Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PORTOFOLIO

BAHASA INDONESIA
LAPORAN HASIL
OBSERVASI (LHO)
Topik “wayang”

1. Aliyah tul muadzah


A. Pembuka/Definisi Umum
Pengertian Wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas. Seni pertunjukan
ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Secara
umum, pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan
oleh seorang dalang, dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat
pertunjukan.

Pengertian Wayang Secara Filosofis Wayang merupakan bayangan, gambaran atau


lukisan mengenai kehidupan alam semesta. Di dalam wayang digambarkan bukan hanya
mengenai manusia, namun kehidupan manusia dalam kaitannya dengan manusia lain,
alam, dan Tuhan. Alam semesta merupakan satu kesatuan yang serasi, tidak lepas satu
dengan yang lain dan senantiasa berhubungan. Unsur yang satu dengan yang lain di
dalam alam semesta berusaha keras ke arah keseimbangan. Kalau salah satu goncang
maka goncanglah keseluruhan alam sebagai suatu keutuhan (system kesejagadan).

B. Isi
i. Fungsi Wayang
Wayang sebagai penggambaran alam pikiran Orang yang dualistik. Ada dua hal,
pihak atau kelompok yang saling bertentangan, baik dan buruk, lahir dan batin,
serta halus dan kasar. Keduanya bersatu dalam diri manusia untuk mendapat
keseimbangan. Wayang juga menjadi sarana pengendalian sosial, misalnya dengan
kritik sosial yang disampaikan lewat humor. Fungsi lain adalah sebagai sarana
pengukuhan status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang
terpandang, dan mampu menyediakan biaya besar. Wayang juga menanamkan
solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan

ii. Kandungan Dalam Wayang


a) Wayang Bersifat “Momot Kamot”. Wayang merupakan media
pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia (momot
kamot). Pemikiran manusia, baik terkait dengan ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, hukum maupun pertahanan keamanan dapat termuat di
dalam wayang.

b) Wayang Mengandung Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan. Di dalam wayang


dikandung tatanan, yaitu suatu norma atau konvensi yang mengandung
etika (filsafat moral). Norma atau konvensi tersebut disepakati dan
dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Di dalam pertunjukan
wayang dikandung aturan main beserta tata cara mendalang dan bagaimana
memainkan wayang, secara turun temurun dan mentradisi, lama kelamaan
menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman (konvensi).

c) Wayang Merupakan Teater Total. Pertunjukan wayang dapat dipandang


sebagai pertunjukan teater total, artinya menyajikan aspek-aspek seni secara
total (seni drama, seni musik, seni gerak tari, seni sastra, dan seni rupa).
Dialog antar tokoh (antawecana), ekspresi narasi (janturan, pocapan,
carita), suluk, kombangan, dhodhogan, kepyakan, adalah unsur-unsur
penting dalam pendramaan

iii. Jenis-jenis wayang


1) Wayang Kulit
2) Wayang Bambu
3) Wayang Kayu
4) Wayang Orang
5) Wayang Motekar
6) Wayang Rumput

Penutup/simpulan

Wayang sebagai warisan budaya dapat musnah jika tidak ada penghargaan yang
cukup baik dari masyarakat dan pemerintah terhadap pelaku seni wayang. Dalang sebagai
pemain utama dalam wayang sebagai pemilik hak terkait di pementasan wayang perlu
mendapatkan jaminan perlindungan hak ekonomi ketika acara itu disiarkan di media
elektronik sehingga mereka masih bisa mendapatkan pendapatan yang cukup meskipun
jadwal acara berkurang sebagai hasil dari pengembangan media elektronik dan
telekomunikas
.

Anda mungkin juga menyukai