Anda di halaman 1dari 209

LAPORAN AKHIR

PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN


RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
OUTLINE SPESIFIKASI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
PEMBANGUNAN FASADE DAN RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT PAM JAYA
DKI JAKARTA
LIST MATERIAL ARSITEKTUR
PENAWARAN
No Material Type/Spesifikasi Keterangan Merk Setara
KOTRAKTOR
1 Beton sbg elemen - Adukan kedap air = 1:3
pendukung - Adukan biasa = 1:5
2 Semen Portland Cement Tiga Roda
Gresik
3 Water Proofing
- Membrane - Membranet t. 3 mm FOSTROC
- Coating - Coating cement base 2 kg/m2 CASALI
GREEND SEEL
SIKA
4 Screed dan penutup lantai Produk yg dpt dipakai:
beton floor hardener 1. Nitrofloor Hardtop (Fasroc) FOSROC
2. Colorconcrete SIKA
Produk yang dipilih harus mampu menyediakan warna
HITCHIN
finish yang ditentukan
Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk ruangan yang
CHICHIBU
ditentukan
5 Dinding Bata Ringan - Bata produk fabrikasi HEBEL
- kualitas uniform CELCON
- ukuran ½ bata 12.5 x 20 x 60 PRIMACON
- ukuran 1 bata 20 x 20 x 60
6 Pengendalian rayap bawah Bahan:
tanah 1. Chloropyrifos(Dursban TC) 1% dalam emulsi cair Termite Controle
2. Permathrin 0,5 % emulsi cair BAYER
3. Produk lain yang sudah disahkan oleh Sucofindo
7 Insulasi gedung - Rockwool 95 kg/m3, t=5cm KEUMKANG
INSUL
APIC
8 Kayu 1. Sdh melalui rekomendasi Inhutani/Perhutani Kayu Solid
2. Kamper Samarinda Oven KW-1 Kayu Lapis
3. Dianti Rayap
9 Kusen alumunium - Almunium (powder coating) YKK
/ louvre / grill INDAL
INDALEX
11 Pintu dan Jendela
- Handle Pintu
- Door closer CISA
- Door Stopper DORMA
- Engsel GRIFF
- Pengunci
12 Kaca
- Pintu kaca laminated - tebal = sesuai gambar
- Partisi kaca laminated - Clear ASAHI GLASS
- Fasade / Shop front - Panasab
- tebal 6 mm
13 Pengecatan
- Cat dinding luar - Alkali resisting primer Emultion Weathershield - Thinner 1 merk dgn cat ICI DULUX
- Cat dinding dalam - emultion - Pengerjaan dgn roller JOTUN
- Plafound Beton - Emultion dan kuas MOVILEX
PROPAN
14 Homogeuneus - Dinding ukuran sesuai gambar DECOGRESS
& Keramik - Lantai ukuran sesuai Gambar GRANITO
SIERRA
15 Marmer - Dinding ukuran sesuai gambar trevertine cream PT. INTINUSA
- Lantai ukuran sesuai Gambar bianco calacatta PT. INTINUSA
- Dinding backdrop ukuran sesuai gambar dark grigorio PT. INTINUSA

16 Cat Duco - Synthetic glossy - Pengecatan Duco ICI


DANAPAINT
NIPPON PAINT
17 Perekat khusus - Perekat beton ringan
- Bahan Plesteran MORTAR UTAMA
- Pasangan keramik PRIME MORTAR
- Bahan Acian DRY MIX
- Bahan Grouting SEMEN 3 RODA
18 Sealant Non stain sealant luar dalam Sikka
Wacker
GE
19 Semen Board Satu kesatuan sistem pemasangan :
- Semen board tebal 12.5 mm Knuff Aquapanel
- Srew SB 39 Kalsiboard
- Exterior Rainforcing Tape (33 cm) GRC Board,
- Joint Filler Grey Mat ARS Page 1
- Exterior Base ( tebal 5mm)
PEMBANGUNAN FASADE DAN RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT PAM JAYA
DKI JAKARTA
LIST MATERIAL ARSITEKTUR
PENAWARAN
No Material Type/Spesifikasi Keterangan Merk Setara
KOTRAKTOR
1 Beton
20 sbg elemen
Alumunium Composite - Panel terdiri dari 2 lapis tebal @0.5 mm REYNBOND
pendukung - Antara panel direkat dengan polythirene ALPOLIC
- Tebal panel 4 mm SEVEN
21 Penutup Atap Metal BlueScope Lysaght
LION METAL

22 Dinding Partisi Gypsum - Gypsum 12 mm JAYA BOARD


- wall Stud 76 mm+ wall Track 76 mm KNAUFF
23 Plafound
1. Plafon Metal - Plafond Metal Strip rangka metal Rangka Metal Furring HAUNTER DOUGLAS
- Plafond Metal Porporeted, rangka metal Rangka stell bush JOF METAL
2. Plafon akustik - Plafond akustik, rangka metal OWA
NITTOBO
3. Plafon Gypsum - Gypsum board 12 mm JAYA BOARD
- Gypsum wet area 13 mm KNAUFF

Mat ARS Page 2


Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PAMJAYA
JAKARTA PUSAT
LIST MATERIAL STRUKTUR

MERK PENAWARAN
No MATERIAL TYPE / SPESIFIKASI KETERANGAN
SETARA KONTRAKTOR
1 Beton
- Gedung utama - f ’c = 21 Mpa Ready Mix Non Fly Ash
- Pondasi - f ’c = 21 Mpa WIKA Beton Ready Mix Non Fly Ash
Adhi Precast
- Bangunan pendukung - f ’c = 21 Mpa Ready Mix Non Fly Ash

2 Semen - Porland Semen Type 1 Tiga Roda

3 Baja Tulangan
1. Gedung utama
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10 LIHAT GAMBAR
2. Pondasi
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13 Krakatau
Steel
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10
3. Bangunan pendukung
- Tulangan utama BJTD 40 : D25, D22, D19, D16, D13
- Tulangan sengkang BJTD 40 : D10

3 Uji Beton
- Benda uji Silinder 150 x 300 mm

- Jumlah minimal a. tiap mixer 1 sample


b. 1 buah silinder untuk kuat tekan 7 hari
c. 1 buah silinder untuk kuat tekan 28 hari
- Pengambilan sample Setiap pengecoran 30 m3

- Slump beton :
1. Balok 120 – 150 mm
2. Kolom 120 – 150 mm
3. Pelat 120 – 150 mm

4 Floor Hardener Untuk lantai beton yang di ekspose dan


untuk keperluan beban berat harus
diberikan floor hardener dengan
kepadatan sbb :

- Ruang M/E kepadatan normal 3 kg/m3 SIKA


- Loading/unloading, kepadatan tinggi 6
FOSROC
kg/m3

5 Pipa Rangka Baja ST 37 fy = 2400 kg/cm² KS

6 Baut HTB ASTM A 325 KS

7 Profil Baja ST 37 fy = 2400 kg/cm²

8 Perancah dan acuan - Perancah dan acuan harus dirancang Kontraktor harus mengajukan
terhadap beban beton waktu masih shop drawing untuk perancah,
basah, beban akibat pelaksanaan dan system dan perhitungan harus
getaran dari alat penggetar. disetujui pengawas.

- Acuan papan harus dari papan oven,


bebas dari mata kayu yang besar dan
takikan, tebal minimal 25 mm.
- Untuk beton terlindung acuan harus dari
lembaran pelat baja tebal minimal 0.6
mm atau kayu lapis tebal minimal 12
mm.
9 Metal Deck - T = 0,75 mm galvanized
- Ty = 3200 kg / cm3 COMBIDEX
PEKERJAAN
Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT. PAMJAYA – JAKARTA PUSAT
TAHUN ANGGARAN 2020
LIST MATERIAL
MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR

V MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

A - MEKANIKAL
1 INSTALASI PLUMBING
a PIPA AIR BERSIH
- PPR - Material : PPR - Wavin Tigris
- Class : Medium - Westpex
- Working Pressure : 10 - 20 kg/cm2 - Genova

b FITTING - FITTINGS
- PPR - Material : PPR - Wavin Tigris
- Westpex
- Genova

c AIR BEKAS - Material : uPVC - Rucika


- Class : AW - Wavin
- Working Pressure : 10 kg/cm2 - Rehau
- Standard : SNI 06-0084-2002

d FITTING - FITTINGS
- untuk Pipa PVC class AW dan Type - D - Material : uPVC - Rucika
- Wavin
- Rehau

e SANITARY
- Roof Drain - Material : Cast Iron - Kharisma
- Antasan Bersama
- Batur Mandiri

- Clean Out - Material : Bronze - TOTO


- SAN EI
- KHARISMA

- Floor Clean Out - Material : Bronze - TOTO


- SAN EI
- KHARISMA

- Grease Trap * Ukuran / Dimensi : 55 x 44 x 39 cm - LOKAL


* Bahan / Material : Stainless Steel
* Ukuran In - Out : 2 inchi

f PIPA AIR HUJAN - Material : uPVC - Rucika


- Class : D - Wavin
- Working Pressure : 5 kg/cm2 - Rehau
- Standard : SNI 06-0084-2002

g FITTING - FITTINGS
- untuk Pipa PVC class AW dan Type - D - Material : uPVC - Rucika
- Wavin
- Rehau

2 INSTALASI TATA UDARA


a AC - VRV ( Air Conditioning – - Type Indoor : WALL MOUNTED - DAIKIN
Variable Refrigerant Volume ). - Type Outdoor : Standing & Wall Mounted - PANASONIC
- FUJI ELECTRIC

b AC - WM ( Air Conditioning Split – - Type Indoor : WALL MOUNTED - DAIKIN


Wall Mounted ). - Type Outdoor : Wall Mounted - PANASONIC
- FUJI ELECTRIC

c Isolasi Pipa - Material : Elastomeric Rubber, Close - Armaflex


Cell μ ≥ 5000 - Armacell
Density 50 - 120 Kg/m3 - Aeroflex

Outline Spec - MEP Hal : 1 of 5


PEKERJAAN
Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT. PAMJAYA – JAKARTA PUSAT
TAHUN ANGGARAN 2020
LIST MATERIAL
MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR

V MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

d Alumunium Tape - INSTAPE


- AB TAPE
- IDENDEN

e Pipa Drain - Material : uPVC - Rucika


- Class : D - Wavin
- Working Pressure : 5 kg/cm2 - Rehau
- Standard : SNI 06-0084-2002

f Hanger Rod & Bracket - Material : Galvanized - Ex Pabrikan

g Ventilasi Mekanik ( Unit Fan ) - Type : Minitube Axial , Shortcase Axial - Fantech
Fan , Ceiling Fan , Ring Plate , Propeller Fan
- Panasonic
( Kapasitas Lihat Schedule Exhaust Fan ) - KDK

B - ELEKTRIKAL

1 TENAGA LISTRIK
a Komponen Panel TR 1. Jenis / Type : - Schneider
- Free Standing , Wall Mounted Type - Siemens
Tested form 4b - FUJI - Electric
2. Komponen LV ;
MCB
MCCB Fixed
MCCB Adjustable Rating

b Digital Power Meter Multi function power meter - Schneider


- Socomex
- FUJI - Electric

c Push Button & Pilot Lamp Iluminasi/LED - Schneider


- Axle
- Rivalco

d Control Relay Min Contact rated load 5A, Built-in LED Indicator - Socomex
Type - Schneider
- Omron

e Contactor, Star Delta starter, DOL Contactor ; AC-3 + Aux NO/NC , StarDelta/DOL - Schneider
standard
- Siemens
- FUJI - Electric

f Current Transformer ……/5A, min 5VA - TELE


- GAE
- Schneider

g Control Fuse 4A - TELE


- GAE
- FUJI - Electric

h Kabel Tegangan Rendah 1. Jenis dan Kapasitas : - Supreme


380 / 220 Volt, 50 Hz. - NYM dan NYY - Kabel Metal
- Sesuai Gambar - Voksel

i Kabel Grounding 1. Cu Road Masip f 20 mm - OBO


2. BC Conductor - 4 , 6 , 10 , 16 mm - FURSE

j Cable Mark - 3M
- LEGRAND
- Dinkle

k Pipa dan Fitting 1. Conduit, uPVC High Impact - EGA

Outline Spec - MEP Hal : 2 of 5


PEKERJAAN
Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT. PAMJAYA – JAKARTA PUSAT
TAHUN ANGGARAN 2020
LIST MATERIAL
MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR

V MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

- CLIPSAL
- BOSS

l Lampu 1. Armature : Cat Powder Coating - PHILLIPS


2.Tabung : - LED Down Light. - Osram
- LED Reccessed Mounted ( RM ) - GE
- LED Spotlight Lamp
- LED Pendant Lamp
- LED Strip Lamp

m Stop Kontak dan Saklar 1. Type : - Stop Kontak 1 Phasa - HAGER


- Stop Kontak 3 Phasa - LEGRAND
2. Jenis saklar : - Tunggal - Berker
- Ganda

n Fuse Box Poly Carbonate - HAGER


- LEGRAND
- HIMEL

o Terminal Screw or automatic spring - LEGRAND


- WEIDMULER
- WEILAND

p Cable Gland Explosion Proof - LEGRAND


- WEIDMULER
- WEILAND

2 PEKERJAAN - PENANGKAL PETIR


a Penangkal Petir 1. Early Streamer Konvensional Heat Finial :
- HELITA
- PREVECTION
- LPI

2. Cable Coaxial Cable Coaxial :


- System 3000
- Erico

b Arrester - Kapasitas sesuai gambar - OBO


- Critect
- Schneider

c Kabel Grounding 1. Cu Road Masip f 20 mm - OBO


2. BC Conductor - 6 , 16 , 25 , 120 mm - FURSE

d Pipa GSP medium class - Material : Galvanize - Bakrie


- Class : Medium - PPI

C - ELEKTRONIKA

1 TATA SUARA
A Peralatan Penunjang System Tata Suara
Spesifikasi Material meliputi ;
a Ceiling Loud Speaker 6 watt. 1. Bosch
2. Philips
3. Toa

b Kabel – kabel Spesifikasi : Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm 1. Supreme


2. Kabel Metal
3. Kabelindo

c Pipa Konduit Spesifikasi : PVC High Impact 1. Ega


2. Clipsal

Outline Spec - MEP Hal : 3 of 5


PEKERJAAN
Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT. PAMJAYA – JAKARTA PUSAT
TAHUN ANGGARAN 2020
LIST MATERIAL
MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR

V MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

3. Legrand

2 FIRE ALARM
A Peralatan Utama & Peralatan Penunjang System Fire Alarm
Spesifikasi Material meliputi ;
a MCP-FA (Main Control Panel Fire Alarm) Type : Konvensional , Kapasitas 5 zone 1. Notifier
, lengkap dengan control & monitor
module
b MDF - FA ( Main Distribution Frame - Fire Kapasitas 50 pairs 2. Bosch
Alarm )
c Terminal Box - Fire Alarm Kapasitas 12 pairs 3. HOOSEKI
d Smoke Detektor
e Rate Of Rase Detector ( ROR )
f Manual Push Button
g Bell Alarm
h Lampu Indicator
i Jack Phone
j EOL ( End Of Line )

B Kabel – kabel
Spesifikasi :
a NYA , NYM , ITC 1. Supreme 1. Supreme
2. Kabel Metal 2. Kabel Metal
3. Kabelindo 3. Kabelindo

b STP AWG 1. Leoni 1. Leoni


2. Belden 2. Belden
3. MM Cable 3. MM Cable

C Pipa Konduit Spesifikasi : PVC High Impact 1. Ega


2. Clipsal
3. Legrand

3 TELEKOMUNIKASI
a Teminal Box 1. Terminal Box Telepon - Lokal

2. Terminal Strip - Krone

3. Outlet Telepon , Socket Outlet dan Pesawat - Clipsal M-2000


Telepon - Analog
- Panasonic
- National

b Kabel 1. Kabel - ITC 2 x 2 x 0.6 mm 0


- GE
- Kabel Metal

c Pipa dan Fitting 1. Conduit, uPVC High Impact - EGA


- CLIPSAL
- BOSS

4 DATA
A Kabel LAN 1. AMP
2. Belden
3. Systimax

B Router 1. Mikrotik
2. Cisco
3. Netgear

Outline Spec - MEP Hal : 4 of 5


PEKERJAAN
Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT. PAMJAYA – JAKARTA PUSAT
TAHUN ANGGARAN 2020
LIST MATERIAL
MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

PENAWARAN
No Material Type / Spesifikasi Merk Setara Keterangan
KOTRAKTOR

V MEKANIKAL , ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA

C Access Point 1. Cisco


2. HP
3. Netgear

D Pipa Konduit Spesifikasi : PVC High Impact 1. Ega


2. Clipsal
3. Legrand

5 CCTV - Type Analog


A DVR ( Digital Video Recorder ) - untuk Kapasitas 32 Channel 1. Honeywell
2. Panasonic
3. HIKVISION

B Camera : - CCTV Analog - Indoor - Dome - AHD 2 Mp 1. Honeywell


- CCTV Analog - Outdoor - Dome - AHD 2 Mp 2. Panasonic
3. HIKVISION

C Instalasi : Coaxial RG - 59 1. BELDEN


2. AMP
3. Netviel

6 ACCESS CONTROL SYSTEM


a MAIN CONTROLLER Honeywell USA
BOSCH Jerman
FALCO Jerman

b READER + DOOR LOCK Honeywell USA


BOSCH Jerman
FALCO Jerman

c UTP Cat 6A AMP


Systimax
Belden

d KABEL NYA - NYM Supreme Local


Kabelindo Local
KabelMetal Local

e MULTI TRANSIT KABEL Lycab


Fire Rating ± 2 Jam Wilson
Chrystalized in High Temperatur
Standart JIS , BS, NFPA

Outline Spec - MEP Hal : 5 of 5


METODE PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN
ARSITEKTUR
( III.1 )

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 1


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

DINDING BATA
A. Informasi Umum

a. Pasangan bata dilaksanakan diatas permukaan pondasi/sloof beton


sesuai elevasi dan jalur yang ditentukan dalam gambar rencana, permukaan bidang
pasangan harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran yang dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Sebelum pemasangan harus dilakukan perendaman batu bata dengan air sampai jenuh.
c. Pasangan bata biasa adukan semen pasir 1 : 3 atau 1 : 5 penggunaannya menurut
Ketentuan Pekerjaan yang telah ditetapkan dalam gambar rencana, dengan siar
pemasangan 1cm.
d. Pemasangan dinding pasangan Bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan ditanam cor kolom dan balok praktis pada sudut-
sudut dengan tulangan beton minimal ø 10 mm2.
e. Balok dan kolom praktis WAJIB digunakan untuk setiap 12 m2 pasangan dinding bata,
dengan tulangan beton minimal ø 10 mm2.
f. Pekerjaan pemasangan Bata beton ringan dan batu bata harus benar benar vertikal dan
horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
g. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mM untuk setiap jarak 200 cM vertikal dan horizontal.
h. Semua pasangan Bata beton ringan dan batu bata yang tertanam dalam tanah harus
dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
i. Setelah Bata beton ringan dan batu bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus
dikerok dengan kedalaman 1 cM dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
j. Pembuatan lubang pada dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata untuk
perancah sama sekali tidak diperkenankan.
k. Tidak diperkenankan memasang Bata beton ringan dan batu bata yang patah dua melebihi
dari 5 %.
l. Bata beton ringan dan batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 2


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
B. Metoda Plekasanaan
1. Pekerjaan persiapan meliputi persiapan material , alat kerja dan perlengkapan kerja .
2. Pasang acuan dan tarikan benang kelurusan .
3. Pasang bata awal sebagai acuan .
4. Pasang bata sampai ketinggian 1 m
5. Pasang Kolom Praktis
6. Lanjutkan pemasangan bata sampai ketinggian rencana dan pasang balok praktis jika
diperlukan.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 3


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

PLESTERAN DAN ACIAN


A. Informasi Umum

2. Lingkup Pekerjaan
a. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk Pelaksanaan pekerjaan plesteran pada
permukaan dinding, lantai, langit-langit dari atap beton atau permukaan bidang lain yang
harus diplester menurut Ketentuan Pekerjaannya.
b. Persyaratan Teknis lain yang berlaku untuk Pelaksanaan Pekerjaan Adukan Semen Pasir.

3. Ketentuan Pekerjaan Pemakaian Adukan


a. Adukan plester biasa
Adukan untuk plesteran biasa menggunakan campuran semen pasir dengan
perbandingan volume 1 semen : 5 pasir digunakan pada semua permukaan dinding kecuali
pada dinding-dinding kedap air.
b. Adukan plester kedap air
Adukan untuk plesteran kedap air menggunakan campuran semen pasir dengan
perbandingan volume 1 semen : 3 pasir, digunakan pada permukaan dinding di daerah
toilet atau dinding yang terpendam di dalam tanah.
c. Plesteran bata ringan
menggunakan spesi dari produk pabrik jadi/instan penggunaan campuran sesuai dengan
Ketentuan Pekerjaan dari pabrik tersebut.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 4


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
B. Metoda Pelaksanaan

d. Basahi permukaan dinding secara merata , sampai kondisi jenuh air .


e. Pasang benang untuk menentukan ketegakan vertikal dan horizontal untuk keperluan
caplakan & kepala plesteran
f. Pasang kepalaan sesuai caplakan dan tarikan benang
g. Lakukan pekerjaan plesteran berdasarkan kepalaan yang sudah terpasang
h. Basahi dinding yang akan di aci hingga basah , hal ini di maksudkan agar nantinya dinding
tidak banyak menyerap air semen.
i. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
j. Haluskan pekerjaan acian dengan menggunakan kertas semen bekas , sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
k. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering , yaitu dengan menyiram air , karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 5


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

DINDING GRANIT DAN MARMER


A. Informasi Umum

a. Tenaga ahli
Pekerjaan pasangan granit harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dan telah
berpengalaman minimal 5 tahun dan direkomendasi dari produsen/agen resminya.
b. Peralatan
Peralatan kerja menggunakan alat potong dari jenis mesin potong listrik, alat gurinda listrik
dan peralatan lainnya disesuaikan dengan fungsinya.
c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan:
d. Contoh granit
Contoh matrial coating granit
e. Contoh pemasangan mock up untuk pola lantai
Keseluruhannya diguna untuk penilaian dan persetujuan dari pengawas pekerjaan dan
perencana

B. Metoda Pelaksanaan

Pasangan granit/marmer dinding System kering


l. Bidang pasangan (pasangan bata) harus diukur dan ditentukan titik penguat (kolom
praktis) yaitu tiap 150 Cm.
m. Profil besi siku dipasang tegak lurus dengan cara didynabolt  ½” tiap jarak 150 Cm pada
kolom praktis tersebut, pasangan profil siku harus cukup kuat, tegak lurus dan rata.
n. Profil horizontal dipasang pada rangka vertikal/tegak dengan di muur baut.
o. Pasangan profil siku harus cukup kuat, tegak lurus dan rata (tidak bergelombang)
selanjutnya rangka horizontal dipasang sesuai ukuran pola pasangan granit dikurang 20
Cm (dari sisi atas 10 Cm dan bawah 10 Cm).
p. Profil horizontal dipasang pada rangka vertikal/tegak (profil siku) dengan di mur baut.
q. Lempengan granit dipasang profil yang berfungsi sebagai angkur/pengait dan kemudian
dipasang pada rangka horizontal sehingga membentuk bidang pasangan yang rata, naad
2mm dipasangan lurus pada posisi vertikal maupun horizontal.
r. Profil yang dipasang horizontal dan profil terdapat pada lempengan granit merupakan satu
kesatuan pasangan (1 paket).

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 6


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
s. Hasil akhir pasangan harus membentuk bidang rata/datar, mengkilap, naad pasangan
semua disealant dan seluruh bidang pasangan khususnya diluar (exterior) diberi lapisan
pelindung/coating transparan sebagai pelapis penahan air.

FLOWCHART PEKERJA

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 7


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

DINDING KERAMIK/ HT
A. Informasi Umum

Uraian ini mencakup lingkup pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik pada permukaan dinding
dan lantai serta pengadaan bahan perekat termasuk tenaga kerjanya, lokasi pasangan sesuai
dengan petunjuk dalam gambar rencana.

B. Metoda Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pasangan batu bata , instalasi air dan listrik selesai. Berikut ini
adalah metode pemasangan dinding keramik, antara lain :

• Sortir bahan keramik = dimensi (2 sisi – panjang & lebar ), cacat /tidak , keseragaman warna
• Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama 1 jam.
• Kondisi keramik setelah direndam dan dianginkan
• Basahi permukaan dinding yang akan dikeramik.
• Pasang benang / senar untuk kepalaan dan benang periodic kekencangan / elevasi
• Pasang perekat (dry mortar atau semen + acian )pada permukaan dinding
• Beri perekat pada seluruh permukaan sisi belakang keramik / homogenous tile.
• Pasangkan / tempelkan keramik/HT pada posisinya , lalu atur jarak nad dengan lebar sesyau
shop drawing, gunakan plastic cross atau spacer yang dimensinya sesuai dengan lebar naad
yang disyaratkan , kemudian cek kerataan dengan menggunakan waterpass
• Lakukan pengecoran naad menggunakan grouting naad dengan bantuan alat kape .
• Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dan beri grouting naad , dengan
menggunakan kain basah .

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 8


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

1 2 5 6

3 4 9
78

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 9


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

PENGECATAN
A. Informasi Umum

t. Kualifikasi Pelaksana Pekerjaan


Pekerjaan Pengecatan ini harus dilaksanakan oleh ahli yang telah berpengalaman di
dalam pelaksanaan pekerjan ini, serta direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat yang
dipakai dalam pekeijaan ini.
u. Pelaksanaan Pengecatan harus dilakukan menumt prosedur dan ketentuan dari
pabriknya, serta dibawah pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang
bersangkutan, demi tercapainya hasil pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan
ketentuan dari pabriknya.
v. Peralatan
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan cat tekslur dengan sistem semprot, Pelaksana
Pekerjaan hams menggunakan peralatan yang sesuai dan memadai balk dalam hal jenis
dan kapasitas. Peralatan utama pelaksanaan pekerjaan ini adalah kompressor dan
peralatan semprot untuk membentuk tekstur hasil pengecatannya.
w. Garansi
Hasil Pelaksanaan Pekerjaan ini harus mendapat garansi/jaminan dari pabrik cat yang
beriaku selama 5 (lima ) tahun tertiitung dari saat serah terima 1.
x. Jaminan tersebut meliputi:
y. Menjamumya bidang cat.
z. Terkelupasnya lapisan cat.
å. Luntumya wama asli.
ä. Jaminan tersebut harus berupa Surat Jaminan/Garansi yang dibuat di atas meterai Rp
6000,00 (enamribu rupiah)

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 10


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
B. Metoda Pelaksanaan
1. Pembersihan dinding acian . Bersihkan permukaan plafon dari debu , kotoran dan bekas
percikan beton atau semen dengan kain lap dan skrap
2. Perbaikan bagian dinding yang cacat
3. Haluskan permukaan dinding yang akan dicat
4. Proteksi bidang lain agar tidak terkena cat
5. Lakukan pekerjaan cat dasar/ sealar
6. Lakukan pekerjaan cat finis lapisan pertama
7. Lakukan pekerjaan cat finis lapisan kedua
8. Pekerjaan pembersihan Cek, apakah pengecatan finish yang terakhir itu sudah rata.
Apabila sudah rata , bersihkan cat-cat yang mengotori bahan – bahan
/pekerjaan lain yang harusnya tidak terkena cat dengan kain lap

1 2

3 4

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 11


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

LANTAI KERAMIK/ HT
A. Informasi Umum

1. Tenaga kerja dan advis dari produsen


2. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemasangan
keramik tile minimal 5 (lima) tahun atau tenaga kerja yang mendapat rekomendasi dari
produsen/agen resminya.
3. Pelaksana Konstruksi agar meminta advis atau nasehat teknis kepada pabrik/produsen dari
keramik yang dipakai, guna mengetahui cara/sistim atau teknik pemasangannya.

B. Metoda Pelaksanaan

1. Pekerjaan pengukuran dan marking area yang akan dipasang.


2. Sortir material keramik untuk mendapatkan keseragaman ukuran , presisi dan gradasi warna.
3. Rendam material keramik yang sudah disortir kedalam bak air ± 1 jam setelah itu keramik
dianginkan dengan cara diletakan pada tempat tatakan yang sudah disiapkan.
4. Pekerjaan Pasang kepalaan keramik.
5. Pasang keramik seluruh bidang dengan mengikuti patokan kepalaan keramik.
6. Lakukan pengisian nad keramik dengan grout . Grout merupakan mortar (semen) yang
dipergunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 12


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

LANTAI GRANIT
A. Informasi Umum

a. Tenaga ahli
Pekerjaan pasangan granit harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dan telah berpengalaman
minimal 5 tahun dan direkomendasi dari produsen/agen resminya.
b. Peralatan
Peralatan kerja menggunakan alat potong dari jenis mesin potong listrik, alat gurinda listrik dan
peralatan lainnya disesuaikan dengan fungsinya.
c. Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan:
d. Contoh granit
Contoh matrial coating granit
e. Contoh pemasangan mock up untuk pola lantai
Keseluruhannya diguna untuk penilaian dan persetujuan dari pengawas pekerjaan dan
perencana

B. Metoda Pelaksanaan

Pemasangan granit untuk dinding/lantai (System basah) pasangan granit pada dinding/lantai
(System basah) dikerjakan sebagai berikut :
a. Bidang pasagan dibersihkan dari segala puing-puing dan kotoran lainnya.
b. Pengukuran area lokasi pasangan sesuai dengan batasan yang ditentukan dalam gambar
rencana.
c. Pemasangan menggunakan perekat adukan semen + pasir (1 : 4). Dengan tebal maximum
4 Cm atau menggunakan semen instant untuk pasangan granit/marmer
d. Pola pemasangan granit lantai lihat petunjuk dalam gambar rencana.
e. Hasil pemasangan harus rata/datar/waterpas dan level/ketinggian finish harus tepat
(sesuai rencana).
f. Pemasangan granit/marmer pada permukaan dinding/lantai harus menghasilkan
pasangan yang cukup kuat, rapi dan rata/datar/tegak sesuai dengan perencanaannya.
g. Khusus untuk pemasangan ubin granit/marmer pada permukaan dinding, dengan system
basah harus diperkuat dengan angkur yang dipasangkan pada 4 sisinya,
h. Pasangan dinding marmer/granit diberi naad/celah satu dengan lainnya 2mm – 4mm dan
naad tersebut di isi dengan bahan khusus yang direkomendasikan dari pabrik nya, khusus
untuk granit interior tanpa naad/celah.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 13


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
i. Sebelum dipasang marmer/granit harus diberi coating pada ke 6 sisi bidangnya dengan
bahan anti water repalent.
j. Dibalik pasangan granit/marmer harus rapat terisi adukan perekatnya.
k. Pekerjaan pemolesan kembali hingga matrial tampak licin dan mengkilat tanpa cacat dan
noda diakhiri deangan coating dengan sistem kristal dari matrial kualitas no.1
l. Pada akhir penyelesaian pekerjaan pemolesan dan pemasangan granit/marmer. Matrial
harus dicoating dan dalam keadaan bersih dan mengkilat tanpa cacat fisik pada finishing
permukaannya

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 14


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 15


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

PLAFOND GYPSUM
A. Informasi Umum

a. Uraian ini mencakup pengadaan dan pemasangan langit-langit dari bahan gypsum board dengan
rangka metal stud, lokasi pasangan sesuai gambar rencana dan gambar detail.
b. Persyaratan teknis lain yang berkaitan adalah pelaksanaan pekerjaan rangka/gantungan dari bahan
metal.
c. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah/tersendiri adalah :
Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan langit-langit.

B. Metoda Pelaksanaan

a. Lokasi pasangan lembaran gypsum harus diukur dan ditentukan tinggi dari lantai tersebut, sesuai
dengan Ketentuan Pekerjaan dalam gambar rencana.
b. Rangka penggantung dipasang pada dudukannya sesuai dengan urutan pasangan yaitu :
c. Kawat penggantung diameter 5mm dipasang tiap jarak 120cm pada arah memanjang dan 180cm arah
melintang.
d. Main frame dipasang pada jarak 120cm.
e. Cross frame dipasang tiap jarak 60cm.
f. Gypsum board dipasang pada rangka penggantung dengan disekrup tiap 60cm.
g. Sambungan plat gypsum board satu dengan lainnya ditutup dengan silotip khusus untuk keperluan
pasangan gypsum.
h. Bekas sekrup atau silotip dan cacat lainnya didempul dengan bahan gypsum yang merupakan dempul
khusus untuk gypsum.
i. Pemotongan atau pembuatan lubang atau bukaan pada lembaran gypsum harus menggunakan
peralatan yang tepat seperti pisau pemotong (cutter), mesin bor atau peralatan lainnya yang sesuai
dengan keperluan tersebut.
j. Hasil pemotongan atau pembuatan bukaan/lubang pada lembaran gypsum harus rata, halus dan rapi
serta pada tempat yang tepat dengan keperluannya.
k. Pasangan langit-langit sebelum dicat harus diamplas terlebih dahulu terhadap dempul yang tidak rata
sehingga seluruh permukaannya halus dan rata.
l. Setelah seluruh pasangan lembaran gypsum terpasang secara benar dan rapih, tahapan selanjutnya
dilakukan pengecatan minimal 3x (lapis).

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 16


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 17


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

PENGECATAN PLAFOND
A. Informasi Umum

a. Kualifikasi Pelaksana Pekerjaan


Pekerjaan Pengecatan ini hams dilaksanakan oleh ahli yang telah berpengalaman di
dalam pelaksanaan pekerjan ini, serta direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat yang
dipakai dalam pekeijaan ini.
b. Pelaksanaan Pengecatan harus dilakukan menumt prosedur dan ketentuan dari pabriknya,
serta dibawah pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang bersangkutan, demi
tercapainya hasil pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan ketentuan dari pabriknya.
c. Peralatan
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan cat tekslur dengan sistem semprot, Pelaksana
Pekerjaan hams menggunakan peralatan yang sesuai dan memadai balk dalam hal jenis
dan kapasitas. Peralatan utama pelaksanaan pekerjaan ini adalah kompressor dan
peralatan semprot untuk membentuk tekstur hasil pengecatannya.
d. Garansi
Hasil Pelaksanaan Pekerjaan ini harus mendapat garansi/jaminan dari pabrik cat yang
beriaku selama 5 (lima ) tahun tertiitung dari saat serah terima 1.
e. Jaminan tersebut meliputi:
f. Menjamumya bidang cat.
g. Terkelupasnya lapisan cat.
h. Luntumya wama asli.
i. Jaminan tersebut harus berupa Surat Jaminan/Garansi yang dibuat di atas meterai Rp
6000,00 (enamribu rupiah)
B. Metoda Pelaksanaan

a. Persiapan
Seluruh permukaan cat pada langit-langit & cornice yang berhubungan langsung dengan
udara luar pada bangunan dan pagar harus diamplas kembali hingga memunculkan
kembali permukaan dasar dinding
b. Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan dicat, harus diperbaiki
teriebih dahulu hingga rata dan harus dengan menggunakan bahan pengisi. Bahan
pengisi/skim coat yang boleh dipakai adalah bahan yang sesuai untuk penggunaan pada
bidang plafond dan cornice.
c. Setelah dilakukan perbaikan permukaan dinding diamplas kembali hingga halus dan rata
dengan menggunakan amplas.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 18


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai, bilamana semua bidang sudah benar-benar
bersih serta kering (tidak lembab) dan halus rata sehingga memenuhi ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik.
e. Pengecatan
i. Prosedur dan tahapan pengecatan haruss menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk meminta
pengawasn/supervisi tenaga ahli dan pabriknya.
ii. Proses pengecatan dilakukan sebanyak 4 lapis ( 1 x wall sealer & 3 x Top coat) dan
setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan dengan tata cara dan dengan peralatan
yang direkomendiroleh pabriknya.
iii. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan hams dilakukan dengan seksama dan hati-hati
dengan mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat
kegiatan pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini. Dengan demikian, dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini.
iv. Adapun secara garis besar prosedur pengecatan yang harus dilakukan untuk tiap-tiap
merek adalah sebagai berikut :
1) PROPAN:
a. 1 x lapisan Decor Wall Sealer pengecatan lapisan berikiutnya dilakukan
setelah 5 jam
b. 3 x lapisan Decor Eco Emulsion Paint pengecatan lapisan berikutnya
dilakukan setelah 4 jam
2) MOWILEX :
a. 1 x lapisan Mowilex Wall Sealer pengecatan lapisan berikiutnya dilakukan
setelah 5 jam
b. 3 x lapisan Mowilex Cendana pengecatan lapisan berikutnya dilakukan
setelah 4 jam
3) DULUX :
a. 1 x lapisan Wall Sealer pengecatan lapisan berikiutnya dilakukan setelah 5
jam
b. 3 x lapisan ICI CATYLAC emulsion paint pengecatan lapisan berikiutnya
dilakukan setelah 4 jam
4) JOTUN :
a. 1 x lapisan Jota Sealer pengecatan lapisan berikiutnya dilakukan setelah 5
jam
b. 3 x lapisan JOTUN Jotaplast pengecatan lapisan berikiutnya dilakukan
setelah 4 jam
f. Perbaikan
Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya,
hingga di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syatat pada umumnya.
g. Hasil pengecatan

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 19


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang diplester, harus rata dalam wama dan halus
dalam tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang ada di sekelilingnya sesuai dengan
garansi waktu yang berlaku.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 20


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

PINTU & JENDELA ALUMUNIUM

A. Informasi Umum

a. Tenaga Kerja
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemasangan
partisi, rangka aluminium, pintu dan jendela kaca minimal 5 (lima) tahun.
b. Peralatan
Pelaksana Konstruksi ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup, memadai dan
sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan aluminum, peralatan tersebut seperti mesin potong,
mesin bor, mesin gurinda dan lain-lain peralatan yang diperlukan guna pabrikasi dan pe-
masangannya.
c. Bahan rangka aluminium
Rangka aluminium menggunakan profil-profil diproduksi di dalam negeri dengan
pembuatannya mendapat lisensi dari suatu sistem luar negeri yang sudah cukup dikenal.
d. Sebelum pekerjaan dimulai Pelaksana Konstruksi harus mengajukan terlebih dahulu shop
drawing serta contoh-contoh bahan profil aluminium, panil pengisi serta semua per-
lengkapannya (accessories) untuk mendapat persetujuan Konsultan Perencana atau
Konsultan Pengawas.

B. Metoda Pelaksanaan

a. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus, mengikuti
patokan ( bench mark ), dengan menyediakan sambungan untuk komponen lain yang
berhubungan, serta hal-hal lain seperti toleransi untuk pergerakkan karena panas, penyalur
air hujan.
b. Kecuali ada keterangan yang lain, maka semua pekerjaan besi yang berhubungan dengan
beton harus diberi lapisan galvanized.
c. Semua bahan pembantu harus sesuai dengan ukuran, tipe, bahan dasar, yang telah terlebih
dahulu disetujui oleh Perencana.
d. Sebelum diadakan fabrikasi maka pengukuran dilapangan dan koordinasi dengan pekerjaan
lain terutama dengan pekerjaan yang berhubungan dengan Electronic Security System (ESS),
maka data pelengkap shop drawing menjadi kewajiban kontraktor aluminium.
e. Untuk partisi kombinasi kaca dengan gypsum rangka aluminium dipasang sesuai dengan
ukuran jendela maupun pintunya (bentuk ukuran lihat gambar rencana), pemasangan kaca
pada rangka aluminium diperkuat dengan keret khusus dari produk kualitas terbaik.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 21


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur
f. Pemasangan alat penggantung dan pengunci pada daun pintu adalah 100 cm dari lantai
setempat, dan dipasang Door closer, penggunaan dan pemasangan peralatan tersebut
diuraikan tersendiri pada pasal Penggantung dan Pengunci.
g. Hasil pasangan bidang partisi harus rata, tidak bergelombang, kuat, kokoh dan sesuai dengan
ukurannya.
h. Untuk partisi kedap suara diantara lembaran gypsum harus dipasang bahan glass wool (di
tengah).
i. Pemasangan tersebut mengunakan bahan perekat atau pita perekat dua muka, pemasangan
isolasi dengan paku tidak dibenarkan.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 22


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

METODE PEKERJAAN

FASADE ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL


A. Informasi Umum

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan dinding panel aluminium komposit meliputi
pembungkus kolom luar seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam Gambar Kerja.
c. Ketentuan Pekerjaan
• Tenaga Kerja
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dalam pemasangan
aluminium composite panel minimal 5 (lima) tahun atau tenaga kerja yang mendapat
rekomendasi dari produsen/agen resminya.
• Peralatan
Pelaksana Konstruksi harus menyediakan peralatan kerja yang memadai dan sesuai
dengan kebutuhan tersebut. Peralatan tersebut seperti mesin potong, mesin bor, mesin
gurinda dan lain-lain peralatan yang diperlukan guna fabrikasi dan pemasangannya.
B. Metoda Pelaksanaan

Fabrikasi
a. Untuk panel-panel yang dapat dirakit, harus dilaksanakan di work shop dan di lapangan
siap dipasang.
b. Bahan yang sulit/sukar dikerjakan di workshop dapat dikerjakan dilokasi proyek.

Pemasangan
c. Rangka-rangka utama dipasang vertikal dan horizontal pada dudukannya yaitu joint pada
plat lantai beton yang sudah disiapkan sebelumnya. Unit-unit aluminium komposit tersebut
dipasang pada rangka/profil utama dan dihubungkan pada profil siku (dilubangi berbentuk
oval) diberi moer baut sebagai pengatur (flexible), sehingga bidang pasangan dapat diatur
posisinya dan berdiri tegak mengikuti ukuran dan pola yang ditentukan dalam gambar
rencana.
d. Semua pekerjaan yang mnggunakan bahan besi sebagai joint pasangan aluminium
komposit harus dilapis dengan perlindungan anti karat (galvanized).
e. Celah pasangan aluminium komposit diisi/ditutup dengan sealant, tatacara pelaksanaan
harus mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 23


METODE PEKERJAAN
Pembangunan Fasad dan Renovasi Lobby - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan Kantor Pusat
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Arsitektur

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 24


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal

METODE PEKERJAAN

ELEKTRIKAL

A. Persiapan

• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.

B. Pemasangan Sparing Kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton pada saat
penyambungan kabel antar lantai.

C. Metode Pemasangan Panel Daya


C.1. Kabinet Panel Daya.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1.7 mm. Kabinet untuk
panel daya/kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya
yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak perlu
sesak. Frame/rangka panel harus ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk
memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat – kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, cover palte dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan diberi cat dasar atau primecoating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuannya ke Direksi/Pengawas. Pengecatan
harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating atau dengan zinc chromate
primer dan dicat dengan cat akhir sistem bakar ( oven ).

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 1


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
b. K u n c i
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “cath and flat key lock”. Jenis kunci untuk setiap
kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam panel, bila dibutuhkan
alas/ pondasi/penumpu/penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.

Gambar – 1 . Standar Ketinggian Panel

d. L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya
(CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan
logam anti karat dengan huruf /huruf hitam.

Gambar – 2 . Standar Label pada Panel

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 2


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
e. Cable Ladder , Cable Tray ,
Cable ladder dipasang di dinding shaft dengan menggunakan 3 buah dynabolt sedangkan cable tray
digantung pada dak beton menggunakan bunder berulir anti karat.
• Ukuran dan type cable ladder dan cable tray disesuaikan dengan yang tercantum
dalam gambar rencana dan harus dihubungkan dengan Grounding.

Gambar – 3 . Standar Pemasangan Cable Ladder , Cable Tray & Cable Duct

C.2. Metode Instalasi Kabel Listrik


URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENERANGAN INDOOR
C.2.1. Pemasangan Instalasi Kabel Listrik
C.2.2. Pemasangan Instalasi Lampu / Armature
C.2.3. Pemasangan Instalasi Saklar Dan Stop Kontak

C.2.1. Pemasangan Instalasi Kabel Listrik


1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi.
2. Pekerjaan Bobokan untuk Jalur Pipa Konduit
3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan menggunakan klam
yang berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 3


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 1 s/d 3 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

4. Masukkan kabel pancing untuk menarik kabel

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 4 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat pancing, kemudian tarik kawat
pancing untuk menarik kabel instalasi tersebut.

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 5 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 4


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
6. Potong kabel listrik sesuai dengan kebutuhan

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 6 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

7. Hubungkan jalur instalasi titk peracabangan didalam tee-dos , lalu tutup


sambungan dengan menggunakan lasdop.

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 7 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

8. Marger resistansi kabel instalasi yang telah terpasang, termasuk kualitas


sambungan pada tiap tee-dos

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 8 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 5


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
9. Setelah semua jalur instalsi selesai dipasang dan hasil marger diperoleh hasil yang baik, rapikan
semua jalur instalasi dan tutup semua tee- dos yang ada.

Gambar . C.2.1 ( Tahap - 9 ) : Pemasangan Instalasi Kabel Listrik .

C.2.2. Pemasangan Armatur / Lampu


1. Pastikan instalasi listrik sudah terpasang dengan baik.

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 1 ) : Pemasangan Armature / Lampu .

2. Marking lokasi penempatan armatur pada celling sesuai dengan shopdrawing


dan jenis lampu yang digunakan

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 2 ) : Pemasangan Armature / Lampu

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 6


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
3. Cutter celling yang telah dimarking

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 3 ) : Pemasangan Armature / Lampu

4. Bor lokasi tempat gantungan (support) armatur

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 4 ) : Pemasangan Armature / Lampu

5. Pasang gantungan (support) armatur

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 5 ) : Pemasangan Armature / Lampu

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 7


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal

6. Sambungkan instalasi yang telah tersedia dengan armatur.

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 6 ) : Pemasangan Armature / Lampu

7. Pasang armatur pada lokasi yang telah disiapkan pada celling dengan cara
menggantungkannya pada kawat gantungan.

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 7 ) : Pemasangan Armature / Lampu

8. Rapikan posisi armatur dan kondisi celling.

Gambar . C.2.2 ( Tahap - 8 ) : Pemasangan Armature / Lampu

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 8


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
C.2.3. Pemasangan Saklar Dan Stop Kotak
1. Marking jalur instalasi saklar dan stop kontak dengan level ketinggian dari lantai
150 cm untuk saklar dan 30 cm untuk stop kontak.

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 1 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

2. Cutter jalur marking yang yang telah dibuat dengan menggunakan mesin cutter.

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 2 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

3. Bobok jalur instalasi saklar dan stop kontak

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 3 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 9


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
4. Pasang konduit dan inbow-dos

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 4 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester kembali, serta bersihkan lokasi kerja .

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 5 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

6. Pasang kawat pancing

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 6 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 10


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal
7. Tarik kabel instalasi dengan kawat pancing.

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 7 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

8. Potong kabel instalasi sesuai dengan kebutuhan

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 8 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

9. Sambungkan instalasi kabel pada tee- dos , kemudian tutup sambungan dengan lasdop , lalu tutup
tee-dos

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 9 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 11


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Elektrikal

10. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 10 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

11. Setelah hasil tes dinyatakan baik,pasangkan saklar dan stop kontak pada lokasi
yang telah disediakan saat proses finishing telah selesai.

Gambar . C.2.3 ( Tahap - 11 ) : Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

D. Testing dan Commissioning

Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 12


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika

METODE PEKERJAAN
ELEKTRONIKA
( V.3 )

1. DAFTAR ISI

1. DAFTAR ISI METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA ……...……………….…………….. 1


2. Bab . 1 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA TATA SUARA ………………..…..…. 2
2.1. DEFINISI
2.2. BAGIAN SISTEM TATA SUARA
2.3. LINGKUP PEKERJAAN
2.4. SPESIFIKASI TEKNIS

3. Bab . 2 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA FIRE ALARM ………………..…...…. 5


3.1. CARA INSTALASI SISTEM FIRE ALARM
3.2. PERALATAN / MATERIAL INSTALASI FIRE ALARM
3.3. SPESIFIKASI MATERIAL
3.4. LANGKAH – LANGKAH CARA INSTALASI SISTEM FIRE ALARM

4. Bab . 3 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA TELEPON ……………….…………. 10


4.1. Pekerjaan Persiapan
4.2. Metode Pelaksanaan

5. Bab . 4 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA DATA ………………………....……. 11


5.1. LINGKUP PEKERJAAN
5.2. Cara Pemasangan Kabel Instalasi Data / Jaringan Komputer ( Kabel – UTP )
5.3. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PEMASANGAN KABEL – UTP
5.4. CARA MEMASANG

6. Bab . 5 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA CCTV …………………….…....……. 14


6.1. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PEMASANGAN CCTV
6.2. LANGKAH-LANGKAH MERANCANG SISTEM CCTV

7. Bab . 6 - METODE PEKERJAAN ELEKTRONIKA ACCESS CONTROL …………..…. 21


7.1. SISTEM ACCESS CONTROL
7.2. LINGKUP PERENCANAAN
7.3. SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN UTAMA

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 1


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 1 - METODE PEKERJAAN TATA SUARA
2. PEKERJAAN SYSTEM TATA SUARA
2.1. Definisi
Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara
pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain lain. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan
penguatan suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara-suara yang
dikuatkan [1]. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor
dan efek suara, serta pengaturan konsul mixer, juga audio power amplifier dan speaker-speakernya
secara keseluruhan. Peralatan Tata suara gedung banyak ditemukan di Gedung perkantoran, Mall,
Apartemen, Hotel, Bandara, Stasiun atau ruang public lainnya.

2.2. Bagian Sistem Tata Suara


A. Back Ground Musik
Music atau Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker yang telah
terpasang sesuai dengan rencana. Music dapat diatur pada Sentral Tata Suara (rak sistem)
sehingga dapat menghasilkan suara yang baik.
B. Public Address
Sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai (umum) dengan cepat dan mudah
melalui speaker yang terpasang. Penyampaian informasi didukung Sentral Tata Suara(rak
sistem) dilengkapi dengan Paging Microphone.
C. Emergency
Pada saat keadaan Emergency, informasai kedaan darurat/bahaya untuk evakuasi,
keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat. Setelah Sentral Tata Suara
mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm, Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan
semua input dari Cassette Deck, MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi
SIRINE, jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm, secara otomatis
semua input akan terputus, kecuali input dari Emergency Microphone, jadi operator tetap dapat
memberikan pesan peringatan.
D. Car Call
Sarana penyampaian informasi kepada pengendara kendaraan dengan cepat dan mudah
karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem Car Call dan
Microphone yang telah terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan rencana.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 2


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
2.3. Lingkup Pekerjaan

Gambar .1 - Public Address Block Diagram system Konvensional

Mengacu pada Gambar perencanaan, pekerjaan instalasi Sistem Tata Suara ini secara
garis besar lingkup pekerjaan antara lain :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata Suara, meliputi unit
sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifire).
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara dilengkapi dengan Double Cassette Deck, Tuner
AM/FM, MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Juction Box (JB-
TS).
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan system rak dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loudspeaker)
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak hubung bagi
dengan alat pengeras suara disetiap lantai.
7. Melakukan testing, commissioning, training dan garansi selama 1 tahun.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 3


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
2.4. Spesifikasi Teknis

Gambar . 2 - Pemilihan Komponen Sistem Tata Suara

Berdasarkan gambar Perencanaan dan lingkup pekerjaan maka di dapatkan spesifikasi material
dan komponen Instalasi Tata Suara sebagai berikut :
a. Spesifikasi teknis peralatan utama/ Sentral : Unit sumber EKSISTING
b. Loudspeaker terdiri dari Ceiling speaker , Horn Speaker, Coulumn Speaker dan Volume Control.
• Ceiling Speaker Power handling capacity 6 watt (di Tap pada 1,5 watt), Input Impedance 1 k ohm,
SPL 90 dB pada 1 kHz dengan input 1 watt, Frequency range 100 – 12000 Hz.
• Horn Speaker Power handling capacity 25 watt, Input Impedance 1 k Ohm, SPL 109 dB,
Frequency range 330 ~ 10,511 Hz.
• Volume Control : Input Capacity 6 / 30 Watts, Level Control 4 Step.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 4


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 2 - METODE PEKERJAAN FIRE ALARM

3. PEKERJAAN SYSTEM FIRE ALARM


3.1. CARA INSTALASI SISTEM FIRE ALARM
Cara Instalasi Sistem Alarm Kebakaran hampir sama saja untuk semua sistem. Kita akan
mempelajari bagaimana cara pemasangan atau intalasi alarm kebakaran. Mulai dari peralatan yang
harus disiapkan hingga langkah-langkah untuk memasangnya.

