Anda di halaman 1dari 33

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Hukum Hooke dan Elastisitas


Pernakah dirimu melihat alat yang tampak pada gambar ini? ini
adalah gambar pegas. Nyamannya kehidupan kita tidak terlepas dari
bantuan pegas, walaupun kadang tidak kita sadari. Ketika dirimu
mengendarai sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil yang
sedang bergerak di jalan yang permukaannya tidak rata alias jalan
berlubang, pegas membantu meredam kejutan sehingga dirimu merasa
sangat nyaman berada dalam mobil atau ketika berada di atas sepeda motor. Apabila setiap kendaraan
yang anda tumpangi tidak memiliki pegas, pasti perjalanan anda akan sangat melelahkan, apalagi ketika
menempuh perjalanan yang jauh.  Ketika turun dari mobil langsung meringis kesakitan karena terserang
encok dan pegal linu. Pegas tidak hanya dimanfaatkan di mobil atau sepeda motor, tetapi pada semua
kendaraan yang selalu kita gunakan. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Contoh benda
elastis lainnya adalah karet mainan.

ELASTISITAS

Elastisitas adalah : Kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang,
lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk kembali seperti semula. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas
adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga.
Ketika dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang.
silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika dirimu merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. tetapi
ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah anda
terdapat pegas, silahkan melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka
panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena benda-benda
tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet,
yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Perlu anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet
bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya. Demikian juga sebuah
pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-
benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Batas elastis itu apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui
hubungan antara besarnya gaya yang diberikan dan perubahan panjang minimum sebuah benda elastis
agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk semula ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan
dengan paman Hooke.

HUKUM HOOKE

Hukum Hooke pada Pegas


Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah
benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda
meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan
dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya
pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar
b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan
atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara matematis ditulis :

Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum ini
dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Tanda
negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika
kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan.
Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta
pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah
pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin
elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan
untukmeregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada
pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan
gaya yang diberikan pada benda.
Hukum Hooke untuk benda non Pegas
Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang tetapi
hanya sampai pada batas-batas tertentu. Mari kita tinjau sebuah batang logam yang digantung vertikal,
seperti yang tampak pada gambar di bawah.

Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda),yang besarnya =
mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya berat, batang logam
tersebut bertambah panjang sejauh (delta L).
Jika besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang logam,
hasil eksperimen membuktikan bahwa
pertambahan panjang (delta L) sebanding
dengan gaya berat yang bekerja pada benda.
Perbandingan ini dinyatakan dengan
persamaan :

Persamaan ini kadang disebut


sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak
digantungkan beban.
Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka
regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Hubungan antara gaya dan pertambahan
panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui grafik di samping.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada
titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum
hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan

kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum Hooke tidak
berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang
sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan
ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah
bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan
patah.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (delta L)suatu benda
bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda  (dinyatakan
dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang
yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga, walaupun
sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang
yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun
diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan
panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang.
Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal
benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. Jika hubungan ini kita rumuskan secara matematis, maka
akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L)dengan gaya (F) dan
konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi penyusun
yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-mula(Lo) dan
berbanding terbalik dengan luas penampang (A).

Besar E bergantung pada benda (E merupakan sifat benda). Secara matematis akan kita turunkan
nanti.
Pada persamaan ini tampak bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan hasil
kali panjang benda mula-mula (Lo) dan Gaya per satuan Luas (F/A).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Tegangan
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :

Satuan tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat).

Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal. Secara
matematis ditulis :

Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai


satuan (regangan tidak mempunyai dimensi).
Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk benda dan merupakan tanggapan yang diberikan
oleh benda terhadap tegangan yang diberikan. Jika hubungan antara tegangan dan regangan dirumuskan
secara matematis, maka akan diperoleh persamaan berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

MODULUS ELASTIK
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat
bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan
regangan, disebut modulus elastik bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastik, semakin
besar pula tegangan yang diperilakukan untuk regangan tertentu.
Marilah kita telaah dulu perihal tegangan (tarik dan kompresi) dan regangan (tarik dan kompresi)
memanjang. Percobaan membuktikan bahwa sampai batas proporsional, tegangan memanjang
menimbulkan regangan yang besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu atau karena tegangan akibat
tarikan atau akibat kompresi. Karena itu perbandingan tegangan tarik terhadap regangan tarik, untuk
bahan tertentu, sama dengan perbandingan tegangan kompresi terhadap regangan
kompresi. Perbandingan ini disebut modulus regangan, atau modulus young, bahan yang bersangkutan dan
dilambangkan dengan Y.
Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan teganganterhadap regangan konstan dan
karena itu Hukum Hooke sama maknanya dengan ungkapan bahwa dalam batas proporsional, modulus
ealstik suatu bahan adalah konstan, dan bergantung hanya pada sifat bahannya.
Modulus luncur L suatu bahan, dalam daerah hukum Hooke, didefinisikan sebagai perbandingan
tegangan luncurdegan regangan luncur yang dihasilkannya:

Modulus luncur suatu bahan juga dinyatakan ebagai gaya per satuan luas. Untuk kebanyakan bahan, besar
modulus luncur ini setengah sampai sepertiga besar modulus Young. Modulus luncur dusebut juga modulus
ketegaran (modulus of rigidity) ataumodulus puntiran (torsion modulus).
Definisi modulus luncur yang umum lagi ialah:

Dimana dx ialah pertambahan x apabila gaya luncur bertambah sebesar dFt.


Modulus luncur mempunyai arti hanya untuk bahan padat saja. Zat cair dan gas akan mengalir kalu
menderita tegangan luncur dan tidak akan menahannya secara permanen.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Modulus yang menghubungkantekanan hidrostatik dengan regangan volum yang dihasilkannya


disebut modulus bulk dan dilambangkan dengan huruf B. Definisi umum modulus bulk ialah perbandingan
(negatif) perubahan tekanan terhadap perubahan tegangan volum yang dihasilkannya:

Tanda minus dimasukkan dalam definisi B karena


bertambahmnya tekanan selalu menyebabkan
berkurangnyavolum. Artinya, jika dp positif, dV negatif. Dengan
memasukkan tanda minus ke dalam definisi itu, berarti kita
membuat modulus bulk itu sendiri suatu besaran positif.
Perubahan volum zat padat atau zat cair akbiat tekanan
demikian kecilnya, sehingga volum V dalam persamaan (11-11)
dapat dianggap konstan. Asalkan tekanan tidak terlalu besar,
perbandingan dp/v juga konstan, modyulus bulk kosatan, dan
dp dan dV dapat kita gantidengan perubahan tekanan dan volume
yang terbatas. Tetapi volumesuatu gas jelas sekali berubah akibat
tekanan dan untuk gas haruslah digunakan definisi umum B.
Resiprokal modulus bulk disebut kompresibilitas k.
Berdasarkan definisinya:

Jadi kompresibilitas suatu bahan sama dengan beberapa besar berkurangnya volum, - dVIV,
persatuan kenaikan tekanan dp. Satuan modulus bulk sama seperti satuan tekanan, dan satuan
kompresibilitas sama seperti satuan tekanan resiprokal. Jadi, kalau dikatakan nbahwa kompresibilitas air
(lihat tabel 10-2) 50 x 10-6 atm-1, berarti volumnya kuarang sebesar 50/1.000.000. volume asal untuk setiap
kenaikan 1atm tekanan. (1 atm 14,7 lb in -2).
Modulus Bulk (Balok)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Modulus ini menghubungkan tekanan hidrostatik dengan perubahan volumenya.

dp dp
B= - = - Vo
dV/Vo dV

Kebalikan dari modulus Bulk adalah kompresibilitas


Modulus Geser
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Didefinisikan sebagi perbandingan tegangan geser dan regangan geser.

Tegangan geser
S=
Regangan geser

F  /A’ h F  / F  /A
S= = =
x/h A x tg 

Modulus geser disebut juga modulus puntir, dan hanya terjadi pada zat padat.

Tarikan, Tekanan dan Geseran


Pada pembahasan sebelumnya, kita telah belajar mengenai Hukum Hooke dan Elastisitas.
Sekarang, mari kita pelajari secara lebih mendalam mengenai perubahan bentuk benda ketika diberikan
gaya. Apabila sebuah benda diberikan dua gaya sejajar yang sama besar tetapi berlawanan arah, di mana
masing-masing gaya bekerja pada kedua ujung benda maka bentuk benda akan berubah. Dalam kehidupan
sehari-hari, terdapat tiga jenis perubahan bentuk benda akibat adanya gaya tersebut.
Tarikan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Jika sebuah benda digantungkan secara vertikal dan pada ujung bawah benda dikenai gaya, maka
benda akan mengalami pertambahan panjang (Amati gambar di bawah). Amati bahwa pada ujung bawah
benda tersebut bekerja sebuah gaya luar yang arahnya ke bawah. pada kondisi ini benda berada dalam
kesetimbangan setelah bertambah panjang sejauh delta L. Berdasarkan hukum II Newton, jika sebuah
benda berada dalam kesetimbangan, maka pasti ada gaya ke atas yang mengimbangi gaya ke bawah yang
bekerja pada ujung bawah benda. Lalu apa yang memberikan gaya ke atas ? bisa kita tebak, gaya tersebut
pasti diberikan oleh ujung atas benda tersebut. Dengan demikian, ketika sebuah benda diberikan gaya luar
maka akan timbul gaya dalam alias gaya internal pada benda itu sendiri. Ini adalah gaya tegangan. (Ingat
kembali pembahasan mengenai tegangan tali pada pokok bahasan hukum Newton). Kedua gaya ini bukan
aksi reaksi, karena bekerja pada benda yang sama. sehingga benda bertambah panjang
sejauh delta L. Regangan alias perubahan bentuk yang disebabkan oleh tegangan tarik merupakan salah
satu jenis tegangan yang dialami benda.

Tekanan
Selain tegangan tarik, terdapat jenis tegangan lain yang dikenal dengan julukan tegangan
tekan. Tegangan tekan berlawanan dengan tegangan tarik. Jika pada tegangan tarik, arah kedua gaya
menjahui ujung benda (kedua gaya saling manjahui), maka pada tegangan tekan, arah kedua gaya saling
mendekati. Dengan kata lain benda tidak ditarik tetapi ditekan (gaya-gaya bekerja di dalam benda).
Silahkan amati gambar di bawah untuk menambah pemahaman anda.
Perubahan bentuk benda yang disebabkan oleh tegangan tekan dinamakan mampatan. Tiang-tiang
yang menopang beban, seperti tiang bangunan mengalami tegangan tekan.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Geseran

Selain tegangan tarik dan tegangan tekan, terdapat juga tegangan geser. Suatu benda


mengalami tegangan geser apabila pada benda tersebut bekerja dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah, di mana gaya tersebut melintasi sisi yang berlawanan. Amati gambar di samping.
Untuk menghitung tegangan geser, kita dapat menggunakan persamaan yang telah kita turunkan pada
pembahasan Hukum Hooke dan elastisitas.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Tetapi persamaan ini harus kita modifikasi dan disesuaikan dengan perubahan bentuk benda
seperti tampak pada gambar di atas.

