Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“HUKUM HOOKE”

TANGGAL PENGUMPULAN : 27th of March 2018 M


TANGGAL PRAKTIKUM : 21st of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB

NAMA : Utut Muhammad


NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : Tujuh / Satu
NAMA :
1. Irfan Faqih (11170163000042)
2. Bella Nurhaliza (11170163000056)

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
“HUKUM HOOKE”

TUGAS AKHIR PRAKTIKUM


A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan konstanta pegas pada rangkaian tunggal, seri, dan pararel.
2. Menganalisis hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas.
3. Menganalisis hubungan antara pertambahan panjang pegas dan
konstanta pegas mempengaruhi nilai pegas.
4. Menentukan periode pegas pada rangkaian tungga, seri, dan pararel.
B. DASAR TEORI
Setiap benda akan mengalami perubahan bilamana gaya dikerjakan
padanya. Jika gaya-gaya tersebut cukup besar, benda yang bersangkutan
dapat patah, atau mengalami fraktur (fracture). Ruas pada kurva yang
dimulai dari titik awal hingga ke titik batas elastis disebut daerah elastis
(elastic region). Apabila sebuah benda diregangkan melewati batas elastis,
maka benda terebut akan memasuki daerah plastis (plastic region): benda
tak lagi akan kembali ke Panjang aslinya bilamana gaya eksternal
dihilangkan dari benda, melainkan akan mengalami deformasi secara
permanen. Perubahan Panjang maksimum akan dicapai pada titik batas
patah (breaking point). (Giancoli, 2014 : 302-303)
Hukum Hooke adalah ketentuan mengenai gaya yang terjadi karena
sifat elastis dan sebuah pegas besarnya gaya hooke ini biasanya akan
berbanding lurus dengan jarak penggerakan pegas dan posisi normalnya.
Gaya yang dikerjakan oleh pegas jika ia ditekan atau diregangkan adalah
hasil gaya intermolekul gaya rumit didlaam pegas, tetapi gambaran empiris
tentang pelaku makroskopis pegas adalah cukup untuk kebanyakan terapan.
Jika pegas ditekan atau diregangkan kemudian dilepaskan kembali
kepanjang asal atau alamiahnya, jika perpindahannya tidak terlalu besar.
Ada suatu batas untuk perpindahan itu. Diatas nilai itu pegas tidak kembali
kepanjang semulanya tetapi tinggal secara permanen dalam keadaan yang
telah berubah. Jika kita hanya membolehkan perpindahan dibawah batas ini,

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


kita dapat mengkalibrasi peregangan atau penekanan ∆𝑥 melalui gaya yang
diperlukan untuk menghasilkan peregangan itu. Secara ekperiment
ditemukan bahwa untuk ∆𝑥 yang kecil, gaya dikerjakan oleh pegas
mendekati sebanding dengan ∆𝑥 dan dalam arah berlawanan. Hubungan ini
dikenal dengan Hukum Hooke, yang dapat ditulis: 𝐹𝑥 = −𝑘 (𝑋1 − 𝑋0) =
−𝑘∆𝑥. (Tipler, 1998: 102)
Hukum Hooke adalah hubungan antar pegas dan elastis lain, asalkan
dapat hasilnya tidak terlalu besar jika sebuah benda dapat di deformasikan
sampai melalui titik tertentu, ia tidak akan kembali kebentuk asalnya jika
gaya yang dikenakan padanya ditiadakan, titik tersebut dinamakan titik
elastik. Untuk bahan pada umumnya, Hukum Hooke berlaku untuk daerah
dibawah titik batas elastiknya. Daerah gaya yang memenuhi Hukum Hooke
disebut sebagai “daerah proporsional”. Diluar batas elastik. Gaya tidak lagi
dinyatakan dengan fungsi tenaga potential, jika bahan padat yang
terdeformasi kita lepaskan, ia akan bergertar sama seperti osilator
harmonik sederhana. Jadi, selama aplitundo getarannya cukup kecil, atau
selama deformasinya tetap dalam daerah proporsional. (Haliday, 1978:
445).
Masih ingat untuk pernyataan pegas ideal yang ditekan atau
diregangkan sejauh X, dalam bagian ini pegas ideal di definisikan sebagai
pegas yang bila ditekan atau direntangkan memberikan gaya 𝐹 = −𝑘∆𝑥,
disebut sebagai konstanta gaya jadi, sebuah benda bersama m yang
diikatkkan pada pegas ideal dengan konstanta gaya R dan bebas bergerak
diatas permukaan tanpa gesekan merupakan salah satu contoh isolator
harmonik sederhana. Jika benda menyimpang ke kana, gaya ynag dilakukan
oleh pegas berarah ke kiri dan diberikan oleh 𝐹 = −𝑘∆𝑥, gaya ini adalah
gaya pemulih OHS. (Halliday, 1978: 447)
Fenomena pegas yang dikenai gaya luar kemudian gaya tersebut
dihilangkan, dan pegas tersebut akan kembali pada keadaan semula, diamati
oleh Robert Hooke. Robert Hooke (1635-1703) adalah ilmuawan

