Anda di halaman 1dari 58

1

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENINGKATAN JALAN PENATAPAN (SP. JALAN NASIONAL) –


GORATNIPADANG KECAMATAN MEREK (934) (PANORAMA
TONGGING – AEK HOTANG) (APBD) KABUPATEN KARO
( PERIODE 04 JULI – 30 NOVEMBER 2018 )

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat


Kurikulum Jurusan Teknik Sipil

Dilaksanakan oleh,

JUNATA PRAWIRA
150110162

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Proyek ............................................................................. 1
1.2 Struktur Organisasi Proyek....................................................................... 3
1.2.1 Pejabat pembuat komitmen (PPK) .................................................... 3
1.2.2 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) ..................................... 4
1.2.3 Konsultan Perencana ......................................................................... 5
1.2.4 Konsultan Pengawas ......................................................................... 6
1.2.5 Penyedia Barang/Jasa ........................................................................ 6
1.2.6 Pelaksana (Contractor) ...................................................................... 7
1.3 Konsentrasi Tujuan ................................................................................... 8
1.4 Tujuan Tinjauan ....................................................................................... 8
1.5 Hasil tinjauan ............................................................................................ 9
BAB II LINGKUP PEKERJAAN PADA PROYEK............................................ 10
2.1 Pekerjaan Persiapan/Umum ................................................................... 10
2.1.1 Mobilisasi ........................................................................................ 10
2.2 Pekerjaan Tanah ..................................................................................... 10
2.2.1 Penyiapan badan jalan ......................................................................... 10
2.3. Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan ..................................................... 11
2.3.1. Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair.................................................... 11
2.3. Perkerasan Berbutir ................................................................................ 11
2.3.1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A ...................................................... 11
2.3.2. Lapis Pondasi Agregat Kelas S ........................................................... 12
2.4. Perkerasan Aspal .................................................................................... 13
2.4.1. Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair.................................................... 13
2.4.2. Laston Lapis antara (AC-WC) ........................................................ 14
2.4.1 Bahan Anti Pengelupasan ............................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 16
PEKERJAAN YANG DITINJAU ........................................................................ 16
3.1 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Base Course) ......................................... 16
3.2 Lapisan perkerasan atau penutup (Surface Course) ............................ 19
3.1 Peralatan ................................................................................................... 22
3.2 Jadwal Pelaksanaan ................................................................................ 26
3.4 Pelaksanaan Pekerjaan ........................................................................... 28
3.4.1 Volume Pekerjaan ................................................................................ 33
3.4.2 Metode pelaksanaan ............................................................................ 39
3.5 Masalah Yang Terjadi di Lapangan ....................................................... 41
BAB IV ................................................................................................................. 41
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 40
4.1 Hasil Tinjauan Pekerjaan ........................................................................ 40
4.1.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course) .............................................. 41
4.1.2 Lapisan Perkerasan atau Penutup (Surface Course)........................ 42
4.2 Produktivitas Tenaga Kerja dan Peralatan ............................................. 44
4.2.1 Lapis pondasi agregat kelas A.............................................................. 44
BAB V................................................................................................................... 49
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 49
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................... 50
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya, sehingga laporan Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional)
– Goratnipadang Kecamatan Merek (934) (Panorama Tongging – Aek Hotang)
(APBD) Kabupaten Karo dapat di selesaikan.
Praktek kerja lapangan ini di lakukan pada proyek PT. SARANA
PEMINDO ARTHA yang di mulai dari 04 Juli sampai 30 November 2018.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Hamzani , ST., MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Malikusaleh.
2. Mukhlis, ST., MT selaku dosen pembimbing
3. Kurnia Anggi Nst, ST., MT selaku dosen Penguji I
4. Ir.Adzuha Desmi., MT selaku dosen penguji II
5. Pimpinan serta staf Dinas PU dan Penataan Ruang Kab. Karo
6. Dan kawan – kawan semu pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran
dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Buku Laporan Praktek Kerja Lapangan ini jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan, Untuk itu krtik dan saran
sangat diharapka agar pada masa yang akan datang penulis dapat memperbaiki
untuk penulisan ilmiahnya.
Akhirnya kepada ALLAH jugalah kita menyerahkan segalanya semoga
penulisan ini dapat bermanfaat.

Lhokseumawe, Desember 2018

Penulis
ii

PENINGKATAN JALAN PENATAPAN (SP. JALAN NASIONAL) –


GORATNIPADANG KECAMATAN MEREK (934) (PANORAMA
TONGGING – AEK HOTANG) (APBD) KABUPATEN KARO
Oleh : JUNATA PRAWIRA
Nim : 150110162

Pembimbing : Mukhlis, ST., MT


Penguji 1 : Kurnia Anggi Nst, ST., MT
Penguji 2 : Ir.Adzuha Desmi., M. Sc

ABSTRAK

Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional) – Goratnipadang


Kecamatan Merek (934) (Panorama Tongging – Aek Hotang) (APBD) Kabupaten
Karo dikerjakan oleh PT. SARANA PEMINDO ARTHA, dan Dinas Perkerjaan
Umum Dan Penataan Ruang Kab Karo. Pekerjaan yang ditinjau adalah pekerjaan
lapis pondasi atas yang disebut dengan base course dan pekerjaan lapis penutup
yang disebut dengan surface course. Pekerjaan lapis pondasi atas menggunakan
agregat kelas A dengan gradasi baik dan terdiri dari campuran agregat kasar dan
agregat halus. Agregat kasar berasal dari hasil batu pecah. Lapisan pondasi atas
menggunakan agregat kelas A dengan gradasi baik. Fungsi dari lapis pondasi atas
adalah sebagai lapis perkerasan penahan beban roda. Lapis perkerasan berfungsi
sebagai lapis kedap air dan juga sebagai lapis perkerasan penahan beban roda
kendaraan. Tebal lapis permukaan sebelum dipadatkan adalah 6,3 cm, setelah
dipadatkan dengan menggunakan tandem roller tebal asphal menjadi 5 cm.
Masalah yang sering terjadi pada saat proyek berjalan adalah penundaan
pekerjaan yang dikarenakan adanya keterlambatan material dan faktor cuaca.

Kata kunci: Agregat, Subbase Course, Surface Course.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Perkembangan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh perkembangan
ekonomi dan sosial budaya daerah tersebut. Salah satu faktor untuk meningkatkan
perkembangan diatas adalah tersedianya sarana dan prasarana perhubungan yang
baik, yaitu jalan. Untuk menigkatkan pembangunan di daerah-daerah, maka perlu
diadakan pembangunan, peningkatan jalan dan perbaikan serta perawatan atau
pemeliharaan prasarana jalan agar pengguna jalan dapat dengan aman dan nyaman
pada saat melakukan perjalanan kesuatu tempat. Jalan raya merupakan sarana
penghubung yang sangat penting untuk menunjang perekonomian suatu daerah,
terutama untuk kelancaran kegiatan arus mobilisasi orang, barang dan jasa.
Pembangunan infrastruktur jalan raya sedang berjalan dan berkesinambungan
menuju arah yang hendak dicapai. Tujuan pembangunan jalan adalah untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, baik dari segi material
maupun spiritual.
Pemerintah Sumatera utara tentu selalu berusaha melakukan pembangunan
yang maksimal pada setiap daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karo melaksanakan kegiatan
Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional)-Gorat Nipadang
Kec.Merek (934) (Panorama Tongging-Aek Hotang). Tujuan dari
pembangunan jalan di daerah tersebut adalah untuk memudahkan masyarakat dan
wisatawan dari luar daerah di Kecamatan Merek dalam melakukan perjalan
menuju ke Lokasi Wisata Gorat Nipadang dan Aek Hotang . Mengingat peminat
wisatawan yang semakin bertambah dan keadaan jalan lama yang rusak, oleh
karena itu kebutuhan sarana transportasi darat akan mengalami peningkatan juga.
Sehingga dapat memudahkan akses masyarakat dan wisatawan dalam rangka
melakukan berbagai macam aktivitas dan pariwisata.
Proyek Pembangunan Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan
Nasional)-Gorat Nipadang Kec.Merek (934) (Panorama Tongging-Aek

1
2

Hotang), dilaksanakan oleh PT. Sarana Pemindo Artha, dengan sumber dana
diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tahun
Anggaran 2018. Sebelum dilakukan peningkatan, jalan Penatapan Panorama
Tongging-Aek Hotang hanya merupakan perkerasan Telford biasa dengan lebar 3
meter. Selanjutnya, dilakukan pelebaran jalan menjadi 4.5 meter disertai dengan
pengaspalan. Biaya proyek secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan
Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional)-Gorat Nipadang
Kec.Merek (934) (Panorama Tongging-Aek Hotang) berjumlah Rp.
15.319.724.650.00,- (Lima belas milyar tiga ratus sembilan belas juta tujuh ratus
dua puluh empat ribu enam ratus lima puluh rupiah).
Peningkatan Jalan Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional) –
Goratnipadang Kecamatan Merek (934) (Panorama Tongging – Aek Hotang)
(APBD) Kabupaten Karo yang merupakan paket yang dilaksanakan dalam tahun
anggaran 2018. Pembangunan badan jalan tersebut mempunyai panjang 6647m,
lebar badan jalan 4,5 m dan lebar bahu kiri kana 1 m. Dengan jumlah harga
pekerjaan sebesar Rp. 13.927.022.409.00,- (Lima belas milyar tiga ratus embilan
belas juta tujuh ratus dua puluh empat ribu enamratus lima puluh rupiah). Sumber
dari APBK Aceh Utara Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/Kota (APBK).
Dengan tanggal kontrak 29 September 2018 dan nomor kontrak 620/49/PPK-BM
I/2018.
Untuk proses pengadaan proyek pelaksana kegiatan Peningkatan Jalan
Penatapan (Sp. Jalan Nasional) – Goratnipadang Kecamatan Merek (934)
(Panorama Tongging – Aek Hotang) dilaksanakan oleh PT. SARANA PEMINDO
ARTHA, konsultan perencana Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Roni Fransisko,
ST., kontraktor pelaksana dikepalai oleh Hendriko Sembiring dan didampingi
oleh pelaksanaYasir, sedangkan konsultan pengawas dengan Samuel Perangin-
angin, A.Md dari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karo . Jangka waktu pelaksanaan
kegiatan 150 hari kalender sejak ditetapkan SPMK.
3

1.2 Struktur Organisasi Proyek


Proyek ini memiliki struktur organisasi yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Agar semua ini berjalan lancar maka semua unsur yang
terkait telah membuat kesepakatan untuk pekerjaan ini. Hubungan yang baik ini
diharapkan dapat terus berjalan sampai proyek tersebut selesai. Unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini seperti yang diperlihatkan pada Gambar
1.1

Pejabat Pembuat
Komitmen(PPK)
Roni Fransisko, S.T.

Pejabat Pelaksana Teknis


Kegiatan(PPTK)
Samuel Perangin-angin. A.md

Konsultan Konsultan Pengawas Penyedia Barang/Jasa


Perencana CV.KARYA PUTRA PT.SARANA PEMINDO
MANDIRI ARTHA

Pelaksana
PT.SARANA PEMINDO
ARTHA

Gambar 1.1Struktur Organisasi Proyek

1.2.1 Pejabat pembuat komitmen (PPK)


Pejabat Pembuat Komitmen merupakan tokoh penting dalam pengadaan
barang dan jasa, karena PPK merupakan orang yang bertanggung jawab atas
4

pelaksanaan pengadaan barang/jasa (Perpres 4 Tahun 2015). Sehingga PPK


bertanggung jawab secara administrasi, teknis dan finansial terhadap pengadaan
barang dan jasa.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015
pasal 11 ayat 1, PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut :

1. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang meliputi :


a. Spesifikasi teknis Barang/Jasa;
b. Harga Perkiraan sendiri (HPS)/Owner Estimate (OE); dan
c. Rancangan Kontrak.
2. Menerbitkan surat penunjukan penyediaan Barang/Jasa;
3. Menyetujui bukti pembeliaan atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah
Kerja (SPK)/Surat Perjanjian;
4. Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
5. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
6. Melaporkan pelasanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA
7. Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan
Berita Acara Penyerahan;
8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan angga-ran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelak-sanaan Pengadaan
Barang/Jasa.

1.2.2 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)


Pejabat Pelaksanaan Teknik Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya. Berdasarkan pasal 12 ayat (1) PP No. 58 Tahun 2005, PA atau
KPA menunjuk pejabat pada unit kerja selaku PPTK untuk melaksanakan
program dan kegiatan, dengan tugas mencakup pasal 12 ayat (2):
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
2. Melaporkan perkembangan pelaksana kegiatan
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksana kegiatan
5

Dengan demikian PPTK bertanggung jawab kepada PA/KPA (Pasal 13 Ayat


2). Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015
mengatur bahwa penanggung jawab dalam kegiatan pengadaan barang/jasa adalah
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sedangkan pelaksananya dilakukan oleh unit
layanan pengadaan/pejabat pengadaan, tidak ada kewenangan yang diatur dan
diberikan kepada PPTK dalam pengadaan barang/jasa.

1.2.3 Konsultan Perencana


Menurut Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015, konsultan perencana
merupakan suatu badan yang ahli dibidang perencana kontruksi. Dalam
merencanakan suatu proyek konsultan perencana harus mengawasi tujuan
dibangunnya bangunan tersebut, anggaran biaya yang tersedia dan juga keadaan
lingkungan yang berhubungan dengan perencanaan. Setelah memperoleh data-
data tersebut barulah dibuat gambar rencana, detail serta syarat-syarat dalam
perencana proyek. Tugas dan tanggung jawab perencana dalam melaksanakan
proyek adalah:
1. Menyelidiki atau mensurvey keadaan tanah dan mengumpulkan data lapangan
yang telah didapatkan.
2. Merencanakan kontruksi gedung, arsitektur, elektrikal, dan mekanikal,
plumbing, site development dan lainnya.
3. Membuat gambar rencana, detail dan lainnya.
4. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat, daftar perhitungan volume dan
rencana anggaran biaya.
5. Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisikan syarat-syarat khusus,
syarat-sayarat umum, spesifikasi teknis, gambar bestek, penunjukan pelelangan
dan perkiraan waktu pelaksanaan.
6. Memberikan penjelasan pelaksanaan pekerjaan kepada pemborong (pelaksana)
pada waktu rapat penjelasan dan melaksanakan pengawasan berkalan baik dari
segi struktur maupun arsitekturnya dalam pelaksanaan pekerjaan.
6

Pada pekerjaan ini konsultan perencana mempunyai peranan yang sangat


penting dan juga merupakan dasar dari pekerjaan tersebut.

1.2.4 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas merupakan suatu badan hukum yang dipercaya oleh
pimpinan proyek, agar diperoleh suatu kualitas bangunan yang maksimal dan
sesuai dengan perencanaan. Adapun tugas dan tanggung jawab pengawas dalam
mengawasi pelaksanaan proyek adalah:
1. Mengawasi pembangunan proyek baik dari segi kualitas maupun kuantitas
bahan bangunan yang sesuai dengan bestek.
2. Memeriksa dan menyetujui perubahan-perubahan penyesuaian desain yang
terjadi selama pelaksanaan pembangunan proyek atau persetujuan bersama.
3. Mengawasi kemajuan pekerjaan fisik kontruksi.
4. Mengawasi penetapan waktu pelaksanaan dalam penyelesaian proyek.
5. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan atas kemajuan pekerjaan.
6. Seksi tata usaha bertugas dalam administrasi teknis, laporan bulanan, laporan
triwulan, laporan berkala dan lain-lain.
7. Menyusun dokumen untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pendaftaran
gedung-gedung milik negara.
8. Membuat dan menyusun As Built Drawing.
9. Membuat progress report dan dokumen untuk serah terima pertama dan kedua
pekerjaan pelaksanaan.
10. Mengontrol pelaksanaan pengujian terhadap kualitas pekerjaan (quality
control).

Konsultan pengawas pada pelaksanaan proyek ini adalah


CV.KARYA PUTRA MANDIRI.
1.2.5 Penyedia Barang/Jasa
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015
pasal 1 ayat 12 tentang pengadaan Barang/Jasa pemerintah. Menyebutkan bahwa
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
7

menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. Pada


Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015 pasal 15 ayat 1
menyebutkan bahwa Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dalam ULP dilakukan oleh
kelompok kerja ULP. Adapun persiapan pemilihan Barang/Jasa sesuai pasal 33
ayat 1 terdiri atas kegiatan :
1. Perencanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa
2. Pemilihan sistem pengadaan;
3. Penetapan metode penilaian kualifikasi
4. Penyusunan jadwal pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
5. Penyusunan dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
6. Penetapan HPS (Hasil Perkiraan Sendiri)/ OE (Owner Estimate).
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015
pasal 35 ayat 3 menyebutkan bahwa Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dilakukan dengan :
1. Pelelangan umum;
2. Pelelangan terbatas;
3. Pemilihan Langsung;
4. Penunjukan Langsung; atau
5. Pengadaan Langsung;
Penyedia barang atau jasa pada pelaksanaan proyek ini adalah
PT. SARANA PEMINDO ARTHA.

1.2.6 Pelaksana (Contractor)


Menurut Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015, pelaksana (contractor)
adalah suatu usaha berbadan hukum yang didirikan berdasarkan akte notaris dan
bergerak dibidang kontruksi yang disesuaikan menurut golongan keahlian serta
kemampuan modal, baik dipandang dari segi personil maupun peralatan yang
dimilikinya. Tugas yang harus dilakukan pelaksana adalah:
1. Memobilisasi peralatan dan tenaga kerja sesuai schedule proyek.
2. Menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan pada
proyek sesuai dengan persyaratan.
8

3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.


4. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan.
6. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Pelaksana (kontraktor) dalam pelaksanaa proyek ini adalah
PT.SARANA PEMINDO ARTHA.

1.3 Konsentrasi Tujuan


Pekerjaan yang ditinjau adalah :
a. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis pondasi atas (Base Course) adalah lapisan yang terletak di antara
lapisan pondasi bawah dan lapisan perkerasan / penutup. Tebal lapisan pondasi
atas adalah 15 cm.
b. Lapisan Perkerasan / Penutup (Surface Course)
Lapisan Perkerasan atau Penutup (Surface Course), pekerjaan ini dihampar
di atas lapis pondasi aggregat kelas A yang telah dilapisi dengan lapis resap
pengikat. Pada pekerjaan lapis perkerasan menggunakan Aspal Concrete-Binder
Course yang terdiri dari campuran agregat kasar dan agregat halus dan filler
sebagai bahan pengisi. Tebal lapis perkerasan adalah 5 cm. Lapisan permukaan
dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan
yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. Masalah
yang terjadi adalah faktor buruknya cuaca pada saat pengerjaan.

1.4 Tujuan Tinjauan


Tujuan tinjauan pada pekerjaan ini adalah untuk mengetahui tahapan-
tahapan dan proses pekerjaan, dimulai dari penyiapan material, penyimpanan
material hingga proses pengangkutan dan penghamparan material di lokasi
pekerjaan proyek. Tujuan tinjauan lain adalah untuk mengetahui proses penyiapan
9

material yang dilakukan dan kemudian membandingkan hasil pengamatan dengan


teori yang didapat di bangku perkuliahan.

1.5 Hasil tinjauan


Menurut pengamatan di lapangan untuk pekerjaan lapis pondasi atas pada
saat penghamparan material pada lapisan pondasi atas tebal hamparan material 18
cm, setelah di padatkan menggunakan vibrator roller tebal lapis pondasi bawah
15 cm. Proses perataan harus diulang beberapa kali agar permukaan dapat sesuai
dengan spek dan gambar rencana. Setelah material diratakan dan di gilas perlu
dilakukan penyiraman agar permukaan jalan tidak kering dan berdebu.
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam 1 hari. Proses penyiraman ini juga berfungsi
untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman ini maka rongga-rongga
antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya. Setelah pemadatan selesai
selanjutnya dilakukan pekerjaan hubungan antara hamparan baru dengan
hamparan lama dengan cara menghamparkan aspal cair (prime coat) yang
diencerkan dengan cara emulsi memakai air dengan perbandingan 2:3. (Volume)
dilakukan dengan semprotan atau ditaburkan dengan tipis.
Untuk Lapisan Perkerasan / Penutup (surface course) Suhu aspal pada saat
dimasak mencapai suhu 150ºC, kemudian dihamparkan kebadan jalan,
penghamparan awal dilakukan pada temperature 130 ºC dan di padatkan pada
suhu 98 ºC sampai 110 ºC dengan tandem roller yang bekerja secara horizontal.
Jarak passing pemadatan adalah 100 m. setelah pamadatan dengan tandem roller
selesai, pekerjaan pemadatan dilanjutkan dengan menggunakan pneumatic tire
roller.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN PADA PROYEK

Kelancaran ruang lingkup suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh suatu


pengaturan, dan langkah-langkah kerja untuk setiap jenisperkerjaan. Ruang
lingkup pekerjaan pada proyek Peningkatan Jalan Gp. Cot manyang – Gp. Cot
Kupok Kec. Baktya adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan/umum
2. Pekerjaan tanah
3. Pelebaran perkerasan dan bahu jalan
4. Pekerasan berbutir
5. Perkerasan aspal

2.1 Pekerjaan Persiapan/Umum


Pekerjaan umum ini termasuk dalam pekerjaan awal konstruksi, yaitu
langkah awal dari suatu proyek, dan dalam melakukan mobilisasi pengaturan
kerja, bahan, dan peralatan.

2.1.1 Mobilisasi
Pengadaan alat berat dilakukan dengan waktu yang sesingkat mungkin
setelah dikeluarkan surat perintah kerja dari direksi, setiap peralatan yang
digunakan sesuia dengan spesifikasi dan disetujui oleh direksi dan pengawas.
Pemulangan kembali peralatan yang digunakan tersebut dilakukan apabila
pekerjaan telah diselesaikan dan tidak ada lagi masalah-masalah yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2.2 Pekerjaan Tanah


2.2.1 Penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini dikerjakan dengan menguunakan motor greder dan
volumenya disesuiakan dengan RAB, gambar agar tidak terjadi kesalahan dalam
pekerjaan tersebut dan terhindar dari lahan masayarakat.

10
11

Penyiapan badan jalan pada perkerjaan tanah meliputi perkerjan


pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi perkerjaan, dan termasuk perkerjaan
pemadatan tanah dasar.

2.3. Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan


2.3.1. Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair
Pekerjaaan prime coat adalah peleburan permukaan perkerasan yang akan
dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat (prime coat) dengan tujuan
agar terjadi ikatan antara permukaan lapis pondasi agregat atau perkerasan beton
dengan lapisan permukaan baru (AC – base).
Bahan aspal untuk lapis resap pengikat berupa aspal emulsi reaksi sedang
atau reaksi lambat yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat mennjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
pengikat yang disetujui.Aspal emulsi yang harus mengandung residu hasil
penyulingan minyak bumi tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasi aspal
tidak kurang dari 80/100.

2.3. Perkerasan Berbutir


2.3.1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A ini dilaksanakan
sesudah pelaksanaan lapis pondasi Agregat B. Lapis pondasi agregat Kelas A
adalah mutu lapisan lapis pondasi atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal.
Lapis Pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100% berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90%.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pengangkutan Material
Pengangutan material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan dump trick dan
loadingnya menggunakan whell loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat tiba dilokasi pekerjaan sebelum material di stock.
Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk memudahkan
12

pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan di tempat lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan Material dilakuakn dengan menggunakan motor grader. Dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuia dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan di sesuiakan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuia dengan spesifikasi.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
telah ditetapkan.
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator roller, dimulai dari tepi
ke bagian tengah. Selama proses pemadatan berlangsung water tank juga
digunakan untuk menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai
dengan gambar kerja. Pemadatan dilakukan berulang kali agar mendapatkan
kepadatan yang maksimal.

2.3.2. Lapis Pondasi Agregat Kelas S


Untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan
sesudah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lapis pondasi agregat Kelas S adalah untuk lapis pondasi bawah. Lapis
Pondasi Agregat Kelas S yang bersal dari kerikil mempunyai 60% berat agregat
kasar dengan angularitas 95/90%.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S dengan prosedur sebagai berikut:
a) Pengangkutan Material
Pengangutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump trick dan
loadingnya menggunakan whell loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat tiba dilokasi pekerjaan sebelum material di stock.
Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk memudahkan
13

pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan di tempat lain.
b) Penghamparan Material
Penghamparan Material dilakuakan dengan menggunakan motor grader.
Dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuia dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan di sesuiakan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuia dengan spesifikasi.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
telah ditetapkan.
c) Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator roller, dimulai dari tepi
ke bagian tengah. Selama proses pemadatan berlangsung water tank juga
digunakan untuk menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai
dengan gambar kerja. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia
dengan hasil trial compaction.

