Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWARGANERAAN

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


DOSEN PENGAMPU :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNYA
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah dengan judul “Hubungan Negara dengan warganegara”
adalah dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah KEWARGANEGARAAN
dengan dosen pengampu Mner Hengki Rotinsulu SPi.M.Sc,PhD. Kami mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan makalah
ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan makalah ini.
Jika nantinya dalam makalah kami didapati hal-hal yang keliru dan tidak
berkenan bagi pembaca, kami dengan segala kerendahan memohon maaf.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan sebuah negara. Oleh
karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang menaunginya
memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang berlaku di negara
tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan
pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang menyangkut warga negara
hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan memiliki status sebagai warga negara,
orang memiliki hubungan dengan negara. Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran,
hak dan kewajiban secara timbal balik antara warga negara dengan negaranya

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pergertian, fungsi, dan bentuk dari negara
2. Menjelaskan perngertian, hak dan kewajiban sebagai warga negara
3. Menjelaskan hubungan dari negara dan warga negara
C. Tujuan
1. Mengetahui arti, fungsi, dan bentuk dari negara
2. Mengetahui pengertian, hak dan kewajiban sebagai warga negara
3. Mengetahui hubungan dari negata dan warga negara
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Negara

1. Pengertian Negara Secara Umum


Definisi negara secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu secara luas maupun
sempit. Dalam arti luas, negara dapat didefinisikan sebagai sebuah kesatuan yang
telah diatur dalam UU secara konstitusional. Dalam UU ini terdapat beragam tujuan
untuk kepentingan bersama, yaitu negara itu sendiri dan rakyat. Sedangkan dalam arti
sempit, negara didefinisikan sebagai alat yang bekerja untuk melayani kebutuhan dan
kepentingan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

2. Pengertian Negara Secara Etimologis


Istilah negara ternyata diambil dari beberapa kata asing, yaitu “ketat” (Prancis),
“state” (Inggris) dan “staat” (Jerman & Belanda). Ketiganya kata ini ternyata diambil
oleh warga Eropa dan transpirasi oleh bahasa Latin di abad ke-15 silam, yaitu
“statum”.Statum dapat diterjemahkan sebagai keadaan yang sifatnya tetap atau berdiri
tegak. Istilah ini juga muncul bersamaan dengan istilah Lo Stato yang
mendefinisikannya sebagai sistem tugas, fungsi publik, dan alat perlengkapan yang
mengatur suatu wilayah tertentu. Di Indonesia, istilah negara diambil dari bahasa
Sansekerta, yaitu nagara atau nagari. Dalam bahasa tersebut, negara didefinisikan
sebagai wilayah atau penguasa. Istilah nagara atau nagari pernah digunakan pada abad
ke-5. Ini dibuktikan dengan penamaan Kerajaan Tarumanegara di masa lalu. Selain
itu, istilah nagara juga pernah digunakan untuk penamaan kitab Majapahit Negara
Kertagama yang merupakan karya dari Mpu Prapanca.

3. Pengertian Negara Menurut Para Ahli


a. Plato
Filsuf asal Yunani, Plato memiliki pendapat yang berbeda mengenai negara. Menurut
matematikawan satu ini, negara merupakan suatu organisasi yang dikuasai oleh
manusia dan menjadi sarana untuk mencapai tujuan bersama.
b. Aristoteles
Aristoteles sebagai salah satu murid Plato memiliki pandangan yang tidak jauh
berbeda dengan Plato. Menurutnya, negara adalah persekutuan yang terdiri atas
keluarga dan desa dengan tujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau
layak.
c. Karl Marx
Filsuf sekaligus sejarawan asal Jerman ini mengungkapkan bahwa negara dapat
diartikan sebagai suatu alat kelas yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki
bisa digunakan untuk mengeksploitasi atau menindas kelas lainnya.
d. Robert Morrison Maclver
Robert Morrison Maclver merupakan seorang ilmuwan politik sekaligus sosiolog asal
Skotlandia. Menurut Maclver, negara adalah asosiasi yang menjalankan ketertiban di
masyarakat wilayah tertentu sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
e. Prof. Mr. Kranenburg
Negara adalah organisasi yang keberadaannya ada karena adanya keinginan dari
golongan tertentu atau bangsanya sendiri. Dalam hal ini, suatu negara akan memiliki
tujuan yang harus dicapai bersama-sama.
f. Max Weber
Maximilian Weber atau yang lebih dikenal sebagai Max Weber merupakan salah satu
tokoh penting dalam Ilmu Sosiologi dan Administrasi era modern. Weber
mengartikan negara sebagai sekelompok masyarakat yang hidup secara monopoli
dalam menggunakan kekuatan di suatu wilayah tertentu.
g. J. J. Rousseau
J. J. Rousseau, seorang filsuf besar yang memiliki pengaruh besar terhadap revolusi
Prancis memiliki pemikiran lain tentang pengertian negara. Menurutnya, negara
adalah perserikatan yang terdiri atas rakyat dan bersama-sama untuk melindungi serta
mempertahankan hak dan harta benda.Tujuan dari melindungi dan mempertahankan
hak serta harta benda anggota tidak lain adalah untuk bertahan hidup dengan bebas
dan merdeka. Artinya adalah negara menjamin kehidupan rakyat dan
mempertahankan kemerdekaannya.

2. Tujuan Negara
Tujuan Negara Indonesia Sesuai UUD 1945
1. Melindungi Segenap Bangsa dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia
Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat luas, bahwa Indonesia terdiri atas
beragam suku, ras, dan agama. Pada poin pertama ini, tujuan negara Indonesia adalah
mempersatukan seluruh kalangan masyarakat tanpa memandang sara. Pada dasarnya
tujuan ini sifatnya universal dan harus dilakukan oleh setiap negara. Poin pertama ini
sebenarnya berkaitan dengan poin keempat karena memiliki tujuan dalam
melaksanakan ketertiban dunia. Dalam konteks ini, seluruh masyarakat ikut
berpartisipasi untuk melindungi wilayah negara.Dalam hal ini, setiap negara tentu
harus memiliki sikap tegas atas berbagai macam tindakan yang mengancam,
menghalangi, maupun menghambat tujuan negara, tidak terkecuali Indonesia. Bagi
siapa saja yang menghambat tujuan negara, maka akan dikenakan sanksi yang
setimpal.

2. Memajukan Kesejahteraan Umum


Tujuan negara Indonesia kedua adalah memajukan kesejahteraan umum.
Kesejahteraan di sini tentunya pada dasarnya memang berfokus pada sektor ekonomi,
hanya saja untuk sektor spiritual juga perlu diperhatikan dengan benar.Dari segi
ekonomi, negara menjamin kebutuhan dan memberikan upah setimpal bagi mereka
yang bekerja. Negara juga menentukan harga komoditas sesuai dengan kemampuan
rakyatnya. Kondisi ini tentunya harus diiringi dengan nilai keadilan sosial seperti
yang tertuang dalam Pancasila.Tanpa adanya keadilan sosial, maka kesejahteraan
umum rakyat tidak ada artinya. Di sisi lain, sektor spiritual juga beriringan dengan
kesejahteraan. Tujuan & fungsi negara adalah agar kehidupan ekonomi beriringan
dengan keselamatan dunia maupun akhirat.

3. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa


Kehidupan sehari-hari tentu tidak terlepas dari berbagai macam ilmu pengetahuan
yang bisa didapatkan dari mana saja. Dalam hal ini, negara memang menjadi peran
penting untuk melaksanakan pendidikan untuk berbagai kalangan usia.Dari sini dapat
dilihat bahwa sangat penting untuk menyusun kurikulum pendidikan secara berkala
sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih era digitalisasi semakin maju dan
membuat munculnya inovasi baru untuk membantu kehidupan manusia.Selain itu,
masyarakat juga turut serta untuk mencerdaskan diri sendiri. Bangsa Indonesia
memiliki tujuan menjadi bangsa yang cerdas, mengetahui kepentingan umum
dibandingkan pribadi, sadar akan hukum, dan peraturan. Masyarakat juga perlu
mempelajari dan memahami sejarah negara Indonesia karena ini sangat penting.
Rakyat juga perlu sadar bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan wakil rakyat.
Oleh karena itu, harus pintar dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin negara.

4. Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia Berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian


Abadi, dan Keadilan Sosial
Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia tentunya membutuhkan negara lain untuk
bekerjasama dalam sektor tertentu. Dalam perjalanannya, Indonesia memiliki tujuan
untuk ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Indonesia harus memiliki kepercayaan diri
dalam menjalin hubungan diplomasi dengan negara berkembang maupun maju. Ini
karena Indonesia telah memenuhi unsur yang dibutuhkan untuk diakui sebagai negara
yang memiliki kekuatan untuk berhubungan dengan negara lain.Jika ditinjau dari
pendapat Hans J. Morgenthau, seorang sarjana politik internasional, suatu negara
setidaknya memiliki 8 unsur agar bisa berpartisipasi dalam hubungan internasional.
Delapan unsur ini dikenal sebagai “Elements of National Power”. Berikut di
antaranya:
 Wilayah – Unsur ini dilihat dari kepentingan ekonomi dan perang. Indonesia telah
memiliki wilayah yang luas dengan perlengkapan perang atau power yang cukup.
 Sumber Alam – Indonesia kaya akan hasil alam yang melimpah dan bisa diolah
menjadi berbagai macam komoditas. Hasil produksi ini bisa diekspor untuk
negara yang membutuhkan.
 Industri – Sektor industri di Indonesia bisa dikatakan sudah lumayan lengkap dan
tersebar di berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan
sebagian produknya ada yang mampu bersaing di pasar internasional.
 Penduduk – Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk Indonesia merupakan
yang terpadat dan masuk 10 besar di dunia.
 Stabilitas Pemerintahan – Pemerintahan yang stabil akan mendapatkan pengakuan
dari negara lainnya. Dalam hal ini pemerintahan Indonesia dikatakan baik dan
mendapatkan pengakuan dari negara lain.
 Pertahanan – Dari segi pertahanan, Indonesia memiliki angkatan bersenjata yang
dapat diandalkan. Selain itu, kebutuhan persenjataan dan pertahanan lainnya juga
sudah memadai.
 Kepribadian Nasional – Dalam hal kepribadian nasional, Indonesia berpegang
teguh pada nilai luhur yang terkandung pada Pancasila dan menjadikannya
sebagai pandangan hidup.
 Moral – Pancasila yang dijadikan sebagai pandangan hidup tentu akan membentuk
moral bangsa yang baik.

3. Bentuk Negara

Bentuk negara merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan


secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara dilihat
secara keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis jika
negara\ peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya. Tujuan adanya bentuk
negara bagi suatu negara ialah untuk meninjau tata tertib yang diberlakukan, serta
bagaimana kedudukan semua hal tersebut terhadap kekuasaan di dalam negara.

Banyak bentuk-bentuk negara yang kemudian diterapkan oleh setiap negara. Bentuk-
bentuk ini disesuaikan dengan kebijakan dari setiap negara. Adapun beberapa macam-
macam bentuk negara yang saat ini digunakan antara lain adalah sebagai berikut ;

1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk negara dengan pemerintahan tertinggi berada di
tangan pemerintah pusat yang didasarkan pada aturan dalam perundang-undangan
yang diberlakukan. Pemerintah pusat juga mempunyai hak untuk melimpahkan
kekuasaan terhadap tingkat daerah yang lebih kecil. Seiring perkembangannya,
bentuk negara kesatuan juga terbagi ke dalam dua jenis. Kedua jenis negara kesatuan
tersebut yaitu:
 Sentralisasi
Jenis negara kesatuan sentralisasi yaitu ketika semua persoalan yang dijalankan pada
setiap daerah dalam negara telah diatur dan diurus oleh pemerintah pusat secara
langsung, sehingga pemerintah daerah tinggal menjalankan ketentuan dan aturan saja.
 Desentralisasi
Jenis negara kesatuan desentralisasi yaitu ketika setiap daerah di dalam negara
mempunyai kekuasaan pribadi untuk mengatur urusan rumah tangga atau persoalan
dalam pemerintahan daerahnya sendiri. Setiap daerah yang menerapkan bentuk negara
jenis ini mempunyai parlemen, tetapi kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan
pemerintah pusat.
Karakteristik yang dapat dijadikan standar untuk menetapkan bahwa suatu negara
menerapkan bentuk negara kesatuan diantaranya :
•  Satu-satunya yang memegang seluruh kekuasaan pemerintah dalam negara adalah
pemerintah pusat.
• Konstitusi yang berlaku sebagai dasar negara hanya ada satu yaitu Undang-Undang
Dasar, begitupun dengan kepala negara, parlemen, dan juga dewan menteri.
• Pajak yang ditetapkan hanya bisa ditarikl oleh pemerintah pusat.
• Selain pemerintahan yang berdaulat, tidak ada lagi badan-badan lain.
• Terdapat supremasi parlemen pusat.
• Kurikulum pendidikan yang diterapkan hanya ada satu dan berlaku secara
menyeluruh.
• Kedaulatan negara baik kedaulatan ke luar ataupun kedaulatan ke dalam, keduanya
secara penuh ditandatangani oleh pihak dari pemerintah pusat.
• Kebijakan yang dijalankan untuk mengatasi berbagai persoalan baik di bidang
ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan, dan sosial mempunyai satu
kebijakan saja.
Beberapa negara di dunia yang menerapkan bentuk negara kesatuan dalam urusan
kenegaraannya. Contoh negara kesatuan yaitu Perancis, Belanda, Italia, Jepang,
Filipina, dan juga Indonesia.

