KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih
setianya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Agama Kristen Protestan tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Agama Kristen Protestan. Tak
hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Walaupun demikian, saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah Agama Kristen Protestan ini bisa memberikan informasi
dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. saya juga mengucapkan terima kasih kepada para
1. Hans Kung
Alkitab sebagai ukuran yang tertinggi memiliki otoritas untuk mengatur apa yang ingin dilakukan dan dikerjakan bagi
semua orang Kristen. Ada dua bagian Alkitab yang akan meninjau teori etika global Kung ini yaitu Roma 1:18-32 dan KPR.
17:22-31. Ada dua persoalan serius yang ada dalam etika global Hans Kung ini yang perlu dicermati yaitu persoalan penyataan
Allah di dalam semua agama dan keinginan Kung untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Kung sangat menekankan semua
agama benar dengan melihat gejala-gejala yang sama tanpa melihat noumena dari masing-masing agama. Akibatnya kesimpulan
Kung itu menyimpang dari apa yang sebenarnya diinginkan Alkitab sendiri. Keinginan untuk mencari kebenaran ajaran itu adalah
sesuatu yang sangat penting bagi orang percaya karena kita yakin Allah kita adalah Esa. Jika hanya Allah kita adalah Esa maka di
antara yang mengaku agamanya benar itu pasti ada agama yang salah. Selain itu pandangan Kung yang optimis bahwa dunia ini
akan semakin baik dengan mengandalkan manusia tanpa menyadari dampak dosa dalam hidup manusia, ini juga perlu dicermati.
Manusia itu tidak memiliki dosa asal. Dosa asal itu ada karena teori Agustinus yang bermasalah dengan seks, namun sebenarnya
dosa asal itu tidak ada. Konsep dosa asal bukan dicetuskan oleh Agustinus tetapi berasal dari Alkitab. Sejak manusia memberontak
dan melawan Allah di taman Eden, maka dosa sudah menjalar kepada semua manusia (Rm. 3:23). Oleh karena itu kita harus
kembali kepada Alkitab sebagai sumber otoritas tertinggi dalam mengatur hidup orang Kristen. Jangan karena hanya ingin diterima
oleh agama lain maka kita pada akhirnya mengabaikan kebenaran Alkitab yang menjadi sumber kebenaran.
2. Henry C. Thiessen
Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: biblion atau biblia (jamak)
artinya "buku-(buku)"; dan logos artinya "perkataan, uraian, pikiran, ilmu" "Buku-(buku)" (atau "tulisan-tulisan")
yang dimaksud adalah Alkitab (Firman Allah).Definisi Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk
beluk sekitar penulisan (Buku) Alkitab, dan peran Alkitab dalam iman kepercayaan Kristen. Alkitab sendiri
didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab yang diakui sebagai "kanonik", dan diterima seluruhnya sebagai
Firman Allah oleh gereja Kristen.Tempat Bibliologi dalam Teologi Sistematika Dengan pra-anggapan: a. bahwa
manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang menyatakan diri kepada manusia, b.
dan bahwa Allah telah berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal oleh manusia, maka, kita
percaya bahwa Alkitab mempunyai peranan yang menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan menjadi
sumber utama untuk mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di dalamnya semua doktrin iman
kepercayaan Kristen.
3.John M. Frame
Pengakuan iman bukan Kitab Suci, dan mereka tidak seharusnya diperlakukan sebagai normatif yang
tanpa salah dan tertinggi. Tentu saja, saya percaya bahwa sangat penting bagi sebuah persekutuan gereja
dimungkinkan untuk merevisi pengakuan iman, dan untuk tujuan tersebut, dimungkinkan juga bagi para jemaat
dan para pejabat gereja untuk tidak sepaham dengan pengakuan iman tersebut sampai batas-batas tertentu. Kalau
tidak, itu berarti pengakuan iman secara praktis dapat dikatakan, otoritasnya diangkat pada posisi setara dengan
Kitab Suci. Pandangan “ketat” yang menyatakan bahwa para pendeta tidak pernah diizinkan untuk mengajar
sesuatu yang bertentangan dengan rincian yang ada di dalam kredo harus dilihat sebagai cara untuk melindungi
ortodoksi dari gereja itu. Namun, menurut pandangan saya, pandangan semacam itu sebenarnya menentang
ortodoksi, yaitu menentang otoritas Alkitab dan kecukupan Alkitab. Dalam pandangan semacam itu, maka Kitab
Suci tidak diberi kebebasan untuk mereformasi gereja sesuai dengan kehendak Allah.
-Martin Luther
Alkitab itu adalah satu-satunys sumber pengetahuan yang diwahyukan secara ilahiah dan Allah Serita
menantang sakerdotalisme dengan memandang semua orang Kristen sebagai imam yang kudus. Mereka yang
mengindentifikasu diri dengan hal-hal tersebut, dan semua ajaran Luther yang lebih luas,disebut Lutheran, kendati
Luther bersikeras dengan Kristen ataupun Injili semesta sebagai nama-nama yang dapat diterima untuk
menyambut individu yang mengakui Kristen.
Penerjemahan Alkitab yang dilakukan ke dalam Bahasa vernakuler jerman(bukan basaha latin)
menjadikan Alkitab lebih mudah diakses oleh kaum awam, sehingga menghasikan dampak yang luar biasa pada
gereja manapun maupun budaya German. Dalam dua karya tulis terakhirnya,Luther mengepresikan pandangan-
pandangan antagonis terhadap kaum Yahudi, menulis bahwa rumah-rumah dan sinagode-sinagode Yahudi
seharusnya dihancurkan , uang mereka disita, dan kebebasan mereka dibatasi. Dikecam oleh hampir semua
dominasi Lutheran,pernyataanpernyataan tersebut dan pengaruhnya terhadap antisemitisme memberikan kontribusi
pada status kontroversialnya.
-Yohanes Calvin
Calvin berpendapat bahwa pengetahuan Allah tidak melekat pada manusia ataupun dapat ditemukan
dengan mengamati dunia ini. Satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan memperlajari Kitab Suci.
Calvin menulis, “Siapa pun yang ingin sampai kepada Allah sang Pencipta, ia membutuhkan Kitab Suci sebagai
Paduan dan Gurunya.” Calvin tidak mencoba membuktikan otoritas Kitab Suci melainkan menjelaskannya sebagai
autopiston atau membuktikan dirinya sendiri. Ia membela pandangan tentang Allah yang trinitarian dan dalam
sebuah polemic yang keras melawan Gereja Katolik, ia berpendapat bahwa gambar-gambar Allah akan membawa
kepada penyembahan berhala.
Calvin mengangap Kitab Suci itu megah namun juga sederhana. Menurut Ford Lewis Battles, Calvin
telah menemukan bahwa “keagungan gaya dan keagungan pemikiran tidaklah sama.
Kata Yunani” Kanon” berasal dari bahasa semit/Ibrani Yakni “qaneh” (Ayub, 40:21; I Raja-raja 14:
15)
Qaneh (gelagah/ batang papyrus, sejenis tanaman serat/ tebu manis
Gelagah dipakai sebagai tongkat pengukur/ kayu penggaris
Jadi kanon juga bisa disebut sebagai Ukuran/ buluh pengukur
Kanon adalah tolak ukur atau patokan. Kanon juga berarti keputusan berwibawa dari sebuah dewan
gereja
Kanonisasi adalah proses dimana kitab-kitab dikumpulkan dan disatukan pada satu titik tertentu dan
selanjutnya menyediakan bagi manusia Firman Allah yang tuntas dan sempuna.
Jadi dengan demikian kanon berarti suatu daftar tetap yang menyatakan bahwa hanya kitab-kitab
inilah yang diperhitungkan sebagai kitab suci yang berwibawa.
Sejak mulannya Perjanjian Lama disusun sesuai dengan kanon Yunani, yang mana
kitab tersebut dibagi dalam 4 bagian besar sesuai dengan isinya.
Kanon Yunani= susunan Alkitab Bahasa Yunani/Perjajian Lama
1. Taurat
Kejadian,Keluaran, Imamat, Bilangan,Ulangan)
2. Sejarah
Dibagi lagi dalam 2 bagian yaitu:
- Sejarah pertama( Yosua, hakim-hakim, rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-
raja
o-Sejarah kedua ( 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, ester
3. Sastra (Ayub, Mazmur, Amsl, Penghotbah, kidung Agung)
4. Nubuat (dibagi dalam 2 bagian yakni Nabi besar dan Nabi kecil)
Nabi besar yakni, Yesaya, Yermia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel)
Nabi Kecil yakni, Hosea, Yoel, Amos, Oaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk,
Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi
Kriteria Perjanjian Baru
- Ditulis oleh rasul-rasul Tuhan atau yang menjadi saksi mata langsung
- Tidak bertentangan dengan wahyu Allah dalam Perjanjian Lama
- Diterima oleh masyarakat kristen, memiiki sifat-sifat rohaniah, berpusat pada kristus
- Diterima oleh masyarakat kristen, memiiki sifat-sifat rohania, berpusat pada Kristus
dan diilhami oleh Roh Kudus
- Cocok dibaca didepan umum
- Bersifat universal
Jika tidak memenuhi syarat ini maka tidak dapat dimasukan ke dalam Alkitab dan
diakui sebagai Firman Allah
Sesuai dengan ajaran para rasul
Baru pada tahun 1825, Komite Edinburg dari the British Foreign Bible Society menghilangkan tujuh
kitab yang dipandang sebagai kitab aproika. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa sebenarnya Martin Luther tidak
membuang kitab-kitab itu, hanya saja dia memang cenderung memandang rendah kitab tersebut.
Dalam ajaran Katolik, tujuh kitab ini dinamakan Kitab Deuterokanonika. Pada Konsili Trente, Gereja
Katolik kembali menetapkan Kitab Deuterokanonika sebagai Kitab Suci. Kitab Deuterokanonika ini terdiri dari
Kitab Yudith, Kitab Tobit, Kitab Makabe I, Kitab Makabe II, Kitab Kebijaksanaan, Kitab Putera Sirakh, Kitab
Baruch. Kitab-kitab inilah yang akhirnya menjadi perbedaan antara Alkitab Katolik dan Protestan. Karena umat
Katolik menggunakannya sebagai Kitab Suci, sedangkan agama Protestan tidak mengakui ketujuh kitab tersebut.
Dan ini juga alasan mengapa Alkitab umat Katolik lebih tebal dari Alkitab Protestan.