Anda di halaman 1dari 56

BAB 2

ALAT PENGENDALI
INDUSTRI DAN TRANSDUSER

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


ALAT PENGENDALI

• Alat pengendali adalah komponen yang dapat


mengatur daya yang diberikan pada beban
listrik
• Semua komponen yang digunakan pada
rangkaian pengendali motor dapat dibuat dalam
dalam tingkatan baik sebagai alat pengendali
primer maupun pengendali penunjuk

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Alat Pengendali Primer

Kontaktor Motor Stater Rangkaian


Kontrol

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Alat Pengendali Penunjuk

Alat pengendali penunjuk antara lain: relay atau kontaktor yang


mengaktifkan rangkaian daya, mengatur operasi: tombol tekan,
saklar aliran, saklar tekanan.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Saklar Manual
• Dikontrol dengan tangan:

 Saklar Toggle

 Saklar Geser

 Saklar DIP (Dual in Line


Package )

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Saklar Manual
• Saklar Rotari dipakai untuk operasi
hubungan yang kompleks, osiloskop,
multi meter. Disebut juga saklar wafer

• Saklar thumb wheel, digunakan pada alat numerik


dan alat2 yang dikontrol komputer untuk
memberikan input informasi dari operator ke
komputer

• Saklar pemilih

• Saklar tombol tekan

• Saklar drum

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Saklar Mekanis
• Saklar mekanis adalah saklar yang
dikontrol oleh faktor-faktor secara
otomatis misalnya: tekanan, posisi dan
suhu.
• Saklar limit dirancang untuk beroperasi
apabila batas yg sudah ditentukan
sebelumnya sudah dicapai. Biasanya
dipakai untukpengendali mesin untuk
starting, stopping atau pembalikan
motor

• Saklar Mikro,

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Saklar Mekanis
• Saklar Suhu, digunakan untuk merasakan
suhu dan membuka/menutup ketika suhu yg
ditentukan tercapai

• Saklar tekanan, digunakan untuk mengontrol


tekanan cairan atau gas. Dirancang untuk
menjalankan (membuka dan menutup)
kontak2 nya bila tekan tertentu dicapai. Saklar
ini dioperasikan dengan udara (secara
pneumatic)

• Saklar level digunakan untuk


merasakan tinggi cairan
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
TRANSDUSER DAN
SENSOR

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


• Sistem kontrol industri meliputi pengukuran besaran (variable) yang

dimonitor atau dikontrol

• Besaran-besaran ini antara lain: Kuat, level, tekanan, kecepatan

aliran, suhu, atau kecepatan.

• Dalam sistem kontrol elektronik, besaran-besaran mempunyai

dimensi: meter per detik, derajat, liter per menit, kilogram dan meter

• Besaran diukur dan diterjemahkan sebagai tegangan atau arus yang

sebanding, sehingga besaran tersebut akan dapat diatur, dievaluasi,

direkam oleh rangkaian elektronika didalam sistem kontrol industri

• Peralatan yang mampu menterjemahkan/mengkonversi besaran fisik

menjadi sebanding dengan besaran listrik disebut transduser.


Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
• Transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk
kebentuk lain. Seperti terlihat pada gambar ada transduser input
dan output. Transduser input mengubah energi non listrik (suara
atau cahaya) menjadi energi listrik. Transduser output bersifat
sebaliknya.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor/Transduser
• Sensor adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi (mengindra) dan sering berfungsi
untuk mengukur magnitute sesuatu.
• Sensor adalah sejenis transduser yang
digunakan untuk merubah variasi besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik.
• Sensor biasanya dikategorikan melalui
pengukur.
• Sensor memegang peranan penting dalam
pengendalian proses pabrikasi modern
• Sensor memberikan ekivalen mata,
pendengaran, hidung, lidah bagi
mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Sensor/Transduser

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Measurand Electrical
Transduser output
/sensor

Eksitasi elektrikal

• Hampir semua transduser bersifat pasif


• Butuh sumber luar dari eksitasi elektrikal untuk pengoperasiannya
• Transduser aktif tidak memerlukan eksitasi luar
• Transduser biasanya bersifat analog yaitu output transduser
merupakan fungsi dari besaran yang diukur (thermocouple,
thermistor)
• Transduser digital; outputnya berbentuk pulsa atau tegangan
terpisah seperti high (satu) dan low (nol).
• Transduser analog dpt dipakai dlm sistem digital, tapi output harus
dikonversikan menjadi
Institut Teknologi bentuk
Budi digital
Utomo, oleh suatu
Elektronika konverter
Industri, A/D
Martin Djamin
TRANSDUSER DIDALAM SISTEM KONTROL
• Kotak proses dpt merupakan
proses kimia yang kompleks
atau sederhana (aliran cairan
dalam pipa)
• Besaran yang dimonitor: Laju
aliran (dalam gallon per
menit)
• Keran kontrol merupakan
elemen kontrol.
• Dalam sistem kontrol
elektronika, pengontrolan
pembukaan keran akan
merespon pada sinyal kontrol
dari control amplifier,
• Set-point berhubungan dengan pilihan laju aliran
• Ketika sinyal laju aliran pada posisi x adalah identik dengan tegangan set-
point, hal ini mengindikasikan bahwa proses berada dibawah kontrol dan
Institut laju
akan dicapai Teknologi
aliran Budi Utomo,
sesuai Elektronika
dengan Industri, Martin Djamin
yang diinginkan
KARAKTERISTIK SENSOR/TRANSDUSER

Karakteristik sensor/transduser :
• Ketelitian, perbedaan antara nilai pengukuran dan nilai yg diukur.

• Sensitivitas, perbandingan perubahan di output untuk suatu


perubahan unit dalam input transduser (measurand). Misal sensitivitas
Thermocouple diukur dalam output volt per derajat Celcius.

• Resolusi, perubahan terkecil dari besaran yang diukur akan


mengakibatkan suatu perubahan yang dapat dideteksi pada output
transduser.

• Linearitas, seberapa dekat kurva output dan input dari transduser


Mendekati garis lurus.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Jenis-jenis Sensor

• Sensor temperatur
• Sensor cahaya
• Sensor pH
• Sensor kedekatan (proximity sensor)
• Sensor efek Hall
• Sensor Tekanan
• Sensor penyandi (encoder sensor)

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


SENSOR TEMPERATUR
Sensor temperatur dipakai untuk:
• memonitor,
• merekam dan
• mengkontrol temperatur.

Ada empat jenis utama sensor temperatur yaitu:


• Thermocouple,
• thermistor,
• detektor suhu tahanan (Resistance Temperatur Detector-
RTD) dan
• IC (Integrated Circuit Thermal Sensor).
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Beberapa hal penting dalam memilih transduser
temperatur perlu:
• Lingkung pengukuran, julat (range) temperatur, pengaruh noise
listrik (interferensi) dan memerlukan kabel yang panjang antara
transduser ke pusat pengukuran? Perlu transduser yg mempunyai
sensitivitas tinggi, diutamakan karena amplitudo sinyal dapat
mengatasi noise listrik.
• Respon terhadap waktu, Apakah pengukuran temperatur
berubah secara perlahan atau cepat? Thermocouple dan beberapa
thermistor mempunyai konstanta waktu yang singkat sehingga
dapat mengikuti perubahan temperatur yang cepat.
• Stabilitas yang lama, untuk pengukuran yang panjang dan
lama, perlu ketelitian peralatan tidak akan menurun karena waktu.
RTD platinum mempunyai karakteristik yang stabil untuk jangka
waktu yang panjang.
• Ketelitian, Thermistor mempunyai karakteristik yang tidak linear
antara hambatan versus temperatur, sehingga pengukuran
temperatur yang teliti sulit dicapai.
• Harga/Biaya.
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Tabel 1: Perbandingan Transduser

Thermocouple Thermistor RTD IC

Kekuatan Self-powered Output tinggi Paling stabil Paling linear


Sederhana Cepat Paling teliti Output paling
Kasar Mengukur Lebih linear dari tinggi
Murah Ohms pada Murah
Banyak jenisnya dengan dua thermocouple
Range temp. kawat
luas

