Anda di halaman 1dari 9

1.

Kabel yang bisa dimasukan ke dalam closure GJS6001 yaitu


Pilih salah satu :
a. 216,24,84 core
b. 24,28,144 core
c. 12,144,216 core
d. 12,24,48 core

2. Pada troubleshoot Metro-E agar perangkat ….

3. Jika kondisi tanah bebatuan, maka metode galian yang paling sesuai yaitu
Pilih salah satu :
a. Boring manual/rojok
b. Hanging di tiang
c. Open cut
d. Boring dengan mesin

4. Panjang Shocked/Duct HDPE Biznet


Pilih salah satu :
a. 70cm
b. 10cm
c. 12cm
d. 30cm

5. Warna slack support untuk segmen innercity yaitu


Pilih salah satu:
a. Polos
b. Biru
c. Kuning
d. Hitam

6. Kegiatan OTDR periodik termasuk jenis dari


Pilih salah satu:
a. Preventive Maintenance
b. Scale Maintenance
c. Multi Maintenance
d. Running Maintenance

7. A fiber ….

8. Proses penggantian closure yang rusak termasuk dari


Pilih salah satu :
a. Preventive Maintenance
b. Scale Maintenance
c. Multi Maintenance
d. Running Maintenance

9. Grafik event layar CRT menampilkan indikasi sambungan dan bending,


display event tersebut yaitu
Pilih salah satu :
a. Reflective event
b. Non-Reflective event
c. Non-Refractive event
d. Refractive event
10. Pelaksanaan patroli antar segmen SPOP pada jalur rute kabel intercity termasuk
dari
Pilih salah satu:
a. Preventive Maintenance
b. Scale Maintenance
c. Multi Maintenance
d. Running Maintenance

11. Pada troubleshoot distribusi, jika hasil identifikasi output DP normal, input DP Not
OK, maka
a. Tim melakukan pengecekan dan otdr pada RK
b. Tim melakukan otdr kea rah customer
c. Tim melakukan penyambungan pada closure
d. Tim melakukan laser kea rah customer

12. Grafik event layar CRT menampilkan indikasi crack dan air gap, display
event tersebut yaitu
Pilih salah satu :
a. Refractive event
b. Non Refractive event
c. Reflective event
d. Non Reflective event

13. Agar OTDR dapat bekerja dengan baik harus dihindari lokasi sebagai
berikut, kecuali
Pilih salah satu:
a. Dihadapkan langsung ke matahari
b. OTDR malam hari
c. Daerah vibrasi yang kuat
d. Daerah gas reaktif

14. Pada pembangunan backbone setelah tahap pembuatan time frame selanjutnya
yaitu
Pilih salah satu:
a. Data survei
b. Metode kerja dan draft ijin
c. BOQ dan survei
d. Drum Plan

15. Setelah pembuatan kapasitas ducting, maka langkah selanjutnya adalah


Pilih salah satu :
a. Survei
b. Pembuatan as build plan
c. Mengukur jarak span
d. Penentuan budget

16. Peninggian HH yang tertimbun aspal termasuk


Pilih salah satu:
a. Preventive Maintenance
b. Scale Maintenance
c. Multi Maintenance
d. Running Maintenance
17. Pada penarikan kabel baik ducting ataupun aerial, pernyataan yang benar di
bawah ini
Pilih salah satu:
a. Penarikan kabel bisa dipercepat dengan bantuan tenaga mesin mobil
b. Penggelaran kabel membentuk huruf O
c. Penarikan kabel harus mengikuti FAT pabrik
d. Penarikan kabel dilakukan dengan kekuatan penuh supaya cepat

18. Dalam mengoperasikan OTDR, sebelum pengukuran perlu dilakukan pemilihan


dan pengetesan (setting) beberapa paramater meliputi
Pilih salah satu:
a. Wavelength
b. Average time
c. Frequency
d. Distance range

19. Perangkat support OTN pada BigPOP maupun SPOP Biznet yaitu
Pilih salah satu :
a. Cisco catalyst 26900
b. Ciena 6500
c. Linksys
d. NE Huawei 9000

20. Pengaplikasian alat pembersih fiber cleaner yang benar pada perangkat optik
untuk hasil pengukuran OTDR optimal yaitu:
Pilih salah satu :
a. Bersihkan connector OTDR, connector OTB, dan ujung patchcore sebelum
diunplug
b. Bersihkan langsung connector pada OTB setelah patchcore di unplug
c. Bersihkan connector OTDR, connector OTB, dan ujung patchcore 2 sisi
sebelum diunplug
d. Bersihkan connector OTDR, connector OTB, dan ujung patchcore
2 sisi sebelum diunplug, lalu ukur

==========================

21. Jelaskan proses lengkap pembangunan FO di jembatan dengan metode Hanging


Bridge !
- Panjang 12m-40m hanging single menggunakan T7 atau T9
- Panjang 50m-90m hanging double menggunakan T9
- Panjang >100m dst beton double
- Apabila tidak memungkinkan untuk dihanging dan digali di sisi dalam jembatan.
Maka solusinya ditempel dengan memakai siku (jika diijinkan PU). Jarak antar siku
(1-1,5m) dengan ketebalan besi siku 40-50mm.
- Letak penanaman minimal 3 meter dari jalur dan menjauhi dari bibir jalan raya.
- Pengecoran tiang hanging dengan kedalaman 30 cm ke dalam tanah dan ketinggian
10 cm dari permukaan tanah

22. Jelaskan 5 ketentuan pembangunan bagian Backbone ( Mainhole RK, dll )


Mainhole
- HH Backbone : 90x90, memuat closure GJS 6001 dan GJS 6011
- HH menggunakan beton
- Pada bagian tutup HH diberi label BIZNET (huruf kapital)
RK
- RK 144 (940x550x310 mm)
- RK 384 (1500x740x330 mm)
- RK 576 (1450x740x600 mm)
- RK 144 pole mounting & ground mounting

Jarak Antar HH ke HH
- 300 meter untuk area Jakarta
- 500 meter untuk area Bodetabek
- 1000 meter untuk luar Jabodetabek

Closure
- Closure yang digunakan untuk BB yaitu GJS 6011
- GJS 6011 memuat kabel 48, 96, 144, dan 216 core

Slack
- Infrastruktur aksesoris backbone aerial
- Warna slack backbone innercity : biru
- Warna slack backbone intercity : kuning

23. Jelaskan 5 ketentuan pembangunan bagian Distribus ( HH, Tiang, DP, dll )
HH
- HH Beton : 60x60cm, memuat closure GJS 6001 dan DP HTSC 135
- HH Portable GLB 1610 ( 40x50x46) cm : untuk penempatan DP
- HH Portable SLGB 1730 (55x85x61) cm : untuk penempatan DP dan Closure GJS
6001

Tiang
- Tiang 7 meter : untuk di jalan biasa
- Tiang 9 meter : untuk crossing jalan besar dan jalan kendaraan tinggi
- Tiang 12 meter (Tiang beton) : untuk crossing jembatan (hanging) dengan Panjang
> 100 m

DP
- HTSC 135 (ducting) : memuat splitter 1:8
- HTSC 136 (Aerial) : memuat splitter 1:16
- Sunsea 32 (Building) : memuat splitter 1:32
- Sunsea 64 (Building) : memuat splitter 1:64

Pedestal
- Kotak besi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan DP
- Panjang spare kabel 5 meter

24. Terdapat jaringan FTTH ducting OLT mengeluarkan power +3 dBm, jarak
( SPOP-RK ) & ( RK-DP ) masing-masing 9 km terdapat sambungan mechanical
splicer sebesar 2 Db sebanyak 4 sambungan di bagian akses. Berapa estimasi
power yang sampai di pelanggan ( Power Link Budget )?
- OLT : +3 dBm
- SPOP-RK = 9km x 0,37dBm = 3,33 dBm

- Input RK = 0,33 dBm,


- output splitter RK (1:8) = -10,33 dBm

- RK-DP = 9km x 0,37 dBm = 3,33 dBm


- Input Dp = -13,66 dBm
- Output splitter DP (1:8) = -23,66 dBm
- Sambungan mekanikal = 2 dBm x 4 = 8 dBm

- Power di pelanggan = -31,66 dBm

25. Terdapat jaringan FTTH aerial OLT mengeluarkan power -2 dBm, jarak SPOP-RK
2 km & RK-DP 9 km terdapat sambungan mechanical splicer sebesar 2dB sebanyak 1
sambungan di bagian akses. Berapa estimasi power yang sampai di pelaggan ( Power
Link Budget )?
- OLT : -2 dBm
- SPOP-RK = 2km x 0,37 dBm = 0,74 dBm

- Input RK = -2,74 dBm


- Output splitter Rk (1:4) = -9,74 dBm
- RK-DP = 9km x 0,37 dBm = 3,33 dBm

- Input DP = -13,07 dBm


- Output splitter DP (1:16) = -27,07 dBm
- Sambungan mechanical splicer 2dBm

- Power di pelanggan = -29,07 dBm

26. Jelaskan tentang prinsip kerja OTDR dan parameter apa saja yang dapat
diukur
Prinsip kerja OTDR
- OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser kedalam
sebuah Serat Optik.
- Sinyal balik yang berhasil diterima akan dikategorikan sebagai loss
- Waktu tempuh yang diperlukan akan digunakan dalam menghitung jarak.

Parameter yang diukur


- Jarak : Dalam hal ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
- Loss : Loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam
suatu link.
- Atenuasi / Redaman : Atenuasi dari serat dalam suatu link.
- Refleksi : Besar refleksi (return loss) dari suatu event.

27. Jelaskan tentang prinsip dasar PON METER dan bagaiman cara
mengoperasikan alat tersebut !
Prinsip PON Meter :
- PON Meter digunakan untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik
saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan.
- Redaman serat optic merupakan fungsi panjang gelombang.
Cara Pengoperasian PON Meter :
- Penggunaannya pengukuran harus dilakukan sesuai dengan panjang
gelombang, jenis konektor yang tepat pada perangkat transmisi

28. Sebutkan berbagai kondisi backbone yang harus dimaintenance! ( minimal


5)
- Kabel backbone berantakan
- Closure rusak/rapuh
- Datek tidak valid
- Label backbne badcore/bending
- Backbone tidak aman/plan relokasi PU (berada di area proyek PU, dll)
- Backbone temporary

29. Jelaskan tahapan troubleshooting Backbone kendala FTTH ( loss )!


Troubleshoot FTTH dari RK to SPOP
- Melakukan pengukuran OTDR ke arah SPOP, terlihat dari hasil pengukuran
terdapat event yang menyebabkan redaman besar sesuai hasil ukur
- Koordinasi ke dispatcher perihal datek (data teknis) infrastruktur FTTH kabel
backbone sesuai dengan daerah mana yang terkendala, untuk keperluan tracing titik
cut.
- Tim menuju lokasi/titik kordinat yang terindikasi cut. Tim langsung melakukan
perbaikan
- Langkah akhir tim melakukan pengecekan kembali di sisi RK untuk memastikan
hasil power input BB normal

30. Jelaskan tahapan troubleshooting Backbone kendala FTTH (redaman besar)!


Troubleshoot FTTH dari RK to SPOP
- Koordinasi ke NOC untuk disable power OLT atau ada tim yang stay di SPOP
untuk cabut pathcore di OTB agar tim lain bisa OTDR dri RK kearah SPOP,
terlihat dari hasil pengukuran terdapat titik cut di jarak sesuai hasil ukur
- Koordinasi ke dispatcher perihal datek (data teknis) infrastruktur FTTH kabel
backbone sesuai dengan daerah mana yang terkendala, untuk keperluan tracing
event yang menyebabkan redaman besar
- Tim menuju lokasi/titik kordinat yang terindikasi. Tim langsung melakukan
perbaikan
- Tim melakukan pengecekan kembali di sisi RK untuk memastikan hasil power
input BB normal

31. Jelaskan tahapan troubleshooting Distribusi Metro-E kendala ( down )!


- Pengecekan indikator power perangkat Metro – E, apabila kondisi power OFF
kendala ada pada kelistrikan atau UPS (Breaker down atau UPS failure)
- Apabila kondisi power ON dan indikator link SFP OFF 2 sisi indikasi kabel akses
gedung Cut.
- Pengecekan dilanjutkan dengan melakukan pengukuran (OTDR) kearah jalur BB,
terlihat dari hasil pengukuran terdapat titik cut di jarak sesuai hasil ukuran.
- Koordinasi ke Dipatcher perihal Datek (data teknis) infrastruktur akses gedung
sampai HH akses, sesuai daerah mana yang terkendala, untuk keperluan tracing
titik cut.
- Tim menuju lokasi yang terindikasi cut. Tim langsung melakukan perbaikan
dilokasi.
- koordinasi dengan Dispatcer dan TN untuk mengetahui status ring yang terkendala.

32. Jelaskan tahapan troubleshooting Distribusi Metro-E kendala ( halfring )!


Halfring Redaman Besar
- Tim melakukan pengecekan di perangkat Metro – E pada link modul salah satu
port SFP OFF
- Tim melakukan pengukuran dengan PON Meter apabila hasil ukur redaman besar.
(SFP rusak atau ada event bending / FO cut)
- Tim melakukan koordinasi dengan Tim TN untuk men-disable port SFP di sisi
gedung lawan yang terkendala, agar dapat dilakukan pengukuran dengan OTDR.
- Tim menuju lokasi yang terindikasi kendala dan langsung melakukan perbaikan
dilokasi. Apabila event bending tidak terlihat kasat mata tim melakukan perbaikan
dengan Optimalisasi.
Halfring Loss
- Tim melakukan pengukuran dengan PON Meter apabila hasil ukur Loss
- Tim melakukan pengukuran dengan OTDR. Apabila terlihat event dari hasil
pengukuran terdapat titik cut di jarak sesuai hasil ukuran.
- Koordinasi ke Dipatcher prihal Datek (data teknis) infrastruktur Metro - E sesuai
daerah mana yang terkendala, untuk keperluan tracing titik cut.
- Tim menuju lokasi yang terindikasi event cut dan langsung melakukan perbaikan
dilokasi. Apabila event cut tidak terlihat kasat mata tim melakukan perbaikan
dengan swap core

33. Sebutkan dan jelaskan langkah yang dilakukan dalam Running Maintenance
Backbone ( minimal 3 )!
- Perapihan Kabel Backbone arerial/duct yang menjuntai Menghalangi property
orang lain.
- Labeling.
- Penggantian Closure yang rapuh/rusak.
- Peninggian Handhole yang tertimbun aspal.

34. Sebutkan dan jelaskan langkah yang dilakukan dalam Preventive Maintenance
Backbone ( minimal 3 )!
- Relokasi HH akses beckbone agar tidak terlayer jalur pedestrian
- Pergantian/peremajaan kabel akses backbone, tergantung masa lifetime kabel
- Reroute jalur kabel akses backbone..apabila ada plan dr pihak dinas PU terkait
pembangunan yg akan dilakukan oleh dinas PU di jalur akses backbone
- pembangunan jalur kabel backbone baru untuk link backup

35. Anda Seorang dispatcher mendapatkan informasi dari tim Premiere Care
melalui tiket dari http://http://crmprd.biznetnetworks.com/ dengan kendala link
Dark Fiber Slow ( Plaza UOB Data Center <> Rack Bank UOB Cikarang ) info
dari customer UOB terjadi high latency. Analisa apa yang anda lakukan sebagai
seorang dispatcher untuk solusi dan penanganannya?
- Kirim 2 tim ke lokasi gangguan, untuk pengukuran power serta OTDR di dua sisi
antara UOB Data Center dan UOB Cikarang. pastikan terlebih dahulu power
keluaran SFP normal
- Setelah dilakukan pengukuran dengan hasil ukur power besar, Dispatcher melihat
history titik bending tersebut atau bisa melihat datek yang sudah ada.
- Tim datang ke lokasi untuk trace kabel tersebut
- Setelah diketahui titik bending, tim bisa melakukan splice ulang atau swap core
- Tim lapangan berkordinasi dengan Dispatcher untuk di lakukan pengecheckan
apakah link yang terdampak sudah kembali normal.

36. Anda Seorang dispatcher mendapatkan informasi dari tim Premiere Care
melaluui tiket dari http://http://crmprd.biznetnetworks.com/ dengan kendala
[Gamas] Down Bersamaan Saharjo-2 7/1. Tim NOD sudah melakukan
pengecekan di sisi SPOP saharjo dengan action pengukuran ke arah RK
Cawang, hasil pengukuran indikasi cut di jalur backbone di titik +/- 8,2 km
dari SPOP saharjo ke arah RK cawang. Analisa apa yang anda lakukan
sebagai sorang dispatcher untuk solusi dan penanganan?
- Melihat datek lokasi terkendala.
- Mengirim tim untuk datang kelokasi terkendala.
- Pengecekan oleh tim lapangan.
- Tim melakukan perbaikan splicing titik cut.
- Cek kembali PIU OLT Terkendala apakah sudah kembali normal.

37. Jelaskan proses lengkap pembangunan Backbone metode open cut!


- Apabila terdapat galian open cut di area tertentu, maka pengawas dari Biznet
- Jarak galian open cut dari badan jalan yaitu 1.5 - 2 m dan diharuskan galian lurus
- Pekerjaan open cut di kerjakan setelah ada pengetesan pekerjaan boring.
- Kedalaman galian open cut 100 cm diukur dari atas HDPE (subduct)
- bila kedalaman dari permukaan tanah 60-90 cm di cor (semen + pasir + split
dengan perbandingan 1:2:3 dan pengeras) dengan ketebalan 20 cm
- bila kedalaman30-50 cm di beri pelindung galvanis dan dicor dengan ketebalan 20
cm
- Bila kedalaman 30 cm maka diberi pelindung galvanis dan diangkur, serta cor full
ready mix.
- Apabila dalam proses pengerjaan galian open cut menemukan utilitas lain atau akar
melintang maka penanaman subduct di haruskan di bawah utilitas tersebut.
- Jika dalam proses pengerjaan galian open cut yang sepadan terdapat utilitas lain
yang bersinggungan dengan pengerjaan galian open cut maka harus di hindari.
- Pada waktu pengurukan pastikan subduct rata di dalam permukan tanah dan di
uruk 30 cm terlebih dahulu untuk diberikan warning tape dengan logo biznet,
setelah itu di uruk sepenuhnya.

38. Jelaskan proses lengkap pembangunan Backbone dengan metode


Rojok/Boring!
- Penentuan jarak jalur galian dari badan jalan 1.5 sampai 2 meter
- kedalaman galian diwajibkan 150 cm
- Ketika Pemasangan HDPE/Subduct dengan ukuran 40/34 mm dan warna biru
muda
- Jarak minimal Titik sambung (TS) subduct yaitu 50 meter
- Bila kondisi tanah berair (sumber) maka harus dikuras menggunakan pompa air
- Jika galian boring sudah mendekati jembatan (bss/hanging) galian harus Di
maksimalkan mepet ke dinding jembatan
- Jika boring perlintasan kereta api, menggunakan hdpe ukuran 32/28 warna hitam
dengan kedalaman 2m dan wajib di kasih roding dan di sambung (tidak ada ts).
- Apabila Boring Crosing, arah rojokan harus diagonal ( galian Pit diagonal
memotong jalan), Ini dilakukan agar sunduct langsam tidak membentuk L yang
mengakibatkan subduct patah / pipih sehingga akan menjadi kendala pada waktu
penarikan.
- Ketika pengurukan lubang pit, diharuskan material tanah terlebih dahulu dengan
ketebalan 30 cm, setelah itu diberi warning tape dan mengembalikan urukan sesuai
kondisi awal.

39. Jelaskan kendala-kendala pembangunan Backbone metode open cut! (


minimal 3 )
- Apabila galian tidak bisa spek maka dibuatkan BA (Berita Acara)
- Jika ada perlintasan pabrik dan jalan yang tidak bisa diganti open cut, rojok,
cutrack maka kita buat BSS di samping saluran dengan metode terlampir
- Jika terdapat lahan 300 m tidak bisa dirjok dan diharuskan KU terus 200m maka
lebih baik menggunakan KU semua agar mempermudah maintenance

40. Jelaskan kendala-kendala pembangunan Backbone dengan metode


Rojok/Boring! ( minimal 3)
- Apabila galian terdapat jalur kabel PLN
- Galian terdapat jalur saluran air
- Galian terdapat jalur SPBU
- Izin PU
- Kondisi tanah rawan longsor

Anda mungkin juga menyukai