KEGIATAN BELAJAR 2 :
TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN
KONTEMPORER
Teater tradisi merupakan hasil kreativitas dan
kebersamaan suatu kelompok sosial yang berakar dari
budaya setempat, misalnya dongeng, pantun, syair, tari,
dan musik (Wijaya, 2007:25).
Teater tradisional adalah teater yang berkembang
dikalangan rakyat, yaitu suatu bentuk seni pertunjukan
yang bersumber dari tradisi masyarakat lingkungannya.
Teater tradisional bersumber dari karya sastra lama atau
sastra lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat, atau
cerita-cerita daerah lainnya.
Ciri-ciri Umum Teater Tradisional Menurut Jakob
Soemardjo (1997):
Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa
sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari.
Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian.
Unsur lawakan selalu muncul.
Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan
dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus,
yaitu tertawa dan menangis.
Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik
tradisional .
Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan
akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan dengan
berdialog langsung dengan pemain.
Mempergunakan bahasa daerah.
Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena
(dikelilingi penonton).
Secara umum fungsi-fungsi teater tradisional
(Soemardjo, 1997):
Pemanggil kekuatan gaib.
Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat
terselenggaranya pertunjukan.
Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
Peringatan pada nenek moyang dengan
mempertontonkan kegagahan maupun
kepahlawanannya.
Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan
tingkat-tingkat hidup seseorang seperti keberhasilan
menempati suatu kedudukan, jabatan kemasyarakatan,
menjadi kepala suku atau adat.
Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus
waktu. Upacara kelahiran, kedewasaan, dan kematian.
Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih
menonjol di kalangan teater rakyat.
Jenis Teater Tradisional Indonesia ,yaitu: Wayang
Orang, Ketoprak, Ludruk, Lenong Betawi, Teater Dul
Muluk, dan Randai.
Wayang orang adalah bentuk kesenian tradisional yang
multimedia karena seni lain dengan berbagai medianya
juga menjadi bagian dari pertunjukan tersebut. Contoh
dari seni lain itu adalah seni sastra (naskah/cerita),
musik (gamelan/tembang), drama (akting dan dialog),
tari (gerakan/tarian), serta rupa 30
(properti/busana/rias).
Ketoprak adalah lakon yang dibawakan merupakan
cerita rakyat dan kisah kepahlawanan.
Ludruk berasal dari daerah Jawa Timur. Pertunjukan ini
merupakan sejenis ketoprak yang semuanya pemainnya
pria. Ludruk diawali dengan tarian yang ditarikan
sambil bernyanyi dan disebut tari Ngremo.
Lenong Betawi adalah sandiwara berdialek Betawi.
Permainan aktingnya bersifat improvisasi, bergaya lucu
dan lugu, serta dengan nyanyian dan tarian yang
diiringi musik gambang kromong.
Ada dua jenis pertunjukan lenong berdasarkan bahasa
dan materi cerita, yaitu: Lenong Dines dan Lenong
Preman.
Struktur Pertunjukan Lenong, yaitu : Pembukaan,
Hiburan, Lakon dan Cerita.
Teater Dul Muluk adalah teater tradisional yang
berkembang di daerah Sumatra Selatan dan sekitarnya.
Bentuk dan ciri pementasan Dul Muluk selalu diiringi
dengan musik yang khas seperti biola, gendang melayu,
terompet, dan lain-lain. Permainan akting dilakukan
dengan improvisasi.
Randai adalah salah satu teater tradisional yang
berkembang dI daerah Sumatra Barat. Bentuk
pertunjukan Randai merupakan perpaduan gerakan
tarian pola silat Minangkabau dan cerita yang
bersumber dari tradisi Bakaba.
Aliran realisme melukiskan semua kejadian apa adanya
bukan berlebihan dan bukan dengan lambang.
Ada dua aliran realisme, yaitu realisme sosial dan
psikologis.
Realisme sosial adalah realisme yang menggambarkan
problem sosial yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan psikologis pelaku.
Aliran Ekspresionisme adalah seni menyatakan. Yang
dipentaskan adalah chaos atau kekosongan dalam
psikologis. Kilasan Sejarah Teater Indonesia
Sebelum abad ke-20 Pementasan tidak menggunakan
naskah. Pementasan bersumber dari ceritacerita rakyat
dan kisah-kisah turun-temurun yang disampaikan
secara lisan.
Permulaan abad ke-20 Pementasan sudah dipengaruhi
oleh drama Barat dan cara pemanggungannya
(Staging)timbul bentuk-bentuk drama baru: komidi
stambul, istana , bangsawan, tonil, opera, wayang orang
, ketoprak, ludruk, dan lainlainnya. Pementasan tidak
menggunakan naskah, tetapi menggunakan pentas,
panggung berbingkai (Proceniun)
Zaman Pujangga Baru Muncul naskah drama asli yang
dipakai pementasan amatir.
Zaman Jepang Sensor sendenbu sangat keras,
diharuskan menggunakan naskah.
Zaman kini Pada periode ini ditandai dengan gejala
rombongan teater profesional membuang atau tanpa
menggunakan kembali naskah. Sementara itu,
organisasi teater amatir setia pada naskah bahkan
naskah menjadi sesuatu yang wajib sebagai konsep
pertujukan teater modern.
Fungsi Teater Menurut Putu Wijaya, yaitu : a) Fungsi
Hiburan b) Fungsi Ritual c) Fungsi Ekspresi (Kreatif)
d) Fungsi Ekonomi
Pantomim adalah salah satu seni pertunjukan yang
penampilannya lebih mengandalkan pada gerak-gerik
tubuh dan ekspresi wajah.
Pantomim dalam bahasa Latin pantomimus, artinya
meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan
teater yang menggunakan tubuh, dalam bentuk
ekspresiwajah atau gerak tubuh, sebagai dialog.
Pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata
yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah dan
biasanya diiringi musik.
Bentuk penampilan pantomim dapat dikelompokan
sesuai dengan jumlah pemain yang tampil,yaitu
pantomim tunggal, pantomim berpasangan,dan
pantomim kelompok.
Drama musikal atau disebut juga teater musikal adalah
bentuk ekspresi seni yang berkolaborasi antara musik,
perilaku, gerakan dan tarian yang menggambarkan
sebuah cerita yang dikemas dengan koreografi dan
dengan sistem musik yang apik sehingga terjadilah
drama musikal atau kadang-kadang dikenal sebagai
"musical play", faktor emosional drama hingga humor,
cinta, kemarahan yang dikomunikasikan melalui kata-
kata, musik, gerakan dan aspek teknis dari hiburan yang
dikombinasikan secara keseluruhan.
Teater musikal adalah bentuk teater yang
menggabungkan lagu, dialogucapan, akting, dan tarian.
Operet adalah genre opera ringan, "ringan" dalam hal
musik dan opera. Operet adalah opera tetapi
penampilannya berupa seperti teater musikal atau
dikenal dengan drama musikal.
Monolong salah satu genre teater yang menampilkan
satu orang pemeran dalam pertunjukannya.
Teater kontemporer adalah karya teater yang
menampilkan tanda-tandadan permasalahan kekinian
atau masa sekarang. Teater kontemporer adalah ide
atau gagasan yang orisinal dan baru sehingga karya
pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para
penontonnya.Menurut Jakob Soemardjo (1997).
KEGIATAN BELAJAR 3 :
NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN
KONTEMPORER
o Naskah lakon adalah sebuah rangkaian peristiwa yang
disampaikan melalui dialog tokoh-tokoh yang ada
didalamnya.
o Premis adalah landasan pokok yang menentukan arah
tujuan lakon yang merupakan landasan bagi pola
konstruksi lakon.
o Kebenaran Ilahiyah, kebenaran berdasarkan kitab atau
agama beserta ajaranya (kebenaran ini dikembangkan
ini bersifat absolut bagi penganutnya)
o Kebenaran alamiah, pencapaian kebenaran berdasarkan
tradisi
o Kebenaran ilmiah, kebenaran yang terukur, terbukti
secara logika.
o Karakter digunakan untuk mengembangkan konflik.
Pengarang menggunakan watak manusia sebagai bahan
(konflik hidup adalah hukum drama).
o Lakon adalah rentetan situasi, dimulai dengan situasi
yang akan berkembang selama aktion terlaksana.