Kelemahan Tidak linear Tidak linear Mahal T<200 OC


Tegangan Range temp. Memerlukan Memerlukan
rendah terbatas suplai daya suplai daya
Memerlukan Rentan R kecil Lambat
referensi Memerlukan Tahanan Self heating
Kurang stabil suplai daya absolut rendah Konfigurasi
Kurang sensitif Self heating Self heating terbatas
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Thermocouple (TC)
• TC terdiri dari sepasang
penghantar yg berbeda jenis
disambung las atau dilebur
bersama pada satu sisi
membentuk “hot” atau
sambungan pengukuran
sedangkan ujung-ujung
yang bebas dipakai untuk
hubungan “cold” atau
sambungan referensi.
• Secara fisika, bila dua metal
berbeda jenis disambungkan
akan timbul tegangan
beberapa milivolt

• Perbedaan temperatur antara sambungan pengukuran dan sambungan


referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai
thermocouple
• Tegangan ini berfungsi linear terhadap perubahan suhu. Tegangan
output thermocouple hampir berbanding lurus dengan perbedaan
Institut
temperatur HotTeknologi
dan ColdBudi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
• Perbandingan yang konstan dinamakan koefisien seebeck dan
berkisar antara 5 sampai dengan 50 V/oC.
• Cara terbaik untuk mengetahui temperatur pada sambungan
referensi adalah dengan menempatkan sambungan pada bak
berisi es + air yang akan menghasilkan temperatur 0oC .
• Cara lain untuk kompensasi sambungan dingin adalah dengan
menggunakan rangkaian elektronika.
• Teknik ini akan menambah tegangan kompensasi pada output
thermocouple, sehingga sambungan referensi tampak seolah-
olah 0 oC

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Rangkaian Kompensasi sambungan dingin

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


THERMISTOR
• Termistor adalah tahanan yang peka terhadap panas dan
biasanya mempunyai koefisien temperatur negatif.
• Bila temperatur meningkat, nilai tahanan akan menurun
dan sebaliknya.
• Termistor mempunyai kepekaan yang tinggi (perubahan
tahanan sebesar 5%/ oC)
• Thermistor mampu mendeteksi perubahan temperatur
yang kecil.
• Daerah sensor yang kecil dan berat jenis yang rendah
memungkinkan pengukuran dengan respon waktu yang
cepat

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


JENIS THERMISTOR

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


1 1 
   

RT  RO e  T TO 

RT = hambatan thermistor pada temperatur T oK

RO = hambatan thermistor pada temperatur referensi TO

TO = temperatur referensi dalam OK ( biasanya TO = 298 K)

β = properti dari material thermistor

T = temperatur thermistor

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Koefisien temperatur 

  RT / RT / T  /  / C O

• RT adalah hambatan thermistor


• RT adalah perubahan RT untuk suatu perubahan temperatur T
• Nilai tipikal dari  pada 25 OC adalah –0,05.
• Karena kurva RT versus T adalah eksponential, maka besarnya 
bervariasi oleh nilai maksimumnya.
• Thermistor tidak stabil pada saat dipanaskan diatas beberapa ratus
derajat Fahrenheit, yaitu sekitar diatas 600 OF. Temperatur
minimum yang dapat dipakai adalah –150 OF
• Thermistor banyak berguna bila dipakai sebagai pengontrol
temperatur.
• Thermistor biasanya beroperasi dalam suatu rangkaian jembatan
Wheatstone
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Konfigurasi jembatan untuk thermistor

