Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

DAFTAR ISI

S – 6 PEKERJAAN BETON

Halaman

1. LINGKUP PEKERJAAN.................................................................... S-6-1

2. SEMEN DAN BAHAN TAMBAHAN.................................................. S-6-2


2.1. Semen....................................................................................... S-6-2
2.2. Bahan Tambahan (ADMIXTURE)............................................. S-6-2

3. AGREGAT......................................................................................... S-6-2
3.1. Pasir.......................................................................................... S-6-2
3.2. Agregat Kasar........................................................................... S-6-3
3.3. Air............................................................................................. S-6-4
3.4. Adukan Beton............................................................................ S-6-4
3.4.1. Komposisi....................................................................... S-6-4
3.4.2. Kelas dan Mutu Beton.................................................... S-6-4
3.4.3. Uji Campuran Beton....................................................... S-6-6
3.4.4. Pengadukan dan Pengangkutan.................................... S-6-6

4. PENGECORAN BETON.................................................................... S-6-7


4.1. Umum....................................................................................... S-6-7
4.2. Penyiapan Tempat Pengecoran................................................ S-6-7
4.3. Suhu.......................................................................................... S-6-8
4.4. Penyiapan Bekisting Beton....................................................... S-6-8
4.5. Pengecoran Dalam Air.............................................................. S-6-8
4.6. Pengecoran dan Pemadatan..................................................... S-6-8

5. PERBAIKAN...................................................................................... S-6-9

6. PEKERJAAN PENYELESAIAN & PENYEMPURNAAN................... S-6-10

7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON................................ S-6-11


7.1. Umum....................................................................................... S-6-11
7.2. Perawatan Dengan Air.............................................................. S-6-11
7.3. Perawatan Dengan Uap............................................................ S-6-14

8. PENGUJIAN KUALITAS BETON ..................................................... S-6-11

S-6 - i
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

9. PENGUJIAN BAHAN/MATERIAL BETON ....................................... S-6-12

10. CATATAN PENGUJIAN DAN PEMBETONAN................................. S-6-12

11. ACUAN.............................................................................................. S-6-12

S-6 - ii
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

PASAL S-6 PEKERJAAN BETON

1 LINGKUP PEKERJAAN

(1) Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut gambar


rencana atau sesuai petunjuk Direksi.

(2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan


Kontraktor harus mengajukan rencana kerja kepada Direksi yang
meliputi peralatan yang digunakan untuk proses, penanganan
pengangkutan pencampuran dari spesi beton, metode yang digunakan,
jumlah tenaga kerja serta gambar pelaksanaan, guna mendapatkan
persetujuan dari Direksi.

(3) Bila Kontraktor menggunakan spesi dari hasil “ready mixed concrete”
yang sudah jadi, maka Kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan dimulai memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi tentang nama pabrik/supplier, lokasi, kapasitas,
reputasi dari produksinya dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan oleh
Direksi. Tanpa persetujuan tertulis, Kontraktor tidak diperbolehkan
mendapatkan/menggunakan spesi dari “ready mixed concrete”.

(4) Dalam kegiatan ini pekerjaan beton meliputi:


- Pembuatan buis beton dengan diameter luar 100 cm dan diameter
dalam 80 cm tebal buis beton 10 cm
- Buis beton yang digunakan memiliki mutu beton K-100 dengan
komposisi berdasarkan hasil pengujian laboratorium dan atas
persetujuan pihak supervise dan direksi pekerjaan.
- Beton Siklop isian dari buis beton merupakan campuran 60% beton
mutu K 125 dan 40% Batu belah .

2 SEMEN DAN BAHAN TAMBAHAN

2.1 Semen

(1) Semen yang digunakan dalam pekerjaan beton harus semen buatan
dalam negeri dengan kualitas sama dengan Portland Cement (PC) atau
sesuai Standar Nasional Indonesia SNI dan atau SII 0013.

(2) Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan di mana


semen itu dihasilkan. Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan

S-6 - 1
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

tersebut. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan kepada


Direksi dalam proses pemeriksanaan ini.

