Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu unsur universal kebudayaan adalah adanya bahasa yang dipakai
oleh seluruh komunitas yang terbsesar dimuka bumi ini. Bronislaw Malinowski
(Antropolog Medern) menenpatkan bahasa sebagai urutan pertama dari tujuh unsur
budaya universal. Penempatan bahasa dalam urutan pertama didasari oleh teori,
bahwa bahasa merupakan unsur budaya yang terlebih dahulu ada dalam
kebudayaan manusia.
Terdapat hipotesis , bahwa manusia purba (pithecanthropus erectus atau
homo sapiens) yang hidup dalam kelompok-kelompok kecil memiliki kemampuan
bekerja sama. Sistem suara berlambang itu adalah bahasa. Sebenarnya binatang
(Makhluk primata dan binatang kaki empat) juga memiliki sistem suara
berlambang. Hal ini dikarenakan secara fisik antara manusia dengan binatang sama-
sama memiliki rongga mulut, lidah , bibir yang bisa menghasilkan suara. Hanya
saja sistem suara pada kehidupan binatang tidak banyak mengalami perkembangan.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kesenin ?
2. Apa yang dimaksud dengan bahasa ?
3. Ragam kesenian ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata antropos yang
berarti manusia dan logos yang berarti ilmu atau stud. Secara harafiah antropologi
berarti lmu atau studi tentang manusia antropologi mempelajari manusia sebagai
mahkluk biologis, dan sebagai makhluk social (Soekanto, 1989).
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung
jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang
baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian
kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek
melainkan dari segala aspek.
Ada beberapa definisi mengenai antropologi antara lain:
a. Keesing (1981) , Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b. Haviland (1985), Antropologi adalah studi tentang manusia dan
perilakunya dan melaluinya dibeperoleh pengertian lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
c. Kamus Antropologi dan Ariyono Suyono (1985), Antropologi adalah suatu
ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat
serta kebudayaannya.

B. Pengertian Kesenian
Kesenian berasal dari kata dasar seni (art) yang berarti penggunaan
imajinasi dan kreatifitas manusia dalam menerangkan, memahami dan menikmati
kehidupan. Kesenia merupakan salah satu cara manusia memandang dunianya.
Pandaangan dubia dapat diartikan sebagai konsepsi yang ekplisit maupun implisit ,
suatu masyarakat atau individu tentang batas-batas serta tata kerja dunia seseorang.
( William A.Haviland,1985:229). Dari sudut padang cara kesenian sebagai ekspresi
hasrat manusia akan keindahan , maka terdapat beberapa ruang lingkup kesenian

2
yang bersifat universal , seni rupa dan seni verbal. Antropologi yang sedang
meneliti masyarakat dari aspek keseniannya,mengemban tugas yang menyenangkan
(Soekanto, 1989)
Mengingat kreatifitas dan imajinasi manusia terus berkembang,maka hasil
karya seni semakin beragam serta tidak mengalami proses penurunan. Kesenian
masyarakat semakin kompleks. Antropologi perlu mengidentifikasi dan
mengumpulkan benda-benda serta karya seni lainnya seperti gaya
tembikar,selimut,keranjang,variasi pakaian,pola karpet,hiasan bangunan,monumen
,perhiasan tubuh,lukisan,karya musik,tarian,dongeng,legenda,dsb.
Prinsip-prinsip kesenian yang pernah dikemukakan oleh E.Dchapple dan
C.S Coon dalam bukunya Principles of Anthropology (1942-595) menggunakan
istilah ‘seni dalam ruang ‘( art in space ) dan ‘seni dalam waktu’ ( art in time )
.Koentjaraningrat membagi kesenian dalam dua lapangan besar yaitu (1) seni rupa
,atau kesenian yang dinikmati manusia dengan mata,dan (2) seni suara , atau
kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga. Seni rupa ,eliputi patung,seni
relif,seni ukir,seni lukis,gambar dan seni rias. Sedangkan seni suara meliputi seni
,usik ( vokal dan atau alat bunyi-bunyian), seni sastra (pantun,prosa,puisi). Seni
yang merupakan gabungan dari seni rupa dan seni suara adalah seni tari. Sedangkan
gabungan seni rupa,seni suara,prosa/puisi disebut seni drama,termasuk dalam
kelompok ini adalah wayang (Soekanto, 1989)

