Anda di halaman 1dari 76

POWER PLANT

INSTRUMENTATION
AND
CONTROL
CAPTIVE POWER PLANT 2 x 30 MW
DALAM SUATU POWER PLANT TERDAPAT BEBERAPA VARIABLE
PROSES YANG DIUKUR, DIANTARANYA YAITU :
1. PRESSURE / TEKANAN
contoh : Steam Pressure, Oil Pressure dll.
2. FLOW / ALIRAN
contoh : Steam Flow, Feed Water Flow dll.
3. TEMPERATUR / SUHU
contoh : Steam Temperature, Oil Temperature dll.
4. LEVEL
contoh : Level air pada Steam Drum, Level Oil pada Storage
Tank dll.
5. ANALYZER
contoh : pH, Conductivity, Turbidity, O2, CO2 dll.
6. SPECIAL PROCESS VARIABLE
contoh : Vibration, Axial Displacement, Speed, Eccentricity,
Load dll.
SEBAGAI DASAR, KONTROL DAN INSTRUMENT
TERBAGI DALAM 3 BAGIAN UTAMA YAITU :

1. INPUT DEVICE
Contoh : Sensor, Detektor, Transmitter

2. CONTROL DEVICE
Contoh : Single Controller, DCS, PLC

3. OUTPUT DEVICE
Contoh : Actuator, Alarm, Recorder
BLOK DIAGRAM SISTEM KONTROL
1. INPUT DEVICE
1.1 SENSOR
Adalah suatu device atau alat yang menerima dan merespons
terhadap sinyal atau stimulus (rangsangan) kemudian
mengkonversikan besaran fisis ke sinyal yang dapat dikenal oleh
komponen lain, seperti Transmitter atau Controller.

Berikut adalah karakteristik statik pada sensor :


- Akurasi : kemampuan alat ukur instrument memberikan hasil
dekat dengan harga benar dari besaran terukur
- Diskriminasi : perubahan minimal input diperlukan untuk
menghasilkan perubahan output yang terdeteksi
Disebut juga dengan Resolusi, ketika increment dari nol disebut
dengan Threshold
- Presisi : kemampuan alat ukur instrument memberikan hasil
pengukuran yang berdekatan satu sama lainnya
1. INPUT DEVICE
1.1 SENSOR
Pengukuran dapat berupa :
- akurat dan presisi
- presisi tapi tidak akurat
- tidak akurat dan tidak presisi
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Adalah suatu device atau alat yang merespon besaran fisis yang
diukur dengan meggunakan elemen sensor dan mengubahnya
menjadi sinyal standar yang dapat ditransmisikan dengan sinyal
transmisi standard industri.

Sensor terkadang dikonstruksikan menyatu dengan transmitter


atau bisa juga terpisah.

Komponen utama transmitter adalah :


- Elemen pengkondisi sinyal
- Elemen pemrosesan sinyal
- Elemen display (untuk beberapa instrument tertentu, tidak
terdapat elemen display)
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Tipe standar sinyal transmisi di Industri :
- Elektronik Analog 4 ~ 20 mA, 1 ~ 5 VDC
- Pneumatik 3 ~ 15 psi
- Hydraulic (tidak umum)
- Semi Digital (HART : Highway Addressable Remote Tranducer)
4 ~ 20 mA
- Digital : field bus
- Optik – fiber optik
- Radio : menggunakan gelombang radio
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Sejarah singkat perkembangan Transmitter :
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Transmitter Pneumatik memiliki kelemahan utama yaitu
kelambatan
respon sinyalnya disebabkan oleh pergerakan komponen mekanik
yang lebih membutuhkan waktu

Transmitter Elektronik menjadi alternatif yg baik untuk mengatasi


kelambatan respon dari transmitter pneumatik

Tetapi untuk berbagai alasan (aman terhadap lingkungan yang


explosive) maka transmitter pneumatik masih banyak dijumpai
pemakaiannya
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Pada jenis Transmitter Elektronik, variabel listrik yang umumnya
digunakan sebagai besaran transmisi adalah arus listrik.
Penggunaan tegangan dengan transmisi yang jauh akan
menimbulkan drop voltage yang berdampak pada akurasi sistem
pengukuran. Besar arus yang umum digunakan adalah 4 ~ 20 mA.

- Live zero output  4 mA


- Zero input situation  4 mA
- Fault situation  0 mA
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
Contoh :
Differential Pressure Transmitter (dengan range kerja 0 ~ 150 psi
dan sinyal output 4 ~ 20 mA)
- 4 mA  0 psi
- 20 mA  150 psi

10 mA = 10 – 4 x (150 – 0) = 56.25 psi


20 – 4
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
SMART TRANSMITTER
Dengan semakin canggihnya teknologi komputer, memungkinkan
ditanamkannya sebuah microprocessor ke dalam teknologi
transmitter

Tidak hanya akurasi yg dapat ditingkatkan dengan teknologi ini,


kefleksibelan dan beberapa fungsi cerdas dapat dilakukan,
misalnya :
- Kalkulasi komputer untuk nilai pengukuran level dari DP sensor
- Diagnosa kegagalan jarak jauh, sinyal di dalam transmitter secara
kontinyu akan dimonitor dan dibandingkan dengan nilai prediksi-
nya (oleh microcomputer), sehingga apabila nilai aktual jauh
berbeda maka akan dideteksi sebagai kegagalan
1. INPUT DEVICE
1.2 TRANSMITTER
SMART TRANSMITTER
- Penyekalaan Interval (range) jarak jauh, range dan span dapat
diatur secara remote dari ruang kontrol tanpa perlu mendatangi
transmitter secara langsung
- Identifikasi jarak jauh, transmitter dapat diidentifikasi nomer idnya
dan record maintenancenya karena mempunyai kemampuan
untuk menyimpan data melalui memori
- Komunikasi digital, sinyal komunikasi digital dapat digabungkan
dengan sinyal analog 4 ~ 20 mA
- Indikasi lokal untuk besaran yang diukur, dapat berupa tampilan
analog atau tampilan digital
2. CONTROL DEVICE
2. CONTROL DEVICE
2.2 PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
Adalah sistem kontrol atau pengendali yang dapat diprogram
sesuai dengan logika yang diinginkan. Pemrograman dengan
ladder diagram atau Mnemonic.
Sinyal yang bisa ditangani : Analog, Digital, Pulse

Sub proses yang menggunakan PLC sebagai control device-nya


adalah :
- Ash Removing System
- Coal, Ash Water Treatment System
- Demin Water Treatment System
- FGD / ESP / BF System
- Sampling and Dosing System
- Coal Handling System
2. CONTROL DEVICE
2.2 PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
Secara fisik terbagi dua :
- Compact type
- Modular / slot type
Modul – modul PLC :
- Power Supply, CPU, I/O Card, Network Card
2. CONTROL DEVICE
2.1 DCS (DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM)
Adalah suatu kesatuan sistem kontrol atau pengendali yang
mengendalikan beberapa sub proses dan masing-masing kontrol
dapat difungsikan untuk subsistem tertentu. Pemrograman
biasanya menggunakan Function Block atau Macro.
Sinyal yang bisa ditangani : Analog, Digital, Pulse
DCS terbagi dalam 3 sub proses :
- Turbine
- Boiler
- Common (Fuel dan Circulating Water)
Subsistem – subsistem dalam DCS :
- DAS (Data Acquisition System)
- SCS (Sequence Control System)
- MCS (Modulating Control System)
- SOE (Sequence of Event)
DCS FOXBORO
3. OUTPUT DEVICE
3. OUTPUT DEVICE
3.1 ACTUATOR
Merupakan suatu tranduser output yaitu suatu device yang
mengubah sinyal ke bentuk fisik yang bersesuaian. Disebut juga
elemen kontrol akhir.
Tipe-tipe Actuator :
- Control Valve  pneumatic, electric, hydraulic
- Output heater electric  thyristor
- Pompa / Motor Speed  inverter
- Pergeseran  pneumatic, hydraulic, electric
contoh : Pneumatic Control Valve, Hydraulic Servo Motor Valve,
Solenoid Valve, Motorized Valve, dll.

Penggunaan Control Valve disesuaikan dengan fluida yang


melewatinya, torsi yang dibutuhkan, pressure drop yang
diperbolehkan.
BENTUK – BENTUK ACTUATOR

Pneumatic Control Valve Pneumatic Control Valve Hydraulic Control Valve


Linear – Globe Valve Linear – Butterfly Valve Linear – Globe Valve

Electric Control Valve Hydraulic Control Valve Pneumatic Control Valve Pneumatic Control Valve
On-Off – Globe Valve On-Off – Globe Valve On-Off – Butterfly Valve On-Off – Diaphragm Valve
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
Formulasinya adalah :
P=F satuannya : MPa, KPa, Kg/cm2 , psi, dll.
A
Ada 2 metode pengukuran tekanan :
- Absolute Pressure
Yaitu tekanan yang diukur relatif terhadap tekanan Vacuum atau
nol mutlak.
Satuannya : psia, bara
- Gauge Pressure
Yaitu tekanan yang diukur relatif (diatas) terhadap tekanan atmosfer
atau tekanan barometric.
Satuannya : psig, barg
Jadi 1 atm = 0 psig = 14,7 psia
contoh alat : Pressure Transmitter, Pressure Gauge, Pressure Switch dll
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
Alat pengukur tekanan terbagi menjadi 2 yaitu :
- Pengukur Tekanan Mekanik
- Pengukur Tekanan Elektrik

PENGUKUR TEKANAN MEKANIK


Aksi perubahan tekanan yg masuk dalam elemen ini memberikan
sebuah gaya yang menyebabkan defleksi mekanik
Elemen mekanik yang sering digunakan adalah :
- Bourdon Tube (sering digunakan)
- Elemen Bellow
- Diafragma
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
Ada 3 jenis Bourdon Tube : bentuk C, Spiral, Helical

Bourdon Tube bentuk C Bourdon Tube Spiral Bourdon Tube Helical


LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
Bourdon Tube untuk pengukuran Differential Pressure, prinsipnya
adalah dua sumber tekanan P1 dan P2 akan diukur menggunakan
dua Bourdon Tube. Selisih dua tekanan terukur merupakan
Differential Pressurenya.
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
PENGUKUR TEKANAN ELEKTRIK
Tranduser tekanan mekanik  elektrik mengkonversi pergerakan yg
dihasilkan oleh elemen mekanik ke sinyal listrik.

Ada berbagai desain pegukuran tekanan elektrik :


- Jembatan Wheatstone (Resistor)
- Tranducer Potensiometer
- Tranducer Linear Variable Capacitor (banyak digunakan)
- Tranducer Linear Variable Differential Transformer (LVDT)
- Tranducer Strain Gage
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
1. PRESSURE / TEKANAN
Tranducer Linear Variable Capacitor
- Prinsip ini banyak dipakai pada Pressure Transmitter maupun
Differential Pressure Transmitter
- Device ini terdiri dari dua lempeng pelat yang terpisah oleh material
insulasi yang disebut dielektrik. Tekanan proses mengakibatkan
defleksi jarak pd pelat yg berakibat berubahnya nilai kapasitansi
- Capasitor ini akan terkoneksi dengan suatu rangkaian listrik
sehingga terjadi perubahan arus ketika kapasitansinya berubah
- Perubahan arus ini kemudian akan dikonversikan menjadi tekanan
BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR TEKANAN

Pressure Switch D/P Switch

Pressure Gauge Pressure Transmitter Pressure Transmitter


Front - view Rear - view
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
2. FLOW / ALIRAN
Ada 2 metode pengukuran flow atau aliran :
- Volumetric
Formulasinya adalah
Q=V*A
Satuannya : m3/h, lt/h, dll

