atau dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.
b. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter
tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
a. Spesifikasi Beton Struktural SNI 03-6880-2002, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
IV.24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.
d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta
persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua resiko
yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.
- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar
informasi.
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.
- Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam
rangka tersebut adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter yang terdekat
dengan catatan :
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
d. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi atau jarak Variasi dalam berat yang Toleransi
antara dua permukaan yang diperbolehkan Diameter
berlawanan
IV.25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan
diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.Adanya atau kehadiran
Konsultan Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin
melihat atau mengawasi atau menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut diatas.
Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen
(cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan
dan sepengetahuan Konsultan Konsultan Pengawas. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat
diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Konsultan Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
kontraktor. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak,
ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan atau diinginkan.
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik
dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafon dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm. Dipasang
pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan pada tulangan
pelat dan balok.
3.14. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan secara
baik dan teratur, hindari penumpukan sampah proyek pada joint struktur.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material seperti split,
pasir, besi beton, dan semen untuk mendapat persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
IV.26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh- contoh yang telah
disetujui di bangsal Konsultan Konsultan Pengawas.
a. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi
beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.
b. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8
x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu
dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan
dengan Kontraktor terkait dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bile tidak
ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan Konsultan
Konsultan Pengawas.
e. Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga
tidak akan dipindahkan tanpa persejuan dari Konsultan Konsultan Pengawas.
g. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
IV.27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 5
PEKERJAAN BEKISTING BETON
Pasal 1 Umum
a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
1.2. Peraturan-peraturan
a. Standar Indonesia
1. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013
2. Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
3. Spesifikasi Beton Struktural SNI 03-6880-2002
a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop Drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
- dimensi
- metode konstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)
Pasal 2 Bahan
a. Plywood t = 12 mm.
b. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
V.28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
Pasal 3 Pelaksanaan
2. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.
h. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur dan
bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
i. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas
acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan
tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibahasi dengan air bersih. Dan permukaan
ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
a. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.
b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor langsung
pada beton.
c. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau menyediakan
bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan
pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau khusus ditunjukkan pada gambar yang
berhubungan.
d. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah letak besi
beton).
e. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeski.
Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air pembersih keluar
V.29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan
merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan
tampak pada permukaan beton ekspose.
a. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting
yang telah dilaksakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sementara yang diperlukan.
d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi
Lapangan.
3.4 Pembersihan
a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air,
menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa
pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih
yang disediakan.
b. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak
terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.
c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan- peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
d. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak
dengan beton tidak mengalami kerusakan.
f. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
V.30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 6
PEKERJAAN BETON SEKUNDER
Pasal 1 Umum
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring bapraktis, kolom dan balok kusen,
janggutan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton
dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai
yang ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Standar
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan atas
persetujuan Perencana atau Konsultan Pengawas dan harus memenuhi SNI 15-2049-2004.
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaman, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam SNI 2461:2014 dan SNI2847:2013.
VI.31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak menganding minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusakbeton dan harus
memenuhi SNI 7974:2013 dan SNI 2847:2013. Apabila dipandang perlu Perencana atau
Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24 dan U 420B, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan Peraturan
Baja tulangan beton SNI 07-2052-2002 dan SNI 2847:2013. Bila dipandang perlu Kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas, akan
diapakai sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material
yang di kirim oleh Kontraktor ke site.
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalm keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih tersegel
dan berlabel pabrik.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila
ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
Pasal 3 Pelaksanaan
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847-2013 sebagai berikut:
a. Kolom Praktis, Balok Lintel : K-225
b. Lantai Kerja : K-175
c. Concrete Toping, curb, Ramp Groove,
Island, Wheel Stoper, Raise Floor, dan lainnya : K-250
3.2. Pembesian
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
VI.32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2847-2013 dan SNI 07-2052-2002.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencan atau Konsultan pengawas.
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
c. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran- kotoran (tahi
gergaji). Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan
semen Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan
sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau Konsultan
Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan Pengawas.
VI.33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.
VI.34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 7
KONSTRUKSI BAJA
Pasal 1 Umum
1.2 Standar
1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi- kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M.
A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja
karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
4. Peraturan Baja Struktural yang diaplikasikan dalam proyek harus mengacu ke Spesifikasi untuk
bangunan gedung baja struktural SNI 1729-2015.
b. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring- ring harus sebagai
berikut :
3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat- pengikat harus baja tahan
korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan korosi.
4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding
Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)
1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau
A325.
VII.35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)
d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum
pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari
pabrik.
e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada pertentangan,
spesifikasi ini menentukan.
a. Semua material baja harus baru dan disetujui Konsultan Pengawas walaupun kontraktor
telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat
kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
"Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (SNI 1729:2015) atau ASTM
A36 atau SS41 (JIS.U 3101 -1970).
c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat
dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan
ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan.
Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat
baja dan dicat zincromate 2 (dua) kali.
g. Konsultan Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan
fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum y = 2400 kg/cm2.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing)
sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas, dan
Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa atau
material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.
VII.36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Belum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh- contoh material, baja
profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar
atau pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah
disetujui di bengkel Konsultan Pengawas.
a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.
c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke
lapangan, guna pengecekan Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja
dan menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan
kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.
e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan
theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.
g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata
betul.
i. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
j. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000
panjang batang/komponen batang.
l. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan
dipakai untuk erection.
m. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli. Tenaga
ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna
mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
VII.37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
o. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
p. Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau kemasan aslinya
yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak
diperkenankan.
a. Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar- gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui Konsultan
Pengawas. Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tidaklah
berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama
erection tetap ada pada Kontraktor.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
d. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan.
2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Setiap
VII.38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan
ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera.
Pasal 2 Pelaksanaan
2.1 Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin Konsultan Pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setara.
e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualtias
dari las yang dikerjakan.
h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh
besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat,
minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda
dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah F. Pada
temperatur F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga dijaga
temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.
k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari kerak-
kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
2.2 Sambungan
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.
VII.39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan
Pengawas.
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum
10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama
sekali tidak diperkenankan.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut. f. Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi
kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus
dengan momentorsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing
baut.
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.
Bila dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok
atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan
Pengawas dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.
2.5 Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua
debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit
atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi
selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
VII.40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
2.6. Grouting
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai
Conbex 100 atau yang setara setebal 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan
bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan
tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Konsultan Pengawas. Biaya tambahan
yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak
terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk
pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang
tinggi, disamping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan
itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan
selama pembangunan.
d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan
dengan kunci momen (torque wrench).
e. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang da npelat perletakan untuk balok, balok penunjang
dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung
ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab
atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau Konsultan Konsultan
Pengawas.
f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari 1/1500
dari tinggi vertical kolom.
b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.
c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari bahan
yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
VII.41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2
cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0.
Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas atau Konsultan harus
dilakukan test ultrasonic atau radiographic.
4. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari AWS.D.1.0. Pengelasan
dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja seperti ditentukan
dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.
- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
“Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa adanya tambahan biaya
pada Pemberi Tugas.
- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi standar yang
ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic” harus diperbaiki dibawah
Pengawasan Konsultan Pengawas dan tambahan “Radiographic” dari daerah yang diperbaiki
harus dibuat atas biaya Kontraktor.
5. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai harus sesuai
dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact Examination or Weldments :
E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing
(1974).
6. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.
a. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang ditentukan
di lapangan oleh Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat dengan
sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum Konsultan Pengawas membuat
pemeriksaannya. Konsultan Pengawas akan memberikan perhatian khusus pada permukaan
yang pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya.
Pengelasan yang srusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
c. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada Konsultan
Pengawas secepatnya.
d. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain- lain.
b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan
oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
VII.42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
PASAL 8
PEKERJAAN FLOOR HARDENER
Pasal 1. Umum
Lingkup Pekerjaan yang dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai beton sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar arsitektur. Dalam hal ini termasuk pekerjaan-pekerjaan
persiapan pada permukaan lantai yang dilapisi dengan Concrete Floor Hardener, anti slip finish
(warehoseu dan atau training room), pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan
pembantu lainnya, contoh- contoh bahan yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan
pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan terakhir.
Pasal 2. Syarat-syarat-bahan
Bahan :
Sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh arsitek
Syarat Bahan :
Dari bahan Non-metalic Aggregates tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan yang sesuai
ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan lapis demi lapis, warna
harus tabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencegah adanya
atau terjadinya retak-retak pada permukaan lantai beton, tidak mudah kotor, mudah dalam
perawatan, dapat menahan kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin.
Warna :
Sesuai dengan spesifikasi arsitek. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara pengerjaan
harus dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
Pasal 3. Pelaksanaan
3.1. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-
celah yang terjadi.
3.2. Pekerjaan lapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan kepada Konsultan
Pengawas.
3.4. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan atau
hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor.
3.5. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindari dari terjadinya kerusakan
akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
VIII.43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 9
PEKERJAAN WATERPROOFING DAN WATERSTOPS
Pasal 1. Umum
1.1 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/Project Management untuk
mendapatkan persetujuan tertulis, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
1.2 Sebelum dilaksanakan pekerjaan harus diadakan trial mix beton dengan bahan
waterproofing, untuk memberi bukti kepada engineer bahwa beton tersebut memenuhi
persyaratan kekuatan, water absorpsi, water over cement ratio, slump dan performance
requirements lainnya.
1.3 Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Direksi/Project Management.
1.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi/Project Management sebelum pekerjaan dimulai.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja unutk memonitoring, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-
syarat serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3.1 Bahan dan prosedur harus memenuhi yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti : BS 1881:Part 122:1983. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah standar
dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Project management.
3.2 Untuk pelat lantai atap/dak digunakan membran waterproofing Conplast X421M ex Fosroc
atau AQUAPEL dengan HPI ex CEMENTAID. Water absorption yang disyaratkan < 2.1 % (BS
1881:Part 122:1983, tes dilakukan pada umur 7 hari).
3.3 Untuk retaining wall, GWT, STP, pelat lantai LGF (area parkir, driveway, landscape, gutter
dan ramp) digunakan integral waterproofing Conplast X421M ex Fosroc atau 3cc dengan
HPI ex CEMENTAID. Water absorption yang disyaratkan < 1.5 % (BS 1881:Part 122:1983,
tes dilakukan pada umur 7 hari).
3.4 Semua pipa sparing, tie rod, floor drain yang menembus beton waterproof harus menggunakan
waterstop.
Pasal 4. Pengujian
4.1 Prosedur pengujian water absorption dilakukan menurut British Standard (BS 1881: Part
122:1983), tes dilakukan pada umur 7 hari, tentang metode penentuan water absorption.
IX.44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
4.2 Kontraktor wajib melakukan tes water absorption setiap pengecoran beton waterproof atau
setiap 40 m3 beton dan menyerahkan laporan tes ke Konsultan Pengawas/Project
Management .
4.3 Kontraktor harus menyediakan biaya test absorpsi oleh Laboratory Independent yang
disetujui jika Konsultan Pengawas/Project Management meminta diadakan tes memenuhi
persyaratan absorpsi dalam 7 hari dan bila dibutuhkan, dapat diambil absorption samples
dengan arahan dari Pengawas. Samples ini harus dites menurut standard yang telah ditentukan
dan harus memenuhi syarat absorpsi yang diminta.
Pasal 5. Jaminan
Jaminan pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk dan
performance yang digunakan termasuk sambungan beton, sparing pipa, floor drains dan titik tie rod
yang sesuai spesifikasi pabrik, terhadap kemungkinan bocor, keretakan shrinkage, pecah dan cacat
lainnya selama 10 (sepuluh) tahun. Jaminan diserahkan ke Pemilik Proyek.
6.2 Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan, baik yang terdapat pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, dokumen kontrak maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan-peraturan yang berlaku.
6.3 Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan bisa
berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis di lapangan.
7.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan seperti sambungan
beton, sparing pipa, floor drains dan titik tie rod) berdasarkan gambar dokumen kontrak
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
7.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja atau dokumen kontrak.
7.3 Semua shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Project Management.
8.1 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
8.2 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau pemakai
pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Project Management.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
Pasal 9. Waterstops
9.1 Untuk retaining wall, GWT, STP, pelat lantai LGF (area parkir, driveway, landscape, gutter
dan ramp), pelat lantai atap/dak serta elemen struktur beton lainnya yang beresiko
IX.45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
terhadap terjadinya rembesan air, maka kontraktor harus memasang waterstops pada
setiap penghentian pengecoran / cold joint.
9.2 Waterstops yang digunakan adalah jenis HYDROPHILIC WATERSTOPS type SUPERCAST SW 10
ex Fosroc atau SUPERWELL ex CEMENTAID. Lokasi penempatan waterstops adalah di tengah-
tengah pelat beton atau dinding beton.
IX.46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 10
PEKERJAAN TIANG PANCANG (HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER)
Pasal 1. Umum
Definisi Jack in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan
masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight
sehingga tidak menimbulkan getaran. Gaya tekan dongkrak lansung dapat dibaca melalui
manometer sehingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap menacpai kedalaman tertentu. Sebelum
dilakukan pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dari hasil
tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian
dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiang. Selain memiliki keunggulan
yang disebutkan diatas, alat ini juga mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran
mulai dari 200×200 mm sampai dengan 500×500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan
diameter 300 sampai dengan 600 mm. Mobilisasi alat ini cukup mudah dan pada jack in pile
tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang seperti pada sistem pemancangan dan
juga tidak mudah terjadi necking seperi pada sistem bore-pile.
Dalam hal ini dibahas salah satu jenis Jack in Pile yaitu Jack in Pile type Hydraulic
Static Pile Driver merk Sunwad ZYJ320. Dengan beban ultimate yang mencapai
320 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban
counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindah- pindah dengan bantuan mesin
hirolis pada bagian bawah mesin. Jack-in Pile ini memiliki 4 guah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki
pada bagian luar (rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan
secara hidrolis. Kaki-kai ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak
menuju titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda. Jack-in Pile type Hidaulic
Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang
berdiameter besar.
Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini adalah mobile crane yang berfungsi
untuk mengangkat tiang pancang ke dekat alat pancang. Mobile crane sering digunakan dalam
proyek-proyek berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk mengangkut
bahan-bahan konstruksi dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak bebas
mengelilingi area proyek.
*) sumber : http://www.ilmusipil.com/pemancangan-dengan-alat-jack-in-pile
Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria teknis di
dalam perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di dalam gambar rencana, maka
pekerjaan pemancangan fondasi tiang di dalam proyek ini perlu mengacu kepada semua
persyaratan teknis yang telah digunakan di dalam perencanaannya.
Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan dijelaskan berikut ini,
yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus dilakukan dan
Prosedur Pemancangan tiang pancang beton.
Pasal 2. Standard
Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan teknis ini adalah:
o Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI2847:2013
o Standar Industri Indonesia (SII)
o American Concrete Institute (ACI)
o American Welding Society (AWS)
o American Society For Testing and Materials (ASTM)
o British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110
X.47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pasal 3. Material
Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun
tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai
rencana.
Digunakan tiang pancang 250 × 250 dengan kapasitas/daya dukung per tiang masing-masing sebesar
40 ton untuk panjang … meter atau sampai tanah keras. Dalam pelaksanaan pemancangan
disyartakan kontraktor pemancangan melakukan pekerjaan indikator pile masing-masing tower 5
titik pile secara random yang akan dievaluasi kembali untuk penentuan panjang tiang effektif.
Mutu beton tiang pancang K-550 atau lebih pada umur 28 hari.
Tulangan utama tiang pancang memakai tulangan Ulir atau strand cable dan tulangan
polos sebagai tulangan sengkang/pembagi (setiap produsen memiliki material tulangan yang
berbeda dan yang digunakan adalah kapasitas maksimum tekan yang dapat mencapai
300Ton)
Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.
Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini adalah 250x250 mm dengan
panjang tiang pancang L = ± ..m atau sampai tanah keras, maka alat pancang yang digunakan dalam
pemancangan menggunakan hydraulic static (Jacking Pile) type mesin kapasitas 100T dengan
beban 200% (kapasitas tekan satu tiang 80Ton dengan gaya tekan 100Ton) dan pembacaan
dua dial manometer dengan satuan MPa dengan tekanan maksimum masing-masing
6.3MPa (tekanan dan pembacaan dial dapat menyesuaikan berdasarkan ketersedian alat
yang memenuhi rekomendasi beban yaitu 100 ton). Beban
100Ton ini dimaksutkan untuk menembus lensa yang berada pada rata-rata kedalaman yang masih
dangkal dan hanya ketebalan berkisar 2000mm
Semua alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-
bantu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu
pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
Pasal 5. Persiapan
Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
• Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan
terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor
yang qualified di bawah pengawasan Manajemen Konstruksi.
• Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan
metoda kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas / pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan.
• Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan sehubungan
dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.
