Anda di halaman 1dari 47

12

BAB III

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.1. PERATURAN PELELANGAN

3.1.1. Penjelasan Umum

Para Peserta pelelangan pekerjaan ini, harus membaca dengan seksama dan

mengerti akan petunjuk-petunjuk yang diberikan dan tertulis di bawah ini. Tidak

ada gugatan yang dapat dipertimbangkan untuk alasan-alasan yang disebabkan oleh

karena tidak membaca atau tidak memenuhi petunjuk- petunjuk ini atau karena

pertanyaan kesalahpahaman mengenai arti dari isinya, baik sebagian maupun secara

keseluruhan.

3.1.2. Landasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Administrasi

1. UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan pasal 22 tentang mengisyaratkan akan

pentingnya kesehatan lingkungan melalui antara lain pengaman limbah padat

dan cair.

2. UU No. 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Pasal 21 ayat (2) butir d yaitu

Mengisyaratkan akan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air

limbah dan persamapahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber

daya air. Pasal 40 ayat (6) – Menyatakan bahwa pengaturan pengembangan

sistem air minum diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan

prasarana dan sarana sanitasi.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
13

3. UU No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal

6, ayat 1 – Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan

hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup. Pasal 14 – Untuk menjamin kelestarian fungsi lingkungan

hidup, setiap usaha dan atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria

baku kerusakan lingkungan hidup.

4. Peraturan Pemerintah, PP 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan. PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air. PP 16/2005 tentang Pengembangan Sismstem Penyediaan Air

Minum (SPAM) – Mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah

permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan sistem penyediaan air

minum.

5. Peraturan dan KeputusanMenteri Lingkungan Hidup (1/2)

• Permen LH 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang

Wajib Dilengkapi dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

• KepMen LH 52/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Hotel

• KepMen LH 58/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah

Sakit

• KepMen LH 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

6. Peraturan dan KeputusanMenteri Lingkungan Hidup (2/2)

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
14

• KepMen LH 37/2003 tentang Metode Analisa Kualias Air Permukaan dan

Pengambilan Contoh Air Permukaan

• KepMen LH 110/2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban

Pencemar Air pada Sumber Air

• KepMen LH 111/2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara

Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber

Air

• KepMen LH 112/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

7. Peraturan dan KeputusanMenteri Pekerjaan Umum

• PerMen PU 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

• PerMen PU 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

8. Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah PERATURAN DAERAH

9. Peraturan di Daerah yaitu Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Gubernur

(Pergub), Peraturan Walikota atau Bupati dan Keputusan Walikota atau Bupati.

10. Peraturan Daerah tentang Air Limbah .Hal yang umum diatur

• Baku Mutu Effluen

• Restribusi

• Teknis – Ketentuan Septik Tank sesuai SNI bagi pengembang dan masyarakat

– Kewajiban menyambung pada sistem perpipaan bila berada pada kawasan

yang menggunakan sistem pengolahan air limbah terpusat, dll.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
15

• Institusi Pengelola Air Limbah

11. Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah STANDAR

12. Standar Nasional Indonesia (1/2)

• SNI-03-1733-2004 – Tata Cara Perencanaan Lingkungan Permukiman

• SNI-03-2398-2002 – Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik

dengan Sistem Resapan

• SNI-03-2399-2002 – Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK

• SNI-19-6410-2000 – Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan pada

Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga

13. Standar Nasional Indonesia (2/2)

• SNI-03-6379-2000 – Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau

• SNI-03-6368-2000 – Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah,

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

• SNI-19-6409-2000 – Tata Cara Pengembilan Contoh Limbah tanpa

Pemadatan dari Truk

• SNI-19-6466-2000 – Tata Cara Evaluasi Lapangan untuk Sistem Perencanaan

Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3.1.3. Penjelasan Proyek

Lingkup pekerjaan untuk “ PEMBANGUNAN PERPIPAAN AIR

LIMBAH PAKET C-3 KOTA MAKASSAR” sesuai lelang kecuali paket-paket

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
16

khusus yang akan ditentukan kemudian oleh proyek dengan ketentuan Pelaksana

Pekerjaan yang memenuhi syarat Administrasi.

3.1.4. Dokumen Kontrak

Dokumen Pelelangan meliputi dokumen-dokumen berikut ini :

1. Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan Gunning.

2. Surat Perjanjian Pekerjaan Jasa Pemborongan.

3. Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan (USP/RKS).

4. Gambar-gambar Pelelangan, termasuk :

a. Gambar-gambar pelengkap.

b. Gambar-gambar brosur yang secara teknis ada kaitannya.

5. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BA Rapat Penjelasan)

6. Surat penawaran beserta lampiran–lampirannya.

7. Lain-lain lampiran yang ditentukan kemudian.

8. Dokumen-dokumen tambahan lainnya.

Beberapa singkatan dalam Dokumen Pelelangan :

a. USP/RKS

Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan, termasuk dalam dokumen pelelangan

yaitu kumpulan ketentuan administratif dan teknis sebagai pedoman dalam

mengajukan penawaran–penawaran serta pelaksanaan proyek.

b. BoQ = Bill of Quantity

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
17

Yaitu berupa daftar yang merinci jenis pekerjaan yang merupakan bagian dari

penawaran (Hanya dipakai sebagai acuan dan tidak mengikat dalam penawaran).

3.1.5. Rapat Penjelasan Pekerjaan

1. Para peserta lelang diwajibkan untuk membaca secara teliti dan mengerti

sepenuhnya isi dan arti dari keseluruhan Dokumen Pelelangan. Apabila ada

hal-hal yang kurang jelas maupun hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih

lanjut, maka Peserta Lelang diharuskan untuk mengajukan pertanyaan–

pertanyaan tersebut dan akan dijawab dalam Rapat Pembelian Penjelasan.

2. Pertanyaan-pertanyaan yg diajukan harap dikelompokkan dalam 3 (tiga)

bagian:

a. Masalah Administratif, mengenal hal-hal yang bersangkutan masalah

administrasi pada umumnya dan syarat-syarat kontrak.

b. Masalah Teknis, mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan uraian-

uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dan gambar-gambar teknis

pada umumnya.

c. Masalah yang berhubungan dengan daftar uraian pekerjaan (BoQ),

baik mengenai uraiannya maupun kuantitas (volume) dari suatu jenis

pekerjaan. Para peserta. lelang dimintakan perhatiannya mengenai metode

perhitungan kuantitasnya maupun metode perhitungan harga satuan.

Metode yang sama harus dipakai oleh para Peserta Lelang di dalam

mengecek kuantitas pekerjaan yang tertera di dalam daftar uraian

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
18

pekerjaan maupun di dalam menghitung harga satuan untuk

penawarannya. Peserta diwajibkan Untuk menyertakan Surat Kuasa

apabila bukan Direktur/Penanggungjawab Perusahaan.

3. Rapat Pemberian Penjelasan diadakan pada :

Hari / Tanggal :

Jam :

Tempat :

Peserta diwajibkan untuk menyertakan Surat Kuasa apabila bukan Direktur /

penanggungjawab perusahaan.

4. Peninjauan Lokasi dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal :

Jam :

Tempat :

Peserta diwajibkan untuk menyertakan Surat Kuasa apabila bukan Direktur /

Penanggungjawab Perusahaan.

5. Dari hasil rapat pemberian penjelasan tersebut akan dibuat “Risalah Rapat

Penjelasan Pekerjaan dan Peninjauan Lokasi” pengesahannya akan dilakukan

oleh wakil dari 2 (dua) Peserta Lelang. Risalah ini berisikan jawaban atas

pertanyaan dari peserta lelang, penjelasan dan perubahan terhadap isi dari

dokumen pelelangan serta keterangan keterangan tambahan. Risalah rapat

penjelasan tersebut juga merupakan bagian dari dokumen pelelangan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
19

6. Berita Acara Rapat Penjelasan pekerjaan dapat diambil pada:

Hari / tanggal :

Jam :

Tempat :

3.1.6. Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran

Tender Pelelangan untuk “ PEMBANGUNAN PERPIPAAN AIR

LIMBAH PAKET C-3 KOTA MAKASSAR” secara elektronik, sehingga untuk

Perndaftaran dan Pemasukan serta Dokumen Lelang sesuai dengan peraturan yang

dikeluarkan oleh UPL, sehingga untuk Perndaftaran dan Pemasukan sertaan oleh

Dinas Kesehatan Kota Makassae Dokumen Lelang sesuai dengan peraturan yang

dikeluarkan Makassar.

Pakta Integritas dan Persyaratan Ketentuan Penggunaan Sistem Pengadaan

Secara Elektronik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Tidak akan melakukan praktek KP;

2. Akan melaporkan kepada pihak berwajib/ berwenang apabila mengetahui ada

indikasi KP di dalam proses lelang ini;

3. Dalam proses pengadaan ini, berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih,

transparan dan profesional dalam arti akan mengarahkan segala kemampuan

dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik mulai

dari penyiapan penawaran, pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan/ kegiatan

ini.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
20

4. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA

INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi moral, sanksi administrasi

serta dituntut ganti rugi dan pidana sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3.2. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN IPAL

3.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum

Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama

dengan gambar-gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan

pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan

instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam

konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut Dokumen Kontrak, serta

semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan

peralatan dan material tersebut yaitu spesifikasi untuk pekerjaan yang harus

dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada

bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain

dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
21

3.2.2. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

a. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang

dalam hal ini tidak terpisahkan dari kebutuhan barang / material

pendukungnya antara lain : pipa-pipa, fitting, Knee, Tee way dan material

lainnya, dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;

b. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan

diutamakan produksi dalam Negeri ;

c. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus

persen) baru;

d. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang

ditawarkan secara lengkap seperti Jenis, Class, Tebal, bahan, kemampuan

kerja dan lain-lain;

e. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap

barang/material yang akan tawarkan oleh toko/penyedia material dan bisa

terbaca dengan jelas;

f. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan,

brosur harus asli berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan

mudah (bila diperlukan kontraktor harus bisa menjelaskan);

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
22

g. Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting, Tee, Knee harus dilengkapi

dengan Surat Dukungan Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat

diterbitkan oleh Distributor Utama/Agen Utama atau dari pabrik.

3.2.3. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Umum

• Toko/Penyedia Material harus melaksanakan seluruh pekerjaan

persiapan seperti yang tercantum di bawah ini agar pekerjaan pokok bila

terselesaikan dengan baik, dimana seluruh pekerjaan persiapan tersebut

sudah termasuk di dalam penawaran.

• KONTRAKTOR harus menyediakan los kerja dan gudang bahan

dengan luas secukupnya agar bisa merakit dan menyimpan bahan

dengan aman dan terlindung.

• KONTRAKTOR harus menyediakan keet, yang dilengkapi dengan:

a. 1 (satu) set meja tamu.

b. 2 (dua) set meja tulis ½ biro.

c. 1 (satu) buah papan tulis (white board uk, 90 x 120 cm) untuk

keperluan rapat lapangan.

d. 1 (satu) buah almari arsip (filling cabinet)

e. Sarana penerangan dan sanitasi.

f. Kontraktor harus menyediakan bahan termasuk perlengkapan :

▪ Buku DIREKSI

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
23

▪ Buku Tamu

▪ Buku Catatan Penerimaan Barang (bahan)

▪ Buku Catatan Jumlah Tenaga setiap hari

▪ Buku Catatan Keadaan Cuaca

▪ Kalender tahun pelaksanaan pekerjaan dan Kotak P3K

▪ Meja Kursi tulis

g. Membuat Time Schedule / Tata Kala (Curve S) yang disyahkan

oleh Konsultan.

h. Menyediakan RKS dan Gambar Perencanaan, untuk pedoman

pelaksanaan.

i. Mengasuransikan tenaga kerja dalam Jamsostek.

j. KONTRAKTOR harus melaksanakan pekerjaan pengukuran,

pematokan serta pembersihan pada jalur pipa yang akan digali

untuk pemasangan pipa.

k. Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan

tulisan seperti pada gambar.

l. KONTRAKTOR harus menyediakan dan memasang rambu-

rambu lalu lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang sedang

dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhati-hati.

m. Semua buku-buku harus diparaf / tanda tangan oleh penyedia

barang/jasa, setelah kegiatan selesai diserahkan kepada

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
24

KONTRAKTOR beserta perlengkapan lainnya kecuali meja

kursi dan papan tulis milik Kontraktor.

• KONTRAKTOR harus melaksanakan pekerjaan pengukuran,

pematokan serta pembersihan pada jalur pipa yang akan digali untuk

pemasangan pipa.

• Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan

seperti pada gambar.

• KONTRAKTOR harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu

lintas di lokasi-lokasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan sebagai tanda

bagi pemakai jalan agar berhati-hati.

3.2.4. PENGADAAN PIPA PVC DAN FITTING

A. Pipa Polyvinil Chloride (PVC), untuk pipa air limbah

a. Spesifikasi Material ;

Nominal Diameter : ᴓ100 mm, menggunakan sambungan RSJ/SC

Bahan : PVC,

Standard : SNI Air Limbah

Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)

Nominal Diameter : ᴓ150 mm, menggunakan sambungan RSJ/SC

Bahan : PVC,

Standard : SNI Air Limbah

Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
25

Nominal Diameter : ᴓ200 mm, menggunakan sambungan RSJ/SC

Bahan : PVC, standard AW

Standard : SNI Air Limbah

Tekanan Kerja : (10 kg / cm2)

Ukuran Nominal OD Ketebalan KET


(Inch) (mm) dinding
(mm)
4 114 2.0 SNI
6 165 3,0 SNI
8 216 4.2 SNI
8 216 8,3 Tipe
AW

b. Panjang efektif setiap pipa yang dipesankan harus 4 (empat)/6

(enam) meter ;

c. Pada ujung setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan class pipa;

d. Ketebalan sesuai standard yang dipesan;

1. Penandaan (Marking)

Masing-masing pipa PVC, Fitting dan accessories harus mempunyai

tanda pabrik pembuat, tahun pembuatan, diameter nominal (ND) dan

kelas pipa (AW) atau SNI dan kata “PVC” pada badan pipa, pada setiap

sisi bend diberi tanda derajat sudutnya.

2. Penyerahan

Jika tidak ditentukan lain Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi

pihak pemberi dokumen-dokumen sebagai berikut :

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
26

a. Suatu catatan aktul tentang pengujian dan inspeksi yang diminta

oleh pihak pembeli yang hasilnya sesuai dengan standard yang

diterima.

b. Gambar pipa dan sambungan secara rinci (Asbuilt Drawing)

c. Hasil test kekerasan dan daya rentang

d. Hasil test hidrostatik

e. Laporan pengujian material gasket karet.

B. Pipa Galvanized Iron

1. Pipa Galvanized Iron (GIP)

a. Spesifikasi Material;

Nominal Diameter : ᴓ 20 mm, menggunakan sambungan

Socket

Bahan : GI Medium ISO

Standard : ISO 2002

Tekanan Kerja : 50 kgf / cm2

Ukuran Nominal OD Ketebalan Dinding

(mm) Mm inch

¾ inchi (20 mm) 26.4 2.00 0.07874

b. Panjang efektif setiap pipa yang dipesankan harus 6 (enam)

meter;

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
27

c. Pada ujung setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan class

pipa;

d. Ketebalan sesuai standard yang dipesan

2. Bend, Tee dan Reducer

a. Bahan : GI, carbon steel, steel (yang dapat dilas)

b. Tekanan Kerja : Lebih besar atau sama dengan 14 kg/cm2

3. Perlengkapan / Peralatan

a. Toleransi

Toleransi yang diijinkan akan ditunjukkan pada shop drawing

dan harus diikuti secara teliti. Pekerjaan yang bermutu tinggi

pada akhirnya harus mengikuti cara perusahaan yang sangat

modern pada jenis peralatan yang dimasukkan dalam

persyaratan perjanjian. Seharusnya pertimbangan diberikan

sehubungan dengan ketetapan yang ada untuk menjamin

bekerjanya alat-alat secara layak.

b. Lapisan Pelindung

Semua peralatan harus dilengkapi dengan lapisan pelindung

yang baik mutunya dari pihak yang mempunyai nama baik,

kecuali kalau sudah ditentukan.

c. Plat Nama

Plat nama peralatan pada pengepakan harus dipasang sesuai

peralatan itu pada tempat yang mudah dilihat dan diambil.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
28

4. Pengepakan dan Pengiriman Barang / Pipa

a. Pada waktu pengiriman, ujung-ujung pipa harus dibungkus

untuk menjaga agar ujung-ujung tersebut tidak rusak;

b. Waktu menyusun pipa-pipa (PVC dan GI) harus diberi

alas/bantalan balok kayu dibawahnya;

c. Setiap pipa harus disimpan dan disususn rapih, dikelompokkan

menurut jenis dan ukurannya dengan maksimum tinggi

tumpukkan 2 (dua) meter, agar memudahkan cara

penghitungannya. Sedangkan untuk accessories harus dipak di

dalam peti dan diberi tanda sesuai dengan jenis dan ukurannya;

d. Penyusunan / penumpukkan barang digudang harus

dilaksanakan dengan tenaga / mekanik yang memadai;

e. Barang-barang yang ukuran kecil dikirim dengan menggunakan

pelindung/bungkus/kotak yang kuat.

f. Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan

merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari dokumen

pelelangan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
29

3.2.5. PEKERJAAN TANAH

1. Umum

a. KONTRAKTOR harus melaksanakan pekerjaan tanah yang diperlukan

untuk pemasangan pipa, valve chamber, pekerjaan crossing dan

pekerjaan lainnya seperti yang disyaratkan dan tertera di dalam gambar.

b. KONTRAKTOR harus menjaga dan berhati-hati menggunakan

peralatan konstruksi berat di lokasi pekerjaan di daerah permukiman

agar tidak mengganggu linkungan sekitarnya (menimbulkan kerusakan

lingkungan).

2. Galian

a. Umum

Kecuali bila ditentukan lain, maka galian sudah termasuk penyingkiran

bahan (galian) apapun sifatnya yang dijumpai, rintangan yang bersifat

bagaimanapun yang akan mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian

yang sebagaimana mestinya.

Pembuangan bahan ( galian ) tersebut mengikuti garis ketinggian tertera

dalam gambar atau yang diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain,

seluruh lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-

tumbuhan dan puing-puing, benda tersebut harus disingkirkan sebelum

galian atau pengukuran dilakukan. Kontraktor harus menyediakan

tempat dan turap yang diperlukan pada sisa-sisa galian, serta semua

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
30

pemompaan, penggalian atau tindakan lain yang telah disetujui untuk

memindahkan atau mengeluarkan air, termasuk member perhatian

terhadap air hujan dan air bangunan yang masuk lokasi pekerjaan hingga

terhindar kerusakan pekerjaan dan sekitarnya. Pekerjaan galian yang

sedang berlangsung dimana tenaga kerja melakukan kegiatan, maka

kontraktor harus melindungi tenaga kerja tersebut dengan sarana dan

alat apapun yang disetujui.

Lubang galian maupun lubang-lubang lain tidak diperkenankan dalam

keadaan terbuka lebih dari 3 x 24 jam, sehingga mengganggu kelancaran

dan berbahaya bagi lalu lintas dan pejalan kaki. Semua lubang-lubang

harus diberi pelindung yang kuat dan diberi tanda peringatan.

b. Galian di Bawah Bangunan

Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh,

galian harus dilaksanakan sampai pada peil yang ditentukan, atau

lapisan tanah keras. Bila diperintahkan daerah di bawah bangunan harus

digali lebih dalam, maka kelebihan galian atau urugan kembali karena

akibatnya akan dibayar dengan harga satuan penawar bila harga

penawar tersebut telah ditentukan, kalau tidak, pembayaran akan

dilakukan sesuai dengan nilai yang disepakati.

c. Galian di Bawah Daerah Pengerasan

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
31

Apabila dalam melakukan galian di bawah pengerasan jalan, maka

kontraktor harus membongkar lapisan pengeras tersebut sampai

ketebalan pengeras yang ada.

d. Galian di Dekat Pepohonan

Kecuali ada pepohonan yang harus dibuang sesuai yang tertera pada

gambar, semua pohon harus dilindungi dan tidak rusak selama

pelaksanaan pekerjaan dan tidak ada pohon yang ditebang tanpa ijin

tertulis. Pepohonan yang terganggu harus ditunjang selama pelaksanaan

sesuai petunjuk.

e. Galian Berbatu

Galian berbatu termasuk pengangkutan dan pembuangan adalah sebagai

berikut :

1. Semua batu-batuan berukuran isi 0.25 m3 atau lebih.

2. Batu-batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau

sambungannya, ruang antara kemudian diisi kembali dengan pasir.

f. Memperendah Muka Air Tanah

Bilamana pada lokasi galian dipadati muka air tanah yang tinggi, serta

mengakibatkan terganggunya dalam pelaksanaan galian serta

pemasangan, maka kontraktor harus merendahkan muka air tanah

tersebut dengan cara memompa air yang ada sampai kering dimana

kedalaman galian bias tercapai dan pemasangan pipa bias terlaksana

dengan baik, kontraktor harus membuang air pompa tersebut ke tempat

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
32

yang aman, yang sekitarnya tidak mengganggu pekerjaan dan

lingkungan sekitarnya.

3. Urugan Pasir

a. Urugan di bawah pipa

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau

sesuai gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang di dalamnya.

Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta

harus mempunyai permukaan yang rata. Setiapa dasar pasir setiap ujung

pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada

keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-

sambungannya.

Setelaha pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir dan

kerikil halus mulai dari dasar sampai atas pipa. Bahan urugan pasir dan

kerikil halus ini disebarkan merata kesetiap penjuru ruangan dalam

galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan dalam

keadaan basah.

b. Urugan di atas pipa

Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10

cm di atas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus

dan dipadatkan dalamkeadaan basah secara merata. Pemborong harus

bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk

menghindarkan terjadinya kerusakan atau pergeseran.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
33

Cara atau metoda penimbuanan kembali harus dilakukan lapisan demi

lapisan, dipadatkan disekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada

gambar rencana dengan cara tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-

sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm

pertama diatas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi pipa saja.

Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh digunakan.

Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus

diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.

Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus

ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan

dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya

permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.

Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas

permukaan tanah untuk memberi peluang pengendapan,

DIREKSI/Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong, untuk

menambah timbunan pada bagian atas parit, di mana terjadi kesurutan

di bawah permukaan tanah yang bersangkutan.

4. Urugan Kembali

a. Umum

Urugan kembali tidak boleh langsung dejatuhkan di atas setiap struktur

atau pipa. Bahan yang dipakai untuk urugan kembali, adalah bahan

tanah, bebas dari rumput akar, semak-semak, bahan organic dan

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
34

tumbuhan lainnya atau batu-batuan yang memiliki diameter lebih dari

15 cm. Bahan urugan setebal 15 cm dari s etiap struktur atau pipa harus

bebas dari batu-batuan, pecahan gumpalan tanah yang berukuran

maksimum lebih besar dari 7,5 cm. Urugan kembali tidak diletakkan di

sekitar atau diatas sesuatu sstruktur sampai beton mencapai kekuatan

yang cukup untuk menahan beban yang menekan. Urugan kembali di

sekeliling bangunan penahan air harus diletakkan sampai bangunan itu

telah penuh dengan air ketika urugan kembali tanpa seijin pengawas.

b. Urugan Kembali Sekeliling Bangunan, di Bawah Struktur dan di Bawah

Daerah Pengerasan

Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh,

urugan kembali sekeliling bangunan, dibawah struktur dan dibawah

daerah pengerasan harus ditebarkan secara horizontal tidak lebih 15 cm

tebalnya sebelum dipadatkan, dan pemadatannya dilakukan dengan cara

pemadatan gerak tenaga tangan. Urugan kembali harus dipasang rata

lapis demi lapis, dibasahi dan dipadatkan secara mekanis.

c. Pemeriksaan Galian Urugan

Galian dan Urugan harus di periksa dan di setujui, sebelum memulai

tahapan bangunan berikutnya. Bahan urugan harus juga disetujui.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
35

3.2.6. KONSTRUKSI- KONSTRUKSI PENGAMAN

1. Umum

Konstruksi- konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan

pekerjaan sipil, yang secara umum meliputi pekerjaan pondasi/thrust block,

persyaratan bahan dan pelaksanaan harus sesuai dengan gambar-gambar

rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil. Secara umum spesifikasi

bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Semen

Semua elemen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu

terbaik. Bilamana diminta pada setiap pengiriman semen ke pekerjaan

pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian, yang mrnyatakan

semen tersebut memenuhi syarat- syarat yang bersangkutan. Semen harus

di simpan dengan cara yang mencegah kelembapan atau pencemaran oleh

bahan- bahan lain.krikil atau batu pecahan harus di dapat dari tempat yang

telah di setujui dan harus keras dari lapisan- lapisan dan debu.

b. Pasir dan Kerikil/ Batu Pecah

Pasir dan kerikil atau batu pecah harus di angkut, ditangani dan di timbun

sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang

berukuran lain, dan tidak tercampur dengan benda- benda lain.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
36

Krikil dan batu pecah harus didapat dari sumber yang telah di setujui dan

harus keras, tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dari

debu.

c. Beton

Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai

perbandingan campuran 1:2:3. Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan

patokan saja dan tergantung pada krikil dan pecahan batu yang digunakan

diubah- ubah.

Untuk mendapatkann mutu campuran yang baik, dapat dipadatkan dengan

baik tanpa penggunaan air terlalu banyak.

Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus

dibeton dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah di campur dan

dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari selama

tidakkurang dari 7 hari.

d. Cetakan dan Penyempurnaan

Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapid dan diperkuat untuk

mencukupi pengecoran beton seperti tertera pada gambar.

Semua sambungsan- sambungan harus rapat untuk menjamin tidak terdapat

kebocoran beton basah pada cetakan. Cetakan tidak boleh debongkar selama

24 jam setelah pengecoran. Permukaan beton hang horizontal dan terlihat

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
37

harus diratakan sampai halus dengan sendok baja, setelah pengerasan

pertama dilakukan.

e. Baja

Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar- gambar

dan harus bersih dan bebas dari debu.

f. Bata Putih

Bata putih yang bermutu harus digunakan harus mendapat persetujuan.

Bilamana diminta, pengeboran harus menyediakan contoh- contoh. Bata

putih harus dipasang rapi dan sambungan-sambungan harus sama rata

dengan permukaan.adukan untuk bata merah terdiri atas 1 bagian semen 4

bagian pasir.

2. Blok Bantalan Penahan ( Thrust Block )

Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat- alat bantu

lainnya harus tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk

mencegah pergeseran dari pada peralatan- peralatan penyambungan.

Ukuran- ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihan dari gambar

rencana.

Ujung- ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup- penutup yang di

sekrup atau yang di las pada pipa- pipa dan harus dilengkapi dengan blok- blok

bantalan beton bertulang seperti tertera dalam dalam gambar rencana.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
38

Komposisi beton yang harus digunakan adalah 1:2:3 ( beton jenis BI sebagai

minimum) atau ditentukan lain oleh dansesuai dengan gambar- gambar

rencana.beton tersebut harus ditempatkan diantara tanah dan fitting alat bantu

yang harus di angker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat

bantu mudah di jangkau untuk perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh

tenaga ahli.

Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekanan untuk mengisi

lebih pada galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan

galian, tidak akan diberikan pembayaran tambahan.

3. Tiang Penyangga

Apabila diperlukan tiang- tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan

pipa atau pipa yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar rencana atau dan dengan petunjuk

atau tenaga ahli.

4. Kontruksi Pengamanan Khusus

Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan kontruksi penguat khusus

yang belumtercantung dalam spesifikasi ini, maka pemborong harus meminta

petunjuk/ tenaga ahli atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.

Sebelum pemasangan terhadap asesoris pipa/ peralatan lainnya ( katup, Fire

hydrant, dll)

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
39

KONTRAKTOR harus mendapat persetujuan dari tenaga ahli mengenai

penempatan posisinya terhadap keselamatan lalulintas pejalan kaki maupun

kendaraan.

3.2.7. PEKERJAAN PEMIPAAN

1. Umum

a. Uraian pekerjaan

Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa

bermacam- macam ukuran dan bahannya termasuk pemasangan katup (

valves ), benda khusus ( specials ), benda sambungan ( fittings) meteran air

dan benda- benda lainnya, dipasang atau dibangun sesuai dengan gambar

dan persyaratan disini. Peralatan bangunan untuk galian tanah, penggurugan

kembali, pengujian serta bahan- bahan untuk pembangunan bak katub blok

bantalan, bak meteran air yang tidak disediakan oleh pemberi tugas

menyelesaikan pekerjaan pemasangan seperti tertera pada gambar dan

persyaratan ini harus diselesaikan oleh kontraktor.

b. KONTRAKTOR menyediakan bahan/ peralatan

KONTRAKTOR bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan

peralatan serta bahan tambahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan

pemasangan sesuai persyaratan ini dan tertera dalam gambar ini. Akhirnya

ia harus mempertimbangkan gqambar dan daftar peralatan/ bahan ,

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
40

pemberitugas penetapan bahan- bahan tersebut untuk diadakan, dibangun

dan di pasang membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor bertanggung

jawab atas pengangkutan dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat

penampungan.

2. Pemasangan Pipa

a. Umum

Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda

khusus, sambungan, penutup, katub, penyangga baut, mur, paking, bahan

penyambungan dan perlengkapan lainnya sesuai dengan gambar dan

persyaratan ini guna menghasilkan pemasangan yang mudah dilakukan

serta menyeluruh. Pada waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka

semua lubang pipa dan ujung pipa harus ditutup rapat- rapat guna

menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda asing. Bila terjadi

kerusakan pada pipa benda sambungan valve atau perlengkapan lainnya

selama penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut ditunjukkan kepada

DIREKSI. DIREKSI akan menerangkan cara perbaikannya atau menolak

sama sekali bahan yang rusak tersebut.

b. Pemasangan pipa diatas muka tanah ( dengan penyangga )

Bila detail penyangga pipa tergambar, maka penyangga itu harus

dilaksanakan dan terpaksa seperti yang ditunjukkan sedemikian rupa

sehingga penyangga pipa yang Nampak ( tidak didalam tanah ) harus

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
41

lengkap dan betul, sekalipun perlengkapan penyangga ada atau tidak

tergambar secara khusus. Harus dipasang pula dimana ditentukan balok

bantalan dan penyambungan yang memakai pengekang. Bahan penyangga

tersebut dari beton bertulang yang bagian atasnya disisipkan baut untuk

klaim pipa, ukuran dari penyangga sesuai dengan gambar atau ditentukan

lain oleh DIREKSI.

c. Pemasangan Pipa Dalam Tanah

Lubang galian harus dalam keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa

harus dipasang sesuai kedalaman yang tertera dalam gambar dan

disambung-sambung membentuk alur garis yang rata. Begitu pipa akan

dipasang pada kedudukannya untuk sambungan, bantalan pipa harus

diperiksa kembali kekuatannya dan peralatannya. Dasar galian termasuk

penurapan mempunyai lebar minimal sama dengan diameter luar pipa

ditambah 30 cm dan maksimum sama dengan dengan diameter luar pipa

ditambah 60 cm, kecuali ditentukan lain dengan yang tertera digambar atau

diperintahkan DIREKSI. Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200

meter atau sepanjang yang diperlukan untuk menyambung sejumlah pipa

yang bisa dilaksanakan dalam sehari,. Pada akhir setiap hari kerja semua

pipa yang baru terpasang harus diurug kembali minimal 0,15 meter dari

bagian atas pipa kecuali pada sambungan, sisa urugan harus diurug lagi pada

hari berikutnya, kecuali bagian sambungan atau setelah selesai pengujian

tekanan.Pelatan, perkakas dan kemudahan yang memadai, yang memuaskan

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
42

DIREKSI harus diadakan dan digunakan oleh kontraktor agar aman dan

tepat melaksanakan pekerjaan. Semua pipa, benda sambungan dan valve

diturunkan ke lubang galian harus hati-hati, satu-persatu dengan cara

diderek, dengan tali atau dengan perkakas/alat yang memadai sedemikian

rupa sehingga dapat menghindari kerusakan bahan pipa dan accesoris

lainnya. Dalam keadaan apapun tidak boleh pipa dijatuhkan atau ditumpuk

di dlam lubang galian

d. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee)

atau katup., harus dilakukan dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak

pipa dan kelurusannya, serta ujungnya rata bersudut siku-siku terhadap

sambungan pipa.

e. Keadaan Pemasangan Pipa Yang Tidak Mengizinkan

Lubang parit pipa diperiksa oleh DIREKSI/Dinas, baru dimulai

pemasangan pipa setelah ada izin dari DIREKSI dan tidak boleh ada pipa

dipasang bila menurut pendapat DIREKSI keadaan parit tidak mengizinkan.

3. Penyambungan Pipa

a. Sambungan “ push-on-joint”

Istilah “bell end” atau “ socket” pada pipa PVC yang digunakan di sini harus

dianggap sebagai ujung-ujung dari pipa “push – on – joint”.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
43

Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan

harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan

ujung bell dari pipa yang bersudut.

Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-

hati agar tidak terjadi persentuhan dengan tanah. Sambungan harus

diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang dasar ke dasar socket,

dengan alat coupling pusher atau peralatan lain yang disetujui

DIREKSI/Dinas.

Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan

dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet

untuk sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan

dimasukkan ke dalam gasket pada bell socket.

Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian

dalam dari gasket ataupada akhiran dari pipa atau keduanya. Minyak gelang

harus beasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh

DIREKSI/Tenaga Ahli. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang

tidak disetujui.

Pada waktu peletekan pipa dalam galian, letak ujung spigot – on – joint

untuk membentuk belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus

dengan persyaratan DIREKSI/ Tenaga Ahli dan petunjuk-petunjuk dari

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
44

pabrik harus diikuti. Adalah penting untuk membuat sambungan pipa pada

lintasan yang lurus dan defleksi dibuat setelah sambungan selesaikan.

b. Sambungan “solven cement” (lem)

Jika dipakai sambungan dengan solven cement, maka bagian yang akan

disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan solvent

cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedala socket

atau bagian dalam dari fitting yang akan disambung, sesuai dengan yang

diinstruksikan oleh pabrik pipa yang bersangkutan.

Solvent cemen, pelumas dan serat nenas yang diperlukan untuk

penyambungan perpipaan harus disediakan oleh Pemborong dengan bahan

yang disetujui oleh DIREKSI/Tenaga Ahli. Biaya untuk keperluan ini sudah

termasuk dalam harga penawaran Pemborong.

4. Pemasangan Katup dan Benda Sambungan

a. Persyaratan Umum

Katup, sambungan, sumbatan dan tutup dipasang dan dijadikan satu

dengan pipa dengan cara yang disyaratkan diatas, membersihkan,

memasang dan menyambung pipa. Kontraktor harus mengadakan semua

komponen yang diperlukan dalam pembuatan ruang katup dan jalan

masuk untuk memeriksa katup. Guna menutupi katup, dibuatkab katup

dari besi cor, seperti tertera dalam gambar.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
45

b. Letakan Katup Dijalan harus disetujui DIREKSI

c. Permukaan Bak Katup dan Ruang Katup

Permukaan bak katup tidak akan merasakan sentakan atau tegangan ke

katup dan mur putar katup harus di tengah-tengah dan tegak lurus vertikal.

Tutup bak katup harus sama rata dengan permukaan pengerasan yang

telah jadi atau dengan ketinggian lain menurut petunjuk DIREKSI.

d. Ruang Katup Harus dibuat seperti yang tertera dalam gambar

Mur katup harus dapat mudah dicapai waktu digunakan (operasi) melalui

lubang masuk (manhole), yang harus terpasang rat atau dengan ketinggian

lain yang ditentukan DIREKSI.

e. Saluran Pipa Induk

Jaringan saluran pipa air bersih tidak boleh bergabung dengan saluran air

kotor., tersembul di aliran sungai atau terpasang dengan cara lain sehingga

kemungkinan tersedot masuk ke dalam jaringan distribusi air bersih.

f. Thrust Block Beton

Thrust Block Beton diadakan dibelakang benda bengkok dan cabang,

dibawah katup yang letaknya sesuai dengan gambar. Campuran beton

dengan satu bagian semen, tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil

dengan kekuatan tekan hari 28 tidak kurang dari 140 kg/cm. Thrust block

beton berukuran sekecil-kecilnya seperti yang ditunjukkan pada dalam

gambar.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
46

g. Peletakan Thrust Lock beton diantara tanah

Thrust block beton diletakkan diantara tanah yang kokoh kemudian

sambungan dipaangkan.

Beton cor sedemikian rupa sehingga pipa dan sambungan mudah dicapai

untuk perbaiakn, kecuali diperinth oleh DIREKSI. Urungan kembali tidak

diperkenankan mengisi kelebihan galian di belakang jangkar bantalan.

Bila ada tambahan beton,yang diperlukan karena kelebihan galian

tersebut,tidak ada perhitungan tambahan pembayaran.

h. Sambungan Penahan Tegangan

Clamp sadle, tali ikatan atau jepitan dari logam yang mempunyai kekuatan

yang cukup guan menghindari tegangan, harus disediakan kontraktor, dan

harus dipasang sesuai dengan gambar atau perintah DIREKSI. Setalah

pemasangan semua bagian-bagian itu dilapisi cat dasar atau lapisan

pelindung.

5. Urugan Kembali

Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan diatas bangunan atau pipa. Bahan yang

dipakai untuk urugan kembali, adalah bahan pilihan, bebas dari rumput, semak-

semak dan tumbuhan lain-lainnya, atau batu-batuan yang mempunyai ukuran

lebih dari 15 cm, bahan yang diurugkan setebal 15 cm dari bangunan atau ppa

harus bebas dari batu-batuan, pecahan, gumpalan tanah yang berukuran

maksimum lebih besar dari 8 cm.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
47

a. Urugan Kembali Lubang Parit Pipa

(1) Lubang parit pipa harus diurug kembali dengan bahan pilihan atau yang

didatangkan. Ataupun dengan bahan bahan yang digali di daerah pipa,

seperti yang tertera dalam gambar. Bila tanah yang di gali tersebut tidak

cukup baik menurut pendapat DIREKSI Bahn beli (borrow) yang

disetujui DIREKSI yang harus dipakai. Bahn belian yang diperintahkan

DIREKSI akan dibayar terpisah dengan harga satuan penawaran bila

ditentukan. Bila tidak, perhitungan biaya sesuai denga harga

pertimbangan bersama. Bahan tersebut harus dipadatkan sembilan

puluh persen (90%) dari kepadatan maksimum bila parit itu akan

terletak di bawah bangunan dan depan delapanpuluh lima porsen (85%)

dari kepadatan maksimum di tempat lain. Pemadatan dihasilkan dengan

cara dipadatkan, atau menggunakan air yang berlebihan dan dimana

diperlukan penggetar beton antara pipadan sisi parit.

(2) Tidak boleh kurang dari empat (4) jam sesudah bagian pertama urugan

kembali diletakkan seperti yang disyratkan diatas, mengurug sisa

lubang parit, kecuali pada sambungan-sambungan atau mengikuti tata

cara pengujian. Sisa lubang parit diisidengan bahan urugan pilihan dari

hasil galian serta diletakkan berlapis-lapis secara horizontal. Setiap

lapisan harus dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau

pemadatan secara lain, sampai sembilan puluh porsen (90%) dari

kepadatan maksimum bila parit galian akan dibawah bagunan dan

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
48

delapan puluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum ditempat

lain. Apabila bahan urugan kembali berpasir atau berbutir-butir alamiah

dan lubang parit tidak akan di bawah bangunan, serta pembuatan tidak

berlapis-lapis, maka secara menggenangi atau mengguyur. Melakukan

dengan cara terakhir ini harus disetujui oleh instansi yang berwenang

akan jalan raya atau jalan umum. Bila cara menggenangidan

mengguyur air diperbolehkan, sisa urugan kembali dipasang berlapis-

lapis tidak lebih dari 30 cm. Setiap lapisan digenangi, diguyur dan

ditusuk-tusuk hingga betul-betul bahan itu jatuh secara menyeluruh

sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan

pengguyuran tersebut, pipa harus terisi air agar tidak terapung naik.

b. Uji Kepadatan

Apabila urugan kembali disyaratkan untuk dipadatakan sampai kepadatan

yang telah ditentukan, dan harus sesuai ketentuan

3.2.8. MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PENGERASAN

JALAN

1. Permukaan

Pelaksanaan jalan dirusak karena ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan

pekerjaan yang ditentukan dalam kontrak harus dipasang kembali dengan

macam yang sama dan lebih baik oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan,

peraturan dan pengaturan terakhir dibawah pengawasan instansi yang berhak.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
49

Apabila jalar pengerasan kurang dari satu meter sisanya antara lubang parit

dengan selokan maka harus dibongkar (semua) dan akan diganti dengan

pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran permukaan pengerasan tidak

boleh kontraktor menggunakan peralatan yang akan merusak pengerasan

sampingnya. Pengerasan dari beton harus dipotong dengan peralatan gergaji

beton sedangkan pondasi yang dari beton sama dibawah permukaan aspal beton

(Asphalt Beton Mix) tidak perlu dipotong dengan gergaji. Permukaan aspal

beton harus dibongkar dan dibersihkan menurut garis lurus.

2. Jalan Setapak, batu Tepi, Selokan

Jalan setapak, batu tepi dan selokan yang dibuat dari beton diperlukan dibongkar

untuk melaksanakan pekerjaan menurut kontrak harus dibongkar sedekat

mungkin dengan tanda batas dan harus dipasang kembali dengan macam yang

sama atau lebih baik oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan dan

pengaturan yang terakhir, dibawah pengawasan instansi yang berhak.

3. Lapisan Permukaan Kembali Sementara

Begitu selesai pengukuran kembali sebagian jalur pipa didaerah pengerasan

jalan, lapisan permkaan kembali darurat dengan batu yang bergradasi minimal

setebal 40 cm harus ditebarkan diatas parit yang telah diurug kembali dan

dipelihara oleh kontraktor dengan biaya sendiri. Setelah selesai sebagian proyek

menyeluruh, namun jalur pipa belum diuji, permukaan sementara tersebut harus

diganti dengan permukaan permanen.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
50

3.2.9 PERKERASAN

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan

yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :

• Lapisan tanah dasar (sub grade)

• Lapisan pondasi bawah (subbase course)

• Lapisan pondasi atas (base course)

• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :

a. Flexible pavement (perkerasan lentur).

b. Rigid pavement (perkerasan kaku).

c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

1. Perkerasan Lentur

a) Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan

menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar.

b) Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
51

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat

perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan

diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari

timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu

sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya

(CBR).

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya

baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang

distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

• Lapisan tanah dasar, tanah galian.

• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.

• Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari

sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.

Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat

tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya

kepadatan yang kurang baik.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
52

c) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan

tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

• Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah

dasar.

• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis

pondasi atas.

• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat

lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.

• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

d) Lapisan pondasi atas (base course)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis

pondasi bawah dan lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.

• Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga

dapat menahan beban-beban roda.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
53

Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal

antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak

angkut bahan ke lapangan.

e) Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban

roda kendaraan.

Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).

• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke

lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul

oleh lapisan di bawahnya.

Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus

(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.

Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan

untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid

resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul

beban lalu lintas.

2. Perkerasan Kaku

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,

terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
54

bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan

kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan

masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis

permukaan.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan

mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga

bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton

sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan

diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang

menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan

tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya

beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil

terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa

pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali

terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada

tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk

pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

• Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.

• Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
55

= k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).

• Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.

• Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.

Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah

bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir

perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu

lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.

Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan

lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan

berdasarkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut

seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.

a) Perkembangan perkerasan kaku

Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di

atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan

kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6 - 7 inch.

Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah Perang Dunia ke II,

mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting terhadap unjuk kerja

perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping pada

perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi

pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.

Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
56

di bagian ujung / pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang

sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.

Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan

jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih

tebal yaitu antara 9 - 10 inch.

Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas dan perkerasan kaku,

pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau Jalan Uji

dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk mempelajari dan

mencari hubungan antara beragam beban sumbu kendaraan terhadap unjuk

kerja perkerasan kaku.

Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan melintang 9 - 7 - 9

inch, jarak antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki.

Untuk sambungan memanjang digunakan dowel berdiameter 3/4 inch dan

berjarak 15 inch di bagian tengah. Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan

wire mesh.

Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan

relatif dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan

adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta

44.000 pounds pada sumbu ganda. Hasil yang paling penting dari program uji

ini adalah bahwa perkembangan retak pada pelat beton adalah karena

terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan uji

adalah akibat adanya pumping.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
57

Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois

pada tahun 1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalan

uji AASHO ini adalah mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling

signifikan adalah adanya hubungan antara perubahan repetisi beban terhadap

perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji AASHO, tingkat pelayanan

akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja perkerasan yang

diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang dan 5,0.

b) Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen

Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku,

perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk

kendali retak.

• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk

kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan

penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.

• Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton

terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak

(0,02 % dari luas penampang beton).

Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak

digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang

menerus.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
58

3. PERKERASAN KOMPOSIT

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid

pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana

kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas.

Untuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar

mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari

perkerasan beton di bawahnya.

Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.

Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi

pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai

lapis permukaan tanpa aspal.

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP) | PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai