1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran yang teliti dan sistem kontrol yang tepat dalam industri proses, dapat menghasilkan harga
variabel fisika dan kimia dari sistem yang sesuai dengan harga perancangannya. Hal ini akan dapat
menghemat biaya operasi serta perbaikan hasil produksi (Parura, 2007:3). Begitu pula dengan pemilihan
komponen yang tepat pada suatu alat instrumentasi industri proses bisa menghemat biaya produksi dengan
kulaitas yang baik, sehingga perancangan dan pembuatan temperature transmitter menggunakan
operational amplifier (op-amp) IC LM741 merupakan suatu gagasan dalam pembuatan alat instrumentasi
dengan konsep hemat biaya dan kualitas tinggi. Rangkaian ini mengaplikasikan IC LM 741 sebagai
rangkaian penguat tak membalik (non-inverting op-amp) dan rangkaian konverter tegangan ke arus (V/I
Converter). Rangkain non-inverting dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan
keluaran yang tetap sefase dengan masukan (Langi, 2014:42). Konverter tegangan ke arus (V/I Converter)
standar sinyal 4–20mA adalah rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah tegangan menjadi arus 4-
20mAdc. Rangkaian ini umum digunakan pada sistem instrumentasi dan kontrol elektronik dimana jarak
antara sensor dengan kontroler cukup jauh, sehingga tidak memungkinkan mentransmisikannya dalam
bentuk tegangan (Syarief, 2012:165). Berdasarkan teori sumber arus bahwa sinyal arus akan tetap sama
persis nilainya jika melewati suatu rangkaian transmisi yang jaraknya jauh yang membawa arus dari sumber
(sensor, detector) ke beban (indikator, perekam,atau pengontrol), sedangkan sinyal tegangan pada
rangkaian paralel dapat bervariasi dari satu ujung ke ujung lainnya karena turunnya tegangan akibat
resistansi kawat. Selanjutnya, instrumen pembacaan arus biasanya memiliki impedansi rendah, sementara
instrumen pembacaan tegangan memiliki impedansi tinggi, sehingga instrumen pembacaan arus memiliki
daya tahan terhadap noise lebih besar (Gupta, 2012:459).
Untuk menggunakan sinyal arus 4-20mA sebagai representasi analog suatu besaran fisik, kita harus
memiliki beberapa cara untuk menghasilkan nilai arus yang tepat dalam rangkaian sinyal. Tapi bagaimana
kita menghasilkan sinyal arus yang tepat saat kita bisa tidak tahu hambatan dari loop. Jawabannya adalah
menggunakan rangkaian amplifier yang dirancang untuk menahan arus pada nilai yang ditentukan, dengan
mengatur tegangan input dan tahanan beban. Penguat semacam itu melakukan fungsi sumber arus .
1
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
1.2 Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor
menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh kontroler. Terdapat dua tipe yaitu ; pneumatik transmitter
dan elektronik transmitter (Parura, 2007:95). Oleh Gunterus (1997) bahwa salah satu komponen
instrumentasi yang dapat merubah sinyal yang berasal dari instrumen ukur (sensor atau detektor) menjadi
bentuk sinyal yang dapat diterima oleh indikator, recorder dan controller adalah transmitter. Untuk
aplikasi di dalam industri proses, sinyal pneumatik yang digunakan secara umum adalah skala kerja 3 –
15 psig atau 0.2 – 1 kg/cm2, dan untuk sinyal elektrik skala kerja 4 – 20 mA (sinyal arus) atau 1 – 5 V
DC (sinyal tegangan). Umumnya sinyal yang keluar dari transmitter elektronik hampir selalu dalam bentuk
4-20 mA karena signal ini lebih banyak dipakai, dimana perubahan arus 4mA sampai 20mA secara
proporsional menunjukkan perubahan besaran proses yang diukur. Sinyal arus lebih banyak digunakan
daripada sinyal tegangan pada sistem pengukuran dan pengendalian di industri, karena sinyal arus memiliki
beberapa keunggulan, antara lain lebih tahan terhadap derau (noise), dapat ditransmisikan pada jarak yang
jauh dan tidak terpengaruh terhadap resistansi kabel, serta mampu mengenali masalah seperti putusnya
koneksi ataupun hubung singkat (short circuit) (Nugroho, 2017:3).
2
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
𝑅𝑅𝑓𝑓
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = � + 1� 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 (3)
𝑅𝑅1
𝑅𝑅
𝐴𝐴𝑉𝑉 = �𝑅𝑅𝑓𝑓� + 1 (4)
1
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan resistor Rf = 2,2 M Ω dan Rin adalah resistor variabel jenis
trimer potensiometer dengan nilai Rin = 660 Ω, maka besarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat
diatas dapat dihitung secara matematis sebagai berikut :
2.2 𝑀𝑀Ω
AV = � � + 1 = 3334,1
660 Ω
3
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
𝐼𝐼𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = (5)
𝑅𝑅𝐿𝐿
Untuk menghasilkan sebuah keluaran berupa arus 4-20 mA dibutuhkan sebuah konversi atau pengubah,
dengan RL adalah resistor variabel jenis trimer potensiometer dengan nilai 463 Ω perancangannya sebagai
berikut :
Imaks = 20 mA
Imin = 4 mA
Vinput dari penguat tegangan adalah berkisar :
𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
20 mA =
463 Ω
Vin = 9.26 V
Jadi pada rangkaian konverter V to I didapat Vmaks = 9,26 Volt.
𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
4 mA =
463 Ω
Vin = 1,85 V
Jadi pada rangkaian konverter V to I didapat Vmin = 1,85 Volt.
2. METODE
2.1 Flow Chart Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk penunjang dalam kontrol proses di industri, sehingga perlu dirancang
rangkaian temperature transmitter yang sederhana dan mudah pengaplikasiannya. Untuk membuat
rangkaian yang diharapkan, diperlukan langkah-langkah penelitian yang tepat dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi peneliti dalam pembuktian kebenaran, analisa, dan
perbaikan kesalahan yang juga berguna bagi pengembangan selanjutnya. Dalam bagian ini akan diuraikan
langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam memecahkan permasalahan sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik. Berikut adalah flow chart metodologi penelitian :
4
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
5
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
25
20
15
10
I out (mA)
5
0
0 2 4 6 8 10
V out (V)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 5. Grafik Linearitas Suhu, Tc, V output Op Amp dan I output Op Amp
Berdasarkan Gambar 5 dapat dianalisa :
a. Terjadinya liniearitas antara Suhu, V input thermocouple, V output Op Amp dan I output, sehingga
setiap kenaikan suhu menyebabkan naiknya besaran yang lain.
b. Temperature transmitter memiliki kualitas yang baik dengan terjadinya lineritas diatas, sehingga
dapat digunakan sebagai alat pentransmisi.
c. Semua indikator komponen memiliki hubungan saling mempengaruhi, karena kenaikan suhu
menyebabkan naiknya tegangan pada thermocouple, sehingga tegangan yang dikuatkan akan
membesar dan arus yang dihasilkan akan semakin besar.
6
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
7
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari percobaan dan perhitungan diperoleh nilai error dibawah 5 % sehingga kualitas temperature
transmitter dengan IC LM 741 terbukti baik dan bisa diaplikasikan sebagai alat pentrasmisi sinyal
4-20 mA ke kontroler pada proses industri. Dalam percobaan, semua komponen dapat diperoleh
dipasaran dengan mudah dan harga yang relative murah.
2. Mampu dalam perancangan dan pembuatan alat secara sederhana dengan menggunakan
komponen IC LM741 dan trimpot sehingga rangkaian menjadi praktis dan pemahaman yang
mendalam tentang rangkaian analog.
3. Keseluruhan rangkaian membentuk temperature transmitter mengirimkan sinyal analog 4-20 mA
di range suhu 41.4 °C - 97.5 °C, untuk mendapatkan nilai pengukuran minimal dan maksimal yang
tepat, maka penulis perlu mengganti fixed resistor dengan variable resistor (trimpot) dengan
tujuan mensetting nilai zero dan span.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Irene Langi, S. Et al. (2014). Kipas Angin Otomatis dengan Menggunakan Sensor Suhu. E-Journal
Teknik Elektro dan Komputer. 41-48. ISSN : 2301-8402.
2. Gupta, K. Et al. (2012). Design and Analysis of Current-to-Voltage and Voltage -to-Current Converters
using 0.35µm technology. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering.
2, (4), 457-461. ISSN 2250-2459.
3. Mariam, S. Et al. (November 2013). Kalibrasi Termokopel Tipe-K pada Bagian Uji Heating-03
Menggunakan Cdaq-9188. Jurnal Sigma Epsilon. 17, (4), 160-168. ISSN 0853-9103.
4. Wahyu Nugroho, T. Et al. (2017). Rancang Bangun Alat Pengirim Sinyal Arus 4 -20 mA dari Pemancar
Suhu melalui Jaringan GPRS. Jurnal ELKOMIKA. 5, (1), 1-14. ISSN (p): 2338-8323. ISSN (e): 2459-
9638
5. Syarief, S. (2012). “V/I Dan I/V Converter Standar 0–10v/4–20ma Berbasis Labview”. Poli-Teknologi.
11, (2), 165-168.
6. LB. Parura, S. (2007). Instrumentasi dan Proses Kontrol. Project Engineering Pertamina UP-VI
Balongan.
7. Gunterus, F. (1997) Falsafah Dasar Sistem Pengendalian Proses. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
8. Malvino, A and David J. Bates. (2007). Electronics Principles (Seventh Edition). USA : McGraw-Hill
Higher Education.
9. Malvino, A. dan Gunawan, H. (1999). Prinsip – Prinsip Elektronika (Edisi kedua). Jakarta : Erlangga.
10. G. Graeme, J. Et al. (1981). Operational Amplifiers Design anf Aplications. Singapore : McGraw-Hill.