X.48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
• Seleksi Tiang Pancang. Semua tiang pancang yang akan dipancang harus terseleksi dan
memenuhi kondisi sebagai berikut:
o Fisik tiang pancang harus cukup lurus dalam sambungan.
o Tidak ada cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
o Tidak ada retak struktur sampai menembus tulangannya
• Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang pancang harus dipancang pada posisi yang
benar sesuai dengan posisi patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar
rencana yang telah disetujui perencana. Di dalam aplikasi pemancangan, umumnya
tiang pancang akan cenderung bergeser dari patok yang ditentukan, oleh karena itu
pergeseran yang boleh terjadi harus dibatasi menurut code of practice yang berlaku.
Pergeseran arah horizontal kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari 7.5 cm. Penyimpangan
arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 1.25 % (persen) untuk tiang pancang yang
seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah, dengan catatan sumbu tiang harus lurus. Untuk
kepala tiang yang diharuskan extend di atas muka tanah, maka penyimpangan vertikalnya
harus dibatasi tidak lebih dari 0,2 % (persen). Segala biaya perbaikan yang timbul akibat
penyimpangan dari ketepatan posisi dan toleransi yang sudah ditentukan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor pancang.
• Terminasi pemancangan. Setiap tiang pancang akan dipancang secara kontinyu sampai
mencapai kedalaman ±… m (dari muka tanah asli) atau sampai tanah keras dari muka
tanah asli. Apabila selama pemancangan, tiang telah mencapai lapisan tanah keras sebelum
kedalaman rencana=.. m atau sudah pada tanah keras dari muka tanah asli dan sudah
mencapai pembacaan manometer 6.3 MPa, maka pemancangan dapat dihentikan.
• Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang pancang yang dipancang, mulai dari awal hingga
akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan, nomor
tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang, kedalaman dan final set yang dicapai. Setiap
lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Manajemen Konstruksi. Untuk
ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress
pemancangan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
a. Pengujian tiang untuk axial test dengan system hydroulic statis secara langsung
bersamaan dengan pemancangan, dilakukan menurut prosedur dan peraturan “ASTM” D
1143-81 dan laporan test harus disertai grafik hubungan beban penetrasi (Load Settlement
Relationship).
X.49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
b. Tiang mini dapat diterima hasil pemancangannya apabila berhasil menahan beban 2.0 kali
beban rencana.
Dial
2,0 x P Manometer
Dimensi P (ton) (ton) (MPa)
c. Berhubung semua tiang yang dijack/ditekan maka selama pemancangan tidak boleh
mengalami “longsor”.
d. Bila “longsor” maka Kontraktor yang bersangkutan harus mengusulkan “perbaikan”
atau mengganti tiang yang bersangkutan dengan tiang (tiang- tiang dilihat dari segi design
untuk mendapatkan persetujuan/ditolak oleh Konsultan Pengawas/Perencana).
e. Indikasi pertama dari suatu keadaan sebelum “longsor” adalah penurunan total (Gross
Settlement) selama 20 menit pertama sudah lebih besar dari 0.09 mm dan selama 20
menit kedua menjadi lebih besar lagi. Suatu indikasi dari suatu keadaan yang mendekati
keadaan longsor adalah bahwa penurunan total selama 20 menit ketiga lebih besar lagi dari
yang terdapat sebelumnya. Adakalanya tetapi tidak selalu dapat diketahui keadaan
yang mendekati longsor itu dari jari-jari lengkung pada lengkung beban penurunan total yang
secara progressive menjadi kecil.
Bila kondisi tersebut dijumpai maka percobaan harus dihentikan dengan pengertian harus
direbound kearah beban nol secara bertahap sesuai tahap peningkatan beban sebelumnya.
f. Kontraktor yang melaksanakan pemancangan dengan cara push pile harus menyerahkan
setiap laporan secara lengkap pada Konsultan Pengawas 1 (satu) minggu setelah tiap
percobaan selesai dan harus ditanda tangani oleh seorang Soil Engineer atau Anggota HATTI.
g. Laporan percobaan pembebanan tiang meliputi hal-hal sbb:
• Diskripsi mengenai keadaan kondisi tanah ditempat lokasi tiang yang dibebani.
• Diskripsi mengenai prosedur percobaan, data-data lengkap mengenai pemancangan
tiang ` termasuk total pencatatan dan konversi beban penekanan tiang, final set,
panjang penetrasi tiang, kondisi tiang, sambungan, mutu las, keadaan cuaca dll.
• Diskripsi mengenai besarnya hammer,data rata-rata keadaan sebenarnya dari
energy hammer selama pemancangan dll.
• Hubungan penurunan dan beban tiang disajikan lengkap secara tabelaris dan
dibuatkan dengan cara grafis.
• Catatan-catatan atau kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan percobaan
dilampirkan dalam laporan ini.
• Evaluasi dari hasil percobaan beban termasuk estimasi kapasitas daya dukung tiang
dengan beberapa metode dilakukan oleh sarjana geoteknik yang berpengalaman
dan dilampirkan didalam laporan ini.
• Laporan tersebut dibuat dan ditanda tangani oleh sarjana geoteknik yang sudah
berpengalaman.
a. Uji Beban
Sistem uji beban pada proyek ini sesuai permintaan perencana adalah Static Load Test yang
akan dilakukan menurut peraturan ASTM D1143-81 untuk Axial Compressive Test.
b. Axial Test
Axial compressive test akan dilakukan dengan menggunakan metoda Kentledge (blok
beton) sebagai sistem beban seperti terlihat dalam gambar 4-1. Prosedur pembebanan axial
akan mengikuti prosedur Cyclic Loading Schedule dari ASTM D1143-81.
X.50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Prosedur pembebanan menurut ASTM D1143-81 secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Beban yang dikehendaki pada setiap tahap pembebanan akan diperoleh dengan
memompa hydraulic jack sampai mencapai nilai tekanan tertentu pada manometer.
Nilai-nilai tekanan untuk setiap tahap beban telah ditentukan berdasarkan besarnya
beban test dan kapasitas hydraulic jack yang digunakan (tabel 3.1. dan tabel 3.2.)
Penurunan atau defleksi tiang percobaan diukur dengan 4 (empat) buah dial-gauges yang
diletakkan siku satu sama lain dan dipasang fixed pada kepala tiang-uji. Ujung dial-
gauges diletakkan pada reference beam yang telah diberi landasan kaca polos,
sehingga defleksi tiang dapat diukur dengan teliti.
Semua data pengamatan dan pengukuran pada setiap tahap pembebanan
selalu dicatat dengan teliti di dalam loading test record form.
Semua alat ukur yang digunakan di dalam uji-beban ini seperti dial- gauges dan
manometer telah dikalibrasi oleh lembaga instrumentasi dari instansi yang berwenang
(sertifikat kalibrasi harus dilampirkan).
Prosedur Pembacaan :
Untuk lama pembebanan A, 1 jam dan 20 menit; pembacaan dilakukan segera setelah
kenaikan/penurunan beban dan setiap interval 10 menit.
Untuk lama pembebanan B dan C; dilakukan seperti pada butir di atas untuk 2 jam
pertama dan selanjutnya setiap interval 1 jam.
Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran yang
berdampak kepada akurasi pembacaan.
X.51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Tabel 7.2.1 : Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM D1143-
81 (SCP 250x250 pengujian 200%)
Pembebanan
Pembacaan Lamanya
Siklus % Beban Beban beban Durasi Pembacaac (menit)
Manometer
Rencana (ton) Psi Kg/cm2 ditahan(menit)
0 0
25 10 A 0,10,20,30,40,50,60
I 50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
25 10 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
75 30 A 0,10,20,30,40,50,60
II 100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
75 30 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
125 50 A 0,10,20,30,40,50,60
III 150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
125 50 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
150 60 20 0,10,20
175 70 A 0,10,20,30,40,50,60
0,10,20,30,40,50,60,70,80,9
IV 200 80 B 0,100,
110,120,180,240,300,360,420
,480,
150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
540.600.660.72
100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
0
50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60
X.52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Keterangan :
Beban Rencana = 40 ton
Beban Test = 80 ton
Tiang test = SCP 250x250, L eff = m
d. Laporan Pembebanan
X.53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pasal 8. Laporan
Laporan hasil pelaksanaan dan pemancangan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak rangkap
3 dengan ketentuan terperinci untuk tiang tiang, yakni hasil penekanan tiang dan penyimpangan
koordinat tiang.
Apabila hasil penekanan diragukan dan kondisi di lapangan memungkinkan, maka dapat diadakan
loading test. Selama dilaksanakannya pekerjaan pondasi, segala resiko / kerusakan yang terjadi
pada bangunan dan lain-lain yang ada pada dan disekitar lokasi proyek adalah sepenuhnya
tanggung jawab Kontraktor. Bangunan dan barang-barang lain disekitar bangunan harus
diasuransikan (oleh Kontraktor).
