Anda di halaman 1dari 9

A.

Teorema Green, Divergensi Gauss, dan Teorema Stokes


 Teorema Green Pada Bidang
b

∫ f ' ( x )dx=f (b )−f (a)


a
Teorema ini menyatakan bahwa integral dari sebuah fungsi pada sebuah himpunan S = [a,b]
adalah sama dengan sebuah fungsi yang berhubungan (ant turunannya) yang dihitung dengan
cara tertentu pada batas S , di mana dalam hal ini hanya terdiri dari dua ttk a dan b.

B. Teorema Green
 Misalkan C adalah sebuah kurva tertutup sederhana dan mulus sepotong-sepotong yang
membentuk batas dari sebuah daerah S pada bidang xy. Jika M (x , y ) dan N ( x , y )
kontnu dan mempunyai turunan parsial kontnu di S dan batas C-nya, maka:

∬ ( ∂∂Nx − ∂∂My ) dA=∮ Mdx+Ndy


S C

Bukti Teorema Green


1. Karena S adalah sederhana- y , maka bentuknya tampak sepert pada Gambar 1; yaitu:
S= { ( x , y )∨g ( x ) ≤ y ≤ f ( x ) , a ≤ x ≤ b }
2. Batas C-nya terdiri dari empat busur, yaitu C1 , C2 , C3 dan C 4 (meskipun C2 dan
C 4 dapat lebih disederhanakan) dan

M dx=∫ M dx +∫ M dx+ ¿∫ M dx +∫ M dx
c1 c2 c3 c4

∮¿
C
3. Integral-integral atas C2 dan C 4 adalah nol, karena pada kedua kurva ini x adalah
konstan, sehingga dx=0 . Jadi,
❑ b a

∮ M dx=∫ M ( x , g ( x ) ) dx +∫ M ( x , f ( x ) ) dx
C a b
b
¿−∫ [ M ( x , f ( x ) )−M ( x , g ( x ) ) ] dx
a
b
y=f ( x)
¿−∫ [ M ( x , y ) ] y= g(x) dx
a
b f (x)
∂ M ( x , y)
¿−∫ ∫ dy dx
a g (x) ∂y

∂M
¿−∬ dA
G ∂y
4. Dengan cara yang serupa, dengan memperlakukan S sebagai sebuah himpunan sederhana-
x . Jadi,
f (x) g (x)

∫ N dy= ∫ N ( b , y ) dy + ∫ N ( a , y)dy
c g (x) f (x)
f ( x) f (x)

¿ ∫ N ( b , y ) dy− ∫ N (a , y)dy
g (x) g (x)
f ( x)

¿ ∫ [ N ( b , y ) dy−N ( a , y ) ] dy
g (x)
f ( x)
x=b
¿ ∫ [ N ( x , y ) ] x= a dy
g (x)
f ( x) b
∂N (x, y)
¿∫∫ dx dy
g (x) a ∂x

∂N
¿∬ dA …(ii)
∂x
Dari (i) d an (ii), maka diperoleh:

∬ ( ∂∂Nx − ∂∂My ) dA=∫ M dx + N dy ( terbukti ) .


S c

C. Bentuk Vektor Teorema Green

dxdy dydx
T ¿ n= − =
d2 s d2 s 0
C

Andaikan C adalah sebuah kurva tertutup sederhana dan mulus pada bidang xy dan diketahui
orientasinya berlawanan dengan jarum jam dalam art parametrisasi panjang busurnya
x=x (s )dan y = y (s ) . Maka:

dx dy
T=
i+ j
 ds ds adalah vektor singgung satuan
dy dx
n= i− j
 ds ds adalah vektor normal satuan yang mengarah ke luar dari daerah yang dibatasi
oleh C.

 Perhatkan bahwa T ⊥n ,cos=90 ° , maka T⋅n=T .n . cos 90 °=0 .Jika


F( x , y )=M ( x , y )i+N ( x , y ) j adalah medan vektor, maka:
∮ F⋅nds=∮ ( Mi+Nj ). ( dy dx
i− j ) dt
dt dt
C C
=∮ (−Ndx+Mdy )
C

=∬
S
(∂∂ Mx + ∂∂ Ny ) dA
Kesamaan yang terakhir berasal dari Teorema Green. Di sisi lain,

∂M ∂N
¿ F=∇ . F= +
∂x ∂ y

Dapat disimpulkan bahwa:

D. Teorema Divergensi Gauss

Misalkan F=M i+ N j + P k adalah medan vektor sedemikian rupa hingga M, N dan P


mempunyai turunan-turunan parsial orde pertama yang kontnu pada benda padat S dengan batas
∂ S . Jika n melambangkan normal satuan luar yang tegak lurus terhadap S , maka

n
n
Z

Bukt Teorema Gauss:


 Perhatkan kasus dimana daerah S adalah sederhana-x, sederhana-y, dan

sederhana-z. Kita cukup menunjukkan bahwa:

∂M
∬ M cos α dS=∭
∂S G ∂x dV

∂M
∬ M cos β dS=∭
∂S G ∂y dV

∂M
∬ M cos γ dS=∭
∂S G ∂z dV

 Karena pembuktan-pembuktan ini mirip satu sama lain, maka kita hanya akan
menunjukkan salah satu diantaranya, yaitu sederhana-z

Z
z  f 2 ( x, y )
S2

S1 S
z  f1 ( x , y ) ∂S
Y
R
Untuk S sederhana-z, himpunan ini dapat dijelaskan dengan pertdaksamaan
f 1 ( x , y ) ≤ z ≤ f 2 (x , y ) Sepert pada gambar , ∂ S terdiri dari tga bagian

a. S 1 terkait dengan z=f 1 ( x , y )

b. S 2 terkait dengan z=f 2 ( x , y )

c. Permukaan lateral S 3 , yang kemungkinan berupa himpunan kosong.

d. Pada S 3 , cosγ=cos 90 °=0 , sehingga kita dapat mengabaikan kontribusinya

 Permukaan S diproyeksikan pada bidang XOY , maka diperoleh


❑ ❑

∬ P cos γ dS=∬ P ( x , y , f 2 ( x , y ) ) dxdy


s1 R
 Hasil yang baru saja kita lihat mengasumsikan bahwa normal n mengarah ke atas. Karena itu
❑ ❑

ketka kita menerapkan pada S dengan ∬ P cos γ dS=−∬ P ( x , y , f 1 ( x , y 1) ) dxdy


s1 R
Hasilnya adalah :
❑ ❑

∬ P cos γ dS=∬ P ( x , y , f 2 ( x , y ) )−P ( x , y , f 1 ( x , y 1) ) dxdy


∂S R
∂P
∂z
¿
f 2 (x , y )

∫ ¿
f 1 (x , y )
¿
¿

¿∬¿
R
∂P
∂ z dV
¿

¿∭ ¿
S

dxdya

E. Teorema Stokes
Misalkan S suatu permukaan bersisi dua dalam ruang R 3 yang dibatasi oleh sebuah kurva tertutup
sederhana C, dengan normal satuan n yang berubah-ubah secara kontnu dan jika F = Mi + Nj + Pk
adalah medan vektor yang mempunyai turunan yang kontnu di S. maka:

n
❑ ❑

G C ∮ F . T ds=∬ ( curl F ) . n dS
∂S S

y
0

x
Bukti Teorema Stokes

Misalkan S suatu permukaan bersisi dua dalam ruang R3 yang dibatasi oleh sebuah kurva
tertutup sederhana C, sedemikian rupa sehingga proyeksinya pada bidang XOY, YOZ dan XOZ
adalah daerah-daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup sederhana, sepert terlihat pada Gambar
di bawah ini.

C
S

Y
0

1. Misalkan persamaan permukaan G dinyatakan dengan z=f (x , y ) atau x=g( y , z) atau


y=h (x , z) , dimana f, g, dan h adalah fungsi-fungsi berharga tunggal, kontnu dan dapat
dideferensial.
❑ ❑

∬ (∇ × F)∙n dS=∬ ∇ ×(F 1 i+ F2 j + F3 k )∙ n dS


G G


| |
i j k
∂ ∂ ∂
(¿ × F 3 k )∙ n dS ∇ × F1 i=
∂x ∂y ∂z
F1 0 0

(¿ × F2 j )∙ n dS+∬ ¿
G

(¿ × F 1 i )∙ n dS+∬ ¿
G

¿∬ ¿
G

∂(0 ) ∂ ( F1) ∂ (0 ) ∂ ( F1)


¿ ( ∂y

∂z ) (
∂ ( 0) ∂ ( 0)
i−
∂x

∂z
j+
∂x ) (

∂y
k )
∂( F1) ∂ ( F 1)
(
¿ ( 0−0 ) i− 0+
∂z ) (
j+ 0−
∂y
k )
∂ F1 ∂ F1
¿ j− k
∂z ∂y

Jadi, ( ∂F
1 1 ∂F
( ∇ × F1 i ) ∙ n dS= ∂ z n ∙ j− ∂ y n ∙ k dS ) …(*)

2. Jika z=f (x , y ) diambil sebagai persamaan G , maka vektor posisi dari sembarang ttk
∂r ∂f ∂r
pada permukaan G adalah r=x i+ y j+ f ( x , y ) k , sehingga = j+ k ,
∂y ∂y ∂y
∂r
adalah sebuah vektor singgung pada permukaan G , akibatnya tegaklurus pada n,
∂y
sehingga:

∂r
n∙ =0
∂y

∂f
⟺ n ∙ j+( ∂y
k =0 )
∂f
⟺ n ∙ j+ (n ∙ k)=¿
∂y
−∂ f
⟺ n ∙ j= n∙k
∂y

−∂ z
Jadi, n ∙ j= n∙k …(i)
∂y

3. Substtusikan (i) ke (*), sehingga diperoleh:

[( )(
∂ F 1 −∂ z
( ∇ × F1 i ) ∙ n dS= ∂ z ∂y
∂F
)
n ∙ k− 1 n∙ k dS
∂y ]
¿−
[( ∂ F1 ∂ z ∂ F 1
∙ +
∂z ∂ y ∂ y )
n ∙ k dS
]
∂ F1 ∂ F 1 ∂ z
¿− ( +
∂ y ∂z ∂ y
∙ )
n∙ k dS …(**)

4. Pada permukaan G , F1 ( x , y , z ) =F1 ( x , y , f ( x , y) ) =ϕ( x , y) .

∂ ϕ ∂ F1 ∂ F 1 ∂ z
Jadi, = + ∙ .
∂ y ∂ y ∂z ∂ y

Akibatnya (**) menjadi:

−∂ ϕ
( ∇ × F1 i ) ∙ n dS= ∂ y n ∙ k dS

∂ϕ
¿− dx dy
∂y

Sehingga,
❑ ❑
ϕ
∬ (∇ × F1 i) ∙ n dS=∬ −∂
∂y
dx dy
G R1

R1 adalah proyeksi G pada bidang XOY.


❑ ❑
−∂ ϕ
5. Menurut Teorema Green dalam bidang ∬ dy dx=∫ ϕ dx dengan C1 adalah kurva
R ∂x C 1 1

yang membatasi daerah R1 . Karena pada tap-tap ttk ( x , y ) pada kurva C1 harga
dari ϕ sama dengan harga F1 pada setap ttk (x , y , z) dari C , dan karena dx
sama untuk kedua kurva maka diperoleh:
❑ ❑

∫ dx=∫ F 1 dx
C1 G

atau



(¿ × F 1 i )∙ n dS=∫ F 1 dx …(¿)
C

∬¿
G

6. Demikian juga halnya, dengan memproyeksikan permukaan G kepada bidang-bidang


koordinat lainnya, sehingga diperoleh:


¿∗¿

(¿ × F 2 j ) ∙ n dS=∫ F 2 dy … ¿
C

∬¿
G



(¿ × F 3 k )∙ n dS=∫ F3 dz …(¿∗¿)
C

∬¿
G

Dengan menjumlahkan (*), (**), dan (***), maka diperoleh:



(¿× F )∙ n dS=∫ F dr
C

∬¿
G

Anda mungkin juga menyukai