Anda di halaman 1dari 15

Control Valve

disusun oleh: Roni Heru Triyanto

Klasifikasi Control Valve menurut ISA


The Instrumentation, Systems and Automation Society (ISA) (yang pertama
kepanjanggannya adalah Instrument Society of America) mendefinisikan control
valve adalah sebagai berikut :
“sebuah alat yang dioperasikan dengan daya, yang memodifikasi kecepatan aliran
fluida didalam sistem pengontrolan proses. Alat ini terdiri dari valve yang
dihubungkan dengan mekanisme aktuator yang mampu merubah aliran pada valve
dalam rangkan merespons sinyal yang berasal dari sistem kontroler”.
Control valve secara umum dibagi menjadi dua katagori menurut gerakannya, yaitu:
 Gerakan Linier (Linear Motion)
 Gerakan Berputar (Rotary Motion)
Tipe-tipe control valve menurut kategori gerakannya adalah sbb:
Gerakan Linier
 Globe
 Gate
 Diaphragma
 Pinch atau Clamp
Gerakan Berputar
 Ball
 Butterfly
 Plug

Control valve terdiri dari tiga (3) bagian utama, yaitu aktuator, asembli body valve
dan asembli bonnet. Gambar 1 menunjukkan hubungan ketiga bagian tersebut, yang
membentuk control valve lengkap.

1 Control Valve
Gambar 1. Bagian-bagian Utama Control Valve

1. Aktuator
Aktuator atau penggerak adalah bagian dari control valve yang diikat pada
bodi valve yang dapat mengatur posisi plug valve terhadap seatnya yang ada dalam
bodi valve. Aksi dari pergerakan plug valve memungkinkan untuk mengatur aliran
yang melalui valve dari buka penuh sampai tutup rapat (dari range batas atas dan
bawah). Aktuator otomatis memungkinkan pengaturan buka tutup valve dilakukan
dari jarak jauh dengan menggunakan sinyal kontrol pneumatik atau elektrik.
Pada aktuator pneumatik, mereka secara umum dianggap sebagai peralatan
penyimpan energi atau stored energi device. Semua aktuator pneumatik berisi pegas
yang menggerakkan posisi plug valve ke posisi buka penuh dan tutup penuh. Sinyal
input pneumatik ke valve memberikan tenaga yang berlawanan dengan pegas ini
untuk mengatur valve pada posisinya yang baru. Penekanan pada pegas oleh sinyal
pneumatik mengembalikan pegas ini kedalam bentuk energi tersimpan yang akan
menggerakkan katup ke posisi tutup atau buka jika sinyal input hilang. Keistimewaan
desain ini adalah sangat kritis untuk mengamankan proses bila terjadi peristiwa
sinyal pengontrolan valve hilang. Aktuator valve harus dipilih pada posisi fail apakah
valve harus menutup atau membuka jika sinyal input hilang.

2 Control Valve
Pada Gambar 2 adalah diagram sederhana dari aktuator valve pneumatik. Jenis
diagram tersebut adalah valve dengan aktuator fail open. Ini artinya bahwa jika
sinyal input yang ke valve terganggu maka aktuator akan membuka penuh valve.

Gambar 2. Aktuator Valve Pneumatik

Aktuator dapat juga dikatakan sebagai transduser karena mengkonversi sinyal


pneumatik atau elektrik menjadi gerakan mekanis. Umumnya jenis aktuator
pneumatik menerima sinyal 3 sampai 15 psi yang menyebabkan diaphragma
menghasilkan tenaga yang akan memungkinkan plug valve bergerak penuh. Ukuran
dari aktuator adalah tergantung pada karakteristik pegas, atau jumlah tenaga yang
diperlukan untuk menekan pegas. Ketika pegas menekan stem maka stem akan
bergerak untuk merubah posisi dari katup terhadap seat didalam bodi valve. Semua
tenaga yang dihasilkan oleh diaphragma digunakan untuk menekan pegas. Ketika
tekanan udara sinyal dikurangi maka tenaga diaphragma menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan pegas sehingga pegas mendorong plug kembali pada arah yang
berlawanan. Banyaknya gerakan stem valve disebut travel. Tipikal jarak travel untuk
tipe aktuator valve adalah tiga per empat sampai satu inchi.

3 Control Valve
1.1. Jenis-jenis Aktuator
a. Aktuator Pneumatik

Gambar 3. Komponen Aktuator Pneumatik (Direct & Reverse Acting)

4 Control Valve
Aktuator Pneumatik digunakan kira-kira sembilan puluh persen dari aplikasi
di industri. Aktuator Pneumatik dapat beroperasi dengan udara, nitrogen atau gas
alam, semuanya dapat dengan mudah dibuat fail safe, respon mereka cepat, relatip
mudah dipelihara, mudah didapatkan, dan relatip tidak mahal.
Cara kerja control valve dengan penggerak pneumatik adalah sebagai berikut :

 Sebuah sinyal pneumatik (udara atau gas) dimasukkan pada bagian atas atau
bawah diaphragma (tergantung aksi control valve ).

 Sinyal tekanan tersebut menekan diaphragma, dan pelat diaphragma (yang


dihubungkan dengan stem valve) menggerakkan plug kearah turun atau
kearah naik.

 Aktuator melawan gerak diaphragma.

 Pada saat plug bergerak keatas atau mungkin juga bergerak turun maka ada
hambatan didalam port (lubang) yang kemudian berakibat aliran bisa
mengalir lebih sedikit atau lebih banyak.

 Karakteristik valve dapat dimodifikasi dengan menggunakan gabungan


perancangan plug dan cage.

Komponen-komponen dari beberapa aktuator pneumatik yang biasa digunakan


dalam industri ditunjukkan pada Gambar 3, komponen-komponen tersebut adalah:
- Diaphragma
Diaphragma adalah elemen fleksibel dibuat dari material seperti karet atau bahan
polimer sintetis, yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga pada pelat
diaphragma dan juga merupakan penyekat udara yang kuat.
- Pelat Diaphragma
Pelat diaphragma dibuat dari logam yang keras dan berfungsi untuk meneruskan
tenaga ke stem valve.
- Penutup Diaphragma
Penutup/casing diaphragma dibuat dari baja atau aluminium terdiri dari bagian atas
dan bawah, berguna untuk mendukung/supporting diaphragma dan memperangkap
tekanan.

5 Control Valve
- Pegas Aktuator
Pegas aktuator adalah pegas baja digunakan untuk melawan tenaga dari pelat
diaphragma dan akan mengembalikan stem valve pada posisi istirahat bila sinyal
dihilangkan.
- Stem Aktuator
Stem aktuator adalah batang baja berupa penyambungkan pelat diaphragma
dengan stem valve dan kemudian ke valve.
- Spring Seat
Spring seat digunakan untuk menahan/ memposisikan spring ditempat yoke.
- Spring Adjuster
Spring adjuster (penyetel pegas) berfungsi untuk menyetel regangan pegas.
- Yoke
Bentuk yoke adalah besi padat atau rangka baja merupakan kerangka aktuator.
- Stem Connector
Stem connector adalah alat untuk menyambungkan stem actuator dengan stem
valve. Indicator travel ditempatkan disini.
- Travel Indicator Scale
Skala indicator travel dipasang pada yoke untuk memberikan cara pengukuran
posisi valve antara tutup dan buka lebar. Satuan skala adalah inci atau sentimeter
atau persen travel.

Aksi Direct dan Aksi Reverse


Aktuator dapat dibuat untuk menekan stem kearah bawah (aksi direct) bila
sinyal pneumatik dinaikkan atau dapat dibuat bertindak dengan arah berlawanan
(aksi reverse), yang bila sinyal pneumatik bertambah akan menekan stem kearah
atas. Aksi ini tergantung pada apakah sinyal dimasukkan pada bagian atas atau
bagian bawah dari diaphragm, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Hal ini
memungkinkan perancang untuk memilih dengan benar posisi fail safe dari valve
didalam proses. Posisi fail dari valve bila kehilangan supply pneumatik bisa salah
satu yaitu fail open atau fail close dan ini ditentukan oleh perancang proses dengan
alasan safety.

6 Control Valve
b. Aktuator Piston
Aktuator piston beroperasi dengan suplai udara yang lebih tinggi (sekitar: 60
– 150 psi) dibanding tipe diaphragma dan oleh karena itu mampu untuk memberikan
torsi yang lebih tinggi ke valve selain itu memberikan operasi yang lebih cepat.
Aktuator piston juga memberikan stem travel lebih besar dibanding tipe diaphragma.
Tekanan beban dapat dimasukkan pada bagian atas atau bawah untuk menggerakkan
piston keatas atau kebawah. Ketika pada bagian atas dibebani dengan tekanan udara
maka bagian bawah harus di dikosongkan agar piston dapat bergerak dan sebaliknya
bila bagian bawah dibebani maka bagian atas harus dikosongkan. Gambar 4 adalah
diagram konstruksi dari aktuator piston.
Aktuator piston biasanya banyak digunakan pada aplikasi kontrol on-off atau
emergency shutdown (ESD) yang digerakkan oleh selenoid valve tiga saluran.
Aktuator piston seperti halnya aktuator yang lain ketika suatu tenaga terkena pada
plug disebabkan karena tekanan proses juga memerlukan aktuator yang mempunyai
tenaga yang tinggi untuk mempertahankan posisi valve. Kelebihan yang penting dari
tipe aktuator ini adalah bahwa ia dapat menyediakan torsi maksimum dalam dua
arah. Juga jika diperlukan dapat digerakkan dengan tenaga hidrolik. Aktuator tipe
piston kadang-kadang digunakan untuk kontrol proporsional, atau aplikasi dimana
bukaan valve harus berubah-ubah antara tutup penuh dan buka penuh.
Aktuator piston berbeban ganda mempunyai sefat sebagai “fail save
position”. “Fail save position” mempunyai arti bahwa bila ada kejadian sinyal
mengalami kegagalan maka valve tidak menutup penuh atau membuka penuh tetapi
tetap berada pada posisi terakhir. Agar memberikan posisi fail save, maka sebuah
spring harus ditambahkan untuk menggerakkan aktuator piston pada posisi buka
penuh atau tutup penuh.

7 Control Valve
Gambar 4. Typical Double-Acting Piston Actuator

c. Aktuator Elektrik
Aktuator listrik pada dasarnya adalah motor listrik yang tertutup rapat
(biasanya tiga phase) dihubungkan dengan stem valve melalui gear set. Kombinasi
dari motor, gear set, limit switch dan valve disebut valve yang dioperasikan dengan
motor atau “motor operated valve (MOV)”.
Alasan utama untuk memilih aktuator listrik adalah karena udara instrumen
atau gas bersih dan kering tidak tersedia tetapi tenaga listrik tersedia. Aktuator listrik
juga menyediakan torsi yang tinggi yang cenderung dapat melawan tenaga proses
yang tinggi yang dijumpai pada aplikasi tekanan tinggi sehingga dapat menutup
dengan rapat. Perancang harus berhati-hati dalam memilih aktuator listrik karena alat
ini tidak mode fail safe. MOV cenderung memberi reaksi lebih lambat untuk
bergerak ke range penuh.
Karena kecepatan rendah, biaya tinggi dan tidak adanya jaminan posisi safe failure
maka aktuator motor listrik dipilih hanya untuk aplikasi dimana sisft-sifat tersebut
bisa diterima.

8 Control Valve
2. Body Control Valve
Dalam aplikasinya bodi control valve berfungsi mengatur kecepatan aliran fluida
yang melewati valve dengan tujuan untuk mengendalikan atau memanipulasi proses.
Pada pengontrolan temperatur, tekanan, aliran maupun level semuanya menggunakan
sebuah control valve, dimana pengaturan alirannya dilakukan pada bodi control
valve. Hal ini dilakukan dengan memvariasi posisi plug valve yang berada didalam
bodi valve. Oleh karena itu bodi valve mempunyai sifat-sifat:
 Berisi cairan tanpa terjadi kebocoran yang keluar dari bodi valve.
 Dirancang dengan kapasitas yang tepat ( baik volume dan kecepatan aliran).
 Tahan terhadap lingkungan yang korosif dan erosif.
 Tahan terhadap perubahan dan atau pengaruh temperatur lingkungan dan
temperatur proses.
 Dapat menyangga berbagai koneksi perpipaan proses. (contoh, flanges dan
lain-lain).

a. Bodi Valve Linier


Bodi valve linier menggunakan gerakan tipe linier pada bagian dalam dari valve
tersebut untuk memodifikasi kecepatan aliran yang melewati valve. Tipe bodi valve
linier yang umum digunakan adalah :
 Globe Valve.
 Gate Valve.

- Globe Valve
Globe valve adalah valve yang menggunakan gerakan linier pada bagian yang
tertutup, terdapat satu atau lebih port (lubang) dan sebuah bodi, yang membedakan
adalah adanya rongga berbentuk globular (lubang kecil) disekitar port. Gambar 5
memperlihatkan globe valve dengan single port dan double port.
Globe valve berlubang tunggal terbentuk dari berbagai bagian-bagian, seperti yang
terlihat pada Gambar 6, bagian-bagian tersebut adalah:
 Sebuah plug valve (contoh untuk plug yang mempunyai karakteristik linear
dapat dilihat pada Gambar 7)

9 Control Valve
 Sebuah Seat Valve – Adalah bagian bodi valve dimana plug valve berkontak
untuk menutup (posisi tutup penuh).
 Stem Valve
 Packing Box
 Packing
 Packing Follower
 Bonnet : Bagian dari valve yang menahan batasan tekanan dan menuntun
gerakan stem dan berisi packing box dan seal untuk stem. Juga berhubungan
langsung dengan ruangan body dimana merupakan tempat pemasangan
bagian-bagian yang merupakan bagian integral atau menyatu dengan body
valve. Juga tempat terikatnya aktuator pada body valve.

Gambar 5. Globe Valve Berlubang Tunggal (single port) dan double port

Tujuan agar tercapai pengontrolan aliran melalui valve, maka plug valve bergerak
menjauh atau mendekat dari seat valve. Pergerakan plug valve akan dapat
memvariasi besarnya aliran fluida proses. Pada saat jarak plug valve terhadap seat
valve semakin jauh maka aliran yang melewati bodi valve juga semakin besar
demikian juga sebaliknya.

10 Control Valve
Gambar 6. Bagian-Bagian dari Body Valve

Gambar 7. Contoh plug mempunyai karakteristik linear

11 Control Valve
Cage Valve
Cage valve merupakan salah satu tipe dari Globe Valve. Sama dengan bodi
valve berlubang tunggal, hanya terdapat konstruksi untuk memasang cage, sehingga
karakteristik aliran valve dapat diubah ubah. Jenis karakteristik aliran valve terdapat
tiga jenis, yaitu: linear, equal percentage dan quick opening, seperti yang terlihat
pada Gambar 8. Sebuah cage adalah sebuah elemen trim lubang berbentuk silinder
yang dapat menuntun kelurusan gerakan plug valve terhadap seat ring dan atau
menahan seat ring didalam bodi valve. Dinding cage (kurungan) terbuat dalam
bentuk terbuka yang menentukan karakteristik aliran. Tipe cage ada yang memiliki
karakteristik aliran linear, equal percentage dan quick opening, seperti pada Gambar
9.

Gambar 8. Karakteristik Valve

12 Control Valve
Gambar 9. Tipe Kurungan (Cage) untuk Globe Valve

- Gate Valve
Gate valve adalah valve dengan gerakan yang menutup linear yang
mempunyai gate berbentuk datar dengan ujung semakin tipis, seperti yang terlihat
pada Gambar 10. Tipe valve ini tidak biasa digunakan untuk aplikasi pengontrolan.
Biasanya digunakan untuk aplikasi memblok aliran proses yang cenderung tinggi.

Gambar 10. Gate Valve

13 Control Valve
b. Body Valve Rotary
Body valve rotary adalah jenis valve dengan plug valve-nya berputar apabila
digunakan untuk mengatur aliran yang melewati valve tersebut. Untuk valve jenis ini
yang banyak di industri adalah ball valve dan batterfly valve. Ball valve
menggunakan bola spherikal dengan lubang berada ditengah yang digunakan untuk
mengatur aliran, dan butterfly valve menggunakan pelat datar yang berputar untuk
mengatur aliran yang melewati valve.

- Ball Valve
Ball Valve tediri dari bola spherikal dengan lubang dibagian tengah, seperti yang
terlihat pada Gambar 11. Pada saat bolanya berputar maka aliran akan diatur antara
nol sampai seratus persen. Tipe ball valve yang umum adalah ”Ball Valve Tekanan
Tinggi”. Ball valve tekanan tinggi dirancang terutama untuk aplikasi mengatur
tekanan tinggi dan aplikasi on-off.
Bola spherikal bergerak diantara seat plastik yang sama. Bola terbuat dari material
yang tahan terhadap kerusakan dan erosi proses.

Gambar 11. Ball Valve

14 Control Valve
Butterfly Valve
Butterfly valve terdiri dari cakram datar yang berputar untuk mengatur aliran yang
melewati valve, seperti yang terlihat pada Gambar 12. Cakram akan mengatur aliran
mulai dari nol sampai aliran penuh dengan memutar enam puluh derajat atau
sembilan puluh derajat (tergantung valve). Valve ini mempunyai kapasitas aliran
tinggi dengan pressure drop valve yang rendah.

Gambar 12. Butterfly Valve

15 Control Valve

Anda mungkin juga menyukai