Persamaan ini menyatakan hubungan antara perubahan bentuk benda dengan gaya yang diberikan
pada benda tersebut.
Agar lebih memahami persoalan ini, dirimu bisa mencoba menekan sambil mendorong buku yang
tebal. Jika gaya yang anda berikan sejajar dengan permukaan buku, maka buku akan berubah bentuk
seperti gambar di atas. Semakin tebal buku, semakin jauh buku tersebut bergeser dibandingkan dengan
buku yang kurang tebal (untuk besar gaya geser yang sama). Pada buku yang anda berikan gaya geser,
bekerja dua gaya geser yang saling mengimbangi, di mana besar gaya geser tersebut sama, hanya arahnya
berlawanan (lihat gambar). Benda persegi panjang yang mengalami pergeseran tidak akan berada dalam
keadaan setimbang akibat kedua gaya geser tersebut, karena akan ada gaya total. Dalam kenyataannya,
ketika kita memberikan gaya geser pada buku yang tebal, misalnya, buku tersebut mengalami pergeseran
dan berada dalam kesetimbangan. Dengan demikian, pada buku tersebut bekerja juga dua gaya lain, yakni
gaya vertikal yang arahnya ke atas dan gaya vertikal yang arahnya ke bawah, sebagaimana tanpak pada
gambar di samping.

Di bawah ini adalah daftar modulus geser dari berbagai jenis benda padat.


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Patahan
Ketika tegangan yang dialami suatu benda padat terlalu besar (baik tegangan tarik, tegangan tekan
maupun tegangan geser), maka benda akan mengalami patahan (patah). Setiap benda memiliki nilai
tegangan maksimum. Besartegangan tarik, tegangan tekan mapun tegangan geser untuk setiap benda
berbeda-beda. Bisa dihitung dengan persamaan tegangan yang telah kita turunkan sebelumnya dan
disesuaikan dengan jenis tegangan (tegangan tarik, tegangan tekan dan tegangan geser).
Jadi tegangan yang dialami benda padat tidak boleh melebihi batas tegangan maksimum. Jika
tegangan yang dialami benda melebihi batas tegangan maksimum maka benda padat tersebut akan patah.
Hal ini harus diperhitungkan secara saksama apabila dirimu berencana membuat bangunan dkk.
Konstanta Gaya
Modulus elastisitas yang banyak macamnya itu masing - masingmerupakan besaran yang
menyatakan sifat elastik suatu bahan tertentu dan bukanmenunjukkan langsung seberapa jauh sebuah
batang, kabel, atau pegas yangterbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akbat
pengaruhbeban.
Fn = kxDengan perkataan lain, besar tambahan panjang sebuah benda yang mengalami tarikan dihitung
dari panjang awalnya sebandaing dengan besar gayayang meregangkannya. Hukum Hooke mulanya
diungkapkan dalam bentuk ini,jadi tidak atas dasar pengertian tegangan dan regangan.
Apabila sebuah pegas kawat auloir diregangkan, tegangan di dalam kawatitu praktis merupakan
tegangan geser semata. Pertambahan panjang pegas itusebagai keseluruhan berbanding lurus dengan
besar gaya yang menariknya.Maksudnya, persamaan berbentuk F = kx itu tetap berlaku, dimana konstanta
k bergantung pada modulus luncur kawat itu, pada radiusnya, pada radius ulirnya,dan pada jumlah ulir.
Konstanta k, atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan, disebut konstanta gaya atau
kekuatan pegas itu, dan dinyatakan dalam pound per foot. Newton per meter, atau dyne per sentimeter.
Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Perbandingan perpanjangan dengan gaya, atau perpanjangan per satuan gaya, disebut


pemuluran (compliance) pegas itu. Pemuluran sama dengan resiprokal konstanta gaya dan dinyatakan
dalam feet per pound, meter per newton,atau sentimeter per dyne. Bilangannya sama dengan
perpanjangan yang dihasilkanoleh satuan gaya.

Beberapa Pemanfaatan Sifat Elastik Bahan


Banyak sekali peralatan yang digunakan manusia yang memanfaatkan sifatelastis bahan. Neraca
Newton (neraca pegas) merupakan pemanfaatan yang sangatsederhana, di mana pertambahan panjang
pegas digunakan untuk mengukur massabenda yang digantung di ujung neraca. Contoh lainnya adalah pada
tali busursebuah pana. Ketika tali busur tersebut ditarik, tali busur yang bersifat elastik akanmenegang dan
menyimpan energi potensial elastik. ketika anak panah dilepaskan,energi potensial elastik ini akan berubah
menjadi energi kinetik anak panahsehingga sehingga anak panah dapat melesat. pada sepedah motor dan
mobilketika bergerak dijalan yang tidak rata, Inilah yang meyebabkan kita merasanyaman dan aman
walaupun motor atau mobil yang kita tumpangi bergerak dijalan yang tidak rata.

Dalam ilmu bangunan, bahan-bahan elastik digunakan sebagai rangkaataupun sebagai penyangga
untuk menahan getaran yang besar, misalnya gempabumi. Bayangkan jika pada sebuah jembatan, bahan
utama yang digunakan bukanbahan elastis. Ketika beban yang agak banyak lewat diatas jembatan,
makajembatan itu akan tertekan sedikit kebawah. Karena tidak elastik, jembatan tidakdapat kembali ke
posisinya semula. Lama-kalamaan, jembatan itu akan patah.Itulah sebabnya pengetahuan mengenai sifat
elastisitas bahan sangat penting dalam kehidupan ini.
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan
getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang
karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak
pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertical.
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang
pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah,
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada
ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0.
Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya
yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya
berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara
matematis. Kita akan tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang
diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik
kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak.

Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja
gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan
setimbang (perhatikan gambar c di bawah).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks).
Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0,
karena benda berada pada titik setimbang (x = 0).
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda bergerak terus ke
atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan
mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai
maksimum sedangkan EK = 0. Lagi-lagi alasannya klasik Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas
menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya.
Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi
perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik
kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP.

Energi Potensial sebuah pegas dengan konstanta gaya k yang teregang sejauh x dari
kesetimbangannya dinyatakan dengan persamaan :
EP = ½ kx2
Energi Kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v ialah :
EK = ½ mv2
Energi Total (Energi Mekanik) adalah jumlah Energi Potensial dan Energi Kinetik :
EM = EP + EK = ½ kx2 + ½ mv2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Ketika benda berada pada simpangan maksimum, x = A (A = Amplitudo), kecepatan benda = 0,
sehingga Energi Mekanik benda :
EM = ½ kA2

Energi Potensial Elastis


Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, selain energi potensial gravitasi terdapat juga
energi potensial elastis. EP elestis berhubungan dengan benda-benda yang elastis, misalnya pegas. Mari
kita bayangkan sebuah pegas yang ditekan dengan tangan. Apabila kita melepaskan tekanan pada pegas,
maka pegas tersebut melakukan usaha pada tangan kita. Efek yang dirasakan adalah tangan kita terasa
seperti di dorong. Apabila kita menempelkan sebuah benda pada ujung pegas, kemudian pegas tersebut
kita tekan, maka setelah dilepaskan benda yang berada di ujung pegas pasti terlempar. Jika dirimu
mempunyai koleksi pegas, baik di rumah maupun di sekolah, silahkan melakukan percobaan ini untuk
membuktikannya.
Ketika berada dalam keadaan diam, setiap pegas memiliki panjang alami, seperti ditunjukkan
gambar a (lihat gambar di samping). Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami, diperlukan gaya
sebesar FT (gaya tekan) yang nilainya berbanding lurus dengan x, yakni :
FT = kx