- Gravimetric
Formulasinya adalah
Q = density * V * A
Satuannya : t/h, kg/h, dll

contoh alat : D/P Transmitter, magnetic flowmeter, flow switch dll


LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN D/P TRANSMITTER

- Prinsip dasar : “ semakin meningkatnya kecepatan, berarti


menyebabkan penurunan tekanan (Hukum Bernouli) “
- Fluida dipercepat dengan cara memasang penghalang pada pipa
sehingga meningkatkan energi kinetik dan menurunkan energi
tekanan. Kecepatan ditentukan dengan cara mengukur beda tekanan
antara titik masukan dan titik pada penurunan tekanan.
- Mempunyai elemen primer dan elemen sekunder
1. Elemen primer menghasilkan beda tekanan pada pipa
2. Elemen sekunder mengukur selisih tekanan dan menghasilkan
sinyal bacaan yang akan dikonversikan ke flow.
- Hubungan beda tekanan terhadap flow untuk aliran fluida adalah :
P = Q2  Q = P
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN D/P TRANSMITTER

Persamaan Kontinuitas 1 dan 2  Q = A1V1 = A2V2


Persamaan Bernouli 1 dan 2  (P2 – P1) + (V22 – V12) = 0
density 2
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN D/P TRANSMITTER

- Persamaan diatas mengabaikan pengaruh rugi gesekan

- Jika rugi gesekan ikut diperhitungkan dengan koefisien Cv :

- Maka kecepatan flow volumetric dapat dengan mudah dihitung :


LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN D/P TRANSMITTER
- Ada 4 elemen primer differential pressure :
1. Orifice plate

2. Venturi
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN D/P TRANSMITTER
3. Nozzle

4. Pitot Tube
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
KARAKTERISTIK FLOW METER DG PLAT PENGHALANG
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN MAGNETIC FLOW METER

Prinsip yang digunakan Hukum Faraday tentang induksi elektro-


magnetik. Bahwa perubahan medan magnet akan menghasilkan
tegangan induksi.

Fluida yang mengalir akan diinduksi oleh kumparan medan magnet


yang dibangkitkan secara eksternal. Tegangan induksi akibat
pergerakan fluida konduktif akan diformulasikan :

E=kVBD
dimana : E  tegangan induksi
k  konstanta kalibrasi
V  kecepatan
D  diameter pipa
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN FLOW DENGAN MAGNETIC FLOW METER
BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR FLOW

D/P Transmitter Magnetic


Front - View Flow meter
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
3. TEMPERATURE / SUHU
Berikut adalah informasi perubahan temperatur yang diikuti dengan
perubahan sifat-sifat fisis :

- volume  contoh : kolom cairan pada thermometer

- panjang  contoh : Thermometer bimetal

- tegangan  contoh : thermocouple

- tahanan  contoh : RTD atau thermistor

- spektrum radiasi  contoh : thermometer radiasi


LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
3. TEMPERATURE / SUHU
Ada 3 sensor yang digunakan :
- Thermocouple
Menggunakan prinsip dasar efek Seebeck yaitu
“ suatu efek perubahan sifat electric (membangkitkan tegangan
emf) dua atau lebih logam yang berbeda akibat perbedaan
temperature pada kedua ujung-ujungnya “
Output : mV
Yang digunakan type K (Chrommel – Alumel) range -200 ~ 1200oC
Digunakan untuk pengukuran temperature diatas 400oC

- RTD (Resistant Temperature Detector)


Perubahan temperature yang diukur mengakibatkan perubahan
nilai resistansinya.
Yang digunakan type Pt100 (0oC = 100 ohm)
Digunakan untuk pengukuran temperature dibawah 400oC
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
3. TEMPERATURE / SUHU
Perbedaan antara Thermocoupe dengan RTD :
- Output Thermocouple adalah mV, sedangkan RTD outputnya ohm
- Thermocouple terdiri dari dua logam yang berbeda, sedangkan
RTD terbuat dari satu jenis logam
- Output RTD lebih linear dibandingkan output Thermocouple
- Akurasi RTD lebih baik dibandingkan dengan Thermocouple
- Thermocouple lebih cocok digunakan untuk mengukur temperature
tinggi (diatas 400oC)
- Range pengukuran Thermocouple lebih lebar dibandingkan RTD
- Thermocouple memiliki lebih banyak type yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan proses
- Harga Thermocouple lebih murah dibandingkan RTD
- Thermocouple memiliki 2 terminal connection (+ dan -) sedangkan
RTD memiliki 3 terminal connection (A, B, B’)
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
3. TEMPERATURE / SUHU
- Thermometer Bimetal

Prinsip dasar, temperatur didetektsi dengan menggunakan prinsip


sifat fisis dari koefisien ekspansi thermal logam.

Koefisien ini menyebabkan panjang logam bertambah seiring dgn


meningkatnya temperatur.

Formulasinya : L = Lo ( 1 + k x Diff. Temp)

Prinsip ini banyak dipakai pada Temperature gauge


BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR SUHU

Temperature Gauge Temperature Gauge


Oil Filled
BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR SUHU

RTD – Pt100 RTD


wiring connection
BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR SUHU

Themocouple – Type K Themocouple – Type K


wiring connection
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
4. LEVEL
Pengukuran level berdasarkan prinsip Tekanan ada 2 macam :
- Tanki terbuka
Menggunakan prinsip pegukuran tekanan (Head Pressure).
Bisa menggunakan Pressure Transmitter
Formulasinya : Head Pressure = sg * h
contoh penggunaan : level Demin Water Tank
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
- Tanki tertutup
Menggunakan prinsip pegukuran tekanan (Head Pressure).
Menggunakan Differential Pressure Transmitter
Formulasinya : Head Pressure = Phigh – Plow
contoh penggunaan : level steam drum, condenser, dll
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
Pengukuran level berdasarkan kontak dengan fluida ada 2 macam :
- Kontak dengan fluida
contoh : D/P Transmitter, level stick
- Non-kontak dengan fluida
contoh : ultrasonic
LEBIH DALAM TENTANG 4 VARIABEL PROSES
PENGUKURAN LEVEL DENGAN SENSOR ULTRASONIK

- Sensor ini akan digunakan apabila diinginkan untuk meminimalisasi


antara instrument pengukuran dengan fluida proses.

- Prinsip yang digunakan, alat ini akan mengirim gelombang ultrasonic


(sekitar 20 KHz) oleh elemen transmitter ke permukaan fluida dan
elemen receiver menerima sinyal pantulan. Waktu tempuh perjalanan
sinyal ini akan diukur. Dengan mengetahui besarnya kecepatan sinyal
ultrasonic, maka harga level dapat diukur.

- contoh penggunaan : level Coal Silo


BENTUK – BENTUK ALAT PENGUKUR LEVEL

D/P Transmitter

Level
Ultrasonic
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
KALIBRASI

- Adalah membandingkan suatu nilai besaran dengan besaran lain yang


mempunyai standar nasional atau Internasional
- Jika dalam kalibrasi ada deviasi yang tak bisa diterima, deviasi ini
ditekan dengan manipulasi sistem ukur  disebut adjusment atau
penyetelan
- Ada tiga faktor utama yang harus diperhatikan dalam kalibrasi, yaitu :
1. Hubungan antara alat yang digunakan sebagai standar dengan
Standar Internasional (SI)
2. Ketidakpastian pembacaan data oleh instrument
3. Reliabilitas instrument
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI

1. Dry-Well’s Thermometer (Dry Box)


Digunakan untuk mengkalibrasi sensor temperature seperti
thermocouple dan RTD.
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI

2. Hand Held Pneumatic, Vacuum, Hydraulic Source


Biasa digunakan untuk mengkalibrasi peralatan pneumatic maupun
hydraulic.
Terdapat hydraulic reservoir yang bisa dipasang dan dilepas
(untuk melakukan kalibrasi pada peralatan hydraulic).
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI

3. Hand Held Communicator


Biasa digunakan untuk melakukan kalibrasi pada smart transmitter.
Komunikasi dengan instrument menggunakan protokol HART.
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI
MAINTENANCE INSTRUMENT & CONTROL
ALAT-ALAT KALIBRASI
SUB CONTROL SYSTEM
1. FSSS (FURNACE SAFEGUARD SUPERVISORY SYSTEM)
Pada dasarnya sub control ini terbagi menjadi 2 bagian utama :
- FSS (FURNACE SAFETY SYSTEM)
Sebagai sistem pengaman (safety) pada furnace
- BCS (BURNER CONTROL SYSTEM)
Sebagai pengontrol Burner

FSSS berfungsi untuk memonitor dan mengontrol kondisi dari


Burner, tepatnya yaitu :
- Memonitor Flame Intensity tiap-tiap Burner (masing-masing Corner
pada Bottom dan Top Layer)
- Flame Detector (Have Fire atau Failure)
- Control Ignition
- Cooling System pada Flame detector
SUB CONTROL SYSTEM
Beberapa Parameter yang dapat menyebabkan Boiler Trip atau
MFT (Master Fuel Trip) yaitu :
- Drum pressure high
- Furnace Left side outlet pressure high
- Furnace Left side outlet pressure low
- Furnace Right side outlet pressure high
- Furnace Right side outlet pressure low
- Drum level high-high
- Drum level low-low
- All IDF trip
- All FDF trip
- All PAF trip
SUB CONTROL SYSTEM
1. FSSS (FURNACE SAFEGUARD SUPERVISORY SYSTEM)

FSSS Cabinet Flame Detector


Amplifier
SUB CONTROL SYSTEM
2. DEH (DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC)
Fungsi-fungsi DEH :
- mengatur kecepatan awal saat startup Turbine dan saat running.
- bekerja sama dengan electric control untuk memasukkan (paralel)
dengan jaringan power (listrik)
- mengontrol perubahan parameter secara online
- overspeed protection
Hardware DEH :
- DPU (Dispersive Process Unit)
- Relative I/O components
- terminal block
- redundant power supply
- operator station
- engineer station
- stand-by manual operating panel
SUB CONTROL SYSTEM
2. DEH (DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC)
Terbagi dalam dua bagian yaitu :
- Digital Electro Part
terdiri dari Electro Control Cabinet dan Operator Station
- Hydraulic Part, terdiri dari :
1. Servo Actuator
Electro Hydraulic converter, oil servo motor (MSV & GV)
2. Protecting System
shutdown manual, shutdown untuk mekanikal overspeed, ETS
3. Oil Supply System
oil supply system untuk low pressure (Main Oil Pump), oil untuk
komponen proteksi, oil untuk servo motor.
SUB CONTROL SYSTEM
2. DEH (DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC)
DEH memiliki basic control loop, antara lain :
- Speed Control Loop
Sebelum power terhubung dengan jaringan listrik, DEH
menggunakan Speed Control Loop untuk mengatur kecepatan
Turbine pada saat startup.
- Electric Power Control Loop
Setelah power terhubung dengan jaringan listrik, kecepatan Turbin
dikontrol oleh Electric Power Control Loop. Jadi kecepatan Turbin
berhubungan dengan Load Generator
- Main Steam Pressure Control Loop (auxiliary)
Main Steam Pressure menjadi point pengontrolan.
SUB CONTROL SYSTEM
2. DEH (DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC)
SPEED SET POINT

GMCB GMCB
SPEED SENSOR

SPEED CONTROL

GV1 ~ 4
CHOICE
LOAD CONTROL

LOAD SET POINT

LOAD SENSOR
R L

MAIN STEAM PRESS. TX

PRESS. CONTROL

PRESS. SET POINT


SUB CONTROL SYSTEM
2. DEH (DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC)
SUB CONTROL SYSTEM
3. ETS (EMERGENCY TRIP SYSTEM)
Merupakan sub fungsi dari DEH yang digunakan untuk memonitor
parameter-parameter safety yang penting yang berhubungan dengan
operasional turbine. Bila salah satu parameter safety tersebut
melebihi batas yang diperbolehkan akan menyebabkan turbine trip.
Parameter-parameter tersebut antara lain :
- DEH oil temperature high - Lube oil pressure low
- DEH drive feed oil pressure low - Condenser Vacuum low
- Turbine over speed - Generator Failure
- Axial shift big of the rotor - MFT (Master Fuel Trip)
- Absolute shaft vibration hard
- differential expansion big
- Bearing drain oil temperature high
- Thrust tile metal temperature high
- Radial bearing tile metal temperature high
SUB CONTROL SYSTEM
4. TSI (TURBINE SUPERVISORY INSTRUMENT)
Merupakan sub fungsi dari DEH yang digunakan untuk memonitor
parameter mekanis pada turbin secara kontinyu. Bila salah satu
parameter mekanis tersebut melebihi batas yang diperbolehkan akan
menyebabkan alarm dan turbine trip.
Parameter-parameter mekanis tersebut antara lain :
- Speed / kecepatan turbine
- Axial displacement
- Absolute shaft vibration
- Differential Expansion
- Overall (Left and Right) Expansion
- Shaft eccentricity
SUB CONTROL SYSTEM
4. TSI (TURBINE SUPERVISORY INSTRUMENT)
REDUNDANCY SYSTEM
- Pada suatu industri yang mengutamakan safety dan menghindari
terjadinya trip karena rusaknya suatu peralatan / device instrument
seperti pada power plant maka diperlukan backup system atau
redundancy system

- Redundancy system dapat berupa :


1. Hardware
2. Software
Biasanya keduanya dipakai secara bersama-sama

- Penggunaan sistem redundant diutamakan untuk bagian-bagian yang


bersifat kritis, seperti pada power plant sistem ini digunakan pada
device-device instrument yang dapat menyebabkan Boiler atau
Turbine trip.
REDUNDANCY SYSTEM
CONTOH REDUNDANCY HARDWARE :
1. Pada DCS atau PLC menggunakan sistem redundant untuk CPU atau
processornya. Biasanya pada DCS atau PLC terdapat 2 CPU, CPU
pertama sebagai primary CPU dan yang lain sebagai secondary atau
backup CPU. Secondary atau backup CPU bekerja secara Hot
Standby. Kedua CPU ini sama-sama bekerja (melakukan perhitungan
dsb) tapi Primary CPU memiliki sifat low impedancy sehingga primary
CPU bisa terhubung ke output device, sedangkan Secondary CPU
bersifat high impedancy.
Setiap saat secondary CPU melakukan pooling ke primary CPU untuk
mengetahui kondisi primary CPU dalam kondisi baik atau tidak.
Jika suatu saat primary CPU dalam kondisi failure maka secondary
CPU bersifat low impedancy dan menggantikan tugas dari primary
CPU.
Perpindahan ini sangat cepat sehingga tidak mempengaruhi proses.
REDUNDANCY SYSTEM
CONTOH REDUNDANCY HARDWARE :
2. Terdapat 3 level transmitter untuk pengukuran level steam drum
3. Terdapat 3 pressure switch untuk pengukuran pressure steam drum
4. Terdapat 3 pressure(vacuum) switch pada condenser
5. Terdapat 3 speed sensor pada Turbine yang terhubung dengan DEH
6. Terdapat 3 Differential pressure pada Furnace Left side dan 3
differential pressure pada Furnace Right side
7. dan sebagainya
REDUNDANCY SYSTEM
CONTOH REDUNDANCY SOFTWARE :
1. Untuk menangani sinyal analog :

- Median / average value


Seperti yang dijelaskan diatas bahwa ada 3 level transmitter pada
steam drum, dengan Median / average maka nilai pembacaan dari
3 transmitter tersebut diambil nilai rata-ratanya.

- Middle value
Nilai dari ketiga level tersebut dipilih nilai tengahnya.

- Selected value
Kita bisa memilih salah satu dari 3 nilai pembacaan level transmitter
tersebut
REDUNDANCY SYSTEM
CONTOH REDUNDANCY SOFTWARE :
2. Untuk menangani sinyal digital :

- 1oo2 (1 out of 2)
Bila salah satu input atau lebih dari dua input yang ada aktif atau ON
maka output akan ON.

- 2oo2 (2 out of 2)
Bila kedua input dari dua input yang ada aktif atau ON maka output
akan ON.

- 2oo3 (2 out of 3)
Bila dua input atau lebih dari tiga input yang ada aktif atau ON
maka output akan ON.
TAMAT

CAPTIVE POWER PLANT 2 x 30 MW

Anda mungkin juga menyukai