LK 0.1 : Modul 4 Nama : Rhisma Wahyuni, S.Pd Kelas : 003 NIM : 2398010491
Judul Modul KONSEP SENI TEATER DAN
PEMBELAJARANNYA Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Seni Teater: Unsur, Jenis, dan Estetika, 2. Teater Tradisional, Modern, dan Kontemporer 3. Naskah Teater tradisional, Modern dan Kontemporer, 4. Pembelajaran Pengetahuan Seni dan Estetika Seni Teater. No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang 1. Drama adalah karya yang memiliki dua dipelajari dimensi sastra (sebagai genre sastra) dan dimensi pertunjukan. Pengertian drama sebagai genre pertunjukan lebih terfokus sebagai suatu karya yang lebih berorientasi pada seni pertunjukan. 2. Dalam arti luas, teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, ketoprak,ludruk,akrobat, debus, sulap, reog, dan sebagainya. 3. Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujukan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. 4. Teater tradisi merupakan hasil kreativitas dan kebersamaan suatu kelompok sosial yang berakar dari budaya setempat, misalnya dongeng, pantun, syair, tari, dan musik 5. Teater modern adalah teater yang tumbuh di kota-kota besar. Teater ini umumnya merupakan persinggungan budaya setempat dengan budaya Barat. Salah satu contoh teater modern adalah sastra tulis (drama) yang berbentuk lakon. Penggarapannya mengikuti konsep dramaturgi Barat. Penontonnya pun umumnya dari golongan terpelajar 6. Evaluasi dan analisis estetika teater dapat dilakukan oleh seluruh peminat teater yang memiliki kemampuan dalam memahami, melakukan, dan menjelaskan kaidah-kaidah teater yang ada. Prinsip dan konsep-konsep dasar estetika yang berbeda menjadi identitas bagi suatu teater untuk melakukaneksplorasi estetiknya maupun untuk menemukan tata nilai yang dianut masyarakatnya. 7. Sebelum mementaskan sebuah naskah lakon maka perlu diadakan bedah naskah yang meliputi plot atau alur, latar belakang kejadian, penokohan atau karakter. Membedah karakter meliputi sisi sosiologis, fisiologis, dan psikologis. Dari bedah karakter dan bedah naskah tersebut kemudian dibentuk rancangan visualnya berupa sket atau gambaran kasar penggarapan 8. Elemen pokok dalam naskah adalah konflik. Dalam menuju konflik pokok maka ada komplikasi di dalamnya, yaitu berkembangnya konflik pokok. Terciptanya konflik karena ada perbedaan karakter diantara para tokohnya. Tokoh dalam naskah ada antagonis, tritagonis, dan protagonis. Jenis dalam naskah lakon, yaitu naskah komedi dan tragedi. Keduanya mempunyai ciri yang berlawanan. 9. Naskah adalah segala sesuatu yang tertulis, baik berupa dialog maupun keterangan laku 10.Pemeranan atau akting adalah tingkah laku para pemain dalam memerankan tokoh yang sesuai dengan tuntutan karakter dalam naskah. Karakter merupakan perwujudan sosok peran dalam tiga dimensi manusia, yaitu dimensi fisik, psikologis, dan sosiologis 11.Sutradara adalah pekerja teater yang bertugas mengoordinasikan segala anasir teater dengan paham, kecakapan, serta daya imajinasi yang intelegen guna menghasilkan petunjukan yang berhasil 12.Struktur dalam naskah meliputi tema, penokohan, dan struktur dramati. 13.Teater tradisional merupakan hasil kreativitas suatu suku bangsa. Teater tradisional bersumber dari karya sastra lama atau sastra lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat, atau cerita- cerita daerah lainnya 14.Kegiatan berteater sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa ritual keagamaan,tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian), juga hiburan. 15.Karya teater kontemporer adalah karya- karya teater yang tercipta pada masa kinidengan mengandung muatan permasalahan yang terjadi dimasa kini bahkan bentuk pemanggungannya pun memberikan penawaran pemanggungan yang lain dari sebelumnya 16.Monolog adalah salah satu genre teater yang menampilkan satu orang pemeran dalam pertunjukannya. Pada dasarnya, monolog dengan pertunjukan teater yang lengkap yang biasa kita lihat menggunakan kaidah-kaidah seni peran dan pemanggungan yang sama 17.Pantomim adalah salah satu seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan pada gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah. Pantomim dalam bahasa Latin: pantomimus, artinya meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan teater yang menggunakan tubuh, dalam bentuk ekspresi wajah atau gerak tubuh sebagai dialog 18.Teater kontemporer adalah ide atau gagasan yang orisinal dan baru sehingga karya pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para penontonnya. Menurut Jakob Soemardjo (1997), teater kontemporer menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe, melainkan sebagai individu. 19.Perbedaan Operet dan Drama Musikal 1. Durasi lagu pada operet lebih pendek daripada drama musikal. 2. Operet mengutamakan dialog daripada musik, sedangkan drama musikal lebih mengutamakan musik dan seluruh dialognya dibuat seperti nyanyian. 3. Musik pada operet mendeskripsikan kata yang ada pada dialog. 20. Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan lagu, dialog ucapan, akting, dan tarian. Konten emosionalnya–humor, pathos, cinta, kemarahan serta ceritanya dikomunikasikan melalui kata-kata, musik, gerakan, dan aspek teknis hiburan sebagai satu kesatuan utuh. Meski teater musikal juga mencakup bentuk teater lain seperti opera, hal ini dapat dibedakan dari kepentingan setara terhadap musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan elemen lain karya tersebut. Sejak awal abad ke-20, karya pertunjukan teater musikal umumnya hanya disebut "musikal". 21.Dibawah ini adalah lintasan sejarah naskah dan pementasan dari waktu ke waktu.a. Sebelum abad ke-20,b. Permulaan abad ke-20,c. Zaman Pujangga Baru,d. Zaman Jepang, dan e. Zaman kini 22.Fungsi Teater Menurut Putu Wijaya yaitu a. Fungsi Hiburan,b. Fungsi Ritual,c.Fungsi Ekspresi (Kreatif),d. Fungsi Ekonomi, 23.Naskah adalah segala sesuatu yang tertulis, baik berupa dialog maupun keterangan laku 24.Struktur dalam naskah meliputi tema, penokohan, dan struktur dramatik. 25.Elemen pokok dalam naskah adalah konflik. Dalam menuju konflik pokok, maka ada komplikasi di dalamnya, yaitu berkembangnya konflik pokok. Terciptanya konflik karena ada perbedaan karakter diantara para tokohnya. Tokoh dalam naskah ada antagonis, tritagonis, dan protagonis. Jenis dalam naskah lakon ada naskah komedi dan tragedi. Keduanya mempunyai ciri yang berlawanan. 26.Sebelum mementaskan sebuah naskah lakon, maka perlu diadakan bedah naskah yang meliputi plot atau alur, latar belakang kejadian, dan penokohan/karakter. Membedah karakter meliputi sisi sosiologis, fisikologis, dan psikologis 27.Teater Tradisional hidup dan berkembang di tengah masyarakat pendukungnya. Secara turun temurun, kekayaan estetika teater tradisional diwariskan dari generasi ke generasi, kemudian dipertahankan. Keberadaannya disesuaikan dengan kemajuan zaman. 28.Kebertahanan suatu teater tradsional di tengah masyarakat tentunya didukung oleh banyak faktor. Selain bentuk pementasannya yang unik, teater tradisional juga didukung oleh sumber cerita yang baik dan menarik ketika dipentaskan 29.Evaluasi dan analisis estetika teater dapat dilakukan oleh seluruh peminat teater yang memiliki kemampuan dalam memahami, melakukan dan menjelaskan kaidah-kaidah teater yang ada. Prinsip dan konsep-konsep dasar estetika yang berbeda menjadi identitas bagi suatu teater untuk melakukan eksplorasi estetiknya maupun menemukan tata nilai yang dianut masyarakat 30.Terdapat beberapa filosofi estetika drama di dalam teater modern, yaitu romantisme, merupakan gerakan yang berawal dari penolakan terhadap klasisisisme dan neoklasisme 31.Realisme adalah drama realistik ditulis dalam prosa dengan bahasa percakapan atau bahasa sehari-hari. Realisme mungkin ditempatkan pada masa Hannibal, seperti The Road to Rome karya Sherwood, tetapi perwatakannya bicara secara wajar, dan psikologi mereka adalah kejiwaan lelaki dan perempuan seperti kita pahami mereka sekarang. Dalam drama realis, sesuatu kelihatan terjadi pada orang di panggung secara wajar, masuk akal, dan akhirnya mereka menjalani kehidupan nyata. 32.Naturalisme, sebuah gerakan yang perkembangannya paralel dengan realisme, tetapi merupakan bagian gerakan yang tersendiri. 33.Eksistensialisme menyatakan manusia selalu hidup terombang-ambing. Kemerdekaan memberinya kesepian dan kebersamaan membuat dia merasa tidak merdeka. 34.Estetika pada Teater Ritual berasal dari peristiwa upacara yang dianut oleh suku- suku di Indonesia. Upacara tersebut mengandung tata nilai yang dipercaya sebagai penguat terhadap tata nilai yang dianut masyarakatnya. 35.Estetika pada Teater Sosial bertolak dari pandangan-pandangan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pandangan sosial merupakan potret kehidupan sekaligus proyeksi aspirasi masyarakat terhadap kondisi sosialnya 36.Estetika pada Teater Pendidikan merupakan bagian dari proses pendidikan yang mendorong terbangunnya nilai-nilai pendidikan pada karya teater. 37.Estetika pada teater Kontemporer merupakan suatu pengembangan cara berteater yang mengarah pada objek- objek kekinian. Teater Kontemporer berada dalam transformasi teater modern dan eksperimental 38.Estetika pada teater Eksperimental bertolak dari metode berteater secara non verbal yang tidak lagi berdasarkan pada suatu proses penceritaan (naratif).Muncul di era 1950-an dengan identitas yang beracam-macam, mulai dari teater gerak, teater tubuh, teater miskin, teater esensi, teater biomekanik, teater kacau hingga teater postdramatik. 39.Bila kita ingin lebih jauh bergerak, terutama ke dalam khazanah seni dunia –Indonesia, tentu bagian di dalamnya, merupakan kerja besar "proyek" modernisme. Modernisme seni mengandaikan bahwa "pemberontakan dari subjek yang merasa utuh –lengkap terhadap kenyataan yang ditata, namun direduksi pula oleh hukum-hukum rasional". 40.Di Indonesia, semua eksperimen yang dilakukan, pada awalnya merupakan suatu pemberontakan, penolakan, perlawanan, kemuakan, bukan semacam kebencian terhadap hadirnya seni politik partai-partai. Terdapat kesan dogma- dogma, doktrin maupun klaim-klaim sosial, terutama politik. Sehingga, seni tidak lagi mampu untuk membebaskan diri dari personalitas maupun kecenderungan untuk menemukan realitas estetika, tematikalitas, skenografis, hingga concern terhadap hidup manusia dan masyarakat yang berada di dalamny
2 Daftar materi yang sulit
dipahami di modul ini 1. Tetaer modern dan klasifikasi menurut para ahli
3 Daftar materi yang sering 1. Aliran dalam teeater