k adalah konstanta pegas (ukuran kelenturan/elastisitas pegas) dan besarnya tetap. Ketika ditekan,
pegas memberikan gaya reaksi, yang besarnya sama dengan gaya tekan tetapi arahnya berlawanan. gaya
reaksi pegas tersebut dikenal sebagai gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih adalah :
FP = -kx
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya tekan. Ini
adalah persamaan hukum Hooke. Persamaan ini berlaku apabila pegas tidak ditekan sampai melewati batas
elastisitasnya (x tidak sangat besar).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau diregangkan, terlebih dahulu kita
hitung gaya usaha yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Kita tidak bisa menggunakan
persamaan W = F s = F x, karena gaya tekan atau gaya regang yang kita berikan pada pegas selalu berubah-
ubah selama pegas ditekan. Ketika menekan pegas misalnya, semakin besar x, gaya tekan kita juga semakin
besar. Beda dengan gaya angkat yang besarnya tetap ketika kita mengangkat batu.
Kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya tekan atau gaya regang selalu berubah, dari F = 0 ketika x =
0 sampai F = kx (ketika pegas tertekan atau teregang sejauh x). Besar gaya rata-rata adalah 

x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang tertekan(bandingkan dengan
gambar di atas). Usaha yang dilakukan adalah :

Nah, akhirnya kita menemukan persamaan Energi Potensial elastis (EP Pegas).

Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang ditarik lalu dilepaskan sehingga batu yang berada
di dalam ketapel meluncur dengan kecepatan tertentu. Batu yang bergerak tersebut memiliki energi. Jika
diarahkan pada ayam tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut lemas tak berdaya akibat dihajar
batu. Pada contoh ini batu melakukan kerja pada ayam. Kendaraan beroda yang bergerak dengan laju
tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika dua buah kendaraan yang sedang bergerak saling
bertabrakan, maka bisa dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk diperbaiki. Kerusakan akibat
tabrakan terjadi karena kedua mobil yang pada mulanya bergerak melakukan usaha / kerja satu terhadap
lainnya. Ketika tukang bangunan memukul paku menggunakan martil, martil yang digerakan tukang
bangunan melakukan kerja pada paku.
Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan memindahkannya sejauh
jarak tertentu. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat
dikatakan memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal
dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. ketika benda bergerak, benda pasti memiliki
kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan energi yang
dimiliki benda karena gerakannya atau kecepatannya.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah sebuah benda bermassa m sedang bergerak
pada lintasan lurus dengan laju awal vo. Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan
laju v maka pada benda tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak
benda sejauh s. Untuk itu dilakukan usaha alias kerja pada benda tersebut sebesar W = F s. Besar gaya F =
m a. Karena benda memiliki laju awal v o, laju akhir vt dan bergerak sejauh s, maka untuk menghitung nilai
percepatan a, kita menggunakan persamaan vt 2 = vo2+ 2as.

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan


gaya F = m a, untuk menentukan besar usaha :

Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan


pada benda. Karena W = EK maka kita dapat menyimpulkan bahwa besar energi kinetik translasi pada
benda tersebut adalah :
W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2

Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :

Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
perubahan energi kinetiknya. Pernyataan ini merupakan prinsip usaha-energi. Prinsip usaha-energi
berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan oleh setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha
positif (W) bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah sesuai dengan besar usaha
positif tersebut (W). Jika usaha (W) yang dilakukan pada benda bernilai negatif, maka energi kinetik
benda tersebut berkurang sebesar W. Dapat dikatakan bahwa gaya total yang diberikan pada benda di
mana arahnya berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total tersebut mengurangi laju dan
energi kinetik benda. Jika besar usaha total yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar energi
kinetik benda tetap (laju benda konstan).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas
akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana
tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y 1dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan
bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik. Sekarang
mari kita tinjau hubungan antara gaya dan simpangan yang dialami pegas.
Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah
benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda
meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan
dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih
pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).
Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan
atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara matematis ditulis :

F = -kx

Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert Hooke. k
adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan
pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan
maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas
ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin
besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah
pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama
dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya
bergantung juga pada besar x (simpangan).
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas diregangkan sampai jarak x = A,
kemudian dilepaskan (lihat gambar di bawah).

Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang (x=0). Ketika
melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan laju yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh
gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.

Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih pegas kembali
memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan menurun dan benda berhenti sejenak
ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana
arahnya menuju ke kanan (menuju posisi setimbang).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan
sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut
simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu
getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan
kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka benda bergerak mulai dari
titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke
titik x = 0 .

Bagaimana pada pegas yang digantungkan secara vertikal ?


Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan
getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang
karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda. Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang
digantungkan secara vertical.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang
pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada
pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas.
Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x 0. Pada keadaan ini
benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya
yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F 0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat
(w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.

Tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang diletakan
horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan =
0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja
gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan
setimbang (perhatikan gambar c di bawah).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga
gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke
atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang.
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks),
sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan
besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya
pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian
seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam kenyataannya, pada suatu
saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan udara.

Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif simpangan (F
= -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana (GHS)  atau Osilasi Harmonik
Sederhana (OHS).
Rangkaian pegas.
Rangkaian seri 2 pegas atau lebih yang dirangkai secara seri akan memiliki nilai konstanta pegas
total sebesar

1 1 1
= + + ….
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Ks K1 K2

Rangkaian paralel
Rangkaian 2 pegas atau lebih yang dirangkai secara paralel akan memiliki nilai konstanta pegas total
sebesar.

Kp = K1 + K2 + K3 + …

Penerapan Elastisitas dalam kehidupan sehari-hari


Gambar disamping ini adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan
sepeda motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya
pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan
yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

(dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami
mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali
setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara
merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika
sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau
kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya
berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan
hilang. Disarankan agar tidak ditumpangi lebih dari tiga orang. Para perancang motor telah
memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang).
Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor
tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dkk. (gambar kiri –
per mobil) . Pada mobil, terdapat juga pegas pada setir kemudi. Untuk
menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang setir, maka pada
kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum Inersia), ketika
tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang)cenderung untuk terus bergerak lurus. Nah, ketika
pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan
demikian, benturan antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari.

Karet Ketapel
Nah, contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel. Ketika
hendakmenembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu diregangkan (diberi gaya
tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet ketapelakan kembali seperti semula setelah gaya tarik
dihilangkan.

Kasur Pegas
Contoh lain adalah kasur pegas. Ketika dirimu duduk atau tidur di atas kasur
pegas, gaya beratmu menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur
termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan
meregang dan termampat, demikian seterusnya. Akibat adanya gaya gesekan maka suatu
saat pegas berhenti bergerak. Dirimu yang berada di atas kasur merasa sangat empuk
akibat regangan dan mampatan yang dialami oleh pegas kasur.
Dinamometer
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Pernahkah dirimu melihat dinamometer ? mudah-mudahan di


laboratorium fisika sekolah anda ada. Dinamometer, sebagaimana
tampak pada gambar di samping adalah alat pengukur gaya. Biasanya
digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan di
laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan
percobaan mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas anda kaitkan
dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut
menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada
samping pegas.

Timbangan
Pernahkah anda mengukur berat badan ? timbangan yang anda gunakan untuk mengukur berat
badan (dalam fisika, berat yang dimaksudkan di sini adalah massa)juga
memanfaatkan bantuan pegas. 
Pegas lagi, pegas lagi… hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca
pegas yang digunakan untuk mengukur berat badan, terdapat juga
neraca pegas yang lain (gambar kanan – neraca pegas buah).
Penerapan elastisitas benda padat pada konstruksi bangunan
Pada pembahasan mengenai tarikan, tekanan dan geseran, kita telah belajar mengenai perubahan
bentuk pada setiap benda padat akibat adanya teganganyang dialami benda tersebut. Ketika sebuah benda
diberikan gaya luar maka akan timbul gaya dalam alias gaya internal pada benda itu sendiri. Ini adalah
gaya tegangan yang telah dijelaskan panjang lebar oleh gurumuda sebelumnya.
Salah satu pemanfaatan sifat elastisitas benda padat dalam konstruksi bangunan adalah berkaitan
dengan teknik memperluas ruangan. Berikut ini beberapa cara yang digunakan ahli bangunan dalam
memperluas ruang sebuah bangunan (rumah, dkk).
Tiang dan Balok penyanggah pada pintu
Setiap rumah atau bangunan lainnya pasti memiliki pintu atau penghubungruangan yang
bentuknya seperti gambar di bawah. Kebanyakan bangunan menggunakan batu dan bata sebagai bahan
dasar (disertai campuran semen dan pasir).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

Persoalannya, batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran walaupun kuat terhadap
tekanan. Dirimu bisa membuktikan hal ini. Jika disekitar tempatmu terdapat batu dan bata, jika batu dan
bata ditumpuk(disusun secara vertikal) dalam jumlah banyak, batu dan bata tidak mudah patah (bentuknya
tetap seperti semula). Dalam hal ini batu dan bata sangat kuat terhadap tekanan. Tetapi jika batu dan bata
mengalami tegangan tarikdan tegangan geser, batu dan bata mudah patah. Oleh karena itu digunakan
balok untuk mengatasi masalah ini. Balok mampu mengatasi tegangan tarik, tegangan tekan dan tegangan
geser. Jika anda amati balok penyanggah pada pintu rumah, tampak bahwa balok tersebut tidak berubah
bentuk. Sebenarnya terdapat perubahan bentuk balok (amati gambar di bawah), hanya perubahannya
sangat kecil sehingga tidak tampak ketika dilihat dari jauh. Bagian atas balok mengalami mampatan akibat
adanya tegangan tekan yang disebabkan beban di atasnya (batu dan bata dkk), sedangkan bagian bawah
balok mengalami pertambahan panjang (akibat tegangan tarik). Tegangan geser terjadi di dalam balok.

Lengkungan setengah lingkaran


Pernahkah dirimu melihat pintu atau penhubung ruang sebuah
bangunan seperti tampak pada gambar di bawah ? lengkungan
setengah lingkaran ini pertama kali diperkenalkan oleh orang
romawi. Apabila dirancang dengan baik maka batu-batu yang
disusun melengkung mengalami tegangan tekan (batu-batu
saling berdempetan) sehingga dapat menahan beban berat
yang ada di atasnya. Ingat ya, batu sangat kuat terhadap tekanan.

SOAL.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ALFATH AKBAR
NIM : 03101404030

1. Volume minyak didalam sebuah alat hidraulik 5ft 3. Berapa penyusutan volumenya bila minyak itu
menderita tenakan sebesar 2000 lb in -3?? Komprebilitas minyak tersebut adalahj 20.10 -6 atm-1.
Jawaban: untuk tiap kenaikan tekanan sebesar 1 atm, volume susut 20 bagian per juta. Karena 2000 lb
in-3 = 136 atm, volume itu susut 136 x 20 = 2720 bagian per juta. Karena volume awal nya 5 ft 3,
penuyusutan yang terjadi pada volume tersebut ada:
2720
x 5 ft3 = 0,0136 ft3= 23,5 in3
1000000
2. Dalam suatu percobaan untuk mengukur modulus young, sebuah beban 1000 lb yang digantungkan
pada kawat baja yang panjang nya 8 ft dan penampang nya 0,025 in 2, ternyata meregang kawat
tersebut sebesar 0,010 ft melebihi panjangnya sebelum diberi beban. Berapa tegangan, regangan,
dan harga modulus young bahan kawat baja tersebut?
Jawaban: Fn 1000 lb
Tegangan= = = 40000 lb in -2
-2
A 0,025 in

L 0,010 ft
Regangan= = = 0,00125
Lo 8 ft

Tegangan 40000 lb in-2


Y= = = 32. 106 lb in-2
Regangan 0,00125

Anda mungkin juga menyukai