• Penguat jembatan biasanya dipakai untuk melindungi output jembatan


dari beban dan memperkuat sinyal output jembatan
• Beban adalah voltmeter analog yang dikalibrasi dalam temperatur
sebagai fungsi thermometer. Misalkan untuk pengukuran variasi
temperatur suatu temperatur referensi T1. Thermistor RT ditempatkan
pada sisi pengukuran yang biasanya terletak diluar rangkaian
jembatan.
• Hambatan Ra adalah hambatan yang teliti dan sama besarnya dengan
RT pada temperatur referensi T1. Karena temperatur pengukuran
dimulai dari T1, maka RT = RT1 + RT1 dimana perubahan  dapat
positifInstitut
ataupun negatif tergantung dari arah perubahan temperatur.
Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Operational Amplifier (Op-amp) dipasang sebagi amplifier diferensial.
Resistance Temperature Detector (RTD)
• Prinsip pengukuran temperatur dengan RTD
adalah hambatan listrik dari logam murni
bervariasi sebanding dengan temperatur.
• Platina (platinum) adalah bahan yang paling
sering digunakan pada RTD karena mempunyai
keunggulan berkaitan dengan hambatan
temperatur, kelinearan, stabilitas dan
reproduktivitas
• Nikel mempunyai koefisien temperatur hampir
dua kali platina, akan tetapi platina lebih
umum dipakai meskipun harganya lebih mahal
dan sensitivitas lebih rendah.
• Platina mempunyai keuntungan dapat bekerja pada range temperatur
yang lebih lebar (-200 s/d 600 oC), kharakteristik R versus T linear,
kharakteristik kestabilannya tinggi dan tidak mudah terkontaminasi.
• Elemen sensor dari thermometer hambatan platinum dapat berupa bola
(bulb) dibuat dari gulungan kawat platina yang dibelitkan pada bahan
keramik dengan
Institut kemurnian
Teknologi yangElektronika
Budi Utomo, tinggi Industri, Martin Djamin
RO = 0 oC nilai hambatan referensi

R  RO (1  T )
α = koefisien temperatur, RO/RO
per oC. untuk platina
 = 0,004 //oC pada 0 oC
T = temperatur (oC)

RS R A
RRTD 
RB

• RRTD dapat dipakai dalam thermometry


• Untuk pemakaian dengan ketelitian tinggi dapat dipergunakan
rangkaian jembatan dimana RTD dipakai sebagai sensor
temperatur.
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Pengukuran temperatur pada tangki pemanas

• RTD platina dipasang didalam tangki dan berfungsi sebagai


salah satu tangan dari sebuah jembatan Wheatstone.
• Penguat dc mungkin diperlukan untuk menaikan output tidak
seimbang (unbalanced) dari jembatan untuk suatu level yang
diperlukan oleh pencatat (recorder)

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor Temperatur IC
• Prinsip operasi dari sensor temperatur integrated ciruit (IC) adalah
berdasarkan sifat transitor silikon yang sensitif terhadap
temperatur
• Didalam IC ada dua transistor yang sama (identical) yang bekerja
pada perbandingan arus collector yang tetap (biasanya 2:1)
• Pada kondisi ini perbedaan tegangan base-emitter diantara kedua
transistor secara langsung sebanding dengan temperatur absolut
dari IC
• Perbedaan tegangan ini dikonversi oleh AD590 menjadi arus
output sebanding dengan temperatur absolut (1 A/K). Batas
operasi dari komponen ini dibatasi antara –55 sampai +150 OC.
Pada batas ini arus output mengikuti temperatur dengan ketelitian
1 OC

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor Temperatur IC
• Output IC AD590 adalah sumber arus.
• Output arus dikonversi menjadi tegangan pada hambatan RS (1 k)
• AD580 adalah voltage regulator yang stabil yang memberikan
tegangan 2,5 volt pada hambatan seri R1, RT dan R2

• Misalkan thermometer dikalibrasi pada 0 OC.


• Trimpot RT diatur agar tegangan antara LO dan GND = 273 mV (0 OC =
273 K).
• Hal ini akan mengakibatkan beda tegangan nol antara HI dan LO dari
Institutanalog
komponen Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
AD2003.
Transduser Cahaya
a. Sel Surya
• Sensor cahaya pada prinsipnya
adalah bersifat fotovoltaik atau
sel surya yang dapat mengubah
sinar cahaya menjadi energi
listrik
• Sel surya silikon pada dasarnya
adalah sambungan p-n dengan
lapisan p transparan.
• Bila cahaya (foton) jatuh pada
permukaan lapisan p akan
terjadi gerakan elektron antara
p dan n sehingga menghasilkan
tegangan arus searah (dc).
Tegangan output adalah
sebesar 0,5 volt.
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Transduser Cahaya
b. Foto konduktif (sel fotoresistif )

• Energi cahaya yang jatuh pada


permukaan sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan
hambatan sel.
• Jenis lain yang lebih populer
adalah sel foto sulfida cadmium.
Apabila permukaan alat ini gelap,
maka hambatan menjadi tinggi.
• Bila cahaya jatuh ke
permukaannya maka hambatan
akan turun.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Penggunaan sensor fotolistrik
1. Deteksi tanpa kontak, sistem tidak
merusak target maupun kepala sensor.
2. Deteksi berdasarkan jumlah sinar
yang diterima atau perubahan jumlah
sinar yang dipantulkan (bisa dipakai
untuk material yang berbeda seperti
kaca, logam, plastik, kayu dan cairan.
3. Pendeteksian jarak jauh, jenis reflektif
sensor sampai 1 m dan jenis melalui sorot
bisa mendeteksi sampai 10 m.
4. Respon kecepatan tinggi, mampu
merespon kecepatan sebesar 50 detik.
5. Diskriminasi warna, mampu
mendeteksi sinar berdasarkan
penyerapan warna.
6. Teliti, dengan sistem optik yang unik dan
rangkaian elektronik, memungkinkan
penempatan dan pendeteksian yang
sangat
Institut Teknologi Budi Utomo, akuratIndustri,
Elektronika & obyekMartin
yang Djamin
sangat kecil.
Penggunaan sensor fotolistrik

Pada umumnya LED dipakai sebagai sumber


cahaya pada sensor fotolistrik sedangkan
sebagai penerima dipakai fototransistor

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Teknologi kode batang
Sistem kode batang terdiri dari tiga elemen utama yaitu: simbol kode
batang, scanner dan dekoder
• Simbol kode batang berisi maksimum 30 karakter yang
disandikan.
• Karakter biasanya dicetak diatas atau dibawah kode
batang sehingga data dapat juga dimasukkan secara
manual jika simbol tidak dapat dibaca oleh mesin.
• Spasi yang kosong pada salah satu sisi dari simbol kode-
batang disebut daerah tenang bersama-sama dengan
karakter start dan stop, sehingga scanner mengetahui
apakah data memulai atau berakhir

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Teknologi kode batang
• Ada beberapa jenis kode batang.
• Pada masing-masing kode, jumlah, huruf atau karakter
yang lain dibentuk oleh jumlah tertentu dari batang dan
spasi.
• Sebagai contoh kode produksi universal di Amerika (the
Universal Product Code = UPC) adalah kode batang standar
untuk pengecer makanan kemasan. Simbol UPC berisi
semua informasi.
• Jenis UPC (1 karakter)
• Pabrik UPC atau pengecer,
nomor identitas 5 karakter.
• Jumlah/nomer item UPC 5
karakter
• Digit pengecekan 1 karakter,
dipakai untuk mengecek
secara matematis ketelitian
pembacaan
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Teknologi kode batang
• Scanner kode batang adalah
mata dari sistem
pengumpulan data.
• Sumber cahaya didalam
scanner menyinari simbol
kode batang, batang-batang
menyerap sinar dan spasi
memantulkan sinar.
• Detektor foto mengumpulkan
sinar pada bentuk pola sinyal
elektronika yang menyajikan
simbol yang tercetak.
• Dekoder menerima sinyal
dari scanner dan mengubah
data menjadi data karakter
wakil dari kode simbol
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Sensor pH
• pH meter adalah alat yang mengukur konsentrasi ion-hidrogen
(pH) yang mengindikasikan keasaman atah kealkalian.
• Biasanya mempunyai elektroda kaca dan elektroda referensi
calomel.
• Pengukur pH esensinya adalah seperti baterai dimana terminal
positif adalah elektroda pengukur dan terminal negatif adalah
elektroda referensi.
• Elektroda pengukur yang sensitif terhadap ino hidrogen
memberikan potensial (tegangan) langsung terhadap
konsentrasi hisdrogen dari larutan.
• Elektroda referensi memberikan tegangan yang stabil terhadap
elektroda pengukur.
• Peralatan pengukuran pH terdiri dari tiga komponen: sensor pH
(termasuk elektrode pengukur, elektroda referensi dan sensor
suhu), preamplifier dan penganalisa atau transmiter.
• Jadi pH meter mengukur perbedaan potensial listrik antara
elektroda pH dan elektroda referensi. Tegangan/potensial
diperkuat oleh penguat sederhana dan kemudian hasilnya dapat
dibaca sebagai
Institut nilaiBudi
Teknologi pH.Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
Sensor pH

