Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami pajatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, berkat nikmat, rahmat, karunia, dan kasih sayang-Nya,
makalah ini dapat terselesaikan. Sekiranya makalah ini dapat
menambah ilmu pembaca dalam bidang Seni Teater.

Seni Teater sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,


terlebih sudah banyak media menayangkan drama yang
merupakan salah satu bagian dari seni teater. Tugas ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang beberapa cerita
teater di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Tugas ini memuat tentang TEATER ,
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian
yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah
(kalau
ada),
penafsiran,
penggarapan,
penyajian
atau
pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public
atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat,
kritikus
atau
peneliti).
Sebagian besar masyarakat beranggapan Teater adalah
nama lain dari lakon atau drama, pemikiran tersebut dapat
dikatakan salah, mengingat drama salah satu bagian dari teater.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Seni
Budaya, yaitu Ibu Alam yang telah membimbing penyusun agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya
tulis. Maka, makalah ini kami ciptakan untuk memberi wawasan
secara mendalam mengenai pengertian teater, jenis-jenis teater,
contoh, serta penerapan teater, dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Akan diuraikan secara mendetail melalui
1

makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini


belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam
penyempurnaan makalah ini.

Terima Kasih

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni.
Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan
berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku
penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil
pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang
merefleksikan naluri secara murni. Salah satu seni yang kita
perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak
hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang
sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat.
Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Tetapi sebelum
itu mari kita kupas lebih dalam lagi tentang teater, demi
mendukung seni teater INDONESIA.

1.2Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
2

1) Membantu pembaca dalam memahami teater


2) Menemukan ciri tersendiri dalam teater
3) Pembaca tertarik untuk mempelajari teater
4) Menambah minta pembaca untuk melestarikan seni teater
Manfaat :
1) Memperluas pengetahuan pembaca dalam seni teater
2) Memperbaiki nilai seni budaya

BAB II
ISI
A.

Definisi Teater

Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis thtre, kata
teater sendiri berasal dari kata theatron () dari bahasa Yunani, yang
berarti "tempat untuk menonton").
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih
luas,

teater

adalah

proses

pemilihan

teks

atau

naskah,

penafiran,

penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau


penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton,
pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut
prose teater atau disingkat berteater.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti
luas :
Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan
didasarkan pada naskah yang tertulis).

Teater dalam arti sempit adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di


depan orang banyak contohnya wayang orang, wayang, sintren, janger,
mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata


drama. Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat
yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama
merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno draomai yang
berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis drame
menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah teater
berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan drama berkaitan
dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah
visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan
disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau
salah satu unsur dari teater.

B.

Teater Dan Drama

A) ARTI DRAMA
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom
(segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan
(axciting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak (life presented in action).
Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak
dengan action.
Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat
dan sifat manusia dengan gerak.
Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action
dihadapan penonton (audience).

B)

TEATER
Ada yang mengartikan

ARTI

sebagai

gedung

pertunjukan,

ada

yang

mengartikan sebagai panggung (stage). Secara Etimologi (asal kata),


Teater Adalah Gedung Pertunjukan (auditorium).
Dalam arti luas Teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang
dipertunjukan di depan orang banyak. Misalnya Wayang Orang, Ludruk,
Lenong, Reog, Sulapan.
Dalam arti sempit Teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan dalam pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media,
gerak, percakapan dan laku, dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan
pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.

C) PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER


Teater

dan

drama,

memiliki

arti

yang

sama,

tapi

berbeda

uangkapannya.Teater berasal dari kata Yunani Kuno "theatron" yang secara


harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata
teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata
yunanai 'dran' yang berarti berbuat, berlaku atau beracting. Drama
cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama
setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian
atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang
manusia

kemudian

diangkat

kesuatu

pentas

sebagai

suatau

bentuk
6

pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta


karena adanya drama.
Dari

penjelasan

disimpulkan

bahwa

di

atas,

istilah

dapat
teater

berkaitan langsung dengan pertunjukan,


sedangkan
peran

drama

atau

naskah

berkaitan
cerita

dengan

yang

akan

dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi


dari drama atau drama yang dipentaskan di
atas

panggung

penonton.

dan

Dengan

disaksikan
kata

lain

oleh
drama

merupakan bagian atau salah satu unsur


dari teater.