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


berkebangsaan inggris. Hooke mengemukakan hukumnya yang dikenal
dengan hokum Hooke dengan bunyi sebagai berikut :
“Pada daerah elastisitas benda, besarnya perubahan panjang
sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda”
Pada intinya hokum hooke menggambarkan bahwa jika sebuah
pegas diberikan gaya (F), maka gaya tersebut akan berbanding lurus dengan
perubahan Panjang (Δx) pada pegas tersebut. 𝐹= −𝑘∙Δ𝑥, Tanda minus
menunjukkan bahwa pegas akan cenderung melawan perubahan. Dalam
artian arahnya berlawanan dengan simpangannya. (Ishaq,
Mohammad.2007:142)
Pernyataan mengenai Hukum Hooke dikemukakan oleh Robert
Hooke. Robert Hooke merupakan seorang arsitek. (Kanginan, 2013: 235)
Pertambahan panjang pegas bergantung pada besar gaya berat beban
yang digantungkan, selain itu juga karena kelakuan pegas, untuk gaya beban
yang sama, pertambahan panjang pegas yang lebih kaku akan lebih kecil
dari pada pertambahan panjang pegas yang kekakuannya lebih kecil.
Kekakuan sebuah pegas ditunjukkan dengan suatu nilai. Kekakuan sebuah
pegas ditunjukkan dengan suatu nilai. Karakteristik yang disebut konstanta
gaya pegas atau disingkat konstanta pegas (k), semakin besar nilai k maka
semakin kaku pegas itu. (Raharja, 2013: 128)
Pada rangkaian seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah
sama dan pertambahan panjangnya adalah total dari semua gabungan
pegasnya. Susunan seri bertujuan untuk memperkecil konstanta pegas
sehingga pertambahan panjang yang dialami sistem pegas akan lebih.
Secara matematis penurunan rumus konstanta pengganti pegas pada
rangkaian seri yaitu :

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


(https://www.google.co.id/2014/08/30/search?q=gambar+pegas+seri+d
an+paralel /)
𝑊 = 𝐹1 = 𝐹2 = 𝐹
∆𝐿 = ∆𝐿1 + ∆𝐿2
𝐹 𝐹1 𝐹2
= +
𝐾𝑃 𝑘1 𝑘2
𝑊 𝑊 𝑊
= +
𝐾𝑝 𝑘1 𝐾2
𝑊 1 1
= 𝑊( + )
𝐾𝑝 𝑘1 𝑘2
1 1 1
= +
𝐾𝑝 𝑘1 𝑘2

Pada rangkaian paralel, pegas dihubungkan dengan cara pararel


dengan jarak antara pegas adalah sama, namun resultan gaya yang bekerja
pada pegas adalah total dari setiap gaya yang bekerja pada tiap-tiap
pegasnya. Maka dari itu, masing-masing pegas mengalami per- tambahan
panjang yang sama besar yaitu sama dengan pertambahan panjang sistem
pegasnya. Susunan paralel bertujuan untuk mem- perbesar konstanta pegas
sehingga pertambahan panjang sistem pegas lebih kecil dibandingkan
dengan susunan seri. Secara matematis penurunan rumus konstanta
pengganti pegas pada rangkaian paralel yaitu :

