Anda di halaman 1dari 7

Hukum Ohm

disusun oleh :
Risky Maulana
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman

Abstrak
Telah dilakukan praktikum elektronika dasar 1 dengan judul “Hukum Ohm”.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman. Praktikum ini bertujuan
untuk memahami Hukum Ohm dan Menentukan hubungan antara arus yang lewat pada resistor
dengan beda potensial antara ujung-ujung resistor tersebut dan menghitung tegangan pada
resistor pada rangkaian seri.
Kata kunci: Hukum Ohm, Kuat Arus Listrik, Rangkaian Paralel, Rangkaian Seri,
Resistor,Tegangan

I. Pendahuluan 1.2 Tujuan Percobaan


Dalam kehidupan sehari-hari kita 1. Untuk mengetahui hubungan antara
kebanyakan mengunakan peralatan listrik tegangan dan kuat arus yang mengalir
untuk beraktivitas. Biasanya pada peralatan dalam sebuah rangkaian
rumah tangga seperti kulkas, TV, setrika 2. Untuk mengetahui sumber tegangan
listrik, lampu dan sebagainya. Alat-alat yang masuk mempengaruhi sumber
tersebut dapat berfungsi ketika terhubung tegangan yang keluar.
dengan sumber listrik. Sumber listrik 3. Untuk memahami Hukum Ohm dan
mengalirkan arus listrik yang melalui alat- aplikasinya.
alat tersebut sehingga dapat berfungsi.
Dalam sebuah rangkaian listrik II. Dasar Teori
biasanya terdapat istilah yang dikenal Kita semua tentu paham bahwa arus
dengan arus listrik, tegangan dan hambatan. listrik terjadi karena adanya aliran elektron
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik dimana setiap elektron mempunyai muatan
terjadi ketika sebuah penghantar mampu yang besarnya sama. Jika kita mempunyai
dialiri elektron bebas secara terus menerus. benda bermuatan negatif berarti benda
Aliran yang terus menerus inilah yang tersebut mempunyai kelebihan elektron,
disebut dengan arus dan sering disebut derajat termuatinya benda tersebut diukur
dengan aliran, sama halnya dengan air yang dengan jumlah kelebihan elektron yang
mengalir pada sebuah sungai. Resistansi ada. Muatan sebuah elektron, sering
adalah hambatan terhadap aliran arus dinyatakan dengan simbul q atau e,
listrik. Satuan resistansi adalah ohm. dinyatakan dengan satuan coulomb, yaitu
Hukum Ohm dan dua hukum Kirchoff sebesar : q ≈ 1,6 × 10 -19 coulomb.
memang mendominasi teori analisis Hukum Ohm didefinisikan
rangkaian. Tetapi ketiga hukum tersebut sebagai tegangan V pada hambatan
menjadi tidak cukup ketika orang harus berbanding lurus dengan kuat arus I untuk
menganalisis terjadinya perubahan pada suhu yang konstan. Berdasarkan hubungan
setiap parameter yang ada di dalam antara beda potensial dengan kuat arus
rangkaian. listrik didapatkan nilai hambatan dari bahan
tersebut. Beda potensial dalam suatu bahan
berhambatan akan mempunyai hubungan
yang linear terhadap kuat arus listrik

