Anda di halaman 1dari 6

“MENUJU PEMBENTUKAN

WAYANG NUSANTARA”

1. Pokok-pokok isi bab


a. Bab 1 Pendahuluan
1) Penulis menceritakan sebuah cerita mengenai Negara Astira dengan
bahasa daerah lalu terjemahannya sebagai pembuka. Kemudian dilanjutkan
dengan definisi wayang, yaitu salah satu cabang kesenian yang populer dan
digemari, terutama di Jawa dan Bali. Wayang sudah dikenal sejak dulu, sejak
zaman kerajaan Kediri, bahkan jauh sebelumnya walau bentuk dan isinya
beda dengan yang saat ini.
2) Kesenian wayang perlu dibina dan dikembangkan. Wujud wayang adalah
semacam tiruan manusia, binatang, dll dalam bentuk lukisan pada kulit yang
ditatah atau patung dari kayu. Wayang adalah sebagai peraga atau lakin cerita.
3) Dalam buku ini penulis akan berusaha menjawab berbagai pertanyaan
mengenai wayang.

b. Bab 2 Sejarah Perkembangan Wayang


1) Wayang asli dari Indonesia, diakui oleh peneliti-peneliti asing
seperti Brandes dan Dr. Gaj Hazeu. Tidak ada tanda-tanda Hindu meski
ceritanya Kehinduan.
2) Timbulnya wayang diutarakan beberapa ahli. Dalam “Almanak
Primbon Jawa” tahun 1959, Prof. Priyana mengatakan sekitar 2000 tahun lalu.
3) Perkembangan-perkembangan wayang
a) Wayang f) Wayang
Purwa Klitik
b) Wayang g) Wayang
Madya Menak
c) Wayang h) Wayang
Gedog Golek
d) Wayang i) Wayang
Suluh Bali
e) Wayang
Kancil
Yang paling populer adalah wayang Purwa.

c. Bab 3 Sebuah Contoh Lakon Wayang Kulit


Salah satu ringkasan sebuah lakon berjudul Kangsa Adu Jago. Lakon ini
terjadi pada waktu satria Pandawa dan satria Mandura masih remaja dan sedang
giat belajar menuntut ilmu. Pada waktu itu di kerajaan Mandura sedang terjadi
usaha kudeta terhadap raja yang dilakukan oleh Kangsa, Adipati dari Kadipaten
Sengkapura.

d. Bab 4 Keunggulan-keunggulan Wayang


1) Wayang memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak atau
kurang dimiliki oleh cabang kesenian lain, terutama dilihat dari segi fungsinya
sebagai media penyampaian suatu pesan atau ajaran kepada masyarakat luas.
2) Wayang juga mempunyai fungsi seni yaitu sebagai perwujudan
rasa keindahan seorang dalam usahanya mencapai perkembangan hidup
masyarakat.
3) Wayang mempunyai kemampuan untuk menjangkau masyarakat,
kemampuan untuk mendukung cabang seni lain, dan kemampuan untuk
mengikuti perkembangan zaman.
4) Kemampuan-kemampuan tersebut dapat direalisasikan pada
setiap pementasan suatu cerita, lakon apa pun yang dibawakannya.
5) Kemampuan mendukung materi: dalam satu pementasan lakon
saja telah tercakup begitu banyak segi kehidupan; segi politik dan keagamaan,
kemiliteran, kepahlawanan, patriotisme, kerumahtanggaan, kewanitaan,
percintaan, hubungan antara negara, keagamaan, keutamaan budi pekerti,
kejahatan, ketabahan menghadapi rintangan, kesejahteraan rakyat, pendidikan,
dll.
6) Kemampuan menjangkau masyarakat:
(a) Pertunjukan wayang dapat menarik perhatian semua
tingkatan usia, semua tingkat pendidikan, dan semua golongan.
(b) Sifat penyajian yang agak impresionistis
memungkinkan tiap lapisan dan golongan dapat menghayatinya.
7) Kemampuan untuk mengikuti perkembangan masyarakat:
wayang memiliki sifat luwes dan dengan keluwesannya itu ia mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan masayarakat.
8) Kemampuan mendukung cabang kesenian lain: bentuk wayang
adalah hasil seni lukis dan seni pahat yang indah yang tinggi mutunya.

e. Bab 5 Kelemahan Wayang yang Ada Sekarang


1) Proses perkembangan berjalan terus, sementara perkembangan
wayang kurang mengikutinya, sehingga makin hari makin menampakkan
kelemahan-kelemahan pada dirinya.
2) Kelemaha pertama terletak pada bahasa. Bahasa yang digunakan
yaitu bahasa daerah atau bahasa kuno yang umumnya sudah kurang dipelajari
oleh anak-anak sekarang.
3) Kelemahan kedua terletak pada penggambaran tokoh-tokoh
wayang. Hampir semua tokoh wayang tersebut merupakan tokoh khayal yang
tidak pernah ada dalam kenyataan. Gambaran-gambaran tokoh khayalan
semacam itutak dapat diterima lagi oleh generasi sekarang yang berpandangan
realistis. Kelemahan yang paling besar menyangkut masalah isi cerita wayang.

f. Bab 6 Perlunya Usaha Pelestarian dan Pengembangan


1) Pada wayang terdapat ciri-ciri unggul yang tidak dimiliki oleh
cabang kesenian lain. Berupa kemampuan untuk menjangkau masyarakat luas,
kemampuan untuk mendukung berbagai materi pendidikan masyarakat,
kemampuan mendukung perkembangan cabang kesenian lain dan kemampuan
untuk mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
2) Angkatan muda sebenarnya tetap menyukai kesenian wayang,
bahkan masih merasa memilikinya sebagai salah satu jenis kesenian asli
Indonesia yang merupakan kebanggaan nasional.
3) Bahasa merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan agar
wayang dapat dinikmati seluruh penontonnya.
4) Usaha-usaha pelestarian wayang perlu diadakan sebagai salah
satu kekayaan budaya bangsa Indonesia, wayang perlu dibina dan
dikembangkan terus, sesuai dengan perkembangan-perkembangan yang
terjadi di bidang lain, dan sesuai dengan tuntutan masyarakat sendiri, sekarang
dan masa mendatang.

g. Bab 7 Kemungkinan Pembentukan Wayang Nusantara


1) Usaha-usaha pelestarian wayang sebenarnya sudah banyak
dilakukan oleh tokoh-tokoh kesenian, terutama tokoh pewayangan. Namun,
usaha-usaha itu sedemikian jauh belum menunjukkan adanya perkembangan-
perkembangan yang berarti, dalam arti memenuhi tuntutan generasi sekarang
dan mendatang.
2) Lebih-lebih bila dilihat dari segi wawasan Nusantara, kemajuan
yang dicapai oleh usaha-usaha itu jelas belum mengarah kepada
pengembangan budaya bangsa seluruhnya yang hasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa.
3) Belum memperlihatkan tanda-tanda yang mengarah pada hakekat
budaya bangsa yang merupakan satu kesatuan.

2. Rangkuman

“MENUJU PEMBENTUKAN WAYANG NUSANTARA”

Perkembangan wayang di masa depan perlu diarahkan kepada kesatuan budaya


bangsa, dengan berpedoman pada norma-norma Pancasila dan menerapkan nilai-nilai
luhur yang mencerminkan kepribadian bangsa serta meniadakan nilai-nilai sosial
budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan sempit. Artinya, wayang harus benar-
benar menjadi milik seluruh bangsa, dan merupakan kebanggaan bangsa. Untuk itu
seluruh bangsa harus dapat menikmati dan menghayatinya dengan baik. Oleh sebab
itu, perlu diusahakan penggunaan bahasa Indonesia dalam wayang di masa depan.
Perkembangan wayang harus tetap mempertahankan dan meningkatkan ciri-ciri
unggul yang dimilikinya karena justru di situlah terletak keunikan wayang. Oleh
karena itu, bentuk perpaduan dengan gamelan pengiringnya; tembang-tembang suluk
yang membatasi babak atau adegan, bentuk wayang dengan lukisan dan tatanan yang
halus dam rumit; pembagian cerita dalam babak awal sebagai perumusan masalah,
babak tengah sebagai pengembangan masalah dan babak akhir sebagai penyelesaian
masalah; penampilan tokoh-tokoh netral seperti abdi perempuan dan panakawan,
keanekaragaman aspek kehidupan yang digambarkan dalam pergelaran; serta hal-hal
lain yang bersifat positif perlu tetap dipertahankan.
Perkembangan wayang harus berorientasi pada cara berpikir, cara hidup dan sikap
hidup masyarakat. Waktu pementasan yang terlalu panjang dan melemahkan perlu
diubah karena tidak sesuai dengan cara dan kebiasaan hidup serta kesibukan
masyarakat. Lakon-lakon yang menggambarkan cerita khayal dan hal-hal yang tak
masuk akal, serta penampilan tokoh-tokoh yang ajaib dan bersifat legendaris perlu
ditiadakan, diganti dengan penyajian-penyajian yang wajar dansesuai dengan cara
berfikir serta sikap hidup masyarakat yang makin maju.
Perlu dicari dan diusahakan suatu citra pewayangan di masa depan, yang akan
dapat selalu mengikuti perkembangan-perkembangan masyarakat pada setiap zaman
yang dilaluinya sehingga wayang tidak akan pernah usang. Ini merupakan usaha besar
yang memerlukan perintisan dan pembinaan yang penuh ketekunan.
Oleh karena itu, dapat dirintis kemungkinan dibentuknya wayang Nusantara, yang
membawakan lakon-lakon yang diangkat dari sejarah Indonesia.
3. Menyunting rangkuman isi buku milik teman

Anda mungkin juga menyukai