Pengertian, Jenis, Fungsi, Unsur, Nilai, dan Konsep dalam Seni Teater
B. Pengertian, Jenis, Fungsi TeaterPengertian, Jenis, Fungsi, Unsur, Nilai, dan Konsep dalam Seni Teater
Written by Fandy
Teater adalah cabang kesenian yang lahir pada masa Yunani klasik. Pada masa itu, sekitar 500 tahun SM
dimainkan di atas altar oleh pendeta-pendeta dan salah satu adegannya adalah upacara memberi
kurban pada dewa. Hingga kemudian bentuk itu berubah pada masa Athena, kurban diganti oleh peran
antagonis yang dihukum atas dasar kehendak masyarakat dan mati bagi semua orang.
Dalam makna tersebut teater modern Indonesia dipahami secara konseptual (teater realis) dimulai sejak
Usmar Ismail dan Asrul Sani mendirikan ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia) pada 10 September
1955 di Jakarta. Sejak saat itu, bentuk teater di Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar
dibandingkan dengan bentuk-bentuk tradisionalnya, seperti Randai, Ludruk, Mahyong, Ketoprak, dan
Ledhek.
Daftar Isi
o 1. Balthazar Vallhagen
o 2. Moulton
o 3. Anne Civardi
o 4. R.M.A. Harymawan
o 6. Budianta, dkk
o 7. Ferdinand Brunetierre
o 9. Wildan
o 1. Teater Boneka
o 2. Drama Musikal
o 3. Teater Dramatik
o 4. Teatrikalisasi Puisi
o 5. Teater Gerak
o 1. Unsur Internal
b. Pemain
c. Sutradara
d. Pentas
e. Properti
f. Penataan
o 2. Unsur Eksternal
a. Staf Produksi
b. Sutradara/Direktur
c. Stage Manager
d. Desainer
e. Crew
Seni teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Secara spesifik,
seni teater merupakan sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan
nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater mempunyai tiga pengertian, yakni gedung atau
ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya. Selanjutnya, pengertian kedua adalah
ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau
untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi,
seni drama, sandiwara, dan drama.
Secara etimologis, kata teater dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan, sedangkan kata
teater secara istilah diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas panggung untuk konsumsi
penikmatnya.
1. Balthazar Vallhagen
Teater merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan melalui
gerakan.
2. Moulton
Teater merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau
disebut dengan life presented in action.
3. Anne Civardi
Teater merupakan suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-
kata serta gerakan.
4. R.M.A. Harymawan
Secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act),
sehingga tindak-tanduk pemain di atas pentas disebut acting. Istilah acting diambil dari kata Yunani
“dran” yang berarti berbuat, berlaku, atau beraksi. Dikarenakan aktivitas beraksi ini, para pemain pria
dalam teater disebut actor dan pemain wanita disebut actress.
Teater merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta
seni pentas.
6. Budianta, dkk
Menurut Budianta, dkk, drama adalah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada.
7. Ferdinand Brunetierre
Menurut Ferdinand Brunetierre, sebuah drama harus melahirkan sebuah kehendak dengan action atau
gerak.
Drama adalah bentuk kisahan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku
(akting) yang dipentaskan.
9. Wildan
Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu
drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
Pengertian teater ini bisa atau dapat didefinisikan menjadi tiga, di antaranya ialah:
Gedung atau pun juga ruang tempat pertunjukan film, sandiwara, serta sebagainya.
Ruangan besar itu dengan deretan kursi-kursi ke samping, serta ke belakang untuk mengikuti
kuliah atau juga untuk peragaan ilmiah.
Pementasan drama ialah sebagai suatu seni atau juga profesi; sandiwara, seni drama, drama.
Teater tradisi tidak memisahkan antara pelaku dan penonton. Batasnya dikaburkan, sehingga sewaktu-
waktu penonton langsung bisa menjadi bagian dari tontonan. Teater tradisi lekat pada ritual, adat,
kebiasaan dan kebudayaan lokal (termasuk bahasa daerah). Kehidupannya masih bertaut pada konsep
paguyuban atau kekeluargaan yang direkat oleh semangat gotong royong. Dalam teater tradisi, seni
laku, tari, musik dan seni suara masih bersinergis saling melengkapi.
Teater modern mengambil pola barat sebagai referensi. Teater dipisahkan dari tari, seni suara dan
musik. Kehadirannya adalah bagian dari produk kesenian yang menuju pada industri. Bentuk teater
modern Indonesia yaitu teater modern konvensional, teater modern dengan pembaharuan dan teater
modern kontemporer.
Powered By
Play
Unmute
Loaded: 1.03%
Fullscreen
Teater modern yang konvensional menggunakan konsep, pola dasar, teknik dan penyajiannya tidak
berubah dari teater barat hanya disesuaikan dengan alam dan menggunakan bahasa Indonesia. Teater
modern dengan pembaharuan adalah teater yang mencoba memasukan unsur-unsur teater tradisional
sebagai suatu gaya dalam pementasannya.
Seniman-seniman teater mulai mempertanyakan teater modern yang ada. Ada kesadaran baru yang
dirasakan bahwa teater modern konvensional masih belum mantap sebagai teater nasional. Masyarakat
teater Indonesia sadar bahwa di dalam dirinya ada teater tradisional yang harus dipertahankan. Adapun
yang ketiga adalah teater modern yang kontemporer, yaitu teater yang mencoba mendobrak teater
konvensional dan teater pembaruan. Seniman mencoba memadukan unsur-unsur yang ada di dunia
untuk kepentingan teater.
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka ini sudah atau telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa dari peninggalannya itu
ditemukan di makam-makam seperti India Kuno, Mesir, serta Yunani. Boneka ini sering digunakan di
dalam menceritakan legenda atau juga kisah-kisah yang sifatnya itu religius (keagamaan). Segala macam
jenis boneka dimainkan itu dengan cara yang berbeda.
Boneka tangan ini dipakai oleh tangan sementara untuk boneka tongkat itu digerakkan itu dengan
tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau juga boneka tali digerakkan dengan cara
menggerakkan kayu silang tempat tali boneka tersebut diikatkan.
Selain dari itu, contoh dari teater boneka yang cukup populer ialah pada pertujukan wayang kulit. Di
dalam pertunjukan wayang kulit, wayang ini dimainkan di belakang layar tipis serta sinar lampu tersebut
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk itu kemudian di depan layar, dan
menonton bayangannya itu. Sedangkan untuk penonton pria duduk di belakang layar serta juga
menonton wayang dengan secara langsung.
Selanjutnya, pertujukan Boneka Bunraku berasal dari Jepang itu mampu untuk melakukan banyak sekali
gerakan sehingga kemudian diperlukan tiga dalang untuk dapat atau bisa menggerakkannya. Dalang
kemudian berpakaian hitam serta duduk persis di depan penonton. Dalang utama kemudian
mengendalikan kepala serta juga lengan kanan. Para pencerita bernyanyi serta melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal ini adalah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari, musik, serta juga
seni peran. Drama musikal ini lebih mengedepankan tiga unsur itu apabila dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas dari pemainnya itu tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter dengan melalui
untaian kalimat yang diucapkan namun juga dengan melalui keharmonisan lagu serta gerak tari.
Disebut sebagai drama musikal disebabkan karna di dalam pertunjukannya yang menjadi latar
belakangnya itu merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, serta juga tata pentas. Drama
musikal yang cukup tersohor yakni kabaret serta opera. Perbedaan dari keduanya ini terletak di jenis
musik yang digunakan. Di dalam opera, dialog para tokoh ini dinyanyikan dengan iringan musik orkestra
serta juga lagu yang dinyanyikan ialah disebut seriosa. Sedangkan di dalam drama musikal kabaret, jenis
musik serta lagu yang dinyanyikan bebas serta biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara
psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin.
Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan
teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam
teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan.
Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita.
Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini
mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi ini adalah pertunjukan teater yang dibuat dengan berdasarkan karya sastra puisi.
Karya puisi yang biasanya ini hanya dibacakan, di dalam teatrikal puisi dicoba untuk kemudian
diperankan di atas pentas. Disebabkan bahan dasarnya ialah puisi maka teatrikalisasi puisi ini lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal.
Tata panggung serta blocking dirancang itu sedemikian rupa untuk dapat menegaskan makna puisi yang
dimaksud.
Untuk teatrikalisasi puisi ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman supaya bisa atau dapat
mengekspresikan seluruh ide kreativitasnya itu di dalam menerjemahkan atau mengartikan makna dari
suatu puisi itu ke dalam tampilan dari suatu lakon serta juga tata artistik pada atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak ini adalah suatu pertunjukan teater yakni dengan unsur utamanya ialah gerak serta juga
ekspresi wajah para pemainnya. Di dalam pementasannya, penggunaan dialog ini sangat minimal atau
juga bahkan dihilangkan ialah seperti dalam pertunjukan pantomim klasik.
Seiring itu dengan perkembangannya, pemain teater ini bisa atau dapat bebas bergerak itu dengan
mengikuti suasana hati (untuk khusus karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh ini dasarnya
untuk dapat menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah suatu gagasan mementaskan
pertunjukan itu dengan berbasis gerak dengan secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer serta juga bertahan sampai saat ini disebut dengan pantomim.
Merupakan sebuah pertunjukan yang sunyi ini disebabkan oleh karna tidak menggunakan suara,
pantomim tersebut mencoba untuk mengungkapkan ekspresinya itu dengan melalui tingkah laku gerak
serta juga mimik dari para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan pada pertunjukkan itu
dalam bentuk gerak.
Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan
pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya.
Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap menonjol dengan
dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh
dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam pertunjukan.
Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan,
harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk pengungkapan itu. Dalam peristiwa
seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan
pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-
bentuk ungkapan yang mereka gunakan.
Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang berbeda
dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat
yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan mereka sehari-hari.
Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual. Melainkan
untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater ini
dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu
tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut biasanya manusia
kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya
membaca lewat sebuah cerita.
Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda dengan seni
musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada
keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman teater tersebut kemudian akan
mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan.
Unsur yang ada di dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Unsur Internal
Unsur internal ini adalah unsur yang menyangkut mengenai keberlangsungan pementasan dalam suatu
teater. Tanpa adanya unsur internal internal maka tidak akan terdapat suatu pementasan teater. Oleh
sebab itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal ini
sebagai berikut:
Naskah atau juga Skenario berisi kisah itu dengan nama tokoh serta dialog nantinya akan dipentaskan.
Naskah ini menjadi salah satu penunjang yang menyatukan segala macam unsur yang ada diantaranya
pentas, pemain, kostum dan sutradara.
b. Pemain
Pemain addalah salah satu unsur yang paling penting di dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain
memiliki peran di dalam menghasilkan beberapa unsur lain, ialah seperti unsur suara serta gerak.
Terdapat tiga jenis pemain, di antaranya peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu serta
juga peran tambahan atau figuran. Di dalam film atau juga sinetron, pemain ini biasanya disebut juga
dengan Aktris untuk perempuan, serta Aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara ini adalah salah satu unsur yang paling sentral, disebabakan karna sutradara ini ialah orang
yang memimpin serta juga mengatur sebuah teknik pembuatan atau juga pementasan teater. Sutradara
ini menjadi otak dari alur dari sebuahcerita, misalnya seperti ialah menciptakan ide atau pemikiran
mengenai pentas yang nanti akan digunakan mengarahkan semua aktor, membedah naskah, serta lain
sebagainya.
d. Pentas
Pentas ini merupakan salah satu unsur yang mampu untuk bisa atau dapat menghadirkan nilai estetika
dari sebuah pertunjukan. Selain dari itu, pentas tersebut menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di
dalamnya itu terdapat tata lampu, properti, serta juga beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan
suatu pentas.
e. Properti
Properti ini ialah sebuah perlengkapan yang diperlukan di dalam pementasan teater, seperti kursi, meja,
robot, hiasan ruang, dekorasi, serta lain sebagainya.
f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait itu dengan pementasan teater, antara lain sebagai berikut:
Tata rias ini merupakan cara mendandani pemain di dalam memerankan tokoh teater supaya
lebih sesuai itu dengan karakter yang akan diperankan;
Tata busana ini ialah pengaturan pakaian pemain supaya mendukung keadaan yang
menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan itu tentu akan berbeda
dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal merupakan unsur selanjutanya yang mengurus mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan hal-hal yang akan dibutuhkan atau diperlukan di dalam sebuah pementasan.