FMIPA-FISIKA
asalkan suhu konstan.Awas, berlakunya Dalam rangkaian elektronika,
hukum ohm sangat terbatas pada kondisi- resistor terdapat dalam berbagai bentuk,
kondisi tertentu, bahkan hukum ini tidak tetapi paling sering berbentuk silinder kecil
berlaku jika suhu konduktor tersebut dengan satu sambungan pada masing-
berubah. Untuk material material atau masing ujung. Silinder ini diberi lingkaran
piranti elektronika tertentu seperti diode warna sebagai kode warna untuk
dan transistor, hubungan I dan V tidak menunjukkan sifatnya. Pada resistor
linier. terdapat hubungan berbanding lurus atau
Secara garis besar hukum Ohm hubungan linear antara voltase dan arus.
menyatakan bahwa besar kuat arus listrik Yang secara rumus terbentuk
yang mengalir pada suatu konduktor pada
suhu tetap sebanding dengan beda potensial y= k . x (1.2)
antara kedua ujung-ujung konduktor. Pada
sebagian besar konduktor logam, hubungan Dengan bentuk ini voltase bisadipilih
arus yang mengalir dengan potensial diatur sebagai variable x. Dalam hal ini konstanta
oleh Hukum Ohm. Ohm menggunakan k disebut resisivitas R dan terdapat
rangkaian percobaan sederhana seperti persamaan berikut :
pada rangkaian seri. Dia menggunakan
rangkaian sumber potensial secara seri, V= R . I <=> R= V/I (1.3)
mengukur besarnya arus yang mengalir dan
menemukan hubungan linier sederhana, Persamaan (2.3) juga disebut “Hukum
dituliskan sebagai : Ohm”. Satuan dari resistivitas adalah Ohm,
disingkat dengan huruf Yunani omega
V = IR (1.1) besar, bentuknya: Ω . 1 Ohm= 1 Ω, adalah
resisivitas yang terdapat kalau voltase
dimana R = V/I disebut hambatan dari sebesar 1 V menghasilkan arus sebesar 1 A.
beban. Nama ini sangat cocok karena R Berarti untuk satuan resistivitas terdapat
menjadi ukuran seberapa besar konduktor persamaan satuan :
tersebut menahan laju aliran elektron. [R]= Ω= V/A (1.4)
Hubungan an tara V dan I pertama kali
ditemukan oleh seorang guru fisika berasal Resistivitas juga disebut sebagai tahanan
dari jerman yang bernama George Simon dan besar resistivitas menunjukkan berapa
Ohm. kuat suatu komponen (misalnya resistor)
Bunyi Hukum Ohm : “Tegangan menahan arus. Kalau resistivitas besar
(V) pada hambatan yang memenuhi Hukum maka daya kuat menahan arus juga besar ,
Ohm berbanding lurus terhadap kuat arus sehingga arus menjadi kecil atau voltase
(I) untuk suhu yang konstan (Sunaryono, harus besar untuk mendapatkan arus
2010). tertentu.
Resistor adalah komponen dasar Besarnya resistivitas ditulis pada
elektronika yang digunakan untuk resistor dengan memakai lingkaran
membatasi jumlah arus yang mengalir berwarna sebagai kode warna. Lingkaran
dalam satu rangkaian. Sesuai dengan pertama menunjukkan angka pertama,
namanya resistor bersifat resistif dan lingkaran kedua menunjukkan angka
umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari kedua. Lingkaran ketiga menunjukkan
hukum Ohms diketahui, resistansi berapa banyak nol yang harus ditambahkan
berbanding terbalik dengan jumlah arus kepada dua angka pertama. Lingkaran
yang mengalir melaluinya. Satuan ketiga juga bisa dimengerti sebagai pangkat
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm dari 10 yang merupakan faktor pengali
atau dilambangkan dengan simbol Ω untuk bilangan yang didapatkan dari kedua
(Omega). angka pertama. Lingkaran keempat untuk

