MERK PENAWARAN
No MATERIAL TYPE / SPESIFIKASI KETERANGAN
SETARA KONTRAKTOR
1 Beton
- Gedung utama - f ’c = 21 Mpa Ready Mix Non Fly Ash
- Pondasi - f ’c = 21 Mpa WIKA Beton Ready Mix Non Fly Ash
Adhi Precast
- Bangunan pendukung - f ’c = 21 Mpa Ready Mix Non Fly Ash
3 Baja Tulangan
1. Gedung utama
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10 LIHAT GAMBAR
2. Pondasi
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13 Krakatau
Steel
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10
3. Bangunan pendukung
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10
3 Uji Beton
- Benda uji Silinder 150 x 300 mm
- Slump beton :
1. Balok 120 – 150 mm
2. Kolom 120 – 150 mm
3. Pelat 120 – 150 mm
8 Perancah dan acuan - Perancah dan acuan harus dirancang Kontraktor harus mengajukan
terhadap beban beton waktu masih shop drawing untuk perancah,
basah, beban akibat pelaksanaan dan system dan perhitungan harus
getaran dari alat penggetar. disetujui pengawas.
PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR
A - MEKANIKAL
1 INSTALASI PLUMBING
a PIPA AIR BERSIH
- PPR - Material : PPR - Wavin Tigris
- Class : Medium - Westpex
- Working Pressure : 10 - 20 kg/cm2 - Genova
b FITTING - FITTINGS
- PPR - Material : PPR - Wavin Tigris
- Westpex
- Genova
d FITTING - FITTINGS
- untuk Pipa PVC class AW dan Type - D - Material : uPVC - Rucika
- Wavin
- Rehau
e SANITARY
- Roof Drain - Material : Cast Iron - Kharisma
- Antasan Bersama
- Batur Mandiri
g FITTING - FITTINGS
- untuk Pipa PVC class AW dan Type - D - Material : uPVC - Rucika
- Wavin
- Rehau
PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR
g Ventilasi Mekanik ( Unit Fan ) - Type : Minitube Axial , Shortcase Axial - Fantech
Fan , Ceiling Fan , Ring Plate , Propeller Fan
- Panasonic
( Kapasitas Lihat Schedule Exhaust Fan ) - KDK
B - ELEKTRIKAL
1 TENAGA LISTRIK
a Komponen Panel TR 1. Jenis / Type : - Schneider
- Free Standing , Wall Mounted Type - Siemens
Tested form 4b - FUJI - Electric
2. Komponen LV ;
MCB
MCCB Fixed
MCCB Adjustable Rating
d Control Relay Min Contact rated load 5A, Built-in LED Indicator - Socomex
Type - Schneider
- Omron
e Contactor, Star Delta starter, DOL Contactor ; AC-3 + Aux NO/NC , StarDelta/DOL - Schneider
standard
- Siemens
- FUJI - Electric
j Cable Mark - 3M
- LEGRAND
- Dinkle
PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR
- CLIPSAL
- BOSS
C - ELEKTRONIKA
1 TATA SUARA
A Peralatan Penunjang System Tata Suara
Spesifikasi Material meliputi ;
a Ceiling Loud Speaker 6 watt. 1. Bosch
2. Philips
3. Toa
PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR
3. Legrand
2 FIRE ALARM
A Peralatan Utama & Peralatan Penunjang System Fire Alarm
Spesifikasi Material meliputi ;
a MCP-FA (Main Control Panel Fire Alarm) Type : Konvensional , Kapasitas 5 zone 1. Notifier
, lengkap dengan control & monitor
module
b MDF - FA ( Main Distribution Frame - Fire Kapasitas 50 pairs 2. Bosch
Alarm )
c Terminal Box - Fire Alarm Kapasitas 12 pairs 3. HOOSEKI
d Smoke Detektor
e Rate Of Rase Detector ( ROR )
f Manual Push Button
g Bell Alarm
h Lampu Indicator
i Jack Phone
j EOL ( End Of Line )
B Kabel – kabel
Spesifikasi :
a NYA , NYM , ITC 1. Supreme 1. Supreme
2. Kabel Metal 2. Kabel Metal
3. Kabelindo 3. Kabelindo
3 TELEKOMUNIKASI
a Teminal Box 1. Terminal Box Telepon - Lokal
4 DATA
A Kabel LAN 1. AMP
2. Belden
3. Systimax
B Router 1. Mikrotik
2. Cisco
3. Netgear
PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR
METODE PEKERJAAN
ARSITEKTUR
( III.1 )
METODE PEKERJAAN
DINDING BATA
A. Informasi Umum
METODE PEKERJAAN
2. Lingkup Pekerjaan
a. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk Pelaksanaan pekerjaan plesteran pada
permukaan dinding, lantai, langit-langit dari atap beton atau permukaan bidang lain yang
harus diplester menurut Ketentuan Pekerjaannya.
b. Persyaratan Teknis lain yang berlaku untuk Pelaksanaan Pekerjaan Adukan Semen Pasir.
METODE PEKERJAAN
a. Tenaga ahli
Pekerjaan pasangan granit harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dan telah
berpengalaman minimal 5 tahun dan direkomendasi dari produsen/agen resminya.
b. Peralatan
Peralatan kerja menggunakan alat potong dari jenis mesin potong listrik, alat gurinda listrik
dan peralatan lainnya disesuaikan dengan fungsinya.
c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan:
d. Contoh granit
Contoh matrial coating granit
e. Contoh pemasangan mock up untuk pola lantai
Keseluruhannya diguna untuk penilaian dan persetujuan dari pengawas pekerjaan dan
perencana
B. Metoda Pelaksanaan
FLOWCHART PEKERJA
METODE PEKERJAAN
DINDING KERAMIK/ HT
A. Informasi Umum
Uraian ini mencakup lingkup pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik pada permukaan dinding
dan lantai serta pengadaan bahan perekat termasuk tenaga kerjanya, lokasi pasangan sesuai
dengan petunjuk dalam gambar rencana.
B. Metoda Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pasangan batu bata , instalasi air dan listrik selesai. Berikut ini
adalah metode pemasangan dinding keramik, antara lain :
• Sortir bahan keramik = dimensi (2 sisi – panjang & lebar ), cacat /tidak , keseragaman warna
• Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama 1 jam.
• Kondisi keramik setelah direndam dan dianginkan
• Basahi permukaan dinding yang akan dikeramik.
• Pasang benang / senar untuk kepalaan dan benang periodic kekencangan / elevasi
• Pasang perekat (dry mortar atau semen + acian )pada permukaan dinding
• Beri perekat pada seluruh permukaan sisi belakang keramik / homogenous tile.
• Pasangkan / tempelkan keramik/HT pada posisinya , lalu atur jarak nad dengan lebar sesyau
shop drawing, gunakan plastic cross atau spacer yang dimensinya sesuai dengan lebar naad
yang disyaratkan , kemudian cek kerataan dengan menggunakan waterpass
• Lakukan pengecoran naad menggunakan grouting naad dengan bantuan alat kape .
• Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dan beri grouting naad , dengan
menggunakan kain basah .
1 2 5 6
3 4 9
78
METODE PEKERJAAN
PENGECATAN
A. Informasi Umum
1 2
3 4
METODE PEKERJAAN
LANTAI KERAMIK/ HT
A. Informasi Umum
B. Metoda Pelaksanaan
METODE PEKERJAAN
LANTAI GRANIT
A. Informasi Umum
a. Tenaga ahli
Pekerjaan pasangan granit harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dan telah berpengalaman
minimal 5 tahun dan direkomendasi dari produsen/agen resminya.
b. Peralatan
Peralatan kerja menggunakan alat potong dari jenis mesin potong listrik, alat gurinda listrik dan
peralatan lainnya disesuaikan dengan fungsinya.
c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan:
d. Contoh granit
Contoh matrial coating granit
e. Contoh pemasangan mock up untuk pola lantai
Keseluruhannya diguna untuk penilaian dan persetujuan dari pengawas pekerjaan dan
perencana
B. Metoda Pelaksanaan
Pemasangan granit untuk dinding/lantai (System basah) pasangan granit pada dinding/lantai
(System basah) dikerjakan sebagai berikut :
a. Bidang pasagan dibersihkan dari segala puing-puing dan kotoran lainnya.
b. Pengukuran area lokasi pasangan sesuai dengan batasan yang ditentukan dalam gambar
rencana.
c. Pemasangan menggunakan perekat adukan semen + pasir (1 : 4). Dengan tebal maximum
4 Cm atau menggunakan semen instant untuk pasangan granit/marmer
d. Pola pemasangan granit lantai lihat petunjuk dalam gambar rencana.
e. Hasil pemasangan harus rata/datar/waterpas dan level/ketinggian finish harus tepat
(sesuai rencana).
f. Pemasangan granit/marmer pada permukaan dinding/lantai harus menghasilkan
pasangan yang cukup kuat, rapi dan rata/datar/tegak sesuai dengan perencanaannya.
g. Khusus untuk pemasangan ubin granit/marmer pada permukaan dinding, dengan system
basah harus diperkuat dengan angkur yang dipasangkan pada 4 sisinya,
h. Pasangan dinding marmer/granit diberi naad/celah satu dengan lainnya 2mm – 4mm dan
naad tersebut di isi dengan bahan khusus yang direkomendasikan dari pabrik nya, khusus
untuk granit interior tanpa naad/celah.
METODE PEKERJAAN
PLAFOND GYPSUM
A. Informasi Umum
a. Uraian ini mencakup pengadaan dan pemasangan langit-langit dari bahan gypsum board dengan
rangka metal stud, lokasi pasangan sesuai gambar rencana dan gambar detail.
b. Persyaratan teknis lain yang berkaitan adalah pelaksanaan pekerjaan rangka/gantungan dari bahan
metal.
c. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah/tersendiri adalah :
Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan langit-langit.
B. Metoda Pelaksanaan
a. Lokasi pasangan lembaran gypsum harus diukur dan ditentukan tinggi dari lantai tersebut, sesuai
dengan Ketentuan Pekerjaan dalam gambar rencana.
b. Rangka penggantung dipasang pada dudukannya sesuai dengan urutan pasangan yaitu :
c. Kawat penggantung diameter 5mm dipasang tiap jarak 120cm pada arah memanjang dan 180cm arah
melintang.
d. Main frame dipasang pada jarak 120cm.
e. Cross frame dipasang tiap jarak 60cm.
f. Gypsum board dipasang pada rangka penggantung dengan disekrup tiap 60cm.
g. Sambungan plat gypsum board satu dengan lainnya ditutup dengan silotip khusus untuk keperluan
pasangan gypsum.
h. Bekas sekrup atau silotip dan cacat lainnya didempul dengan bahan gypsum yang merupakan dempul
khusus untuk gypsum.
i. Pemotongan atau pembuatan lubang atau bukaan pada lembaran gypsum harus menggunakan
peralatan yang tepat seperti pisau pemotong (cutter), mesin bor atau peralatan lainnya yang sesuai
dengan keperluan tersebut.
j. Hasil pemotongan atau pembuatan bukaan/lubang pada lembaran gypsum harus rata, halus dan rapi
serta pada tempat yang tepat dengan keperluannya.
k. Pasangan langit-langit sebelum dicat harus diamplas terlebih dahulu terhadap dempul yang tidak rata
sehingga seluruh permukaannya halus dan rata.
l. Setelah seluruh pasangan lembaran gypsum terpasang secara benar dan rapih, tahapan selanjutnya
dilakukan pengecatan minimal 3x (lapis).
METODE PEKERJAAN
PENGECATAN PLAFOND
A. Informasi Umum
a. Persiapan
Seluruh permukaan cat pada langit-langit & cornice yang berhubungan langsung dengan
udara luar pada bangunan dan pagar harus diamplas kembali hingga memunculkan
kembali permukaan dasar dinding
b. Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan dicat, harus diperbaiki
teriebih dahulu hingga rata dan harus dengan menggunakan bahan pengisi. Bahan
pengisi/skim coat yang boleh dipakai adalah bahan yang sesuai untuk penggunaan pada
bidang plafond dan cornice.
c. Setelah dilakukan perbaikan permukaan dinding diamplas kembali hingga halus dan rata
dengan menggunakan amplas.
METODE PEKERJAAN
A. Informasi Umum
a. Tenaga Kerja
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemasangan
partisi, rangka aluminium, pintu dan jendela kaca minimal 5 (lima) tahun.
b. Peralatan
Pelaksana Konstruksi ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup, memadai dan
sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan aluminum, peralatan tersebut seperti mesin potong,
mesin bor, mesin gurinda dan lain-lain peralatan yang diperlukan guna pabrikasi dan pe-
masangannya.
c. Bahan rangka aluminium
Rangka aluminium menggunakan profil-profil diproduksi di dalam negeri dengan
pembuatannya mendapat lisensi dari suatu sistem luar negeri yang sudah cukup dikenal.
d. Sebelum pekerjaan dimulai Pelaksana Konstruksi harus mengajukan terlebih dahulu shop
drawing serta contoh-contoh bahan profil aluminium, panil pengisi serta semua per-
lengkapannya (accessories) untuk mendapat persetujuan Konsultan Perencana atau
Konsultan Pengawas.
B. Metoda Pelaksanaan
a. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus, mengikuti
patokan ( bench mark ), dengan menyediakan sambungan untuk komponen lain yang
berhubungan, serta hal-hal lain seperti toleransi untuk pergerakkan karena panas, penyalur
air hujan.
b. Kecuali ada keterangan yang lain, maka semua pekerjaan besi yang berhubungan dengan
beton harus diberi lapisan galvanized.
c. Semua bahan pembantu harus sesuai dengan ukuran, tipe, bahan dasar, yang telah terlebih
dahulu disetujui oleh Perencana.
d. Sebelum diadakan fabrikasi maka pengukuran dilapangan dan koordinasi dengan pekerjaan
lain terutama dengan pekerjaan yang berhubungan dengan Electronic Security System (ESS),
maka data pelengkap shop drawing menjadi kewajiban kontraktor aluminium.
e. Untuk partisi kombinasi kaca dengan gypsum rangka aluminium dipasang sesuai dengan
ukuran jendela maupun pintunya (bentuk ukuran lihat gambar rencana), pemasangan kaca
pada rangka aluminium diperkuat dengan keret khusus dari produk kualitas terbaik.
METODE PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan dinding panel aluminium komposit meliputi
pembungkus kolom luar seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam Gambar Kerja.
c. Ketentuan Pekerjaan
• Tenaga Kerja
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemasangan
aluminium composite panel minimal 5 (lima) tahun atau tenaga kerja yang mendapat
rekomendasi dari produsen/agen resminya.
• Peralatan
Pelaksana Konstruksi harus menyediakan peralatan kerja yang memadai dan sesuai
dengan kebutuhan tersebut. Peralatan tersebut seperti mesin potong, mesin bor, mesin
gurinda dan lain-lain peralatan yang diperlukan guna fabrikasi dan pemasangannya.
B. Metoda Pelaksanaan
Fabrikasi
a. Untuk panel-panel yang dapat dirakit, harus dilaksanakan di work shop dan di lapangan
siap dipasang.
b. Bahan yang sulit/sukar dikerjakan di workshop dapat dikerjakan dilokasi proyek.
Pemasangan
c. Rangka-rangka utama dipasang vertikal dan horizontal pada dudukannya yaitu joint pada
plat lantai beton yang sudah disiapkan sebelumnya. Unit-unit aluminium komposit tersebut
dipasang pada rangka/profil utama dan dihubungkan pada profil siku (dilubangi berbentuk
oval) diberi moer baut sebagai pengatur (flexible), sehingga bidang pasangan dapat diatur
posisinya dan berdiri tegak mengikuti ukuran dan pola yang ditentukan dalam gambar
rencana.
d. Semua pekerjaan yang mnggunakan bahan besi sebagai joint pasangan aluminium
komposit harus dilapis dengan perlindungan anti karat (galvanized).
e. Celah pasangan aluminium komposit diisi/ditutup dengan sealant, tatacara pelaksanaan
harus mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya.
METODE PEKERJAAN
ELEKTRIKAL
A. Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
d. L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya
(CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan
logam anti karat dengan huruf /huruf hitam.
Gambar – 3 . Standar Pemasangan Cable Ladder , Cable Tray & Cable Duct
5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat pancing, kemudian tarik kawat
pancing untuk menarik kabel instalasi tersebut.
7. Pasang armatur pada lokasi yang telah disiapkan pada celling dengan cara
menggantungkannya pada kawat gantungan.
2. Cutter jalur marking yang yang telah dibuat dengan menggunakan mesin cutter.
5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester kembali, serta bersihkan lokasi kerja .
9. Sambungkan instalasi kabel pada tee- dos , kemudian tutup sambungan dengan lasdop , lalu tutup
tee-dos
10. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.
11. Setelah hasil tes dinyatakan baik,pasangkan saklar dan stop kontak pada lokasi
yang telah disediakan saat proses finishing telah selesai.
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam
METODE PEKERJAAN
ELEKTRONIKA
( V.3 )
1. DAFTAR ISI
Mengacu pada Gambar perencanaan, pekerjaan instalasi Sistem Tata Suara ini secara
garis besar lingkup pekerjaan antara lain :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata Suara, meliputi unit
sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifire).
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara dilengkapi dengan Double Cassette Deck, Tuner
AM/FM, MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Juction Box (JB-
TS).
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan system rak dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loudspeaker)
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak hubung bagi
dengan alat pengeras suara disetiap lantai.
7. Melakukan testing, commissioning, training dan garansi selama 1 tahun.
Berdasarkan gambar Perencanaan dan lingkup pekerjaan maka di dapatkan spesifikasi material
dan komponen Instalasi Tata Suara sebagai berikut :
a. Spesifikasi teknis peralatan utama/ Sentral : Unit sumber EKSISTING
b. Loudspeaker terdiri dari Ceiling speaker , Horn Speaker, Coulumn Speaker dan Volume Control.
• Ceiling Speaker Power handling capacity 6 watt (di Tap pada 1,5 watt), Input Impedance 1 k ohm,
SPL 90 dB pada 1 kHz dengan input 1 watt, Frequency range 100 – 12000 Hz.
• Horn Speaker Power handling capacity 25 watt, Input Impedance 1 k Ohm, SPL 109 dB,
Frequency range 330 ~ 10,511 Hz.
• Volume Control : Input Capacity 6 / 30 Watts, Level Control 4 Step.
C. Alat-alat kerja :
• Multimeter : dikenal juga dengan Avo meter
• Tang kombinasi
• Tang potong
• Obeng Set
• Bor tangan
• Bor untuk melubangi (hole-saw)
• Bending pipa (metal atau pvc) untuk membengkokkan pipa
• Kunci pas
Gambar . 3 – Contoh Diagram Cara Pengoperasian Panel Kontrol alarm Kebakaran dari berbagai
sumber
• Kabel yang digunakaan untuk instalasi kabel Data / jaringan komputer adalah menggunakaan
kabel UTP. Kabel UTP singkatan dari Unshielded Twisted Pair. Kabel UTP ini terdiri dari
beberapa macam, ada yang berkatagori 5 yang disebut dengan kabel UTP Cat-5, dan ada
yang berkatagori 6, yang biasanya disebut kabel UTP Cat-6.
• Kabel UTP yang biasa dipakai pada jarigan komputer umumnya adalah kabel UTP categori 5
(UTP Cat 5). Kabel UTP ini support transfer data hingga 100 Mbps. Kabel UTP Cat-5 terdiri
atas 8 kabel kecil yang mempunyai warna berbeda-beda. Warna kabel tersebut adalah
Orange, Orange Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Hijau Putih, Coklat, dan Coklat Putih.
Jack ini mirip dengan jack telepon rumah, tetapi ukurannya lebih besar. Jack RJ-45
terdiri dari 8 pin, sesuai dengan jumlah kabel UTP.
• Keterangan ;
Pin 1 : Oranye Putih
Pin 2 : Oranye
Pin 3 : Hijau Putih
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Biru Putih
Pin 6 : Hijau
Pin 7 : Coklat Putih
Pin 8 : Coklat
( Urutan ini berlaku sama pada 2 sisi kabel.)
• Keterangan ;
Pin 1 : Hijau Putih
Pin 2 : Hijau
Pin 3 : Oranye putih
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Biru Putih
Pin 6 : Oranye
Pin 7 : Coklat Putih
Pin 8 : Coklat
Harap diingat bahwa yang di-cross-over hanya salah satu sisi kabel saja.
Contoh DVR
METODE PEKERJAAN
MEKANIKAL
( V.1 )
DAFTAR ISI
A. Informasi Umum
Tujuan pekerjaan ini adalah pekerjaan instalasi mekanikal plumbing keseluruhan yang meliputi
pengadaan, transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama serta peralatan
bantu dan pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesifikasi, gambar
dan Bill of Quantity.
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem Plumbing meliputi:
C.1. Sistem air bersih , air panas
C.2. Sistem air kotor , air bekas dan air hujan.
C.3. Pengadaan dan pemasangan material utama Plumbing ( Pompa , Tangki Air , IPAL ,
Water Heater ).
C.4. Testing & Commisioning.
E.2. Bobok jalur pipa yang telah ditandai untuk meletakkan pipa air bersih
E.5. Rapikan kembali agar tidak ada lubang pada dinding dan menutup pipa dengan rata
E.6. Bor Plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.
E.7. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat.
F.12. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
H. Testing& Commisioning
F.1. Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan
pompa).
F.2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
F.3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaaan
C.1. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.VRV ( Air Conditioning – Variable
Refrigerant Volume )
C.2. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.WM ( Air Conditioning Split – Type Wall
Mounted ).
C.3. Testing & Comissioning.
G.2. Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan untuk jalur
pipa refrigerant dan jalur pipa drain.
METODE PEKERJAAN
MEKANIKAL
( V.1 )
DAFTAR ISI
A. Informasi Umum
Tujuan pekerjaan ini adalah pekerjaan instalasi mekanikal plumbing keseluruhan yang meliputi
pengadaan, transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama serta peralatan
bantu dan pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesifikasi, gambar
dan Bill of Quantity.
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem Plumbing meliputi:
C.1. Sistem air bersih , air panas
C.2. Sistem air kotor , air bekas dan air hujan.
C.3. Pengadaan dan pemasangan material utama Plumbing ( Pompa , Tangki Air , IPAL ,
Water Heater ).
C.4. Testing & Commisioning.
F.2. Bobok jalur pipa yang telah ditandai untuk meletakkan pipa air bersih
F.5. Rapikan kembali agar tidak ada lubang pada dinding dan menutup pipa dengan rata
F.6. Bor Plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.
F.9. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk
pipa pada posisi vertical.
H. Testing& Commisioning
H.1. Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan
pompa).
H.2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
H.3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaaan
C.1. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.VRV ( Air Conditioning – Variable
Refrigerant Volume )
C.2. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.WM ( Air Conditioning Split – Type Wall
Mounted ).
C.3. Testing & Comissioning.
G.2. Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan untuk jalur
pipa refrigerant dan jalur pipa drain.
A PEKERJAAN PERENCANAAN
B PEKERJAAN PERSIAPAN
C PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Struktur Lantai GF
2 Pekerjaan Struktur Lantai 3
3 Pekerjaan Waterproofing Atap
D PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pek. Finishing Dinding
2 Pek. Finishing Plafond
3 Pek. Finishing Lantai
4 Pek. Pintu Dan Jendela
5 Pek. Pengecatan
6 Pek. Façade
7 Pek. Furniture
E PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1 Pekerjaan Fire Alarm
2 Pekerjaan Plumbing
3 Pekerjaan Fire Fighting
4 Pekerjaan Tata Udara
F PEKERJAAN SARANA & PRASARANA LUAR
1 Pagar Pembatas Lahan
2 Landscape
TAHAP PEKERJAAN
RENOVASI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR
TAHAP 1
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR
TAHAP 2
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR
TAHAP 3
PERALATAN KERJA
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
MINIMUM PERALATAN KERJA YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Gedung …......
Pekerjaan : …....... ….....
Lantai :
Hari, Tanggal :
Status Kepemilikan/
No. Nama Peralatan Minimal Spesifikasi Jumlah Kondisi (%) Keterangan
Sewa
1 Baar Cutting min 1 buah
2 Baar Bending min 1 buah
3 Molen Mini(Mesin Aduk Semen) minimal kapasitas 180 liter min 2 buah
4 Armada Angkutan (Truk) min 6 m3 min 2 truk
5 Scafolding
6 Alat Ukur (Theodolite) Standar yang biasa digunakan untuk gedung min 1 buah
7 Camera Standar yang biasa digunakan min 1 buah
K3 (Helm, Sepatu, Safety Belt, Sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan ditambah untuk Owner,
8 Rompi) Perencana & Pengawas
Sesuai
9 Komputer dan Printer (A3) warna Acer, Tosiba, HP kebutuhan
10 HT (Handy Talky) minimal 2 kl min 3 buah
…......................... ….........................
KONTRAK PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
MODUL DOKUMEN
KONTRAK
MODUL DOKUMEN KONTRAK
DAFTAR ISI
PAMJAYA- KONSTRUKSI i
MODUL DOKUMEN KONTRAK
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.4 Bentuk Kontrak Berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 ................... 26
PAMJAYA- KONSTRUKSI ii
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
PAMJAYA- KONSTRUKSI 1
MODUL DOKUMEN KONTRAK
1.5. EVALUASI
a. Sebelum pelatihan dilakukan evaluasi pretest
b. Sesudah pelatihan dilakukan evaluasi post test
PAMJAYA- KONSTRUKSI 2
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB II
2.1. UMUM
Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai pihak
untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama adalah
kontrak. Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling
terikat. Tahap awal yang harus dipahami lebih dahulu adalah dasar-dasar
pengertian kontrak serta konsep kontrak konstruksi.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 3
MODUL DOKUMEN KONTRAK
A. Saling Menyetujui
Apabila dua belah pihak melakukan transaksi terhadap proyek tertentu dan
transaksi tersebut disetujui bersama yang bersifat mengikat serta berlaku
terhadap semua aspek prinsipil yang menyangkut persetujuan tersebut,
dikatakan bahwa kedua belah pihak telah saling menyetujui. Aspek-aspek
prinsipil yang harus dipenuhi dalam suatu persetujuan menyangkut
kelengkapan aspek-aspek subyektif dan obyektif persetujuan. Untuk
menjelaskan hal ini, dapat dikemukakan kasus berikut :
PAMJAYA- KONSTRUKSI 4
MODUL DOKUMEN KONTRAK
memahami apa yang diharapkan dan apa yang akan diberikan oleh masing-
masih pihak.
Sebuah contoh ketidakjelasan kontrak dapat terjadi pada kesepakatan
waktu penyelesaian suatu proyek. Suatu kontrak harus secara tegas
menyebutkan waktu penyelesaian pekerjaan dalam satuan waktu yang
terdefinisikan secara lengkap dan jelas. Jika disebutkan bahwa waktu
penyelesaian sebuah proyek adalah 100 hari maka harus dijelaskan apa yang
dimaksud dengan 100 hari, apakah 100 hari kalender ataukah hari kerja. Hal ini
secara langsung berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhirnya berakibat pada biaya proyek.
Suatu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam upaya memahami dan
menginterpretasikan suatu 5mmaterial5 yang meragukan adalah bahwa
kesempatan penafsiran lebih diutamakan (previlage) bagi pihak yang tidak atau
bukan menulis rancangan kontrak.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 5
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 6
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 7
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 8
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 9
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Terhadap suatu pelanggaran kontrak secara umum pihak yang tidak melanggar
kontrak mempunyai tiga pilihan :
Ketiga pilihan tersebut ditentukan oleh sifat pelanggarannya, apakah material atau
10mmaterial.
Kasus :
PAMJAYA- KONSTRUKSI 10
MODUL DOKUMEN KONTRAK
A. Biaya Penyelesaian
B. Selisih Nilai
PAMJAYA- KONSTRUKSI 11
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Masalah yang paling sulit dalam hal ini adalah menentukan nilai sebenarnya
dari suatu pekerjaan yang telah dikerjakan, tetapi belum selesai sepenuhnya
(method of measurement). Metode pengukuran untuk pekerjaan demikian
biasanya dilakukan dengan penilaian ahli dan kelemahannya adalah sifat
subyektifitas yang tinggi.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 12
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Gambar 2.1
Struktur Hubungan Kontraktual Proyek Konstruksi
PAMJAYA- KONSTRUKSI 13
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 14
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG JENIS-JENIS KONTRAK
Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara lain :
Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan”
Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek pengadaan
barang
Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak antara
pemilik proyek dan konsultan)
PAMJAYA- KONSTRUKSI 15
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Pemilihan kontrak yang sesuai untuk proyek konstruksi lebih didasarkan dari
karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang pemilik
proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan resiko
yang ada pada proyek tersebut.
Hal penting dalam kontrak harga satuan (unit price contract) adalah penilaian
harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Pemilik
telah menghitung jumlah unit yang terdapat dalam setiap elemen pekerjaan.
Berdasarkan arti kata unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan terjadi
terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga kontraktor hanya perlu
menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak.
Penetuan besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang
mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya tak terduga dan
biaya untuk antisipasi resiko.
Penggunaan jenis kontrak ini menjadi tepat apabila proyek mempunyai
karakteristik sebagai berikut : proyek dapat didefinisikan secara jelas, kuantitas
actual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum
proyek dimulai. Metode tidak seimbang (unbalanced) adalah metode yang
digunakan kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah harga
keseluruhan. Kontraktor menggunakan metode ini untuk mendapatkan keuntungan
dari beberapa aspek proyek. Misalnya, dengan menaikkan harga satuan pada
pekerjaan-pekerjaan awal sebagai biaya mobilisasi alat atau material yang
diperlukan.
Metode ini juga dapat dimanfaatkan jika kontraktor ingin menggunakan uang
pemilik proyek sebagai dana segar untuk membiayai pelaksanakan proyek jika
sebenarnya kontraktor mengalami kesulitan dalam menyediakan masalah
PAMJAYA- KONSTRUKSI 16
MODUL DOKUMEN KONTRAK
keuangan. Faktor lain yang mendasari pemakaian metode ini adalah kesalahan
pemilik dalam melakukan/mempersiapkan owner’s estimate.
Apabila terjadi perbedaan antara kuantitas yang sebenarnya dengan kuantitas
hasil estimasi (umumnya berbeda 20%-25%) maka harga satuan untuk tiap item
dapat dinegosiasi ulang. Hal lain yang dapat digunakan oleh pemilik adalah
mengidentifikasi pekerjaan tambah kurang secara lebih akurat sehingga dapat
menghilangkan praktik penawaran tidak seimbang (unbalanced bid).
Dalam kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor yang
besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil pengukurannya. Oleh
sebab itu, pemilik perlu menyakinkan hasil pengukuran kontraktor dengan
melakukan pengukuran sendiri.
Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga proyek selesai. Untuk
mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit perlu dilakukan secara
akurat.
