BAB 1
PEKERJAAN STRUKTUR
1.1.8 Dokumentasi
Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat
foto yang menunjukan kemajuan pekerjaan :
a. Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
c. Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
d. Keadaan lapangan tiap-tiap minggu/bulan
e. Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.
f. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan foto
boleh menggunakan foto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan
Pengawas/MK
g. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan dan dilakukan sampai penyerahan pertama.
1.1.9 Pekerjaan Pembersihan
Yang dimaksud pekerjaan pembersihan adalah :
a. Membersihan sampah, kotoran, puing-puing bekas bongkaran (apabila ada bongkaran)
b. Membersihkan sampah, kotoran, tanaman hidup yang ada di seluruh bagian bangunan dan
pada bak penampung air hujan, teras, dinding dan di talang atap.
c. Pembersihan dilakukan terus menerus sehingga tidak ada lagi sampah, kotoran-kotoran, dan
abu.
d. Pembersihan dengan bahan kimia tentu harus diuji cobakan terlebih dahulu sebelum
dipergunakan.
1.2.7 Pengurugan
1.2.11 Pemadatan
1.2.14 Pemeliharaan
Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan tanah yang ada dan
bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul- tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan
harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut
di atas.
1.3.2 Bahan
Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih,
tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Baik batu gunung maupun batu kali dapat digunakan.
1.3.3 Adukan
Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah, pondasi dan pekerjaan batu kali lainya
dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4 pasir.
1.3.4 Pelaksanaan
Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus dibuat/digelar aanstamping batu kali.
1.3.5 Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas
harus dilindungi.
1.4.3 Bahan-bahan
Harus menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete). Proses dilaksanakan
dengan mesin Batching Plant Fully Automatic Computerized System dengan Printer memory.
a. Agregat Beton
Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wet
System Stone Crusher.
Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.
Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan.
Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
b. Agregat Kasar
c. Agregat Halus
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir Galunggung
Tasikmalaya, Bangka atau tampat lain.
Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi yang merusak
beton.
Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 %.
Pasir laut tidak boleh digunkan untuk beton.
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.
Gradasi
Saringan Ukuran % lewat Saringan
3/8” 9,5 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0.074 mm 0–5
d. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton.
e. Pembesian/Penulangan
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran masing-masing.
Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang (deformed bars) harus sesuai
dengan persyaratandalam NI-2 Bab 3.7 yang dinyatakan sebagai U-24 dan U-39 seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar dengan persyaratan sebagai berikut :
U-24 untuk d.
U-39 untuk D atau > 13 mm.
U-50 untuk Wire Mesh.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi,
atau dengan bahan cairan sejenis"Vikaoxy Off" yang disetujui MK.
MK/perencana berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan ditempat yang dianggap
perlu sampai maksimum 5 % dari tulangan yang ada ditempat tersebut, meski tidak tertera
dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.
f. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI – 2 Bab. 3.7
g. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab. 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan pada
laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui MK dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
h. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300 R
1.4.4 Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed design yang
dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut ditentukan oleh MK, "Deviasi Standard" yang akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton
i. Memberitahukan MK/perencana selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran
beton dilaksanakan.
ii. Persetujuan MK/perencana untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan daN pemasangan besi serta bukti bahwa kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.
iii. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
iv. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute & sebagainya,
harus mendapat persetujuan MK/ perencana.
v. Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
vi. Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan
yang baru dituang.
vii. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami"initialset" atau
yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
viii. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan
baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
ix. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan partikel-
b. Pemadatan Beton
i. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
ii. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate).
Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan
diterima.
iii. Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
iv. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
ferfrekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
v. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.
d. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu B0 yang digunakan harus dari campuran 1 : 3 : 5 dipasang pada
tempat tempat yang ditunjukkan dalam gambar dimana dibawahnya terlebih dahulu harus
diberikan pasir padat 10 cm.
Slump
Jenis Konstruksi
Max ( mm ) (mm) Min.
Kaki dan Dinding Pondasi 125 50
Pelat, balok dan dinding 150 75
Kolom 150 75
Pelat diatas tanah 125 50
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga tersebut diatas
dapat dinaikkan sebesar 50 % , tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150 mm.
i. Pemeriksaaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk
meyakinkan penilaian terhadap kwalitas beton yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI
1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
BAB 2
PEKERJAAN ARSITEKTUR
b. Persyaratan Bahan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.
2. 2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk campuran 1pc :
5 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
3. 3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 20
cm diatas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi minimal 200 cm untuk daerah
shower dan minimal 180 cm untuk daerah yang lain diatas permukan lantai setempat dan
untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan
batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.
4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
5. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
6. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-
siar dibersihkan.
7. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu
yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan kolom ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3
(tiga) meter.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui MK
serta memenuhi NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.-Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang
benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui
ayakan 1,6- 2,0 mm.
b. Persyaratan Bahan
1. Jenis : Keramik buatan dalam negeri, merk Roman atau merk lain yang
setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Warna : a. Menggunakan warna putih.
b. Warna yang ditentukan harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
4. Finishing : Berglazuur (untuk dinding)
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola keramik
yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat seperti
yang telah disyaratkan.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar-benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Direksi Pengawas/MK, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau
hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-
303 dan NZS-3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2)
PUBI 1982 dan (NI- 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari
Jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu hasil produk yang
disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 SII 0013-8± dan
ASTM C150-78A.
2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS
3121/1974.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam NI-2,
NI-8 dan PUBI 1982.
b. Persyaratan Bahan
1. Jenis : Untuk semua lantai menggunakan keramik homogeneous ukuran
40x40 cm polished/un polished dan ukuran 40x40 cm polished
design sesuai gambar dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
Untuk toilet menggunakan keramik lokal 20X20 ex. Roman atau yang
setara dan disetujuai Direksi Pengawas/MK.
2. Warna : a. Akan ditentukan kemudian.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam.
3. Ketebalan : Minimum 7 mm.
4. Finishing : Permukaan ditentukan kemudian, berglazur atau mat
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. Mutu : Tingkat I (satu)
7. Ukuran :
a. Ukuran 40 x 40 cm (jenis homogenous tile), mutu heavy duty, dipasang sebagai
finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar. Pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
b. Ukuran 20 x 20 cm (jenis single firing, anti slip), mutu heavy duty, dipasang sebagai
finishing lantai pada ruang toilet serta seluruh detail yang ditunjuk/disebutkan dalam
gambar.
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout.
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
b. Persyaratan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi Pengawas.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun yang
tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini di hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' di
lengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari
ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
5. Perlengkapan daun pintu :
i. Engsel ( butt hinges ) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan 2 x 3
buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum di pasang 2 buah setiap
daunnya, menggunakan engsel merk Cisa, type/serie SEL 0007 US32D, atau merk
lain yang setara atau ditentukan lain dan disetujui Direksi Pengawas/MK.
ii. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
dengan bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila di anggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta mengadakan tes- tes
laboratorium yang di lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah
dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
6. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
8. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, di atur sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
9. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari
merk dan type seperti yang telah di syaratkan, dipasang dengan baik pada lantai
dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.
10. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama.
11. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
12. Posisi 'lock' dan 'latch' harus di ajukan oleh kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Persyaratan Bahan
1. Gypsum Board : Produk ex Jaya Board atau setara, tebal 9 mm. Untuk daerah
toilet dan plafond ruang luar digunakan Calsiumboard ex. Jaya
Board, tebal 9 mm.
2. Rangka : Semua rangka, material penggantung dan pengikat terbuat dari
besi hollow dengan ukuran 40/40 (rangka utama) 40x20 (rangak
pembagi).
3. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan gambar Interior/Arsitektur.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82
pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.
c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK.
2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-
langit harus sudah terpasang dengan sempurna
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
b. Persyaratan Bahan
1. Toilet kamar mandi utama menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dan
disetujui oleh Direksi Pengawas/MK.
2. Toilet kamar mandi anak menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dan
disetujui oleh Direksi Pengawas/MK.
3. Type dan jenis lihat tabel
4. Toilet tamu menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dan disetujui oleh
Direksi Pengawas/MK.
5. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
di setujui harus di ganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus di setujui
Direksi Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi
Pengawas/MK.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. 6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan
lancar dipergunakannya.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal, merk Dulux atau merk lain yang
setara dan semen portland yang baik.
2. Cat jenis Weathershield untuk exterior ex. ICI atau setara
3. Cat Vinyl Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam ex. ICI atau
setara
4. Warna : Akan ditentukan kemudian.
5. Pengencer : Air bersih 20 %.
6. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
7. Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di
serahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK/Konsultan
Perencana.
2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh
kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapat persetujuan.
3. Semua bidang dinding, kecuali bagian yang diexpose, dilapis cat dasar dengan
menggunakan alkali resistance dengan baik.
4. Bidang pengecatan siap di cat setelah dinding betul betul kering dan acian/plesteran
tidak retak-retak kemudian diberi cat dasar terlebih dahulu dan telah disetujui Direksi
Pengawas/MK.
5. Untuk permukaan, dinding exterior dicat dengan menggunakan cat weather shield sesuai
dengan gambar dan persetujuan MK.
6. 6. Sebelum pengecatan di lakukan , Kontraktor di wajibkan membuat contoh-contoh
warna, untuk disetujui Direksi Pengawas/MK.
b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan dasar : jenis emulsion ex. ICI atau setara, dikerjakan dengan roller.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan dan memenuhi persyarat an pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan sebelum dipergunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
2. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik yang bersangkutan dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi Pengawas/MK.
3. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan
pecah-pecah).
4. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
5. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
6. Bagian-bagian yang disyaratkan sebelum dilakukan pengecatan awal/dasar,harus ditutup
dengan bahan cello tape khusus, hingga hasilnya baik tidak retak-retak.
b. Persyaratan Bahan
1. Untuk Kamar Mandi/WC, atap dak beton, kolam ikan, kolam penampungan air hujan dan
ground tank.
2. Bahan menggunakan jenis coating merk ABC atau produk lain yang setara atau disetujui
Direksi Pengawas/MK.
3. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat, elastis
dan tahan ultra violet. Warna susuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
4. Standar bahan dan pemasangan sesuai yang ditentukan oleh pabrik dan memenuhi
ASTM–USA, DIN, BS, SF, dan JIS.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum di pasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai dengan brosur/spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.
3. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan tes-tes
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan bahan.
4. Jumlah contoh untuk masing-masing jenis tes akan ditentukan kemudian. Seluruh biaya
tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Bahan langsung dikerjakan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah
memenuhi persyaratan .
6. Pelapisan bahan sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Semua
peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
7. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh)
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
8. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum
atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.
b. Persyaratan Bahan
1. Genteng yang digunakan adalah genteng multiroof berkwalitas baik sehingga akan
menghasilkan pekerjaan yang rapih baik.
2. Cat rangka atap besi dengan Zink Cromate ex ICI atau setara.
3. Pasang lapisan allumunium foil dipasang diatas plat grc tebal 4 mm kwalitas baik. Sebelum
dipasang reng.
4. List Plank kayu menggunakan kayu kamper samarinda klas 1, semua ukuran dan bentuk
list plank kayu harus disesuaikan dengan gambar detail.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakannya dengan
hati-hati, mengadakan pengetesan pada material atau bahan eksisting, terutama pada
kekuatan, sifat bahan dan jenis bahan.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat metoda
pelaksanaan pekerjaan, yang diserahkan dan mendapat persetujuan dari pengawas/MK.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara dan detail pemasangan
dan dilaksanakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam bidang pekerjaannya.
4. Setelah selesai melaksanakan satu pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan
pengetesan terhadap fungsi atap dan talang, yang dituangkan dalam Berita Acara dan
disetujui oleh Konsultan pengawas/MK bahwa pekerjaan tersebut berfungsi dengan baik.
5. Semua pekerjaan pasangan ini tidak diijinkan untuk mengganti detail yang ada, bila ada
masalah dengan hal ini harus dibicarakan dengan perencana, dan mendapat keputusan
dari perencana.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua tenaga kerja harus merupakan tenaga-tenaga yang ahli dan dapat menjaga
keamanan kerja, pemakaian alat- alat kerja harus dari mutu terbaik, memenuhi
persyaratan dan lengkap (helm, masker, sepatu dan lain sebagainya).
2. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib mengamati dan melakukan tindakan
pengamanan sesuai petunjuk dan saran tertulis dari perusahaan pembuat zat kimia
tersebut. Biaya hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
3. Tidak diijinkan melakukan perawatan pada kondisi tanah yang sangat basah atau segera
setelah hujan lebat.
2. Tidak diijinkan melakukan perawatan tanah pada daerah yang sumber airnya mudah
terkontaminasi.
3. Penimbunan/penutupan kembali hasil perawatan harus segera dilakukan (untuk mencegah
adanya pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya).
4. Selama pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah
kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan terhadap diri
manusia sekitarnya.
BAB 3
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.1.2 Gambar-Gambar
3.1.3 Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
3.1.9 Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh MK. Semua tenaga,
bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
3.1.12 Laporan
a. Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah MK yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Pekerjaan dan diserahkan pada
MK untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada MK dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh MK pekerjaan ini.
3.1.19 Penjagaan
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di
tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.1.23 Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh MK.
b. Pada setiap saat MK atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan MK adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Di tempat pekerjaan, MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan.
4. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukkan bagi penerangan lampu, dalam pemasangannya harus memeuhi
spesifikasi sebagai berikut :
5. Armature Lampu
Armature lampu penerangan yang dipasang harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
o Housing Lampu : “ARTOLITE”.
o Armature lampu : “ PHILLIPS”
o Komponen : “PHILLIPS”
a) Lampu Down Light PLC 18 W.
Lampu yang digunakan adalah dari model lampu Down Light Kotak dengan penutup kaca
buram ex Griff
Spesifikasi :
Reflector : Alumunium
Base : Steel Sheet
Lampu : PLC ex. Phillips
Recesse Mounted;
Square Housing : Warna putih
Ballast : Vosslon
Komponen : Phillips
Ukuran : 150 mm X 150 mm
6. Kabel Feeder
Kabel feeder yang digunakan dari jenis NYY dengan merk 4 besar yaitu : Supreme, Tranka,
Kabellindo dan Kabel Metal.
a) Instalasi Hubungan Pertanahan (Grounding)
Instalasi hubungan pertanahan harus sesuai dengan peraturan PLN, PUIL 1987 dan
gambar.
b) Bagian yang harus dihubung-tanahkan adalah badan/rangka instalasi yang terbuat dari
logam yang dalam keadaan kerja normal tidak bertegangan dan Konstruksi bangunan
yang terbuat dari logam.
c) Kawat pertanahan di panel digunakan jenis BC dengan ukuran minimal sama dengan
ukuran incoming feeder dan kawat berisolasi warna majemuk kuning untuk instalasi di
dalam bangunan.
d) Elektrode pentanahan digunakan pipa GIP diameter 1,5” di ujung pipa dipasang cooper
rod sepanjang 0,5 M, dipantek dalam tanah.
e) Pengukuran pertanahan dilakukan dengna mengukur tegangan antara Netral + Grounding
dengan nilai maksimal 1 Volt.
2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standard/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan
yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan
pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistem penangkal petir yang dipakai adalah :
Sistem non radio aktif atau elektrostatis.
Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a) Head Electroda Sistem Terminasi Udara (Splitzen) :
Head Electroda khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan untuk
menghadang sambaran petir.
b) Penghantar/konduktor penyalur :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik
antara kepala penangkal dan penghantar/konduktor penyalur vertikal (down conductor)
yang menghubungkan secara listrik antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan.
Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari "air
terminal " ke bumi. Untuk sistem konvensional digunakan jenis kabel : BCC (Bare Copper
Conductor).
c) Sistem Pembumian :
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda pembumian :
Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak kurang
dari 5/8" dan panjang minimum 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara
vertikal dan pengukuran tahanan pembumian maksimum 2 Ohm.
5. Pengujian/Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a) Grounding Resistant Test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standar.
b) Continuity Test.
6. Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan/dipasang,
yaitu minimal penghantar dan elektroda pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan.
Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah
tanggungan Kontraktor.
8. Surat Izin
a) Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab Teknik golongan C yang
dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).
b) Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini,
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
9. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu
tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang
produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau
kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material-
material Listrik utama, maka pemborong wajib melakukan didalam penawarannya material yang
dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat
dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.
1. Air Terminal : EF, Prevectron, Guardian, Helita
2. Testlink : Lokal
3. Penghantar/konduktor : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, (BC 70 mm²) IKI-Sumindo
4. Conduite : EGA, Clipsal, Marshall Tuflex, Waler
5. Elektroda pembumian : Batang copper rod masif diameter 5/8” dan
panjang minimum 6 meter
2. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukkan
secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambungan-
penyambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-
peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan, pemipaan,
cabinet dan lain-lain. Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai dengan
rencana pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam
gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang
disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.
3. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja-
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus
mempunyai Sertifikat.
b. MK pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila dinilai
bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.
5. Review
MK akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Kontraktor dan memberi komentar
atas hal tersebut.
Kontraktor harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar, sampai
didapat persetujuan dari MK.
II. SISTEM
1. Umum
a. Sistem Penyambungan Pipa
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang
sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan las atau pemanas khusus.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan
kokoh (Rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu
waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.
- Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya
untuk komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung
jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi
tersebut.
c. Penggantung/Penumpu Pipa
- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker
yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
- Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan
Ramset.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak
lebih dari 3 m'.
- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
f. Pembilasan Pipa
2. Air Bersih
Air Bersih yang didapat dari unit pompa sumur/sumber air dan jaringan pipa PDAM ditampung
pada tangki atas dan didistribusikan ke alat-alat plambing secara gravitasi.
4. Air Hujan
Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak untuk
selanjutnya disalurkan ke saluran existing yang terdapat pada sekitar bangunan.
Untuk pipa-pipa jaringan Air panas yaitu pipa-pipa Polipropylene kelas PN.20 dan harus
memenuhi persyaratan atau standard-standard lainnya yang disetujui oleh Direksi Pengawas
Lapangan. Atau bisa saja dipilih salah satu merk, ATP Toro Kelen atau setara.
IV. GARANSI
1) Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini
dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
2) Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (Skiller Labour) agar
dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding,
langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Pengawas dan wakilnya yang ditunjuk.
3) Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pengawas, bahwa seluruh
instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi
pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa Kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan/ penggantian yang perlu selama jangka
waktu satu tahun.
4) Sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor harus
menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosurnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
5) Peralatan yang akan dipasang, terutama peralatan utama, harus dilengkapi dengan sertifikasi
dari pabrik pembuat/agen resmi dari peralatan yang dimaksud.
V. TRAINING
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai
sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan pengawas.