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


(https://www.google.co.id/2014/08/30/search?q=gambar+pegas+ser
i+dan+paralel /)
∆𝐿 = ∆𝐿1 = ∆𝐿2 = ∆𝐿3
𝐹 = 𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3
𝐾𝑝, ∆𝐿 = 𝑘1, ∆𝐿 + 𝑘2, ∆𝐿 + 𝑘3, ∆𝐿
𝐾𝑝, ∆𝐿 = ∆𝐿 (𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3)
𝐾𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3
Dimana: kp adalah konstanta pengganti (N/m), ∆𝐿 adalah
pertambahan panjang (m), F adalah gaya (N), dan W adalah Berat
(N).
Catatan:
• Pada rangkaian seri apabila pada ujung susunan pegas bekerja
gaya (F), maka masing-masing pegas mendapat gaya yang sama
besar yaitu F.
• Pada rangkaian pararel konstanta pegas total untuk rangkaian
pegas pararel menurut Hukum Hooke adalah selama gaya (F)
bekerja pertambahan panjang masing-masing pegas besarnya.
(Mikrajuddin, 2016 : 499-500)

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


C. ALAT dan BAHAN
NAMA ALAT JUMLAH
NO GAMBAR
DAN BAHAN
1 Buah

1 Statif

2 Buah

2 Pegas

1 Set

Beban 200
3
gram

1 Buah

4 Timer

Secukupnya

5 Isolatif

1 Buah

6 Sumpit

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


1 Buah

7 Penggaris

1 Buah

8 Penjepit Statif

D. LANGKAH KERJA
Percobaan I
Pada Pegas dan Beban
NO GAMBAR LANGKAH KERJA

1 Pasanglah Statif tersebut

Gantungkan pegas pada statif


2
dan ukur pnjang awal pegas.

Ukur panjang pegas yang


3
ditambahkan beban

4 Beri simpangan sebesar 9 cm

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Lepaskan beban tersebut
5 secara bersamaan dengan
stopwatch

Hitung waktu yang dibutuhkan


6 pegas pada saat 5s, 10s, dan
15s.

Ulangi langkah pada nomor 6


7
selama 3 kali percobaan

Percobaan II
Rangkaian Pararel
NO GAMBAR LANGKAH KERJA

Rangkaialah secara pararel


dengan statif tersebut,
1 gantungkan sumpit ditengan 2
pegas tersebut dan ukur
panjang awal pegas tersebut.

Beri isolatif pada pegas


tersebut agar ketika pegas
2
digunakan tidak kemana-
mana.

3 Beri simpangan sebesar 9 cm

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Lepaskan beban tersebut
4
bersamaan stopwatch.

Hitung waktu yang dibutuhkan


5 pegas pada saat 5s, 10s, dan
15s.

Ulangi langkah pada nomor 5


6
selama 3 kali percobaan

Percobaan III
Rangkaian Seri
NO GAMBAR LANGKAH KERJA

Rangkaialah secara seri dengan


statif tersebut, gantungkan
1 sumpit ditengan 2 pegas
tersebut dan ukur panjang awal
pegas tersebut.

Beri isolatif pada pegas


tersebut agar ketika pegas
2
digunakan tidak kemana-
mana.

3 Beri simpangan sebesar 9 cm

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Lepaskan beban tersebut
4
bersamaan stopwatch.

Hitung waktu yang dibutuhkan


5 pegas pada saat 5s, 10s, dan
15s.

Ulangi langkah pada nomor 5


6
selama 3 kali percobaan

E. DATA PERCOBAAN
Percobaan I
Pada Pegas dan Beban
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 17 x 10-2 m
Panjang akhir : 25 x 10-2 m
Pertambahan panjang : 8 x 10-2 m

Waktu (s)
No. Jumlah Getaran Diberhentikan
Tidak diberhentikan
setiap getaran
5 03,46 04,53
1 10 07,42 08,61
15 11,58 12,55
5 03,35 03,51
2 10 07,31 06,97
15 10,50 10,35

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


5 03,81 03,24
3 10 07,61 06,96
15 11,25 10,66

Percobaan II
Rangkaian Pararel
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 17 x 10-2 m
Panjang akhir : 20, x 10-2 m
Pertambahan panjang : 3 x 10-2 m

Waktu (s)
No. Jumlah Getaran Diberhentikan
Tidak diberhentikan
setiap getaran
5 03,03 02,08
1 10 05,02 04,73
15 07,04 06,94
5 04,42 01,94
2 10 05,23 04,28
15 07,72 06,37
5 02,39 02,42
3 10 05,00 05,11
15 07,39 07,62

Percobaan III
Rangkaian Seri
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 37 x 10-2 m
Panjang akhir : 61 x 10-2 m
Pertambahan panjang : 24 x 10-2 m

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Waktu (s)
No. Jumlah Getaran Diberhentikan
Tidak diberhentikan
setiap getaran
5 06,30 06,15
1 10 12,59 12,12
15 19,49 18,09
5 05,93 06,40
2 10 12,31 12,18
15 18,58 18,10
5 06,40 05,20
3 10 12,60 10,81
15 19,16 16,60

F. PENGOLAHAN DATA
Percobaan I
Secara Tunggal
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 17 x 10-2 m
Panjang akhir : 25 x 10-2 m
Pertambahan panjang : 8 x 10-2 m
Pegas tidak diberhentikan
Jumlah
Waktu Periode Konstanta
Getaran
03,46 + 03,35 + 03,81 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 10,62 3,54 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 5 0,7082
𝑡 = 3,54 𝑠 𝑇 = 0,708 𝑠 𝑘 = 11,80169 𝑁/𝑚
7,42 + 7,31 + 7,61 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
10 22,34 7,45 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 10 0,7452
𝑡 = 7,45 𝑠 𝑇 = 0,745 𝑠 𝑘 = 10,65855 𝑁/𝑚
11,58 + 10,5 + 11,25 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
15 𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


33,33 11,11 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 15 0,7412
𝑡 = 11,11𝑠 𝑇 = 0,741 𝑠 𝑘 = 10,77393 𝑁/𝑚

Pegas diberhentikan setiap getaran

Jumlah
Waktu (s) Periode Konstanta
Getaran
4,53 + 3,51 + 3,24 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 11,28 3,76 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 5 0,7522
𝑡 = 3,76 𝑠 𝑇 = 0,752 𝑠 𝑘 = 10,46104 𝑁/𝑚
8,61 + 6,97 + 6,96 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
10 22,54 7,51 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 10 0,7512
𝑡 = 7,51 𝑠 𝑇 = 0,751 𝑠 𝑘 = 10,48892 𝑁/𝑚
12,55 + 10,35 + 10,66 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
15 33,56 11,19 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 15 0,7462
𝑡 = 11,19𝑠 𝑇 = 0,746 𝑠 𝑘 = 10,62999 𝑁/𝑚

Percobaan II
Secara Pararel
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 17 x 10-2 m
Panjang akhir : 20, x 10-2 m
Pertambahan panjang : 3 x 10-2 m
Pegas tidak diberhentikan

Jumlah
Waktu (s) Periode Konstanta
Getaran
3,03 + 4,42 + 2,39 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 9,84 3,28 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 5 0,6562
𝑡 = 3,28 𝑠 𝑇 = 0,656 𝑠 𝑘 = 13,74684 𝑁/𝑚

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


5,02 + 5,23 + 5 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
10 15,25 5,08 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 10 0,5082
𝑡 = 5,08 𝑠 𝑇 = 0,508 𝑠 𝑘 = 22,92362 𝑁/𝑚
7,04 + 7,72 + 7,39 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
15 22,15 7,38 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 15 0,4922
𝑡 = 7,38 𝑠 𝑇 = 0,492 𝑠 𝑘 = 24,43883 𝑁/𝑚

Pegas diberhentikan setiap getaran

Jumlah
Waktu (s) Periode Konstanta
Getaran
2,08 + 1,94 + 2,42 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 6,44 2,147 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 5 0,4292
𝑡 = 2,147 𝑠 𝑇 = 0,429 𝑠 𝑘 = 32,14371 𝑁/𝑚
4,73 + 4,28 + 5,11 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
14,12 4,707 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
10 𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 10 0,4712
𝑡 = 4,707 𝑠 𝑘 = 26,66667 𝑁/𝑚
𝑇 = 0,471 𝑠
6,94 + 6,37 + 7,62 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
15 20,93 6,977 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 15 0,4652
𝑡 = 6,977 𝑠 𝑇 = 0,465 𝑠 𝑘 = 27,35928 𝑁/𝑚

Percobaan III
Secara Seri
Massa : 15 x 10-2 kg
Panjang awal : 37 x 10-2 m
Panjang akhir : 61 x 10-2 m
Pertambahan panjang : 24 x 10-2 m
Pegas tidak diberhentikan

Jumlah
Waktu (s) Periode Konstanta
Getaran

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


6,3 + 5,93 + 6,4 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 18,63 6,21 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 5 1,2422
𝑡 = 6,21 𝑠 𝑇 = 1,242 𝑠 𝑘 = 3,835018 𝑁/𝑚
12,59 + 12,31 + 12,6 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
10 37,5 12,5 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 10 1,252
𝑡 = 12,5 𝑠 𝑇 = 1,25 𝑠𝑠 𝑘 = 3,786086 𝑁/𝑚
19,49 + 18,58 + 19,16 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
15 57,23 19,07 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 15 1,2722
𝑡 = 19,07 𝑠 𝑇 = 1,272 𝑠 𝑘 = 3,656254 𝑁/𝑚

Pegas diberhentikan setiap getaran

Jumlah
Waktu (s) Periode Konstanta
Getaran
6,15 + 6,4 + 5,2 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡= 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
5 17,75 5,917 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 5 1,1832
𝑡 = 5,917 𝑠 𝑇 = 1,183 𝑠 𝑘 = 4,227086 𝑁/𝑚
12,12 + 12,18 + 10,81 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
10 35,11 11,70 𝑠 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 10 1,172
𝑡 = 11,70 𝑠 𝑇 = 1,17 𝑠 𝑘 = 4,321543 𝑁/𝑚
18,09 + 18,1 + 16,6 𝑡 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑡 = 𝑇= 𝑘=
3 𝑛 𝑇2
52,79 𝑇 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
15 𝑡 = 17,597 𝑠 𝑘=
3 = 1,1732
𝑡 = 17,597 𝑠 15 𝑘 = 4,299466 𝑁/𝑚
𝑇 = 1,173 𝑠

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan beberapa percobaan
untuk membuktikan Hukum Hooke, yang dimana pada percobaan pertama
praktikan menggunakan pegas tunggal yang diberikan beban 0,15 kg, pada
percobaan kedua dengan menggunakan pegas yang disusun secara pararel,

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


dan percobaan ketiga yaitu menggunakan dua pegas yang disusun secara
seri.
Pada percobaan pertama ini dilakukan tiga kali pengulangan dengan
rentang 5s, 10s, dan 15s. Didapatkan hasil nilai waktu rata-rata dari tiap tiga
percobaan tersebut. Ketika pegas tidak diberhentikan maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan pegas untuk melakukan getaran yang lebih banyak.
Setelah itu baru kemudian mencari nilai periodenya, dimaan nilai
periodenya kecil jika getaran yang dialaminya banyak, periode pegas pada
saat rangkaian tunggal ini nantinya berpengaruh pada nilai konstanta
pegasnya, ketika pegas diberhentikan tiap getarannya maka nilai 𝑡 yang
lebih kecil dibandingkan dengan saat pegas tersebut tidak dihentikan.
Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta elastis dari
masing-masing pegas berbeda, nilai konstanta pegas yang disusun secara
tunggal, nilai konstanta lebih besar dari pada dibandingkan dengan nilai
konstanta pegas yang disusun secara seri karena pertambahan panjang pada
pegas tunggal tidak terlalu besar dibandingkan dengan kedua pegas yang
disusun seri nilai konstanta pegas tunggal berbanding terbalik dengan
pertambahan panjang dan berbanding lurus dengan gaya tarik yang
diberikan. Semakin besar pertambahan panjang pada pegas maka semakin
kecil nilai konstanta pegas tersebut dan nilai konstanta yang diberhentikan
dengan gaya tidak diberhentikan konstantanya sama.
Percobaan ini, praktikan melakukan percobaan dengan
menggunakan dua pegas yang disusun secara pararel, kedua ujung tersebut
disatukan dengan menggunakan sumpit, tuuannya untuk mempermudah
pada saat mengantungkan beban, dan diberikan isolatif agar beban tersebut
tidak bergerak kekanan ataupun kekiri. Dapat dilihat pada data diatas bahwa
kedua pegas yang disusun secara pararel nilai konstanta pada kedua pegas
tersebut lebih besar dibandingkan dengan pegas tunggal dan pegas yang
disusun secara seri. Hal ini disebabkan karena kedua pegas yang disusun
secara pararel apabila diberikan beban maka bebannya tersebut terbagi dua
antara pegas yang pertama dengan pegas yang kedua sehingga pertambahan

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


panjangnya tidak terlalu besar maka nilai konstanta pada pegas besar.
Karena nilai konstanta berbanding terbalik dengan pertambahan panjang.
Adapun percobaan selanjutnya, praktikan melakukan percobaan
dengan menggunakan dua pegas yang disusun secara seri. Nilai konstanta
pegas yang disusun secara seri lebih kecil dibandingkan dengan nilai
konstanta pada pegas yang disusun secara pararel dan pegas tunggal karena
pegas yang disusun secara seri pertambahan panjangnya sangat besar karena
pertambahan panjangnya sangat besar maka nilai konstantanya kecil.
Pada percobaan selanjutnya praktikan mendapatkan data yang tidak
jauh berbeda dan hampir mirip dengan percobaaan sebelumnya yaitu pada
pegas tungal, pegas seri memiliki waktu yang lebih lama untuk bergetar
pada banyak getaran yang sama dibandingkan dengan pegas pararel dan
tunggal, dapat diketahui bahwa rangkaian dari pegas berpengaruh pada
nilai, waktu, periode, dan konstanta pegasnya.
Praktikum kali ini praktikan menggunakan beban yang bermassa
0,15 kg. Perlakuan pegas diberhentikan atau tidak diberhentikan juga
berpengaruh pada nilainya. Sehingga gaya eksternalnya yang bekerja pada
pegas ini juga menentukan besar kecilnya nilai perode dan konstanta
walaupun tidak begitu signifikan perbedaanya. Percobaan ini telah
dilakukan masih ada kesalah-kesalah yang terjadi, salah satu diantaranya
yaitu tidak tepat pada saat menggunakan stopwatch, dan kadang kala jika
sudah 5 getaran, 10 getaran, 15, getaran penekanan stopwatchnya tidak
bersamaan sehingga ada selisih beberapa detik. Akhirnya praktikan dapr
menjalankan praktikum Hukum Hooke ini dengan berjalan sejalannya
sebagaimana praktikum berlangsung dengan bimbingan ka Diyah.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Tentukan periode getaran berdasarkan data hasil praktikum yang
diperoleh?
Jawab:
Pegas disusun tunggal

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Pegas diberhentikan
Pegas tidak diberhentikan
𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
11,8 10,46
𝑇 = 6,28 𝑥 0,1127 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1197
𝑇 = 0,7077 𝑠 𝑇 = 0,7517 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
10,66 10,49
𝑇 = 6,28 𝑥 0,1186 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1196
𝑇 = 0,7448 𝑠 𝑇 = 0,751 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
10,77 10,63
𝑇 = 6,28 𝑥 0,118 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1188
𝑇 = 0,741 𝑠 𝑇 = 0,746 𝑠

Pegas dirangkai secara parallel

Pegas tidak diberhentikan Pegas diberhentikan


𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
13,75 32,14
𝑇 = 6,28 𝑥 0,1044 𝑇 = 6,28 𝑥 0,068
𝑇 = 0,656 𝑠 𝑇 = 0,427 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
22,92 26,67

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


𝑇 = 6,28 𝑥 0,081 𝑇 = 6,28 𝑥 0,0748
𝑇 = 0,509 𝑠 𝑇 = 0,47 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
24,44 27,36
𝑇 = 6,28 𝑥 0,078 𝑇 = 6,28 𝑥 0,074
𝑇 = 0,49 𝑠 𝑇 = 0,464 𝑠

Pegas dirangkai seri

Pegas tidak diberhentikan Pegas diberhentikan


𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
3,83 4,23
𝑇 = 6,28 𝑥 0,1977 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1883
𝑇 = 1,2416 𝑠 𝑇 = 1,1825 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
3,79 4,32
𝑇 = 6,28 𝑥 0,1989 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1863
𝑇 = 1,249 𝑠 𝑇 = 1,17 𝑠

𝑚 𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑇 = 2𝜋√
𝑘 𝑘
0,15 0,15
𝑇 = 2. 3,14√ 𝑇 = 2. 3,14√
3,66 4,3
𝑇 = 6,28 𝑥 0,2022 𝑇 = 6,28 𝑥 0,1868
𝑇 = 1,27 𝑠 𝑇 = 1,173 𝑠