D)

PERSAMAAN
DRAMA
DENGAN
TEATER

Pertunjukan akting yang dilakukan di atas panggung


dihadapan penonton

Menggunakan naskah cerita


Dilakukan oleh
banyak orang/pemain

C.

Sejarah Teater

Asal Mula Teater


Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak
diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal
mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut:
7

Berasal dari upacara agama primitif.


Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu
yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan
teater. Meskipun upacara agama telah
lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup

hingga sekarang.
Berasal
dari
menghormati

nyanyian
seorang

terus

untuk

phlawan

dikuburannya. Dalam acara ini seseorang


mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan
lama

kelamaan

bentuk teater.
Berasal dari
mendengarkan

diperagakan

kegemaran
cerita.

yang

dalam

manusia

Cerita

itu

kemudian juga dibuat dalam bentuk


teater

(kisah

perburuan,

kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya).


Rendra dalam (San Santosa, 2008: 4), menyebutkan bahwa naskah
teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir,
I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum
tarikh Masehi. Pada zaman itu peradaban Mesir Kuno sudah maju. Mereka
sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat
kalender,

Teater Yunani Klasik

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar


2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah
lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak
yang disebut amphitheater (Jakob Soemardjo, 1984). Ribuan orang
8

mengunjungi amphitheater untuk menonton teater-teater, dan hadiah


diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah
lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya.
Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:
1. Pertunjukan dilakukan di amphitheater.
2. Sudah menggunakan naskah lakon.
3. Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan
memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu
tokoh.
4. Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang,
takut, dan kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering
mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu.
5. Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor
(penyanyi), penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya
pertunjukan).

Teater Romawi Klasik


Brockett (San Santosa, 2008: 7) menyatakan bahwa Setelah tahun 200
Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga
Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani.
Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman
Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun
240 SM Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani.
Teater Romawi merupakan hasil
adaptasi
bentuk
teater
Yunani.
Cirinya sebagai berikut:
1. Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.
2. Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema
cerita tetapi juga
menjadi ilustrasi cerita.
3. Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
4. Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah
dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan
kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
5. Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman.

1) Sejarah Teater ; Berawal Dari Yunani Kuno


Perkembangan drama sekarang ini berawal dari Yunani Purba seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sekitar tahun 600 SM ada festival untuk
menghormati dewa Dyonysius yaitu dewa anggur dan kesuburan. Festival
tersebut berbentuk festifal tarian dan nyanyian, kemudian mereka
menyelenggarakan sayembara pertunjukan dimana ada tarian, nyanyian
yang didasarkan pada sebuah cerita, secara historis itu menjadi sayembara
drama pertama. Sayembara biasa dilakukan di Athena dan pertunjukan yang
dibawakan adalah drama tragedy. Pemenang sayembara pertama kali itu
ialah Thespis seorang actor dan penulis tragedi yang pertama dikenal di
dunia. Thespis sebenarnya merupakan tokoh historis tetapi oleh masyarakat
Yunani Kuno dijadikan legenda, dan segala seuatu tentang drama dinyatakan
sebagai penemuan Thespis, maka kerena itu para actor pertunjukan disaat
itu disebut Thespian.
Perkembangan drama Yunani mengalami puncaknya sekitar tahun 400
SM . drama masih diperuntukan sebagai bagian dari upacara agama.
Upacaranya terbuka untuk umum . tempat pertunjukan yag terkenal di
Athena adalah teater Dyonysius, yang terletak disamping bawah bukit
Acropolis, yaitu pusat kuil di Athena.
Pada saat itu penulis drama biasa memainkan naskahnya sendiri, jadi
seorang actor sekaligus seorang penulis naskah cerita. Dari begitu
banyaknya naskah drama Yunani kuno kurang lebih hanya tigapuluh naskah
yang ada sampai sekarang ini. Dan naskah-naskah itu ditulis oleh penulispenulis terkenal dizamannya seperti Aeskilos, Sophokles dan Euripedes
(ketiga tokoh drama ini spesialis Tragedi), Aristhopanes (Komedi), dan
Menander (komedi).

10

Pada akhir Tahun 400-an SM festival drama Dyonysius, tidak melulu


drama tragedy malah sang actor peserta festival harus menyuguhkan 3
tragedi dan 1 Satyr. Satyr ini dimaksudkan sebagai komedi ringan dan
pendek yang jenaka dan parody terhadap mitologi. Arti Satyr sendiri adalah
makhluk mitologi yang setengah manusia setengah binatang dan para koor
drama Satyir biasanya memerankan para Satyr sang makhluk dongeng.
Hanya ada satu naskah satyr yang selamat yakni Naskah Euripedes, yang
berjudul Cyclop.
Pada tahun 300-an SM Komedi muncul, Komedi berasal dari kata
Komodia yang maknanya membuat gembira. Dalam komedi pelaku utama
biasanya memerankan tokoh sebagai pembawa ide gembira, misalnya
pembawa pesan damai untuk mengakhiri perang, seluruh cerita naskah
drama pada saat itu berakhir menggembirakan. Karena saat itu tidak ada
atau tidak boleh ada percampuran jenis cerita drama antara komedi dan
tragedi (karena pertunjukan tragedy bermula dari perayaan upacara
keagamaan) Biasanya setelah pertunjukan komedi, acara dilanjutkan
dengan Komos yakni keluar arena pertunjukan dan mengadakan pesta
dengan penuh kegembiraan. Itu sekilas ulasan tentang sejarah teater pada
zaman Yunani kuno.
11

2) Sejarah Teater ; Romawi Kuno


Teater Romawi Klasik - Setelah tahun 200 Sebelum Masehi
kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun
mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi
menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman Renaissance.
Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM
(Brockett, 1964). Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus,
seniman Yunani.
Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani.
Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater
Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan
dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat
Romawi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.
b. Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema
cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
c. Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
d. Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah
dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan
kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
e. Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman.

12

Gambar Panggung teater Romawi Kuno

Bentuk-bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi klasik


adalah:
Tragedi.
Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil
diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca (4 SM - 65 M) dengan ciriciri sebagai berikut.

Plot cerita terdiri dari 5 babak dengan struktur cerita yang terperinci
jelas.

Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi.

Dialog ditulis dalam bentuk sajak.

Tema cerita seputar hubungan antara alam kemanusiaan dan alam


gaib.

Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh


penting yang mengungkapkan isi hati.

Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi


bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan
teater tertua pada Zaman Romawi Klasik ini ciri-cirinya adalah sebagai
berikut.

Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya


tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus
bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah
ditipu.

Plot cerita berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan


para badut di mana musik dan tari menjadi unsur penting dalam
menjaga jalannya cerita.

Menggunakan latar suasana alam pedesaan.

Mime. Mime muncul di Zaman Yunani sekitar abad 5 SM dan kemudian


masuk Romawi sekitar tahun 212 SM dengan ciri-cirinya adalah:
13

Banyak terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi.

Tokoh wanita dimainkan oleh pemain wanita.

Para pemainnya tidak mengenakan topeng.

Cerita yang dibawakan bertema perzinahan, menentang sakramen,


dan upacara gereja.

Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti dengan


kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi
penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta munculnya kekuasaan gereja.
Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.

14

D.

Sejarah Perkembangan
Indonesia

Teater sebagai tontotan sudah


dahulu. Bukti tertulis pengungkapan
bahwa
teater sudah ada sejak
abad kelima SM. Hal ini didasarkan
temuan naskah teater kuno di
Yunani. Penulisnya Aeschylus yang
hidup antara tahun 525-456 SM. Isi
lakonnya berupa persembahan
untuk memohon kepada
dewadewa.

Teater
ada

sejak

di
zaman

Lahirnya
adalah
bermula
dari
upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka
agama, lambat laun
upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa
nyanyian, pujipujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang,
selanjutnya upacara keagamaan lebih
menonjolkan
penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan,
sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun
kini
kecenderungan
orang
untuk
menyebut
pertunjukan drama dengan istilah teater.
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia
sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan
oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater
tradisional lahir.

15

E. Peran seni teater dalam lingkup


sosial masyarakat
Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial masyarakat.
a. Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide keindahan
(presentasi estetis).
b. Teater berfungsi untuk alat propaganda

F. Fungsi Seni Teater


1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan
kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo.
Teater yang
berfungsi
untuk
kepentingan
upacara
tidak
membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan
dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan
seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam

16

praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk


gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah
teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga
harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara
individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang
harmonis. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin
diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui
pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk
kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

G.

Unsur-Unsur Seni Teater

Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara
lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana
keberlangsungan pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal
tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal
dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal,
meliputi:
1A. Naskah atau Skenario

17

Naskah atau Skenario berisi kisah


dengan nama tokoh dan dialog
nantinya akan dipentaskan. Naskah
menjadi salah satu penunjang yang
menyatukan
unsur

berbagai

yang

ada

yaitu

macam
pentas,

pemain, kostum dan sutradara.


1B. Pemain
Pemain

merupakan

salah

satu

unsur yang paling penting dalam


sebuah pertunjukan teater. Pemain
berperan

dalam

menghasilkan

beberapa unsur lain, seperti unsur


suara dan gerak. Ada tiga jenis
pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan
peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya
disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

1C. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara
adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau
pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita,
misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide
tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
1D. Pentas

18

Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika
dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi

unsur penunjang

pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa


dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
1E. Properti
Properti

merupakan

sebuah

perlengkapan

yang

diperlukan

dalam

pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan
lain sebagainya.
1F. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh


teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;

Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung


keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak
sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan
pembantu rumah tangga;

Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;

Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

19

2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan
dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal
diantaranya, yaitu :
Staf Produksi
Staf produksi adalah orang-orang yang berada dibalik layar yang
mendukung jalannya pementasan. Staf produksi dimulai dari manager
tingkat

produser

atau

pimpinan

produksi

sampai

staf-sataf

dibawahnya. Tugas masing berbeda-beda sesuai posisinya.


Produser/ pimpinan produksi bertugas untuk mengurus produksi
secara keseluruhan serta menetapkan petugas pendukung teater,
anggaran biaya, program kerja, fasilitas dan lain sebagainya.
Derektor/

sutradara bertugas

mengarahkan

aktor

agar

sesuai

dengan naskah, menjadi koordinator pelaksanaan pementasan dan


sekaligus menyiapkan aktor-aktor yang akan ikut dalam pementasan.
Stage

manager bertugas

mengatur

penataan

panggung

untuk

pementasan dan membantu sutradara menentukan blocking atau efekefek khusus.


Desainer bertugas untuk menyiapkan aspek-aspek endukung visual.
Asek-asek tersebut meliputi setting panggung, properti pementasan,
pencahayaan, kostum dan tata suara panggung.
Crew (Kru) bertugas sebagai pendukung dalam pementasan drama.
Ada kru bagian pentas (biasanya berperan sebagai tokoh figuran), kru
bagian tata lampu (mendukung pencahayaan panggug), kru bagian
perlengkapan (biasanya disebut kru sarana-prasarana) dan juga kru
bagian tata suara (mengatur musik dan suara pada dialog antar
tokoh).
Coach bertugas melatih aktor sebelum pementasan. Jadi tugas coach
adalah membentuk karakter tokoh dalam naskah pada diri seorang
aktor teater.

20

Petugas Tata Rias / Make Up Artist bertugas membantu staf


kostum untuk menghias dan memunculkan perwatakan yang mirip
dengan

aslinya.

Sehingga

pada

akhirnya

dapat

memberikan

pementasan yang berkesan bagi penonton.

H.

Akting Yang Baik

1. Dialog

2. Gerak

Dialog yang baik ialah dialog yang:

Gerak yang baik ialah gerak yang:

Terdengar (volume baik)

Terlihat (blocking baik)

Jelas (artikulasi baik)

Jelas

Dimengerti (lafal benar)

Menghayati (sesuai dengan


tuntutan/jiwa

peran

ditentukan dalam naskah)

(tidak

raguragu,

meyakinkan)

yang

Dimengerti

(sesuai

dengan

hukum gerak dalam kehidupan)

Menghayati (sesuai dengan


tuntutan/jiwa

peran

yang

ditentukan dalam naskah)

21

3. Improvisasi
Improvisasi

dalam

keaktoran

ialah

melakukan

sesuatu

tanpa

persiapan. Biasanya terjadi secara serta merta karena di dukung oleh kondisi
dan keadaan. Improvisasi bersifat spontan dan refleks. Biasanya di lakukan
untuk mencairkan suasana, menutupi kesalahan, atau sebagai pengisi waktu
jeda. Meski secara pengertian, definisi improvisasi dalam kehidupan dan
dalam kesenian hampir sama, namun ada sedikit beda dalam hal yang di
lakukan. Improvisasi membutuhkan spontanitas, kreatifitas, daya cipta, daya
khayal serta kepiawaian dalam menguasai keadaan. Tapi tidak selamanya
improvisasi berhasil menghadirkan hal-hal positif. Terkadang ada improvisasi
yang gagal, di mana bukannya memperbaiki situasi malah memperkeruh
suasana.

Terlalu

banyak

melakukan

improvisasi

juga

akan

terkesan

overacting.

I.

Je
ni
s-jenis Teater

1. Teater Boneka
Pertunjukan

boneka

telah

dilakukan

sejak

Zaman

Kuno.

Sisa

peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani.


Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang

bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara


yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat
digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau
boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali
boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan
wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di
belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar.
Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut.
Penonton pria duduk di belakang
menonton

wayang

layar dan

secara

langsung.
Beralih

ke

luar

negeri,

pertujukan Boneka Bunraku


dari Jepang mampu melakukan
banyak

sekali

diperlukan

gerakan

tiga

sehingga

dalang

menggerakkannya.

untuk
Dalang

berpakaian hitam dan duduk persis di


depan

penonton.

Dalang

utama

mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan


melantunkan kisahnya.

2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni
tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur

tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak


hanya

dinilai

pada

penghayatan karakter melalui


untaian

kalimat

yang

diucapkan tetapi juga melalui


keharmonisan lagu dan gerak
tari. Disebut drama musikal
karena dalam pertunjukannya
yang

menjadi

belakangnya

latar

merupakan

kombinasi antara gerak tari,


alunan

musik,

dan

tata

pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera.
Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam
opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu
yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret,
jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3. Teater Dramatik

Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang


berdasarkan

pada

dramatika lakon yang


dipentaskan.
teater

Dalam
dramatik,

perubahan

karakter

secara

psikologis

sangat

diperhatikan.

Situasi cerita dan latar


belakang

kejadian

dibuat sedetil mungkin.


Rangkaian cerita dalam
teater

dramatik

mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah
menarik minat dan rasa penonton terhadap situ asi cerita yang disajikan.
Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa
berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita.
Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris.
Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi

puisi

merupakan pertunjukan teater


yang dibuat berdasarkan karya
sastra puisi. Karya puisi yang
biasanya

hanya

dibacakan,

dalam

teatrikal

puisi

untuk

diperankan

di

dicoba
atas

pentas. Karena bahan dasarnya


adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di
atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata

panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan


makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi

puisi

memberikan

kesempatan

bagi

seniman

untuk

mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke


dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan
teater

dengan

unsur

utamanya

adalah gerak dan ekspresi wajah


pemainnya. Dalam pementasannya,
penggunaan dialog sangat minimal
atau

bahkan

dihilangkan

seperti

dalam pertunjukan pantomim klasik.


Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini
pantomim.

Sebagai

sebuah

pertunjukan

yang

sunyi

karena

adalah
tidak

menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya


melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang
hendak direalisasikan dipertunjukan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang
secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk
menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni
pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi
dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan
manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di

Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah


lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya
masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater
tradisional
lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam
sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara
sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang
sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan
karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang
sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran
yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena
yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan
orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian
segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan
kehidupan sosial.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran,
maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya
(khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi
makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak
hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus
bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah
satu negara yang hebat dalam dunia seni.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-JenisMacam-Seni-Teater-Adalah.html
http://nolteater.blogspot.co.id/2013/07/beberapapengertiankatadrama-berasal.html
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-persamaan-danperbedaan-drama-dengan-teater.2971/
http://sejarah-teater.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-teater.html
http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/teater-dansejarahnya-dibalik-arti-hingga-yunani-kuno
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.co.id/2013/09/sejarahteater-romawi-klasik.html
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.co.id/2013/09/sejarahteater-dunia-dan-eropa.html
Hamzah Adjib A., Pengantar Bermain Drama, CV Rosda, Bandung.
Noer C. Arifin, Teater Tanpa Masa Silam, DKJ, Jakarta, 2005.
Iman Sholeh & Rik Rik El Saptaria, Module Workshop Keaktoran
Festamasio 3, TGM, Yogyakarta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai