Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SENI TEATER

NAMA :
Ramadhan Saputra

SMKN 1 BUNGO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani "theatrom" yang berarti seeing Place
(Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para
pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis
dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita
tanpa harus membayangkan. Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti
tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan
temuan naskah teater kuno di Yunani.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian seni teater menurut beberapa ahli?
2. Apa saja jenis jenis seni teater?
3. Bagaimana perkembangan seni teater di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian seni teater menurut beberapa ahli
2. Memahami jenis jenis seni teater
3. Memahami perkembangan seni teater di Indonesia
BAB II
ISI

A. Seni Teater Menurut Beberapa Ahli

1. Balthazar Vallhagen

Teater merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan

melalui gerakan

2. Moulton

Teater merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau
disebut dengan life presented in action

3. Anne Civardi

Teater merupakan suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-
kata serta gerakan.

4. R.M.A. Harymawan

Secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act),
sehingga tindak-tanduk pemain di atas pentas disebut acting Istilahi acting diambil dari kata Yunani
"dran" yang berarti berbuat, berlaku, atau beraksi Dikarenakan aktivitas beraksi ini, para pemain pria
dalam teater disebut actor dan pemain wanita disebut acness.

5. Seni Handayani dan Wildan

Teater merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta
seni pentas
6. Budianta, dkk

Menurut Budianta, dkk. drama adalah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada

7. Ferdinand Brunetierre

Menurut Ferdinand Brunetierre, sebuah drama harus melahirkan sebuah kehendak dengan action atau
gerak.

8. Tim Matrix Media Literata

Drama adalah bentuk kisahan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalu tingkah laku
(akting) yang dipentaskan

B. Jenis Seni Teater

Menurut I Made Bandem dan Sal Mugiyanto (1996), berdasarkan jenisnya, sem teater terbagi menjadi
dua jenis. Yaitu teater tradisional dan teater modern

1. Teater Tradisional

Di Indonesia, teater tradisional biasa juga disebut teater daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
Biasanya cerita dalam teater tradisional mengusung budaya setempat dan disampaikan secara improvisasi
(tanpa naskah)

Contoh Teater Tradisional :

•Wayang Kulit.

•Banjet.

• Longser

• Ogel.

• Reog.

• Wayang Orang.
• Topeng Cirebon,

•Angklung Badut

• Wayang Golek dari Jawa Barat

•Reog Ponorogo,

•Ludruk dari Jawa Timur-Ketoprak

•Wayang Suket,

• Kethek Ogleg.

•Dagelan

•Scandul dari Jawa Tengah-

•Lenong dan Topeng Blantik dari Betawi

Ciri ciri Teater Tradisional :

Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah).

b .Pementasan sederhana,

c. Ceritanya turun temurun

2. Teater Modern

Dalam pengertian secara umum, teater modern adalah teater yang penyampaian centanya berdasarkan
pada naskah dan sumber ilmunya dari dunia Barat, dan juga bahannya dari kejadian-kejadian sehari-hari,
atau karya sastra

Contoh Teater Modern:

•Drama Teater

•Sinetron

•Film

Ciri ciri Teater Modern


a.Panggunga tertata

b.Ada pengaturan jalan cerita

c.Tempat panggung tertutup

Contoh Seni Teater

Terdapat beberapa contoh seni teater yang sering di pentaskan Beberapa

diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Drama Musikal

Drama musikal merupakan contoh seni teater yang memadukan seni musik teater, dan seni tari
Pementasan drama musikal sering kali digelar di berbagai tempat di Indonesia. Jenis drama musikal yang
sering dipentaskan adalah opera dan kabaret. Bahkan, gabungan dari opera dan kabaret sendini juga
pernah dipentaskan di Indonesia."

2. Teatrikalisasi Puisi

Jenis drama teatrikalisasi puisi adalah seni teater yang menggunakan karya puisi sebagai naskah teater.
Dalam pertunjukan ini diperlukan keindahan dari puisi tersebut sehingga dapat mewujudkan ekspektasi
dari pemirsanya. Sehingga diperlukan kreativitas dalam menerjemahkan puisi menjadi pementasan teater

3. Teater Boneka

Seni pertunjukan boneka ini sudah lama ada sejak zaman kuno. Teater boneka ini sering digunakan untuk
berbagai kegiatan, salah satunya sebagai sarana dakwah agama Islam. Hal ini ditunjukkan oleh Sunan
Kalijogo yang menyebarkan agama Islam dengan cara pementasan wayang kulit.
4. Teater Dramatik

Dalam teater dramatik cerita dalam pementasan dibuat dengan sedetail mungkin Mulai dari tokoh
kejadian, hingga alur centa dibuat dengan detail. Sehingga fokus dari teater dramatik mi adalah menitik
beratkan pada minat penonton terhadap sebuah cerita yang disajikan Selain itu, pemeran teater juga
menitik beratkan pada pementasan teater dramatic Karena teater dramatik mencoba untuk menunjukkan
pementasan layaknya kejadian yang sebenarnya

5. Teater Gerak

Contoh seni teater yang sam ini hampir mirip dengan pantomim klasik karena pada teater gerak berfokus
pada gerak serta ekspresi wajah. Sehingga pementasan

C. Perkembangan Seni Teater di Indonesia

1.Masa Perintisan (1885-1925)

Berawal dari hadirnya teater pada kalangan bangsawan, saat itu masyarakat kalangan bawah ikut
menggemari tontonan panggung tiruan opera dengan cerita berpusat pada kehidupan raja-raja dengan
pakaian gemerlap dan dialog yang dinyanyikan seperti opera pada umumnya.

Selanjutnya, Teater Stamboel di Surabaya berdiri untuk membawakan cerita yang bertema timur tengah.
Didirikan pada tahun 1891, teater ini dipimpin oleh seorang Indo bernama August Mahie.

2.Masa Kebangkitan (1924-1941)

Masa ini berawal dari hadirnya perkumpulan Dardanella yang didirikan oleh A. Pierdro yang
menghadirkan pertunjukan berbahasa Melayu Rendah. Kemudian, grup teater Miss Riboet Orion ikut
hadir dan sukses pada zaman kolonial di Indonesia. Pada tahun 1926 menjadi awal teater modern
Indonesia, dengan ditulisnya naskah teater Bebasari berbahasa Indonesia oleh Rustam Effendi.

3.Masa Perkembangan (1942-1970)

Pada masa ini, penjajah Jepang datang dan memberlakukan sensor terhadap karya-karya naskah lakon
Indonesia. Saat inilah lahir berbagai seniman penulis naskah seperti Usmar Ismail, Abu Hanifah, dan
lainnya. Teater ini kemudian berkembang di masa penjajahan Jepang sebagai bentuk dukungan terhadap
pemerintahan totaliter Jepang.

Masa singkat tersebut dilanjutkan dengan pasca kemerdekaan Indonesia dengan didirikannya Akademi
Teater Nasional Indonesia (ATMI) oleh Usmar Ismail, D. Djajakusuma, dan Asrul Sani. ATMI berperan
dalam mendorong keaktifan grup-grup teater di Indonesia sekaligus mendidik calon-calon seniman teater
bangsa.

Periode ini juga disemarakkan oleh beragam pengarang produktif nan berkualitas, seperti Achdiat Karta
Miharja, Aoh K Hadimaja, dan Sitor Situmorang. Perkembangan teater di awal kemerdekaan ini
umumnya terdiri atas kisah- kisah perenungan atas jasa, pengorbanan, dan keberanian para pahlawan
yang gugur memperjuangkan kemerdekaan. Beberapa karya teater Indonesia periode 1950-an adalah
Awal dan Mira (1952), Sayang Ada Orang Lain (1953), dan Hanya Satu Kali (1956).

Pada masa ini, lahir teater-teater perintis ATNI, seperti Teater Populer yang dipimpin oleh Teguh Karya
dan Teater Lembaga yang dipimpin oleh D. Djajakusuma.

4. Masa Kontemporer (1980-sekarang)

Pada periode ini, para pengarang dan seniman teater telah tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Bersama
dengan itu, hadir pula dewan kesenian, lembaga kesenian, dan studi kebudayaan yang berperan dalam
mendukung lahirnya tokoh-tokoh teater Indonesia.

Adanya Taman Ismail Marzuki juga ikut serta memberikan warna dan corak teater Indonesia. Selain itu,
adanya sayembara-sayembara oleh Dewan Kesenian Jakarta juga mencetak generasi-generasi baru teater
Indonesia yang tidak diragukan kualitasnya.
Perkembangan teater Indonesia melewati sejarah dan perkembangan yang cukup panjang. Aneka corak
dan warna teater tiap daerah juga menjadikannya sebagai keragaman yang berharga bagi kekayaan kita
sebagai suatu bangsa

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang
asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam
peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan
kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara
penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada
di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang
berkembang di wilayah negara kita.

Anda mungkin juga menyukai