FMIPA-FISIKA
menunjukkan resistivitas tersebut. Voltmeter merupakan alat ukur
Resistor adalah komponen beda potensial antara 2 titik. Pemakaian alat
elektronika yang berfungsi untuk voltmeter dipasang paralel dengan
membatasi arus yang mengalir pada sebuah komponen yang akan diukur beda
rangkaian. Resistor memiliki satuan “ Ohm potensialnya (Sunaryono, 2010).
“ atau dilambangkan dengan ''Ω “. Simbol Arus listrik (I) yang mengalir
Resistor. Pada dasarnya, Resistor dibagi melalui resistor (R) akan menyebabkan
menjadi dua jenis, yaitu : Resistor Tetap daya yang dikiim baterai hilang dalam
dan Resistor Variabel. bentuk panas ini disebut daya disipasi
Rangkaian Seri adalah sebuah (Soeprijanto, 2012).
rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dideret sedemikian III. Metodologi Percobaan
rupa, sehingga nilai hambatan totalnya 3.1 Alat dan Bahan
menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan 1. Komponen:
nilai Hambatan total merupakan hasil Resistor : R1=560Ω, R2 = 1000Ω,
penjumlahan dari semua resistor R3 =1200Ω
pembentuknya. 2. Avometer
Rangkaian Paralel adalah sebuah 3. Kabel Penghubung
rangkaian yang menggabungkan dua atau 4. Project Board
lebih Resistor yang dijajar sedemikian rupa, 5. Power Supply
sehingga nilai Hambatan totalnya menjadi
lebih kecil dari nilai Resistor terkecil yang 3.2 Langkah Kerja
membentuknya. Kalau beberapa komponen
1. Ambil 3 Resistor dan baca warna
dirangkai secara paralel, maka kaki
gelang pada resistor
komponen disambungkan sehingga arus
2. Catat warna Resistor sebagai
tidak mengalir dari satu komponen ke
R1,R2,R3.
komponen lain, tetapi arus yang datang dari
3. Siapkan Avometer, kabel
catu daya ke yang dibagi kedalam
penghubung, dan project board
komponen ,dengan demikian Hukum
4. Rangkai Resistor secara seri pada
Kirchhoff berlaku.
papan Project Board
Jika rangkaian seri, maka hukum
5. Kalibrasikan Avometer hingga
kirchhoff mengenai voltase menyatakan
menunjukan angka 0.
bahwa jumlah voltase pada semua
6. Ukur nilai resistansi pada masing –
komponen (termasuk sumber tegangan)
masing Resistor menggunakan
nol, atau dengan kata lain jumlah voltase
Avometer, catat nilainya.
dari komponen yang kita perhatikan
7. Siapkan Power Supply dan Kabel
sebesar harga mutlak dari voltase sumber
penghubung
tegangan :
8. Hubungkan Rangkaian seri tersebut
dengan Power Supply dan avometer
V0=V1+V2 (1.5)
untuk mengetahui besar. Tulis hasil
pengamatan sebagai V.sumber.
dengan hukum ohm dan hukum Kirchhoff
9. Ukur tegangan pada R1, R2,R3.
kita dapat menghitung voltase dan arus di
10. Tulis hasil pengamatan pada tabel
berbagai bagian dalam rangkaian.
sebagai V1,V2, dan V3
Amperemeter merupakan alat ukur
11. Ukur Arus pada R1,R2,R3. Catat
yang digunakan untuk mengukur kuat arus
sebagai I.
listrik. Pemakaian alat ukur ini
12. Ulangi langkah 9-10 hingga 2x
dihubungkan ke dalam rangkaian sehingga
terhubung seri dengan komponen yang
akan dihitung kuat arusnya.

