I. PENDAHULUAN
1. Umum
Metode pelaksanaan merupakan suatu sistem rekayasa dimana sumber daya (material/bahan, peralatan,
teknologi, dana dan waktu, serta pekerja) dalam proses konstruksi disusun dan diorganisasikan dengan
baik membentuk urutan kegiatan dalam suatu kerangka logis menyeluruh untuk menghasilkan produk
konstruksi.
Berdasarkan pengertian itu ada tiga faktor memiliki keterkaitan kuat satu dan lainnya dan saling
mempengaruhi dalam sistem manajemen konstruksi. Faktor tersebut meliputi pembiayaan, waktu
konstruksi dan kualitas, yang memerlukan koordinasi dan pengendalian sistematis sebagai upaya
mewujudkan keterpaduan dan integritas keseluruhan dalam rangkaian pekerjaan yang rumit dan berlapis-
lapis serta sifat pekerjaan yang terurai, terbagi-bagi, terpisah-pisah sesuai karakteristik dan profesinya
sehingga dihasilkan suatu bangunan, karena itu diperlukan suatu Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
2. PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo Universitas Brawijaya berdasarkan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) tahapan pelaksanaan penyelenggara konstruksi sebagai berikut:
1) PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan rencana lokasi ini secara umum mencakup pekerjaan pembersihan awal
dan pembersihan akhir, termasuk menjaga keasrian dan kebersihan tempat kerja selama
kegiatan proyek berlangsung. Pembersihan awal dilakukan mengacu pada ketentuan Pasal 25
dan Pasal 27 BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar dilakukan pada areal rencana pekerjaan
dengan membersihkan rencana lokasi dari bekas bongkaran, sampah-sampah, pohon sampai
pada sistem perakaran dan sampah lain yang berpotensi dapat mengganggu proses
pengukuran dan pemasangan bouwplank serta keselamatan bangunan.
Pembersihan lokasi kerja dipandang secara luas termasuk juga memperhatikan keasrian selama
masa pelaksanaan pekerjaan fisik, sehingga pembersihan lokasi kerja dapat diartikan sebagai
upaya menjaga agar lokasi proyek tetap dalam kondisi rapi, bersih dan sehat untuk aktivitas
kerja sebagaimana ketentuan Pasal 7 BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar. Namun
demikian lingkup pekerjaan pembersihan lokasi kerja dalam pengertian teknis dihubungkan
dengan pekerjaan fisik untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouwplank.
Tenaga ukur yang menangani adalah regu juru ukur dibawah koordinasi seorang Tenaga
Ahli bersertifikat SKA Muda Geodesi yang telah berpengalaman khusus di bidang
pengukuran dan pemetaan.
Pemeriksaan hasil pengukuran
Seluruh hasil pengukuran diajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
Pemasangan bouwplank seiring dengan pekerjaan pengukuran. Bouwplank dari bahan
kayu/papan sesuai ketentuan analisa 1.4 menggunakan usuk kayu dan papan kayu klas III,
dipasang menerus keliling luar rencana site bangunan dengan jarak minimal 2,5 meter dari
garis bangunan terluar untuk pencegahan longsoran terhadap galian tanah pondasi, kecuali
ada bidang yang berbatasan langsung dengan tembok pembatas milik warga, akan
disesuaikan kondisi lapangan.
Permukaan atas kayu/papan bouwplank diserut rata dan terpasang waterpas dengan peil
lebih kurang +0.00. Kayu patok/tiang bouwplank dipakai usuk ukuran 5/7 cm, dipasang
dengan jarak minimal 2,5 meter pada masing-masing patok/tiang dan tertancap dengan
kuat dalam tanah. Pada papan bouwplank dicat terutama pada sumbu-sumbu dinding
dengan cat warna merah, tidak luntur atau dapat dengan paku. Penentuan sumbu-sumbu
dinding ini dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan ukuran yang benar-benar
tepat, siku dan sejajar satu sama lainnya. Penentuan peil lebih kurang +0.00 diambil atas
persetujuan Direksi berdasarkan keadaan lapangan. Setelah pemasangan kayu/papan
bouwplank selesai, kemudian diajukan untuk dilakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
Direksi sebelum memulai penggalian tanah pondasi.
Pengukuran lainnya pada pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo
Universitas Brawijaya dilaksanakan sesuai tahapan pekerjaan, melingkupii diantaranya:
Titik kolom bangunan dan pondasi.
Leveling lantai struktur, ring balok dan lain-lain.
Mengecek kebenaran kedudukan elemen konstruksi selama pengerjaan.
2) PEKERJAAN TANAH
a. Galian tanah
Galian tanah pada site rencana bangunan melingkupi pekerjaan galian untuk pekerjaan
pasangan pondasi batu belah dan galian pondasi setempat (foot plate), dilaksanakan
menggunakan tenaga manusia dengan alat gali sederhana seperti linggis, ganco, dan sekop.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah memperhatikan ketentuan Pasal 67 Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: PER 01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan dan ketentuan Bab X Surat
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP.174/MEN/86 dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi, terutama terhadap peil galian sampai kedalaman melebihi batas ukuran
tinggi pekerja. Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian diberikan pengaman dan
penunjang yang kuat terutama pada galian untuk pekerjaan pondasi footplate, septictank, dan
peresapan.Pekerjaan galian dilakukan setelah pemasangan dan penandaan ukuran pada
bouwplank selesai dilaksanakan dan dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai gambar yang
telah disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
Galian pondasi foot plate dilakukan terlebih dahulu menentukan lay out dan titik as
pondasi yang akan digali ditentukan dengan teliti. Galian pondasi foot plat dibersihkan dari
akar pohon ataupun sampah yang akan merusak konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan sampai mencapai tanah keras atau peil sesuai
gambar kerja.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat yang
direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk
penimbunan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Pengukuran elevasi hasil galian dilakukan setelah galian tanah diperkirakan telah
mencapai peil dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama dengan Direksi/wakil yang
ditunjuk Direksi untuk memastikan elevasi hasil galian benar-benar telah mencapai peil.
Setelah elevasi galian dipastikan mencapai peil dibuatkan berita acara mulai pasang, yang
dilampiri dengan data cek elevasi.
MULAI
PEMASANGAN
PATOK DAN BAWPLANK
TIDAK
CEK
YA
PENGGALIAN
TIDAK
CEK
SELESAI
b. Mengurug Kembali
Pemadatan bahan timbunan dilakukan dengan cara penyiraman air yang bersih dari zat-
zat yang dapat merusak bangunan sampai jenuh. Apabila dipandang perlu dan
memenuhi ruang, pemadatan urugan sisa galian dapat menggunakan alat pemadat
minimal hand stamper atau plat stamper (stamper kodok) termasuk urugan pasir
dibawah pondasi dan urugan pasir dibawah lantai sebagaimana dinyatakan pada
ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
c. Urugan Pasir Bawah Pondasi dan Lantai
Urugan pasir bawah pondasi dan lantai melingkupi urugan pasir pawah pondasi dan
lantai. Pelaksanaan pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Urugan pasir bawah pondasi
Urugan pasir bawah pondasi untuk pasangan Aanstamping (pasangan batu
kosong), dan lantai kerja, dilaksanakan setelah galian pondasi telah mencapai tanah
keras atau peil serta mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
Tebal urugan pasir dibawah pondasi disesuaikan dengan gambar kerja yaitu 10 cm.
Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar atau menurut petunjuk dan persetujuan Direksi.
b) Urugan pasir bawah lantai
Urugan pasir bawah lantai untuk pelaksanaan pemasangan lantai keramik bangunan
setelah pekerjaan urugan tanah dalam bangunan atau urugan tanah peninggi lantai telah
mencapai peil dan kepadatannya mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
Tebal urugan pasir bawah lantai 10 cm atau disesuaikan dengan gambar kerja.
Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis atau
menurut petunjuk dan persetujuan Direksi. Pasir urug yang digunakan disaring terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan memiliki ukuran yang homogen kemudian
dilakukan penyiraman sampai jenuh agar diperoleh kepadatan sesuai yang diharapkan
menurut spesifikasi teknik dan gambar kerja. Pemadatan dengan penyiraman diselingi
dengan pamadatan menggunakan hand stamper/plate stamper.
Urugan dan pemadatan dilakukan sampai memenuhi kepadatan serta peil menurut
spesifikasi teknis dan gambar dan mendapat persetujuan Direksi/wakil Direksi.
c) Urugan tanah peninggi lantai
Pekerjaan urugan tanah peninggi lantai atau urugan tanah dalam bangunan dilakukan
setelah pasangan pondasi selesai dikerjakan. Tanah urug yang dipakai sebagai bahan
timbunan bersih dari kotoran-kotoran organik yang dapat menyebabkan rusaknya
bangunan. Ketebalan lapisan urugan tanah sesuai gambar dilakukan setiap lapis, kemudian
dipadatkan dengan cara menyirami dengan air bersih sampai jenuh disertai proses
pemadatan menggunakan alat hand stamper atau stamper plat sampai mencapai nilai
kepadatan yang sempurna.