Anda di halaman 1dari 8

Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TEMPERATURE


TRANSMITTER MENGGUNAKAN OPERATIONAL AMPLIFIER
(OP-AMP) IC LM741.
Lilik Hari Santoso1, Achmad Anwari1, Dewi Kartikasari1,*
1
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Jl. Raya Cipeundeuy – Pabuaran Km. 3,5
Cipeundeuy- Subang, Jawa Barat 41272.
Email : dkartikayoko@gmail.com*
ABSTRAK
Rangakaian konverter tegangan ke arus (V/I Converter) standar sinyal 4–20 mA adalah bagian dari
temperature transmitter sebagai alat pentransmisi sinyal. Rangkaian ini umum digunakan pada sistem
instrumentasi dan kontrol elektronik dimana jarak antara sensor dengan kontroler cukup jauh, sehingga
tidak memungkinkan mentransmisikannya dalam bentuk tegangan, karena bisa terjadi tegangan drop pada
saat proses transmisi data, apalagi jika jaraknya jauh. Perancangan alat pada penelitian ini menggunakan
IC LM 741 sebagai penguat tegangan dan konverter tegangan ke arus. Thermocouple sebagai sensor suhu
bekerja pada rentang suhu 40°C- 100°C dengan Low Range Value (LRV) pada suhu 41.4°C menghasilkan
4mA dan Upper Range Value (URV) pada suhu 94.5°C menghasilkan 20mA. Hasil penelitian diperoleh nilai
error dibawah 0.1 %, sehingga kualitas temperature transmitter dengan IC LM 741 terbukti baik dan bisa
diaplikasikan sebagai alat pentrasmisi sinyal 4-20 mA ke kontroler pada proses industri, dengan komponen
yang mudah didapat dan relatife murah, sehingga bisa digunakan untuk keperluan yang lebih luas sebagai
komponen transmisi.
Kata Kunci : V/I Converter, Standar Sinyal 4–20 mA, Temperature Transmitter, IC LM 741.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran yang teliti dan sistem kontrol yang tepat dalam industri proses, dapat menghasilkan harga
variabel fisika dan kimia dari sistem yang sesuai dengan harga perancangannya. Hal ini akan dapat
menghemat biaya operasi serta perbaikan hasil produksi (Parura, 2007:3). Begitu pula dengan pemilihan
komponen yang tepat pada suatu alat instrumentasi industri proses bisa menghemat biaya produksi dengan
kulaitas yang baik, sehingga perancangan dan pembuatan temperature transmitter menggunakan
operational amplifier (op-amp) IC LM741 merupakan suatu gagasan dalam pembuatan alat instrumentasi
dengan konsep hemat biaya dan kualitas tinggi. Rangkaian ini mengaplikasikan IC LM 741 sebagai
rangkaian penguat tak membalik (non-inverting op-amp) dan rangkaian konverter tegangan ke arus (V/I
Converter). Rangkain non-inverting dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan
keluaran yang tetap sefase dengan masukan (Langi, 2014:42). Konverter tegangan ke arus (V/I Converter)
standar sinyal 4–20mA adalah rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah tegangan menjadi arus 4-
20mAdc. Rangkaian ini umum digunakan pada sistem instrumentasi dan kontrol elektronik dimana jarak
antara sensor dengan kontroler cukup jauh, sehingga tidak memungkinkan mentransmisikannya dalam
bentuk tegangan (Syarief, 2012:165). Berdasarkan teori sumber arus bahwa sinyal arus akan tetap sama
persis nilainya jika melewati suatu rangkaian transmisi yang jaraknya jauh yang membawa arus dari sumber
(sensor, detector) ke beban (indikator, perekam,atau pengontrol), sedangkan sinyal tegangan pada
rangkaian paralel dapat bervariasi dari satu ujung ke ujung lainnya karena turunnya tegangan akibat
resistansi kawat. Selanjutnya, instrumen pembacaan arus biasanya memiliki impedansi rendah, sementara
instrumen pembacaan tegangan memiliki impedansi tinggi, sehingga instrumen pembacaan arus memiliki
daya tahan terhadap noise lebih besar (Gupta, 2012:459).
Untuk menggunakan sinyal arus 4-20mA sebagai representasi analog suatu besaran fisik, kita harus
memiliki beberapa cara untuk menghasilkan nilai arus yang tepat dalam rangkaian sinyal. Tapi bagaimana
kita menghasilkan sinyal arus yang tepat saat kita bisa tidak tahu hambatan dari loop. Jawabannya adalah
menggunakan rangkaian amplifier yang dirancang untuk menahan arus pada nilai yang ditentukan, dengan
mengatur tegangan input dan tahanan beban. Penguat semacam itu melakukan fungsi sumber arus .

1
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

1.2 Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor
menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh kontroler. Terdapat dua tipe yaitu ; pneumatik transmitter
dan elektronik transmitter (Parura, 2007:95). Oleh Gunterus (1997) bahwa salah satu komponen
instrumentasi yang dapat merubah sinyal yang berasal dari instrumen ukur (sensor atau detektor) menjadi
bentuk sinyal yang dapat diterima oleh indikator, recorder dan controller adalah transmitter. Untuk
aplikasi di dalam industri proses, sinyal pneumatik yang digunakan secara umum adalah skala kerja 3 –
15 psig atau 0.2 – 1 kg/cm2, dan untuk sinyal elektrik skala kerja 4 – 20 mA (sinyal arus) atau 1 – 5 V
DC (sinyal tegangan). Umumnya sinyal yang keluar dari transmitter elektronik hampir selalu dalam bentuk
4-20 mA karena signal ini lebih banyak dipakai, dimana perubahan arus 4mA sampai 20mA secara
proporsional menunjukkan perubahan besaran proses yang diukur. Sinyal arus lebih banyak digunakan
daripada sinyal tegangan pada sistem pengukuran dan pengendalian di industri, karena sinyal arus memiliki
beberapa keunggulan, antara lain lebih tahan terhadap derau (noise), dapat ditransmisikan pada jarak yang
jauh dan tidak terpengaruh terhadap resistansi kabel, serta mampu mengenali masalah seperti putusnya
koneksi ataupun hubung singkat (short circuit) (Nugroho, 2017:3).

1.3 Thermocouple sebagai Sensor pada Temperature Transmitter


Thermocouple adalah suatu sensor temperature termoelektris yang terdiri dari dua kawat logam yang
berlainan (misalnya chromel dan constantan) dengan penggabungannnya pada probe tip (measurement
junction) dan reference junction (temperature yang diketahui). Perbedaan temperature antara probe tip dan
reference junction dideteksi dengan mengukur perubahan tegangan voltage (electromotive force, EMF)
pada reference junction. Pembacaan absolute temperature kemudian bisa diperoleh dengan
kombinasiinformasi dari temperature acuan yang diketahui dengan perbedaan temperature antara probe tip
dengan reference (Parura, 2007:81). Thermocouple tipe K adalah salah satu peralatan instrumentasi yang
berfungsi sebagai sensor temperature. Thermocouple terdiri dari berbagai jenis dengan perbedaan bahan
pembuatan, rentang pengukuran, serta sensitivitasnya. Thermocouple tipe K terdiri dari bahan Chromel (Ni-
Cr alloy) dan Alumel (Ni-Al alloy) yang memiliki rentang pengukuran temperature dari -270oC hingga
1350oC dengan sensitivitas 40,6 µV/oC (Mariam, 2013:161).

1.4 Rangkaian Penguat ( Operational Amplifier)


Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang popular
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dibuat antara
lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Op-amp pada dasarnya adalah
sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan.
Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-
inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki
karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp
menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative
feedback (umpan balik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai
penguatanyang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga
mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0.

1.4.1 Inverting Amplifier


Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan
membalik polaritas sinyal masukan. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan
yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah.
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan sangat
rendah. Rangkaian penguat inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan
akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Input non-
inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Karena v+ dan v- nilainya = 0 namun
tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground (Langi,
2014:42).

2
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

Gambar 1. Rangkaian Penguat Inverting


Persamaan penguatan dari rangkaian tersebut, yaitu (Malvino, 1999) :
−𝑅𝑅𝑓𝑓
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 (1)
𝑅𝑅1

1.4.2 Non-Inverting Amplifier


Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan tegangan atau arus yang tinggi tanpa terjadi
pembalikan (inversion) isyarat. Peguat op-amp pada gambar 2 tak-membalik (noninverting op-amp)
didesain untuk keperluan ini. Rangkain ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC
dengan keluaran yang tetap sefase dengan masukan. Impedansi masukan dari rangkaian ini berharga sangat
tinggi dengan nilai sekitar 100 MW. Dengan isyarat masukan dikenakan pada terminal masukan non-
inverting, besarnya penguatan tegangan tergantung pada harga in R dan F R yang dipasang. Isyarat keluaran
penguat ini diambil dari resistor L R (biasanya berharga sekitar 35-50 W) (Langi, 2014:42).

Gambar 2. Rangkaian Penguat Non-Inverting


Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas dapat dituliskan dalam
persamaan matematis sebagai berikut (Malvino, 2007:682) :
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 𝐴𝐴𝑉𝑉 . 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 (2)

𝑅𝑅𝑓𝑓
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = � + 1� 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 (3)
𝑅𝑅1

𝑅𝑅
𝐴𝐴𝑉𝑉 = �𝑅𝑅𝑓𝑓� + 1 (4)
1

Pada penelitian yang dilakukan menggunakan resistor Rf = 2,2 M Ω dan Rin adalah resistor variabel jenis
trimer potensiometer dengan nilai Rin = 660 Ω, maka besarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat
diatas dapat dihitung secara matematis sebagai berikut :

2.2 𝑀𝑀Ω
AV = � � + 1 = 3334,1
660 Ω

3
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

1.5 Rangkaian Pengubah Tegangan ke Arus


Jika jarak antara plant dengan kontroler cukup jauh sehingga tidak memungkinkan mentransmisikan
variabel proses dalam bentuk tegangan (karena akan terjadi penurunan aplitudo yang signifikan sehingga
akan mengakibatkan terjadinya kesalahan), maka digunakan mode transmisi arus dengan cara mengubah
tegangan 1-5 Vdc menjadi arus 4–20 mAdc menggunakan perangkat konverter tegangan ke arus (V/I
Converter).
Arus yang dihasilkan (Graeme, 1981) :

𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
𝐼𝐼𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = (5)
𝑅𝑅𝐿𝐿

Untuk menghasilkan sebuah keluaran berupa arus 4-20 mA dibutuhkan sebuah konversi atau pengubah,
dengan RL adalah resistor variabel jenis trimer potensiometer dengan nilai 463 Ω perancangannya sebagai
berikut :
Imaks = 20 mA
Imin = 4 mA
Vinput dari penguat tegangan adalah berkisar :
𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
20 mA =
463 Ω

Vin = 9.26 V
Jadi pada rangkaian konverter V to I didapat Vmaks = 9,26 Volt.
𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖
4 mA =
463 Ω

Vin = 1,85 V
Jadi pada rangkaian konverter V to I didapat Vmin = 1,85 Volt.

2. METODE
2.1 Flow Chart Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk penunjang dalam kontrol proses di industri, sehingga perlu dirancang
rangkaian temperature transmitter yang sederhana dan mudah pengaplikasiannya. Untuk membuat
rangkaian yang diharapkan, diperlukan langkah-langkah penelitian yang tepat dan berurutan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi peneliti dalam pembuktian kebenaran, analisa, dan
perbaikan kesalahan yang juga berguna bagi pengembangan selanjutnya. Dalam bagian ini akan diuraikan
langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam memecahkan permasalahan sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik. Berikut adalah flow chart metodologi penelitian :

4
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

Gambar 3. Langkah-langkah dalam Melakukan Penelitian

2.2 Perancangan Alat


Perancangan Temperature Transmitter Menggunakan Operational Amplifier (Op-Amp) IC LM741 terdiri
dari 4 bagian yaitu :
 Thermocouple sebagai input tegangan
 Rangkaian penguat tak-membalik menggunakan IC LM741
 Rangkaian pengubah tegangan menjadi arus menggunakan IC LM741
 Pembacaan arus output (Multitester)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Pengujian
Eksperimen ini dilakukan untuk mendapatkan I output dari rangkaian pengubah tegangan ke arus dengan
V output dari rangkaian penguat.
Tabel 1. Hasil Percobaan I output
Suhu
No (°C) Vin TC (mV) V output (V) I output (mA)
1 41.4 0.6 1.96 4
2 50 0.9 3.1 6.6
3 60 1.4 4.41 9.9
4 70 1.7 5.76 12.9
5 80 2.2 7.17 15.7
6 90 2.6 8.25 18.5
7 97.5 2.8 9.15 20
(Sumber data : Data diolah)

5
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

Berdasarkan hasil percobaan pada Tabel 1 dapat dianalisa :


a. Percobaan dilakukan menggunakan 7 sampling suhu 41.4°C – 97.5°C, dimana suhu tersebut
dibaca oleh thermocouple menjadi tegangan input (mV) untuk dikirim ke rangkaian penguat
tegangan dan dikuatkan 3334 kali.
b. Hasil penguatan berhasil dengan adanya V output rentang 1.96 V – 9.15 V.
c. Hasil konverter dari tegangan ke arus berhasil dengan adanya I output 4-20 mA pada suhu
41.4°C – 97.5°C.
d. Setiap kenaikan suhu 10°C terjadi kenaikan arus dengan nilai rentang 2.6 mA – 3.3 mA.

25
20
15
10
I out (mA)

5
0
0 2 4 6 8 10

V out (V)

Gambar 4. Grafik Linearitas V output dengan I output


Berdasarkan Gambar 4 dapat dianalisa :
- Terjadinya liniearitas V output, dan I output, dimana terjadinya kenaikan V output menyebabkan
naiknya I output.
- Linieritas diatas membuktikan bahwa kenaikan arus tergantung pada tegangan, sesuai hukum Ohm
bahwa semakin besar arus maka tegangan akan membesar, dan sebaliknya pada hambatan.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7

Suhu (°C) Vin TC (mV) V output (V) I output (mA)

Gambar 5. Grafik Linearitas Suhu, Tc, V output Op Amp dan I output Op Amp
Berdasarkan Gambar 5 dapat dianalisa :
a. Terjadinya liniearitas antara Suhu, V input thermocouple, V output Op Amp dan I output, sehingga
setiap kenaikan suhu menyebabkan naiknya besaran yang lain.
b. Temperature transmitter memiliki kualitas yang baik dengan terjadinya lineritas diatas, sehingga
dapat digunakan sebagai alat pentransmisi.
c. Semua indikator komponen memiliki hubungan saling mempengaruhi, karena kenaikan suhu
menyebabkan naiknya tegangan pada thermocouple, sehingga tegangan yang dikuatkan akan
membesar dan arus yang dihasilkan akan semakin besar.

6
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

3.2 Analisa Data


3.2.1 Nilai Error
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dan hasil perhitungan dari rumus V output untuk rangkaian
penguat non-inverting dan I output rangkaian konverter V to I, dapat dihitung nilai Error sebagai berikut
(Mariam, 2013:165) :
Nilai Perhitungan−Nilai Percobaan
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝑥𝑥 100% (6)
Nilai Perhitungan
𝑌𝑌1 − 𝑌𝑌2
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝑥𝑥 100 %
𝑌𝑌1
Keterangan :
Y1 = Nilai Perhitungan
Y2 = Nilai Percobaan
Tabel 2. Perhitungan nilai Error pada I output Percobaan dan Perhitungan
Percobaan Perhitungan
Selisih 𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬𝑬 =
No 𝒀𝒀𝒀𝒀−𝒀𝒀𝒀𝒀
I output (mA) 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏%
𝒀𝒀𝒀𝒀
Y2 Y1 Y1-Y2
1 4 4.1 0.1 2 %
2 6.6 6.7 0.1 1 %
3 9.9 9.5 0.4 4%
4 12.9 12.4 0.5 4%
5 15.7 15.4 0.3 2%
6 18.5 17.8 0.7 4%
7 20 19.8 0.2 1%
(Sumber data : Data diolah)

Berdasarkan Tabel 2 dapat dianalisa :


a. Dari percobaan dan perhitungan diperoleh nilai Error dibawah 5 %, sehingga kualitas temperature
transmitter dengan IC LM 741 terbukti baik dan bisa diaplikasikan sebagai alat pentrasmisi sinyal 4-20
mA ke kontroler pada proses industri.
b. Nilai error terbesar ada pada sampling ke 3,4 dan 6.
c. Nilai error terkecil ada pada sampling ke 2 dan 7.
d. Nilai error tersebut disebabkan oleh besarnya nilai toleransi dari komponen seperti pada resistor.
e. Termokopel tipe K yang memiliki range -200 °C s.d 1200 °C akan relatif linier pada
pengkondisian di atas 100°C. Karena kondisi yang digunakan temperatur di bawah 100°C keboleh
jadian error dapat tinggi. Jika pengkondisian dilakukan dalam temperatur yang lebih tinggi nilai
error akan menjadi lebih kecil (Mariam, 2013:167).

3.3 Nilai I output Berdasarkan Percobaan dan Perhitungan


Setelah dilakukan percobaan untuk mengetahui nilai I output dari rangkaian converter V to I dan
perhitungan untuk pembuktian kevalidan dari percobaan, maka dapat dianalisa :
a. Berdasarkan suhu Low Range Value (LRV) yaitu 41.4 °C dihasilkan tegangan hasil penguatan sebesar
19.8 V. Tegangan tersebut sebagai V input untuk mengahsilkan I output pada rangkaian converter V
to I, sehingga didapat nilai I output adalah 4 mA. Untuk mendapatkan nilai minimal 4 mA, fixed
resistor diganti dengan variable resistor (trimpot) sebagai RL pada rangakaian konverter V to I. Trimpot
ini digunakan untuk mensetting nilai zero.
b. Suhu maksimum pada percobaan yaitu 97.5 °C menghasilkan tegangan hasil penguatan sebesar 9.15
V. Nilai tegangan tersebut menghasilkan I output 20 mA sebagai Upper Range Value (URV). Untuk
mendapatkan nilai maksimal 20 mA, fixed resistor diganti dengan variable resistor (trimpot) sebagai
Rin pada rangkaian penguat tegangan. Trimpot ini digunakan untuk mensetting nilai span.
c. Sinyal 4-20 mA didapat dari :
- Rentang suhu 41.4 °C - 97.5 °C

7
Jurnal TrendTech Volume-2/Nomor-3, 2017

- Rentang V input dari thermocouple 0.6 mV – 2.8 mV


- Rentang V output dari penguat 1,98 V – 9.15 V
d. Keseluruhan rangkaian membentuk temperature transmitter mengirimkan sinyal analog 4-20 mA dari
sensor suhu (thermocouple tipe K).
e. Dari percobaan dan perhitungan diperoleh nilai Error dibawah 5 %, sehingga kualitas temperature
transmitter dengan IC LM 741 terbukti baik dan bisa diaplikasikan sebagai alat pentrasmisi sinyal 4-
20 mA ke kontroler pada proses industri.
f. Perancangan dan pembuatan alat secara sederhana dengan hanya menggunakan komponen IC LM741
dan trimpot sehingga rangkaian menjadi praktis, tapi menghasilkan sinyal 4-20 mA sesuai perhitungan.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari percobaan dan perhitungan diperoleh nilai error dibawah 5 % sehingga kualitas temperature
transmitter dengan IC LM 741 terbukti baik dan bisa diaplikasikan sebagai alat pentrasmisi sinyal
4-20 mA ke kontroler pada proses industri. Dalam percobaan, semua komponen dapat diperoleh
dipasaran dengan mudah dan harga yang relative murah.
2. Mampu dalam perancangan dan pembuatan alat secara sederhana dengan menggunakan
komponen IC LM741 dan trimpot sehingga rangkaian menjadi praktis dan pemahaman yang
mendalam tentang rangkaian analog.
3. Keseluruhan rangkaian membentuk temperature transmitter mengirimkan sinyal analog 4-20 mA
di range suhu 41.4 °C - 97.5 °C, untuk mendapatkan nilai pengukuran minimal dan maksimal yang
tepat, maka penulis perlu mengganti fixed resistor dengan variable resistor (trimpot) dengan
tujuan mensetting nilai zero dan span.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. Irene Langi, S. Et al. (2014). Kipas Angin Otomatis dengan Menggunakan Sensor Suhu. E-Journal
Teknik Elektro dan Komputer. 41-48. ISSN : 2301-8402.
2. Gupta, K. Et al. (2012). Design and Analysis of Current-to-Voltage and Voltage -to-Current Converters
using 0.35µm technology. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering.
2, (4), 457-461. ISSN 2250-2459.
3. Mariam, S. Et al. (November 2013). Kalibrasi Termokopel Tipe-K pada Bagian Uji Heating-03
Menggunakan Cdaq-9188. Jurnal Sigma Epsilon. 17, (4), 160-168. ISSN 0853-9103.
4. Wahyu Nugroho, T. Et al. (2017). Rancang Bangun Alat Pengirim Sinyal Arus 4 -20 mA dari Pemancar
Suhu melalui Jaringan GPRS. Jurnal ELKOMIKA. 5, (1), 1-14. ISSN (p): 2338-8323. ISSN (e): 2459-
9638
5. Syarief, S. (2012). “V/I Dan I/V Converter Standar 0–10v/4–20ma Berbasis Labview”. Poli-Teknologi.
11, (2), 165-168.
6. LB. Parura, S. (2007). Instrumentasi dan Proses Kontrol. Project Engineering Pertamina UP-VI
Balongan.
7. Gunterus, F. (1997) Falsafah Dasar Sistem Pengendalian Proses. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
8. Malvino, A and David J. Bates. (2007). Electronics Principles (Seventh Edition). USA : McGraw-Hill
Higher Education.
9. Malvino, A. dan Gunawan, H. (1999). Prinsip – Prinsip Elektronika (Edisi kedua). Jakarta : Erlangga.
10. G. Graeme, J. Et al. (1981). Operational Amplifiers Design anf Aplications. Singapore : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai