Anda di halaman 1dari 28

Metode Pelaksanaan Top Down

Stasiun MRT Underground dan


Pondasi Jalur MRT Elevated

By: Riska Ayu Febriyani


Pengertian Metode Top-down
Metode top-down adalah cara pelaksanaan
pembangunan gedung yang memulai
pembangunan dari atas ke bawah.
 Project Route Map

Phase-2

CP104~CP106
(Underground Section)

CP103

CP101~CP103
(Surface Section)

CP101 & CP102


(当社工区)
CP101 & CP102
(TWJO)
 Contractors
Section Package St. Distance
Station Contractor
(km) (km) No. (km + m)
CP101 --- Depot 0 km - 580
TOKYU-WIKA JO
(1.2 km) 1 Lebak Bulus 0 km + 345
CP102 2 Fatmawati 2 km + 350
Construction of TOKYU-WIKA JO
(4.7 km) 3 Cipete Raya 4 km + 180
Surface Section
4 Haji Nawi 5 km + 465
(9.8 km)
CP103 5 Blok A 6 km + 675
OBAYASHI-SHIMIZU-JAYA JO
(3.8 km) 6 Blok M 7 km + 940
7 Sisingamangaraja 8 km + 570
CP104 8 Senayan 10 km + 100
SHIMIZU-OBAYASHI-WIKA-JAYA JO
(1.8 km) 9 Istora 10 km + 930
Construction of CP105 10 Bendungan Hilir 12 km + 210
SHIMIZU-OBAYASHI-WIKA-JAYA JO
Underground Section (2.1 km) 11 Setiabudi 12 km + 780
(5.9 km) 12 Dukuh Atas 13 km + 915
CP106
13 Bunderan HI 14 km + 910 SMCC-HK JO
(2.0 km)
--- End Point 15 km + 123
Toyo, Mitsui, Kobelco yang
membentuk konsorsium
System, Track and
Power Sub-Station
CP107 --- --- --- dengan IKPT menjadi
Metro One Consortium
(MOC)
Rolling Stock
CP108 --- --- --- SUMITOMO CORPORATION
METODE KERJA

STASIUN UNDERGROUND
SECTION
Tahap Pembangunan Jalur Bawah Tanah:

1.Tahap Pra konstruksi


2.Tahap Konstruksi
1.Tahap Pra konstruksi
Terdiri dari :
Relokasi (Pengupasan jalur hijau)

 Relokasi Utilitas Bawah Tanah (Pipa gas, Pipa PDAM,


Kabel PLN, Kabel fiberoptik, Pipa air limbah)
 Relokasi Utilitas diatas tanah (gardu listrik, kabel PLN,
Menara kabel transportasi)
 Relokasi prasarana kota (halte bus regular, halte trans
Jakarta, JPO, lampu penerangan jalan umum)
 Pelebaran jalan terdiri dari pengupasan median jalan
dan sebagian jalur pejalan kaki. Kemudian dilakukan
rekayasa lalu lintas untuk meminimalkan kemacetan.
2. Tahap Konstruksi
Jalur dan Stasiun
Top Down
Terdiri dari beberapa tahap:
1. Pemasangan Diaphragm Wall atau disebut D-Wall
Pada bagian sisi terluar stasiun
D-Wall terdiri dari kerangka besi dan beton
D-Wall berfungsi : sebagai dinding penahan
sementara selama masa konstruksi dan dinding
permanen untuk struktur stasiun.
A. Metode Pelaksanaan D-Wall
a) Persiapan
Persiapan diperlukan agar pada pelaksanaan utama
diafragma wall dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga
waktu penyelesaian pekerjaan dapat sesuai jadwal dengan
kualitas yang baik.Beberapa hal berikut adalah yang menyangkut
kegiatan persiapan :
1. Marking area
2. Membuat guide line
3. Reinforcement steel
4. Peralatan terkait harus sudah tersedia dilapangan.
1. Marking area
2. Membuat guide line
yaitu menggali pada area marking dengan kedalaman
sekitar 100 cm dan memberikan perkuatan dengan beton
mutu rendah ( K125) dengan tebal 20 – 30 cm.
3. Reinforcement steel
Jika diafragma wall dilakukan metoda cor in situ,
atau menentukan tempat perletakan untuk pemakaian
precast sistem.
4. Peralatan terkait harus sudah tersedia dilapangan.
Metode Pelaksanaan D-Wall
B. Pelaksanaan
Seperti halnya pekerjaan dinding penahan pada umumnya
maka pekerjaan pertama adalah melakukan penggalian.
1. Penggalian dengan menggunakan mesin
2. Pekerjaan rangkaian pembesian( reinforcement steel cage )
3. Pekerjaan memasukkan rangkaian tulangan besi
(reinforcement steel cage)
4. Pekerjaan pengecoran in situ
1. Penggalian dengan menggunakan mesin
Guide Wall agar D-Wall presisi.
D-Wall berukuran tebal 1 m.
D-Wall kedalaman 20-31 m.
D-Wall lebar 5-6 m per panel.
Penggalian tanah pada konstruksi D-Wall menggunakan crawler crane yang
dilengkapi dengan hydraulic clamshell (capit hidrolik).
2. Pekerjaan rangkaian pembesian (reinforcement steel cage)
Pekerjaan rangkaian pembesian ini harus disiapkan secara simultan dengan penggalian,
sehingga saat galian sudah siap maka rangkaian pembesian juga sudah siap.
Model rangkaian tulangan adalah double reinforced ( tulangan rangkap ) yang berfungsi
menahan gaya geser dan momen lentur. Rangkaian pembesian ini pada sisi-sisi tebalnya
diberi end plate yang berfungsi untuk penyambungan antar diafragma wall.
3. Pekerjaan memasukkan rangkaian tulangan besi
(reinforcement steel cage)
Rangkaian tulangan besi (reinforcement) pada sisi yang nantinya
menjadi dinding dalam stasiun.
4. Pekerjaan pengecoran in situ
Melakukan pengecoran dengan metode tremi sampai selesai. Metode
pengecoran dengan menggunakan pipa tremi ini agar beton segar
tidak bercampur dengan tanah.
B. Pemasangan King Post
yaitu struktur sementara yang berfungsi sebagai penahan beban
sementara struktur slab. Pemasangan king post dilakukan dengan
membenamkan kolom baja ke dalam lubang bor yang telah dibuat
sebelumnya, lalu dicor.
C. Pemasangan Strut and Waler
Strut dan waler adalah rangkaian baja yang dipasang menopang D-Wall
agar tidak terjadi longsor. Setelah penggalian tanah selesai, dilanjutkan
dengan pengecoran beton bertulang untuk struktur roof slab
VIDEO D-WALL
1. SURFACE SECTION

2. UNDERGROUND SECTION
SPECIAL BRIDGE
Ilustrasi Special Bridge

BLOK M
PONDOK LABU

ILUSTRASI
SPECIAL BRIDGE
ELEVATED JAKARTA MASS RAPIT TRANSIT (MRT) CP 101 – CP 102

Jadwal Pekerjaan
Februari Maret
No Item Pekerjaan
W-1 W-2 W-3 W-4 W-1 W-2 W-3 W-4

1 Pembongkaran Median Jalan


Pembersihan area Bor Pile di Titik Kolom
2
(Chipping perkerasan Eksisting, dll)
3 Pelebaran Area Kerja 6m --> 8m

4 Pekerjaan Bor Pile


FP 20 CP 28
a. Mobilisasi Alat Bor Pile & Perlengkapan

b. Area FP 20 - FP 29

c. Area CP 28 - CP 19
ELEVATED JAKARTA MASS RAPIT TRANSIT (MRT) CP 101 – CP 102

Video Ilustrasi Metode Pekerjaan


ELEVATED JAKARTA MASS RAPIT TRANSIT (MRT) CP 101 – CP 102

Video Typical Struktur Viaduct


ELEVATED JAKARTA MASS RAPIT TRANSIT (MRT) CP 101 – CP 102

Tahapan Pekerjaan

Bor Pile Bor Pile Bor Pile Bor Pile Bor Pile Bor Pile
Pada FP 20 Pada FP 21 Pada FP 22 Pada FP 23 Pada FP 24 Pada FP 28

FP FP FP FP FP Bor Pile Menerus


Sampai FP 28
20 21 22 23 24
DEVELP &
IMPLEMENT
CONTROLS

Anda mungkin juga menyukai