Anda di halaman 1dari 15

20

18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

BAB III
PEKERJAAN DINDING PENAHAN BETON

I.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Dinding Penahan Beton meliputi beberapa pekerjaan sebagai berikut:
a. Lantai kerja beton
b. Beton Plat Dasar
c. Beton Dinding Penahan elv 0,00 - 200 cm
d. Beton Dinding Penahan elv 200 – 400 cm
e. Beton Strip

Gambar Pekerjaan Dinding Penahan Beton

CV. ARYASA INDAH 1


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

I.2. BAHAN-BAHAN
a. Semen Portland (PC)
Semen portland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut Peraturan semen portland
Indonesia 972 ( NI 8 ) yaitu Semen Gresik atau merk lain dengan persetujuan tertulis dari
Direksi.

Gambar: Portland Cement (PC)


b. Agregat halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat–alat pemecah batu asal memenuhi SK SNI 03 ( Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
Pada prinsipnya agregat halus terdiri dari butir – butir yang tajam dan keras serta bersifat
kekal, agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5 % (terhadap
berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik. Pasir yang di ijinkan adalah pasir
ex.Lumajang.

Gambar: Bahan/ Material Pasir


c. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah alami, maupun buatan yang
dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu asal memenuhi SK SNI 2002 Peraturan Beton
Bertulang Indonesia.

CV. ARYASA INDAH 2


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

d. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton – beton harus air bersih (yang dapat diminum)
dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkohol, garam – garam dan bahan – bahan
lain yang dapat merusak beton/tulangan baja.
e. Baja Tulangan
 Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U24 dan U39 menurut SK SNI 03
(Peraturan Beton Bertulang Indonesia), apabila baja tulangan kwalitasnya diragukan
oleh Direksi maka Kontraktor harus memeriksakan ke lembaga penerbitan bahan yang
diakui atas biaya Kontraktor.
 Ukuran baja tulang harus seperti dalam gambar, penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh Direksi. Bila penggantian dapat
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang
tersebut dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh pengganti
tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggung
jawab Kontraktor.
 Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh
garam kuat yang menyebabkan karat.

f. Bekisting
 Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu bekesting yang cukup kering dengan
tebal minimum 2 cm atau panil – panil multipleks dengan tebal minimum 9 mm.
 Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 4/6 sebagai penyokong,
penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung tekanan beton pada saat
pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
 Penyangga struktur lantai (balok, lantai, dll) menggunakan scafolding atau kayu dengan
ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan dialasi dengan papan
bekesting antara tanah dan penyangga atau sesuai instruksi Konsultan pengawas dan
direksi pekerjaan. Pemasangan penyangga setelah tanah dipadatkan.
 Bekesting harus diperiksa dan dihindarkan dari kebocoran saat pengecoran.

CV. ARYASA INDAH 3


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Gambar Pembuatan Bekisting

I.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :


A. TULANGAN
1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan polos Ø8, Ø10, Ø12 mm, dengan
mutu baja rencana fy = 240 MPa, dan baja tulangan ulir D13dengan mutu baja fy =
390 MPa.
2. Syarat Mutu, dimensi, pengemasan dan pengujian harus sesuai dengan SNI 07- 2052-
2002.
3. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan, pemasangan
tulangan lewatan, dll) harus memenuhi standar yang telah disyaratkan dalam SNI 03-
2847-2002.
4. Sebelum pengecoran, rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton
decking yang jumlah, penempatan dan mutunya harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilaksanakan pengecoran
harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
B. ADUKAN BETON
1. Adukan beton struktur harus memenuhi mutu karakteristik beton mutu f’c=21,7 Mpa
(K.250), dan untuk beton – beton praktis harus memenuhi mutu karakteristik beton mutu
f’c=14,5 Mpa (K.175), sedangkan untuk lantai kerja harus memenuhi mutu karakteristik