2. Tentukan kontanta pegas dalam percobaan dari data hasil praktikum?


Jawab:

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


Pegas disusun tunggal
Pegas tidak diberhentikan Pegas diberhentikan
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,7082 0,7522
𝑘 = 11,80169 𝑁/𝑚 𝑘 = 10,46104 𝑁/𝑚
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,7452 0,7512
𝑘 = 10,65855 𝑁/𝑚 𝑘 = 10,48892 𝑁/𝑚
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,7412 0,7462
𝑘 = 10,77393 𝑁/𝑚 𝑘 = 10,62999 𝑁/𝑚

Pegas dirangkai parallel


Pegas tidak diberhentikan Pegas diberhentikan
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,6562 0,4292
𝑘 = 13,74684 𝑁/𝑚 𝑘 = 32,14371 𝑁/𝑚
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,5082 0,4712
𝑘 = 22,92362 𝑁/𝑚 𝑘 = 26,66667 𝑁/𝑚
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘 =
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
0,4922 0,4652
𝑘 = 24,43883 𝑁/𝑚 𝑘 = 27,35928 𝑁/𝑚

Pegas dirangkai seri


Pegas tidak diberhentikan Pegas diberhentikan
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘=
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
1,2422 1,1832
𝑘 = 3,835018 𝑁/𝑚 𝑘 = 4,227086 𝑁/𝑚

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘=
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
1,252 1,172
𝑘 = 3,786086 𝑁/𝑚 𝑘 = 4,321543 𝑁/𝑚
4. 𝑚. 𝜋 2 4. 𝑚. 𝜋 2
𝑘= 𝑘=
𝑇2 𝑇2
4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142 4. 0,15 𝑘𝑔. 3,142
𝑘= 𝑘=
1,2722 1,1732
𝑘 = 3,656254 𝑁/𝑚 𝑘 = 4,299466 𝑁/𝑚

3. Apakah simpangan awal atau besar kecilnya gaya eksternal berpengaruh


terhadap besar kecilnya periode?
Jawab:

Simpangan awal dan besar kecilnya gaya tidak berpengaruh


terhadap periode, karena periode yaitu waktu yang diperlukan benda
𝑡 𝑚
untuk melakukan getaran dapat dirumuskan 𝑇 = 𝑛 atau 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 .
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa dari rumus diatas tidak berpengaruh
terhadap besar kecilnya periode, yang mempengaruhi periode adalah
massa benda dan konstanta pegas.

4. Apakah massa beban berpengaruh terhadap periode getaran pegas?


Jelaskan!
Jawab:
Massa beban berpengaruh terhadap periode karena massa beban
𝑚
berbanding lurus dengan peridoenya, dapat dirumuskan 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘
semakin besar massa beban maka semakin kecil juga periode pegas
tersebut. Jika beban yang digunakan besar maka pegas tersebut akan
melakukan banyak getaran dan waktu yang dibutuhkan lama untuk
mencapai kesetimbangan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
1. Setiap rangkaian pegas mempengaruhi nilai konstantanya hingga
nilainya berbeda-beda. Nilai konstanta tertinggi yaitu pada prangkaian
pararel.

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD


2. Semakin besar gaya yang diberikan maka pertambahan panjang
pegasnya semakin bertambah.
3. Periode pegas terbesar yaitu pada rangkaian pararel.
4. Nilai konstanta pegas berbanding terbalik dengan kuadrat nilai
periodenya.
J. KOMENTAR
a. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan praktikum
Hukum Hooke ini.
b. Lebih teliti pada saat melakukan praktikum ini.
c. Praktikan harum paham cara merangkai rangkaian seri dan pararel pada
praktikum Hukum Hooke ini.
K. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Halliday. (1978). Fisika Dasar I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, Mohammad.2007.Fisika Dasar Edisi 2.Graha Ilmu.Yogyakarta.
Tipler, Paul.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
(https://www.google.co.id/2014/08/30/search?q=gambar+pegas+seri+dan
paralel /)
L. LAMPIRAN

HOOKE LAW UTUT MUHAMMAD

Anda mungkin juga menyukai