(3) Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan
cuaca/hujan dengan menyusun setinggi minimum 30 cm di atas tanah
dengan maximum tumpukan/susunan 13 sak.

(4) Setelah dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan, semen


harus dibuang/tidak boleh digunakan.

2.2 Bahan Tambahan (ADMIXTURE)

(1) Bila akan menggunakan bahan tambahan, Kontraktor harus


mengajukan surat ijin tertulis kepada Direksi.

(2) Bahan tambahan yang digunakan untuk beton harus sesuai dengan
standard ASTM C.260 atau setara sesuai dengan petunjuk Direksi.
Kontraktor harus mengadakan test terhadap bahan tambahan atas
permintaan Direksi dengan biaya sendiri.

(3) Semua biaya yang diperlukan untuk bahan tambahan harus sudah
menjadi satu kesatuan dengan harga beton.

3 AGREGAT

3.1 Pasir

(1) Pasir buatan adalah pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu.
Pasir alam adalah pasir yang didapat dari sungai atau sumber alam
lainnya yang dapat disetujui oleh Direksi mengenai sumber
alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi. Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir yang akan digunakan
untuk diadakan test kualitas. Kontraktor harus memperoleh semua ijin
yang diperlukan dan membayar kewajiban atas pengembalian bahan
tersebut.

(2) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari gumpalan tanah liat,
karang, bahan organic, alkali dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak mutu beton, jumlah prosentase segala macam bahan yang
dapat merusak tidak boleh lebih dari 2%.

(3) Semua pasir yang dipakai adalah pasir dengan ukuran butir maximum
5 mm dan modulus kehalusan antara 2,3 – 2,8 jika diselidiki dengan

S-6 - 2
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

saringan standard untuk beton (sesuai PBI – 1971) atau dengan


ketentuan sebagai berikut:

No Saringan Prosentase Tertinggal Saringan


(u.s Standard)
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
Pan 3–7

3.2 Agregat Kasar

(1) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus
seperti lumpur, debu, dan partikel lain yang lembut, alkali dan bahan
organik atau dari substansi yang dapat merusak mutu beton dalam
jumlah yang banyak.

(2) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butiran antara 5 –
40 mm atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Agregat kasar mempunyai
modulus kehalusan butir antara 6 – 7,5 mm, atau bila diselidiki dengan
saringan standar harus sesuai dengan Standar Indonesia untuk beton
PBI – 1971 (NI – 2).

(3) Batu yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari gunung batu
atau dari batu besar yang bermutu kwarsa dan tras mempunyai berat
jenis minimal 2,4 dengan kekuatan tekan tidak boleh kurang dari 400
Kg/cm2. Batu pecah yang digunakan setelah ditest abrasi harus lebih
kecil 40% dari berat batu yang terabrasi.

(4) Agregat harus didapat dari sumber yang disetujui oleh Proyek dan
Kontraktor harus memperoleh ijin dan membayar kewajiban karena
pengambilan bahan tersebut.

(5) Agregat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga terhindar


dari tercampurnya dengan bahan lain dan pemisahan gradasi.

3.3 Air

Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila diperlukan oleh
Direksi, Kontraktor harus menunjukan sumber air yang digunakan serta test terhadap
mutu/kualitas air, semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor untuk keperluan

S-6 - 3
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukan dalam harga penawaran
volume batu tiap meter kubiknya.

3.4 Adukan Beton

3.4.1 Komposisi

Beton harus dibentuk dari unsur-unsur Portland Cement (PC), air, pasir dan kerikil
(agregat kasar) dan dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diaduk hingga
homogen dengan kekentalan yang baik, sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia PBI
1971 (NI – 2).

3.4.2 Kelas dan Mutu Beton

Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan Standar Indonesia NI-2, PBI 1971, sesuai
tabel dibawah ini:
Mutu ‘bk (Kg/cm2) ‘bm (Kg/cm2) Kategori Pengawasan
S = 46 bangunan
(tujuan)
B0 - - Non struktur Kualitas Kuat Desak
Agregat
B1 - - Struktur Pemeriksaan Tidak diuji
dengan mata
K.125 125 200 Struktur Pengujian Diuji
dengan
analisa
saringan
K.175 175 250 Struktur Pengujian Diuji
dengan
analisa
saringan
K.225 225 300 Struktur Pengujian Diuji
dengan
analisa
saringan
K.350 350 425 Struktur Pengujian Diuji
dengan
analisa
saringan

’bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil percobaan benda uji,
’bm adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan lain, maka
kekuatan desak dari beton adalah kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang diuji
pada umur 28 hari.
Rumus untuk menghitung ’bk adalah sebagai berikut:
’bk = ’bm – 1,64.s

s
 '  ' b   ' bm  2

n 1

S-6 - 4
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN


’bm = n
dengan:

n = Jumlah benda uji (minimum 20 buah)


’b = kekuatan tekan tiap benda uji (kg/cm2)
’bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
s = deviasi standar (kg/cm2)

untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan untuk
menggunakan nilai slump sebagai berikut:

Slump
Jenis pekerjaan
Maximum Minimum
Dinding, pelat pondasi dan
12,5 5,0
pondasi telapak bertulang
Pondasi telapak tidak
bertulang, kaison dan 9,0 2,5
konstruksi bawah tanah
Pelat, Balok, Kolom dan
15,0 7,5
dinding
Perkerasan jalan
7,5 5,0
Pembetonan Masal
7,5 2,5

Untuk maksud-maksud dan alasan tertentu, maka dengan persetujuan Direksi, dapat
dipakai nilai slump yang menyimpang dari tabel di atas, asal memenuhi hal-hal sebagai
berikut:
a). Beton dapat dikerjakan dengan baik.
b). Tidak terjadi pemisahan dalam adukan.
c). Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.

3.4.3 Uji Campuran Beton

Enam puluh hari sebelum dimulai pekerjaan pembetonan, Kontraktor harus mengadakan
uji coba campuran beton untuk tiap kelas mutu beton dibawah pengawasan Direksi.
Bilamana Direksi telah menyetujui campuran beton untuk tiap-tiap kelas beton, maka
sebelum pengecoran, Kontraktor harus menyiapkan peralatan yang cukup jumlahnya
guna mengadakan uji mutu campuran. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dibawah
pengawasan Direksi untuk menjamin mutu beton yang sesuai dengan kelasnya. Dalam
setiap uji campuran, kontraktor harus membuat masing-masing tiga (3) silinder benda uji.
Untuk diuji pada umur 3 hari - umur 28 hari.

S-6 - 5
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

Bila ternyata dari hasl uji tegangan tidak memenuhi, maka kontraktor harus membongkar
dengan memperbaiki campuran/adukan atas biaya sendiri. Semua biaya yang
dikeluarkan oleh Kontraktor yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran volume beton tiap meter kubiknya.

3.4.4 Pengadukan dan Pengangkutan

1. Kontraktor harus mencampur beton dengan alat pengaduk yang baik yaitu “Batch
Mixer” atau “Portable concrete mixer” dengan kapasitas yang sesuai dengan
besarnya pekerjaan. Alat pengaduk harus mampu mengaduk/mencampur semua
bahan-bahan yang merata dan pada penuangannya tidak terjadi pemisahan.

2. Alat pengaduk harus diperlengkapi dengan alat-alat pengukur yang teliti dan
pengatur terhadap setiap bahan yang dimasukkan.

3. Urutan memasukan bahan-bahan ke dalam alat pengaduk serta lama waktu


mengaduk harus sepengetahuan Direksi.

4. Tidak diperkenankan mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air
agar kekentalan bisa bertahan lama.

5. Dalam membuat campuran beton diperbolehkan menggunakan Truck Mixer dan


harus mendapat persetujuan dari Direksi. Truck Mixer harus bertipe “Revolving
Drum”, rapat air dan harus dilengkapi dengan peralatan yang teliti untuk mengukur
jumlah air.

6. Truck Mixer dan pengaduk harus dioperasikan dalam batas-batas kapasitas dan
kecepatan perputaran yang telah ditetapkan oleh pabrik alat tersebut. Pada waktu
menggunakan “Concrete-Mixer” maka pengisian bahan beton yang akan diaduk
harus sedemikian sehingga pada saat dituangkan kedalam acuan maupun pada
waktu pengambilan contoh (sampling) tidak terjadi pemisahan (segregasi).

7. Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan bahan yang cukup dan memadai
selama proses pengadukan.

8. Pengangkutan, pengadukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran


harus dilakukan dengan cara yang ditentukan Direksi dan dijamin tidak ada
pemisahan bahan-bahan adukan.

9. Pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang telah dicor dengan yang akan dicor.

S-6 - 6
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

Pengangkutan adukan beton dengan peralatan seperti, agitator, truck belt


conveyor, talang miring hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari Direksi.

10. Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan dengan
air dimulai. Apabila diperlukan jangka waktu lebih lama lagi oleh karena proses
pengangkutan harus ditambahkan bahan penghambat pengikatan sesuai petunjuk
Direksi.

4 PENGECORAN BETON

4.1 Umum

Pengecoran beton tidak dapat dimulai sebelum cetakan beton/acuan, tulangan dan
bagian-bagian yang harus tertanam terpasang dengan komplit dan telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor tidak dibenarkan
melakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
meakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
hujan. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan satu set atau
lebih alat komunikasi antara tempat-tempat pengadukan dan tempat pengecoran beton.
Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan, pemeliharaan alat komunikasi tersebut
diatas.

4.2 Penyiapan Tempat Pengecoran

Segera sebelum pengecoran, semua permukaan yang akan dicor harus dibersihkan dari
bahan-bahan minyak, bahan organik, kayu atau bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi pengikatan mutu beton. Untuk permukaan pasangan batu/pondasi batu
harus dibasahi dahulu sebelum pengecoran. Untuk permukaan dasar tanah/pasir harus
diratakan dan dibasahi dahulu sebelum dicor. Pada permukaan sambungan beton harus
dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu sebelum dicor atau sesuai perunjuk Direksi.

Sedangkan pembuatan buis beton harus disiapkan lahan yang datar dan rata serta
dibersihkan dari bahan-bahan organic, kayu atau bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas beton.

4.3 Suhu

Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32ºC dan tidak boleh kurang dari
4,5oC.

S-6 - 7
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

Bila suhu beton melebihi 32oC seperti yag ditetapkan oleh Direksi, maka Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah pendinginan misal dengan mendinginkan
agregat/menyiram air.

4.4 Penyiapan Bekisting Beton

Bekisting beton untuk pembuatan buis beton diusahakan memiliki permukaan yang rata
dan halus misalnya berupa multiplaks 6 mm yang bias digunakan minimal 3 kali
penggunaan. Bekisting busi Benton berbentuk bundar dengan diameter luar 100 cm dan
diameter dalam 70 cm. sebelum melakukan pengecoran buis beton permukaan bekisting
beton yang bersentuhan dengan beton diharuskan menggunakan minyak bekisting untuk
memudahkan dalam proses pembongkaran bekisting.

Sedangkan untuk bekisting beton pengikat buis beton (pilecup) dibuat setelah
pemasangan dan penyusunan konstruksi buis beton dilakukan. Pembuatan bekisting pile
cup langsung dibuat ditempat konstruksi (insitu). Bekisting beton tersebut juga harus
diberi minyak bekisting. Setelah pembuatan bekisting beton siap dan dipastikan tidak aka
nada pergeseran dari bekisting saat pengecoran maka kontraktor harus meminta pihak
pengawas lapangan dan direksi untuk dilakukan pemeriksaan bekisting sesuai dengan
gambar kerja sekaligus persetujuan untuk dilakukan pengecoran.

4.5 Pengecoran Dalam Air

Pengecoran beton tidak dapat dilaksanakan di bawah air kecuali ditentukan lain oleh
Direksi dengan pengawasan yang ketat. Penambahan volume semen (PC) sangat
diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga faktor air semen tidak boleh lebih besar 0,47.
nilai slump yang terjadi harus di bawah 10 cm dengan dilakukan pengecoran sesuai
metode-metode yang disarankan oleh Direksi guna menjamin konsistensi dan mutu
beton.

4.6 Pengecoran dan Pemadatan

(1) Beton hanya dicor pada waktu Direksi ada ditempat pekerjaan dan
Kontraktor harus memberi pemberitahuan yang layak akan maksud
pengecoran itu.

(2) Beton harus dituang ke acuan secepat mungkin dan dengan cara-cara
sedemikian sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan atau
hilangnya slump.

(3) Tinggi jauh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter agar tidak
terjadi pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan
karena menjatuhkan beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau
membentur acuan atau tulangan tidak diperbolehkan. Kontraktor harus

S-6 - 8
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

menyediakan peluncur jatuh yang baik untuk mengendalikan dan


menahan jatuhnya beton.

(4) Beton-beton dituang secara terus-menerus dalam lapisan kira-kira


horizontal, tidak boleh terjadi rongga-rongga dan harus menutup
seluruh permukaan acuan.

(5) Untuk mencegah adanya rongga-rongga dalam beton, adukan beton


harus dipadatkan selama pengecoran dengan cara penggetaran
dengan menggunakan alat penggetar mekanis (Vibrator).

(6) Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan. Untuk beton
yang telah mengeras sehingga sulit untuk dicor, harus dibuang dan
tidak ada perhitungan pembayaran.

(7) Pada setiap pengecoran (concrete placing) harus diadakan


pemeriksaan “slump” dan pengambilan kubus (cylinder sample) untuk
pemeriksaan kuat tekan (compression test) pada umur : 3 hari, 7 hari
dan 28 hari, masing-masing 3 (tiga) buah.

5 PERBAIKAN

1. Bilamana setelah pembongkaran acuang beberapa beton dijumpai tidak sesuai


bentuknya dengan gambar, atau menyimpang dari ukutan atau elevasi seperti
dalam gambar atau terdapat permukaan-permukaan yang rusak, maka Kontraktor
harus memperbaiki sesuai petunjuk Direksi atas pembiayaan Kontraktor.

2. Pekerjaan perbaikan beton harus dilaksanakan segera setelah acuan dibongkar.

3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang diperbaiki, harus dikupas, sepenuhnya


dibatasi, dan di isi dengan bahan pengisi yang disetujui sampai penuh/rapat.

6 PEKERJAAN PENYELESAIAN & PENYEMPURNAAN

1. Pekerjaan penyempurnaan dari permukaan beton harus dikerjakan oleh tenaga


kerja yang ahli dan di bawah pengawasan Direksi.

2. Penyelesaian da penyempurnaan hasil pekerjaan harus dilakukan sesuai gambar


rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

S-6 - 9
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

3. Untuk penyempurnaan dapat digunakan campuran semen dan pasir yang mutunya
lebih baih dari campuran betonnya.

4. (a) Ketidak-teraturan permukaan yang dibentuk akibat pengecoran tidak boleh


melebihi sepanjang 1,5 m.

(b) pada permukaan-permukaan yang akan tertutup tanah, tidak perlu


penanganan kecuali untuk perbaikan-perbaikan dan koreksi-koreksi
penurunan yang melebihi 2,5 cm.

(c) untuk semua permukaan yang dibentuk lain, perubahan-perubahan secara


tiba-tiba tidak melebihi 10 mm.

(d) Acuan untuk permukaan yang terbuka (eksposed) untuk pandangan atau
untuk saluran-saluran harus dikerjakan seteliti mungkin dan dengan penuh
keahlian serta harus kuat.
Permukaan, yang terlihat tidak boleh memperlihatkan retakan-retakan,
cembung atau tidak lurus.

5. (a) Permukaan-permukaan yang terbentuk yang akan ditutup dengan urugan


harus diratakan sehingga didapat satu permukaan yang seragam.

(b) Permukaan-permukaan yang terbuka dengan maksud untuk pandangan atau


mengalirkan air harus disempurnakan dengan alat dari logam yang keras.
Pada tempat-tempat atau bagian-bagian untuk pejalan kaki atau lalu-lintas
kendaraan harus disempurnakan dengan sapu lidi.
Peralihan permukaan tidak boleh lebih dari 7 mm dan tidak boleh secara tiba-
tiba.

6. Permukaan-permukaan yang terbuka dan terpengaruh oleh cuaca harus diberi


kemiringan untuk drainase.

7 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

7.1 Umum

Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
oleh Direksi. Kontraktor harus mengajukan cara-cara/metode perawatan dan
perlindungan beton kepada Direksi sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai.
Perawatan yang digunakan harus mencegah/menjaga kelembaban beton. Beton harus

S-6 - 10
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

terlindung dari hujan deras selama 12 (dua belas) jam, aliran air selama 14 (empat
belas) hari dan sengatan matahari selama 3 (tiga) hari sesudah pengecoran.

7.2 Perawatan Dengan Air

Beton secara teratur harus disiram air sampai umur 21 hari setelah pengecoran. Untuk
menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan beton
dengan karung, karpet atau pasir dalam karung yang selalu dibasahi dengan air.

7.3 Perawatan Dengan Uap

Bila perawatan ini yang dipakai oleh pabrik pembuat beton pracetak maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi, yang meliputi proses perawatan, peralatan dan
bahan yang digunakan untuk mendapat persetujuannya.

8 PENGUJIAN KUALITAS BETON

1. Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara terus-menerus,


sesuai pasal 3-6.5 (7), pada setiap pengecoran harus dibuat benda uji.

2. Tegangan ijin untuk desak dan geser beton setelah benda uji berumur 28 hari
harus lebih besar dari tegangan ijin yang disyaratkan.

3. Pembuatan dan pemeriksaan benda uji harus memenuhi hal-hal berikut:

(a) Benda uji kubus harus dibuat dengan cetakan yang paling sedikit mempunyai
2 dinding yang berhadapan terdiri dari bidang-bidang yang rata betul dari plat
baja, kaca cermin atau plat alumunium. Cetakan sebelumnya dilapisi dengan
vaselin atau minyak agar mudah dilepaskan dari betonnya, kemudian
diletakan di atas bidang atas yang rata yang tidak menyerap air.

(b) Adukan benda uji harus mengambil langsung dari tempat pengadukan beton
dan dituangkan dalam cetakan benda uji.

(c) Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan
dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya dengan tiap-tiap lapis ditusuk-
tusuk 10 kali dengan tongkat baja berdiameter 16 mm dengan ujung
dibulatkan. Pada adukan beton yang kental, cetakan harus diberi sambungan
ke atas, kemudian adukan beton diisikan sekaligus.

(d) Kubus-kubus/benda uji yang baru dicetak harus disimpan di tempat yang
bebas dari getaran dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam, setelah
itu baru dibuka dari cetakannya. Kemudian benda uji disimpan pada tempat
yang suhunya sama dengan di luar.

S-6 - 11
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

(e) sebelum diadakan test kekuatan, ukuran benda uji harus ditentukan dengan
ketelitian sampai mm.

(f) Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang-bidang sisi dari kubus yang
menempel pada bidang-bidang yang rata dalam cetakan. Tekanan harus
dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan 4 kg/cm2 per detik.

(g) Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukan
oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai kesalahan
yang melampaui 3 % pada setiap pembebanan di atas 10% dari kapasitas
maximum.