CV. ARYASA INDAH 4


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

beton mutu f’c=7,4 Mpa (K.100) sesuai dengan rekomendasi didalam SK SNI 1991dan
Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton-SNI 03-3976-1995 .
2. Sebelum mix design dilakukan Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pengujian
agregat dilaboratorium sesuai dengan Peraturan Agregat beton-SNI 03-1750-1990.
Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus
telah mendapatkan Rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolok banding
pemeriksaan untuk agregat yang didatangkan dilapangan pekerjaan.
3. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan
pekerjaann ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan
volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan dilapangan
pekerjaan.
C. PENGECORAN BETON
1. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka
Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas
kapan pengecoran dilaksanakan.
2. Pengecoran boleh dilaksanakan bila :
a. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan serta pemasangan beton
decking secara sempurna dan lapangan pengecoran telah bersih dari bekas kawat
bendrat dan kotoran lainnya, serta telah mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
c. Kontraktor telah membuat Schedule Rencana Pengecoran dan strategi pengecoran
berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
d. Kontraktor telah membuat Mix Desain Beton K-250 dan Alat Pengukuran Volume di
lapangan jika pengecoran tidak dengan beton ready mix.
e. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a, b,c di atas telah
mendapatkan pembenaran dari Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Selama pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengujian kekuatan (Slump) setiap kali penuangan campuran beton dari truck
beton molen. Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang

CV. ARYASA INDAH 5


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

disyaratkan dalam SNI 03--2847-2002 serta harus sesuai dengan rekomendasi


dari laboratorium yang telah ditunjuk.
b. Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai
yang diatur dalam SNI 03--2847-2002, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas. Setelah pencapaian umur yang cukup, benda-benda
uji ini harus diteskan ke laboratorium dengan biaya kontraktor. Bila hasil dari
laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat
maka dilakukan tes-tes selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur
di dalam SNI 03--2847-2002. Bila tes-tes di lapangan ini masih mendapatkan
hasil mutu beton dibawah Fc’ 21,7 MPa maka kontraktor berkewajiban
membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali tanpa mendapat ganti rugi
apapun.
c. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus dilakukan
secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan tegak lurus,
secara perlahan-lahan, demikian juga penarikan vibrator. Kontraktor pelaksana
harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan selama pekerjaan
pengecoran berlangsung.
d. Dalam hal mengunakan ready mix, maka harus mematuhi ‘retention time’ yang
telah ditentukan.
4. Bila kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas,
KonsultanPengawas/Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
D. PEMELIHARAAN BETON
1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya
permukaan pelat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama

CV. ARYASA INDAH 6


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air


selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
4. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi/Konsultan Pengawas bahwa
beton tersebut belum cukup umur/cukup mengeras.
E. PEMBONGKARAN BEKISTING
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai SNI 03--2847-2002.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban
kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilaksanakan, atau bangunan akan
difungsikan.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, kontraktor harus meminta ijin kepada
Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran boleh dilakukan setelah Direksi/Konsultan
Pengawas mengijinkan pembongkaran secara tertulis (melalui buku direksi).
3. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa
sehingga:
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja lain.
4. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan
mortar beton sesuai campuran asal.
5. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan di suatu tempat atas
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

CV. ARYASA INDAH 7


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

I.4. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Langkah awal sebelum pekerjaan beton terlebih dahulu dibuatkan job mix formula. Material
pembuatan beton seperti semen, pasir, krikil dan air diformulasikan perbandingan
komposisinya melalui uji laboratorium terakreditasi untuk mendapatkan hasil mutu beton sesuai
Spesifikasi Teknis. Hasil job mix formula dari tes laboratorium kemudian dijadikan sebagai
rujukan perbandingan dalam pelaksanaan pekerjaan beton. Pelaksanaan pekerjaan beton
disesuaikan dengan lantai bangunan dan bagian pekerjaan beton sebagai berikut:

Gambar Flowchart Uji tarik besi


1) Rabat Lantai Kerja
Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan setelah galian tanah mencapai tanah cadas atau peil galian
sesuai dimensi galian menurut gambar rencana serta pekerjaan urugan pasir selesai dan
mendapat persetujuan Direksi.
Pasir urug ditimbris merata sesuai tebal menurut gambar rencana pada bidang galian Beton
Plat Dasar, lalu dipadatkan dengan cara disiram air bersih hingga diperoleh suatu kepadatan
yang diinginkan. Diatas urugan pasir yang telah dipadatkan itu, dibuatkan profil sesuai ukuran
dan tebal lantai kerja, kemudian diatasnya dituangkan campuran beton tidak bertulang sampai

CV. ARYASA INDAH 8


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

rata dan memenuhi dimensi pada gambar rencana. Beton lantai kerja menggunakan mortal
campuran 1pc : 2ps : 3krl kemudian diratakan menggunakan alat jidar aluminium untuk
mendapatkan hasil lantai kerja yang rata.