Unsur eksternal ini di antaranya sebagai berikut:
a. Staf Produksi
Staf produksi ini merupakan sekelompok tim atau individual yang berkenaan itu dengan pimpinan
produksi sampai seluruh bagian yang terdapt di bawahnya. Adapun tugas dari tiap-tiap dari mereka di
antaranya sebagai berikut:
Produser/pimpinan produksi;
Menetapkan anggaran biaya, fasilitas, program kerja personal (petugas), dan lain sebagainya.
b. Sutradara/Direktur
Mengatur segala sesuatu yang nanti dipegang oleh bagian desainer dan juga para kru;
Menyiapkan make up.
c. Stage Manager
Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan segala macam aspek visual yang menyangkut, seperti menyiapkan properti.
Mengatur suasana atau juga tempat atau pun juga perlengkapan kostum, tata lampu
pementasan, serta juga pencahayaan, serta perlengkapan pendukung lainnya seperti, audio.
e. Crew
Crew ini ialah pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya sebagai
berikut:
Bagian pentas/tempat;
Nilai dan konsep yang ada di dalam seni teater ini sebagai berikut:
Dalam pementasan sebuh teater banyak nilai yang dapat atau bisa diserap oleh penikmatnya. Nilai-nilai
yang terkandung di dalam seni teater antara lain:
Nilai didik;
Nilai sejarah;
Nilai budaya;
Nilai religius.
Konsep dasar dari seni teater terdiri atas dua aspek, di antaranya aspek apresiasi dan kreasi. Namun,
disebabkan karna keterbatasan SDM aspek yang lebih sering diajarkan berhubung dengan aspek
apresiasi yang seharusnya aspek kreasi ini lebih dikedepankan.
Seni teater meliputi keterampilan olah pikir, olah rasa, olah suara dan olah tubuh, yang di dalam
pementasannya tersebut memadukan seni peran, seni rupa, seni gerak,seni sastra, seni tari, dan seni
musik.
Written by Fandy
Seni Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre; bahasa Prancis: théâtre; bahasa Yunani: theatron
(θέατρον) adalah salah satu seni bermain peran (drama) yang menyajikan cerita kehidupan nyata di atas
pentas. Jalan cerita yang disajikan biasanya mengandung pesan moral yang tersirat dan bisa dijadikan
pelajaran kehidupan oleh para penonton.
Teater adalah cabang kesenian yang lahir pada masa Yunani klasik. Pada masa itu, sekitar 500 tahun SM
dimainkan di atas altar oleh pendeta-pendeta dan salah satu adegannya adalah upacara memberi
kurban pada dewa. Hingga kemudian bentuk itu berubah pada masa Athena, kurban diganti oleh peran
antagonis yang dihukum atas dasar kehendak masyarakat dan mati bagi semua orang.
Dalam makna tersebut teater modern Indonesia dipahami secara konseptual (teater realis) dimulai sejak
Usmar Ismail dan Asrul Sani mendirikan ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia) pada 10 September
1955 di Jakarta. Sejak saat itu, bentuk teater di Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar
dibandingkan dengan bentuk-bentuk tradisionalnya, seperti Randai, Ludruk, Mahyong, Ketoprak, dan
Ledhek.
Daftar Isi
1. Balthazar Vallhagen
2. Moulton
3. Anne Civardi
4. R.M.A. Harymawan
6. Budianta, dkk
7. Ferdinand Brunetierre
9. Wildan
1. Teater Boneka
2. Drama Musikal
3. Teater Dramatik
4. Teatrikalisasi Puisi
5. Teater Gerak
1. Unsur Internal
b. Pemain
c. Sutradara
d. Pentas
e. Properti
f. Penataan
2. Unsur Eksternal
a. Staf Produksi
b. Sutradara/Direktur
c. Stage Manager
d. Desainer
e. Crew
Seni teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Secara spesifik,
seni teater merupakan sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan
nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater mempunyai tiga pengertian, yakni gedung atau
ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya. Selanjutnya, pengertian kedua adalah
ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau
untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi,
seni drama, sandiwara, dan drama.
Secara etimologis, kata teater dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan, sedangkan kata
teater secara istilah diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas panggung untuk konsumsi
penikmatnya.
1. Balthazar Vallhagen
Teater merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan melalui
gerakan.
2. Moulton
Teater merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau
disebut dengan life presented in action.
3. Anne Civardi
Teater merupakan suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-
kata serta gerakan.
4. R.M.A. Harymawan
Secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act),
sehingga tindak-tanduk pemain di atas pentas disebut acting. Istilah acting diambil dari kata Yunani
“dran” yang berarti berbuat, berlaku, atau beraksi. Dikarenakan aktivitas beraksi ini, para pemain pria
dalam teater disebut actor dan pemain wanita disebut actress.
Teater merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta
seni pentas.
6. Budianta, dkk
Menurut Budianta, dkk, drama adalah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada.
7. Ferdinand Brunetierre
Menurut Ferdinand Brunetierre, sebuah drama harus melahirkan sebuah kehendak dengan action atau
gerak.
Drama adalah bentuk kisahan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku
(akting) yang dipentaskan.
9. Wildan
Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu
drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
Pengertian teater ini bisa atau dapat didefinisikan menjadi tiga, di antaranya ialah:
Gedung atau pun juga ruang tempat pertunjukan film, sandiwara, serta sebagainya.
Ruangan besar itu dengan deretan kursi-kursi ke samping, serta ke belakang untuk mengikuti kuliah atau
juga untuk peragaan ilmiah.
Pementasan drama ialah sebagai suatu seni atau juga profesi; sandiwara, seni drama, drama.
Teater tradisi banyak mengungkap wacana kearifan lokal, sehingga merupakan sarana pewarisan ilmu
hidup atau nilai-nilai kebaikan. Teater bisa menghibur sekaligus berperan sebagai wadah pendidikan
moral masyarakat. Teater menjadi sendi penting di dalam membangun harmoni kehidupan bersama,
termasuk membiasakan berdampingan dengan orang lain di lapangan yang berbeda suku, bahasa, adat
istiadat dan agama saat menonton.
Teater tradisi tidak memisahkan antara pelaku dan penonton. Batasnya dikaburkan, sehingga sewaktu-
waktu penonton langsung bisa menjadi bagian dari tontonan. Teater tradisi lekat pada ritual, adat,
kebiasaan dan kebudayaan lokal (termasuk bahasa daerah). Kehidupannya masih bertaut pada konsep
paguyuban atau kekeluargaan yang direkat oleh semangat gotong royong. Dalam teater tradisi, seni
laku, tari, musik dan seni suara masih bersinergis saling melengkapi.
Teater modern mengambil pola barat sebagai referensi. Teater dipisahkan dari tari, seni suara dan
musik. Kehadirannya adalah bagian dari produk kesenian yang menuju pada industri. Bentuk teater
modern Indonesia yaitu teater modern konvensional, teater modern dengan pembaharuan dan teater
modern kontemporer.
Powered By
VDO.AI
PlayUnmute
Fullscreen
Teater modern yang konvensional menggunakan konsep, pola dasar, teknik dan penyajiannya tidak
berubah dari teater barat hanya disesuaikan dengan alam dan menggunakan bahasa Indonesia. Teater
modern dengan pembaharuan adalah teater yang mencoba memasukan unsur-unsur teater tradisional
sebagai suatu gaya dalam pementasannya.
Seniman-seniman teater mulai mempertanyakan teater modern yang ada. Ada kesadaran baru yang
dirasakan bahwa teater modern konvensional masih belum mantap sebagai teater nasional. Masyarakat
teater Indonesia sadar bahwa di dalam dirinya ada teater tradisional yang harus dipertahankan. Adapun
yang ketiga adalah teater modern yang kontemporer, yaitu teater yang mencoba mendobrak teater
konvensional dan teater pembaruan. Seniman mencoba memadukan unsur-unsur yang ada di dunia
untuk kepentingan teater.
Jenis Teater Berdasarkan Bentuknya
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka ini sudah atau telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa dari peninggalannya itu
ditemukan di makam-makam seperti India Kuno, Mesir, serta Yunani. Boneka ini sering digunakan di
dalam menceritakan legenda atau juga kisah-kisah yang sifatnya itu religius (keagamaan). Segala macam
jenis boneka dimainkan itu dengan cara yang berbeda.
Boneka tangan ini dipakai oleh tangan sementara untuk boneka tongkat itu digerakkan itu dengan
tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau juga boneka tali digerakkan dengan cara
menggerakkan kayu silang tempat tali boneka tersebut diikatkan.