Bahannya bersumber pada kehidupan, sedangkan seni
dari drama terletak pada penggarapan bahannya.
o Subjek atau tema ialah ide pokok lakon atau drama.
o Naskah tragedi yaitu naskah lakon yang mengkisahkan
tokoh lakon yang selalu tertimpa ketidak beruntungan,
kesialan, atau mengalami kesedihan di dalam
perjalanannya. Naskah komedi yaitu naskah yang
tokohnya mengalami kesedihan/ ketidakberuntungan.
o Pembabakan yaitu rangkaian adegan yang terjadi dalam
satu rangkaian persoalan.
o Adegan Rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu
persoalan.
o Latar tempat, dimana terjadinya cerita di dalam naskah
o Latar waktu, kapan terjadinya cerita di dalam naskah.
o Latar peristiwa, apa yang terjadi di dalam naskah
tersebut. Konflik merupakan permasalahan yang
terjadi di dalam naskah.
o Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu
yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
o Penokohan adalah pengkajian terhadap para tokoh yang
ada di dalam naskah.
o Dimensi Fisiologis Tokoh Tokoh tersebut dilihat dari
sudut pandang fisik atau apa saja yang terlihat oleh
mata, contohnya adalah tinggi badan, berat badan,
warna rambut, warna mata, bagaimana model
rambutnya, apa pakaian yang ia kenakan dalam cerita,
bentuk tubuhnya seperti apa, dan warna kulitnya.
o Dimensi Psikologis Tokoh Dimensi psikologis tokoh
dapat dianalisis melalui sudut pandang kejiwaan,
watak, sifat kebiasaan yang berhubungan dengan tokoh
seperti, bagaimana cara merokoknya, cara makanya,
apa yang disukai oleh tokoh tersebut dan apa yang ia
benci.
o Dimensi Sosiologis Tokoh Sudut pandang orang ketiga
atau bagaimana tokoh tersebut dimata orang-ornag
sekitarnya, apa agamanya, apa pekerjaanya, bagaimana
neraca keuangan keluarga tokoh tersebut, seberapa
penting tokoh tersebut di mata masyarakat, seorang
yang dituakan atau seorang yang taat agama, berasal
dari suku mana, dan ras apa.
o Protagonis, tokoh utama yang membawa alur cerita.
Tanpanya cerita akan menjadi selasai atau tak pernah
terjadi di dalam cerita. Protagonis bisa memiliki sifat
baik dan buruk.
o Antagonis, tokoh yang membawa permasalahan dalam
cerita dan peran yang menghambat apa yang dicita–
citakan oleh tokoh protagonis. Bisa juga disebut musuh
peran protagonis.
o Tritagonis, tokoh penengah atau pelerai dalam pertikan
peran protagonis dan antogonis.
o Deutragonis, peran pembantu untuk peran protagonis.
Dia adalah kawan dari protagonis dan membantu tokoh
sagitarus.
o Foil, bila deutragonis adalah peran pembantu untuk
tokoh protagonis. Sedangakan foil adalah peran
pembantu untuk peran antagonis.
o Casting by Fisiologis Pemilihan pemeran berdasarkan
kecocokan antara fisik pemeran dan tokoh.
o Casting by Sosiologis Pemilihan pemeran berdasarakan
kecocokan antara watak dan tokoh sehari-hari.
o Casting by Psocologys Pemilihan pemeran berdasarkan
kecocokan pemeran dan tokoh dari dimensi psikologis.
o Casting by Ability Pemilihan pemeran berdasarkan
kemampuan aktor tersebut memerankan tokoh yang ada
di dalam naskah.
o Gurindam Karya sastra melayu yang mengisahkan
tokoh-tokoh dalam kehudupan di tanah Melayu. Karya
tersebut memilki banyak keteladanan yang perlu
dicontoh.
o Hikayat merupakan kisah berlagu. Hikayat
menceritakan kisah-kisah dari Timur Tengah seperti Ali
Baba, Aladin, Abu Nawas, dll. Banyak dimainkan
dalam teater Bangsawan Melayu, Makyong, atau cerita-
cerita yang mengandung ajaran kebaikan dan agama
Islam, seperti hikayat-hikayat Betawi.
KEGIATAN BELAJAR 4 :
PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN
ESTETIKA