2) Beton Plat Dasar

Gambar: Flowchat Pembatan Footplat


Berikut langkah-langkah pekerjaan Beton Plat Dasar sebagai berikut:
1) Pekerjaan penulangan
a. Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
b. Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan jenis besi tulangan polos serta
kawat bendrat untuk mengikat atau merangkaikan besi tulangan menurut gambar rencana.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi terampil yang mengerti lingkup
pekerjaan pembersian, mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for
construction dengan baik. Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar bender (alat
untuk digunakan pembengkokan besi tulangan) dan bar cutter atau alat untuk pemotongan
besi tulangan.
c. Perakitan Tulangan

CV. ARYASA INDAH 9


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Flow Chat Pembuatan Beton Plat Dasar


Untuk Beton Plat dasar ini perakitan tulangan dilakukan di dalam tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dicor di tempat dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat
Cara perakitan tulangan :
- Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran mengikuti gambar rencana atau gambar
kerja.
- Mengukur panjang tulangan sesuai ukuran pondasi setempat menurut gambar rencana
atau gambar kerja.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk tulangan menurut gambar rencana/gambar kerja.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas menggunakan alat tang Ekek atau tang Kakak Tua.
d. Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan Beton Plat Dasar maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual, karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
penempatan pondasi juga tidak terlalu dalam.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan tulangan:
- tulangan ditata tegak lurus permukaan lantai kerja dengan bantuan waterpass dan
bantuan bambu atau usuk 5/7 sebagai pengaku untuk menjaga kelurusan arah vertikal
dan horisontal.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan lantai kerja, jarak
antara tulangan dengan lantai kerja 40 mm atau sesuai petunjuk direksi, yaitu dengan

CV. ARYASA INDAH 10


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

menggunakan pengganjal yang di buat dari campuran mortal (beton tahu), diletakan
disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah dan tengah menurut jarak pada bagian
spesifikasi teknis agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar lantai kerja
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.
e. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga bahan-bahan untuk pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat
yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material dari bahan kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
atau dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya.
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember plastik dan

CV. ARYASA INDAH 11


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mongering.
Selanjutnya pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting pekerjan kolom dibawah
sloof dibongkar dan tidak ada lagi koreksi dari Direksi serta disisakan beberapa cm over
stek formula 4D untuk sambungan kolom.

3) Beton Dinding Penahan


Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
a. Perakitan tulangan Besi untuk dinding beton Double dan menyilang, jika diinginkan plat
dinding beton 30 cm maka selimut 3 cm, berikut gambar dibawah ini.

Gambar: Perakitan Besi tulangan


b. Berikut mulailah membuat bekesting dinding luar sesuai dengan ukuran pada Gambar Kerja
atau dengan persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.

Gambar Bekisting Dinding Penahan Beton

CV. ARYASA INDAH 12


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

c. Buatlah Bekesting dalam dengan menggunakan multipleks 9mm atau 6 mm (sesuaikan


dengan ketebalan beton dinding), jarak antara Stot penopang multipleks maksimal 60 cm.
Usahakan stot penopang bekesting tersebut sekokoh mungkin, karena ini sangat vital dan
berpengaruh terhadap kesuksesan pengecoran.

Gambar: Pengaku Bekisting Dinding Beton


d. Pengecoran
Langkah awal sebelum pekerjaan beton terlebih dahulu dibuatkan job mix formula. Material
pembuatan beton seperti semen, pasir, krikil dan air diformulasikan perbandingan
komposisinya melalui uji laboratorium terakreditasi untuk mendapatkan hasil mutu beton
sesuai Spesifikasi Teknis. Hasil job mix formula dari tes laboratorium kemudian dijadikan
sebagai rujukan perbandingan dalam pelaksanaan pekerjaan beton. Pelaksanaan pekerjaan
beton disesuaikan dengan lantai bangunan dan bagian pekerjaan beton sebagai berikut:

Gambar: Pengecoran Dinding Beton

CV. ARYASA INDAH 13


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Gambar: Flowchat Pekerjaan Beton


Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga bahan-bahan untuk pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat
yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material dari bahan kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

CV. ARYASA INDAH 14


20
18 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengembangan UPT. Kasembon Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
atau dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya.
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember plastik dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mongering.
Selanjutnya pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting pekerjan kolom
dibawah sloof dibongkar dan tidak ada lagi koreksi dari Direksi serta disisakan
beberapa cm over stek formula 4D untuk sambungan kolom.

CV. ARYASA INDAH 15

Anda mungkin juga menyukai