Anda di halaman 1dari 8

TRANSMITTER, KONTROLLER,

TRANSDUSER
OLEH :
KELOMPOK 4
• SUKMA AULIA : 21 01 117
• THOMAS PAKPAHAN : 21 01 118
• WAHYU SIMAMORA : 21 01 119
• YEMIMA SIGALINGGING : 21 01 120
• YOSIA SITUMEANG : 21 01 121
TRANSMITTER

Transmitter adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengirimkan data melalui gelombang radio yang dipancarkan melalui antena.
Alat ini menerima data dari sensor (seperti suara, tekanan tombol, suhu dll) kemudian dia menumpangkan data tersebut ke gelombang carrier yang
kemudian diaplikasikan pada antenna untuk dipancarkan dalam bentuk gelombang radio.
Nantinya gelombang radio tersebut akan diterima oleh antena lain di sisi penerima (receiver), lalu diolah kembali untuk diterjemahkan data
yang ada di dalamnya. Nah secara sederhana prosedur umum komunikasi jarak jauh alias telekomunikasi tanpa kabel adalah seperti ini, termasuk
pada handphone, Bluetooth, WiFi dan perangkat wireless lainnya. Berdasarkan sinyal keluaran yang dihasilkan, transmitter bisa dibedakan menjadi
transmitter pemancar listrik dan transmitter pneumatik. Sinyal transmitter pneumatik bekerja dengan menggunakan sebuah sistem udara terkompresi
di dalam mengirim sinyal. Sementara untuk jumlah tekanan atmosfer yang dipakai yaitu 3 sampai dengan 5 psi. Sementara, transmitter sinyal listrik
merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan sinyal listrik dalam mengirimkan sinyal.
Berdasarkan sinyal keluaran yang dihasilkan, transmitter bisa dibedakan menjadi transmitter pemancar listrik dan transmitter pneumatik.
Ada beberapa jenis transmitter yang perlu Diketahui yaitu transmitter tekanan, transmitter suhu emitor, dan arus transmitter.
• Transmitter Tekanan
• Sebuah sensor yang digunakan di dalam menentukan sebuah nilai tekanan. Jenis transmitter ini bekerja dengan prinsip operasi di dalam
menerima tekanan gas atau cairan yang akan diukur. Hasil pengukuran terhadap tekanan tersebut kemudian akan diubah ke nilai analog
dengan bentuk arus listrik serta nilai arus miliamp yang cenderung sangat rendah dengan kisaran antara 4 dan juga 20 mA.
• Transmitter Arus
Sebuah alat yang berguna di dalam mengukur aliran yang ada pada pipa drainase. Untuk aliran yang diukur yaitu fluida, apakah itu termasuk
cairan, gas, maupun uap. Adapun sensor yang digunakan di dalam mengukur laju air aliran fluida secara umum yaitu venturi, lubang, dan lain
sebagainya.
• Transmitter Suhu Emitor
Jenis transmitter yang ketiga yaitu transmitter suhu emitor. Sebuah alat yang berperan dalam menghubungkan sensor suhu seperti RTD ke
termokopel menuju perangkat maupun kontrol seperti DCS, PLC, serta PC. Untuk sinyal output yang digunakan berada di kisaran antara 4
sampai dengan 20 mA di mana 4 mA merepresentasikan 0º C serta 20 mA100º C.
Kegunaan dari transmitter yang memberikan sinyal standart berupa sinyal pneumatik atau sinyal listrik dari besaran proses (process variable)
yang diukur ke peralatan lain yang membutuhkannya antara lain
1. Peralatan lain seperti indikator, recorder yang bekerja dengan standart sinyal yang sama
2. Memungkinkan pengiriman sinyal kepada jarak yang cukup jauh dan cepat serta aman
3. Menekan biaya pengoperasian maupun biaya pemeliharaan.
KONTROLLER
Sistem kontrol dapat diartikan sebagai sistem yang mengendalikan atau mengatur suatu keadaan untuk bisa menghasilkan keluaran yang
diinginkan.Contoh sistem kontrol yang dapat kita jumpai adalah pendingin ruangan (AC). Dengan adanya AC, suhu ruangan dapat kita
kendalikan. Berdasarkan sistem pengendalinya, sistem kontrol terbagi menjadi open loop control system dan closed loop control system.
Berikut penjelasannya:

 Open loop control system (lup terbuka)


Disadur dari Buku Sistem Kontrol (2021) oleh Zikri Noer dan Indri Dayana, open loop control system adalah sistem kontrol di mana keluaran
tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variabel yang dikontrol tidak dapat dibandingkan dengan harga atau variabel yang
diinginkan.Contoh dari sistem ini adalah mesin cuci. Mesin cuci akan terus bekerja menggiling dan mengeringkan pakaian sesuai perintah
(tidak berubah). Namun keluaran dari mesin cuci (tingkat kebersihan pakaian) tidak akan mempengaruhi sistem. Sistem ini didesain lebih
sederhana dan murah sehingga kemungkinan error lebih besar. Contoh lain sistem ini adalah kipas angin, televisi, pemanggang roti dan lampu
lalu lintas.
• Closed loop control system (lup tertutup)

Closed loop control system adalah sistem pengontrolan dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga
besaran yang dikontrol dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan melalui alat pencatat (indicator atau recorder)
Contoh dari sistem ini adalah rice cooker. Ketika memasak nasi, Thermostat pada rice cooker akan membaca dan mengatur tingkatan suhu
pada mode cook dan warm. Saat suhu mencapai nilau tertinggi maka akan tercbaca oleh thermostat dan otomatis berpindah ke mode warm.
Sistem ini biasanya menggunakan banyak sensor, desain lebih rumit dan kemungkinan terjadinya error dapat diatasi. Contoh lain dari sistem
ini adalah pendingin ruangan (AC), lampu otomatis, dan setrika listrik.
TRANSDUSER

Fungsi dan prinsip dari transduser yakni untuk mengubah satu energi ke energi lainnya.
Sedangkan, bentuk energinya pun bisa macam-macam. Yakni mulai dari mekanik hingga
elektromagnetik.
Transducer adalah salah satu komponen elektronika yang difungsikan untuk proses perubahan bentuk energi yang kemudian dikonversikan menjadi bentuk energi
lain sesuai kebutuhan.
Pada umumnya, tranduser juga sering disebut sebagai sensor. Disebut demikian yakni karena keduanya merupakan alat yang sama-sama berfungsi untuk mengubah
suatu besaran energi menjadi bentuk energi lainnya.
Meskipun secara sekilas sensor maupun transduser memiliki fungsi dan peran yang hampir sama. Namun sebenarnya keduanya merupakan dua buah alat yang
berbeda. Lalu apa  perbedaan sensor dan transduser?
Jika transducer merupakan alat yang berfungsi untuk mengkonversikan suatu energi menjadi bentuk energi lainnya. Maka sensor ini merupakan komponen yang
menjadi bagian masukan (input) dari transduser.
Fungsi sensor sendiri adalah untuk memindai energi yang masuk pada transduser. Lalu kemudian membantunya untuk mengubah energi tersebut menjadi besaran
energi lain sesuai kebutuhan.
• Macam-Macam Transduser
Macam-macam transduser ini juga penting untuk diketahui. Dengan begitu pengguna bisa memilih jenis transduser mana yang paling sesuai dengan
kebutuhan.
Secara garis besar macam-macam transducer dibagi menjadi 5 jenis, 
• Tansduser output/actuator
adalah komponen yang mampu mengubah sinyal listrik  menjadi energi fisik (physical energy). Sebagai salah satu contohnya yakni loudspeaker. Jenis
transduser ini juga memiliki beragam komponen kecil
• Transduser input/sensor
merupakan salah satu jenis transduser yang difungsikan untuk mengubah energi dari fisik/physical energy menjadi sinyal listrik atau resistensi. Energi
fisik ada cahaya, tekanan, suhu hingga gelombang suara. Artinya, energi tersebut nantinya akan diubah menjadi tegangan/sinyal listrik.
• Transduser temperatur
adalah jenis semikonduktor yang memiliki tegangan tertentu dan bisa menghasilkan suhu beragam.  Dan tentu saja memiliki arus berbeda, ya? Dimana
setiap produk jenis transduser temperatur memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.
• Sstem  PLC (programmable logic controllers)
adalah komponen yang difungsikan untuk mengendalikan mulai dari program hingga seluruh data. Hal ini karena ada beberapa spesifikasi yang
terangkum dalam konsep PLC.Ada programmable fungsinya untuk menyimpan program yang sudah jadi. Logic berfungsi memproses data/input secara
aritmatik dan logic/ALU. Lalu controller untuk mengontrol data menjadi output yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai