Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan Pos Jaga Di Lab.

Ngijo Universitas Brawijaya

II. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Pekerjaan pasangan dan plesteran pada diawali pelaksanaannya setelah galian tanah pondasi batu belah
mendapat persetujuan dan tidak ada lagi koreksi dari Direksi/Wakil Direksi/Konsultas Pengawas. Pekerjaan
pasangan dan plesteran disesuaikan dengan lantai bangunan sebagai berikut:
a) Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan pasangan batu kosong (aanstaming) setelah urugan pasir dibawah pondasi diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi. Dimensi dari pasangan batu kosong dibuat sesuai
dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Batu yang digunakan
memenuhi persyaratan mutu baik, keras, tidak cacat atau retak, tidak berpori besar, dan bebas dari
lumpur atau memperhatikan ketentuan persyaratan material batu menurut spesifikasi teknis dan
gambar. Alat bantu/peralatan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kosong
adalah kereta dorong. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal kerja.
b) Pasangan Pondasi Batu Belah 1PC : 5PS
Pondasi adalah struktur perantara, yang memiliki fungsi meneruskan beban bangunan diatasnya
(termasuk berat sendiri) kepada tanah tempat pondasi tersebut berpijak, tanpa mengakibatkan
kerusakan tanah atau tanpa mengakibatkan terjadinya penurunan bangunan di luar batas toleransi.
Pada pekerjaan Pembangunan Asrama Pemuda/Pelajar di Malang, pekerjaan pondasi dibedakan
berdasarkan bahan yang digunakan yaitu pondasi batu belah dan pondasi plat beton (diuraikan pada
pekerjaan beton).
Pekerjaan pasangan pondasi batu belah dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah dan pasangan
batu kosong selesai dan mendapat persetujuan Direksi. Urutan dan tata cara pelaksanaan:
i. pelaksanaan pekerjaan setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dikerjakan dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
ii. sebelum pelaksanaan pasangan pondasi batu belah, terlebih dahulu dibuat profil dari benang
sebagai panduan bagi tukang batu dalam melaksanakan pekerjaannya.
iii. campuran pasangan pondasi batu belah menggunakan mortal dengan spesi 1 pc : 5 ps sesuai
dengan keterangan gambar rencana dengan dimensi / elevasi pasangan sesuai gambar kerja
yang telah disetujui Direksi/Pengawas.
iv. bahan yang digunakan batu kali/gunung dan pasir pasang yang didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan dengan menggunakan dump truck, sedangkan untuk portland cement (PC)
menggunakan semen merk Gresik atau semen lainya menurut ketentuan pada BAB XII
Spesifikasi Teknis dan Gambar dengan daya pengikat awal cepat, yang dibeli dari distributor.
v. peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa capang, pacul, sekop, bak
pencampur, kereta dorong, ember untuk mengambil air dari tempat penampungan air, dan
concrete mixer untuk pencampuran mortal.

CV. ARWANE PUTRA


Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo Universitas Brawijaya

vi. waktu pelaksanaan pekerjaan pondasi mengikuti jadwal kerja pelaksanaan pekerjaan pondasi
batu belah.
vii. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi batu belah disediakan tempat dudukan untuk pengecoran
kaki kolom praktis, yang nantinya diintal/dirangkai menyatu dengan sloof 15/15
c) Pasangan Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS
Pasangan trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps dilaksanakan untuk pasangan bata trasram setinggi 20
cm keliling bangunan dan 150 cm pada bangunan KM/WC. Sebelum pasangan bata trasram
dilakukan, bata disiram (dibasahi) lebih dahulu hingga jenuh agar tidak menyerap/mengurangi kadar
air dari mortal/adukan pasangan.
Pekerjaan pasangan dinding ½ bata trasram dilakukan di atas lapisan adukan mortal dan diketok ke
tempatnya hingga kuat meneruskan sloof 15/20. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan campuran
spesi 1pc : 3ps. Pasangan bata trasram sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan dengan
dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja yang telah mendapat persetujuan Direksi.
d) Pasangan Dinding ½ Bata 1PC : 5PS
Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dilakukan di atas lapisan adukan mortal dan diketok ke
tempatnya hingga kuat meneruskan pasangan bata trasram. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan
campuran spesi 1pc : 5psr. Pasangan bata sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan dengan
dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja yang telah mendapat persetujuan Direksi. Bahan yang
digunakan berupa batu bata bermutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak
serta mempunyai ukuran uniform. Pasir didatangkan menggunakan dump truck atau pick up, batu
bata didatangkan menggunakan truck pelat atau pick up, sedangkan untuk portland cement (PC)
menggunakan semen dengan daya pengikat awal cepat, yang dibeli dari distributor. Cara
pemasangan dinding bata merah dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Dibuat marking pada kolom sebagai tanda ‘’as’’ dari dinding.
 Bata yang akan dipasang dibasahi (disiram) lebih dahulu agar tidak menyerap/mengurangi kadar
air dari spesi/adukan pasangan.
 Bata dipasang selang seling, dimulai dari kolom struktural, agar tidak membentuk siar tegak yang
menerus, untuk mencegah keretakan dinding.

Gambar 2. Pasir pasang dan bata merah yang digunakan

CV. ARWANE PUTRA


Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo Universitas Brawijaya

 Setiap tinggi bata kurang lebih 100 cm atau lebih kurang 20 lapis, pasangan dinding dihentikan.
Selama proses pemasangan bata, vertikalitas dan kelurusan selalu dikontrol dengan
waterpass atau profil benang.
 Pasangan bata dihentikan pada elevasi dasar balok untuk memberi kesempatan pengecoran.
 Khusus untuk kolom yang bersifat struktural, dicor lebih dulu, baru pemasangan bata. Dalam hal
ini, untuk menjamin hubungan antara kolom dan dinding disediakan besi stek yang tertanam
dalam kolom setiap jarak 75-80 cm pada ’’as’’ pasangan dinding bata.
 Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa cepang, pacul, sekop, bak
pencampur, ember wadah mortal, ember untuk mengambil air dari tangki penampung air, dan
concrete mixer (molen) untuk pencampuran mortar.
 Waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok bata sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom praktis dihentikan setelah bata mencapai
ketinggian 20 lapis atau 1 meter, kemudian terhadap kolom praktis dilakukan pengecoran setelah
sebelumnya disiapkan bekisting kolom praktis dari bahan kayu papan 2/20, yang dipasang mengapit
pasangan dinding bata pada sisi dinding bata menerus sloof 15/20 dengan pengaku bekisting dari
kawat bendrat dan bekisting kolom praktis pada persinggungan pasangan dinding bata serta
pengecoran kolom praktis yang bersinggungan dengan kusen. Pasangan dinding bata dilanjutkan
setelah bekisting kolom praktis dilepas minimal satu hari setelah dilakukan pengecoran.
e) Plesteran Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS
Seluruh siar dinding ½ bata trasram dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat cekungan untuk
mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran dinding maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis
atau menurut gambar kerja. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih
dahulu sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran. Langkah
pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat profil membentuk bidang
dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi. Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk
memudahkan kontrol dalam hal mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata. Selain
membuat profil sebelum pekerjaan plesteran juga membuat kepalan, yaitu plesteran selebar kurang
lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin agar plesteran dapat rata, vertikal, dan horizontal, serta siku
pada pojok-pojoknya. Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang berlebihan. Plesteran
dimulai pelaksanaanya setelah kepalan berumur kurang lebih satu hari. Setelah plesteran setengah
kering, maka plesteran diratakan dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel
pada kepalan yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataanya, vertikallitasnya dengan

CV. ARWANE PUTRA


Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo Universitas Brawijaya

menggunakan unting-unting. Plesteran transsram menggunakan campuran spesi sesuai Spesifikasi


Teknis 1Pc : 2Ps.
f) Plesteran Dinding ½ Bata 1PC : 5PS
Seluruh siar dinding bata dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat cekungan untuk mendapatkan
perekatan plester. Tebal plesteran dinding maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis atau menurut
gambar kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dahulu sampai merata agar tidak
menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah membuat profil membentuk
bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai petunjuk Direksi. Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk
memudahkan kontrol dalam hal mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang sama rata.
Selain membuat profil benangan sebelum pekerjaan plesteran juga membuat kepalan, yaitu plesteran
selebar kurang lebih 3 cm (kepalan) untuk menjamin agar plesteran dapat rata, vertikal, dan
horizontal, serta siku pada pojok-pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal plester), kurang lebih 5
sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya
setelah kepalan berumur kurang lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka plesteran
diratakan dengan menggunakan jidar aluminium, yang dijalankan menempel pada kepalan yang ada.
Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataan dan vertikallitasnya dengan menggunakan unting-
unting.
Plesteran beton mengikuti keterangan pada gambar rencana atau spesifikasi teknis. Beton yang akan
diplester dibersihkan terlebih dahulu dari benda-benda yang melekat lalu disiram air dan dibilas
dengan air semen sesuai bidang yang akan diplester kemudian pekerjaan plesteran dilakukan
menggunakan campuran mortal 1 PC : 3 Psr.
g) Acian
Pekerjaan acian pada dinding ½ bata merupakan langkah akhir dari rangkaian pekerjaan dinding,
dimulai dari pemasangan dinding ½ batu, kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri dengan acian.
Pelaksanaan acian dinding tembok dapat dijelas sebagai berikut:
 persiapan bahan dan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen atau
stereofom dan lain-lainnya sesuai kebutuhan.

 menyiapkan tempat penampungan air bisa berupa ember cor, ember bekas cat atau tempat lain
yang dapat digunakan untuk menampung air acian.

 menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya
dinding tidak menyerap air semen.

CV. ARWANE PUTRA


Pembuatan Pos Jaga Di Lab. Ngijo Universitas Brawijaya

 pelan-pelan menaburkan bubuk semen menurut petunjuk Direksi atau dengan perbandingan 1 :
1 ke dalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen
menggumpal dan cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk acian dinding.

 melaburkan bahan acian campuran semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan alat cetok.

 menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.

 diusahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering dengan cara menyiram air karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.

 pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk melanjutkan ke
pekerjaan pengecatan.

h) Plesteran Siar 1PC : 2 PS


Sebelum pekerjaan siar dimulai, sambungan-sambungan dari semua permukaan pasangan batu
belah digaruk atau dipahat untuk penembokan batu yang sudah lama terpasang. Permukaan
dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi air. Setelah langkah tersebut barulah spesi di pasang
diawali dengan pemberian pelet semen untuk perekat. Spesi untuk semua pekerjaan siaran sesuai
dengan spesifikasi teknis atau seperti ditetapkan lain oleh Direksi, terdiri dari 1 (satu) bagian semen
Portland dan 2 (dua) bagian pasir serta air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang sesuai
untuk penggunaan pada pekerjaan siaran.
Semua pasangan batu siar dirawat dengan air (curring) dan dalam proses perawatannya pasangan-
pasangan batu dijaga agar tetap basah paling tidak sampai 14 hari atau dengan cara lain yang dapat
diterima menurut persetujuan Direksi.
Pasir yang digunakan untuk pekerjaan siar ‘’mata sapi’’ adalah pasir pilihan yang bersumber dari
quary di lokasi setempat atau pasir yang mempunyai gradasi yang baik untuk menghasilkan adukan
siaran yang baik untuk pekerjaan siaran. Air untuk campuran adukan plesteran bersumber dari
sistem fasilitas sementara penyediaan air yang tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan
konstruki proyek ini untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air di lokasi pekerjaan.

CV. ARWANE PUTRA

Anda mungkin juga menyukai