TRANSMITTER

Input Proses

2
Aspek Penting Peralatan Lapangan
 Range pengukuran  Metode Kalibrasi
 Kondisi Operasi  Dimensions/ Ukuran
 Accuracy  Umur
 Precision  Availability
 Linearity  Product support
 Hysteresis (maintenance)
 Karakteristik Phisik  Spare parts
 Efek temperatur

 Efek overpressure

 Efek vibration

 Efek humidity

 Efek power supply

 Efek Pembebanan

 dll

3
Range and Accuracy
 Range
 Nilai Minimum dan maximum dari besaran phisik

yang dapat diukur pada kondisi operasi

 Accuracy
 Nilai yang didefinisikan yang merupakan batas

sehingga error tidak boleh lebih ketika peralatan

digunakan pada kondisi operasi.
 contoh :

 ± 1 oF
 ± 1% of actual output reading

4
 Linearity

5
Hysteresis
Hysteresis
Perbedaan maximum
untuk input yang sama
antara nilai keluaran
upscale and downscale
selama full range

 hysteresis
 deadband

6
 Repeatability & Reproducibility
 Repeatability
The closeness of agreement among a
number of consecutive measurements of
the output for
 the same value of the input
 under the same operating conditions
 approaching from the same direction
 Reproducibility
The closeness of agreement among
repeated measurements of the output for :
 the same value of input mode
 under the same operating conditions
over a period of time
 approaching from both directions

7
 Transmitter
 Kombinasi dari sensor and signal
conditioning digunakan untuk
mengukur besaran proses dengan jarak
jauh (remote).

 Transmitter  Process Variable (PV) bisa

didapatkan untuk disambungkan dengan
peralatan akhir (display, recording or
analysis lanjutan).

8
 Transmitter

• Konfigurasi umum dari measurement

transducer terdiri dari sensing
element yang digabungkan dengan
driving element (transmitter).
9
• Transducers  mengkonversikan besaran dari
sebuah process variable (seperti: flow rate,
pressure, temperature, level, or concentration)
kedalam sinyal yang dapat dikirim langsung ke
controller/recorder/ indicator.

• The sensing element dibutuhkan untuk

mengkonversikan besaran pengukuran, yaitu
process variable, kedalam besaran lain sehingga
dapat dihubungkan untuk mechanical or
electrical processing didalam the transducer.
10
 Standard Instrumentation Signal-Levels
• Sebelum 1960-1970, instrumentasi di proses
Industri menggunakan sinyal pneumatic (udara
bertekanan) untuk transmit/ mengirimkan
informasi pengukuran dan pengendalian.
• Peralatan ini menggunakan mechanical force-
balance elements to generate signals in the
range of 3 to 15 psig (0.2 to 1.0 kg/cm2).
• Sekitar 1960-1970, Instrumentasi electronik
telah banyak digunakan. Sinyal Output:
Tegangan  1 – 5 V dc, Arus  4 – 20 mA dc
11
Konversi Sinyal
• Instrument ini (transducer) mempunyai
lower limit or zero: 50 °C dan span: 100 °C.
• Temperature transmitter diatas mempunyai
hubungan output & input:

Input Output  20 mA  4 mA 
Tm  mA      

 150 C  50 C 
T  50 
C  4 mA
50 °C 4 mA

150 °C 20 mA

 C
 
mA  
  0.16   T C  4 mA

12
 Pneumatic transmitter
 Mengkonversikan pengukuran physical
variable ke sebuah standard pressure
signal seperti dalam range 0.2 kg/cm2 to
1.0 kg/cm2 (3-15 psig).
 Signal tekanan dikirimkan melalui pipa /
tubes ke gauge,chart recorder dan
digunakan juga sebagai sinyal feedback
didalam aplikasi control

13
Pneumatic transmission:
Problems?
 Kebocoran internal and external,
 pressure drops,
 Dibutuhkan udara yang bersih,
kering, tekanan yang tetap/ konstan,
 Sulit dikirim untuk jarak yang jauh,
 noise, mechanical vibrations,
 dll.
14
Pneumatic transmission: Problems?

 Dalam aplikasi control:

 Dibutuhkan sejumlah moving parts and
komponen,
 hysteresis, non-linearity,
 low response times,
 Sulit mendapatkan repeatability didalam
control,

15
Pneumatic Transmitter

16
Pneumatic Transmitter

17
 Electronic Transmitters
• Accuracy lebih baik,
• linearity and repeatability,
• measurement & control lebih
sederhana
• Menurunkan biaya operasi &
maintenance
• Memperbaiki transmittability untuk
jarak yang lebih jauh. 18
ELECTRONIC TRANSMITTERS

 Analog transmitter (4-20 mA dc atau 1

– 5 V dc)
 Analog - Digital/hybrid (SMART)
transmitters  Smart
 Digital Transmitter  Fieldbus

19
 Analog Transmitters
• Analog transmitters mengkonversikan
process variable kedalam sinyal electrical
(voltage or current) yang ekuivalen yang
informasinya akan dibawa dengan kabel dari
tempat pengukuran ke control room yaitu
untuk display atau process controller.

20
 Analog Transmitters
 voltage transmitters
 wire-resistance/impedance merupakan masalah
yang penting, terutama untuk jarak yang jauh
 signal attenuated sepanjang jalur kabel
 Sangat cocok untuk jarak yang pendek
 Typical signal ranges (PV: 0% to 100%)
 0 to 10V

 0 to 5V

 1 to 5 V

 -10V to +10V

 -5V to +5V, etc.

21
 Analog Transmitters
 current transmitters
 transmitter sebagai sumber arus/ current source
(current generator).
 wire-resistance tidak mempunyai efek pada aliran
arus didalam current loop;
 signal ranges 0-20mA, 4-20mA, 0-50 mA and 10-50
mA
 Arus sinyal 4-20mA digunakan untuk industry
standard. Arus 4 to 20mA merepresentasikan
seluruh span dengan minimum (0%) untuk 4mA and
maximum (100%) untuk 20mA.

22
 Analog Conventional Transmitter
• Transmitter selalu digunakan untuk
mengkonversikan output sensor ke sinyal
yang tepat untuk input controller, such as 4 to
20 mA.
• Transmitters biasanya dirancang untuk direct
acting.
• Biasanya mempunyai zero dan span
adjustment.

23
Four Wire Transmitter

24
Two Wire Transmitter
Smart Transmitters
 Smart Transmitters

 Apa “smart” didalam

transmitters
 Features

 Benefits / Advantages

 SMART Protocols

27
 SMART TRANSMITTER
SMART atau INTELLIGENT
Telah menggunakan microprocessor.
Microprocessor ditambahkan didalam
field-device sehingga terdapat features
baru atau extra didalam peralatan

28
Contoh: Transmitter & HART communicator

29
Smart Transmitter

30
Smart Transmitter

31
Smart Transmitter

32
 Smart Transmitter

33
34
Smart Transmitter

35
 Communication
Komunikasi digital menggunakan
dua kabel yang sama dengan yang
digunakan untuk transmisi sinyal
analog

Komunikasi digital digunakan untuk

konfigurasi/ setting transmitter

36
 Memory (EPROM) permits Storage

Untuk menyimpan :
 tag – Identifikasi dari transmitter

 date modified – Waktu terakhir kalibrasi atau

instalasi
 message – nama peralatan, dll

 information untuk: flange type, flange material

O-ring, seal type, sensor range dll

38
 Fieldbus

What is a fieldbus ?

I/O - system
Digital, 2 way
4 – 20 mA
communication

Fieldbus

39
Fieldbus pada Process
Industry
 Fieldbus mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan dengan Instrumentasi tradisional :
 Mengurangi jumlah pengkabelan
 Mendapatkan informasi lebih banyak dari peralatan seperti:
diagnostic information, device parameters dll.
 Commissioning dari devices terpusat.
 Asset management capabilities.
 Lebih fleksibel untuk system layout & design.
 Mudah dalam expansion & modification.
 Komunikasi dua arah (bidirectional)

40
 What are the fieldbus benefits?
 reduced cabling

 less hardware

 simpler configuration

 simpler maintenance

 reliability

 flexibility

 more information from process to business level

41
A Plant without Fieldbus
 PC Compatibility with Existing Systems

PC-based MMI PC-based

lab process
Host

PC-based
PLC monitoring
Controller

I/O
PC-based Par. DAQ

PLC

4-20 mA

Analyze
r

Traditional Hybrid Intelligent Instruments

Analog & Discrete Instruments
Instruments
A Plant with Fieldbus
Field Bus

45
DCS CS 3000, Yokogawa

46
PROFIBUS Protocol

Master devices

PC
PLC Token

PROFIBUS

Slave devices

47
 Data
token
Exchange
PLC PLC Engineering tool
token
class 1 token
class 1 class 2 master
master master

Cyclic exchange

Acyclic exchange

48
Fieldbus : more than just communication
Unique Information is Maintained by Device
Fieldbus Wiring Example
 Number of devices per segment

• Based on present device power

consumption, Power conditioner current
limitation and resistance of wires,
experience demonstrates that up to 16
Devices per segment can be used.
Fieldbus Foundation
Instalasi
Fieldbus
 LAS: Link Active Scheduler

A link master (LM) is any device containing a link active scheduler. There
must be at least one LM on a segment. When the LAS on a segment has
failed, another LM on the same segment starts working as the LAS.
Transfer of LAS
Fieldbus signal
Manchester code signal
Same location after fixing the
installation
Fieldbus Installation
Fieldbus Wiring
 Typical
Installation
HART Protocol