C. Hubungan Antropologi dengan Seni


Pada saat ini, kebanyakan orang lebih tertarik membahas hal-hal berupa seni
dari pada tradisi(kebudayaan).Perubahan dari masa ke masa membuat pola pikir ini
berkembang. Namun, hal yang tak pernah disadari, bahwa seni dan tradisi
merupakan kesatuan yang saling membangun. Seni adalah bagian dari sebuah
tradisi.Di dalam seni ada tradisi, dan di dalam tradisi ada seni.Tradisi atau
kebudayaan akan di bahas dalam cabang ilmu antropologi.Secara defenisi,
Antropologi adalah cabang ilmu yang mengkaji tradisi yang lahir di
masyarakat.Sedangkan cabang ilmu lain yang erat kaitannya dengan
antropologi disebut dengan sosiologi, dimana kajiannya mengarah pada suatu

3
disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat
yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah “(Auguste
Comte)”.
Seni sendiri pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu.Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi
dari kreativitas manusia.Dan Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang
diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.Dengan kaitan antar ilmu
tersebut maka lahirlah satu gabungan cabang ilmu yaitu antropologi seni.
Jadi, Bisa dikatakan seni adalah unsur internal di dalam sebuah
tradisi.Masyarakat menjadikan sebuah seni sebagai nilai-nilai estetik dalam suatu
tradisi.Maka kajian antropologi tentu memiliki hubungan erat dalam kaitan hal yang
demikian.Dengan demikian, seni akan menjadi erat hubungannya dengan tradisi
melalui estetik dan seni akan menentukan ciri khas atau identitas suatu
tadisi(kebudayaan) dengan yang lainnya.

D. Seni Lukis: dari Gua Sampai Kanvas


Seni lukis sebagai sebuah karya budaya mampu memindahkan
obyek,peristiwa,tanda dan imajinasi kedalam kanvas. Hal ini diperkuat oleh
peninggalan prasejarah yang memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu
manusia telah membbuat gambar-gambar di dinding gua untuk mencitrakan bagian-
bagian penting dalam kehidupannya. Proses melukis/menggambar seperti ini
disebut dengan pencitraan yang sangat sipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap obyek yang dilihatnya. Orang-orang Tana Toraja,ketika
melukis/menggambar kerbau pada kayu/papan dinding rumahnya,kerbau digambar
dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibanding kepalanya. Hal ini
dikarenakan pemahaman sipelukis yang menganggap tanduk adalah bagian penting
dan mengesankan dari seekor kerbau. Oleh karena itu,untuk menunjukkan status
sosial masyarakat toraja dapat dilihat dari jumlah tanduk kerbau yang disusun
keatas di bagian rumahnya. Pencitraan ini melahirkan bentuk yang berbeda-beda
tentang obyek yang sama.

4
Pada perkembangannya,seni lukis tidak lagi berada di gua ataupun batu,
tetapi telah menggunakan media lain,seperti kain kanvas.Bahan-bahan untuk
melukis,bukan lagi bahan-bahan yang disediakan alam,melainkan bahan-bahan
pabrikan. Akhirnya muncullah istilah seni lukis modern. Istilah seni lukis modern
dipakai untuk membedakan dengan seni lukis modern ini,kemudian berkembang
aliran-aliran ,seperti impressionisme,kubisme,realisme. Lukisan tidak lagi berada di
gua-gua,tetapi dirumah-rumah,museum dan galeri (Soekanto, 1989)