Melihat karakteristik kontrak harga satuan ini maka jenis-jenis proyek yang
kiranya sesuai untuk kontrak jenis ini adalah proyek dengan estimasi kuantitas yang
tidak dapat dilakukan dengan akurat, seperti pekerjaan tanah, jalan raya,
pemasangan pipa dan sebagainya. Pada proyek-proyek seperti ini sangat penting
bagi kontraktor untuk mengetahui dan memahami batas-batas pay item dan pay line
yang ada dalam kontrak.
Pada kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract) jenis ini, kontraktor akan
menerima sejumlah pembayaran atas pengeluarannya ditambah sejumlah biaya
untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan umumnya
didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan.
Metode pembayaran dalam kontrak jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
PAMJAYA- KONSTRUKSI 17
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek atau bagian
proyek sulit diestimasi secara akurat. Hal ini dapat terjadi jika perencanaan belum
selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus diselesaikan
dalam waktu singkat sementara rencana dan spesifikasi tidak dapat diselesaikan
sebelum proses konstruksi dimulai.
Kekurangan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat mengetahui
biaya aktual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus menempatkan staf untuk
memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat diketahui apakah biaya-biaya yang
ditagih benar-benar dikeluarkan.
Penentuan fee untuk kontraktor dalam kontrak jenis ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, baik itu merupakan jumlah yang tetap (cost plus fixed fee), dalam
bentuk persentase biaya (cost plus percentage) atau dengan memberikan jaminan
biaya maksimum (cost plus fee with maximum guaranted price).
Cost plust fixed fee, jenis kontrak ini telah mempertimbangkan pembayaran
kembali kepada kontraktor berupa biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan
oleh kontraktor ditambah biaya umum (overhead cost) dan sejumlah keuntungan
yang tetap (fixed fee). Yang diamksud biaya nyata adalah semua biaya upah
tenaga kerja, bahan bangunan, biaya peralatan. Kontrak semacam ini digunakan
untuk pekerjaan yang sangat mendesak, misalnya tidak memungkinkan untuk
mempersiapkan gambar neraca.
Cost plus precentage, kontraktor akan menerima kembali/ganti semua biaya
nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan dan akan menerima kompensasi yang
besarnya didasarkan pada persentase dari biaya nyata (actual cost) sesuai dengan
PAMJAYA- KONSTRUKSI 18
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract) ini digunakan pada kondisi
kontraktor akan membangun sebuah proyek sesuai rancangan yang ditetapkan
pada suatu biaya tertentu. Jika terjadi perubahan baik desain, jenis material dan
segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan biaya, maka dfapat
dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan pembayaran
yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan pekerjaan tersebut.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk setiap pekerjaan tambah kurang harus
dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 19
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 20
MODUL DOKUMEN KONTRAK
A. Kontrak Konvensional/Tradisional
Bentuk kontrak konvensional atau tradisional adalah bentuk yang paling umum
digunakan dalam proyek-proyek konstruksi. Dalam bentuk ini terdapat pemisahan
jelas antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. Dengan demikian terdapat
beberapa kontrak terpisah, misalnya kontrak antara pemilik proyek dan konsultan
perencana, kontrak antara pemilik proyek dan konsultan pengawas, serta kontrak
antara pemilik proyek dan kontraktor. Untuk lebih jelasnya bentuk pembagian tugas
pada kontrak konvensional dapat dilihat pada gambar berikut :
PAMJAYA- KONSTRUKSI 21
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PEMILIK
PROYEK
KONSULTAN
KONTRAKTOR UTAMA
Subkontraktor/ Pemasok/
Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan
Gambar 3.1
Bentuk kontrak konvensional/tradisional
B. Kontrak Spesialis
PAMJAYA- KONSTRUKSI 22
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PEMILIK
KONSULTAN
PROYEK
Gambar 3.2
Bentuk kontrak spesialis
C. Kontrak Design-Build
PAMJAYA- KONSTRUKSI 23
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PEMILIK
PROYEK
KONTRAKTOR UTAMA
Gambar 3.3
Bentuk kontrak design-build
D. Kontrak EPC
PAMJAYA- KONSTRUKSI 24
MODUL DOKUMEN KONTRAK
E. Kontrak BOT/BLT
Dari berbagai bentuk kontrak konstruksi yang ada, yang perlu diperhatikan
adalah distribusi resiko kedua belah pihak. Dengan memahami berbagai
pendekatan terhadap bentuk kontrak konstruksi tersebut, kedua belah pihak dapat
mengerti sejauh mana pengaruh bentuk kontrak terhadap harga pekerjaan/nilai
kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi terjadinya sengketa
konstruksi.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 25
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Bentuk Kontrak
Perpres No. 70/2013
Persentase
Terima Jadi
Gambar 3.4
Bentuk kontrak berdasarkan Perpres No. 70 tahun 2012
PAMJAYA- KONSTRUKSI 26
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 27
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB IV
SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK
Menurut pasal 1820 dan 1316 KUH Perdata, definisi jaminan adalah suatu
perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang,
mengikatkan diri untuk memenuhi perhutangan ataupun mengganti kerugian si
berhutang, manakala si berhutang melakukan wanprestasi. Yang dimaksud
wanprestasi adalah jika salah satu pihak dalam perjanjian tidak memenuhi prestasi
karena kesalahannya.
Tujuan dan isi dari jaminan ialah memberikan jaminan untuk dipenuhinya
perhutangan ataupun penggantian di dalam perjanjian pokok. Ada beberapa
jaminan yang harus disediakan kontraktor dalam proses penawaran sampai dengan
pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan.
B. Jaminan Penawaran
C. Jaminan Pelaksanaan
PAMJAYA- KONSTRUKSI 28
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Ini berlaku dalam persyaratan kontrak kontraktor dapat meminta uang muka.
Terhadap jumlah uang muka ini kontraktor memberikan jaminan berupa jaminan
bank atau security bond, yang berlaku sampai angsuran kembali uang muka selesai,
atau sampai pekerjaan fisik selesai. Besarnya uang muka maximum 20%. Jaminan
uang muka ini dapat diclaim kepada badan penjamin sebanyak sisa uang muka
yang belum diangsur, jika terjadi pemutusan kontrak.
E. Uang Retensi
Uang retensi adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran progress
pekerjaan kepada kontraktor, jika disyaratkan dalam syarat-syarat umum kontrak,
yang tujuannya agar kontraktor benar-benar melakukan pemeliharaan dan
perbaikan-perbaikan kekurangsempurnaan yang ternyata terlihat setelah pekerjaan
fisik selesai. Jaminan ini dapat dicairkan oleh Pimpinan Proyek, jika kontraktor tidak
mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan tersebut, dan selanjutnya
dilaksanakan oleh pimpinan proyek sendiri atau oleh pihak ketiga.
Masa pemeliharaan (warranty period) berlaku setelah pekerjaan fisik selesai, dan
telah dilakukan serah terima sementara (Provisional Hand Over/PHO). Lama masa
pemeliharaan tergantung pada persyaratan kontrak. Untuk pekerjaan konstruksi
jalan kabupaten misalnya, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi minimum 6
bulan untuk pekerjaan pemeliharaan periodik, masa pemeliharaannya minimum 3
bulan.
Diadakan masa pemeliharaan yang cukup panjang, tujuannya adalah agar dapat
diketahui ketidaksempurnaan konstruksi setelah konstruksi itu dimanfaatkan, dan
telah mengalami keadaan musim hujan. Biasanya selama masa jaminan
pemeliharaa itu akan terlihat bagian-bagian konstruksi yang kurang sempurna, yang
selama masa konstruksi tidak terdeteksi. Kekurangsempurnaan tersebut harus
PAMJAYA- KONSTRUKSI 29
MODUL DOKUMEN KONTRAK
F. Asuransi
A. Sistem Termijn
B. Sistem MC
PAMJAYA- KONSTRUKSI 30
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Sistem ini merupakan salah satu alternatif kontrak berdasarkan lump sum yang
pembayarannya dilakukan setelah pekerjaan selesai seluruhnya, yang kontraknya
disebut turn key contract. Biasanya ini berlaku pada pekerjaan yang unitnya kecil-
kecil dan seragam yang jumlah unitnya banyak. Biasanya ditemui pada kontrak
pekerjaan di kalangan swasta.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 31
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB V
DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 32
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Ini berlaku hanya selama proses tender, yaitu berupa petunjuk bagi peserta
tender, yang berisi jadwal-jadwal proses tender, syarat-syarat penawaran,
pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, jumlah hari
pelaksanaan, volume pekerjaan (Bill of Quantity) untuk tender Unit Price, Jaminan
penawaran, dan bentuk dokumen kontrak.
E. Syarat-syarat Khusus
PAMJAYA- KONSTRUKSI 33
MODUL DOKUMEN KONTRAK
setelah semua volume pekerjaan selesai dihitung dan dikalikan dengan harga
satuan untuk masing-masing item pekerjaan → akan jadi harga penawaran.
G. Gambaran Rencana/Desain
H. Spesifikasi Teknis
PAMJAYA- KONSTRUKSI 34
MODUL DOKUMEN KONTRAK
pekerjaan harus diperbaiki kembali, dibongkar dan diulang kerjakan, yang akan
memakan biaya yang jauh lebih besar. Kontraktor dalam sistem manajemennya
harus membelanjakan biaya pengendalian/kontrol yang wajar, kalau tidak biaya ini
akan keluar juga dalam bentuk lain yaitu biaya kegagalan yang jauh lebih besar.
Spesifikasi teknis ini merupakan standar mutu. Kalau telah ada/dikeluarkan
standar mutu secara Nasional, maka spesifikasi teknis hanya menunjuk kepada
standar Nasional tersebut, tidak diuraikan lagi dalam dokumen spesifikasi umum
dalam dokumen kontrak, misalnya Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan
sebagainya. Spesifikasi ini biasanya berasal dari hasil penelitian ilmiah, percobaan-
percobaan yang telah diuji kebenarannya dan yang dianggap paling ekonomis, yang
biasanya dilakukan oleh Negara yang telah maju, yang dapat digunakan oleh
Negara berkembang.
Untuk pekerjaan yang kuantitasnya besar dan seragam tetapi berulang, seperti
pekerjaan jalan, saluran, biasanya kontraktor dianjurkan untuk membuat mix-desain
(desain campuran bahan) untuk setiap jenis dan kualitas bahan yang digunakan,
dalam mencapai spesifikasi mutu. Mix desain dilakukan dari sample bahan,
dilakukan dengan berbagai variasi campuran, kemudian ditest di laboratorium
mengenai mutu yang dapat dicapai masing-masing mix desain. Mix desain yang
sesuai baru digunakan di lapangan. Biasanya di lapangan dilakukan percobaan-
percobaan konstruksi, dari mix desain, seperti untuk pekerjaan lapisan pondasi
bawah dan atas jalan., untuk pekerjaan timbunan/tanggulk yang memerlukan
kepadatan tertentu. Pada percobaan ini diamati proses pekerjaan, dan cara
pemadatan. Dengan ini diketahui berapa lintasan mesin pemadat (road roller)
tertentu yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi. Percobaan konstruksi ini sangat membantu memudahkan pengendalian
mutu pekerjaan selanjutnya serta untuk mengetahui produktivitas pekerjaan.
I. Spesifikasi Khusus
Spesifikasi khusus diperlukan jika ada keperluan khusus, yang tidak tercantum
dalam spesifikasi teknis.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 35
MODUL DOKUMEN KONTRAK
5.2 RANGKUMAN
Di dalam bab ini peserta diajak untuk mengenal, mendalami dan memahami arti
dokumen kontrak; komponen-komponen/jenis-jenis dokumen apa saja yang harus
dibendel dalam satu kesatuan dokumen yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu
dengan lainnya.
Peserta juga diperkenalkan kesepakatan-kesepakatan antara kedua pihak dalam
menjalankan pekerjaan agar di dalam menghadapi satu masalah, solusinya
mempunyai persepsi yang sama.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 36
MODUL DOKUMEN KONTRAK
BAB VI
ASPEK LEGAL DARI KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 37
MODUL DOKUMEN KONTRAK
A. Penyerahan Lapangan
Bentuk jaminan standar (dari Bank atau badan penjamin), dimana jaminan dapat
dicairkan dalam masa waktu 7 hari setelah diajukan claim oleh pimpro terhadap
wan-prestasi, yang dicantumkan dalam jaminan tanpa menunggu penjamin
menyelesaikan persoalan angunan dari jaminan.
Jaminan yang dicairkan, merupakan milik Negara, kecuali jaminan masa
pemeliharaan yang semula berupa uang retensi, diganti dengan jaminan uang
retensi, pada akhir tahun anggaran, karena pekerjaan masa pemeliharaan belum
selesai. Jaminan uang retensi dapat digunakan Pimpro dengan melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan cacat sendiri atau dengan pihak ke tiga.
Jaminan pelaksanaan umumnya berlaku sampai dengan PHO, kecuali
dinyatakan lain dalam kontrak. Perpanjangan waktu kontrak, harus disertai
perpanjangan masa jaminan yang sesuai.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 38
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Pada kontrak dengan BLN, disediakan cukup waktu minimal, untuk dapat melihat
kekurangan-kekurangan dan cacat pekerjaan yang ada, yang tak terdeteksi selama
pelaksanaan, setelah proyek berfungsi.
Biasanya untuk pekerjaan peningkatan dan pekerjaan baru nminimal 6 bulan,
atau setelah mengalami masa satu kali musim hujan. Untuk pekerjaan pemeliharaan
berakala 3 bulan, dan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak perlu masa
pemeliharaan.
Untuk jaminan dilakukan pemotongan pada setiap pembayaran sebesar 5
persen untuk jaminan pemeliharaan, yang disebut uang yang ditahan atau uang
retensi. Besarnya uang retensi tergantung dari kontrak, biasanya 5 persen.
Jika terjadi perpanjangan waktu kontrak melewati tahun anggaran, untuk
mencegah administrasi SIAP, dapat diganti dengan jaminan dari penjamin.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 39
MODUL DOKUMEN KONTRAK
F. Konsultan Supervisi
Masa kontrak konsultan supervisi dapat sampai PHO, atau FHO tergantung
kontrak. Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat
memerlukan tenaga supervisi yang lebih sedikit.
Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat memerlukan
tenaga supervisi yang lebih sedikit.
Konsultan supervisi berhak untuk menilai pengeluaran nyata oleh kontraktor
untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, guna keperluan Pimpro untuk
perencanaan proyek masa yang akan datang, atau untuk keperluan bahan
negosiasi penyesuaian harga akibat adanya perintah perubahan pekerjaan.
Kontraktor atau wakilnya harus mengajukan nama calon sub kontraktor untuk
persetujuan Pimpro. Pimpro dapat menolak sub kontraktor yang dapat diketahui
telah menunjukkan kinerja yang buruk. Pimpro dapat meneliti kontrak sub kontraktor
tentang sistem pembayaran, pengendalian mutu, dan sistem sangsinya, guna
menghindari keterlambatan-keterlambatan. Pimpro dapat member sangsi pada
kontraktor, jika ternyata sub kontraktor tidak dibayar sesuai perjanjian kontrak.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 40
MODUL DOKUMEN KONTRAK
I. Penilaian Progress
Progress bulanan pekerjaan, dibuat dan diajukan kontraktor, untuk diperiksa dan
disetujui konsultan supervisi dan Pimpro. Pengajukan progres tersebut paling lambat
akhir bulan yang bersangkutan. Pemeriksaan lapangan terhadap progres bulanan,
dilakukan konsultan supervisi dengan memberi tahu kontraktor jadwalnya dan agar
dihadiri oleh kontraktor.
Jika kontraktor tidak mengajukan progres bulanan, penilaian progres dilakukan
sendiri oleh konsultan supervisi, dengan pemberitahuan jadwalnya pada kontraktor.
Penilaian progres oleh konsultan supervisi harus disetujui kontraktor. Perbedaan-
perbedaan kecil-kecil mengenai nilai progres dapat diperhitungkan pada penilaian
progres bulan berikutnya.
Setiap perubahan pekerjaan dari kontrak atau Contract Change Order (CCO)
harus dengan perintah tertulis dari Pimpro. Dalam keadaan mendesak dapat dengan
perintah lisan, tetapi harus dinyatakan secatra tertulis maksimal setelah 72 jam
setelah perintah lisan. Dalam melakukan perubahan harus memperhatikan aspek
legal dari kontrak, sasaran proyek dan peraturan yang berlaku, tentang persetujuan
perubahan.
CCO meliputi berbagai perubahan seperti : perubahan dari item pembayaran,
gambar desain, volume, perubahan spesifikasi, perubahan waktu, dan nilai item
pembayaran atau nilai kontrak.
Di dalam kontrak biasanya dicantumkan pasal-pasal tentang batas perubahan
item pembayaran yang mengakibatkan dapat disesuaikannya harga satuan
pembayaran dari item yang bersangkutan. Besarnya antara 15% sampai 20%. Ini
merupakan resiko kontraktor yang harus diperhitungkannya dalam penawaran.
Harga satuan penawaran dapat disesuaikan dengan negosiasi, jika perubahan
melebihi batas maksimal atau minimal yang ditentukan dalam kontrak, atas
permintaan kontraktor atau pimpro.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 41
MODUL DOKUMEN KONTRAK
K. Masa Pembayaran
L. Force Majeure
PAMJAYA- KONSTRUKSI 42
MODUL DOKUMEN KONTRAK
PAMJAYA- KONSTRUKSI 43
MODUL DOKUMEN KONTRAK
dilakukan oleh kontraktor di saat pekerjaan telah mencapai 97% selesai, guna
menghindari keterlambatan PHO, karena proses pemeriksaan pekerjaan.
Dokumen PHO berupa dokumen berita acara pemeriksaan pekerjaan fisik
selesai, dan berita acara penyerahan sementara (PHO) pekerjaan. Tanggal dari
dokumen ini menentukan apakah perlu dikenakan sangsi denda kepada kontraktor.
Masa grace period untuk PHO adalah suatu waktu PHO yang ditentukan Pimpro,
jika dalam pemeriksaan pekerjaan selesai, ternyata ditemui ada kekurangan kecil-
kecil yang harus diperbaikan oleh kontraktor sebelum PHO dilakukan. Pembayaran
terhadap progres pekerjaan dilakukan, kecuali uang retensi yang ditahan, yang baru
diserahkan setelah FHO.
Pengenaan denda keterlambatan diperhitungkan pada pembayaran progress
pekerjaan 100% dari PHO. Dalam pemeriksaan pekerjaan selesai 100% untuk PHO,
Pimpro harus ikut mempertimbangkan adanya hubungan pembayaran pekerjaan
oleh kontraktor dengan sub kontraktor atau supplier dan buruh yang belum
diselesaikan untuk diselesaikan lebih dulu sebelum PHO atau ada jaminan dan
persetujuan pihak yang bersangkutan akan diselesaikan segera setelah PHO.
Claim-claim kontraktor harus telah diajukan sebelum PHO dilakukan. Setelah
PHO, berlaku masa pemeliharaan dan perbaikan cacat.
FHO (Final Hand Over) atau penyerahan akhir, dilakukan setelah ada berita
acara pemeriksaan akhir, yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai. Setelah
FHO berakhirlah tanggung jawab kontraktor terhadap kontraknya. Berbeda dengan
AV 1941 yang lama dimana dinyatakan tanggung jawab kontraktor berlaku sampai
lima tahun setelah pekerjaan selesai.
Uang retensi yang ditahan dikembalikan kepada kontraktor setelah FHO.
Dokumen FHO harus dilengkapi oleh kontraktor, dengan dokumen gambar
terlaksana (as built drawing), dan dokumen-dokumen pelaksanaan proyek. Claim-
claim dari kontraktor jika masih ada harus telah disampaikan dalam waktu 39 hari
setelah FHO.
PAMJAYA- KONSTRUKSI 44
MODUL DOKUMEN KONTRAK
Waktu pelaksanaan fisik kontrka, yang dihitung dari diterbitkannya SPMK sampai
dengan pekerjaan fisik selesai 100%. Jika terjadi,keterlambatan oleh karena
kelalaian kontraktor, harus dikenakan denda keterlambatan yang besarnya seperti
tercantum dalam dokumen kontrak.
Dalam keterlambatan diperhitungkan sewaktu pekerjaan selesai 100% atau di
saat pemutusan kontrak akibat kelalaian kontraktor.
Perpanjangan waktu pelaksanaan fisik dapat diperpanjang, jika permintaan
tertulis dari kontraktor dan persetujuan Pimpro, tentang adanya force majeure, dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan, perintah perubahan pekerjaan yang
menimbulkan tambahan waktu, perintah penghentian sementara pekerjaan.
Persetujuan pimpro harus dinyatakan dengan berita acara perpanjangan waktu
pekerjaan. Biasanya perpanjangan waktu akibat hujan, banjir dalam siklus yang
dianggap normal, tidak diperkenankan.
Persetujuan Pimpro mengenai revisi time schedule (rencana kerja dan jadwal),
oleh kontraktor tidak membebaskan kontraktor atas sangsi denda keterlambatan.
Perlu diingat bahwa persetujuan Pimpro untuk perpanjangan waktu dapat
dijadikan alas an oleh kontraktor untuk claim kenaikan harga kontrak.
Q. Pekerjaan Mendesak
PAMJAYA- KONSTRUKSI 45
KLASIFIKASI TENAGA AHLI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
TENAGA KERJA YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat PAM JAYA
Lantai : 4 Lantai
Hari, Tanggal :
10 Tenaga Ahli Spesialis STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya Berseretifikasi dibidangnya/
Pemasangan ACP (Fasad) yang dikeluarkan oleh
pabrikan, ex seven, alpolic
11 Tenaga Administrasi STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya - No.SKT : 0822702
12 Tenaga Logistik STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya -
13 Tenaga Drafter STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya sertifikasi SKT No.SKT : 0822702 oleh LPJK GATAKI
…......................... ….........................
KLASIFIKASI PERUSAHAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
KLASIFIKASI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Gedung …......
Pekerjaan : …....... ….....
Lantai :
Hari, Tanggal :
Subklasi Kode
No. Nama Lagalitas LPJK Masih Berlaku Keterangan
fikasi Subklasifikasi
1 Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Konstruksi K1 BG001 LPJK GAKINDO Masih Berlaku > 5 tahun sesuai bidangnya
2 Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Konstruksi K1 BG009 Masih Berlaku > 5 tahun sesuai bidangnya
Adalah Anggota
3 Kartu Tanda Anggota GAKINDO K1 K1 Masih Berlaku -
Biasa GAKINDO
…......................... ….........................
ANALISA STRUKTUR
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
LAPORAN ANALISA STRUKTUR
ATAP LANTAI 3 dan CANOPY MAIN ENTERANCE
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
DAFTAR ISI
A. Atap Lantai 3
I. Konsep Perencanaan Struktur ................................................................................. 3
Pendahuluan ................................................................................................................. 4
Peraturan dan Standar .................................................................................................. 4
Data Teknis .................................................................................................................. 4
Spesifikasi Material yang Digunakan .......................................................................... 4
Pembebanan ................................................................................................................. 5
Kombinasi Pembebanan............................................................................................... 7
Pemodelan dan Analisa Struktur.................................................................................. 8
II. Geometri & Pembebanan Struktur .......................................................................... 9
III. Frame Element Forces ............................................................................................. 17
IV. Output PM – Ratio................................................................................................... 36
V. Analisa Sambungan dan Struktur Sekunder ........................................................ 41
Analisa Sambungan ................................................................................................... 42
Analisa Gording ......................................................................................................... 42
2
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
3
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1.1 Pendahuluan
Bangunan atap lantai 3 dan Canopy terletak pada bangunan utama PDAM Pejompongan.
Struktur rangka atap dan canopy ini mempergunakan Rangka Baja Pofil.
1.2 PeraturandanStandar
a) SNI 1726-2012. Tata CaraPerencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.
b) SNI 1727-2013. Beban Minimum UntukPerencanaan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain.
c) SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
d) SNI-1729-2015 Speciffikasi untuk bangunan baja strutural
e) Peraturan dan Ketentuan Lain Yang Relevan
f) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983, Ditjen Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan, DPU-1983
g) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982- Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman, UDC 389.6.691,DPU, Juli 1995
h) ACI 318M-95, Building Code Requirements for Reinforced Concrete, American
concrete Commentary, American concrete Institute, 1995
i) Manual of Steel Construction, Load & Resistance factor Design, AISC, 1994
j) American Standard Testing Materials, American Society for Testing and Materials,
USA
k) Uniform Building Code 1997, vol 2, Structural Engineering Design Provisions,
ICBO,USA
l) American Welding Society (AWS) Structural Welding Code, USA
1.3 DenahBangunan
4
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1.6 Pembebanan
Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
V= CWs
Keterangan:
C s =koefisien respons seismik yang ditentukan sesuai dengan 7.8.1.1;
W =berat seismik efektif menurut 7.7.2.
5
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
Dalam perencanaan struktur ini tidak terlepas dari tingkat kerawanan gempadan juga
kelas situs. Penentuan parameter struktur pemikul gaya gempa ini
ditentukanberdasarkan table berikut:
6
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
System struktur yang diterapkan disini Sistem Rangka baja.Serta kelas situs untuk lokasi
pembangunan workshop ini adalah SE maka tipe system struktur yang digunakan adalah
system rangka portal baja dengan nilai R=8.
C1 = 1,40 DL
C2 = 1,20 DL+1,6 LL dimana:
C3 = 0,9 DL+1,3 WX+
C4 = 0,9 DL+1,3 WX- DL = Dead load ( beban mati )
C5 = 0,9 DL+1,3 WY+ LL = Live load ( beban hidup )
C6 = 0,9 DL+1,3 WY- WX = Wind Load Arah X( beban angin X )
WY = Wind Load Arah Y( beban angin Y )
7
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
8
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
9
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
A. GEOMETRI
1) GRID LINE
10
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
2) FRAME LINE D
3) FRAME LINE E
4) FRAME LINE F
5) FRAME LINE G
6) FRAME LINE H
11
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
7) FRAME LINE H’
8) FRAME LINE 4’
9) FRAME LINE 6’
12
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
13
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
B. PEMBEBANAN
• Dead Load
• Live Load
14
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
• Wind X+
• Wind X-
15
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
• Wind Y+
• Wind Y-
16
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
17
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1. Frame D
a. Moment
18
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
b. Gaya Lintang
19
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
2. Frame E
c. Moment
20
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
d. Gaya Lintang
21
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
3. Frame F
e. Moment
22
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
f. Gaya Lintang
23
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
4. Frame G
g. Moment
24
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
h. Gaya Lintang
25
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
5. Frame H
i. Moment
26
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
j. Gaya Lintang
27
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
6. Frame H’
k. Moment
28
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
l. Gaya Lintang
29
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
7. Frame 4’
m. Moment
30
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
n. Gaya Lintang
31
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
8. Frame 6’
o. Moment
32
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
p. Gaya Lintang
9. Frame 10’
33
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
q. Moment
r. Gaya Lintang
34
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
35
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
36
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1. Frame D
2. Frame E
3. Frame F
37
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
4. Frame G
5. Frame H
6. Frame H’
38
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
7. Frame 4’
8. Frame 6’
9. Frame 8’
39
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
Dari nilai PM – Ratio nilai terbesar 0,874 lebih kecil dari persyaratan 0,95. Rangka
kuat menahan beban rencana.
40
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
BAB-VIII.ANALISA SAMBUNGAN
41
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1. Sambungan
Nflu 225,0 kg Baut HTB A 325 12 cm
Ab= 1,13 cm2
Kekuatan geser 1 baut
1 Geser tunggal A*Tgs 1085,184 1410,7 kg
2. Geser Ganda A*2Tgs 2170,368 2821,5 kg
3. Tumpu øxtx1,5σijin 5760 7488 kg
Baut
n baut=Nflu/σbaut 2,000 buah terpasang 4D12 OK
2. Analisa Gording
PERHITUNGAN GORDING
C100.50.20.2,3
Kemiringan atap 10 deg
Bentang x 6m
Bentang y 2,25 m ---> dipasang trekstang tiap 2,00m
Luas penampang = 5,170 cm2
Ix = 81,00 cm4
Iy = 19,00 cm4
Zx = 16,10 cm3
Zy = 6,06 cm3
Kontrol tegangan
Kombinasi
1.2DL+1.6 LL
σx = 1436,85 kg/cm2
σy = 75,43 kg/cm2
σmax = 1512,28 kg/cm2
0.9DL+1.3W
σx = 1274,32 kg/cm2
σy = 19,88 kg/cm2
σmax = 1294,20 kg/cm2 < 0.85*2400= 2064 kg/cm2 Aman
defleksi
f dl = 5/384*0.309*307^4/(2.1e6*100)*0. 1,111 cm
f ll = 5/384*0.24*307^4/(2.1e6*100)*0.7 1,133 cm
2,243 cm = 1/250 L 2,4 cm
42
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
1. GEOMETRI
43
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
2. DIMENSI STRUKTUR
3. PEMBEBANAN
a) Beban mati
Kaca 30 kg/m2
Atap metal 15 kg/m2.
Plafond 15 kg/m2.
b) Beban hidup 25 kg/m2.
c) Beban Angin 0,77 kN/m2
44
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
a. DEAD LOAD
b. LIVE LOAD
45
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
c. WIND LOAD 1
d. WIND LOAD 2
46
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
e. LOAD COMBINATION
47
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
48
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
49
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
50
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
51
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
52
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
53
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
Dari output diatas tampak Frame element Stress Ratio maximum 0,604 < 0,95 OK
54
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
6. DEFLEKSI
DEAD LOAD
LIVE LOAD
55
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE
7. PONDASI
TABLE:
Joint
Reactions
Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 DL+LL
Text Text Text Tonf Tonf Tonf Tonf
47 DEAD LinStatic 0,00 -0,01 1,00
47 LIVE LinStatic 0,00 -0,01 0,37 1,37
47 WY1 LinStatic 0,00 0,01 -1,14
47 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
48 DEAD LinStatic 0,01 -0,03 2,11
48 LIVE LinStatic 0,00 -0,02 0,85 2,96
48 WY1 LinStatic 0,00 -0,01 -0,85
48 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
54 DEAD LinStatic -0,01 -0,03 2,10
54 LIVE LinStatic 0,00 -0,02 0,96 3,06
54 WY1 LinStatic 0,00 -0,01 -0,87
54 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
56 DEAD LinStatic 0,00 -0,01 1,05
56 LIVE LinStatic 0,00 -0,01 0,46 1,51
56 WY1 LinStatic 0,00 0,00 -0,71
56 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
Mmax=1/2*2,125*0,6^2= 0,382 tm
Tebal pondasi = 20cm
Tinggi efektif = 14cm
120 Mutu Beton K250
Mutu Besi 2400 kg/cm2
Ast req=2,35 cm2 dipasang D10-200
Ast act= 3,9cm2 OK
120
56