BAB III
PEKERJAAN DINDING PENAHAN BETON
I.2. BAHAN-BAHAN
a. Semen Portland (PC)
Semen portland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut Peraturan semen portland
Indonesia 972 ( NI 8 ) yaitu Semen Gresik atau merk lain dengan persetujuan tertulis dari
Direksi.
d. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton – beton harus air bersih (yang dapat diminum)
dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkohol, garam – garam dan bahan – bahan
lain yang dapat merusak beton/tulangan baja.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U24 dan U39 menurut SK SNI 03
(Peraturan Beton Bertulang Indonesia), apabila baja tulangan kwalitasnya diragukan
oleh Direksi maka Kontraktor harus memeriksakan ke lembaga penerbitan bahan yang
diakui atas biaya Kontraktor.
Ukuran baja tulang harus seperti dalam gambar, penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh Direksi. Bila penggantian dapat
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang
tersebut dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh pengganti
tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggung
jawab Kontraktor.
Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh
garam kuat yang menyebabkan karat.
f. Bekisting
Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu bekesting yang cukup kering dengan
tebal minimum 2 cm atau panil – panil multipleks dengan tebal minimum 9 mm.
Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 4/6 sebagai penyokong,
penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung tekanan beton pada saat
pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
Penyangga struktur lantai (balok, lantai, dll) menggunakan scafolding atau kayu dengan
ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan dialasi dengan papan
bekesting antara tanah dan penyangga atau sesuai instruksi Konsultan pengawas dan
direksi pekerjaan. Pemasangan penyangga setelah tanah dipadatkan.
Bekesting harus diperiksa dan dihindarkan dari kebocoran saat pengecoran.
beton mutu f’c=7,4 Mpa (K.100) sesuai dengan rekomendasi didalam SK SNI 1991dan
Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton-SNI 03-3976-1995 .
2. Sebelum mix design dilakukan Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pengujian
agregat dilaboratorium sesuai dengan Peraturan Agregat beton-SNI 03-1750-1990.
Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus
telah mendapatkan Rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolok banding
pemeriksaan untuk agregat yang didatangkan dilapangan pekerjaan.
3. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan
pekerjaann ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan
volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan dilapangan
pekerjaan.
C. PENGECORAN BETON
1. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka
Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas
kapan pengecoran dilaksanakan.
2. Pengecoran boleh dilaksanakan bila :
a. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan serta pemasangan beton
decking secara sempurna dan lapangan pengecoran telah bersih dari bekas kawat
bendrat dan kotoran lainnya, serta telah mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
c. Kontraktor telah membuat Schedule Rencana Pengecoran dan strategi pengecoran
berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
d. Kontraktor telah membuat Mix Desain Beton K-250 dan Alat Pengukuran Volume di
lapangan jika pengecoran tidak dengan beton ready mix.
e. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a, b,c di atas telah
mendapatkan pembenaran dari Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Selama pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengujian kekuatan (Slump) setiap kali penuangan campuran beton dari truck
beton molen. Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang
rata dan memenuhi dimensi pada gambar rencana. Beton lantai kerja menggunakan mortal
campuran 1pc : 2ps : 3krl kemudian diratakan menggunakan alat jidar aluminium untuk
mendapatkan hasil lantai kerja yang rata.
menggunakan pengganjal yang di buat dari campuran mortal (beton tahu), diletakan
disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah dan tengah menurut jarak pada bagian
spesifikasi teknis agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar lantai kerja
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.
e. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga bahan-bahan untuk pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat
yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material dari bahan kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
atau dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya.
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember plastik dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mongering.
Selanjutnya pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting pekerjan kolom dibawah
sloof dibongkar dan tidak ada lagi koreksi dari Direksi serta disisakan beberapa cm over
stek formula 4D untuk sambungan kolom.
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
atau dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya.
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember plastik dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mongering.
Selanjutnya pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting pekerjan kolom
dibawah sloof dibongkar dan tidak ada lagi koreksi dari Direksi serta disisakan
beberapa cm over stek formula 4D untuk sambungan kolom.