INVERSI
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Listrik dan Elektronika)
Oleh:
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
Linda fauziah
M narta nugraha
M muslihudin
Nicolas
Nopa andika putra
1414071055
1414071057
1414071061
1414071065
1414071067
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia sebab menyangkut
tentang kelistrikan yang menjadi salah satu energi terpenting dalam kehidupan
manusia. Sebagai bagian dari Fisika, pada elektronika juga tidak cukup jika hanya
dipelajari secara teori sehingga membutuhakan praktek/praktikum untuk
membantu kita dalam memahami dan mengaplikasikannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
cepatterutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di
industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan
manusia,kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electromechanic (semiotomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full
automatic) seperti penggunaanFlexible Manufacturing Systems (FMS) dan
Computerized Integrated Manufacture(CIM) dan sebagainya.Model apapun yang
digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangattergantung kepada keandalan
sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukansecanggih apapun
sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepadatransduser yang
digunakan.Transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai
peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Besaran masukan pada
kebanyakansistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika,
kimia, mekanis dansebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem
pengukuran, atau sistemmanipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya
besaran yang bukan listrik diubahterlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik
melalui sebuah alat yang disebut transducer Sebelum lebih jauh kita mempelajari
transduser ada sebuah alat lagi yang selalumelengkapi dan mengiringi keberadaan
transduser dalam sebuah sistem pengukuran,atau sistem manipulasi, maupun
sistem pengontrolan yaitu yang disebut alat ukur.
operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. OpAmp ini bisa digunakan untuk membuat rangkaian elektronika analog apa saja.
Untuk mempelajari Op-Amp harus memahami betul dasar rangkaian elektronika
yang lainnya, misalnya rangkaian penguat sinyal kecil, rangkaian penguat sinyal
besar dan lain lainnya. Dapat dikatakan Op-Amp adalah IC serba guna bisa
dirangkai dengan banyak kebutuhan.
1.2
Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kotak pengolah sinyal berfungsi menerima sinyal dari tranduser, lalu memproses
dan mentransmisikannya pada kotak pencatat atau peraga. Untuk memakai kotak
ini, maka perlu mengetahui semua karakteristik sinyal yang diterima dari
tranduser dan juga sifat-sifat sinyal yang akan dikirim ke alat peraga. Kita tidak
perlu tahu bagaimana kotak pengolah sinyal ini memperlakukan sinyal-sinyal
tersebut. Tentu saja pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada kotak pengolah
sinyal rumit, dan kita akan menemui kemacetan bila kita mencoba untuk
menggambarkan bagaimana cara kerjanya, dan ini menyebabkan kita tak pernah
dapat memakainya. Karena kita tidak membutuhkan cara kerja Kotak pengolah
sinyal tersebut, maka kita hitamkan kotak itu, sebab dengan demikian kita hanya
tertarik pada apa yang dilakukannya. Maka kotak hitam adalah sebuah elemen
pada kebanyakan sistem yang mempunyai informasi masukan menuju kepadanya,
kemudian dia bertindak menurut cara-cara tertentu sampai akhirnya dihasilkan
informasi keluaran yang dibutuhkan (Sutrisno, 1987:117-118).
Penguat tegangan dapat dianggap bagian dari pengolah sinyal kotak hitam, karena
itu dimasukkan pada kotak pengolah sinyal daris sistem instrumentasi. Kotak
hitam penguat umumnya digambarkan dalam bentuk segi tiga tempat sinalsinyalinput dikirim dan pada output didapat sinyal yang telah dikuatkan. Penguat
juga memerlukan sebuah pencatu daya yang dihubungkan dengannya. Penguat
tegangan khusus yang akan dipakai untuk membuat instrumen-instrumen
kelihatannya seperti sebuah kotak hitam yang benar. Ini adalah sebuah rangkaian
terintegrasi atau integrated circuit (IC) yang memiliki 8 kaki atau pin yang
dipakai untuk membuat hubungan-hubungan dengannya. Hubungan yang utama
pada kotak hitam ini adalah sinyal-sinyal input dan sinyal output. Gambar 1.9
adalah foto dari dekat sebuah penguat tegangan yang dikenal sebagaipenguat
operasional (op amp singkatannya) dan memiliki tipe umum dengan kode 741.
Op amp dipakai dalam rangkaian-rangkaian penghitung untuk melakukan opersioperasi matematika sesuai dengan namanya.
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian intergrasi (IC) Linier yang mampu
memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval
tegangan yang cukup lebar. Op-Amp mampu untuk memmberikan penguatan
sampai setinggi 100.000 untuk sebuah op-amp dalam keadaan rangkaian hubung
terbuka sampai hanya sebesar 1 (satu) kali saat digunakan sebagai
rangkaian pengikut tegangan (voltage follower) (Anonim, 2015:1).
Op amp 741 akan memperoleh tenaga dari pencatu daya ganda. Pencatu daya
ganda mempunyai tiga terminal output, sebuah terminal bumi (OV), sebuah
terminal positif (+V), dan sebuah terminal negatif (-V). Nilai-nilai +V dan V
diukur dari terminal bumi (OV). Hubungan +V dibuat pada pin 7 dan hubungan
V dibuat pada pin 4 dari IC tipe 741.Perhatikan bahwa penguat mempunyai dua
terminal input, yaitu pin 2 dan pin 3 penguat sendiri akan memperkuat perbedaan
yang ada pada kedua sinyal input-nya denga suatu pelipatgandaan yang amat
besar yaitu sampa 100.000 kali. Jadi, untuk memperoleh tegangan output di antara
0-5 V (dibandingkan dengan hubungan pengebumian OV), maka perbedaan
tegangan pada input-input-nya haruslah sangat kecil (Gunawan, 1996:14).
Input Inversi dan Input Non-inversi pada Op Amp
Apa yang menentukan tegangan output lebih tinggi (lebih positif) atau lebih
rendah (lebih negatif) bila dibandingkan dengan terminal bumi (OV)? Jawabannya
bergantung pada pin 2 apakah tegangannya lebih tinggi atau lebih rendah dari
pada pin 3 (bahkan untuk suatu perbedaan yang hanya sebesar 50 per sejuta volt).
Aturan yang berlaku pada input op amp:
1. Bila tegangan pin 3 lebih tinggi (lebih positif) dari pada tegangan pin 2, maka
teganganoutput-nya positif.
2. Bila tegangan pin 2 lebih tinggi (lebih positif) dari pada tegangan pin 3, maka
teganganoutput-nya negatif.
Jadi dengan memberikan tegangan yang lebih positif pada pin 3 menyebabkan
teganganoutput-nya positif. Terminal input ini disebut Input non-inversi. Bila
diberikan tegangan lebih positif pada pin 2, menyebabkan tegangan output-nya
negatif. Terminl input ini disebut input inversi.
Penguat Umpan Balik Inversi dan Non-inversi
Penguat tegangan pada kotak hitam op amp (741) sangtlah besar sehingga
penguatan ini perlu dijinakkan untuk dapat dikendalikan besarnya sebelum dia
dipakai sebagai sebuah instrumentasi penguat yang bermanfaat. Penjinakkan atau
penyesuaian penguatan tegangan oleh op am untuk mencapai suatu nilai yang
tepat dapat diperoleh dengan memakai umpan balik negatif (negative feedback).
Ini berarti bahwa sebagian tegangan output (pin 6) diumpakan kembali
pada input inversi (pin 2) penguat dengan suatu alat berupa resistor umpan
balik Rf. Umpan balik negatif ini dipakai dalam dua rangkaian yang akan anda
jumpai sewaktu mendesign instrumen-instrumen. Tipe yang pertama
disebut penguat umpan balik inversi, dan tipe yang kedua disebut penguat umpan
balik non-inversi. (maloolm plant dan dr jan stam, 1985)
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Praktikum Listrik dan elektronika yang berjudul Transduser dan Penguat dalam
Kotak hitam ini dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 November 2015 pukul 08.00
10.00 WIB di Laboratorium
Komputer, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
3.2
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah termistor,
resistor umpan balik (Rf)= 47,0 k , resistor (R1)=4,7 k , ap omp 741 , baterai 9
v, project clip board, kabel, soket dan volt meter.
3.3
Prosedur Percobaan
Diukur tegangan input dan output yang dihasilkan dengan Resistor Umpan
Balik (Rf) 23,5 k (2 Resistor 47 k yang diparalelkan)
IV.
4.1. Hasil
Penguatan
-5,7
0,49 V
-5,19 V
-10,61
0,21 V
-4,40 V
-20,9
V output
V input
Penguatan=
1,14 V
O , 22V
Penguatan=5,7
2. Pada Rf 47 k.
Penguatan=
V output
V input
Penguatan=
5,19V
O , 49V
Penguatan=10,61
3. Pada Rf 94 k
Penguatan=
V output
V input
Penguatan=
4,40 V
O , 21V
Penguatan=20,9
R f
R1
Penguatan=
23,5 k
4,7 k
Penguatan=5
2. Pada Rf 47 k dan R1 4,7 k
Penguatan=
R f
R1
Penguatan=
47 k
4,7 k
Penguatan=10
R f
R1
Penguatan=
94 k
4,7 k
Penguatan=20
4.2. PEMBAHASAN
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian intergrasi (IC) Linier yang mampu
memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval
tegangan yang cukup lebar. Op-Amp mampu untuk memmberikan penguatan
sampai setinggi 100.000 untuk sebuah op-amp dalam keadaan rangkaian hubung
terbuka sampai hanya sebesar 1 (satu) kali saat digunakan sebagai
rangkaian pengikut tegangan (voltage follower).
Setelah melakukan percobaan dengan mengggunakan dua buah resistor umpan
balik yang berbeda di dapat penguatan yang juga berbeda. berdasarkan dari
tegangan input dan tegangan output yang dihasilkan. Dari tabel diatas saat
menggunakan Rf 23,5 k, Vinput bernilai 0,20 V dan Voutput bernilai -1,14 V
diperoleh penguatan sebesar -5,7. Sedangkan ketika menggunakan Rf 47 k, Vinput
bernilai 0,49 V dan Voutput berniai -5.19 V diperoleh penguatan sebesar - 10,61.
Selanjutnya saat menggunakan Rf 94 k, Vinput bernilai 0,21 V dan Voutput berniai
-4,40 V diperoleh penguatan sebesar -20,9 seperti pada perhitungan yang telah di
lakukan di atas.
Terlihat bahwa dengan membandingkan tegangan input dan tegangan output dapat
diperoleh berapa nilai dari penguatan yang terjadi. Namun nilai dari penguatan
dapat juga diperoleh hanya dengan mengetahui nilai dari Resistor Umpan Balik
(Rf) dan nilai dari R1. Hal tersebut terlihat pada tabel diatas dimana saat R f
bernilai 23,5 k dan R1 berniai 4,7 k diperoleh penguatan sebesar -5. Sedangkan
ketika Rf 47 k dan R1 berniai 4,7 k diperoleh penguatan sebesar -10.
Selanjutnya saat Rf bernilai 94 k dan R1 berniai 4,7 k diperoleh penguatan
sebesar -20. Nilai yang didapat tersebut hampir sama dengan nilai yang didapat
dari pembandingan nilai Vinput dan Voutput. Jadi tanpa mengukur tegangan input dan
juga tegangan output dapat diketahui besarnya penguatan hanya dengan
menggunakan nilai dari Resistor Umpan Balik (Rf) dan R1.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. pada rangkaian inversi didapat hasil output negatif dan input bernilai positif
yaitu output -10.2 V dan input 1.02 V. Output bernilai positif dikarenakan
terjadinya pembalikan polaritas.
2. Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian intergrasi (IC) Linier yang
mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan
pada interval tegangan yang cukup lebar.
DAFTAR PUSTAKA