PENDAHULUAN
b
Gbr. 1-01: Dalam suatu upacara, setiap orang memiliki Gbr. 1-02 a,b: Dalam upacara ngaben (pembakaran mayat) di
peranan tersendiri (foto upacara perkawinan di Bali). Bali, terdapat banyak peristiwa atau adegan ”teatral.”
— PENDAHULUAN —
Gbr. 1-03: Bubur Sura di Sumedang, Jawa Barat, diadakan setiap bulan Sura dengan tarian semalam suntuk.
Gbr. 1-04 a,b: Dalam peristiwa sehari hari, terjadi adegan-adegan dramatis seperti dalam teater: (a) permainan anak, (b) Obrolan atau
diskusi.
Gbr. 1-05 a,b: Tanggapan atau tontonan: (a) khitanan di Sulawesi Selatan yang menggunakan kesenian Pakarena, (b) Pertunjukan
Reog Ponorogo di Taman Mini Indonesia Indah.
Padang), Teater Oranye (di Jambi), Teater Alam (di Palembang), Teater
Satu Lampung, Komunitas Berkat Yakin (di Lampung), Teater Yupa,
Teater Garasi Seni Oposisi (di Samarinda), Teater Srikandi TGBA (di
Palangkaraya), Teater Betang (di Sampit), Teater Peniti (di Gorontalo),
Teater Kita, Teater Satu Mei (di Makassar), Teater Sendiri (di Kendari),
Teater Putih, Teater Sesantra, Teater Embrio (di Mataram), Teater
Bening (di Lombok Timur), dan sebagainya. Selain itu, kata “teater” juga
dipakai untuk menamakan aliran drama. Misalnya teater realis, teater
surealis, teater absurd, teater total, teater tradisi, teater jalanan, teater
buruh, dan sebagainya.
Gbr. 1-09 a,b: Unsur lawak yang memberi hiburan segar biasa diselipkan dalam suatu Pertunjukan, (a) ludruk, Jawa Timur dan (b)
topeng Betawi
— PENDAHULUAN —
b
Gbr. 1-12 a,b: Banyak sekali ragam kesenian tradisional yang ”dramatis” tidak bisa dipisahkan dari upacara. (a) ujungan
di Pacet, (b) Upacara kebo-keboan di Banyuwangi, Jawa Timur.