FMIPA-FISIKA
IV. HASIL DAN PENGBAHASAN 0,4
R2 = 0,016 = 25 Ω
4.1 Tabel Hasil Pengamatan 0,2
No Vsum V1 V2 V3 I R3 = 0,016 = 12,5 Ω
ber (v) (v) (v) (A)
1 2,6 0,3 0,15 0,2 2 4.2.2 Perhitungan Dengan KTP
2 4 0,2 0,2 2,8 0,0 2
25 ΔV = 3 𝑥 𝑛𝑠𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑡
2
3 5,2 4 0,4 0,2 0,0 = 3 𝑥 0,2 = 0,66 𝑉
16 2
ΔI = 3 𝑥 𝑛𝑠𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟
2
= 3 𝑥 5 = 3,33
No. R Warna Nilai
Resistor 4.2.2.1 Dengan 2,6 Volt
1 R1 Coklat, Hitam 10 x 10 Ω
-3
𝜕𝑅 2
Orange Emas ±5% ΔRn = {( 𝜕𝐼 ) (∆𝐼)2 +
2 R2 Coklat, 100 x 103 Ω 𝜕𝑅 2
Hitam, Hitam, ± 5% ( ) (𝜕𝑉)2 }½
Jingga, Emas 𝜕𝑉
−𝑣 2 𝐼 2
3 R3 Merah, 22 x 103 Ω = {( ) (∆𝐼)2 + ( ) (𝜕𝑉)2 }½
𝐼𝑛² 𝐼
Merah, ±5% 0,3 2
Kuning, Emas R1 = {( 22 ) (3,33)² +
1
(2)² (0,066)²}½
= 0,251 Ω
−0,15 2
R2 = {( ) (3,33)² +
22
4.2 Analisis Data 1
( )² (0,066)²}½
4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP Hukum 2
=0,129 Ω
Ohm
𝑉𝑛 −0,2 2
Rn = 𝐼𝑛 R3 = {( ) (3,33)² +
22
1
4.2.1.1 Dengan 2,6 Volt (2)² (0,066)²}½
= 0,169 Ω
0,3
R1 = = 0,15 Ω
2
0,15
R2 = = 0,075 Ω 4.2.2.2.1 Dengan 4 Volt
2
0,2 2
R3 = = 0,1 Ω ΔI = 3 𝑥 𝑛𝑠𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟
2
2
4.2.1.2 Dengan 4 Volt = 3 𝑥 0,2 𝑥 10¯³ = 1,33 𝑥 10¯² A
𝜕𝑅 2
𝑉𝑛 ΔRn = {( 𝜕𝐼 ) (∆𝐼)2 +
Rn = 𝐼𝑛
0,2 𝜕𝑅 2
R1 = 0,025 = 8 Ω ) (𝜕𝑉)2 }½
(
𝜕𝑉
0,2
R2 = 0,025 = 8 Ω −𝑣 2 𝐼 2
= {( ) (∆𝐼)2 + ( ) (𝜕𝑉)2 }½
2,8 𝐼𝑛² 𝐼
R3 = 0,025 = 112 Ω
−0,2 2
R1 = {(0,0252 ) (1,33.10¯⁴)² +
4.2.1.3 Dengan 5,2 Volt
1
𝑉𝑛
(0,025)² (0,066)²}½
Rn = 𝐼𝑛
= 2,640 Ω
4
R1 = 0,016 = 250 Ω

FMIPA-FISIKA
−0,2 2 R3 ± ΔR3 = 112 Ω ± 2,706 Ω
ΔR2 = {(0,0252 ) (1,33.10¯⁴)² +
1 4.2.3.3 Dengan 5,2 Volt
(0,025)² (0,066)²}½
Rn ± ΔRn
= 2,640 Ω
2 R1 ± ΔR1 = 250 Ω ± 4,618 Ω
−2,8
ΔR3 = {(0,0252 ) (1,33.10¯⁴)² + R2 ± ΔR2 = 25 Ω ± 4,130 Ω
1 R3 ± ΔR3 = 12,5 Ω ± 4,126 Ω
(0,025)² (0,066)²}½
= 2,706 Ω 4.2.4 Perhitungan Dengan KTP Relatif
4.2.4.1 Dengan 2,6 Volt
4.2.2.2.2 Dengan 5,2 Volt 𝛥𝑅𝑛
2 𝑥 100 %
ΔV = 3 𝑥 𝑛𝑠𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑅𝑛
2 𝛥𝑅₁ 0,251
= 𝑥 0,2 = 0,66 𝑉 𝑥 100 % = 𝑥 100% = 1,67 %
3
2
𝑅₁ 0,15
ΔI = 3 𝑥 𝑛𝑠𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟 𝛥𝑅₂ 0,129
𝜕𝑅 2 𝑥 100 % = 𝑥 100% = 1,72 %
ΔRn = {( 𝜕𝐼 ) (∆𝐼)2 + 𝑅₂ 0,075
𝜕𝑅 2 𝛥𝑅₃ 0,169
() (𝜕𝑉)2 }½ 𝑥 100 % = 𝑥 100% = 1,69 %
𝜕𝑉 𝑅₃ 0,1
−𝑣 2
= {( 2 ) (∆𝐼)2 + 4.2.4.2 Dengan 4 Volt
𝐼𝑛
𝐼 2 𝛥𝑅𝑛
(𝐼) (𝜕𝑉)2 }½ 𝑥 100 %
2 𝑅𝑛
= 3 𝑥 0,2 𝑥 10¯³ = 1,33 𝑥 10¯² A
2
𝛥𝑅₁ 2,640
−4 𝑥 100 % = 𝑥 100% = 0,33 %
ΔR1 = {(0,0162 ) (1,33.10¯⁴)² + 𝑅₁ 8
1
(0,025)² (0,066)²}½ 𝛥𝑅₂ 2,640
𝑥 100 % = 𝑥 100% = 0,33 %
= 4,618 Ω 𝑅₂ 8
−0,4 2
ΔR2 = {(0,0162 ) (1,33.10¯⁴)² + 𝛥𝑅₂ 2,706
𝑥100 % = 𝑥100% = 0,024 %
1 𝑅₂ 112
(0,025)² (0,066)²}½
4.2.4.3 Dengan 5,6 Volt
=4,130 Ω
−0,2 2 𝛥𝑅𝑛
ΔR3 = {(0,0162 ) (1,33.10¯⁴)² + 𝑥 100 %
1
𝑅𝑛
(0,025)² (0,066)²}½
𝛥𝑅1 4,618
= 4,126 Ω 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝑅1 250
4.2.3 Perhitungan Dengan KTP Mutlak = 0,018%
4.2.3.1 Dengan 2,6 Volt 𝛥𝑅 2 4,130
Rn ± ΔRn 2
𝑥 100 % = 𝑥 100%
𝑅 25
R1 ± ΔR1 = 0,15 Ω ± 0,251 Ω
R2 ± ΔR2 = 0,075 Ω ± 0,129 Ω = 0,16 %
R3 ± ΔR3 = 0,1 Ω ± 0,169 Ω 𝛥𝑅 3 4,126
3
𝑥 100 % = 𝑥 100%
4.2.3.2 Dengan 4 Volt 𝑅 12,5
Rn ± ΔRn = 0,33 %
R1 ± ΔR1 = 8 Ω ± 2,640 Ω
R2 ± ΔR2 = 8 Ω ± 2,640 Ω