E. Seni Patung: dari Arca sampai Monumen


Seni patung ( sculpture) dalam arti yang luas merupakan seni verdimensi
tiga. ‘ Setiap produk imajinasi kreatif yang tiga dimensi dapat disebut sebuah
patung: sebuah pisau upacara,belanga yang berhias,kecapi buatan tangan,gapura
hias , monumen kuburan,atau bangunan umum mengandung pokok artistik yang
sama dengan patung , topeng , atau arca. Semua kreasi manusia tersebut berupa
pengaturan bahan dalam ruangan secara imajinatif. Dalam arti yang sempit,patung
hanya diartikan sebagai hasil karya yang tidak langsung untuk keperluan tertentu
dan dibuat dari bahan keras atau bahan semi permanen (Chaerudin, 1995).
Bahan keras yang digunakan dalam pembuatan patung :
 Tembaga
 Semen
 Batu
 Tanah yang dibakar
 Kayu
Patung bisa dipandang sebagai bentuk berkesenian atau pemujaan . Sebagai
bentuk berkesenian , seni patung dapat bersifat representatif. Artinya , patung dibuat
dengan teliti dan secermat mungkin meniru bentuk-bentuk alamiah atau abstrak
yang didasarkan atas bentuk-bentuk alamiah, tetapi hanya mewujudkan pokok-
pokok pola/susunanya saja. Seni patung representatif mempunyai segi
abtrak,karena membuat generalisasi dari alam dan membentuk abstraksi berupa
pola-pola keindahan dan kejelekan atu tipe-tipe ungkapan emosi secara ideal.
Patung sebagai bagian dari sistem religi , merupakan representasi dari ‘kekuatan

5
supranatural’ . patung adalah wujud fisik ‘ penguasa alam ’ yang banyak ditemukan
pada masyarakat megalitikum dan masyarakat pemuja dewa.

F. Tato : antara Memperindah dan Menyakiti Tubuh


Jauh sebelum ditemukan alat-alat kosmetik modern,massyaraakaat
primitif/masyarakat tradisional telah mengenal konsep merias tubuh. Salah satu
fungsi dari seni rias adalah untuk mempercantik atau memperindah tubuh sesuai
dengan konsep kecantikan dan keindahan masing-masing masyarakat. Membuat
tato dapat diartikan melukis/menghias tubuh dengan cara menusuk-nusukkan jarum
atau sejenisnya dengan gambar/motif/pola tertentu pada bagian lengan,telapak
tangan,betis,paha,punggung,bibir atau tempat-tempat lainpada tubuh manusia yang
tidak mengeluarkan darah (dalan jumlah besar) kemudia memberikan pewarna/tinta
pada bekas tusukan (Chaerudin, 1995).
Seni lukis tubuh dengan tato sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu pada
masyarakat mesir. Tujuan pembuatan tato pada tubuh merupakan sarana
berkomunikasi dengan serangga-serangga kecil. Dengan melukis serangga pada
kaki ,tangan dan peti mumi diharapkan sang arwah akan akrab dengan serangga
dikehidupan. Sekitar 200 tahun sebelum masehi tato masuk kedaratan Asia sampai
seluruh dunia. Di indonesia ada beberapa suku tradisional yang menggunakan tato
diantaranya :
a.Masyarakat Mentawai
Bagi masyarakat tradisional Mentawai,tato memiliki banyak makna,tanda
dan simbol. Derajat seseorang sebagai kepala suku,hulubalang, atau rakyat biasa
dapat dilihat dari tato di tubuhnya. Tidak hanya itu, tato juga bisa menunjukkan
kesukuan seseorang , berapa jumlah keluarganya ,serta prestasi yang pernah
dicapainya. Goresan-goresan tato di tubuh bagi masyarakat mentawai
mencerminkan bentuk kejantanan,kekuatan ,berani dan erat kaitannya dengan unsur
kepercayaan untuk memperoleh keselamatan dan kerukunan dalam keluarga dan
masyarakat.

6
b.Suku Dayak Kalimantan
bagi suku Dayak Kalimantan,tato/parung/betik tidak dapat dibuat secara
sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato,baik pilihan
gambarnya,struktur sosial orang yang di tatomaupun penempatan tatonya. Bagi
suku Dayak,secara religi tato memiliki makna yang sama, yaitu sebagai ‘obor’
dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadin setelah kematian. Bagi
masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Klimantan Timur,banyaknya tato
ditubuh menggambarkan bahwa orang tersebut sudah sering mengembara.

G. Seni Tari : dari yang Monoton sampai ke Atraktif


Seni tari merupakan perpaduan dari seni gerak ,seni musik,seni suara dan
seni rias. Perpaduan dari beberapa jenis kesenian tersebut melahirkan sebuah
gerakan yang berirama,teratur, dan indah. Secara universal,seni tari lahir dari tradisi
untuk menyambut tamu ‘agung’,upacara religi,ungkapan kegembiraan ekspresi
kesedihan , bahkan ungkapan untuk saling bermusuhan (perang). Secara
umum,gerakan-gerakan dalam seni tari ada yang dinamis-statis,lembut-
atraktif,variatif-monoton atau perpadun dari unsur-unsur tersebut. Seni tari
tradisional pada umumnya telah memiliki gerakan-gerakan yang telah dibakukan
,sehingga penari tidak boleh melakukan gerakan diluar gerakan yang telah
ditentukan. Hal ini dikarenakan tarian apapun memiliki banyak makna dan fungsi.
Berbeda dengan tarian modern kontemporer yang sangat inovatif dalam
mengexplorasi gerak tubuh (Chaerudin, 1995).

H. Bahasa Sebagai Seni


Bahasa adalah sarana komunikasi yang digunakan manusia untuk
berinteraksi. Bahasa membantu manusia dalam memahami dalam memahami dan
menggunakan simbol,khususnya simbol verbal dalam pemikiran dan
berkomunikasi. Diantara semua bentuk simbol,bahasa merupakan simbol yang
paling rumit , halus dan berkembang. Manusia berdasarkan kesepakatan bersama

7
dapat menjadikan suatu simbol bagi suatu hal lainnya .Dengan berkomunikasi ,
manusia , kebudayaan manusia berkembang ke arah yang lebih kompleks .
Berbahasa memungkinkan manusia bisa berkomunikasi dengan manusia
lainnya yang berbeda budaya / bahasanya. Begitu pentingnya berbahasa
/berkomunikasi dalam kehidupan mansia,sampai-sampai edward T. Hall
mendefinisikan kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
. dalam budaya berkomunikasi , paling tidak dikenal empat jenis budaya
komunikasi , yaitu budaya lisan ,budaya tulisan , cetak dan elektronik . Pada
masyarakat primitif / tradisional , budaya cetak dan busaya elektronik belum
dikenal , sehingga dalam berkomunikasi lebih banyak menggunakan bahasa lisan
dan tulisan. Bahasa ( lisan maupun tulisan )sebagai sarana berkomunikasi satu
dengan lainny dalam dunia antropologi mendapat perhatian yang cukup besar .
Sejak kelahiran antropologi sebagai ilmu
Ahli-ahli dari eropa yang meneliti masyarakat diluar Eropa ( Asia,Afrika ,
Oceania ,Amerika Latin ) tertarik dengan bahasa yang dipakai oleh masyarakat
suku. Bahkan pada fase awalperkembangan ilmu antropologi , salah satu fokus
kajiannya tentang masalah perkembangan ,penyebaran dan terjadinya aneka warna
bahasa yang diucapkan manusia diseluruh dunia.Fokus kajian ini akhirnya
melahirkan bidang kajian tersendiri yang disebut etnolinguistik atau antropologi
linguistik (Chaerudin, 1995).
Etno linguistik adalah kajian salah satu cabang dari ilmu antropologi yang
bertujuan mengidentifikasi kata-kata,pelukisan tentang ciri dan tata bahasa suku
bangsa .penelitian tentang bahasa-bahasa suku bangsa meliputi susunan sistem
fonetik,fonologi,sintaks dan semantik yang melahirkan karangan tata bahasa
masyarakat yang dikajinya.
Para peneliti membagi hipotesis Whorf menjadi dua bagian :
1. Determinisme Linguistik
Bahasa mengendalikan pikiran dan norma-norma budaya,dengan arti
lain manusia hanya sekedar hidup disuatu bagian kecil didunia dan
berkemungkinan bahasa yang digunakan.
2. Relativitas Linguistik

8
Karakteristik bahasa dan norma budaya saling
mempengaruhi,dengan arti lain budaya di kontrol sekaligus
mengontrol bahasa.

Implikasi hipotesis bahasa Sapir dan Whorf , bahwa bahasa


merupakan
kacamata untuk melihat realitas budaya,yaitu :
1. Budaya menggunakan banyak kosa kata untuk suatu hal atau
aktivitas,maka hal tersebut penting dalam komunikasi budaya
tersebut.
2. Lingkungan sosial sangatlah berpengaruh dalam persepsi suatu
bahasa dan pikiran serta tindakan.
3. Erat hubungannya antara bahassa dan pikiran dikarenakan bahasa
dapat digunakan oleh suatu kelompok.
Dibanding budaya lisan,budaya tulisan memiliki beberapa
keuntungan,diantaranya (1) dapat mengumpulkan kesatuan ingatan ;(2)
memeberikan sifat permanen dari pernyataan verbal sehingga melintasi ruang dan
waktu ; (3) dapat digunakan untuk komunikasi berjarak;(4) mempersatukan
komunitas dalam satu bangsa dan antar bangsa kedalam satu kerajaan ; (5)
membangun sebuah seejarah umat manusia dalam kurun waktu tertentu lewat
penulisan sejarah ; (6) menyusun mitos kedalam obyek sejarah ; (7) analisis atas
keraguan massa lalu sebaik mungkin ; (8) secara sistematik menciptakan ahli dan
urusan kemanusiaan ; (9) informasi dapat dikumpulkan untuk generasi masa depan ;
(10) menguatkan dan memperkaya komunikasi tatap muka ; (11) memperkuat
hubungan antara pembicara dengan audien ; (12) memungkinkan rasionalitas yang
lebih tinggi ((Chaerudin, 1995).
Sub pokok bahasan tentang bahasa biasanya mendeskripsikan ciri penting
bahasa yabg dipakai oleh suatu bangsa,variai geografis,variai lapisan sosial
berbahasa serta luas batas penyebarannya. Variasi geografis berkaitan dengan
perbedaan-perbedaan bahasa khusus yang oleh para ahli bahasa disebut dialek/logat.

9
Keragaman bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam (1) bahasa
resmi/formal/baku/ untuk karya tulis ilmiah, (2) bahasa ragam santai, (3) bahasa
ragam hukum, (4) bahasa Indonesia dengan intonasi/dialek/logat bahasa daerah, (5)
bahasa Indonesia ditulis dengan aksara latin, (6) bahasa Indonesia dalam cara
berkomunikasi yang meliputi: bertutur terus terang tanpa basa – basi berupa
kesantunan positif, terus tidak secara terang–terangan/samar–samar,
tindakan/gerakan tubuh tanpa tuturan bahasa yang maknanya dapat di pahami.
Bahasa Indonesia terus berproses menuju keragaman. Bahasa Indonesia
sebagai bagian dari kebudayaan nasional, memiliki fungsi (1) sebagai suatu sistem
gagasan dan pralambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia,
(2) sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang dapat di pakai oleh semua
warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan
demikian dapat memperkuat solidaritas. Fungsi yang pertama, unsur kebudayaan
dapat menjadi unsur dalam kebudayaan nasional Indonesia apabila unsur tersebut
memiliki sedikitnya tiga syarat, yaitu (a) harus merupakan hasil karya warga negara
Indonesia, atau hasil karya orang-orang zaman dahulu yang berasal dari daerah-
daerah yang sekarang merupakan wilayah negara Indonesia, (b) unsur itu harus
merupakan hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikiran atau wujudnya
mengandung ciri-ciri khas Indonesia, (c) harus juga merupakan hasil karya warga
negara Indonesia yang oleh sebagian besar warga negara dinilai sedemikian
tingginya sehingga dapat menjadi kebanggaan mereka semua dan dengan demikian
mereka bersedia mengidentitaskan diri dengan unsur kebudayaan itu
(Koentjaraningrat, 1985).
Masyarakat multikultur merupakan bentuk masyarakat yang ditandai oleh
keragaman etnik, ras dan agama.Dalam masyarakat yang multikultur, terdapat dua
keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai.Pertama, penggunaan bahasa yakni
mengalihkan bahasa yang tepat dalam irama tertentu (speech/voice, V/S, jadi suara
yang tepat dalam percakapan).Kedua, intonasi, yakni nada suara dalam
mengucapkan kata, nada untukmenggambarkan emosi (Alo Liliweri, 2003: 156).
Menurut Ohoiwutun (1997: 45-48), terdapat empat variabel untuk
menjelaskan bahasa dalm masyarakat multikultur, yaitu (1) heterogenitas vs

10
homogenitas, (2) bilingual atau multilingual, (3) campur kode dan ahli kode, (4)
interferensi.
Heterogenitas vs homogenitas. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan
perbedaan atau persamaan kultur yang dimiliki rasa tau etnik dalam sebuah
komunitas. Bilingual vs multilingual.Bilingual untuk menjelaskan penggunaan dua
bahasa (lisan ataupun tulisan) yang dilkukan oleh seseorang/sekelompok
orang.Multilingual, untuk menjelaskan seseorang/sekelompok orang yang memiliki
kemampuan berbahasa lebih dua bahasa.
Campuran kode, dapat didefinisikan sebagai penggunaan lebih dari satu
bahasa ataukode dalam satu wacana menurut pola-pola yang belum jelas. Proses
tersebut mengakibatkan lahirnya interferensi. Interferensi, proses pungutan bahasa
(Interference diistilahkan oleh Weinrich/1958) sejalan dengan proses terjadinya
difusi bahasa. Interferensiini bisa terjadi pada tingkat fonologi bahasa ataupun
leksikon.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata antropos yang
berarti manusia dan logos yang berarti ilmu atau stud. Secara harafiah antropologi
berarti lmu atau studi tentang manusia antropologi mempelajari manusia sebagai
mahkluk biologis, dan sebagai makhluk sosial.
Kesenian berasal dari kata dasar seni (art) yang berarti penggunaan
imajinasi dan kreatifitas manusia dalam menerangkan, memahami dan menikmati
kehidupan.
Seni adalah bagian dari sebuah tradisi.Di dalam seni ada tradisi, dan di
dalam tradisi ada seni.Tradisi atau kebudayaan akan di bahas dalam cabang ilmu
antropologi

B. Saran
Melalui makalah yang singkat ini penulis menyarankan kepada segenap
pembaca agar merujuk kepad sumber-sumber lain yang relevan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono.1989. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Koentjaraningrat.1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Ahmad, Abu dan Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Chaerudin, dkk.1995. Materi Pokok Pendidikan IPS 1. Jakarta: Universitas
Terbuka.

13
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul: “Antropologi dalam Seni”.
Shalawat dan salam kita panjatkan kehadirpat Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.

Sigli, Oktober 2019

Penulis

14i
ANTROPOLOGI DALAM SENI

Disusun
Oleh :

NAMA : WAN MOHD ASYRAF KHUZAIMI


SEM :1
UNIT :1
JURUSAN : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
SIGLI
2019

15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
A. Pengertian Antropologi ................................................................................... 2
B. Pengertian Kesenian ........................................................................................ 2
C. Hubungan Antropologi dengan Seni ............................................................... 3
D. Seni Lukis: dari Gua Sampai Kanvas.............................................................. 4
E. Seni Patung: dari Arca sampai Monumen ....................................................... 5
F. Tato : antara Memperindah dan Menyakiti Tubuh ......................................... 6
G. Seni Tari : dari yang Monoton sampai ke Atraktif ...................................... 7
H. Bahasa Sebagai Seni .................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

16ii

Anda mungkin juga menyukai