Selain dari itu, contoh dari teater boneka yang cukup populer ialah pada pertujukan wayang kulit. Di
dalam pertunjukan wayang kulit, wayang ini dimainkan di belakang layar tipis serta sinar lampu tersebut
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk itu kemudian di depan layar, dan
menonton bayangannya itu. Sedangkan untuk penonton pria duduk di belakang layar serta juga
menonton wayang dengan secara langsung.
Selanjutnya, pertujukan Boneka Bunraku berasal dari Jepang itu mampu untuk melakukan banyak sekali
gerakan sehingga kemudian diperlukan tiga dalang untuk dapat atau bisa menggerakkannya. Dalang
kemudian berpakaian hitam serta duduk persis di depan penonton. Dalang utama kemudian
mengendalikan kepala serta juga lengan kanan. Para pencerita bernyanyi serta melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal ini adalah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari, musik, serta juga
seni peran. Drama musikal ini lebih mengedepankan tiga unsur itu apabila dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas dari pemainnya itu tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter dengan melalui
untaian kalimat yang diucapkan namun juga dengan melalui keharmonisan lagu serta gerak tari.
Disebut sebagai drama musikal disebabkan karna di dalam pertunjukannya yang menjadi latar
belakangnya itu merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, serta juga tata pentas. Drama
musikal yang cukup tersohor yakni kabaret serta opera. Perbedaan dari keduanya ini terletak di jenis
musik yang digunakan. Di dalam opera, dialog para tokoh ini dinyanyikan dengan iringan musik orkestra
serta juga lagu yang dinyanyikan ialah disebut seriosa. Sedangkan di dalam drama musikal kabaret, jenis
musik serta lagu yang dinyanyikan bebas serta biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara
psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin.
Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan
teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam
teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan.
Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita.
Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini
mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi ini adalah pertunjukan teater yang dibuat dengan berdasarkan karya sastra puisi.
Karya puisi yang biasanya ini hanya dibacakan, di dalam teatrikal puisi dicoba untuk kemudian
diperankan di atas pentas. Disebabkan bahan dasarnya ialah puisi maka teatrikalisasi puisi ini lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal.
Tata panggung serta blocking dirancang itu sedemikian rupa untuk dapat menegaskan makna puisi yang
dimaksud.
Untuk teatrikalisasi puisi ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman supaya bisa atau dapat
mengekspresikan seluruh ide kreativitasnya itu di dalam menerjemahkan atau mengartikan makna dari
suatu puisi itu ke dalam tampilan dari suatu lakon serta juga tata artistik pada atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak ini adalah suatu pertunjukan teater yakni dengan unsur utamanya ialah gerak serta juga
ekspresi wajah para pemainnya. Di dalam pementasannya, penggunaan dialog ini sangat minimal atau
juga bahkan dihilangkan ialah seperti dalam pertunjukan pantomim klasik.
Seiring itu dengan perkembangannya, pemain teater ini bisa atau dapat bebas bergerak itu dengan
mengikuti suasana hati (untuk khusus karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh ini dasarnya
untuk dapat menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah suatu gagasan mementaskan
pertunjukan itu dengan berbasis gerak dengan secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer serta juga bertahan sampai saat ini disebut dengan pantomim.
Merupakan sebuah pertunjukan yang sunyi ini disebabkan oleh karna tidak menggunakan suara,
pantomim tersebut mencoba untuk mengungkapkan ekspresinya itu dengan melalui tingkah laku gerak
serta juga mimik dari para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan pada pertunjukkan itu
dalam bentuk gerak.
seni imajinasi teater pmtoh - seni teater
Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan
pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya.
Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap menonjol dengan
dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh
dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam pertunjukan.
Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan,
harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk pengungkapan itu. Dalam peristiwa
seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan
pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-
bentuk ungkapan yang mereka gunakan.
Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang berbeda
dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat
yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan mereka sehari-hari.
Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual. Melainkan
untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater ini
dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu
tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut biasanya manusia
kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya
membaca lewat sebuah cerita.
Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda dengan seni
musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada
keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman teater tersebut kemudian akan
mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan.