2. Negara Federasi
Negara federasi atau juga dikenal sebagai negara serikat merupakan bentuk negara
yang biasanya digunakan oleh negara dengan kawasan yang sangatlah luas, sehingga
perlu dilakukan pembagian seperti negara bagian, provinsi, republik, wilayah, dan lain
sebagainya. Kedaulatan bentuk negara ini pada dasarnya tetap berada di tangan
pemerintah pusat, tetapi negara bagian juga mempunyai otoritas yang terbilang besar
untuk menjalankan aturan terhadap rakyat masing-masing. Karateristik dari negara
yang menganut bentuk negara federasi yaitu :
 Rakyat menyalurkan suaranya melalui pemilihan umum yang dilakukan secara
langsung untuk memutuskan kepala negara di pusat. Kepala negara ini juga
mempunyai tanggung jawab terhadap rakyat yang sangat besar.
 Setiap negara bagian di dalam negara mempunyai kekuasan asli untuk mengatur
negaranya sendiri, akan tetapi Negara bagian ini tidak mempunyai kedaulatan,
karena kedaulatan hanya ada di tangan kepala negara.
 Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk mengatur hubungan antara
pemerintah pusat dengan seluruh rakyat.
 Setiap negara bagian mempunyai hak untuk mengatur sendiri undang-undang
yang diberlakukan, dengan catatan harus menyesuaikan dan tidak melenceng dari
undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.
 Setiap negara bagian berwenang untuk membuat sendiri undang-undang yang
diberlakukan. Begitupun dengan kabinet, parlemen, serta konstitusi selama yang
ditetapkan tidak bertentangan dengan konstitusi di pusat.
 Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap setian negara bagian terutama
untuk persoalan yang menyangkut urusan luar negara bagian, sedangkan
kedaulatan pemerintah pusat untuk persoalan dalam negara bagian hanya
mempunyai sebagian saja.
 Kepala negara mempunyai hak veto dalam hal ini pembatalan keputusan yang
dapat diajukan oleh parlemen yaitu senat dan kongres.

Negara yang menganut bentuk federasi disebut negara federal. Ada cukup banyak
negara yang menerapkan bentuk negara federal atau serikat saat ini, terutama yang
mempunyai kawasan luas atau terbagi. Beberapa diantaranya adalah Amerika Serikat,
Jerman, Australia, India, Swiss, dan Malaysia.

3. Negara Konfederasi
Negara konfederasi adalah bentuk negara yang digunakan tidak secara permanen. Hal
ini dkarenakan adanya perjanjian yang telah disepakati oleh negara yang
berkonfederasi untuk mencapai tujuan bersama dalam mempertahankan kedaulatan.
Meskipun begitu masing-masing negara mengatur urusan dalam negerinya sendiri,
kecuali jika menyangkut urusan bersama. Ciri dari negara konfederasi diantaranya
seperti terdiri dari Negara yang berdaulat atau merdeka, Warga negara tidak berkaitan
dengan persatauan negara tersebut dan hanya pemerintahan saja yang bekerja sama
namun memiliki kedaulatan masing masing, dan tidak terdiri dari negara negara
bagian, serta biasanya dalam sejarah mencatat bahwa ada peristiwa tertentu yang
mendasari terbentuknya negara konfederasi dengan jangka waktu tertentu. Beberapa
contoh pembentukan negara konfederasi tersebut diantaranya seperti : Konfederasi
Malaysia dan Singapura, serta konfederasi Amerika.
4. Negara Monarki
Negara monarki adalah salah satu bentuk negara yang pemerintahannya dilakukan
hanya oleh satu orang yang biasanya disebut raja, ratu, sultan dan sejenisnya. Hak
untuk urusan memerintah negara hanya dijalankan oleh satu orang saja yang telah
ditunjuk dan keputusannya tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Bentuk
monarki sendiri dibagi lagi ke dalam beberapa bentuk yaitu Monarki Konstitutional
dan Monarki Absolut. Sistem Monarki Konstitusional merupakan ideologi yang
didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui raja atau kaisar sebagai
kepala Negara.  Monarki Absolut ini merupakan bentuk monarki yang memiliki
prinsip jika seorang raja memiliki kuasa penuh untuk dapat memerintah negaranya.
Ciri-ciri atau karateristik dari negara Monarki adalah :

 Hukuman kepada kepala negara tidak jelas.


Pada setiap negara dengan bentuk monarki, hukuman yang diberlakukan
kepada kepala negara cenderung sulit untuk diketahui sehingga lembaga
peradilan menjadi sulit untuk bertindak.
 Hukuman kepada kepala pemerintahan adalah mosi tidak percaya.
Mosi tidak percaya merupakan hukuman terberat terhadap pemerintah apabila
pemerintah melakukan kesalahan dan dapat menyebabkan suatu kabinet
runtuh serta berganti.
 Keputusan kepala negara dapat diubah melalui lembaga legislatif.
Adanya konstitusi membuat keputusan dari kepala negara bukanlah suatu hal
yang mutlak harus dilakukan sehingga terjadi keseimbangan dalam negara.
Contoh negara yang pernah menggunakan bentuk monarki misalnya Arab Saudi,
Britania Raya, Maroko, Swaziland, Thailand, Spanyol, Kuwait, Qatar, Jepang,
Monako, Luksemburg, Brunei, Oman, Malaysia, dan Vatikan.
5. Negara Oligarki
Negara oligarki adalah bentuk negara dengan pemerintah yang biasanya berasal dari
suatu kelompok yang dikenal sebagai kelompok feodal. Selain memegang
pemerintahan, kelompok tersebut juga memegang kekusaan politik. Contoh negara
oligarki misalnya Uni Soviet dan Aparteid Afrika Selatan. Ciri-ciri sistem
pemerintahan ini adalah :

 Kekuasaan dan uang adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan

 Kekuasaan dikendalikan hanya dengan kelompok kecil masyarakat

 Kesenjangan dan ketidaksetaraan dari sisi materi

 Kekuasaan digunakan untuk mempertahankan kekayaan

6. Negara Demokrasi
Negara demokrasi adalah suatu negara yang kekuasaan pemerintahannya secara
penuh berada di tangan rakyat dengan kata lain rakyat bebas melakukan pengendalian
terhadap pemerintahan sesuai dengan suara yang diinginkan oleh rakyat secara
mayoritas. Negara demokrasi memiliki ciri-ciri dan karateristik sebagai berikut :

 Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan

Keterlibatan warga negara dalam pemerintahan bertujuan untuk mengawasi jalannya


sistem pemerintahan dan para pemimpin politik. Dalam hal ini pemilu menjadi salah
satu bentuk partisipasi politik rakyat di dalam pemerintahan. Rakyat diberikan
kekuasaan untuk menentukan wakil rakyat sekaligus menetapkan kebijakan yang akan
dibuat oleh pemerintah.

 Tingkat kesetaraan tertentu di antara warga negara


Tingkat kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan politik, persamaan hukum,
kesempatan, ekonomi, dan hak sosial.

 Tingkat kebebasan dan kemerdekaan warga negara berlandaskan HAM

Kebebasan kemerdekaan menyangkut hak-hak asasi manusia (HAM), seperti hak


politik, hak ekonomi, kesetaraan di depan hukum, dan pemerintahan. HAM juga
mengatur tentang hak pribadi yang harus diakui dan dilindungi oleh negara.

 Penghormatan terhadap supremasi hukum

Hukum adalah aturan tertinggi di Indonesia yang harus dihormati dan dipatuhi oleh
seluruh warga negara tanpa kecuali. Hukum di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
hukum tertulis dan tak tertulis. Contoh hukum tertulis adalah undang-undang,
sedangkan contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat. Meskipun tidak tertulis,
pemberlakuannya tetap mengikat dan memiliki legitimasi kedudukan hukum yang
sama.

 Pemilu berkala

Untuk menjaga kesinambungan sistem pemerintahan dan membangun demokrasi,


pemilu dapat menjadi suatu alat untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi.

Demokrasi sendiri, dibagi lagi menurut pandangannya masing-masing. Menurut cara


aspirasi rakyat demokrasi dibagi menjadi demokrasi langsung dan tidak langsung
dimana demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang memberikan
kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam lembaga permusyawarahan untuk
menentukan suatu kebijakan umum negara (undang-undang). Dan demokrasi tidak
langsung yakni sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan
dalam suatu negara.
Jika dibedakan berdasarkan ideologi maka demokrasi dibagi menjadi demokrasi
liberal, rakyat dan pancasila. Demokrasi rakyat yaitu demokrasi yang didasarkan pada
paham sosialisme dan komunisme serta lebih mengutamakan kepentingan umum atau
negara. Demokrasi Liberal merupakan demokrasi yang menekankan kebebasan
individu dibandingkan kepentingan umum.
Dan demokrasi pancasila, yang ada di Indonesia ini berlandaskan pada nilai
sosial budaya bangsa, musyawarah, dan mufakat dengan memprioritaskan
kepentingan seluruh msyarakat.

4. Pengertian Kewarganegaraan

Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang


menunjukan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Kewarganegaraan
menunjukan kebebasan dan warga warga negara memiliki hak, tugas, dan tanggung
jawab tertentu.  Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang
membedakana adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan
untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh secara
hokum berpartisispasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik
tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris:
citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai
warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik.
Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan
politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis
hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu
untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang
berhubungan dengan negara.

5. Hak dan Kewajiban


Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri.
Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr.
Notonagoro)
Contoh Hak:
Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum, dan setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Contoh kewajiban:
Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh dan
setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda).

Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945


Hak warga negara:
 Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD
1945, alinea IV)
 Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I, ayat 4).
 Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)
 Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan  pikiran dengan lisan dan tulisan
(Pasal 28)
 Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(Pasal 28B ayat 1)
 hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan  berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28 B ayat 2)

Kewajiban warganegara:
 Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal
27 ayat 1)
 Menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat,  berbangsa, dan bernegara (Pasal 28J, ayat 1).
 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30, ayat 1).

Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warganegara di negara Pancasila


Pertama, pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari  pengertian,
sejarah, konsep, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu malu mencontoh apa yang
sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru yang  berusaha membuat Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).

Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila. Lembaga


ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk
mensosialisasikan Pancasila.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
 Hubungan negara dan warga negara ibarat ikan dan airnya, keduanya
memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat. Negara Indonesia
sesuai dengan institusi, misal, berkewajiban untuk menjamin dan
melindungi seluruh warganya, tanpa kecuali. Secara jelas dalam UUD
Pasal 33.
 Negara mempunyai kewajibannya untuk melindungi dan
mensejahterakan rakyatnya, sedangkan warga negaranya mempunyai
kewajiban untuk negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2021), Pengertian Oligarki dan Kenali Ciri-ciri Sistem
Pemerintahnnya, diakses dari: https://infonesia.id/info/960/pengertian-
oligarki-dan-kenali-ciri-ciri-sistem-pemerintahannya/.

Antono (2019), Pengertian Bentuk Negara Konferderasi Dan Contohnya,


diakses dari: https://guruppkn.com/pengertian-bentuk-negara-
konfederasi-dan-contohnya.
Prabandari (2022), “Bentuk pemerintahan Monarki dan Jenisnya,Ketahui
Berbagai Contoh Negaranya”, diakses dari:
https://m.merdeka.com/jateng/bentuk-pemerintahan-monarki-dan-
jenisnya-ketahui-berbagai-contoh-negaranya-kln.html.
Hidayat (2021), Pengertian Negara, diakses dari:
https://wawasankebangsaan.id/pengertian-negara/#:~:text=c.%20Negara
%20Konfederasi-,A.%20Pengertian%20Negara,dan%20merdeka.
%20Artinya%20adalah%20negara%20menjamin%20kehidupan
%20rakyat%20dan%20mempertahankan%20kemerdekaannya.,-Fungsi
%20Negara.

Hidayat (2022), Tujuan Negara Indonesia Sesuai UUD 1945 dan Fungsi
Negara diakses dari: https://wawasankebangsaan.id/tujuan-negara-
indonesia-sesuai-uud-1945/#:~:text=Menurut%20Van
%20Vollenhoven-,Tujuan%20Negara%20Indonesia%20Sesuai%20UUD
%201945,dijadikan%20sebagai%20pandangan%20hidup%20tentu
%20akan%20membentuk%20moral%20bangsa%20yang%20baik.,-Baca
%20juga%20%3A.

http://try.staff.uns.ac.id/files/2019/02/CIRI-CIRI-NEGARA-
DEMOKRASI.ppt
https://www.jurnalponsel.com/bentuk-negara/.
 

Anda mungkin juga menyukai