Gambar . 1 – Contoh Pekerjaan Instalasi Fire Alarm dari berbagai sumber

3.2. PERALATAN / MATERIAL INSTALASI FIRE ALARM


A. Material-material utama dalam pemasangan sistem alarm kebakaran :
• Panel Kontrol Alarm Kebakaran (MCFA/FCP)
• Detektor Asap (Smoke Detector)
• Detektor Suhu (Heat Detector)
• Pemanggil Manual (Manual Call Point/MCP)
• Horn Strobe
• Isolator module jika diperlukan
• Terminal Box Fire Alarm (TBFA)

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 5


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
B. Material-material Penunjang / bantu, yaitu :
• Kabel koneksi :
AWG : untuk kabel data sistem alarm kebakaran addressable, NYA : kabel koneksi sistem alarm
konvensional, NYY : kabel koneksi ke sumber arus listrik PLN.
• Pelindung kabel :
biasanya menggunkan pipa conduit PVC (klipsal) atau pipa conduit galvanis
• Material bantu lainnya :
clamp pipa, flexibel joint rubber untuk klipsal dan metal untuk pipa galvanis, scrub, skun kabel,
gland kabel dan lain-lain.

C. Alat-alat kerja :
• Multimeter : dikenal juga dengan Avo meter
• Tang kombinasi
• Tang potong
• Obeng Set
• Bor tangan
• Bor untuk melubangi (hole-saw)
• Bending pipa (metal atau pvc) untuk membengkokkan pipa
• Kunci pas

3.3. SPESIFIKASI MATERIAL


A. Cara Pengoperasian Panel Kontrol Alarm Kebakaran
Cara Pengoperasian Panel Kontrol Alarm Kebakaran. Yang kami bahas saat ini adalah
pengoperasian panel secara umum. Sehingga tidak bisa dijadikan petunjuk untuk pengoperasian
tipe dan merk tertentu suatu produk. Agar panel bisa berfungsi dengan sempurna, Anda harus
mengikuti buku petunjuk pemakaian. Buku ini biasanya selalu disertakan dalam satu paket dengan
panel tersebut.

Gambar . 2 – Contoh Panel Kontrol Alarm Kebakaran dari berbagai sumber

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 6


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
B. Cara menghidupkan dan mematikan panel kontrol alarm kebakaran.
B.1. Cara menghidupkan panel
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan saat akan menyalakan kontrol
panel :
• Periksa terlebih dahulu semua perkabelan dan apakah semua sudah tersambung dengan
benar.
• Untuk menghindari terjadinya percikan api, maka lepas terlebih dahulu kabel ke terminal
baterei.
• Sambungkan kabel power ke sumber arus listrik PLN.
• Setelah panel menyala dan bunyi buzzer panel berhenti, maka akan ada indikasi trouble
baterei. Sambungkan terminal kabel baterei ke terminalnya sesuai dengan polaritas negatif
dan positif. trouble akan hilang dan panel normal.
B.2. Cara mematikan panel
Untuk mematikan panel lakukan prosedur terbalik dengan saat menyalakan panel, yaitu :
• Lepaslah terlebih dahulu kabel dari terminal baterei.
• Cabut kabel power dari sumber arus listrik PLN, atau jika menggunakan saklar/PCB matikan.
B.3. Cara pengoperasian panel kontrol alarm kebakaran saat terjadi Alarm
• Panel kontrol alarm kebakaran hanya berfungsi memberi peringatan adanya kebakaran. Jadi
pemadaman harus dilakukan dengan cara manual.

Gambar . 3 – Contoh Diagram Cara Pengoperasian Panel Kontrol alarm Kebakaran dari berbagai
sumber

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 7


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
C. Langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi alarm kebakaran adalah sebagai
berikut :
1) Kondisi Normal : saat normal biasanya semua panel hanya satu lampu LED indikator yang
menyala yaitu Power AC ON.
2) Kondisi Alarm : Saat terjadi kebakaran, maka LED indikator dari panel biasanya akan menyala
pada Lampu Alarm. Kita harus memastikan apakah di area yang dipasang detektor benar terjadi
kebakaran.
3) Jika benar terjadi kebakaran, maka segera padamkan api. Selama proses pemadaman jangan
men-silence alarm, supaya orang-orang di sekitar waspada. Jika api sudah dipadamkan dengan
sempurna, kita tekan tombol Signal Silence / Alarm Silence. Selanjutnya kita periksa apakah
kebakaran yang terjadi merusak detektor? Jika iya maka segera ganti. Setelah itu baru kita
tekan tombol reset system.
4) Jika pemeriksaan dilapangan ternyata bukan kebakaran. Segera tekan tombol Signal Silence /
Alarm Silence / Alarm Qeues. Di beberapa panel konvensional kita juga harus menekan tombol
buzzer Silence agar panel diam. Detektor yang sudah rusak juga bisa menyebabkan terjadi
alarm. Seperti detektor suhu yang jenisnya bimetal, sehingga sekali pakai kita harus ganti baru.
Setelah penggantian selesai baru kita tekan tombol System Reset.

3.4. Langkah – langkah Cara Instalasi Sistem Alarm Kebakaran


Persiapan sebelum pemasangan adalah teknisi haru menggunakan alat pelindung diri yang
baik dan benar. Diantara alat pelindung tersebut adalah : sepatu safety, helm safety dan sarung
tangan. Pengunaan rompi dengan yang bisa memantulkan cahanya juga diperlukan. Namun jika
seragam yang digunakan sudah terdapat reflektor sudah cukup. Hal ini agar memudahkan untuk
dilihat saat di ruangan yang kurang cahanyanya.
A. Pemasangan Jalur Kabel :
• Ukur dan kabel sesuai dengan jarak antar alat.
• Ukur dan potong pipa pelindung kabel sesuai dengan jaraknya
• Menandai (marking) dari masing-masing kabel seperti kabel untuk detektor asap, suhu, mcp dan
lain-lain.
• Masukkan kabel dan pasang pipa pelindung pada tempatnya.
• Jika terdapat sambungan kabel maka harus ditempatkan di dalam t-doos, agar mempermudah
saat perawatan.

Gambar . 3 – Contoh Pekerjaan Instalasi Panel Kontrol dari berbagai sumber

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 8


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
B. Cara Instalasi Panel Kontrol Alarm Kebakaran
• Tandai terlebih dahulu lokasi pemasangan kontrol panel menggunakan alat penanda yang jelas
• Untuk pemasangan di media tembok, maka harus dipasang dynabolt (angker baut) agar kuat
menahan beban
• Pasang landasan panel kontrol (base / backdoor), kencangkan baut-bautnya
• Pasang board-board (papan panel) sesuia dengan buku petunjuk pemasangan
• Jika instalasi kabel sudah siap sambungkan ke terminal-terminalnya secara benar.

Gambar . 4 – Contoh Pekerjaan Instalasi Smoke Detector dari berbagai sumber

C. Cara Instalasi Detektor Asap dan Suhu


• Tandai lokasi pemasangan detektor.
• Pasang terlebih dahulu base (landasan detektor)
• Sambungkan jalur kabel pada terminal landasan
• Pasang detektor dengan benar

D. Cara Instalasi Alat-alat alarm kebakabaran yang lain.


Secara garis besar pemasangan alat-lat yang lain prosedurnya sama dengan pemasangan
detektor. Yang harus diperhatikan adalah :
• Memperhatikan polaritas atau kutub positif (+) dan negatifnya (-), jangan sampai tertukar.
Karena beberapa detektor sangat sensitif sehingga tidak bisa berfungsi.
• Pada saat menyambungkan panel ke sumber arus listrik PLN agar diperhatikan jalut
netral dan negatifnya, karena jika tertukar akan mengakibatkan panel tidak berfungsi.
Setelah seluruh peralatan sudah terpasang dan tersambung dengan benar, maka bisa melakukan
percobaan ( Test ) fungsinya. Lakukan prosedur pengoperasian panel dengan benar sesuai dengan
buku petunjuk penggunaan .

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 9


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 3 - METODE PEKERJAAN TELEPON

4. PEKERJAAN SYSTEM TELEPON


Teknis pelaksanaan pekerjaan
4.1. Pekerjaan Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan Gambar Shop Drawing pekerjaan System Telepon.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan Lahan Kerja.
• Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

4.2. Metode Pelaksanaan


4.2.1. Melakukan Pekerjaan Relokasi ( Pembongkaran dan Pemasangan Kembali ) peralatan
Utama dan Peralatan Penunjang dari Instalasi Telepon Eksisting .
4.2.2. Melakukan pengecekan pada MDF untuk mendapatkan nomor extension dengan melihat
daftar data-data nomor extension.
4.2.3. Pencarian slot kosong pada MDF dengan cara melihat data nomor telepon yang ada di
buku.
4.2.4. Penambahan jumper pada MDF.
4.2.5. Penambahan jumper pada CTB yang berada pada bangunan yang ingin dituju.
4.2.6. Pemasangan jaringan telepon pada outlet, lalu disambungkan dengan telepon.
4.2.7. Pengecekan pada telepon apakah sudah benar terpasang atau masih ada yang error. Jika
masih error, maka dapat mulai di cek kembali pada MDF saat pengecekan nomor extension
melalui data yang ada.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 10


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 4 - METODE PEKERJAAN DATA

5. PEKERJAAN SYSTEM DATA


5.1. LINGKUP PEKERJAAN
5.1.1. Melakukan Pekerjaan Relokasi ( Pembongkaran dan Pemasangan Kembali ) peralatan
Utama dan Peralatan Penunjang dari Instalasi DATA Eksisting di Lantai - 1.
5.1.2. Melakukan Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Peralatan Penunjang ( Antena WIFI ) di
Lantai – 3

5.2. CARA PEMASANGAN KABEL INSTALASI DATA / JARINGAN KOMPUTER ( KABEL


UTP )

• Kabel yang digunakaan untuk instalasi kabel Data / jaringan komputer adalah menggunakaan
kabel UTP. Kabel UTP singkatan dari Unshielded Twisted Pair. Kabel UTP ini terdiri dari
beberapa macam, ada yang berkatagori 5 yang disebut dengan kabel UTP Cat-5, dan ada
yang berkatagori 6, yang biasanya disebut kabel UTP Cat-6.
• Kabel UTP yang biasa dipakai pada jarigan komputer umumnya adalah kabel UTP categori 5
(UTP Cat 5). Kabel UTP ini support transfer data hingga 100 Mbps. Kabel UTP Cat-5 terdiri
atas 8 kabel kecil yang mempunyai warna berbeda-beda. Warna kabel tersebut adalah
Orange, Orange Putih, Biru, Biru Putih, Hijau, Hijau Putih, Coklat, dan Coklat Putih.

5.3. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PEMASANGAN KABEL - UTP


Untuk memulai pemasangan kabel UTP, ada material dan peralatan yang akan digunakan,
yaitu :
5.3.1. Jack / Konektor RJ-45

Jack ini mirip dengan jack telepon rumah, tetapi ukurannya lebih besar. Jack RJ-45
terdiri dari 8 pin, sesuai dengan jumlah kabel UTP.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 11


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
5.3.2. Crimping Tools atau Tang Crimping.
Hardware ini mirip dengan tang, teta[i fungsinya untuk menjepitkan kabel pada Jack RJ-45.

5.3.3. Outlet Data


Outlet kabel data di dinding

5.3.4. Alat Test (tester)


Setelah instalasi di RJ-45 kemudian di test oleh alat test,

5.4. CARA MEMASANG


Cara Memasang Kabel UTP ada 2 macam, yaitu Tipe Straight Through dan Cross Over
5.4.1. Tipe Straight Through
a. Jenis terminasi ini paling sering dipakai pada LAN Ethernet 10BaseT, untuk
menghubungkan PC dengan HUB atau SWITCH, PC dengan outlet di dinding, ataupun
untuk instalasi dari HUB ke outlet di dinding..
b. Urutan warna kabel yang dipasang di RJ-45: :Orange Putih, Orange, Hijau Putih, Biru,
Biru Putih, Hijau, Coklat Putih, Coklat.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 12


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika

• Keterangan ;
 Pin 1 : Oranye Putih
 Pin 2 : Oranye
 Pin 3 : Hijau Putih
 Pin 4 : Biru
 Pin 5 : Biru Putih
 Pin 6 : Hijau
 Pin 7 : Coklat Putih
 Pin 8 : Coklat
( Urutan ini berlaku sama pada 2 sisi kabel.)

5.4.2. Tipe Cross Over


a. Jenis ini biasanya dipakai untuk menghubungkan HUB/SWITCH dengan HUB/SWITCH
yang lain.
b. Urutan pemasangan :Salah satu sisi kabel diterminasi sesuai dengan standard “Straight
Through”, sedangkan sisi kabel lainnya, dilakukan “Cross-Over”, sbb :

• Keterangan ;
 Pin 1 : Hijau Putih
 Pin 2 : Hijau
 Pin 3 : Oranye putih
 Pin 4 : Biru
 Pin 5 : Biru Putih
 Pin 6 : Oranye
 Pin 7 : Coklat Putih
 Pin 8 : Coklat
Harap diingat bahwa yang di-cross-over hanya salah satu sisi kabel saja.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 13


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 5 - METODE PEKERJAAN CCTV

6. PEKERJAAN SYSTEM CCTV


6.1. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PEMASANGAN CCTV
Untuk membuat sebuah sistem CCTV type ANALOG , terlebih dahulu Anda harus membuat
Diagram CCTV terlebih dahulu dan mengetahui peralatan alat atau material yang digunakan dalam
instalasi tersebut. Berikut ini Gambar Diagram CCTV dan daftar peralatan atau material yang
diperlukan :

Gambar – Diagram CCTV

6.1.1. BNC ( Bayonet Neill Concelman ) connector


adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial,
sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara
langsung ke monitor CCTV.

Gambar Konektor BNC

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 14


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.1.2. Kabel Coaxial
merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan
sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapa tipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6
dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang
direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.

Gambar Kabel Coaxial

6.1.3. Peralatan untuk crimp kabel coaxial


digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.

Gambar Crimp Tang

6.1.4. Konektor RJ-45


yaitu digunakan untuk konektor kabel jaringan dari kamera CCTV ke computer untuk
membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada system CCTV berbasis
internet.

Gambar Konektor RJ-45

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 15


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.1.5. Kabel UTP
yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana hanya
digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung melalui
jaringan internet dimana saja dan kapan saja.

Gambar Kabel UTP

6.1.6. Kabel Power


digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power
supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yang digunakan adalah NYA (2×1.5mm)
maupun NYM (3×2.5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya menggunakan pipa high
impact conduit.

Gambar Kabel Power ( NYA / NYM )

6.1.7. Adaptor dan Power Supply


merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada
umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan
tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera
yang digunakan.

Gambar Power Supply

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 16


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.1.8. Kamera CCTV
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu kamera Fixed Dome, kamera IP,
kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/Zoom).Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan anggaran Anda. Jika Anda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan
adalah mempelajari spesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang
diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal
(1/2″, 1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan
dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang berkaitan dengan
pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan
lain-lain.

Gambar – CCTV unit

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 17


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.1.9. DVR (Digital Video Recorder)
adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video yang telah terpantau oleh
kamera CCTV. Besar kecilnya kapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada hard
disk yang terpasang (pada umumnya 160 GB, namun ada pula yang di-upgrade hingga 1
TB). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan AVI. Biasanya
input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel DVR mempunyai keunggulan :
• Kualitas gambar hasil rekaman (resolusi) T640x840 high
• Waktu penyimpanan yang lama (tergantung kapasitas hard disk)
• Dapat di-back up ke CD/DVD
• Dapat dikoneksikan ke jaringan internet
• Jadwal perekaman yang bisa diatur / otomatis
• Mempunyai controller untuk kamera yang bisa digerakkan.
• Perawatan yang lebih sedikit

Contoh DVR

6.1.10. Hard Disk Drive ( HDD )


adalah singkatan dari Hard Disk Drive yang merupakan media penyimpanan data
dari gambar video yang telah direkam. Hard Disk Drive dipasang di dalam DVR. Semakin
besar kapasitas HDD maka semakin panjang pula proses perekaman yang dapat dilakukan
oleh CCTV tersebut.Hard disk pun terbagi dari beberapa macam contohnya 500GB,1TB
2TB dan seterusnya.

Contoh - Hard Disk Drive ( HDD )

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 18


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.1.11. Monitor CCTV
Untuk saat ini ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang
menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhan gambar dari kamera
sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada
monitor dengan pembagian yang berbeda (satu tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3
dan matrik 4×4).

Contoh – Monitor CCTV

6.1.12. Controller - CCTV


yaitu digunakan untuk mengontrol atau menggerakkan kamera CCTV berjenis PTZ
( Pan , Tilt , Zoom) dari jarak jauh. Sehingga dapat menghemat waktu dan efektifitas
perekaman

Contoh – Controller CCTV

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 19


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
6.2. LANGKAH-LANGKAH MERANCANG SISTEM CCTV
6.2.1. Pertama kita harus mempersiapkan kebutuhan kabel untuk sistem transmisi. Jika kita
melakukan instalasi CCTV di luar ruangan, maka kabel yang kita sediakan harus tahan terhadap
segala macam cuaca.
6.2.2. Kedua, kita harus menentukan sistem dimana dan berapa titik kamera yang akan kita
pasang, karena kita akan menginstall untuk sistem keamanan, berarti kita harus pandai-pandai
menyembunyikan kamera CCTV dan menentukan tempat yang strategis agar gambar yang
dihasilkan bisa mencakup keseluruhan tempat atau ruangan yang ingin di awasi. Dan yang
paling penting, posisi kamera CCTV harus dalam kondisi aman dan tidak mudah dijangkau oleh
orang lain, demi menghindari adanya pengrusakan oleh penjahat atau pencuri.
6.2.3. Kemudian yang ke tiga, kita tentukan kamera CCTV jenis apa yang ingin kita pakai. Untuk
sistem keamanan, direkomendasikan menggunakan kamera CCTV jenis PTZ, karena dengan
kecanggihan dan kelebihan fitur yang dimilikinya memungkinkan kita untuk dapat merekam atau
memantau suatu tempat dengan hasil gambar yang terbaik.
6.2.4. CCTV Tercanggih, terlengkap, dan paling banyak diminati untuk proyek jalan tol,
Pembangkit Listrik, dan Tower. Biasanya kamera CCTV tersebut memiliki kelebihan bisa di-
zoom, Bisa digerakkan kanan, kiri, atas, bawah, serta tahan hujan dan cuaca. Yang terpenting
bisa melihat dalam keadaan gelap serta bisa dikontrol dari jarak jauh / menggunakan internet.
6.2.5. Keempat, tentukan kapasitas hard disk pada DVR yang akan kita gunakan, lebih besar
kapasitas hard disknya lebih baik, karena dapat menyimpan gambar lebih banyak. Sambil
menentukan kapasitas hard disk, lengkapi kebutuhan lainnya, yaitu monitor, DVR ataupun
multiplexer dan alat-alat pendukung lainnya.
6.2.6. Jika semua peralatan sudah terkoneksi mulai dari kamera CCTV, kabel transmisi,
DVR/Multiplexer, hingga ke monitor, saatnya kita menuju depan layar monitor untuk melihat
hasil gambar.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 20


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
BAB. 6 - METODE PEKERJAAN ACCESS CONTROL

7. PEKERJAAN SYSTEM ACCESS CONTROL


7.1. SISTEM ACCESS CONTROL
Access control adalah salah satu sistem yang berfungsi untuk mengamankan akses-
akses menuju ke dalam area ( bangunan / ruang ). Untuk Kantor ini access control
direncanakan dipakai di pintu-pintu masuk ke dalam lobby lift di Basement (Area Parkir),
lantai podium dan lift menuju tower
Dengan adanya sistem ini, maka lobby-lobby lift di lantai tersebut hanya bisa diakses
oleh penghuni Kantor / orang – orang yang diberi otoritas untuk lantai tersebut..Khusus
untuk tamu – tamu yang berkunjung harus melalui security.

7.2. LINGKUP PERENCANAAN


Sistem Access Control dapat difungsikan sebagai sistem pengontrolan seluruh area
untuk keperluan guard tour dengan alat digital pada sistem access control seluruh kegiatan
security dalam pengontrolan dapat direkam secara real time.
• Peralatan instalasi access control yang dipersiapkan terdiri dari :
- Master access control.
- PC computer + software.
- Access control module.
- Access control module dan extention.
- Finger pin (biometric).
- Door lock.
- Push button.
- Magnetic contact.
• Modul finger print dipersiapkan untuk dapat menerima data sidik jari maupun ditambah
dengan nomor “pin”.

7.3. SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN UTAMA


Secara singkat hal-hal yang dipakai sebagai bahan perencanaan instalasi adalah
sebagai berikut :
1. Proximity Card Reader
Card Reader adalah alat pembaca kartu yang berfungsi untuk membaca data yang tersimpan
dalam kartu tanpa perlu melewatkan kartu pada alat tersebut, cukup meghadapkan kartu
pada card reader dari suatu jarak tertentu. Jenis card reader yang digunakan jenis proximity
sedangkan untuk jenis card reader yang ada lift menggunakan wireless proximity card reader.
2. Control Unit (Card Reader Controller)
Card Reader Controller berfungsi untuk memproses data yang dikirim oleh card reader.
Card Reader Controller mempunyai kemampuan untuk mengontrol sejumlah reader (jumlah
reader yang dapat dikontrol oleh reader controller minimal 2 unit).
3. Pusat Control Door Access
PC AT min Pentium IV, lengkap dengan printer dan soft ware door access serta interface
module.
4. Electronic Magnetic Lock
PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 21
METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Elektronika
Electronic magnetic lock adalah pengunci elektronik yang dapat dibuka oleh kartu khusus.
Electronic magnetic lock ini dapat terbuka sesuai dengan perintah dari controller. Electronic
magnetic lock dapat digunakan baik untuk indoor maupun outdoor.
5. Door sensor
Door sensor adalah alat sensor pintu electronic yang dapat memberikan informasi ke ruang
kontrol apakah pintu dalam keadaan tertutup atau terbuka.
6. Door Release
Door Release berfungsi untuk membuka pintu dari arah dalam, jika pintu tidak mempunyai
handle yang dapat digerakkan.
7. Guard Tour (Proximity Card Reader)
Sistem elektronik guard tour adalah sistem cek poin secara elektronik yang dapat memonitor
secara akurat waktu keliling / patroli security keseluruh area yang diawasi. Guard tour juga
dapat memonitor kinerja security.
8. Kabel
- Untuk instalasi Door Access menggunakan UTP Cat 6, 4 Pair.
- Untuk instalasi Panic Button menggunakan kabel STP 22 AWG, 4 Pair.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA - 2019 Page 22


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

METODE PEKERJAAN

MEKANIKAL

( V.1 )

DAFTAR ISI

1. DAFTAR ISI METODE PEKERJAAN MEKANIKAL ………………………….…………….. 1


2. METODE PEKERJAAN MEKANIKAL - PLUMBING ………………………………….……. 2
A. Informasi Umum
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
D. Diagram Sistem Plumbing
E. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing
F. Pemasangan Pipa Indoor
G. Pemasangan Pipa Air Kotor dan Air Bekas
H. Testing & Commisioning

3. METODE PEKERJAAN MEKANIKAL – TATA UDARA ………………………………....… 6


A. Informasi Umum
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
D. Diagram Sistem Plumbing
E. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing
F. Pemasangan Pipa Indoor
G. Pemasangan Pipa Air Kotor dan Air Bekas
H. Testing& Commisioning

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 1


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

METODE PEKERJAAN PLUMBING

A. Informasi Umum
Tujuan pekerjaan ini adalah pekerjaan instalasi mekanikal plumbing keseluruhan yang meliputi
pengadaan, transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama serta peralatan
bantu dan pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesifikasi, gambar
dan Bill of Quantity.

B. Regulasi

• Peraturan Daerah (PERDA) setempat.


• Keputusan Menteri P.U.No. 02 /KPTS/ 1985.
• American National Standard Institute (ANSI).
• SNI No.03-2453-1991 tentang Sumur Resapan.
• SNI No.03-6373-2000 tentang Pemilihan dan Pemasangan Vent.
• SNI No. 036-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk Air Buangan.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum.

C. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem Plumbing meliputi:
C.1. Sistem air bersih , air panas
C.2. Sistem air kotor , air bekas dan air hujan.
C.3. Pengadaan dan pemasangan material utama Plumbing ( Pompa , Tangki Air , IPAL ,
Water Heater ).
C.4. Testing & Commisioning.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 2


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
D. Diagram Sistem Plumbing

Gambar 1 Diagram sistem plumbing air bersih dan air panas

Gambar 2 Diagram sistem plumbing air kotor dan air bekas

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 3


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
D.1. Teknikal Sistem:
D.1.1. Sistem kerja air bersih:
Penyediaan air diperoleh dari PDAM dan air sumur yang diolah melalui WTP kemudian
dipompakan ke water tank atas & didistribusikan ke gedung A, B, C dan E melalui bantuan
pompa booster.

D.1.2. Sistem kerja air panas:


Penyediaan air panas berasal dari heat pump yang ada di masing-masing unit.

D.1.3. Sistem air bekas, kotor dan vent:


Air kotor dan air bekas dialirkan dengan sistem gravitasi ke bak pengumpulan kemudian
dialirkan menuju IPAL Fasum. Air yang telah diproses dari IPAL & memenuhi standar yang
telah ditetapkan selanjutnya akan dibuang ke saluran drainase.

D.1.4. Sistem air hujan:


Bertujuan mengarahkan aliran air hujan yang jatuh digedung dan sekitarnya sampai saluran
pembuangan terdekat. Air hujan mengalir dari Roof Drain (pada lantai atap) disalurkan
melalui pipa-pipa tegak dari bahan PVC. Selanjutnya air hujan ke saluran pembuangan air
hujan.

E. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing

Gambar 3 Flowchart Instalasi Air Bersih ( 1 ) dan Instalasi Air Kotor ( 2 )

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 4


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F. Pemasangan Pipa Indoor
E.1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain
seperti jalur conduit kabel listrik dan lain – lain.

Gambar 4 Proses marking jalur pipa

E.2. Bobok jalur pipa yang telah ditandai untuk meletakkan pipa air bersih

Gambar 5 Proses pembobokan jalur pipa

E.3. Pasang pipa PPR pada jalur yang telah dibuat.

Gambar 6 Pasang pipa pada jalur

E.4. Tutup kembali dinding yang telah dipasangi pipa.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 5


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

Gambar 7 Tutup jalur pipa

E.5. Rapikan kembali agar tidak ada lubang pada dinding dan menutup pipa dengan rata

Gambar 8 Jalur pipa rapi

E.6. Bor Plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.

Gambar 9 Proses pengeboran plat lantai

E.7. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat.

Gambar 10 Gantungan Pipa sesuai jalur marking


E.8. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 6


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
E.9. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk
pipa pada posisi vertical.

Gambar 11 Pemasangan pipa

F.10. Sambungkan pipa yang telah terpasang pada gantungan.


F.11. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.

Gambar 12 Pengukuran Kelurusan pipa

F.12. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.

Gambar 13 Test tekanan pipa


F.13. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik
(arsitek) dan sanitary.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 7


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F.14. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
F.15. Lakukan ulang test tekanan jika pipa di dinding telah terpasang.

G. Pemasangan Pipa Air Kotor dan Air Bekas


G.1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing.
G.2. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.
G.3. Sambung pipa PVC Class AW dengan menggunakan lem khusus PVC dan beri guratan di
bagian yang akan diberi lem agar dapat melekat dengan erat.
G.4. Untuk bagian yang terekspose diberi labeling untuk arah aliran dan fungsi dengan diberi cat
yang warnanya sesuai dengan ketentuan.
G.5. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk
pipa pada posisi vertical.
G.6. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
G.7. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
G.8. Untuk pemasangan pipa di lantai, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik
(arsitek) dan sanitary.
G.9. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
G.10. Lakukan ulang test tekanan jika pipa di dinding telah terpasang.

H. Testing& Commisioning
F.1. Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan
pompa).
F.2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
F.3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

METODE PEKERJAAN TATA UDARA


A. Informasi Umum
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyediakan udara yang nyaman bagi penghuni Gedung.
• Kondisi desain, suhu ruangan : 24˚C ( ±2˚C )
• Suhu udara luar : 35˚C
• Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 8


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

B. Regulasi

• ASHRAE GRP 158, ASHRAE 1990.


• Sheet Metal Air Conditioner Contractor’s National Association (SMACNA).
• Air Movement and Control Association (AMCA).
• Air-Conditioning and Refigeration Institute (ARI).
• American Society for Testing and Material (ASTM).
• Peraturan Plumbing Indonesia ( The IndonesiaPlumbing Regulation ).
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

C. Lingkup Pekerjaaan
C.1. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.VRV ( Air Conditioning – Variable
Refrigerant Volume )
C.2. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.WM ( Air Conditioning Split – Type Wall
Mounted ).
C.3. Testing & Comissioning.

D. Diagram Sistem Air Conditioning

Gambar - 1 . Contoh Diagram sistem AC.VRV & AC.WM


D.1. Teknikal Sistem :
a. Sistem pendingin udara yang digunakan pada proyek ini adalah AC.VRV ( Air
Conditioning – Variable Refrigerant Volume ) dan AC.WM ( Air Conditioning Split – Type
Wall Mounted ).
b. Split AC System terdiri dari outdoor unit, indoor unit, local remote controller,
pemipaan refrigerant berikut isolasinya serta kelengkapannya penunjang lainnya.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 9


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
c. Alat pengatur operasi mesin/Remote control dilengkapi dengan pengatur temperatur
kerja dan pengatur kecepatan fan serta mampu menjalankan peralatan tanpa
mengakibatkan kompressor bekerja.

E. Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigrant


E.1. Marking pipa / rak pipa.
E.2. Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.
E.3. Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).
E.4. Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.
E.5. Pasang pipa pada rak / gantungannya.
E.6. Sambung pipa dengan las tembaga.
E.7. Test pipa dengan compressor.
E.8. Rapikan isolasi pipa.

F. Instalasi Pemasangan AC Indoor-outdoor


F.1. Pemasangan Indoor Unit
• Marking lokasi penempatan indoor unit
• Pasang gantungan
• Pasang indoor unit
• Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
• Sambung pipa copper ke unit
• Pasang instalasi listriknya

F.2. Pemasangan Outdoor Unit


• Marking pondasi outdoor unit.
• Buat pondasi outdoor unit.
• Pasang dinabolt pada pondasi.
• Pasang outdoor unit lengkap dengan mounting-nya.
• Sambung pipa ke outdoor unit.
• Sambungan instalasi listriknya.

G. Urutan pelaksanaan Pemasangan Indoor Unit Split Wall Mounted Type

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 10


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
G.1. Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar ruangan,
agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.

Gambar . 2 - Pengukuran lebar ruangan menggunakan water pass.

G.2. Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan untuk jalur
pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

Gambar . 3 - Pembobokan jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

H. Testing & Commisioning


Prosedur testing pekerjaan HVAC dilakukan secara partial dan sistem keseluruhan (pada pipa
maupun unit). Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta menjaga unit berfungsi dengan baik.Prosedur testing.
1) Test pada pipa
• Flushing dengan N2 (Nitrogen) untuk membersihkan pipa dari sisa-sisa pengelasan
sambungan.
• Test tekan dengan N2 dan O2 untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan.
• Test vacuum untuk mengosongkan pipa dari udara yang tersisa di dalam.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 11


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

METODE PEKERJAAN

MEKANIKAL

( V.1 )

DAFTAR ISI

1. DAFTAR ISI METODE PEKERJAAN MEKANIKAL ………………………….…………….. 1


2. METODE PEKERJAAN MEKANIKAL - PLUMBING ………………………………….……. 2
A. Informasi Umum
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
D. Diagram Sistem Plumbing
E. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing
F. Pemasangan Pipa Indoor
G. Pemasangan Pipa Air Kotor dan Air Bekas
H. Testing & Commisioning

3. METODE PEKERJAAN MEKANIKAL – TATA UDARA ………………………………....… 9


A. Informasi Umum
B. Regulasi
C. Lingkup Pekerjaan
D. Diagram Sistem Air Conditioning
E. Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigerant
F. Instalasi Pemasangan AC Indoor dan Outdoor
G. Urutan Pelaksanaan Pemasangan Indoor Unit Split Wall Mounted Type
H. Testing& Commisioning.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 1


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

METODE PEKERJAAN PLUMBING

A. Informasi Umum
Tujuan pekerjaan ini adalah pekerjaan instalasi mekanikal plumbing keseluruhan yang meliputi
pengadaan, transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama serta peralatan
bantu dan pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai spesifikasi, gambar
dan Bill of Quantity.

B. Regulasi

• Peraturan Daerah (PERDA) setempat.


• Keputusan Menteri P.U.No. 02 /KPTS/ 1985.
• American National Standard Institute (ANSI).
• SNI No.03-2453-1991 tentang Sumur Resapan.
• SNI No.03-6373-2000 tentang Pemilihan dan Pemasangan Vent.
• SNI No. 036-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk Air Buangan.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum.

C. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem Plumbing meliputi:
C.1. Sistem air bersih , air panas
C.2. Sistem air kotor , air bekas dan air hujan.
C.3. Pengadaan dan pemasangan material utama Plumbing ( Pompa , Tangki Air , IPAL ,
Water Heater ).
C.4. Testing & Commisioning.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 2


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
D. Diagram Sistem Plumbing

Gambar 1 Diagram sistem plumbing air bersih dan air panas

Gambar 2 Diagram sistem plumbing air kotor dan air bekas

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 3


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
D.1. Teknikal Sistem:
D.1.1. Sistem kerja air bersih:
Penyediaan air diperoleh dari Pemipaan Air Bersih Eksisting yang di Tapping ke Instalasi
Air Bersih Baru di Area Pantry.

D.1.2. Sistem air Bekas :


Air kotor dan air bekas dialirkan dengan sistem gravitasi ke bak pengumpulan kemudian
dialirkan menuju IPAL Fasum. Air yang telah diproses dari IPAL & memenuhi standar yang
telah ditetapkan selanjutnya akan dibuang ke saluran drainase.

D.1.3. Sistem air hujan:


Bertujuan mengarahkan aliran air hujan yang jatuh digedung dan sekitarnya sampai saluran
pembuangan terdekat. Air hujan mengalir dari Roof Drain (pada lantai atap) disalurkan
melalui pipa-pipa tegak dari bahan PVC. Selanjutnya air hujan ke saluran pembuangan air
hujan.

E. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing

Gambar 3 Flowchart Instalasi Air Bersih ( 1 ) dan Instalasi Air Kotor ( 2 )

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 4


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F. Pemasangan Pipa Indoor
F.1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain
seperti jalur conduit kabel listrik dan lain – lain.

Gambar 4 Proses marking jalur pipa

F.2. Bobok jalur pipa yang telah ditandai untuk meletakkan pipa air bersih

Gambar 5 Proses pembobokan jalur pipa

F.3. Pasang pipa PPR pada jalur yang telah dibuat.

Gambar 6 Pasang pipa pada jalur

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 5


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F.4. Tutup kembali dinding yang telah dipasangi pipa.

Gambar 7 Tutup jalur pipa

F.5. Rapikan kembali agar tidak ada lubang pada dinding dan menutup pipa dengan rata

Gambar 8 Jalur pipa rapi

F.6. Bor Plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.

Gambar 9 Proses pengeboran plat lantai


F.7. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat.

Gambar 10 Gantungan Pipa sesuai jalur marking

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 6


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F.8. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

F.9. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk
pipa pada posisi vertical.

Gambar 11 Pemasangan pipa

F.10. Sambungkan pipa yang telah terpasang pada gantungan.


F.11. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.

Gambar 12 Pengukuran Kelurusan pipa


F.12. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.

Gambar 13 Test tekanan pipa

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 7


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
F.13. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik
(arsitek) dan sanitary.
F.14. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
F.15. Lakukan ulang test tekanan jika pipa di dinding telah terpasang.

G. Pemasangan Pipa Air Kotor dan Air Bekas


G.1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing.
G.2. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.
G.3. Sambung pipa PVC Class AW dengan menggunakan lem khusus PVC dan beri guratan di
bagian yang akan diberi lem agar dapat melekat dengan erat.
G.4. Untuk bagian yang terekspose diberi labeling untuk arah aliran dan fungsi dengan diberi cat
yang warnanya sesuai dengan ketentuan.
G.5. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, pemasangan menggunakan gantungan
untuk pipa dalam posisi horizontal dan menempel pada dinding shap dengan di-clamp untuk
pipa pada posisi vertical.
G.6. Gunakan benang/ Waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
G.7. Lakukan test tekanan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
G.8. Untuk pemasangan pipa di lantai, harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik
(arsitek) dan sanitary.
G.9. Pastikan pipa yang terpasang sudah tidak bocor.
G.10. Lakukan ulang test tekanan jika pipa di dinding telah terpasang.

H. Testing& Commisioning
H.1. Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan
pompa).
H.2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
H.3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 8


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal

METODE PEKERJAAN TATA UDARA


A. Informasi Umum
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyediakan udara yang nyaman bagi penghuni Gedung.
• Kondisi desain, suhu ruangan : 24˚C ( ±2˚C )
• Suhu udara luar : 35˚C
• Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH

B. Regulasi

• ASHRAE GRP 158, ASHRAE 1990.


• Sheet Metal Air Conditioner Contractor’s National Association (SMACNA).
• Air Movement and Control Association (AMCA).
• Air-Conditioning and Refigeration Institute (ARI).
• American Society for Testing and Material (ASTM).
• Peraturan Plumbing Indonesia ( The IndonesiaPlumbing Regulation ).
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

C. Lingkup Pekerjaaan
C.1. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.VRV ( Air Conditioning – Variable
Refrigerant Volume )
C.2. Pengadaan dan pemasangan material utama AC.WM ( Air Conditioning Split – Type Wall
Mounted ).
C.3. Testing & Comissioning.

D. Diagram Sistem Air Conditioning

Gambar - 1 . Contoh Diagram sistem AC.VRV & AC.WM

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 9


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
D.1. Teknikal Sistem :
a. Sistem pendingin udara yang digunakan pada proyek ini adalah AC.VRV ( Air
Conditioning – Variable Refrigerant Volume ) dan AC.WM ( Air Conditioning Split – Type
Wall Mounted ).
b. Split AC System terdiri dari outdoor unit, indoor unit, local remote controller,
pemipaan refrigerant berikut isolasinya serta kelengkapannya penunjang lainnya.
c. Alat pengatur operasi mesin/Remote control dilengkapi dengan pengatur temperatur
kerja dan pengatur kecepatan fan serta mampu menjalankan peralatan tanpa
mengakibatkan kompressor bekerja.

E. Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigrant


E.1. Marking pipa / rak pipa.
E.2. Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.
E.3. Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).
E.4. Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.
E.5. Pasang pipa pada rak / gantungannya.
E.6. Sambung pipa dengan las tembaga.
E.7. Test pipa dengan compressor.
E.8. Rapikan isolasi pipa.

F. Instalasi Pemasangan AC Indoor-outdoor


F.1. Pemasangan Indoor Unit
• Marking lokasi penempatan indoor unit
• Pasang gantungan
• Pasang indoor unit
• Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
• Sambung pipa copper ke unit
• Pasang instalasi listriknya

F.2. Pemasangan Outdoor Unit


• Marking pondasi outdoor unit.
• Buat pondasi outdoor unit.
• Pasang dinabolt pada pondasi.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 10


METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat - PT. PAMJAYA
PT.PAMJAYA – Jakarta Pusat
Bangunan FASADE & LOBBY
Tahun Anggaran 2020 Pekerjaan Mekanikal
• Pasang outdoor unit lengkap dengan mounting-nya.
• Sambung pipa ke outdoor unit.
• Sambungan instalasi listriknya.

G. Urutan pelaksanaan Pemasangan Indoor Unit Split Wall Mounted Type


G.1. Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar ruangan,
agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.

Gambar . 2 - Pengukuran lebar ruangan menggunakan water pass.

G.2. Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan untuk jalur
pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

Gambar . 3 - Pembobokan jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.

H. Testing & Commisioning


Prosedur testing pekerjaan HVAC dilakukan secara partial dan sistem keseluruhan (pada pipa
maupun unit). Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta menjaga unit berfungsi dengan baik.Prosedur testing.
1) Test pada pipa
• Flushing dengan N2 (Nitrogen) untuk membersihkan pipa dari sisa-sisa pengelasan
sambungan.
• Test tekan dengan N2 dan O2 untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan.
• Test vacuum untuk mengosongkan pipa dari udara yang tersisa di dalam.

PT. GRIYA AGRA SAGUNA – 2019 Page 11


TIME SCHEDULE
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
MASTER SCHEDULE
PEMBANGUNAN FASADE DAN RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT PAM JAYA
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
No URAIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A PEKERJAAN PERENCANAAN
B PEKERJAAN PERSIAPAN
C PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Struktur Lantai GF
2 Pekerjaan Struktur Lantai 3
3 Pekerjaan Waterproofing Atap
D PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pek. Finishing Dinding
2 Pek. Finishing Plafond
3 Pek. Finishing Lantai
4 Pek. Pintu Dan Jendela
5 Pek. Pengecatan
6 Pek. Façade
7 Pek. Furniture
E PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1 Pekerjaan Fire Alarm
2 Pekerjaan Plumbing
3 Pekerjaan Fire Fighting
4 Pekerjaan Tata Udara
F PEKERJAAN SARANA & PRASARANA LUAR
1 Pagar Pembatas Lahan
2 Landscape
TAHAP PEKERJAAN
RENOVASI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR

TAHAP 1
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR

TAHAP 2
RELOKASI SEMENTARA
AREA RENOVASI
AREA RENOVASI KORIDOR

TAHAP 3
PERALATAN KERJA
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
MINIMUM PERALATAN KERJA YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Gedung …......
Pekerjaan : …....... ….....
Lantai :
Hari, Tanggal :

Status Kepemilikan/
No. Nama Peralatan Minimal Spesifikasi Jumlah Kondisi (%) Keterangan
Sewa
1 Baar Cutting min 1 buah
2 Baar Bending min 1 buah
3 Molen Mini(Mesin Aduk Semen) minimal kapasitas 180 liter min 2 buah
4 Armada Angkutan (Truk) min 6 m3 min 2 truk
5 Scafolding
6 Alat Ukur (Theodolite) Standar yang biasa digunakan untuk gedung min 1 buah
7 Camera Standar yang biasa digunakan min 1 buah
K3 (Helm, Sepatu, Safety Belt, Sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan ditambah untuk Owner,
8 Rompi) Perencana & Pengawas
Sesuai
9 Komputer dan Printer (A3) warna Acer, Tosiba, HP kebutuhan
10 HT (Handy Talky) minimal 2 kl min 3 buah

Dibuat Oleh; Disetujui Oleh;


PT. …................. Tim Counterpart

…......................... ….........................
KONTRAK PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
MODUL DOKUMEN
KONTRAK
MODUL DOKUMEN KONTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 1
1.2 Materi Pokok Pembelajaran ........................................................................... 1
1.3 Metode Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................... 1
1.4 Sumber Belajar .............................................................................................. 2
1.5 Evaluasi ......................................................................................................... 2
BAB II KONTRAK ...................................................................................................... 3
2.1. Umum ............................................................................................................ 3
2.2. Pembentukan Kontrak ................................................................................... 3
2.3. Pelanggaran Kontrak ..................................................................................... 7
2.4. Pemutusan Kontrak ....................................................................................... 9
2.5. Kerugian Akibat Pelanggaran Kontrak ......................................................... 10
2.6. Hubungan Kontrak dalam Proyek Konstruksi .............................................. 13
BAB III JENIS-JENIS KONTRAK ............................................................................ 15
3.1 Jenis-jenis Kontrak ...................................................................................... 15
3.2 Kontrak berdasarkan Pengaturan Penggantian Biaya ................................. 15
3.3 Kontrak berdasarkan Cara Pembayaran ..................................................... 20
3.4 Kontrak berdasarkan Aspek Pembagian Tugas .......................................... 21
3.5 Kontrak berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 .................................... 26
BAB IV SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK .................. 28
4.1 Sistem Jaminan dan Pembayaran dalam Kontrak ....................................... 28
4.2 Sistem Pembayaran .................................................................................... 30
BAB V DOKUMEN KONTRAK ................................................................................ 32
5.1 Dokumen Kontrak ........................................................................................ 32
5.2 Rangkuman ................................................................................................. 36
BAB VI ASPEK LEGAL DARI KONTRAK .............................................................. 37
6.1 Ketentuan Legal yang Penting dari Kontrak ................................................ 37

PAMJAYA- KONSTRUKSI i
MODUL DOKUMEN KONTRAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Hubungan Kontraktual Proyek Konstruksi .............................. 13

Gambar 3.1 Bentuk Kontrak Konvensional/Tradisional ............................................ 22

Gambar 3.2 Bentuk Kontrak Spesialis ...................................................................... 23

Gambar 3.3 Bentuk Kontrak Design-Build ................................................................ 24

Gambar 3.4 Bentuk Kontrak Berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 ................... 26

PAMJAYA- KONSTRUKSI ii
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Kompetensi Dasar
Peserta diklat mampu menjelaskan dan memahami tentang dokumen kontrak
dalam proses kerjasama berbagai pihak yang ada terkait proyek
pembangunan sungai.
B. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti diklat, peserta diharapkan mampu dan memahami
beberapa hal berikut, diantaranya adalah:
a. Kontrak
b. Jenis-jenis kontrak
c. Sistem penjaminan dan pembayaran dalam kontrak
d. Dokumen kontrak
e. Aspek legal dalam kontrak

1.2. MATERI POKOK PEMBELAJARAN


a. Kontrak
b. Jenis-jenis kontrak
c. Sistem penjaminan dan pembayaran dalam kontrak
d. Dokumen kontrak
e. Aspek legal dalam kontrak

1.3. METODE KEGIATAN BELAJAR – MENGAJAR


1. Proporsi tatap muka di kelas
a. Teori dengan bobot 60 %
b. Dilakukan dengan metode ceramah dan Tanya jawab.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 1
MODUL DOKUMEN KONTRAK

2. Metode pembelajaran kolaboratif


a. Pembelajaran dilakukan dengan bersama-sama
b. Pembelajaran berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
c. Tiap peserta berperan aktif
d. Lebih menekankan berbagi pengalaman

1.4. SUMBER BELAJAR


a. Pedoman pelatihan
b. Modul pelatihan
c. Bahan tayang

1.5. EVALUASI
a. Sebelum pelatihan dilakukan evaluasi pretest
b. Sesudah pelatihan dilakukan evaluasi post test

PAMJAYA- KONSTRUKSI 2
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KONTRAK

2.1. UMUM
Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai pihak
untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama adalah
kontrak. Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling
terikat. Tahap awal yang harus dipahami lebih dahulu adalah dasar-dasar
pengertian kontrak serta konsep kontrak konstruksi.

Dasar-dasar pengertian mengenai kontrak dalam konteks kontrak pekerjaan


konstruksi mencakup pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan :
 Proses pembentukan kontrak
 Proses dan prosedur pelaksanaan kontrak
 Pelanggaran kontrak
 Analisis kerugian akibat pelanggaran kontrak
 Hubungan kontraktual.

2.2. PEMBENTUKAN KONTRAK


Proses pembentukan kontrak (contract formation) diawali dengan adanya dua pihak
atau lebih yang telah saling menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi,
umumnya berupa kesanggupan oleh satu pihak untuk melakukan sesuatu bagi
pihak lainnya dengan sejumlah imbalan (monetary value) yang telah disepakai
bersama. Namun demikian, tidak semua persetujuan dan transaksi akan dilanjutkan
dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak.
Persetujuan hanya dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak bila memenuhi dua
aspek utama, yaitu saling menyetujui (mutual consent) serta ada penawaran dan
penerimaan (offer and acceptance)

PAMJAYA- KONSTRUKSI 3
MODUL DOKUMEN KONTRAK

A. Saling Menyetujui

Apabila dua belah pihak melakukan transaksi terhadap proyek tertentu dan
transaksi tersebut disetujui bersama yang bersifat mengikat serta berlaku
terhadap semua aspek prinsipil yang menyangkut persetujuan tersebut,
dikatakan bahwa kedua belah pihak telah saling menyetujui. Aspek-aspek
prinsipil yang harus dipenuhi dalam suatu persetujuan menyangkut
kelengkapan aspek-aspek subyektif dan obyektif persetujuan. Untuk
menjelaskan hal ini, dapat dikemukakan kasus berikut :

Bila seorang investor membuat persetujuan dengan sebuah


perusahaan penyedia jasa (kontraktor/konsultan) untuk
merancang/membangun sejumlah mall berikut fasilitasnya,
tetapi kedua belah pihak belum berhasil menyebutkan
sejumlah biaya/harga yang disepakati maka pada tahap ini
belum dapat dikatakan bahwa kontrak telah terbentuk. Bila
selanjutnya terjadi kesepakatan suatu harga, durasi
pelaksanaan, tata cara pembayaran maka kesepakatan
tersebut dapat dituangkan dalam dokumen tertulis
(kontrak). Hal yang sama juga dapat berlaku pada suatu
persetujuan yang tidak dapat secara tegas menetapkan
waktu penyelesaian pekerjaan

Secara umum, suatu persetujuan yang disepakai bersama harus bebas


dari semua 4mmaterial4 yang dapat mempunyai arti 4mmaterial ganda
(ambiguous). Terminologi atau kata-kata yang bermakna samar/ganda dapat
menimbulkan keragu-raguan dalam pengartian dan penafsirannya. Akibatnya,
masing-masing pihak akan berusaha memberikan penafsiran tersendiri, yang
tentunya dengan maksud untuk tidak merugikan diri sendiri sehingga kerap
menjadi bibit perselisihan (dispute). Oleh karena itu sangat penting bagi semua
pihak yang terikat ataupun terlibat dalam kontrak untuk mengerti dan

PAMJAYA- KONSTRUKSI 4
MODUL DOKUMEN KONTRAK

memahami apa yang diharapkan dan apa yang akan diberikan oleh masing-
masih pihak.
Sebuah contoh ketidakjelasan kontrak dapat terjadi pada kesepakatan
waktu penyelesaian suatu proyek. Suatu kontrak harus secara tegas
menyebutkan waktu penyelesaian pekerjaan dalam satuan waktu yang
terdefinisikan secara lengkap dan jelas. Jika disebutkan bahwa waktu
penyelesaian sebuah proyek adalah 100 hari maka harus dijelaskan apa yang
dimaksud dengan 100 hari, apakah 100 hari kalender ataukah hari kerja. Hal ini
secara langsung berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhirnya berakibat pada biaya proyek.
Suatu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam upaya memahami dan
menginterpretasikan suatu 5mmaterial5 yang meragukan adalah bahwa
kesempatan penafsiran lebih diutamakan (previlage) bagi pihak yang tidak atau
bukan menulis rancangan kontrak.

B. Penawaran dan Penerimaan

Prinsip utama dalam sebuah kesepakatan dilandasi pada azas keadilan.


Semua transaksi yang terjadi selama proses pembentukan kontrak harus
dilakukan secara adil, kedua belah pihak yang akan mengadakan transaksi
harus bebas dari segala tekanan dan diberikan kesempatan yang sama untuk
melakukan penawaran bagi pihak yang satu dan melakukan penerimaan bagi
pihak lainnya. Transaksi terjadi bila satu pihak melakukan penawaran kepada
pihak lain dalam hal untuk mengadakan atau melakukan sesuatu hal, dan
pihak lain akan memberikan tanggapan atas penawaran tersebut. Jawaban
atas penawaran tersebut dapat berupa penerimaan, penolakan atau
penerimaan dengan syarat melalui suatu proses negosiasi.

Sebagai gambaran dalam menjelaskan situasi tersebut di atas, dapat


dicermati contoh berikut. Pada saat pemilik proyek mengadakan pelelangan,
bukan berarti bahwa pemilik akan memberikan suatu proyek kepada
kontraktor, tetapi lebih berupa tawaran bagi calon rekanan untuk memberikan

PAMJAYA- KONSTRUKSI 5
MODUL DOKUMEN KONTRAK

tanggapan dengan cara mengajukan penawaran harga. Jadi, di sini tampak


bahwa pemilik memberikan suatu tawaran kepada calon kontraktor berupa
kesempatan untuk memvberikan tawaran kembali (counter offer), atau bahkan
tidak ikut sama sekali dalam pelelangan. Para calon kontraktor tersebut akan
mengajukan penawaran harga atas pekerjaan yang ditawarkan atau tidak
menanggapi tawaran tersebut bahkan menolak sama sekali tawaran tersebut.
Pemilik proyek pada akhirnya mempunyai hak untuk menerima tawaran
tersebut, menolak atau melakukan suatu tawar menawar lagi. Dengan
demikian, kedua belah pihak mempunyai kesempatan yang sama dalam
memberikan dan memutuskan hasil penawaran.

Hal penting lainnya yang berkaitan dengan aspek penawaran adalah


adanya waktu berlakunya penawaran. Untuk kontrak-kontrak yang dilelangkan,
dalam setiap penawaran umumnya dicantumkan waktu berlakunya harga
penawaran, biasanya mencapai 60 sampai 90 hari setelah saat pemasukan
penawaran. Selama periode tersebut, penawar (calon kontraktor) tidak
diperbolehkan menarik atau mengubah harga penawarannya. Sebaliknya,
setelah periode tersebut pemilik tidak dapat lagi memaksa calon kontraktor
untuk tetap mempertahankan dan menggunakan harga penawaran yang lama.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 6
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Penetapan masa berlakunya penawaran dimaksudkan untuk melindungi


pihak yang melakukan penawaran dan/atau pihak yang akan menerima
penawaran dari risiko kerugian yang dapat timbul akibat perubahan sistem
7mmate, politik dan moneter yang terjadi selama transaksi tawar-menawar
tersebut belum disepakati.

2.3. PELANGGARAN KONTRAK


Dalam proyek konstruksi, 7mmate selalu terjadi pergeseran terhadap
klausal-klausal kontrak. Hal ini disebabkan oleh karakteristik proyek tersebut dan
juga aksi atau reaksi dari pihak-pihak yang telah bersepakat dalam kontrak.
Terjadinya pergeseran tersebut tidak semuanya dikategorikan sebagai pelanggaran
kontrak (contract violation), tetapi harus ditinjau secara detail situasi dan kondisi
yang menyebabkannya. Pelanggaran kontrak terjadi jika salah satu atau semua
pihak yang terlibat dalam kontrak melanggar sebagian atau seluruh kesepakatan
yang telah disetujui bersama. Akibatnya salah satu pihak atau kesemuanya akan
mengalami kerugian dan oleh karena kerugian tersebut dapat dilakukan tuntutan
penggantian pada pihak yang menyebabkannya.
Pelanggaran kontrak akan terjadi jika pihak-pihak yang bersepakat
melakukan pelanggaran terhadap satu atau lebih persyaratan yang terkandung
dalam kontrak, dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak yang
bersepakat. Dengan merujuk pada kadar pelanggaran yang terjadi, pihak yang
merugikan dapat dituntuk sesuai aturan yang berlaku atas akibat pelanggaran
tersebut.
Konsep penilaian terhadap kadar pelanggaran kontrak dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pelanggaran material dan pelanggaran 7mmaterial. Keduanya
menjadi sangat penting meskipun pembedaan dan penentuannya sangat sulit
karena hal tersebut menentukan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh pihak yang melanggar. Pembedaan pelanggaran material dan 7mmaterial
sangat bergantung pada prinsip pihak yang bersepakat. Misalnya kegiatan A
merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna jasa X, tetapi kurang penting
bagi pengguna jasa Y.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 7
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Akibat yang terjadi dari pelanggaran yang bersifat material adalah


pemutusan hubungan kerja (kontrak), sedangkan untuk pelanggaran 8mmaterial
akibat yang ditanggung oleh si pelanggar mungkin hanya berupa ganti rugi financial
atau bahkan tidak ada sama sekali.
Suatu pelanggaran dikatakan material jika pelanggaran tersebut menyangkut
aspek-aspek vital dari suatu perjanjian. Sebaliknya suatu pelanggaran terhadap
kontrak dikatakan 8mmaterial jika pelanggaran yang terjadi menyangkut aspek-
aspek yang kurang atau tidak penting dari suatu perjanjian. Seorang kontraktor yang
tidak muncul di lapangan selama satu bulan setelah kontrak ditandatangani dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran yang material. Pada umumnya seusai kontraktor
memenangkan lelang maksimum 12 hari sejak dikeluarkannya SPK (Surat Perintah
Kerja), kontraktor harus telah melakukan kegiatan pelaksanaan. Keterlambatan
pembayaran yang dilakukan oleh pemilik umumnya akan dinilai sebagai
pelanggaran material. Untuk menggambarkan kondisi ini, diberikan sebuah kasus
berikut :

Seorang kontraktor pada proyek pembangunan 8mmater Mursapa


di Cepu mengalami keterlambatan pekerjaan selama lima bulan
dari total waktu rencana penyelesaian dua belas bulan. Untuk
prestasi yang dicapai tersebut apakah kontraktor dapat dinilai
melanggar kontrak? Kalau memang ulah kontraktor tersebut
melanggar ketentuan kontrak, apakah pelanggaran tersebut
bersifat material?

Dalam kasus di atas, penggolongan jenis pelanggaran harus mencermati


secara seksama penyebab pelanggaran dan suasana pada saat itu. Belum tentu
pelanggaran yang dilakukan oleh kontraktor sepenuhnya adalah kesalahan. Hal ini
mungkin disebabkan oleh pihak lain yang akibatnya harus ditanggung oleh
kontraktor. Setelah ditinjau, kronologi mulai dari proyek dilaksanakan sampai saat ini
ternyata adalah terjadi redesain terhadap gambar rencana yang mengakibatkan
pelaksanaan di lapangan terhenti dan baru dimulai setelah gambar rencana selesai.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 8
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Kondisi demikian mungkin saja masuk ke dalam pelanggaran material ataupun


9mmaterial, tergantung apakah pihak penilai menyadari benar situasi yang terjadi.

2.4. PEMUTUSAN KONTRAK


Siklus hidup sebuah kontrak akan terhenti dengan berakhirnya kontrak. Pada
umunya, kontrak dilengkapi dengan klausal-klausal mengenai pemutusan kontrak
(contract termination). Pemutusan kontrak dapat terjadi dengan sendirinya (by
default) atau karena pertimbangan lain yang menyebabkan kontrak terhenti sebelum
saatnya. Pelaksanaan suatu kegiatan/pekerjaan dengan semua pemenuhan
persyaratannya baik syarat teknis maupun administrasi secara otomatis
mengakibatkan kontrak selesai (terminated). Namun demikian, jika dalam proses
pelaksanaan terjadi kegagalan bersifat material yang dilakukan oleh kontraktor,
yang oleh pemilik dapat dinilai membahayakan kelangsungan dan penyelesaian
pekerjaan, seperti yang tercantum dalam klausal mengenai pemutusan kontrak,
maka dapat terjadi pemutusan hubungan kontrak melalui pemberitahuan singkat
atau bahkan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada kontraktor. Apabila ini
terjadi maka pemutusan tersebut tentunya harus disertai dengan ganti rugi yang
memadai bagi pihak kontraktor.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 9
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Terhadap suatu pelanggaran kontrak secara umum pihak yang tidak melanggar
kontrak mempunyai tiga pilihan :

 Membebaskan/mengabaikan pelanggaran yang terjadi dan tidak menuntut


ganti rugi kepada pihak yang melanggar
 Memilih untuk memutuskan kontrak dengan sendirinya
 Mengajukan tuntutan ganti rugi

Ketiga pilihan tersebut ditentukan oleh sifat pelanggarannya, apakah material atau
10mmaterial.

Kasus :

Seorang pemilik menilai kualitas pekerjaan pembetonan pada lantai


kedua dari sebuah bangunan yang dilakukan oleh kontraktor tidak
memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Tanpa
pemberitahuan lebih lanjut, pemilik memutuskan hubungan kontrak
karena berangapan bahwa kontraktor melakukan pelanggaran
material. Pada persoalan tersebut di atas, seharusnya pemilik tidak
langsung memutuskan, tetapi harus memberitahukan lebih dahulu
kepada kontraktor perihal pelanggaran yang dilakukan. Kontraktor
berhak memperoleh pemberitahuan terlebih dahulu dan
kesempatan untuk memperbaikinya.

2.5. KERUGIAN AKIBAT PELANGGARAN KONTRAK


Dalam pelanggaran kontrak, selalu ada pihak-pihak yang dirugikan. Pihak
yang dirugikan berhak atas penggantian kerugian (compensation) yang dialami
akibat pihak lain yang melakukan pelanggaran kontrak. Perhitungan dapat dilakukan
dengan berbagai metoda perhitungan penggantian dasar, yaitu biaya penyelesaian,
selisih nilai, dan Liquidated Damages.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 10
MODUL DOKUMEN KONTRAK

A. Biaya Penyelesaian

Jika kontraktor diberhentikan karena dinyatakan tidak berhasil dalam


memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka pemilik dapat memilih kontraktor
lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sistem pendanaannya, yaitu
semua biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian tersebut diambil dari sisa
pembayaran terhadap kontraktor pertama. Jika biaya yang dikeluarkan lebih
besar maka kontraktor yang melanggar kontrak berkewajiban membayar
perbedaannya. Misalnya dengan nilai kontrak total sebesar Rp. 10 juta, saat ini
prestasi yang telah diselesaikan 50%. Pada saat yang sama, kontraktor
diberhentikan dan ditunjuk kontraktor lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan.
Jika kontraktor yang ditunjuk tidak bersedia menyelesaikan dengan biaya Rp. 5
juta, tetapi sanggup jika biayanya Rp. 7,5 juta, maka kekurangan Rp. 2,5 juta
dibebankan kepada kontraktor yang pertama.

B. Selisih Nilai

Untuk beberapa keadaan, perhitungan dengan metode biaya penggantian


tidak dapat dilakukan. Misalnya pelanggaran kontrak yang disebabkan oleh
pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana/ gagal (defective work) dan
bukan karena pekerjaan tersebut tidak selesai. Sebagai contoh adalah perbaikan
pekerjaan pembetonan balok dan plat lantai yang tidak mencapai kekuatan K225
seperti yang disyaratkan. Misalnya nilai balok dan plat adalah 20 juta maka
kontraktor yang ditunjuk memperoleh Rp. 20 juta + biaya pembongkaran + biaya
penyetelan kembali. Lihat ilustrasi berikut :

Seorang kontraktor menunutut pemilik yang menolak


pekerjaan yang telah sebagian diselesaikannya. Atas
penolakan pembayaran tersebut, kontraktor dapat menuntut
pemilik untuk memberikan biaya penggantian (compensation
damages) yang dapat dihitung berdasarkan :

PAMJAYA- KONSTRUKSI 11
MODUL DOKUMEN KONTRAK

1. Nilai kontrak dikurangi biaya yang diperlukan untuk


penyelesaiannya.
2. Nilai pasar yang berlaku untuk pekerjaan yang telah
dilakukan, tetapi tidak melewati nilai kontrak yang telah
disepakati.

Masalah yang paling sulit dalam hal ini adalah menentukan nilai sebenarnya
dari suatu pekerjaan yang telah dikerjakan, tetapi belum selesai sepenuhnya
(method of measurement). Metode pengukuran untuk pekerjaan demikian
biasanya dilakukan dengan penilaian ahli dan kelemahannya adalah sifat
subyektifitas yang tinggi.

C. Liquidated Damages /LD

Bentuk penggantian liquidated damages atau disingkat LD (kerugian


terhapus) didasarkan pada kerugian yang diperkirakan akan dialami karena
kegagalan penyelesaian persetujuan. Berbeda dengan bentuk-bentuk
penggantian yang dasar penentuannya adalah aspek-aspek yang terkandung
dalam kontrak, misalnya pekerja, material, alat, metode, hasil kerja, maka
konsep LD lebih didasarkan pada kompensasi terhadap hilangnya kesempatan
untuk beroleh keuntungan akibat tidak dapat digunakannya fasilitas pada
waktunya. Sebaliknya jika suatu proyek akan mengenakan mekanisme denda
untuk setiap keterlambatan maka untuk adilnya harus pula diberlakukan sistem
bonus bagi penyelesaian yang lebih awal. Sebagai gambaran diberikan ilustrasi
sebagai berikut :

Seorang pengusaha gedung perkantoran berencana


memanfaatkan gedung barunya pada Januari 2002. Gedung
tersebut telah habis disewa oleh para penyewa. Namun
karena kelalaian kontraktor, penyelesaian pekerjaan
pembangunan gedung tersebut mengalami keterlambatan.
Terhadap kelalaian kontraktor tersebut, pengusaha dapat
mengenakan “semacam” denda keterlambatan terhadap

PAMJAYA- KONSTRUKSI 12
MODUL DOKUMEN KONTRAK

kontraktor, yang besarnya ditentukan dari biaya sewa


tersebut, mulai dari saat perkiraan penyelesaian awal
sampai banguanan restoran tersebut benar-benar dapat
berfungsi.

2.6. HUBUNGAN KONTRAK DALAM PROYEK KONSTRUKSI


Keterlibatan pihak-pihak dalam proyek dapat dikelompokkan menjadi
hubungan yang bersifat kontraktual. Artinya pihak tersebut menandatangani sebuah
kontrak dan juga hubungan antar pihak yang secara tidak langsung terlibat dalam
pelaksanaan proyek konstruksi.

Gambar 2.1
Struktur Hubungan Kontraktual Proyek Konstruksi

Seperti terlihat pada gambar di atas mengenai struktur hubungan kontrak


tradisional berikut ini, garis tegas menunjukkan hubungan yang terjadi dengan
adanya suatu kontrak, sementara garis terputus menunjukkan hubungan yang
terjadi akibat kontrak-kontrak tersebut. Pada struktur hubungan kontrak tersebut,

PAMJAYA- KONSTRUKSI 13
MODUL DOKUMEN KONTRAK

meskipun institusi penjamin (bonding company) hanya terikat kontrak dengan


kontraktor utama, tetapi implikasinya terhadap proyek melibatkan banyak pihak lain.
Penjamin memberikan jaminan atas kontraktor pada pemilik dengan memberikan
jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan pembayaran (payment bond),
jaminan pemeliharaan (maintannce bond) dan bentuk-bentuk jaminan lain.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 14
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG JENIS-JENIS KONTRAK

3.1 JENIS-JENIS KONTRAK


Hal yang perlu dipertimbangkan pertama kali oleh pemilik proyek atau
pengguna jasa adalah memilih jenis-jenis kontrak yang akan diterapkan.

Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara lain :
 Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan”
 Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek pengadaan
barang
 Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak antara
pemilik proyek dan konsultan)

Dalam pembahasan selanjutnya di modul ini hanya dibatasi hal-hal yang


terkait dengan kontrak konstruksi. Ada beberapa jenis kontrak konstruksi
diantaranya sebagai berikut.

3.2 Kontrak Berdasarkan “Pengaturan Penggantian Biaya”


Telah kita ketahui bersama bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
yaitu: kontraktor, pemilik pekerjaan dan perencana akan menjadi sangat berarti
dalam penyusunan dokumen kontrak proyek-proyek konstruksi termasuk di
dalamnya lingkungan kerja proyek tersebut yang juga harus didefinisikan.
Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas jangka waktu
penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor jika
terjadi keterlambatan.
Sistem pembayaran yang akan dilakukan kepada pihak yang terlibat, baik kontraktor
maupun konsultan, harus dipaparkan secara gambling karena sistem pembayaran
akan membedakan jenis dokumen kontrak proyek konstruksi. Tiga jenis cara
pembayaran dalam kontrak proyek konstruksi adalah :

PAMJAYA- KONSTRUKSI 15
MODUL DOKUMEN KONTRAK

 Kontrak harga satuan


 Kontrak biaya plus jasa
 Kontrak lump sum

Pemilihan kontrak yang sesuai untuk proyek konstruksi lebih didasarkan dari
karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang pemilik
proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan resiko
yang ada pada proyek tersebut.

A. Kontrak Harga Satuan

Hal penting dalam kontrak harga satuan (unit price contract) adalah penilaian
harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Pemilik
telah menghitung jumlah unit yang terdapat dalam setiap elemen pekerjaan.
Berdasarkan arti kata unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan terjadi
terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga kontraktor hanya perlu
menentukan harga satuan yang akan ditawar untuk setiap item dalam kontrak.
Penetuan besarnya harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang
mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya tak terduga dan
biaya untuk antisipasi resiko.
Penggunaan jenis kontrak ini menjadi tepat apabila proyek mempunyai
karakteristik sebagai berikut : proyek dapat didefinisikan secara jelas, kuantitas
actual masing-masing pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum
proyek dimulai. Metode tidak seimbang (unbalanced) adalah metode yang
digunakan kontraktor dalam penawaran harga satuan tanpa mengubah harga
keseluruhan. Kontraktor menggunakan metode ini untuk mendapatkan keuntungan
dari beberapa aspek proyek. Misalnya, dengan menaikkan harga satuan pada
pekerjaan-pekerjaan awal sebagai biaya mobilisasi alat atau material yang
diperlukan.
Metode ini juga dapat dimanfaatkan jika kontraktor ingin menggunakan uang
pemilik proyek sebagai dana segar untuk membiayai pelaksanakan proyek jika
sebenarnya kontraktor mengalami kesulitan dalam menyediakan masalah

PAMJAYA- KONSTRUKSI 16
MODUL DOKUMEN KONTRAK

keuangan. Faktor lain yang mendasari pemakaian metode ini adalah kesalahan
pemilik dalam melakukan/mempersiapkan owner’s estimate.
Apabila terjadi perbedaan antara kuantitas yang sebenarnya dengan kuantitas
hasil estimasi (umumnya berbeda 20%-25%) maka harga satuan untuk tiap item
dapat dinegosiasi ulang. Hal lain yang dapat digunakan oleh pemilik adalah
mengidentifikasi pekerjaan tambah kurang secara lebih akurat sehingga dapat
menghilangkan praktik penawaran tidak seimbang (unbalanced bid).
Dalam kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor yang
besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil pengukurannya. Oleh
sebab itu, pemilik perlu menyakinkan hasil pengukuran kontraktor dengan
melakukan pengukuran sendiri.
Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga proyek selesai. Untuk
mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit perlu dilakukan secara
akurat.
Melihat karakteristik kontrak harga satuan ini maka jenis-jenis proyek yang
kiranya sesuai untuk kontrak jenis ini adalah proyek dengan estimasi kuantitas yang
tidak dapat dilakukan dengan akurat, seperti pekerjaan tanah, jalan raya,
pemasangan pipa dan sebagainya. Pada proyek-proyek seperti ini sangat penting
bagi kontraktor untuk mengetahui dan memahami batas-batas pay item dan pay line
yang ada dalam kontrak.

B. Kontrak Biaya Plus Jasa

Pada kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract) jenis ini, kontraktor akan
menerima sejumlah pembayaran atas pengeluarannya ditambah sejumlah biaya
untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan umumnya
didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan.
Metode pembayaran dalam kontrak jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

PAMJAYA- KONSTRUKSI 17
MODUL DOKUMEN KONTRAK

1. Pembayaran biaya plus tertentu


Pada metode ini kontraktor tidak mendapat kesempatan menaikkan
biaya untuk menambah keuntungan dan overhead.

2. Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan maksimum


Metode ini dapat meyakinkan pemilik bahwa biaya total proyek tidak
akan melebihi suatu jumlah tertentu

Kontrak jenis ini umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek atau bagian
proyek sulit diestimasi secara akurat. Hal ini dapat terjadi jika perencanaan belum
selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus diselesaikan
dalam waktu singkat sementara rencana dan spesifikasi tidak dapat diselesaikan
sebelum proses konstruksi dimulai.
Kekurangan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat mengetahui
biaya aktual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus menempatkan staf untuk
memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat diketahui apakah biaya-biaya yang
ditagih benar-benar dikeluarkan.
Penentuan fee untuk kontraktor dalam kontrak jenis ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, baik itu merupakan jumlah yang tetap (cost plus fixed fee), dalam
bentuk persentase biaya (cost plus percentage) atau dengan memberikan jaminan
biaya maksimum (cost plus fee with maximum guaranted price).
Cost plust fixed fee, jenis kontrak ini telah mempertimbangkan pembayaran
kembali kepada kontraktor berupa biaya nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan
oleh kontraktor ditambah biaya umum (overhead cost) dan sejumlah keuntungan
yang tetap (fixed fee). Yang diamksud biaya nyata adalah semua biaya upah
tenaga kerja, bahan bangunan, biaya peralatan. Kontrak semacam ini digunakan
untuk pekerjaan yang sangat mendesak, misalnya tidak memungkinkan untuk
mempersiapkan gambar neraca.
Cost plus precentage, kontraktor akan menerima kembali/ganti semua biaya
nyata (actual cost) yang telah dikeluarkan dan akan menerima kompensasi yang
besarnya didasarkan pada persentase dari biaya nyata (actual cost) sesuai dengan

PAMJAYA- KONSTRUKSI 18
MODUL DOKUMEN KONTRAK

kesepakatan bersama dengan pemilik proyek. Kontrak semacam ini digunakan


untuk pekerjaan yang sangat mendesak, misalnya tidak memungkinkan untuk
mempersiapkan gambar rencana. Pada kontrak jenis ini, biasanya terjadi
kecenderungan kontraktor untuk memperlambat pekerjaannya dengan harapan
memperbesar biaya nyata sehingga kompensasi yang diterima menjadi lebih
banyak.
Cost plus fee with maximum guaranteed price, kontraktor akan menerima
kembali semua biaya yang telah dikeluarkan ditambah dengan kompensasi yang
besarnya berdasarkan persentase yang telah disepakati bersama, tetapi besarnya
kompensasi tersebut dibatasi jumlah maksimum tertentu.
Kontrak jenis ini sesuai untuk pengadaan proyek-proyek yang mempunyai sifat
ketidakpastian cukup tinggi khususnya bersifat mendesak (emergency), seperti
proyek perbaikan jembatan yang putus. Untuk proyek seperti itu, waktu yang
dibutuhkan untuk menetapkan perancang, melakukan perancangan, menetapkan
pelaksanan dan pelaksanaan perbaikan akan memakan waktu yang relatif lama.
Sebaliknya bila ditunjuk seorang kontraktor yang mampu merancang dan
melaksanakan perbaikan yang dibutuhkan dengan segera, penetapan biaya
perancangan dan perbaikan dapat dihitung langsung ditambah fee untuk
kontraktor/perancang. Keputusan ini perlu didukung kenyataan bahwa kontraktorlah
pihak yang paling mampu mengatasi persoalan tersebut dengan baik dan cepat.

C. Kontrak Biaya Menyeluruh

Kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract) ini digunakan pada kondisi
kontraktor akan membangun sebuah proyek sesuai rancangan yang ditetapkan
pada suatu biaya tertentu. Jika terjadi perubahan baik desain, jenis material dan
segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan biaya, maka dfapat
dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan pembayaran
yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan pekerjaan tersebut.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk setiap pekerjaan tambah kurang harus
dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 19
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Persyaratan utama dalam mengaplikasikan kontrak jenis ini adalah perencanaan


benar-benar telah selesai sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas
secara akurat. Jika anggaran biaya dari pemilik terbatas maka jenis kontrak ini
menjadi pilihan yang tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan
dikeluarkan. Pekerjaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara lain
pembangunan gedung.
Salah satu kelemahan pemakaian kontrak jenis ini adalah proses konstruksi
yang akan tertunda karena menunggu selesainya perencanaan.
Kesalahan/ketidaktepatan rancangan akan berakibat fatal yang dapat menimbulkan
biaya ekstra yang tidak sedikit. Untuk itu kiranya perlu ada pertimbangan yang
matang sehingga tidak terjadi pelaksanaan konstruksi yang terburu-buru yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam perancangan dan pembuatan spisifikasi.

3.3 KONTRAK BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN


Dilihat dari aspek cara pembayaran, bentuk kontrak konstruksi dapat di bagi
menjadi 3 (tiga), yaitu :

 pembayaran bulanan (monthly payment),


 pembayaran bertahap (stage payment), dan
 prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full prefinance).

Bentuk kontrak pembayaran bulanan (monthly payment) adalah bentuk


kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan pembayaran atas pekerjaan
yang telah dilakukan setiap bulan. Bentuk ini cukup lama ditemukan pada proyek-
proyek konstruksi besar dan menuntut performa kontraktor yang baik sehingga
jumlah pembayaran bulanan tidak terlalu kecil.
Bentuk kontrak pembayaran bertahap (stage payment) adalah bentuk
kontrak konstruksi di mana kontraktor memperoleh pembayaran secara bertahap
sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah disetujui bersama.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 20
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Sedangkan bentuk kontrak prapendanaan penuh oleh kontraktor (contractor’s full


prefinance) adalah bentuk kontrak konstruksi dimana biaya pelaksanaan pekerjaan
sepenuhnya ditanggung terlebih dahulu oleh kontraktor. Untuk itu pemilik proyek
harus menyerahkan jaminan bank sebagai jaminan pembayaran.

3.4 KONTRAK BERDASARKAN ASPEK PEMBAGIAN TUGAS


Berdasarkan aspek pembagian tugas, bentuk kontrak konstruksi dapat
dibedakan menjadi 6 (enam), yaitu :
a. Kontrak Konvensional,
b. Kontrak Spesialis,
c. Kontrak Design-Build,
d. Kontrak Epc,
e. Kontrak Bot/Blt, Dan
f. Kontrak Swakelola/Force Account.

A. Kontrak Konvensional/Tradisional

Bentuk kontrak konvensional atau tradisional adalah bentuk yang paling umum
digunakan dalam proyek-proyek konstruksi. Dalam bentuk ini terdapat pemisahan
jelas antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan. Dengan demikian terdapat
beberapa kontrak terpisah, misalnya kontrak antara pemilik proyek dan konsultan
perencana, kontrak antara pemilik proyek dan konsultan pengawas, serta kontrak
antara pemilik proyek dan kontraktor. Untuk lebih jelasnya bentuk pembagian tugas
pada kontrak konvensional dapat dilihat pada gambar berikut :

PAMJAYA- KONSTRUKSI 21
MODUL DOKUMEN KONTRAK

PEMILIK
PROYEK

KONSULTAN

KONTRAKTOR UTAMA

Subkontraktor/ Pemasok/
Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan

Gambar 3.1
Bentuk kontrak konvensional/tradisional

B. Kontrak Spesialis

Bentuk kontrak spesialis merupakan perkembangan dari bentuk kontrak


konvensional dimana dalam pelaksanaannya, pemilik proyek menunjuk beberapa
kontraktor utama dengan tujuan efisiensi waktu dan kepastian kualitas pekerjaan
karena item pekerjaan diserahkan kepada kontraktor spesialis, penghematan biaya,
kemudahan untuk mengganti kontraktor utama. Meskipun demikian bentuk ini
menimbulkan kecakapan pemilik proyek dalam menilai performa kontraktor dan
biasanya hanya diterapkan oleh pemilik proyek yang telah berpengalaman dan
memang bergerak di sektor konstruksi.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 22
MODUL DOKUMEN KONTRAK

PEMILIK
KONSULTAN
PROYEK

KONTRAKTOR UTAMA KONTRAKTOR UTAMA KONTRAKTOR UTAMA

NSC/SC NSC/SC NS/S NS/S


NS/S NSC/SC

NSC/SC NSC/SC NS/S NS/S


NS/S NSC/SC

Gambar 3.2
Bentuk kontrak spesialis

C. Kontrak Design-Build

Bentuk kontrak selanjutnya yakni bentuk kontrak design-build, sering disingkat


DB, adalah bentuk kontrak dimana kontraktor tidak hanya bertanggung jawab atas
pelaksanaan konstruksi tetapi juga terhadap desain konstruksi. Dengan demikian
kontraktor utama berfungsi pula sebagai konsultan perencana. Tujuan utama dari
diterapkannya bentuk ini adalah agar waktu perencanaan dan perancangan desain
dengan waktu pelaksanaan konstruksi dapat berjalan overlapping sehingga
memperpendek durasi siklus proyek konstruksi.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 23
MODUL DOKUMEN KONTRAK

PEMILIK
PROYEK

KONTRAKTOR UTAMA

Konsultan Desain Subkontraktor/ Pemasok/


Subkontraktor dinominasikan Pemasok Dinominasikan

Gambar 3.3
Bentuk kontrak design-build

D. Kontrak EPC

Bentuk kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction) adalah


kontrak konstruksi dimana kontraktor memegang tanggung jawab terhadap jasa
desain (engineering), pengadaan material (procurement) dan pelaksanaan
konstruksi (construction). Bentuk kontrak ini hampir sama dengan bentuk kontrak
design-build dimana kontraktor bertanggung jawab atas desain dan pelaksanaan
konstruksi. Pada umumnya bentuk kontrak design-build lebih banyak diterapkan
untuk proyek bangunan gedung sedangkan bentuk kontrak EPC lebih banyak
diterapkan untuk proyek-proyek infrastruktur yang lebih menekankan pada aspek
operasional sistem infrastruktur.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 24
MODUL DOKUMEN KONTRAK

E. Kontrak BOT/BLT

Bentuk kontrak BOT (build-operate-transfer) dan BLT (build-lease-transfer)


merupakan bentuk kontrak konstruksi dimana pemilik lahan mengajak kontraktor
untuk berinvestasi dengan cara melaksanakan sebuah pembangunan di atas lahan
pemilik. Dengan demikian kontraktor mendanai seluruh biaya pekerjaan dan ketika
pekerjaan telah selesai, kontraktor diberikan hak untuk mengelola (operate) maupun
menyewakan (lease) bangunan tersebut kepada pemilik atau pihak lain, Setelah
kurun waktu tertentu dimana pembiayaan telah dianggap lunas, barulah bangunan
tersebut dikembalikan kepada pemilik proyek/lahan.

F. Kontrak swakelola/Force Account

Bentuk kontrak swakelola (force account) adalah bentuk kontrak konstruksi


dimana seluruh tahapan proyek konstruksi dipegang hanya oleh salah satu pihak.
Bentuk ini biasanya hanya mampu diterapkan oleh para pengembang besar atau
kontraktor besar yang memiliki sumber daya dan teknologi yang memadai. Dalam
bentuk ini, seluruh tahapan proyek konstruksi, mulai dari desain, pengadaan, hingga
pelaksanaan proyek dilakukan oleh pemilik proyek dengan menggunakan personel
dan peralatannya sendiri.

Dari berbagai bentuk kontrak konstruksi yang ada, yang perlu diperhatikan
adalah distribusi resiko kedua belah pihak. Dengan memahami berbagai
pendekatan terhadap bentuk kontrak konstruksi tersebut, kedua belah pihak dapat
mengerti sejauh mana pengaruh bentuk kontrak terhadap harga pekerjaan/nilai
kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi terjadinya sengketa
konstruksi.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 25
MODUL DOKUMEN KONTRAK

3.5 KONTRAK BERDASARKAN PERPRES NO. 70 TAHUN 2012

Selain penggolongan bentuk kontrak konstruksi sebagaimana telah


dijelaskan sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Penjelasan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 ini lebih dimaksudkan
untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu proyek-proyek konstruksi yang
didanai dan dikelola oleh pemerintah.

Bentuk Kontrak
Perpres No. 70/2013

Cara Pembayaran Pembebanan Sumber Jenis Pekerjaan


Tahun Anggaran Pendanaan

Tahun Tunggal Pengadaan Pekerjaan Tunggal


Lump sum Tunggal

Harga Satuan Tahun Jamak Pengadaan Pekerjaan


Bersama Teintegrasi

Gabungan Lump Kontrak Payung


Sum dan Harga
Satuan

Persentase

Terima Jadi

Gambar 3.4
Bentuk kontrak berdasarkan Perpres No. 70 tahun 2012

PAMJAYA- KONSTRUKSI 26
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Kontrak tahun tunggal merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya


mengikut dana anggaran selama masa 1 (satu) tahun anggaran. Sedangkan kontrak
tahun jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih
dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 27
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB IV
SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK

4.1 SISTEM JAMINAN DAN PEMBAYARAN DALAM KONTRAK


A. Sistem Jaminan Dalam Kontrak

Menurut pasal 1820 dan 1316 KUH Perdata, definisi jaminan adalah suatu
perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang,
mengikatkan diri untuk memenuhi perhutangan ataupun mengganti kerugian si
berhutang, manakala si berhutang melakukan wanprestasi. Yang dimaksud
wanprestasi adalah jika salah satu pihak dalam perjanjian tidak memenuhi prestasi
karena kesalahannya.
Tujuan dan isi dari jaminan ialah memberikan jaminan untuk dipenuhinya
perhutangan ataupun penggantian di dalam perjanjian pokok. Ada beberapa
jaminan yang harus disediakan kontraktor dalam proses penawaran sampai dengan
pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan.

B. Jaminan Penawaran

Jaminan penawaran tujuannya agar kontraktor bertanggung jawab atas


penawarannya. Besarnya jaminan antara 1.5 sampai 3%. Jaminan ini menjadi milik
pemberi tugas (Pemerintah), jika ternyata kontraktor menolak untuk
menandatangani kontrak. Bentuk jaminan berupa Jaminan Bank atau Security Bond.
Jaminan dikembalikan setelah penandatanganan kontrak.

C. Jaminan Pelaksanaan

Jaminan pelaksanaan tujuannya agar kontraktor bertanggung jawab untuk


menyelesaikan pekerjaan kontrak sampai selesai. Besarnya jaminan antara 5
sampai 10%, berupa jaminan bank atau security bond, yang berlaku sampai
pekerjaan fisik selesai. Jaminan ini menjadi milik Pemerintah, jika terjadi pemutusan
hubungan kontrak yang disebabkan oleh kesalahan/kelalaian kontraktor

PAMJAYA- KONSTRUKSI 28
MODUL DOKUMEN KONTRAK

(wanprestasi). Jaminan pelaksanaan dikembalikan kepada kontraktor setelah


pekerjaan selesai dan telah dilakukan serah terima pertama (PHO).

D. Jaminan Uang Muka

Ini berlaku dalam persyaratan kontrak kontraktor dapat meminta uang muka.
Terhadap jumlah uang muka ini kontraktor memberikan jaminan berupa jaminan
bank atau security bond, yang berlaku sampai angsuran kembali uang muka selesai,
atau sampai pekerjaan fisik selesai. Besarnya uang muka maximum 20%. Jaminan
uang muka ini dapat diclaim kepada badan penjamin sebanyak sisa uang muka
yang belum diangsur, jika terjadi pemutusan kontrak.

E. Uang Retensi

Uang retensi adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran progress
pekerjaan kepada kontraktor, jika disyaratkan dalam syarat-syarat umum kontrak,
yang tujuannya agar kontraktor benar-benar melakukan pemeliharaan dan
perbaikan-perbaikan kekurangsempurnaan yang ternyata terlihat setelah pekerjaan
fisik selesai. Jaminan ini dapat dicairkan oleh Pimpinan Proyek, jika kontraktor tidak
mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan tersebut, dan selanjutnya
dilaksanakan oleh pimpinan proyek sendiri atau oleh pihak ketiga.
Masa pemeliharaan (warranty period) berlaku setelah pekerjaan fisik selesai, dan
telah dilakukan serah terima sementara (Provisional Hand Over/PHO). Lama masa
pemeliharaan tergantung pada persyaratan kontrak. Untuk pekerjaan konstruksi
jalan kabupaten misalnya, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi minimum 6
bulan untuk pekerjaan pemeliharaan periodik, masa pemeliharaannya minimum 3
bulan.
Diadakan masa pemeliharaan yang cukup panjang, tujuannya adalah agar dapat
diketahui ketidaksempurnaan konstruksi setelah konstruksi itu dimanfaatkan, dan
telah mengalami keadaan musim hujan. Biasanya selama masa jaminan
pemeliharaa itu akan terlihat bagian-bagian konstruksi yang kurang sempurna, yang
selama masa konstruksi tidak terdeteksi. Kekurangsempurnaan tersebut harus

PAMJAYA- KONSTRUKSI 29
MODUL DOKUMEN KONTRAK

diperbaiki kembali oleh kontraktor atas tanggungan kontraktor. Uang retensi


dikembalikan kepada kontraktor, setelah masa pemeliharaan berakhir dan telah
dilakukan serah terima akhir (Final Hand Over/FHO)

F. Asuransi

Asuransi bersifat intern kontraktor dengan badan asuransi. Biasanya asuransi


diperlukan untuk mobilsasi/angkutan peralatan berat, yang mengandung resiko
besar. Sering dalam kontrak dijadikan persyaratan yang tujuannya agar pekerjaan
tidak tertunda lama, jika terjadi resiko dalam pengangkutan peralatan berat.
Asuransi lainnya berupa asuransi tenaga kerja kontraktor melalui Astek. Asuransi
pekerjaan yaitu jaminan jika pekerjaan gagal total. Sistem asuransi pekerjaan
biasanya sudah dipersyaratkan bagi kontraktor-kontraktor di Luar Negeri, yang
tujuannya sebagai persyaratan untuk mendapatkan kredit bank untuk pelaksanaan
proyek.

4.2 Sistem Pembayaran dalam bentuk :


Sistem pembayaran atas prestasi kontraktor, diantaranya adalah sebagai berikut.

A. Sistem Termijn

Angsuran pembayaran setelah progress tertentu tercapai, misalnya setelah


progress bernilai 25, 40, 60, 80 dan 100%, yang disebut dengan sistem termijn.
Sistem ini biasanya diberlakukan untuk kontrak lump sum, berdasarkan
permintaan kontraktor. Untuk kepentingan pengendalian, pencapaian progress
bulanan tetap diperlukan, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan koreksi jika
diperlukan serta guna keperluan pelaporan.

B. Sistem MC

Sistem MC atau Monthly Certificate, adalah sistem pembayaran yang ditetapkan


dalam kontrak berdasarkan prestasi bulanan yang tercapai. Umumnya sistem ini

PAMJAYA- KONSTRUKSI 30
MODUL DOKUMEN KONTRAK

berlaku untuk kontrak pekerjaan jalan dan pengairan. Kontrak-kontrak pekerjaan


yang berbantuan Luar Negeri, selalu mensyaratkan pembayaran dengan sistem MC.

C. Sistem Turn Key

Sistem ini merupakan salah satu alternatif kontrak berdasarkan lump sum yang
pembayarannya dilakukan setelah pekerjaan selesai seluruhnya, yang kontraknya
disebut turn key contract. Biasanya ini berlaku pada pekerjaan yang unitnya kecil-
kecil dan seragam yang jumlah unitnya banyak. Biasanya ditemui pada kontrak
pekerjaan di kalangan swasta.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 31
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB V
DOKUMEN KONTRAK

5.1 DOKUMEN KONTRAK


A. Pengertian Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak (konstruksi) adalah kumpulan dokumen tertulis yang
menjelaskan peranan, tanggung jawab dan “pekerjaan” dalam kontrak konstruksi
dan mengikat bagi para pihak yang berkontrak.
Secara umum, dokumen kontrak konstruksi harus mencakup point-point sebagai
berikut :
 Instrument perjanjian yang menjelaskan semua dokumen yang menjadi
bagian dari dokumen kontrak dan termasuk klausal pelaksanaan
 Kondisi-kondisi kontrak yang menjelaskan isi perjanjian secara lebih
mendetail
 Korespondensi antara pihak yang berkontrak
 Spesifikasi pekerjaan.

B. Jenis-jenis/Komponen-komponen dalam Dokumen Kontrak


Dokumen kontrak terdiri dari : petunjuk untuk peserta tender, penawaran
termasuk harga satuan dan kuantitas (dalam kontrak unit – price), kontrak, syarat-
syarat umum kontrak termasuk addendum, syarat-syarat khusus kalau ada,
spesifikasi umum termasuk addendum, spesifikasi khusus kalau ada termasuk
addendum, gambar rencana, dan berita acara penjelasan pekerjaan. Jika suatu saat
terdapat perbedaan diantara dokumen yang satu dengan yang lainnya, maka urutan
ketentuan yang harus dipakai adalah sebagai berikut :
1. Agenda kontrak kalau ada
2. Perjanjian kontrak
3. Syarat-syarat khusus (kalau ada)
4. Syarat-syarat umum
5. Spesifikasi khusus (kalau ada)
6. Spesifikasi Umum

PAMJAYA- KONSTRUKSI 32
MODUL DOKUMEN KONTRAK

7. Daftar penawaran dan daftar kuantitas dan harga


8. Gambar rencana

C. Petunjuk untuk peserta tender (Intruction to the bidders)

Ini berlaku hanya selama proses tender, yaitu berupa petunjuk bagi peserta
tender, yang berisi jadwal-jadwal proses tender, syarat-syarat penawaran,
pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, jumlah hari
pelaksanaan, volume pekerjaan (Bill of Quantity) untuk tender Unit Price, Jaminan
penawaran, dan bentuk dokumen kontrak.

D. Syarat-syarat Umum Kontrak (General Condition of the Contract)

Syarat-syarat umum kontrak, merupakan persyaratan umum kontrak yang


mengatur hubungan kerja pihak-pihak yang terikat kontrak, ketentuan-ketentuan
mengenai : penandatanganan kontrak, masa pelaksanaan konstruksi, masa
pemeliharaan konstruksi, domisili, wewenang pimpinan Pimpro dan konsultan
supervisi, hak dan kewajiban kontraktor, penilaian progress, pembayaran,
keamanan dan keselamatan kerja, jaminan-jaminan , pengendalian mutu,
perubahan pekerjaan, sangsi dan denda keterlambatan, kenaikan harga, force
majeure, penyelesaian masalah yang timbul, arbitrase, pemutusan hubungan
kontrak, tata cara penyerahan pekerjaan PHO dan FHO, serta sistem pelaporan.

E. Syarat-syarat Khusus

Syarat-syarat khusus memuat hal-hal yang tidak tercantum dalam syarat-syarat


umum jika hal ini memang ada.

F. Volume Pekerjaan : (bill of Quantity)

Volume pekerjaan yang ditender (Bill of Quantity/BOQ) merupakan salah satu


dokumen kontrak, untuk kontrak jenis unit price, yang dipergunakan untuk menilai
progress pekerjaan dan contract change order. Nilai perkiraan pekerjaan didapat

PAMJAYA- KONSTRUKSI 33
MODUL DOKUMEN KONTRAK

setelah semua volume pekerjaan selesai dihitung dan dikalikan dengan harga
satuan untuk masing-masing item pekerjaan → akan jadi harga penawaran.

G. Gambaran Rencana/Desain

Merupakan rencana konstruksi yang akan dilaksanakan, yang digunakan untuk


perhitungan volume item-item pekerjaan. Kalau gambar berubah akibat adanya
contract change order. Kontraktor harus membuat gambar terlaksana (As Build
Drawing), setelah pekerjaan fisik selesai, yang mana akan menjadi arsip atau leger
dari konstruksi.
Kadang-kadang ada beberapa macam gambar sesuai dengan peranannya
masing-masing misalnya : gambar…., landscape, gambar arsitek, gambar struktur
dan gambar electrical dan mechanical work.

H. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi umum merupakan pedoman teknis dan prosedur mengenai jaminan


mutu mengenai bahan dan pekerjaan, kekuatan, bentuk, warna dan sebagainya;
cara pencampuran bahan, cara pengerjaan dan cara pengujiannya; sistem sampling
untuk pengujian; urutan pekerjaan pengujian; standar form laporan pengujian;
toleransi mutu yang diijinkan; peralatan pengujian yang digunakan dan sebagainya.
Spesifikasi Teknis merupakan standar mutu bahan dan pekerjaan dan sebagai
bahan untuk pengendalian mutu pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis ini. Konsultan supervisi mengawasi
pelaksanaan spesifikasi pada setiap proses tahap kegiatan dan menyatakan apakah
bahan atau pekerjaan bisa diterima atau tidak. Tugas pengendalian mutu pada
tahap pertama merupakan tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor harus melakukan pengendalian mutu bukan konsultan supervisi. Oleh
karena itu kontraktor harus mengadakan peralatan dan personel yang diperlukan
untuk melakukan pengujian mutu, karena segala akibat dari kekurangan dalam mutu
merupakan resiko kontraktor, yang bisa berakibat fatal bagi kontraktor, karena

PAMJAYA- KONSTRUKSI 34
MODUL DOKUMEN KONTRAK

pekerjaan harus diperbaiki kembali, dibongkar dan diulang kerjakan, yang akan
memakan biaya yang jauh lebih besar. Kontraktor dalam sistem manajemennya
harus membelanjakan biaya pengendalian/kontrol yang wajar, kalau tidak biaya ini
akan keluar juga dalam bentuk lain yaitu biaya kegagalan yang jauh lebih besar.
Spesifikasi teknis ini merupakan standar mutu. Kalau telah ada/dikeluarkan
standar mutu secara Nasional, maka spesifikasi teknis hanya menunjuk kepada
standar Nasional tersebut, tidak diuraikan lagi dalam dokumen spesifikasi umum
dalam dokumen kontrak, misalnya Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan
sebagainya. Spesifikasi ini biasanya berasal dari hasil penelitian ilmiah, percobaan-
percobaan yang telah diuji kebenarannya dan yang dianggap paling ekonomis, yang
biasanya dilakukan oleh Negara yang telah maju, yang dapat digunakan oleh
Negara berkembang.
Untuk pekerjaan yang kuantitasnya besar dan seragam tetapi berulang, seperti
pekerjaan jalan, saluran, biasanya kontraktor dianjurkan untuk membuat mix-desain
(desain campuran bahan) untuk setiap jenis dan kualitas bahan yang digunakan,
dalam mencapai spesifikasi mutu. Mix desain dilakukan dari sample bahan,
dilakukan dengan berbagai variasi campuran, kemudian ditest di laboratorium
mengenai mutu yang dapat dicapai masing-masing mix desain. Mix desain yang
sesuai baru digunakan di lapangan. Biasanya di lapangan dilakukan percobaan-
percobaan konstruksi, dari mix desain, seperti untuk pekerjaan lapisan pondasi
bawah dan atas jalan., untuk pekerjaan timbunan/tanggulk yang memerlukan
kepadatan tertentu. Pada percobaan ini diamati proses pekerjaan, dan cara
pemadatan. Dengan ini diketahui berapa lintasan mesin pemadat (road roller)
tertentu yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi. Percobaan konstruksi ini sangat membantu memudahkan pengendalian
mutu pekerjaan selanjutnya serta untuk mengetahui produktivitas pekerjaan.

I. Spesifikasi Khusus

Spesifikasi khusus diperlukan jika ada keperluan khusus, yang tidak tercantum
dalam spesifikasi teknis.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 35
MODUL DOKUMEN KONTRAK

J. Kesepakatan dalam Dokumen Kontrak


Kesepakatan ini dibuat agar dapat menghilangkan kesalahpahaman diantara
pemilik pekerjaan dengan kontraktor.
Kesepakatan tersebut antara lain :
 Spesifikasi lebih kuat/berlaku daripada syarat-syarat umum
 Tulisan tangan lebih berlaku daripada ketentuan yang diketik
 Ketentuan yang diketik lebih berlaku daripada dicetak
 Kata-kata lebih berlaku daripada nomor-nomor angka
 Bila ada yang merugikan, diinterpretasikan melalui gambar
 Spesifikasi lebih berlaku daripada gambar.

5.2 RANGKUMAN

Di dalam bab ini peserta diajak untuk mengenal, mendalami dan memahami arti
dokumen kontrak; komponen-komponen/jenis-jenis dokumen apa saja yang harus
dibendel dalam satu kesatuan dokumen yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu
dengan lainnya.
Peserta juga diperkenalkan kesepakatan-kesepakatan antara kedua pihak dalam
menjalankan pekerjaan agar di dalam menghadapi satu masalah, solusinya
mempunyai persepsi yang sama.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 36
MODUL DOKUMEN KONTRAK

BAB VI
ASPEK LEGAL DARI KONTRAK

6.1 KETENTUAN LEGAL YANG PENTING DARI KONTRAK

1. Penyerahan lapangan kepada kontraktor


2. Surat perintah memulai pekerjaan (SPMK)
3. Bentuk jaminan-jaminan, dan masa berlakunya jaminan
4. Masa jaminan pemeliharaan, dan perbaikan cacat, dan uang retensi
5. Rencana kerja dan jadwal , dan persetujuan pinpro
6. Konsultan supervisi dengan task concept, atau advice concept
7. Persetujuan pimpro atau wakil kontraktor di lapangan (general super
Intendant)
8. Persetujuan pimpro sub kontraktor
9. Penilaian dan sertifikasi progress
10. Perubahan pekerjaan (contract change order), dan perubahan harga satuan
11. Masa pembayaran
12. Force majeure, dan masa pengajuan kepada pinpro
13. Jaminan laporan-laporan proyek
14. Dokumen PHO dan FHO
15. Perpanjangan waktu kontrak dan denda keterlambatan
16. Kelalaian kontraktor
17. Pekerjaan mendesak
18. Penyelesaian perselisihan, upaya damai, dan arbitrase
19. Pemutusan kontrak oleh pimpro, akibat kelalaian kontraktor
20. Claim dari kontraktor
21. Pemutusan kontrak akibat kelalaian pemilik.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 37
MODUL DOKUMEN KONTRAK

Aspek legal dari suatu typical kontrak yang penting adalah :

A. Penyerahan Lapangan

Surat Penyerahan Lapangan (SPL) untuk sebagian / seluruh, untuk


memungkinkan kontrakor memulai pekerjaan sesuai dengan rencana kerja,
dikeluarkan oleh Pimpro, dalam waktu 15 hari setelah penanda tanganan kontrak.
Kontraktor dapat meminta perpanjangan waktu kontrak jika SPL terlambat.
Pengeluaran SPL. Dapat bersamaan dengan Dengan Surat Memulai Perkerjaan
(SPMK)

B. Surat Perintah Memulai Pekerjaan (notice To Proceed), SPMK

Masa pelaksanaan dimulai dari tanggal diterbitnya SPMK. Keterlambatan


penerbitan SPMK, mengakibatkan akhir masa kontrak lebih lama, atau timbul claim
kontraktor.

C. Bentuk Jaminan-jaminan dan masa berlakunya

Bentuk jaminan standar (dari Bank atau badan penjamin), dimana jaminan dapat
dicairkan dalam masa waktu 7 hari setelah diajukan claim oleh pimpro terhadap
wan-prestasi, yang dicantumkan dalam jaminan tanpa menunggu penjamin
menyelesaikan persoalan angunan dari jaminan.
Jaminan yang dicairkan, merupakan milik Negara, kecuali jaminan masa
pemeliharaan yang semula berupa uang retensi, diganti dengan jaminan uang
retensi, pada akhir tahun anggaran, karena pekerjaan masa pemeliharaan belum
selesai. Jaminan uang retensi dapat digunakan Pimpro dengan melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan cacat sendiri atau dengan pihak ke tiga.
Jaminan pelaksanaan umumnya berlaku sampai dengan PHO, kecuali
dinyatakan lain dalam kontrak. Perpanjangan waktu kontrak, harus disertai
perpanjangan masa jaminan yang sesuai.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 38
MODUL DOKUMEN KONTRAK

D. Masa jaminaan pemeliharaan dan perbaikan cacat

Pada kontrak dengan BLN, disediakan cukup waktu minimal, untuk dapat melihat
kekurangan-kekurangan dan cacat pekerjaan yang ada, yang tak terdeteksi selama
pelaksanaan, setelah proyek berfungsi.
Biasanya untuk pekerjaan peningkatan dan pekerjaan baru nminimal 6 bulan,
atau setelah mengalami masa satu kali musim hujan. Untuk pekerjaan pemeliharaan
berakala 3 bulan, dan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak perlu masa
pemeliharaan.
Untuk jaminan dilakukan pemotongan pada setiap pembayaran sebesar 5
persen untuk jaminan pemeliharaan, yang disebut uang yang ditahan atau uang
retensi. Besarnya uang retensi tergantung dari kontrak, biasanya 5 persen.
Jika terjadi perpanjangan waktu kontrak melewati tahun anggaran, untuk
mencegah administrasi SIAP, dapat diganti dengan jaminan dari penjamin.

E. Rencana kerja dan jadwal

Rencana kerja disiapkan kontraktor, sesuai dengan jadwal waktu yang


dicantumkan dalam kontrak, atau menurut ketentuan Keppres 16/94 Rencana kerja
tersebut, disertai curva S, harus di teliti dan disyahkan Pimpro, yang kemudian
menjadi pedoman pelaksanaan dan supervisi. Setiap kali ada perubahan rencana
kerja dan jadwal, harus dengan pesertujuan Pimpro.
Perpanjangan waktu rencana kerja dan jadwal, karena kelalaian kontraktor, tidak
menghilangkan sangsi denda keterlambatan.
Perpanjangan waktu akibat adanya hambatan pelakasanaan pekerjaan, dapat
dipertimbangan pimpro, dengan syarat sudah harus diajukan secara tertulis
maksimal 14 hari setelah terjadinya hambatan tersebut, disertai alas an-alasnya.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 39
MODUL DOKUMEN KONTRAK

F. Konsultan Supervisi

Ada dua macam tugas konsultan supervisi :

a. Advice Concept : sebagai pembantu Pimpro, dan memberikan advice untuk


tindakan supervisi
b. Task Concept : sebagai Direksi atau Engineer yang melakukan tugas supervisi
langsung kepada kontraktor, sebagaimana diatur dalam kontrak.

Masa kontrak konsultan supervisi dapat sampai PHO, atau FHO tergantung
kontrak. Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat
memerlukan tenaga supervisi yang lebih sedikit.
Pekerjaan supervisi dalam masa pemeliharaan dan perbaikan cacat memerlukan
tenaga supervisi yang lebih sedikit.
Konsultan supervisi berhak untuk menilai pengeluaran nyata oleh kontraktor
untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, guna keperluan Pimpro untuk
perencanaan proyek masa yang akan datang, atau untuk keperluan bahan
negosiasi penyesuaian harga akibat adanya perintah perubahan pekerjaan.

G. Persetujuan Pimpro atas Penetapan Wakil Kontraktor di Lapangan (General


Super Intendant)

Untuk persetujuan Pimpro harus meneliti secara wajar kemampuan wakil


kontraktor. Jika wakil kontraktor di lapangan menunjukkan kinerja yang kurang baik,
Pimpro dapat mengusulkan untuk menggantinya, dengan yang memenuhi syarat.

H. Persetujuan Sub Kontraktor

Kontraktor atau wakilnya harus mengajukan nama calon sub kontraktor untuk
persetujuan Pimpro. Pimpro dapat menolak sub kontraktor yang dapat diketahui
telah menunjukkan kinerja yang buruk. Pimpro dapat meneliti kontrak sub kontraktor
tentang sistem pembayaran, pengendalian mutu, dan sistem sangsinya, guna
menghindari keterlambatan-keterlambatan. Pimpro dapat member sangsi pada
kontraktor, jika ternyata sub kontraktor tidak dibayar sesuai perjanjian kontrak.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 40
MODUL DOKUMEN KONTRAK

I. Penilaian Progress

Progress bulanan pekerjaan, dibuat dan diajukan kontraktor, untuk diperiksa dan
disetujui konsultan supervisi dan Pimpro. Pengajukan progres tersebut paling lambat
akhir bulan yang bersangkutan. Pemeriksaan lapangan terhadap progres bulanan,
dilakukan konsultan supervisi dengan memberi tahu kontraktor jadwalnya dan agar
dihadiri oleh kontraktor.
Jika kontraktor tidak mengajukan progres bulanan, penilaian progres dilakukan
sendiri oleh konsultan supervisi, dengan pemberitahuan jadwalnya pada kontraktor.
Penilaian progres oleh konsultan supervisi harus disetujui kontraktor. Perbedaan-
perbedaan kecil-kecil mengenai nilai progres dapat diperhitungkan pada penilaian
progres bulan berikutnya.

J. Perintah Perubahan Pekerjaan

Setiap perubahan pekerjaan dari kontrak atau Contract Change Order (CCO)
harus dengan perintah tertulis dari Pimpro. Dalam keadaan mendesak dapat dengan
perintah lisan, tetapi harus dinyatakan secatra tertulis maksimal setelah 72 jam
setelah perintah lisan. Dalam melakukan perubahan harus memperhatikan aspek
legal dari kontrak, sasaran proyek dan peraturan yang berlaku, tentang persetujuan
perubahan.
CCO meliputi berbagai perubahan seperti : perubahan dari item pembayaran,
gambar desain, volume, perubahan spesifikasi, perubahan waktu, dan nilai item
pembayaran atau nilai kontrak.
Di dalam kontrak biasanya dicantumkan pasal-pasal tentang batas perubahan
item pembayaran yang mengakibatkan dapat disesuaikannya harga satuan
pembayaran dari item yang bersangkutan. Besarnya antara 15% sampai 20%. Ini
merupakan resiko kontraktor yang harus diperhitungkannya dalam penawaran.
Harga satuan penawaran dapat disesuaikan dengan negosiasi, jika perubahan
melebihi batas maksimal atau minimal yang ditentukan dalam kontrak, atas
permintaan kontraktor atau pimpro.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 41
MODUL DOKUMEN KONTRAK

CCO dapat mengakibatkan perubahan bobot item pembayaran atau perubahan


nilai kontrak keseluruhan. Perubahan-perubahan tersebut harus diadministrasikan
dalam sistem penilaian progress dan pembayaran yang telah dan yang akan
dilakukan, dalam rencana dan jadwal pelaksanaan kontrak. Perubahan-perubahan
yang mengakibatkan perubahan bobot item untuk penilaian pembayaran, harus
dilakukan dengan addendum kontrak sebelum dilakukan pembayaran.
Perubahan kecil-kecil yang tak merubah harga satuan item pembayaran terjadi
berkali-kali, dan addendum kontraknya dapat dilakukan secara komulatif, sebelum
volume item pembayaran kontrak yang asli dilampaui.

K. Masa Pembayaran

Masa pembayaran adalah tenggang waktu antara disetujuinya permintaan


pembayaran oleh kontraktor (invoice), dengan diajukan pembayaran kepada KPKN,
atau Kas Daerah. Keterlambatan pembayaran dapat dijadikan claim oleh kontraktor.
Di dalam kontrak biasanya dicantumkan masa tenggang waktu tersebut,
biasanya ditentukan 90 hari. Ini merupakan resiko yang harus diperhitungkan
kontraktor dalam penawaran.
Dalam waktu 7 hari pengajuan permintaan pembayaran bulanan oleh kontraktor,
yang disertai Berita Acara Pembayaran (BAP) harus sudah ditandatangani oleh
Pimpro.

L. Force Majeure

Force majeure adalah keadaan pekerjaan oleh keadaan khusus di luar


tanggungan kontraktor, yang dinyatakan dalam kontrak, yang mengakibatkan
pekerjaan tambahan dan atau perpanjangan waktu.
Terjadinya keadaan khusus yang bukan dikategorikan sebagai force majeure
seperti adanya hambatan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus member tahu
Pimpro adanya pekerjaan tambahan (keadaan khusus), dalam waktu 14 hari setelah

PAMJAYA- KONSTRUKSI 42
MODUL DOKUMEN KONTRAK

terjadinya keadaann khusus tersebut, untuk pertimbangan Pimpro dalam


perpanjangan waktu pelaksanaan.

M. Jaminan atas Quality Control dari Kontraktor

Tanggung jawab pertama atas mutu adalah tanggungan kontraktor. Jaminan


mutu oleh kontraktor harus dapat diperlihatkannya :

 Dengan tersedianya peralatan pengujian mutu, sesuai dengan


persyaratan spesifikasi, dan tenaga yang terlatih
 Mencantumkan persyaratan mutu dalam kontrak sub kontraktor
 Memelihara dokumen pengendalian mutu.

Penerimaan pekerjaan secara partial oleh Pimpro tidak mengurangi tanggung


jawab kontraktor atas mutu pekerjaan secara keseluruhan.

N. Dokumen Laporan Proyek

Dokumen tertulis pelaksanaan proyek seperti laporan harian, mingguan,


pengujian mutu, inspeksi langsung lapangan, berita acara rapat, perintah tertulis
tentang perubahan, penghentian, percepatan dan perbaikan, progress, invoice,
claim-claim dari Pimpro maupun dari kontraktor, harus dipelihara dengan baik oleh
kontraktor, untuk kemudian diserahkan kepada Pimpro setelah kontrak selesai.
Dokumen-dokumen tersebut menjadi sangat penting, guna penyelesaian
masalah jika terjadi ketidaksesuaian antara Pimpro dan Kontraktor, seperti untuk
negosiasi perubahan harga satuan penawaran akibat perintah perubahan pekerjaan,
pertimbangan perpanjangan waktu, pekerjaan tambahan, dan untuk keperluan
upaya damai, atau upaya arbitrase.

O. Dokumen PHO dan FHO

PHO (Provisional Hand Over) atau penyerahan sementara dilakukan setelah


pekerjaan fisik selesai 100% dan diterima Pimpro/Direksi. Pengajuan PHO dapat

PAMJAYA- KONSTRUKSI 43
MODUL DOKUMEN KONTRAK

dilakukan oleh kontraktor di saat pekerjaan telah mencapai 97% selesai, guna
menghindari keterlambatan PHO, karena proses pemeriksaan pekerjaan.
Dokumen PHO berupa dokumen berita acara pemeriksaan pekerjaan fisik
selesai, dan berita acara penyerahan sementara (PHO) pekerjaan. Tanggal dari
dokumen ini menentukan apakah perlu dikenakan sangsi denda kepada kontraktor.
Masa grace period untuk PHO adalah suatu waktu PHO yang ditentukan Pimpro,
jika dalam pemeriksaan pekerjaan selesai, ternyata ditemui ada kekurangan kecil-
kecil yang harus diperbaikan oleh kontraktor sebelum PHO dilakukan. Pembayaran
terhadap progres pekerjaan dilakukan, kecuali uang retensi yang ditahan, yang baru
diserahkan setelah FHO.
Pengenaan denda keterlambatan diperhitungkan pada pembayaran progress
pekerjaan 100% dari PHO. Dalam pemeriksaan pekerjaan selesai 100% untuk PHO,
Pimpro harus ikut mempertimbangkan adanya hubungan pembayaran pekerjaan
oleh kontraktor dengan sub kontraktor atau supplier dan buruh yang belum
diselesaikan untuk diselesaikan lebih dulu sebelum PHO atau ada jaminan dan
persetujuan pihak yang bersangkutan akan diselesaikan segera setelah PHO.
Claim-claim kontraktor harus telah diajukan sebelum PHO dilakukan. Setelah
PHO, berlaku masa pemeliharaan dan perbaikan cacat.
FHO (Final Hand Over) atau penyerahan akhir, dilakukan setelah ada berita
acara pemeriksaan akhir, yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai. Setelah
FHO berakhirlah tanggung jawab kontraktor terhadap kontraknya. Berbeda dengan
AV 1941 yang lama dimana dinyatakan tanggung jawab kontraktor berlaku sampai
lima tahun setelah pekerjaan selesai.
Uang retensi yang ditahan dikembalikan kepada kontraktor setelah FHO.
Dokumen FHO harus dilengkapi oleh kontraktor, dengan dokumen gambar
terlaksana (as built drawing), dan dokumen-dokumen pelaksanaan proyek. Claim-
claim dari kontraktor jika masih ada harus telah disampaikan dalam waktu 39 hari
setelah FHO.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 44
MODUL DOKUMEN KONTRAK

P. Perpanjangan Waktu dan Denda Keterlambatan

Waktu pelaksanaan fisik kontrka, yang dihitung dari diterbitkannya SPMK sampai
dengan pekerjaan fisik selesai 100%. Jika terjadi,keterlambatan oleh karena
kelalaian kontraktor, harus dikenakan denda keterlambatan yang besarnya seperti
tercantum dalam dokumen kontrak.
Dalam keterlambatan diperhitungkan sewaktu pekerjaan selesai 100% atau di
saat pemutusan kontrak akibat kelalaian kontraktor.
Perpanjangan waktu pelaksanaan fisik dapat diperpanjang, jika permintaan
tertulis dari kontraktor dan persetujuan Pimpro, tentang adanya force majeure, dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan, perintah perubahan pekerjaan yang
menimbulkan tambahan waktu, perintah penghentian sementara pekerjaan.
Persetujuan pimpro harus dinyatakan dengan berita acara perpanjangan waktu
pekerjaan. Biasanya perpanjangan waktu akibat hujan, banjir dalam siklus yang
dianggap normal, tidak diperkenankan.
Persetujuan Pimpro mengenai revisi time schedule (rencana kerja dan jadwal),
oleh kontraktor tidak membebaskan kontraktor atas sangsi denda keterlambatan.
Perlu diingat bahwa persetujuan Pimpro untuk perpanjangan waktu dapat
dijadikan alas an oleh kontraktor untuk claim kenaikan harga kontrak.

Q. Pekerjaan Mendesak

Dalam kedaan mendesak seperti : untuk mengurangi resiko kerusakan pekerjaan


yang sedang dilaksanakan oleh banjir, dan hambatan lain yang dapat diramalkan
akan terjadi atau untuk membuang/mengeluarkan dari lokasi proyek material yang
dinyatakan tidak sesuai Pimpro dapat memberi perintah tertulis pada kontraktor,
untuk melakukan pekerjaan itu dalam jangka waktu tertentu, yang dianggap wajar,
dan kontraktor harus melaksanakan perintah tersebut, setelah diberi peringatan tiga
kali, Pimpro dapat mengambil alih bagian pekerjaan yang bersangkutan, untuk
dikerjakan sendiri atau dengan menggunakan pihak ketiga. Dalam hal ini Pimpro
harus mengusahakan persetujuan dari kontraktor, agar tidak terjadi kesulitan dalam
pembayaran.

PAMJAYA- KONSTRUKSI 45
KLASIFIKASI TENAGA AHLI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
TENAGA KERJA YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Pembangunan Fasade dan Renovasi Area Lobby Kantor Pusat PAM JAYA
Lantai : 4 Lantai
Hari, Tanggal :

Nama Personil/Posisi yang


No. Pendidikan Pengalaman Sertifikasi/SKA Kode SKA/No.Registrasi/Nomor & Instansi
Ditawarkan
1 Manajer Proyek S1, Arsitek > 5thn dibidangnya Arsitek Madya No.Registrasi : 1.1.101.2.027.09.1028129 or N0. 0051335 oleh LPJK
2 Site Engeneer S1, Arsitek > 5thn dibidangnya Arsitek Madya No.Registrasi : 1.1.101.2.027.09.1028129 or N0. 0051335 oleh LPJK
3 Tenaga Ahli Struktur S1 Struktur Bangunan > 5thn dibidangnya Struktur Bangunan Madya No.Registrasi : 1.2.201.2.159.29.1144195 or N0. 0627690 oleh LPJK
4 Tenaga Ahli Elektrikal S1 Elektrikal > 5thn dibidangnya Elektrikal Madya No.Registrasi : 1.4.405.2.057.09.1011502 or N0. 0023973 oleh LPJK
5 Tenaga Ahli Mekanikal S1 Mekanikal > 5thn dibidangnya Mekanikal Madya No.Registrasi : 1.3.301.2.159.29.11144063 or No. 0628828 oleh LPJK TAKONAS
6 Tenaga Pelaksana Utama S1, Arsitek/Struktur > 5thn dibidangnya Arsitek/Struktur Muda No.Registrasi : 1.2.202.3.091.11.1057893 or No. 0149625 oleh LPJK
7 Tenaga Pelaksana Madya S1, Arsitek/Struktur > 5thn dibidangnya Arsitek/Struktur Muda No.Registrasi : 1.2.202.3.091.11.1057893 or No. 0149625 oleh LPJK
8 Tenaga Ahli QC D3 > 5thn dibidangnya Arsitek/Struktur Muda
9 Tenaga Ahli K3 Konstruksi D3 K3 > 5 thn dibidangnya - kode SKA : 603
8 Supervisor (Arsitek, Struktur, STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya No.SKT : 0822799 Juru Gambar/Draftman - Arsitektur or Quantity Surveyor
Elektrikal/Mekanikal) -

10 Tenaga Ahli Spesialis STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya Berseretifikasi dibidangnya/
Pemasangan ACP (Fasad) yang dikeluarkan oleh
pabrikan, ex seven, alpolic
11 Tenaga Administrasi STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya - No.SKT : 0822702
12 Tenaga Logistik STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya -
13 Tenaga Drafter STM/SMK Sederajat > 2 thn dibidangnya sertifikasi SKT No.SKT : 0822702 oleh LPJK GATAKI

Dibuat Oleh; Disetujui Oleh;


PT. …................. Tim Counterpart

…......................... ….........................
KLASIFIKASI PERUSAHAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
KLASIFIKASI KONTRAKTOR PELAKSANA GEDUNG
Proyek : Gedung …......
Pekerjaan : …....... ….....
Lantai :
Hari, Tanggal :

Subklasi Kode
No. Nama Lagalitas LPJK Masih Berlaku Keterangan
fikasi Subklasifikasi
1 Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Konstruksi K1 BG001 LPJK GAKINDO Masih Berlaku > 5 tahun sesuai bidangnya
2 Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Konstruksi K1 BG009 Masih Berlaku > 5 tahun sesuai bidangnya
Adalah Anggota
3 Kartu Tanda Anggota GAKINDO K1 K1 Masih Berlaku -
Biasa GAKINDO

Izin Usaha Jasa Konstruksi Kegiatan Usaha


4 K1 S1001 > 5 tahun sesuai bidangnya
Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) IUJK Nasional Masih Berlaku
Bangunan Sipil
S1003

5 Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas PTSP DKI Masih Berlaku


(PT) Jakarta
6 Surat Keterangan Domisili PTSP Setempat Masih Berlaku
7 Akte Pendirian dan Perubahan Terakhir dan
Pengesahan DEPHUKAM serta Lembaran
Negara
8 NPWP Perusahaan
9 Pajak Tahun Terakhir & Neraca
10 Pajak Tiga Bulan Terakhir
11 Bukti Pengalaman Perusahaan (Kontraktor)

Dibuat Oleh; Disetujui Oleh;


PT. …................. Tim Counterpart

…......................... ….........................
ANALISA STRUKTUR
PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASADE DAN
RENOVASI AREA LOBBY KANTOR PUSAT
PAM JAYA
LAPORAN ANALISA STRUKTUR
ATAP LANTAI 3 dan CANOPY MAIN ENTERANCE
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

DAFTAR ISI

A. Atap Lantai 3
I. Konsep Perencanaan Struktur ................................................................................. 3
Pendahuluan ................................................................................................................. 4
Peraturan dan Standar .................................................................................................. 4
Data Teknis .................................................................................................................. 4
Spesifikasi Material yang Digunakan .......................................................................... 4
Pembebanan ................................................................................................................. 5
Kombinasi Pembebanan............................................................................................... 7
Pemodelan dan Analisa Struktur.................................................................................. 8
II. Geometri & Pembebanan Struktur .......................................................................... 9
III. Frame Element Forces ............................................................................................. 17
IV. Output PM – Ratio................................................................................................... 36
V. Analisa Sambungan dan Struktur Sekunder ........................................................ 41
Analisa Sambungan ................................................................................................... 42
Analisa Gording ......................................................................................................... 42

B. Main Entrance Canopy


1. Geometri ....................................................................................................................... 43
2. Dimensi Struktur .......................................................................................................... 44
3. Pembebanan.................................................................................................................. 44
4. Output Gaya Dalam ...................................................................................................... 48
5. Output Frame Element Stress Ratio ............................................................................ 54
6. Defleksi ........................................................................................................................ 55
7. Pondasi ......................................................................................................................... 56

2
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

BAB-I. KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR

3
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1.1 Pendahuluan
Bangunan atap lantai 3 dan Canopy terletak pada bangunan utama PDAM Pejompongan.
Struktur rangka atap dan canopy ini mempergunakan Rangka Baja Pofil.

1.2 PeraturandanStandar
a) SNI 1726-2012. Tata CaraPerencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.
b) SNI 1727-2013. Beban Minimum UntukPerencanaan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain.
c) SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
d) SNI-1729-2015 Speciffikasi untuk bangunan baja strutural
e) Peraturan dan Ketentuan Lain Yang Relevan
f) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983, Ditjen Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan, DPU-1983
g) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982- Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman, UDC 389.6.691,DPU, Juli 1995
h) ACI 318M-95, Building Code Requirements for Reinforced Concrete, American
concrete Commentary, American concrete Institute, 1995
i) Manual of Steel Construction, Load & Resistance factor Design, AISC, 1994
j) American Standard Testing Materials, American Society for Testing and Materials,
USA
k) Uniform Building Code 1997, vol 2, Structural Engineering Design Provisions,
ICBO,USA
l) American Welding Society (AWS) Structural Welding Code, USA

1.3 DenahBangunan

1.4 Data Teknis


− FungsiBangunan : Atap Kantor
− Jenis struktur : Rangka Baja
− Lokasi bangunan : Pejompongan

1.5 Spesifikasi material yang digunakan


 Weight per unit volume γbeton= 2400 kg/m3
 Modulus Elastisitas E = 4700 √fc
 Poisson ratio v = 0,2
 Kuat tekan beton fc’ = 24.9 Mpa Pile Cap, Kolomdan Pelat
 Teganganlelehprofil baja fy= 240 Mpa
 Teganganlelehtulangan beton fy= 400 Mpa.
 Jenis Baut yang dipergunakan HTB ASTM A325
 Jenis Kawat lasyang dipergunakan E70

4
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1.6 Pembebanan

1.6.1. Beban Mati (DL)

1.7. Beban Mati


- Penutup atap metal sheet : 15 kg/m²
(termasuk insulation + Al.voil)

1.6.2. Beban Hidup


• Rangka atap = 20 kg/m2

1.6.3. Beban Gempa


Beban gempa merupakan beban yang bekerja pada suatu struktur yang
diakibatkanpergerakan tanah, yang disebabkan karena adanya gempa bumi yang
mempengaruhistrukturtersebut. Gempa mengakibatkan beban pada struktur karena
interaksi tanah denganstruktur dan karakteristik respons struktur.

Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
V= CWs
Keterangan:
C s =koefisien respons seismik yang ditentukan sesuai dengan 7.8.1.1;
W =berat seismik efektif menurut 7.7.2.

Koefisien respons seismik, C s, harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 22.

5
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

Beban gempa rencana sangat bergantung pada kelas situs kegempaan


yangditentukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah. Berdasarkan hasil
penyelidikan tanah,bagunan ini berada pada kelas situs SE ( Tanah Lunak)

1.6.4. Pemilihan SistemStruktur

Dalam perencanaan struktur ini tidak terlepas dari tingkat kerawanan gempadan juga
kelas situs. Penentuan parameter struktur pemikul gaya gempa ini
ditentukanberdasarkan table berikut:

6
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

System struktur yang diterapkan disini Sistem Rangka baja.Serta kelas situs untuk lokasi
pembangunan workshop ini adalah SE maka tipe system struktur yang digunakan adalah
system rangka portal baja dengan nilai R=8.

1.7 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi pembebanan ultimit yang digunakan pada struktur Atap Selasar PDAM ini ialah
sebagai berikut.

C1 = 1,40 DL
C2 = 1,20 DL+1,6 LL dimana:
C3 = 0,9 DL+1,3 WX+
C4 = 0,9 DL+1,3 WX- DL = Dead load ( beban mati )
C5 = 0,9 DL+1,3 WY+ LL = Live load ( beban hidup )
C6 = 0,9 DL+1,3 WY- WX = Wind Load Arah X( beban angin X )
WY = Wind Load Arah Y( beban angin Y )

7
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1.8 Pemodelan dan Analisa Struktur


Pemodelan struktur bangunan ini dilakukan menggunakan software SAP 2000, Lantai
diaphragm (D1). Balok dan kolom dimodelkan sebagai Wire Frame.

8
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

BAB-II. GEOMETRI & PEMBEBANAN STRUKTUR

9
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

A. GEOMETRI

1) GRID LINE

10
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

2) FRAME LINE D

3) FRAME LINE E

4) FRAME LINE F

5) FRAME LINE G

6) FRAME LINE H

11
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

7) FRAME LINE H’

8) FRAME LINE 4’

9) FRAME LINE 6’

10) FRAME LINE 8’

12
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

11) FRAME LINE 10’

13
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

B. PEMBEBANAN
• Dead Load

• Live Load

14
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

• Wind X+

• Wind X-

15
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

• Wind Y+

• Wind Y-

16
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

BAB-III. FRAME ELEMENT FORCES

17
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1. Frame D
a. Moment

18
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

b. Gaya Lintang

19
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

2. Frame E
c. Moment

20
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

d. Gaya Lintang

21
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

3. Frame F
e. Moment

22
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

f. Gaya Lintang

23
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

4. Frame G
g. Moment

24
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

h. Gaya Lintang

25
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

5. Frame H
i. Moment

26
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

j. Gaya Lintang

27
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

6. Frame H’
k. Moment

28
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

l. Gaya Lintang

29
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

7. Frame 4’
m. Moment

30
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

n. Gaya Lintang

31
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

8. Frame 6’
o. Moment

32
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

p. Gaya Lintang

9. Frame 10’
33
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

q. Moment

r. Gaya Lintang
34
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

35
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

BAB-VI. OUTPUT PM –RATIO

36
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1. Frame D

2. Frame E

3. Frame F

37
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

4. Frame G

5. Frame H

6. Frame H’

38
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

7. Frame 4’

8. Frame 6’

9. Frame 8’

39
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

10. Frame 10’

Dari nilai PM – Ratio nilai terbesar 0,874 lebih kecil dari persyaratan 0,95. Rangka
kuat menahan beban rencana.

40
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

BAB-VIII.ANALISA SAMBUNGAN

41
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1. Sambungan
Nflu 225,0 kg Baut HTB A 325 12 cm
Ab= 1,13 cm2
Kekuatan geser 1 baut
1 Geser tunggal A*Tgs 1085,184 1410,7 kg
2. Geser Ganda A*2Tgs 2170,368 2821,5 kg
3. Tumpu øxtx1,5σijin 5760 7488 kg
Baut
n baut=Nflu/σbaut 2,000 buah terpasang 4D12 OK

2. Analisa Gording

PERHITUNGAN GORDING

C100.50.20.2,3
Kemiringan atap 10 deg
Bentang x 6m
Bentang y 2,25 m ---> dipasang trekstang tiap 2,00m
Luas penampang = 5,170 cm2
Ix = 81,00 cm4
Iy = 19,00 cm4
Zx = 16,10 cm3
Zy = 6,06 cm3

bs profil = 4,06 kg/m


atap+utility = 15,00 kg/m
Plafond = kg/m
19,06 kg/m qdx= 15,99 kg/m qdy= 2,12 kg/m
beban hidup = 24 kg/m qlx= 20,14 kg/m qlx= 2,93 kg/m
beban angin = -44 kg/m qw= 24,00 kg/m ---> angin tegak lurus bid atap

Mdx = 71,96 kgm qdx= 19,19 kg/m


Mdy = 1,34 kgm qlx= 32,22 kg/m
Mlx = 90,61 kgm
Mly = 1,85 kgm
Mwx = 108,00 kgm

Kontrol tegangan
Kombinasi
1.2DL+1.6 LL
σx = 1436,85 kg/cm2
σy = 75,43 kg/cm2
σmax = 1512,28 kg/cm2

0.9DL+1.3W
σx = 1274,32 kg/cm2
σy = 19,88 kg/cm2
σmax = 1294,20 kg/cm2 < 0.85*2400= 2064 kg/cm2 Aman

defleksi
f dl = 5/384*0.309*307^4/(2.1e6*100)*0. 1,111 cm
f ll = 5/384*0.24*307^4/(2.1e6*100)*0.7 1,133 cm
2,243 cm = 1/250 L 2,4 cm

42
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

1. GEOMETRI

43
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

2. DIMENSI STRUKTUR

3. PEMBEBANAN
a) Beban mati
Kaca 30 kg/m2
Atap metal 15 kg/m2.
Plafond 15 kg/m2.
b) Beban hidup 25 kg/m2.
c) Beban Angin 0,77 kN/m2

44
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

a. DEAD LOAD

b. LIVE LOAD

45
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

c. WIND LOAD 1

d. WIND LOAD 2

46
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

e. LOAD COMBINATION

Table: Combination Definitions, Part 1 of 3


Table: Combination Definitions, Part 1 of 3
ComboName ComboTyp AutoDesig CaseType CaseName ScaleFac SteelDesign
e n tor

UDSTL1 Linear Add No Linear Static DEAD 1,400000 Strength


UDSTL2 Linear Add No Linear Static DEAD 1,200000 Strength
UDSTL2 Linear Static LIVE 1,600000
UDSTL3 Linear Add No Linear Static DEAD 1,200000 Strength
UDSTL3 Linear Static LIVE 0,500000
UDSTL3 Linear Static WY1 1,300000
UDSTL4 Linear Add No Linear Static DEAD 1,200000 Strength
UDSTL4 Linear Static LIVE 0,500000
UDSTL4 Linear Static WY1 -1,300000
UDSTL5 Linear Add No Linear Static DEAD 0,900000 Strength
UDSTL5 Linear Static WY1 1,300000
UDSTL6 Linear Add No Linear Static DEAD 0,900000 Strength
UDSTL6 Linear Static WY1 -1,300000
DSTL1 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,400000 Strength
DSTL2 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,200000 Strength
DSTL2 Linear Static LIVE 1,600000
DSTL3 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,200000 Strength
DSTL3 Linear Static LIVE 0,500000
DSTL3 Linear Static WY1 1,300000
DSTL4 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,200000 Strength
DSTL4 Linear Static LIVE 0,500000
DSTL4 Linear Static WY1 -1,300000
DSTL5 Linear Add Yes Linear Static DEAD 0,900000 Strength
DSTL5 Linear Static WY1 1,300000
DSTL6 Linear Add Yes Linear Static DEAD 0,900000 Strength
DSTL6 Linear Static WY1 -1,300000
DSTL7 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,000000 Deflection
DSTL8 Linear Add Yes Linear Static DEAD 1,000000 Deflection
DSTL8 Linear Static LIVE 1,000000

47
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

4. OUTPUT GAYA DALAM

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase P V2 V3 T M2 M3
Text m Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m
11 0,0 DEAD -80,59 -87,49 0,02 -0,02 0,05 -68,66
11 3,8 DEAD -80,59 59,09 0,02 -0,02 -0,03 -14,71
11 0,0 LIVE -53,32 -61,67 0,01 -0,02 0,00 -63,48
11 3,8 LIVE -53,32 33,31 0,01 -0,02 -0,02 -9,61
11 0,0 WY1 -84,88 -9,11 0,06 0,00 0,15 -4,40
11 3,8 WY1 -84,88 -9,11 0,06 0,00 -0,08 30,20
12 0,0 DEAD -76,33 -69,44 0,00 0,00 0,06 -14,66
12 3,6 DEAD -76,33 69,44 0,00 0,00 0,06 -14,66
12 0,0 LIVE -50,48 -44,95 0,00 0,00 0,04 -9,56
12 3,6 LIVE -50,48 45,05 0,00 0,00 0,05 -9,75
12 0,0 WY1 -80,38 -0,01 0,00 0,00 0,06 27,90
12 3,6 WY1 -80,38 -0,01 0,00 0,00 0,08 27,93
15 0,0 DEAD -102 -83,01 -0,03 -0,01 -0,13 -39,24
15 4,8 DEAD -102 102,30 -0,03 -0,01 0,03 -85,58
15 0,0 LIVE -67,5 -103,46 -0,05 0,01 -0,13 -58,44
15 4,8 LIVE -67,5 112,70 -0,05 0,01 0,09 -80,62
15 0,0 WY1 -107,43 -0,91 -0,05 -0,01 -0,23 -7,24
15 4,8 WY1 -107,43 -0,91 -0,05 -0,01 0,02 -2,88
21 0,0 DEAD -90,92 182,73 0,00 0,00 0,00 0,00
22 0,6 WY1 -238,76 180,52 21,42 0,00 -12,90 -108,66
22 0,0 DEAD -68,29 -197,82 2,82 -0,21 2,11 -222,14
22 1,3 DEAD -68,29 -87,40 2,82 -0,21 -1,65 -31,47
22 0,0 LIVE -45,24 -146,71 2,11 -0,23 1,60 -197,31
22 1,3 LIVE -45,24 -86,55 2,11 -0,23 -1,23 -41,38
22 0,0 WY1 -72,66 -167,12 10,22 -0,13 10,09 -130,13
24 1,3 WY1 -72,66 0,01 10,22 -0,13 -3,58 -18,42
24 0,0 DEAD -532,53 620,38 -0,03 0,00 0,00 0,00
24 0,3 DEAD -532,53 628,98 -0,03 0,00 0,01 -188,00
24 0,6 DEAD -532,53 637,58 -0,03 0,00 0,02 -378,59
24 0,0 LIVE -369,91 515,80 -0,32 0,00 0,00 0,00
24 0,3 LIVE -369,91 515,80 -0,32 0,00 0,10 -155,23
25 0,6 LIVE -369,91 515,80 -0,32 0,00 0,20 -310,47
25 0,0 WY1 -851,16 1070,18 -2,16 0,00 0,00 0,00
25 0,3 WY1 -851,16 1070,18 -2,16 0,00 0,65 -322,08
25 0,6 WY1 -851,16 1070,18 -2,16 0,00 1,30 -644,15
25 0,0 DEAD -665,49 -464,06 2,35 -0,04 1,52 -424,56
25 0,4 DEAD -665,49 -403,19 2,35 -0,04 0,47 -231,31
25 0,9 DEAD -665,49 -342,32 2,35 -0,04 -0,58 -65,19
25 1,3 DEAD -665,49 -281,45 2,35 -0,04 -1,62 73,81
25 0,0 LIVE -484,38 -291,25 1,78 0,01 1,09 -293,65
25 0,4 LIVE -484,38 -251,14 1,78 0,01 0,30 -172,79
25 0,9 LIVE -484,38 -211,04 1,78 0,01 -0,49 -69,80
25 1,3 LIVE -484,38 -170,93 1,78 0,01 -1,29 15,31

48
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

25 0,0 WY1 -626,38 -727,64 3,00 -0,08 1,87 -735,25


26 0,4 WY1 -626,38 -616,23 3,00 -0,08 0,54 -435,80
26 0,9 WY1 -626,38 -504,81 3,00 -0,08 -0,80 -186,00
26 1,3 WY1 -626,38 -393,40 3,00 -0,08 -2,14 14,15
26 0,0 DEAD -665,93 -205,04 0,22 -0,03 0,06 78,91
26 3,2 DEAD -665,93 229,31 0,22 -0,03 -0,64 40,32
26 0,0 LIVE -484,77 -146,89 -0,14 0,02 -0,28 17,72
26 3,2 LIVE -484,77 139,32 -0,14 0,02 0,17 29,75
26 0,0 WY1 -627,5 -392,15 0,62 -0,10 0,51 12,42
26 3,2 WY1 -627,5 402,87 0,62 -0,10 -1,46 -4,63
39 0,0 DEAD 16,98 -151,43 -0,36 0,04 -0,68 -43,82
39 3,6 DEAD 16,98 246,65 -0,36 0,04 0,61 -215,21
39 0,0 LIVE 2,31 10,63 -0,29 0,02 -0,52 2,72
39 3,6 LIVE 2,31 10,63 -0,29 0,02 0,52 -35,54
39 0,0 WY1 -15,63 -4,38 1,91 0,05 4,87 1,85
39 3,2 WY1 -15,63 -4,38 1,91 0,05 -1,13 15,65
39 3,6 WY1 -15,63 -4,38 1,91 0,05 -1,99 17,62
40 0,0 DEAD 19,72 -267,49 -0,24 0,15 -0,47 -255,59
40 0,5 DEAD 19,72 -217,72 -0,24 0,15 -0,36 -146,42
40 3,6 DEAD 19,72 130,60 -0,24 0,15 0,38 -9,20
40 0,0 LIVE 4,59 -28,52 -0,21 0,07 -0,41 -57,13
40 3,6 LIVE 4,59 -28,52 -0,21 0,07 0,35 45,55
40 0,0 WY1 -13,38 15,07 -0,06 0,02 -0,32 30,48
40 3,6 WY1 -13,38 15,07 -0,06 0,02 -0,11 -23,77
41 0,0 DEAD 29,26 -199,02 0,01 0,00 -0,02 -38,40
41 3,6 DEAD 29,26 199,07 0,01 0,00 -0,07 -38,50
41 0,0 LIVE 9,44 -4,49 -0,09 0,01 -0,17 30,78
41 3,6 LIVE 9,44 -4,49 -0,09 0,01 0,14 46,94
41 0,0 WY1 -16,44 0,60 0,16 0,00 0,41 -14,62
41 3,6 WY1 -16,44 0,60 0,16 0,00 -0,17 -16,76
42 0,0 DEAD 19,61 -130,39 0,28 -0,15 0,45 -9,03
42 3,6 DEAD 19,61 267,70 0,28 -0,15 -0,56 -256,19
42 0,0 LIVE 4,87 34,60 0,10 -0,08 0,11 60,21
42 3,6 LIVE 4,87 34,60 0,10 -0,08 -0,24 -64,34
42 0,0 WY1 -15,64 -12,67 0,73 -0,02 0,88 -21,09
42 3,6 WY1 -15,64 -12,67 0,73 -0,02 -1,74 24,52
43 0,0 DEAD 16,6 -246,86 0,32 -0,04 0,61 -215,78
43 3,6 DEAD 16,6 151,23 0,32 -0,04 -0,55 -43,65
43 0,0 LIVE 2,05 -12,17 0,10 -0,02 0,25 -40,44
43 3,6 LIVE 2,05 -12,17 0,10 -0,02 -0,10 3,38
43 0,0 WY1 -23,38 4,19 -2,88 -0,04 -2,53 15,04
43 3,6 WY1 -23,38 4,19 -2,88 -0,04 7,85 -0,04
47 0,0 DEAD 73,61 -4,39 -0,74 5,50 -1,52 29,20
47 3,6 DEAD 73,61 41,87 -0,74 5,50 1,14 -38,26
47 0,0 LIVE 48,44 16,91 -0,52 2,69 -1,10 43,56
47 3,6 LIVE 48,44 16,91 -0,52 2,69 0,79 -17,31
47 0,0 WY1 70,26 0,91 -1,50 13,64 -3,35 5,31
47 3,6 WY1 70,26 0,91 -1,50 13,64 2,04 2,02
48 0,0 DEAD 71,48 -34,53 -0,30 10,60 -0,54 -38,27

49
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

48 3,6 DEAD 71,48 11,73 -0,30 10,60 0,53 2,77


48 0,0 LIVE 46,52 -7,13 -0,14 5,09 -0,22 -17,31
48 3,6 LIVE 46,52 -7,13 -0,14 5,09 0,27 8,35
48 0,0 WY1 67,88 -0,33 -0,37 11,90 -0,61 2,04
48 3,6 WY1 67,88 -0,33 -0,37 11,90 0,72 3,24
52 0,0 DEAD -982,29 -259,08 0,12 -0,01 0,11 192,32
52 4,4 DEAD -982,29 341,15 0,12 -0,01 -0,43 11,98
52 0,0 LIVE -587,77 -181,72 0,08 -0,01 0,05 68,30
52 4,4 LIVE -587,77 213,78 0,08 -0,01 -0,28 -2,15
52 0,0 WY1 -1015,95 -586,16 0,11 -0,04 0,04 -180,12
52 4,4 WY1 -1015,95 512,46 0,11 -0,04 -0,44 -18,19
88 0,0 DEAD -2106,52 -5,84 28,78 0,00 0,00 0,00
88 1,8 DEAD -2065,44 -5,84 28,78 0,00 -50,37 10,22
88 3,5 DEAD -2024,37 -5,84 28,78 0,00 -100,74 20,44
88 0,0 LIVE -848,45 -3,12 16,93 0,00 0,00 0,00
88 1,8 LIVE -848,45 -3,12 16,93 0,00 -29,62 5,46
91 3,5 LIVE -848,45 -3,12 16,93 0,00 -59,24 10,93
91 0,0 WY1 849,41 0,96 14,49 0,00 0,00 0,00
91 1,8 WY1 849,41 0,96 14,49 0,00 -25,36 -1,68
91 3,5 WY1 849,41 0,96 14,49 0,00 -50,72 -3,36
91 0,0 DEAD -996,02 -3,72 11,31 0,00 0,00 0,00
91 1,8 DEAD -954,95 -3,72 11,31 0,00 -19,79 6,52
91 3,5 DEAD -913,88 -3,72 11,31 0,00 -39,57 13,04
91 0,0 LIVE -369,28 0,34 7,43 0,00 0,00 0,00
91 1,8 LIVE -369,28 0,34 7,43 0,00 -13,01 -0,60
93 3,5 LIVE -369,28 0,34 7,43 0,00 -26,02 -1,20
93 0,0 WY1 1138,05 -1,08 -5,41 0,00 0,00 0,00
93 1,8 WY1 1138,05 -1,08 -5,41 0,00 9,46 1,90
93 3,5 WY1 1138,05 -1,08 -5,41 0,00 18,92 3,79
93 0,0 DEAD -408,59 -6,21 -104,06 0,41 -54,66 -19,98
93 1,4 DEAD -376,33 -6,21 -104,06 0,41 88,41 -11,45
93 2,8 DEAD -344,06 -6,21 -104,06 0,41 231,49 -2,92
93 0,0 LIVE -2,25 -3,29 -97,46 -0,04 -76,01 -10,64
93 1,4 LIVE -2,25 -3,29 -97,46 -0,04 58,00 -6,11
94 2,8 LIVE -2,25 -3,29 -97,46 -0,04 192,01 -1,58
94 0,0 WY1 2627,78 3,88 237,31 2,24 40,34 9,42
94 1,4 WY1 2627,78 3,88 -106,44 2,24 -49,64 4,09
94 2,8 WY1 2627,78 3,88 -450,19 2,24 333,04 -1,24
94 0,0 DEAD 946,77 -8,98 10,72 0,14 232,53 -29,29
94 1,4 DEAD 979,04 -8,98 10,72 0,14 217,79 -16,94
94 2,8 DEAD 1011,31 -8,98 10,72 0,14 203,04 -4,59
94 0,0 LIVE 540,25 -4,53 -27,33 -0,18 79,36 -14,82
94 1,4 LIVE 540,25 -4,53 -27,33 -0,18 116,94 -8,59
95 2,8 LIVE 540,25 -4,53 -27,33 -0,18 154,53 -2,37
95 0,0 WY1 3044,31 3,00 114,80 3,11 -95,01 9,11
95 1,4 WY1 3044,31 3,00 -228,95 3,11 -16,54 4,99
95 2,8 WY1 3044,31 3,00 -572,70 3,11 534,59 0,87
95 0,0 DEAD 947,03 9,05 10,65 0,09 232,39 29,56
95 1,4 DEAD 979,3 9,05 10,65 0,09 217,74 17,12

50
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

95 2,8 DEAD 1011,57 9,05 10,65 0,09 203,09 4,67


95 0,0 LIVE 464,49 4,06 -16,73 -0,29 97,68 13,33
95 1,4 LIVE 464,49 4,06 -16,73 -0,29 120,68 7,74
98 2,8 LIVE 464,49 4,06 -16,73 -0,29 143,68 2,16
98 0,0 WY1 3046,14 -1,64 114,29 0,84 -96,11 -4,29
98 1,4 WY1 3046,14 -1,64 -229,46 0,84 -16,92 -2,04
98 2,8 WY1 3046,14 -1,64 -573,21 0,84 534,92 0,21
98 0,0 DEAD 822,47 -10,06 -0,27 -0,42 -1,02 -5,59
98 2,6 DEAD 829,89 2,14 -0,27 -0,42 -0,31 4,89
98 5,3 DEAD 837,32 14,33 -0,27 -0,42 0,41 -16,88
98 0,0 LIVE 600,84 1,46 0,11 0,07 0,35 3,35
98 2,6 LIVE 600,84 1,46 0,11 0,07 0,07 -0,50
99 5,3 LIVE 600,84 1,46 0,11 0,07 -0,21 -4,35
99 0,0 WY1 787,41 1,88 -0,65 -0,80 -2,35 5,12
99 2,6 WY1 787,41 1,88 -0,65 -0,80 -0,62 0,14
99 0,0 DEAD 1112,01 -12,60 -0,17 -0,42 -0,78 -7,30
99 3,2 DEAD 1119,44 2,88 -0,17 -0,42 -0,24 8,15
99 6,4 DEAD 1126,86 18,35 -0,17 -0,42 0,29 -25,58
99 0,0 LIVE 671,62 1,67 -0,11 -0,26 -0,50 5,20
99 3,2 LIVE 671,62 1,67 -0,11 -0,26 -0,14 -0,11
100 6,4 LIVE 671,62 1,67 -0,11 -0,26 0,22 -5,43
100 0,0 WY1 1158,12 2,63 -0,18 -0,36 -0,82 8,53
100 3,2 WY1 1158,12 2,63 -0,18 -0,36 -0,26 0,16
100 6,4 WY1 1158,12 2,63 -0,18 -0,36 0,29 -8,21
100 0,0 DEAD 1111,85 -12,60 0,17 0,42 0,79 -7,30
100 3,2 DEAD 1119,28 2,87 0,17 0,42 0,24 8,15
100 6,4 DEAD 1126,7 18,35 0,17 0,42 -0,31 -25,58
100 0,0 LIVE 676,94 1,69 0,12 0,27 0,53 5,28
100 3,2 LIVE 676,94 1,69 0,12 0,27 0,16 -0,08
101 6,4 LIVE 676,94 1,69 0,12 0,27 -0,21 -5,44
101 0,0 WY1 1156,83 2,63 0,24 0,41 0,97 8,52
101 3,2 WY1 1156,83 2,63 0,24 0,41 0,22 0,16
101 6,4 WY1 1156,83 2,63 0,24 0,41 -0,53 -8,20
101 0,0 DEAD 822,62 -10,06 0,28 0,42 1,03 -5,59
101 2,6 DEAD 830,04 2,14 0,28 0,42 0,30 4,89
101 5,3 DEAD 837,47 14,33 0,28 0,42 -0,43 -16,89
101 0,0 LIVE 604,86 1,44 -0,10 -0,07 -0,33 3,35
101 2,6 LIVE 604,86 1,44 -0,10 -0,07 -0,06 -0,46
117 5,3 LIVE 604,86 1,44 -0,10 -0,07 0,20 -4,26
117 0,0 WY1 788,68 1,89 0,78 0,86 2,58 5,13
117 2,6 WY1 788,68 1,89 0,78 0,86 0,51 0,13
117 5,3 WY1 788,68 1,89 0,78 0,86 -1,56 -4,87
117 0,0 DEAD 0,24 0,13 160,77 0,03 98,02 0,30
117 0,5 DEAD 0,24 0,13 120,91 0,03 34,65 0,24
117 3,6 DEAD 0,24 0,13 -158,11 0,03 93,24 -0,16
117 0,0 LIVE -6,76 -0,40 0,67 0,02 1,19 -0,60
117 3,6 LIVE -6,76 -0,40 0,67 0,02 -1,22 0,85
117 0,0 WY1 -150,2 -445,60 -0,46 -0,02 -0,80 -263,00
117 3,6 WY1 -150,2 454,40 -0,46 -0,02 0,84 -278,83

51
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

118 0,0 DEAD -2,19 0,23 159,43 0,00 95,83 0,24


118 3,6 DEAD -2,19 0,23 -159,45 0,00 95,85 -0,61
118 0,0 LIVE -5,85 -0,52 0,08 0,00 0,22 -1,01
118 3,6 LIVE -5,85 -0,52 0,08 0,00 -0,06 0,88
118 0,0 WY1 -113,24 -446,16 -0,12 0,00 -0,24 -261,87
118 3,6 WY1 -113,24 453,84 -0,12 0,00 0,19 -275,69
122 0,0 DEAD -84,5 -114,28 4,57 0,02 8,32 -79,52
122 3,6 DEAD -84,5 96,60 4,57 0,02 -8,13 -47,70
122 0,0 LIVE -41,98 -4,05 3,79 0,03 6,94 -7,39
122 3,6 LIVE -41,98 -4,05 3,79 0,03 -6,69 7,19
122 0,0 WY1 243,82 2,27 -6,67 -0,07 -12,00 3,71
122 3,6 WY1 243,82 2,27 -6,67 -0,07 12,03 -4,48
123 0,0 DEAD -86,47 -105,41 0,02 0,00 -0,11 -59,76
123 3,6 DEAD -86,47 105,48 0,02 0,00 -0,20 -59,88
123 0,0 LIVE -43,55 -0,71 2,50 0,03 4,42 0,45
123 3,6 LIVE -43,55 -0,71 2,50 0,03 -4,59 3,00
123 0,0 WY1 242,47 0,49 0,23 0,00 0,75 -0,29
123 3,6 WY1 242,47 0,49 0,23 0,00 -0,06 -2,05
128 0,0 DEAD -585,41 -2,44 17,08 -1,83 59,47 4,01
128 1,7 DEAD -546,69 -2,44 17,08 -1,83 31,29 8,05
128 3,3 DEAD -507,97 -2,44 17,08 -1,83 3,12 12,08
128 0,0 LIVE -438,25 -1,48 7,80 -4,16 9,58 1,85
128 1,7 LIVE -438,25 -1,48 7,80 -4,16 -3,29 4,30
133 3,3 LIVE -438,25 -1,48 7,80 -4,16 -16,16 6,75
133 0,0 WY1 13,15 0,74 780,73 3,95 1740,92 -1,77
133 1,7 WY1 13,15 0,74 368,23 3,95 793,03 -2,98
133 3,3 WY1 13,15 0,74 -44,27 3,95 525,77 -4,20
133 0,0 DEAD 3,12 -159,06 -5,76 -0,01 -3,15 -209,41
133 0,5 DEAD 3,12 -152,73 -5,76 -0,01 -0,46 -136,66
133 0,9 DEAD 3,12 -146,39 -5,76 -0,01 2,24 -66,86
133 1,4 DEAD 3,12 -140,05 -5,76 -0,01 4,93 -0,03
133 0,0 LIVE 0,81 -218,26 -6,45 -0,03 -3,21 -217,37
133 0,5 LIVE 0,81 -176,26 -6,45 -0,03 -0,20 -125,31
133 0,9 LIVE 0,81 -134,26 -6,45 -0,03 2,81 -52,86
133 1,4 LIVE 0,81 -92,26 -6,45 -0,03 5,82 0,00
133 0,0 WY1 -3,36 -354,14 7,33 0,03 4,33 -250,73
141 0,5 WY1 -3,36 -237,48 7,33 0,03 0,91 -112,68
141 0,9 WY1 -3,36 -120,81 7,33 0,03 -2,52 -29,08
141 1,4 WY1 -3,36 -4,14 7,33 0,03 -5,94 0,07
141 0,0 DEAD -9,41 -146,89 -5,29 -0,02 -3,05 -206,32
141 0,4 DEAD -9,41 -141,70 -5,29 -0,02 -1,02 -151,12
141 0,8 DEAD -9,41 -136,50 -5,29 -0,02 1,00 -97,92
141 1,1 DEAD -9,41 -131,31 -5,29 -0,02 3,03 -46,70
141 1,5 DEAD -9,41 -126,12 -5,29 -0,02 5,05 2,54
141 0,0 LIVE -5,71 -223,33 -6,54 -0,05 -3,73 -233,53
141 1,5 LIVE -5,71 -85,63 -6,54 -0,05 6,27 2,82
141 0,0 WY1 34,01 369,07 5,24 0,04 3,00 275,11
145 1,5 WY1 34,01 -13,43 5,24 0,04 -5,02 3,04
145 0,0 DEAD 55,53 -83,05 3,49 0,04 6,64 -71,01

52
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

145 3,6 DEAD 55,53 56,65 3,49 0,04 -6,00 -23,20


145 0,0 LIVE 41,79 -52,56 2,63 0,05 5,28 -52,61
145 3,6 LIVE 41,79 37,97 2,63 0,05 -4,23 -26,18
145 0,0 WY1 -287 13,21 -2,90 -0,09 -3,85 18,76
145 3,6 WY1 -287 13,21 -2,90 -0,09 6,63 -29,06
146 0,0 DEAD 60,12 -69,47 0,04 0,00 -0,95 -23,09
146 3,6 DEAD 60,12 69,41 0,04 0,00 -1,08 -22,99
146 0,0 LIVE 47,8 -47,66 1,41 0,05 2,03 -26,07
146 3,6 LIVE 47,8 42,34 1,41 0,05 -3,04 -16,49
146 0,0 WY1 -290,27 -0,22 0,22 0,00 1,61 -28,86
146 3,6 WY1 -290,27 -0,22 0,22 0,00 0,80 -28,06

53
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

5. OUTPUT FRAME ELEMENT STRESS RATIO

Dari output diatas tampak Frame element Stress Ratio maximum 0,604 < 0,95 OK

54
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

6. DEFLEKSI
DEAD LOAD

LIVE LOAD

Defleksi DL+LL=2,90+1,79 =4,69mm =1/936 L< L/300 OK

55
LAPORAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAP LT.3 & CANOPY MAIN ENTERANCE

7. PONDASI

TABLE:
Joint
Reactions
Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 DL+LL
Text Text Text Tonf Tonf Tonf Tonf
47 DEAD LinStatic 0,00 -0,01 1,00
47 LIVE LinStatic 0,00 -0,01 0,37 1,37
47 WY1 LinStatic 0,00 0,01 -1,14
47 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
48 DEAD LinStatic 0,01 -0,03 2,11
48 LIVE LinStatic 0,00 -0,02 0,85 2,96
48 WY1 LinStatic 0,00 -0,01 -0,85
48 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
54 DEAD LinStatic -0,01 -0,03 2,10
54 LIVE LinStatic 0,00 -0,02 0,96 3,06
54 WY1 LinStatic 0,00 -0,01 -0,87
54 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00
56 DEAD LinStatic 0,00 -0,01 1,05
56 LIVE LinStatic 0,00 -0,01 0,46 1,51
56 WY1 LinStatic 0,00 0,00 -0,71
56 WY2 LinStatic 0,00 0,00 0,00

Digunakan pondasi setempat 1,20x1,20m


Tegangan Tanah = 3,06/(1,2x1,2) =2,125 t/m2

Mmax=1/2*2,125*0,6^2= 0,382 tm
Tebal pondasi = 20cm
Tinggi efektif = 14cm
120 Mutu Beton K250
Mutu Besi 2400 kg/cm2
Ast req=2,35 cm2 dipasang D10-200
Ast act= 3,9cm2 OK

120

56

Anda mungkin juga menyukai