1. Tegangan antara terminal 9-10 = 16 dan


35 V
2. Terminal 12 = ground, harus dipasang utk
Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin
mengurangi noise.
pH METER

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor Kedekatan (Proximity)
Sensor kedekatan adalah alat pilot yang mendeteksi adanya objek
(target) tanpa kontak fisik. Senor ini digunakan apabila:
• Objek yang dideteksi terlalu kecil, terlalu ringan, atau terlalu
lunak untuk dapat mengoperasikan saklar mekanis.
• Diperlukan respon yang cepat dan kecepatan penghubung yang
tinggi.
• Objek harus dirasakan melalui rintangan non-logam seperti
gelas, plastik atau kertas karton.
• Linkungan yang berbahaya
• Diperlukan ketahanan umur dan keandalan pelayanan
• Sistem pengendali
elektronis cepat.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Jenis-jenis Sensor Kedekatan

• Sensor kedekatan induktif, jika objeknya adalah


logam.
 Terdiri dari induktor, osilator rangkaian detektor
dan output elektronik
 Kelemahannya tidak sensitif terhadap
kelembaban, debu dsb.
• Sensor kedekatan kapasitif . Objeknya konduktif
maupun non konduktif. Sensor ini dapat diaktifkan
dengan bahan non konduktif seperti kayu, tepung,
gula dll

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


• Sensor kedekatan induktif dapat merasakan objek logam.
• Sensor kedekatan A’ dan B’ mendeteksi target A dn B yg
bergerak sesuai arah panah. Ketika A mencapai A’ arah putar
mesin berbalik dan mesin berbalik kembali saat B mencapai B’

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Prinsip Kerja Sensor Induktif
• Pada saat tegangan DC di suplai ke sensor, osilator bekerja
membangkitkan gelombang frekuensi tinggi.
• Maka medan magnit (magnetic field) terjadi pada kumparan
• Bila ada target mendekati medan magnit, maka arus Eddy akan
terinduksi ke target. Sehingga berakibat kerugian energi pada
rangkaian osilator dan amplitudo arus mengecil.
• Sensor arus mendeteksinya dan membangkitkan sinyal untuk
mematikan output elektronik

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Prinsip Kerja Sensor Kapasitif
1. Sensor kedekatan kapasitif
adalah alat pendeteksi
yang diaktifkan oleh bahan
konduktif dan non
konduktif.
2. Cara kerja sensor kapasitif
juga berdasarkan pada
prinsip osilator.
3. Elektrode-elektrode
ditempatkan pada loop
umpan balik dari osilator
frekuensi tinggi yang tidak
aktif tanpa target.
4. Pada saat target mencapai sisi sensor, target memasuki medan
elektro statis yang dibentuk oleh elektroda-elektroda. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kenaikan kapasitansi rangkaian.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


5. Amplitudo osilasi
diukur/dideteksi oleh
rangkaian detektor
6. Yang membangkitkan
sinyal output untuk
menghidupkan atau
mematikan output
elektronik.
7. Contoh pemakaian
untuk pengisian cairan
dalam botol gelas atau
plastik dimonitor dari
luar oleh sensor
kedekatan kapasitif

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor Efek Hall
• Dirancang untuk mendeteksi adanya objek magnetis, bisanya
magnit permanen
• Digunakan untuk mendeteksi posisi komponen
• Elemen Hall adalh semikonduktor yang kecil, tipis dengan irisan
yang rata.
• Bila arus dilewatkan melalui irisan dan tidak ada medan magnit,
maka tegangan output sama dengan nol.
• Bila ada magnit, maka lintasan arus terganggu
• Akibatnya elektron dipaksa kebagian sisi
sehingga menghasilkan tegangan Hall

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


• Alat efek-Hall menggunakan dua terminal untuk penguatan
• Sensor efek Hall digital digunakan untuk mengukur kecepatan.
Ketika magnet melewati sensor, saklar Hall aktif dan pulsa akan
terbentuk, dengan mengukur frekuensi pulsa, kecepatan poros
dapat diketahui.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor Tekanan
• Transduser ukuran ketegangan kawat mengubah tegangan
mekanis menjadi sinyal listrik
• Ukuran ketegangan didasarkan prinsip tahanan penghantar
berubah dengan panjang dan luas penampang
• Gaya yang diberikan kawat menyebabkan yang diberikan pada
kawat menyebabkan bengkok, sehingga memotong ukuran kawat
dan merubah tahanan kawat

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Jenis-jenis sensor tekanan
Beberapa tipe sensor tekanan elektronik seperti diaprahma, piston,
bourdon tube, atau kantung utnuk mengukur regangan (strain):
•Piezoresistive strain gauge
Penggunaan efek piezoresistif pada alat pengukur regangan
(strain gauges)dibentuk untuk mendeteksi keregangan karena
tekanan diterapkan, resistensi meningkatkan saat tekanan
mendeformasi material. Umumnya, pengukur regangan yang
dipasang pada sebuah rangkaian jembatan Wheatstone untuk
memaksimalkan output dari sensor dan untuk mengurangi
kepekaan terhadap kesalahan.
•Capacitive
Penggunaan diafragma dan rongga tekanan menghasilkan
kapasitor variabel untuk mendeteksi keregangan karena tekanan
diterapkan, kapasitansi menurun seiring tekanan deformasi
diafragma. Teknologi yang umum digunakan logam, keramik, dan
diafragma silikon.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


•Elektromagnetick
Mengukur perpindahan diafragma dengan cara perubahan induktansi,
LVDT, Hall Effect, atau dengan prinsip arus eddy.
•Piezoelectric
Menggunakan efek piezoelektrik dari bahan tertentu (seperti kuarsa)
untuk mengukur ketegangan pada mekanisme penginderaan karena
tekanan. Teknologi ini umumnya digunakan untuk pengukuran tekanan
yang sangat dinamis.
•Optical
Teknik ini termasuk penggunaan perubahan fisik serat optik untuk
mendeteksi ketegangan karena tekanan yang diterapkan. Teknologi ini
digunakan dalam aplikasi yang menantang di mana pengukuran
mungkin sangat terpencil, di bawah suhu tinggi, atau dapat mengambil
manfaat dari teknologi inheren kebal terhadap interferensi
elektromagnetik.
•Potentiometric
Menggunakan gerakan wiper sepanjang mekanisme resistif untuk
mendeteksi ketegangan disebabkan oleh tekanan yang diterapkan.Uses
the motion of a wiper along a resistive mechanism to detect the strain
caused by applied pressure.

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin


Sensor tekanan untuk
mengukur tinggi suatu
cairan.

• Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan


posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi
magnetik pada kumparan.
• Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (center tap),
dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka
induktansi pada salah satu kumparan bertambah sementara
induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian
pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik
yang timbul
Institut pada Budi
Teknologi kumparan
Utomo,menjadi tegangan
Elektronika yang
Industri, sebanding.
Martin Djamin
• Pemanfaatan sensor tekanan: mengukur tinggi suatu
cairan.
Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu
cairan dapat ditentukan dengan rumus :
P = D.G.H
Dimana:
P = tekanan statis (pascal)
D = kepadatan cairan ( kg/m3)
G = konstanta gravitasi (9,81 m/s2)
H = tinggi cairan (m)

Institut Teknologi Budi Utomo, Elektronika Industri, Martin Djamin

Anda mungkin juga menyukai