1. Unsur Internal
Unsur internal ini adalah unsur yang menyangkut mengenai keberlangsungan pementasan dalam suatu
teater. Tanpa adanya unsur internal internal maka tidak akan terdapat suatu pementasan teater. Oleh
sebab itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal ini
sebagai berikut:
Naskah atau juga Skenario berisi kisah itu dengan nama tokoh serta dialog nantinya akan dipentaskan.
Naskah ini menjadi salah satu penunjang yang menyatukan segala macam unsur yang ada diantaranya
pentas, pemain, kostum dan sutradara.
b. Pemain
Pemain addalah salah satu unsur yang paling penting di dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain
memiliki peran di dalam menghasilkan beberapa unsur lain, ialah seperti unsur suara serta gerak.
Terdapat tiga jenis pemain, di antaranya peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu serta
juga peran tambahan atau figuran. Di dalam film atau juga sinetron, pemain ini biasanya disebut juga
dengan Aktris untuk perempuan, serta Aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara ini adalah salah satu unsur yang paling sentral, disebabakan karna sutradara ini ialah orang
yang memimpin serta juga mengatur sebuah teknik pembuatan atau juga pementasan teater. Sutradara
ini menjadi otak dari alur dari sebuahcerita, misalnya seperti ialah menciptakan ide atau pemikiran
mengenai pentas yang nanti akan digunakan mengarahkan semua aktor, membedah naskah, serta lain
sebagainya.
d. Pentas
Pentas ini merupakan salah satu unsur yang mampu untuk bisa atau dapat menghadirkan nilai estetika
dari sebuah pertunjukan. Selain dari itu, pentas tersebut menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di
dalamnya itu terdapat tata lampu, properti, serta juga beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan
suatu pentas.
e. Properti
Properti ini ialah sebuah perlengkapan yang diperlukan di dalam pementasan teater, seperti kursi, meja,
robot, hiasan ruang, dekorasi, serta lain sebagainya.
f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait itu dengan pementasan teater, antara lain sebagai berikut:
Tata rias ini merupakan cara mendandani pemain di dalam memerankan tokoh teater supaya lebih
sesuai itu dengan karakter yang akan diperankan;
Tata busana ini ialah pengaturan pakaian pemain supaya mendukung keadaan yang menghendaki.
Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan itu tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang
dikenakan pembantu rumah tangga;
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal merupakan unsur selanjutanya yang mengurus mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan hal-hal yang akan dibutuhkan atau diperlukan di dalam sebuah pementasan.
Unsur eksternal ini di antaranya sebagai berikut:
a. Staf Produksi
Staf produksi ini merupakan sekelompok tim atau individual yang berkenaan itu dengan pimpinan
produksi sampai seluruh bagian yang terdapt di bawahnya. Adapun tugas dari tiap-tiap dari mereka di
antaranya sebagai berikut:
Produser/pimpinan produksi;
Menetapkan anggaran biaya, fasilitas, program kerja personal (petugas), dan lain sebagainya.
b. Sutradara/Direktur
Mengatur segala sesuatu yang nanti dipegang oleh bagian desainer dan juga para kru;
c. Stage Manager
Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan segala macam aspek visual yang menyangkut, seperti menyiapkan properti.
Mengatur suasana atau juga tempat atau pun juga perlengkapan kostum, tata lampu pementasan, serta
juga pencahayaan, serta perlengkapan pendukung lainnya seperti, audio.
e. Crew
Crew ini ialah pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya sebagai
berikut:
Bagian pentas/tempat;
Nilai dan konsep yang ada di dalam seni teater ini sebagai berikut:
Dalam pementasan sebuh teater banyak nilai yang dapat atau bisa diserap oleh penikmatnya. Nilai-nilai
yang terkandung di dalam seni teater antara lain:
Nilai didik;
Nilai sejarah;
Nilai budaya;
Nilai religius.
Konsep dasar dari seni teater terdiri atas dua aspek, di antaranya aspek apresiasi dan kreasi. Namun,
disebabkan karna keterbatasan SDM aspek yang lebih sering diajarkan berhubung dengan aspek
apresiasi yang seharusnya aspek kreasi ini lebih dikedepankan.
Seni teater meliputi keterampilan olah pikir, olah rasa, olah suara dan olah tubuh, yang di dalam
pementasannya tersebut memadukan seni peran, seni rupa, seni gerak,seni sastra, seni tari, dan seni
musik.