9 PENGUJIAN BAHAN/MATERIAL BETON

Bilamana diminta oleh Direksi, Kontraktor harus mengji bahan yang digunakan untuk
beton. Syarat-syarat pengujian dan kualitas harus sesuai dengan yang tersebut dalam
PBI – 1971 (NI-2), kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

10 CATATAN PENGUJIAN DAN PEMBETONAN

Kontraktor harus menyerahkan laporan kepada Direksi yang berisikan tanggal, jam,
cuaca dan suhu dari berbagai macam pembetonan serta hasil test benda-benda uji
sebagai laporan bulanan kepada Proyek.

11 ACUAN

1. Acuan/concrete form harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-


batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana tertera pada
gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi.

2. Cetakan dapat dibuat dari logam, plywood, papan kayu yang dipasah halus atau
lainnya sesuai petunjuk Direksi.

3. Cetakan harus kuat dan kokoh untuk meyangga beban beton dan penggetaran
vibrator selama pengecoran.

4. Sebelum dituangi beton, cetakan harus dilapisi dengan vaseline atau minyak agar
beton tidak lengket dengan cetakan.

5. Cetakan beton boleh dibongkar/dibuka bila beton sudah cukup keras dengan tidak
merusak betonnya atau sesuai petunjuk Direksi.

12 PEKERJAAN LAIN

S-6 - 12
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

12.1 Adukan Tanpa Susut dan Adukan Encer

(1) Adukan tanpa susut dan adukan encer harus digunakan apabila ditunjukan dalam
gambar dan apabila diperlukan untuk pemasangan peralatan atau pekerjaan
logam. Pemborong harus menyediakan semua bahan yang diperlukan, yaitu:
semen, pasir dan air yang sesuai dengan persyaratan pada pasal S-9.2, S-9.3 dan
S-9.4.

(2) Sebelum penempatan adukan tanpa susut dan adukan encer tersebut permukaan
beton harus dibuat kasar dan dibersihkan dari semua kotoran yang mengganggu,
dan kemudian dicuci dengan air. Permukaan beton harus dibiarkan dalam keadaan
basah selama paling tidak 12 jam sebelum adukan dituang.

(3) Adukan harus dimampatkan agar adukan sempurna. Selang waktu antara
pencampuran dan pengisian tidak boleh lebih dari 30 menit. Setelah dituang,
adukan dan adukan tanpa susut encer tidak boleh diusik atau digetarkan.

(4) Permukaan terbuka dengan adukan tanpa susut dan adukan encer harus dirawat
selama 72 jam dengan menutupnya dengan kain goni basah atau pasir basah atau
cara-cara lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

12.2 Lubang-Lubang Rembesan

Lubang-lubang rembesan (weep hole) ditempatkan sesuai dengan gambar atau atas
petunjuk Direksi. Dapat berupa lubang, pipa atau corong yang terpendam dalam beton
atau lobang bor.

12.3 Sambungan Pada Beton

12.3.1 Sambungan Cor

Letak-letak sambungan cor sesuai dengan yang telah disetujui Direksi. Bidang
permukaan dari sambungan cor sebelum diadakan pengecoran lanjut, harus bersih,
kasar dan terlebih dahulu dibasahi. Bidang permukaan dari sambungan cor horisontal
harus dipersiapkan untuk menerima sambungan berikutnya dengan menggunakan
semprotan pasir (sand blasting) atau diadakan pemotongan dengan semprotan air
bertekanan (air-water jet).

Mengenai penggunaan “Air Water Cutting” atau “Wet Sandblasting” atau mengenai
penggunaan metoda “ Air Water Cutting” atau “Wet Sandblasting” atau sambungan air
akibat metoda pemotongan dengan semprotan air, harus dilaksanakan atas persetujuan
Direksi.

S-6 - 13
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN TALUD PENGAMAN PANTAI KAB. BUTON SELATAN

12.3.2 Sambungan Muai

Sambungan muai sebagaimana ditunjukan pada gambar dibuat pada tempat-tempat


yang sudah ditentukan. Permukaan beton bagian pertama harus bersih dan ditutup
dengan komponen pelapis sebelum beton bagian kedua dipasang. Komponen pelapis
sesuai dengan ASTM : C.309.

S-6 - 14

Anda mungkin juga menyukai