TRADISIONAL MODERN
1.TRADISIONAL
• Dalam hal teater tradisional atau juga dikenal dengan istilah
“teater daerah” merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para
pesertanya berasal dari daerah setempat dengan cerita yang
bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan
dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang
hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari
daerah itu.
• Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan
kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial
masyarakat, serta struktur geografis masing-masing daerah.
Teater tradisional memiliki ciri-ciri yang spesifik kedaerahan dan
menggambarkan kebudayaan lingkungannya.
•
2. TEATER MODERN
• Teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang
tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya
pengaruh dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah
karya sastra atau peristiwa sehari-hari.
• Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter
tokoh, serta alur cerita. Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan
maksud agar bangun ceritanya standar, sehingga meskipun dilakukan
pementasan berulang-ulang kali, cerita tetap sama.
• Peran sutradara sangatlah penting dalam teater modern, karena merupakan
tokoh central yang memiliki hak tunggal dalam hal menginterpretasikan
naskah cerita yang ingin ditampilkan dan dipersembahkan kepada
penonton.
TRADISIONAL
1.WAYANG
2.WAYANG WONG
3.MAKYONG
4.RANDAI
5.MAMANDA
6.LENONG
7.LONGSER
8.UBRUG
9.KETOPRAK
10.LUDRUK
11.GAMBUH
12.ARJA
TEATER MODERN
1. TEATER TRANSISI
2.TEATER INDONESIA TAHUN 1920-AN
3.TEATER INDONESIA TAHUN 1940-AN
4.TEATER INDONESIA TAHUN 1950-AN
5.TEATER INDONESIA TAHUN 1970-AN
6.TEATER INDONESIA TAHUN 1980-1990AN
7.TEATER KONTEMPORER INDONESIA
8.TEATER INDONESIATAHUN 2019
1.TEATER TRANSISI
• Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat
teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain.
Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan
model yang memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, kemudian
dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang
sudah mulai ditulis meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline
story (garis besar cerita per adegan). Penyajian cerita dilakukan dengan
menggunakan panggung dan dekorasi. Teater transisi mulai
memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode
transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater nontradisi. Selain
pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional dipengaruhi juga oleh
teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar
1805. Peamentasan tersebut berkembang hingga ke Betawi (Batavia) dan
mengawali berdirinya gedung Schouwburg (sekarang Gedung Kesenian
Jakarta)pada 1821.
• Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater nontradisi dimulai sejak Agust
Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada 1891, yang
pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater
Barat (Eropa). Sastra lakon mulai diperkenalkan dengan lakon ditulis oleh
orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno,
pada 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda,
Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya yang menggunakan
bahasa Melayu Rendah.
2.TEATER INDONESIA TAHUN 1920-AN