2.4. Perkerasan Aspal


2.4.1. Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair
Pekerjaaan prime coat adalah peleburan permukaan perkerasan yang akan
dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat (prime coat) dengan tujuan
agar terjadi ikatan antara permukaan lapis pondasi agregat atau perkerasan beton
dengan lapisan permukaan baru (AC – base).
Bahan aspal untuk lapis resap pengikat berupa aspal emulsi reaksi sedang
atau reaksi lambat yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat mennjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi yang harus mengandung residu hasil
penyulingan minyak bumi tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasi aspal
tidak kurang dari 80/100.
14

2.4.2. Laston Lapis antara (AC-WC)


Bahan untuk pekerjaan ini disiapkan dalam AMP (Asphalt Mixing Plan)
dimana komposisinya sudah diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil
yang baik, baik campuran maupun suhunya. Bahan lapisan ini dibawa ke lokasi
dengan menggunakan dump truck dan kemudian dihampar dengan ketebalan
sesuai dengan gambar rencana. Setelah penghamparan AC –WC, maka dilakukan
beberapa tahap pemadatan dengan menggunakan tandem roller dan Pneumatic
Tire Roller (PTR) yaitu :
1. Pemadatan awal ( Breakdown Rolling ) menggunakan Tandem Roller
Pemadatan awal dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar.
Pemadatan awal dilakukan pada saat temperatur 125‫ﹾ‬C - 145‫ﹾ‬C atau sekirat 0 –
10 menit seyelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan
menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan sesuia dengan hasil trial
compaction untuk masing – masing jenis lapisan perkersan.
2. Pemadatan Sekunder( Intermediate Rolling ) menggunakan PTR
Pemadatan sekunder dilaksankan sedekat mungkin denagn mesin penghampar.
Pemadatan sekunder dilakukan pada saat temperatur 100‫ﹾ‬C - 125‫ﹾ‬C atau sekirat
0 – 10 menit seyelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan
menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan sesuia dengan hasil trial
compaction untuk masing – masing jenis lapisan perkersan.
3. Pemadatan akhir (Finish Roliing) menggunakan Tandem Roller
Pemadatan sekunder dilaksankan sedekat mungkin denagn mesin penghampar.
Pemadatan akhirbdilakukan pada saat suhu > 95‫ﹾ‬C atau sekitar > 45 menit
setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan tandem
roller dengan jumlah lintasan sesuia dengan hasil trial compaction untuk
masing – masing jenis lapisan perkersan.

2.4.1 Bahan Anti Pengelupasan


Bahan pengisi (filler) yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur
(limestonedus), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang
15

sumbernya di setujui oleh Direksi Pekerjaan. Filler sebagai bahan tambahan


campuran Laston AC-BC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada lapisan
AC-WC itu sendiri. Filler digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara
lapis Resap Pengikat-Aspal Cair dan Laston AC-WC, bahan ini memberikan
makna dan fungsi khusus untuk menanbah kekakuan ikatan antara kedua lapisan
tersebut, sehingga hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan tersebut lebih
terpenuhi dan tercapai
BAB III
PEKERJAAN YANG DITINJAU

Selama melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada proyek


Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan Nasional) – Goratnipadang Kecamatan
Merek (934) (Panorama Tongging – Aek Hotang) (APBD) Kabupaten Karo,
hanya sebagian kegiatan proyek yang dapat penulis ikuti dikarenakan kerbatasan
waktu yang diberikan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat penulis ikuti adalah
Lapisan Pondasi Atas (Base Course) dan Lapisan Perkerasan atau Penutup
(Surface Course).
Waktu pelaksanaan untuk proyek Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan
Nasional) – Goratnipadang Kecamatan Merek (934) (Panorama Tongging – Aek
Hotang) (APBD) Kabupaten Karo sesuai dengan kontrak adalah 120 hari
kalender. Pada pekerjaan yang ditinjau, yaitu pekerjaan lapisan pondasi atas (Base
Course ) dan lapisan perkerasan , menurut hasil tinjauan yang diamati di mulai
pada tanggal 29 September 2017 dan berakhir pada tanggal 20 Desember 2017.
Jumlah jam kerja di lapangan rata-rata memakan waktu selama 7 jam dalam
sehari.
Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan pada proyek kegiatan yang
diikuti selama praktek kerja lapangan adalah :

1. Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A (Base Course)


2. Laston Lapis Aus AC – WC (Surface Course)

3.1 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Base Course)


Lapis pondasi atas (base course) adalah lapisan perkerasan yang terletak
antara lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapisan pondasi
atas adalah sebagai berikut :
1. Sebagai lapisan yang mampu menahan beban vertikal dan gaya getaran yang
diakibatkan oleh kendaraan di atasnya.
2. Sebagai landasan dari lapisan permukaan.

16
17

3. Menahan resapan ke lapisan pondasi bawah (sub base course).

Lapisan pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama diatas lapisan
pondasi bawah. Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan,
pemprosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan
pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas.
Pada lapis pondasi atas agregat yang dipakai yaitu agregat kelas A dengan
gradasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Ukuran Saringan Persen Berat yang Lolos(%)
ASTM (mm) kelas A
2" 50
11/2 48,75 100
1" 25 79 – 85
3/8" 9,5 44 – 58
No.4 4,75 29 – 44
No.10 2,0 17– 30
No.40 0,425 7-17
No.200 0,075 2–8
Sumber: Bina marga

Pada lapis pondasi bawah agregat kelas A menggunakan agregat keras


dengan ukuran rata-rata 1,5 - 2 inci dengan ketebalan 15 mm setelah di padatkan.
18

Gambar 3.1 Material Untuk Lapis Pondasi Atas


Sumber : Dokumentasi

Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus


dikerjakan dilokasi instalasi pemecah batu atau pencampuran yang disetujui,
dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasikan untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan
proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran dilapangan. Penyimpanan material yang digunakan ini berupa
gudang yang telah disediakan supaya mutu dari bahan tersebut tetap terpelihara
dengan baik. Tempat penyimpanan material ini bebas dari tanaman dan sampah,
bebas dari genangan air.
Pada pekerjaan lapis pondasi bawah untuk penggunaan material sendiri
dianggap telah memenuhi syarat yang ditentukan. Tidak terlihat adanya
pencampuran material selain dari tempat pencampuran yang telah ditetapkan.
Untuk gradasi material, ini menggunakan material lebih halus dari yang
disyaratkan.
Dan ketentuan sifat bahan lapisan pondasi atas agregat dapat dlihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Ketentuan Sifat Lapis Pondasi Agregat
19

Sifat Kelas A
Abrasi dari agregat kasar
mak. 40%
(SNI 03-2417-1990)

Indeks plastis
mak. 6
(SNI 03-1996-1990 dan SNI 03-1967-1990)

Hasil kali indeks plastisitas dengan % lolos


mak. 25
saringan No.200

Batas cair (SNI 03-1967-1990) mak. 25

Gumpalan lempung dan butir-butir mudah


0%
pecah (SNI 03-4141-1996)

CBR (SNI 03-1744-1989) min. 90%

Perbandingan persen lolos #200 dan #40 mak. 2/3


Sumber: Anonim, 2007

3.2 Lapisan perkerasan atau penutup (Surface Course)


Untuk pekerjaan lapisan penutup yang dilakukan di lapangan
menggunakan Aspalt Concret – Wearing Course (AC – WC) dengan ketebalan 5
cm. Agregat yang digunakan sebagai bahan campuran berupa agregat halus ¾
inci. Gambar material yang digunakan untuk lapis penutup (Surface) diperlihatkan
pada gambar 3.2
20

v
Gambar 3.2 Material Untuk Lapisan Penutup (Surface)

Tabel 3.3 Gradasi Agregat Kasar Sebagai Campuran Aspal


Ukuran Saringan Persentasi Lolos
Mm Inc Atas Berat
24 1” 100
19.1 ¾” 99,89
12.5 ½” 83,13
9.52 3/8” 71,35
4.75 No 4 53,41
2,36 No 8 37,61
1,18 No 16 30,10
0,60 No 30 21,53
0,30 No 50 13,99
0,15 No 100 6,38
0,075 No 200 4,16
Sumber : Bina Marga
Untuk bahan pengikat menggunakan aspal panas. Suhu aspal pada saat di
angkut dari AMP adalah 150 0C dan kemudian di angkut ke lokasi pekerjaan.
Campuran aspal laston diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis
pondasi atas yang sudah siap dikerjakan sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang
di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada. Dan kemudian dilakukan
pemadatan. Bahan yang disyaratkan sesuai dengan spesifikasi teknis sebagai
bahan Lapisan perkerasan / penutup adalah sebagai berikut:
21

1. Lapis resap pengikat – Aspal cair (Prime Coat)


Lapis resap pengikat (Prime Coat) adalah pekerjaan penyemprotan aspal curah
dengan penetrasi aspal kurang dari 80/100 yang telah dicampur pada suhu
tinggi dalam tanki pemanas IMP.
2. Laston – Lapis antara AC-WC
Pekerjaan laston Lapis Antara AC-WC adalah merupakan pekerasan aspal
struktur pertama sebelum lapisan aus pada permukaan badan jalan. Pekerjaan
ini dapat dilaksanakan pada permukaan perkerasan berbutir, yang kemudian
disemprotkan lapis resap pengikat (prime coat)
3. Agregat yang digunakan harus terdiri dari batu kerikil pecah ataupun campuran
batu pecah dengan kerikil alam bersih yang sesuai. Kerikil harus mempunyai
permukaan yang kasar dan mempunyai satu bidang pecah dan permukaan
bebas dari lumut dan lainnya.
4. Aspal minyak
Aspal minyak adalah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air dan visoelatis, aspal sering
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang di
manfaatkan sebagai lapis permukaan lapis pekerasan lentur. Aspal berasal dari
aspal alam atau aspal minyak.
5. Bahan pengisi filler
Bahan pengisi filler (bahan halus sebagai pengisi) yang terdiri dari debu batu
kapur, semen, abu terbang atau bahan mineral yang tidak plastis lainya. Bahan
pengisi yang merupakan mikro agregat ini harus lolos saringan No. 200(0,0075
mm). Fungsi bahan pengisi adalah untuk meningkatkan kekentalan bahan
bitumen dan mengurangi sifat rentan terhadap temperatur. Filler harus kering
dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan harus mengandung bahan yang lolos
ayakan No. 200 (75 micron) tidak kurang dari 75% terhadap berat. Kapur tidak
terhidrasi atau sebagian, digunakan sebagai filler, makaproporsi maksimum
yang diizinkan adalah 1,0% dari berat total campuran aspal.
22

3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Dump truck, digunakan untuk mengangkut material dari quary serta
pengangkutan material campuran aspal yang siap dihamparkan dari AMP ke
tempat lokasi penghamparan.

Gambar 3.2 Dump Truck Yang Digunakan Dilapangan


Sumber : Dokumentasi
23

2. Motor grader, digunakan untuk meratakan material pada saat penghamparan


material.

Gambar 3.3 Motor Grader Yang Digunakan Dilapangan


Sumber : Dokumentasi
3. Vibrator roller, digunakan untuk memadatkan material yang sudah
dihamparkan dan diratakan.

Gambar 3.4 Vibrator Roller Yang Digunakan Dilapangan


Sumber : Dokumentasi
24

4. Water tank, digunakan untuk menyiram permukaan material yang dipadatkan

Gambar 3.5 Watertank


Sumber : Dokumentasi

Gambar 3.6 Asphalt Finisher


Sumber : Dokumentasi
25

Gambar 3.7 Tandem roller


Sumber : Dokumentasi

Gambar 3.8 Pneumatic Tire Roller


Sumber : Dokumentasi
26

3.2 Jadwal Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan untuk Proyek Peningkatan Jalan Penatapan (Sp. Jalan
Nasional) – Goratnipadang Kecamatan Merek (934) (Panorama Tongging – Aek
Hotang) (APBD) Kabupaten Karo sesuai dengan kontrak adalah 150 hari
kalender. Pada pekerjaan yang ditinjau, yaitu pekerjaan lapisan pondasi atas (base
course), menurut hasil tinjauan yang diamati di mulai pada tanggal 13 Juli 2018
dan berakhir pada tanggal 30 November 2018. Jumlah jam kerja di lapangan rata-
rata memakan waktu selama 7 sampai 8 jam dalam sehari.

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan

Perkerjaan Yang Agustus September Okteber November


Di Tinjau I II III IV I II III IV I II III IV I II II IV
Pembersihan
Lahan dan galian
Lapisan Pondasi
Atas
Laston Lapis
Antara AC - WC
Ket: Time Schedule Pekejaan yang direncanakan.
Time Schedule Pekerjaan yang di amati.

Agustus September Oktober


Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu 6 Minggu 7 Minggu ke 9 Minggu ke 10
S S R K J S MS S R K J S MS S R K J S MS S R K J S MS S R K J S MS S R K J S M
Uraian Pekerjaan 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pembersihan Lahan
Penggalian Drainase
Pekerjaan Drainase
Base A
Tes Cone Dent
AC-WC
27

Ket: Time Schedule Libur.


Time Schedule Pekerjaan yang di amati.
3.3 Jadwal Peninjauan Dilapangan
1. Pembersihan lahan dilaksanakan pada minggu pertama dibulan Agustus
2018, pekerjaan pembersihan lahan meliputi;
- Pembersihan tanaman liar dan pembersihan serta meratakan pada sisi
jalan yang akan diperlebar jalan
- Pengerukan tebing agar tidak terjadi longsor menggunakan Excavator
- Menggali saluran drainase menggunakan Excavator
2. Penghamparan Base A dilaksanakan pada minggu ke 2 dibulan Agustus-
Oktober, pekerjaan meliputi;
- Pengangkutan Base A dari AMP yang berjarak ±29 km
- Kemudian Material Base A dituang dari truk pengangkut dilokasi
proyek, seseorang mengawasi dan memonitor
- Setelah dituang lalu material diratakan dengan menggunakan Motor
Greder
- Setelah diratakan kemudian Base A di padatkan dengan Vibrator
Roller sebanyak 10 kali passing
- Water tank menyiram Base A sampai secukupnya
- Setelah semua proses dilakukan maka dilakukan Tes Sand Cone
3. Pekerjaan perkerasan lapisan penutup AC-WC dilaksanakan pada minggu
pertama dibulan September,pekerjaan meliputi;
- Dilakukan pembersihan base A dengan menggunakan Air Compressor
- Kemudian disemprotkan Aspal Emulsi menggunakan alat Asphalt
Sprayer
- Lalu dibiarkan beberapa hari setelah itu dapat dilakukan
penghamparan aspal menggunakan alat Asphalt Finisher
- Pada alat Asphalt Finisher telah ditentukan ketebalan aspal yang akan
dihamparkan yaitu tebal gembur 6 cm
28

- Kemudian pekerja meratakan dengan alat berupa sekop dan perata


aspal secara manual, apabila terjadi kekurangan ketebalan maka
pekerja melapisinya lagi dengan manual.
- Pada pekerjaan aspal seorang pekerja bertugas memeriksa ketebalan
aspal
- Dilakukan pemadatan menggunakan Tandem Roller sebanyak 1 kali
passing
- Kemudian dilanjutkannya pemadatan menggunakan Pneumatic
Tandem Roller sebanyak 18 kali, yaitu pada passingan ke 10 maka air
pada PTR keluar agar mempercepat proses pendinginan aspal dan
pemadatannya.

3.4 Pelaksanaan Pekerjaan


Pada pelaksanaan proyek ini kegiatan yang di ikuti selama di lapangan di
antaranya :
1. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Pada pekerjaan ini agregat yang dipakai yaitu agregat kelas A. Panjang total
pekerjaan jalan yang diikuti adalah 6647m . Berikut adalah pelaksanaan
pekerjaan di lapangan :
a. Agregat kelas A di angkut dari tempat pencampuran menggunakan dump truck,
kemudian ditempatkan pada lokasi di atas lapisan pondasi bawah yang sudah
disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan panghamparan.
Penghamparan menggunakan motor grader diperlihatkan pada Gambar 3.12
29

Gambar 3.9 Penghamparan Material Kelas A

b. Penghamparan dilakukan dengan batas kelembaban yang optimum,


sebagaimana yang telah ditentukan pada spesifikasi. Agregat dihampar dengan
motor grader sampai satu campuran yang merata seperti agregat dihampar
dalam lapisan dengan ketebalan 18 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan
maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
c. Pengahamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan yang di perlukan
dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% yang
dilakukan segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan
pondasi atas, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat
yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis atau mesin gilas
roda getar. Pekerjaan pemadatan diperlihatkan pada Gambar 3.13.
30

Gambar 3.10 Proses Pemadatan Kelas A

Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan maju mundur secara


gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar
dengan sumbu jalan dan dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk
membuat pemadatan matang yang merata.
Kadar air untuk pemasangan dijaga di dalam batas-batas 3% dari kadar air
optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar air optimum dengan penyiraman air
atau pengeringan bila perlu, dan bahan lapis pondasi atas tersebut dipadatkan
sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang
diperlukan.
2. Lapisan Perkerasan/Penutup (Surface Course)
Setelah pemadatan selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan hubungan antara
hamparan baru dengan hamparanlama dengan cara menghamparkan aspal cair
(prime coat) yang diencerkan dengan memakai air dengan perbandingan 2:3
(Volume) dilakukan dengan semprotan atau ditaburkan dengan tipis. Pekerjaan
perkerasan atau pengaspalan dilakukan setelah selesainya pekerjaan lapisan
pondasi atas dan prime coat, pekerjaan penghamparan aspal dilakukan setelah
aspal diangkut dari AMP menggunakan dump colt, setelah di lapangan aspal
ditumpahkan kedalam bak penampung asphalt finisher dan kemudian dengan
asphalt finisher menghamparkan aspal sesuai ketebalan yang direncanakan.
31

Selanjutnya dilakukan pamadatan. Prinsip pemadatan dilakukan dengan


menggilas dari pinggir yang terendah sampai batas pelebaran badan jalan untuk
membentuk badan jalan dengan kemiringan melintang pada bagian kiri dan kanan
jalan masing-masing 3%. Penghamparan lapis perkerasan diperlihatkan pada
Gambar 3.14.

Gambar 3.11 Penghamparan Aspal Menggunakan Asphalt Finisher

Suhu aspal pada saat dimasak mencapai suhu 150º, kemudian dihamparkan
kebadan jalan, penghamparan awal dilakukan pada temperature 98ºC sampai
110ºC lalu dipadatkan dengan tandem roller. Saat pemadatan dengan
menggunakan tandem roller pada passing yang pertama dan ke dua ini dilakukan
tanpa menggunakan air. Untuk passing selanjutnya diberi siraman air yang secara
otomatis akan keluar dari dalam tangki tandem roller yang dialirkan ke roda
tandem roller tersebut. Gambar pemadatan dengan menggunakan tandem roller
diperlihatkan pada Gambar 3.15.
32

Gambar 3.12 Pemadatan Aspal menggunakan Tandem Roller


Setelah dilakukan pemadatan dengan menggunakan tandem roller sebanyak
1 kali passing kemudian pemadatan dilanjutkan dengan menggunakan pneumatic
tire roller. Alat ini biasa digunakan untuk pemadatan aspal hotmix. Jumlah roda
pneumatic tire roller ini adalah Sembilan roda. Pnematic tire roller ini bekerja
sebanyak 18 kali passing. Proses ini juga menggunakan air yang keluar dari
tangki alat tersebut. Gambar pneumatic tire roller diperlihatkan pada gambar
3.16.
33

Gambar 3.13 Pemadatan Aspal menggunakan Pneumatic Tire Roller


3.4.1 Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan yang di amati untuk pekerjaan Lapis pondasi agregat
kelas A , disebutkan seperrti dalam tabel untuk setiap titik sta nya.
34

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 0 + 000 5.5 275.00 5.5 0,15 0 0
2 0 + 050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 0 + 100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 0 + 150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
5 0 + 200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 0 + 250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 0 + 300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 0 + 350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 0 + 400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
10 0+450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
11 0+500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
12 0+550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
13 0+600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
14 0+650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
15 0+700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
16 0+750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
17 0+800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
18 0+850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
19 0+900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
20 0+950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
21 1+000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
22 1+050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
23 1+100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
24 1+150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
25 1+200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
35

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 1 + 250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
2 1 + 300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 1 + 350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 1 + 400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
5 1 + 450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 1 + 500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 1 + 550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 1 + 600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 1 + 650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
10 1 +700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
11 1 +750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
12 1 +800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
13 1 +850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
14 1 +900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
15 1 +950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
16 2 +000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
17 2 +050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
18 2 +100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
19 2 +150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
20 2 +200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
21 2 +250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
22 2 +300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
23 2 +350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
24 2 +400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
25 2 +450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
36

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 2 + 500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
2 2 + 550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 2 + 600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 2 + 650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
5 2 + 700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 2 + 750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 2 + 800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 2 + 850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 2 + 900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
10 2 + 950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
11 3 + 000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
12 3 + 050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
13 3 + 100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
14 3 + 150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
15 3 + 200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
16 3 + 250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
17 3 + 300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
18 3 + 350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
19 3 + 400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
20 3 + 450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
21 3 + 500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
22 3 + 550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
23 3 + 600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
24 3 + 650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
25 3 + 700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
37

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 3 + 750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
2 3 + 800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 3 + 850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 3 + 900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
5 3 + 950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 4 + 000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 4 + 050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 4 + 100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 4 + 150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
10 4+200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
11 4+250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
12 4+300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
13 4+350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
14 4+400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
15 4+450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
16 4+500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
17 4+550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
18 4+600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
19 4+650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
20 4+700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
21 4+750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
22 4+800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
23 4+850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
24 4+900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
25 4+950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
38

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 5 + 000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
2 5 + 050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 5 + 100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 5 + 150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
5 5 + 200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 5 + 250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 5 + 300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 5 + 350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 5 + 400 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
10 5+450 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
11 5+500 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
12 5+550 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
13 5+600 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
14 5+650 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
15 5+700 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
16 5+750 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
17 5+800 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
18 5+850 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
19 5+900 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
20 5+950 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
21 6+000 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
22 6+050 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
23 6+100 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
24 6+150 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
25 6+200 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
39

Tabel 3.4. Lapis pondasi agregat kelas A

LEBAR TEBAL
No STA LEBAR KOEF RATA - RATA – PANJANG VOLUME
M LT/M² RATA RATA M M³
1 6 + 250 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
2 6 + 300 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
3 6 + 350 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
4 6 + 397 5.5 258.00 5.5 0,15 47 38,78
5 6 + 447 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
6 4 + 497 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
7 4 + 547 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
8 4 + 597 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25
9 4 + 647 5.5 275.00 5.5 0,15 50 41,25

Pada setiap pekerjaan untuk penyiapan material selalu disesuaikan dengan


yang tertera dalam kontrak sehingga jika pada fakta dilapangan material kurang
atau lebih tidak terlalu banyak.

3.4.2 Metode pelaksanaan


Metode pelaksanaan perkerjaan pada pekerjaan lapis pondasi atas dan
lapis perkerasan adalah sebagai berikut:
1. Lapis Pondasi Agregat kelas A (Base Course)
Lapis pondasi agregat kelas A dibawa dari Base camp sebagai campuran yang
merata menggunakan dump truck lalu dihampar ke badan jalan pada kadar air
dalam bahan yang tersebar secara merata. Setiap lapis dihampar pada suatu
operasi dengan takaran yang merata dengan menggunakan motor grader
dengan cara maju mundur sampai permukaan benar-benar rata dan sama tebal.
Kemudain dilakukan pemadatan dengan vibro roller, mesin gilas beroda baja,
dimulai dari sepanjang tepi bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
40

dalam arah memanjang. Operasi penggilasan dilakukan sampai seluruh bekas


roda mesin gilas hilang dan lapisan tersebut terpadatkan secara merata.

2. Lapisan Perkerasan/Penutup (Surface Course)


Sebelum dilakukan penghamparan aspal untuk lapisan perkerasan/ penutup,
terlebih dahulu dihampar lapis resap pengikat untuk bahan perekat antara
agregat lapis pondasi atas dengan aspal untuk lapis penutup. Penghamparan
lapis resap pengikat dilakukan dengan menggunakan asphal sprayer yang
menggunkan kompresor untuk mesin pemompa. Penghamparan lapis resap
pengikat dilakukan 0,8 Ltr per m². Peralatan yang digunakan adalah compresor
dan asphalt sprayer, aspal disemprotkan pada suhu yang diizinkan. Lapis resap
pengikat harus di diamkan minimal 24 jam untuk memberi waktu menyerap,
sebelum dilapisi di atasnya. Ketika akan di lakukan pengaspalan, Lapis resap
pengikat tersebut di bersihkan dari debu dan material lainya dengan
mengunakan air compresor. Kemudian didatangkan alat – alat seperti piver
(finisher), tandem roller, dan pneumatic tire roller dengan menggunakan truck
trado baru kemudian pekerjaan dimulai dengan didatangkan aspal dari AMP
menggunakan dump truck colt. Aspal dengan suhu yang telah ditentukan
ditumpahkan ke mesin paver baru setelah itu mesin paver bekerja secara
otomatis menghamparkan aspal sesuai ketebalan yang telah ditentukan yaitu 6
cm, diikuti beberapa orang pekerja yang merapikan jika ada bagian-bagian
yang berantakan atau ketebalan yang tidak sesuai yang biasannya di sebabkan
oleh bebatuan.
Setelah proses penghamparan diikuti oleh mesin pemadat tandem roller yang
bekerja maju mundur dengan syarat pemadatan yang telah di sesuaikan.
Penyempurnaan akhir pemadatan dilakukan dengan menggunakan pneumatic
tire roller, mesin pemadat dengan ban karet memadatkan dan menghilangkan
jejak-jejak bekas roda tandem roller hingga permukaan rata sempurna.
41

3.5 Masalah Yang Terjadi di Lapangan


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdapat masalah-masalah yang timbul,
berikut adalah masalah yang timbul dalam pelaksanaan proyek:
1. Keterlambatan proses pengangkutan material dari quary ke lokasi perkerjaan.
2. Banyaknya sampah organik seperti akar pohon dan batu lempung pada Base A
3. Terdapat beberapa titik tebal Base A yang tidak sampai 15 cm sehingga
dilakukan penghamparan kembali.
4. Adanya genangan Air pada Sta 1 + 250 sehingga para pekerja harus menguras
air terlebih dahulu
5. Terjadi kekurangan lebar badan jalan yang menyebabkan para perkerja harus
memperbaik badan jalan tersebut dengan cara melakukan penghamparan
secaramanual.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tinjauan Pekerjaan


Berdasarkan hasil tinjauan pekerjaan dilapangan yang diperoleh dari
kegiatan praktek kerja lapangan adalah dapat mengetahui tahapan-tahapan
pekerjaan dan pelaksanaan serta alat yang digunakan untuk pekerjaan lapis
pondasi atas (Base Course) dan lapis permukaan (Surface Course).

(arah pergerakan roda)

(Vibrator roller)

sebelum dipadatkan
20 cm Sesudah dipadatkan 15 cm

Gambar 4.1 Tebal Lapisan Pondasi Atas Sebelum dan Sesudah Pemadatan

Pada pekerjaan lapis pondasi atas. Pada saat penghamparan material pada
lapisan pondasi atas tebal hamparan material gembur 20 cm, setelah dipadatkan
dengan mengunakan Vibrator Rroller dengan 6 kali passing tebal lapis pondasi
atas adalah 15 cm.
Pekerjaan aspal atau lapisan permukaan (Surface Course), dimulai dengan
lapis resap pengikat (Prime Coat) terlebih dahulu, yaitu aspal dan bensin yang
telah dipanaskan hingga menjadi aspal cair dan diisi ke dalam Asphalt Sprayer.
Selanjutnya, laston antara (AC-WC) yang diperoleh dari AMP (Asphalt Mixing
Plant). Aspal (AC-WC) dihamparkan dengan menggunakan Asphalt Finisher dan
dipadatkan dengan Tandem Roller serta meratakan permukaannya dengan
menggunakan Pneumatic Tire Roller. Sebelum dilakukan pengaspalan, cuaca
merupakan hal yang harus diperhatikan, karena pengaspalan tidak dapat
dilakukan jika permukaan pondasi tersebut dalam keadaan basah.

40
41

4.1.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)


Berdasarkan hasil tinjauan material Perkerasan Lapisan Pondasi Atas (LPA)
yang digunakan adalah agregat kelas A yaitu sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak dengan ketebalan 15 cm padat. Peralatan yang digunakan pada Lapisan
Pondasi Atas yang menggunakan material kelas A adalah dump truck, motor
grader, water tank, dan compactor. Hasil gradasi agregat yang digunakan
diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar Untuk Lapisan
Pondasi Atas
Ukuran Saringan Berat Butir Yang Lolos (%)
ASTM Mm Kelas A
3” 75 -
2” 50 -
1,5” 37,5 100
1” 25,0 77-100
3/8” 9,5 44-60
No.4 4,75 27-44
No.10 2,00 17-30
No.40 0,425 7-17
No.200 0,075 2-6
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga

Sedangkan untuk material yang di gunakan dalam pengerjaan di lapangan


ketika pengerjaan proyek mengunakan agregat dengan spesifikasi yang di dapat
dari hasil uji saringan agegat yang berasal dari Laboratorium pengujian bahan dan
tanah dinas perkerjaan umum dan penataan ruang kabupaten aceh utara dapat di
lihat di dalam tabel Tabel 4.2.
42

Tabel 4.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar Untuk Lapisan
Pondasi Atas Di Lapangan
Ukuran Saringan Berat Butir Yang Lolos (%)
ASTM Mm Kelas A
3” - -
2” 50,8 100
1,5” 38,1 100
1” 25,4 84,46
3/8” 9,52 45,61
No.4 4,75 29,59
No.10 2,00 17,32
No.40 0,42 7,79
No.200 0,075 4,28
Sumber: Laboratorium Pengujian Bahan Dan Tanah Dinas Perkerjaan Umum
Dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Utara

Berdasarkan pengamatan penggunaan material agregat kelas A yang diamati


ini telah sesuai dengan yang disyaratkan. Sehingga untuk pekerjaan lapis pondasi
atas yang dimulai dari penghamparan dan pemadatan hanya mengalami masalah
masalah ringan dalam pengerjaanya seperti kurangnya ketebalan dan lainya
sehinnga di lakukan penyisipan sehingga di dapat hasil kerja yang sesuaikan
dengan gambar rencana.

4.1.2 Lapisan Perkerasan atau Penutup (Surface Course)


Berdasarkan hasil tinjauan pada lapisan perkerasan atau penutup material
yang digunakan adalah Aspal Beton (AC-WC). Dengan ketebalan dilapangan 5
cm. Untuk pekerjaan lapis perkerasan atau lapis penutup ini terdiri dari campuran
agregat dan aspal sebagai bahan pengikat. Aspal yang digunakan pada lapis
penutup adalah Aspal Concret-Wearing Course. Sebelum dilakukan pengaspalan,
cuaca merupakan hal yang harus diperhatikan, karena pengaspalan tidak dapat
dilakukan jika permukaan pondasi tersebut basah. Pada saat penghamparan suhu
43

aspal mencapai 130 0C dan pemadatan baru dapat dilakukan setelah suhu aspal
menurun yaitu sekitar 110 0C. Agregat yang digunakan adalah agregat yang
bergradasi baik dan mampu menghasilkan stabilias tinggi. Perbandingan gradasi
antara yang disyaratkan dengan yang digunakan diperlihatkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.3 Hasil Gradasi Agregar Kasar Sebagai Bahan Dasar Aspal
Ukuran Saringan Persentasi Lolos
Persentasi Lolos
Atas Berat yang
Mm Inc Atas Berat yang digunakan
disyaratkan
25,4 1” 100 100
19.1 ¾” 90 – 100 99,07
12.5 ½” Maks.90 76,84
9.52 3/8” - 74,11
4.75 No. 4 - 49,01
2,36 No. 8 23 - 49 39,91
1,18 No. 16 - 29,54
0,60 No. 30 - 21,06
0,30 No. 50 - 13,19
0,075 No. 200 - 0,76

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga

Untuk bahan pengikat menggunakan aspal panas.Suhu aspal pada saat


diangkut dari AMP adalah 1500 C dan kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan.
Campuran aspal Lataston diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas
lapis pondasi atas yang sudah dibangun sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang
di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada. Dan kemudian dilakukan
pemadatan. Agregat kasar yang digunakan terdiri dari batu kerikil pecah ataupun
campuran batu pecah dengan kerikil alam bersih yang sesuai. Kerikil yang
digunakan mempunyai permukaan yang kasar dan mempunyai bidang pecah dan
permukaan bebas dari lumut dan tumbuhan lainnya.
44

4.2 Produktivitas Tenaga Kerja dan Peralatan


Pada setiap item pekerjaan ini menggunakan alat berat untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Berikut adalah perhitungan produktivitas tenaga kerja dan
peralatan untuk pekerjaan yang diamati.
4.2.1 Lapis pondasi agregat kelas A
1. Dump Truck
Dump truck yang digunakan berkapasitas 13 m3. Untuk menghitung
produktivitas alat ini maka terlebih dahulu dihitung waktu siklus atau Cycle
Time (CT). CT terdiri dari beberapa unsur diantaranya waktu muat atau
Loading Time (LT) 5 menit, waktu angkut atau Hauling Time (HT) 120 menit,
waktu kembali atau Return Time (RT) 90 menit, waktu pembongkaran atau
Dumping Time (DT) 5 menit dan waktu tunggu atau Spotting Time (ST) 15
menit. Dengan demikian :
Untuk Dump Truck
CT = LT + HT + DT + RT + ST
CT = 5 menit + 120 menit + 80 menit + 5 menit + 15 menit
CT = 225 menit
Jadi, produktivitas untuk peralatan dump truck adalah:
kapasitas
Produktivitas =
CT
13𝑚3
=
225 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,057 m3/menit/truk
Maka produktivitas untuk satu dump truck adalah 0,057 m3/menit/org.

2. Motor Grader
Data-data yang diketahui dari hasil pengamatan yaitu motor grader berjalan
dengan kecepatan rata-rata (V) 5 km/jam dan lebar efektif per passing (W)
adalah 2,4 meter dan dianggap efisiensi kerja (E) adalah 0,83. Dan operator
yang dibutuhkan adalah 1 orang. Untuk menghitung produktivitas digunakan
rumus Sebagai berikut:
45

Prod = V.W.E
Prod = 5 km/jam x 2,4 meter x 0.83 x 1 org
= 9,96 m2/jam
Jadi untuk produktivitas motor grader yang bekerja adalah 9,96 m2/jam/org.

3. Vibrator Roller
Pekerjaan pemadatan lapis pondasi atas dilakukan dengan menggunakan vibro
roller. Perkiraan produktivitas alat pemadatan ini dihitung dengan
menggunakan rumus :
10 xWxSxLxE
Prod =
P
Data-data yang didapat dari pengamatan dilapangan untuk pekerjaan
pemadatan adalah jumlah passing untuk pemadatan (P) adalah 10 kali, lebar
pemadatan per passing (W) adalah 2.5 m, kecepatan (S) adalah 8 km/jam,
ketebalan lapis akhir untuk kelas A (L) adalah 15 cm, dan efesiensi (E) 50
menit/jam. Operator yang diperlukan sebanyak 1 orang. Maka untuk
menghitung produktivitas alat ini adalah sebagai berikut:
10𝑥2,5𝑚𝑥8𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚𝑥15𝑐𝑚𝑥50⁄60
Prod =
8𝑘𝑎𝑙𝑖
= 250 km/jam/org.
Jadi untuk produktivitas satu unit compactor adalah 250 km/jam/org.

4. Water Tanker
Water tanker yang digunakan adalah type 8000 L sebanyak 1 unit.
VxnxFa
Prod/jam =
Wc
4 x3 x0,83 8𝑥2𝑥0,83
=
0,07 0,07

= 189,71
Keterangan; V = Volume air tangki
N = Pengisian tangki
46

Fa = Faktor efisien
Wc = Kebutuhan air
4.2.2 Laston lapis antara AC – BC

5. Asphalt Paver
Pada pekerjaan penghamparan aspal dengan menggunakan paver,
produktivitasnya tergantung dari kecepatan screed. Biasanya Paver mampu
menghampar aspal sebanyak 8 m3 dalam waktu 23 menit. Kecepatan paver
pada saat penghamparan adalah konstan.
8m 3
Prod =
23menit
= 0,35 m3/menit/paver
Jadi untuk produktivitas satu unit asphal paver adalah 0,35 m3/menit/paver.

6. Tandem Roller
Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas setiap alat yang
digunakan untuk pemadatan adalah sama, yaitu :
10 xWxSxLxE
Prod =
P
Data-data yang didapat dari pengamatan dilapangan untuk pekerjaan
pemadatan dengan menggunakan tandem roller adalah jumlah passing untuk
pemadatan (P) adalah 1 kali, lebar pemadatan per passing (W) adalah 2,5 m,
kecepatan (S) adalah 15 km/jam, ketebalan lapis akhir (L) adalah 5 cm, dan
efesiensi (E) 50 menit/jam. Operator yang diperlukan sebanyak 1 orang. Maka
produktivitas alat ini adalah :
10𝑥2,5𝑚𝑥15𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚𝑥5𝑐𝑚𝑥50⁄60
Prod =
1𝑘𝑎𝑙𝑖
= 1562 cm/jam/roller
Jadi untuk produktivitas satu unit tandem roller adalah 1875 cm/jam/roller.
47

7. Pnematic Tire Roller


Data yang diperoleh dari hasil pengamatan untuk pemadatan dengan
menggunakan pneumatic tire roller adalah jumlah passing untuk pemadatan
(P) adalah 18 kali, lebar pemadatan per passing (W) adalah 3 m, kecepatan (S)
adalah 15 km/jam, ketebalan lapis akhir (L) adalah 5 cm, dan efesiensi (E) 50
menit/jam. Operator yang diperlukan sebanyak 1 orang. Maka produktivitas
alat ini adalah :
10𝑥3𝑚𝑥15𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚𝑥5𝑐𝑚50⁄60
Prod =
18𝑘𝑎𝑙𝑖
= 1875 cm/jam
=18,75 m/jam
Jadi untuk produktivitas satu unit pneumatic tire roller adalah 1875 cm/jam.

8. Tenaga Kerja
Pada pekerjaan lapis pondasi atas tenaga kerja yang diperlukan untuk
membersihkan sisa material yang tidak dipakai setelah penghamparan adalah 2
orang. Dalam 1 hari seorang pekerja tersebut membersihkan sisa hamparan
sepanjang 750 m2. Jadi, produktivitas tenaga kerja adalah :
750𝑚2
Prod =
2𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 375m2/org/hari
Jadi untuk produktivitas Tenaga Kerja adalah 375 m2/org/hari.
Untuk pekerjaan lapis perkerasan, tenaga kerja yang bekerja merapikan hasil
hamparan adalah 4 orang per hari, dalam 1 hari jam kerja penghamparan lapis
perkerasan dapat dilakukan sepanjang 250 m2. Jadi produktivitas tenaga kerja
tersebut:
800𝑚2
Prod =
4𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 200 m2/org/hari.
Jadi untuk produktivitas satu orang tenaga kerja adalah 200 m2/org/hari.
48

9. Mandor.
Perhitungan produktivitas mandor pada setiap pekerjaan dihitung berdasarkan
panjang pekerjaan yang dilaksanakan dalam waktu 1 hari jam kerja. Pada
pekerjaan lapis pondasi atas mandor yang bekerja hanya 1 orang. Maka
produktivitas mandor untuk pekerjaan lapis pondasi atas adalah sama dengan
panjang pekerjaan yaitu 750 m2/org/hari, dan untuk laston lapis antara (AC –
WC) dengan panjang pekerjaan dalam satu hari adalah 800 m2 diawasi oleh 1
orang mandor.

4.2 Solusi Terhadap Masalah


Setiap pekerjaan yang dikerjakan tidak mungkin dipisahkan dari masalah
yang timbul. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tidak sesuainya
gambar rencana dengan kondisi dilapangan,
1. Institusi pelaksana sebaiknya menyedikan alat pengangkut (Dump Truck) yang
sesuai dengan volume perkerjaan, agar perkerjaan di lapangan tidak terhenti
karena menunggu material.
2. Seharusnya sebelum perkerjaan di mulai di lakukan pengecekan atau service
terhadap alat – alat yang akan di gunakan agar ketika perkerjaan berlangsung
akan kecil kemungkinan alat-alat yang akan di gunakan rusak.
3. Ketika di lakukan penghamparan setiap beberapa meter seharusnya di lakukan
pengecekan lebar badan jalan agar ketika badan jalan kurang perkerja tidak
terlalu jauh memperbaiki badan jalan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti kerja praktek pada proyek ini, banyak didapatkan
pengalaman dan pengetahuan secara langsung dilapangan baik dari pengawas
lapangan, konsultan yang bekerja di dalam kantor, bahkan dari para pekerja atau
tukang sekalipun, maka untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat disimpulkan
bahwa :
1. Laston Lapisan Pengikat AC – WC , Ketebalan rata – rata 5 cm namun pada
Sta 0 + 750 dan 1 + 350 ketebalan nya 4,8 cm, Berdasarkan informasi yang
saya dapatkan dari pptk di lapangan kekurangan ketebalan sebesar 0,4 cm masi
dapat di lakukan pembayaran.
2. Ada perbedaan antara kontrak dengan perkerjaan yang terjadi di lapangan
seperti pada perkerjaan Bahu jalan, dalam kontrak bahu jalan mengunakan
material kelas S tinggi 15 cm dan lebar 50 cm ,Namun yang terjadi di lapangan
pengerjaan Bahu jalan mengunakan agregat kelas A yang di hamparkan secara
bersamaan dengan pengerjaan badan jalan yang mengunakan material agregat
kelas A.
3. Tidak di butuhkan timbunan pilihan dalam pengerjaan proyek ini.

49
50

5.2 Saran
Dari hasil pengamatan di lokasi pekerjaan proyek diperoleh beberapa saran
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek :
1. Pada saat pengerjaan, Sebaiknya pengawas di berikan upah yang besar, dan
sanksi yang tegas apabila pengawas lalai dalam pengawasan. Bertujuan agar
pengawas benar - benar mengawasi proses perkerjaan tersebut, Sehingga
menghasilkan perkerasan yang sesuai dengan rencana.
2. Sebelum perkerjaan berlangsung sebaiknya pihak kontraktor perlu
mengadakan perundingan dan perjanjian yang jelas dengan aparatur dan
pemuda di lokasi perkerjaan agar tidak terjadi pemerasan oleh pihak tertentu
pada saat prosees perkerjaan berlangsung.
3. Perlu di sesuaikan antara alat angkut (dump truk) dengan volume pekerjaan
yang ada agar pekerjaan dilapangan tidak banyak terhenti untuk menungu
datangnya material sehingga proses perkerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana.
51

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 Tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, http://www.google.com, diunduh tanggal
05 November 2018.
Departemen Pekejaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Tentang
Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan, http://www.google.com, diunduh tanggal 05
November 2018.
Saodang, H, 2004, Konstruksi Jalan Raya, Nova, Bandung.
A. Sukirman, S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Susy,FR., 1999, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Bineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai