Pneumatic Valve bekerja berdasarkan tekanan udara. Ini berarti udara terkompresi
adalah media yang mentransfer energi ke pengguna yang berbeda dalam sistem.
Misalnya, ke silinder untuk mencapai gerakan atau ke gripper untuk mencapai
gerakan dan kekuatan mencengkeram.
Solenoid Valve: Jenis valve ini secara umum digunakan dalam aplikasi
otomatis, karena mereka dapat dengan mudah dikontrol dengan
menggunakan sinyal listrik. Valve ini berfungsi untuk memberikan tekanan
udara pada suatu sistem. Solenoid valve terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
2/2 way dan 3/2 way. Kelemahan utama dari solenoid valve adalah bahwa
mereka tidak cocok untuk aplikasi yang menuntut operasi yang sering atau
berturut-turut, seperti pada proses industri.
Pilot Operated Valve: Valve jenis ini lebih tahan lama daripada solenoid
valve, dan cocok untuk operasi yang sering atau berturut-turut. Valve ini
berfungsi untuk memberikan tekanan udara pada suatu sistem dengan
bantuan suatu pilot (kontrol). Pilot operated valve juga terbagi lagi menjadi
dua jenis, yaitu 2/2 way dan 3/2 way. Kelemahan pilot operated valves
adalah bahwa mereka relatif mahal, dan sulit untuk diatur secara tepat.
Mechanical Valve: Valve jenis ini menggunakan mekanisme yang
sederhana untuk mengontrol aliran fluida, dan cocok untuk aplikasi dimana
operasi yang sering atau berturut-turut tidak diperlukan. Kelemahan
mechanical valves adalah bahwa mereka sulit untuk dikontrol secara tepat,
dan biasanya hanya digunakan untuk aplikasi yang sederhana.
Pressure Relief Valve: Valve jenis ini digunakan untuk mengatur tekanan
fluida dengan cara melepas tekanan yang berlebihan. Valve ini cocok untuk
aplikasi dimana konsistensi tekanan sangat penting, seperti pada sistem
hidrolik atau pneumatik. Kelemahan utama dari pressure relief valves adalah
bahwa mereka tidak dapat digunakan untuk mengatur aliran fluida, sehingga
hanya cocok untuk aplikasi tertentu.
Flow Control Valve: Valve jenis ini digunakan untuk mengatur aliran fluida
dengan cara mengatur laju alirannya secara otomatis. Valve ini sering
digunakan dalam aplikasi hidrolik dan pneumatik, karena mereka dapat
dengan mudah diatur. Kelemahan utama flow control valves adalah bahwa
mereka tidak dapat digunakan untuk mengontrol tekanan, sehingga hanya
cocok untuk aplikasi tertentu.
Check Valve: Valve jenis ini digunakan untuk mencegah aliran fluida ke
arah yang tidak diinginkan. Check valves sering digunakan dalam sistem
hidrolik dan pneumatik, karena mereka dapat dengan mudah diatur.
Kelemahan utama check valves adalah bahwa mereka tidak dapat digunakan
untuk mengontrol tekanan atau aliran fluida, sehingga hanya cocok untuk
aplikasi tertentu.
Baca Juga: Prinsip Kerja, Klasifikasi, dan Jenis Directional Control Valves
Kelebihan Pada Sistem Pneumatik
Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
Harganya yang murah
Kekurangan Pada Sistem Pneumatik
Daya mekanik yang dihasilkan kecil
Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai
penggeraknya biasanya kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara
piston cylinder dan rumah cylinder besar dan mempercepat kerusakan pada
air cylinder.
Baca Juga: Sensor Temperatur Motor Listrik Berliku
Cara Kerja Sistem Pneumatik
Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air (tabung udara)
hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9bar. Kenapa harus 6 – 9bar??
Karena bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari
cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan
berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor.
Baca berapa standar tekanan maksimal yang terdapat pada nameplate reservoir air
dari kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari
pneumatik dengan pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk
menghilangkan kandungan air pada udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup udara
(shut up valve), regulator, selenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air
cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan udara
bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan bergerak maju
sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari
air cylinder maka piston akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah
penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti
PLC ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya. Sehingga mempermudah dalam
pengaplikasiannya.
Pneumatic valve atau Katup pneumatik adalah sebuah perangkat katup yang
mengontrol pergerakkan aliran udara dengan tekanan. Pneumatic valve
terdiri dari beberapa komponen utama, seperti cylinder, piston, dan
diaphragm.
3 Komponen utama pneumatic valve yaitu: cylinder, piston, dan diaphragm
Katup pneumatik memainkan peran penting dalam sistem pneumatik.
Mereka menentukan berapa banyak udara yang melewati dan ke arah mana.
Ini berarti bahwa mereka dapat digunakan sebagai katup kontrol, tetapi juga
sebagai katup pengaman yang mematikan suplai udara dalam situasi
berbahaya atau menurunkan tekanan sistem.
Terdapat 6 Jenis Pneumatic Valve yaitu: Solenoid Valve, Pilot Operated
Valve, Mechanical Valve, Pressure Relief Valve, Flow Control Valve, dan
check valve.