X.54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 11
PEKERJAAN TIANG PANCANG (DROP HAMMER)
Pasal 1. Umum
Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria teknis di dalam
perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di dalam gambar rencana, maka pekerjaan
pemancangan fondasi tiang di dalam proyek ini perlu mengacu kepada semua persyaratan teknis
yang telah digunakan di dalam perencanaannya.
Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan dijelaskan berikut ini,
yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus dilakukan dan Prosedur
Pemancangan tiang pancang beton.
Pasal 2. Standard
Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan teknis ini adalah:
o Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013
o Standar Industri Indonesia (SII)
o American Concrete Institute (ACI)
o American Welding Society (AWS)
o American Society For Testing and Materials (ASTM)
o British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110
Pasal 3. Material
Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun
tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai rencana.
Digunakan tiang pancang 250 × 250 mm dengan kapasitas/daya dukung per tiang sebesar 40 ton
untuk panjang ± … m atau sampai tanah keras.
• Mutu beton tiang pancang K-450 atau lebih besar pada umur 28 hari.
• Tulangan utama tiang pancang memakai 4D13 (baja tuangan ulir U-40) dan tulangan
sengkang memakai Ø6-60/120 mutu U24 (baja tulangan polos).
• Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.
Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini adalah pancang 250x250 mm dengan
panjang tiang pancang L =…m atau sampai tanah keras, maka alat pancang yang digunakan dalam
pemancangan menggunakan Drop Hammer dengan berat hammer 1,3-1,5 ton.
XI.55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Semua alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-bantu
lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu pekerjaan
maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
Pasal 5. Persiapan
Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
• Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan
terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor yang
qualified di bawah pengawasan Manajemen Konstruksi.
• Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan metoda
kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
• pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas / pemberi tugas untuk mendapat
persetujuan.
• Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan sehubungan dengan
metoda dan alat kerja yang dipilih.
Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur pemancangan adalah:
• Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga-kerja
terampil dalam jumlah yang cukup dan terlatih serta di bawah pengawasan tenaga ahli
profesional yang berpengalaman. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pancang harus
menyampaikan struktur organisasi proyek beserta curriculum vitae tenaga ahli yang terlibat
di dalamnya.
• Seleksi Tiang Pancang. Semua tiang pancang yang akan dipancang harus terseleksi dan
memenuhi kondisi sebagai berikut:
o Fisik tiang pancang harus cukup lurus dalam sambungan.
o Tidak ada cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
o Tidak ada retak struktur sampai menembus tulangannya
• Pemakaian Cushion. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang akibat konsentrasi beban
dinamik hammer pada saat pemancangan, semua kepala tiang yang akan dipancang harus
dilindungi dengan cushion block yang cukup. Cushion block harus diperiksa dan diganti
secara periodik untuk menjaga elastisitasnya agar tetap berfungsi memproteksi kepala
tiang terhadap beban dinamik hammer.
• Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang pancang harus dipancang pada posisi yang
benar sesuai dengan posisi patok yang ditentukan dan dikonfirmasi terhadap gambar rencana
yang telah disetujui perencana. Di dalam aplikasi pemancangan, umumnya tiang pancang
akan cenderung bergeser dari patok yang ditentukan, oleh karena itu pergeseran yang boleh
terjadi harus dibatasi menurut code of practice yang berlaku. Pergeseran arah horizontal
kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari
7.5 cm. Penyimpangan arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 1.25 % (persen)
untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah, dengan catatan
sumbu tiang harus lurus. Untuk kepala tiang yang diharuskan extend di atas muka tanah, maka
penyimpangan vertikalnya harus dibatasi tidak lebih dari 0,2 % (persen). Segala biaya
perbaikan yang timbul akibat penyimpangan dari ketepatan posisi dan toleransi yang
sudah ditentukan adalah menjadi tanggung jawab kontraktor pancang.
• Terminasi pemancangan. Setiap tiang pancang akan dipancang secara kontinyu sampai
mencapai kedalaman ±… m (dari tanah asli) atau sampai tanah keras dari muka tanah asli.
Apabila selama pemancangan, tiang telah mencapai lapisan tanah keras sebelum kedalaman
… m atau sudah pada tanah keras dari muka tanah asli dan sudah dilakukan pemukulan
sebanyak 10 pukulan dengan penurunan 2.54 cm maka pemancangan dapat dihentikan.
XI.56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
• Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang pancang yang dipancang, mulai dari awal hingga
akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan,
nomor tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang, kedalaman dan final set yang dicapai.
Setiap lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Manajemen Konstruksi. Untuk
ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress
pemancangan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
a. Pengujian 1 tiang untuk axial test dengan system PDA, dilakukan menurut prosedur dan
peraturan “ASTM” D 1143-81 dan laporan test harus disertai grafik hubungan beban penetrasi
(Load Settlement Relationship).
b. Tiang pancang yang diuji berjumlah 1 tiang (proving load test) dan merupakan tiang
pancang yang akan digunakan sebenarnya nantinya dan lokasinya ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Pengujian tiang pancang dapat dilakukan 14 (empat belas) hari setelah pemancangan
(sesuai dengan rekomendasi).
d. Tiang pancang dapat diterima pengujiannya apabila paling sedikit berhasil menahan
beban 2.0 kali beban rencana.
2,0 x P
Dimensi P (ton)
(ton)
SCP 250x250 40 80
e. Berhubung tiang yang di”coba” merupakan tiang terpakai maka selama percobaan tiang yang
bersangkutan tidak boleh mengalami “longsor”.
f. Bila “longsor” maka Kontraktor yang bersangkutan harus mengusulkan “perbaikan” atau
mengganti tiang yang bersangkutan dengan tiang (tiang-tiang dilihat dari segi design untuk
mendapatkan persetujuan/ditolak oleh Konsultan Pengawas).
g. Indikasi pertama dari suatu keadaan sebelum “longsor” adalah penurunan total
(Gross Settlement) selama 20 menit pertama sudah lebih besar dari 0.09 mm dan selama 20
menit kedua menjadi lebih besar lagi.
Suatu indikasi dari suatu keadaan yang mendekati keadaan longsor adalah bahwa
penurunan total selama 20 menit ketiga lebih besar lagi dari yang terdapat sebelumnya.
Adakalanya tetapi tidak selalu dapat diketahui keadaan yang mendekati longsor itu dari
jari-jari lengkung pada lengkung beban penurunan total yang secara progressive menjadi kecil.
Bila kondisi tersebut dijumpai maka percobaan harus dihentikan dengan pengertian
harus direbound kearah beban nol secara bertahap sesuai tahap peningkatan beban
sebelumnya.
h. Kontraktor yang melaksanakan percobaan beban harus menyerahkan laporan secara
lengkap pada Konsultan Pengawas 1 (satu) minggu setelah tiap percobaan selesai dan harus
ditanda tangani oleh seorang Soil Engineer atau Anggota HATTI.
a. Diskripsi mengenai keadaan kondisi tanah ditempat lokasi tiang yang dibebani.
b. Diskripsi mengenai prosedur percobaan, data-data lengkap mengenai pemancangan tiang `
termasuk total jumlah pukulan, final set, panjang penetrasi tiang, kondisi tiang,
sambungan, mutu las, keadaan cuaca dll.
c. Diskripsi mengenai besarnya hammer,data rata-rata keadaan sebenarnya dari energy
hammer selama pemancangan dll.
d. Hubungan penurunan dan beban tiang disajikan lengkap secara tabelaris dan
dibuatkan dengan cara grafis.
e. Catatan-catatan atau kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan percobaan
dilampirkan dalam laporan ini.
XI.57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Evaluasi dari hasil percobaan beban termasuk estimasi kapasitas daya dukung tiang dengan
beberapa metode dilakukan oleh sarjana geoteknik yang berpengalaman dan
dilampirkan didalam laporan ini.
g. Laporan tersebut dibuat dan ditanda tangani oleh sarjana geoteknik yang sudah
berpengalaman.
Pasal 9. Laporan
Laporan hasil pelaksanaan dan pemancangan harus diserahkan kepada MK sebanyak rangkap
3 dengan ketentuan terperinci untuk tiang tiang, yakni hasil kalendering dan penyimpangan koordinat
tiang.
Apabila hasil final set diragukan dan kondisi di lapangan memungkinkan, maka dapat diadakan
loading test. Selama dilaksanakannya pekerjaan pondasi, segala resiko / kerusakan yang terjadi pada
bangunan dan lain-lain yang ada pada dan disekitar lokasi proyek adalah sepenuhnya tanggung
jawab Kontraktor. Bangunan dan barang- barang lain disekitar bangunan harus diasuransikan (oleh
Kontraktor).
XI.58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 12
PROSEDUR PELAKSANAAN
AXIAL COMPRESSIVE LOADING TEST DENGAN SISTEM KENTLEDGE
Sistem uji beban pada proyek ini sesuai permintaan perencana adalah Static Load Test yang
akan dilakukan menurut peraturan ASTM D1143-81 untuk Axial Compressive Test.
Axial compressive test akan dilakukan dengan menggunakan metoda Kentledge (blok beton)
sebagai sistem beban seperti terlihat dalam gambar 4-1. Prosedur pembebanan axial akan mengikuti
prosedur Cyclic Loading Schedule dari ASTM D1143-81.
Alat-alat utama yang akan digunakan di dalam percobaan pembebanan ini antara lain adalah:
Prosedur pembebanan menurut ASTM D1143-81 secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Beban yang dikehendaki pada setiap tahap pembebanan akan diperoleh dengan memompa
hydraulic jack sampai mencapai nilai tekanan tertentu pada manometer. Nilai-nilai
tekanan untuk setiap tahap beban telah ditentukan berdasarkan besarnya beban test dan
kapasitas hydraulic jack yang digunakan (tabel 3.1. dan tabel 3.2.)
• Penurunan atau defleksi tiang percobaan diukur dengan 4 (empat) buah dial-gauges yang
diletakkan siku satu sama lain dan dipasang fixed pada kepala tiang-uji. Ujung dial-
gauges diletakkan pada reference beam yang telah diberi landasan kaca polos, sehingga
defleksi tiang dapat diukur dengan teliti.
• Semua data pengamatan dan pengukuran pada setiap tahap pembebanan selalu
dicatat dengan teliti di dalam loading test record form.
• Semua alat ukur yang digunakan di dalam uji-beban ini seperti dial- gauges dan
manometer telah dikalibrasi oleh lembaga instrumentasi dari instansi yang berwenang
(sertifikat kalibrasi harus dilampirkan).
Prosedur Pembacaan :
• Untuk lama pembebanan A, 1 jam dan 20 menit; pembacaan dilakukan segera setelah
kenaikan/penurunan beban dan setiap interval 10 menit.
• Untuk lama pembebanan B dan C; dilakukan seperti pada butir di atas untuk 2 jam pertama
dan selanjutnya setiap interval 1 jam.
XII.59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran
yang berdampak kepada akurasi pembacaan.
Tabel 3.1.: Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM D1143-81 (SCP
250x250 pengujian 200%)
Pembebanan
Pembacaan Lamanya
Siklus % Beban Beban beban Durasi Pembacaac (menit)
Manometer
Rencana (ton) Psi Kg/cm2 ditahan(menit)
0 0
25 10 A 0,10,20,30,40,50,60
I 50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
25 10 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
75 30 A 0,10,20,30,40,50,60
II 100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
75 30 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
125 50 A 0,10,20,30,40,50,60
III 150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
125 50 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
50 20 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 20 20 0,10,20
100 40 20 0,10,20
150 60 20 0,10,20
175 70 A 0,10,20,30,40,50,60
0,10,20,30,40,50,60,70,80,90
IV 200 80 B ,100,
110,120,180,240,300,360,420,
480,
150 60 60 0,10,20,30,40,50,60
540.600.660.72
100 40 60 0,10,20,30,40,50,60
0
50 20 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60
XII.60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Keterangan :
Beban Rencana = 40 ton
Beban Test = 80 ton
Tiang test = SCP 250x250, L eff =… m
XII.61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
BAB 13
PERENCANAAN JALAN LINGKUNGAN
Direncanakan Tebal Perkerasan 2 jalur data lalu-lintas saat ini( tahun 2021) seperti diatas.
Umur rencana 10
= tahun
Pertumbuhan lalu lintas
4= %
Faktor regional(FR) =1
CBR tanah timbunan =20
Penyelesaian
LHR pada awal umur rencana (2021), dengan rumus
? :(1+i)
Kendaraan ringan 2 ton 100 kendaraan
Bus 8 ton 10 kendaraan
Truk 2 As 10 ton 10 kendaraan
Truck 2 As 13 ton 10 kendaraan
Truck 3 As 20 ton 5 kendaraan
LHR 2021= 135 kendaraan/hari/ 2 jalur
XIII.62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Menghitung LEP
LEP= +Eⱼ
xCⱼX Eⱼ)
10 Tahun
Kendaraan ringan 2 ton 0.5 x 116.99 x 0.0004 = 0.023
Bus 8 ton 0.5 x 11.70 x 0.1593 = 0.932
Truk 2 As 10 ton 0.5 x 11.70 x 0.3500 = 2.047
Truck 2 As 13 ton 0.5 x 11.70 x 1.0648 = 6.228
Truck 3 As 20 ton 0.5 x 5.85 x 1.0375 = 3.034
LEA₁₀ 12.265
Menghitung LET
Menghitung LER
Mencari ITP
CBR tanah dasar = 5 % DDT = 4.7
IP = 1.5 FR = 1.0
XIII.63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Susunan Perkerasan
- Hotmix = 4 cm
- Batu pecah CBR 80% =15 cm
- Sirtu CBR 50% = 15 cm
- Tanah Dasar dipadatgkan CBR 5%
XIII.64
PEKERJAAN MEP
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Plambing
Standar Nasional Indonesia 03-6481-2000
Plumbing Code THN 1999
Plumbing oleh HAROLD BABBIT
Mechanical and Electrical system for Construction by Riley Shuttleworth
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing ( Soufyan Noerbambang /
T. Morimura).
Pedoman Plambing Indonesia 1979 (Dep. PU).
Plumbing For High Rise Building (Aefred Steel).
Building Service and Equipment Volume 1 s/d 3 (F. Hall, M.I.O.B. M.I.P.H.F)
Tata cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan (SNI-03-3424-1994).
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pemadam Kebakaran
Sistem Instalasi Pemadam Kebakaran harus mengikuti ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku, yang dikeluarkan / dibuat oleh instansi yang
berwenang yaitu :
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
Dinas Pemadam Kebakaran.
Lembaga Pengujian Bahan.
Departemen Tenaga Kerja (Depnaker).
Pedoman Plambing Indonesia.
PERDA No 8 tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran.
Standard dan kode praktis dalam proyek ini sehubungan dengan masalah
teknisnya, kecuali dinyatakan lain pada bab / pasal
yang bersangkutan dalam spesifikasi ini adalah sebagai berikut :
Standard Pipe and Hose System : NFPA 14
Automatic Sprinkler System : NFPA 13
Fire Extinguishers : NFPA 10
Electrical System : IEE Wiring Regulations.
Fire Detection & Alarm System : NFPA.
Fire Pumps System : ULFM.
Semua peralatan dalam material adalah baru, terbaik dari type yang sama /
sejenis dan tidak rusak / cacat, kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi.
1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan Sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan
juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari
tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual,
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama
pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut file
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
softcopy nya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi,
notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam
proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh
instalasi M&E yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar
kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (Lima) set dan dijilid dan
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja Sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2. Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh /
dokumen ini.
Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana Pekerjaan, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksanaan pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap
3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak
peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak
menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-
keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk
berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan peralatan
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas
rekomendasi Konsultan Perencana.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam menentukan
performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari
peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performanya dari peralatan
tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
Laporan-laporan
Laporan Pengetesan
1. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan mesin atau peralatan
Hasil pengetesan kabel
Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
Penjagaan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja
yang disimpan di tempat kerja ( gudang lapangan )
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Air kerja
a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan sebagainya
harus disediakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (eksisting) harus dilengkapi dengan
meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
1.14. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.15. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku
Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik
sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
3. SISTEM PERPIPAAN
3.1.1. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu
3.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
3.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
3.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
3.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Air dingin
AB 5 10 15 PV-10 IA
Dalam gedung
Air dingin
AB 5 10 15 PV-10 IA
Diluar gedung
Hidran di luar
IH/OH 10 15 20 B.20 IA
gedung
Air limbah
pengaliran ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA
Air limbah
AK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi toilet
Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual
pompa
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.2.3. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class 300
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.6. Spesifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.2.7. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di
antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water
mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan
dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-
alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di
antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan
api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras yang lain.
Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar zinchromat
dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Katup by-pass.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
3.4. PENGUJIAN
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian
per sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus untuk
pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/
cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.
3.5. PENGECATAN
3.5.1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
Pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui
Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi indikasi
adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pengkabelan
Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS 1).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa
yang akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas “ L ”.
B. Peralatan Utama
1. Peralatan pengeboran.
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pengeboran harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan
rekayasa, konstruksi dan keadaan tanah.
2. Sumur dalam.
a. Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar kerja
kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur
maupun konstruksi pengeboran.
b. Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 3 m³/jam dan
60m³/hari.
c. Kedalaman sumur diperkirakan 50 meter.
d. Konstruksi sumur dibuat sekurang - kurangnya sebagai berikut:
Pipa jambang 100 mm sedalam 50 meter, 10 meter bagian luar atas di
cor beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
f. Batu karang
j. Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka diluar
pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang
melalui batu karang tidak diambil.
Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur,
maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton
cor, dan ujung sumur akan berhenti diatas batu karang.
2. Peralatan uji.
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain:
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
- Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem electroda lampu
listrik arus lemah.
3 Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut:
- Gambar sumur terpasang secara detail.
- Seluruh laporan hasil pengujian.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
5.1. PERPIPAAN
1. Umum
Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
Jenis pipa lihat “SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan
Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam sumur
resapan sebelum dialirkan kesaluran kota.
5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb:
1. Valved Connection to main Water supply source
2. Hydrant Box
3. Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
4. Sambungan dengan pemadam Kebakaran Kota ( Siamese Connection )
5. Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )
6. Pekerjaan lain yang berhubungan ( contoh : Pondasi, pengecatan, concrete blok )
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
8. HYDRANT VALVE
Size : 1 ½” & 2 ½”
9. SPRAY NOZZLE
Size : 1 1 / 2 “& 2 1 / 2”
10. HOSE
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
7.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan Sama mengikatnya.
3. Noise Criteria
Hunian 30 - 40 NC
Ruang Lab 35 - 45 NC
7.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan ataupun alat- alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.
3. Platforms.
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang
dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah
harus tercantum dalam as built drawing.
7.4. FAN
7.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar
Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
7.5.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
a) Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame. Tidak
dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya ukuran filter.
b) Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan effisiensinya.
c) Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak boleh lebih
dari 20 Pa (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa (0,5” WG).
Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai 500 fpm tanpa
mengalami kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory class 1 atau setara.
Instalasi filter harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Acces harus
disediakan untuk tujuan inspeksi atau pembersihan.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
7.11.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi
panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan
Indoor Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. Diatas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S
(Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
Panel Starter
- Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter
serta ampermeter dengan selector switch untuk 3phase, plat nama untuk
peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switch bila
memakai remote starstop.
2. Peralatan Kontrol
a. Temperatur Controller (TC)
- Fungsi control : PI
- Temp.set point scale : C pada range C to 32 C
- Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
- Ambient temp/RH : max. 50 C 90 % RH
- Control output (Output voltage) : 2 - 10 V
- Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 mA
Input voltage/current
b. Temperatur Sensor (TS)
- Temperatur detector dari type thermistar.
- max. temp. 100 C.
Catatan : Temperatur Controller (TC) dan Temperatur Sensor (TS) atau
gabungan dari TC dan TS (Thermostat) adalah dari merek yang
sama dan dari jenis yang sesuai untuk kebutuhannya.
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS
standard.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen"
harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan
timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
Pilot lamp - red, green, white.
Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch.
Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
Disconnecting switch untuk remote star stop.
Pilot lamp. -R-S-T
Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang
ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.
Panel remote harus dilengkapi untuk masing- masing Peralatan dengan pilot
lamp ( red, green, white ) dan plat nama masing-masing Peralatan dll. Sesuai
dengan detail drawing.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
I. SYARAT-SYARAT UMUM
8.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Umum
a. Keputusan Menteri Pek. Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
dan Gedung.
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005, tentang
Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang
Petunjuk Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang
Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Building of Indonesia)
f. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, UDC : 699.81.691.005,
tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Gedung dan
Lingkungan.
g. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 1992, Tentang Penanggulangan Bahaya
Kebakaran Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (untuk referensi).
h. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT Telkom,
PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.
Pelaksana
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.
b. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja Sama dengan pemegang merk yang ditawarkan.
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN, Telepon, PDAM diperkenankan bekerja Sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang sesuai dengan kelas pekerjaan tersebut.
8.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada,
petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan
pengoperasian dan pemeliharaan jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialist lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “shop drowing” kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak
biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M&E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan
informasi lainnya sehingga jelas
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilegkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4
8.4. KOORDINASI
a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas
Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan ini
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pelaksana
Pekerjaan harus segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.
e. Pengambilam ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemeliharaan peralatan dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi
Konsultan Perencana.
8.10 PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas
Lapangan.
b. Pada setiap saat Pengawas Lapangan harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekrjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Pengawas
Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi
beban Pelaksana Pekerjaan yang diperhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
yang disampaikan kepada Pengawas Lapangan.
e. Ditempat pekerjaan, Pengawas Lapangan, menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksana Pekerjaan
serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan (bobot pekerjaan) sesuai dengan volume dan harga penawaran serta
schedule yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan.
d. Pelaksana Pekerjaan harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan
bagian penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan (Schedule Man Power dan
Schedule Material).
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari
Pengawas Lapangan.
8.16. LAPORAN-LAPORAN
Laporan Harian dan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
a. Kegiatan fisik
b. Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
c. Jumlah material masuk/ditolak
d. Jumlah tenaga kerja
e. Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh
Site Manager harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk diketahui/disetujui.
Laporan Pengetesan
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
b. Hasil Pengetesan peralatan
c. Hasil pengetesan material seperti kabel, pipa, dll
d. dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Pengawas Lapangan.
8.19. PENJAGAAN
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
8.20 PENERANGAN DAN SUMBER DAYA
a. Pada Kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan daya listrik dari
bangunan existing, harus dilengkapi dengan pengaman/MCCB dan kWh meter, untuk
pencatatan pembayaran.
8.22 PENGECATAN
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau
pemasangan harus segera difinishing dengan cat dengan warna yang sama, sehingga nampak
seperti baru kembali.
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
department yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Department Tenaga
Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
8.27 IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
8.28 GARANSI
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila Peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan – pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
8.29 TRAINING
Sebelum penyerahan kedua pekerjaan, pelaksan pekerjaan harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copies buku operating maintenance, repair manual dan as-build
drawing, segala sesuatunya atas biaya pelaksana pekerjaan.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
9.1. UMUM
Proyek KBR Brimob Karawang ini berlokasi di Karawang – Jawa Barat, merupakan bangunan yang
terdiri dari Laboratorium, Rumah Dinas, Gudang Amunisi, Garasi dan Rumah Susun
Pekerjaan Elektrikal Secara Garis Besar:
Listrik
Pekerjaan listrik ini merupakan pemasangan daya listrik baru PLN tegangan Menengah 20V/380V
dan Tegangan Rendah 380/220V dan sebagai cadangan dengan Diesel generating set. Secara
garis besar pekerjaan elektrikal adalah meliputi: pemasangan daya listrik tegangan menengah,
Panel Tegangan Menengah, Panel Tegangan Rendah, kabel power, kabel distribusi, penerangan
umum/didalam dan emergency, penerangan luar, dan kotak-kontak.
Elektronik
Sedangkan untuk pekerjaan Sistem elektronik disini meliputi pengadaan dan pemasangan Tata
Suara/Paging System, Telepon, dan Fire alarm.
Lain-lain
Lingkup pekerjaan secara lengkap dapat dilihat pada spesifikasi (lingkup pekerjaan), Gambar dan
Perincian Penawaran atau Bill of Quantity (BQ).
LINGKUP PEKERJAAN
Pemasangan daya listrik adalah 200 KVA/20kV/50Hz, dengan kabel tanah N2XSEBY seperti gambar
rencana.
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam
gambar atau RKS ini, antara lain:
Panel Tegangan Menengah yang terdiri dari Incoming, Metering dan Outgoing
Kabel Tegangan Menengah dan Penyambungan ke Trafo dan Panel TM
Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun di dalam bangunan, termasuk
didalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak
Kabel feeder untuk panel-panel penerangan dan panel-panel tenaga.
Panel-panel penerangan, panel-panel tenaga dan Panel Distribusi Utama (PUTR) secara
lengkap.
Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya
Pekerjaan pentanahan.
Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design baik yang telah disebutkan dalam
gambar/RKS maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang oleh instansi yang berwenang/PLN.
Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings), Surat tanda keur PLN atau
Surat Jaminan Instalasi Listrik rangkap 5 (Lima).
a. Umum
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V,
3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
Panel-panel tersebut dibawah ini adalah tipe tertutup, free standing dan wall mounted, untuk
pasangan dalam/indoor lengkap dengan komponen-komponen yang ada: PUTR, Panel SDB
(Sub Distribusi Panel), Panel - panel penerangan dan stop kontak, Panel-panel Pompa, Panel
arus lemah, dsb.
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Busbar
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating amper
sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut:
Phasa : merah, kuning dan hitam
Netral : Biru
Ground : hijau stip kuning (loreng hijau kuning).
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dengan berkualitas baik dan dipasang didalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
9.3.7. Rak/Tray
Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Penggantung dibuat dari Hanger Rod galvanized, jarak antar penggantung maximum 1
meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah
bentuk.
Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Stop Kontak
Terbuat dari plastic putih tahan panas, flush mounting (bukan jenis caw-fix).
Dilengkapi box baja tebal minimum 3,5 mm.
Kemampuan stop kontak minimum 16 amps/ 250 Volt dan mempunyai terminal
Pentanahan.
Untuk stop kontak tenaga (1phasa) dilengkapi pula dengan saklar, lampu indikator dan
plug (steker) yang lengkap dengan fuse 16 Amp.
9.3.10 Perlengkapan Instalasi
Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
Seluruh Klem Kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus
sama.
Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.
9.3.11. Pelaksanaan
Panel
Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut harus meminta
petunjuk Pengawas lapangan.
Untuk panel yang dipasang tertanam (inbouw) kabel- kabel dari/ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
Penyambungan kabel keterminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.
Pemasangan sepatu kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d 16 Sqmm dan
hydraulic crimping tool untuk ukuran sampai dengan 400 Sqmm. Penyambungan ini harus
baik dan tidak akan menimbulkan gejala elektris yang membahayakan.
Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,50 meter dari lantai
terhadap as panel terhadap as panel.
Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pengujian
Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum
50 ohm.
Instalasi Penerangan
Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat,
apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat meminta petunjuk
Pengawas Lapangan.
Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian stop kontak adalah
30 Cm. Kecuali pada tempat-tempat tertentu (misalnya : ruang pompa, dapur dll)
ketinggian stop kontak tersebut harus disesuaikan dengan letak peralatan yang akan
dihubungkan.
Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus menggunakan rak kabel atau tangga kabel.
Kabel ini harus diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam kolom dan pelat beton harus
dilaksanakan sebelum pengecoran. Pipa pelindung tersebut di lengkapi kawat pancing dan
ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau rusak.
Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam dinding bata harus dilaksanakan
sebelum dinding diplester/disalut.
Tidak diperkenankan mengklem kabel ke rangka plafond. Bila jarak rak kabel ke titik
penerangan cukup jauh, harus digunakan pipa pelindung Super High Impact pipe dan
diklem pada plat beton diatasnya.
Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan dalam junction box/doos.
Semua armature lampu harus dipasang sesuai dalam gambar, bilamana tidak ditunjukkan
dalam gambar, dapat mengajukan gambar kerja cara pemasangan lampu tersebut dengan
persetujuan Pengawas Lapangan.
Pentanahan
Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel
harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2
(dua) ohm.
Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas
Lapangan.
Setelah pekerjaan listrik seluruhnya diselesaikan oleh Pelaksana Pekerjaan, maka harus dilakukan
test. Test meliputi:
a. Beban Kosong (No Load)
b. Beban Penuh (Full Load)
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
10.1 Umum
1. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan - bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada
RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga membentuk
satu sistem proteksi petir.
3. Setiap klem konduktor penyalur harus dipasang secara aman dengan jarak 1m, dan
terhubung dengan terminasi grounding, dan harus mampu menahan tekanan mekanik
selama menyalurkan arus petir. Tape aluminium yang digunakan sebagai konduktor
penyalur harus memiliki ukuran yang sama dengan konduktor yang di atap. Dimensi yang
digunakan untuk ruangan dan menara adalah 25mm x 3mm. Konduktor penyalur harus
dipasang secara teratur di sekeliling struktur bangunan.
12 KOROSI
Semua material yang digunakan untuk sistem proteksi petir harus tahan korosi.
Perawatan harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti
tembaga dan aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.
13 SAMBUNGAN UJI
Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang
bermanfaat untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding. Konduktor
penyalur yang selalu digunakan untuk mengkoneksikan Sambungan Uji dan sistem
grounding, harus terbuat dari bahan yang bisa menghubungkan antara bahan logam
yang berlainan dan memiliki ukuran yang sama dengan hantaran yang di atas. Untuk
Konduktor penyalur pada bangunan harus sambungan dengan exothermix
welding/klem ke sistem grounding.
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.
3. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm 2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm 2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
4. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.
17 ELEKTRODA PEMBUMIAN
1. Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800 mm,
dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket joint,
ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut harus
memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm.
Kontraktor harus menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap
grounding, setelah pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode
tersebut harus dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di
kedalaman 600mm bawah tanah.
2. Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.
3. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.
4. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
5. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.
10.4 INSTALASI
1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan
yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang
diperlukan selama bangunan itu berdiri.
2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian
komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan
dari wakil pemilik proyek.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
3. Desain sistem proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari sambaran
ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan ketinggian
gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk memproteksi
manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan dalam gedung.
Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.
10.6 PENGUJIAN/PENGETESAN
1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
2. Pengetesan yang harus dilakukan :
Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan
mempergunakan metode standard.
Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.
3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran
seperti yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan pekerjaan
tersebut benar.
4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
11.1.1. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar, dimana bahan – bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi Fire Alarm
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar pekerjaan instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel kontrol MCFA
b. Pengadaan dan pemasangan Annunciator
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detektor, manual call point, alarm
bell & alarm lamp
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian JBFA & TBFA disetiap bangunan.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel untuk keperluan monitor dan
kontrol
f. Pemasangan dan penyambungan kabel ke kontaktor (relay) pada panel – panel listrik
untuk control panel listrik AC
g. Pemasangan dan penyambungan kabel ke sistem lain yang berhubungan dengan
bahaya kebakaran: Panel Hydrant dan Sound System Public Address
h. Menyerahkan dokumen yang diperlukan antara lain:
- System Description & prinsip operasi
- Installations & Instruction
- Connection Diagram
- Testing & Commissioning Documentation
i. Pabrik harus memberikan garansi baik hardware maupun software selama minimum 1
tahun tanpa ada penambahan biaya
j. Mengurus dan menyelesaikan perizinan instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang
k. Melakukan Testing & Commissioning
l. Melaksanakan Training & menyerahkan buku technical manual
m. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) instalasi Fire Alarm untuk
diberikan kepada:
- Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
- Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set
- Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set
n. Menyerahkan 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk
CD)
o. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang ( untuk menjaga keaslian peralatan
yang terpasang di lapangan ) sebanyak 1 (satu) set untuk perencana dan 1 (satu) set
untuk owner
p. Jaminan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak serah terima.
q. Menyerahkan fotocopy sertifikat standard approval:
- Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
- Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
r. Lampu – lampu yang berada di kontrol panel harus berfungsi dengan baik saat serah
terima dilaksanakan
Panel kontrol utama ini jenis Conventional yang terdiri dari CPU Mikroprosessor, Power Supply
unit. CPU dapat berhubungan dengan peralatan – peralatan kontrol berikut ini untuk
membentuk sebuah sistem yang kompak: annunciator dan peralatan kontrol lainnya.
MCFA harus memiliki fungsi – fungsi berikut ini:
a. Supervisi terhadap seluruh zone modul dan signal modul baik dari sisi kabel putus
(open circuit) maupun kabel hubung singkat (short circuit)
b. Mendeteksi detektor yang aktif dan menampilkan lokasi dari kondisi alarm tersebut
c. Mengoperasikan secara manual (ON/OFF) dari masing – masing alamat modul dan
detektor yang telah diprogram
d. Tampilan pada panel harus menggunakan Liquid Crystal Display Alphanumerik dan LED
indikator dengan kode warna yang berbeda serta tombol – tombol operasi untuk
mengontrol sistem fire alarm
MCFA yang digunakan memakai sistem conventional dengan 8 zone monitoring, Fire Intercom,
Systetic Sound, Nicad Battery, Power Supply charger yang mempunyai voltmeter DV, dan MCFA
harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat.
MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda:
Bell Off
Reset
Testing
Lamp test
Fault Signal General
Signal for Alarm Condition
Signal for "Zone Off"
MCFA ini harus mempunyai output berupa:
Visible/Audible Alarm
Visible/Audible Fault Alarm
Test Signal (Visible)
Optical Signal "Zone Off"
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
seluruhnya dan dilengkapi dengan terminal penyambungan kabel, saluran kabel dan diberi
tanda sumber asal kabel.
Kabel tray harus terbuat dari Galvanized Steel dengan dimensi lebar 100x50 mm dengan
penyangga yang terbuat dari bahan besi strip. Tray ini dipasang pada lubang kabel yang
menghubungkan instalasi tiap lantai dengan cara digantung ke tembok bangunan
menggunakan dynabolt. Jarak yang diperkenankan antara tray elektronik dengan tray listrik
minimum 300 mm.
11.7. KONDUIT
Pipa konduit yang dipakai adalah PVC High Impact dengan diameter dalam minimal 1½ kali
diameter kabel
11.8. KABEL
11.9.1. Peralatan
Detektor harus dipasang pada lokasi yang tertera pada gambar instalasi kecuali ditentukan lain
dan diperlukan kordinasi dengan peralatan dari sistem yang lain.
Manual Call Point alarm bell dan alarm lamp merupakantipe kombinasi dipasang dengan jarak
1.5 meter dari lantai dan lokasinya berdekatan dengan peralatan fire protection.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency load dari Genset.
11.9.2. Kabel
Semua kabel yang melalui shaft elektronik harus dipasang pada kabel tray. Semua kabel yang
keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan menggunakan flexible konduit.
Isolasi antara urat – urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.
Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/interfacing dengan Panel MDB, WLC, Panel
Kebakaran, Tata Suara, dan lain-lain seperti dalam gambar termasuk pemasangan kabel control
dan relaynya.
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
11.11. LAIN-LAIN
Testing & Commissioning terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut di Indonesia minimal 5 tahun dan pihak
tersebut harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang
serta menjamin tersedianya spare part minimal 5 tahun ke depan.
Testing & commissioning harus dilakukan oleh Certified Engineer dari pihak agen tunggal dan
sertifikasi tersebut dilampirkan pada dokumentasi serah terima.
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik dan
memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara lain sebagai
berikut;
Untuk didalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.
Sistem Public Address Sound System.
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang tertuang dalam sIstem
perencanaan.
12.3 PERALATAN
12.3.5 Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional. Frekwensi
respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch.
12.5 Tuner.
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
12.10 LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Pelaksana Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
13.1. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi sistem serta menyerahkan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Master Central Unit, meliputi fungsi
Driver Switcher, Remote Controller, Multiplexer dan Power Supply 24 VAC.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian VCD, VCR dan Video Monitor.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit Kontrol & Monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Master Control unit berupa Indicator Lamp dan Buzzer/ Alert.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Camera CCTV.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel- kabel Video antara Camera CCTV
dengan Master Central unit di ruang Monitor.
6. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut:
13.3.1. K a b e l
a. Signal video menggunakan frekuensi 10 MHz atau lebih rendah frekuensinya dan kabel
maksimum untuk transmisi diperkirakan rugi-rugi transmisi-nya pada frekuensi 10 MHz, 13-
100 dB. Single cable untuk audio video signal dan power ke Camera.
b. Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara kamera dan monitor,
dengan impedance karakteristik 75 Ohm.
Video input : 0.5 - 2 Vp-p, Composite video.
Video output : 1.0 - 1.4 Vp-p, Internal adjustable.
Attenuasi dan jarak maksimum diperkirakan :
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
13.3.2. K o n d u i t
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali diameter kabel.
2. Video Multiplexer
Video Input Camera : Up to 4 (Expandable)
Video Input/Auto Output :
- Composite Video Signal : 1.0 Vp-p / 75 Ohm
- Feature : Monitor, Alarm, Video Motion, Recording
3. Monitor Display
Picture Tube : 12" and 21” diagonal
Resolution : 700 lines B/W
Input Impedance : High Impedance atau 75 ohm
Input Signal Level : Composide Video Signal 1.0 Vp-p
Operasional :
- Time Format : VHS - 1/2 mcs
- Display Format : Month/Date/Year/Day
- Display Position : Terdapat pada 4 pojok
- Video Input : 0.5 to 2.0 up-p 25 ohm
- Video Output : 10 up-p composite Video 75 ohm
5. Remote Controller
Control : Right, Left auto-pan
Control output : DC 6 V, 100 mA
Power Requirement : 220 VAC/ 4 VA
6. Sequential Switcher
Video Input : 6 – 12 Input, 1,0 Vp-p/ 75 Ohm
Selection : Sequence and Spot
Video Bandwidth : 8 MHz 3.0 dB
7. Decoder Unit
Connectable Capacity : 4 camera
Video Loss Indicator : Lights when power supply to camera fails
Alarm Output : Dry contact
Camera Power Supply : Constant current multiplex metode
59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
13.5.1. PERALATAN
a. Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power genset.
c. Rak peralatan sistem CCTV ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max. 1 ohm
dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI) maupun terhadap
gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan instalasinya
menggunakan pipa conduit.
b. Semua kabel yang dipasang dishaft secaravertikal harus dipasang pada tangga kabel dan
diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
c. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC. High Impact
d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai
flexible konduit. Isolasi atara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M ohm.
60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
14.1 UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakans esuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
14.3.1 PABX
Kapasitas PABX adalah minimal 16 line telkom dan 64 line extention.
Pelaksana Pekerjaan harus mencantumkan kapasitas maksimum yang dapat dicapai PABX yang
ditawarkan tanpa penambahan module control
Telah memperoleh sertifikat dengan persyaratan baik dari Perum Telekomunikasi.
Mampu untuk dipakai bekerja pada daerah tropis dengan suhu lingkungan sekitar 45°C.
61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Peralatan switching dari PABX Telephone harus dari jenis yang mempunyai switching time
singkat, dapat bekerja sama tanpa menimbulkan suara yang sifatnya mengganggu, tidak
memerlukan ruangan khusus, serta mempunyai tingkat/derajat pemeliharaan yang minimum,
serta bekerja secara full elektronik.
Perlengkapan switching dibuat dalam sistem modular sehingga menyederhanakan dalam sistem
expansi ataupun sistem penyelesaian lokasi kesalahan yang mungkin terjadi.
PABX harus mempunyai kemampuan standard yaitu menyelenggarakan penyambungan antara
pesawat extension dengan saluran dari Telkom (telepon umum) dan menyelenggarakan
hubungan secara otomatis antar pesawat cabang. Key Telephone yang dipakai adalah yang
mempunyai kapasitas minimal 96 extension.
Semua peralatan instalasi telepon harus dapat bekerja dengan baik pada ambient temperature
(suhu ruangan) 45°C, dengan RH 70% atau 30°C dengan RH 80%.
PABX harus bersifat modular dengan semua komponen tersusun pada Printed circuit boards
(PCBs) yang dapat dengan mudah dimasukkan dan dipindahkan dari masing-masing posisi/ slot
(plug in).
Card-card yang terpasang pada PABX harus bersifat “universal”, artinya harus dapat
dipergunakan kembali untuk keperluan ekspansi PABX sehingga ekonomis.
Semua kabel-kabel penghubung dari sistem PABX dan ke MDF harus memiliki konektor yang
merupakan bagian integral dari kabel.
PABX harus menggunakan teknologi SPC (Store program Control) Electronic digital switching
dengan TDM (Time Division Multiplexing) dan A-Low PCM (Pulse Code Modulation) sesuai
dengan rekomendasi CCITT.
PABX harus mempunyai kemampuan switching dengan non blocking system.
PABX harus menggunakan CPU minimum 32 bit.
14.3.4 Terminal
Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan memakai
terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
Terminal-terminal tersebut ditempatkan pada box yang terbuat dari plat baja dengan tebal
minimum 1,8 mm untuk MDF dan 1 mm untuk IDF (Internal Distribution Frame).
Seluruh bagian baja/besi dicat dengan warna abu-abu dan harus dihubungkan dengan tanah
(diberi arde).
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal harus
diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.
14.3.7 Outlet
Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan bukan jenis claw
fix.
Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
Pelaksanaan instalasi pemeriksaan dan pengujian hasil instalasi harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM.
14.5 TESTING/COMMISSIONING
Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Manajemen Konstruksi.
Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.
14.6 LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Pelaksana Pekerjaan, serta dengan cara-cara yang benar, tepat dan serta cermat.
64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
15.1 UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
d. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi
dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar referensi
pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran
Modulator
Active Combiner
Number of Input :4
Frequency Range : 4 - 862 Mhz
Input / output impedance : 75 ohm
Gain Regulation : 20 dB
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN SUPORTING RANTIS KBR KARAWANG
TV Reciever set
Video Input : 1V (p – p)
Input Antena : VHF / UHF 75 ohm
Receive Syestem : CCIR standard, PAL, SECAM, NTSC
Dimension Screen : 21 “
Facility : Audio/Video with infra red remote control
TV Oultlet
Model : Single
Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB
15.4 PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter.
66