FMIPA-FISIKA
Tegangan 5,8 Volt : 1,01 %,1,24 %, 1,40 %.
4.3 Pembahasan dengan memakai warna resistor yang
Hukum Ohm merupakan suatu berbeda- beda, yaitu R1= Hijau, Biru,
pernyataan bahwa besar arus listrik yang Coklat, Emas (560 ± 5%), R2= Coklat,
mengalir melalui sebuah penghantar selalu Hitam, Merah, Emas (1000 ± 5%), R3 =
berbanding lurus dengan beda potensial Coklat, Merah, Merah, Emas (1200 ± 5%).
yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda Pada percobaan, yang menjadi
penghantar dikatakan mematuhi hukum faktor kesalahan adalah, kurang telitinya
Ohm apabila nilai resistansinya tidak praktikan dalam membaca multimeter,
bergantung terhadap besar dan polaritas kesalahan dalam merangkai resistor pada
beda potensial yang dikenakan papan PCB, kurang telitinya praktikan
kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak dalam memilih resistor karena sesuai teori
selalu berlaku untuk semua jenis hukum Ohm, Kuat Arus yang masuk
penghantar, namun istilah “hukum” tetap berbanding terbalik terhadap beda
digunakan dengan alasan sejarah. potensial. Tetapi pada percobaan hasil yang
Percobaan Hukum Ohm ini didapatkan tidak sesuai.
bertujuan mempelajari hubungan antara Adapun Alat- alat yang digunakan
tegangan dan kuat arus yang mengalir selama praktikum, adalah : Resistor
dalam sebuah rangkaian. Praktikum ini berfungsi sebagai pembagi arus atau
menggunakan beberapa alat yaitu kabel pembatas pembagian arus, Kabel
penghubung, papan rangkaian (Project penghubung berfungsi sebagai medium
Board), Resistor, Power Supply. Untuk untuk menghantarkan listrik yang hanya
sementara tegangan dan beda potensial mampu menjangkau aliran arus listrik.
dianggap sama walau sebenarnya kedua Power supply berfungsi memberikan
secara konsep berbeda. Secara matematika energy listrik. Multimeter berfungsi
di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk sebagai alat ukur yang dipakai untuk
menghilangkan kesebandingan ini maka mengukur tegangan listrik, arus listrik,
perlu ditambahkan sebuah konstanta yang hambatan dan resistansi. Papan pcb fungsi
kemudian di kenal dengan Hambatan (R) untuk meletakkan komponen-komponen
sehingga persamaannya menjadi V = I.R. penting yang nantinya dirakit menjadi suatu
Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah rangkaian elekronika.
kuat arus (A) dan R adalah hambatan Hukum Ohm dapat diaplikasikan
(Ohm). Selain itu perbandingan antara dalam kehidupan sehari-hari seperti arus
tegangan dengan kuat arus merupakan listrik pada setiap rumah yang
suatu bilangan konstan yang disebut menggunakan fungsi dari hukum ohm.
hambatan listrik. Secara matematika di
tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R. V. Kesimpulan
Pada percobaan Tegangan Sumber Dari hasil percobaan diatas, maka
yang digunakan adalah sebesar 2,5 Volt dapat disimpulkan bahwa:
pada R1, 4 Volt pada R2, dan 5,8 Volt pada 1. Jika Tegangan (V) sebanding dengan
R3. Dengan arus yang mengalir pada
kuat arus listrik (I) di mana semakin
masing- masing resistor dengan tegangan
sumber 2,5 Volt adalah : 625Ω, 1000 besar tegangan (V) maka semakin besar
Ω,1250 Ω, dan pada tegangan sumber 4 volt
pula kuat arus (I) yang dihasilkan.
didapat : 592,59 Ω, 962,96 Ω, 740,74 Ω,
dan tegangan sumber 5,8 Volt, didapat: 2. Sesuai hukum Ohm, sumber tegangan
666,67 Ω, 1111,11 Ω, 1333,33 Ω. Dengan
yang mengalir masuk akan
KTP Relatif yang berbeda- beda, pada 2,5
Volt : 2,05 %, 1,40 %, 1,12 %. Tegangan 4 mempengaruhi arus yang akan keluar,
volt : 4,38 %, 4,42 %, 8,31 %. dan
oleh karena itu nilai tegangan harus

FMIPA-FISIKA
berbanding terhadap nilai arus.
3. Aplikasi hukum ohm dapat ditemui pada
berbagai rangkaian seperti rangkaian seri
dan paralel.

DAFTAR PUSTAKA

Blocher,Richard.2004.Dasar Elektronika.
Yogyakarta:Andi
sumber:
http://blog.umy.ac.id/itulen/files/2012/0
4bab01-arus-dan-rangkaian-listrik/
(diakses pada tanggal 23 Oktober 2016)
http://ejournal.unesa.ac.id/article
/6036/32/article/(diakses pada tanggal
23 Oktober 2016 )

FMIPA-FISIKA

Anda mungkin juga menyukai